Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Hias di Rumah Plastik Anggapan bahwa tanaman yang dipelihara di rumah plastik akan bebas dari gangguan hama dan penyakit ternyata tidak selalu benar. Justru hama dan penyakit tertentu lebih cepat berkembang di rumah plastik. Bagaimana mengelola hama dan penyakit agar tidak merusak tanaman hias yang dibudidayakan di rumah plastik? T anaman hias bunga potong banyak diusahakan dalam rumah plastik atau rumah lindung karena ketidakrentanannya terhadap sengatan matahari yang terik, hujan deras, dan serangan hama penyakit. Di daerah tropis seperti Indonesia, suhu di dalam rumah plastik atau rumah lindung lebih tinggi dan kelembapan lebih rendah dibandingkan dengan suhu dan kelembapan di luar. Tanaman hias yang biasanya diusahakan secara komersial di rumah plastik adalah anggrek, krisan, mawar, anyelir, dan sebagainya. Tanaman hias komersial ini menghendaki cahaya matahari penuh dan tidak tahan terhadap guyuran hujan. Krisan bahkan memerlukan cahaya tambahan, minimal selama 4 jam pada malam hari agar mutu bunganya tinggi. Krisan biasanya diperbanyak secara vegetatif sehingga ancaman dari penyakit cukup besar. Ada anggapan sementara orang bahwa tanaman yang dipelihara di rumah plastik akan bebas dari gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), mengingat rumah plastik dilengkapi dengan dinding paranet. Anggapan tersebut tidak selalu benar, sebab beberapa OPT justru lebih cepat berkembang di rumah plastik. Bagi sebagian OPT, kondisi lingkungan dalam rumah plastik lebih cocok bagi perkembangannya. Jenis hama dan penyakit pada tanaman hias cukup banyak, namun yang berkembang di rumah plastik umumnya berukuran kecil, sangat ringan, mobilitas terbatas, dan menyukai suhu yang kering (Tabel 1). Dari Mana Mereka Masuk? Hama dan penyakit dapat masuk ke dalam rumah plastik melalui Tabel 1. Hama dan penyakit utama tanaman hias di rumah plastik. Tanaman hias Hama Penyakit Krisan Kutu daun (Macrosiphoniella sanborni) Penggorong daun (Liriomyza spp.) Karat putih (Puccinia hiriana) Penyakit layu (Rhizoctonia solani, Fusarium oxysporum f. sp. chrysanthemi, dan Verticillium albo atrum) Mawar Kutu daun (Macrosiphum rosae) Kutu tempurung (Aulacapsis rosae) Tungau merah (Tetranychus urticae) Embun tepung (Oidium sp.) Anyelir Tungau merah (T. urticae) Thrips Layu (Fusarium oxysporum f.sp. dianthi) 16 benih tanaman yang terinfeksi, atau sudah ada di dalam sebelum ada tanaman inang. Bilamana hama dan penyakit sudah ada dalam rumah plastik maka pengendaliannya relatif lebih sulit. Kutu perisai pada mawar masuk melalui benih yang terinfeksi, atau melalui benih okulasi. Karena ukuran badannya sangat kecil, apalagi pada saat populasi masih rendah, kehadiran hama ini sulit terdeteksi. Pada mawar, kerugian akibat serangan kutu perisai dirasakan setelah diakumulasikan dalam satu tahun atau lebih. Kalau serangan masih terbatas pada batang bawah, kerugian belum terasa. Tetapi kalau serangan sudah mengkolonisasi pada pangkal batang atas atau entres, masalahnya menjadi lain. Selain batang tanaman menjadi jelek karena tertutup koloni serangga, serangan kutu perisai juga dapat mematikan tunas-tunas tanaman yang masih muda. Kutu daun (aphid) mengkolonisasi tunas-tunas muda dan mengisap cairannya, baik pada krisan maupun mawar. Hama ini juga dapat berperan sebagai vektor virus. Kotoran kutu daun yang menempel di permukaan daun mengundang kehadiran penyakit embun jelaga yang menutupi seluruh daun, sehingga daun menjadi kotor. Kutu daun berkembang cepat di rumah plastik, terutama karena tidak adanya musuh alami dan kondisi suhu serta kelembapan yang mendukung. Dapat berkembang melalui benih tanaman, hama ini mengkolonisasi tunas yang masih muda dan bersembunyi di bawah daun yang sudah tua. Tungau (mite) merupakan hama penting di rumah plastik, baik pada krisan maupun mawar dan anyelir. Hama ini bersifat polifag, atau mempunyai inang yang banyak, termasuk gulma berdaun lebar, sehingga mudah berkembang di rumah plastik. Selain melalui tanaman inang, tungau juga berkembang terbawa