BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pasti memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana yang besar juga dalam menjalankan kelangsungan operasional perusahaannya untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi sehingga dapat tetap unggul dan dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Tetapi perusahaan seringkali mengalami masalah dalam keterbatasan dana, sehingga keterbatasan ini menjadi salah satu faktor yang menghambat laju perusahaan untuk tumbuh menjadi perusahaan yang dapat kompetitif dalam persaingan bisnis. Salah satu cara mengatasi keterbatasan dana perusahaan yaitu perusahaan harus mencari sumber-sumber pendanaan baru yang dapat menyediakan dana dalam jumlah besar untuk membiayai kelangsungan operasional perusahaan dan dapat menciptakan produk yang kompetitif. Menurut Brigham dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal yang dapat berasal dari utang maupun ekuitas. Sumber dana perusahaan dapat dibedakan menjadi sumber internal dan sumber eksternal. Dana yang diperoleh dari sumber internal adalah dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri oleh perusahaan, yaitu laba ditahan dan depresiasi. Sedangkan dana yang diperoleh dari pihak eksternal adalah dana yang berasal dari kreditur, pemilik, dan peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Modal yang berasal dari kreditur adalah merupakan utang bagi 1 2 perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari para kreditur disebut modal asing (Riyanto, 2001:209). Manajer perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan struktur modal. Struktur modal yang optimal yaitu suatu kondisi dimana perusahaan dapat menggunakan suatu kombinasi yang ideal antara hutang dan modal yang dimiliki perusahaan. Apabila pengambilan keputusan pendanaan yang dilakukan oleh manajer tidak teliti dan tidak cermat dapat menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, sehingga dapat berakibat pada redahnya tingkat profitabilitas yang dimiliki perusahaan (Prabansari dan Kusuma, 2005). Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pemilik perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham dan Houston, 2011: 19). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan dividen. 3 Pengertian struktur modal itu sendiri adalah bauran dari hutang, saham preferen, dan saham biasa (Brigham dan Houston, 2011). Sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Menurut Riyanto (2001), struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan struktur modal ini menarik untuk diteliti karena setiap perusahaan menghasilkan struktur modal yang bervariasi. Tantangannya adalah bagaimana peran manajer keuangan dalam mengoptimalkan struktur modal untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan. Struktur modal dapat diukur melalui rasio debt to equity ratio (DER) yaitu rasio perbandingan antara total hutang terhadap ekuitas. Dalam perhitungannya DER dihitung dengan cara hutang dibagi dengan modal sendiri, artinya jika hutang perusahaan lebih tinggi daripada modal sendirinya besarnya rasio DER berada diatas satu, sehingga dana yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan lebih banyak dari unsur hutang daripada modal sendiri (equity). Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan menjadi hal yang penting sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan komposisi struktur modal. Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah kebijakan dividen, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan struktur aset. 4 Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang. Menurut Wimelda dan Marlinah (2013) dividen menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jika perusahaan dapat membagikan laba secara rutin melalui dividen kepada pemegang saham maka hal ini dapat menarik investor lain untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut karena kinerja perusahaan yang baik. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh para peneliti masih terdapat inkonsistensi hasil penelitian. Kebijakan dividen menurut penelitian Chen (2010) berpengaruh positif terhadap struktur modal, namun berbeda dengan hasil penelitian Rahman dan Triana (2013) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Profitabilitas juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui kegiatan bisnisnya. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi atas investasinya cenderung menggunakan pembiayaan hutang yang sedikit. Tingkat profitabilitas yang tinggi memungkinkan perusahaan dapat membiayai operasi perusahaannya menggunakan dana internal. Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Mulyo (2013) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal, namun menurut penelitian Puspitasari et al. (2016) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal. 5 Selain itu, ukuran perusahaan juga mempengaruhi struktur permodalan dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan maka cenderung akan membutuhkan dana yang lebih besar kegiatan operasi perusahaan, sehingga perusahaan besar dengan mudah memperoleh pinjaman atau hutang dari para kreditur dibanding dengan perusahaan kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Bhawa dan Dewi (2015), menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, namun hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indrajaya et al. (2011) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Struktur permodalan juga dipengaruhi oleh struktur aset. Struktur aset adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang (Kesuma, 2009). Perusahaan yang asetnya mencukupi untuk digunakan sebagai jaminan kewajibannya cenderung akan menggunakan hutang. Hal ini disebabkan, perusahaan berskala besar akan lebih mudah mendapatkan sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurrohim (2008) menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil penelitian yang berbeda dikemukakan oleh Puspitasari et al. (2016), yang menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh positif terhadap struktur modal. Dalam penelitian ini obyek yang digunakan adalah perusahaan manufaktur. Alasan dipilihnya perusahaan manufaktur adalah karena pada perusahaan manufaktur sangat besar potensinya dalam mengembangkan produknya secara 6 lebih cepat yaitu dengan melakukan berbagai inovasi-invosasi dan cenderung mempunyai ekspansi pasar yang lebih luas dibandingkan perusahaan non manufaktur atau perusahaan jasa. Dari penjabaran diatas dan dari penelitian terdahulu masih terdapat perbedaan hasil (reseacrh gap) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan. Berdasarkan fenomena research gap yang diuraikan diatas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Struktur Aset terhadap Struktur Modal”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 7 1. Untuk menguji pengaruh kebijakan dividen terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk menguji pengaruh struktur aset terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kontribusi Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dalam mengoptimalkan kinerja perusahaan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal, sehingga mampu memberikan informasi kepada para pihak yang berkepentingan dalam mempertimbangkan keputusan mengenai masalah yang menyangkut tentang struktur modal perusahaan. 2. Kontribusi Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan, informasi dan bahan kajian mengenai struktur modal serta juga dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik. 8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini dapat memberi pemahaman yang sesuai dengan yang diharap dan permasalahan yang akan dibahas dapat dipecahkan dengan lebih terarah pada tujuan, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah mengenai pengaruh kebijakan dividen, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan struktur aset terhadap struktur modal. Perusahaan yang digunakan penulis sebagai ruang lingkup atau pembahasan masalah adalah menggunakan data laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012 sampai dengan 2015.