Tugas_Artikel_TIK

advertisement
RUPIAH BERTEKUK LUTUT TERHADAP DOLLAR
Semakin hari dolar semakin
naik nilainya terhadap rupiah.
Seakan-akan rupiah tak ada
nilainya,
ditambah
lagi
susahnya mengais rezeki demi
sesuap
nasi.
Sudah
begitu
bahan kebutuhan pokok seperti,
beras, cabai, ayam, dan daging
harganya
juga
ikut
naik.
Bagaimana rakyat tak menjerit
dengan keadaan yang seperti
ini? Mereka pasti sangat sulit
mencukupi kebutuhan sehari-hari bahkan hingga menyekolahkan anak-anak mereka? Yah, inilah
hidup harus tetap dijalani meski banyak kesulitan di dalamnya.
Kenaikan harga bahan pokok akan berimbas kepada lapisan masyarakat menengah ke bawah dan
juga ke penjualnya. Karena harganya mereka memilih bahan makanan lain yang harganya lebih
murah. Sehingga pendapatan sang penjual pun berkurang, apalagi jika ada tengkulak di saat
harga naik, tentu uang penjual akan terkuras habis untuk hal itu. Bukannya dapat untung tetapi
malah buntung karena konsumen menghindari harga bahan pokok yang naik walaupun biasa
dibelinya.
Tidak hanya itu saja, jasa tranportasi juga mengalami kenaikan. Jadi lengkaplah kesusahan
masyarakat yang hidup di jaman ini. Bayangkan saja hingga saat ini rupiah mencapai 14 ribu
lebih per dolarnya. Nah, kira-kira apa alasan yang menyebabkan kurs dolar naik terhadap rupiah
ya? mau tahu, simak ulasan kami di bawah ini
Tugas TIK – Membuat artikel
Page 1
Tabel nilai tukar rupiah
Kurs Valuta Asing
Mata Uang
USD
EUR
HKD
JPY
AUD
SGD
EUR
GBP
HKD
JPY
SGD
AUD
IDR
IDR
IDR
IDR
IDR
IDR
USD
USD
USD
USD
USD
USD
Jual
Beli
13937
15098
1798
115
9930
9871
1.0833
1.4922
7.7526
121.21
1.4129
0.7125
13917
15072
1795
115
9910
9850
1.083
1.492
7.7521
121.2
1.4119
0.7121
Nb : Nilai Kurs diatas setiap waktu bias berubah, dan nilai kurs diatas di update pada tanggal 19
Desember 2015
Tugas TIK – Membuat artikel
Page 2
Penyebab naiknya kurs dollar terhadap
rupiah
1. Meningkatnya perekonomian di Amerika Serikat
Untuk memulihkan ekonomi Amerika Serikat setelah krisis pada tahun 2008 membuat The Fed
yang merupakan Bank Sentral Amerika berencana melakukan tapering off atau pengurang
quantitative easing yang disebut juga dengan stimulus ekonomi. Rencana ini dikemukakan
gubernur The Fed yaitu Ben Bernake pada Mei 2013 menjadikan langkah awal penguatan dolar
terhadap keuangan global, sehingga suplai dolar menjadi berkurang.
Dampak sebaliknya diterima Indonesia yang merupakan negara berkembang, mudah
terdepresiasi nilai mata uangnya karena pengaruh penguatan mata uang negara maju, khususnya
Amerika Serikat. Nilai Mata uang Indonesia memiliki karakteristik tersendiri, soft currency yang
artinya sensitif sekali terhadap kondisi perekonomian internasional. Spekulasi pada pasar
finansial, ketidakstabilan ekonomi maupun krisis finansial menyebabkan melemahnya nilai soft
currency.
2. Terus tertekan karena signal buruk dari The Fed
Saat The Fed merencanakan untuk memangkas pembelian obligasi di Mei 2013, Indeks harga
saham gabungan atau IHSG serta nilai tukar rupiah berfluktuasi tajam. Berkenaan dengan hal
tersebut, memunculkan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi di Amerika Serikat, yang
mungkin saja berdampak pada kembalinya modal dan mempengaruhi lalu lintas keuangan dunia.
3. Lemahnya nilai mata uang melanda seluruh dunia
Karena pemulihan perekonomian di Amerika Serikat, bersamaan dengan pemangkasan stimulus
yang dilakukan oleh The Fed, berdampak positif pada penguatan dolar terhadap mata uang
dunia. Kalau dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain, rupiah belum terlalu anjlok,
tetapi tak juga dalam posisi yang aman. Posisinya berada di tengah-tengah mata uang negara
lain, juga tak begitu menguntungkan. Mata uang Malaysia, ringgitlah yang memimpin
pelemahan nilai tukar terhadap mata uang dolar.
