Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014 HUBUNGAN BIAYA SALURAN DISTRIBUSI DENGAN VOLUME PENJUALAN PRODUK SEMEN GERSIK PADA PT SURTIKOM BHUANA PERKASA Komang Suyastri Utami1, Iyus Akhmad Haris1, Made Nuridja2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail : [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)bagaimmana kecenderungan biaya saluran distrusi produk semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng periode 2007–2013? (2) bagaimana kecenderungan volume penjualan produk semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng periode 2007–2013? (3) Apakah biaya saluran distribusi berhubungan dengan volume penjualan produk semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng periode 2007–2013?. Subjek dalam penelitian ini adalah PT. Surtikom Bhuana Perkasa dan yang menjadi objek yang diteliti adalah biaya saluran distribusi dan volume penjualan produk semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara. Dalam penelitian ini data dianalisis menggunakan analisis korelasional, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kecenderungan biaya saluran distribusi pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa meningkat, (2) kecenderungan volume penjualan pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa meningkat (3) Ada hubungan yang positif atau signifikan antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan produk semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa periode 2009-2013 dengan koefisien kolerasi person sebesar 0.968 Kata kunci: Biaya Saluran Distribusi dan Volume Penjualan Abstract This study is aimed to determine (1) How is the inclined of distribution channel cost of Gresik cement at PT. Surtikom Bhuana Mighty Buleleng period 2007-2013? (2) How is the inclined of sale volume of Gersik cement products at PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng period 2007-2013? (3) Will the cost of distribution channels connect to the sales volume of gresik cement products at PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng period 2007-2013?. Subject in this study was PT. Surtikom Bhuana Perkasa and the object was the cost of distribution volume of Gresik cement products at PT. Surtikom Bhuana Perkasa. Data collection methods that were used in this study was the documentation and interviews. In this study the data was analyzed by using korelasional analysis using the classical assumption test, results of this study indicated that (1) The inclined of distribution channel costs in PT. Surtikom Bhuana Perkasa increased, . (2) The inclined of sales volume costs in PT. Surtikom Bhuana Perkasa increased (3) There was a positive and significant relationship between cost distribution channel and sales volume of Gresik cement products at PT Perkasa Surtikom Bhuana 2009-2013 with the koefisien korelasi person is about 0.968 Key words: distribution channel cost and sale volume Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014 PENDAHULUAN Keberhasilan pemasaran suatu produk akan diukur oleh volume penjualan, namun untuk mencapai target penjualan tertentu tentu saja perusahaan akan menghadapi berbagai kendala terutama datangnya dari pihak pesaing (competitor). Idealnya suatu produk yang dipasarkan harus memiliki keungulan baik komparatif maupun kompetitif , namun untuk tampil sebagai produk unggul dewasa ini situasi bisnis berubah dengan sangat cepat, hal ini bukan saja semakin banyaknya competitor , juga karena semakin jauhnya tempat dimana produk dibuat (pabrik) dengan tempat dimana konsumen membutuhkan .Di samping itu luasnya area pemasaran dan perubahan yang cepat dalam seleran yang dibangun oleh pencitraan terhadap suatu produk yang disampaikan melalui promosi turut mempengaruhi tingkat volume penjualan. Untuk memenangkan persaingan yang sangat ketat dan mendekatkan hasil poduksi pabrik ke tempat konsumen, maka perusahaan perlu melaksanakan berbagai kegiatan/fungsi pemasaran,salah satunya dengan mengatur saluran distribusi yang efektif sehingga tujuan penjualan dapat dicapai secara optimal. Tujuan utama perusahaan pada intinya sama, yaitu dapat meningkatkan volume penjualan sehingga laba yang dihasilkan akan terus meningkat,namun tanpa ketersediaan barang