BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam persoalan suatu
organisasi. Mereka yang menjadi penggerak roda organisasi dalam mencapai
dan mewujudkan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Karena itu, produktivitas
organisasi sangat ditentukan oleh produktivitas sumber daya manusia yang
bersangkutan. Untuk memberdayakan sumber daya manusia bermutu agar
tidak menjadi beban, melainkan jadi modal instansi atau organisasi, diperlukan
tiga kriteria yaitu, disiplin kerja, komunikasi yang unggul dan budaya
organisasi.
Usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai, diantaranya adalah
dengan memperhatikan disiplin kerja. Disiplin merupakan modal yang
diperlukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sehingga keberadaan
disiplin kerja sangat diperlukan dalam suatu instansi atau organisasi, karena
dalam suasana disiplin sebuah organisasi akan dapat melaksanakan programprogram kerjanya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Karena tanpa
adanya disiplin, maka segala kegiatan yang akan dilakukan akan mendatangkan
hasil yang kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan harapan. Hal ini dapat
mengakibatkan kurangnya pencapaian sasaran dan tujuan organisasi serta dapat
juga menghambat jalannya program organisasi yang dibuat (Sastrohardiwiryo,
2002 : 79). Menurut Darmawan (2000 : 40), mengatakan bahwa disiplin kerja
diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku,dan perbuatan yang sesuai peraturan
dari organisasi dalam bentuk tertulis maupun tidak. Menurut Siagian (2013 :
305), bahwa Disiplin kerja dapat diartikan sebagai bentuk sikap, mental,
pengetahuan dan perilaku pegawai untuk secara sukarela berusaha bekerja
secara kooperatif dengan pegawai lain, menaati ketentuan-ketentuan dan
standar kerja yang berlaku, serta berusaha meningkatkan prestasi kerjanya.
Disisi lain lain disiplin kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja yang
baik bila dibanding dengan para pegawai yang bermalas-malasan karena waktu
kerja dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan (Banni, 2013 : 2). Sutrisno (2011 : 96)
mengatakan bahwa disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang
untuk mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku di
sekitarnya, dan disiplin pegawai yang baik akan mempercepat pencapaian
tujuan organisasi , sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang
dan memperlambat pencapaian tujuan organisasi. Sastrohardiwiryo (2002 :
130) menyatakan disiplin yaitu suatu sikap menghormati, menghargai, patuh
dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk
menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya. Harlie (2010), dalam penelitiannya menemukan bahwa
terdapat hubungan positif antara disiplin kerja dengan kinerja. Selain disiplin,
faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah komunikasi.
Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung
mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal
adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi dari
bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan dan
komunikasi antar sesama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah
komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luar, seperti
pelayanan terhadap masyarakat (Zelko dan Dance, 2007). Menurut Suranto
(2011), komunikasi dapat diartikan sebagai komunikasi yang terjadi antara
orang-orang yang berada di dalam organisasi dengan publik luar, dengan
maksud mencapai suatu tujuan. Komunikasi merupakan aktivitas dasar
manusia. Dengan komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain
baik dalam kehidupan sehari-hari di tempat pekerjaan. Komunikasi yang
berjalan dengan baik dan efektif akan membantu dalam memotivasi karyawan
agar lebih semangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang dilimpahkan
padanya (Raymond Ross, 2010). Menurut Fatma (2008) komunikasi yang
efektif itu sangat penting pada semua tingkatan atau level dalam organisasi
atau instansi untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim dan
penerima informasi sehingga menciptakan efektivitas organisasi.
Budaya organisasi berperan untuk menentukan arah organisasi,
mengarahkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana mengolah
dan mengalokasikan sumber daya organisasi untuk menghadapi masalah
internal dan eksternal. Dalam memuaskan karyawannya, sebuah organisasi
harus dapat mencapai efektifitas organisasi dengan menciptakan budaya yang
nantinya dapat mencapai tujuan organisasi tersebut. Melalui kesesuaian antara
budaya organisasi dengan tujuan organisasi, kepuasaan karyawan dapat
tercapai. Luthans (2006 : 278) menyatakan bahwa budaya organisasi sebagai
pola asumsi dasar diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok
tertentu saat mereka menyesuaikan diri dengan masalah-masalah eksternal dan
integrasi internal yang telah bekerja cukup baik serta dianggap berharga, dan
karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang benar untuk
menyadari, berpikir, dan merasakan hubungan dengan masalah tersebut.
Robbins (2003 : 525) menyatakan budaya organisasi merupakan suatu sistem
nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi lainnya. Menurut
Phiti Sithi Amnuai dalam buku Pabundu Tika (2005 : 4) mengemukakan
bahwa : “ Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan
yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan
diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah
integrasi internal.
