(EVA) terhadap Market Value Added (MVA)

advertisement
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Kerangka Pemikiran
PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public
di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan
keuangannya. Pengukuran kinerja keuangan Bank BCA menggunakan
analisis rasio-rasio keuangan dan Economic Value Added (EVA). Rasio
keuangan digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan yang
menjelaskan dan memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan
serta posisi keuangan perusahaan. Economic Value Added (EVA)
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah
ekonomis.
Di samping itu, kinerja perusahaan juga harus memperhatikan
kinerja pasar. Pengukuran kinerja pasar menggunakan analisis Market
Value Added (MVA). Market Value Added (MVA) menggambarkan
harapan investor terhadap kinerja suatu perusahaan di masa yang akan
datang.
Metode rasio keuangan dan EVA memberikan gambaran kinerja
perusahaan secara keseluruhan, sedangkan metode MVA memberikan
ukuran kinerja pasar. Dengan mencari pengaruh rasio keuangan dan EVA
terhadap MVA maka didapat kinerja keuangan secara keseluruhan.
Diharapkan dengan mengetahui kinerja keuangan secara keseluruhan akan
membantu perusahaan meningkatkan kinerja sekarang dan masa yang akan
datang. Khususnya dalam penelitian ini yaitu Bank BCA dalam
menciptakan nilai bagi para pemegang saham atau investor. Secara ringkas
alur penelitian yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
PT. Bank Central Asia, Tbk
Kinerja Keuangan
Kinerja Perusahaan
Economic Value
Added (EVA)
NOPAT
COC
Kinerja Pasar
Market Value
Added (MVA)
Rasio Keuangan
(Earning Measures)
ROE,EPS, CAR
1.
2.
3.
4.
Nilai
Uji Kolmogorov-Smirnov
Uji Regresi Berganda
Uji Regresi Komponen Utama
Uji Korelasi
Analisis Pengaruh dan
Hubungan Pengukur
Kinerja Keuangan
INVESTOR
Ket :
----------- Batas Penelitian
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Ekuitas
3.2.
Jenis dan Sumber Data
Pengumpulan data dilakukan selama bulan Januari 2011 sampai
dengan Maret 2011. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
data sekunder. Jenis data sekunder
yang digunakan adalah laporan
keuangan tahunan PT. Bank Central Asia, Tbk dari tahun 2006 sampai
2009, laporan harga saham perusahaan, indeks harga saham gabungan dan
dividen perusahaan serta peraturan dan kebijakan yang terkait dengan
penelitian ini, data sekunder tersebut didapat dari Website PT. Bank
Central Asia, Tbk. Data sekunder digunakan untuk mencari nilai EVA dan
MVA. Sebagai penunjang digunakan data yang relevan dengan penelitian
yang diperoleh dari studi literatur, koran, jurnal, majalah, laporan
penelitian, dan publikasi elektronik.
3.3.
Metode Pengolahan dan Analisa Data
Data diolah secara kuantitatif dan deskiptif, pengolahan data untuk
mengetahui nilai EVA, MVA, dan rasio keuangan dilakukan secara
kuantitatif, baik menggunakan microsoft excel maupun manual. Untuk
mengetahui hubungan yaitu menggunakan pengujian regresi serta
pengaruh antara variabel atau dalam hal ini kinerja keuangannya dengan
menggunakan pengujian Korelasi Pearson, dilakukan pula secara
kuantitatif yaitu dengan program MinitabTM Release 14. Setelah semua
data diproses dan diketahui nilainya dilakukan analisis secara deskriptif
untuk menjelaskan perbandingan antara variabel, lalu jelaskan pula
hubungan serta pengaruh antara variabel yang diuji.
3.3.1
Rasio Keuangan
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah ROE (Return On Equity), Earning Per Shares (EPS) dan
Capital Adequacy Ratio (CAR).
Return On Equity = Laba setelah Pajak x 100%.........................(1)
Modal
Semakin tinggi rasio ini, maka kemampuan manajemen dalam
mengelola permodalan yang dimiliki semakin baik karena dapat
mendatangkan laba yang tinggi.
Earning Per Shares =
Laba bersih
Saham biasa yang beredar
...………..(2)
Semakin tinggi rasio ini, maka kemampuan manajemen dalam
menciptakan keuntungan bagi pemegang sahamnya semakin baik.
Capital Adequacy Ratio =
Total Modal
ATMR
...………..(3)
Perumusan CAR ini berdasarkan ketentuan Bank Indonesia,
dimana ATMR adalah Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.
