BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
2.1.1
Definisi Komunikasi
Komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata
Latin communicatus, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Komunikasi dalam kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu
belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain perkataan,
mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh
bahasa itu.1
Wilbur Schrarmm menyatakan2komunikasi sebagai suatu proses berbagi
(sharing process), Scramm menguraikannya demikian: “Komunikasi berasal dari
bahasa Latin communicatus yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila
kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu
kebersamaan (commonness) dengan seseorang, yaitu kita berusaha berbagi
informasi, ide atau sikap.“
Dari uraian Schramm tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebuah
komunikasi
yang efektif adalah komunikasi
yang berhasil
melahirkan
kebersamaan (Commonnes), kesepahaman anatara sumber (Source) dengan
penerima (audience –receiver). Sebuah komunikasi akan efektif apabila audience
menerima pesan, pengertian, dan lain lain sama seperti yang dikehendaki oleh
penyampai. 3
1
Effendy, Onong U. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007 hal 9
Suprapto Tommy. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: CAPS. 2011 hal 4
3
Ibid. 5
2
13
14
Pada dasarnya komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dimana
memunculkan makna bersama sehingga apa yang dikehendaki komunikator dapat
tersampaikan
kepada
komunikan
dengan
kesamaan
makna.
Pentingnya
komunikasi memiliki kaitan yang cukup erat dengan keberhasilan kepemimpinan,
sesuai dengan topik penelitian
2.1.2
Fungsi Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi memiliki berbagai fungsi yang dapat diterapkan
dalam gaya kepemimpinan, seperti Komunikasi Social, Ekspresif, Ritual dan
Instrumental sehingga adakalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih
diantaranya dalam menerapkan fungsi tersebut.
Para pakar komunikasi mengemukakan fungsi komunikasi diantaranya:4
A.
Fungsi Pertama: Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social mengisyaratkan bahwa
komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri,
kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, serta terhindar dari
tekanan dan ketegangan.
B.
Fungsi Kedua: Komunikasi Ekspresif
Erat kaitanya dengan komunikasi social adalah komunikasi ekspresif yang
dapat dilakukan sendirian atau kelompok. Komunikasi ekspresif tidak
otomatif bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan
4
Daryanto. Ilmu Komunikasi 1. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. 2011 hal 129 - 132
15
sejauh komunikasi tersebut instrument untuk menyampaikan perasaanperasaan
(emosi)
kita.
Perasaan
perasaan
tersebut
terutama
dikomunikasikan melalui pesan pesan nonverbal maupun verbal.
C.
Fungsi Ketiga: Komunikasi Ritual
Erat kaitanya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi yang
biasanya dilakukan secara kolektif. Orang mengucapkan kata kata atau
menampilkan perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik.
D.
Fungsi Keempat: Komunikasi Instrumental
Komunikasi Instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan,
dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan dan juga menghibur.
Apabila diringkas ke semua fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa
fungsi komunikasi erat kaitanya dengan apa yang harus diupayakan seorang
pemimpin, dari fungsi social bagaimana komunikasi social bagi diri, fungsi
ekspresif mengkomunikasikan perasaan perasaan baik formal maupun non verbal,
fungsi ritual komunikasi yang bersifat simbolik dan fungsi instrumental erat
kaitannya dengan komunikasi pimpinan.
2.1.3 Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai pengiriman informasi atau
pengiriman pesan dari pengirim pesan (komunikator) dan kepada penerima pesan
( komunikan).
16
Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya saling
pengertian (mutual understanding) anatara kedua belah pihak. Sebelum pesan
pesan tersebut (decode) yang kemudian ditangkap oleh komunikan dan diberikan
makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode).5
Pada proses komunikasi dimana kepemimpinan memiliki kompetensi
memperlancar proses komunikasi sehingga dalam penerapanya pemimpin dapat
menjadi komunikator sehingga dapat mencapai tujuan.
2.2
Komunikasi Organisasi
2.2.1
Definsi Komunikasi Organisasi
Organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harfiah
berarti paduan dari bagian bagian yang satu sama lainya saling bergantung.
Everet
M.
