Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

advertisement
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
HUBUNGAN BIAYA SALURAN DISTRIBUSI DENGAN VOLUME
PENJUALAN PRODUK SEMEN GERSIK PADA PT SURTIKOM
BHUANA PERKASA
Komang Suyastri Utami1, Iyus Akhmad Haris1, Made Nuridja2
Jurusan Pendidikan Ekonomi
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail : [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)bagaimmana kecenderungan biaya saluran distrusi
produk semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng periode 2007–2013? (2) bagaimana
kecenderungan volume penjualan produk semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng
periode 2007–2013? (3) Apakah biaya saluran distribusi berhubungan dengan volume penjualan produk
semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng periode 2007–2013?. Subjek dalam
penelitian ini adalah PT. Surtikom Bhuana Perkasa dan yang menjadi objek yang diteliti adalah biaya
saluran distribusi dan volume penjualan produk semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara.
Dalam penelitian ini data dianalisis menggunakan analisis korelasional, Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kecenderungan biaya saluran distribusi pada PT.
Surtikom Bhuana Perkasa meningkat, (2) kecenderungan volume penjualan pada PT. Surtikom Bhuana
Perkasa meningkat (3) Ada hubungan yang positif atau signifikan antara biaya saluran distribusi dengan
volume penjualan produk semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa periode 2009-2013 dengan
koefisien kolerasi person sebesar 0.968
Kata kunci: Biaya Saluran Distribusi dan Volume Penjualan
Abstract
This study is aimed to determine (1) How is the inclined of distribution channel cost of Gresik
cement at PT. Surtikom Bhuana Mighty Buleleng period 2007-2013? (2) How is the inclined of sale
volume of Gersik cement products at PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng period 2007-2013? (3) Will
the cost of distribution channels connect to the sales volume of gresik cement products at PT. Surtikom
Bhuana Perkasa Buleleng period 2007-2013?. Subject in this study was PT. Surtikom Bhuana Perkasa
and the object was the cost of distribution volume of Gresik cement products at PT. Surtikom Bhuana
Perkasa. Data collection methods that were used in this study was the documentation and interviews. In
this study the data was analyzed by using korelasional analysis using the classical assumption test,
results of this study indicated that (1) The inclined of distribution channel costs in PT. Surtikom Bhuana
Perkasa increased, . (2) The inclined of sales volume costs in PT. Surtikom Bhuana Perkasa increased
(3) There was a positive and significant relationship between cost distribution channel and sales volume
of Gresik cement products at PT Perkasa Surtikom Bhuana 2009-2013 with the koefisien korelasi person
is about 0.968
Key words: distribution channel cost and sale volume
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
PENDAHULUAN
Keberhasilan
pemasaran
suatu
produk akan diukur oleh volume penjualan,
namun untuk mencapai target penjualan
tertentu tentu saja perusahaan akan
menghadapi berbagai kendala terutama
datangnya dari pihak pesaing (competitor).
Idealnya
suatu
produk
yang
dipasarkan harus memiliki keungulan baik
komparatif maupun kompetitif , namun
untuk tampil sebagai produk unggul dewasa
ini situasi bisnis berubah dengan sangat
cepat, hal ini bukan saja semakin
banyaknya competitor , juga karena
semakin jauhnya tempat dimana produk
dibuat (pabrik) dengan tempat dimana
konsumen membutuhkan .Di samping itu
luasnya area pemasaran dan perubahan
yang cepat dalam seleran yang dibangun
oleh pencitraan terhadap suatu produk
yang disampaikan melalui promosi turut
mempengaruhi tingkat volume penjualan.
Untuk memenangkan persaingan
yang sangat ketat dan mendekatkan hasil
poduksi pabrik ke tempat konsumen, maka
perusahaan perlu melaksanakan berbagai
kegiatan/fungsi pemasaran,salah satunya
dengan mengatur saluran distribusi yang
efektif sehingga tujuan penjualan dapat
dicapai secara optimal.
Tujuan utama perusahaan pada
intinya sama, yaitu dapat meningkatkan
volume penjualan sehingga laba yang
dihasilkan akan terus meningkat,namun
tanpa ketersediaan barang di tempat
penjualan /toko pengecer, maka mustahil
proses transaksi jual beli akan terjadi.
Dalam rangka mempelancar arus
barang dan jasa dari pihak produsen ke
konsumen maka salah satu faktor yang
sangat penting atau tidak boleh diabaikan
adalah mengelola saluran distribusi.
dengan efektif dan efesien mengingat
bahwa fungsi penyebaran dan pengiriman
barang yang mendekati lokasi konsumen
merupakan langkah atau fungsi pemasaran
yang dinilai sangat strategis karena akan
menjaga
ketersedian
barang,
yang
didukung oleh promosi dan kebijakan harga
yang kompetitif.
