analisis apbd - BAPPEDA Kaltara

advertisement
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
BAB V
ANALISIS APBD
5.1.KINERJA KEUANGAN MASA LALU
5.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Keuangan
daerah
adalah
semua
hak
dan
kewajiban
daerah
terkait
penyelenggaraan pemerintahan yang dapat dinilai dengan uang. Penyelenggaraan fungsi
pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila diikuti dengan pemberian
sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa ruang lingkup keuangan
daerah meliputi:
1. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta
melakukan pinjaman
2. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga
3. Penerimaan daerah
4. Pengeluaran daerah
5. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah
6. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintahan daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum
Pengelolaan keuangan daerah dituangkan dalam APBD dan laporan keuangan
daerah pada umumnya. APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pendapatan
daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Oleh karena itu dalam menganalisis
pengelolaan
keuangan
daerah,
diperlukan
pemahaman
mengenai
jenis
obyek
pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Analisis pengelolaan
keuangan daerah nantinya akan digunakan untuk menggambarkan kemampuan
keuangan daerah dalam mendanai semua yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pembangunan daerah. Kemampuan atau kapasitas keuangan daerah pada dasarnya
adalah sejauh mana daerah mampu mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan
daerah.
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
162
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
A. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang
melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan
hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah.
Sumber pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan,
dan Kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari kelompok pajak daerah, retribusi daerah,
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah. Dana perimbangan meliputi Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi
Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Sedangkan Kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah meliputi pendapatan hibah dan dana penyesuaian otonomi khusus. Analisis pendapatan
daerah termasuk pertumbuhan didalamnya akan menunjukkan kemampuan pemerintah
daerah dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan Pendapatan Daerah, sekaligus
digunakan sebagai salah satu dasar dalam merencanakan Pendapatan Daerah di masa yang
akan datang.
Sebagai daerah pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), kondisi
keuangan daerah Provinsi Kaltara tergolong belum stabil terutama pada tahun 2013.
Sumber pendapatan daerah ditopang oleh hibah dari pemerintah Provinsi Kaltim hampir
sebesar 390 milyar rupiah. Pada tahun 2014, Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara
berkembang pesat, menjadi 1,5 triliun rupiah. Sumber terbesar adalah dari Bagi hasil
Pajak dan Bukan Pajak yang mencapai 1,2 triliun rupiah. Pada tahun 2015, terjadi sedikit
penurunan total pendapatan daerah menjadi 1,4 triliun rupiah. Namun, sumber
pendapatan daerah semakin bervariasi. Provinsi Kaltara telah menerima pendapatan dari
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, serta meningkatnya Dana Alokasi Umum maupun Dana
Alokasi Khusus.
Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara
Tahun Anggaran 2013-2015
Sumber: Hasil Olahan, 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
163
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
Perkembangan jenis-jenis sumber pendapatan daerah menunjukkan kecenderungan
yang berbeda-beda. Dari grafik di bawah dapat dilihat bahwa Pendapatan Asli Daerah
memiliki kecenderungan meningkat positif. Pendapatan Asli Daerah tahun 2013 dan 2014
masih bersumber dari lain-lain PAD yang sah. Penerimaan pajak dan retribusi baru
terealisasi pada tahun 2015.
Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi untuk kedua sumber penerimaan yang lain,
yaitu Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pada tahun 2013,
Provinsi Kaltara belum menerima pendapatan daerah dari Dana Perimbangan. Penerimaan
dari Dana Bagi Hasil baik Pajak maupun Bukan Pajak baru diterima pada tahun 2014 hingga
2015. Begitu pula dengan Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.
Sedangkan untuk Hibah dari Provinsi Kaltim masih diterima hingga tahun 2015,
namun
jumlahnya
semakin
menurun.
Penurunan
hibah
Provinsi
Kaltara
tidak
mempengaruhi keuangan daerah, karena penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah dan
Dana Perimbangan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Kaltara
telah memiliki kemandirian Pendapatan Daerah meski belum sepenuhnya stabil.
Grafik 5.2. Sumber Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara
Tahun Anggaran 2013-2015
Sumber: Hasil Olahan, 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
164
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
B. Belanja Daerah
Belanja Daerah merupakan semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Analisis belanja
daerah digunakan untuk melihat realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah pada periode tahun anggaran sebelumnya. Analisis ini kemudian dapat
digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran
pembiayaan dimasa yang akan datang.