Rogers
dalam
bukunya
Communication
in
organization,
mendefinisikan organisasi sebagai suatu system yang mapan dari mereka yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan
pembagian tugas. Hubungan antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak
pada peninjuannya yang terfokus kepada manusia manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Dimana pengertiannya komunikasi organisasi
adalah pengirimian dan penerimaan berbagai pesan origanisasi didalam kelompok
formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005) 6
5
Ruslan Rosady. Manajamen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2012 hal 81
6
Khomsahrial Romli. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: PT. Grasindo. 2011 hal 1- 2
17
Organisasi merupakan sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama,
dan komunikasi organisasi merupakan suatu pengertian proses komunikasi yang
terjadi didalam organisasi baik formal maupun informal. Fakultas Ilmu
Komunikasi merupakan suatu organisasi yang memiliki tujuan dalam misi dan
visi yang akan di capai bersama baik pemimpin Dekan Fakultas dan anggotanya.
2.2.2
Fungsi Komunikasi Organisasi
Menurut Conrad mengidentifikasi tiga komunikasi organisasi sebagai
berikut: fungsi perintah, fungsi relasional, fungsi manajemen ambigu.7
1.
Fungsi perintah berkenaan dengan anggota anggota organisasi mempunyai
hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak
atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perinath adalah koordinasi dianatar
sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
2.
Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolahkan anggota
anggota menciptakan dan mempertahanakan bisnis produktif hubungan
personal dengan anggota organisasi lain.
3.
Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi
organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu (misalnya :
motivasi berganda). Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan
mengurangi ketidakjelasan (ambigu) yang melekat dalam organisasi.
Anggota berbicara satu dengan lainya untuk membangun lingkungan dan
memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.
7
Ibid. 2 - 3
18
Dalam penerapanya pemimpin biasanya menerapkan fungsi Komunikasi
Organisasi, sehingga dapat dijadikan tolak ukur bagaimana fungsi kepemimpinan
berkomunikasi kepada anggotanya, menurut Conrad ada 3 fungsi Komunikasi
Organisasi, yaitu Fungsi Perintah yang tujuanya adalah koordinasi, Fungsi
Relasional yang tujuanya berhubungan, dan Fungsi Manajemen Ambigu yang
tujuanya menjelaskan untuk kesamaan makna
2.3
Hubungan Masyarakat
2.3.1
Definisi Hubungan Masyarakat
Menurut (British) Institute of Public Relations (IPR) (Jefkins, 2004: 9),
Public Relations (PR) adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana
dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik
(goodwill) dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan segenap
khalayaknya. Sedangkan menurut Frank Jefkins (Jefkins, 2004: 10), Public
Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam
maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.8
Public Relations merupakan suatu profesi untuk menjembatani pola
komunikasi baik dalam eksternal maupun internal organisasi. Public Relations
juga merupakan fungsi management dalam membangun hubungan baik anatara
organisasi dengan stakeholdernya. Public Relations juga berfungsi dalam menjaga
reputasi, citra, dan nama baik perusahaan. Public Relations merupakan fungsi
8
Frank Jefkins. 2004. Public Relations. Jakarta: Erlangga, 2004 hal 9-10
19
mananjemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi,
pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama anatara organisasi dan
publiknya 9
Pemimpin
menjalankan
fungsi
sebagai
Public
Relations
dalam
membangun hubungan baik dengan para anggotanya dan stakeholder sekaligus
mengkomunikasikan suatu informasi yang berkaitan dengan jalannya organisasi
tersebut. Dalam hal ini pemimpin harus mengarahkan organisasi untuk menjadi
iklim organisasi yang koondusif dengan gaya kepemimpinan yang tepat.
2.3.2
Fungsi Hubungan Masyarakat
Public Relations sebagai fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan
publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.10
Cutlip dan Center mengatakan bahwa fungsi Public Relations meliputi hal hal
sebagai berikut :11
1.
Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
2.
Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari perusahaan kepada public dan menyalurkan opini public pada
perusahaan.
3.
Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk
kepentingan umum.
9
Cutlip, Scoot M, Center, Allen H dan S Broom, Glen M. op.cit. hal 5
Cutlip, Scoot M, Center, Allen H dan S Broom, Glen M. op.cit. hal 6
11
Frida Kusumastuti. Dasar – dasar Humas. New York: PT Ghalia Indonesia & UMM Press. 2002
hal 23 – 24
10
20
4.
Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik
internal maupun eksternal.
Dalam kesehariannya kepemimpinan menjalankan fungsi Public Relations
dalam
fungsi manajamen dalam membina hubungan antar khayalaknya,
diantaranya membangun hubungan yang baik dengan cara membangun
komunikasi timbal balik yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan
publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.