3.3.2 Metode Economic Value Added (EVA)
EVA merupakan selisih antara NOPAT (Net Operating
Profit After Tax) dan biaya modal (Cost of Capital). NOPAT
merupakan laba bersih setelah pajak ditambah biaya bunga,
sementara biaya modal didapat dari WACC (Weighted Average
Cost of Capital) dikalikan IC (Invested Capital). WACC
merupakan penjumlahan dari biaya hutang dikalikan bobot hutang
dan biaya ekuitas dikalikan bobot ekuitas. IC merupakan
penjumlahan antara hutang dan ekuitas dikurangi hutang beban.
adapun langkah-langkah perhitungan EVA dapat dilihat
Tabel 3.
pada
Tabel 3. Langkah perhitungan EVA
Tahapan
NOPAT
Perhitungan
Sumber
NOPAT = Laba Bersih +
Laba Rugi
Biaya Bunga
Kd*
Kd = Biaya Bunga
Bunga
Laba Rugi,
Neraca
*
Kd = Kd (1-T)
Ke
Ke = Rf+β (Rm-Rf)
Data Histori
Saham
Struktur Modal Wd = hutang
Neraca
Aset
We = Ekuitas
Aset
WACC
IC
WACC = [(Kd*x Wd) + (Ke x
Neraca, Data
We)]
Histori Saham
IC = Aset – Non Interest
Neraca
Bearing Liabilitas
COC
COC = WACC x IC
Eva
Eva = NOPAT – COC
Neraca
Neraca, Laba
Rugi, dan Data
Historis Saham
NOPAT merupakan penjumlahan antara laba bersih dan
biaya bunga. Dalam laporan keuangan, laba bersih merupakan laba
yang sudah dikurangi pajak penghasilan. Sedangkan biaya bunga
adalah beban bunga bank yang tercatat pada laporan laba rugi
triwulan.
Biaya hutang (Kd) yang dimaksud adalah perbandingan
antara biaya bunga dengan hutang. Biaya bunga adalah beban bunga
dan hutang yang dimaksud adalah pengurangan antara jumlah pasiva
dan ekuitas. Lalu setelah nilainya didapat, maka biaya hutang perlu
dikurangi dengan pajak penghasilan, pajak penghasilan merupakan
perbandingan antara taksiran pajak penghasilan terhadap laba/rugi
sebelum
pajak.
Biaya
ekuitas
(Ke)
dalam
penelitian
ini
menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Alasan
memakai model ini karena pemakaian rumus CAPM menghasilkan
hasil yang lebih akurat,dan lebih banyak dipakai dalam penentuan
biaya ekuitas dalam menilai EVA.
Langkah-langkah
dalam
menghitung
Biaya
Ekuitas
(Ke)
menggunakan CAPM :
1. Rit = Pit – Pit-1 + Dt ………………………………………….(4)
Pit-1
Dimana: Rit= tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t
Pit = harga saham per lembar bulan t
Pit-1 = harga saham per lembar bulan sebelumnya
Dt = Dividen pada bulan ke-t
2. Rmt = IHSGt – IHSGt-1 ……………………………………….(5)
IHSGt-1
E (Rm) = ∑ Rmt
N
.…............................................................(6)
Dimana : Rmt = tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t
N
= jumlah data
E(Rm) = tingkat pengembalian pasar yang diharapkan
3. βi = σim
………………………………………………...(7)
σ²m
Dimana : σim =
kovarian tingkat pengambilan saham i dengan
tingkat pengembalian pasar.
σ²m = varian pengembalian pasar
4. Rf = Tingkat pengembalian bebas resiko
= Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
5. COC = Rf + βi E(Rm-Rf) …………………………………...(8)
Rumus yang digunakan adalah penjumlahan antara tingkat
bebas resiko, yang didapat dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
dengan koefisien beta dari saham yang didapat dari pengembalian
saham biasa relatif terhadap pasar secara keseluruhan dan beta
tersebut dikalikan dengan premi risiko (Keown, 2004). Struktur
modal merupakan penjumlahan bobot antara bobot ekuitas dan bobot
hutang. Bobot ekuitas (We) didapat dari perbandingan antara ekuitas
terhadap total aktiva, sementara bobot hutang (Wd) adalah
perbandingan antara hutang dengan total aktiva. Keduanya
dinyatakan dalam persen, sehingga hasil akhir struktur modal juga
berupa presentasi. Setelah semua komponen untuk menghitung biaya
modal rata-rata tertimbang (WACC) diketahui, langkah selanjutnya
adalah dilakukan penjumlahan antara perkalian bobot dan biaya
hutang dengan bobot dan biaya ekuitas. Penjumlahan ini merupakan
sebuah presentase.
