PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE DAN

advertisement
ISSN : 2338 - 4794
Vol. 5. No. 2 M e i 2017
PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE DAN DEBT
TO EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL Tbk
Noerlita Cahyani 1)
1). Mahasiswi Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Herry Winarto 2)
2). Dosen Program Studi Manajemen UNKRIS
Alamaat : Kampus UNKRIS, Jatiwaringin Jakarta Timur
Email : [email protected]
Abstract: In investing, investors should be able to determine what investment goals will be done. The investment
decision in question is the decision to buy, sell, or retain ownership of shares. This study aims to analyze the
effect simultaneously between Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) and Earning Per Share
(EPS) on Stock Price, analyze partially influence between Debt to Equity Ratio (DER) to Stock Price and
Analyze the partial influence between Net Profit Margin (NPM) on Stock Price and to analyze the partial
influence between Earning Per Share (EPS) on Stock Price at PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL Tbk in
Indonesia Stock Exchange. The analytical method used multiple linear regression analysis with the help of SPSS
version 20. The result of research shows that the relationship between Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit
Margin (NPM) and Earning Per Share (EPS) to stock price is very strong and positive, partially closeness
relationship between Debt to Equity Ratio (DER) to the stock price is very strong and positive. Partially it can be
seen that the closeness of relationship between Net Profit Margin (NPM) to stock price is low and positive, and
partially closeness relationship between Earning Per Share (EPS) The stock is moderate and positive.
Kata kunci : Debt equiaty ratio, net profit margin dan earning per share
PENDAHULUAN
Investor dan pemain saham dipasar
modal perlu memiliki sejumlah informasi
yang akurat berkaitan tentang dinamika
harga saham agar bisa mengambil
keputusan tentang saham perusahaan yang
layak untuk dipilih dan dibeli. Para
investor menilai suatu perusahaan dilihat
dari tiga sudut pandang yaitu seberapa jauh
perusahaan dapat menghasilkan profit,
seberapa besar perusahaan membagikan
deviden, dan seberapa jauh perusahaan
mengalami
ketergantungan
modal.
Terdapat beberapa sektor industri yang
dapat dipilih oleh investor sebagai
alternatif untuk mananamkan investasinya
dalam jangka panjang maupun jangka
pendek.Harga saham PT Medco Energi
Internasional Tbk yang tercatat dalam BEI
pada tahun 2010 – 2015 mengalami
fluktuasi. Harga saham pada pasar modal
memiliki peranan yang penting karena
harga saham dapat berubah- ubah tiap
waktu. Untuk meningkatkan harga
sahamnya, maka perusahaan sangat perlu
mengetahui faktor–faktor yang sangat
berpengaruh terhadap peningkatan harga
sahamnya (Djazuli, 2006). Banyak peneliti
yang sudah melakukan penelitian tentang
analisis rasio yang berpengaruh terhadap
saham yang tentu berguna bagi investor di
masa mendatang, beberapa peneliti banyak
menggunakan rasio ROA, ROE, EVA,
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
EPS, DER, NPM dan PER yang hasilnya
mengatakan bahwa rasio-rasio tersebut
berpengaruh terhadap harga saham tetapi
ada juga peneliti yang mengatakan bahwa
rasio-rasio tersebut tidak semuanya
berpengaruh dalam menganalisis harga
saham. Rasio keuangan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan harga saham. Dari berbagai
rasio-rasio yang ada hanya beberapa yang
diambil dalam penelitian ini yaitu ROE,
EPS, dan DER. Return On Equity PT
Medco Energi Internasional Tbk yang
tercatat dalam BEI pada tahun 2010 – 2015
mengalami fluktuasi. ROE merupakan
salah satu rasio profitabilitas yang
menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba bagi pemegang
saham
atas modal
yang mereka
investasikan dalam perusahaan. Semakin
tinggi ROE maka semakin baik perusahaan
tersebut di mata investor dan hal ini dapat
menyebabkan harga saham perusahaan
yang
bersangkutan
semakin
naik
(Tandelilin, 2001). Earning Per Share PT
Medco Energi Internasional Tbk yang
tercatat dalam BEI pada tahun 2010 – 2015
mengalami fluktuasi. EPS merupakan
informasi yang dianggap paling mendasar
dan berguna, karena bisa menggmbarkan
prospek earning perusahaan dimasa depan.
Semakin tinggi EPS, semakin tinggi pula
keuntungan para pemegang saham per
lembar sahamnya, yang akan berpengaruh
pada minat investor untuk membeli saham
(Haryamami, 2007). Debt to Earning
Ratio PT Medco Energi Internasional Tbk
yang tercatat dalam BEI pada tahun 2010 –
2015
mengalami
fluktuasi
.DER
merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini
berguna untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan peminjam (kreditor)
dengan pemilik perusahaan. Dengan kata
lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
untuk jaminan utang (Kasmir, 2007).
Tujuan Penelitian untuk mengetahui
pengaruh Return On Equity, Earning Per
Share dan Debt To Equity secara simultan
terhadap Harga Saham.
LANDASAN TEORI
Pasar Modal
Pasar modal yang ada di Indonesia
sering kita sebut sebagai Bursa Efek
Indonesia. Sejak tahun 1912, awal bursa
efek didirikan di Indonesia, BEI tentu telah
banyak turut ikut andil dalam pelaksanaan
pembangunan ekonomi nasional. Mulai
dari memfasilitasi perdagangan surat
berharga, membantu investor dalam
menanamkan modalnya, meningkatkan
cadangan modal nasional, dan masih
banyak
peran
serta
BEI
dalam
perekonomian Indonesia.
Pengertian Pasar Modal
Menurut
Sunariyah
(2003)
mendefinisikan pasar modal secara umum
yaitu suatu sistem yang terorganisasi,
termasuk di dalamnya bank-bank komersial
dan semua lembaga perantara dibidang
keuangan serta keseluruhan surat-surat
berharga yang beredar. Sedangkan yang
dimaksud dengan pasar modal dalam arti
sempit adalah suatu pasar yang disiapkan
untuk memperdagangkan saham-saham,
obligasi-obligasi, dan jenis-jenis surat
berharga lainnya dengan memakai jasa
para perantara pedagang efek. Pasar modal
adalah pasar dalam pengertian abstrak yang
mempertemukan calon pemodal (investor)
dengan
emiten
(perusahaan
yang
menerbitkan surat berharga di pasar modal)
yang membutuhkan dana jangka panjang
(Usman, dkk, 2004). Lebih luas lagi,
Jogiyanto Hartono (2008), mendefinisikan
tiga istilah yang berkaitan dengan pasar
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
modal yaitu pasar, modal, dan pasar modal
yaitu sebagai berikut : “pasar adalah suatu
situasi dimana para pelakunya (penjual dan
pembeli) dapat menegosiasikan pertukaran
suatu komoditas atau kelompok komoditas.
Modal adalah suatu yang digunakan oleh
perusahaan sebagai sumber dana untuk
melaksanakan
kegiatan
perusahaan.
Sedangka pasar modal merupakan suatu
situasi dimana para penjual dan pembeli
dapat dapat melakukan negosiasi terhadap
pertukaran suatu komoditas atau kelompok
komoditas
dan
komoditas
yang
dipertukarkan disini adalah modal”.
prinsipnya adalah semua surat-surat
berharga
(efek)
yang
umum
diperjualbelikan pasar modal diantaranya
adalah saham biasa, saham preferent,
obligasi, obligasi konversi, Right insue, dan
waran”. (2006). Dari uraian di atas,dapat
dijelaskan instrument pasar modal sebagai
berikut : 1). Saham preferen (preferent
stock) adalah jenis saham yang memiliki
hak terlebih dahulu untuk menerima laba
dan memiliki hak laba kumulatif. Hak
kumulatif adalah hak untuk mendapatkan
laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun
yang mengalami kerugian, tetapi akan
dibayar pada tahun yang mengalami
keuntungan, sehingga saham preferent
akan menerima laba dua kali. Hak
istimewa ini diberikan kepada pemegang
sahanam preferen karena merekalah yang
memasok dana ke perusahaan sewaktu
mengalami kesulitan keuangan. 2). Saham
biasa (common stock) adalah jenis saham
yang akan menerima laba setelah laba
bagian preferent dibayarkan. Apabila
perusahaan bangkrut, maka pemegang
saham biasa yang
menderita terlebih
dahulu. Perhitungan indeks harga saham
didasarkan pada harga saham biasa. Hanya
pemegang saham biasa yang mempunyai
suara dalam RUPS. 3). Obligasi (bonds)
adalah tanda bukti perusahaan memiliki
hutang jangka panjang kepada masyarakat
yaitu diatas tiga tahun. Pihak yang
membeli obligasi disebut pemegang
obligasi (bondholder) dan pemegang
obligasi akan menerima kupon sebagai
pendapatan dari obligasi yang dibayarkan
setiap tiga bulan atau enam bulan sekali.
