BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi sangat berperan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan berorganisasi. Karena dengan berkomunikasi kita dapat menyampaikan dan memperoleh pesan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Komunikasi menjadi penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, karena sebagian besar dari waktu yang kita miliki digunakan untuk berkomunikasi. Dan juga sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasive, edukatif, dan informative. Sebab tanpa komunikasi maka tidak akan ada proses interaksi yaitu kegiatan saling bertukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasi, informasi, dan lain sebagainya. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. 1 Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya menjadi tidak terisolasi dari lingkungan sekitarnya, karena seseorang dapat mengajarkan atau memberitahu apa yang diketahui kepada orang lain dan melalui komunikasilah maka seseorang dapat menambah pengetahuan dan mengubah persepsi serta perilaku kebiasaannya. 1 Prof. Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 2007, hal 28 8 2.1.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin“communication”. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama; sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. 2 Untuk menyamakan dan memahami komunikasi dengan mudah perlu terlebih dahulu mengetahui konsep-konsep dasar komunikasi. Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan beberapa ahli komunikasi menghasilkan pengertian komunikasi dari sudut pandang yang berbeda. Beberapa definisi, antara lain : 1. Hovland, Janis dan Kelley : Communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individuals. 2. Louis Forsdale : Communication is the process by which a system is established, maintained, and altered by means of shared signals that operate according to rules. 3. Brent D. Ruben memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut : Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungan dan orang lain. 2 Prof. Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 2007, hal 30 9 4. William J. Seiler memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal yaitu : komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan non-verbal dikirimkan, diterima dan diberi arti. 5. Arni Muhammad : Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkahlaku. 3 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya komunikasi merupakan suatu proses, baik itu pengiriman stimulus, pemberian signal, pengiriman informasi dan simbol yang akan diinterpretasikan oleh si penerima pesan. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi kita dapat memelihara hubungan baik dengan orang lain. Atau dengan kata lain, komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antara manusia dalam bermasyarakat. 4 Fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan William I. Gorden membahas empat fungsi komunikasi yakni komunikasi sosial, komunikasi ekpresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental, tidak saling meniadakan (mutual exclusive). 5 3 Ispawati Asri, Modul 1 – Komunikasi Organisasi, Universitas Mercubuana, 2010, hal 2 Hafied Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, 2002, hal 59 5 Prof. Deddy Mulyana,Ilmu Komunikasi- Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2005, hal 5 4 10 1. Fungsi Pertama : Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. - Pembentukan konsep-diri : Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan oleh orang lain kepada kita. Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Kita sadar bahwa kita manusia karena orang-orang disekeliling kita menunjukkan kepada kita lewat perilaku verbal dan nonverbal mereka bahwa kita manusia. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Konsep diri kita yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga dan orang dekat lainnya disekitar kita, termasuk kerabat (mereka disebut significant others). - Pernyataan eksistensi-diri : Orang berkomunikasi untuk menyatakan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Ketika kita berkomunikasi sebenarnya kita sedang menyatakan 11 diri kita ada kepada orang lain, sehingga orang disekitar kita akan mengetahui keberadaan kita. - Untuk kelangsungan kebahagiaan : Sejak hidup, lahir memupuk hubungan, kita dapat tidak dan hidup memperoleh sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Melalui komunikasi dengan orang lain, kita dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan yang hangat dengan orang-orang disekitar kita. 2. Fungsi Kedua : Komunikasi Ekspresif Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif. Fungsi komunikasi ekspresif adalah untuk menyatakan ekspresi seseorang ketika ia melakukan proses komunikasi. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyatakan perasaan (emosi) kita. Perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal. 3. Fungsi Ketiga : Komunikasi Ritual Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara- 12 upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama. 4. Fungsi Keempat : Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum : menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan atau membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Sedangkan fungsi komunikasi menurut A.W Widjaja, adalah 6: 1. Informasi. Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti 6 A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hal. 6465. 13 dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan agar orang lain dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi. Menyediakan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap sebagai anggota yang efektif dalam lingkungannya sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sebagai manusia yang harus berinteraksi dengan lingkungannya dan dapat berperan aktif di dalam masyarakat. 3. Motivasi. Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya serta mendorong kegiatan individu. 4. Diskusi. Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk persetujuan. 2.1.3 Tujuan Komunikasi Proses komunikasi merupakan penyampaian pesan (messages) dari komunikator kepada komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak. Sebelum pesan disampaikan kepada komunikan, komunikator memberi makna dalam 14 pesan tersebut (decode) yang kemudian ditangkap oleh komunikan dan diberi makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode). 7 Gordon I. Zimmerman merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar, yaitu : 8 1. kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan. 2. kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. 2.2 Public Relations 2.2.1. Pengertian Public Relations Public Relations atau Humas memiliki ruang lingkup yang luas dalam suatu perusahaan, karena berkaitan dengan public internal dan eksternal suatu perusahaan. Dimana keseluruhan kegiatannya untuk menciptakan citra/image yang baik dari suatu perusahaan, serta pembentukan opini publik yang positif dari berbagai produk/jasa yang dihasilkan untuk kelangsungan dan pengembangan organisasi. Dua ahli komunikasi, Melvin L. DeFleur dan Everette E. Dennis (1998:297) mengutip Scott M. Cutlip & Allen H. Center yang mendefinisikan Public Relations “upaya terencana guna mempengaruhi opini publik melalui karakter yang baik dan 7 8 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2005, hal79 Prof. Deddy Mulyana,Ilmu Komunikasi- Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2005, hal 4 15 kinerja yang bertanggungjawab, yang didasarkan pada komunikasi dua arah yang memuaskan kedua belah pihak”. 9 Definisi public relations yang paling lengkap setelah mengkaji dari 472 lebih definisi, Dr. Rex Harlow dalam bukunya A Model for Public Relations Education or Professional Practies 1987, menyatakan bahwa : “Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai system peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.” 10 Salah satu pelopor lahirnya Public Relations yaitu Ivy Ledbetter, yang menciptakan gagasan-gagasan baru dalam menyelesaikan permasalahan organisasi dengan mengedepankan 5 konsep Public Relations, antara lain : 1. Method of Communications Rangkaian atau system kegiatan (order system of action), yakni kegiatan 9 Yosal Iriantara, Community Relations, Konsep dan Aplikasinya, Penerbit Simbiosa Rekatama Media, Cetakan kedua, 2007, hal 5 10 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2005, hal 16 16 berkomunikasi secara khas, dimana seorang praktisi PR harus memiliki suatu metode tersendiri yang menjadi ciri khas dalam menyampaikan maksud dan tujuan. 2. State of Being Perwujudan dari sebuah kegiatan berkomunikasi sehingga melembaga, yaitu adanya departemen atau bagian yang secara khusus mengurusi kegiatan berkomunikasi. Contohnya dibentuknya bagian khusus yang mengelola seluruh kegiatan komunikasi suatu perusahaan seperti “corporate communications” atau “marketing communications” 3. Declarations of Principles PR Memuat azas bahwa khalayak tidak dapat diabaikan oleh management industry atau dianggap bodoh oleh pers, sehingga perlu adanya keterbukaan baik terhadap pers maupun publik internal dan eksternal dari perusahaan. 