ISSN : 2338 - 4794 Vol. 5. No. 2 M e i 2017 PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE DAN DEBT TO EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL Tbk Noerlita Cahyani 1) 1). Mahasiswi Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Herry Winarto 2) 2). Dosen Program Studi Manajemen UNKRIS Alamaat : Kampus UNKRIS, Jatiwaringin Jakarta Timur Email : [email protected] Abstract: In investing, investors should be able to determine what investment goals will be done. The investment decision in question is the decision to buy, sell, or retain ownership of shares. This study aims to analyze the effect simultaneously between Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) and Earning Per Share (EPS) on Stock Price, analyze partially influence between Debt to Equity Ratio (DER) to Stock Price and Analyze the partial influence between Net Profit Margin (NPM) on Stock Price and to analyze the partial influence between Earning Per Share (EPS) on Stock Price at PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL Tbk in Indonesia Stock Exchange. The analytical method used multiple linear regression analysis with the help of SPSS version 20. The result of research shows that the relationship between Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) and Earning Per Share (EPS) to stock price is very strong and positive, partially closeness relationship between Debt to Equity Ratio (DER) to the stock price is very strong and positive. Partially it can be seen that the closeness of relationship between Net Profit Margin (NPM) to stock price is low and positive, and partially closeness relationship between Earning Per Share (EPS) The stock is moderate and positive. Kata kunci : Debt equiaty ratio, net profit margin dan earning per share PENDAHULUAN Investor dan pemain saham dipasar modal perlu memiliki sejumlah informasi yang akurat berkaitan tentang dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih dan dibeli. Para investor menilai suatu perusahaan dilihat dari tiga sudut pandang yaitu seberapa jauh perusahaan dapat menghasilkan profit, seberapa besar perusahaan membagikan deviden, dan seberapa jauh perusahaan mengalami ketergantungan modal. Terdapat beberapa sektor industri yang dapat dipilih oleh investor sebagai alternatif untuk mananamkan investasinya dalam jangka panjang maupun jangka pendek.Harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk yang tercatat dalam BEI pada tahun 2010 – 2015 mengalami fluktuasi. Harga saham pada pasar modal memiliki peranan yang penting karena harga saham dapat berubah- ubah tiap waktu. Untuk meningkatkan harga sahamnya, maka perusahaan sangat perlu mengetahui faktor–faktor yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan harga sahamnya (Djazuli, 2006). Banyak peneliti yang sudah melakukan penelitian tentang analisis rasio yang berpengaruh terhadap saham yang tentu berguna bagi investor di masa mendatang, beberapa peneliti banyak menggunakan rasio ROA, ROE, EVA, Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto EPS, DER, NPM dan PER yang hasilnya mengatakan bahwa rasio-rasio tersebut berpengaruh terhadap harga saham tetapi ada juga peneliti yang mengatakan bahwa rasio-rasio tersebut tidak semuanya berpengaruh dalam menganalisis harga saham. Rasio keuangan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga saham. Dari berbagai rasio-rasio yang ada hanya beberapa yang diambil dalam penelitian ini yaitu ROE, EPS, dan DER. Return On Equity PT Medco Energi Internasional Tbk yang tercatat dalam BEI pada tahun 2010 – 2015 mengalami fluktuasi. ROE merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan. Semakin tinggi ROE maka semakin baik perusahaan tersebut di mata investor dan hal ini dapat menyebabkan harga saham perusahaan yang bersangkutan semakin naik (Tandelilin, 2001). Earning Per Share PT Medco Energi Internasional Tbk yang tercatat dalam BEI pada tahun 2010 – 2015 mengalami fluktuasi. EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggmbarkan prospek earning perusahaan dimasa depan. Semakin tinggi EPS, semakin tinggi pula keuntungan para pemegang saham per lembar sahamnya, yang akan berpengaruh pada minat investor untuk membeli saham (Haryamami, 2007). Debt to Earning Ratio PT Medco Energi Internasional Tbk yang tercatat dalam BEI pada tahun 2010 – 2015 mengalami fluktuasi .DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2007). Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh Return On Equity, Earning Per Share dan Debt To Equity secara simultan terhadap Harga Saham. LANDASAN TEORI Pasar Modal Pasar modal yang ada di Indonesia sering kita sebut sebagai Bursa Efek Indonesia. Sejak tahun 1912, awal bursa efek didirikan di Indonesia, BEI tentu telah banyak turut ikut andil dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional. Mulai dari memfasilitasi perdagangan surat berharga, membantu investor dalam menanamkan modalnya, meningkatkan cadangan modal nasional, dan masih banyak peran serta BEI dalam perekonomian Indonesia. Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2003) mendefinisikan pasar modal secara umum yaitu suatu sistem yang terorganisasi, termasuk di dalamnya bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Sedangkan yang dimaksud dengan pasar modal dalam arti sempit adalah suatu pasar yang disiapkan untuk memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis-jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. Pasar modal adalah pasar dalam pengertian abstrak yang mempertemukan calon pemodal (investor) dengan emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga di pasar modal) yang membutuhkan dana jangka panjang (Usman, dkk, 2004). Lebih luas lagi, Jogiyanto Hartono (2008), mendefinisikan tiga istilah yang berkaitan dengan pasar Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto modal yaitu pasar, modal, dan pasar modal yaitu sebagai berikut : “pasar adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual dan pembeli) dapat menegosiasikan pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas. Modal adalah suatu yang digunakan oleh perusahaan sebagai sumber dana untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangka pasar modal merupakan suatu situasi dimana para penjual dan pembeli dapat dapat melakukan negosiasi terhadap pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas dan komoditas yang dipertukarkan disini adalah modal”. prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan pasar modal diantaranya adalah saham biasa, saham preferent, obligasi, obligasi konversi, Right insue, dan waran”. (2006). Dari uraian di atas,dapat dijelaskan instrument pasar modal sebagai berikut : 1). Saham preferen (preferent stock) adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferent akan menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang sahanam preferen karena merekalah yang memasok dana ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan. 2). Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian preferent dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terlebih dahulu. Perhitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. Hanya pemegang saham biasa yang mempunyai suara dalam RUPS. 3). Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki hutang jangka panjang kepada masyarakat yaitu diatas tiga tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) dan pemegang obligasi akan menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan setiap tiga bulan atau enam bulan sekali. Pada saat pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan menerima kupon dan pokok obligasi. 4). Bukti Right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki oleh pemegang saham lama. Kebijakan right ini merupakan upaya emiten untuk Peranan Pasar Modal Rusdin (2008) mengatakan lima (5) peranan pasar modal di Indonesia, adalah sebagai berikut: 1). Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien; 2). Pasar modal sebagai alternatif investasi; 3). Pasar modal memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik; 4). Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan; 5). Peningkatan aktivitas ekonomi nasional Instrumen Pasar Modal Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagi instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Bentuk dari instrument keuangan tersebut dinamakan dengan surat berharga. Surat berharga atau sering disebut sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Menurut Dahlan Siamat, “ Instrumen pasar modal pada Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto menambah saham yang beredar, guna menambah modal perusahaan. 5). Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. 6). Indek saham dan indek obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (bedging). Perdagangan yang dilakukan tidakmemerlukan penyerahan barang secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih antara harga beli dan harga jual. suatu komponen dari Produk Domestik Bruto. Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential dan investasi residential. Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga. Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan juga bahwa elemen utama yang terkandung dalam investasi adalah waktu dan risiko, dimana pengorbanan dilakukan saat ini dan hasilnya akan diperoleh kemudian. Karena masa depan tidak pernah dapat dipastikan, maka investor mengharapkan tingkat return yang sebanding dengan risiko yang mereka hadapi atas penundaan pengeluaran di masa sekarang. Oleh karena itu, pemilihan instrumen investasi harus dilakukan secara cermat agar menghasilkan tingkat return seperti yang diharapkan oleh investor. keuangan diantaranya adalah : 1). Investasi langsung adalah pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan, dan 2). Investasi tidak langsung adalah pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan. Investasi Investasi merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan keuangan setiap individu, dimana keputusan melakukan investasi pada umumnya dilandasi oleh banyaknya ketidakpastian yang akan dihadapi di masa depan. Hal ini dikarenakan kebutuhan di masa yang akan datang sangat mungkin berubah sehingga perencanaan masa depan melalui investasi perlu dilakukan. Pengertian Investasi; Husnan (2008) mendefinisikan investasi sebagai penggunaan uang dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi merupakan penanaman modal di dalam perusahaan, dengan tujuan agar kekayaan suatu korporasi atau perusahaan bertambah. Investasi juga didefinisikan sebagai barang-barang yang dibeli oleh individu ataupun perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka (Mankiw, 2000). Investasi berdasarkan teori ekonomi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan dating. Investasi adalah Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham lainnya. Menurut Husnan (2008), “saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto menjalankan haknya”. Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi. Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti investor telah menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut (Darmadji, 2001). Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak atas sebagian dari laba perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang saham berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan dipenuhi. Pada dasarny a saham dapat digunakan untuk mencapai tiga tujuan investasi utama sebagaimana yang dikemukakan oleh Kertonegoro (2000) yaitu:a). Sebagai gudang nilai, berarti investor mengutamakan keamanan prinsipal, sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif lainnya, b). Untuk pemupukan modal, berarti investor mengutamakan investasi jangka panjang, sehingga mereka akan mencari saham pertumbuhan untuk memperoleh capital gain atau saham sumber penghasilan untuk mendapat dividen., dan c). Sebagai sumber penghasilan, berarti investor mengandalkan pada penerimaan dividen sehingga mereka akan mencari saham penghasilan yang bermutu baik dan hasil tinggi. Harga Saham Menurut (Jogiyanto, 2009) harga dasar suatu saham dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Kebanyakan harga saham berbeda dengan nilai saham, makin sedikit informasi yang bisa diperoleh untuk menghitung nilai saham, makin jauh perbedaan tersebut. Sedangkan menurut Martono (2007) harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan deviden) dan pengelolaan aset. Namun menurut Widioatmodjo (2005) harga pasar saham adalah harga jual dari investor yang satu kepada investor yang lain setelah saham tersebut dicantumkan di bursa, baik bursa utama maupun OTC (Over The Counter Market). Menurut Fakhrudin (2001) harga saham dibentuk karena adanya permintaan dan penawaran atas saham, permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena adannya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial dan politik, maupun informasi-informasi yang berkembang. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2000) mengatakan apabila kemampuan perusahaan menghasilkan laba meningkat, harga saham akan meningkat. Menurut Sartono (2008) menyatakan bahwa harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan suatu permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya apabila kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun. Menurut Pandji dan Piji (2001) saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Harga saham Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1). Harga Nominal : Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai tiap selembar saham yang dikeluarkan. 2). Harga Dasar : Harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi dan emiten. 3). Harga Pasar : Harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Saham suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan. (b). Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perubahan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan. 3). Jumlas Kas Deviden yang diberikan Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjaadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik. (a). Jumlah laba yang didapat perusahaan .Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan memepengaruhi harga saham perusahaan. (b). Tingkat Resiko dan Pengembalian. Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko makan semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima. biasanya diperdagangkan di lantai bursa dengan harga pasar yang akan berbeda-beda pada tiap-tiap waktunya, hal ini akan berkaitan dengan nilai dari suatu saham tersebut. Secara singkat, Jogiyanto mengungkapkan bahwa nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value). Jogiyanto (2009) menjelaskan: “Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham”. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut Weston dan Brigham (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham : 1). Laba perlembar saham , seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilkinya. Semakin tnggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. 2). Tingkat Bunga, Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara : (a). Mempengaruhi persaingan pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut Harahap (2004) “rasio keuangan adalah angka yang Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti”. Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005) “Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut”. Dari defenisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpanganpenyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya. Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraanperkiraan laporan keuangan. Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingkan harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting. Contoh perbandingan yang tidak dapat diinterpretasikan adalah perbandingan antara beban perlengkapan dengan harga saham karena beban perlengkapan tidak ada kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembandingan rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin (2000) yaitu: a). Cross-sectional approach. Crosssectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan. b). Time series analysis. Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis keuangan dan memiliki beberapa kegunaan. Menurut Keomn, Scott, Martin, dan Petty (2005) Terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan ketika melakukan perhitungan rasio keuangan agar diperoleh hasil perhitungan rasio lebih tepat. Sebagaimana dikemukakan oleh Simamora (2000) Pertama, untuk beberapa pengecualian, tidak ada ketentuan-ketentuan baku dan cepat untuk komputasi rasio. Kedua, dalam penghitungan banyak rasio, angka-angka laporan laba rugi dibandingkan dengan angka-angka neraca. Karena laporan laba rugi mengacu pada suatu periode waktu dan neraca mengacu pada suatu titik waktu, maka dalam penghitungan rasio-rasio adalah baik untuk menghitung rata-rata untuk angka-angka neraca. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin (2000) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis: a). Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan. B). Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto tahun 19X1. c). Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat dan d). Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama. Semakin tinggi return yang dihasilkan perusahaan, akan semakin tinggi harganya. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ROE adalah sebuah rasio yang dipergunakan oelh pemegang saham untuk mengetahui besarnya tingkat pengembalian modal dari perusahaan. Berikut rumus perhitungan ROE menurut Tambun (2007) Laba bersih setelah pajak Return On Equity Maju mundurnya perusahaan tercermin dari keuntungan yang diperoleh setiap tahun. Suatu perusahaan yang kadangkadang menderita rugi menandakan bahwa perusahaan itu menghadapi situasi yang berbahaya. Apabila investor ingin memilih salah satu diantara banyak jenis saham, maka unsurunsur neraca dan laporan laba rugi harus dibandingkan untuk mengetahui perusahaan mana yang paling produktif dilihat dari segi return on equity (Samsul : 2006). Berikut beberapa definisi tentang Return On Equity. Return on Equity adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan (Fara Dharmastuti, 2004). ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri (saham). Menurut Sutrisno (2005) ROE adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan modal sendiri yang dimiliki. Menurut Sawir (2005) ROE merupakan sebuah rasio yang sering dipergunakan oleh pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan yng bersangkutan. ROE mengukur besarnya tingkat pengembalian modal dari perusahaan. Menurut Tambun (2007) ROE digunakan untuk mengukur rate of return (tingkat imbal hasil) ekuitas. Para analis sekuritas dan pemegang saham pada umumnya sangat memperhatikan rasio ini. ROA = Total modal Semakin besar nilai ROE, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian modal semakin besar. Earning Per Share Earning Per Share merupakan rasio yang diergunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Berikut beberapa pengertian Earning Per Share menurut para ahli. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001) Earning Per Share merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Menurut Haryamami (2007) bahwa informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Semakin tinggi EPS, semakin tinggi pula keuntungan para pemegang saham per lembar sahamnya, yang akan berpengaruh pada minat investor untuk membeli saham dan secara tidak langsung memberikan pengaruh juga terhadap harga saham akibat banyaknya penawaran dari investor. Menurut Nasir Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto (2008) mengemukakan bahwa informasi tentang laba perusahaan sangat diperlukan dalam melakukan penilaian terhadap harga saham, nilai EPS yang diharapkan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor terhadap investasi dalam perusahaan tersebut. Menurut Susilo (2005) EPS adalah rasio keuangan yang paling sering digunakan mengukur kondisi dan pertumbuhan perusahaan, semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan perlembar saham bagi pemiliknya maka semakin profitabel dan menarik investasi pada perusahaan tersebut. Menurut Sutrisno (2001) Earning Per Share merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Menurut Tandelilin (2001), “Earning Per Share atau laba per lembar saham menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan atau jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa mendatang. Menurut Nachrowi (2006) dalam berinvestasi di bursa efek, investor akan memperlihatkan berbagai aspek, yang salah satunya adalah penghasilan per lembar saham (Earning Per Share). EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan. Menurut Prastowo (2005), laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham dimasa datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. Menurut Widoatmodjo (2005), menerangkan bahwa, “Earning Per Share merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. Perhitungan EPS dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba bersih setelah pajak EPS = Jumlah saham beredar Debt to Equity Ratio Hutang merupakan sumber pendanaan eksternal yang menjadi salah satu bagian penting bagi suatu perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan dapat dinilai, salah satunya dengan memperhatikan utang perusahaan. Utang juga menjadi bahan pertimbangan bagi seorang investor untuk menentukan saham pilihan. “DER adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi utangnya dengan modal yang mereka miliki” (Arifin, 2002). “DER yang tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan juga semakin berat” (Stella, 2009). Nilai perusahaan akan menurun jika perusahaan menggunakan utang lebih dari modal sendiri (Sudana, 2011). “Jika suatu perusahaan menanggung beban utang yang tinggi, yaitu melebihi modal sendiri yang dimiliki, maka harga saham perusahaan akan menurun” (Devi dan Sudjarni, 2012). “DER adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi utangnya dengan modal yang mereka miliki” (Arifin, 2002). Satuan DER adalah persen dan rumus yang digunakan untuk menghitung DER adalah: (Harmono, 2009:112) Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto Return On Equity digunakan perusahaan sebagai pengukuran perusahaan seberapa besar keuntungan yang diperoleh atas pengembalian modal perusahaan. Debt to Equity Ratio digunakan perusahaan sebagai penggunaan modal pinjaman disamping modal sendiri dan diharapkan akan memberikan tambahan keuntungan lebih besar yang bisa meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham yang lebih tinggi (capital gaint). demikian juga earning per share merupakan perbandingan antara keuntungan bersih setelah pajak dengan pendapatan per lembar saham yang beredar. Dimana jika pendapatan harga lembar saham naik maka masyarakat akan menilai kinerja perusahaan bagus sehingga diharapkan harga saham akan meningkat. Analisis Debt to Equity Ratio Analisis Debt to Equity Ratio, dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : METODE PENELITIAN Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Analisis Return On Equity Analisis Return On Equity, dilakukan dengan menggunakan rumus sebagi berikut: Analisis Earning Per Share Analisis Earning Pershare, dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kemudian dianalisis dengan menggunakan korelasi, regresi baik secara berganda maupun sederhana serta pengujian hipotesis. ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Return On Equity, Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio secara simultan terhadap Harga saham Untuk mengetahui sejauh mana keeratan hubungan antara return on equity , earning per share dan debt to equity ratio terhadap harga saham secara simultan, maka penulis melakukan pengujian keeratan hubungan variabel X1, X2, X3dan Y, sebagai berikut: Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto Tabel 1: Uji ROE, EPS dan DER (Simultan) terhadap Harga Saham PT Medco Energi Internasional Tbk periode 2011-2015 Model R R square Cost anta ROE DER Coefisi en B Sig a 0.03 0,05 21.456 0.679 0.462 12.17 8 EPS -4.766 -.011 Pengujian Signifikan Fhitung > F tabel = 4.001 > 3.385 Keterangan : Variabel dependen Harga Saham Sumber : tabel diolah dari lampiran 2, tahun 2016 Analisis Korelasi Dilihat dari tabel. 1 diatas diperoleh hasil perhitungan dimana besarnya koefisien korelasi antara return on equity, earning per sahare dan debt to equity ratio terhadap harga saham pada PT. Medco Energi Internasional Tbk, sebesar 0,679 atau 67,9% yang artinya menunjukan bahwa korelasi atau hubungan antara ketiga variabel independen yaitu ROE, EPS dan DER terhadap variabel dependen yaitu harga saham adalah kuat. Korelasi positif menunjukan bahwa hubungan ROE, EPS dan DER terhadap harga saham searah. Artinya, jika variabel ROE, EPS dan DER naik, maka harga saham akan meningkat juga. Hubungan ROE, EPS dan DER terhadap harga saham signifikan, hal ini dilihat dari angka signifikansi (sig) sebesar 0,03 yang lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Analisis Koefisien Determinasi Pada model regresi berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan melihat besarnya koefisien determinasi (R2). Dari tabel diatas, besarnya kontribusi pengaruh DER dan EPS terhadap harga saham, terlihat pada angka R square atau koefisien determinasi yaitu 0,462 artinya, variable ROE, EPS, dan DER memberikan kontribusi sebesar 46,2% terhadap harga saham. Nilai R square antara variable bebas dan variable terikat adalah 0,462 Sedangkan sisanya 53,8% dipengaruhi oleh variable lain. Analisis Regresi Berganda Berdasarkan tabel di atas maka dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 12,178 + 21,456ROE – 4,766DER - 0,011EPS + € Dari persamaan regresi di atas maka dapat diinterpretasikan beberapa hal, antara lain: 1). Konstanta memiliki nilai sebesar 12,178 ini menunjukan ROE,DER dan EPS sama dengan nol, maka Harga saham memiliki nilai 4,233. 