Pada saat pelunasan obligasi oleh
perusahaan, pemegang obligasi akan
menerima kupon dan pokok obligasi. 4).
Bukti Right adalah hak untuk membeli
saham pada harga tertentu dalam jangka
waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki
oleh pemegang saham lama. Kebijakan
right ini merupakan upaya emiten untuk
Peranan Pasar Modal
Rusdin (2008) mengatakan lima (5)
peranan pasar modal di Indonesia, adalah
sebagai berikut: 1). Pasar modal
merupakan wahana pengalokasian dana
secara efisien; 2). Pasar modal sebagai
alternatif investasi; 3). Pasar modal
memungkinkan para investor untuk
memiliki perusahaan yang sehat dan
berprospek
baik;
4).
Pelaksanaan
manajemen perusahaan secara profesional
dan transparan; 5). Peningkatan aktivitas
ekonomi nasional
Instrumen Pasar Modal
Pada
dasarnya,
pasar
modal
merupakan pasar untuk berbagi instrument
keuangan jangka panjang yang bisa
diperjual belikan, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri. Bentuk dari
instrument keuangan tersebut dinamakan
dengan surat berharga. Surat berharga atau
sering disebut sekuritas merupakan secarik
kertas yang menunjukan hak pemodal
(yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut)
untuk memperoleh bagian dari prospek
atau kekayaan organisasi yang menerbitkan
sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi
yang memungkinkan pemodal tersebut
menjalankan haknya. Menurut Dahlan
Siamat, “ Instrumen pasar modal pada
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
menambah saham yang beredar, guna
menambah modal perusahaan. 5). Waran
adalah hak untuk membeli saham pada
harga tertentu dalam jangka tertentu.
Waran tidak saja dapat diberikan kepada
pemegang saham lama, tetapi juga sering
diberikan kepada pemegang obligasi
sebagai pemanis (sweetener) pada saat
perusahaan menerbitkan obligasi. 6). Indek
saham dan indek obligasi adalah angka
indeks yang diperdagangkan untuk tujuan
spekulasi dan lindung nilai (bedging).
Perdagangan
yang
dilakukan
tidakmemerlukan
penyerahan
barang
secara fisik, melainkan hanya perhitungan
untung rugi dari selisih antara harga beli
dan harga jual.
suatu komponen dari Produk Domestik
Bruto. Fungsi investasi pada aspek tersebut
dibagi pada investasi non-residential dan
investasi residential. Investasi adalah suatu
fungsi pendapatan dan tingkat bunga. Suatu
pertambahan pada pendapatan akan
mendorong investasi yang lebih besar,
dimana tingkat bunga yang lebih tinggi
akan menurunkan minat untuk investasi
sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal
dibandingkan dengan meminjam uang.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan
juga bahwa elemen utama yang terkandung
dalam investasi adalah waktu dan risiko,
dimana pengorbanan dilakukan saat ini dan
hasilnya akan diperoleh kemudian. Karena
masa depan tidak pernah dapat dipastikan,
maka investor mengharapkan tingkat return
yang sebanding dengan risiko yang mereka
hadapi atas penundaan pengeluaran di
masa sekarang. Oleh karena itu, pemilihan
instrumen investasi harus dilakukan secara
cermat agar menghasilkan tingkat return
seperti yang diharapkan oleh investor.
keuangan diantaranya adalah : 1). Investasi
langsung adalah pembelian langsung aktiva
keuangan suatu perusahaan, dan 2).
Investasi tidak langsung adalah pembelian
saham dari perusahaan investasi yang
mempunyai
portofolio
aktiva-aktiva
keuangan dari perusahaan-perusahaan.
Investasi
Investasi merupakan salah satu aspek
penting dalam perencanaan keuangan
setiap
individu,
dimana
keputusan
melakukan investasi pada umumnya
dilandasi oleh banyaknya ketidakpastian
yang akan dihadapi di masa depan. Hal ini
dikarenakan kebutuhan di masa yang akan
datang sangat mungkin berubah sehingga
perencanaan masa depan melalui investasi
perlu dilakukan.
Pengertian Investasi;
Husnan
(2008)
mendefinisikan
investasi sebagai penggunaan uang dengan
maksud memperoleh penghasilan. Investasi
merupakan penanaman modal di dalam
perusahaan, dengan tujuan agar kekayaan
suatu
korporasi
atau
perusahaan
bertambah. Investasi juga didefinisikan
sebagai barang-barang yang dibeli oleh
individu ataupun perusahaan untuk
menambah persediaan modal mereka
(Mankiw, 2000). Investasi berdasarkan
teori ekonomi berarti pembelian (dan
produksi) dari modal barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk
produksi yang akan dating. Investasi adalah
Saham
Saham adalah surat berharga yang
menunjukkan kepemilikan perusahaan
sehingga pemegang saham memiliki hak
klaim atas dividen atau distribusi lain yang
dilakukan perusahaan kepada pemegang
saham lainnya. Menurut Husnan (2008),
“saham merupakan secarik kertas yang
menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak
yang memiliki kertas tersebut) untuk
memperoleh bagian dari prospek atau
kekayaan organisasi yang menerbitkan
sekuritas tersebut dan berbagai kondisi
yang memungkinkan pemodal tersebut
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
menjalankan haknya”. Saham merupakan
salah satu dari beberapa alternatif yang
dapat dipilih untuk berinvestasi. Investasi
dengan membeli saham suatu perusahaan,
berarti investor telah menginvestasikan
dana dengan harapan akan mendapatkan
keuntungan dari hasil penjualan kembali
saham tersebut. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut dan porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan
yang ditanamkan dalam perusahaan
tersebut (Darmadji, 2001). Sifat dasar
investasi saham adalah memberikan peran
bagi investor dalam memperoleh laba
perusahaan. Setiap pemegang saham
merupakan sebagian pemilik perusahaan,
sehingga mereka berhak atas sebagian dari
laba perusahaan. Namun hak tersebut
terbatas karena pemegang saham berhak
atas bagian penghasilan perusahaan hanya
setelah seluruh kewajiban perusahaan
dipenuhi. Pada dasarny a saham dapat
digunakan untuk mencapai tiga tujuan
investasi utama sebagaimana yang
dikemukakan oleh Kertonegoro (2000)
yaitu:a). Sebagai gudang nilai, berarti
investor
mengutamakan
keamanan
prinsipal, sehingga mereka akan mencari
saham blue chips dan saham non-spekulatif
lainnya, b). Untuk pemupukan modal,
berarti investor mengutamakan investasi
jangka panjang, sehingga mereka akan
mencari saham pertumbuhan untuk
memperoleh capital gain atau saham
sumber penghasilan untuk mendapat
dividen., dan c). Sebagai sumber
penghasilan, berarti investor mengandalkan
pada penerimaan dividen sehingga mereka
akan mencari saham penghasilan yang
bermutu baik dan hasil tinggi.
