PERBEDAAN DAYA UNTUK START MAUPUN KERJA NORMAL DENGAN TENAGA YANG TERCANTUM DALAM NAME PLATE POMPA AIR Murni Program Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstract Murni, in paper handing out with title Difference of Energy for the Start of and also normal job with energy which is contained in water pump plate name explain sudden the sudden increasing of electrical current on starting time are the problems on home electrical system witch low electrical power.The problem is that there are a lot of electric shock experienced in starting time, even the power on name plate still lower than capacity of installation.From the research shows that, the increase of electric current at starting time, reaches 120 % aversely, while in normal operation condition, electric current consumption increase up to 60 % from name plate current. Keyword: Pump, Power I. PENDAHULUAN Pada jaman modern dan pesatnya pertumbuhan ekonomi di negara kita mendorong setiap orang untuk bekerja atau menyelesaikan suatu pekerjaan secara cepat, praktis dan ekonomis termasuk dalam kebutuhan air bersih, setiap hari mereka menggunakan pompa air sebagai alat untuk mensupplay ke tempat yang mereka inginkan. Berbicara mengenai pompa listrik, pada umumnya masyarakat pengguna pompa air kurang memahami tentang tenaga yang dibutuhkan untuk menjalankan pompa air tersebut, baik pada waktu start maupun bekerja normal, sehingga seringkali setelah pompa dipakai daya listrik yang dimiliki di rumah tidak cukup, pada hal daya listrik yang tercantum dalam name plate pompa (spesifikasi pompa) masih di bawah daya listrik yang dimiliki di rumah tangga tersebut. Untuk itu maka perlu kami informasikan hasil dari penelitian yang kami lakukan sejauh mana perbedaan tenaga yang dibutuhkan untuk start sebuah pompa dengan tenaga yang dibutuhkan pompa pada waktu pompa bekerja normal dibandingkan dengan tenaga yang tercantum dalam name plate pompa. Penelitian ini menggunakan metode praktis yaitu pengambilan data langsung di lapangan dengan sampel 10 unit pompa. Dengan penulisan ini diharapkan pembaca dapat mengetahui gambaran sejauh mana perbedaan daya yang digunakan baik untuk start maupun kerja normal dengan tenaga yang tercantum dalam name plate pompa. II. DASAR TEORI 2.1. Pengoperasian Pompa Pompa sebelum dioperasikan harus diisi air terlebih dahulu / dipancing khususnya untuk dipompa yang baru dioperasikan atau pompa yang sudah lama tidak dijalankan. Bila pompa dijalankan tanpa diisi air, maka akan terjadi kerusakan pada bagian poros yang berhubungan kotak pancking (gland packing) dan air tidak akan dapat keluar. Selanjutnya untuk mempermudah menjalankan pompa dan untuk membuang gelembunggelembung udara pada saluran pemasukan (suction) diberi saluran (lubang) yang diberi katup, lubang ini fungsinya untuk mengeluarkan gelembung udara dan untuk memancing pompa bila satu pompa dipasang pertama kali atau bila kebocoran pada katup isap. Apabila pompa sudah dihidupkan tetapi air belum dapat keluar, kemungkinan disebabkan : • Adanya kebocoran pada saluran isap • Katup kaki tidak mau membuka • Putaran pompa terbalik • Pemberian air untuk memancing kurang 2.2. Daya Penggerak Pompa 2.2.1. Daya Air Energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa persatuan waktu Pw = 0,163 . γ . Q . H Keterangan : Pw = daya air γ = berat air persatuan volume (kg/l) Q = kapasitas (m3/menit) H = head total pompa (m) 2.2.2. Daya Poros Daya yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa adalah sama dengan daya air ditambah kerugian daya air ditambah kerugian daya di dalam pompa. P = Pw / η Keterangan : P : daya poros (kw) Pw η : daya air (kw) : effesiensi pompa (%) 2.2.3. Daya Nominal Meskipun daya poros pompa ditentukan menurut rumus di atas daya nominal penggerak mula yang dipakai untuk menggerakkan pompa harus diterapkan dari rumus : Pm = P (1 + α) / η t Keterangan: Pm : daya nominal (kw) P : daya poros (kw) α : faktor cadangan (tabel 1) : effesiensi transmisi (tabel 2) η Jika titik kerja sebuah pompa bervariasi dalam sebuah suatu daerah tertentu, maka daya poros juga bervariasi. Jadi daya nominal harus ditentukan untuk daya poros maksimum P dalam daerah kerja nominal. Bila motor listrik penggerak pompa mempunyai cos @, tegangan dan