di tempat penjualan /toko pengecer, maka mustahil proses transaksi jual beli akan terjadi. Dalam rangka mempelancar arus barang dan jasa dari pihak produsen ke konsumen maka salah satu faktor yang sangat penting atau tidak boleh diabaikan adalah mengelola saluran distribusi. dengan efektif dan efesien mengingat bahwa fungsi penyebaran dan pengiriman barang yang mendekati lokasi konsumen merupakan langkah atau fungsi pemasaran yang dinilai sangat strategis karena akan menjaga ketersedian barang, yang didukung oleh promosi dan kebijakan harga yang kompetitif. Menurut Efendi Pakpahan (2010) faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi volume penjualan adalah saluran distribusi hal tersebut yang bertujuan untuk melihat peluang pasar apakah dapat memberikan laba yang maksimum. Secara umum mata rantai saluran distribusi yang semakin luas akan menimbulkan biaya yang lebih besar, tetapi semakin luasnya saluran distribusi maka produk perusahaan akan semakin dikenal oleh mayarakat luas dan mendorong naiknya angka penjualan yang akhirnya berdampak pada peningkatan volume penjualan. PT. Surtikom Bhuana Perkasa menyadari betapa pentingnya pemilihan saluran distribusi yang tepat digunakan oleh suatu perusahaan. Apabila saluran distribusi yang digunakan ternyata menghambat kelancaran arus barang maka akhirnya hanya akan mempengaruhi penjualan penjualan produk itu sendiri. Saluran distribusi harus dilaksanakan dengan tepat dan teratur, sehingga dapat diharapkan produk–produk yang dihasilkan dapat terjual sebanyak mungkin sehingga produknya dapat bersaing dengan pasar dengan produk pesaingnya. Kegiatan tersebut di atas tentu tidak akan terlepas dari biaya–biaya yang harus dikeluarkan perusahaan yang akan berpengaruh terhadap tingkat penjualan produknya. Pengendalian biaya merupakan salah satu faktor yang penting dalam efektivitas perusahaan. Biaya saluran distribusi yang akan dikeluarkan oleh PT. Surtikom Bhuana Perkasa merupakan salah satu faktor biaya yang penting yang harus diperhitungkan oleh perusahaan. PT. Surtikom Bhuana Perkasa merupakah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi dan perdagangan produk semen Gersik, beralamat di desa Temukus banjar dinas Bingin Banjah kecamatan Banjar kabupaten Buleleng. PT Surtikom Bhuana Perkasa adalah distributor tunggal mensuplay semen Gersik untuk wilayah kota singaraja, yang didirikan pada tahun 2006. Perusahaan menyadari bahwa adanya perusahaan yang menawarkan produk sejenis mendorong munculnya perusahaan pesaing, sehingga situasi ini membawa dampak pada tingginya tingkat persaingan antar perusahaan terhadap pasar yang ada. Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014 Produk sejenis yang yang merupakan saingan dari PT. Surtikom Bhuana Perkasa adalah produk semen Tiga Roda, semen Tonasa dan produk semen lainnya . Melalui pengeloaan saluran distribusi yang tepat, diharapkan dapat meingkatkan volume penjualan semen Gersik, Karena untuk memperlancar arus barang sampai ke pasar diperlukan saluran distribusi yang baik sebagai sarana yang sangat penting untuk memasarkan produknya. Mengingat besarnya biaya yang dikeluarkan untuk saluran distribusi untuk dapat meningkatkan volume penjualan perusahaan. Maka, dibutuhkan pengelolaan terhadap biaya – biaya yang di keluarkan. PT. Surtikom Bhuana Perkasa yang memiliki dampak bagi peningkatan penjualan. Dari permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Biaya Saluran Distribusi terhadap Volume Penjualan Semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng” Menurut Warren J Keegen (2012 : 3) dalam bukunya global marketing manajemen konsep pemasaran telah mengalami perubahan secara dramatik yang semula berfokus kepada hasil produksi yang baik berdasarkan kepada standar internal nilai – nilai dengan tujun memperoleh laba melalui penjualan beralih peneknannya kepada kebijakan harga, saluran distribusi dan promosi disamping keunggulan- keunggulan produksi. Konsep dari Warren J. Keegen tersebut menunjukkan bahwa persoalan pemasaran yang berintikan hasil penjualan perlu di dikung oleh saluran distribusi yang efektif dan promosi yang tepat. Dengan Dengan demikian saluran distribusi dan volume penjualan merupan salah satu subtansi atau fungsi yang menentukan