Hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker

advertisement
Hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
Yuli Setiyawati*, Rosalina**, Puji Pranowowati***
*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
***) Staf Pengajar Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering
menyerang kaum wanita dan kecenderungan peningkatan prevelensinya tidak dapat
dihindari. Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan
atau hormon yang berbeda dengan terapi radiasi dan pembedahan. Kualitas hidup
merupakan keadaan yang menyatakan kepuasan batin dan kenyamanan hidup seseorang
di dunia. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama kemoterapi dengan
kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang.
Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan terhadap 39 responden yang diambil
dengan tehnik accidental sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan
kuesioner kualitas hidup dari WHO. Analisis data dilakukan dengan uji chi square.
Hasil penelitian didapatkan lama kemoterapi pasien kanker payudara sebagian
besar kurang dari 3 bulan yaitu sebanyak 26 dari 39 responden (66,7%). Kualitas hidup
pasien kanker payudara sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 23 dari 39
responden (59,0%). Tidak ada hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien
kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang, dengan p value 0,565 (α = 0,05).
Saran tenaga kesehatan dapat memberikan penatalaksanaan yang tepat sehingga
kualitas hidup pasien meningkat, keyakinan positif bertambah yang akan dapat
menambah penerimaan pasien terhadap kondisinya.
Kata kunci: kemoterapi, kualitas hidup, kanker payudara
Daftar pustaka: 39 (2004– 2014).
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
1
ABSTRACT
Breast cancer is known as one of the most frequent cancer affecting women and
the trend of increasing frequency are unavoidable. Chemotherapy is a cancer treatment
using drugs or hormones different with radiation therapy and surgery. Quality of life is a
state of mind which expressed satisfaction and comfort of one's life in the world.
Purpose of this study was to determine the long-standing relationship with the
chemotherapy quality of life of breast cancer patients undergoing chemotherapy at the
General Hospital of Tugurejo Semarang.
This research method was used descriptive correlation design with cross
sectional approach. Research conducted on 39 respondents taken by accidental sampling
technique. Data were collected was used a questionnaire WHO quality of life. Data
analysis was performed with chi square test.
The result showed long chemotherapy of breast cancer patients mostly less than
3 months as many as 26 out of 39 respondents (66.7%). Quality of life of breast cancer
patients are mostly in good category as many as 23 out of 39 respondents (59,0%).
There is no long-standing relationship with the chemotherapy quality of life of breast
cancer patients undergoing chemotherapy at the General Hospital of Tugurejo
Semarang, with a p value of 0.565 (α = 0.05).
Suggestions health workers can provide appropriate management so that the
quality of life of patients increased, positive beliefs that will increase patient acceptance
can add to his condition.
Keywords: chemotherapy, quality of life, breast cancer
References: 39 (2004– 2014)
PENDAHULUAN
Kanker payudara dikenal sebagai
salah satu kanker yang paling sering
menyerang
kaum
wanita
dan
kecenderungan
peningkatan
prevelensinya tidak dapat dihindari.
Ditambah lagi kematian karena kanker
payudara masih tinggi, terutama pada
negara-negara sedang berkembang,
karena keterlambatan diagnosis, y ang
berarti juga keterlambatan pengobatan
(Bustan, 2007). Penurunan kualitas
hidup
pada
penderita
kanker
dipengaruhi
oleh
faktor
yang
beranekaragam, seperti gejala, jenis
perawatan yang diperoleh pasien, status
penampilan pasien, depresi dan
keyakinan spiritual (Kreitler et.,al,
2007). Upaya untuk memperpanjang
serta memperbaiki kualitas hidup pasien
dapat dilakukan dengan melakukan
terapi hormon, terapi radiasi dan
kemoterapi (Handayani dan Suharmiati,
2012).
Wanita
di
seluruh
dunia
diperkirakan 1,2 juta terdiagnosis
terkena kanker payudara, 500.000
diantaranya meninggal dunia. Wanita di
Amerika Serikat pada tahun 2012
diperkirakan memiliki risiko terserang
kanker payudara adalah 1 dari 28
wanita. Sejumlah 203.500 wanita telah
terdiagnosis terkena kanker payudara,
54.300
terkena
DCIS
(Dustal
Carcinoma In Situ) atau tumor jinak
pada seluruh payudara dan 40.000
wanita meninggal karena kanker
payudara (Oflah, Mendri dan Badi’ah,
2013).