Menurut Efendi Pakpahan (2010)
faktor yang sangat penting dalam
mempengaruhi volume penjualan adalah
saluran distribusi hal tersebut yang
bertujuan untuk melihat peluang pasar
apakah dapat memberikan laba yang
maksimum. Secara umum mata rantai
saluran distribusi yang semakin luas akan
menimbulkan biaya yang lebih besar, tetapi
semakin luasnya saluran distribusi maka
produk perusahaan akan semakin dikenal
oleh mayarakat luas dan mendorong
naiknya angka penjualan yang akhirnya
berdampak pada peningkatan volume
penjualan.
PT. Surtikom Bhuana Perkasa
menyadari betapa pentingnya pemilihan
saluran distribusi yang tepat digunakan oleh
suatu
perusahaan.
Apabila
saluran
distribusi
yang
digunakan
ternyata
menghambat kelancaran arus barang maka
akhirnya hanya akan mempengaruhi
penjualan penjualan produk itu sendiri.
Saluran distribusi harus dilaksanakan
dengan tepat dan teratur, sehingga dapat
diharapkan produk–produk yang dihasilkan
dapat terjual sebanyak mungkin sehingga
produknya dapat bersaing dengan pasar
dengan produk pesaingnya.
Kegiatan tersebut di atas tentu tidak
akan terlepas dari biaya–biaya yang harus
dikeluarkan
perusahaan
yang
akan
berpengaruh terhadap tingkat penjualan
produknya. Pengendalian biaya merupakan
salah satu faktor yang penting dalam
efektivitas perusahaan. Biaya saluran
distribusi yang akan dikeluarkan oleh PT.
Surtikom Bhuana Perkasa merupakan
salah satu faktor biaya yang penting yang
harus diperhitungkan oleh perusahaan.
PT. Surtikom Bhuana Perkasa
merupakah salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang distribusi dan
perdagangan produk semen Gersik,
beralamat di desa Temukus banjar dinas
Bingin Banjah kecamatan Banjar kabupaten
Buleleng. PT Surtikom Bhuana Perkasa
adalah distributor tunggal mensuplay
semen Gersik untuk wilayah kota singaraja,
yang
didirikan
pada
tahun
2006.
Perusahaan menyadari bahwa adanya
perusahaan yang menawarkan produk
sejenis mendorong munculnya perusahaan
pesaing, sehingga situasi ini membawa
dampak pada tingginya tingkat persaingan
antar perusahaan terhadap pasar yang ada.
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
Produk
sejenis yang yang merupakan
saingan dari PT. Surtikom Bhuana Perkasa
adalah produk semen Tiga Roda, semen
Tonasa dan produk semen lainnya .
Melalui pengeloaan saluran distribusi
yang tepat, diharapkan dapat meingkatkan
volume penjualan semen Gersik, Karena
untuk memperlancar arus barang sampai
ke pasar diperlukan saluran distribusi yang
baik sebagai sarana yang sangat penting
untuk memasarkan produknya. Mengingat
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
saluran distribusi untuk dapat meningkatkan
volume penjualan perusahaan. Maka,
dibutuhkan pengelolaan terhadap biaya –
biaya yang di keluarkan. PT. Surtikom
Bhuana Perkasa yang memiliki dampak
bagi
peningkatan
penjualan.
Dari
permasalahan di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh
Biaya
Saluran
Distribusi
terhadap Volume Penjualan Semen Gersik
pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa
Buleleng”
Menurut Warren J Keegen (2012 : 3)
dalam
bukunya
global
marketing
manajemen konsep pemasaran telah
mengalami perubahan secara dramatik
yang semula berfokus kepada hasil
produksi yang baik berdasarkan kepada
standar internal nilai – nilai dengan tujun
memperoleh laba melalui penjualan beralih
peneknannya kepada kebijakan harga,
saluran distribusi dan promosi disamping
keunggulan- keunggulan produksi. Konsep
dari
Warren
J.
Keegen
tersebut
menunjukkan bahwa persoalan pemasaran
yang berintikan hasil penjualan perlu di
dikung oleh saluran distribusi yang efektif
dan promosi yang tepat.
Dengan Dengan demikian saluran
distribusi dan volume penjualan merupan
salah satu subtansi atau fungsi yang
menentukan dari proses pemasaran
dengan
demikian
untuk
membahas
persoalan saluran distribusi dan volume
penjualan
perlu
mengkaji
konsep
pemasaran terlebih dahulu. Pemasaran
adalah termasuk salah satu dari kegiatan
dalam perekonomian dan membantu dalam
penciptaan nilai ekonomi. pengertian
tentang pemasaran yang dikemukakan oleh
para ahli, namun walaupun pengertian
tersebut
berbeda-beda
tetapi
pada
hakekatnya mempunyai makna yang sama.
