Tectona grandis L. f.

advertisement
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UJI PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70%
DAUN JATI (Tectona grandis L. f.) TERHADAP PENURUNAN
KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH PADA TIKUS
PUTIH JANTAN
SKRIPSI
WIWIN WIARSIH
108102000001
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
APRIL 2013
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UJI PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70%
DAUN JATI (Tectona grandis L. f.) TERHADAP PENURUNAN
KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH PADA TIKUS
PUTIH JANTAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
WIWIN WIARSIH
108102000001
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
APRIL 2013
iii
iv
v
ABSTRAK
Nama
Program Studi
Judul
: Wiwin Wiarsih
: Farmasi
: Uji Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Jati
(Tectona grandis L.f.) Terhadap Penurunan Kadar
Kolesterol Total Darah Pada Tikus Putih Jantan
Daun Jati (Tectona grandis L.f.) secara empiris digunakan di Indonesia sebagai
obat alternatif untuk pengobatan antikolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek dari daun jati (Tectona grandis L.f.) sebagai antikolesterol.
Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%.
Metode pengukuran kadar kolesterol total menggunakan metode enzimatik
dengan alat spektrofotometer UV yang di ukur pada panjang gelombang 504 nm.
Ekstrak daun jati diberikan secara oral dengan dosis 250 mg/kg berat badan, 500
mg/kg berat badan dan 1000 mg/kg berat badan terhadap tikus putih jantan galur
Sparague-Dawley, sebagai obat pembanding digunakan simvastatin dengan dosis
1,03 mg/kg berat badan. Penelitian ini menggunakan metode induksi makanan
tinggi kolesterol minyak babi dan minyak goreng yang diberikan 2% dari berat
badan tikus. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan adanya senyawa flavonoid,
saponin, steroid, tanin dan kumarin. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada
penurunan kadar kolesterol total secara bermakna pada semua kelompok
perlakuan (p≥0.05).
Kata
kunci
:
Daun Jati (Tectona
Hiperkolesterolemia.
vi
grandis
L.f.),
Kolesterol
Total,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
Name
Program Study
Title
: Wiwin Wiarsih
: Pharmacy
: The Test Effect Of 70% Ethanol Extract Of Teak Leaves
(Tectona grandis L.f.) As On Total Blood Cholesterol
Levels Decrease Of White Male Rats.
Teak leaves (Tectona grandis L.f.) is empirically used in Indonesian as an
alternative medicine for the treatment of anticholesterol. The aims of this research
is to know the effect of teak leaves (Tectona grandis L.f.) as anticholesterol. The
extraction process used a maceration method with 70% ethanol solvent.
Measurement of the total cholesterol level used the enzymatic method with a UV
spectrophotometer 504 nm. Extract was given orally with doses of 250 mg/kg
body weight, 500 mg/kg body weight and 1000 mg/kg body weight to white male
rats Sparague-Dawley strain, 1,03 mg/kg body weight dose of simvastatin used as
comparison drug. This research used the method of induced high cholesterol foods
from pig oil and vegetable oil given in 2% of male white rats body weight. The
results from phytochemical screening showed there is presence of flavonoid,
saponin, steroids, tannin and coumarin compounds. The results is not significantly
decrease the total cholesterol levels for all treatment groups (p≥0.05).
Keywords : Teak Leaves (Tectona grandis L.f.), Total Cholesterol,
Hypercholesterolemia.
vii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada :
(1) Bapak Drs. Ahmad Musir, M.Sc.,Apt selaku pembimbing pertama dan Ibu
Nurmeilis, M.Si.,Apt selaku pembimbing kedua, yang memiliki andil besar
dalam proses penelitian dan penyelesaian tugas akhir saya ini, semoga segala
bantuan dan bimbingan bapak dan ibu mendapat imbalan yang lebih baik
dari-Nya.
(2) Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(3) Drs. Umar Mansur, M.Sc.,Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(4) Ibu Eka Putri, M.Si.,Apt selaku pembimbing akademik.
(5) Bapak dan Ibu staf pengajar yang telah memberikan bimbingan dan bantuan
selama saya menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
(6) Para staf administrasi, laboran dan karyawan Farmasi yang telah banyak
membantu dalam kelancaran studi kuliah.
(7) Bapak Suhendra selaku dosen statistik yang telah membantu memberikan
pengarahan dalam pengolahan data.
(8) Teman-teman seperjuangan Farmasi angkatan 2008 yang sama-sama berjuang
bersama untuk menyelesaikan pendidikan ini.
viii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(9) Nia Yuliani Dewi dan Sinthi Ayesha yang telah memberikan motivasi dan
atas kebersamaannya untuk menyelesaikan pendidikan ini.
(10) Nurdin, Amd.,Kep dan keluarga yang selalu mendo’akan dan memberikan
motivasi kepada penulis.
(11) Ayahanda Wiryo, S.pd, Ibunda Acih, Adikku Hasan Maulana dan Keluarga
besar yang selalu mendo’akan dan memberikan motivasi kepada penulis.
Semoga segala amalan dan jerih payah semuanya mendapat balasan yang
jauh lebih baik dari-Nya.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga
skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, 1 April 2013
Penulis
ix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Wiwin Wiarsih
NIM
: 108102000001
Program Studi
: Farmasi
Fakultas
: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Jenis Karya
: Skripsi
demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,
dengan judul :
UJI PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN JATI
(Tectona grandis L. f.) TERHADAP PENURUNAN KADAR
KOLESTEROL TOTAL DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN
Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di
: Jakarta
Pada Tanggal
: 4 April 2013
Yang menyatakan,
(Wiwin Wiarsih)
x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................
1.1. Latar Belakang ................................................................................
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ..........................................................................
1
1
2
2
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
2.1. Tanaman Jati (Tectona grandis L.f.) ..............................................
2.1.1. Klasifikasi Tanaman .................................................................
2.1.2. Nama Daerah ...........................................................................
2.1.3. Morfologi ................................................................................
2.1.4. Ekologi dan Penyebaran ..........................................................
2.1.5. Kandungan Kimia ...................................................................
2.1.6. Khasiat Tumbuhan ..................................................................
2.2. Simplisia .........................................................................................
2.3. Ekstrak dan Ekstraksi .....................................................................
2.4. Metode Ekstraksi ............................................................................
2.4.1. Cara Dingin
2.4.2. Cara Panas
2.5. Hewan Uji .......................................................................................
2.6. Lipid ...............................................................................................
2.7. Lipid Plasma ...................................................................................
2.7.1. Lipoprotein ..............................................................................
2.7.2. Kolesterol ................................................................................
2.7.3. Trigliserida ..............................................................................
2.8. Klasifikasi Hiperlipidemia ..............................................................
2.9. Pengobatan Hiperlipidemia ............................................................
2.10. Simvastatin ...................................................................................
2.11. Cara Pengukuran Kadar Kolesterol Darah ...................................
3
3
3
3
3
4
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
10
11
11
11
13
15
16
xi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................
3.2. Alat dan Bahan ..............................................................................
3.2.1. Alat ..........................................................................................
3.2.2. Bahan ......................................................................................
3.3. Prosedur Kerja ...............................................................................
3.3.1. Penyiapan Simplisia ................................................................
3.3.2. Ekstraksi ..................................................................................
3.3.3. Penapisan Fitokimia Simplisia ................................................
3.3.4. Pengujian Parameter Ekstrak ..................................................
3.3.5. Penyiapan Hewan Uji .............................................................
3.3.6. Rancangan Penelitian ..............................................................
3.3.7. Penentuan Dosis ......................................................................
3.3.8. Perhitungan Dosis dan Pembuatan Larutan Uji ......................
3.3.9. Uji Efek Antihiperkolesterolemia ...........................................
3.3.10. Cara Pengambilan Darah dan Pengukuran Kadar
Kolesterol Darah ...................................................................
