Hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Yuli Setiyawati*, Rosalina**, Puji Pranowowati*** *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita dan kecenderungan peningkatan prevelensinya tidak dapat dihindari. Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan atau hormon yang berbeda dengan terapi radiasi dan pembedahan. Kualitas hidup merupakan keadaan yang menyatakan kepuasan batin dan kenyamanan hidup seseorang di dunia. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan terhadap 39 responden yang diambil dengan tehnik accidental sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kualitas hidup dari WHO. Analisis data dilakukan dengan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan lama kemoterapi pasien kanker payudara sebagian besar kurang dari 3 bulan yaitu sebanyak 26 dari 39 responden (66,7%). Kualitas hidup pasien kanker payudara sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 23 dari 39 responden (59,0%). Tidak ada hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang, dengan p value 0,565 (α = 0,05). Saran tenaga kesehatan dapat memberikan penatalaksanaan yang tepat sehingga kualitas hidup pasien meningkat, keyakinan positif bertambah yang akan dapat menambah penerimaan pasien terhadap kondisinya. Kata kunci: kemoterapi, kualitas hidup, kanker payudara Daftar pustaka: 39 (2004– 2014). Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 1 ABSTRACT Breast cancer is known as one of the most frequent cancer affecting women and the trend of increasing frequency are unavoidable. Chemotherapy is a cancer treatment using drugs or hormones different with radiation therapy and surgery. Quality of life is a state of mind which expressed satisfaction and comfort of one's life in the world. Purpose of this study was to determine the long-standing relationship with the chemotherapy quality of life of breast cancer patients undergoing chemotherapy at the General Hospital of Tugurejo Semarang. This research method was used descriptive correlation design with cross sectional approach. Research conducted on 39 respondents taken by accidental sampling technique. Data were collected was used a questionnaire WHO quality of life. Data analysis was performed with chi square test. The result showed long chemotherapy of breast cancer patients mostly less than 3 months as many as 26 out of 39 respondents (66.7%). Quality of life of breast cancer patients are mostly in good category as many as 23 out of 39 respondents (59,0%). There is no long-standing relationship with the chemotherapy quality of life of breast cancer patients undergoing chemotherapy at the General Hospital of Tugurejo Semarang, with a p value of 0.565 (α = 0.05). Suggestions health workers can provide appropriate management so that the quality of life of patients increased, positive beliefs that will increase patient acceptance can add to his condition. Keywords: chemotherapy, quality of life, breast cancer References: 39 (2004– 2014) PENDAHULUAN Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita dan kecenderungan peningkatan prevelensinya tidak dapat dihindari. Ditambah lagi kematian karena kanker payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang, karena keterlambatan diagnosis, y ang berarti juga keterlambatan pengobatan (Bustan, 2007). Penurunan kualitas hidup pada penderita kanker dipengaruhi oleh faktor yang beranekaragam, seperti gejala, jenis perawatan yang diperoleh pasien, status penampilan pasien, depresi dan keyakinan spiritual (Kreitler et.,al, 2007). Upaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien dapat dilakukan dengan melakukan terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi (Handayani dan Suharmiati, 2012). Wanita di seluruh dunia diperkirakan 1,2 juta terdiagnosis terkena kanker payudara, 500.000 diantaranya meninggal dunia. Wanita di Amerika Serikat pada tahun 2012 diperkirakan memiliki risiko terserang kanker payudara adalah 1 dari 28 wanita. Sejumlah 203.500 wanita telah terdiagnosis terkena kanker payudara, 54.300 terkena DCIS (Dustal Carcinoma In Situ) atau tumor jinak pada seluruh payudara dan 40.000 wanita meninggal karena kanker payudara (Oflah, Mendri dan Badi’ah, 2013). Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 2 menggunakan obat-obatan atau hormon yang berbeda dengan terapi radiasi dan pembedahan. Penggunaan kemoterapi kombinasi juga telah menunjukkan keberhasilan subtansial, terutama kombinasi obat yang mempunyai mekanisme kerja yang berbeda. Beberapa kanker diseminata dapat disembuhkan dengan kemoterapi saja. Hal ini membuktikan bahwa adanya toksisitas yang selektif dari kemoterapi (Aziz, Andrijono & Saifudin, 2010). Tujuan penggunaan obat kemoterapi terhadap kanker adalah mencegah/menghambat multiplikasi sel kanker, menghambat invasi dan metastase. Kemoterapi juga berefek toksik terhadap sel-sel normal terutama pada jaringan yang mempunyai siklus sel yang cepat (Aziz, Andrijono & Saifudin, 2010). Lama kemoterapi bervariasi, tetapi biasanya diberikan selama enam bulan secara kelesuruhan (empat untuk adriamcyn-beberapa obat kombinasi), dengan beberapa seri pengobatan sekali sebulan (Buckman dan Whittaker, 2010). Resimen kemoterapi total biasanya berlangsung antara tiga hingga enam bulan (Pamungkas, 2011). Lama pemberian kemoterapi adjuvant menurut konsep terbaru 6 bulan kemoterapi ekuivalen dengan durasi yang lebih lama. Namun masik kontroversi apakah 4 bulan kemoterapi (AC 4 siklus) ekuivalen dengan 6 bulan (Suyatno dan Pasaribu, 2010). Kualitas hidup merupakan keadaan yang menyatakan kepuasan batin dan kenyamanan hidup seseorang di dunia. Kualitas hidup ditentukan oleh delapan aspek kehidupan diantaranya pendidikan, karier, keuangan, ketenaran, cinta, keturunan, pembimbing dan kesehatan (Chandramulyana, 2007). Kualitas hidup dibagi dalam dimensi lingkungan, fisik, sosial dan psikologis. Kualitas hidup juga terdiri atas penilain subjektif mengenai sejauh mana berbagai dimensi seperti lingkungan, kondisi fisik, ikatan sosial dan kondisi psikologis dirasakan memenuhi kebutuhannya (Sadli, 2010). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang, pada tanggal 30 Oktober 2015 diperoleh data jumlah pasien kanker payudara rawat inap dalam menjalani kemoterapi pada bulan Juli sebanyak 16 orang, bulan Agustus sebanyak 25 orang dan bulan September sebanyak 27 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah pasien kanker payudara rawat inap dalam menjalani kemoterapi semakin meningkat. Peneliti melakukan pengkuran lama kemoterapi dan kualitas hidup terhadap 9 pasien kanker payudara rawat inap dalam menjalani kemoterapi menggunakan kuesioner sederhana diperoleh hasil 6 pasien (66,7%) mempunyai kualitas hidup kurang baik (mereka merasa stres, depresi dan takut serta tidak dapat menjalin hubungan baik dengan lingkungan) dimana 4 pasien (66,7%) menjalani kemoterapi lebih dari tiga bulan dan 2 pasien (33,3%) menjalani kemoterapi kurang dari tiga bulan. Diperoleh pula 3 pasien (33,3%) mempunyai kualitas hidup yang baik (mereka tidak merasa stres, tidak depresi dan takut serta dapat menjalin hubungan baik dengan lingkungan) dimana 1 pasien (33,3%) menjalani kemoterapi lebih dari tiga bulan dan 2 pasien (66,7%) menjalani kemoterapi kurang dari tiga bulan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kualitas hidup kurang baik meskipun sudah menjalani kemoterapi lebih dari tiga bulan. Upaya pihak rumah sakit untuk meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut diantaranya menlajin hubungan baik dengan pasien baik melalui komunikasi Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 3 yang baik maupun meningkatkan perilaku caring dari perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang pada 27-30 Januari 2016. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang, yaitu sebanyak 65 orang (rata-rata jumlah pasien dari bulan Oktober – Desember 2015). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah dengan cara accidental sampling. Kuesioner untuk mengukur kualitas hidup dengan menggunakan kuesioner WHO QoL. Kualitas Hidup Kurang Baik Total Frekuensi % 16 23 39 41,0 59,0 100,0 Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 23 dari 39 responden (59,0%). 