Philip Kotler (2002:9) menyatakan,
Pemasaran adalah suatu proses sosial
yang didalamnya individu dan kelompok
ciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Menurut Menurut Firdaus (2008, hal
160) bahwa pemasaran berurusan dengan
pengidentifikasian
dan
pemenuhan
kebutuhan manusia. Salah satu defenisi
paling singkat tentang pemasaran adalah
“memenuhi kebutuhan dengan cara yang
menguntungkan.Untuk definisi manajerial,
pemasaran sering digambarkan sebagai
“seni menjual produk”. Akan tetapi orang
heran ketika mereka mendengar bahwa
bagian yang paling penting daripemasaran
adalah bukan menjualan! penjualan itu
hanya merupakan puncak kecil gunung es
pemasaran.
Dengan demikian saluran distribusi
dan volume penjualan merupan salah satu
subtansi atau fungsi yang menentukan dari
proses pemasaran dengan demikian untuk
membahas persoalan saluran distribusi dan
volume penjualan perlu mengkaji konsep
pemasaran.terlebih dahulu. Pemasaran
adalah termasuk salah satu dari kegiatan
dalam perekonomian dan membantu dalam
penciptaan nilai ekonomi. Nilai ekonomi
sendiri yang akan menentukan harga
barang dan jasa bagiindividu. Faktor-faktor
akan dapat mempengaruhi nilai ekonomi
yaitu produksi, pemasaran dan konsumsi.
Pemasaran berada diantara produksi dan
konsumsi, yang berarti pemasaran menjadi
wahana atau tempat bertemunya kedua
faktor tersebut..
Menurut Djaslim Saladin (2004, hal.
153), bahwa saluran distribusi adalah
serangkaian
organisasi
yang
saling
tergantung yang terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu produk atau jasa untuk
digunakan atau dikonsumsi. Anggota
saluran distribusi terdiri dari produsen,
badan-badan usaha yang bergerak dalam
usaha
pendistribusian
produk
(middleman).Serta
konsumen,
saluran
distribusi membantu memperlancar baik
pergerakan fisik dar produk maupun
pergerakan hak milik dari produk tersebut.
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
Sedangkan menurut Basu Swastha
dan Irawan (2005, hal. 286) mendefinisikan
saluran distribusi adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung yang
terlibat dalam proses untuk menjadikan
suatu produk atau jasa untuk digunakan
atau
dikonsumsi.
Saluran
distribusi
ditentukan oleh pola pembelian konsumen,
sehingga sifat daripada pasar merupakan
faktor penentu yang mempengaruhi dalam
pemilihan saluran oleh perusahaan.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
menurut Tjiptono (2008 : 189) meliputi
pertimbangan pasar, produk, perantara,
dan perusahaan.
Tahapan-tahapan yang dilalui oleh
saluran distribusi oleh perusahaan untuk
dapat
mengantarkan
barang
hasil
produksinya ketangan konsumen. Berikut
ini Djaslim Saladin (2004 : 155)
mengemukakan lima tingkatan saluran
distribusi yaitu : Saluran nol tingkat atau
saluran distribusi langsung, (A Zero Levels
Channel), yaitu : produsen menjual
langsung ke konsumen, Saluran satu
tingkat (A One Level Channel), yaitu :
penjualan melalui satu perantara. Saluran
dua tingkat (Two Level Channel), yaitu :
penjualan yang mempunyai dua perantara
penjualan. Saluran tiga tingkat (A three
Level Channel), yaitu : penjualan yang
mempunyai tiga perantara, yaitu pedagang
besar (grosir), pemborongan dan pengecer.
Saluran
tingkat
banyak
(Multi-Level
Channel), yaitu: saluran yang bertingkat
banyak karena banyak menggunakan
perantara, biasanya diantara pedagang
besar dan pengecer terdapat pedagang
pengumpul (Jobber) yang terstruktur,
dimana setiap perantara membawahi
perantara lain.
Menurut Djaslim Saladin (2004, hal.
155) mata rantai saluran distribusi dapat
dibedakan menjadi: (1) Mata rantai saluran
distribusi yang sangat panjang yaitu Dalam
saluran distribusi, sering menggunakan
agen tunggal sebagai perantara untuk
menyalurkan barangnya kepedagang besar
yang kemudian menjualnya kepada tokotoko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran
distribusi ini terutama agen penjualan. (2)
Mata rantai saluran distribusi yang panjang
Disini, produsen memilih agen sebagai
penyalurnya. la menjalankan kegiatan
perdagangan
besar,
dalam
saluran
distribusi yang ada. Sasaran penjualannya
terutama ditujukan kepada para pengecer
besar. (3) Mata rantai saluran distribusi
yang agak panjang.Saluran distribusi ini
menggunakan lebih sedikit distributor atau
penyalur. Saluran distribusi yang biasanya
digunakan adalah lembaga saluran 2
tingkat, yaitu grosir dan pengecer.
Pembelian
oleh
pengecer
dilayani
pedagang besar (grosir), dan pembelian
oleh konsumen dilayani pengecer saja. (4)
Mata rantai saluran distribusi yang pendek.
