BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Nitrat merupakan salah satu anion yang sering ditemukan dalam perairan. Nitrat dapat menyebar di lingkungan, baik secara natural maupun karena aktivitas manusia (Stadler et al., 2008). Kadar nitrat dalam perairan secara natural hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/L (Effendi, 2009). Pembuangan limbah industriindustri, pertanian, tekstil, kulit, makanan, kehutanan, peternakan dan pemukiman ke perairan laut menyebabkan pengayaan nitrat (Susana, 2004). Nitrat merupakan nutrien essensial bagi pertumbuhan alga dan fitoplankton. Namun, konsentrasi nitrat nitrogen (NO3--N) yang melebihi 0,2 mg/L akan mengakibatkan terjadinya eutrofikasi perairan (Effendi, 2009). Pada batasan tertentu, biota-biota dalam perairan sebenarnya masih bisa bertahan. Ikan, khususnya ikan laut masih dapat hidup dalam perairan laut dengan konsentrasi nitrat dalam rentang 10-40 mg/L, sedangkan terumbu karang kurang dari 5 mg/L. Kondisi eutrofikasi yang melebihi batas akan memicu pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat bahkan terkadang memperbesar potensi muncul dan berkembangnya jenis fitoplankton berbahaya yang lebih umum dikenal dengan istilah Harmful Algal Blooms atau HABs (Gypen et al., 2009). Kondisi tersebut selanjutnya akan menimbulkan kompetisi biota-biota dalam memperoleh oksigen, akhirnya dapat menyebabkan kematian organisme, penambahan material organik dalam perairan dalam jumlah yang besar, oksigen terlarut menjadi berkurang dan keseimbangan ekosistem terganggu (Jagessar dan Sooknundun, 2011). Hal ini merupakan masalah yang serius dan sangat merugikan karena dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan biodiversitas ekosistem perairan. Budidaya laut adalah budidaya biota laut yang hidup dalam air laut. Ini berarti bahwa air laut merupakan medium dimana biota laut tersebut hidup tumbuh dan berkembangbiak lebih baik daripada rekan-rekannya yang tidak dibudidayakan (Romimohtarto, 2007). Konsentrasi nitrat yang berlebihan dalam 1 2 perairan sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, sangat tidak diharapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengurangi kelebihan nitrat tersebut. Beberapa penelitian yang bertujuan untuk mengurangi kadar nitrat dalam air minum dan bermacam-macam limbah seperti limbah pertanian, domestik dan industri telah dilakukan. Misalnya proses reverse osmosis (Bohdziewicz, 1999), elektrodialisis (Mohamed, 2002), pertukaran ion (Bae et al., 2002; Clifford dan Liu, 2003), denitrifikasi menggunakan bakteri (Uygur dan Karg, 2004), dan adsorpsi (Ozturk dan Bektas, 2004). Reverse osmosis, elektrodialisis dan pertukaran ion merupakan metode yang memerlukan biaya relatif besar. Proses biologi berlangsung lama, terutama ketika diaplikasikan dalam limbah yang mengandung nitrat dengan konsentrasi tinggi (Chatterjee et al., 2009). Proses biologi yang menggunakan bakteri untuk menguraikan nitrat juga sedikit rumit karena membutuhkan perlakuan khusus terhadap kelangsungan hidup bakteri yang digunakan (Yoshinaga et al., 2002). Adsorpsi dinilai sebagai metode yang relatif efektif, mudah dan murah dalam mengatasi konsentrasi nitrat yang berlebih dalam perairan. Penelitian yang berkaitan dengan adsorpsi anion antara lain adsorpsi AsO43dengan lempung terpilarkan dan oksida besi (Lenoble et al., 2002), adsorpsi nitrat dalam limbah cair industri pupuk dengan zeolit terdealuminasi (Wahyuni, 2003), adsorpsi NO3- dengan abu sekam padi (Widomulyo, 2007), pertukaran NO3- dan PO43- menggunakan penukar ion berupa jerami gandum yang diperlakukan dengan