WEALTH WEEKLY 21 -25 January 2011 LOCAL MARKET Indonesia Indeks Bank Indonesia (BI) memproyeksikan cadangan devisa RI akan mencapai US$ 112,6 miliar di akhir 2011. Jumlah tersebut dapat menutup 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah jangka pendek. Penanaman modal langsung (FDI) diperkirakan akan berperan lebih besar dalam komposisi arus modal masuk. Secara keseluruhan neraca pembayaran pada 2011 diperkirakan akan mengalami surplus US$ 16,4 miliar dengan cadangan devisa mencapai US$ 112,6 miliar di akhir 2011. Dengan meningkatnya cadangan devisa akan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dalam memitigasi berbagai kejutan eksternal (self insurance). Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution memproyeksikan juga pertumbuhan ekonomi akan berada di 6,0%-6,5% di akhir 2011 dan meningkat menjadi 6,1%-6,6% pada 2012.Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, realisasi penanaman modal sepanjang tahun 2010 tercatat angka Rp 208,5 triliun, atau melebihi target yang ditetapkan Rp 160,1 triliun. Sepanjang triwulan IV 2010 saja, realisasi modal yang diinvestasikan mencapai Rp 58,9 triliun. Total investasi dari Januari hingga Desember 2010 mencapai Rp 208,5 triliun. Dimana jumlah ini meningkat dari periode sebelumnya Rp 135,2 triliun. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membebaskan atau menurunkan bea masuk impor sejumlah produk pangan dalam rangka menjaga harga pangan, sebagai penyumbang inflasi terbesar di Indonesia. Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menjelaskan kebijakan ini untuk mengurangi inflasi, mendukung industri-industri Indonesia supaya lebih kompetitif baik nasional maupun internasional, dan meningkatkan produk pangan dalam negeri. Pembebasan BM impor juga agar barang yang diimpor harganya lebih murah. Diharapkan dengan PMK ini bisa ikut menekan inflasi yang ditargetkan oleh pemrintah, yaitu 5,3% tahun ini. Banyak kalangan yang menilai BI terlambat dalam pengendalian inflasi sehingga adanya resiko suku bunga kelak akan dinaikkan secara drastis untuk meredakan inflasi yang bisa saja sudah lebih suit dikendalikan. Jika kenaikan bunga secara drastic terjadi, biaya operasi dan laba perusahaan bisa terkena dampak menurun signifikan. Karena itu, banyak investor yang mengantisipasi hal tersebut dengan merealisasikan keuntungan dengan cepat. BI sebaliknya menegaskan fenomena inflasi terkait faktor musiman dan gangguan distribusi yang tidak membutuhkan respon moneter seperti kenaikan suku bunga. Inflasi inti yang lebih tepat sebagai ukuran inflasi baru mencapai 4.28% masih dibawah 5% (target BI). Dalam mengendalikan inflasi, Pemerintah telah menambah impor bahan makanan serta Bulog juga sudah melakukan stabilisasi harga pangan lebih altif. Bi juga enggan meningkatkan suku bunga lebih dr 6.5% karena bisa saja menambah arus masuk modal asing dan bertambahnya likuiditas.Kelebihan likuiditas bisa mengerakan ekonomi tapi bs juga menambah inflasi. Indonesian Government Bond Benchmark 28 January 2011 Obligasi 28-Jan 21-Jan % 28-Jan 21-Jan Negara Seri Harga ∆ Yield % ∆ Tenor FR0027 104.75 103.75 0.96 8.18 8.45 (3.24) 5 FR0031 114 111 2.70 8.83 9.26 (4.70) 10 FR0040 109.5 105.75 3.55 9.76 10.23 (4.57) 15 FR0052 104.25 100.5 3.73 10.00 10.44 (4.20) 20 FR0050 100.5 98.23 2.31 10.44 10.70 (2.40) 28 28-Jan 21-Jan IHSG 3487.61 3379.54 3.20 Volume IHSG 2128.16 3380.12 (37.04) 614.34 590.24 4.08 LQ45 % IHSG 3700 3200 2700 2200 1700 1200 18-Dec-08 6-Jul-09 22-Jan-10 10-Aug-10 26-Feb-11 14-Sep-11 Suku Bunga dan Inflasi (%) BI Rate 6.50 LPS* 7.00 per 31-Jan Inflasi yoy 6.96 per 31-Dec Inflasi mom 0.92 per 31-Dec Sbi 1-bln 6.26 per 9-Jun SBI 3-bln 6.37 per 13-Oct * Periode Jan-Mei 2011 Source: Bloomberg. Sepekan lalu IHSG menguat 108.07 poin (3.20%) dari 3379.54 ke level 3487.61. Penguatan yang terjadi dipicu oleh faktor dari dalam negeri seperti respon pemodal terkait rencana Jamsostek yang akan meningkatkan dana investasi dan sekitar 20%-22% dana akan