Selama periode tahun 2013 hingga 2015, realisasi belanja daerah Provinsi Kaltara
memiliki kecenderungan meningkat, baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung.
Pada tahun 2014, realisasi belanja langsung meningkat tajam dari tahun sebelumnya,
yakni dari 6,3 milyar rupiah menjadi 141 milyar rupiah. Hal ini disebabkan adanya realisasi
belanja hibah dan kenaikan signifikan pada realisasi belanja pegawai (Tabel 5.2).
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
165
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
Tabel 5.2
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Provinsi Kaltara TA 2013-2015
No
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
B
1
2
3
Uraian
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Tidak Terduga
Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa
Belanja Bantuan Keuangan
kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemrintah Desa
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Total Belanja
2013
6.309.831.000,00
6.309.831.000,00
0,00
2014
141.231.908.498,00
46.206.963.498,00
94.624.945.000,00
400.000.000,00
2015
792.020.755.313,88
109.938.425.365,00
248.342.542.745,81
83.619.643.705,33
500.000.000,00
-
-
83.619.643.705,33
71.585.618.583,60
5.897.172.600,00
33.086.715.718,60
32.601.730.265,00
77.895.449.583,60
501.133.395.549,00
35.906.166.100,00
240.588.071.819,00
224.639.157.630,00
642.365.304.047,00
266.010.999.792,41
1.185.190.026.898,17
92.731.228.875,00
423.849.112.920,00
668.609.685.103,17
1.977.210.782.212,05
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
Realisasi belanja daerah kembali naik hingga tiga kali lipat di tahun 2015 hingga
mencapai 1,97 triliun rupiah. Hal ini disebabkan semakin banyaknya kebutuhan
penyelenggaran pemerintahan yang harus dipenuhi. Baik Belanja Langsung maupun Belanja
Tidak Langsung, memiliki kecenderungan meningkat, meski Belanja Langsung tetap lebih
besar dibandingkan Belanja Tidak Langsung. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor teknis
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan juga faktor kondisi perekonomian baik lokal,
nasional maupun global (Gambar 5.3).
Grafik 5.3. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kaltara
Tahun Anggaran 2013-2015
Sumber: Hasil Olahan, 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
166
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang besangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Seperti halnya kegunaan analisis Pendapatan
dan Belanja Daerah, analisis Pembiayaan Daerah juga digunakan untuk memperoleh
gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran
sebelumnya terhadap surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan
kebijakan pembiayaan di masa yang akan datang. Pembiayaan Daerah Provinsi Kaltara
baru dimulai tahun 2014. Sumber Pembiayaan Daerah hingga tahun 2015 hanya berasal
dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumya (Tabel 5.3).
Tabel 5.3
Pembiayaan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran 2013-2015
No
Uraian
1
Penerimaan Pembiayaan
1.1
Penggunaan SiLPA
Hasil Penjualan Kekayaan
1.2
Daerah yang Dipisahkan
2
Pengeluaran Pembiayaan
Penyertaan Modal (investasi)
2.1
Pemerintah Daerah
3
Pembiayaan Netto
2013
-
2014
313.461.401.449,21
331.461.401.449,21
2015
1.182.847.668.356,69
1.182.847.668.356,69
-
-
-
-
313.461.401.449,21
1.182.847.668.356,69
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
5.1.2. Neraca Daerah
Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan
Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas, dan rasio aktivitas
serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Rasio
likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan
Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio
aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan pelayanan
Pemerintah Daerah (Tabel 5.4).