3.3.11. Uji Statistik Terhadap Kadar Kolesterol Darah ....................
17
17
17
17
17
18
18
18
19
20
21
21
22
22
23
24
25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................
4.1. Determinasi Daun Jati (Tectona grandis L.f.) ..............................
4.2. Hasil Ekstraksi Daun Jati .............................................................
4.3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak ...............................................
4.4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia ......................................................
4.5. Hasil Uji Pengukuran Kadar Kolesterol .......................................
26
26
26
26
27
28
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 34
xii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Pembagian Kelompok Hewan Uji Berdasarkan Perlakuan ................ 22
Tabel 4.1. Hasil Penapisan Fitokimia Serbuk dan Ekstrak Daun Jati ................. 27
Table 4.2. Rata-rata kadar kolesterol .................................................................. 28
Tabel 4.3. Persentase Penurunan Kadar Kolesterol (%) ..................................... 29
xiii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Daun Jati (Tectona grandis L.f.) .................................................. 39
Gambar 2. Pereaksi Kolesterol ....................................................................... 39
Gambar 3. Proses Perlakuan Hewan Uji ......................................................... 39
Gambar 4. Standar Kolesterol ........................................................................ 39
Gambar 5. Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis L.f.) ..................................... 39
Gambar 6. Sentrifugasi ................................................................................... 39
Gambar 7. Rotary evaporator ........................................................................ 39
Gambar 8. Sepektrofotometer ........................................................................ 39
xiv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Bahan dan Alat Penelitian ......................................................... 39
Lampiran 2. Determinasi Daun Jati (Tectona grandis L.f.) .......................... 40
Lampiran 3. Sertifikat Bahan Uji Simvastatin .............................................. 41
Lampiran 4. Sertifikat Hewan Uji .................................................................. 42
Lampiran 5. Alur Penelitian ........................................................................... 43
Lampiran 6. Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Daun Jati .............................. 44
Lampiran 7. Hasil Penapisan Fitokimia ......................................................... 45
Lampiran 8. Pemeriksaan Parameter Ekstrak ............................................... 46
Lampiran 9. Skema Kerja Uji Antihiperkolesterolemia ................................ 47
Lampiran 10. Perhitungan Dosis Uji Ekstrak Daun Jati dan volume
pemberian oral .......................................................................... 48
Lampiran 11. Perhitungan Dosis Simvastatin ................................................ 50
Lampiran 12. Hasil Spektrofotometer Serum Uji .......................................... 52
Lampiran 13. Kurva Rata-Rata Kadar Kolesterol .......................................... 54
Lampiran 14. Hasil Statistik Uji Antikolesterol ............................................. 55
xv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Lipid adalah kelompok senyawa heterogen yang dibawa dalam cairan
tubuh sebagai kompleks protein terlarut yang dikenal sebagai lipoprotein (Wahid
et al., 2009). Hiperlipidemia adalah gangguan yang ditandai dengan peningkatan
lipoprotein darah atau kadar kolesterol (Noorani et al., 2011). World Health
Organization melaporkan bahwa kolesterol darah yang tinggi menjadi kontribusi
untuk sekitar 56% kasus dari penyakit kardiovaskular di seluruh dunia dan
penyebab kematian sekitar 4,4 juta setiap tahun (Ochani et al., 2009). Sekarang
ditetapkan bahwa hiperlipidemia merupakan faktor risiko utama untuk
perkembangan dini aterosklerosis dan komplikasi kardiovaskular (Noorani et al.,
2011., Shinde et al., 2012., Lee at al., 2011).
Produk alami merupakan pengobatan herbal tradisional dan masih
digunakan dalam perawatan utama sistem kesehatan (Purushotham et al., 2010).
Pengobatan hiperkolesterolemia dan penyakit terkait kardiovaskuler dengan
tanaman obat telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir (Ramos et al.,
2012). Selain itu, diet rendah kolesterol, olah raga teratur, pengendalian berat
badan serta terapi farmakologik dengan obat hipolipidemia merupakan cara yang
dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi (Putri et al.,
2010).
Salah satu tumbuhan Indonesia yang digunakan oleh masyarakat sebagai
antikolesterol adalah tanaman jati. Jati yang tumbuh di Indonesia mempunyai
nama ilmiah Tectona grandis Linn.f. family Verbenaceae (Sumarna, 2011).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui efek dari tanaman jati yang
digunakan sebagai obat diantaranya yaitu sebagai antibakteri (Purushotham et al.,
2010), antioksidan (Krishna et al., 2010). antihiperglikemi (Pooja et al., 2011),
analgesik dan inflamasi (Nayeem & Karvekar, 2012) dan diuretik (Pradip et al.,
2011). Telah diketahui golongan senyawa kimia yang terkandung di dalam daun
jati (Tectona grandis L.f.) yaitu kuinon, steroid, glikosida, asam fenolik,
flavonoid, karbohidrat, alkaloid, tannin dan saponin (Aradhana et al., 2010).
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2
Bedasarkan penjelasan di atas maka dilakukan penelitian untuk
mengetahui efek daun jati (Tectona grandis L.f.) yang diharapkan memiliki efek
sebagai antikolesterol pada tikus putih jantan hiperkolesterolemia.
1.2.
Perumusan Masalah
Apakah ekstrak etanol daun jati (Tectona grandis L.f.) memiliki aktivitas
penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan yang diberi makanan
tinggi kolesterol?
1.3.
Tujuan Penelitian
Mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun jati (Tectona grandis L.f.)
terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan.
1.4.
Manfaat Penelitian
Memberikan informasi mengenai khasiat dari daun jati (Tectona grandis
L.f.) sebagai antikolesterol sehingga dapat digunakan sebagai obat herbal dalam
pengobatan alternatif bagi penderita hiperkolesterolemia.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tanaman Jati (Tectona grandis L.f.)
2.1.1. Klasifikasi Tanaman (Aradhana et al., 2010)
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub kelas
: Asteridae
Bangsa
: Lamiales
Suku
: Verbenaceae
Marga
: Tectona L.f.
Jenis
: Tectona grandis L.f.
2.1.2. Nama Daerah (Warisno, 2011)
Indonesia dan Malaysia : jati.
Inggris, Amerika dan negara-negara yang menggunakan bahasa inggris: teak.
2.1.3. Morfologi
Secara morfologi, tanaman jati memiliki tinggi yang dapat mencapai
sekitar 30-45 cm. dengan pemengkasan, batang yang bebas cabang dapat
mencapai antara 15-20 m. diameter batang dapat mencapai 220 cm. Kulit kayu
berwarna kecoklatan atau abu-abu yang mudah terkelupas. Pangkal batang
berakar papan pendek dan bercabang sekitar empat. Daun berbentuk opposite
(bentuk jantung membulat dengan ujung meruncing), berukuran panjang 20-50
cm dan lebar 15-40 cm, permukaanya berbulu. Daun muda (petiola) berwarna
hijau kecoklatan, sedangkan daun tua berwarna hijau tua keabu-abuan (Sumarna,
2011).
