Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA Kristian Febrianto [email protected] Nurul Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out how to form the efficient stocks combination by using Markowitz portfolio analysis. The research samples which consist of 5 telecommunication companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). The data in this research is used the monthly data in the year of 2012 and the dividend data shared which has been shared in the year of 2012. The research results from the 5 stocks combination are becoming 10 portfolios. The equal proportion (50%: 50%) has 4 efficient portfolios which are portfolio 4, portfolio 10, portfolio 3, and portfolio 2. On the other hand, by using different portfolio of (40%: 60%) there are 4 portfolios which are efficient, which are portfolio 4, portfolio 10, portfolio 3, and portfolio 2. The efficient portfolios selection based on the investors’ preference are; (1) The risk taker investors, they will choose portfolio 4 and portfolio 10; (2) The neutral risk investors, they will choose portfolio 3; (3) The averse investors, they will choose portfolio 2. Keywords: Markowitz Portfolio Model, Investment, Stock. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana membentuk kombinasi saham yang efisien dengan menggunakan analisis portofolio Markowitz. Sampel penelitian terdiri dari 5 perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data harga saham bulanan tahun 2012 dan data dividen yang dibagikan pada tahun 2012. Hasil penelitian dari 5 saham dikombinasikan menjadi 10 portofolio. Dengan proporsi sama (50% : 50%) terdapat 4 portofolio efisien yaitu portofolio 4, portofolio 10, portofolio 3, dan portofolio 2. Sedangkan dengan proporsi berbeda (40% : 60%) terdapat 4 portofolio yang efisien yaitu portofolio 4, portofolio 10, portofolio 3, dan portofolio 2. Pemilihan portofolio yang efisien berdasarkan preferensi investor yaitu: (1) Investor yang menyukai risiko, maka investor tersebut memilih portofolio 4 dan portofolio 10; (2) Investor yang netral terhadap risiko, maka investor tersebut memilih portofolio 3; (3) Investor yang tidak menyukai risiko, maka investor tersebut memilih portofolio 2. Kata kunci: Portofolio Model Markowitz, Investasi, Saham. PENDAHULUAN Keberadaan pasar modal sangat bermanfaat bagi para investor dan dunia usaha pada umumnya. Pasar modal merupakan suatu mediator antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal memberikan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders (pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana) ke borrowers (pihak-pihak yang membutuhkan dana). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 2 memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers, tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran. (Husnan, 2009:4). Kegiatan investasi di pasar modal merupakan investasi yang cukup berisiko, terutama investasi dalam bentuk saham. Hal ini dikarenakan kondisi harga saham yang selalu berfluktuasi. Pada umumnya investor melakukan investasi pada lebih dari satu jenis saham. Dalam memilih saham tersebut dibutuhkan kemampuan menganalisis saham mana saja yang memiliki peluang mengalami peningkatan harga di masa yang akan datang. Strategi yang dapat dilakukan investor untuk menghadapi kondisi investasi yang penuh risiko adalah dengan menggunakan analisis portofolio. Portofolio berarti sekumpulan investasi yang membahas sekuritas-sekuritas yang akan dipilih dan berapa porsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut (Husnan, 2009:49). Portofolio efisien dapat dijadikan investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada saham-saham yang diperdagangkan di pasar modal sehingga diharapkan investor tidak salah dalam membeli saham yang akhirnya dapat berakibat kerugian di masa mendatang. Penentuan portofolio efisien dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dalam penelitian ini digunakan model Markowitz. Dalam pendekatan Markowitz, pemilihan portofolio investor didasarkan pada preferensi mereka terhadap return harapan dan risiko masing-masing pilihan portofolio. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan telekomunikasi. Hal ini dikarenakan dalam era globalisasi seperti sekarang ini, telekomunikasi memegang peranan penting dalam penyampaian informasi antar masyarakat. Perusahaan yang paling berpotensi saat ini adalah perusahaan telekomunikasi, karena sangat berkembang di Indonesia dan memberikan keuntungan yang luar biasa secara finansial bagi perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan sebagai berikut: “Bagaimana membentuk portofolio yang optimal dengan menggunakan analisis portofolio model Markowitz sebagai dasar pertimbangan investasi pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio yang optimal dengan menggunakan analisis portofolio model Markowitz sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan investasi pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Pasar Modal Secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2009:3). Menurut Husnan (2009:4), Pasar modal dijumpai di banyak negara karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. (a) Fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower; (b) Fungsi keuangan, dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrower dan para lender menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi bersebut. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 3 Menurut Husnan (2009:8), secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal antara lain adalah: (a) Supply Sekuritas, faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal; (b) Demand akan sekuritas, faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan; (c) Kondisi politik dan ekonomi, kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas; (d) Masalah hukum dan peraturan, peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan dari perusahaan yang menerbitkan sekuritas menjadi mutlak diperlukan; (e) Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien. Investasi Menurut Tandelilin (2010:1), Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Tujuan investasi: (a) Untuk mendapatkan kehidupan yang layak dimasa yang akan datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang; (b) Mengurangi tekanan inflasi. Dalam melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi; (c) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang usaha tertentu. Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung (Jogiyanto, 2008:7). (a) Investasi langsung, yaitu pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan; (b) Investasi tidak langsung, yaitu pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaanperusahaan lain. Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik (Tandelilin, 2010:12). (a) Penentuan tujuan investasi, tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah penentuan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut; (b) Penentuan kebijakan investasi, tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision); (c) Pemilihan strategi portofolio, strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif; (d) Pemilihan asset, setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio; (e) Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio, tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi. Meskipun demikian, adalah salah kaprah jika kita langsung mengatakan bahwa tahap ini adalah tahap terakhir, karena sekali lagi, proses keputusan investasi merupakan proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Artinya, jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 4 sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Berikut beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan investasi (Halim, 2005:51). (a) Risiko bisnis (business risk), merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten; (b) Risiko likuiditas (liquidity risk), risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjual belikan tanpa mengalami kerugian yang berarti; (c) Risiko tingkat bunga (interest rate risk), merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar; (d) Risiko pasar (market risk), merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain; (e) Risiko daya beli (purchasing power risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi; (f) Risiko mata uang (currency risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain. Saham Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:5), Saham (stock) didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Menurut Jogiyanto (2008:107), saham dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain: (a) Saham Preferen, merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah pemegang obligasi (bond); (b) Saham Biasa, Yaitu sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan; (c) Saham Treasuri, merupakan saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali. Investasi pada saham memang memberikan harapan pengembalian dan tingkat keuntungan yang tinggi. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:8), pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu: (a) Dividen, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS; (b) Capital Gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual yang terbentuk karena adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder. Teori Portofolio Menurut Sunariyah (2006:194), portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun lembaga. Investor yang menginvestasikan dananya di pasar modal biasanya tidak hanya memilih satu saham saja karena dengan melakukan kombinasi saham investor bisa meraih return yang optimal sekaligus dapat memperkecil risiko melalui diversifikasi. Mengukur return dan risiko untuk sekuritas tunggal memang penting, tetapi bagi manajer portofolio, return dan risiko seluruh sekuritas di dalam portofolio lebih diperlukan. Bagaimanapun juga menghitung return dan risiko untuk sekuritas tunggal juga berguna karena nilai-nilai tersebut akan digunakan untuk menghitung return dan risiko portofolio. (Jogiyanto, 2008:239). Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 5 Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linier. Artinya, semakin besar risiko suatu asset, semakin besar pula return yang diharapkan atas asset tersebut, demikian pula sebaliknya. Diversifikasi Untuk menurunkan risiko investasi, investor perlu melakukan diversifikasi. Diversifikasi dalam pernyataan tersebut bisa bermakna bahwa investor perlu membentuk portofolio melalui pemilihan kombinasi sejumlah aset sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return harapan. Mengurangi risiko tanpa mengurangi return adalah tujuan investor dalam berinvestasi. (Tandelilin, 2010:115). Menurut Tandelilin (2010:116), prinsip-prinsip diversifikasi dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut: (a) Diversifikasi random, merupakan investasi secara acak pada berbagai jenis aset dalam suatu portofolio tanpa memperhatikan karakteristik dan hubungan antar asset; (b) Diversifikasi Markowitz, adalah pembentukan portofolio dengan mempertimbangkan kovarian dan koefisien korelasi negatif antar aset agar dapat menurunkan risiko portofolio. Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah temuannya bahwa return aset itu berkorelasi antara satu dengan yang lainnya, dan tidak independen. Oleh karena itu, risiko portofolio tidak boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset yang ada dalam portofolio, tetapi juga harus mempertimbangkan efek keterkaitan antara return aset tersebut dalam pengestimasian risiko portofolio. Kontribusi risiko akibat keberadaan hubungan antar return aset, dapat diwakili oleh nilai kovarians atau koefisien korelasi. Portofolio Efisien Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut ketika dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut: (a) memberikan expected return terbesar dengan risiko yang sama, atau; (b) memberikan risiko terkecil dengan expected return yang sama. Kumpulan kesempatan investasi digambarkan pada kurva yang semuanya cembung terhadap sumbu E(Rp). Hal ini disebabkan karena semua saham mempunyai koefisien korelasi (ρ) antara +1 dan – 1. Sehingga tidak semua portofolio akan berada pada efficient frontier, beberapa akan mengungguli yang lain. Portofolio akan selalu mengungguli saham individual, karena melalui diversifikasi akan terjadi pengurangan risiko, sehingga hanya portofolio saja yang akan berada di sepanjang kurva efficient frontier. Portofolio Optimal Portofolio yang optimal merupakan portofolio yang dipilih seseorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor yang bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya (Tandelilin, 2010:157). Portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio-portofolio efisien. Suatu portofolio optimal juga sekaligus merupakan suatu portofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum tentu merupakan portofolio optimal (Jogiyanto, 2008:293). Bagaimana memilih salah satu dari berbagai portofolio yang efisien tersebut, dan pedoman apa yang digunakan untuk memilihnya? Sehubungan dengan hal tersebut berikut diuraikan pendekatan yang digunakan. (Halim, 2005:61). Pertama, Kurva indiferen (indifference curve – IC), merupakan suatu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi efek yang memberikan tingkat pengembalian yang sama (indifference) bagi investor. Kemiringan (slope) IC menunjukkan tingkat substitusi marginal (marginal rate of substitution) dari tingkat pengembalian risiko. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 6 Kedua, Karakteristik Fungsi Utilitas, Fungsi utilitas jika dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a) Sikap yang tidak menyukai risiko (risk averter); (b) Sikap yang netral terhadap risiko (risk neutral); (c) Sikap yang menyukai risiko (risk seeker). METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan telekomunikasi yang telah terdaftar dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, (2) Perusahaan telekomunikasi yang sahamnya aktif diperdagangkan di bursa efek Indonesia pada tahun 2012, (3) Perusahaan telekomunikasi yang harga sahamnya termasuk 5 besar tertinggi pada periode penutupan. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Return Saham Individual a. Return realisasi Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung menggunakan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. ( ) Notasi : Rij Pt Pt-1 Dt : Tingkat Keuntungan Saham : Harga Saham Individu akhir periode : Harga Saham Individu awal periode : Deviden saham yang diterima pada saham i b. Return ekspektasi Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. ( ) ∑ Notasi : ERi Rij n : Expected return dari investasi pada saham i : Actual return dari investasi pada saham i : Banyaknya periode pengamatan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 7 Risiko Saham Individual Investor harus menghitung risiko dari suatu investasi. Karena tingkat risiko merupakan kemungkinan penyimpangan return aktual dari return harapan (return ratarata), secara statistik tingkat risiko ini dapat diwakili oleh ukuran penyimpangan atau ukuran penyebaran data. Dua ukuran penyebaran yang sering digunakan untuk mewakilinya adalah nilai varians dan deviasi standar. Varians maupun deviasi standar merupakan