IC merupakan selisih antara asset dan Non Interest Bearing
Liabilities. Asset disini adalah total aktiva, atau dalam penelitian ini
digunakan penjumlahan antara hutang ditambah ekuitas, dikarenakan
dalam laporan keuangan nilai total aktiva (assets) adalah sama
dengan total pasiva. Sementara Non Interest Bearing Liabilities
adalah hutang beban dan dalam laporan keuangan disebut dengan
akun beban yang masih harus dibayar.
Dan langkah selanjutnya adalah perkalian antara WACC
dengan IC yang menghasilkan Cost of Capital (COC). COC
digunakan sebagai biaya modal untuk dijadikan pengurangan dengan
NOPAT yang hasil akhirnya akan menghasilkan EVA dalam bentuk
nominal jumlah uang.
3.3.3 Metode Market Value Added (MVA)
Menunjukan nilai perusahaan, dan seharusnya merupakan
net present value dari EVA. MVA didefinisikan sebagai:
MVA = nilai pasar perusahaan – total kapital
= Net Present Value (NPV) perusahaan
= nilai sekarang dari future EVA
Kenaikan nilai pasar dari modal perusahaan diatas nilai
modal yang disetor pemegang saham atau yang disebut MVA
dirumuskan sebagai berikut.
MVA = nilai pasar ekuitas – modal ekuitas yang disetor pemegang
saham.
= ( jumlah saham beredar x harga saham ) – total nilai ekuitas.
Nilai pasar perusahaan merupakan perkalian antara harga
pasar saham perusahaan dengan jumlah saham yang beredar (shares
outstanding). Lalu total kapital adalah nilai buku yang merupakan
modal ekuitas yang disetor pemegang saham. Harga pasar yang
digunakan adalah harga pasar saham triwulanan yang didapat dari
rata-rata harga pasar saham bulanan. Sedangkan jumlah saham yang
beredar merupakan jumlah saham yang ditawarkan perusahaan
selama periode triwulan. Dan data ini didapat dari pasar modal
terpublikasi. Setelah semua komponen diketahui, maka MVA pun
dapat diketahui nilainya. Adapun langkah-langkah perhitungan
MVA dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Langkah perhitungan MVA
Tahapan
Perhitungan
Nilai Pasar
Harga Penutupan Saham
Ekuitas
BCA Akhir Bulan
Shares
Jumlah Saham Beredar
Outstanding
Total Kapital
MVA
Nilai Buku = Ekuitas
Sumber
Data Historis
Harga Saham
Data Historis
Harga Saham
Neraca
(Harga Pasar Saham x
Shares Outstanding) –
Total Kapital
Data Historis
Harga Saham,
Neraca
3.3.4 Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan EVA Terhadap MVA
Pada umumnya, pengukuran kinerja perusahaan sebagai
pencerminan tingkat kesejahteraan investornya dilakukan dengan
menggunakan
metode
parameter
akuntansi
standar
(earning
measures), yaitu ROE, EPS dan CAR . Lalu muncul suatu konsep
baru yaitu EVA dan MVA yang merupakan pengukur nilai tambah
pasar yang telah dilakukan oleh perusahaan. Kedua metode tersebut
merupakan pengukur yang sama-sama digunakan untuk menilai
seberapa
besar
kemampuan
perusahaan
dalam
menciptakan
kekayaan bagi investornya. Hal ini merupakan alat pertimbangan
penting bagi investor untuk menilai kelayakan perusahaan atas
investasi yang akan digunakan. Sehingga perlu dilakukan pengujian
antara tiga metode tersebut, apakah dengan kenaikan dan penurunan
rasio rentabilitas dan EVA dapat mencerminkan kenaikan atau
penurunan MVA atau sebaliknya.
Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan dan EVA
terhadap MVA dilakukan pendekatan kuantitatif yaitu estimating
equation (persamaan regresi). Pendekatan ini merupakan formula
matematika yang dirancang untuk mengetahui pengaruh yang
signifikan antara variable independen terhadap variable dependen
melalui nilai yang diketahui. Dalam penelitian ini, analisis pengaruh
yang digunakan adalah multiple regression model (persamaan regresi
berganda) karena terdapat lebih dari satu variable independen yang
diteliti. Metode yang tepat digunakan dalam uji regresi ini adalah
backward elimination, yang akan mengeliminasi secara otomatis
variabel-variabel yang tidak memenuhi syarat pada tingkat
signifikansi (α) yang sebesar 10 persen atau 0,1. Namun sebelum
melakukan pengujian regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik yang terdiri :
1. Multikolinearitas,
yaitu
pengujian
yang
dilakukan
untuk
mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki
kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model.