Bunga dari pohon jati berukuran 40x40 cm yang terletak di pucuk tajuk
pohon (Sumarna, 2012). Bunga jati bersifat majemuk yang terbentuk dalam malai
bunga (inflorence) yang tumbuh terminal di ujung atau tepi cabang. Panjang malai
antara 60-90 cm dan lebar anatara 10-30 cm (Sumarna, 2011).
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4
2.1.4. Ekologi dan Penyebaran
Dengan berkembangnya teknis budi daya, saat ini tanaman jati telah
menyebar di berbagai negara di Asia, di wilayah pasifik (Australia dan Fiji), di
Afrika dan di wilayah Amerika. Di Indonesia sendiri memiliki luas areal pertanian
yang relatif tinggi. Selain di Pulau Jawa, jati juga berkembang dibeberapa daerah
lain seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, NTB, Maluku, Lampung, dan
Bali (Sumarna, 2011).
Idealnya, jati akan tumbuh dengan baik pada kawasan hutan dataran
rendah dengan kandungan hara optimal sebagai berikut : (Yahya, 2011)
1.
Curah hujan antara 750-1500 mm/tahun
2.
Suhu udara antara 34-42 oC, dan
3.
Kelembapan sekitar 70%.
2.1.5. Kandungan Kimia
Unsur kimia dilaporkan pada daun : (Aradhana et al., 2010)
Kuinon
:
Tektokuinon,
lapakol,
deoxylapakol
dan
isomernya,
tektoleafokuinon, antrakuinon–pigmen naptakuinon.
: Squalen, poli-isoprena α-tolyl metil eter, asam betulinik, tekto
Steroid
grandon, monoterpen, apokarotenoid: tektoionol-A, tectoionol-B.
Glikosida
: Glikosida antrakinon.
Asam fenolik : Asam tanat, asam galia, asam ferulat, asam kaffeik dan asam
ellagik.
Flavonoid
: Rutin dan kuersitin.
Daun Tectona grandis Linn juga dilaporkan mengandung karbohidrat,
alkaloid, tanin, sterol, saponin, protein, kalsium, fosfor, serat mentah dan juga
mengandung pewarna (cokelat kekuningan atau kemerahan).
2.1.6. Khasiat Tumbuhan (Aradhana et al., 2010)
Kayu
: sedatif, obat cacing, disentri, sakit kepala, antiinflamasi, pencahar,
neuralgia, artritis, dispepsia, perut kembung, batuk, penyakit kulit, kusta,
hemoroid, gangguan antibilious dan lipid.
Akar
: pengobatan anuria, retensi urin.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5
Daun
: antiinflamasi, lepra, penyakit kulit, stomatitis, borok, pendarahan,
hemoptisis.
Biji
: diuretik, emolien, penyakit kulit. Minyak yang diperoleh dari biji
mendorong pertumbuhan rambut dan berguna pada eksim, kurap dan
untuk pemeriksaan kudis.
Kulit pohon
: bronkitis, sembelit, obat cacing, disentri, diabetes, lepra, penyakit
kulit, leukoderma, sakit kepala, pencahar, ekspektoran, antiinflamasi,
gangguan pencernaan.
Bunga : bronkitis, diuretik, antiinflamasi, dipsia, kusta, penyakit kulit, diabetes
dan efektif pada kondisi yang disebabkan oleh cacing pitta. Minyak yang
diperoleh dari bunga mendorong pertumbuhan rambut dan berguna untuk
kudis, eksim.
Buah : diuretik, menawar rasa sakit, pruritus, stomatitis.
Semua bagian dari biji tanaman, bunga, buah-buahan, kayu, kulit kayu,
akar, dan daun dapat digunakan baik sendiri atau bersama dengan tanaman lain.
2.2. Simplisia (Depkes RI, 1995)
Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan.
Simplisia nabati ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman
atau eksudat tanaman.
Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh bagian hewan
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia
murni.
Simplisia pelikan (mineral) ialah simplisia yang berupa bahan-bahan
pelikan (mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
belum berupa zat kimia murni.
2.3. Ekstrak dan Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang di tetapkan (Depkes
RI, 1995).
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia
yang akan diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa
yang tidak dapat larut dan mempunyai struktur kimia yang berbeda-beda yang
dapat mempengaruhi kelarutan dan stabilitas senyawa-senyawa tersebut terhadap
suhu, udara, cahaya, dan logam berat (Depkes RI, 2000).
2.4. Metode Ekstraksi
2.4.1. Cara Dingin
1. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan
(kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian
konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan
yang kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan
penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan
seterusnya (Depkes RI, 2000).
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur
ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara,
tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus-menerus
sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Depkes RI,
2000).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7
2.4.2. Cara Panas
1. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu
pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna
(Depkes RI, 2000).
2.
Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan
jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Depkes RI, 2000).
3.
Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum
dilakukan pada temperatur 40-50oC (Depkes RI, 2000).
4.
Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98oC
selama waktu tertentu (15-20 menit) (Depkes RI, 2000).
5.
Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30oC dan temperatur
sampai titik didih air (Depkes RI, 2000).
2.5. Hewan Uji
Tikus atau rat (Rattus norvegicus) telah dketahui sifat-sifatnya dengan
sempurna, mudah dipelihara, merupakan hewan yang relatif sehat dan cocok
untuk berbagai macam penelitian (Malole & Sri, 1989). Selain itu juga tikus
memiliki sifat tenang, tidak begitu fotofobik seperti halnya mencit (Harmita &
Maksum, 2004).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
Terdapat beberapa galur tikus yang memiliki kekhususan tertentu, salah
satunya yaitu sparague-dawley berwarna albino putih, berkepala kecil dan
ekornya lebih panjang daripada badannya (Malole & Sri, 1989). Klasifikasi tikus
sparague-dawley sebagai berikut (Baldatina, 2008):
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodensia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus rattus
2.6. Lipid
Menurut Akoh et al., 2002 Tidak ada definisi yang tepat dari lipid.
Christie mendefinisikan lipid sebagai ''berbagai produk alami termasuk
asam lemak dan turunannya, steroid, terpen, karotenoid dan asam empedu, yang
memiliki kesamaan kelarutan dalam pelarut organik seperti dietil eter, heksan,
benzena, kloroform atau metanol.''
Kates mengatakan bahwa lipid adalah ''zat yang (a) tidak larut dalam air;
(b) larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter atau benzena, (c)
mengandung rantai panjang kelompok hidrokarbon dalam molekulnya, dan (d)
ada di atau berasal dari organisme hidup.''
2.7. Lipid Plasma
Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas, eksogen berasal dari makanan dan endogen dari sintesis lemak. Kolesterol
dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang relatif mempunyai makna klinis yang
penting sehubungan dengan aterogenesis. Karena lipid tidak larut dalam plasma,
lipid terikat pada protein sebagai transport dalam serum. Ikatan ini menghasilkan
empat kelas utama lipoprotein : (1) kilomikron, (2) lipoprotein densitas sangat
rendah (VLDL), (3) lipoprotein densitas rendah (LDL) dan (4) lipoprotein
densitas tinggi (HDL) (Price, 1994).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9
2.7.1. Lipoprotein
Lipoprotein (a) [Lp(a)] terdiri atas partikel LDL dan suatu apoprotein
sekunder selain apoB-100. Apo (a) ini melekat pada ApoB-100 melalui ikatan
disulfida. Apo (a) pada Lp (a) secara struktural merupakan homolog plasminogen
dan tampaknya bersifat aterogenik karena menghambat fibrinolisis thrombus.
Kadar Lp (a) meningkat pada nefrosis (Gunawan et al., 2007).