Tabel 5.4
Neraca Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran 2013-2015
No
Uraian
1
ASET
1.1 Aset Lancar
Kas di Kas Daerah
Kas di Kas Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Badan Layanan Umum Daerah
Investasi Jangka Pendek
Piutang
Persediaan
2013
314.016.703.290,98
313.461.401.449,31
37.524.050,00
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
2014
1.187.219.649.247,69
1.182.847.668.356,69
1.615.909.254,00
2.429.505.241,00
2015
737.142.875.002,37
50.000.000.000,00
4.361.670.672,58
4.963.335.809,17
167
Pemerintah Provinsi Kaltara
No
1.2
1.3
1.4
1.5
2
2.1
2.2
Uraian
Biaya dibayar Dimuka
Investasi Jangka Panjang
Investasi Non Permanen
Investasi Permanen
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Jaringan, dan Instalasi
Aset tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
Kemitran dengan Pihak Ketiga
Aset Tidak Berwujud
Aset Lain-lain
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
Kewajiban jangka Pendek
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Utang Bunga
Utang Pajak
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Jangka Pendek Lainnya
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan
Utang Dalam Negeri-Obligasi
Utang Pemerintah Pusat
Utang Pemerintah Provinsi
Utang Pemerintah Kabupaten/Kota
Utang Luar Negeri-Sektor Perbankan
JUMLAH KEWAJIBAN
3
EKUITAS DANA
3.1
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SiLPA)
“Kaltara Sejahtera”
2013
517.777.791,67
0,00
33.712.047.670,00
30.599.659.140,00
1.721.061.530,00
1.391.327.000,00
0,00
0,00
344.616.362.430,98
0,00
0,00
0,00
2014
326.566.396,00
0,00
252.951.389.101,00
11.465.819.500,00
161.979.641.765,00
4.021.496.400,00
2.385.523.280,00
73.098.908.156,00
0,00
15.294.398.700,00
12.182.092.900,00
3.112.305.800,00
1.455.465.437.048,69
14.602.095,00
1.464.595,00
13.137.500,00
0,00
14.602.095,00
-
-
314.016.703.290,98
1.187.205.047.152,69
313.461.401.449,31
Cadangan Untuk Piutang
Cadangan Untuk Persediaan
Dana yang Harus Disediakan Untuk
Pembayaran Utang Jangka Pendek
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka
Panjang
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya
(Tidak termasuk Dana Cadangan)
Dana yang Harus Disediakan Untuk
Pembayaran Utang Jangka Panjang
3.3
300.000.000.000,00
555.021.582.998,30
82.473.448.200,00
92.025.540.309,98
3.726.397.807,99
122.829.696.439,00
55.870.669.816,00
251.629.284.066,00
-53.533.453.640,67
18.955.213.805,01
18.946.919.805,01
8.294.000,00
1.371.955.329.181,43
-
-
326.566.396,00
2.429.505.241,00
-
-
-
-
33.712.047.670,00
268.245.787.801,00
-
33.712.047.670,00
252.951.389.101,00
-
-
15.294.398.700,00
-
-
-
0,00
0,00
-
-
347.728.750.960,98
1.455.450.834.953,69
-
Ekuitas Dana Cadangan
Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan
JUMLAH EKUITAS DANA
2015
1.510.650.894,00
1.184.448.975.515,69
517.777.791,67
37.524.050,00
Pendapatan yang Ditangguhkan
3.2
2016
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
168
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
Berdasarkan Tabel 5.4 , dapat diketahui jabaran rasio keuangan Provinsi Kaltara
tahun 2013-2015 sebagai disajikan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5
Rasio Keuangan Daerah Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
Uraian
Rasio Lancar (Rp)
Rasio Quick (Rp)
Rasio total hutang terhadap total aset (%)
Rasio hutang terhadap modal (%)
Rata-rata Umur Piutang (hari)
Rata-rata Umur Persediaan (hari)
2013
0
0
*
-
2014
81.304,75
81.138,37
0,001
0,001
*
-
2015
-
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
Keterangan:
 Belum ada piutang
5.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Analisis terkait kebijakan pengelolaan keuangan menjadi penting untuk mengetahui
gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah
pada periode tahun anggaran sebelumnya. Hal ini diperkuat dengan adanya dasar bahwa
keuangan daerah digunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan penyelenggaran
pemerintah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Pendanaan penyelenggaraan
pemerintahan diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut
dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,
fasilitas sosial, fasilitas umum yang layak, serta pengembangan jaminan sosial.
Mengetahui kebijakan pengelolaan keuangan pada periode sebelumnya digunakan
untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan di masa yang
akan
datang
dalam
rangka
mengefektifkan
dan
mengefisiensikan
alokasi
dana
pembangunan daerah. Analisis kebijakan pengelolaan keuangan kemudian dilakukan
dengan analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur, analisis sumber
penutup defisit riil, analisis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, dan analisis Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran.
5.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Penggunaan anggaran keuangan daerah antara lain untuk pemenuhan kebutuhan
aparatur dan pembangunan. Analisis terkait proporsi penggunaan anggaran untuk
kebutuhan aparatur menjadi dasar untuk menentukan kebijakan efisiensi anggaran
aparatur selama periode yang direncanakan (Tabel 5.6).
