analisis pengaruh dividend policy terhadap share price volitality

advertisement
ANALISIS PENGARUH DIVIDEND POLICY TERHADAP SHARE
PRICE VOLITALITY
(STUDI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2011)
Nugraha Surbakti
Retno Kusumastuti
Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen yang diproksikan
dengan dividend yield dan dividend payout ratio terhadap volatilitas harga saham perusahaan.
Penelitian ini menggunakan 40 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai
sampel penelitian selama periode 2007-2011 dan menerbitkan dividen secara rutin setiap
tahunnya selama tahun penelitian. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda untuk
menjelaskan hubungan antara volatilitas harga saham dengan kebijakan dividen yang
diproksikan dengan variabel dividend yield dan dividend payout ratio. Model regresi yang
utama diperluas dengan menambahkan variabel kontrol termasuk ukuran perusahaan,
volatilitas pendapatan, hutang perusahaan dan pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) dividend yield tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
volatilitas harga saham, (2) dividend payout ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
volatilitas harga saham, (3) kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend yield dan
dividend payout ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham.
Kata kunci: dividend payout ratio; dividend yield; kebijakan dividen; volatilitas harga saham
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of dividend policy proxied by dividend yield and dividend
payout ratio of the company's stock price volatility. This study uses 40 companies listed on the
Indonesian Stock Exchange as the study sample during the period of 2007-2011 and issuing
dividends regularly every year during the study year. This study uses multiple linear
regression to explore the association between share price volatility and dividend policy
proxied by dividend yield and dividend payout ratio. The primarily regression model was
expanded by adding control variables including size, earning volatility, leverage, debt and
growth. The results showed that: (1) dividend yield does not have a significant effect on the
volatility of stock price, (2) the dividend payout ratio has no significant effect on the volatility
of stock prices, (3) the dividend policy is proxied by dividend yield and dividend payout ratio
does not have a significant influence on stock price volatility.
Keywords: dividend payout ratio; dividend policy; dividend yield; share price volatility
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
1. Pendahuluan
Perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk
mencapai tujuan tersebut manajemen perusahaan harus bekerja keras untuk mencapai
perkembangan usaha yang lebih baik. Perkembangan usaha perusahaan yang lebih baik dapat
diwujudkan dengan menerapkan strategi-strategi baru yang inovatif, sehingga diharapkan
perusahaan dapat berkembang dan semakin besar.
Perkembangan yang dialami oleh perusahaan menimbulkan konsekuensi yang tidak
dapat dihindari yaitu perusahaan memerlukan tambahan dana untuk melakukan ekspansi
usahanya. Untuk mencukupi sejumlah dana yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut,
perusahaan dapat mendapatkannya dari sumber pembiayaan internal perusahaan itu sendiri.
Apabila sumber pembiayaan internal tidak cukup, maka perusahaan dapat memanfaatkan
sumber dana luar misalnya sumber pembiayaan tradisional yaitu perbankan.
Namun ada pilihan alternatif yang lebih menarik dan lebih modern untuk
mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan yaitu melakukan penerbitan surat
berharga, salah satunya adalah saham biasa. Pilihan ini lebih baik karena perusahaan
dimungkinkan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan tanpa harus meminjam ke pihak lain
dan tentu saja perusahaan tidak harus membayar bunga atas pinjaman yang dilakukan. Dana
yang diperoleh dari penerbitan saham dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan, sehingga perusahaan dapat melakukan ekspansi atau mengembangkan
usahanya. Saham-saham yang diterbitkan oleh perusahaan nantinya akan dibeli oleh para
calon investor di pasar modal. Sebagai konsekuensi menerbitkan saham, maka struktur
kepemilikan perusahaan telah berubah.
Para investor yang membeli saham-saham yang diterbitkan perusahaan menjadi
pemilik baru atas perusahaan tersebut. Perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap
pemegang saham. Perusahaan kini harus berusaha keras untuk memaksimumkan kekayaan
para pemegang saham. Dalam melakukan investasi, setiap investor selalu mengharapkan
tingkat keuntungan yang akan diperoleh (expected return) untuk suatu periode tertentu di
masa yang akan datang atas investasinya. Tujuan seorang investor yang menginvestasikan
dananya dalam perusahaan adalah untuk memperoleh pendapatan yang berupa dividen atau
capital gain.