Kemoterapi
merupakan
pengobatan
kanker
dengan
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
2
menggunakan obat-obatan atau hormon
yang berbeda dengan terapi radiasi dan
pembedahan. Penggunaan kemoterapi
kombinasi juga telah menunjukkan
keberhasilan
subtansial,
terutama
kombinasi obat yang mempunyai
mekanisme kerja yang berbeda.
Beberapa kanker diseminata dapat
disembuhkan dengan kemoterapi saja.
Hal ini membuktikan bahwa adanya
toksisitas yang selektif dari kemoterapi
(Aziz, Andrijono & Saifudin, 2010).
Tujuan
penggunaan
obat
kemoterapi terhadap kanker adalah
mencegah/menghambat multiplikasi sel
kanker, menghambat invasi dan
metastase. Kemoterapi juga berefek
toksik terhadap sel-sel normal terutama
pada jaringan yang mempunyai siklus
sel yang cepat (Aziz, Andrijono &
Saifudin, 2010).
Lama kemoterapi bervariasi,
tetapi biasanya diberikan selama enam
bulan secara kelesuruhan (empat untuk
adriamcyn-beberapa obat kombinasi),
dengan beberapa seri pengobatan sekali
sebulan (Buckman dan Whittaker,
2010). Resimen kemoterapi total
biasanya berlangsung antara tiga
hingga enam bulan (Pamungkas, 2011).
Lama pemberian kemoterapi adjuvant
menurut konsep terbaru 6 bulan
kemoterapi ekuivalen dengan durasi
yang lebih lama. Namun masik
kontroversi apakah 4 bulan kemoterapi
(AC 4 siklus) ekuivalen dengan 6 bulan
(Suyatno dan Pasaribu, 2010).
Kualitas
hidup
merupakan
keadaan yang menyatakan kepuasan
batin dan kenyamanan hidup seseorang
di dunia. Kualitas hidup ditentukan oleh
delapan aspek kehidupan diantaranya
pendidikan,
karier,
keuangan,
ketenaran,
cinta,
keturunan,
pembimbing
dan
kesehatan
(Chandramulyana, 2007). Kualitas
hidup dibagi dalam dimensi lingkungan,
fisik, sosial dan psikologis. Kualitas
hidup juga terdiri atas penilain subjektif
mengenai sejauh mana berbagai dimensi
seperti lingkungan, kondisi fisik, ikatan
sosial dan kondisi psikologis dirasakan
memenuhi kebutuhannya (Sadli, 2010).
Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan
di
RSUD
Tugurejo
Semarang, pada tanggal 30 Oktober
2015 diperoleh data jumlah pasien
kanker payudara rawat inap dalam
menjalani kemoterapi pada bulan Juli
sebanyak 16 orang, bulan Agustus
sebanyak 25 orang dan bulan September
sebanyak 27 orang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jumlah pasien
kanker payudara rawat inap dalam
menjalani
kemoterapi
semakin
meningkat.
Peneliti
melakukan
pengkuran lama kemoterapi dan kualitas
hidup terhadap 9 pasien kanker
payudara rawat inap dalam menjalani
kemoterapi menggunakan kuesioner
sederhana diperoleh hasil 6 pasien
(66,7%) mempunyai kualitas hidup
kurang baik (mereka merasa stres,
depresi dan takut serta tidak dapat
menjalin hubungan baik dengan
lingkungan) dimana 4 pasien (66,7%)
menjalani kemoterapi lebih dari tiga
bulan dan 2 pasien (33,3%) menjalani
kemoterapi kurang dari tiga bulan.
Diperoleh pula 3 pasien (33,3%)
mempunyai kualitas hidup yang baik
(mereka tidak merasa stres, tidak
depresi dan takut serta dapat menjalin
hubungan baik dengan lingkungan)
dimana 1 pasien (33,3%) menjalani
kemoterapi lebih dari tiga bulan dan 2
pasien (66,7%) menjalani kemoterapi
kurang dari tiga bulan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai kualitas hidup
kurang baik meskipun sudah menjalani
kemoterapi lebih dari tiga bulan. Upaya
pihak rumah sakit untuk meningkatkan
kualitas
hidup
pasien
tersebut
diantaranya menlajin hubungan baik
dengan pasien baik melalui komunikasi
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
3
yang baik maupun meningkatkan
perilaku caring dari perawat.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
lebih
jauh
tentang
hubungan lama kemoterapi dengan
kualitas hidup pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Tugurejo
Semarang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini termasuk deskriptif
korelasi
yang
bertujuan
untuk
mengungkapkan hubungan korelatif
antar variabel. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilakukan di
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang pada 27-30 Januari 2016.