ukuran besar penyebaran data variael random dari nilai rata-ratanya. ∑ ( )) ( ( )) √( Notasi : σ2i σi Rij E(Ri) n : Varian saham i : Deviasi standar saham i : Tingkat keuntungan saham i : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i : Banyaknya periode pengamatan Pembentukan Portofolio Portofolio merupakan kombinasi kepemilikan dari dua saham perusahaan yang berbeda agar investor bisa meraih return optimal sekaligus memperkecil risiko melalui diversifikasi. ( ) ( Notasi : C(r.n) n! r! ) : Kombinasi tingkat r dari n obyek : Faktorial jumlah obyek saham : Faktorial jumlah saham yang dikombinasikan Tingkat Keuntungan Portofolio Setelah pembentukan portofolio diketahui, barulah kita dapat menghitung tingkat keuntungan (expected return) portofolio. Rumus untuk menentukan tingkat keuntungan portofolio adalah: ( ) Notasi : XA XB E(RA) E(RB) ∑[ ( ) ( )] : Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham A : Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham B : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham A : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham B Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 8 Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah suatu ukuran statistik yang menunjukkan pergerakan bersama relatif (relative comovement) antara dua variabel. Dalam konteks diversifikasi, ukuran ini akan menjelaskan sejauh mana return dari suatu sekuritas terkait satu dengan lainnya. ∑ √[ ∑ Notasi : ρxy n x y ∑ ∑ (∑ ) ] [ ∑ (∑ ) ] : Koefisien korelasi antara return saham x dan y : Jumlah observasi : Tingkat Keuntungan saham i : Tingkat Keuntungan saham i Risiko Portofolio Tidak seperti halnya return portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh sekuritas tunggal, risiko portofolio (portfolio risk) tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing sekuritas tunggal. Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar (standard deviation) atau varian (variance) yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar dan varian dari nilai-nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang ada di dalamnya. √ Notasi : σp σA2 σB2 XA XB ρAB ( ) : Deviasi standar portofolio : Varian saham A : Varian saham B : Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham A : Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham B : Koefisien korelasi saham A dan B HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Penelitian Data penelitian diambil dari Bursa Efek Indonesia. Data penelitian yang diperoleh adalah data harga saham bulanan dan dividen yang dibagikan oleh perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012. Untuk lebih jelasnya data tentang harga saham bulanan dan pembagian dividen pada tahun 2012 dapat dilihat dalam tabel berikut: Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 9 Tabel 1 Harga Saham Bulanan dan Dividen Tahun 2012 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Bulan Previous Price Closing Price Januari 7.050 6.850 Februari 6.850 7.050 Maret 7.050 7.000 April 7.000 8.500 Mei 8.500 7.800 Juni 7.800 8.150 Juli 8.150 9.100 Agustus 9.100 9.300 September 9.300 9.450 Oktober 9.450 9.750 November 9.750 9.000 Desember 9.000 9.050 Dividen 2012 436,2 Sumber : Harga saham Dividen : PT. Bursa Efek Indonesia : www.sahamok.com Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami fluktuasi setiap bulannya. Harga saham tertinggi terdapat pada bulan Oktober yaitu sebesar 9.750, sedangkan harga saham terendah terdapat pada bulan Januari yaitu sebesar 6.850. Tabel 2 Harga Saham Bulanan dan Dividen Tahun 2012 PT. Indosat Tbk Bulan Previous Price Closing Price Januari 5.650 5.450 Februari 5.450 5.450 Maret 5.450 5.050 April 5.050 4.850 Mei 4.850 3.900 Juni 3.900 4.325 Juli 4.325 4.850 Agustus 4.850 5.100 September 5.100 5.400 Oktober 5.400 6.500 November 6.500 5.550 Desember 5.550 6.450 Dividen 2012 Sumber : Harga saham Dividen 34,52 : PT. Bursa Efek Indonesia : www.sahamok.com Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa harga saham PT. Indosat Tbk mengalami fluktuasi setiap bulannya. Harga saham tertinggi terdapat pada bulan Oktober yaitu sebesar 6.500, sedangkan harga saham terendah terdapat pada bulan Mei yaitu sebesar 3.900. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 10 Tabel 3 Harga Saham Bulanan dan Dividen Tahun 2012 PT. Inovisi Infracom Tbk Bulan Previous Price Closing Price Januari 5.900 5.650 Februari 5.650 5.950 Maret 5.950 5.800 April 5.800 5.750 Mei 5.750 5.600 Juni 5.600 5.900 Juli 5.900 6.400 Agustus 6.400 6.300 September 6.300 6.450 Oktober 6.450 6.250 November 6.250 6.300 Desember 6.300 7.100 Dividen 2012 0 Sumber : Harga saham Dividen : PT. Bursa Efek Indonesia : www.sahamok.com Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa harga saham PT. Inovisi Infracom Tbk mengalami fluktuasi setiap bulannya. Harga saham tertinggi terdapat pada bulan Desember yaitu sebesar 7.100, sedangkan harga saham terendah terdapat pada bulan Mei yaitu sebesar 5.600. Tabel 4 Harga Saham Bulanan dan Dividen Tahun 2012 PT. XL Axiata Tbk Bulan Previous Price Closing Price Januari 4.525 4.475 Februari 4.475 4.725 Maret 4.725 5.050 April 5.050 5.400 Mei 5.400 5.900 Juni 5.900 6.150 Juli 6.150 6.150 Agustus 6.150 7.200 September 7.200 6.650 Oktober 6.650 6.850 November 6.850 5.150 Desember 5.150 5.700 Dividen 2012 135 Sumber : Harga saham Dividen : PT. Bursa Efek Indonesia : www.sahamok.com Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa harga saham PT. XL Axiata Tbk mengalami fluktuasi setiap bulannya. Harga saham tertinggi terdapat pada bulan Agustus yaitu sebesar 7.200, sedangkan harga saham terendah terdapat pada bulan Januari yaitu sebesar 4.475. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 11 Tabel 5 Harga Saham Bulanan dan Dividen Tahun 2012 PT. Smartfren Telecom Tbk Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Previous Price 50 50 90 66 119 96 92 95 84 92 103 96 Dividen 2012 Sumber : Harga saham Dividen Closing Price 50 90 66 119 96 92 95 84 92 103 96 84 0 : PT. Bursa Efek Indonesia : www.sahamok.com Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa harga saham PT. Smartfren Telecom Tbk mengalami fluktuasi setiap bulannya. Harga saham tertinggi terdapat pada bulan April yaitu sebesar 119, sedangkan harga saham terendah terdapat pada bulan Januari yaitu sebesar 50. Analisis dan Pembahasan Return Realisasi Saham Individual Data return realisasi masing-masing saham dapat ditunjukkan dalam tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6 Return Realisasi Saham Individual tahun 2012 Disajikan dalam prosentase (%) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember ∑Rij PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk -2,32 3,45 -0,19 21,95 -7,81 4,95 12,10 2,60 2,00 3,56 -7.32 0,96 33,93 Sumber: Tabel 1 sampai Tabel 5 (diolah) PT. Indosat Tbk -3,49 0,05 -7,29 -3,90 -19,53 10,97 12,21 5,21 5,94 20,42 -14,57 16,27 22,29 Nama Saham PT Inovisi Infracom Tbk -4,24 5,31 -2,52 -0,86 -2,61 5,36 8,47 -1,56 2,38 -3,10 0,80 12,70 20,13 PT XL Axiata Tbk -0,86 5,84 7,12 7,15 9,47 4,43 0,18 17,26 -7,48 3,18 -24,65 10,90 32,54 PT Smartfren Telecom Tbk 0,00 80,00 -26,67 80,30 -19,33 -4,17 3,26 -11,58 9,52 11,96 -6,80 -12,50 103,99 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 12 Tingkat keuntungan saham individual berfluktuasi tergantung pada naik turunnya harga saham dan besarnya pembagian dividen untuk tiap bulannya. Tingkat keuntungan saham yang positif berarti saham tersebut dapat memberikan keuntungan bagi pemilik saham, sedangkan tingkat keuntungan saham yang negatif akan memberikan kerugian yang disebabkan oleh turunnya harga saham. Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan Masing-Masing Saham tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7 Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan Dari Masing-Masing Saham Tahun 2012 Nama Saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk PT. Indosat Tbk PT. Inovisi Infracom Tbk PT. XL Axiata Tbk PT. Smartfren Telecom Tbk Rij 0,3393 0,2230 0,2013 0,3252 1,0401 E(Ri) 0,0283 0,0186 0,0168 0,0271 0,0867 Sumber : Tabel 6 (diolah) Saham yang memiliki expected return bernilai positif, berarti dapat memberikan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Sebaliknya, saham yang memiliki expected return bernilai negatif berarti dapat memberikan kerugian bagi pemegang sahamnya. Dari perhitungan yang terlihat dalam tabel diatas menunjukkan semua saham bernilai positif, sehingga dapat diartikan semua saham tersebut dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang sahamnya. Expected Return tertinggi terdapat pada PT. Smartfren Telecom Tbk, sedangkan Expected Return terendah terdapat pada PT. Inovisi Infracom Tbk. Deviasi Standar Masing-Masing Saham Deviasi standar untuk masing-masing saham dapat ditunjukkan dalam tabel 8 sebagai berikut : Tabel 8 Expected Return dan Deviasi Standar Saham Individual Tahun 2012 Saham E(Ri) Deviasi Standar (σ) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk PT. Indosat Tbk PT. Inovisi Infracom Tbk PT. XL Axiata Tbk PT. Smartfren Telecom Tbk 0,0283 0,0186 0,0168 0,0271 0,0867 0,0771 0,1171 0,0505 0,1020 0,3370 Sumber : Tabel 6 dan Tabel 7 (diolah) Saham yang memiliki deviasi standar yang tinggi memiliki risiko yang tinggi dan kemungkinan memperoleh keuntungan yang tinggi pula. Begitu juga sebaliknya, saham yang memiliki deviasi standar yang rendah memiliki risiko yang rendah dan kemungkinan memiliki keuntungan yang rendah pula. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 13 Dari tabel 8 diatas diketahui deviasi standar yang tertinggi yaitu pada saham PT. Smartfren Telecom Tbk sebesar 0,3370 atau 33,70% dan deviasi standar yang terendah yaitu pada saham PT. Inovisi Infracom Tbk sebesar 0,0505 atau 5,05%. Pembentukan Portofolio Pembentukan portofolio dapat memberikan keuntungan lebih dibandingkan dengan pembelian saham individual, hal ini dikarenakan adanya penyebaran risiko. Pembentukan portofolio pada penelitian ini terdiri dari kombinasi dua saham, sehingga kemungkinan portofolio yang dibentuk adalah: Portofolio 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel 9 Kombinasi Portofolio Kombinasi Saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk – PT. Indosat Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk – PT. Inovisi Infracom Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk – PT. XL Axiata Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk – PT. Smartfren Telecom Tbk PT. Indosat Tbk – PT. Inovisi Infracom Tbk PT. Indosat Tbk – PT. XL Axiata Tbk PT. Indosat Tbk – PT. Smartfren Telecom Tbk PT. Inovisi Infracom Tbk – PT. XL Axiata Tbk PT. Inovisi Infracom Tbk – PT. Smartfren Telecom Tbk PT. XL Axiata Tbk – PT. Smartfren Telecom Tbk Sumber : Tabel 6 diolah berdasarkan perhitungan pembentukan portofolio Tingkat Keuntungan Portofolio Setelah pembentukan portofolio diketahui, barulah kita dapat menghitung tingkat keuntungan (expected return) portofolio dari 10 kombinasi. Dari kombinasi portofolio pada tabel 9 maka peneliti akan menghitung tingkat keuntungan portofolio dengan proporsi sama (50% : 50%) dan portofolio dengan proporsi berbeda (40% : 60%) yang akan disajikan pada tabel 10 dan 11. Tabel 10 Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi Sama (50% : 50%) Portofolio XA XB E(RA) E(RB) E(RP) 1 50% 50% 0,0283 0,0186 0,0234 2 50% 50% 0,0283 0,0168 0,0225 3 50% 50% 0,0283 0,0271 0,0277 4 50% 50% 0,0283 0,0867 0,0575 5 50% 50% 0,0186 0,0168 0,0177 6 50% 50% 0,0186 0,0271 0,0228 7 50% 50% 0,0186 0,0867 0,0526 8 50% 50% 0,0168 0,0271 0,0219 9 50% 50% 0,0168 0,0867 0,0517 10 50% 50% 0,0271 0,0867 0,0569 Sumber : Tabel 7 dan Tabel 9 (diolah) Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa dengan proporsi sama (50% : 50%), tingkat keuntungan portofolio saham tertinggi adalah portofolio 4 yaitu kombinasi antara saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT. Smartfren Telecom Tbk sebesar 0,0575 atau 5,75%, Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 14 sedangkan tingkat keuntungan portofolio terendah adalah portofolio 5 yaitu kombinasi antara saham PT. Indosat Tbk dan PT. Inovisi Infracom Tbk sebesar 0,0177 atau 1,77%. Tabel 11 Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi Berbeda (40% : 60%) Portofolio XA XB E(RA) E(RB) E(RP) 1 40% 60% 0,0283 0,0186 0,0225 2 40% 60% 0,0283 0,0168 0,0214 3 40% 60% 0,0283 0,0271 0,0276 4 40% 60% 0,0283 0,0867 0,0633 5 40% 60% 0,0186 0,0168 0,0175 6 40% 60% 0,0186 0,0271 0,0237 7 40% 60% 0,0186 0,0867 0,0594 8 40% 60% 0,0168 0,0271 0,0230 9 40% 60% 0,0168 0,0867 0,0587 10 40% 60% 0,0271 0,0867 0,0628 Sumber : Tabel 7 dan Tabel 9 (diolah) Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa dengan proporsi berbeda (40% : 60%) tingkat keuntungan portofolio saham tertinggi adalah portofolio 4 yaitu kombinasi antara saham PT. Telekomunikasi Indonesia dan PT. Smartfren Telecom Tbk sebesar 0,0633 atau 6,33%, sedangkan tingkat keuntungan portofolio saham terendah adalah portofolio 5 yaitu kombinasi antara saham PT. Indosat Tbk dan PT. Inovisi Infracom Tbk sebesar 0,0175 atau 1,75%. Koefisien Korelasi Dalam perhitungan ini, peneliti ingin menghitung peningkatan saham dalam portofolio yang terkait dalam nilai korelasi. Artinya, seberapa jauh peningkatan terhadap return suatu saham dapat mempengaruhi atau diikuti dengan peningkatan secara proporsional dari return saham lain. Koefisien korelasi antar saham selengkapnya dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut : Portofolio 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel 12 Daftar Koefisien Korelasi Antar Saham Disajikan Dalam Desimal ∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 0,3393 0,2230 0,0809 0,1688 0,3393 0,2013 0,0809 0,0340 0,3393 0,3252 0,0809 0,1336 0,3393 1,0401 0,0809 1,4531 0,2230 0,2013 0,1688 0,0340 0,2230 0,3252 0,1688 0,1336 0,2230 1,0401 0,1688 1,4531 0,2013 0,3252 0,0340 0,1336 0,2013 1,0401 0,0340 1,4531 0,3252 1,0401 0,1336 1,4531 ∑XY 0,0499 0,0155 0,0360 0,2283 0,0388 0,0436 0,0393 0,0075 0,0318 0,04491 ρ 0,4023 0,2103 0,2842 0,6379 0,4930 0,2623 0,0421 0,0333 0,0702 0,0405 Sumber : Tabel 6 dan Tabel 9 (diolah) Koefisien korelasi menunjukkan besarnya hubungan antara dua variabel relatif terhadap masing-masing deviasinya. Portofolio akan lebih efisien jika mempunyai korelasi Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 15 yang bernilai negatif, karena semakin mendekati -1 berarti korelasinya semakin rendah sehingga dapat mengurangi atau meminimumkan deviasi standar (risiko) portofolio. Deviasi Standar Portofolio Setelah koefisien korelasi diketahui, langkah selanjutnya adalah menentukan deviasi standar dari portofolio yang dibentuk. Portofolio 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel 13 Deviasi Standar Portofolio dengan Proporsi Sama (50% : 50%) Disajikan Dalam Desimal XA XB XA2 XB2 σA σB σA2 σB2 ρAB 0,5 0,5 0,25 0,25 0,0771 0,1171 0,0059 0,0137 0,4023 0,5 0,5 0,25 0,25 0,0771 0,0505 0,0059 0,0026 0,2103 0,5 0,5 0,25 0,25 0,0771 0,1020 0,0059 0,0104 0,2842 0,5 0,5 0,25 0,25 0,0771 0,3370 0,0059 0,1136 0,6379 0,5 0,5 0,25 0,25 0,1171 0,0505 0,0137 0,0026 0,4930 0,5 0,5 0,25 0,25 0,1171 0,1020 0,0137 0,0104 0,2623 0,5 0,5 0,25 0,25 0,1171 0,3370 0,0137 0,1136 0,0421 0,5 0,5 0,25 0,25 0,0505 0,1020 0,0026 0,0104 0,0333 0,5 0,5 0,25 