1. Kilomikron
Lipoprotein yang terbesar, dibentuk di dalam usus halus dan mengangkut
trigliserida yang berasal dari makanan. Sejumlah kolesterol diesterifikasi oleh
sistem asil-koA : kolesterol asiltransferase (ACAT) yang juga tampak dalam inti
kilomikron. Fosfolipid dan kolesterol bebas-bersama dengan ApoB-48, A-II, dan
protein lain yang baru disintesis membentuk lapisan tunggal pada permukaan.
Kilomikron yang baru timbul memasuki ruang limfe usus dan duktus torasikus ke
aliran darah (Katzung, 1998)
Lipoprotein dengan berat molekul terbesar ini lebih dari 80%
komponennya terdiri dari trigliserida
dan kurang dari 5% kolesterol ester.
Kilomikron membawa trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot
rangka, juga membawa kolesterol makanan ke hati (Gunawan et al., 2007).
2. VLDL
VLDL disekresi oleh hati dan mengangkut trigliserida yang disintesis
disana. VLDL mengandung ApoB-100 dan sejumlah ApoC. ApoC lebih banyak
didapat dari HDL dalam plasma (Katzung, 1998).
Lipoprotein ini terdiri dari 60% trigliserida (endogen) dan 10-15%
kolesterol. VLDL disekresi oleh hati untuk mengangkut trigliserida ke jaringan
perifer. Trigliserida VLDL dihidrolisis oleh LPL menghasilkan asam lemak bebas
untuk disimpan dalam jaringan adipose dan bahan oksidasi di jantung dan otot
skelet. Sebagian VLDL remnant akan diubah menjadi LDL, sehingga dapat terjadi
peningkatan kadar LDL serum mengikuti penurunan hipertrigliserida (delta shift).
Karena asam lemak bebas dan gliserol dapat disintesis dari karbohidrat, maka
makanan kaya karbohidrat akan meningkatkan jumlah VLDL (Gunawan et al.,
2007).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10
3. LDL
LDL merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol terbesar untuk
disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh nadi. LDL sering disebut
kolesterol jahat karena efeknya yang aterogenik (mudah melakat pada dinding
pembuluh darah), sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak dan
penyempitan pembuluh darah (arterosklerosis) (Wiryowidagdo et al,. 2002).
Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%.
Jalur utama katabolisme LDL berlangsung lewat receptor-mediated endocytosis di
hati dan sel lain. Ester kolesterol dari inti LDL hidrolisis menghasilkan kolesterol
bebas untuk sintesis sel membran dan hormon steroid. Selain lewat proses
endositosis sel juga mendapat kolesterol dari sintesis de novo lewat enzim HMGCoA reduktase. Produksi enzim ini dan reseptor LDL diatur lewat transkripsi
genetik berdasarkan tinggi rendahnya kadar kolesterol dalam sel (Gunawan et al.,
2007).
4. HDL
HDL merupakan lipoprotein yang mengandung Apo A, yang memiliki
efek anti-aterogenik, sehingga disebut kolesterol baik. Fungsi utamanya adalah
membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan mengirimkannya ke pembuluh
darah perifer, lalu keluar tubuh lewat empedu. Dengan demikian, penimbunan
kolesterol di perifer menjadi berkurang (Wiryowidagdo et al., 2002).
HDL dapat disubklasifikasi ke dalam HDL1, HDL2, HDL3 dan
berdasarkan kandungan Apo A-I dan Apo A-II nya. Metabolisme HDL kompleks
dan terdapat petunjuk bahwa Apo A-I plasma yang merupakan apoprotein utama
HDL merupakan inverse predictor untuk resiko penyakit jantung koroner yang
lebih baik dari pada kadar HDL (Gunawan et al., 2007).
Apo-lipoprotein HDL di sekresi oleh hati dan usus kecil. Kebanyakan lipid
di dalam HDL berasal dari permukaan lapisan tunggal kilomikron dan VLDL
selama lipolisis (Katzung, 1998).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11
5. IDL
IDL ini kurang mengandung trigliserida (30%). Lebih banyak kolesterol
(20%) dan relatif lebih banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL adalah zat
perantara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL, tidak terdapat
dalam kadar yang lebih besar kecuali bila terjadi hambatan konversi lebih lanjut
(Gunawan et al., 2007).
2.7.2. Kolesterol
(Yun : chole = empedu, stereos = padat) adalah zat alamiah dengan sifat
fisik serupa lemak tetapi berumus steroida, seperti banyak senyawa alamiah
lainnya. Kolesterol merupakan bahan bangunan esensial bagi membran sel dan
bahan isolasi sekitar serat saraf, begitu pula hormon kelamin dan anak ginjal,
vitamin D serta asam empedu. Kolesterol terdapat pula dalam lemak hewani,
kuning telur dan batu empedu (Tjay et al., 2007). Karena itu, terjaminnya suplai
kolesterol yang terus- menerus akan sangat penting bagi sel tubuh (Pamela et al.,
2010).
Kolesterol berasal dari lemak yang menghasilkan 9 kalori. Sementara itu,
karbohidrat dari tepung dan gula hanya menghasilkan 4 kalori. Lemak yang
termakan terdiri atas lemak jenuh dan lemak tak jenuh yang masing-masing
dibutuhkan tubuh (Wiryowidagdo et al., 2002).
2.7.3. Trigliserida
Triasilgliserol (trigliserida) adalah ester trihidrat alkohol gliserol dan
asam lemak. Mono- dan diasilgliserol, tempat satu atau dua asam lemak
teresterifikasi dengan gliserol, juga ditemukan dijaringan (Murray et al., 2009).
Meningkatnya trigliserida akan menambah resiko terjadinya penyakit jantung dan
stroke (Sutanto, 2010).
2.8. Klasifikasi Hiperlipidemia
Dibedakan atas lima macam berdasarkan jenis lipoprotein yang meningkat.
Hiperlipidemia ini mungkin primer atau sekunder akibat diet, penyakit atau
pemberian obat (Gunawan et al., 2007 ).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
12
Adapun klasifikasi hiperlipidemia menurut Gunawan et al., 2007 yaitu :
1. Tipe I
Tipe ini memperlihatkan hiperkilomikronemia pada waktu puasa bahkan
dengan
diet
lemak
normal
dan
biasanya
disebabkan
oleh
defisiensi
lipoproteinemia lipase yang dibutuhkan untuk metabolisme kilomikron.
Pemeriksaan biokimia menunjukan adanya lapisan krem dipermukaan plasma
pasien puasa.
2. Tipe II
Pada tipe ini terjadi peninggian LDL dan apoprotein B dengan VLDL
kadar normal (tipe II a) atau meningkat sedikit (tipe II b). Bentuk paling umum
hiperlipidemia tipe II diduga disebabkan oleh penurunan jumlah reseptor LDL
berafinitas tinggi. Blockade degradasi LDL menyebabkan penimbunan LDL
dalam plasma yang kemudian meningkatkan deposit lemak di dinding arteri.
3. Tipe III
Penimbunan LDL pada tipe ini mungkin disebabkan oleh blockade parsial
dalam metabolisme VLDL menjadi LDL, peningkatan produksi apoprotein B atau
peningkatan kadar apoprotein E total. Pada kelainan ini kolesterol serum dan
trigliserida meningkat (350-800 mg/dl).