Populasi yang diteliti dalam penelitian
ini adalah pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di Rumah Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang,
yaitu sebanyak 65 orang (rata-rata
jumlah pasien dari bulan Oktober –
Desember 2015). Teknik sampling
dalam penelitian ini adalah dengan cara
accidental sampling. Kuesioner untuk
mengukur kualitas hidup dengan
menggunakan kuesioner WHO QoL.
Kualitas
Hidup
Kurang
Baik
Total
Frekuensi
%
16
23
39
41,0
59,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan
bahwa kualitas hidup pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang sebagian besar dalam kategori
baik yaitu sebanyak 23 dari 39
responden (59,0%).
3. Hubungan antara lama kemotherapi
dengan kualitas hidup
Kualitas
hidup
diukur
dengan
menggunakan skala kualitas hidup dari
WHOQOL-BREF. Skala tersebut terdiri
dari 26 item, yang sudah terbagi dalam
4 dimensi yaitu kesehatan fisik,
psikologis,
hubungan
sosial,
lingkungan. Pengukuran untuk variable
lama kemoterapi berdasarkan data rekan
medic dari Rumah Sakit Umum Daerah
Tugurejo Semarang. Analisis statistic
dengan menggunakan uji chi square.
HASIL PENELITIAN
1. Lama kemoterapi
Lama
Frekuensi
Kemoterapi
< 3 bulan
26
> 3 bulan
13
Jumlah
39
%
66,7
33,3
100,0
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan
bahwa lama kemoterapi pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang sebagian besar kurang dari 3
bulan yaitu sebanyak 26 dari 39
responden (66,7%).
2. Kualitas hidup
Kualitas hidup
Lama
Kurang
Baik
Total
Kemoterapi
f
%
f
%
f
%
< 3 bulan
12
46,2
14
53,8
26
100,0
≥ 3 bulan
4
30,8
8
69,2
13
100,0
Jumlah
16
41,0
23
59,0
39
100,0
Analisis Hubungan Lama Kemoterapi
dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker
Payudara yang Menjalani Kemoterapi di
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
4
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang
Berdasarkan
hasil
analisis
hubungan lama kemoterapi dengan
kualitas hidup pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Tugurejo
Semarang, diperoleh hasil bahwa
responden dengan lama kemoterapi < 3
bulan sebanyak 26 orang dimana
sebagian besar mempunyai kualitas
hidup kategori kurang yaitu sebanyak 12
orang (46,2%) lebih banyak dari pada
yang mempunyai kualitas hidup kategori
baik yaitu sebanyak 14 orang (53,8%).
Responden dengan lama kemoterapi
lebih atau sama dengan dari tiga bulan
sebanyak 13 orang dimana sebagian
besar mempunyai kualitas hidup
kategori baik yaitu sebanyak 8 orang
(69,2%) lebih banyak dari pada yang
mempunyai kualitas hidup kategori
kurang yaitu sebanyak 4 orang (30,8%).
Hasil uji statistik dengan menggunakan
uji chi square diperoleh didapatkan nilai
korelasi (0,331) < χ2 tabel (3,62) dan p
value 0,565 (α = 0,05), maka dapat
disimpulkan tidak ada hubungan lama
kemoterapi dengan kualitas hidup pasien
kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di Rumah Sakit Umum
Daerah Tugurejo Semarang.
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
1. Gambaran Lama Kemoterapi Pasien
Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum
Daerah Tugurejo Semarang
Menurut
tabel
4.1
menunjukkan
bahwa
lama
kemoterapi pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di
Rumah Sakit Umum Daerah
Tugurejo Semarang yang kurang dari
3 bulan yaitu sebanyak 26 dari 39
responden (66,7%).
Sedangkan
pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di Rumah
Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang yang lebih dari 3 bulan
yaitu sebanyak 13 dari 39 responden
(33,3%).
Hasil penelitian didapatkan
bahwa responden yang menjalani
kemoterapi < 3 bulan paling banyak
usia 48 tahun sebanyak 6 responden.
Berdasarkan
pendidikan
paling
banyak melaksanakan kemoterapi
adalah responden yang memiliki
pendidikan SMA sebanyak 19
responden. Dan sebagian besar
adalah pegawai swasta sebanyak 15
responden.
