BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia banyak yang beralih pada pengobatan tradisional. Kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan tradisional semakin tinggi karena mulai banyak ahli pengobatan tradisional yang berhasil dan menjadi populer lewat media massa. Pengobatan tradisional juga dirasa lebih murah dibandingkan dengan pengobatan modern. Selain itu, masyarakat beralih pada pengobatan tradisional karena takut akan efek samping dari obat-obatan sintetis yang dibuat di pabrik. Akhirnya, banyak masyarakat yang meminimalisir mengkonsumsi obat buatan dan memanfaatkan pengobatan tradisional (http://blogspot.com/2012/10/karya-tulis-undur-undur-darat-myrmeleon.html#) Salah satu pengobatan tradisional untuk penyakit diabetes mellitus adalah dengan mengkonsumsi undur-undur darat (myrmeleon sp.). Di samping karena khasiatnya, harganya juga terbilang cukup murah. Kepopulerannya terbukti dari semakin banyaknya kalangan pebisnis yang membudidayakan dan menjual serangga yang berjalan mundur ini. Binatang kecil yang biasa dijumpai di sekitar rumah berhalaman pasir itu telah terbukti ampuh menurunkan gula darah (Hidayatul dkk, 2003) . Undur-undur darat dengan nama latin Myrmeleon sp hewan ini adalah hewan yang unik sesuai dengan namanya undur-undur hewan ini dapat berjalan mundur hewan ini merupakan “anak” Kinjeng Dom atau Capung jarum. Capung Jarum merupakan capung kecil yang mirip jarum.Hewan sekecil kutu anjing yang biasa dijumpai di sekitar rumah berhalaman pasir ini ampuh menurunkan gula darah.Dalam bahasa mandarin undur-undur darat bernama di-gu-niu dan dalam bahasa Inggris disebut Antlion. Dengan klasifikasi yang lebih jauh, binatang ini termasuk dalam keluarga Myrmeleontidae, yang berasal dari Yunani dari myrmex, yang berarti “semut”, dan leon, yang berarti “singa”. Serangga ini Universitas Sumatera Utara mempunyai mulut penggigit dan dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk seperti jala (Nugroho, 2008). Berdasarkan penelitian yang diketuai oleh Tyas Kurniasih,dkk dari Universitas Gajah Mada yang berjudul Kajian Potensi Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp.) 2006, diketahui bahwa binatang tersebut mengandung zat sulfonylurea. Kerja sulfonylurea pada undur-undur darat adalah melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin. Dalam hal ini, insulin digunakan untuk menurunkan kadar gula darah yang menjadi masalah bagi penderita DM, dan penelitian Femi Dwi Aldini,dkk menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara penggunaan undur-undur dengan terjadinya kerusakan sel pada jaringan hepar. Toksisitas logam pada manusia menyebabkan beberapa akibat negatif tetapi yang terutama adalah timbulnya kerusakan pada jaringan, terutama jaringan ekskresi (hati dan ginjal) (Darmono. 1995). Seperti pada umumnya jika kita minum obat apapun tidak boleh berlebihan. Demikian juga yang terjadi pada undur-undur yang dikonsumsi untuk menurunkan gula darah juga tidak boleh berlebihan karena mengkonsumsi undurundur terlalu banyak bisa menyebabkan badan panas, diare , dan pusing. Cara mengonsumsinya ada dua macam. Pertama, langsung ditelan sebanyak 3-5 ekor, sehari dua kali. Kedua, dimasukkan ke dalam kapsul, lalu diminum sehari dua kali (pagi dan sore) (http://undurundur.blogspot.com/2013_07_01_archive.html). Masyarakat sering tidak mengetahui kandungan dan reaksi tubuh terhadap bahan yang dikonsumsinya, tetapi mereka tetap mengkonsumsi karena dirasakan adanya perbaikan. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan dasar-dasar ilmiah tentang kandungan, efek pada tubuh dalam jangka panjang dan korelasi dengan reaksi tubuh terhadap berbagai zat yang terkandung. Upaya untuk menyembuhkan pasien dari kelainan bukan hanya sekedar menghilangkan penyakitnya dan Universitas Sumatera Utara gejalanya saja, tetapi juga harus memperhitungkan efek samping yang muncul dari pengobatan tersebut. Metode yang sangat umum digunakan unuk penentuan kadar logam berat dalam jumlah kecil biasanya menggunakan SSA, ICP, dan lain sebagainya. Namun penggunaan SSA lebih umum karena penggunaannya yang mudah, cepat, sensitif dan biaya pengoperasian relatif murah. Tetapi alat ini hanya dapat digunakan untuk uji kuantitatif. Metode ICP-OES memiliki beberapa kelebihan disbanding metode SSA karena metode ini sangat selektif dan dapat digunakan untuk analisa kulitatif dan kuantitatif beberapa unsur sekaligus di dalam sampel pada saat pengukuran , namun metode ini lebih rumit iay pengoperasian reatif mahal dan ketersediaan alat yang masih terbatas . Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kandungan logam Cr, Cd, Pb, dan Fe pada undur-undur darat (myrmeleon sp.) karena logam tersebut dapat menimbulkan keracunan dalam tubuh dan bahkan menimbulkan kematian jika tidak memenuhi standar yang ditentukan. 1.2. Permasalahan a. Apakah Undur-undur Darat (myrmeleon sp.) mengandung logam Cd, Cr, Pb, dan Fe ? b. Berapakah kandungan logam Cd, Cr, Pb, dan Fe yang terkandung pada Undurundur Darat (myrmeleon sp.) ? c. Apakah kadar logam Cd, Cr, Pb, Fe, dan Zn yang terdapat pada undur-undur darat (myrmeleon sp.) masih memenuhi standar ambang batas BPOM.? d. Apakah dengan mengonsumsi 3-5 ekor Undur-undur Darat masih memenuhi standar ambang batas BPOM ? Universitas Sumatera Utara 1.3. Pembatasan Masalah a. Dalam penelitian ini Undur-undur yang di analisis adalah Undur-undur Darat (myrmeleon sp.) b. Sampel diambil dari Silantom Jae Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara dengan beberapa kali pengambilan. c. Ukuran dan berat Undur-undur Darat dianggap sama. d. Logam yang dianalisis adalah logam Cd, Cr, Pb, dan Fe e. Uji kualitatif dilakukan dengan metode ICP-OES f. Uji kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode Spektrometer Serapa Atom (SSA) 1.4. Tujuan Penelitian a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah logam Cd, Cr, Pb, dan Fe terkandung dalam Undur-undur Darat (myrmeleon sp.) . b. Untuk mengetahui berapa kadar logam Cd, Cr, Pb, dan Fe yang terkandung dalam Undur-undur Darat (myrmeleon sp.) . c. Untuk mengetahui apakah kadar logam Cd, Cr, Pb, dan Fe masih memenuhi standar ambang batas BPOM. d. Untuk mengetahui apakah dengan mengonsumsi Undur-undur Darat 3-5 masih memenuhi standart ambang batas BPOM. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kandungan logam yg terdapat pada Undur-undur Darat (myrmeleon sp.) sebagai salah satu upaya untuk mengetahui kadar logam tersebut masih sesuai dengan ambang batas menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Universitas Sumatera Utara 1.6. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU serta di Laboratorium Balai Teknik Kimia Lingkungan Medan. 1.7. Metodologi a. Penelitian ini adalah merupakan eksperimen laboratorium b. Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak dan dalam beberapa kali pengambilan. c. Sampel Undur-undur Darat kemudian dihilangkan kadar airnya dengan pemanasan dalam oven pada suhu 105-110o C kemudian dihaluskan d. Dekstruksi Sampel Undur-undur Darat yang telah dihaluskan dilakukan dengan metode dekstruksi kering dengan pemanasan dalam tanur 550 – 600o C selama 2 jam dan dilanjutkan dengan pelarutan sampel menggunakan HNO3(p), dan H2O2 30 %. e. Uji kualitatif dilakukan dengan metode ICP-OES f. Uji kualitatif dengan penentuan kandungan logam Cd, Cr, Pb, dan Fe pada Undur-undur Darat dilakukan dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dengan panjang gelombang untuk logam Cd λ = 228,8 nm; Cr λ = 359,3 nm; Pb λ = 283,3 nm; dan Fe λ = 248,3 nm. Universitas Sumatera Utara