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
169
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
Tabel 5.6
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
No
Uraian
2013
Belanja Tidak Langsung
6.309.831.000,00
1 Belanja Gaji dan Tunjangan
610.831.000,00
2 Belanja Tambahan Penghasilan**)
5.549.000.000,00
Belanja Penerimaan Anggota dan
3 Pimpinan DPRD serta Operasional
KDH/WKDH
150.000.000,00
Belanja pemungutan Pajak
4
Daerah**)
B
Belanja Langsung
40.321.242.998,00
1 Belanja Honorarium PNS**)
5.378.050.000,00
2 Belanja Uang Lembur**)
3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
Belanja Kursus, Pelatihan,
4 Sosialisasi dan Bimbingan Teknis
PNS**)
1.822.340.142,00
5 Belanja premi asuransi kesehatan
Belanja makanan dan minuman
6
pegawai***)
Belanja pakaian dinas dan
7
atributnya**)
614.907.700,00
Belanja Pakaian Khusus dan Hari8
hari Tertentu*)
17.479.000,00
9 Belanja perjalanan dinas**)
17.924.277.179,00
10 Belanja perjalanan pindah tugas
11 Belanja Pemulangan Pegawai
Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas,
12 Meubelair, peralatan dan
perlengkapan dll)
32.601.730.256,00
13 Belanja Honorarium Non PNS
519.122.600,00
Belanja Honorarium Pengelola Dana
BOS
Uang yang akan diberikan kepada
Pihak Ketiga
TOTAL
46.631.073.998,00
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kaltara, 2016
A
2014
46.206.963.498,00
14.406.719.294,00
31.650.244.204,00
2015
109.938.425.365,00
48.689.826.624,00
52.427.103.132,00
150.000.000,00
3.090.966.100,00
358.790.220.499,00
28.232.072.500,00
-
5.730.529.509,00
893.218.944.783,17
67.972.772.250,00
82.400.000,00
4.710.582.576,00
-
10.782.096.126,00
-
334.015.100,00
394.490.300,00
805.908.900,00
3.330.802.210,00
985.504.336,00
92.214.794.757,00
-
2.439.730.400,00
114.931.567.769,00
-
224.639.157.630,00
7.336.255.000,00
668.609.685.103,17
20.820.010.625,00
337.838.600,00
404.997.183.997,00
202.500.000,00
3.735.290.000,00
1.003.157.370.148,17
Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur, dari tahun ke tahun cenderung
mengalami peningkatan, baik Belanja Tidak Langsung maupun Belanja Langsung.
Peningkatan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain bertambahnya
jumlah aparatur dan jenis kebutuhan yang lebih kompleks.
Tabel 5.7
Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
No
Uraian
1 Tahun anggaran 2013
2 Tahun anggaran 2014
3 Tahun anggaran 2015
Total belanja untuk
Total pengeluaran
pemenuhan kebutuhan
(Belanja + Pembiayaan
aparatur
Pengeluaran)
46.631.073.998,00
77.895.449.583,00
404.997.183.997,00
642.365.304.047,00
1.003.157.370.148,17
1.977.210.782.212,05
Prosentase
59,86
63,05
50,74
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
Persentase belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dibandingkan dengan
total pengeluaran daerah relatif menurun dari waktu ke waktu. Pada tahun 2013,
persentase belanja kebutuhan aparatur adalah sebesar 59,86%. Angka ini naik menjadi
63,05% di tahun 2014 hingga kembali menurun mencapai 50,74% pada tahun 2015. Dari
persentase belanja pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total pengeluaran, dapat
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
170
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
disimpulkan bahwa belanja untuk pembangunan lebih besar proporsinya terhadap APBD
dibandingkan dengan belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (Tabel 5.7).
5.2.2. Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh
kebijakan pembiayaan daerah tahun anggaran sebelumnya terhadap surplus/defisit
belanja daerah. Hal ini dimaksudkan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan
pembiayaan di tahun yang akan datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan
pembangunan daerah. Analisis pembiayaan daerah dilakukan dengan terlebih dahulu
mencari besarnya defisit riil anggaran, sekaligus mencari penutup defisit riil anggaran
tersebut. Selanjutnya dilakukan analisis realisasi Sisa Lebih Perhitungan dan Pembiayaan
Daerah untuk mengukur kinerja APBD.
A. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil
Tabel 5.8 menginformasikan analisis sumber penutup defisit riil dilakukan untuk
memberi gambaran masa lalu tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil
anggaran Pemerintah Daerah. Langkah yang dilakukan adalah dengan mencari nilai defisit
riil anggaran terlebih dahulu dan melihat apakah ada penerimaan pembiayaan yang
digunakan untuk menutup defisit riil sehingga diperoleh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran.
Tabel 5.8
Penutup Defisit Riil Anggaran Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
NO
Uraian
1. Realisasi Pendapatan Daerah
Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah
3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
2013
2014
2015
391.356.851.032, 91
1.513.352.878.113, 48
1.444.525.012.092, 50
77.895.449.583, 60
-
642.365.304.047, 00
-
1.893597.163.506, 72
-
313.461.401.449
Defisit riil
Ditutup oleh realisasi Penerimaan
Pembiayaan:
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
4.
(SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya
5. Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
6.
di Pisahkan
7. Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian
8.
Pinjaman Daerah
9. Penerimaan Piutang Daerah
Total Realisasi Penerimaan
B
Pembiayaan Daerah
Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun
A-B
313.461.401.449,21
berkenaan
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kaltara, 2016
870.987.574.066
(449.072.151.414)
313.461.401.449,21
-
1.184.448.975.515,69
-
-
-
-
-
313.461.401.449,21
1.184.448.975.515,69
1.184.448.975.515,69
735.376.824.101,47
A
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
171
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
Komposisi penerimaan pembiayaan untuk menutup defisit riil anggaran adalah
seperti pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Uraian
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA) Tahun
Anggaran sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah Yang di Pisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Sisa lebih pembiayaan
anggaran tahun berkenaan
2013
2014
2015
-
313.461.401.449,21
1.184.448.975.515,69
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
313.461.401.449,21
1.184.448.975.515,69
735.376.824.101,47
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
B. Analisis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Tabel 5.10 menjelaskan analisis sisa lebih perhitungan anggaran dilakukan untuk
memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih perhitungan anggaran. Dengan
mengetahui SiLPA periode sebelumnya, dapat diketahui kinerja APDB yang lebih rasional
dan terukur pada tahun tersebut. Melalui analisis ini, juga dapat diketahui dari mana
sumber perolehan SiLPA, dan seberapa besar kontribusi yang diberikan.
Tabel 5.10
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
2013
No.
Uraian
Rp
1. Jumlah SiLPA
313.461.401.449
Pelampauan
1.356.851.032
2.
penerimaan PAD
Pelampauan
3. penerimaan dana
perimbangan
Pelampauan
35.000.000.000
penerimaan lain-lain
4.
pendapatan daerah
yang sah
Sisa penghematan
5. belanja atau akibat
lainnya
Kewajiban kepada
pihak ketiga sampai
6.
dengan akhir tahun
belum terselesaikan
7. Kegiatan lanjutan
-
2014
% dari
SiLPA
2015
% dari
SiLPA
Rp
0,43
1.184.448.975.515
11.833.885.267
-
-
11,16 250.008.160.000
Rata-rata
% dari Petumbuhan
SiLPA
Rp
735.376.824.101
0,99 61.983.136.016
8,42
-
-
-
-
21,11 48.904.098.000
6,65
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
172
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
C. Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
Untuk memperoleh gambaran secara riil sisa` lebih pembiayaan anggaran,
dilakukan analisis terkait Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran. Analisis ini merupakan
penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Tabel 5.11
Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
No.
Uraian
2013
1. Saldo kas neraca daerah
313.461.401.449,21
Dikurangi:
Kewajiban kepada pihak ketiga
2. sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan
3. Kegiatan lanjutan
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 313.461.401.449,21
2014
1.184.448.975.515,69
2015
735.376.824.101,47
-
-
-
-
-
-
1.184.448.975.515,69
735.376.824.101,47
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kaltara, 2016
D. Analisis Proyeksi Pembiayaan Daerah
Tabel 5.12 menjelaskan analisis proyeksi pembiayaan daerah dilakukan untuk
memperoleh gambaran sisa lebih riil perhitungan anggaran. Hasil analisis dapat digunakan
untuk menghitung kapasitas penerimaan pembiayaan daerah dengan proyeksi hingga lima
tahun ke depan. Analisis proyeksi pembiayaan daerah dilakukan berdasarkan data dan
informasi yang dapat mempengaruhi besarnya sisa lebih riil perhitungan anggaran di masa
yang akan datang, antara lain:
1)
Angka rata-rata pertumbuhan saldo kas neraca daerah dan rata-rata pertumbuhan
kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan serta
kegiatan lanjutan
2)
Asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/Laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, dll)
3)
Kebijakan penyelesaian kewajiban daerah, dan
4)
Kebijakan efisiensi belanja daerah dan peningkatan pendapatan
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
173
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
Tabel 5.12
Proyeksi Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Provinsi Kaltara Tahun 2016-2021
No
1.