dari proses pemasaran dengan demikian untuk membahas persoalan saluran distribusi dan volume penjualan perlu mengkaji konsep pemasaran terlebih dahulu. Pemasaran adalah termasuk salah satu dari kegiatan dalam perekonomian dan membantu dalam penciptaan nilai ekonomi. pengertian tentang pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli, namun walaupun pengertian tersebut berbeda-beda tetapi pada hakekatnya mempunyai makna yang sama. Philip Kotler (2002:9) menyatakan, Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok ciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Menurut Firdaus (2008, hal 160) bahwa pemasaran berurusan dengan pengidentifikasian dan pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu defenisi paling singkat tentang pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Akan tetapi orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang paling penting daripemasaran adalah bukan menjualan! penjualan itu hanya merupakan puncak kecil gunung es pemasaran. Dengan demikian saluran distribusi dan volume penjualan merupan salah satu subtansi atau fungsi yang menentukan dari proses pemasaran dengan demikian untuk membahas persoalan saluran distribusi dan volume penjualan perlu mengkaji konsep pemasaran.terlebih dahulu. Pemasaran adalah termasuk salah satu dari kegiatan dalam perekonomian dan membantu dalam penciptaan nilai ekonomi. Nilai ekonomi sendiri yang akan menentukan harga barang dan jasa bagiindividu. Faktor-faktor akan dapat mempengaruhi nilai ekonomi yaitu produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran berada diantara produksi dan konsumsi, yang berarti pemasaran menjadi wahana atau tempat bertemunya kedua faktor tersebut.. Menurut Djaslim Saladin (2004, hal. 153), bahwa saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi. Anggota saluran distribusi terdiri dari produsen, badan-badan usaha yang bergerak dalam usaha pendistribusian produk (middleman).Serta konsumen, saluran distribusi membantu memperlancar baik pergerakan fisik dar produk maupun pergerakan hak milik dari produk tersebut. Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014 Sedangkan menurut Basu Swastha dan Irawan (2005, hal. 286) mendefinisikan saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran distribusi ditentukan oleh pola pembelian konsumen, sehingga sifat daripada pasar merupakan faktor penentu yang mempengaruhi dalam pemilihan saluran oleh perusahaan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan menurut Tjiptono (2008 : 189) meliputi pertimbangan pasar, produk, perantara, dan perusahaan. Tahapan-tahapan yang dilalui oleh saluran distribusi oleh perusahaan untuk dapat mengantarkan barang hasil produksinya ketangan konsumen. Berikut ini Djaslim Saladin (2004 : 155) mengemukakan lima tingkatan saluran distribusi yaitu : Saluran nol tingkat atau saluran distribusi langsung, (A Zero Levels Channel), yaitu : produsen menjual langsung ke konsumen, Saluran satu tingkat (A One Level Channel), yaitu : penjualan melalui satu perantara. Saluran dua tingkat (Two Level Channel), yaitu : penjualan yang mempunyai dua perantara penjualan. Saluran tiga tingkat (A three Level Channel), yaitu : penjualan yang mempunyai tiga perantara, yaitu pedagang besar (grosir), pemborongan dan pengecer. Saluran tingkat banyak (Multi-Level Channel), yaitu: saluran yang bertingkat banyak karena banyak menggunakan perantara, biasanya diantara pedagang besar dan pengecer terdapat pedagang pengumpul (Jobber) yang terstruktur, dimana setiap perantara membawahi perantara lain. Menurut Djaslim Saladin (2004, hal. 155) mata rantai saluran distribusi dapat dibedakan menjadi: (1) Mata rantai saluran distribusi yang sangat panjang yaitu Dalam saluran distribusi, sering menggunakan agen tunggal sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepedagang besar yang kemudian menjualnya kepada tokotoko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan. (2) Mata rantai saluran distribusi yang panjang Disini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. la menjalankan kegiatan perdagangan besar, dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar. (3) Mata rantai saluran distribusi yang agak panjang.Saluran distribusi ini menggunakan