arus yang mengalir pada motor listrik diketahui maka daya penggerak pompa dapat dihitung dengan rumus : Watt = V . A . cos @ Tabel 1. Perbandingan Cadangan Jenis penggerak mula α Motor induksi 0,1 – 0,2 Motor bakar kecil 0,15 – 0,25 Motor bakar besar 0,1 – 0,2 Tabel 2. Effesiensi Pompa Transmisi Jenis transmisi Sabuk rata Sabuk V Roda Gigi Roda gigi lurus satu tingkat Roda gigi miring satu tingkat Roda gigi kerucut satu tingkat Roda gigi planiter satu tingkat Kopling hidrolik Poros yang dikopel langsung 0,9 – 0,93 0,95 0,92 – 0,95 0,95 – 0,98 0,92 – 0,96 0,95 – 0,98 0,95 – 0,97 1,00 III. METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Sampel yang digunakan / diteliti sebanyak 10 (sepuluh) unit pompa berbagai merk dengan tinggi isap maksim meter di komplek perumahan korpri Pandean Lamper Semarang. Ini berupa lajur-lajur untuk mempermudah dalam langkah pengambilan data. Adapun isinya sebagai berikut : No; spesifikasi pompa (merk, model, tenaga, frekwensi, Volt, Ampere debit, Head pompa). 3.2. Peralatan Pengambilan Data Peralatan yang digunakan untuk pengambilan data adalah sebagai berikut : • Pompa air Pompa air yang diteliti merupakan jenis sentrifugal dengan penggerak motor listrik induksi satu fase dengan kapasitor runing. Adapun jumlah yang diteliti 10 buah. • Volt meter Volt meter ini digunakan untuk mengukur tegangan listrik • Ampere meter Berfungsi untuk mengukur arus listrik yang dibutuhkan oleh pompa pada saat start maupun pada saat pompa bekerja normal, ampere meter ini mempunyai ketelitian 0,01 (seperseratus). • Bak penampungan air Untuk menampung air saat pompa dijalankan. • Alat pencatat data 3.3. Pelaksanaan Pelaksanaan Pengambilan data dilaksanakan di rumah-rumah penduduk yang memiliki pompa air dengan tenaga penggerak motor listrik yang masih dalam kondisi baik ( di atas 90 %). Langkah pengambilan data dimulai dengan melihat dan mengecek kondisi pompa air kemudian mencatat merk dan spesifikasi yang tercantum dalam plate pompa tersebut. Berikutnya merangkai alat ukur volt meter dan ampere meter sesuai dengan gambar. Setelah rangkaian alat ukur selesai kemudian dicoba bekerjanya dan setelah rangkaian alat ukur selesai kemudian dicoba bekerjanya dan dipastikan sudah dapat bekerja dengan baik dan benar, maka pengambilan data baru mulai. data dari tiap-tiap sampel pompa diambil sebanyak 10 (sepuluh) kali kemudian dicatat dalam tabel yang sudah disiapkan. Skema pengambilan data IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : • Tiap-tiap merk pompa air mempunyai kenaikan power atau daya listrik yang dibutuhkan untuk start dengan kerja normal tidak sama antara merk satu dengan yang lain yaitu kenaikan terbesar adalah = 47,4 % sedangkan kenaikan daya terkecil = 5,33 dari saat pompa kerja normal. • Kebutuhan daya listrik untuk operasional pompa air sesungguhnya / di lapangan dibanding dengan daya listrik yang tertulis pada name plate atau spesifikasi pompa air terjadi kenaikan daya, yaitu rata-rata 120,92 % pada saat start dan rata-rata = 62,01 % saat pompa air bekerja normal. 4.2. Saran • Pada saat membeli pompa air hendaknya dilihat dahulu name plate atau spesifikasi dari pompa air tersebut meliputi, debit air, total head, power atau daya listrik yang dibutuhkan dan juga kwalitas dari pompa air (merk) selanjutnya sesuaikan dengan • kebutuhan air dan jangan lupa besar daya listrik yang tersedia di rumah. Dalam pengoperasian pompa air diusahakan jangan terlalu sering menghidupkan pompa air karena akan menambah kenaikan pemakaian daya listrik (watt) dalam meter listrik di rumah. Hal ini dapat dilaksanakan dengan membuat tangki / bak tandon air. DAFTAR PUSTAKA 1. Austion. H. Church, Zulkufli Harahap, 1986, Pompa Blower, Intrifugal, Erlangga, Jakarta. 2. AE, Fitegrol Charles Rengsley, Ir. Joko Achyanti MSc, 1986, Mesin-mesin Listrik, set IV, Erlangga, Jakarta. 3. Abdul Kadir, Prof. Ir. 1985, Mesin Serampak, Erlangga, Jakarta. 4. Sofyan M Takio Morimura, 1991, Perancangan dan Pemeliharaan Sisitim Lambing, Pradya Paramita, Jakarta. 5. Sularso, Horno Takora, 1983, Pompa dan Kompresor, Pradaya Paramita, Jakarta. 6. Sutrisno Hadi, Prof. Dra. MA, 1988, Statistik 3, Andi offset, Yogyakarta. 7. Sudjana, Prof. Dr. MA. MSc, 1992, Metode Statistik “Tarsito”, Bandung.