Saluran distribusi ini hanya menggunakan
satu mata rantai saja, yaitu menggunakan
lembaga pengecer yang di percaya oleh
produsen untuk menyalurkan barangbarangnya kepada konsumen akhir.
Setiap perusahaan harus dapat
memfokuskan pada pangsa pasar dan
tingkat persaingan, perubahan pasar,
kegiatan distribusi, media dan teknologi
yang terjadi diluar sana dapat dipantau. Hal
ini tentu saja untuk menetapkan posisi
perusahaan di era persaingan, karena
perusahaan yang mampu memuaskan
konsumenlah yang akan jadi pemenang.
Kegiatan tersebut di atas tentu tidak
akan terlepas dari biaya–biaya yang harus
dikeluarkan
perusahaan
yang
akan
berpengaruh terhadap tingkat penjualan
produknya. Pengendalian biaya merupakan
salah satu faktor penting dalam efektivitas
perusahaan. Biaya distribusi yang akan
dikeluarkan
oleh
suatu
perusahaan
merupakan salah satu faktor biaya yang
penting .
Menurut Gunawan Adi Saputro dan
Marwan Asri (2004) dalam buku dalam
buku
anggaran
perusahaan
mengemukakan, “Biaya saluran distribusi
adalah biaya–biaya yang dikeluarkan oleh
perushaan untuk memasarkan barang atau
penyampaian brang ke pasar.
Dalam hal ini manager perusahaan
harus mengetahui apakah biaya saluran
distribusi benar–benar terlalu tinggi, biaya
apa saja yang meningkat. Tentu saja hal ini
dibutuhkan analisa yang tepatmengenai
besarnya biaya saluran distribusi yang
dikeuarkan.Biaya distribusi mencangkup
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
semua biaya yang terkait dengan
penjualan, distribusi dan pengantaran
barang kepada pelanggan. Kegiatan
distribusi inilah yang merupakan salah satu
unsur penting kegiatan pemasaran yang
akan berpengaruh terhadap peningkatan
volume penjualan produk perusahaan.
Karakteristik biaya saluran distribusi
Secara umum karakteristik biaya distribusi
dapat dikemukakan sebagai berikut. Pada
perusahaan sejenis, kemungkinan bisa
diadakan perbandingan biaya roduksi,
karena
pengelolaan
produknya,
penggunaan bahan baku yang digunakan
sama. Namun untuk biaya distribusi tidak
bisa
dibandingkan
meskipun
pada
perusahaan sejenis, biaya distribusinya
bervariasi karena biaya distribusi banyak
dan berbagai macam faktor
akan
berpengaruh pada biayanya.
Biaya saluran distribusi hampir setiap
saat berubah, karena kegiatan distribusi
sering kali dapat berubah, yang juga
disesuaikan dengan sistem pasarnya.
Karena distribusi dipengaruhi oleh
faktor psikologis konsumen sehingga biaya
distribusi tidak dapat dikontrol. Hal ini
disebabkan karena selera knsumen yang
setiap saat berubah, sehingga yang
dipertimbangkan bukan pada penekanan
biaya distribusinya yang bagaimana
menghasilkah yang menghasilkan volume
penjualan yang besar, namun pengelolahan
biaya distribusi yang efisien yang dapat
diukur dari kenaikan penjualan.
menurut Basu Swastha dan Irawan
(2005 : 406) bahwa penjualan adalah
transaksi jual beli atau pemindahan hak
milik secara komersial atas barang dan jasa
yang pada prinsipnya melibatkan dua pihak
yaitu penjual dan pembeli. Dengan
demikian. penjualan adalah transaksi jual
beli atas barang dan jasa yang ditujukan
untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan
memberikan petunjuk serta mengadakan
perjanjian mengenai harga yang dapat
menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Pada umumnya tujuan penjualan
adalah
mendapakan
laba
dan
mempertahankan
atau
bahkan
meningkatkan penjualan. Tujuan penjualan
terebut dapat tercapai apabila penjualan
dapat dilaksanakan seperti apa yang telah
direncanakan. Dengan demikian tidak berati
bahwa barang dan jasa yang terjual akan
selalu menghasilkan laba, karena perlu
diperhatikan pula proses dari penjualan
yang dapat menentukan berhasil tidaknya
perusahaan dalam menerapkan strategi
penjualan. Selanjutnya menurut Winardi
(2009 : 350) mendefinisikan bahwa volume
penjualan adalah hasil penjualan yang
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, fiscal,
atau volume.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat
diketahui
bahwa
volume
penjualan
merupakan hasil keseluruhan jumlah
barang yang telah terjual oleh perusahaan
pada waktu tertentu atau periode tertentu
dalam
kegiatan
pemasaran
yang
dilaksanakan oleh perusahaan mengenai
hasil-hasil produksinya.