Dalam melakukan investasi, investor membutuhkan informasi untuk melakukan
analisis dan menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut adalah
jumlah keuntungan per saham dan dividen per saham yang dibagikan oleh perusahaan. Laba
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
per saham dijadikan dasar untuk menaksir deviden, sehingga deviden mengandung informasi
mengenai persepsi manajemen terhadap prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Investor dapat mengetahui jumlah keuntungan perusahaan dengan membaca laporan
keuangan perusahaan. Kemudian dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan
diputuskan besarnya dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham. Proporsi
pembagian laba perusahaan menjadi laba ditahan dan dividen, tergantung pada RUPS dan
kondisi perusahaan saat itu. Untuk itu, setiap manajemen perusahaan dituntut untuk dapat
membuat keputusan yang tepat berkaitan komposisi laba ditahan ataupun keuntungan yang
dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen. Keputusan manajemen ini
sangat vital, karena akan menentukan kelangsungan hidup dan nilai perusahaan.
Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan, maka
perusahaan harus menunjukkan kinerja yang baik dan menyampaikan informasi yang cukup
bagi pemegang saham mengenai perkembangan perusahaan dan pengumuman mengenai
pembagian dividen. Peningkatan dividen akan menambah kepercayaan pemegang saham
terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang baik. Keuntungan yang
diterima oleh investor atau pemegang saham dari penanaman modal melalui pembelian saham
suatu perusahaan terdiri dari dua macam yaitu dividen dan capital gain.
Dividen berasal dari bahasa Latin yaitu divendium yang berarti sesuatu untuk dibagi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dividen diartikan bagian laba atau pendapatan
perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh rapat umum pemegang
saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham atau sejumlah uang yang berasal dari
hasil keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebuah perseroan. Menurut
Gallagher and Andrew (2000) menyatakan bahwa: “Dividends is the cash payments that
corporation make to their common stockholder.”
Menurut Zaki Baridwan (2004) menyatakan bahwa dividen adalah pembagian laba
perusahaan kepada para pemegang saham yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar
saham yang dimiliki. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001) dividen adalah aliran kas
yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investors. Menurut Darmaji dan
Fakhrudin (2001) menyatakan bahwa dividen adalah pembagian keuntungan yang dihasilkan
perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham. Dari beberapa pengertian dari para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa dividen merupakan jumlah laba yang diperoleh perusahaan untuk
dibagikan kepada pemegang saham.
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
Kebijakan dividen mengacu pada kebijakan perusahaan yang menentukan jumlah
pembayaran dividen dan jumlah saldo laba untuk menginvestasikan kembali dalam proyekproyek baru (Hashemijoo et al, 2012). Kebijakan ini terkait dengan membagi laba perusahaan
itu antara pembayaran kepada pemegang saham dan reinvestasi dalam peluang baru. Pada
bidang keuangan perusahaan, salah satu keputusan yang paling penting berkaitan dengan
jawaban dari masalah ini adalah apakah keuntungan perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau harus diinvestasikan kembali dalam peluang baru.
Jika perusahaan harus memberikan dividen, perusahaan harus menentukan proporsi
keuntungan harus dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa proporsi harus
dikembalikan ke dalam perusahaan. Untuk menjawab pertanyaan ini, manajer harus
mempertimbangkan kebijakan dividen yang akan menyebabkan maksimalisasi kekayaan
pemegang saham dan manajemen perusahaan tidak hanya berkonsentrasi pada pertanyaan
berapa banyak pendapatan perusahaan yang diperlukan untuk investasi. Sebaliknya, mereka
juga harus mempertimbangkan dampak dari keputusan mereka pada harga saham. Dalam hal
ini kebijakan dividen perusahaan diproksikan dengan variabel dividend yield dan dividend
payout ratio. Dividend yield merupakan rasio antara dividen tunai yang dibagikan oleh
perusahaan dengan harga saham di pasar. Sedangkan dividend payout ratio merupakan rasio
antara dividen tunai yang dibagikan oleh perusahaan dengan pendapatan perusahaan sebelum
dikenakan pajak.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ditarik beberapa pokok permasalahan
penelitian; apakah terdapat pengaruh dari kebijakan dividend yang diproksikan dengan
dividend yield dan dividend payout ratio terhadap volatilitas harga saham perusahaan dan
apakah terdapat pengaruh kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend yield dan
dividend payout ratio secara simultan atau secara keseluruhan terhadap volatilitas harga
saham perusahaan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh
kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend yield dan dividend payout ratio secara
parsial terhadap volatilitas harga saham serta menganalisis apakah terdapat pengaruh
kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend yield dan dividend payout ratio secara
simultan atau secara keseluruhan terhadap volatilitas harga saham perusahaan selama tahun
2007-2011.
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
2. Tinjauan Teoritis
Teori Dividen Tidak Relevan (Dividend Irrelevance Theory)
Teori dividen tidak relevan pertama sekali dicetuskan oleh Modigliani dan Miller
(1961) dalam artikel Dividend Policy, Growth, and the Valuation of Shares. Miller dan
Modigliani berpendapat bahwa nilai perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividen,
tetapi ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya.