Harga Saham
Menurut (Jogiyanto, 2009) harga
dasar suatu saham dipergunakan dalam
perhitungan indeks harga saham. Harga
saham adalah harga yang terbentuk di pasar
jual beli saham. Kebanyakan harga saham
berbeda dengan nilai saham, makin sedikit
informasi yang bisa diperoleh untuk
menghitung nilai saham, makin jauh
perbedaan tersebut. Sedangkan menurut
Martono (2007) harga saham merupakan
refleksi dari keputusan-keputusan investasi,
pendanaan (termasuk kebijakan deviden)
dan pengelolaan aset. Namun menurut
Widioatmodjo (2005) harga pasar saham
adalah harga jual dari investor yang satu
kepada investor yang lain setelah saham
tersebut dicantumkan di bursa, baik bursa
utama maupun OTC (Over The Counter
Market). Menurut Fakhrudin (2001) harga
saham dibentuk karena adanya permintaan
dan penawaran atas saham, permintaan dan
penawaran tersebut terjadi karena adannya
banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik
atas saham tersebut (kinerja perusahaan
dan industri dimana perusahaan tersebut
bergerak) maupun faktor yang sifatnya
makro seperti kondisi ekonomi negara,
kondisi sosial dan politik, maupun
informasi-informasi yang berkembang.
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2000)
mengatakan
apabila
kemampuan
perusahaan menghasilkan laba meningkat,
harga saham akan meningkat. Menurut
Sartono (2008) menyatakan bahwa harga
saham terbentuk melalui mekanisme
permintaan dan penawaran di pasar modal.
Apabila suatu saham mengalami kelebihan
suatu permintaan, maka harga saham
cenderung naik. Sebaliknya apabila
kelebihan penawaran, maka harga saham
cenderung turun. Menurut Pandji dan Piji
(2001) saham dapat didefinisikan sebagai
surat berharga sebagai bukti penyertaan
atau pemilikan individu maupun institusi
dalam suatu perusahaan. Harga saham
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1). Harga
Nominal : Harga yang tercantum dalam
sertifikat saham yang ditetapkan oleh
emiten untuk menilai tiap selembar saham
yang dikeluarkan. 2). Harga Dasar : Harga
pada waktu saham tersebut dicatat di bursa
efek. Harga saham perdana biasanya
ditetapkan oleh penjamin emisi dan emiten.
3). Harga Pasar : Harga pada pasar riil, dan
merupakan harga yang paling mudah
ditentukan karena merupakan harga dari
suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung atau jika pasar sudah tutup,
maka
harga
pasar
adalah
harga
penutupannya (closing price). Saham
suku bunga naik maka investor akan
menjual sahamnya untuk ditukarkan
dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan
harga saham. Hal sebaliknya juga akan
terjadi apabila tingkat bunga mengalami
penurunan.
(b). Mempengaruhi laba
perusahaan, hal ini terjadi karena bunga
adalah biaya, semakin tinggi suku bunga
maka semakin rendah laba perubahan.
Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan
ekonomi yang juga akan mempengaruhi
laba perusahaan. 3). Jumlas Kas Deviden
yang diberikan
Kebijakan pembagian
dividen dapat dibagi menjaadi dua, yaitu
sebagian dibagikan dalam bentuk deviden
dan sebagian lagi disisihkan laba ditahan.
Sebagai
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi harga saham, maka
peningkatan
pembagian
deviden
merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kepercayaan dari pemegang
saham karena jumlah kas deviden yang
besar adalah yang diinginkan oleh investor
sehingga harga saham naik. (a). Jumlah
laba yang didapat perusahaan .Pada
umumnya, investor melakukan investasi
pada perusahaan yang mempunyai profit
yang cukup baik karena menunjukkan
prospek yang cerah sehingga investor
tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya
akan memepengaruhi harga saham
perusahaan.
(b). Tingkat Resiko dan
Pengembalian. Apabila tingkat resiko dan
proyeksi laba yang diharapkan perusahaan
meningkat maka akan mempengaruhi harga
saham perusahaan. Biasanya semakin
tinggi resiko makan semakin tinggi pula
tingkat pengembalian saham yang diterima.
biasanya diperdagangkan di lantai bursa
dengan harga pasar yang akan berbeda-beda
pada tiap-tiap waktunya, hal ini akan berkaitan
dengan nilai dari suatu saham tersebut. Secara
singkat, Jogiyanto mengungkapkan bahwa nilai
yang berhubungan dengan saham yaitu nilai
buku (book value), nilai pasar (market value),
dan nilai intrinsik (intrinsic value). Jogiyanto
(2009) menjelaskan: “Nilai buku merupakan
nilai saham menurut pembukuan perusahaan
emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di
pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai
sebenarnya dari saham”.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Harga Saham
Menurut Weston dan Brigham
(2001), faktor-faktor yang mempengaruhi
harga saham : 1). Laba perlembar saham ,
seorang investor yang melakukan investasi
pada perusahaan akan menerima laba atas
saham yang dimilkinya. Semakin tnggi
laba per lembar saham (EPS) yang
diberikan perusahaan akan memberikan
pengembalian yang cukup baik. Ini akan
mendorong investor untuk melakukan
investasi yang lebih besar lagi sehingga
harga saham perusahaan akan meningkat.
2). Tingkat Bunga, Tingkat bunga dapat
mempengaruhi harga saham dengan cara :
(a). Mempengaruhi persaingan pasar modal
antara saham dengan obligasi, apabila
Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan suatu
perhitungan rasio dengan menggunakan
laporan keuangan yang dapat berfungsi
sebagai alat ukur dalam menilai kinerja
perusahaan. Menurut Harahap (2004)
“rasio keuangan adalah angka yang
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu
pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan atau berarti”. Rasio
keuangan
dapat
digunakan
untuk
mengetahui
apakah
telah
terjadi
penyimpangan
dalam
melaksanakan
aktivitas operasional perusahaan. Menurut
Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005)
“Rasio merupakan alat untuk menyediakan
pandangan
terhadap
kondisi
yang
mendasari. Rasio merupakan salah satu
titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang
diinterpretasikan
dengan
tepat
mengindikasikan area yang memerlukan
investigasi lebih lanjut”. Dari defenisi ini
rasio dapat digunakan untuk mengetahui
apakah
terdapat
penyimpanganpenyimpangan
dengan
cara
membandingkan rasio keuangan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Rasio keuangan
menunjukkan hubungan sistematis dalam
bentuk perbandingan antara perkiraanperkiraan laporan keuangan. Agar hasil
perhitungan
rasio
keuangan
dapat
diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang
dibandingkan harus mengarah pada
hubungan ekonomis yang penting. Contoh
perbandingan
yang
tidak
dapat
diinterpretasikan adalah perbandingan
antara beban perlengkapan dengan harga
saham karena beban perlengkapan tidak
ada kaitannya dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham perusahaan
tersebut. Untuk dapat menginterpretasikan
hasil perhitungan rasio keuangan, maka
diperlukan adanya pembanding. Ada dua
metode pembandingan rasio keuangan
perusahaan menurut Syamsuddin (2000)
yaitu: a). Cross-sectional approach. Crosssectional approach adalah suatu cara
mengevaluasi
dengan
jalan
membandingkan
rasio-rasio
antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya yang sejenis pada saat yang
bersamaan. b). Time series analysis. Time
series analysis dilakukan dengan jalan
membandingkan
rasio-rasio
finansial
perusahaan dari satu periode ke periode
lainnya. Rasio keuangan merupakan alat
utama untuk melakukan analisis keuangan
dan memiliki beberapa kegunaan. Menurut
Keomn, Scott, Martin, dan Petty (2005)
Terdapat dua hal penting yang harus
diperhatikan ketika melakukan perhitungan
rasio keuangan agar diperoleh hasil
perhitungan rasio lebih tepat. Sebagaimana
dikemukakan oleh Simamora (2000)
Pertama, untuk beberapa pengecualian,
tidak ada ketentuan-ketentuan baku dan
cepat untuk komputasi rasio. Kedua, dalam
penghitungan banyak rasio, angka-angka
laporan laba rugi dibandingkan dengan
angka-angka neraca. Karena laporan laba
rugi mengacu pada suatu periode waktu
dan neraca mengacu pada suatu titik waktu,
maka dalam penghitungan rasio-rasio
adalah baik untuk menghitung rata-rata
untuk angka-angka neraca. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam
menggunakan rasio keuangan sebagai alat
analisis. Hal-hal tersebut akan membantu
analis dalam menginterpretasikan hasil
perhitungan rasio keuangan sehingga
dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat.