Volume penjualan penting artinya bagi
setiap perusahaan selain dijadikan sebagai
pedoman
untuk
membuat
ramalan
penjualanyang
dipergunakan
dalam
menyusun rencana
produsi, pembelian
bahan dan pengendalian cadangan bahan.
Bagi perusahaan tertentu, dicari pula sebeb
gejala turun dan naiknya volume penjuaan,
untuk menghindari kemungkinan suatu saat
akan
mengalami
kesalahan
dalam
membuat ramalan dalan penjualan.
Tujuan penjualan terebut dapat
tercapai
apabila
penjualan
dapat
dilaksanakan seperti apa yang telah
direncanakan. Dengan demikian tidak berati
bahwa barang dan jasa yang terjual akan
selalu menghasilkan laba, karena perlu
diperhatikan pula proses dari penjualan
yang dapat menentukan berhasil tidaknya
perusahaan dalam menerapkan strategi
penjualan. Selanjutnya menurut Winardi
(2010 : 350) mendefinisikan bahwa volume
penjualan adalah hasil penjualan yang
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, fiscal,
atau volume.
Menurut Basu Swastha DH (2004 :
404) tujuan umum penjualan dalam
perusahaan yaitu: (1)Mencapai volume
penjualan,(2)Mendapatkan laba tertentu
(3)Menunjang pertumbuhan perusahaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penjualan menurut Basu Swastha(2005)
sebagai berikut(1)Kondisi dan Kemampuan
Penjual, (2)Kondisi Pasar, (3)modal,
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
(4)kondisi organisasi perusahaan dan
(5)faktor-faktor lain.
Kemampuan perusahaan dalam
menjual
produknya
menentukan
keberhasilan dalam mencari keuntungan,
apabila perusahaan tidak mampu menjual
maka
perusahaan
akan
mengalami
kerugian. Menurut Basu Swastha DH (2004
: 404) tujuan umum penjualan dalam
perusahaan yaitu (1)Mencapai volume
penjualan (2) Mendapatkan laba tertentu
(3)Menunjang pertumbuhan perusahaan
Jenis penjualan dikelompokkan
menjadi lima (Basu Swastha, 2010: 12),
yaitu sebagai berikut. (1)Trade selling dapat
terjadi bilamana produsen dan pedagang
besar mempersilakan pengecer untuk
berusaha memperbaiki distributor produk–
produk mereka. Hal ini melibatkan para
penyalur
dengan
kegiatan
promosi,
peragaan, persediaan dan produk baru.Jadi
titik beratnya adalah pada penjualan melalui
penyalur dari pada penjualan ke pembeli
akhir.
(2)Missionary
Selling.
Dalam
missionary selling, penjualan berusaha
ditingkatkan dengan mendorong pembeli
untuk
membeli
barang–barang
dari
penyalur perusahaan. Disini wiraniaga lebih
cenderung pada penjualan untuk penyalur.
(3)Technical
Selling
berusaha
meningkatkan penjualan dengan pemberian
saran dan nasehat kepada pembeli akhir
dan barang dan jasanya. Dalam hal ini,
tugas
utama
wiraniaga
adalah
mengidentifikasikan
dan
menganalisis
masalah
yang
dihadapi
pembeli
(4)Business Selling berusaha membuka
transaksi baru dengan merubah calon
pembeli menjadi pembeli. (5)Responsive
Selling Jenis penjualan seperti ini tidak
akan menciptakan penjualan yang terlalu
besar meskipun layanan yang baik dan
hubungan pelanggan yang menyenangkan
dapat menjurus kepada pembelian ulang.
Hubungan antara biaya saluran
distribusi dengan volume penjualan adalah
saluran distribusi untuk suatu barang
adalah saluran yang digunakan oleh
produsen untuk menyalurkan barang yang
diproduksi kepada konsumen atau pemakai
industri.
Pelaksanaan
kegiatan
saluran
distribusi membutuhkan biaya agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.Biaya
saluran distribusi yangdimaksud adalah
keseluruhan biaya biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan
pendistribusian produk produk yang dimiliki
perusahaan. Banyak sedikitnya kegiatan
distribusi
yang
dilakukan
akan
mempengaruhi biaya distribusi yang akan
dikeluarkan. Biaya yang dikeluarkan
tersebut baik dalam jumlah besar maupun
kecil diharapkan dapat meningkatkan
volume penjualan.
Menurut Efendi Pakpahan (2010)
faktor yang penting dalam mempengaruhi
volume
penjualan
adalah
saluran
distribusiyang bertujuan untuk melihat
peluang pasar apakah dapat memberikan
laba yang maksimum. Secara umum mata
rantai saluran distribusi yang semakin luas
akan menimbulkan biaya yang lebih besar,
tetapi semakin luasnya saluran distribusi
maka produk perusahaan akan semakin
dikenal
oleh
mayarakat
luas
dan
mendorong naiknya angka penjualan yang
akhirnya berdampak pada peningkatan
volume penjualan.