MM berasumsi bahwa:
•
Terdapat pasar modal yang sempurna, tanpa pajak atau biaya transaksi, harga
pasar tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pembeli atau seorang penjual, dan
akses gratis dan tanpa biaya untuk mendapatkan informasi tentang pasar.
•
Investor berpikir rasional dan mereka menghargai surat berharga berdasarkan
nilai diskonto arus kas masa depan untuk investor.
•
Manajer bertindak sebagai agen terbaik dari pemegang saham.
•
Ada kepastian mengenai kebijakan investasi perusahaan, dengan pengetahuan
tentang arus kas masa depan.
MM menyimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak relevan terhadap kemakmuran pemegang
saham karena pembayaran dividen berarti mengurangi laba ditahan yang seharusnya untuk
investasi, sehingga perusahan akan mencari dana baru untuk memenuhi kebutuhan dana
tersebut. Dengan demikian kenaikan pembayaran dividen akan diikuti dengan penurunan
harga saham sebagai akibat penjualan saham baru atau penerbitan utang. Dengan demikian
laba yang dibagikan sebagai dividen atau ditahan untuk investasi tidak mempengaruhi
kemakmuran pemegang saham.
Teori Burung di Tangan (Bird In Hand Theory)
Teori bird in hand dikemukakan Lintner (1962), Gordon (1962), dan Bhattacharya
(1979). Mereka menjelaskan bahwa investor menyukai pendapatan dividen yang tinggi karena
pendapatan dividen yang diterima oleh investor seperti burung di tangan (bird in the hand).
Maksudnya adalah pendapatan dividen mempunyai nilai yang lebih tinggi dan risiko yang
lebih kecil daripada pendapatan modal (capital gain) karena dividen lebih pasti dari
pendapatan modal. Mendapat dividen tinggi saat ini resikonya lebih kecil daripada mendapat
capital gain di masa yang akan datang. Salah satu keuntungan bila menerapkan Teori bird in
hand adalah dengan memberikan dividen yang tinggi, maka harga saham perusahaan juga
akan semakin tinggi pula. Teori ini juga berpendapat bahwa investor menyukai dividen
karena kas di tangan lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain. Konsekuensinya,
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
harga saham perusahaan akan sangat ditentukan oleh besarnya dividen yang dibagikan.
Peningkatan dividen akan meningkatkan harga saham yang akan berdampak pula pada nilai
perusahaan. Namun dengan menerima dividen maka investor harus membayar pajak sesuai
dengan dividen yang diterima.
Teori Perbedaan Pajak (Tax preference theory)
Teori ini dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979). Mereka
menyatakan bahwa karena adanya pajak atas pendapatan maka pendapatan yang relevan
adalah pendapatan setelah pajak. Adanya
pajak terhadap
keuntungan perusahaan yang
berupa dividen dan capital gains, akan mempengaruhi keputusan para investor. Para investor
akan lebih cenderung memilih capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh
karena itu investor akan lebih tertarik kepada saham yang memiliki tingkat keuntungan yang
lebih tinggi pada capital gains-nya daripada dividend yield. Para investor lebih memilih
perusahaan untuk membagikan dividen sekecil mungkin atau tidak membagikan dividen sama
sekali. Hal ini disebabkan perilaku investor yang mencoba untuk menghindari atau membayar
pajak sekecil mungkin atas keuntungan yang diterimanya. Jika pajak atas dividen lebih besar
atas pajak capital gains, maka hal ini semakin mempengaruhi investor untuk lebih memilih
capital gains. Oleh sebab itu, mereka beranggapan dividen sebaiknya dibagi sekecil-kecilnya,
sejauh dana tersebut dapat digunakan untuk investasi yang menguntungkan atau memberi
NPV positif.
Signalling Hypothesis
Kenaikan pembagian dividen sering menyebabkan kenaikan harga saham tersebut.
Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena
ini dapat menjadi bukti bahwa para investor lebih memilih dividen daripada capital gains.
Miller dan Modigliani (1961) berpendapat bahwa kenaikan pembayaran dividen oleh
perusahaan dapat menjadi suatu sinyal bagi investor bahwa manajemen perusahaan akan
menghasilkan laba atau keuntungan yang lebih baik di masa yang akan datang. Sebaliknya,
penurunan pembayaran dividen memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaan akan
menghadapi masa sulit di masa yang akan datang.