epiklorohidrin (Xu et al., 2010), adsorpsi As(V) dan Sr(II) menggunakan zeolit terlapis oksida besi (Kasimtseva, 2010) dan adsorpsi NO3- dalam limbah cair menggunakan karbon teraktivasi yang berasal dari biomasa (Nunell, 2012). Penelitian-penelitian sebelumnya memberikan informasi bahwa modifikasi yang dilakukan terhadap material adsorben seperti lempung, jerami, abu sekam padi, karbon dan zeolit, dapat menghasilkan adsorben yang mampu mengadsorp anion. Zeolit alam merupakan salah satu mineral yang keberadaannya melimpah di alam, memiliki struktur berongga dan luas permukaan yang besar, ketika dilapisi oksida besi maka zeolit alam tidak hanya dapat digunakan sebagai adsorben kontaminan kationik melainkan juga sebagai adsorben kontaminan 3 anionik (Kasimtseva, 2010), beberapa faktor tersebut akan memberikan nilai lebih zeolit alam dibandingkan material adsorben lain, baik dari sisi ekonomis maupun efektivitas. Selain itu, adsorbat teradsorp dapat dipergunakan kembali, penerapan prinsip tersebut salah satunya yaitu pada penggunaan zeolit termodifikasi sebagai slow release feltilizer (Kumar et al., 2006). Metode adsorpsi akan memberikan dua keuntungan yaitu dapat mengurangi nitrat berlebih dalam perairan dan adsorben yang telah mengadsorpsi nitrat berpotensi dijadikan slow release feltilizer. Penelitian sebelumnya juga memberikan informasi bahwa penelitian yang terkait adsorpsi anion dalam air laut belum banyak dilakukan, khusus nitrat bahkan belum ada. Hal ini menarik untuk dilakukan penelitian dan menjadi tantangan tersendiri, mengingat air laut mengandung banyak kation dan anion seperti Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-, SO42-, PO43- dan CO32-. Berdasarkan uraian di atas, maka metode pengurangan nitrat dalam medium air laut yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode adsorpsi menggunakan zeolit terlapis oksida besi dan medium pembanding yang digunakan adalah air tawar. 1.2Perumusan Masalah Beberapa penelitian terkait pengurangan nitrat dalam air minum, limbah pertanian, limbah domestik dan limbah industri telah dilakukan. Adsorben maupun metode modifikasi yang digunakan bervariasi. Zeolit merupakan salah satu jenis adsorben yang dapat dimodifikasi sehingga menghasilkan adsorben yang mampu mengadsorpsi anion. Salah satu metode yang telah digunakan yaitu pelapisan zeolit dengan oksida besi dan terbukti mampu mengadsorpsi kontaminan anionik dalam air (Kasimtseva, 2010). Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.Bagaimanakah hasil yang akan diperoleh ketika zeolit alam terlapis oksida besi diaplikasikan untuk mengadsorpsi nitrat dalam air ? 2.Bagaimanakah perbedaan hasil yang diperoleh ketika zeolit alam terlapis oksida besi tersebut diaplikasikan untuk mengadsorpsi nitrat dalam medium air laut ? 4 1.3Tujuan Penelitian 1.Membuat zeolit alam terlapis oksida besi. 2.Membandingkan kapasitas adsorpsi nitrat dalam medium air tawar pada zeolit alam dengan kapasitas adsorpsinya pada zeolit termodifikasi. 3.Membandingkan kapasitas adsorpsi nitrat pada zeolit termodifikasi dalam medium air tawar dengan kapasitas adsorpsinya dalam medium air laut sintetik. 4.Mempelajari kinetika adsorpsi zeolit termodifikasi dalam mengadsorpsi nitrat dalam medium air dan air laut sintetik. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna di bidang aplikasi zeolit alam termodifikasi sebagai adsorben nitrat dalam medium air laut. Selain dapat meningkatkan nilai ekonomis zeolit juga dapat mengatasi masalah eutrofikasi pada lokasi pengembangan usaha budidaya laut sehingga akan berkontribusi terhadap peningkatan hasil budidaya laut.