3. Hubungan antara lama kemotherapi dengan kualitas hidup Kualitas hidup diukur dengan menggunakan skala kualitas hidup dari WHOQOL-BREF. Skala tersebut terdiri dari 26 item, yang sudah terbagi dalam 4 dimensi yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, lingkungan. Pengukuran untuk variable lama kemoterapi berdasarkan data rekan medic dari Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Analisis statistic dengan menggunakan uji chi square. HASIL PENELITIAN 1. Lama kemoterapi Lama Frekuensi Kemoterapi < 3 bulan 26 > 3 bulan 13 Jumlah 39 % 66,7 33,3 100,0 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa lama kemoterapi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang sebagian besar kurang dari 3 bulan yaitu sebanyak 26 dari 39 responden (66,7%). 2. Kualitas hidup Kualitas hidup Lama Kurang Baik Total Kemoterapi f % f % f % < 3 bulan 12 46,2 14 53,8 26 100,0 ≥ 3 bulan 4 30,8 8 69,2 13 100,0 Jumlah 16 41,0 23 59,0 39 100,0 Analisis Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 4 Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Berdasarkan hasil analisis hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang, diperoleh hasil bahwa responden dengan lama kemoterapi < 3 bulan sebanyak 26 orang dimana sebagian besar mempunyai kualitas hidup kategori kurang yaitu sebanyak 12 orang (46,2%) lebih banyak dari pada yang mempunyai kualitas hidup kategori baik yaitu sebanyak 14 orang (53,8%). Responden dengan lama kemoterapi lebih atau sama dengan dari tiga bulan sebanyak 13 orang dimana sebagian besar mempunyai kualitas hidup kategori baik yaitu sebanyak 8 orang (69,2%) lebih banyak dari pada yang mempunyai kualitas hidup kategori kurang yaitu sebanyak 4 orang (30,8%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh didapatkan nilai korelasi (0,331) < χ2 tabel (3,62) dan p value 0,565 (α = 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Gambaran Lama Kemoterapi Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Menurut tabel 4.1 menunjukkan bahwa lama kemoterapi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang yang kurang dari 3 bulan yaitu sebanyak 26 dari 39 responden (66,7%). Sedangkan pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang yang lebih dari 3 bulan yaitu sebanyak 13 dari 39 responden (33,3%). Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang menjalani kemoterapi < 3 bulan paling banyak usia 48 tahun sebanyak 6 responden. Berdasarkan pendidikan paling banyak melaksanakan kemoterapi adalah responden yang memiliki pendidikan SMA sebanyak 19 responden. Dan sebagian besar adalah pegawai swasta sebanyak 15 responden. Kemoterapi merupakan pemberian obat untuk membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker dan menghentikan pertumbuhan sel kanker sehingga sel kanker tidak menyebar atau untuk mengurangi gejala-gejala yang di sebabkan oleh kanker. Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal, kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi, 2007). Pelaksanaan 1 siklus kemoterapi di RSUD Tugurejo selama 3 bulan dengan 6 kali pelaksanaan. Lama kemoterapi bervariasi, tetapi biasanya diberikan selama enam bulan secara kelesuruhan (empat untuk adriamcyn-beberapa obat kombinasi), dengan beberapa seri pengobatan sekali sebulan (Buckman dan Whittaker, 2010). Resimen kemoterapi total biasanya berlangsung antara tiga hingga enam bulan (Pamungkas, 2011). Lama pemberian kemoterapi adjuvant menurut konsep terbaru 6 bulan kemoterapi ekuivalen dengan durasi yang lebih lama. Namun masih kontroversi apakah 4 bulan kemoterapi (AC 4 siklus) ekuivalen Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 5 dengan 6 bulan Pasaribu, 2010). (Suyatno dan 2. Gambaran Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Menurut tabel 4.2 menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang dalam kategori baik yaitu sebanyak 23 responden (59,0%). Sedangkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang dalam kategori kurang sebanyak 16 responden (41,0%). Hasil penelitian didapatkan kualitas hidup baik pada responden yang memiliki kemampuan berkonsentrasi yang baik, dan responden mengaku memiliki kepuasan terhadap hidupnya dengan kondisi yang dia alami. Sedangkan pengalaman memiliki uang dirasakan sebagai hal yang sulit bagi responden selama menjalani