Luthans (2006 : 278) menyatakan bahwa budaya organisasi sebagai
pola asumsi dasar diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok
tertentu saat mereka menyesuaikan diri dengan masalah-masalah eksternal dan
integrasi internal yang telah bekerja cukup baik serta dianggap berharga, dan
karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang benar untuk
menyadari, berpikir, dan merasakan hubungan dengan masalah tersebut.
Robbins (2003) menyatakan bahwa budaya merupakan suatu sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi yang membedakan
organisasi itu dari organisasi-organisasi lain pemahaman tentang budaya
organisasi perlu ditanamkan sejak dini kepada karyawan. Hasil penelitian Udan
Bintoro (2002) menyatakan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat
meningkatkan kinerja pegawai. Untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang diharapkan oleh organisasi agar memberikan hubungan positif terhadap
semua kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya, setiap karyawan
diharapkan memiliki disiplin kerja yang tinggi sehingga nantinya akan
meningkatkan kinerja karyawan yang tinggi. Pada kenyataannya untuk
menuntut agar pegawai berprestasi bukanlah hal mudah, hal ini dikarenakan
kinerja seorang pegawai sangatlah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
latar belakang pendidikan, potensi dan kemampuannya dan keterlibatan dalam
mengikuti berbagai program pendidikan, latihan dan motivasi yang menjadi
kekuatan dalam diri seseorang yang akan mengarahkan perilaku dan kinerja
seseorang.Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka fenomena
yang diamati dalam penelitian yang berpengaruh terhadap kinerja Pegawai
dalam mengelola Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Propinsi Jawa Tengah,
memahami pengaruh kinerja tersebut. Dari pengamatan penulis diketahui
bahwa terjadi penurunan kinerja pegawai sehingga pencapaian kinerja tidak
dapat dicapai secara maksimal. Kemungkinan bisa terjadi pekerjaan yang tidak
merata diantara para pegawai, beban kerja yang dilaksanakan oleh seorang
pegawai yang dipandang mampu oleh pimpinan jauh lebih berat daripada
pegawai lainnya karena dituntut pekerjaan harus segera selesai, sehingga tidak
jarang pegawai yang dipandang mampu oleh pimpinan bekerja lembur. Di satu
sisi ada beberapa pegawai yang selalu melaksanakan pekerjaan sampai lembur
tapi di sisi lain terdapat pegawai yang tidak mempunyai pekerjaan (sangat
santai).
Permasalahan kinerja pegawai dapat dilihat dari masih adanya pegawai
yang keluar kantor diwaktu jam kerja dengan kepentingan pribadinya.
Rendahnya disiplin pegawai dari hasil pengamatan awal di lapangan masih ada
beberapa pegawai yang masih datang terlambat walaupun sedikit berkurang
dari biasanya. Rata-rata pegawai yang masih datang terlambat hadir setiap hari
yaitu dalam 7% atau 6% sudah mengganggu kinerja (Luthans, 1992). Hal ini
mempengaruhi tingkat rendah kedisiplinan pegawai BKD Provinsi Jateng
terlihat dari pegawai yang masuk kerja siang (jam 07.30 WIB). Disamping hal
tersebut juga menurunnya disiplin pegawai yang ditandai dengan absensi
kehadiran apel pagi dan siang. Pelaksanaan tugas rutin seperti apel pagi dan
siang yang mengikuti hanya sedikit dan orang tertentu diatur dalam PP No 53
tentang Disiplin Pegawai.
Sehubungan dengan hal di atas, maka disiplin kerja merupakan masalah
yang sangat penting dalam suatu instansi atau organisasi, karena dapat
meningkatkan kinerja pegawai. Sehingga kemampuan manajemen dalam
memberikan arahan yang baik akan sangat menentukan keberhasilan atau
kegagalan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Penelitian ini mengambil obyek penelitian pada BKD Provinsi Jateng
merupakan lembaga pemerintahan yang mengelola Kepegawaian di kota
Semarang, yang bertujuan untuk Terwujudnya Manajemen Kepegawaian
Pemerintah Semarang yang Profesional dan Berbudaya. Badan Kepegawaian
Daerah Kota Semarang (BKD) mempunyai berbagai layanan yaitu mengenai
Pengadaan Pegawai, Kesejahteraan Pegawai, Informasi Data Kepegawaian,
Pengembangan Pegawai, Mutasi, Pembinaan Karier Pegawai, Disiplin
Pegawai, Pensiun, Pemberhentian Pegawai. Untuk dapat menciptakan sistem
pembinaan karir pegawai, perlu dirancang suatu pola karir pegawai yang sesuai
dengan visi misi organisasi, Budaya Organisasi dan kondisi perangkat
pendukung sistem kepegaaian yang berlaku bagi organisasi, sesuai dengan
peraturan perundangan Pegawai Negeri Sipil yang berlaku.