4. Tipe IV
Disini terjadi peningkatan VLDL dengan hiper-trigliseridemia. Mekanisme
kelainan yang familial tidak diketahui, tetapi tipe IV yang didapat biasanya
bersifat sekunder akibat penyakit lain, alkoholisme berat atau diet kaya
karbohidrat, dan biasanya pasien gemuk.
5. Tipe V
Tipe ini memperlihatkan kumulasi VLDL dan kilomikron, mungkin
karena gangguan katabolisme trigliserida endogen dan eksogen. Karena semua
lipoprotein terdiri dari kolesterol, kadar kolesterol mungkin meningkat jika kadar
trigliserida terlalu tinggi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13
2.9. Pengobatan Hiperlipidemia
Antihiperlipidemia adalah obat yang dapat menurunkan kadar kolesterol
dan/atau trigliserida darah yang tinggi. Menurut Tjay et al., 2007 dan Gunawan et
al., 2007 golongan obat antihiperlipidemia dianaranya :
2.9.1. Damar penukar-anion/pengikat asam empedu : kolestiramin dan
kolestipol. Berdaya mengikat asam empedu sehingga sekresi kolesterol
ditingkatkan. Khususnya menurunkan LDL-kolesterol (tipe IIA) dan
kolsterol total dengan 8-15%, bersama nikotinat sampai 40% dan bekerja
sinergistis dengan penghambat HMG-CoA reduktase.
Dosis kolestiramin dan kolestipol yang dianjurkan adalah 12-16 g
sehari dibagi 2-4 bagian dan dapat ditingkatkan sampai maksimum 3 kali 8
g dosis.
2.9.2. Asam nikotinat dan acpimox terutama menurunkan Trigliserida dan
VLDL, efeknya terhadap kolesterol total dan LDL lebih ringan.
Asam nikotinat diberikan per oral 2-6 g sehari terbagi dalam 3
dosis bersama makanan, mula-mula dalam dosis rendah (3 kali 100-200
mg sehari) lalu dinaikan setelah 1-3 minggu. Aspimoks merupakan analog
sintetik asam nikotinat yang juga menghambat lipolisis pada jaringan
lemak. Obat ini menurunkan lemak darah dan meningkatkan HDL pada
pasien hiperlipidemia tipe II,III, dan IV.
2.9.3. Fibrat : kolifibrat, simfibrat, fenofibrat, dan bezafibrat. Berkhasiat
menurunkan trigliserida dan VLDL dengan kuat, kolesterol total hanya
sedikit. LDL dapat diturunkan pula, sedangkan HDL dinakkan sedikit,
kecuali gemfibrozil yang menaikkan HDL dengan kuat.
Klofibrat tersedia sebagai kapsul 500 mg. Diberikan 2-4 kali sehari
dengan dosis total sampai 2g. Fenofibrat diberikan tunggal 200-400
mg/hari. Bezafibrat diberikan 1-3 kali 200 mg sehari. Gemfibrozil
biasanya diberikan 600 mg 2xsehari ½ jam sebelum makan malam.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
14
2.9.4. Statin : lovastatin, simvastatin, pravastatin, atorvastatin dan rosuvastatin.
Senyawa penghambat reduktase (HMG-CoA-reductase-inhibitors) ini
berdaya menurunkan sintesa kolesterol endogen dalam hati dan dengan
demikian terjadi penurunan kolesterol total dengan kuat, LDL (dengan 3040%), trigliserida dan VLDL lebih ringan, sedangkkan HDL dinaikkan.
Pemberian statin sebaiknya dimulai dengan dosis kecil lalu
ditingkatkan hingga dosis yang lebih tinggi sampai didapatkan efek yang
diinginkan. Lovastatin dimulai dari dosis 20 mg hingga maksimal 80 mg
per hari, pravastatin 10-80 mg/hari, simvastatin 5-80 mg/hari, fluvastatin
20-80 mg/hari, atorvastatin 10-80 mg/hari dan rosuvastatin 10-40 mg/hari.
2.9.5. Probukol dianggap sebagai obat pilihan kedua pada pengobatan
hiperkolesterolemia dangan peninggian LDL. Obat ini menurunkan kadar
LDL dan HDL tanpa perubahan kadar trigliserida. Dosis dewasa 250-500
mg sebaiknya ditelan bersama makanan, 2 kali sehari. Biasanya
dikombinasi dengan obat hipolipidemik yang lain (mis. Resin atau
penghambat HMG CoA reduktase).
2.9.6. Penghambat absorpsi kolesterol intestinal. Ezetimibe menghambat
absorpsi sitosterol dan koleterol dalam usus. Obat ini efektif menurunkan
LDL dan kolesterol total, walaupun asupan makanan tidak mengandung
kolesterol karena menghambat reabsorpsi kolesterol yang dieksresi dalam
empedu. Dosis obat berkisar 5-10 mg/hari, diberikan sekali sehari.
Pemberian ezetimibe bersama statin meningkatkan efek hipolipidemik.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
15
2.10. Simvastatin (Sweetman, 2009., Lacy et al. 2006., Tjay et al., 2007., BNF,
2009)
Sinonim
: Simvastatiini; Simvastatina; Simvastatinas; Simvastatine;
Simvastatinum; Sinvinolina; Synvinolin; Szimvasztatin;
Velastatin; Velastatina.
Rumus molekul
: C25H38O5
Berat molekul
: 418.6
Pemerian
: Bubuk Kristal putih atau hampir putih.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam alkohol,
kloroform dan metil alkohol, sedikit larut dalam propilen
glikol, sangat sedikit larut dalam minyak, sangat larut
dalam diklorometana.
Penggunaan terapi
: Hiperkolesterolemia, pencegahan kardiovaskuler dengan
aterosklerosis atau diabetes melitus.
Dosis
: Dewasa 5-80 mg/hari, permulaan 10 mg malam hari.
Mekanisme kerja
:Simvastatin
diserap
dihidrolisis
kedalam
dari
saluran
bentuk
aktif
pencernaan
dan
β-hydroxyacid.
Metabolit aktif lain telah terdeteksi dan sejumlah
metabolit tidak aktif juga dibentuk. Simvastatin adalah
substrat untuk isoenzyme sitokrom P450 CYP3A4 dan
pertama dimetabolisme dalam hati. Kurang dari 5% dari
dosis oral telah dilaporkan mencapai sirkulasi sebagai
metabolit aktif. Simvastatin terutama diekskresikan dalam
feses melalui empedu sebagai metabolit. Sekitar 10 sampai
15% pulih dalam urin, terutama dalam bentuk tidak aktif.
Itu paruh dari metabolit β-hydroxyacid aktif dalam 1,9
jam.
Penyimpanan
: Simpan di bawah nitrogen dalam kedap udara atau pada
suhu 15°C dan 30°C, atau pada 2°C sampai 8°C, dalam
wadah terlindung dari cahaya.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
16
2.11. Cara Pengukuran Kadar Kolesterol Darah
Spekrofotometri adalah suatu metode pengukuran serapan radiasi
elaktromagnetik pada panjang gelombang tertentu, spektrofotometer terdiri dari
spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dan spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometri adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang dapat diabsorpsi (Gani et al., 2010).
Pelarut yang banyak digunakan untuk spektroskopi UV ialah etanol 95%
karena kebanyakan golongan senyawa larut dalam pelarut tersebut. Pelarut lain
yang sering digunakan ialah air, metanol, heksana, eter minyak bumi, dan eter.