Syamsuddin
(2000)
mengemukakan
beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menggunakan rasio keuangan
sebagai alat analisis: a). Sebuah rasio saja
tidak dapat digunakan untuk menilai
keseluruhan
operasi
yang
telah
dilaksanakan. Untuk menilai keadaan
perusahaan secara keseluruhan sejumlah
rasio haruslah dinilai secara bersama-sama.
Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang
ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja
sudah cukup digunakan. B). Pembandingan
yang dilakukan haruslah dari perusahaan
yang sejenis dan pada saat yang sama.
Tidaklah tepat kita membandingkan rasio
finansial perusahaan A pada tahun 19X0
dengan rasio finansial perusahaan B pada
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
tahun 19X1. c). Sebaiknya perhitungan
rasio finansial didasarkan pada data
laporan keuangan yang telah diaudit
(diperiksa). Laporan keuangan yang belum
diaudit masih diragukan kebenarannya,
sehingga rasio-rasio yang dihitung juga
kurang akurat dan d). Adalah sangat
penting
untuk
diperhatikan
bahwa
pelaporan atau akuntansi yang digunakan
haruslah sama.
Semakin tinggi return yang dihasilkan
perusahaan, akan semakin tinggi harganya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa ROE adalah sebuah
rasio yang dipergunakan oelh pemegang
saham untuk mengetahui besarnya tingkat
pengembalian modal dari perusahaan.
Berikut rumus perhitungan ROE menurut
Tambun (2007)
Laba bersih setelah pajak
Return On Equity
Maju
mundurnya
perusahaan
tercermin dari keuntungan yang diperoleh
setiap tahun. Suatu perusahaan yang
kadangkadang
menderita
rugi
menandakan bahwa perusahaan itu
menghadapi situasi yang berbahaya.
Apabila investor ingin memilih salah satu
diantara banyak jenis saham, maka unsurunsur neraca dan laporan laba rugi harus
dibandingkan
untuk
mengetahui
perusahaan mana yang paling produktif
dilihat dari segi return on equity (Samsul :
2006). Berikut beberapa definisi tentang
Return On Equity. Return on Equity adalah
perbandingan antara laba bersih perusahaan
dengan ekuitas yang dimiliki oleh
perusahaan (Fara Dharmastuti, 2004). ROE
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa banyak keuntungan
yang menjadi hak pemilik modal sendiri
(saham). Menurut Sutrisno (2005) ROE
adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan modal sendiri
yang dimiliki. Menurut Sawir (2005) ROE
merupakan sebuah rasio yang sering
dipergunakan oleh pemegang saham untuk
menilai
kinerja
perusahaan
yng
bersangkutan. ROE mengukur besarnya
tingkat
pengembalian
modal
dari
perusahaan. Menurut Tambun (2007) ROE
digunakan untuk mengukur rate of return
(tingkat imbal hasil) ekuitas. Para analis
sekuritas dan pemegang saham pada
umumnya sangat memperhatikan rasio ini.
ROA =
Total modal
Semakin besar nilai ROE, menunjukkan
kinerja perusahaan yang semakin baik pula,
karena tingkat pengembalian modal
semakin besar.
Earning Per Share
Earning Per Share merupakan rasio
yang diergunakan untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuntungan bagi pemegang saham. Berikut
beberapa pengertian Earning Per Share
menurut para ahli. Menurut Darmadji dan
Fakhrudin (2001) Earning Per Share
merupakan rasio yang menunjukan
seberapa besar keuntungan (return) yang
diperoleh investor atau pemegang saham
per saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu
saja menggembirakan pemegang saham
karena semakin besar laba yang disediakan
untuk
pemegang
saham.
Menurut
Haryamami (2007) bahwa informasi EPS
merupakan informasi yang dianggap paling
mendasar dan berguna, karena bisa
menggambarkan
prospek
earning
perusahaan di masa depan. Semakin tinggi
EPS, semakin tinggi pula keuntungan para
pemegang saham per lembar sahamnya,
yang akan berpengaruh pada minat investor
untuk membeli saham dan secara tidak
langsung memberikan pengaruh juga
terhadap harga saham akibat banyaknya
penawaran dari investor. Menurut Nasir
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
(2008) mengemukakan bahwa informasi
tentang laba perusahaan sangat diperlukan
dalam melakukan penilaian terhadap harga
saham, nilai EPS yang diharapkan akan
mempengaruhi
tingkat
kepercayaan
investor
terhadap
investasi
dalam
perusahaan tersebut. Menurut Susilo
(2005) EPS adalah rasio keuangan yang
paling sering digunakan mengukur kondisi
dan pertumbuhan perusahaan, semakin
besar tingkat kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan perlembar
saham bagi pemiliknya maka semakin
profitabel dan menarik investasi pada
perusahaan tersebut. Menurut Sutrisno
(2001) Earning Per Share merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan keuntungan per lembar
saham pemilik. Menurut Tandelilin (2001),
“Earning Per Share atau laba per lembar
saham menunjukkan besarnya laba bersih
perusahaan yang siap dibagikan bagi
semua pemegang saham perusahaan atau
jumlah uang yang dihasilkan (return) dari
setiap lembar saham. Bagi para investor,
informasi EPS merupakan informasi yang
paling mendasar dan berguna, karena bisa
menggambarkan
prospek
earning
perusahaan di masa mendatang. Menurut
Nachrowi (2006) dalam berinvestasi di
bursa efek, investor akan memperlihatkan
berbagai aspek, yang salah satunya adalah
penghasilan per lembar saham (Earning
Per Share). EPS merupakan salah satu
indikator yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan, karena besar kecilnya EPS
akan ditentukan oleh laba perusahaan.
Menurut Prastowo (2005), laba biasanya
menjadi dasar penentuan pembayaran
dividen dan kenaikan nilai saham dimasa
datang. Oleh karena itu, para pemegang
saham biasanya tertarik dengan angka EPS
yang dilaporkan perusahaan. Menurut
Widoatmodjo (2005), menerangkan bahwa,
“Earning Per Share merupakan rasio
antara pendapatan setelah pajak dengan
jumlah saham yang beredar.
Perhitungan EPS dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Laba bersih setelah pajak
EPS =
Jumlah saham beredar
Debt to Equity Ratio
Hutang
merupakan
sumber
pendanaan eksternal yang menjadi salah
satu bagian penting bagi suatu perusahaan.
Kondisi keuangan perusahaan dapat dinilai,
salah satunya dengan memperhatikan utang
perusahaan. Utang juga menjadi bahan
pertimbangan bagi seorang investor untuk
menentukan saham pilihan. “DER adalah
rasio yang menunjukkan seberapa besar
kemampuan perusahaan melunasi utangnya
dengan modal yang mereka miliki” (Arifin,
2002). “DER yang tinggi menunjukkan
tingginya ketergantungan permodalan
perusahaan terhadap pihak luar, sehingga
beban perusahaan juga semakin berat”
(Stella, 2009). Nilai perusahaan akan
menurun jika perusahaan menggunakan
utang lebih dari modal sendiri (Sudana,
2011). “Jika suatu perusahaan menanggung
beban utang yang tinggi, yaitu melebihi
modal sendiri yang dimiliki, maka harga
saham perusahaan akan menurun” (Devi
dan Sudjarni, 2012). “DER adalah rasio
yang
menunjukkan
seberapa
besar
kemampuan perusahaan melunasi utangnya
dengan modal yang mereka miliki” (Arifin,
2002). Satuan DER adalah persen dan rumus
yang digunakan untuk menghitung DER
adalah:
(Harmono, 2009:112)
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
Return On Equity digunakan
perusahaan sebagai pengukuran perusahaan
seberapa besar keuntungan yang diperoleh
atas pengembalian modal perusahaan. Debt
to Equity Ratio digunakan perusahaan
sebagai penggunaan modal pinjaman
disamping modal sendiri dan diharapkan
akan memberikan tambahan keuntungan
lebih besar yang bisa meningkatkan nilai
perusahaan yang tercermin pada harga
saham yang lebih tinggi (capital gaint).
demikian juga earning per share
merupakan
perbandingan
antara
keuntungan bersih setelah pajak dengan
pendapatan per lembar saham yang
beredar. Dimana jika pendapatan harga
lembar saham naik maka masyarakat akan
menilai kinerja perusahaan bagus sehingga
diharapkan harga saham akan meningkat.
