BAB I . PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin besarnya kebutuhan listrik nasional, dimana daya listrik yang sanggup disediakan oleh PT.PLN masih kurang dari kebutuhan, maka banyak pula pusat-pusat pembangkit listrik dan sarana pendukungnya yang harus dibangun. Apalagi dengan adanya program pemerintah untuk percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 Mwatt yang direncanakan selesai pada tahun 2010. Pusat-pusat pembangkit tenaga listrik terutama yang menggunakan tenaga air, biasanya terletak jauh dari pusat-pusat beban. Dengan demikian, tenaga listrik yang telah dibangkitkan harus disalurkan melalui saluran-saluran transmisi. Saluran-saluran ini membawa tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat-pusat beban baik langsung maupun melalui gardu-gardu induk. Saluran transmisi yang dapat digunakan adalah saluran udara atau saluran bawah tanah (SPLN 121). Pada penelitian ini, saluran transmisi yang diteliti adalah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) berdaya 150 Kv. Secara ideal jalur saluran transmisi untuk SUTT yang terdiri dari beberapa tower adalah sebuah garis lurus. Akan tetapi dalam aplikasi lapangannya tidak demikian. Bisa saja berupa titik-titik dengan lokasi yang tidak beraturan, karena disesuaikan dengan kondisi lapangan. Setelah titik-titik rencana jalur saluran transmisi lokasi tower dapat dibuat, hal lain yang perlu didisain adalah dimensi pondasi tower tersebut. Bangunan terdiri dari bangunan atas dan bangunan bawah, bangunan bawah lazimnya disebut pondasi bangunan. Pondasi bangunan bertugas memikul seluruh beban bangunan, untuk kemudian melimpahkan beban tersebut ke tanah sampai kedalaman tertentu. Jadi pondasi suatu bangunan merupakan salah satu bagian bangunan yang sangat penting. Apabila kita salah memilih atau merencanakan pondasi, maka kesalahan tersebut mengakibatkan terjadinya kerusakan pada struktur bangunan lainnya. Pondasi yang dipakai adalah pondasi telapak kombinasi (strap footing) dengan perbaikan tanah menggunakan pondasi sumuran (bore pile), karena menurut Mardiyanto (2000), dengan adanya standarisasi (penggunaan pondasi telapak dan bore pile) penggunaan pondasi SUTT maka akan dapat dihemat biaya antara 30 % sampai dengan 60 %. Pemilihan jalur line transmisi dan pondasi bangunan ditentukan oleh banyak faktor, pada penelitian ini hanya faktor teknis saja yang dibahas, yaitu daya dukung tanah, dalam hal ini ditentukan oleh jenis tanah, beban vertikal dan beban horizontal yang bekerja pada tower dan sudut belokan yang terbentuk oleh dua tower. Jenis tanah dapat diketahui berdasarkan hasil penyelidikan geoteknik yang dilakukan pada tanah setempat atau berdasarkan pengamatan butiran agregat tanah. Beban vertikal yaitu berat sendiri tower, berat kawat penghantar, berat kawat penangkal petir, berat isolator dan berat orang. Sedangkan beban horizontal adalah tekanan angin, yang diketahui dari pengukuran lapangan atau ditentukan berdasarkan Peraturan Muatan Indonesia 1970 N.I-18 (Kusnadi, 1996). Banyaknya faktor yang mempengaruhi perencanaan pembangunan jalur saluran transmisi dan disain pondasi SUTT, memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit, sehingga mempersulit perencana dan memerlukan waktu yang relatif lama. Selain itu dijumpai banyak hal yang berhubungan dengan keahlian pakar kelistrikan khususnya pakar mengenai transmisi dan pakar masalah konstruksi. Untuk mempercepat dan mempermudah proses perencanaan jalur saluran transmisi dan disain pondasi SUTT, dibuat program aplikasi komputer sistem pakar untuk perencaan tersebut dengan menggunakan bahasa program komputer Matlab. 1.2. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah merancang bangun desain dan prototipe sistem pakar berbasis kaedah (ruled-base), untuk mempermudah dan mempercepat proses perencanaan jalur saluran transmisi dan dimensi pondasi strap footing untuk Tower Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). 1.3. Ruang Lingkup Sistem pakar perencanaan jalur saluran transmisi dan dimensi pondasi strap footing untuk SUTT banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada penelitian ini hanya diperhitungkan faktor teknis saja, yaitu tipe konstruksi tower yang digunakan adalah bentuk lattice tipe Aa dan Bb saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kV dengan maksud konstruksi tower adalah rangka baja dengan sudut maksimal yang diijinkan 200, jenis kawat yang dipakai pada saluran transmisi adalah Aluminium Cable Steel Reinforced (ACSR), jenis pondasi adalah pondasi strap footing dengan perbaikan tanah menggunakan pondasi sumuran. Model pengembangan sistem menggunakan model System Development Life Cycle (SDLC), metode Inferensi yang dipakai adalah forward chaining, untuk mempresentasikan pengetahuan yang didapat, digunakan dalam bentuk tipe basis kaedah (rule-based) IF...THEN (Jika...maka) dan software yang digunakan bahasa program Matlab dan untuk user interface digunakan juga bahasa program Matlab. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan solusi alternatif untuk merencanakan lokasi titik-titik jalur saluran transmisi tower dan dimensi pondasi tower listrik saluran udara tegangan tinggi (SUTT).