I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini menggunakan tanaman jagung manis (Zea mays L. saccharata). Tanaman jagung manis atau sweet corn merupakan jenis jagung yang belum lama dikenal dan baru dikembangkan di Indonesia. Sweet corn semakin popular dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan jagung biasa. Selain itu umur produksinya lebih singkat (genjah) yaitu 70 – 80 hari sehingga sangat menguntungkan. Pertumbuhan jagung manis tidak akan optimal apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman jagung tidak tersedia. Kebutuhan tanaman jagung akan unsur hara nitrogen sangat tinggi, sehingga produksi tanaman jagung akan optimal apabila unsur hara nitrogen, kalium dan fosfat sudah terpenuhi. Kandungan hara pada tanah semakin lama biasanya semakin berkurang karena seringnya digunakan oleh tanaman yang hidup di atas tanah tersebut, bila keadaan seperti ini terus dibiarkan maka tanaman biasanya kekurangan unsur hara sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi terganggu. Kekurangan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dapat diatasi dengan pemupukan (Sutoro et al., 1988). Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha. Salah satu hal yang sering dilakukan petani pada umumnya adalah pemupukan. Pemupukan adalah suatu usaha yang dilakukan terutama dengan menambahkan zat hara ke dalam tanah untuk memperbaiki sifat tanah baik secara kimia, fisika dan biologi tanah. Pemupukan ini berpengaruh langsung dalam pemeliharaan tanah yang bertujuan mengembalikan keadaan unsur hara agar dapat mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh. Kebanyakan petani saat ini lebih cenderung menggunakan pupuk anorganik dibandingkan dengan pupuk organik. Hal ini dikarenakan petani menginginkan hasil tinggi dengan cara cepat yaitu dengan menggunakan pupuk anorganik (pupuk kimia) tanpa memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan dari penggunaan pupuk kimia terhadap tanah. Apalagi ketika prakteknya petani menggunakan pupuk anorganik secara 1 berlebihan atau tidak tepat takaran. Hal ini yang menyebabkan kesuburan tanah lama kelamaan akan menurun dan petani akan mengalami ketergantungan pupuk anorganik (Lingga, 1994). Pengurangan penggunaan pupuk anorganik terdapat beberapa alternatif yang dapat ditempuh yaitu dengan pemberian pupuk organik misalnya pupuk kandang yang lebih murah dan mudah didapat serta pengguanaan zeolit. Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang didapat dari kotoran dan urin hewan. Pupuk kandang dapat menambah ketersediaan unsur hara pada tanah yang dapat diserap oleh tanaman. Pupuk kandang atau pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Pupuk kandang dapat meningkatkan ketersediaan hara N, P, dan K di dalam tanah dan untuk menambah ketersediaan unsur hara, ada beberapa alternatif yang salah satunya dengan penggunaan zeolit sebagai campuran atau pelapisnya. Inceptisol, merupakan salah satu tanah pertanian yang tersebar paling luas di Indonesia, sekitar 70,25 juta ha atau 37,5% dari wilayah daratan Indonesia. Tanah ini mempunyai produktivitas alami yang beragam karena tidak memiliki sifat fisik dan kimia yang khas. Kisaran kadar C-organik dan KPK dalam Inceptisol sangat lebar, demikian pula kejenuhan basanya (Darmawijaya, 1997). Kompleks adsorbsi didominasi oleh ion Mg dan Ca dengan kandungan ion K relatif rendah. KPK tanah sebagian besar sedang sampai tinggi. Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature) dengan perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah yang matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya (Hardjowigeno, 1993). peningkatan produktivitas inceptisol dapat dilakukan teknik budidaya yang tepat antar lain pemupukan, pengelolaan tanah, pemberantasan hama dan perbaikan drainase (Munir, 1996). Pupuk kandang merupakan hasil samping yang cukup penting, terdiri dari kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang bercampur sisa makanan, dapat menambah unsur hara dalam tanah. Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Beberapa sifat fisik tanah yang dapat dipengaruhi pupuk kandang antara lain kemantapan agregat, bobot volume, total ruang pori, plastisitas dan daya pegang air. 2 Zeolit umumnya didefinisikan sebagai mineral alumina silika yang berstruktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral alumina (Al) dan silika (Si) dengan ronggarongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. Keberadaan Al ini yang menyebabkan zeolit memiliki muatan negatif sehingga zeolit mampu mengikat kation di dalam tanah. Penambahan zeolit juga dapat memperbaiki agregasi tanah sehingga meningkatkan pori-pori udara tanah yang berakibat merangsang pertumbuhan akar tanaman, sehingga zeolit dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Zeolit alam yang dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pada pembuatan granul karena zeolit memiliki struktur berongga yang dapat digunakan untuk menahan molekul air dan kation bebas yang dapat dipertukarkan (Bohn et al., 1985), selain itu menurut Estiaty et al., (2005), zeolit mempunyai KPK yang tinggi sehingga dapat mengikat dan menyimpan sementara unsur-unsur hara kemudian melepaskan kembali saat tanaman membutuhkan unsur tersebut sehingga mengurangi kehilangan unsur hara melalui penguapan dan pencucian; dengan demikian zeolit dimanfaatkan sebagai bahan penyedia lambat (Slow release agent). Pemberian campuran pupuk kandang kambing dan zeolit diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan unsur hara sehingga dapat menghemat biaya produksi, mengurangi pencemaran, dan degradasi lahan. Dengan pemberian amandemen ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan dan serapan N, P, dan K tanaman jagung manis di Inceptisol sehingga produksi Jagung manis meningkat dan penggunaan unsur hara oleh tanaman dapat efisien. B. Tujuan a. Mengetahui dan mempelajari pengaruh takaran campuran pupuk kandang kambing dan zeolit terhadap serapan N, P, dan K pada tanaman jagung manis di Inceptisol, Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman. b. Mengetahui pengaruh takaran campuran pupuk kandang kambing dan zeolit terhadap produksi tanaman jagung manis di Inceptisol, Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman. 3 C. Manfaat a. Campuran pupuk kandang kambing dan zeolit diharapkan dapat menjadi pupuk alternatif bagi petani untuk meningkatkan produktifitas tanaman jagung di Inceptisol. b. Campuran pupuk kandang kambing dan zeolit diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah Inceptisol. D. Hipotesis 1. Pemberian campuran pupuk kandang kambing dan zeolit dapat meningkatkan hara pada tanaman jagung manis. 2. Takaran campuran pupuk kandang kambing dengan zeolit yang dapat meningkatkan produksi jagung adalah pada perlakuan takaran 7,5 ton/ha. 4