Kemoterapi
merupakan
pemberian obat untuk membunuh
sel-sel
kanker,
mengontrol
pertumbuhan sel kanker dan
menghentikan pertumbuhan sel
kanker sehingga sel kanker tidak
menyebar atau untuk mengurangi
gejala-gejala yang di sebabkan oleh
kanker. Tidak seperti radiasi atau
operasi
yang
bersifat
lokal,
kemoterapi
merupakan
terapi
sistemik,
yang
berarti
obat
menyebar ke seluruh tubuh dan
dapat mencapai sel kanker yang
telah menyebar jauh atau metastase
ke tempat lain (Rasjidi, 2007).
Pelaksanaan
1
siklus
kemoterapi di RSUD Tugurejo
selama 3 bulan dengan 6 kali
pelaksanaan.
Lama
kemoterapi
bervariasi, tetapi biasanya diberikan
selama
enam
bulan
secara
kelesuruhan
(empat
untuk
adriamcyn-beberapa
obat
kombinasi), dengan beberapa seri
pengobatan sekali sebulan (Buckman
dan Whittaker, 2010). Resimen
kemoterapi
total
biasanya
berlangsung antara tiga hingga
enam bulan (Pamungkas, 2011).
Lama
pemberian
kemoterapi
adjuvant menurut konsep terbaru 6
bulan kemoterapi ekuivalen dengan
durasi yang lebih lama. Namun
masih kontroversi apakah 4 bulan
kemoterapi (AC 4 siklus) ekuivalen
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
5
dengan 6 bulan
Pasaribu, 2010).
(Suyatno
dan
2. Gambaran Kualitas Hidup Pasien
Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum
Daerah Tugurejo Semarang
Menurut
tabel
4.2
menunjukkan bahwa kualitas hidup
pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di Rumah
Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang dalam kategori baik yaitu
sebanyak 23 responden (59,0%).
Sedangkan kualitas hidup pasien
kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di Rumah Sakit Umum
Daerah Tugurejo Semarang dalam
kategori kurang sebanyak 16
responden (41,0%).
Hasil penelitian didapatkan
kualitas hidup baik pada responden
yang
memiliki
kemampuan
berkonsentrasi yang baik, dan
responden
mengaku
memiliki
kepuasan terhadap hidupnya dengan
kondisi yang dia alami. Sedangkan
pengalaman memiliki uang dirasakan
sebagai hal yang sulit bagi responden
selama menjalani kemoterapi ini.
Kualitas hidup merupakan
keadaan yang menyatakan kepuasan
batin dan kenyamanan hidup
seseorang di dunia. Kualitas hidup
ditentukan oleh delapan aspek
kehidupan diantaranya pendidikan,
karier, keuangan, ketenaran, cinta,
keturunan,
pembimbing
dan
kesehatan (Chandramulyana, 2007).
Kualitas hidup pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tugurejo Semarang dalam kategori
kurang disebabkan oleh faktor
penyakit.
Kualitas hidup merupakan
suatu kondisi yang menyatakan
tingkat kepuasan secara batin,
kenyamanan dan kebahagiaan hidup
dalam arti seluas-luasnya. Selama
masih hidup manusia tidak akan
pernah
berhenti
menghadapi
permasalahan
dan
kesulitan.
Seseorang yang terbiasa menghambil
hikmah dari suatu kesulitans hidup
akan tercipta perasaan lebih tenang
dan tentram (Jusup, 2010). Kualitas
hidup pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di Rumah
Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang dalam kategori baik
didukung oleh dukungan keluarga.
Dukungan keluarga akan
mempengaruhi kesehatan secara fisik
dan psikologis, dimana dukungan
keluarga tersebut dapat diberikan
melalui
dukungan
emosional,
informasi
ataupun memberikan
nasihat. Dukungan keluarga terdiri
dari
dukungan
instrumental,
dukungan informasional, dukungan
emosional, dukungan pengharapan
dan dukungan harga diri yang
diberikan sepanjang hidup pasien.
Dukungan keluarga yang didapat
oleh pasien gagal ginjal kronis yang
menjalani
terapi
hemodialisa
menyangkut
dukungan
dalam
masalah
finansial,
mengurangi
tingkat depresi dan ketakutan
terhadap kematian serta pembatasan
asupan cairan (Smeltzer & Bare,
2008). Dukungan keluarga juga
dapat
mempengaruhi
kepuasan
seseorang
dalam
menjalani
kehidupan sehari-hari termasuk
kepuasan
terhadap
status
kesehatannya (Rasjidi, 2010).