dialokasikan investasi ke pasar saham. Selain itu, pemodal menyikapi atas rencana pemerintah melakukan penghematan anggaran APBN pada tahun 2011 yakni sekitar 10% dimana dana pengehmatan ini akan dialihkan untuk pembangunan infrastruktur. Pemodal juga menilai positif terhadap perkiraan dari Bank Indonesia inflasi 2011 berada dalam kisaran 6% dengan catat jika musim tidak ekstrim. IHSG diperkirakan masih bergerak fluktuatif menjelang dirilisnya angka inflasi untuk Januari dan keputusan BI rate. Jika angka inflasi ini dibawah dari ekspektasi pasar bisa mendorong IHSG untuk bergerak ke zona hijau. pelaku pasar global akan mencermati perkembangan kondisi krisis politik yang terjadi di kawasan Timur Tengah karena dikhawatirkan dapat memberikan dampak besar terhadap kondisi ekonomi pada kawasan tersebut dan termasuk imbasnya terhadap perekonomian global. Source: Bloomberg. GLOBAL MARKET IMF meningkat angka proyeksi untuk pertumbuhan global tahun ini, dengan konsiderasi pemulihan ekonomi di US semakin membaik.Pertumbuhan ekonomi negara berkembang dilhat masih akan memimpin pemulihan global. Negara US dan German akan memimpin pertumbuhan negara maju. Ekonomi global diproyeksi tumbuh 4.4% untuk tahun 2011 dan 4.5 di 2012. IMF menekankan agar pemerintah uni eropa menjaga agar masalah krisis obligasi tidak berimbas ke negara lain dan memperingatkan negara berkembang untuk mengontrol laju inflasi. Negara maju diekspektasi akan menahan suku bunga dilevel yang rendah selama tingkat inflasi masih rendah dan tingkat pengangguran masih tinggi. Indices Price 28-Jan 21-Jan Change 3487.61 3379.54 3.15 Singapore 3229.69 3184.60 1.41 China Shanghai 2752.75 2715.29 1.37 10360.34 10274.52 0.83 476.21 473.80 0.51 IHSG Indonesia Japan Nikkei MSCI Asia Pacific Ex Japan Important disclosures can be found in the Disclosure and Disclaimer Appendix of this document and on our website at www.commbank.co.id. If you would like to speak to someone regarding the financial instrument described in this report, please contact our call Centre on +62.21 7917 6000 or email us at [email protected] . 1 21-25 January 2011 Wealth Weekly United States Australia S&P/ASX200 Data-data Ekonomi yang dirilis sepanjang minggu lalu antara lain: • US Federal Reserve kembali mempertahankan tingkat suku bunganya diantara 0 dan 0,25% dengan komitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi • The Fed akan terus meningkatkan kepemilikan securitiesnya sesuai dengan yang direncanakan pada bulan November lalu. The Fed mengatakan bahwa "perbaikan ekonomi terus berlanjut, meskipun berada pada level yang belum cukup untuk mendorong perbaikan yang signifikan pada sektor tenaga kerja". • Index untuk ekonomi US naik kelevel tertinggi selama 36 minggu menandakan aktifitas mulai meningkat dari 128.1 ke 128.9 • US new home sales naik 17,5% menjadi 329.000 pada bulan December yang merupakan peningkatan terbesar dalam 18 tahun terakhir. • The supply of homes turun dari 8,4 bulan menjadi 6,9 bulan. • US pending home sales naik 2.0% dibulan Desember diatas angka prediksi 1.0%. US durable goods orders turun 2.5% dibulan December. Tunjangan pengangguran naik 51,000 ke 454,000. • Kepercayaan diri konsumen di US naik lebih besar dari prediksi untuk bulan January, setelah prospek untuk mendapatkan pekerjaan lebih cerah. Conference Board’s sentimen index naik dari 53.3 ke 60. Bertambahnya optimisme dan membaiknya labour market dan pengurangan pajak bisa membantu mendorong belanja konsumen dan mendorong pertumbuhan ekonomi. • Harga rumah residential turun pada bulan November menandakan bahwa harga rumah belum rebound. S&P/Case-Shiller index yang menunjukkan harga rata2 rumah di 20 kota turun 1.6% dari bulan November tahun sebelumnya. Masing banyaknya rumah yang disita masih terus menambah jumlah rumah yang dijual sehingga harga rumah masih tertekan. Tingkat pengangguran di 9% juga merupakan contributor. MSCI World Europe UK US Dow Jones 4774.90 4755.70 0.40 1302.13 1302.54 -0.03 5881.37 