Analisis Debt to Equity Ratio
Analisis Debt to Equity Ratio,
dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
METODE PENELITIAN
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Analisis Return On Equity
Analisis Return On Equity, dilakukan
dengan menggunakan rumus sebagi
berikut:
Analisis Earning Per Share
Analisis
Earning
Pershare,
dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Kemudian
dianalisis
dengan
menggunakan korelasi, regresi baik secara
berganda
maupun
sederhana
serta
pengujian hipotesis.
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Analisis Return On Equity, Earning Per
Share dan Debt to Equity Ratio secara
simultan terhadap Harga saham
Untuk mengetahui sejauh mana
keeratan hubungan antara return on equity ,
earning per share dan debt to equity ratio
terhadap harga saham secara simultan,
maka penulis melakukan pengujian
keeratan hubungan variabel X1, X2, X3dan
Y, sebagai berikut:
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
Tabel 1: Uji ROE, EPS dan DER (Simultan) terhadap Harga Saham
PT Medco Energi Internasional Tbk periode 2011-2015
Model
R
R square
Cost
anta
ROE
DER
Coefisi
en B
Sig
a
0.03
0,05
21.456
0.679
0.462
12.17
8
EPS
-4.766
-.011
Pengujian Signifikan
Fhitung > F tabel = 4.001 > 3.385
Keterangan : Variabel dependen Harga Saham
Sumber : tabel diolah dari lampiran 2, tahun 2016
Analisis Korelasi
Dilihat dari tabel. 1 diatas diperoleh
hasil perhitungan dimana besarnya
koefisien korelasi antara return on equity,
earning per sahare dan debt to equity ratio
terhadap harga saham pada PT. Medco
Energi Internasional Tbk, sebesar 0,679
atau 67,9% yang artinya menunjukan
bahwa korelasi atau hubungan antara
ketiga variabel independen yaitu ROE, EPS
dan DER terhadap variabel dependen yaitu
harga saham adalah kuat. Korelasi positif
menunjukan bahwa hubungan ROE, EPS
dan DER terhadap harga saham searah.
Artinya, jika variabel ROE, EPS dan DER
naik, maka harga saham akan meningkat
juga. Hubungan ROE, EPS dan DER
terhadap harga saham signifikan, hal ini
dilihat dari angka signifikansi (sig) sebesar
0,03 yang lebih kecil dari 0,05 atau 5%.
Analisis Koefisien Determinasi
Pada model regresi berganda ini,
akan dilihat besarnya kontribusi untuk
variabel bebas secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya dengan
melihat besarnya koefisien determinasi
(R2).
Dari tabel diatas, besarnya kontribusi
pengaruh DER dan EPS terhadap harga
saham, terlihat pada angka R square atau
koefisien determinasi yaitu 0,462 artinya,
variable ROE, EPS, dan DER memberikan
kontribusi sebesar 46,2% terhadap harga
saham. Nilai R square antara variable
bebas dan variable terikat adalah 0,462
Sedangkan sisanya 53,8% dipengaruhi oleh
variable lain.
Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan tabel di atas maka dapat
disusun persamaan regresi berganda
sebagai berikut: Y = 12,178 + 21,456ROE
– 4,766DER - 0,011EPS + €
Dari persamaan regresi di atas maka
dapat diinterpretasikan beberapa hal, antara
lain: 1). Konstanta memiliki nilai sebesar
12,178 ini menunjukan ROE,DER dan EPS
sama dengan nol, maka Harga saham
memiliki nilai 4,233. 2). ROE, memiliki
nilai koefisien regresi sebesar 21,456 ini
berarti jika variabel independen lain
nilainya tetap atau tidak berubah, maka
setiap kenaikan 1 poin atau 1% ROE akan
meningkatkan harga saham sebesar 21,456.
Koefisien ROE bernilai positif artinya
terdapat hubungan yang searah antara ROE
dengan Harga saham artinya semakin
meningkat nilai ROE maka akan
meningkatkan harga saham. 3). DER,
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
memiliki nilai koefisien regresi sebesar 4,766, ini berarti jika variabel independen
lainnya tetap atau tidak berubah, maka
setiap kenaikan 1 poin atau 1% DER akan
menurunkan harga saham sebesar 4,766.
Koefisien DER benilai negatif artinya
terdapat hubungan yang tidak searah antara
DER dengan Harga Saham dimana
semakin tinggi nilai DER maka akan
menurunkan harga saham. 4). EPS
memiliki nilai koefisien regresi sebesar –
0,011, ini berarti jika variabel independen
lainnya tetap atau tidak berubah, maka
setiap kenaikan 1 poin atau 1% EPS akan
menurunkan harga saham sebesar 0,011
Koefisien EPS bernilai negatif artinya
terdapat hubungan yang tidak searah antara
EPS dengan Harga saham artinya semakin
meningkat nilai EPS maka akan
menurunkan harga saham.
Tabel 4.5 diatas probabilitas (sig) nilai Fhitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
artinya ada pengaruh signifikan antara
ROE,EPS dan DER terhadap Harga saham.
Dengan kata lain, variabel-variabel
independen
ini
secara
simultan
mempengaruhi variabel dependen.
Uji ini juga dapat dilihat dari
perbandingan antara F-hitung dengan Ftabel. Dengan hipotesis berbunyi: Dimana
jika F-hitung>F-tabel, maka HA diterima
atau secara bersama-sama ROE, DER dan
EPS dapat menerangkan variabel terikatnya
secara serentak. Sebaliknya apabila Fhitung<F-tabel, maka HO diterima atau
secara bersama-sama variabel bebas tidak
memiliki dampak terhadap variabel terikat.
Pada tabel 4.5 diatas nilai F-hitung sebesar
= 4,001 lebih besar dari F-tabel sebesar
3,385 maka HO ditolak dan HA diterima,
maka disimpulkan ROE, DER dan EPS
berpengaruh signifikan terhadap Harga
saham pada tingkat α = 0,05.
Pengujian Hipotesis Secara Simultan
(Uji F)
Untuk mengetahui signifikan atau
tidak dampak secara bersama-sama
variabel bebas terhadap variabel terikat
maka digunakan probability sebesar 5%
(α= 0,05). Jika probability (sig) nilai Fhitung < dari 0,05 maka variabel bebas
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Dilihat pada
Analisis Retun On Equity (ROE)
terhadap Harga Saham
Untuk mengetahui pengaruh Return
On Equity terhadap harga saham, maka
dilakukan uji statistik secara parsial
sebagai berikut :
Tabel. 2 : Uji ROE (Parsial) terhadap Harga saham
PT. Medco Energi Internasional Tbk. Periode tahun 2011 – 2015
Model
R
R
square
Costa
nta
Coefisien
B
Sig
α
ROE
0.086
0.007
2.511
-2.306
0.00
0.05
Pengujian Signifikan
t hitung > t tabel = 12.912 > 2.101
Keterangan : Variabel dependen Harga Saham
Sumber : tabel diolah dari lampiran 3, tahun 2016
Analisis Korelasi
Dilihat dari Tabel 2 diatas diperoleh
hasil perhitungan dimana besarnya
koefisien korelasi antara Return On Equity
dan harga saham pada PT Medco Energi
Internasional Tbk, sebesar 0,086 yang
artinya bahwa ROE mempunyai hubungan
lemah terhadap harga saham. Korelasi
positif menunjukan bahwa hubungan antara
ROE dan harga saham searah. Artinya, jika
ROE naik, maka harga saham akan
meningkat juga. Hubungan antara ROE dan
harga saham signifikan, hal ini dilihat dari
angka signifikansi (sig) sebesar 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05 atau 5%.