Senyawa tanpa warna diukur pada jangka 200 sampai 400 nanometer (nm),
senyawa berwarna pada jangka 200 sampai 700 nm. Panjang gelombang serapan
maksimum dan minimum pada spektrum serapan yang diperoleh direkam dalam
nm, demikian juga kekuatan absorbansi pada maksima dan minima yang khas
(Harborne, 1987).
Pengukuran kadar kolesterol menggunakan metode enzimatik dengan
reagen spesifik untuk kolesterol total. Dimana adsorpsi diukur menggunakan
spektrofotometer UV pada panjang gelombang 500 nm (Dachriyanus et al., 2007).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Proses
pembuatan ekstrak dan uji spektrofotometri dilakukan di laboratorium PDR
(Pharmacy Development Research), uji kolesterol terhadap hewan uji dlakukan di
Laboratorium Animal House, penapisan fitokimia dilakukan PMC (Pharmacy
Medicinal Chemistry). Penelitian berlangsung mulai dari bulan Agustus 2012
sampai Desember 2012.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : timbangan
analitik, blender, erlenmeyer, gelas ukur, becker glass, spatula, corong, batang
pengaduk, hot plate, tabung reaksi, kaca arloji, kertas saring, alumunium foil,
pipet tetes, termometer, cawan penguap, botol timbang, rotary evaporator, oven,
tanur, vortex, mikro pipet, timbangan hewan, sentrifugasi, masker, sarung tangan,
kandang tikus, kapas, sonde lambung, spuit dan spektrofotometer UV.
3.2.2. Bahan
1. Simplisia
Daun jati (Tectona grandis L. f.) yang digunakan untuk penelitian diperoleh
dari daerah Telagasari-Karawang-Jawa Barat.
2. Bahan Kimia
Etanol 70%, HCl encer, ammonia, kloroform, asam asetat, pereaksi Mayer,
pereaksi Dragendorff, serbuk Mg, HCl pekat, amilalkohol, pereaksi LibermannBurchard (2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes H2SO4 pekat),FeCl3, NH3,
NaCMC, simvastatin dari BPOM, standar kolesterol dan larutan pereaksi
kolesterol dari DIASYS yang mengandung:
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18
1. Good buffer pH 6-7 50 mmol/l
2. Fenol 5 mmol/l
3. 4-aminoantipirin 0,3 mmol/l
4. Kolesterol esterase 200 U/l
5. Kolesterol oksidase 50 U/l
6. Peroksidase 3 U/l
7. Standar 200 mg/dl (5,2 mmol/l)
3. Bahan Penginduksi
Bahan penginduksi makanan tinggi kolesterol yang digunakan dalam
penelitian terdiri dari campuran lemak babidan minyak goreng yang diperoleh
dari pasar tuparev daerah karawang.
4. Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan
galur Sparague-Dawley dengan berat badan 180-250 gram dan berumur 3-4 bulan
yang diperoleh dari laboratorium farmakologi fakultas kedokteran universitas
indonesia. Tikus yang digunakan berjumlah 30 ekor.
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1. Penyiapan Simplisia
Memilih daun yang bagus dan segar, kemudian daun dibersihkan dari bahan
pengotor dengan menggunakan air mengalir, lalu dikeringkan dengan cara di
angin-anginkan dalam suhu ruangan. Daun yang sudah kering kemudian
dihaluskan dengan cara diblender.
3.3.2. Ekstraksi
600 gram serbuk simplisia daun jati (Tectona grandis L.f.) di ekstraksi
dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70% sampai serbuk
terendam, kemudian disimpan dalam tempat gelap dan sesekali dikocok.Pelarut
diganti setiap 3 hari sekali.Larutan ekstrak yang didapatkan kemudian di saring
dan dipekatkan dengan menggunakan vacum rotary evaporator untuk
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
19
mendapatkan ekstrak kental.Setelah divacum, ekstrak kental tersebut di ujikan
pada tikus untuk mengetahui efek penurunan kadar kolesterol total darah pada
tikus.
3.3.3. Penapisan Fitokimia Simplisia
1. Identifikasi Alkaloid
O,5 gram ekstrak dilarutkan dalam 10 ml HCl encer, dipanaskan dan
disaring. Kedalam filtrat ditambahkan 2 ml larutan ammonia.Kemudian
ditambahkan 5 ml kloroform dan dikocok perlahan-lahan untuk mengekstraksi
basa alkaloid.Lapisan kloroform diambil lalu diekstraksi dengan 10 ml asam
asetat, kemudian dibagi menjadi 2 bagian.Pada bagian pertama ditambahkan
pereaksi
Mayer
dan
pada
bagian
kedua
ditambahkan
pereaksi
Dragendorff.Terbentuknya warna krem dengan pereaksi Mayer dan endapan
coklat kemerahan dengan pereaksi Dragendorff menunjukan adanya senyawa
alkaloid (Ayoola, G.A. et al., 2008).
2. Identifikasi Flavonoid
0,5 gram ekstrak ditambah 50 ml air panas, dididihkan selama 5 menit dan
disaring, filtrat digunakansebagai larutan percobaan.ke dalam 5 ml larutan
percobaan ditambahkan sedikit serbuk magnesium, 1 ml asam klorida pekat dan 2
ml amilalkohol, dikocok dengan kuat dan dibiarkan memisah. Terbentuknya
warna jingga atau merah jingga pada lapisan amilalkohol menunjukkan adanya
senyawa flavonoid (Wijono, 2003).
3. Identifikasi Saponin
0,5 gram ekstrak dimasukkan dalam tabung reaksi dan di tambahkan
aquadest, larutan dikocok selama 3-5 menit. Terbentuknya busa yang stabil
selama 30 menit menunjukkan adanya senyawa saponin (Farnsworth, 1966).
4. Identifikasi Steroid dan Triterpenoid
0,5 gram ekstrak ditambahkan 2 ml kloroform, kemudian 2 tetes asam asetat
anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat (pereaksi Libermann-Burchard). Jika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
20
terbentuk warna hijau kehitaman menunjukkan adanya golongan steroid dan jika
terbentuk warna merah yang cepat hilang menunjukkan adanya senyawa golongan
triterpenoid(Ayoola, G.A. et al., 2008).
5. Identifikasi Tanin
0,5 gram ekstrak dididihkan dlam 10 ml aquadest dalam tabung reaksi, lalu
disaring. Kemudian kdalam filtrat ditambahkan beberapa tetes ferri klorida
0.1%.terbentuk warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman menunjukkan
keberadaan tannin (Ayoola, G.A. et al., 2008).
6. Identifikasi Kumarin
0,5 gram ekstrak dilarutkan dalam air panas, setelah dingin, larutandibagi
dalam 2 tabung reaksi, yaitu tabung 1 sebagai blanko,dan tabung 2 ditambah 0,5
ml NH3 10%. Adanya pijaranyang kuat di bawah sinar UV menunjukkan adanya
kumarin dan turunannya (Indrayani, dkk. 2006)
3.3.4. Pengujian Parameter Ekstrak
1.
Susut Pengeringan
Ekstrak ditimbang sebanyak 1g dan dimasukkan kedalam botol timbang
dangkal tertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105oC selama 30
menit dan telah ditara.Sebelum ditimbang ekstrak diratakan dalam botol timbang
dengan bantuan pengaduk.Kemudian dimasukkan kedalam ruang pengering, buka
tutupnya, keringkan pada suhu 105oC hingga bobot tetap.Sebelum setiap
pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup dalam esikator hingga suhu
kamar.Jika ekstrak sulit kering dan mencair pada pemanasan, ditambahkan silika
pengering yang telah ditimbang setelah dikeringkan dan disimpan dalam esikator
pada suhu kamar.Campurkan silika tersebut secara merata dengan ekstrak pada
saat panas kemudian keringkan kembali pada suhu penetapan hingga bobot tetap
(Depkes RI, 2000).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
21
2.