METODE
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui gambaran mengenai hubungan
biaya saluran distribusi dengan volume
penjualan. semen Gersik
pada PT.
Surtikom Bhuana Perkasa. Sehubungan
dengan hal tersebut maka penelitian ini
menggunaan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif dengan analisis korelasional
untuk mencari hubungan biaya saluran
distriusi dengan volume penjualan produk
Semen Gersik pada PT. Surtikom Bhuana
Perkasa.
Metode analisis data
Adapun analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Analisis
korelasional Analisis ini untuk mengetahui
hubungan antara biaya saluran distribusi
dengan volume penjualan (Sugiyono 2010 :
204) Dengan formulasi sebagai berikut:
Keterangan :
: koefisien korelasi product moment
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
x
: Biaya Saluran Distribusi
y
: Volume Penjualan
uji signifikansi
Keterangan:
t
: Tingkat Signifikansi
r
: Koefisien Korelasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari hasil penelitian, diperoleh
kecenderungan biaya saluran distribusi dan
volume penjualan sebagai berikut.
 Kecenderungan biaya saluran distribusi
PT. Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng
periode 2007– 2013
kecendrungan biaya saluran distribusi
meningkat, hal tersebut karena (1)
frekuensi pengiriman barang semakin
sering, disini semakin sering frekuensi
penyaluran barang ke toko-toko penyalur,
maka kecendrungan biaya saluran distribusi
yang
dikeluarkan
perusahaan
akan
meningkat, (2) jumlah toko yang menjadi
penyalur produk semen gersik kepada
konsumen semakin banyak. Disni semakin
banyak toko yang menjadi penyalur produk
ke konsumen, maka kecendrungan biaya
saluran
distribusinya
akan
semakin
meningkat, (3) Jangkauan Penyaluran
barang. Disini semakin jauh atau luas
jangkauan
toko
penyalur,
maka
kecendrungan biaya saluran distribusi yang
di keluarkan PT Surtikom Bhuana Perkasa
akan meningkat.
 Kecenderungan Volume penjualan PT.
Surtikom Bhuana Perkasa Buleleng
periode 2007– 2013.
Kecendrungan volume penjualan
pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa
meningkat,
hal
tersebut
karena
pembangunan di wilayah Singaraja yang
merupakan pangsa pemasar dari PT.
Surtikom
Bhuana
Perkasa
semakin
meningkat, sehingga kebutuhan akan
semen
juga
meningkat.
Dengan
mengutamakan mutu dan kwalitas produk
semen Gersik selalu menarik minat
konsumen. Maka dengan minat konsumen
yang tinggi diimbangi dengan harga jual
yang bersaing dengan produk semen
lainnya, semen Gersik selalu mengalami
peningkatan volume penjualan setiap
tahunnya.
Hubungan antara biaya saluran
distribusi dengan volume penjualan produk
semen Gersik pada PT Surtikom Bhuana
Perkasa Singaraja periode 2007-2013.
Berdasarkan
analisis
kolerasi
productmoment yang dilakukan dengan
program SPSS 17.0 for windows, maka
diperoleh data sebagai berikut.
Hasil perhitungan kolerasi antara
biaya saluran distribusi dengan volume
penjualan produk semen Gersik pada PT
Surtikom Bhuana Perkasa Singaraja
periode 2007-2013.
Biaya
Saluran
Distribusi
Volume
Penjualan
Pearson
Correlati
on
Sig. (2tailed)
N
Pearson
Correlati
on
Sig. (2-
Biaya
Volume
Saluran
Penjuala
Distribusi n
1
.968**
.000
7
.968**
.000
7
1
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
tailed)
N
7
40
Berdasarkan
analisis
kolerasi
productmoment yang dilakukan, maka
diperoleh koefisien variabel X mempunyai
tanda
positif
dengan
variabel
Y.
Perhitungan koefisien kolerasi person (r)
diketahui
sebesar
0.968.
Hal
ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang
kuat antara biaya saluran distribusi dengan
volume
penjualan.
Sedangkan
arah
hubungannya adalah positif karena nilai r
positif, berarti semakin tinggi biaya saluran
distribusinya maka semakin meningkat
volume penjualannya.
Selanjutnya dilakukan uji signifikan
koefisien
kolerasi,
dengan
tingkat
signifikansi 5% atau 0.05 ( ukuran standar
yang sering digunakan dalam penelitian)
dari analisis diketahui nilai signifikansi
(0.000 < 0.05) maka Ho ditolak. Artinya
bahwa ada hubungan secara signifikan
antara biaya saluran distribusi dengan
volume
penjualan.