B. Analisis Bivariat
Hubungan Lama Kemoterapi dengan
Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara
yang Menjalani Kemoterapi di Rumah
Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
Berdasarkan
hasil
analisis
hubungan lama kemoterapi dengan
kualitas hidup pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Tugurejo
Semarang, diperoleh hasil bahwa
responden responden dengan lama
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
6
kemoterapi < 3 bulan sebanyak 26 orang
dimana sebagian besar mempunyai
kualitas hidup kategori kurang yaitu
sebanyak 12 orang (46,2%) lebih banyak
dari pada yang mempunyai kualitas
hidup kategori baik yaitu sebanyak 14
orang (53,8%). Responden dengan lama
kemoterapi lebih atau sama dengan dari
tiga bulan sebanyak 13 orang dimana
sebagian besar mempunyai kualitas
hidup kategori baik yaitu sebanyak 9
orang (69,2%) lebih banyak dari pada
yang mempunyai kualitas hidup kategori
kurang yaitu sebanyak 4 orang (30,8%).
Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji chi square diperoleh
didapatkan nilai korelasi (0,331) < χ2
tabel (3,62) dan p value 0,565 (α = 0,05),
maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan lama kemoterapi dengan
kualitas hidup pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Tugurejo
Semarang.
Responden
yang
menjalani
kemoterapi < 3 bulan paling banyak
usia 48 tahun, pendidikan SMA, dan
meiliki pekerjaan swasta. Sedangkan
responden yang melakukan kemoterapi
> 3 bulan paling banyak usia 42 tahun,
pendidikan SMP dan pekerjaan ibu
rumah tangga. Responden yang
memiliki kuelitas hidup kurang paling
banyak pada usia 48 tahun, pendidikan
SD dan pekerjaan ibu rumah tangga.
Dan repsonden yang memiliki kualitas
hidup baik paling banyak pada usia
pada usia 26 tahun, 34 tahun, 39 tahun,
42 tahun, dan 51 tahun, berpendidikan
SMA, dan responden yang bekerja
swasta.
Hasil penelitian menunjukkan
tidak ada hubungan antara lama
kemoterapi dengan kualitas hidup
pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi. Hal ini dikarenakan masih
ada
banyak
faktor
lain
yang
mempengaruhi
kualitas
hidup
seseorang. Kualitas hidup seseorang
menurut Desita (2010) dipengaruhi oleh
umur, jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, agama, suku dan
budaya, ekonomi atau penghasilan,
penyakit, stres, dukungan keluarga,
status nutrisi dan gangguan tidur.
Penyakit yang dialami oleh
responden, terjadi karena jaringan
payudara tersebut terdiri dari kelenjar
susu (kelenjar pembuat air susu),
saluran kelenjar (saluran air susu) dan
jaringan penunjang payudara Kanker
payudara merupakan tumor ganas yang
menyerang
jaringan
payudara
(Mardiana, 2004). Setiap penderita
kanker payudara penting dan patut
untuk melakukan pengobatan terhadap
kanker payudara. Pengobatan kanker
payudara sangat tergantung pada jenis,
lokasi dan tingkat penyebarannya.
Pengobatan pada pasien kanker
payudara ada beberapa jenis dan salah
satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi
merupakan penggunaan obat-obatan
khusus untuk mematikan sel-sel kanker
(Yudissanta & Ratna, 2012).
Menurut
Breast
Cancer
Organization
(2012),
mengatakan
bahwa efek samping yang akan muncul
pada kemoterapi tergantung pada
jumlah obat yang didapatkan, masa
pengobatan dan keadaan kesehatan
umum penderita. Efek kemoterapi yang
paling umum terjadi seperti mual,
muntah, kelelahan, anemia, diare,
rambut
rontok,
infeksi,
infertil,
menopause, masalah kesuburan dan
perubahan berat badan. Pasien kanker
yang menjalani kemoterapi dapat
mengalami perubahan dari berbagai
aspek-aspek kehidupan yang akan
berpengaruh terhadap kesehatan fisik,
kesejahteraan psikologis, hubungan
sosial dan dengan lingkungan. Dengan
kata lain, hal tersebut juga akan
berdampak pada kualitas hidup pasien
(Skevington, Lotfy & Connell, 2004).
Kualitas hidup yang berhubungan
dengan kesehatan dapat diartikan
sebagai respon emosi dari penderita
terhadap aktivitas sosial, emosional,
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
7
pekerjaan dan hubungan
antara
keluarga, rasa senang atau bahagia,
adanya kesesuaian antara harapan dan
kenyataan yang ada, adanya kepuasan
dalam melakukan fungsi fisik, sosial
dan emosional serta kemampuan
mengadakan sosialisasi dengan orang
lain (Silitonga 2007). Beberapa faktor
yang mempengaruhi gambaran kualitas
hidup pasien dibagi menjadi dua bagian.