2). ROE, memiliki nilai koefisien regresi sebesar 21,456 ini berarti jika variabel independen lain nilainya tetap atau tidak berubah, maka setiap kenaikan 1 poin atau 1% ROE akan meningkatkan harga saham sebesar 21,456. Koefisien ROE bernilai positif artinya terdapat hubungan yang searah antara ROE dengan Harga saham artinya semakin meningkat nilai ROE maka akan meningkatkan harga saham. 3). DER, Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto memiliki nilai koefisien regresi sebesar 4,766, ini berarti jika variabel independen lainnya tetap atau tidak berubah, maka setiap kenaikan 1 poin atau 1% DER akan menurunkan harga saham sebesar 4,766. Koefisien DER benilai negatif artinya terdapat hubungan yang tidak searah antara DER dengan Harga Saham dimana semakin tinggi nilai DER maka akan menurunkan harga saham. 4). EPS memiliki nilai koefisien regresi sebesar – 0,011, ini berarti jika variabel independen lainnya tetap atau tidak berubah, maka setiap kenaikan 1 poin atau 1% EPS akan menurunkan harga saham sebesar 0,011 Koefisien EPS bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang tidak searah antara EPS dengan Harga saham artinya semakin meningkat nilai EPS maka akan menurunkan harga saham. Tabel 4.5 diatas probabilitas (sig) nilai Fhitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya ada pengaruh signifikan antara ROE,EPS dan DER terhadap Harga saham. Dengan kata lain, variabel-variabel independen ini secara simultan mempengaruhi variabel dependen. Uji ini juga dapat dilihat dari perbandingan antara F-hitung dengan Ftabel. Dengan hipotesis berbunyi: Dimana jika F-hitung>F-tabel, maka HA diterima atau secara bersama-sama ROE, DER dan EPS dapat menerangkan variabel terikatnya secara serentak. Sebaliknya apabila Fhitung<F-tabel, maka HO diterima atau secara bersama-sama variabel bebas tidak memiliki dampak terhadap variabel terikat. Pada tabel 4.5 diatas nilai F-hitung sebesar = 4,001 lebih besar dari F-tabel sebesar 3,385 maka HO ditolak dan HA diterima, maka disimpulkan ROE, DER dan EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga saham pada tingkat α = 0,05. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Untuk mengetahui signifikan atau tidak dampak secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan probability sebesar 5% (α= 0,05). Jika probability (sig) nilai Fhitung < dari 0,05 maka variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dilihat pada Analisis Retun On Equity (ROE) terhadap Harga Saham Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity terhadap harga saham, maka dilakukan uji statistik secara parsial sebagai berikut : Tabel. 2 : Uji ROE (Parsial) terhadap Harga saham PT. Medco Energi Internasional Tbk. Periode tahun 2011 – 2015 Model R R square Costa nta Coefisien B Sig α ROE 0.086 0.007 2.511 -2.306 0.00 0.05 Pengujian Signifikan t hitung > t tabel = 12.912 > 2.101 Keterangan : Variabel dependen Harga Saham Sumber : tabel diolah dari lampiran 3, tahun 2016 Analisis Korelasi Dilihat dari Tabel 2 diatas diperoleh hasil perhitungan dimana besarnya koefisien korelasi antara Return On Equity dan harga saham pada PT Medco Energi Internasional Tbk, sebesar 0,086 yang artinya bahwa ROE mempunyai hubungan lemah terhadap harga saham. Korelasi positif menunjukan bahwa hubungan antara ROE dan harga saham searah. Artinya, jika ROE naik, maka harga saham akan meningkat juga. Hubungan antara ROE dan harga saham signifikan, hal ini dilihat dari angka signifikansi (sig) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Analisis Koefisien Determinasi Dari Tabel 2 diatas besarnya kontribusi pengaruh return on equity terhadap harga saham, dengan melihat angka R square atau koefisien determinasi yaitu sebesar 0.007 artinya, variable ROE memberikan kontribusi pengaruh sebesar 0,07% terhadap harga saham. Nilai R square antara DER terhadap harga saham adalah 0,007. Sedangkan sisanya 99,93% dipengaruhi oleh variable lain. Analisis Regresi Sederhana Berdasarkan Tabel 2 di atas maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Y = 2,511- 2,306ROE Konstanta sebesar 2,511 mempunyai arti jika ROE sama dengan nol, maka harga saham sebesar 2,511. Angka koefisien regresi sebesar -2,306 dan negatif, angka tersebut mempunyai arti bahwa setiap kenaikan 1 poin atau 1% ROE akan menurunkan harga saham sebesar 2,306. Koefisien ROE bernilai negatif artinya terdapat hubungan yag tidak searah antara ROE dengan Harga Saham dimana semakin tinggi ROE akan menurunkan harga saham. Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t) Pengujian secara terpisah atau parsial bertujuan untuk melihat apakah masingmasing varibel independen berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari probabilitas (sig). Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 atau α =5%, maka dapat disimpulkan bahwa ROE secara terpisah berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 atau α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa variabel ROE secara terpisah tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 3 diatas secara parsial menunjukan probabilitas ROE sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya variabel return on equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dilihat dari perbandingan antara thitung dengan t-tabel dengan ketentuan dimana t-hitung>t-tabel, maka HA diterima atau return on equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sebaliknya apabila t-hitung<t-tabel, maka HO diterima atau return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pada Tabel 3 diatas, nilai t-hitung pada ROE sebesar lebih besar dari t-tabel sebesar 2,101, maka HO ditolak dengan ketentuan menerima HA artinya variabel ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tingkat α = 0,05. Analisis Earning Per Share terhadap Harga Saham Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share terhadap harga saham, maka dilakukan uji statistik secara parsial