Menelusuri ajaran Syiah memang pekerjaan tak gampang. Sebab dengan ajaran Taqiyah (berkelit meski dengan menipu sekalipun), menjadikan informasi yang tersebar di masyarakat tumpang-tindih – sehingga tak bisa menggambarkan ajaran Syiah secara jelas. Oleh karenanya, Habib Achmad bin Zein Alkaf lebih memilih untuk mengambil kitab rujukan resmi kaum Syiah yang empat itu; alKafi, al-Istibshor, al-Tahdzib dan Man Laa Yahdhuruhul Faqih. Dengan begitu akan melahirkan sebuah tulisan yang otentik tentang Syiah. Di sisi lain, tulisan yang lahir dari rujukan resmi semacam itu, tak akan mudah terbantahkan. “Saya telah menulis empat belas buku mengenai Syiah. Sampai sekarang nggak ada dari pihak mereka yang me- Relawan Kesehatan. Tim Mer-C berada di penampungan membantu pelayanan kesehatan jamaah Tajul Muluk di pengungsian Menelusuri Ajaran Syiah Memutuskan Sesat Tapi Tidak Mengkafirkan nyangga satu bukupun,” tutur pria kelahiran Kudus 1 Nopember 1942 ini. “Sebab semuanya otentik. Baik bersumber dari ahlussunnah maupun Syiah,” terangnya. Ketua Bidang Organisasi Yayasan al-Bayyinat – yayasan yang mengkanter aliran Syiah ini, telah melakukan studi riset selama 25 tahun. Dan buku-buku yang dijadikan literatur, adalah buku-buku yang menjadi rujukan resmi orang-orang Syiah. Jadi bukan dari buku-buku yang diterbitkan di Indonesia yang digunakan oleh mereka sebagai propaganda Syiah. Menurutnya, Syiah adalah sesat dan menyesatkan karena telah menyimpang dari yang diajarkan Rasulullah SAW. Ajaran Syi’ah Imamiyyah Itsna asyariyyah yang berkembang di Indonesa – yang biasanya memakai sebutan madzhab Ahlul Bait, sangat berseberangan dengan ahlussunnah dalam masalah ushul al-din, tauhid dan aqidah. Sebab Syiah terlanjur meyakini kalau al-Qur’an yang ada sudah tidak orisinil lagi. Hadits-hadits yang mere12 MPA 305 / Februari 2012 ka pakai juga tak sama dengan haditshadits yang lazim digunakan oleh ahlussunnah. Mereka mempunyai kitab hadits sendiri dan tidak menerima hadits-hadits ahlussunnah. Mengenai al-Qur’an, mereka menuduh bahwa sebagian isi alQur’an telah diubah oleh para sahabat. Ada beberapa ayat yang dibuang, dan ada beberapa ayat yang ditambahkan. Tapi mereka akan mengatakan bahwa al-Qur’annya sama kepada orang-orang yang tak mengkaji tentang Syiah. Padahal dalam kitab-kitab Syiah disebutkan, bahwa al-Qur’an yang ada sekarang ini sudah tidak orisinil lagi. Sebut misal dalam kitab Fashlul Khithab fi itsbat tahrif kitab robbil arbab. “Kitab ini berisi 2000 hadits. Ini hadits mereka dan bukan hadits Rasulullah,” terangnya. “Di situ diterangkan ayat yang sebenarnya begini dan bukan begitu. Dan itu sangat berbeda dengan ayat-ayat al-Qur’an yang biasa kita baca,” tegasnya. Yang seringkali membuat masyarakat Islam-Sunni marah, mereka kerap menyerang pemimpin-pemim- pin Islam. Baik yang ada sekarang, maupun para pemimpin terdahulu. Orang-orang Syiah kerap menjelekjelekkan para sahabat Nabi. Sebab mereka berkeyakinan bahwa Abu Bakar, Umar dan Utsman merampok kekhalifahan Ali. “Hal semacam itulah yang membuat umat Islam marah mendengarnya,” kilah pria yang tinggal di Jl. Petukangan Surabaya ini. “Jadi kalau ada yang bilang Syiah itu tidak sesat, maka sama halnya mengatakan matahari tidak ada. Sebab kesesatan Syiah itu telah difatwakan oleh para Ulama’ sedunia,” tandasnya. Bayangkan, Allah telah memuji para sahabat Nabi SAW. Bagaimana mereka yang asalnya manusia biasa, tapi berkat bimbingan Rasulullah menjadi manusia yang istimewa. Tapi ajaran Syi’ah meyakini, setelah Rasulullah wafat