5896.25 -0.25 11823.70 11871.84 -0.41 Europe FTSE Eurofirst 300 1143.63 1148.32 -0.41 US S&P 1276.34 1283.35 -0.55 23617.02 23876.86 -1.09 331.39 331.90 -0.15 85.64 89.59 -4.51 1313.93 1346.28 -2.43 HK Hang Seng Commodity CRB Index Crude Oil Gold Source: Bloomberg. Bursa US turun karena beberapa emiten di Amerika membukunya laporan keuangan yang dibawah ekspektasi. Laporan positif bahwa suku bunga tetap dipertahankan di level rendah dan juga laporan pertumbuhan GDP yang menunjukkan ekspansi, tidak kuasa menahan aksi profit taking.Koreksi pasar saham US dinilai temporer karena laporan beberapa emiten yang kurang baik. Secara jangka panjang, prospek kenaikan harga saham positif karena proyeksi laba untuk emiten2 di tahun 2011 ini cukup positif. Asia Bomb meledak di Moscow's Domodedovo airport dan menyebabkan Standard and Poor menurunkan credit rating negara Jepang untuk pertama kalinya sejak tahun 2002, dari AA menjadi AA-minus 35 korban jiwa. dengan outlook stabil. Pemeringkat S&P menekan ketidakjelasan terhadap German composite purchasing managers index untuk bulan January pengendalian utang sebagai alasan penurunan rating. Jepang adalah negara diprediksi akan naik dari 60.3 ke 61 – yaitu tertinggi sejak June 2006. maju dengan indicator debt/gdp tertinggi. Semakin tinggi debt/gdp semakin Manufacturing turun dari 60.7 ke 60.2 tapi services naik dari 59.2 ke 60.0. tinggi yield obligasi negara terkait dengan risiko gagal bayar yang lebih Eropa terlihat lebih percaya diri akan prospek pemulihan ekonomi tinggi. dari data index of executive and consumer sentiment dilaporkan di 106.5. Pertumbuhan ekonomi di Eropa didorong oleh perusahaan2 German yang menambah output dan belanja untuk memenuhi permintaan export. Sementara negara Spanyol dan Yunani masih menekan belanja. Data pertumbuhan sektor servis dan manufaktur dilaporkan meningkat di bulan January dan business confidence di German juga naik tinggi. Secara overall, data di bulan January memberikan konformasi bahwa ekonomi unieropa memasukin tahun 2011 dengan momentum yang cukup baik. Negara China meningkatkan jumlah minimum down payment untuk pembelian rumah ke dua serta juga menyediakan lebih banyak lahan, untuk menahan naiknya harga properti. Kebijakan ini menunjukkan bahwa pemerintah China serius dan akan berlanjut mengontrol spekulasi terhadap property yang terus mendorong harga naik tinggi untuk menghindari bubble Pasar saham di Asia berfluktuasi dan ditutup mixed karena investor mengkaji berbagai data ekonomi seperti China yang meningkatkan jumlah Pasar saham Eropa turun setelah sentimen negatif dari demonstrasi di downpayment untuk pembelian rumah kedua dan US Fed yang masih Mesir yang dikhawatirkan akan merebet kenegara bagian penghasil minyak menahan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan juga data utama di Timur Tengah. Diprediksi setiap harinya 3 juta barel minyak yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah rumah baru yang terjual di melewati Suez Canal menuju Eropa. US. Crude Oil Gold Harga minyak mentah melemah karena suplai yang cukup banyak di US. Harga minyak tidak berhasil menahan penurunan walaupun data ekonomi di US menunjukkan pemulihan ekonomi sudah mengalami kemajuan. Dengan pemulihan ekonomi, konsumsi minyak mentah akan diekspektasi meningkat. Emas turun dengan menurunnya permintaan untuk safe haven instrument sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terlihat secara global. Menurut survey di bloomberg, investor global sudah lebih positif tentang prospek ekonomi kedepannya dan akan menurunkan alokasi investasi emas karena merasa harga emas sudah naik cukup tinggi. DISCLAIMER Unless otherwise noted, all data is sourced from mass media news, and not issued by PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC must be indemnified from any responsibilities, included but not limited to law prosecution by third party. PTBC and their directors, employees and representatives are referred to in this Appendix