Analisis Koefisien Determinasi
Dari Tabel 2 diatas besarnya
kontribusi pengaruh return on equity
terhadap harga saham, dengan melihat
angka R square atau koefisien determinasi
yaitu sebesar 0.007 artinya, variable ROE
memberikan kontribusi pengaruh sebesar
0,07% terhadap harga saham. Nilai R
square antara DER terhadap harga saham
adalah 0,007. Sedangkan sisanya 99,93%
dipengaruhi oleh variable lain.
Analisis Regresi Sederhana
Berdasarkan Tabel 2 di atas maka
dapat disusun persamaan regresi sebagai
berikut: Y = 2,511- 2,306ROE
Konstanta sebesar 2,511 mempunyai
arti jika ROE sama dengan nol, maka harga
saham sebesar 2,511. Angka koefisien
regresi sebesar -2,306 dan negatif, angka
tersebut mempunyai arti bahwa setiap
kenaikan 1 poin atau 1% ROE akan
menurunkan harga saham sebesar 2,306.
Koefisien ROE bernilai negatif artinya
terdapat hubungan yag tidak searah antara
ROE dengan Harga Saham dimana
semakin tinggi ROE akan menurunkan
harga saham.
Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)
Pengujian secara terpisah atau parsial
bertujuan untuk melihat apakah masingmasing varibel independen berpengaruh
terhadap harga saham. Signifikansi
pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen dapat dilihat dari
probabilitas (sig). Apabila nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 atau α =5%, maka
dapat disimpulkan bahwa ROE secara
terpisah berpengaruh terhadap harga
saham. Sebaliknya jika nilai probabilitas
lebih besar dari 0,05 atau α = 5%, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel ROE
secara terpisah tidak berpengaruh terhadap
harga saham. Hasil pengujian hipotesis
pada Tabel 3 diatas secara parsial
menunjukan probabilitas ROE sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya variabel
return on equity berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Dilihat dari perbandingan antara thitung dengan t-tabel dengan ketentuan
dimana t-hitung>t-tabel, maka HA diterima
atau
return on equity berpengaruh
signifikan
terhadap
harga
saham.
Sebaliknya apabila t-hitung<t-tabel, maka
HO diterima atau return on equity tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Pada Tabel 3 diatas, nilai t-hitung
pada ROE sebesar lebih besar dari t-tabel
sebesar 2,101, maka HO ditolak dengan
ketentuan menerima HA artinya variabel
ROE berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada tingkat α = 0,05.
Analisis Earning Per Share terhadap
Harga Saham
Untuk mengetahui pengaruh Earning
Per Share terhadap harga saham, maka
dilakukan uji statistik secara parsial
sebagai berikut :
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
Tabel 3 : Uji EPS (Parsial) terhadap Harga saham
PT. Medco Energi Internasional Tbk. Periode tahun 2011 – 2015
Tabel
R
Costan
Coefisien
R
Sig
α
3:
square
ta
B
Model
EPS
0.047
0.002
2.502
0.001
0.00
0.05
Pengujian Signifikan
t hitung > t tabel = 11.663 > 2.101
Keterangan : Variabel dependen Harga Saham Sumber :
tabel diolah dari lampiran 5, tahun 2016
Analisis Korelasi
Dilihat dari Tabel 3 diatas diperoleh
hasil perhitungan dimana besarnya
koefisien korelasi antara EPS dan harga
saham pada PT Medco Energi Tbk, sebesar
0,047 yang artinya bahwa EPS mempunyai
hubungan yang sedang terhadap harga
saham. Korelasi positif menunjukan bahwa
hubungan EPS dan harga saham searah.
Artinya, jika EPS naik, maka harga saham
akan meningkat juga. Hubungan antara
EPS dan harga saham signifikan, hal ini
dilihat dari angka signifikansi (sig) sebesar
0,00 yang lebih kecil dari 0,05 atau 5%
Analisis Koefisien Determinasi
Dari Tabel 3 diatas besarnya
kontribusi pengaruh earning per share
terhadap harga saham, dengan melihat
angka R square atau koefisien determinasi
yaitu sebesar 0,002 artinya, variable EPS
memberikan kontribusi pengaruh sebesar
0,02% terhadap harga saham. Nilai R
square antara EPS dan harga saham adalah
0,002
Sedangkan
sisanya
99,98%
dipengaruhi oleh variable lain.
Analisis Regresi sederhana
Berdasarkan Tabel 3 di atas, maka
dapat disusun persamaan regresi sebagai
berikut: Y = 2,502 + 0,001 EPS
Konstanta sebesar 2,502 mempunyai
arti EPS sama dengan nol, maka harga
saham sebesar 2,502. Angka koefisien
regresi sebesar 0,001 dan positif, angka
tersebut mempunyai arti bahwa setiap
kenaikan 1 poin atau 1% variabel EPS akan
meningkatkan harga saham sebesar 0,001
Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)
Pengujian secara terpisah atau parsial
bertujuan untuk melihat apakah varibel
erning per share berpengaruh terhadap
harga saham. Signifikansi pengaruh EPS
terhadap harga saham dapat dilihat dari
probabilitas (sig). Apabila nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 atau α =5%, maka
dapat disimpulkan bahwa EPS secara
terpisah berpengaruh terhadap harga
saham. Sebaliknya jika nilai probabilitas
lebih besar dari 0,05 atau α = 5%, maka
dapat disimpulkan bahwa EPS secara
terpisah tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Pada Tabel 3 diatas nilai
probabilitas EPS sebesar 0,00 lebih kecil
dari 0,05 artinya variabel EPS berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Dilihat
dari perbandingan antara t-hitung dengan ttabel dengan ketentuan dimana t-hitung>ttabel, maka HA diterima atau erning per
share berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Sebaliknya apabila t-
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
hitung<t-tabel, maka HO diterima atau
earning per share tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Pada
Tabel 5 diatas, nilai t-hitung pada EPS
sebesar 11,663 lebih besar dari t-tabel
sebesar 2,101, maka HO ditolak dengan
ketentuan menerima HA artinya variabel
earning per share berpengaruh signifikan
terhadap harga saham pada tingkat α =
0,05.
Analisis Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham
Tabel 4 : Uji DER (Parsial) terhadap Harga saham
PT. Medco Energi Internasional Tbk. Periode tahun 2011 – 2015
Mode
l
R
R
square
Costa
nta
Coefisien
B
Sig
α
DER
0.503
0.253
7.487
-2.547
0.003
0.05
Pengujian Signifikan
t hitung > t tabel = 3.469 > 2.101
Keterangan : Variabel dependen Harga Saham Sumber :
tabel diolah dari lampiran 4, tahun 2016
Analisis Korelasi
Dilihat dari Tabel 4 diatas diperoleh
hasil perhitungan dimana besarnya
koefisien korelasi antara debt to equity
ratio dan harga saham pada PT Medco
Energi Internasional Tbk, sebesar 0,503
yang artinya bahwa DER mempunyai
hubungan yang sedang terhadap harga
saham. Korelasi positif menunjukan bahwa
hubungan antara DER dan harga saham
searah. Artinya, jika DER naik, maka harga
saham akan meningkat juga. Hubungan
antara DER dan harga saham signifikan,
hal ini dilihat dari angka signifikansi (sig)
sebesar 0,003 yang lebih kecil dari 0,05
atau 5%.
25,3% terhadap harga saham. Nilai R
square antara DER terhadap harga saham
adalah 0,253. Sedangkan sisanya 74,7%
dipengaruhi oleh variable lain.