Kadar Abu
1 gram ekstrak yang telah digerus dan ditimbang, dimasukkan ke dalam
krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, ratakan.Pijarkan perlahan-lahan
hingga arang habis, dinginkan, timbang. Jika cara ini arang tidak dapat
dihilangkan, tambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan
sisa kertas dan kertas saring dalam krus yang sama. Masukkan filtrat kedalam
krus, uapkan, pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu terhadap
bahan yang telah dikeringkan di udara (Depkes RI, 2000).
3.3.5. Penyiapan Hewan Uji
Sebelum digunakan untuk penelitian, hewan diaklimatisasi selama 4 minggu
agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.Selama aklimatisasi, tikus
diberikan minum dan makanan standar serta mengontrol kesehatan dan berat
badan tikus.Setelah diaklimatisasi, tikus diberikan makanan tinggi kolesterol
secara oral sebanyak 2%/berat badan setiap hari selama 14 hari.
3.3.6. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini digunakan hewan uji tikus putih jantan dipilih secara
acak sebanyak 30 ekor untuk dibagi menjdai 6 kelompok, dihitung berdasarkan
rumus federer :
(n-1)(t-1) ≥ 15
Dimana : n = jumlah ulangan minimal dari tiap perlakuan
t = jumlah perlakuan
Jumlah hewan uji yang digunakan adalah : (n-1)(t-1) ≥ 15
(n-1)(6-1) ≥ 15
(n-1)(5) ≥ 15
(5n-5) ≥ 15
5n ≥ 20
n ≥ 4 ekor
Dari jumlah perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa pada 6 kelompok
percobaan terdapat minimal 4 ekor tikus pada masing-masing kelompok, dalam
penelitian ini tikus yang digunakan berjumlah 5 ekor pada masing-masing
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
22
kelompok, hal ini karena untuk uji antihiperlipidemia digunakan minimal 5 ekor
tikus pada masing-masing kelompok (Depkes RI, 1993).
Tabel. 3.1. Pembagian Kelompok Hewan Uji Berdasarkan Perlakuan (Sukandar et
al., 2012 dan Dachriyanuset al., 2007).
Jumlah
Kelompok
Perlakuan
tikus
Kontrol normal diberi minum dan makanan
1.
5
2.
5
Pemberian makanan tinggi kolesterol.
3.
5
Pemberian simvastatin.
4.
5
5.
5
6.
5
standar.
Dosis 1, pemberian ekstrak daun jati dosis
rendah.
Dosis 2, pemberian ekstrak daun jati dosis
sedang.
Dosis 3, pemberian ekstrak daun jati dosis
tinggi.
3.3.7. Penentuan Dosis
1. Dosis ekstrak daun jati (Tectona grandis L.f.) yang digunakan yaitu
berdasarkan uji aktivitas diuretik pada tikus 250, 500 dan 1000 mg/kg (Pradip
et al., 2011).
2. Dosis simvastatin yang digunakan sebagai kontrol positif yaitu 10 mg per oral.
3. Komposisi makanan tinggi kolesterol
Lemak Babi
1%
Minyak goreng
5%
3.3.8. Perhitungan Dosis dan Pembuatan Larutan Uji
1. Dosis Daun Jati Yang Digunakan
Dosis Rendah = 250 mg/kg
Dosis Sedang = 500 mg/kg
Dosis Tinggi = 1000 mg/kg
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
23
Volume larutan ekstrak uji yang diberikan dibuat dalam 3 ml.
(Lampiran.10)
2. Pembuatan Suspensi NaCMC
Sebanyak 0,5 gram NaCMC, digerus dan ditambahkan sedikit demi sedikit
5 ml aquadest hangat, aduk hingga mengembang. Kemudian ditambahkan
aquadest hingga 50 ml.
3. Dosis Simvastatin Sebagai Kontrol Positif
Dosis simvastatin yang digunakan untuk manusia adalah 5-10 mg/hari.Dosis
yang digunakan untuk penelitian yaitu 10 mg/hari.Konversi dosis ke tikus
berdasarkan rumus HED adalah 1,03 mg/kgBB, perhitungan dapat dilihat pada
(Lampiran.10).Pemberian simvastatin melalui oral dalam bentuk suspensi dengan
menambahkan NaCMC.
4. Cara Pembuatan Makanan Tinggi Kolesterol
Lemak Babi
1%
Minyak goreng
5%
Penimbangan : 1. Lemak Babi
2. Minyak goreng
1% = 1% x 100 ml = 1 g
5% = 5% x 100 ml = 5 g
Pembuatan : 1. Panaskan lemak babi hingga mencair, kemudian
diamkan beberapa saat hingga hangat.
2. Masukkan minyak goreng, aduk ad homogen.
3.3.9. Uji Efek Antihiperkolesterolemia
1. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok, tiap kelompok terdiri 5 ekor tikus putih
jantan galur Sparague-Dawley. Diukur kadar kolesterol awal sebelum
perlakuan.
2. Pada kelompok 2, 3, 4, 5 dan 6 diberi makanan tinggi kolesterol, minum dan
makanan standar yang diberikan selama 14 hari, hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kadar kolesterol darah pada tikus, sedangkan tikus kelompok 1
diberi minum dan makanan standar setiap hari karena ditujukan sebagai
kelompok kontrol normal.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
24
3. Untuk kelompok uji dilakukan pengukuran kadar kolesterol darah pada hari ke15 setelah pemberian makanan tinggi kolesterol dan sebelumnya tikus
dipuasakan selama 12 jam.
4. Pemberian estrak daun jati untuk kelompok uji 4, 5 dan 6, simvastatin untuk
kelompok 3 sebagai pembanding.
5. Setelah pemberian ekstrak, pada hari ke-3, 7 dan 14 dilakukan pengambilan
darah tikus pada semua kelompok melalui vena ekor, kemudian dilakukan
pengukuran kadar kolesterol total pada darah tikus. Sebelumnya tikus
dipuasakan selama 12 jam.
3.3.10. Cara Pengambilan Darah dan Pengukuran Kadar kolesterol Darah
Tikus dipuasakan ± 12 jam sebelum dilakukan pengambilan darah.
Pengambilan darah dilakukan sebanyak 5 kali, yaitusebelum percobaan (minggu
ke-0), setelah induksi makanan tinggi kolesterol selama 14 haru, setelah 3 hari
pemberian ekstrak daun jati, 7 hari setelah pemberian ekstrak daun jati dan 14 hari
setelah pemberin ekstrak daun jati. Pengambilandarah dilakukan dengan cara
bagian ujungekor tikus dibersihkan dengan alkohol 70%,kemudian dipotong kirakira 1-2 mm lalu diurutperlahan-lahan sampai darahnya keluar (Oruganti &
Sudesh, 2011). Darahyang diambil dari setiap ekor tikus berkisarantara 0,5-1 ml.