Miller dan Modigliani (1961) mengasumsikan bahwa para investor dan manajemen
perusahaan memiliki informasi yang sempurna tentang perusahaan. Pernyataan tersebut
disanggah oleh beberapa peneliti karena manajemen perusahaan memiliki informasi yang
lebih akurat dan lebih baru daripada investor. Untuk menjembatani ketimpangan tersebut,
maka manajemen menggunakan dividen sebagai alat yang mengandung informasi kepada
pemegang saham. Menurut Petit (1972) jumlah dividen yang dibayar mengandung informasi
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
tentang masa depan perusahaan, dividen dapat dijadikan acuan untuk perubahan harga saham.
Peningkatan jumlah dividen diinterpretasikan sebagai kabar baik dan prospek yang cerah.
Clientelle Effects of Dividends Theories
Menurut clientelle effects adanya investor yang berbeda baik dilihat dari segi usia
investor, kelompok investor, dan golongan. Perbedaan tersebut telah menimbulkan preferensi
yang berbeda terhadap tinggi rendahnya dividen yang akan mereka terima. Investor individual
dengan usia lanjut dan yang penghasilannya hanya tergantung dati dividen mungkin lebih
menyukai pembayaran dividen yang tinggi. Akan tetapi investor dengan penghasilan yang
tinggi akan lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah.
Perusahaan akan menarik klien dengan menggunakan kebijakan dividen perusahaan.
Menurut Al-Malkawi (2007) dalam
masa perkembangannya, perusahaan cenderung
membayar dividen lebih kecil akan menarik investor yang mengharapkan apresiasi modal,
ketika perusahaan sudah mulai maju, maka perusahaan akan menerbitkan dividen lebih besar
untuk menarik investor yang cenderung lebih memilih dividen sebagai pendapatan yang pasti.
Al-Malkawi (2007) mengelompokkan efek klien menjadi dua kelompok, yaitu klien yang
dipengaruhi oleh pajak dan klien yang dipengaruhi oleh biaya transaksi. Dia berpendapat
bahwa klien yang dipengaruhi oleh pajak lebih memilih perusahaan tidak membayar dividen
untuk mengharapkan apresiasi harga saham. Sedangkan klien yang dipengaruhi oleh biaya
transaksi lebih memilih dividen untuk memenuhi kebutuhannya karena mereka tidak mampu
untuk membayar biaya transaksi yang tinggi.
3. Metode Penelitian
3.1 Jenis Data
Data terdiri dari 40 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
menerbitkan laporan keuangan keuangan secara lengkap selama periode 2007-2011.
Perusahaan yang dijadikan sampel juga merupakan perusahan yang membagikan dividen
tunai secara rutin selama periode 2006-2011 karena dividen tunai dipakai untuk menghitung
nilai dividend yield dan dividend payout ratio. Perusahan juga tidak melakukan stock split
selama periode 2007-2011, karena apabila perusahaan melakukan stock split maka akan
berdampak pada harga saham perusahaan di pasar saham. Perusahaan yang diteliti juga
merupakan perusahaan non keuangan karena perusahaan non keuangan adalah perusahaan
yang padat modal dan memiliki aset-aset tetap yang bernilai lebih besar daripada perusahaan
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
sektor keuangan. Selain itu perusahaan yang dijadikan sampel juga merupakan perusahaan
yang menghasilkan laba positif sehingga dapat dilihat besar dividen tunai yang dibagi dan
laba yang ditahan sebagai tambahan modal perusahaan. Data yang dikumpulkan diantaranya
harga saham perusahaan, dividend yield, dividend payout ratio, jumlah saham yang beredar,
hutang jangka panjang perusahaan, pendapatan perusahaann dan total aset perusahaan. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data cross section dari
40 perusahaan selama periode tahun 2007-2011.
3.2 Pengukuran Variabel
Variabel dependen pada penelitian ini adalah share price volatility. Volatilitas harga
saham didasarkan pada selisih harga saham tertinggi dan harga saham terendah dalam satu
tahun yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Selisih antara harga saham tertinggi dan
harga saham terendah tersebut kemudian dibagi dengan rata-rata harga saham tertinggi dan
terendah diperoleh pada tahun tersebut dan kemudian dikuadratkan. Rata-rata ini untuk semua
tahun yang tersedia dan kemudian hasilnya diakar kuadrat sehingga memperoleh variable
yang sebanding dengan standar deviasi (Baskin, 1989). Hal ini didasarkan karena standar
deviasi dapat dipengaruhi oleh nilai-nilai ekstrim. Pendekatan ini sejalan dengan penelitian
Baskin (1989) untuk membentuk kerangka teoritis penelitian.
!
!. !"# =
!
!!!((!"
!" + !"
− !")/( 2 ))^2
5
Sumber: Hashemijoo et al (2012)
Variabel independen (variabel bebas) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dividend yield dan payout ratio.
Dividend yield dinyatakan sebagai dividen per saham sebagai persentase dari harga saham.