Analisis Koefisien Determinasi
Dari Tabel 4 diatas besarnya
kontribusi pengaruh debt to equity ratio
terhadap harga saham, dengan melihat
angka R square atau koefisien determinasi
yaitu sebesar 0,253 artinya, variable DER
memberikan kontribusi pengaruh sebesar
Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)
Pengujian secara terpisah atau parsial
bertujuan untuk melihat apakah masingmasing varibel independen berpengaruh
terhadap harga saham. Signifikansi
pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen dapat dilihat dari
Anslisis Regresi Sederhana
Berdasarkan Tabel 4 di atas maka
dapat disusun persamaan regresi sebagai
berikut: Y = 7,487
- 2,547 DER
Konstanta sebesar 7,487 mempunyai
arti jika DER sama dengan nol, maka harga
saham sebesar 7,487. Angka koefisien
regresi sebesar - 2,547 dan negatif, angka
tersebut mempunyai arti bahwa setiap
kenaikan 1 poin atau 1% DER akan
menurunkan harga saham sebesar 2,547
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
probabilitas (sig). Apabila nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 atau α =5%, maka
dapat disimpulkan bahwa DER secara
terpisah berpengaruh terhadap harga
saham. Sebaliknya jika nilai probabilitas
lebih besar dari 0,05 atau α = 5%, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel DER
secara terpisah tidak berpengaruh terhadap
harga saham. Hasil pengujian hipotesis
pada Tabel 4 diatas secara parsial
menunjukan probabilitas DER sebesar
0,003 lebih kecil dari 0,05 artinya variabel
debt to equity ratio berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Dilihat dari perbandingan antara thitung dengan t-tabel dengan ketentuan
dimana t-hitung>t-tabel, maka HA diterima
atau debt to equity ratio berpengaruh
signifikan
terhadap
harga
saham.
Sebaliknya apabila t-hitung<t-tabel, maka
HO diterima atau debt to equity ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Pada Tabel 4 diatas, nilai t-hitung
pada DER sebesar 3.469 lebih besar dari ttabel sebesar 2.101, maka HO ditolak
dengan ketentuan menerima HA artinya
variabel DER berpengaruh signifikan
terhadap harga saham pada tingkat α =
0,05.
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar
model penelitian, seperti kondisi ekonomi,
kebijakan pemerintah, dan fundamental
perusahaan lainnya seperti pada rasio
likuiditas, rasio profitabilitas dan lain
sebagainya. Selain itu, nilai F hitung
sebesar 4.001 dengan taraf signifikansi
sebesar 0,001 (sig α < 0,05)
.
Pengaruh antara Return On Equity
terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil analisis, dapat
dilihat bahwa variabel return on equity
berpengaruh terhadap harga saham.
Dimana nilai koefisien determinasi sebesar.
Artinya, sebesar 0,007 harga saham PT
Medco
Energi
Internasional
Tbk
dipengaruhi oleh ROE, sedangkan sisanya
sebesar 99,93% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar model penelitian, seperti
kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah,
dan fundamental perusahaan lainnya
seperti pada rasio likuiditas, rasio
profitabilitas dan lain sebagainya. Selain
itu diperoleh nilai t-hitung sebesar 12.912
dengan tingkat signifikasi 0,000 (sig α <
0,05). hasil ini menunjukkan bahwa
variabel return on equity memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham, ini menunjukan apabila ROE
tinggi maka harga saham juga akan naik.
Hasil yang didapatkan ini sesuai dengan
teori penelitian empiris sebelumnya dengan
hipotesis yang diajukan Apabila ROE
perusahaan tinggi maka ada kemungkinan
harga saham perusahaan akan naik.
Semakin besar nilai ROE, menunjukkan
kinerja perusahaan yang semakin baik pula,
karena tingkat pengembalian modal
semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori
apabila kondisi keuangan yang tercermin
dalam
rasio
ROE
menunjukkan
peningkatan maka minat investor untuk
menanamkan modalnya akan semakin
besar sehingga menyebabkan harga saham
naik.
PEMBAHASAN
Pengaruh antara Return On Equity, Debt
to Equity Ratio dan Earning Per Share
secara simultan terhadap harga saham.
Berdasarkan hasil analisis, dapat
dilihat bahwa ROE, DER dan EPS secara
simultan berpengaruh terhadap harga
saham, dimana nilai R square adalah 0.462.
Artinya, sebesar 46,2% harga saham PT
Medco
Energi
Internasional
Tbk
dipengaruhi oleh return on equity, debt to
equity ratio dan earning pershare,
sedangkan
sisanya
sebesar
53,8%
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
Pengaruh antara Earning Per Share
terhadap harga saham
Berdasarkan hasil analisis, dapat
dilihat bahwa variabel earning per share
berpengaruh terhadap harga saham.
Dimana nilai koefisien determinasi sebesar
0.002. Artinya, sebesar 0,02% harga saham
PT Medco Energi Internasional Tbk
dipengaruhi oleh variabel EPS ,sedangkan
sisanya sebesar 99,98% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain di luar model penelitian,
seperti kondisi ekonomi, kebijakan
pemerintah, dan fundamental perusahaan
lainnya seperti pada rasio likuiditas, rasio
profitabilitas dan lain sebagainya. Selain
diperoleh nilai t hitung sebesar 11.663
dengan tingkat signifikasi 0,000 (sig α <
0,05). hasil ini menunjukkan bahwa
variabel Earning pershare memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham, ini menunjukan apabila EPS
tinggi maka harga saham juga akan naik.
Hasil yang didapat ini sesuai dengan teori
penelitian empiris sebelumnya dengan
hipotesis yang diajukan apabila semakin
besar Earning Per Share maka kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan dari setiap lembar saham juga
akan semakin besar, keuntungan yang
besar menarik minat investor untuk
memiliki saham tersebut. Permintaan yang
besar terhadap saham tersebut nantinya
akan meningkatkan harga saham (Fara
Dharmastuti, 2004). Hal itu sesuai dengan
teori apabila kondisi keuangan yang
tercermin dalam rasio Earning Per Share
menunjukkan peningkatan maka minat
investor untuk menanamkan modalnya
akan semakin besar sehingga menyebabkan
harga saham naik
Dimana nilai koefisien determinasi sebesar
0.253. Artinya, sebesar 25,3% harga saham
PT
Medco
Ewnergi
Internasional
dipengaruhi oleh DER ,sedangkan sisanya
sebesar 74,7% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar model penelitian, seperti
kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah,
dan fundamental perusahaan lainnya
seperti pada rasio likuiditas, rasio
profitabilitas dan lain sebagainya. Selain
itu diperoleh nilai t-hitung sebesar 3.469
dengan tingkat signifikasi 0,003 (sig α <
0,05). hasil ini menunjukkan bahwa
variabel Debt to equity ratio memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham, ini menunjukan apabila DER
tinggi maka harga saham juga akan naik.
Hasil yang didapatkan ini berbanding
terbalik dengan teori penelitian empiris
sebelumnya dengan hipotesis yang
diajukan Apabila Debt To Equity Ratio
perusahaan tinggi maka ada kemungkinan
harga saham perusahaan akan rendah
karena apabila perusahaan memperoleh
laba perusahaan akan cenderung untuk
menggunakan
laba
tersebut
untuk
membayar
hutangnya
dibandingkan
membayar dividen (Fara Dharmastuti,
2004). Sebaliknya, apabila tingkat Debt To
Equity Ratio rendah maka membawa
dampak meningkatnya harga saham di
bursa.
Pengaruh antara Debt to Equity Ratio
terhadap harga Saham
Berdasarkan hasil analisis, dapat
dilihat bahwa variabel debt to equity ratio
berpengaruh terhadap harga saham.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas,
maka peneliti dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut : Berdas arkan hasil
penelitian, Return On Equity (X1), Earning
Pershare (X2) dan Debt to Equity Ratio
(X3)
secara
simultan
berpengaruh
signifikan positif terhadap harga saham PT
Meco Energi Internasional Tbk. Dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,001 > α =
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
0,05 dan kontribusi pengaruh yang
diberikan sebesar 0.462. Hal ini berarti
ROE, EPS dan DER secara simultan
mempunyai pengaruh yang sedang
terhadap harga saham.
Berdasarkan hasil penelitian secara
parsial Return On Equity (X1) berpengaruh
signifikan positif terhadap harga saham PT
Lippo General Insurance Tbk. Dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000 > α =
0,05. Dan kontribusi pengaruh yang
diberikan sebesar 0,007. Hal ini
menunjukan bahwa investor memandang
Return On Equity merupakan fundamental
perusahan yang berpengaruh kecil dalam
melakukan keputusan berinvestasi.
Berdasarkan hasil penelitian secara
parsial Earning pershare (X2) berpengaruh
signifikan positif terhadap harga saham PT
Medco Energi Internasional Tbk. Dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000 > α =
0,05 Dan kontribusi pengaruh yang
diberikan sebesar 0,002.