kemoterapi ini. Kualitas hidup merupakan keadaan yang menyatakan kepuasan batin dan kenyamanan hidup seseorang di dunia. Kualitas hidup ditentukan oleh delapan aspek kehidupan diantaranya pendidikan, karier, keuangan, ketenaran, cinta, keturunan, pembimbing dan kesehatan (Chandramulyana, 2007). Kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang dalam kategori kurang disebabkan oleh faktor penyakit. Kualitas hidup merupakan suatu kondisi yang menyatakan tingkat kepuasan secara batin, kenyamanan dan kebahagiaan hidup dalam arti seluas-luasnya. Selama masih hidup manusia tidak akan pernah berhenti menghadapi permasalahan dan kesulitan. Seseorang yang terbiasa menghambil hikmah dari suatu kesulitans hidup akan tercipta perasaan lebih tenang dan tentram (Jusup, 2010). Kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang dalam kategori baik didukung oleh dukungan keluarga. Dukungan keluarga akan mempengaruhi kesehatan secara fisik dan psikologis, dimana dukungan keluarga tersebut dapat diberikan melalui dukungan emosional, informasi ataupun memberikan nasihat. Dukungan keluarga terdiri dari dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional, dukungan pengharapan dan dukungan harga diri yang diberikan sepanjang hidup pasien. Dukungan keluarga yang didapat oleh pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa menyangkut dukungan dalam masalah finansial, mengurangi tingkat depresi dan ketakutan terhadap kematian serta pembatasan asupan cairan (Smeltzer & Bare, 2008). Dukungan keluarga juga dapat mempengaruhi kepuasan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari termasuk kepuasan terhadap status kesehatannya (Rasjidi, 2010). B. Analisis Bivariat Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Berdasarkan hasil analisis hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang, diperoleh hasil bahwa responden responden dengan lama Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 6 kemoterapi < 3 bulan sebanyak 26 orang dimana sebagian besar mempunyai kualitas hidup kategori kurang yaitu sebanyak 12 orang (46,2%) lebih banyak dari pada yang mempunyai kualitas hidup kategori baik yaitu sebanyak 14 orang (53,8%). Responden dengan lama kemoterapi lebih atau sama dengan dari tiga bulan sebanyak 13 orang dimana sebagian besar mempunyai kualitas hidup kategori baik yaitu sebanyak 9 orang (69,2%) lebih banyak dari pada yang mempunyai kualitas hidup kategori kurang yaitu sebanyak 4 orang (30,8%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh didapatkan nilai korelasi (0,331) < χ2 tabel (3,62) dan p value 0,565 (α = 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Responden yang menjalani kemoterapi < 3 bulan paling banyak usia 48 tahun, pendidikan SMA, dan meiliki pekerjaan swasta. Sedangkan responden yang melakukan kemoterapi > 3 bulan paling banyak usia 42 tahun, pendidikan SMP dan pekerjaan ibu rumah tangga. Responden yang memiliki kuelitas hidup kurang paling banyak pada usia 48 tahun, pendidikan SD dan pekerjaan ibu rumah tangga. Dan repsonden yang memiliki kualitas hidup baik paling banyak pada usia pada usia 26 tahun, 34 tahun, 39 tahun, 42 tahun, dan 51 tahun, berpendidikan SMA, dan responden yang bekerja swasta. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Hal ini dikarenakan masih ada banyak faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup seseorang menurut Desita (2010) dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, agama, suku dan budaya, ekonomi atau penghasilan, penyakit, stres, dukungan keluarga, status nutrisi dan gangguan tidur. Penyakit yang dialami oleh responden, terjadi karena jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara Kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan payudara (Mardiana, 2004). Setiap penderita kanker payudara penting dan patut untuk melakukan pengobatan terhadap kanker payudara. Pengobatan kanker payudara sangat tergantung pada jenis, lokasi dan tingkat penyebarannya. Pengobatan pada pasien kanker payudara ada beberapa jenis dan salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan penggunaan obat-obatan khusus untuk mematikan sel-sel kanker (Yudissanta & Ratna, 2012). Menurut Breast Cancer Organization (2012), mengatakan bahwa efek samping yang akan muncul pada kemoterapi tergantung pada jumlah obat yang didapatkan, masa pengobatan dan keadaan kesehatan umum penderita. Efek kemoterapi yang paling umum terjadi seperti mual, muntah, kelelahan, anemia, diare, rambut rontok, infeksi, infertil, menopause, masalah kesuburan dan perubahan berat badan. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dapat mengalami perubahan dari berbagai aspek-aspek kehidupan yang akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan dengan lingkungan. Dengan kata lain, hal tersebut juga akan berdampak pada kualitas hidup pasien (Skevington, Lotfy & Connell, 2004). Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dapat diartikan sebagai respon emosi dari penderita terhadap aktivitas sosial, emosional, Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 7 pekerjaan dan hubungan antara keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasan dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional serta kemampuan mengadakan sosialisasi dengan orang lain (Silitonga 2007). Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran kualitas hidup pasien dibagi menjadi dua bagian. Bagian yang pertama adalah sosiodemografi yaitu jenis kelamin, umur, suku/ etnik, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan. Bagian kedua adalah medis yaitu stadium penyakit, dan penataklasanaan medis yang dijalani dan lama menjalani pengobatan medis (kemoterapi) (Desita, 2010). Menurut Tjokronegoro (2006), pemberian kemoterapi tidak hanya diberikan sekali saja, namun diberikan secara berulang (berseri) artinya pasien menjalani kemoterapi setiap dua seri, tiga seri, ataupun empat seri dimana setiap seri terdapat proses pengobatan dengan kemoterapi diselingi dengan periode pemulihan kemudian dilanjutkan dengan periode pengobatan kembali dan begitu seterusnya sesuai dengan obat kemoterapi yang diberikan. Tahap awal menjalani pengobatan (kemoterapi) pasien seolah-olah tidak menerima atas penyakitnya, marah dengan kejadian yang ada dan merasa sedih dengan kejadian yang dialami sehingga memerlukan penyesuaian diri yang lama terhadap lingkungan yang baru dan harus menjalani pengobatan tersebut (kemoterapi). Waktu yang diperlukan untuk beradaptasi masingmasing pasien berbeda lamanya, semakin lama pasien menjalani pengobatan (kemoterapi) adaptasi pasien semakin baik karena pasien telah mendapat pendidikan kesehatan atau informasi yang diperlukan semakin banyak dari petugas kesehatan (Sapri, 2008). Semakin lama pasien menjalani pengobatan (kemoterapi), maka semakin patuh pasien tersebut karena pasien sudah mencapai tahap accepted (menerima) dengan adanya pendidikan kesehatan dari petugas kesehatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidupnya (Kuble-Ross, 1998 dalam Sapri 2008). Berdasarkan teori, kualitas hidup berhubungan dengan gejala, fungsi, psikologis, sosial kesejahteraan, dan mungkin tingkat terendah untuk pemenuhan kebutuhan. Kualitas hidup sangat terkait dengan normalitas, termasuk fungsi normal atau kebutuhan minimal manusia yang harus terpenuhi (World Health Organization Quality of Life Group, 2010). Keberadaan penyakit tertentu dapat mempengaruhi kondisi kesehatan fisik seseorang yang menentukan kualitas hidup seseorang. Salah satu aspek yang menjadi penyebabnya adalah tingkat kesehatan. Pola penyakit yang diderita masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi menular seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), malaria, diare dan penyakit kulit. Pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus dan kanker. Pemahaman klien tentang penyakit kanker dapat disembuhkan bila ada pengetahuan sejak dini terhadap penyakit tersebut. Keyakinan terhadap dirinya sendiri disertai dengan upayan nyata untuk melemahkan sel-sel kanker dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang, seperti pendapat WHO (2014) bahwa kualitas hidup merupakan persepsi dari individu dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan dalam kaitannya dengan nilai-nilai, standart dan kekhawatiran dalam hidup. Hal ini didukung dengan pendapat Ferris 92010) yang menyatakan