Dividen dihitung atas dividen kotor, yaitu tidak termasuk kredit pajak. Rata-rata diambil
untuk semua tahun yang tersedia.
!. !"#$% =
!
!!!
!"/!"#
)
5
( Sumber: Hashemijoo et al (2012)
Dividend payout ratio dinyatakan sebagai jumlah dividen kas yang dibayarkan kepada
pemegang saham biasa dibagi dengan laba bersih setelah pajak untuk setiap tahun. Lalu
hasilnya dirata-ratakan selama 5 tahun.
!"#$%& = !"/!"
5
!!!
!
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
Sumber: Hashemijoo et al (2012)
Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah size, earning volatility,
debt dan growth.
Size merupakan salah satu variabel kontrol dari penelitian. Untuk perhitungan, nilai pasar
perusahaan dirata-rata selama 5 tahun. Kemudian digunakan transformasi logaritma natural.
!"#$ = ln(
!
!!!
!"#/5) Sumber: Hashemijoo et al (2012)
Earning volatility merupakan salah satu variabel kontrol penelitian ini. Untuk perhitungan
volatilitas laba, pertama, rasio laba operasi pada aset total dihitung untuk setiap tahun dan
kemudian hasilnya dirata-ratakan selama 5 tahun.
!. !"# =
!
!!!(!"
− !)^2
5
!
Sumber: Hashemijoo et al (2012)
Debt merupakan salah satu variabel kontrol penelitian ini. Untuk menghitung variabel ini,
pertama, rasio hutang jangka panjang terhadap total aset dihitung untuk setiap tahun,
kemudian hasilnya dirata-ratakan selama 5 tahun.
!"#$ =
!"#/!""#$%
5
!!!
!
Sumber: Hashemijoo et al (2012)
Growth merupakan salah satu variabel kontrol penelitian ini. Untuk perhitungan, pertama,
rasio perubahan total aset pada akhir tahun untuk total aset pada awal tahun dihitung untuk
setiap tahun.
!"#$%ℎ =
! ∆!""#$%
!!! !""#$%
5
Sumber: Hashemijoo et al (2012)
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis 1
!! ! : Tidak terdapat pengaruh antara dividend yield terhadap share price volatility pada
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara
signifikan.
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
!! ! : Terdapat pengaruh antara dividend yield terhadap share price volatility pada
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara
signifikan.
Penelitian Hashemijoo et al (2012) menunjukkan terdapat hubungan negatif yang
signifikan antara volatilitas harga saham dengan dividend yield. Sedangkan penelitian Khaled
et al (2011) menunjukkan bahwa dividend yield juga memiliki hubungan yang negatif dengan
volatilitas harga saham perusahaan.
Hipotesis 2
!! ! :
Tidak terdapat pengaruh antara payout ratio terhadap share price volatility pada
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara
signifikan.
!! ! :
Terdapat pengaruh antara payout ratio terhadap share price volatility pada
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara
signifikan.
Penelitian Hashemijoo et al (2012) menunjukkan terdapat hubungan negatif yang
signifikan antara volatilitas harga saham dengan payout ratio. Hasil penelitian Khaled et al
(2011) menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara payout ratio
perusahaan dan volatilitas harga saham.
Hipotesis 3
!!! :
Tidak terdapat pengaruh antara dividend yield, payout ratio, size, earnings
volatility, debt dan growth terhadap share price volatility pada perusahaan non
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara signifikan.
!!! :
Terdapat terdapat pengaruh antara dividend yield, payout ratio, size, earnings
volatility, debt dan growth terhadap share price volatility pada perusahaan non
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara signifikan.
Baskin (1989) dalam Hashemijoo et al (2012) mengusulkan bahwa ukuran perusahaan,
volatilitas pendapatan, hutang dan pertumbuhan mempengaruhi volatilitas harga saham dan
kebijakan dividen. Risiko pasar yang dihadapi oleh perusahaan dapat mempengaruhi
kebijakan dividen dan volatilitas harga saham sehingga volatitas pendapatan sebagai variabel
kontrol ditambahkan ke persamaan regresi.
3.4 Model Analisis
Dari hipotesis pembangun diatas maka dihasilkan model analisis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
!. !"#! = ! + !! !. !"#$%! + !! !"#$%&! + !! !"#$! + !! !. !"#! + !! (!"#$! ) + !! (!"#$%&! ) + !!"
Sumber: Hashemijoo et al (2012)
Dimana:
P.vol
= Share Price Volatility
D.yield
= Dividend Yield
Payout
= Dividend Payout Ratio
Size
= Size
E.vol
= Earnings Volatility
Debt
= Debt
Growth
= Growth
!
= Intersep/konstanta
!!
= koefisien variabel Dividend Yield
!!