4. Publicity Sebagai penyebar informasi yang membuat hal-hal menjadi umum dilihat dari pandangan pihak yang ingin memberitahukan sesuatu kepada orang lain dan penyebaran informasi secara sistematis tentang suatu lembaga atau perorangan. 5. Advertaising (periklanan) Suatu kepandaian dan kepandaian dapat dipelajari (menurut Bernice Fitz Gibbon). 17 2.2.2. Ruang Lingkup Public Relations Ruang lingkup dalam tugas public relations dalam suatu organisasi bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking), dan ke luar (outward looking). 11 Adapun ruang lingkup yang meliputi beberapa aktivitas sebagai berikut : 1. Membina hubungan ke dalam (public internal) Publik internal yang dimaksud adalah publik yang menjadi bagian dari perusahaan itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan persepsi masyarakat sebelum menentukan suatu kebijakan dalam perusahaan. 2. Membina hubungan keluar (Public eksternal) Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Jika dikaitkan dalam penelitian yang dilakukan pada perusahaan perbankan maka salahsatu publik eksternal yang dimaksud adalah nasabah. Sebagai publik eksternal nasabah akan berhubungan dengan frontliner bank, yang bertugas melayani langsung nasabah. Frontliner merupakan salah satu perwujudan public relations dalam perusahaan bank karena bertugas untuk memperkenalkan bank kepada publik 11 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2005, hal 23 18 eksternal. Sebagai seorang frontliner juga harus memahami tugas dan tanggungjawabnya seperti halnya seorang public relations yang mengelompokkan tugasnya secara sederhana dapat disingkat menjadi PENCILS, yaitu : 12 1. Publication & Publicity, yaitu memperkenalkan perusahaan kepada publik. 2. Events, mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra. 3. News, seorang public relations dituntut menguasai teknik-teknik menulis sehingga dapat menghasilkan produk-produk tulisan seperti :press release, newsletter, berita dan lain-lain. 4. Community Involvement, public relations harus bisa membuat programprogram yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan masyarakat sekitar. 5. Identity-Media, merupakan pekerjaan public relations dalam membina hubungan dengan media (pers). 6. Lobbying, public relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak. 7. Social investment, pekerjaan public relations untuk membuat programprogram yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial. 2.2.3 Fungsi dan PerananPublic Relations Menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya Public Relations (1952, 12 Rachmat kriyantono, S.Sos.,M.Si., PR Writing : Media Public Relations Membangun Citra Korporat, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hal. 20 19 University of Ocklahoma Press) terdapat 3 fungsi utama Public Relations, yaitu : 13 1. memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3. berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Selain fungsi public relations juga berperan dalam suatu organisasi yang dapat dibagi ke dalam empat kategori (Dozier & Broom, 1995) ; 14 1. Penasehat Ahli (Expert prescriber) Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan denan publiknya (public relations). 2. Fasilitator Komunikasi (communication fasilitator) Praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. 3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator) Peranan praktisi PR dalam memecahkan permasalahan merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat hingga mengambil keputusan dalam mengatasi persoalan atau 13 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2005, hal. 18 14 Ibid hal. 20 20 krisis yang tengah dihadapi perusahaan. 4. Teknisi Komunikasi (Communication technician) Praktisi PR berperan sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization. 