Uji dilakukan dengan mengamati nilai Variance Inflation Factor
(VIF) yang tidak lebih 10 dan nilai Tolerance yang tidak kurang
dari 0,1. Maka model tersebut dapat dikatakan bebas dari
multikolinearritas.
2. Autokorelasi, yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (et) pada
periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode
sebelumnya (et-1). Cara untuk menditeksi auto korelasi dapat
dilakukan dengan melakukan uji Durbin-Watson. Jika nilai
tersebut berada disekitar angka 2 maka model tersebut bebas
asumsi klasik.
3. Heteroskedastisitas yaitu pengujian terhadap terjadinya perbedaan
variance
residual
suatu
periode
pengamatan
ke
periode
pengamatan yang lain. Cara memprediksinya adalah dengan
melihat pola gambar penyebaran Scatterplot model.
Akan tetapi apabila terdapat multikolinearitas, salah satu
caranya yaitu dengan regresi komponen utama (principal component
regression). Regresi Komponen Utama (RKU) sebagai salah satu
metode yang dikenal baik dan sering digunakan untuk mengatasi
masalah multikolinearitas.
Selain itu digunakan pula analisis korelasi untuk mengetahui
bagaimana hubungan antar variabel tersebut. Analisis korelasi yang
digunakan yaitu Korerasi Pearson karena umumnya digunakan
untuk mengukur data interval atau rasio. Formula persamaan regresi
berganda
yang
dikembangkan
dan
pengertian
komponen
pembentuknya yaitu :
Y= α+β₁ X₁ +β₂ X₂ +…+βnXn+
…………………..(9)
Dimana : Y = variabel dependen
α = konstanta
ε = factor kesalahan
β = koefisien parameter regresi
X = variabel independen
Dalam penelitian ini, variabel dependen yang akan diteliti
adalah MVA, dan variabel independennya adalah rasio keuangan
yang terdiri dari tiga variabel yaitu ROE, EPS dan CAR lalu
ditambahkan variabel independen EVA. Lalu persamaan regresi
yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :
Y= a+b₁ X₁ +b₂ X₂ +b3X3+b4X4
………………..(10)
Dimana : Y = + MVA
a = konstanta
b = koefisien parameter regresi
X1 = ROE (dalam persen)
X2 = EPS (dalam persen)
X3 = CAR (dalam persen)
X4 = EVA ( dalem persen)
Dalam penelitian ini digunakan data time series, karena data
ini merupakan kumpulan data dari kinerja keuangan Bank Central
Asia dalam beberapa interval waktu tertentu yaitu tahun 2006 sampai
dengan 2009. Dan dari penelitian ini diolah dengan menggunakan
alat statistik regresi dan korelasi, progam statistik yang digunakan
adalah program MinitabTM Release 14 untuk membuktikan hipotesis
yang dirumuskan.
Perumusan dan Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah variabelvariabel yang telah didefinisikan memiliki pengaruh signifikan terhadap
MVA. Hipotesis sendiri merupakan pernyatan dan jawaban sementara
sebelum penelitian dilakukan dan diharapkan teruji kebenarannya serta
mampu memberikan pola terbaik dalam menyelesaikan masalah seperti
yang dirumuskan sebelumnya. Perumusan hipotesisnya adalah sebagai
berikut :
H0 : berarti tidak ada pengaruh antara rasio keuangan dan EVA terhadap
MVA.
Ha : berarti terdapat pengaruh antara rasio keuangan dan EVA terhadap
MVA.
H0 menunjukan hipotesis nol dan Ha menunjukan hipotesis alternatif.
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji kelayakan model
yang dirancang serta bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independennya berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya. Uji
signifikansi terhadap konstanta dan masing-masing variabel independen
ditunjukan oleh besarnya nilai probabilitas hasil output, dan nilai ini dapat
diketahui dari p-value nya.
Dalam uji p digunakan hipotesis sebagai
berikut :
H0 : Koefisien regresi tidak signifikan
Ha : Koefisien regresi signifikan
Jika probabiltas > 0,1 maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,1 maka H0 ditolak
Dipilih tingkat (α ) 10 persen karena untuk memperkecil toleransi
kesalahan yang mungkin akan terjadi. Berdasarkan perumusan hipotesis
diatas, maka dapat disimpulkan penerimaan H0 adalah tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel independen ( rasio keuangan dan
EVA ) terhadap variabel dependennya (MVA). Namun sebaiknya, jika
penolakan H0 Maka terdapat pengaruh signifikan antara rasio keuangan
dan EVA terhadap MVA.
Download