= koefisien variabel Dividend Payout Ratio
!!
= koefisien variabel Size
!!
= koefisien variabel Earnings Volatility
!!
= koefisien variabel Debt
!!
= koefisien variabel Growth
!
= tingkat error
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda yang terdiri
dari uji statistik t, uji statistik F, dan pengujian koefisien determinasi (!! ) untuk
membuktikan hipotesis yang dibentuk dalam penelitian serta untuk melihat tingkat
signifikansinya. Untuk memperkecil human error dalam mengolah data statistik, peneliti
menggunakan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.
4. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penentuan penarikan sampel yang telah dilakukan, penelitian ini
menggunakan 40 perusahaan sebagai sampel. Kemudian dilakukan uji statistik model
terhadap data penelitian. Uji statistik model berhubungan dengan kriteria dari statistik yang
digunakan untuk melihat seberapa baik model atau variabel yang digunakan dalam penelitian.
Berikut Tabel 4.7 menampilkan hasil dari regresi seluruh sampel.
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
Tabel 4.7 Hasil Regresi Data Tanpa Variabel Kontrol
Coefficients
Model
1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.910
.077
Payout Ratio
-.273
.239
Dividend Yield
.310
1.602
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
11.884
.000
-.271
-1.140
.262
.452
2.210
.046
.193
.848
.452
2.210
a. Dependent Variable: Price Volatility
Ket: !. !"#! = ! + !! !. !"#$%! + !! !"#$%&! + !!"
!. !"#!
= share price volatility perusahaan j
!. !"#$%!
= dividend yield perusahaan j
!"#$%&!
= payout ratio perusahaan j
!!
= error
Sumber: Olahan Penulis menggunakan SPSS 17.0 (2013)
Baskin (1989) dalam Hashemijoo et al (2012) mengusulkan bahwa ukuran perusahaan,
volatilitas pendapatan, hutang dan pertumbuhan mempengaruhi volatilitas harga saham dan
kebijakan dividen. Risiko pasar yang dihadapi oleh perusahaan dapat mempengaruhi
kebijakan dividen dan volatilitas harga saham sehingga volatitas pendapatan sebagai variabel
kontrol ditambahkan ke persamaan regresi.
Selain itu, ukuran perusahaan mungkin mempengaruhi volatilitas harga karena
perusahaan kecil biasanya kurang memiliki diversifikasi dalam usaha mereka. Selain itu, ada
kemungkinan bahwa perusahaan kecil kurang memiliki informasi yang tersedia bagi investor
tentang pasar saham mereka. Alasan lain untuk dampak ukuran pada volatilitas harga saham
adalah saham perusahaan kecil mungkin lebih liquid, sehingga harga saham mereka bisa lebih
begejolak daripada perusahaan yang lebih besar. Baskin mengusulkan agar perusahaan yang
dimiliki oleh pemegang saham yang lebih terpencar lebih cenderung untuk menggunakan
dividen sebagai perangkat sinyal, sehingga ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan
dividen juga. Untuk itu, ukuran variabel kontrol ditambahkan ke persamaan regresi.
Selain itu, kebijakan dividen memiliki hubungan yang terbalik dengan pertumbuhan
perusahaan karena perusahaan dalam masa pertumbuhannya, lebih memilih untuk menahan
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
laba untuk diivestasikan dalam kesempatan investasi yang baru. Tingkat pertumbuhan
perusahaan dan volatilitas harga saham dapat berbanding terbalik. Sehingga, pertumbuhan
ditambahkan ke dalam persamaan regresi sebagai variabel kontrol.
Selanjutnya, karena adanya risiko operasi, hutang memberikan dampak negatif pada
volatilitas harga saham. Informasi asimetris dapat menyebabkan hubungan yang terjadi antara
hutang dan kebijakan dividen. Jadi hutang ditambahkan ke dalam persamaan regresi utama
sebagai variabel kontrol.
Tabel 4.8 Hasil Regresi Data dengan Variabel Kontrol
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
.622
.142
Payout Ratio
-.372
.256
Dividend Yield
1.740
Firm Size
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
4.385
.000
-.369
-1.455
.155
.365
2.743
1.736
.258
1.003
.323
.355
2.820
.018
.016
.187
1.077
.289
.776
1.289
Firm Growth
.410
.298
.253
1.374
.179
.692
1.445
Earning Volatility
.361
1.343
.049
.269
.790
.708
1.412
Debt Ratio
.271
.275
.171
.988
.330
.779
1.283
a. Dependent Variable: Price Volatility
Ket: !. !"#! = ! + !! !. !"#$%! + !! !"#$%&! + !! !"#$! + !! !. !"#! + !! (!"#$! ) + !! (!"#$%&! ) + !!"