Karena koefisien
kolerasinya bernilai positif. Maka berarti
biaya saluran distribusi berhubungan positif
dengan volume penjualan produk semen
Gersik pada PT Surtikom Bhuana Perkasa
Singaraja periode 2007-2013. Maka
hipotesis alternatif diterima.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat di Salah satu kegiatan yang
dilakukan
oleh
PT
SurtikomBhuana
Perkasadalam upaya untuk meningkatkan
volume penjualan yaitu dengan memilih
saluran distribusi yang paling efektif
sehingga dapat menekan biaya saluran
distribusi Dalam melaksanakan kegiatan
penyaluran barang, PT. Surtikom Bhuana
Perkasa mengeluarkan biaya yang cukup
besar, akan tetapi besarnya biaya yang
dikeluarkan oleh PT Surtikom Bhuana
Perkasa diikuti dengan menigkatnya
volume penjualan yang dicapai. Ini berarti
saluran distribusi yang dilakukan oleh PT
Surtikom Bhuana Perkasa sudah efisien.
PT. Surtikom Bhuana Perkasa dalam
menyalurkan
produk
semen
gersik,
menggunakan saluran distribusi tidak
langsung, karena dalam menyalurkan
barangnya sampai kepada konsumen,
perusahaan menyalurkannya melalui toko–
toko yang berada wilayah singaraja.Untuk
menyalurkan barang ke toko–toko hingga
sampai pada konsumen, PT. Surtikom
Bhuana Perkasa memerlukan biaya saluran
distribusi yang besar.
kecendrungan biaya saluran distribusi
meningkat, hal tersebut karena (1)
frekuensi pengiriman barang semakin
sering, disini semakin sering frekuensi
penyaluran barang ke toko-toko penyalur,
maka kecendrungan biaya saluran distribusi
yang
dikeluarkan
perusahaan
akan
meningkat, (2) jumlah toko yang menjadi
penyalur produk semen gersik kepada
konsumen semakin banyak. Disni semakin
banyak toko yang menjadi penyalur produk
ke konsumen, maka kecendrungan biaya
saluran
distribusinya
akan
semakin
meningkat, (3) Jangkauan Penyaluran
barang. Disini semakin jauh atau luas
jangkauan
toko
penyalur,
maka
kecendrungan biaya saluran distribusi yang
di keluarkan PT. Surtikom Bhuana Perkasa
akan meningkat.
Kecendrungan volume penjualan
pada PT. Surtikom Bhuana Perkasa
meningkat,
hal
tersebut
karena
pembangunan di wilayah Singaraja yang
merupakan pangsa pemasar dari PT.
Surtikom
Bhuana
Perkasa
semakin
meningkat, sehingga kebutuhan akan
semen
juga
meningkat.
Dengan
mengutamakan mutu dan kwalitas produk
semen Gersik selalu menarik minat
konsumen. Maka dengan minat konsumen
yang tinggi diimbangi dengan harga jual
yang bersaing dengan produk semen
lainnya, semen Gersik selalu mengalami
peningatan volume penjualan setiap
tahunnya
Berdasarkan
analisis
kolerasi
productmoment yang dilakukan, maka
diperoleh koefisien variabel X mempunyai
tanda
positif
dengan
variabel
Y.
Perhitungan koefisien kolerasi person (r)
diketahui
sebesar
0.968.
Hal
ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang
kuat antara biaya saluran distribusi dengan
volume
penjualan.
Sedangkan
arah
hubungannya adalah positif karena nilai r
positif, berarti semakin tinggi biaya saluran
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
distribusinya maka semakin meningkat
volume penjualannya.
Selanjutnya dilakukan uji signifikan
koefisien
kolerasi,
dengan
tingkat
signifikansi 5% atau 0.05 ( ukuran standar
yang sering digunakan dalam penelitian)
dari analisis diketahui nilai signifikansi
(0.000 <0.05) maka Ho ditolak. Artinya
bahwa ada hubungan secara signifikan
antara biaya saluran distribusi dengan
volume
penjualan.
Karena koefisien
kolerasinya bernilai positif. Maka berarti
biaya saluran distribusi berhubungan positif
dengan volume penjualan produk semen
Gersik pada PT Surtikom Bhuana Perkasa
Singaraja periode 2007-2013. Maka
hipotesis alternatif diterima.
Hasil analisis hubungan antara biaya
saluran distribusi dengan volume penjualan
menunjukkan pelaksanaan kegiatan saluran
distribusi membutuhkan biaya agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.Biaya
saluran distribusi yangdimaksud adalah
keseluruhan biaya biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan
pendistribusian produk produk yang dimiliki
perusahaan. Banyak sedikitnya kegiatan
distribusi
yang
dilakukan
akan
mempengaruhi biaya distribusi yang akan
dikeluarkan. Biaya yang dikeluarkan
tersebut baik dalam jumlah besar maupun
kecil diharapkan dapat meningkatkan
volume penjualan.