1.
2.
Proyeksi
Uraian
2016*
Saldo kas
neraca
daerah
Dikurangi:
Kewajiban
kepada pihak
ketiga sampai
dengan akhir
tahun belum
terselesaikan
Kegiatan
lanjutan
Sisa Lebih
(Riil)
Pembiayaan
Anggaran
2017**
2018**
2019**
2020**
2021**
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
735.376.824.101
735.234.472.847
700.000.000.000
700.000.000.000
700.000.000.000
700.000.000.000
Sumber:
* Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kaltara, 2016
** BAPPEDA Provinsi Kaltara, 2016
5.3. Kerangka Pendanaan
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan
daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah
daerah selama lima tahun ke depan. Kapasitas riil keuangan daerah merupakan total
penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan
pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Kapasitas riil
keuangan daerah membutuhkan proyeksi penerimaan dan belanja serta pengeluaran
pembiayaan daerah, yang masing-masing telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut
kapasitas riil keuangan daerah untuk mendanai pembangunan daerah di Provinsi Kaltara.
5.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Selain analisis belanja kebutuhan aparatur, perlu dilihat juga analisis dari belanja
periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk menghitung
kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari
atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran.
Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran wajib dibayar serta
tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh Pemerintah Daerah
seperti gaji, tunjangan pegawai, sewa kantor atau belanja sejenis lainnya. Sedangkan
belanja periodik rirotas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh
Pemerintah Daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
174
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
Daerah yaitu pelayanan yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan, contohnya
honorarium guru, tenaga medis, atau belanja sejenis lainnya.
Tabel 5.13
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
No
A
1
2
3
4
5
B
Uraian
Belanja Tidak Langsung
Belanja Gaji dan Tunjangan
Belanja Penerimaan Anggota
dan Pimpinan DPRD serta
Operasional KDH/WKDH
Belanja Bunga
Belanja bagi hasil
Tambahan Penghasilan PNS
5
Belanja Langsung
Belanja honorarium PNS khusus
untuk guru dan tenaga medis.
Belanja Beasiswa Pendidikan
PNS
Belanja Jasa Kantor ( khusus
tagihan bulanan kantor seperti
listrik, air, telepon dan
sejenisnya )
Belanja sewa gedung
kantor( yang telah ada kontrak
jangka panjangnya)
Belanja sewa perlengkapan
dan peralatan kantor (yang
telah ada kontrak jangka
panjangnya)
1
2
Pembiayaan Pengeluaran
Pembentukan Dana Cadangan
Pembayaran pokok utang
1
2
3
4
C
2013
2014
Rata-rata
Pertumbuhan
2015
6.309.831.000,00
610.831.000,00
46.206.963.498,00
14.406.719.294,00
107.945.172.364,00
52.427.103.132,00
-
150.000.000,00
5.549.000.000,00
150.000.000,00
31.650.244.204,00
3.090.966.100,00
83.619.643.705,00
52.427.103.132,00
-
584.666.500,00
63.478.446.850,00
86.502.504.532,00
-
-
-
-
-
-
-
82.400.000,00
-
-
55.924.430.905,00
75.283.535.149,00
-
584.666.500,00
6.076.458.945,00
7.906.478.183,00
-
-
1.477.557.000,00
3.312.491.200,00
-
-
-
-
-
6.894.497.500,00
109.685.410.348,00
103.149.720.601,00
-
TOTAL (A+B+C)
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kaltara, 2016
5.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu
A.
Proyeksi Pendapatan
Tabel 5.14 s/d 5.16 merupakan proyeksi pendapatan daerah dari tahun 2016 hingga
tahun 2021. Pendapatan daerah terbesar berasal dari dana perimbangan yang bersumber
dari dana alokasi umum. Dana alokasi umum merupakan dana yang berasal dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersumber dari pendapatan APBN, yang
alokasinya ditujukan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Sedangkan
pendapatan asli daerah terbesar bersumber dari pajak daerah.