2.3.3
Peran Hubungan Masyrakat
Ada 4 peran utama Public Relations yang mendeskripsikan sebagian besar praktik
mereka yaitu: 12,
1.
Technician communication
Kebanyakan praktisi masuk ke bidang ini sebagai teknisi komunikasi.
Deskripsi kerja dalam lowongan pekerjaan biasanya menyebutkan keahlian
komunikasi dan jurnalistik, sebagai syarat. Praktisi yang melakukanm peran ini
biasanya tidak hadir disaat manajemen mendefinisikan problem dan memilih
solusi.
Mereka
baru
bergabung
untuk
melakukan
komunikasi
dan
mengimplementasikan program, terkadang tanpa mengetahui secara menyeluruh
motivasi atau tujuan yang diharapkan. Meskipun mereka tidak hadir saat diskusi
tentang kebijakan baru atau keputusan manajemen baru, merekalah yang diberi
tugas untuk menjelaskannya kepada karyawan dan pers. Akan tetapi dalam peran
12
Scott M. Cutlip,Allen H. Center, Glen M.Broom. op.cit. hal 6
21
terbatas ini, para praktisi biasanya tidak berpartisipasi secara signifikan dakam
pembuatan keputusan manajemen dan perencanaan strategis.
2.
Expert Prescriber communication
Ketika para praktisi mengambil peran sebagai pakar/ahli, orang lain akan
menganggap mereka sebagai otoritas dalam persoalan PR dan solusinya.
Manajemen puncak menyerahkan PR di tangan para ahli dan manajemen biasanya
mengambil peran pasif saja. Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi pakar
bertugas mendefinisikan probelm, mengembangkan program, dan bertanggung
jawab penuh atas implemetasinya
3.
Communication facilitator
Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai pendengar
yang peka dan broker (perantara) komunikasi. Fasilitator komunikasi bertindak
sebagai perantara (liason), interpreter, dan mediator antara organisasi dan
publiknya. Mereka menjaga komunikasi dua arah dan memfasilitasi percakapan
dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan menjaga agar saluran
komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah memberi informasi yang dibutuhkan
oleh baik itu manajemen maupun publik untuk membuat keputuasan demi
kepentingan bersama.
Praktisi yang berperan sebagai fasilitator komunikasi ini bertindak sebagai
sumber informasi dan agen kontak resmi antara organisasi dan publik. Mereka
menengahi interaksi, menyusun agenda mendiagnosis dan memperbaiki kondisikondisi yang menganggu hubungan komunikasi di antara kedua belah pihak.
Fasilitator komunikasi menempati peran di tengah-tengah dan berfungsi sebagai
22
penghubung antara organisasi dan publik. Mereka beroperasi dibawah asumsi
bahwa komunikasi dua arah akan meningkatkan kualitas keputusan yang diambil
oleh organisaasi dan public dalam hal kebijakan, prosedur, dan tindakan dalam
kepentingan bersama.
4.
Problem Solving
Ketika praktisi melakukan peran ini, mereka berkolaborasi dengan manajer
lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dari
tim perencanaan strategies.
Kolaborasi dan musyawarah dimulai dengan persoalan pertama dan kemudian
sampai ke evaluasi program final. Praktisi pemecah masalah membantu manajer
lain untuk dan organisasi untuk mengaplikasikan PR dalam proses manajemen
bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan problem organisasional lainnya.
Dalam kepemimpinan memiliki kompetensi peranan Public Relations menjadi
peran Expert Prescriber communication artinya pemimpin dalam menjalankan
tugasnya mampu untuk menjadi pemecah masalah, fasilitator komunikasi atau
pendengar yang baik, sampai pada kegiatan teknik komunikasi dengan
professional.
2.4
Kepemimipinan
2.4.1
Pengertian Kepemimpinan
Seorang pemimpin haruslah memiliki jiwa kepemimpinan yang memegang
peranan yang penting karena pemimpin itulah yang menggerakan dan
23
mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Bawahan bisa saja
tidak mengikuti apa yang diperintahkan pimpinan akan tetapi balik lagi
bagaimana gaya kepemimpinan yang terapkan, haruslah efektif.