Bagian
yang
pertama
adalah
sosiodemografi yaitu jenis kelamin,
umur,
suku/
etnik,
pendidikan,
pekerjaan dan status perkawinan.
Bagian kedua adalah medis yaitu
stadium penyakit, dan penataklasanaan
medis yang dijalani dan lama menjalani
pengobatan medis (kemoterapi) (Desita,
2010).
Menurut Tjokronegoro (2006),
pemberian kemoterapi tidak hanya
diberikan sekali saja, namun diberikan
secara berulang (berseri) artinya pasien
menjalani kemoterapi setiap dua seri,
tiga seri, ataupun empat seri dimana
setiap seri terdapat proses pengobatan
dengan kemoterapi diselingi dengan
periode
pemulihan
kemudian
dilanjutkan dengan periode pengobatan
kembali dan begitu seterusnya sesuai
dengan obat kemoterapi yang diberikan.
Tahap awal menjalani pengobatan
(kemoterapi) pasien seolah-olah tidak
menerima atas penyakitnya, marah
dengan kejadian yang ada dan merasa
sedih dengan kejadian yang dialami
sehingga memerlukan penyesuaian diri
yang lama terhadap lingkungan yang
baru dan harus menjalani pengobatan
tersebut (kemoterapi). Waktu yang
diperlukan untuk beradaptasi masingmasing pasien berbeda lamanya,
semakin lama pasien menjalani
pengobatan
(kemoterapi)
adaptasi
pasien semakin baik karena pasien telah
mendapat pendidikan kesehatan atau
informasi yang diperlukan semakin
banyak dari petugas kesehatan (Sapri,
2008). Semakin lama pasien menjalani
pengobatan
(kemoterapi),
maka
semakin patuh pasien tersebut karena
pasien sudah mencapai tahap accepted
(menerima) dengan adanya pendidikan
kesehatan dari petugas kesehatan yang
pada akhirnya akan meningkatkan
kualitas hidupnya (Kuble-Ross, 1998
dalam Sapri 2008).
Berdasarkan teori, kualitas hidup
berhubungan dengan gejala, fungsi,
psikologis, sosial kesejahteraan, dan
mungkin tingkat terendah untuk
pemenuhan kebutuhan. Kualitas hidup
sangat terkait dengan normalitas,
termasuk fungsi normal atau kebutuhan
minimal manusia yang harus terpenuhi
(World Health Organization Quality of
Life Group, 2010). Keberadaan
penyakit tertentu dapat mempengaruhi
kondisi kesehatan fisik seseorang yang
menentukan kualitas hidup seseorang.
Salah satu aspek yang menjadi
penyebabnya adalah tingkat kesehatan.
Pola penyakit yang diderita masyarakat
sebagian besar adalah penyakit infeksi
menular seperti ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut), malaria, diare dan
penyakit kulit. Pada waktu yang
bersamaan terjadi peningkatan penyakit
tidak menular seperti penyakit jantung
dan pembuluh darah, diabetes melitus
dan kanker.
Pemahaman
klien
tentang
penyakit kanker dapat disembuhkan bila
ada pengetahuan sejak dini terhadap
penyakit tersebut. Keyakinan terhadap
dirinya sendiri disertai dengan upayan
nyata untuk melemahkan sel-sel kanker
dapat meningkatkan kualitas hidup
seseorang, seperti pendapat WHO
(2014) bahwa kualitas hidup merupakan
persepsi dari individu dalam kehidupan
dalam konteks budaya dan sistem nilai
dimana mereka hidup dan dalam
kaitannya dengan nilai-nilai, standart
dan kekhawatiran dalam hidup.
Hal ini didukung dengan pendapat
Ferris 92010) yang menyatakan bahwa
kualitas hidup dapat ditingkatkan
dengan membuang alasan untuk
depresi, bunuh diri dan respon negatif
lainnya
dengan
mengalami
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
8
kebahagiaan, dan kehidupan yang
menarik melalui cinta, kasih sayang dan
kesejahteraan emosional, kualitas hidup
akan
meningkat
saat
intervensi
mengurangi dasar untuk kesepian. Hasil
tersebut
didukung dengan hasil
penelitian oleh Wijaya (2009) dimana
kualitas hidup pasien dengan depresi
mengalami penurunan di banding
dengan pasien tanpa gejala depresi.