para sahabat menjadi murtad kembali. Hanya segelintir sahabat saja yang masih beriman. Begitu juga dengan Aisyah. Dalam surah an-Nur Allah SWT telah menurunkan ayat yang isinya pujian kepada Aisyah Ummul Mukminin. Ayat itu menolak tuduhan orang-orang munafiqin yang menuding Aisyah telah melakukan perbuatan serong. Tapi dalam ajaran Syi’ah dinyatakan, bahwa Aisyah telah melakukan perbuatan serong. Di sisi lain, cinta mereka terhadap Imam Ali sangatlah berlebihan. Disamping mereka menolak kepemimpinan sahabat lainnya, mereka berkeyakinan kalau pengangkatan Imam Ali itu sudah ada dalam nash al-Qur’an. “Kita menghormati Sayidina Ali sebagai orang yang teramat mulia. Namun kita tak memposisikannya di maqamnya Rasulullah atau Rabbul ‘alamin,” tuturnya membandingkan. Sedangkan orang-orang Syiah mendudukkannya di tempatnya Rasulullah, dengan memberinya sifat ma’shum. Mereka juga memposisikannya di tempatnya Rabbul ‘alamin, dengan meletakkan Sayidina Ali sebagai orang yang menentukan orang masuk surga atau neraka. “Ini sudah bukan lagi cinta, melainkan ihanah.. pujian yang kelewat batas” tegasnya. “Sayidina Ali sendiri sebenarnya sangat keras memerangi mereka,” tambahnya. Ibnu Saba’ sendiri, orang Yahudi yang pura-pura masuk Islam dan kemudian mendirikan kelompok Syiah, konon telah dibakar oleh Sayidina Ali. “Jadi Syiah itu benar-benar sesat. Kalau sampai ada orang Syiah tak mencaci-maki para sahabat, berarti dia ahlussunnah bukan Syiah,” tukasnya. Lantaran ajaran-ajaran yang me- resahkan masyarakat seperti itu, simpulnya, maka kehadiran Syiah di Indonesia harus dilarang. Sebab kalau tidak, tentu akan menimbulkan benturan Syiah-ahlussunnah. Terjadinya peristiwa di beberapa daerah termasuk Sampang, adalah bukti yang tak bisa dipungkiri lagi. Fakta lain juga menunjukkan, sebuah daerah yang biasanya tenang selalu jadi ricuh setelah kemasukan kaum Syiah. Di sana selalu terjadi keributan dan pertentangan. Oleh karenanya, cara dakwah model Syiah harus dihentikan. Sebab kalau dibiarkan tentu akan menimbulkan gesekan-gesekan antar Syiah-Sunni. “Aparat harus cepat-cepat turun menyikapinya. Kalau tidak, saya khawatir apa yang terjadi di Timur Tengah saling bunuh antar Syiah-Sunni bakal terjadi di sini,” tengarainya serius. PWNU Jawa Timur juga punya sikap senada. Para pengurusnya mengharapkan agar orang-orang Syiah tak menjajakan ajarannya kepada orang yang sudah punya faham, keyakinan dan aqidah sendiri. Apalagi faham Syiah kerap menyerang serta menjelek-jelekkan pihak lain, dan bahkan para sahabat Nabi SAW sekalipun. Ajaran yang mereka doktrinkan adalah masalah sejarah. Yang diceritakannya masalah keluarga Nabi. Fatimah yang disia-siakan Abu Bakar, putranya terbunuh dan seterusnya. Padahal yang mereka ceritakan itu ada- Habib Achmad bin Zein Alkaf lah cerita bohong yang ditambahtambahi. Banyak hadits Nabi yang direkayasa untuk mendukung cerita tersebut. “Repotnya kan justru anak muda suka yang begitu-begitu itu,” sesal KH. Miftahul Akhyar. “Padahal kalau keluarga Nabi SAW dibegitukan, kan bisa membuat marah umat Islam,” tukasnya. Masalah Syiah memang bukanlah hal baru bagi kaum Nahdliyin. Tak ayal jika Syiah divonis sesat. Salah satu rujukannya, adalah kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah tulisan Kiai Hasyim Asy’ari. Dan di tahun 1997 NU pernah mengeluarkan keputusan bahwa Syiah itu sesat. Keputusan tersebut ditandatangani oleh KH. Ilyas Ruchiyat dan Katibnya Dawam Anwar. “Tapi jangan salah faham, sesat itu belum tentu kafir lho.. Kafir itu sudah tidak