Menurut Abdullah dapat dikatakan bahwa suskes tidaknya usaha
organisasi, ditentukan oleh kualitas kepemimpinan.13
Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang artinya bimbing atau
tuntun. Dari kata “pimpin” lahirlah kata kerja “memimpin”yang artinya
membimbing atau menuntun dan kata benda “pemimpin” yaitu orang yang
berfungsi memimpin, atau orang yang membimbing, atau menuntun.14
Kepemimpinan
adalah
suatu
proses
kegiatan
seseorang
untuk
menggerakan orang lain dengan memimpin, membimbing, mempengaruhi orang
lain, untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan.15
Pemimpin merupakan seseorang yang menerapkan prinsip dan tekhnik
motivasi, disiplin dan produktivitas jika bekerjasama dengan orang, tugas dan
situasi agar dapat mencapai sasaran dan organisasi atau perusahaan. 16
Kepemimpinan pada dasarnya merupakan sebuah manajemen seseorang
untuk menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan. Dan pemimpin adalah
orang yang menjalankan sikap kepemimpinan dalam mencapai tujuan dalam
rangka menggerakan orang lain ketujuan tertentu.
13
Khomsahrial Romli. Op.cit. hal 97
Abdullah Masmuh. Komunikasi Organisasi : Dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang. 2008 hal 245
15
Khomsahrial Romli. Loc.cit. hal 92
16
Husein Umar. Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia. 2009 hal 31
14
24
2.4.2 Fungsi Kepemimpinan
Secara umum pemimpin merupakan puncak otoritas tugas yang memiliki
wewenang yang sangat besar pada organisasi akan tetapi fungsi kepemimpinan
tidak boleh dipakai seenaknya melainkan harus upaya aktif dalam mencapai
tujuan.
Fungsi pemimpin dalam organisasi menurut Terry (1960) dapat
dikelompokan menjadi empat, yaitu: 17
(1)
Perencanaan,
(2)
Pengorganisasian,
(3)
Penggerakaan,
(4)
Pengendalian.
Studi dari Ohio State University, mengemukakan18 “dua orientasi utama
pemimpin didalam menerapkan kepemimpinan, yaitu orientasi pada hubungan
kemanusiaan dan orientasi pada struktur tugas.”
Fungsi
kepemimpinan
pada
dasarnya
adalah
perencanan,
pengorganisasian, penggerak, dan pengendalian orang lain dalam upaya mencapai
tujuan organisasi. Sehingga dalam menjalankannya harus diperhatiakan mau
dibawa kemanakah organisasi tersebut. Orientasi kepemimpinan pada dasarnya
yaitu orientasi pada hubungan dengan anggota maupun stakeholdernya dan
orientasi pada struktus tugas yang melihat hasil dan proses.
17
18
Khomsahrial Romli. Loc.cit. 97
Ibid. 97
25
2.4.3
Gaya Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan abad ke - 21, yaitu Kepemimpinan Situasional, yaitu
gayakepemimpinan yang mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi dan
keadaan sebagai faktor penentu utama yang membuat seorang pemimpin berhasil
melakukan tugas tugas organisasi secara efektif dan efisien. Kepemimpinan
situasional menekankan bahwa keefektifan kepemimpinan seseorang bergantung
pada pemilihan gaya epemimpinan yang tepat dalam menghadapi situasi tertentu
dan tingkat kematangan jiwa bawahan.19
Harsey dan Blanchard mengembangkan gaya kepemimpinan situasional
efektif dengan memadukan tingkat kematangan jiwa bawahan dengan pola
perilaku yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Ada 4 (empat) perilaku dasar
kepemimpinan situasional, yaitu:20
1.
Perilaku Direktif
Perilaku direktif adalah perilaku yang diterapkan apabila pemimpin
dihadapkan pada tugas yang rumit dan bawahan belum memiliki pengalaman dan
motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut, atau pemimpin berada di bawah
tekanan waktu penyelesaian, maka pemimpin akan menjelaskan apa yang perlu
dikerjakan. Perilaku ini ditandai dengan komunikasi satu arah dan pembatasan
peran bawahan. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan semata-mata
menjadi wewenang pemimpin, serta adanya pengawasan yang ketat oleh
pemimpin.
19
Achmad Sanusi. Kepemimpinan Seakarang dan Masa Depan. Bandung.Prospect. 2009. hal 22
Miftah Thoha. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada 2012 hal
71 - 73
20
26
2.