0,25 0,0505 0,3370 0,0026 0,1136 0,0702 0,5 0,5 0,25 0,25 0,1020 0,3370 0,0104 0,1136 0,0405 σP 0,0820 0,0503 0,0721 0,1954 0,0743 0,0872 0,1807 0,0577 0,1721 0,1780 Sumber : Tabel 8 dan Tabel 12 (diolah) Dari tabel 13 dengan proporsi dana sama yang mempunyai deviasi standar tertinggi adalah portofolio 4, yaitu kombinasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan PT. Smartfren Telecom Tbk sebesar 0,1954 atau 19,54%, sedangkan yang mempunyai deviasi standar terendah adalah portofolio 2 yaitu kombinasi antara PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan PT. Inovisi Infracom Tbk sebesar 0,0503 atau 5,03%. Portofolio 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 XA 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 Tabel 14 Deviasi Standar dengan Proporsi Berbeda (40% : 60%) Disajikan dalam Desimal 2 XB XA XB2 σA σB σA2 σB2 0,6 0,16 0,36 0,0771 0,1171 0,0059 0,0137 0,6 0,16 0,36 0,0771 0,0505 0,0059 0,0026 0,6 0,16 0,36 0,0771 0,1020 0,0059 0,0104 0,6 0,16 0,36 0,0771 0,3370 0,0059 0,1136 0,6 0,16 0,36 0,1171 0,0505 0,0137 0,0026 0,6 0,16 0,36 0,1171 0,1020 0,0137 0,0104 0,6 0,16 0,36 0,1171 0,3370 0,0137 0,1136 0,6 0,16 0,36 0,0505 0,1020 0,0026 0,0104 0,6 0,16 0,36 0,0505 0,3370 0,0026 0,1136 0,6 0,16 0,36 0,1020 0,3370 0,0104 0,1136 ρAB 0,4023 0,2103 0,2842 0,6379 0,4930 0,2623 0,0421 0,0333 0,0702 0,0405 σP 0,0874 0,0476 0,0759 0,2231 0,0672 0,0863 0,2095 0,0651 0,2046 0,2079 Sumber : Tabel 8 dan Tabel 12 (diolah) Dari tabel 14 dengan proporsi dana berbeda, yang mempunyai deviasi standar tertinggi adalah portofolio 4 yaitu kombinasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan PT. Smartfren Telecom Tbk sebesar 0,2231 atau 22,31%, sedangkan yang mempunyai deviasi standar terendah adalah portofolio 2 yaitu kombinasi antara PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan PT. Inovisi Infracom Tbk sebesar 0,0476 atau 4,76%. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 16 Portofolio Efisien Dalam tabel 15 dan 16 akan ditunjukkan keuntungan portofolio beserta deviasi standar portofolio, dan penulis menggambarkan dalam gambar 1 proporsi dana sama (50% : 50%) dan gambar 2 proporsi dana berbeda (40% : 60%) yang menunjukkan hubungan antara tingkat keuntungan portofolio dengan risiko portofolio. Tabel 15 Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dengan Proporsi Sama (50% : 50%) Portofolio E(Rp) σP (%) (%) 1 2,3 8,20 2 2,25 5,03 3 2,77 7,21 4 5,75 19,54 5 1,77 7,43 6 2,28 8,72 7 5,26 18,07 8 2,19 5,77 9 5,17 17,21 10 5,69 17,80 Sumber : Tabel 10 dan Tabel 13 Hubungan antara tingkat keuntungan dan risiko portofolio dapat digambarkan dalam bentuk grafik yang akan ditunjukkan oleh gambar 1. E(Rp) 6 10 5 9 4 7 4 3 3 1 2 6 8 2 5 1 σp 0 0 5 10 15 20 Sumber : Tabel 15 Gambar 1 Tingkat Keuntungan Portofolio dan Risiko Portofolio dari 10 Portofolio Dengan Proporsi yang Sama (50% : 50%) Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 17 Dari gambar 1, dapat dilihat bahwa portofolio yang efisien yaitu: portofolio 2, portofolio 3, portofolio 4 dan portofolio 10. Sedangkan portofolio yang tidak efisien yaitu: portofolio 1, portofolio 5, portofolio 6, portofolio 7, portofolio 8, dan portofolio 9. Tabel 16 Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dengan Proporsi Berbeda (40% : 60%) Portofolio E(Rp) σP (%) (%) 1 2,25 8,74 2 2,14 4,76 3 2,76 7,59 4 6,33 22,31 5 1,75 6,72 6 2,37 8,63 7 5,94 20,95 8 2,30 6,51 9 5,87 20,46 10 6,28 20,79 Sumber : Tabel 11 dan Tabel 14 Hubungan antara tingkat keuntungan dan risiko portofolio dapat digambarkan dalam bentuk grafik yang akan ditunjukkan oleh gambar 2. E(Rp) 7 4 1 6 9 7 5 4 3 3 2 8 2 6 1 5 1 σp 0 0 5 10 15 20 25 Sumber : Tabel 16 Gambar 2 Tingkat Keuntungan Portofolio dan Risiko Portofolio dari 10 Portofolio dengan Proporsi yang Berbeda (40% : 60%) Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 18 Dari gambar 2, dapat dilihat bahwa portofolio yang efisien yaitu: portofolio 2, portofolio 3, portofolio 4 dan portofolio 10. Sedangkan portofolio yang tidak efisien yaitu: portofolio 1, portofolio 5, portofolio 6, portofolio 7, portofolio 8, dan portofolio 9. Dari variasi tingkat keuntungan dan risiko portofolio yang ditawarkan dalam Gambar 1 dan 2 maka portofolio yang efisien dapat ditunjukkan dalam Tabel 17 : Tabel 17 Portofolio Efisien Proporsi (50% : 50%) Proporsi (40% : 60%) Portofolio E(Rp) σp Portofolio E(Rp) σp (%) (%) (%) (%) 4 5,75 19,54 4 6,33 22,31 10 5,69 17,80 10 6,28 20,79 3 2,77 7,21 3 2,76 7,59 2 2,25 5,03 2 2,14 4,76 Sumber : Tabel 15, Tabel 16, Gambar 1, dan Gambar 2 Dari tabel diatas dapat dilihat variasi tingkat keuntungan dan risiko portofolio yang efisien dengan menggunakan proporsi yang sama dan proporsi yang berbeda. Portofolio optimal merupakan kondisi yang dibutuhkan oleh investor, portofolio mana yang akan dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor yang bersangkutan terhadap keuntungan maupun risiko yang bersedia ditanggungnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah melakukan pembahasan beserta analisisnya maka dapat diambil beberapa simpulan : 1. Dengan