bahwa kualitas hidup dapat ditingkatkan dengan membuang alasan untuk depresi, bunuh diri dan respon negatif lainnya dengan mengalami Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 8 kebahagiaan, dan kehidupan yang menarik melalui cinta, kasih sayang dan kesejahteraan emosional, kualitas hidup akan meningkat saat intervensi mengurangi dasar untuk kesepian. Hasil tersebut didukung dengan hasil penelitian oleh Wijaya (2009) dimana kualitas hidup pasien dengan depresi mengalami penurunan di banding dengan pasien tanpa gejala depresi. Seseorang penderita kanker akan mengalami perubahan-perubahan cara hidup terkait dengan adanya penyakit pada tubuhnya, dan juga dengan jadual penanganan kanker yang harus dijalani secara rutin. Sikap depresi sangat wajar dimiliki oleh penderita kanker, namun ada pula yang tetap terlihat segar dan sehat karena mereka berusaha menutupi penyakitnya dari orang-orang yang ada disekitarnya dan bersikap seperti orang sehat lainnya, sambil mengusahakan program pengobatan untuk mencapai kesembuhan, tetap melakukan kegiatan atau pekerjaan yang selama ini ditekuninya dan masih memiliki hubungan positif dengan orang-orang disekitarnya. Orang-orang seperti inilah yang biasanya memiliki kualitas hidup yang positif. Kriteria kualitas hidup yang positif ditentukan bahwa seseorang memiliki pandangan psikologis yang positif, memiliki kesejahteraan emosional, memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, memiliki hubungan yang baik dengan teman dan keluarga, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan rekreasi, tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri (Bowling, 2005). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Fitriana & Ambarini (2012) yang menemukan bahwa penderita kanker serviks yang menjalani pengobatan radioterapi memiliki kualitas hidup yang baik dimana penderita tetap dapat menikmati kehidupannya tanpa memperhatikan berapa lama menjalani pengobatan. Meski secara fisik penderita mengalami penurunan namun secara psikologis subjek menunjukkan bahwa dirinya tidak semakin terpuruk dalam kesedihan dan mampu menumbuhkan perasaan positif dalam dirinya. Secara relasi sosialnya, subjek mengungkapkan bahwa dukungan sosial yang besar dari keluarga memberikan kontribusi penting. Upaya yang dilakukan dalam pencapaian kualitas hidup yakni berpikir positif dan lebih mendekatkan diri pada Tuhan dengan memperbanyak ibadah dan doa, serta menjalani prosedur pengobatan dengan baik, seperti yang terungkap oleh salah satu responden bahwa responden menganggap bahwa sakit yang dideritanya merupakan rencana Tuhan untuknya sehingga dia sudah dapat menerima dan kuat untuk menjalani kehidupannya meski harus bergelut dengan penyakit kanker serviks. C. Keterbatsan Penelitian Keterbatasan penelitian ini antara lain: 1. Pengambilan data kualitas hidup hanya dilakukan 1 kali, sedangkan kualitas hidup dapat berubah mengikuti kondisi yang dipengaruhi leh faktor lain. 2. Responden penelitian yang heterogen dilihat dari faktor karakteristik responden sesuai dengan hasil kuesioner, misalnya pada faktor kepemilikan uang sebagai sarana pendukung pengobatan, memberikan penilaian berbeda pada variabel depresi dan kualitas hidup responden. KESIMPULAN 1. Lama kemoterapi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang sebagian besar kurang dari 3 bulan yaitu sebanyak 26 dari 39 responden (66,7%). 2. Kualitas hidup pasien kanker payudara Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 9 yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 23 dari 39 responden (59,0%). 3. Tidak ada hubungan lama kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang, dengan p value 0,565 (α = 0,05). SARAN 1. Bagi praktek keperawatan Hendaknya penyedia praktek keperawatan perlu secara kontinyu melakukan penilaian kualitas hidup selama pasien kanker menjalani kemoterapi, untuk memberikan penatalaksanaan yang tepat sehingga kualitas hidup pasien meningkat, keyakinan positif bertambah yang akan dapat menambah penerimaan pasien terhadap kondisinya. 2. Bagi pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan hendaknya memulai upaya untuk peningkatan kualitas hidup bagi penderita kanker merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menambah keyakinan dan kemampuan berpikir positif bagi pasien. 