Perilaku Konsultatif
Perilaku konsultatif adalah perilaku yang diterapkan ketika bawahan telah
termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Dalam hal ini
pemimpin hanya perlu memberi penjelasan yang lebih terperinci dan membantu
bawahan untuk mengerti dengan meluangkan waktu membangun hubungan yang
baik dengan mereka. Pada perilaku ini pemimpin masih memberikan instruksi
yang cukup besar serta penetapan keputusan-keputusan dilakukan oleh pemimpin,
namun dengan adanya komunikasi dua arah dan memberikan dukungan terhadap
bawahan serta mau mendengar keluhan dan perasaan mereka, keputusan yang
diambil tetap ada pada pemimpin.
3.
Perilaku Partisipatif
Perilaku partisipatif diterapkan apabila bawahan telah mengenal teknik-
teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang dekat dengan
pemimpin. Pemimpin meluangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan
bawahan untuk lebih melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan.
Pemimpin mendengarkan saran dan masukan dari bawahan mengenai peningkatan
kerja. Keikutsertaan bawahan dalam memecahkan masalah dan mengambil
keputusan berdasarkan pemimpin yang berpendapat bahwa bawahan juga
memiliki kecakapan dan pengetahuan yang cukup luas untuk menyelesaikan
tugas.
4.
Perilaku Delegatif
27
Perilaku delegatif diterapkan apabila bawahan sepenuhnya paham dan
efisien dalam kinerja tugas, sehingga pemimpin dapat melepaskan mereka untuk
menjalankan tugasnya sendiri.
Pengertian gaya kepemimpinan dipakai untuk sebagai tolok ukur melihat
bagaimana gaya kepemimpinan dekanat seorang perempuan dalam Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Mercu Buana,
2.4.4
Gaya Kepemimpinan Perempuan
Pada tahun 1997 dalam Kanter mengemukakan bahwa perempuan yang
memimpin meliputi:21
1.
the Mother, dimana perempuan pemimpin dianggap sebagai ibu yang
mengasuh anak-anak nya sehingga karyawan menjadi lebih simpatik
karena mendengarkan dan menyelesaikan masalah dengan baik.
2.
the Pet, perempuan pemimpin adalah favorit dan menjadi mascot
karyawannya sehingga dianggap mampu menghibur dan bersenda gurau
dengan karyawan.
3.
the sexobject, perempuan pemimpin memotivasi kinerja karyawan untuk
bekerja dengan lebih aktif, namun bukan berdasar pada perintah yang
diberikan melainkan pada doronganyang berasal dari dalam diri.
21
Trias Setiawati. Kepemimpinan Perempuan Di Organisasi Pemerintah (Studi Kasus Kualitatif Tiga
Lurah Di Kota Yogyakarta) Kanter (1997, Hlm 223-236). Diakses pada tanggal 1 Juli 2014 dari
www.academia.edu/5307296/kepemimpinan_perempuan_studi_kasus_3_lurah_perempuan_di_k
ota_yogyakarta
28
4.
the Iron Maiden, perempuan pemimpin yang perkasa,menginginkan posisi
yang setara dengan siapapun dan menunjukkan kompetensi dalam
organisasi sehingga bekerja secara keras dan agresif.
Sikap
kepemimpinan
perempuan
ini
merupakan
landasan
untuk
menggambarkan gaya kepemimpinan yang terjadi pada topic penelitian Gaya
Kepemimpinan Dekanat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
diantarnya pemimpin perempuan sebagai ibu dari anak anak dimana membentuk
suatu suasana kekeluargaan saat berada di pekerjaan, pemimpin perempuan
mampu menghibur pada ruang lingkup pekerjaan, pemimpin perempuan dapat
membangkitkan semangat/ memotivator bawahanya untuk lebih baik lagi,
pemimpin perempuan yang kuat dan mampu berkompetisi karena memiliki daya
juang secara keras dan agresif.
2.5.
Teori Nurture
Membahas
permasalahan
jender
berarti
membahas
permasalahan
perempuan dan juga laki-laki dalam kehidupan masyarakat. Dalam pembahasan
mengenai jender, termasuk kesetaraan dan keadilan jender dikenal adanya nurture
(teori pemilahan antara laki-laki dan perempuan) juga berpengaruh terhadap
keberadaan konsep perbedaan jender antara laki-laki dan perempuan yang
dipengaruhi oleh factor lingkungan.