Seseorang penderita kanker akan
mengalami perubahan-perubahan cara
hidup terkait dengan adanya penyakit
pada tubuhnya, dan juga dengan jadual
penanganan kanker yang harus dijalani
secara rutin. Sikap depresi sangat wajar
dimiliki oleh penderita kanker, namun
ada pula yang tetap terlihat segar dan
sehat karena mereka berusaha menutupi
penyakitnya dari orang-orang yang ada
disekitarnya dan bersikap seperti orang
sehat lainnya, sambil mengusahakan
program pengobatan untuk mencapai
kesembuhan, tetap melakukan kegiatan
atau pekerjaan yang selama ini
ditekuninya dan masih memiliki
hubungan positif dengan orang-orang
disekitarnya. Orang-orang seperti inilah
yang biasanya memiliki kualitas hidup
yang positif. Kriteria kualitas hidup
yang
positif
ditentukan
bahwa
seseorang
memiliki
pandangan
psikologis yang positif, memiliki
kesejahteraan emosional, memiliki
kesehatan fisik dan mental yang baik,
memiliki kemampuan fisik untuk
melakukan
hal-hal
yang
ingin
dilakukan, memiliki hubungan yang
baik dengan teman dan keluarga,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan
rekreasi, tinggal dalam lingkungan yang
aman dengan fasilitas yang baik,
memiliki cukup uang dan mandiri
(Bowling, 2005).
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Fitriana & Ambarini (2012)
yang menemukan bahwa penderita
kanker
serviks
yang
menjalani
pengobatan
radioterapi
memiliki
kualitas hidup yang baik dimana
penderita tetap dapat menikmati
kehidupannya tanpa memperhatikan
berapa lama menjalani pengobatan.
Meski secara fisik penderita mengalami
penurunan namun secara psikologis
subjek menunjukkan bahwa dirinya
tidak semakin terpuruk dalam kesedihan
dan mampu menumbuhkan perasaan
positif dalam dirinya. Secara relasi
sosialnya,
subjek
mengungkapkan
bahwa dukungan sosial yang besar dari
keluarga
memberikan
kontribusi
penting. Upaya yang dilakukan dalam
pencapaian kualitas hidup yakni
berpikir positif dan lebih mendekatkan
diri pada Tuhan dengan memperbanyak
ibadah dan doa, serta menjalani
prosedur pengobatan dengan baik,
seperti yang terungkap oleh salah satu
responden
bahwa
responden
menganggap
bahwa
sakit
yang
dideritanya merupakan rencana Tuhan
untuknya sehingga dia sudah dapat
menerima dan kuat untuk menjalani
kehidupannya meski harus bergelut
dengan penyakit kanker serviks.
C. Keterbatsan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini antara lain:
1. Pengambilan data kualitas hidup
hanya dilakukan 1 kali, sedangkan
kualitas hidup dapat berubah
mengikuti kondisi yang dipengaruhi
leh faktor lain.
2. Responden
penelitian
yang
heterogen
dilihat
dari
faktor
karakteristik
responden
sesuai
dengan hasil kuesioner, misalnya
pada faktor kepemilikan uang
sebagai
sarana
pendukung
pengobatan, memberikan penilaian
berbeda pada variabel depresi dan
kualitas hidup responden.
KESIMPULAN
1. Lama kemoterapi pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang sebagian besar kurang dari 3
bulan yaitu sebanyak 26 dari 39
responden (66,7%).
2. Kualitas hidup pasien kanker payudara
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
9
yang menjalani kemoterapi di Rumah
Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
sebagian besar dalam kategori baik yaitu
sebanyak 23 dari 39 responden (59,0%).
3. Tidak ada hubungan lama kemoterapi
dengan kualitas hidup pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang, dengan p value 0,565 (α =
0,05).
SARAN
1. Bagi praktek keperawatan
Hendaknya
penyedia
praktek
keperawatan perlu secara kontinyu
melakukan penilaian kualitas hidup
selama pasien kanker menjalani
kemoterapi,
untuk
memberikan
penatalaksanaan yang tepat sehingga
kualitas hidup pasien meningkat,
keyakinan positif bertambah yang akan
dapat menambah penerimaan pasien
terhadap kondisinya.
2. Bagi pelayanan kesehatan
Pelayanan
kesehatan
hendaknya
memulai upaya untuk peningkatan
kualitas hidup bagi penderita kanker
merupakan hal yang sangat dibutuhkan
untuk menambah keyakinan dan
kemampuan berpikir positif bagi pasien.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat hendaknya
digunakan sebagai informasi dan data
dasar
untuk
peneliti
selanjutnya
mengenai kualitas hidup pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi.
