8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Agar

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup antara lain dengan
cara memperbesar volume penjualan dan menekan biaya disamping juga perlu suatu alat
sebagai pengendali dari perencanaan yaitu adanya sistem pengendalian intern yang baik.
Banyak perusahaan yang berjalan kurang efisien, hal ini disebabkan karena adanya faktor
intern dan ekstern perusahaan yang mendominasi sehingga perusahaan tidak berjalan
sesuai dengan apa yang direncanakan. Meskipun tidak ada suatu perusahaan yang
menginginkan terjadinya in-efisiensi, namun dalam prakteknya untuk menghilangkan
keadaan semacam ini adalah sangat sulit, oleh karenanya manajemen dalam mengatasi
hal tersebut membutuhkan suatu struktur pengendalian intern yang baik agar tujuan
perusahaan dapat tercapai. Dengan struktur pengendalian intern yang baik, manajemen
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik pula sehingga dapat mengurangi terjadinya
kesalahan, kecurangan, dan pemborosan.
Perusahaan yang relatif masih kecil, pimpinan dapat secara langsung mengawasi
segala aktivitasnya, dan dengan berkembangnya perusahaan, maka akan mengakibatkan
pengelolaan terhadap perusahaan semakin kompleks, sehingga semakin berkurang
kemampuan pimpinan untuk mengawasi segala aktivitasnya, dan pada kondisi seperti ini
pimpinan harus melimpahkan sebagian kewenangannya kepada bawahan, sehingga
diperlukan manajemen. Manajemen disini adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab
8
atas kekayaan perusahaan dan bertanggung jawab pula atas pelaksanaan atau penerapan
daripada sistem pengendalian intern, yaitu mengawasi agar dapat mencegah terjadinya
kesalahan dan kecurangan (error and fraud) sesuai dengan tujuan sistem pengendalian
intern. Agar tujuan ini dapat tercapai maka diperlukan adanya struktur organisasi yang di
dalamnya terdapat pemisahan fungsi dengan jelas dan tepat, adanya prosedur pemberian
kewenangan, praktek yang sehat dan kualitas sumberdaya manusia yang baik serta
bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.
Manajemen menganggap pengendalian intern sebagai sesuatu yang penting dan harus
ada di dalam organisasi, karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Membuat kinerja sistem operasional berjalan secara efektif, karena pengendalian
disini adalah membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan yang seharusnya,
dimana kinerja yang seharusnya dinyatakan dalam perencanaan yang digunakan oleh
manajemen sebagai arah untuk mencapai tujuan perusahaan;
2. Dapat menghindari kerugian material dan penyimpangan dari tujuan yang telah
ditetapkan. Oleh karenanya tanggung jawab manajemen adalah memperkecil atau
bahkan
menghilangkan
kalau
dimungkinkan
atas
terjadinya
kerugian
dan
penyimpangan tersebut.
Masalah pengendalian merupakan masalah penting bagi manajemen dalam melindungi
kekayaan perusahaan, menguji ketelitian dan ketepatan pencatatan akuntansi /
administrasi pembukuan serta mendorong pelaksana untuk mematuhi seluruh kebijakan
yang telah digariskan oleh pimpinan manajemen.
9
Tujuan utama perusahaan antara lain adalah memperoleh laba yang optimal,
karena dengan laba yang optimal manajemen dapat mengembangkan kegiatan usaha,
mempertahankan eksistensinya, meningkatkan kesejahteraan para pegawainya dengan
cara perusahaan meningkatkan penjualannya atau sumber-sumber pendapatan lainnya.
Penjualan merupakan salah satu faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan,
dimana manajemen dalam hal ini harus melakukan pengendalian atas transaksi-transaksi
penjualannya. Pengendalian atas transaksi penjualan diperlukan suatu sistem penjualan
yang baik, dimana sistem yang baik akan diikuti dengan prosedur yang baik pula. Dengan
sistem penjualan yang disusun dengan baik agar dapat memberikan atau menyajikan
informasi yang memadai tentang penjualan.
Prosedur asset surrender adalah suatu proses penyelesaian kredit yang
dimungkinkan adanya penyerahan suatu asset (disebut asset surrender) oleh debitur atau
penjamin sebagai pelunasan sebagian atau seluruh hutang-hutangnya. Dalam hal ini
perusahaan melakukan penagihan atau penjualan terhadap asset-asset surrender tersebut
sebagai kompensasi pelunasan atas hutang-hutangnya agar dari hasil penagihan atau
penjualan terhadap asset-asset tersebut perusahaan dapat memperoleh penghasilan dan
laba yang optimal, karena dengan penghasilan dan laba yang optimal manajemen dapat
mengembangkan kegiatan usaha, mempertahankan eksistensinya karena dalam hal ini
PT. Hudson Advisors Indonesia sebagai suatu lembaga keuangan yang pusat
penghasilannya bertumpu pada penagihan atau penjualan asset-asset surrender dan
dengan kerjasama yang baik antara pihak debitur sebagai sipemilik jaminan dan
manajemen sebagai pihak penagih serta struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa
10
sesuai dengan fungsi dan tujuannya maka akan tercapai sistem pengendalian intern yang
baik.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
menyusun skripsi ini dengan judul “Sistem Informasi Akuntansi penjualan Asset
Jaminan pada PT Hudson Advisors Indonesia”.
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian identifikasi dan pembatasan masalah yang penulis kemukakan di atas,
maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apakah prosedur penjualan asset surrender yang disusun perusahaan sesuai dengan
ketentuan Sistem Informasi Akuntansi yang berlaku.
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan penulis dalam penyusunan skripsi ini antara lain :
Untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan daripada prosedur penjualan asset
surrender yang sesuai dengan ketentuan Sistem Informasi Akuntansi secara umum.
11
Adapun manfaat bagi penulis adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa jauh penerapan Sistem Informasi Akuntansi yang berlaku
umum pada perusahaan;
2. Untuk menambah wawasan mengenai pelaksanaan sistem dan prosedur khususnya
prosedur penjualan asset surrender dalam kaitannya dengan penerapan sistem
pengendalian intern yang dijalankan perusahaan;
Manfaat bagi perusahaan adalah:
1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak manajemen
terhadap pelaksanaan prosedur penjualan asset surrender dikaitkan dengan penerapan
sistem pengendalian intern yang dijalankan perusahaan;
2. Memotivasi manajemen bahwa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan dengan baik, perlu adanya struktur organisasi yang memberikan tanggung
jawab kepada para pelaku organisasi dalam koridor struktur pengendalian intern yang
disepakati bersama.
12
Download