Secara etimologi nurture berarti kegiatan perawatan/pemeliharaan,
pelatihan,serta akumulasi dari faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
29
kebiasaan dan cirri ciri yang nampak. Terminologi kajian gender memaknainya
sebagai teori atau argumen yang menyatakan bahwa perbedaan sifat maskulin dan
feminim bukan ditentukan oleh perbedaan biologis, melainkan konstruk sosial dan
pengaruh faktor budaya. 22
Teori nurture (kebudayaan) merupakan bantahan terhadap teori nature, yang
berpandangan bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang terjadi
dalam masyarakat, tercipta melalui proses belajar dari lingkungan, hasil dari
proses sosialisasi dan internalisasi pada semua sistem sosial yang ada dalam
masyarakat.23
Adanya perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakikatnya adalah hasil
konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda.
perbedaan tersebut menyebabkan perempuan selalu tertinggal dan terabaikan
peran dan konstribusinya dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.24
Teori nurture beranggapan bahwa perempuan mampu untuk menjadi
pemimpin karena factor konstruksi social yang terjadi, pengaruh pengalaman,
pendidikan, kemauan, dan kemampuan menjadi factor utama seorang perempuan
dapat berperan sebagai pemimpin. Teori narture digunakan dalam meneliti
bagaimana proses subjek penelitian yaitu Dekanat Fakultas Ilmu Komunikasi
menerapkan gaya kepemimpianan yang disesuaikan dengan focus penelitian yang
22
Moh. Khuzai. Problem Definisi Gender kajian atas konsep Nature dan Nurture diakses pada
tanggal 1 Juli 2014 dari
http://www.academia.edu/4761720/Problem_Definisi_Gender_Kajian_atas_Konsep_Nature_dan
_Nurture
23
Kasiyan. Manipulasi dan Dehumanisasi Perempuan dalam Iklan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
2008 hal 36
24
Ibid. hal 36
30
peneliti pakai dalam upaya menganalisa untuk menjawab dan mengambarkan
penelitian.
2.6.
Teori Feminisme
Feminisme adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi
atau kesamaan hak dengan pria. Ditinjau secara etimologis, istilah feminisme
berasal dari bahasa latin femmina yang berarti perempuan. Kata tersebut diadopsi
dan digunakan oleh berbagai bahasa di dunia. Dalam bahasa Perancis, femme
untuk menyebut perempuan. Feminitas dan maskulinitas dalam arti sosial dan
psikologis harus dibedakan dengan istilah male (laki-laki) dan female
(perempuan) dalam arti biologis.25
Saptari dan Holzer menyebutkan menyebutkan feminisme adalah
kesadaran akan posisi perempuan yang rendah dalam masyarakat, dan keinginan
untuk memperbaiki atau mengubah keadaan tersebut. Sehingga dapat dikatakan
gerakan feminis itu mencoba untuk mewujudkan sebuah masyarakat yang
harmonis tanpa pengisapan dan diskriminasi, demokratis, dan bebas dari
pengotakan berdasarkan kelas, kasta, dan jenis kelamin (sex).26
Aliran feminisme yang masuk dalam katagori penelitian yaitu Feminisme
Liberal, Feminsime liberal berpandangan bahwa perempuan dapat menaikan
posisi mereka dalam keluarga dan masyarakat melalui kombinasi inisiatif dan
prestasi individual (misalnya pendidikan tinggi), diskusi rasional dengan kaum
25
Hastanti Widy Nugroho. Diskriminasi Gender (Potret perempuan dalam hegemoni laki-laki).
Andi Offset: Yogyakarta. 2004. Hal 72
26
Shinta Kristanty. Representasi Perempuan Sebagai Wujud Feminisme Liberal dalam Film Erin
Brockovich.Jurnal Digit al Universitas Budi Luhur. 2008. Hal. 54
31
laki-laki, khususnya suami yang dapat dikonsepsikan sebagai upaya memperbaiki
peran gender mereka, mengalami, cara pengambilan keputusan sehubungan
dengan pengasuhan anak yang akan memberikan kemungkinan bagi perempuan
untuk mengejar karir dan mempertahankan hokum yang memberikan hak aborsi
legal dan melindungi perempuan dalam diskriminasi sex. Dalam feminisme aliran
liberal termasuk kedalam kandungan nilai-nilai feminsime bahwa seorang
perempuan berhak merumuskan dirinya sendiri.27
27
Rosmarie Putnam Tong, Feminisme Thought: Pengantar Paling Komprehesif Kepada Arus
Utama Pemikiran Feminisme, Jalsutra: Yogyakarta. 1998. Hal.15
Download