lebih sedikit distributor atau penyalur. Saluran distribusi yang biasanya digunakan adalah lembaga saluran 2 tingkat, yaitu grosir dan pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar (grosir), dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja. (4) Mata rantai saluran distribusi yang pendek. Saluran distribusi ini hanya menggunakan satu mata rantai saja, yaitu menggunakan lembaga pengecer yang di percaya oleh produsen untuk menyalurkan barangbarangnya kepada konsumen akhir. Setiap perusahaan harus dapat memfokuskan pada pangsa pasar dan tingkat persaingan, perubahan pasar, kegiatan distribusi, media dan teknologi yang terjadi diluar sana dapat dipantau. Hal ini tentu saja untuk menetapkan posisi perusahaan di era persaingan, karena perusahaan yang mampu memuaskan konsumenlah yang akan jadi pemenang. Kegiatan tersebut di atas tentu tidak akan terlepas dari biaya–biaya yang harus dikeluarkan perusahaan yang akan berpengaruh terhadap tingkat penjualan produknya. Pengendalian biaya merupakan salah satu faktor penting dalam efektivitas perusahaan. Biaya distribusi yang akan dikeluarkan oleh suatu perusahaan merupakan salah satu faktor biaya yang penting . Menurut Gunawan Adi Saputro dan Marwan Asri (2004) dalam buku dalam buku anggaran perusahaan mengemukakan, “Biaya saluran distribusi adalah biaya–biaya yang dikeluarkan oleh perushaan untuk memasarkan barang atau penyampaian brang ke pasar. Dalam hal ini manager perusahaan harus mengetahui apakah biaya saluran distribusi benar–benar terlalu tinggi, biaya apa saja yang meningkat. Tentu saja hal ini dibutuhkan analisa yang tepatmengenai besarnya biaya saluran distribusi yang dikeuarkan.Biaya distribusi mencangkup Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014 semua biaya yang terkait dengan penjualan, distribusi dan pengantaran barang kepada pelanggan. Kegiatan distribusi inilah yang merupakan salah satu unsur penting kegiatan pemasaran yang akan berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan produk perusahaan. Karakteristik biaya saluran distribusi Secara umum karakteristik biaya distribusi dapat dikemukakan sebagai berikut. Pada perusahaan sejenis, kemungkinan bisa diadakan perbandingan biaya roduksi, karena pengelolaan produknya, penggunaan bahan baku yang digunakan sama. Namun untuk biaya distribusi tidak bisa dibandingkan meskipun pada perusahaan sejenis, biaya distribusinya bervariasi karena biaya distribusi banyak dan berbagai macam faktor akan berpengaruh pada biayanya. Biaya saluran distribusi hampir setiap saat berubah, karena kegiatan distribusi sering kali dapat berubah, yang juga disesuaikan dengan sistem pasarnya. Karena distribusi dipengaruhi oleh faktor psikologis konsumen sehingga biaya distribusi tidak dapat dikontrol. Hal ini disebabkan karena selera knsumen yang setiap saat berubah, sehingga yang dipertimbangkan bukan pada penekanan biaya distribusinya yang bagaimana menghasilkah yang menghasilkan volume penjualan yang besar, namun pengelolahan biaya distribusi yang efisien yang dapat diukur dari kenaikan penjualan. menurut Basu Swastha dan Irawan (2005 : 406) bahwa penjualan adalah transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa yang pada prinsipnya melibatkan dua pihak yaitu penjual dan pembeli. Dengan demikian. penjualan adalah transaksi jual beli atas barang dan jasa yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan memberikan petunjuk serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Pada umumnya tujuan penjualan adalah mendapakan laba dan mempertahankan atau bahkan meningkatkan penjualan. Tujuan penjualan terebut dapat tercapai apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti apa yang telah direncanakan. Dengan demikian tidak berati bahwa barang dan jasa yang terjual akan selalu menghasilkan laba, karena perlu diperhatikan pula proses dari penjualan yang dapat menentukan berhasil tidaknya perusahaan dalam menerapkan strategi penjualan. Selanjutnya menurut Winardi (2009 : 350) mendefinisikan bahwa volume penjualan adalah hasil penjualan yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, fiscal, atau volume. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa volume penjualan merupakan hasil keseluruhan jumlah barang yang telah terjual oleh perusahaan pada waktu tertentu atau periode tertentu dalam kegiatan pemasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan mengenai hasil-hasil produksinya. Volume penjualan penting artinya bagi setiap perusahaan selain dijadikan sebagai pedoman untuk membuat ramalan penjualanyang dipergunakan dalam menyusun rencana produsi, pembelian bahan dan pengendalian cadangan bahan. Bagi perusahaan tertentu, dicari pula sebeb gejala turun dan naiknya volume penjuaan, untuk menghindari kemungkinan suatu saat akan mengalami kesalahan dalam membuat ramalan dalan penjualan. Tujuan penjualan terebut dapat tercapai apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti apa yang telah direncanakan. Dengan demikian tidak berati bahwa barang dan jasa yang terjual akan selalu menghasilkan laba, karena perlu diperhatikan pula proses dari penjualan yang dapat menentukan berhasil tidaknya perusahaan dalam menerapkan strategi penjualan. Selanjutnya menurut Winardi (2010 : 350) mendefinisikan bahwa volume penjualan adalah hasil penjualan yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, fiscal, atau volume. Menurut Basu Swastha DH (2004 : 404) tujuan umum penjualan dalam perusahaan yaitu: (1)Mencapai volume penjualan,(2)Mendapatkan laba tertentu (3)Menunjang pertumbuhan perusahaan Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha(2005) sebagai berikut(1)Kondisi dan Kemampuan Penjual, (2)Kondisi Pasar, (3)modal, Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014 (4)kondisi organisasi perusahaan dan (5)faktor-faktor lain. Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya menentukan keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian. Menurut Basu Swastha DH (2004 : 404) tujuan umum penjualan dalam perusahaan yaitu (1)Mencapai volume penjualan (2) Mendapatkan laba tertentu (3)Menunjang pertumbuhan perusahaan Jenis penjualan dikelompokkan menjadi lima (Basu Swastha, 2010: 12), yaitu sebagai berikut. (1)Trade selling dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar mempersilakan pengecer untuk berusaha memperbaiki distributor produk– produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan, persediaan dan produk baru.Jadi titik beratnya adalah pada penjualan melalui penyalur dari pada penjualan ke pembeli akhir. (2)Missionary Selling. Dalam missionary selling, penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang–barang dari penyalur perusahaan. Disini wiraniaga lebih cenderung pada penjualan untuk penyalur. (3)Technical Selling berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir dan barang dan jasanya. Dalam hal ini, tugas utama wiraniaga adalah mengidentifikasikan dan menganalisis masalah yang dihadapi pembeli (4)Business Selling berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli. (5)Responsive Selling Jenis penjualan seperti ini tidak akan menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang baik dan hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus kepada pembelian ulang. Hubungan antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan adalah saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang yang diproduksi kepada konsumen atau pemakai industri. Pelaksanaan kegiatan saluran distribusi membutuhkan biaya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.Biaya saluran distribusi yangdimaksud adalah keseluruhan biaya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan pendistribusian produk produk yang dimiliki perusahaan. Banyak sedikitnya kegiatan distribusi yang dilakukan akan mempengaruhi biaya distribusi yang akan dikeluarkan. Biaya yang dikeluarkan tersebut baik dalam jumlah besar maupun kecil diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan. Menurut Efendi Pakpahan (2010) faktor yang penting dalam mempengaruhi volume penjualan adalah saluran distribusiyang bertujuan untuk melihat peluang pasar apakah dapat memberikan laba yang maksimum. Secara umum mata rantai saluran distribusi yang semakin luas akan menimbulkan biaya yang lebih besar, tetapi semakin luasnya saluran distribusi maka produk perusahaan akan semakin dikenal oleh mayarakat luas dan mendorong naiknya angka penjualan yang akhirnya berdampak pada peningkatan volume penjualan. METODE Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai hubungan biaya saluran distribusi dengan volume penjualan. semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa. Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian ini menggunaan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan analisis korelasional untuk mencari hubungan biaya saluran distriusi dengan volume penjualan produk Semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa. Metode analisis data Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis korelasional Analisis ini untuk mengetahui hubungan antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan (Sugiyono 2010 : 204) Dengan formulasi sebagai berikut: Keterangan : : koefisien korelasi product moment Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014 x : Biaya Saluran Distribusi y : Volume Penjualan uji signifikansi Keterangan: t : Tingkat Signifikansi r : Koefisien Korelasi HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil penelitian, diperoleh kecenderungan biaya saluran distribusi dan volume penjualan sebagai berikut. Kecenderungan biaya saluran distribusi PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng periode 2007– 2013 kecendrungan biaya saluran distribusi meningkat, hal tersebut karena (1) frekuensi pengiriman barang semakin sering, disini semakin sering frekuensi penyaluran barang ke toko-toko penyalur, maka kecendrungan biaya saluran distribusi yang dikeluarkan perusahaan akan meningkat, (2) jumlah toko yang menjadi penyalur produk semen gersik kepada konsumen semakin banyak. Disni semakin banyak toko yang menjadi penyalur produk ke konsumen, maka kecendrungan biaya saluran distribusinya akan semakin meningkat, (3) Jangkauan Penyaluran barang. Disini semakin jauh atau luas jangkauan toko penyalur, maka kecendrungan biaya saluran distribusi yang di keluarkan PT Surtikom Bhuana Perkasa akan meningkat. Kecenderungan Volume penjualan PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng periode 2007– 2013. Kecendrungan volume penjualan pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa meningkat, hal tersebut karena pembangunan di wilayah Singaraja yang merupakan pangsa pemasar dari PT. Surtikom Bhuana Perkasa semakin meningkat, sehingga kebutuhan akan semen juga meningkat. Dengan mengutamakan mutu dan kwalitas produk semen Gersik selalu menarik minat konsumen. Maka dengan minat konsumen yang tinggi diimbangi dengan harga jual yang bersaing dengan produk semen lainnya, semen Gersik selalu mengalami peningkatan volume penjualan setiap tahunnya. Hubungan antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan produk semen Gersik pada PT Surtikom Bhuana Perkasa Singaraja periode 2007-2013. Berdasarkan analisis kolerasi productmoment yang dilakukan dengan program SPSS 17.0 for windows, maka diperoleh data sebagai berikut. Hasil perhitungan kolerasi antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan produk semen Gersik pada PT Surtikom Bhuana Perkasa Singaraja periode 2007-2013. Biaya Saluran Distribusi Volume Penjualan Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2- Biaya Volume Saluran Penjuala Distribusi n 1 .968** .000 7 .968** .000 7 1 Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014 tailed) N 7 40 Berdasarkan analisis kolerasi productmoment yang dilakukan, maka diperoleh koefisien variabel X mempunyai tanda positif dengan variabel Y. Perhitungan koefisien kolerasi person (r) diketahui sebesar 0.968. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan. Sedangkan arah hubungannya adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi biaya saluran distribusinya maka semakin meningkat volume penjualannya. Selanjutnya dilakukan uji signifikan koefisien kolerasi, dengan tingkat signifikansi 5% atau 0.05 ( ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian) dari analisis diketahui nilai signifikansi (0.000 < 0.05) maka Ho ditolak. Artinya bahwa ada hubungan secara signifikan antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan. Karena koefisien kolerasinya bernilai positif. Maka berarti biaya saluran distribusi berhubungan positif dengan volume penjualan produk semen Gersik pada PT Surtikom Bhuana Perkasa Singaraja periode 2007-2013. Maka hipotesis alternatif diterima. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat di Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PT SurtikomBhuana Perkasadalam upaya untuk meningkatkan volume penjualan yaitu dengan memilih saluran distribusi yang paling efektif sehingga dapat menekan biaya saluran distribusi Dalam melaksanakan kegiatan penyaluran barang, PT. Surtikom Bhuana Perkasa mengeluarkan biaya yang cukup besar, akan tetapi besarnya biaya yang dikeluarkan oleh PT Surtikom Bhuana Perkasa diikuti dengan menigkatnya volume penjualan yang dicapai. Ini berarti saluran distribusi yang dilakukan oleh PT Surtikom Bhuana Perkasa sudah efisien. PT. Surtikom Bhuana Perkasa dalam menyalurkan produk semen gersik, menggunakan saluran distribusi tidak langsung, karena dalam menyalurkan barangnya sampai kepada konsumen, perusahaan menyalurkannya melalui toko– toko yang berada wilayah singaraja.Untuk menyalurkan barang ke toko–toko hingga sampai pada konsumen, PT. Surtikom Bhuana Perkasa memerlukan biaya saluran distribusi yang besar. kecendrungan biaya saluran distribusi meningkat, hal tersebut karena (1) frekuensi pengiriman barang semakin sering, disini semakin sering frekuensi penyaluran barang ke toko-toko penyalur, maka kecendrungan biaya saluran distribusi yang dikeluarkan perusahaan akan meningkat, (2) jumlah toko yang menjadi penyalur produk semen gersik kepada konsumen semakin banyak. Disni semakin banyak toko yang menjadi penyalur produk ke konsumen, maka kecendrungan biaya saluran distribusinya akan semakin meningkat, (3) Jangkauan Penyaluran barang. Disini semakin jauh atau luas jangkauan toko penyalur, maka kecendrungan biaya saluran distribusi yang di keluarkan PT. Surtikom Bhuana Perkasa akan meningkat. Kecendrungan volume penjualan pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa meningkat, hal tersebut karena pembangunan di wilayah Singaraja yang merupakan pangsa pemasar dari PT. Surtikom Bhuana Perkasa semakin meningkat, sehingga kebutuhan akan semen juga meningkat. Dengan mengutamakan mutu dan kwalitas produk semen Gersik selalu menarik minat konsumen. Maka dengan minat konsumen yang tinggi diimbangi dengan harga jual yang bersaing dengan produk semen lainnya, semen Gersik selalu mengalami peningatan volume penjualan setiap tahunnya Berdasarkan analisis kolerasi productmoment yang dilakukan, maka diperoleh koefisien variabel X mempunyai tanda positif dengan variabel Y. Perhitungan koefisien kolerasi person (r) diketahui sebesar 0.968. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan. Sedangkan arah hubungannya adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi biaya saluran Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014 distribusinya maka semakin meningkat volume penjualannya. Selanjutnya dilakukan uji signifikan koefisien kolerasi, dengan tingkat signifikansi 5% atau 0.05 ( ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian) dari analisis diketahui nilai signifikansi (0.000 <0.05) maka Ho ditolak. Artinya bahwa ada hubungan secara signifikan antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan. Karena koefisien kolerasinya bernilai positif. Maka berarti biaya saluran distribusi berhubungan positif dengan volume penjualan produk semen Gersik pada PT Surtikom Bhuana Perkasa Singaraja periode 2007-2013. Maka hipotesis alternatif diterima. Hasil analisis hubungan antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan menunjukkan pelaksanaan kegiatan saluran distribusi membutuhkan biaya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.Biaya saluran distribusi yangdimaksud adalah keseluruhan biaya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan pendistribusian produk produk yang dimiliki perusahaan. Banyak sedikitnya kegiatan distribusi yang dilakukan akan mempengaruhi biaya distribusi yang akan dikeluarkan. Biaya yang dikeluarkan tersebut baik dalam jumlah besar maupun kecil diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan. Secara umum mata rantai saluran distribusi yang semakin luas akan menimbulkan biaya yang lebih besar, tetapi semakin luasnya saluran distribusi maka produk perusahaan akan semakin dikenal oleh mayarakat luas dan mendorong naiknya angka penjualan yang akhirnya berdampak pada peningkatan volume