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
175
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
B. Proyeksi Belanja
Proyeksi belanja daerah Provinsi Kaltara dari tahun 2016 sampai ke tahun 2021 terus
meningkat sebagaimana disajikan pada Tabel 5.15.
Begitu juga proyeksi pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Provinsi
Kaltara dari tahun 2016 sampai ke tahun 2021 i terus meningkat sebagaimana disajikan
pada Tabel 5.16.
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
176
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
5.3.3. Perhitungan Kerangka Pendanaan
Berdasarkan Tabel 5.17 tersebut, diperoleh proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan
Keuangan Daerah yang kemudian akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan anggaran
Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung yang belum dialokasikan, dengan proyeksi
seperti digambarkan pada Tabel 5.18 berikut.
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
177
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
Dari total dana, kemudian dialokasikan ke berbagai program/kegiatan sesuai urutan
prioritas. Prioritas program/kegiatan dipisahkan menjadi prioritas I, prioritas II, dan
prioritas III sebagaimana disajikan pada Tabel 5.19. Prioritas I akan mendapatkan prioritas
pertama sebelum prioritas II. Prioritas III akan mendapatkan kesempatan setelah prioritas I
dan II terpenuhi kebutuhan dananya.
Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program
unggulan Kepala Daerah. Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan
kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan
nilai manfaat yang tinggi, serta memberikan dampak luas pada masyarakat. Di samping itu,
prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan
penjabaran
dari
analisis
per
urusan.
Suatu
prioritas
II
berhubungan
dengan
program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing
segementasi masyarakat yang dilayani. Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan
untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung. Pengalokasian dana pada prioritas III harus
memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu
untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.
tinggi, serta memberikan dampak luas pada masyarakat. Di samping itu, prioritas I
juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan
penjabaran
dari
analisis
per
urusan.
Suatu
prioritas
II
berhubungan
dengan
program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
178
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
segementasi masyarakat yang dilayani. Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan
untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung. Pengalokasian dana pada prioritas III harus
memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu
untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar
Berikut merupakan persentasi poporsi belanja prioritas I, II, dan III terhadap total
belanja keseluruhan:
Tabel 5.20
Persentase Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah Provinsi Kaltara
Tahun 2016-2021
No
1
2
3
Uraian
Prioritas I (Belanja Wajib
Mengikat)
Prioritas II (Belanja Langsung
dikurangi dengan belanja air,
listrik, telepon, internet)
Prioritas III
2016
12,38%
2017
16%
2018
16,33%
2019
16,04%
2020
16,33%
2021
16,58%
57,92%
65,36%
65,17%
66,28%
66,15%
66,10%
29,70%
18,65%
18,50%
17,68%
17,52%
17,32%
Sumber: Hasil olahan, 2016
Berdasarkan Tabel 5.20 di atas, dapat diketahui bahwa belanja prioritas I
ditargetkan naik hinga 116,58% pada tahun 2021. Hal ini diharapkan dapat mendukung
jalannya pemerintah dan pelayanan pemerintah terhadap masyarakat. Tidak berbeda
dengan prioritas I, belanja prioritas II juga ditargetkan naik dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2016, proprosi belanja prioritas II mencapai 57,92% dan diperkirakan naik hingga
66,10% di tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa Povinsi Kaltara bertekad untuk
mengoptimalkan penyerapan anggaran. Sedangkan belanja prioritas III ditargetkan
menurun dari 29,70% pada tahun 2016 menjadi 17,32% pada tahun 2021.
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
179
Pemerintah Provinsi Kaltara
“Kaltara Sejahtera”
2016
5.3.4. Pinjaman Daerah
Apabila
kemampuan
daerah
belum
mampu
membiayai
belanja
program
pembangunan daerah, maka daerah diperbolehkan untuk melakukan pinjaman daerah
melalui lembaga keuangan bank maupun non bank, serta melalui sumber-sumber
pembiayaan lainnya. Langkah-langkah tersebut harus ditopang dengan kebijakan keuangan
daerah yang efektif. Keterbatasan pembiayaan pembangunan oleh anggaran daerah
menimbulkan kebutuhan investasi dari pihak swasta yang harus ditunjang oleh fasilitasfasilitas yang menarik. Kehadiran investasi pihak swasta baik melalui PMDN maupun PMA
tentunya juga harus menunjukkan keberpihakan terhadap sumberdaya lokal di Provinsi
Kaltara.
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021
180
Download