proporsi sama (50% : 50%) terdapat 4 portofolio yang efisien sebagai berikut : (a) portofolio 4 yaitu kombinasi antara saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT. Smartfren Telecom Tbk dengan tingkat keuntungan sebesar 5,75% dan risiko sebesar 19,54%; (b) Portofolio 10 yaitu kombinasi antara saham PT. XL Axiata Tbk dan PT. Smartfren Telecom Tbk dengan tingkat keuntungan sebesar 5,69% dan risiko sebesar 17,80%; (c) Portofolio 3 yaitu kombinasi antara saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT. XL Axiata Tbk dengan tingkat keuntungan sebesar 2,77% dan risiko sebesar 7,21%; (d) Portofolio 2 yaitu kombinasi antara saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT. Inovisi Infracom Tbk dengan tingkat keuntungan sebesar 2,25% dan risiko sebesar 5,03% 2. Sedangkan dengan proporsi berbeda (40% : 60%) terdapat 4 portofolio yang efisien sebagai berikut : (a) Portofolio 4 yaitu kombinasi antara saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT. Smartfren Telecom Tbk dengan tingkat keuntungan sebesar 6,33% dan risiko sebesar 22,31%; (b) Portofolio 10 yaitu kombinasi antara saham PT. XL Axiata Tbk dan PT. Smartfren Telecom Tbk dengan tingkat keuntungan sebesar 6,28% dan risiko sebesar 20,79%; (c) Portofolio 3 yaitu kombinasi antara saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT. XL Axiata Tbk dengan tingkat keuntungan sebesar 2,76% dan risiko sebesar 7,59%; (d) Portofolio 2 yaitu kombinasi antara saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT. Inovisi Infracom Tbk dengan tingkat keuntungan sebesar 2,14% dan risiko sebesar 4,76%. 3. Dari variasi tingkat keuntungan dan risiko portofolio yang efisien tersebut maka keputusan investasi tergantung pada preferensi investor. Sehingga jika risiko dikaitkan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 19 dengan preferensi investor maka dapat dibedakan manjadi 3, yaitu : (a) Investor yang menyukai risiko (risk seeker) yaitu investor yang lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi. Dilihat pada gambar 1 dengan proporsi sama (50% : 50%) dan gambar 2 dengan proporsi berbeda (40% : 60%) terdapat pada portofolio 4 dan portofolio 10; (b) Investor yang netral terhadap risiko (risk neutral) yaitu investor yang bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan dan akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Dilihat dari gambar 1 dengan proporsi sama (50% : 50%) dan gambar 2 dengan proporsi berbeda (40% : 60%) terdapat pada portofolio 3; (c) Investor yang tidak menyukai risiko (risk averse) yaitu investor yang lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih rendah, biasanya cenderung mempertimbangkan investasi secara matang dan terencana. Dilihat dari gambar 1 dengan proporsi sama (50% : 50%) dan gambar 2 dengan proporsi berbeda (40% : 60%) terdapat pada portofolio 2. Saran Walaupun masih belum sempurna, namun hasil penelitian ini dapat memberikan sedikit informasi bagi berbagai pihak. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti berusaha memberikan saran baik kepada investor maupun pemerintah. Adapun saran-saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut : 1. Setelah mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko saham dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk pemilihan portofolio yang efisien, maka investor perlu memperhatikan konsep tersebut, investor hendaknya mengurangi faktor spekulasi terutama dalam pemilihan saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam portofolionya. Untuk mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko saham yang akan diterima, investor seharusnya melakukan perhitungan berdasarkan data historis yang ada di Bursa Efek Indonesia yaitu data harga saham dan dividen untuk memaksimumkan keuntungan dan meminimalisasi risiko. 2. Bagi investor yang Risk Seeker, Risk Neutral, Risk Averter bila ingin berinvestasi hendaknya mempertimbangkan untuk memilih portofolio efisien yang telah terpilih dengan proporsi yang telah ada dalam penelitian ini. Di dalam analisis investasi sebaiknya melakukan penelitian terhadap kinerja portofolio terutama risiko dan tingkat keuntungan saham yang akan diperoleh. 3. Bagi pihak pemerintah diharapkan untuk mampu menjamin stabilitas ekonomi dan politik serta lainnya, karena stabilnya indikator-indikator diatas maka akan semakin berkembang dan efisien pula pasar modal tersebut. Sehingga kepercayaan investor terhadap pasar modal sebagai sarana alternatif investasi semakin tinggi. DAFTAR PUSTAKA Darmadji dan Fakhruddin. 2011. Pasar Modal Indonesia. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta. Husnan, S. 2004. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. ___________. 2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima. BPFE. Yogyakarta. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. UPP AMP YKPN. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014) 20 Yogyakarta. Sutan, E. 2012. Dividen 2012. http://www.sahamok.com/dividen/dividen-2012/. Diakses tanggal 27 Desember 2013. Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Kanisius. Yogyakarta. ●●●