penjualan. SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : kecendrungan biaya saluran distribusimeningkat, hal tersebut karena (1) frekuensi pengiriman barang semakin sering, disini semakin sering frekuensi penyaluran barang ke toko-toko penyalur, maka kecendrungan biaya saluran distribusi yang dikeluarkan perusahaan akan meningkat, (2) jumlah toko yang menjadi penyalur produk semen gersik kepada konsumen semakin banyak. Disni semakin banyak toko yang menjadi penyalur produk ke konsumen, maka kecendrungan biaya saluran distribusinya akan semakin meningkat, (3) Jangkauan Penyaluran barang. Disini semakin jauh atau luas jangkauan toko penyalur, maka kecendrungan biaya saluran distribusi yang di keluarkan PT. Surtikom Bhuana Perkasa akan meningkat. kecendrungan volume penjualan pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa meningkat, hal tersebut karena pembangunan di wilayah Singaraja yang merupakan pangsa pemasar dari PT. Surtikom Bhuana Perkasa semakin meningkat, sehingga kebutuhan akan semen juga meningkat. Dengan mengutamakan mutu dan kwalitas produk semen Gersik selalu menarik minat konsumen. Maka dengan minat konsumen yang tinggi diimbangi dengan harga jual yang bersaing dengan produk semen lainnya, semen Gersik selalu mengalami peningatan volume penjualan setiap tahunnya Koefisien variabel X mempunyai tanda positif dengan variabel Y. Perhitungan koefisien kolerasi person (r) diketahui sebesar 0.968. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan. Sedangkan arah hubungannya adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi biaya saluran distribusinya maka semakin meningkat volume penjualannya. dan mempunyai nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05 Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara biaya saluran distribusi dengan volume penjualan. SARAN Perusahan hendaknya lebih mengefektifkan sistem saluran distribusi untuk membangun jaringan-jaringan distribusi kebawah dan membuka beberapa agen di tiap-tiap kota maupun pelosok. Mengembangkan perusahaan dengan Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014 membuka beberapa cabang di sentral pemasaran yang terbesar dan melakukan penambahan armada pengangkutan untuk memperlancar operasional distribusi perusahaan. Dengan demikian maka perusahaan dapat memberikan pelayanan secara baik dan memuaskan dengan cara membina hubungan yang baik kepada para pelanggan sehingga penjualan diharapkan dapat terus ditingkatkan dan menjaga kualitas produk. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pihak perusahaan secara rutin melaksanakan pelatihan kepada para tukang bangunan agar mereka mengetahui secara teknis pengunaan semen gresik secara tepat,disamping itu dapat dijadikan ajang promosi yang dapat meningkatkan volume penjualan. Sejalan dengan perkembangan media elekronik (internet) sebaiknya perusahaan menawarkan dan membuka transaksi penjualan melalui jejaring social. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 200. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : BPFE Ghozali, Imam. 2006. Statistik Nonparametrik, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Hasan, Iqbal. 2008. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif) Edisi kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Irianto, Agus. 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Prenada Media Griadhi, Nyoman Cakra. 2010. Metodelogi Penelitian Ilmu Sosial. Singaraja: Warna Bali. Keegan , J Warren. 2012. Global Marketing Management. New York : Lubin School of business Kotler, Philip dan A.B Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi, pengendalian, edisi pertama, jilid kedua. Jakarta : Selemba Empat Kotler, Philip. dan Keller kelvin. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi dua belasjilid dua, Jakarta : Selemba Empat Longenecker, Justin G, Carlos W. Moore, J. William Petty. 2001. Kewirausahaan. :Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Saladin, Djaslim 2006. Manajemen peemasaran. Bandung : Linda Karya Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R &D. Bandung : Alfabeta Swastha, Basu. 2003. Manajemen Pemasaran Modern, edisi peretama. Yogyakarta : BPFE Tjiptono, F 2002 , Strategi Pemasaran. Yogyakarta : penerbit Andi