sebagai berikut : Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto Tabel 3 : Uji EPS (Parsial) terhadap Harga saham PT. Medco Energi Internasional Tbk. Periode tahun 2011 – 2015 Tabel R Costan Coefisien R Sig α 3: square ta B Model EPS 0.047 0.002 2.502 0.001 0.00 0.05 Pengujian Signifikan t hitung > t tabel = 11.663 > 2.101 Keterangan : Variabel dependen Harga Saham Sumber : tabel diolah dari lampiran 5, tahun 2016 Analisis Korelasi Dilihat dari Tabel 3 diatas diperoleh hasil perhitungan dimana besarnya koefisien korelasi antara EPS dan harga saham pada PT Medco Energi Tbk, sebesar 0,047 yang artinya bahwa EPS mempunyai hubungan yang sedang terhadap harga saham. Korelasi positif menunjukan bahwa hubungan EPS dan harga saham searah. Artinya, jika EPS naik, maka harga saham akan meningkat juga. Hubungan antara EPS dan harga saham signifikan, hal ini dilihat dari angka signifikansi (sig) sebesar 0,00 yang lebih kecil dari 0,05 atau 5% Analisis Koefisien Determinasi Dari Tabel 3 diatas besarnya kontribusi pengaruh earning per share terhadap harga saham, dengan melihat angka R square atau koefisien determinasi yaitu sebesar 0,002 artinya, variable EPS memberikan kontribusi pengaruh sebesar 0,02% terhadap harga saham. Nilai R square antara EPS dan harga saham adalah 0,002 Sedangkan sisanya 99,98% dipengaruhi oleh variable lain. Analisis Regresi sederhana Berdasarkan Tabel 3 di atas, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Y = 2,502 + 0,001 EPS Konstanta sebesar 2,502 mempunyai arti EPS sama dengan nol, maka harga saham sebesar 2,502. Angka koefisien regresi sebesar 0,001 dan positif, angka tersebut mempunyai arti bahwa setiap kenaikan 1 poin atau 1% variabel EPS akan meningkatkan harga saham sebesar 0,001 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t) Pengujian secara terpisah atau parsial bertujuan untuk melihat apakah varibel erning per share berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi pengaruh EPS terhadap harga saham dapat dilihat dari probabilitas (sig). Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 atau α =5%, maka dapat disimpulkan bahwa EPS secara terpisah berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 atau α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa EPS secara terpisah tidak berpengaruh terhadap harga saham. Pada Tabel 3 diatas nilai probabilitas EPS sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 artinya variabel EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dilihat dari perbandingan antara t-hitung dengan ttabel dengan ketentuan dimana t-hitung>ttabel, maka HA diterima atau erning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sebaliknya apabila t- Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto hitung<t-tabel, maka HO diterima atau earning per share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pada Tabel 5 diatas, nilai t-hitung pada EPS sebesar 11,663 lebih besar dari t-tabel sebesar 2,101, maka HO ditolak dengan ketentuan menerima HA artinya variabel earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tingkat α = 0,05. Analisis Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham Tabel 4 : Uji DER (Parsial) terhadap Harga saham PT. Medco Energi Internasional Tbk. Periode tahun 2011 – 2015 Mode l R R square Costa nta Coefisien B Sig α DER 0.503 0.253 7.487 -2.547 0.003 0.05 Pengujian Signifikan t hitung > t tabel = 3.469 > 2.101 Keterangan : Variabel dependen Harga Saham Sumber : tabel diolah dari lampiran 4, tahun 2016 Analisis Korelasi Dilihat dari Tabel 4 diatas diperoleh hasil perhitungan dimana besarnya koefisien korelasi antara debt to equity ratio dan harga saham pada PT Medco Energi Internasional Tbk, sebesar 0,503 yang artinya bahwa DER mempunyai hubungan yang sedang terhadap harga saham. Korelasi positif menunjukan bahwa hubungan antara DER dan harga saham searah. Artinya, jika DER naik, maka harga saham akan meningkat juga. Hubungan antara DER dan harga saham signifikan, hal ini dilihat dari angka signifikansi (sig) sebesar 0,003 yang lebih kecil dari 0,05 atau 5%. 25,3% terhadap harga saham. Nilai R square antara DER terhadap harga saham adalah 0,253. Sedangkan sisanya 74,7% dipengaruhi oleh variable lain. Analisis Koefisien Determinasi Dari Tabel 4 diatas besarnya kontribusi pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham, dengan melihat angka R square atau koefisien determinasi yaitu sebesar 0,253 artinya, variable DER memberikan kontribusi pengaruh sebesar Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t) Pengujian secara terpisah atau parsial bertujuan untuk melihat apakah masingmasing varibel independen berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari Anslisis Regresi Sederhana Berdasarkan Tabel 4 di atas maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Y = 7,487 - 2,547 DER Konstanta sebesar 7,487 mempunyai arti jika DER sama dengan nol, maka harga saham sebesar 7,487. Angka koefisien regresi sebesar - 2,547 dan negatif, angka tersebut mempunyai arti bahwa setiap kenaikan 1 poin atau 1% DER akan menurunkan harga saham sebesar 2,547 Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto probabilitas (sig). Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 atau α =5%, maka dapat disimpulkan bahwa DER secara terpisah berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 atau α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa variabel DER secara terpisah tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4 diatas secara parsial menunjukan probabilitas DER sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05 artinya variabel debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dilihat dari perbandingan antara thitung dengan t-tabel dengan ketentuan dimana t-hitung>t-tabel, maka HA diterima atau debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sebaliknya apabila t-hitung<t-tabel, maka HO diterima atau debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pada Tabel 4 diatas, nilai t-hitung pada DER sebesar 3.469 lebih besar dari ttabel sebesar 2.101, maka HO ditolak dengan ketentuan menerima HA artinya variabel DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tingkat α = 0,05. dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian, seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, dan fundamental perusahaan lainnya seperti pada rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan lain sebagainya. Selain itu, nilai F hitung sebesar 4.001 dengan taraf signifikansi sebesar 0,001 (sig α < 0,05) . Pengaruh antara Return On Equity terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil analisis, dapat dilihat bahwa variabel return on equity berpengaruh terhadap harga saham. Dimana nilai koefisien determinasi sebesar. Artinya, sebesar 0,007 harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk dipengaruhi oleh ROE, sedangkan sisanya sebesar 99,93% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar model penelitian, seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, dan fundamental perusahaan lainnya seperti pada rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan lain sebagainya. Selain itu diperoleh nilai t-hitung sebesar 12.912 dengan tingkat signifikasi 0,000 (sig α < 0,05). hasil ini menunjukkan bahwa variabel return on equity memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, ini menunjukan apabila ROE tinggi maka harga saham juga akan naik. Hasil yang didapatkan ini sesuai dengan teori penelitian empiris sebelumnya dengan hipotesis yang diajukan Apabila ROE perusahaan tinggi maka ada kemungkinan harga saham perusahaan akan naik. Semakin besar nilai ROE, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian modal semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori apabila kondisi keuangan yang tercermin dalam rasio ROE menunjukkan peningkatan maka minat investor untuk menanamkan modalnya akan semakin besar sehingga menyebabkan harga saham naik. PEMBAHASAN Pengaruh antara Return On Equity, Debt to Equity Ratio dan Earning Per Share secara simultan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil analisis, dapat dilihat bahwa ROE, DER dan EPS secara simultan berpengaruh terhadap harga saham, dimana nilai R square adalah 0.462. Artinya, sebesar 46,2% harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk dipengaruhi oleh return on equity, debt to equity ratio dan earning pershare, sedangkan sisanya sebesar 53,8% Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto Pengaruh antara Earning Per Share terhadap harga saham Berdasarkan hasil analisis, dapat dilihat bahwa variabel earning per share berpengaruh terhadap harga saham. Dimana nilai koefisien determinasi sebesar 0.002. Artinya, sebesar 0,02% harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk dipengaruhi oleh variabel EPS ,sedangkan sisanya sebesar 99,98% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian, seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, dan fundamental perusahaan lainnya seperti pada rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan lain sebagainya. Selain diperoleh nilai t hitung sebesar 11.663 dengan tingkat signifikasi 0,000 (sig α < 0,05). hasil ini menunjukkan bahwa variabel Earning pershare memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, ini menunjukan apabila EPS tinggi maka harga saham juga akan naik. Hasil yang didapat ini sesuai dengan teori penelitian empiris sebelumnya dengan hipotesis yang diajukan apabila semakin besar Earning Per Share maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari setiap lembar saham juga akan semakin besar, keuntungan yang besar menarik minat investor untuk memiliki saham tersebut. Permintaan yang besar terhadap saham tersebut nantinya akan meningkatkan harga saham (Fara Dharmastuti, 2004). Hal itu sesuai dengan teori apabila kondisi keuangan yang tercermin dalam rasio Earning Per Share menunjukkan peningkatan maka minat investor untuk menanamkan modalnya akan semakin besar sehingga menyebabkan harga saham naik Dimana nilai koefisien determinasi sebesar 0.253. Artinya, sebesar 25,3% harga saham PT Medco Ewnergi Internasional dipengaruhi oleh DER ,sedangkan sisanya sebesar 74,7% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar model penelitian, seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, dan fundamental perusahaan lainnya seperti pada rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan lain sebagainya. Selain itu diperoleh nilai t-hitung sebesar 3.469 dengan tingkat signifikasi 0,003 (sig α < 0,05). hasil ini menunjukkan bahwa variabel Debt to equity ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, ini menunjukan apabila DER tinggi maka harga saham juga akan naik. Hasil yang didapatkan ini berbanding terbalik dengan teori penelitian empiris sebelumnya dengan hipotesis yang diajukan Apabila Debt To Equity Ratio perusahaan tinggi maka ada kemungkinan harga saham perusahaan akan rendah karena apabila perusahaan memperoleh laba perusahaan akan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar hutangnya dibandingkan membayar dividen (Fara Dharmastuti, 2004). Sebaliknya, apabila tingkat Debt To Equity Ratio rendah maka membawa dampak meningkatnya harga saham di bursa. Pengaruh antara Debt to Equity Ratio terhadap harga Saham Berdasarkan hasil analisis, dapat dilihat bahwa variabel debt to equity ratio berpengaruh terhadap harga saham. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : Berdas arkan hasil penelitian, Return On Equity (X1), Earning Pershare (X2) dan Debt to Equity Ratio (X3) secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham PT Meco Energi Internasional Tbk. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 > α = Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto 0,05 dan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 0.462. Hal ini berarti ROE, EPS dan DER secara simultan mempunyai pengaruh yang sedang terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial Return On Equity (X1) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham PT Lippo General Insurance Tbk. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 > α = 0,05. Dan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 0,007. Hal ini menunjukan bahwa investor memandang Return On Equity merupakan fundamental perusahan yang berpengaruh kecil dalam melakukan keputusan berinvestasi. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial Earning pershare (X2) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 > α = 0,05 Dan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 0,002. Hal ini menunjukan bahwa investor memandang Earning Pershare merupakan fundamental perusahaan yang berpengaruh kecil dalam melakukan keputusan berinvestasi. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial Debt to Equity Ratio (X1) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 > α = 0,05. Dan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 0.253 Hal ini menunjukan bahwa investor memandang Debt To Equity Ratio merupakan fundamental perusahan yang penting dalam melakukan keputusan berinvestasi. DER, karena dalam penelitian ini rasio tersebut yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Bagi perusahaan harus dapat menjaga kestabilan kinerja perusahaan dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan, sehingga diharapkan perusahaan agar lebih maju dan meningkatkan harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk. Agar dimasa mendatang, perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dan dapat memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham. Bagi pembaca analisis ini bisa digunakan sebagai dasar acuan penelitian lebih lanjut lagi terhadap rasio – rasio yang di gunakan dalam analisis keuangan suatu perusahaan atau bukan perusahaan. Saran Bagi investor dan calon investor yang hendak melakukan investasi sebaiknya melihat dan menganalisis terlebih dahulu dalam memilih perusahaan dengan mempertimbangkan rasio ROE, EPS dan DAFTAR PUSTAKA Amanda, Astrid, 2012, “ Pengaruh DER, ROE, EPS dan PER terhadap Harga saham” Universitas Brawijaya, Jakarta. Dahlan Siamat, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan Perbankan”, edisi kesatu, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Darmadji, Tjipto dan Hendi M. Fakhrudin. 2001, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Pertama,Salemba Empat, Jakarta. Devi dan Sudjarni. (2012). “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pendapatan Saham dengan DPR sebagai Variabel Moderasi di BEI”. Universitas Udayana, Bali. Dharmastuti, Fara.2004. ”Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Keuangan Terhada Harga Saham Perusahaan Go Pulbik di BEJ”, Jurnal Manajeman Vol 1 No.1, Fakultas Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto Ekonomi Universitas Atmajaya, Jakarta Djazuli, Abid, 2006, Pengaruh EPS, ROI, dan ROE Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Manufacturing Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) Dorothea, Ratih, Pengaruh EPS, PER, DER, ROE terhadap Harga saham, Universitas Diponegoro, Semarang. Dwiatma, Analisis Pengaruh EPS, ROE, dan DER terhadap harga saham, Universitas Diponedoro, Semarang. Fakhruddin, Sopian Hadianto, 2001, Perangkat Dan Model Analisis Investasi Di Pasar Modal, PT. Elex Media Komunikasi, Jakarta. Harahap, Sofyan Safri, 2004, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Harmono, 2009, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis), Bumi Aksara, Jakarta. Haryamani, 2007, Pengaruh Rasio – Rasio Keuangan dan Tingkat Inflasi Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri yang Go Publik di PT. Bursa Efek Jakarta Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 5 (Desember). No.3. Fakultas Ekonomi UPN Veteran, Surabaya. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 2000. Dasar-dasar Teori Portofolio. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Jogiyanto. 2009. Metodologi Penelitian Sistem informasi. CV Andi Offset Yogyakarta. Jogiyanto, Hartono, 2008, Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Yogyakarta. Kasmir, 2007. Analisis Laporan keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Keomn, Arthur J, David F. Scott Jr., John D. Martin, dan J. William Petty, 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Ketujuh, Alih Bahasa oleh Chaerul D. Djakman, Salemba Empat, Jakarta. Kertonegoro, Santanoe, 2000, Analisa dan Manajemen Investasi, Widyapress, Jakarta. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2003, Analisis Laporan Keuangan, AMP-YKPN,Yogyakarta Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makroekonomi Edisi Keempat. Terjemahan : Imam Nurmawan. Jakarta : Erlangga. Martono & D.Agus Harjito. 2007. Manajemen keuangan. : Ekonisia, Yogyakarta. Munawir. 2007. “ Analisis Laporan Keuangan” Liberti :Yogyakarta Nachrowi, Nachrowi D. 2006. Ekonometrika: Pendekatan Populer dan Praktis Untuk Ekonomi dan Keuangan. Penerbit Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta. Nasir, M. 2008, Pengaruh EPS, Tingkat bunga dan DER terhadap harga saham. Universitas Indonesia, Jakarta. Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, 2001, Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi. Penerbit PT. RINEKA CIPTA, Jakarta. Prasetyo, Budi Antok (2012), Pengaruh ROA, ROE, NPM, EPS, dan DTAR Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya. Rusdin, 2008, Pasar Modal, cetakan kedua, Alfabeta, Bandung. Samsul, Mohamad, 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Erlangga, Jakarta Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Noerlita Cahyani dan Herry Winarto Sartono, R Agus. 2008. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi, BPFE, Yogyakarta. Sawir, Agnes. 2005. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Simamora, Henry, 2000. Akuntansi: Basis Pengambilan Keputusan, Jilid Dua, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Sunariyah, 2003, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal , UUP AMP YKPN, Yogyakarta. Stella. 2009. Pengaruh Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Price to Book Value Terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Sugiyono, 2008, Metode penelitian bisnis (Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D), Penerbit: Alfabeta Bandung Sudana, I made, 2011, Manajemen keuangan perusahaan, Erlangga, Jakarta. Susilo, 2005. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada perusahaan LQ45 di BEJ , Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan Edisi Pertama, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta. Syamsuddin. Lukman. (2000). Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Keempat Edisi Baru. Raja Grafindo Persada. Jakarta Tambun, 2007, Menilai Harga Wajar Saham, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio, Penerbit BPFE, Yogyakarta Weston dan Brigham, 2001, Dasar-dasar Manajemen Keuangan 1. Erlangga, Jakarta. Widiatmodjo, Sawidji. 2008. Forex Online Trading Jakarta : Elex Media Komputindo, Jakarta. Wild, John J Subrayanman, K.R Haley, Robert F 2005, Financial Statement, Analysis Firs book, Salemba Empat, Jakarta. www.duniainvestasi.com www.idx.co.id www.google.com www.medcoenergi.com