Dibawah ini menunjukkan penilaian Kinerja Pegawai BKD Provinsi
Jateng yang bekerja di BKD. Berdasarkan hasil pra survey, yang telah
dilakukan peneliti pada BKD, yang telah dilakukan pada 20 orang pegawai di
BKD Provinsi jateng didapatlah kesimpulan dalam bentuk tabel seperti di
bawah ini :
Tabel 1.1
Prasurvey Pegawai BKD Provinsi Jateng
No
Tidak Setuju
Setuju
3
8
17
12
5
15
2
18
4
16
Keterangan
1
2
3
4
5
Disiplin dalam peraturan instansi
Komunikasi pimpinan dengan pegawai
dapat dilakukan dengan mudah
Dalam budaya organisasi kerjasama tim
dan pimpinan secara terbuka
Dalam pekerjaan pimpinan dapat
menghargai pegawai lain
Setiap ada kendala dapat dikomunikasikan
dengan pimpinan.
Sumber: hasil prasurvey, 2015
Dari tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kinerja pegawai
menyatakan setuju dengan pernyataan yang diajukan sebagai prasurvey di instansi.
Berdasarkan permasalahan perlu dilakukan penelitian apakah dalam meningkatkan
kinerja pegawai maka komunikasi, budaya organisasi, disiplin kerja menjadi
perhatian lebih di dalam instansi agar dapat meningkatkan kinerja pegawai menjadi
lebih ditingkatkan.
Dalam suatu organisasi komunikasi dapat berlangsung secara efektif melalui
proses mendengarkan dengan baik, mekanisme umpan balik, informasi dan diskusi
tentang bagaimana organisasi tersebut menyelenggarakan aktivitasnya.
Hal inilah yang menjadi latar belakang untuk melakukan penelitian terhadap
kinerja pegawai pada BKD Provinsi jateng. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
diajukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Komunikasi, Budaya
Organisasi, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada BKD Provinsi
Jateng”
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, BKD Provinsi Jateng merupakan
Perangkat Daerah yang mewujudkan manajemen kepegawaian daerah yang
handal, menciptakan aparatur PNS yang bermoral, menjadi perekat persatuan
dan kesatuan bangsa serta sejahtera jasmani dan rohani. Kinerja pegawai
instansi atau organisasi tersebut tidak mungkin terwujud tanpa adanya
dukungan dari pegawai dalam bentuk disiplin kerja yang tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis dapat merumuskan masalah
pokok yang akan menjadi bahasan utama dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Apakah disiplin kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada bkd
Provinsi Jateng ?
b. Apakah komunikasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada BKD
Provinsi Jateng ?
c. Apakah budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada
BKD Provinsi Jateng ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mendapatkan
data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam
menempuh ujian skripsi di fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Dian Nuswantoro. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran yang jelas mengenai hubungan disiplin kerja terhadap
kinerja pegawai di BKD Provinsi Jateng.
Berdasarkan ruang lingkup rumusan masalah di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan kinerja pegawai di
BKD Provinsi Jateng.
b. Untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan pengaruh disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai di BKD Provinsi Jateng.
c. Untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan hubungan disiplin
kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai di BKD Provinsi
Jateng.
d. Untuk menguji dan menganalisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
Kinerja Pegawai BKD Provinsi Jateng.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat memberi
manfaat bagi penulis sendiri, pihak BKD Provinsi Jateng dan pihak-pihak lain
yang kiranya berkepentingan dengan masalah ini.
Berikut ini penulis sampaikan mengenai manfaat penelitian :
1. Bagi BKD Provinsi Jateng.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan
masukan bagi BKD Provinsi Jateng dalam upaya meningkatkan kinerja
pegawai yang lebih baik. Diharapkan dapat memberikan masukanmasukan mengenai disiplin kerja dalam upaya meningkatkan kinerja
pegawai, sehingga terjadi pertimbangan dalam melaksanakannya.
2. Bagi Akademik.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut
guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh
disiplin kerja, komunikasi dan budaya organisasi dampaknya terhadap
kinerja pegawai pada BKD Provinsi Jateng. Untuk mengaplikasikan
dan membandingkan antara teori-teori yang didapat dari bangku
perkuliahan dengan realitas yang ada di lapangan, dan untuk lebih
memahami serta memperluas tentang manajemen sumber daya
manusia.
3. Bagi Peneliti atau Penulis.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan wacana untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang manajemen sumber daya
manusia khususnya yang berhubungan dengan pengaruh disiplin kerja,
komunikasi dan budaya organisasi dampaknya terhadap kinerja
pegawai. Dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai peranan disiplin kerja dalam upaya meningkatkan kinerja
pegawai dengan melihat prakteknya secara langsung.
4. Pihak lain.
Sebagai tambahan referensi bagi rekan-rekan yang memerlukan sumber
data dalam melakukan penelitian dengan objek tugas akhir yang sama.
Download