as “the Group”.” This report is published solely for informational purposes and is not to be construed as a solicitation or an offer to buy any securities or financial instruments. This report has been prepared without taking account of the objectives, financial situation and capacity to bear loss, knowledge, experience or needs of any specific person who may receive this report. No member of the Group does, or is required to; assess the appropriateness or suitability of the report for recipients who therefore do not benefit from any regulatory protections in this regard.This report is not advice. All recipients should, before acting on the information in this report, consider the appropriateness and suitability of the information, having regard to their own objectives, financial situation and needs, and, if necessary seek the appropriate professional, foreign exchange or financial advice regarding the content of this report before making an investment decision. We believe that the information in this report is correct and any opinions, conclusions or recommendations are reasonably held or made, based on the information available at the time of its compilation, but no representation or warranty, either expressed or implied, is made or provided as to accuracy, reliability or completeness of any statement made in this report. Any opinions, conclusions or recommendations set forth in this report are subject to change without notice and may differ or be contrary to the opinions, conclusions or recommendations expressed elsewhere by the Group. We are under no obligation to, and do not, update or keep current the information contained in this report. The Group does not accept any liability for any loss or damage arising out of the use of all or any part of this report. Any valuations, projections and forecasts contained in this report are based on a number of assumptions and estimates and are subject to contingencies and uncertainties. Different assumptions and estimates could result in materially different results. The Group does not represent or warrant that any of these valuations, projections or forecasts, or any of the underlying assumptions or estimates, will be met. Past performance is not a reliable indicator of future performance. The Group do not guarantee the performance of investment products or the repayment of capital by products distributed by PTBC. Investments in these products are not deposits or other liabilities of the group or its subsidiaries and investment–type products are subject to investment risk including loss of income and capital invested. Examples used in this communication are for illustration only.All material presented in this report, unless specifically indicated otherwise, is under copyright to the Group. None of the material, nor its content, nor any copy of it, may be altered in any way, transmitted to, copied or distributed to any other party, without the prior written permission of the appropriate entity within the Group. The Group, its agents, associates and clients have or have had long or short positions in the securities or other financial instruments referred to herein, and may at any time make purchases and/or sales in such interests or securities as principal or agent, including selling to or buying from clients on a principal basis and may engage in transactions in a manner inconsistent with this report. Please view our website at www.commbank.co.id for more information. If you would like to speak to someone regarding the financial instrument described in this report, please contact our call Centre on +62.21 7917 6000 or email us at [email protected] . Important disclosures can be found in the Disclosure and Disclaimer Appendix of this document and on our website at www.commbank.co.id. If you would like to speak to someone regarding the financial instrument described in this report, please contact our call Centre on +62.21 7917 6000 or email us at [email protected] . 2