Tabel 4.8 menunjukkan estimasi dari model persamaan yang mencakup 40 perusahaan selama periode 2007-­‐2011. Variabel dependennya adalah Share Price Volatility (P.Vol). Sedangkan variabel independennya adalah Payout Ratio (Payout), Dividend Yield (D.Yield), Firm Size (Size), Earning Volatility (E.Vol), Debt Ratio (Debt), Firm Growth (Growth). Sumber: Olahan Penulis menggunakan SPSS 17.0 (2013)
Pada Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa dari regresi seluruh sampel perusahaan,
nilai signifikan dari dividend yield adalah 0,848 dengan nilai t-stat positif sebesar 0,193 dan
koefisien yang juga positif sebesar 0,310. Hasil probabilitas tersebut mengartikan bahwa
dividend yield tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham
perusahaan meskipun terdapat nilai koefisien yang positif dan berdasarkan nilai t-stat yang
berarti ada hubungan positif terhadap volatilitas harga saham.
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
Pada Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa dari regresi seluruh sampel perusahaan,
nilai signifikan dari dividend yield adalah 0,323 dengan nilai t-stat positif sebesar 1,003 dan
koefisien yang juga positif sebesar 1,740. Hasil probabilitas tersebut mengartikan bahwa
dividend yield tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham
perusahaan meskipun terdapat nilai koefisien yang positif dan berdasarkan nilai t-stat yang
berarti ada hubungan positif terhadap volatilitas harga saham.
Pada Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa dari regresi seluruh sampel perusahaan,
nilai signifikan dari payout ratio adalah 0,262 dengan nilai t-stat negatif sebesar -1,140 dan
koefisien yang juga negatif sebesar -0,273. Hasil probabilitas tersebut mengartikan bahwa
payout ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham perusahaan
meskipun terdapat nilai koefisien yang negatif dan berdasarkan nilai t-stat yang berarti ada
hubungan negatif terhadap volatilitas harga saham.
Pada Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa dari regresi seluruh sampel perusahaan,
nilai signifikan dari payout ratio adalah 0,155 dengan nilai t-stat negatif sebesar -1,455 dan
koefisien yang juga negatif sebesar -0,372. Hasil probabilitas tersebut mengartikan bahwa
payout ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham perusahaan
meskipun terdapat nilai koefisien yang negatif dan berdasarkan nilai t-stat yang berarti ada
hubungan negatif terhadap volatilitas harga saham.
Tabel 4.13 Hasil Nilai Uji F dengan Variabel Kontrol
ANOVA
Model
1
b
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
.417
6
.069
1.606
.177
Residual
1.427
33
.043
Total
1.844
39
a
a. Predictors: (Constant), Debt Ratio, Firm Size, Earning Volatility, Firm Growth, Payout Ratio,
Dividend Yield
b. Dependent Variable: Price Volatility
Sumber: Olahan Penulis menggunakan SPSS 17.0 (2013)
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas dapat dilihat nilai F pada penelitian ini adalah sebesar
1,606 dengan nilai signifikansi sebesar 0,177. Nilai ini menunjukkan bahwa hasil pengujian F
secara simultan tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Dengan nilai yang
dihasilkan diatas maka dikatakan H0 diterima yang menghipotesiskan bahwa tidak terdapat
pengaruh dari kebijakan dividen yang dijadikan variabel dalam penelitian ini secara
keseluruhan terhadap volatilitas harga saham. Baik variabel dividend yield dan dividend
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
payout ratio tidak memiliki pengaruh terhadap volatilitas harga saham secara simultan.
Variabel debt, firm size, earning volatility dan firm growth juga tidak memiliki pengaruh
secara simultan terhadap volatilitas harga saham.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Penelitian mengenai pengaruh dividend policy (kebijakan dividen) terhadap
volatilitas harga saham telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Terjadi perdebatan
terkait dengan penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap harga
saham, sedangkan beberapa hasil penelitian lain memiliki pendapat bahwa kebijakan dividen
perusahaan justru memiliki pengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini, yaitu:
1.
Dividend yield tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volatilitas harga
saham. Jumlah kas dividen yang dibagikan oleh perusahaan dibagi dengan nilai pasar
perusahaan di akhir tahun ternyata tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham. Harga saham perusahaan terus berubah dan tidak sejalan dengan besarnya
nilai dividend yield perusahaan.
2.
Dividend payout ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volatilitas
harga saham. Jumlah kas dividen yang dibagikan oleh perusahaan dibagi dengan laba
bersih setelah pajak perusahaan ternayat tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham. Harga saham perusahaan terus berubah dan tidak sejalan dengan nilai dari
dividend payout ratio perusahaan.