2.3. Customer Relations Customer relations mengandung arti hubungan dengan pelanggan, yang terdiri dari dua suku kata yaitu customer berarti pelanggan dan relations berarti hubungan. Definisi menurut Jefkins bahwa Customer Relations adalah kegiatan-kegiatan humas yang khusus diarahkan kepada para konsumen atau khalayak. Medianya adalah jurnal eksternal, kunjungan kerja, penyampaian kuisioner, penyediaan jasa pelayanan purna jual dan sebagainya. Customer adalah sumber utama untuk meraih keuntungan yang berpengaruh bagi kelangsungan hidup dan kemajuan suatu perusahaan. Sehingga bagi perusahaan, Customer merupakan aset utama yang paling berharga dan dalam hal ini perusahaan mutlak untuk menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan para customernya. Demikian halnya dinyatakan oleh Moore, para pelanggan merupakan salah satu aset perusahaan yang paling berharga. Mereka merupakan sumber penjualan ulang, testimonial, dan acuan untuk menjadi sumber utama pelanggan baru. Hanya 21 dibutuhkan waktu dan pengeluaran yang sedikit untuk mempertahankan seorang pelanggan daripada mencari langganan baru. Yang merupakan Customer dalam PT. Rabobank International Indonesia disebut nasabah. Kunci utama dalam mempertahankan hubungan baik dengan nasabah adalah memberikan pelayanan yang dapat membuat nasabah merasa puas dan loyal untuk menggunakan perusahaan tersebut. Pelayanan dengan kualitas yang memuaskan dapat mempertahankan hubungan nasabah dalam menjalin kerjasama dengan bank. Karena setiap nasabah mempunyai harapan tersendiri saat memutuskan untuk memilih tempat penyediaan jasa perbankan. Dengan memberikan kepuasan dalam pelayanan akan menciptakan persepsi yang positif terhadap perusahaan. Dan kepuasan pelanggan memberikan sejumlah manfaat spesifik diantaranya : 15 1. Berdampak positif terhadap loyalitas pelanggan; 2. Berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan, terutama melalui pembelian ulang, cross-selling, dan up-selling; 3. Menekan biaya transaksi pelanggan di masa depan, terutama biaya komunikasi pemasaran, penjualan, dan layanan pelanggan; 4. Menekan volatilitas dan risiko berkenaan dengan prediksi aliran kas masa depan; 15 Fandy Tjiptono, Service Management, Mewujudkan Layanan Prima, Penerbit CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2008, hal 169 22 5. Meningkatkan toleransi harga, terutama kesediaan pelanggan untuk membayar harga premium dan pelanggan tidak mudah tergoda untuk beralih pemasok; 6. Menumbuhkan rekomendasi getok tular positif; 7. Pelanggan cenderung lebih reseptif terhadap product-line extensions, brand extensions, dan new add-on services yang ditawarkan perusahaan; 8. Meningkatkan bargaining power relatif perusahaan terhadap jaringan pemasok, mitra bisnis, dan saluran distribusi. 2.4. Kualitas Layanan Pelayanan perbankan diukur berdasarkan kualitas layanan yang diberikan kepada nasabah dimulai dari pemenuhan kebutuhan nasabah dan berakhir dengan kepuasan nasabah. Dengan demikian, kualitas layanan kepada nasabah merupakan isu krusial bagi perusahaan, apapun bentuk produk yang dihasilkan. Secara sederhana kualitas layanan bisa diartikan sebagai “ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan” (Lewis & Booms,1983). 16 Definisi kualitas layanan jasa (service of excellent) menurut Wyckop, sebagaimana dikutip oleh Tjiptono (2000:60), adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi 16 Fandy Tjiptono, Service Management, Mewujudkan Layanan Prima, Penerbit CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2008, hal 85 23 keiginan pelanggan. 17 Dalam mewujudkan pelayanan yang prima menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman (1985: 41-50), dalam buku “A Conceptual Model of Service Quality and its Implication for Future Research”, terdapat 10 faktor yang menentukan kualitas layanan jasa, yaitu sebagai berikut : 18 1. Reliability Yaitu keandalan, mencakup kinerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependabilityi), serta dapat memenuhi janji yang ditawarkan dalam memberikan pelayanan. 2. Responsiveness Kesigapan dalam merespon dan memberikan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggannya. 3. Competence Memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik tentang produk jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. 4. Access Kemudahan untuk menghubungi dan dijumpai, seperti lokasi, fasilitas, dan informasi produk layanan jasa mudah diakses pelanggan. 5. Courtesy Memiliki sikap sopan santun, respek, perhatian, keramahan dari pihak pemberi jasa layanan dalam kontak personal, melalui operator telepon, resepsionis, 17 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2005, hal. 276 18 Ibid hal. 277 24 customer service, dan customer relations. 