benih. Penggorok daun (Liriomyza spp.) juga termasuk hama penting krisan. Hama ini masuk ke rumah plastik melalui benih yang terinfek- si. Pintu rumah plastik yang terbuka lebar merupakan jalan masuk bagi hama penggorok yang aktif terbang. Penyakit karat pada krisan dapat masuk ke rumah plastik terbawa benih yang terinfeksi. Survei menunjukkan, benih yang diproduksi oleh 30% petani responden sudah terinfeksi penyakit karat. Gejala penyakit ini belum tampak jelas saat tanaman pada fase vegetatif, walau sudah terinfeksi (infeksi laten). Gejalanya baru terlihat apabila tanaman atau bagian tanaman telah mencapai umur tertentu. Gejala dimulai dari daun yang sudah tua dan berkembang cepat jika tanaman sudah memasuki fase generatif. Embun tepung (powdery mildew) merupakan penyakit penting pada mawar di rumah plastik. Penyakit ini dapat berkembang terbawa benih yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala awal yang jelas. Penyakit layu dan busuk pangkal yang masing-masing disebabkan oleh Rhizoctonia dan Fusarium merupakan penyakit endemik. Penyakit ini berkembang pada krisan dan anyelir. Inokulum atau benih penyakit adakalanya sudah ada di tanah atau masuk ke rumah plastik bersama pupuk kandang yang terkontaminasi. Pengelolaan Hama dan penyakit tanaman perlu dikelola secara bijaksana dengan memperhatikan efektivitas, efisiensi, dan kelestarian lingkungan. Konsep ini identik dengan pengendalian hama secara terpadu yang menggunakan berbagai komponen pengendalian, sesuai dengan ekobiologi hama dan penyakit. Cara yang dilakukan dalam pengelolaan hama dan penyakit tanaman hias di rumah plastik adalah sebagai berikut: 1. Mencegah masuknya hama dan penyakit ke dalam rumah plastik. Benih harus benar-benar sehat, dihasilkan oleh produsen benih yang menerapkan prosedur Standar Mutu Managemen Serangan penggorok daun pada krisan (kiri) dan serangan kutu prisai pada batang mawar (kanan). (SMM). Paranet yang mengelilingi rumah plastik harus cukup rapat namun terdapat ventilasi untuk keluar-masuk udara. Pintu masuk untuk pekerja harus selalu tertutup dan di depan pintu disediakan bak kecil berisi disinfektan untuk mencuci kaki, sendal atau sepatu petugas sebelum masuk ke rumah plastik. 2. Eradikasi (pemusnahan), baik langsung terhadap hama dan penyakit maupun media pembawa atau tempat persembunyiannya. Gulma yang menjadi tempat persembunyian hama atau inang alternatif harus segera dimusnahkan. Lahan yang telah tercemar patogen tular tanah perlu didisinfeksi dengan disinfektan yang aman dan tidak mencemari lingkungan. 3. Perlindungan (proteksi) tanaman dapat menggunakan pestisida yang telah mendapat izin edar dari pemerintah. Pemantauan populasi hama atau perkiraan kondisi yang kemungkinan akan memacu perkembangan penyakit merupakan dasar yang dipakai manakala akan melakukan penyemprotan menggunakan pestisida kimia. Penggunaan pestisida hayati (Pseudomonas fluorescens, Trichoderma koningii, dan Beauveria bassiana) dan pestisida nabati (ekstrak biji sirsak, anona, nimba, dan lainlain) dianjurkan karena ramah Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 29, No. 6, 2007 lingkungan. Air dapat digunakan untuk mengendalikan tungau dan penyakit embun tepung pada mawar dan tanaman hias lainnya. 4. Varietas tahan dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit yang bersifat tular tanah (soil borne), seperti penyakit layu. Penyakit yang bersifat tular udara (air borne) sulit dikendalikan dengan varietas tahan, karena patogen cepat menyesuaikan diri sehingga dalam waktu relatif cepat varietas yang tadinya tahan menjadi rentan. 5. Pengendalian yang efektif adalah mengintegrasikan berbagai cara yang meliputi penggunaan benih sehat, mencegah masuknya hama dan penyakit ke dalam rumah plastik, menghancurkan patogen atau media pembawa, perlindungan dengan pestisida dan penggunaan varietas tahan (Suhardi). Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Balai Penelitian Tanaman Hias Jalan Raya Ciherang Segunung Pacet-Cianjur 43253 Telepon : (0263) 512607 516684 Faksimile : (0263) 512607 E-mail : [email protected] 17