Hal ini
menunjukan bahwa investor memandang
Earning Pershare merupakan fundamental
perusahaan yang berpengaruh kecil dalam
melakukan keputusan berinvestasi.
Berdasarkan hasil penelitian secara
parsial Debt to Equity Ratio (X1)
berpengaruh signifikan positif terhadap
harga
saham
PT
Medco
Energi
Internasional
Tbk.
Dengan
tingkat
signifikansi sebesar 0,003 > α = 0,05. Dan
kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar
0.253 Hal ini menunjukan bahwa investor
memandang Debt To Equity Ratio
merupakan fundamental perusahan yang
penting dalam melakukan keputusan
berinvestasi.
DER, karena dalam penelitian ini rasio
tersebut yang berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Bagi perusahaan
harus dapat menjaga kestabilan kinerja
perusahaan dengan melakukan analisa
terhadap laporan keuangan, sehingga
diharapkan perusahaan agar lebih maju dan
meningkatkan harga saham PT Medco
Energi Internasional Tbk. Agar dimasa
mendatang, perusahaan tetap mampu
bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lain dan dapat memberikan nilai tambah
kepada para pemegang saham. Bagi
pembaca analisis ini bisa digunakan
sebagai dasar acuan penelitian lebih lanjut
lagi terhadap rasio – rasio yang di gunakan
dalam analisis keuangan suatu perusahaan
atau bukan perusahaan.
Saran
Bagi investor dan calon investor yang
hendak melakukan investasi sebaiknya
melihat dan menganalisis terlebih dahulu
dalam memilih perusahaan dengan
mempertimbangkan rasio ROE, EPS dan
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Astrid, 2012, “ Pengaruh DER,
ROE, EPS dan PER terhadap Harga
saham”
Universitas
Brawijaya,
Jakarta.
Dahlan
Siamat,
2005.
Manajemen
Lembaga Keuangan. “Kebijakan
Moneter dan Perbankan”, edisi
kesatu,
Fakultas
Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta
Darmadji, Tjipto dan Hendi M. Fakhrudin.
2001, Pasar Modal di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab, Edisi
Pertama,Salemba Empat, Jakarta.
Devi dan Sudjarni. (2012). “Pengaruh
Kinerja
Keuangan
Terhadap
Pendapatan Saham dengan DPR
sebagai Variabel Moderasi di BEI”.
Universitas Udayana, Bali.
Dharmastuti,
Fara.2004.
”Analisis
Pengaruh Faktor-Faktor Keuangan
Terhada Harga Saham Perusahaan
Go Pulbik di BEJ”, Jurnal
Manajeman Vol 1 No.1, Fakultas
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
Ekonomi Universitas Atmajaya,
Jakarta
Djazuli, Abid, 2006, Pengaruh EPS, ROI,
dan ROE Terhadap Perubahan
Harga Saham Pada Perusahaan
Sektor Manufacturing Pada Bursa
Efek Jakarta (BEJ)
Dorothea, Ratih, Pengaruh EPS, PER,
DER, ROE terhadap Harga saham,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Dwiatma, Analisis Pengaruh EPS, ROE,
dan DER terhadap harga saham,
Universitas Diponedoro, Semarang.
Fakhruddin, Sopian Hadianto, 2001,
Perangkat Dan Model Analisis
Investasi Di Pasar Modal, PT. Elex
Media Komunikasi, Jakarta.
Harahap, Sofyan Safri, 2004, Analisis
Kritis Atas Laporan Keuangan,
Penerbit PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Harmono, 2009, Manajemen Keuangan
Berbasis
Balanced
Scorecard
(Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset
Bisnis), Bumi Aksara, Jakarta.
Haryamani, 2007, Pengaruh Rasio – Rasio
Keuangan dan Tingkat Inflasi
Terhadap Harga Saham Perusahaan
Industri yang Go Publik di PT. Bursa
Efek Jakarta Jurnal Aplikasi
Manajemen Vol 5 (Desember). No.3.
Fakultas Ekonomi UPN Veteran,
Surabaya.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 2000.
Dasar-dasar Teori Portofolio. UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
Jogiyanto. 2009. Metodologi Penelitian
Sistem informasi. CV Andi Offset
Yogyakarta.
Jogiyanto, Hartono, 2008, Analisis &
Desain Sistem Informasi Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek
Aplikasi Bisnis. Andi Yogyakarta.
Kasmir, 2007. Analisis Laporan keuangan,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Keomn, Arthur J, David F. Scott Jr., John
D. Martin, dan J. William Petty,
2005.
Dasar-dasar
Manajemen
Keuangan, Buku Satu, Edisi Ketujuh,
Alih Bahasa oleh Chaerul D.
Djakman, Salemba Empat, Jakarta.
Kertonegoro, Santanoe, 2000, Analisa dan
Manajemen Investasi, Widyapress,
Jakarta.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim,
2003, Analisis Laporan Keuangan,
AMP-YKPN,Yogyakarta
Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori
Makroekonomi Edisi Keempat.
Terjemahan : Imam Nurmawan.
Jakarta : Erlangga.
Martono & D.Agus Harjito. 2007.
Manajemen keuangan. : Ekonisia,
Yogyakarta.
Munawir. 2007. “ Analisis Laporan
Keuangan” Liberti :Yogyakarta
Nachrowi,
Nachrowi
D.
2006.
Ekonometrika: Pendekatan Populer
dan Praktis Untuk Ekonomi dan
Keuangan.
Penerbit
Lembaga
Penerbit FE UI, Jakarta.
Nasir, M. 2008, Pengaruh EPS, Tingkat
bunga dan DER terhadap harga
saham.
Universitas
Indonesia,
Jakarta.
Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, 2001,
Pengantar Pasar Modal, Edisi
Revisi. Penerbit PT. RINEKA
CIPTA, Jakarta.
Prasetyo, Budi Antok (2012), Pengaruh
ROA, ROE, NPM, EPS, dan DTAR
Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Pertambangan, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas,
Surabaya.
Rusdin, 2008, Pasar Modal, cetakan kedua,
Alfabeta, Bandung.
Samsul, Mohamad, 2006. Pasar Modal dan
Manajemen Portofolio, Erlangga,
Jakarta
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Noerlita Cahyani dan Herry Winarto
Sartono, R Agus. 2008. Manajemen
Keuangan : Teori dan Aplikasi,
BPFE, Yogyakarta.
Sawir, Agnes. 2005. Analisa Kinerja
Keuangan
dan
Perencanaan
Keuangan Perusahaan, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Simamora, Henry, 2000. Akuntansi: Basis
Pengambilan Keputusan, Jilid Dua,
Cetakan Pertama, Salemba Empat,
Jakarta.
Sunariyah, 2003, Pengantar Pengetahuan
Pasar Modal , UUP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Stella. 2009. Pengaruh Price to Earnings
Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
On Asset dan Price to Book Value
Terhadap Harga Pasar Saham.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Sugiyono, 2008, Metode penelitian bisnis
(Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D), Penerbit: Alfabeta Bandung
Sudana, I made, 2011, Manajemen
keuangan perusahaan, Erlangga,
Jakarta.
Susilo, 2005. Analisis Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Return Saham
pada perusahaan LQ45 di BEJ ,
Universitas
Islam
Indonesia,
Yogyakarta.
Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan
Edisi Pertama, Penerbit Ekonisia,
Yogyakarta.
Syamsuddin. Lukman. (2000). Manajemen
Keuangan
Perusahaan. Cetakan
Keempat Edisi Baru. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Tambun, 2007, Menilai Harga Wajar
Saham, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis
Investasi Dan Manajemen Portofolio,
Penerbit BPFE, Yogyakarta
Weston dan Brigham, 2001, Dasar-dasar
Manajemen Keuangan 1. Erlangga,
Jakarta.
Widiatmodjo, Sawidji. 2008. Forex Online
Trading Jakarta : Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Wild, John J Subrayanman, K.R Haley,
Robert F 2005, Financial Statement,
Analysis Firs book, Salemba Empat,
Jakarta.
www.duniainvestasi.com
www.idx.co.id
www.google.com
www.medcoenergi.com
Download