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat hendaknya digunakan sebagai informasi dan data dasar untuk peneliti selanjutnya mengenai kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 10 DAFTAR PUSTAKA Budiarto dan Anggraeni, 2008. Pengantar Epidemiologi II. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Kanker Payudara Dengan 3 Terapi Alami. Jakarta: AgroMedia Pustaka Bustan, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2. Jakarta: Rineka Cipta Hanipratiwi, 2013. Hubungan gangguan tidur terhadap kualitas hidup anak dengan obesitas di SMP Negeri 2 Semarang. Laporan hasil Karya tulis ilmiah Strata-1 Kedokteran Umum. Undip. Semarang Bustan, 2007. Epidemologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta Hidayat, 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika Chasens dan Olshansky, 2008. Brunner & suddarth’s handbook of laboratory and diagnostic tests. Philadelphia Baltimore New York: Lippincott Williams & Wilkins. King & Hinds, 2012. Quality of Life from Nursing and Patient Perspectives Third Edition. USA: Jones & Bartlett Learning. Depkes Kota Semarang, 2013. Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2013. Semarang. Depkes Prov Jateng, 2012. Profil Kesehatan Prov Jateng Tahun 2012. Semarang. Depkes RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta Desita, 2010. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien. Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUP. Haji Adam Malik Medan. SKRIPSI. USU Dewi 2014. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan. Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika Dinkes Prov Jateng, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012. Semarang Dinkes Prov Jateng, 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013. Semarang Dinkes RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013. Semarang Handayani dan Suharmiati, 2012. Menaklukkan Kanker Serviks Dan Maryati dan Suryawati, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jilid 1. Salemba Empat, Jakarta. Morton, Hebel & Mc Carter, 2009. Epidemiologi dan Biostatistika: Panduan Studi ed. 5 (terj), Jakarta: EGC. Myers, 2003. Psikologi Sosial, Jakarta: Penerbit Salemba Notoatmodjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta. Nursalam, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:Nuha Medika Oflah, Mendri dan Badi’ah, 2013. Kanker Payudara & Sadari. Yogyakarta: Nuhamedika Pamungkas, 2011. Deteksi Dini Kanker Payudara. Kenali Sebab-Sebab dan Cara Antisipasinya. Yogyakarta: Buku Biru Potter & Perry, 2010. Fundamental keperawatan buku 3. Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 11 Rachmat, 2014. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtpu nimus-gdl-annyyuliaw-5289-2-bab2.pdf pada tanggal 29 Agustus 2010 Rasjidi, 2010. 1000 Questions & Answer. Kanker pada Wanita. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Semiun, 2006. Kesehatan Yogyakarta: Kanisius Mental 2. Setiati, 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: Andi Sherwood, 2007. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC Smeltzer, SC, Bare, BG, 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 3. Jakarta: EGC Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alphabeta Suiraoka, 2012. Penyakit Degeneratif Mengenal, Mencegah dan mengurangi Faktor Risiko 9 Penyakit, Yogyakarta: Nuha Medika. Sunaryo, 2004. Psikologi Keperawatan. Jakarta:EGC Untuk Supardan, 2006. Ilmu, Teknologi dan Etika. Jakarta: Gunung Mulia Susilo dan Wulandari, 2011. Cara Jitu Mengatasi Darah Tinggi (Hipertensi). Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Ventegodt, Kandel and Merrick, 2005. Aging and disability. Research and clinical perspectives. Victoria, BC.: Int Acad Press. Wilkinson, 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Jakarta: Salemba Medika Yuliaw, 2009. Hubungan Karakteristik Individu dengan Kualitas Hidup Dimensi Fisik pasien Gagal Ginjal Kronik di RS Dr. Kariadi Semarang. Diakses dari Hubungan Lama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 12