Tugas TIK – Membuat artikel
Page 3
Amerika Serikat itu. Saat ini mengalami penurunan sekitar 16,79% kembali pada titik
terendahnya 17 tahun yang lalu ketika krisis keuangan Asia terjadi di tahun 1998. Dan masih
banyak negara lain yang mengalami penurunan nilai mata uangnya terhadap dolar Amerika.
Itulah negara Adidaya, dampaknya hingga ke seluruh dunia.
4. Harga komoditas ekpor Indonesia harganya anjlok
Pelemahan mata uang yang terjadi di dunia terhadap mata uang dolar, berefek pada menurunnya
permintaan barang komoditas ekspor Indonesia, seperti minyak nabati, batubara, tekstil dan
produk tekstil, barang logam tidak mulia, karet olahan, ataupun kayu olahan. Sheingga,
harganyapun menjadi anjlok di pasar dunia dan mempengaruhi neraca perdagangan hingga
akhirnya menambah lemahnya nilai rupiah terhadap dollar.
5. Kinerja ekspor semakin merosot
Karena penurunan permintaan barang komoditas ekspor Indonesia, menyebabkan merosotnya
kinreja ekspor. Yang terjadi seharusnya adalah saat rupiah melemah, ekspor mestinya mengalami
kenaikan. Tetapi, karena anjloknya harga dan permintaan barang komoditas, maka pengaruhnya
pada neraca perdagangan sangatlah jelek dan hal ini mendorong semakin melemahnya nilai
rupiah.
6. Impor barang tinggi
Entah mengapa, padahal produk hasil dalam negeri tak kalah dengan produk olahan negara lain.
Namun, banyak dari masyarakat lebih memilih produk luar negeri yang menurutnya lebih
nampak mewah dan elegan. Bukan hanya itu saja, sejak 6 tahun belakangan ini Indonesia
melakukan impor barang modal dan konsumsi naik drastis, pengaruhnya menekan neraca
perdagangan. Itulah juga faktor pendorong melemahnya rupiah sejak tahun 2013. Walaupun satu
tahun terakhir ini sudah terjadi penurunan impor barang, tetapi belum cukup signifikan dalam
pelemahan nilai rupiah terhadap dolar.
Tugas TIK – Membuat artikel
Page 4
7. 3 tahun terakhir neraca perdagangan terus merosot
Bagaimana tidak, setelah mengalami menurunnya perdagangan komoditas ekspor, pasti neraca
perdagangan juga anjlok. Penurunan ini dapat diketahui dari data catatan Bank Indonesia atas
aktivitas impor ekspor dengan cara free on board dan dari kementrian perdagangan yang selalu
melaporkan hasil aktivitas perdagangan menyeluruh.
8. Bom waktu peninggalan dari pemimpin lama
Lemahnya nilai tukar rupiah telah terjadi beberapa tahun ke belakang ini. Selain adanya faktor
internal yang memicu pelemahan nilai rupiah, juga diakibatkan karena defisit transaksi berjalan
mulai tahun 2012. Walaupun sudah berusaha sekuat tenaga, hingga saat ini pemerintah belum
menemukan solusinya untuk membalik defisit neraca berubah menjadi surplus.
9. Sama dengan Turki dan Brazil, yang juga rawan defisit
Selain negara kita, Turki dan Brazil juga merupakan negara yang mengalami rawan akan defisit
transaksi berjalan yang cukup tinggi. Sedangkan negara-negara yang mempunyai transaksi
berjalan surplus, mata uangnya malah lebih terjaga.
10. Bank Indonesia lebih hati-hati, meskipun Malaysia dan Rusia menguras
devisa negaranya
Penguatan nilai dolar amerika menjadikan negara-negara yang kena dampaknya melakukan
intervensi valas terhadap pasar domestik. Sementara bank sentral Rusia telah menguras devisa
negaranya dengan membeli dolar untuk menyelamatkan rubel, maka pelemahannya dapat
ditahan di 44,9% dalam 6 bulan terakhir ini. Tetapi berbeda yang dilakukan oleh bank Indonesia
yang malah menahan menggunakan devisa. Mungkin saja dengan membeli dolar belum tentu
bisa menguatkan rupiah dalam jangka waktu lama.
Tugas TIK – Membuat artikel
Page 5
Download