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
10
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto dan Anggraeni, 2008. Pengantar
Epidemiologi
II.
Jakarta:
Buku
Kedokteran EGC
Kanker Payudara Dengan 3 Terapi
Alami. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Bustan, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular. Cetakan 2. Jakarta: Rineka
Cipta
Hanipratiwi, 2013. Hubungan gangguan
tidur terhadap kualitas hidup anak
dengan obesitas di SMP Negeri 2
Semarang. Laporan hasil Karya tulis
ilmiah Strata-1 Kedokteran Umum.
Undip. Semarang
Bustan, 2007. Epidemologi Penyakit Tidak
Menular. Jakarta: Rineka Cipta
Hidayat, 2008. Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Chasens dan Olshansky, 2008. Brunner &
suddarth’s handbook of laboratory and
diagnostic tests. Philadelphia Baltimore
New York: Lippincott Williams &
Wilkins.
King & Hinds, 2012. Quality of Life from
Nursing and Patient Perspectives Third
Edition. USA: Jones & Bartlett
Learning.
Depkes Kota Semarang, 2013. Profil
Kesehatan Kota Semarang Tahun 2013.
Semarang.
Depkes Prov Jateng, 2012. Profil Kesehatan
Prov Jateng Tahun 2012. Semarang.
Depkes RI, 2013. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2013. Jakarta
Desita,
2010.
Hubungan
Dukungan
Keluarga dengan Kualitas Hidup
Pasien. Gagal Ginjal Kronis yang
Menjalani Terapi Hemodialisa di
RSUP. Haji Adam Malik Medan.
SKRIPSI. USU
Dewi 2014. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan , Sikap dan. Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Dinkes Prov Jateng, 2012. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah tahun 2012.
Semarang
Dinkes Prov Jateng, 2013. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah tahun 2013.
Semarang
Dinkes RI, 2013. Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2013. Semarang
Handayani
dan
Suharmiati,
2012.
Menaklukkan Kanker Serviks Dan
Maryati dan Suryawati, 2006. Metodologi
Penelitian Untuk Bisnis. Jilid 1.
Salemba Empat, Jakarta.
Morton, Hebel & Mc Carter, 2009.
Epidemiologi
dan
Biostatistika:
Panduan Studi ed. 5 (terj), Jakarta:
EGC.
Myers, 2003. Psikologi Sosial, Jakarta:
Penerbit Salemba
Notoatmodjo,
2010.
Ilmu
Perilaku
Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Penerbit PT. Rineka
Cipta.
Nursalam, 2011. Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:Nuha
Medika
Oflah, Mendri dan Badi’ah, 2013. Kanker
Payudara & Sadari. Yogyakarta:
Nuhamedika
Pamungkas, 2011. Deteksi Dini Kanker
Payudara. Kenali Sebab-Sebab dan
Cara Antisipasinya. Yogyakarta: Buku
Biru
Potter & Perry, 2010. Fundamental
keperawatan buku 3. Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
11
Rachmat, 2014. Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtpu
nimus-gdl-annyyuliaw-5289-2-bab2.pdf
pada tanggal 29 Agustus 2010
Rasjidi, 2010. 1000 Questions & Answer.
Kanker pada Wanita. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Semiun, 2006. Kesehatan
Yogyakarta: Kanisius
Mental
2.
Setiati, 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas
Pembunuh Wanita. Yogyakarta: Andi
Sherwood, 2007. Fisiologi Manusia: Dari
Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
Smeltzer, SC, Bare, BG, 2008. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8,
volume 3. Jakarta: EGC
Sugiyono,
2011.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alphabeta
Suiraoka, 2012. Penyakit Degeneratif
Mengenal, Mencegah dan mengurangi
Faktor Risiko 9 Penyakit, Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sunaryo,
2004.
Psikologi
Keperawatan. Jakarta:EGC
Untuk
Supardan, 2006. Ilmu, Teknologi dan Etika.
Jakarta: Gunung Mulia
Susilo dan Wulandari, 2011. Cara Jitu
Mengatasi Darah Tinggi (Hipertensi).
Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Ventegodt, Kandel and Merrick, 2005.
Aging and disability. Research and
clinical perspectives. Victoria, BC.: Int
Acad Press.
Wilkinson, 2007. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC, Jakarta:
Salemba Medika
Yuliaw, 2009. Hubungan Karakteristik
Individu dengan Kualitas Hidup
Dimensi Fisik pasien Gagal Ginjal
Kronik di RS Dr. Kariadi Semarang.
Diakses
dari
Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
12
Download