sistem irigasi (fertigasi) - Republik Hidroponik Palembang

advertisement
SISTEM IRIGASI (FERTIGASI)
Drip system atau sistem irigasi atau fertigasi juga termasuk salah satu cara bercocok tanam
hidroponik yang paling sering dipakai oleh para petani dunia. Sistem irigasi lebih terkenal
untuk menanam sayuran seperti cabai, terong, timun jepang, paprika, dan tomat. Sedangkan
untuk buah yang paling umum ditanam dengan sistem irigasi adalah buah melon dan stroberi.
Teknik irigasi dianggap lebih hemat biaya. Hal ini bisa terlihat pada kegiatan pemupukan
yang dapat dikurangi karena pupuk hanya diberikan bersamaan dengan proses penyiraman.
Selain itu, sistem irigasi meningkatkan efisiensi pemakaian unsur hara karena pemberian
pupuk hanya sedikit tetapi kontinyu. Kemungkinan kehilangan unsur hara seperti nitrogen,
fosfor, kalium, sulfur, seng, dan zat besi akibat pencucian dan denitrifikasi juga ikut
berkurang apabila menggunakan teknik fertigasi.
Untuk memulai bercocok tanam dengan sistem hidroponik irigasi ada beberapa alat yang
diperlukan serta ruangan yang cukup besar, seperti dripper, nipper, microtube, wadah
penampungan nutrisi, pompa, pipa nutrisi, polybag, dan timer. Prinsip dasar sistem irigasi
adalah dengan mengalirkan larutan nutrisi dalam bentuk tetesan yang berlangsung secara
kontinyu, terus menerus, serta sesuai takaran.
Sistem bercocok tanam ini tidak menggunakan media tanam tanah. Beberapa yang kerap
digunakan misalnya serbuk sabut kelapa, sekam padi, perlit, vermikulit, dan zeolit.
Sedangkan yang benar-benar lebih sering dipilih sebagai media tanam adalah cocopeat dan
sekam padi dikarenakan lebih murah dan mudah untuk didapat.










Kelebihan Sistem Fertigasi:
Waktu pemberian nutrisi harus sesuai dengan ukuran kedewasaan tanaman.
Dikarenakan menggunakan media selain tanah, maka memungkinkan akar tanaman lebih
mudah tumbuh dan berkembang.
Menjamin kebersihan dan bebas dari penyakit.
Apabila serius dalam menjalankannya, maka sistem hidroponik fertigasi skala besar bisa
menjadi ladang penghasilan yang cukup besar.
Hasil tanaman yang didapat lebih banyak dan mempunyai kualitas yang lebih baik.
Penggunaan nutrisi atau pupuk yang tepat.
Kekurangan Sistem Fertigasi:
Modal yang dibutuhkan untuk menyiapkan instrumen atau komponen perancang relatif
tinggi.
Diperlukan wawasan lebih luas dan mendalam mengenai tanaman.
Perawatan ladang yang harus selalu dikontrol secara berkelanjutan.
Apabila terjadi gangguan atau kesalahan dan bahkan kerusakan pada sistem pengairan, maka
akan berpengaruh terhadap hasil pertanian.
Download