3
Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan oleh variabel dividend yield dan
dividend payout ratio. Dividend yield dan payout ratio secara simultan atau
keseluruhan tidak memiliki pengaruh terhadap volatilitas harga saham. Hal ini
menandakan bahwa besar kecilnya kas dividen yang diberikan oleh perusahaan tidak
berdampak terhadap harga saham perusahaan yang ada di bursa saham.
5.2 Saran Penelitian
Penelitian ini menujukkan hasil yang sama dari masing-masing variabel baik
dividend yield dan dividend payout ratio tidak berpengaruh baik secara parsial maupun secara
simultan terhadap volatilitas harga saham. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
berkontribusi mengenai pentingnya kebijakan dividen yang dibuat oleh perusahaan jika
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
dikaitkan dengan harga saham perusahaan. Akan tetapi sebagaimana penelitian sebelumnnya,
penelitian ini tentu memiliki keterbatasan, antara lain:
1.
Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan-perusahaan yang rutin membagikan kas
dividen selama tahun penelitian yaitu 2006 sampai 2011 secara kontinyu. Jumlah
sampel perusahaan yang digunakan adalah 40 perusahaan. Jumlah ini masih terlalu
sedikit dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2.
Penelitian ini mengadopsi perhitungan variabel volatilitas harga saham milik Baskin
(1989). Perhitungan variabel volatilias harga saham tersebut menggunakan volatilitas
harga saham tahunan, akan lebih baik apabila dalam penelitian selanjutnya dapat
dilakukan volatilitas harga saham bulanan sehingga dapat lebih menunjukkan
volatilitas harga saham sebenarnya di pasar saham.
5.3 Implikasi Bagi Perusahaan
Kebijakan dividen yang diproksikan variabel dividend yield dan payout ratio
seringkali dikaitkan dengan harga saham perusahaan, namun dalam penelitian ini ditemukan
hasil bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap volatilitas harga saham. Hal ini
berarti bahwa harga saham perusahaan di bursa tidak ditentukan oleh besar kecilnya kas
dividen yang dibagikan perusahaan kepada investor saham biasa.
5.4 Implikasi Bagi Investor Saham Biasa
Dalam melakukan investasi, penting untuk mengetahui kebijakan dividen
perusahaan, karena kebijakan dividen perusahaan dapat dijadikan pertimbangan tentang nilai
masa depan perusahaan. Kas dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat membuat investor
cenderung menjual sahamnya, karena iinvestor lebih memilih perusahaan yang tidak
membagikan dividen dan perusahaan melakukan investasi atas laba yang ditahan sehingga
dapat mengoptimalkan nilai perusahaan di masa yang akan datang.
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Al-Malkawi, H. N., (2007). Determinants of corporate
dividend policy in Jordan: an
application of the Tobit model. Journal of Applied Accounting Research, Vol. 23, pp.
44-70.
Bambang Riyanto. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Cetakan ke-7.
Yogyakarta: BPFE.
Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Baskin, J. (1989). Dividend Policy and The Volatility of Common Stocks. The Journal of
Portfolio Management, 15 (3), 19-25.
Bhattacharya, S. (1979), Imperfect Information, Dividend Policy, and ‘the Bird-In-Hand’
Fallacy, Bell Journal of Economics, 10 (1): 259-270.
Darmadji, Tjiptono & Fakhruddin, Hendi, M. (2001). Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan
Tanya Jawab. Edisi Pertama. Salemba Empat, Jakarta.
Gallagher, Timothy J., and Andrew Jr., Joseph D. (2000) Financial Management. 2nd edition.
New Jersey: Pretince-Hall International Inc.
Gordon, M. J. (1962). The Investment, Financing, and Valuation of the Corporation
(Homewood, Illinois: Irwin Publishers.
Hashemijoo, M., Ardekani, A. M., & Younesi, N. (2012). The Impact of Dividend Policy on
Share Price Volatility in the Malaysian Stock Market. Journal of Business Studies
Quarterly. Vol. 4, No. 1, pp. 111-129.
Lintner, J. (1962), Dividends, earnings, leverage, stock prices and supply of capital to
corporations, The Review of Economics and Statistics, Vol. 64, pp. 243-69.
Litzenberger, R. H. and Ramaswamy, K. (1982), The Effects of Dividends on Common Stock
Prices: Tax Effects of Information Effects, The Journal of Finance, 37 (2): 429-443.
Miller, M. H., & Modigliani, F. (1961). Dividend policy, growth, and the valuation of shares.
The Journal of Business, 34(4), 411-433.
Petit, R. R., (1972). Dividend announcements, security performance, and capital market
efficiency. Journal of Finance, Vol. 27, pp. 993-1007.
Analisis pengaruh..., Nugraha Surbakti, FISIP UI, 2013
Download