percaya lagi. Tapi orang sesat itu masih percaya,” terangnya. Jadi yang perlu ditandaskan, tutur Rois Syuriyah PWNU Jawa Timur ini, bahwa kasus di Sampang itu bukanlah persoalan furu’iyyah. Kalau orang memandang itu sebagai furuiyyah fiqhiyyah, mereka keliru. Tapi furu’iyyah aqdiyyah itu mungkin. Sebuah keyakinan, kalau diganggu, bisa terjadi seperti kasus di Sampang. Terjadinya peristiwa terse- KH. Miftahul Akhyar MPA 305 / Februari 2012 13 Berebut Bantuan. Para jamaah Tajul Muluk di pengungsian sedang menyeleksi bantuan yang datang but, karena penyakitnya tidak diamankan. “Makanya PWNU meminta si Tajul dan tokoh-tokoh lainnya jangan ada di sana lagi,” tegasnya. Sikap keras NU tersebut tak bisa hanya dilihat pada konteks kekinian semata. Ini harus dibingkai dengan peristiwa di waktu silam. Sebab pihak NU sudah memberikan toleransi yang cukup lebar. Banyak pengorbanan yang dilakukan NU demi rasa toleransi tersebut. Tapi karena sikap Syiah dianggap keterlaluan, sehingga batas toleransi yang diberikan itu retas. Selama ini, pihak NU sebenarnya sudah berkali-kali melakukan dialog. Tapi hanya kebohongan yang mereka dapatkan. Sebab, sekali lagi, mereka mempunyai ajaran Taqiyah. Di satu waktu mereka setuju, tapi di saat lain kesepakatan tersebut tak dilakukan. “NU sudah terlalu husnudzdzon dan percaya, sehingga kewaspadaan NU menjadi turun. Nah, kelengahan itulah yang dimanfaatkan mereka masuk kembali,” kilahnya. Wilayah tempat masyarakat NU tak sedikit yang direbut oleh kelom14 MPA 305 / Februari 2012 pok mereka. Madrasahnya Habib Hasan di Bondowoso juga sudah dikuasai oleh Syi’ah. Pihak NU sebenarnya sudah cukup toleran. Tapi cara berdakwah orang-orang Syiah yang tak cukup cantik. “Seharusnya mereka kan tahu mana wilayah yang kosong, abu-abu dan yang terang benderang. Lha masak sudah jelasjelas wilayahnya warga NU kok ya dimasuki juga,” ungkapnya kesal. “Sudah berapa warga NU yang telah dimangsa mereka,” keluhnya. Meski rumah NU selama ini merasa diobok-obok Syiah, tapi pihak NU ingin memfokuskan pada masalah Syiahnya Tajul semata. Sebab Syiah yang ada di Indonesia itu bermacammacam. Ini demi melokalisir masalah agar tidak merembet kemana-mana. Oleh karenanya, pihaknya berharap agar aparat pemerintah segera mengembalikan kondisi Jawa Timur yang selama ini sudah kondusif. “Jadi jangan sampai ada lagi gangguangangguan. Janganlah mengutak-utik lagi sehingga menyulut kemarahan masyarakat Jawa Timur,” pintanya. “Kita butuh tenang dan damai. Tapi ketenangan itu juga butuh amputasi. Di kedokteran saja kalau ada penyakit yang akan merembet kemana-mana, pasti akan diamputasi kok..,” tambahnya memisalkan. Susahnya, ketika mereka akan direlokasi langsung mengadu ke HAM. Padahal di HAM sendiri ada peraturan yang menyatakan, agar setiap orang itu harus menjaga HAM orang lain. Di antaranya adalah masalah keyakinan. Jadi jangan sampai mereka yang mengangkat pelanggaran HAM dengan melanggar HAM yang lain. “Jadi yang sebenarnya melanggar HAM terlebih dahulu itu adalah Tajul, karena telah mengganggu keyakinan orang lain,” tegasnya. “Lha masyarakat sudah tenang-tenang kok malah diganggu dengan menyebarkan virus penyakit aqidah. Kita aja belum selesai membangkitkan keyakinan mereka, ini kok malah dirobohkan,” tukasnya. Makan aparat pun harus sigap dan terus-menerus waspada. Sebab kalau sampai sebagai pengayom lengah, masyarakat yang terus diganggu itu tak akan lagi bisa diam. Kalau sampai benturan fisik itu terjadi, yang rugi pemerintah juga. Laporan: Muhammad Hisyam (Surabaya).