Secara umum mata rantai saluran
distribusi yang semakin luas akan
menimbulkan biaya yang lebih besar, tetapi
semakin luasnya saluran distribusi maka
produk perusahaan akan semakin dikenal
oleh mayarakat luas dan mendorong
naiknya angka penjualan yang akhirnya
berdampak pada peningkatan volume
penjualan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang
telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
kecendrungan
biaya
saluran
distribusimeningkat, hal tersebut karena (1)
frekuensi pengiriman barang semakin
sering, disini semakin sering frekuensi
penyaluran barang ke toko-toko penyalur,
maka kecendrungan biaya saluran distribusi
yang
dikeluarkan
perusahaan
akan
meningkat, (2) jumlah toko yang menjadi
penyalur produk semen gersik kepada
konsumen semakin banyak. Disni semakin
banyak toko yang menjadi penyalur produk
ke konsumen, maka kecendrungan biaya
saluran
distribusinya
akan
semakin
meningkat, (3) Jangkauan Penyaluran
barang. Disini semakin jauh atau luas
jangkauan
toko
penyalur,
maka
kecendrungan biaya saluran distribusi yang
di keluarkan PT. Surtikom Bhuana Perkasa
akan meningkat.
kecendrungan volume penjualan pada
PT. Surtikom Bhuana Perkasa meningkat,
hal tersebut karena pembangunan di
wilayah Singaraja yang merupakan pangsa
pemasar dari PT. Surtikom Bhuana
Perkasa semakin meningkat, sehingga
kebutuhan akan semen juga meningkat.
Dengan mengutamakan mutu dan kwalitas
produk semen Gersik selalu menarik minat
konsumen. Maka dengan minat konsumen
yang tinggi diimbangi dengan harga jual
yang bersaing dengan produk semen
lainnya, semen Gersik selalu mengalami
peningatan volume penjualan setiap
tahunnya
Koefisien variabel X mempunyai
tanda
positif
dengan
variabel
Y.
Perhitungan koefisien kolerasi person (r)
diketahui
sebesar
0.968.
Hal
ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang
kuat antara biaya saluran distribusi dengan
volume
penjualan.
Sedangkan
arah
hubungannya adalah positif karena nilai r
positif, berarti semakin tinggi biaya saluran
distribusinya maka semakin meningkat
volume penjualannya. dan mempunyai nilai
signifikan sebesar 0.000 < 0.05 Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara biaya saluran distribusi
dengan volume penjualan.
SARAN
Perusahan
hendaknya
lebih
mengefektifkan sistem saluran distribusi
untuk
membangun
jaringan-jaringan
distribusi kebawah dan membuka beberapa
agen di tiap-tiap kota maupun pelosok.
Mengembangkan
perusahaan
dengan
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
membuka beberapa cabang di sentral
pemasaran yang terbesar dan melakukan
penambahan armada pengangkutan untuk
memperlancar
operasional
distribusi
perusahaan. Dengan demikian maka
perusahaan dapat memberikan pelayanan
secara baik dan memuaskan dengan cara
membina hubungan yang baik kepada para
pelanggan sehingga penjualan diharapkan
dapat terus ditingkatkan dan menjaga
kualitas produk. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara pihak perusahaan secara rutin
melaksanakan pelatihan kepada para
tukang bangunan agar mereka mengetahui
secara teknis pengunaan semen gresik
secara tepat,disamping itu dapat dijadikan
ajang promosi yang dapat meningkatkan
volume
penjualan.
Sejalan
dengan
perkembangan media elekronik (internet)
sebaiknya perusahaan menawarkan dan
membuka transaksi penjualan melalui
jejaring social.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri,
Sofjan.
200.
Manajemen
Pemasaran. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Manajemen
Pemasaran. Yogyakarta : BPFE
Ghozali,
Imam.
2006.
Statistik
Nonparametrik, Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian.
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
Hasan, Iqbal. 2008. Pokok-pokok Materi
Statistik 2 (Statistik Inferensif) Edisi
kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Irianto, Agus. 2004. Statistik Konsep Dasar
dan Aplikasinya. Jakarta: Prenada
Media
Griadhi, Nyoman Cakra. 2010. Metodelogi
Penelitian Ilmu Sosial. Singaraja:
Warna Bali.
Keegan , J Warren. 2012. Global Marketing
Management. New York : Lubin
School of business
Kotler, Philip dan A.B Susanto. 2001.
Manajemen Pemasaran di Indonesia,
Analisis, Perencanaan, Implementasi,
pengendalian, edisi pertama, jilid
kedua. Jakarta : Selemba Empat
Kotler, Philip. dan Keller kelvin. 2009.
Manajemen Pemasaran, Edisi dua
belasjilid dua, Jakarta : Selemba
Empat
Longenecker, Justin G, Carlos W. Moore, J.
William Petty. 2001. Kewirausahaan.
:Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Saladin,
Djaslim
2006.
Manajemen
peemasaran. Bandung : Linda Karya
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
dan R &D. Bandung : Alfabeta
Swastha,
Basu.
2003.
Manajemen
Pemasaran Modern, edisi peretama.
Yogyakarta : BPFE
Tjiptono, F 2002 , Strategi Pemasaran.
Yogyakarta : penerbit Andi
Download