6. Communication Media komunikasi yang dipergunakan selain dapat memudahkan penyampaian pesan-pesan, informasi, dan mudah dipahami, serta penuh perhatian untuk mendengar atau keluhan yang disampaikan oleh pelanggannya. 7. Credibility Kepercayaan yang dibangun itu berawal dari sifat jujur dan dapat diterima, biasanya mencakup citra, nama dan reputasi yang baik dari pihak perusahaan atau customer service dalam berinteraksi dengan pelanggannya. 8. Security Menciptakan rasa aman dan nyaman dari suatu risiko, atau keragu-raguan, yaitu berkaitan dengan keamanan secara fisik (physical safety), keuangan (financial security), dan kerahasiaan terjamin (confidential). 9. Understanding or Knowing the Customer Berupaya memahami kebutuhan atau keinginan para pelanggannya. 10. Tangibles Wujud fisik yang ditampilkan, sosok gedung, ruangan, fasilitas dan sarana parkir serta peralatan penunjang lainnya untuk memberikan pelayanan jasa yang memadai, aman dan nyaman. Perkembangan selanjutnya, Parasuraman et.al., (1988) dan Zeithaml (1996) dari sepuluh dimensi layanan tersebut dikelompokkan menjadi 5 (lima) dimensi 25 utama sebagai penentu suatu kualitas pelayanan jasa, seperti yang dikutip Philip Kotler (2000:440). 1. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. Sebagai wujud nyatanya adalah kemampuan petugas frontliner PT. Rabobank International Indonesia dalam melayani nasabah sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. 2. Responsiveness, respon atau kesigapan dalam membantu pelanggan dengan memberikan layanan cepat, tepat dan tanggap serta mampu menangani keluhan para pelanggan secara baik. Seorang frontliner PT. Rabobank International Indonesia harus memiliki kemampuan untuk bekerja dengan cepat tanpa menunda-nunda pekerjaan, dan dengan sigap menangani setiap keluhan nasabah dan menyelesaikannya sesuai ketentuan. 3. Assurance, kemampuan karyawan tentang pengetahuan dan informasi suatu produk (good product knowledge) yang ditawarkan dengan baik, keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan jaminan pelayanan yang terbaik. Dimensi jaminan (assurance) ini terdapat unsur-unsur, sebagai berikut : a. Competence (kompetensi), keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki customer service dalam memberikan layanan kepada langganan. b. Courtesy (kesopanan), keramah-tamahan, perhatian dan sikap yang sopan. c. Credibility (kredibilitas), berkaitan dengan nilai-nilai kepercayaan, reputasi 26 prestasi yang positif dari pihak yang memberikan pelayanan. Seorang frontliner PT. Rabobank International Indonesia harus memiliki kemampuan tentang pengetahuan dan informasi produk perbankan yang ditawarkan kepada nasabah. Dengan berbekal pemahaman produk yang baik, nasabah akan mengerti mengenai produk tersebut dan merasa tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. 27 4. Empathy, merupakan perhatian secara individual yang diberikan kepada pelanggan dan berusaha untuk memahami keinginan dan kebutuhan, serta mampu menangani keluhan pelanggan secara baik dan tepat. Dimensi empathy ini terdapat unsur-unsur lainnya yang terkait, yaitu sebagai berikut. a. Acces (akses), kemudahan memanfaatkan dan memperoleh layanan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. b. Communication (komunikasi), kemampuan dalam berkomunikasi untuk penyampaian pesan, dan informasi kepada pelanggan melalui berbagai media komunikasi, yaitu personal kontak, media publikasi/promosi, telepon, korespondensi, faximili, dan internet. c. Understanding the customer (pemahaman terhadap pelanggan), kemampuan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan serta mampu menangani kaluhan para pelanggannya. Setiap nasabah mempunyai keinginan yang berbeda-beda, sebagai frontliner PT. Rabobank International Indonesia harus dapat memahami keinginan nasabah dan menangani setiap keluhan yang disampaikan untuk perbaikan dikemudian hari dan sebagai bahan koreksi agar hubungan dengan nasabah tetap berjalan dengan baik. 5. Tangibles, kenyataan yang berhubungan dengan penampilan fisik gedung, ruang office lobby atau front office yang representatif, tersedia tempat parkir yang layak, kebersihan, kerapihan aman dan kenyamanan di lingkungan perusahaan dipelihara secara baik. Penampilan fisik serta kerapihan dan kebersihan ruang 28 pelayanan bank menjadi salahsatu faktor penilaian dalam memberikan pelayanan kepada nasabah PT. Rabobank International Indonesia. Karena dengan suasana bankinghall yang nyaman akan membuat nasabah merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. 29