Darah yang diperoleh ditampung pada vial 2 ml (Giri, 2008).Darah didiamkan
selama 15 menit dan disentrifus selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Serum darah di pipet menggunakan pipet mikro sebanyak 0,01 ml dimasukkan
dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan pereaksi kolesterol sebanyak
1 ml lalu dicampur dengan menggunakan vortex, dan dibiarkan selama 20 menit
pada suhu kamar. Sebagai blanko digunakan pereaksi kolesterol sebanyak 1 ml
dan aquadest 0,01 ml. Kemudian ukur kadar kolesterol darah dengan
menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 500 nm
(Dachriyanus et al., 2007).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
25
3.3.11. Uji Statistik Terhadap Kadar Kolesterol Darah
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, uji statistik homogenitas
menggunakan Levenedan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov test.
Apabila hasil sebaran data normal, maka untuk perbedaan kadar dari masingmasing kelompok perlakuan dianalisis dengan uji statistikOne Way ANOVA,
kemudian dilanjutkan dengan uji LSD Apabilasebaran data tidak normal,
dilanjutkan dengan uji statistik Kruskal Wallis(Santoso, 2002).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Determinasi Daun Jati (Tectona grandis L.f.)
Berdasarkan hasil determinasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense,
Puslit Biologi Bidang Botani LIPI Cibinong menunjukkan bahwa jenis simplisia
yang digunakan pada penelitian adalah Jati (Tectona grandis L.f.) dengan family
(suku) Verbenaceae (Lampiran.2). Determinasi dilakukan dengan tujuan untuk
megidentifikasi jenis simplisia.
4.2. Hasil Ekstraksi Daun Jati
Dari 600 gram serbuk daun jati yang diekstraksi diperoleh ekstrak kental
107 gram. Jadi rendemen yang di dapatkan yaitu 17,87% (Lampiran. 8). Metode
maserasi dalam proses ekstraksi dipilih karena merupakan metode sederhana dan
baik untuk senyawa-senyawa yang tidak tahan dengan pemanasan. Pemilihan
pelarut etanol 70% sebagai pelarut ekstraksi dikarenakan etanol merupakan
pelarut semipolar yang dapat menarik senyawa polar dan non polar yang
terkandung dalam simplisia. Selain itu juga, memiliki toksisitas lebih rendah
dibandingkan pelarut organik lain seperti metanol, kloroform (Saifudin, dkk.
2011). Hasil saringan (filtrat) kemudian di pekatkan dengan menggunakan rotary
evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental.
4.3. Hasil Pengujian Parameter ekstrak
Pengujian parameter ekstrak meliputi susut pengeringan dan kadar abu.
Hasil susut pengeringan sebesar 1,514% dan kadar abu sebesar 3,9%. Perhitungan
uji parameter ekstrak dapat dilihat pada lampiran 8.
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
27
4.4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia
Tabel 4.1. Hasil Penapisan Fitokimia Serbuk dan Ekstrak Daun Jati
Golongan Senyawa
Serbuk
Ekstrak
Alkaloid
-
-
Flavonoid
+
+
Saponin
+
+
Steroid
+
+
Tanin
+
+
Kumarin
+
+
Minyak Atsiri
-
-
Penapisan fitokimia dilakukan terhadap serbuk dan ekstrak kental daun jati
dengan tujuan ada atau tidak senyawa yang hilang selama proses ekstraksi. Hasil
penapisan fitokimia ekstrak daun jati sama dengan hasil penapisan serbuk daun
jati yaitu menunjukkan adanya senyawa flavonoid, saponin, steroid, tanin, dan
kumarin (Lampiran.7). Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya senyawa yang
hilang selama proses ekstraksi. Tujuan dilakukannya penapisan fitokimia yaitu
untuk mengetahui kandungan senyawa yang ada dalam ekstrak maupun serbuk.
Senyawa dari daun jati (Tectona grandis L.f.) yang diduga memiliki potensi
menurunkan kadar kolesterol diantaranya : Pertama flavonoid. Flavonoid
teroksidasi oleh radikal, sehingga lebih stabil dan radikal kurang reaktif. Dengan
kata lain, flavonoid menstabilkan reaktif oksigen yang bereaksi dengan senyawa
reaktif dari radikal. Karena reaktivitas tinggi dari kelompok hidroksil flavonoid,
radikal dibuat tidak aktif. Dengan mengikat radikal, flavonoid dapat menghambat
Oksidasi LDL secara in vitro. Tindakan ini mengikat partikel LDL dan secara
teoritis, flavonoid mungkin memiliki tindakan preventif terhadap aterosklerosis
(Nijveldt at al., 2001). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa flavonoid tertentu
mempunyai efek sebagai hipokolesterolemia, tetapi efek tergantung dari dosis dan
diet yang lengkap (Gross, 2004). Quersetin, luteolin dan taxifolin menghambat
sintesis kolesterol, kaemfperol dan mirisetin menstimulasi sintesis kolesterol.
Kemungkinan terjadi mekanisme efek secara tidak langsung mengatur jaringan
kompleks dari aktivitas HMG-CoA reduktase. Luteolin dapat menginduksi sekresi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
28
kolesterol dan mereduksi kadar kolesterol (Nijveldt at al., 2001). Kedua yaitu
tannin. Tanin tergolong senyawa polifenol. Polifenol sebagai antioksidan
mempunyai efek yang menguntungkan pada fungsi endotel yaitu menurunkan
oksidasi LDL dan meningkatkan produksi nitric oxide (NO). Nitric oxide adalah
vasodilator endogenous yang mempunyai kemampuan anti aterosklerosis
(Umarudin et al., 2012). Beberapa turunan tannin dari herbal tradisional di ketahui
memiliki efek terhadap penghambatan HMG-CoA reductase yang memiliki efek
kuat terhadap hiperkolesterolemia (Avci et al., 2006), mekanisme efek dari tannin
mungkin dapat dipahami dari kemampuannya untuk membentuk komplek dengan
protein. Kemungkinan tannin membentuk sedikit komplek yang dicerna dengan
diet protein dan dapat mengikat dan menghalangi protein endogen, seperti enzim
pencernaan (Frutos et al., 2004). Ketiga yaitu saponin. Milgate and Roberts
(1995) telah merangkum mekanisme dari saponin yang dapat mereduksi kadar
kolesterol diantaranya : 1. Penambahan pembentukan kompleks tidak larut dengan
β-hydroxysteroid dapat menurunkan penyerapan kolesterol intertinal sehingga
menghasilkan adanya peningkatan sterol dalam ekskresi feses. 2. Adsorpsi dari
asam empedu ke serat ditingkatkan dengan adanya saponin, pembentukan bobot
molekul misel yang besar, dikeluarkan asam empedu dari reabsorpsi. Selanjutnya
kehilangan asam empedu, diimbangi oleh peningkatan konversi kolesterol
menjadi asam empedu dalam hati, sehingga hypocholesterlemia. (Utama-ang,
2006).
4.5. Hasil Uji Pengukuran Kadar Kolesterol
Table 4.2. Rata-rata kadar kolesterol
Rata - Rata Kadar Kolestrol (mg/dl) ± SD
Kelompok
Normal
Negatif
Dosis 250 mg
Dosis 500 mg
Dosis 1000 mg
Hari Ke-0
Hari Ke-14
Sebelum
Perlakuan
Hari Ke-3
Setelah
Perlakuan
Hari Ke-7
Setelah
Perlakuan
Hari Ke-14
Setelah
Perlakuan
113,95±27,4
83,1±12,6
88,95±7,7
97±18,7
77,92±16,7
101,47±15,4
144,85±25,4
152,92±34,9
139,67±12,8
116,17±20
88,22±19
99,22±12,8
99,97±23,1
81,6±14,5
88,95±1,5
110,27±10,9
116,9±26,3
120,55±16,6
98,52±10,1
87,5±16,4
84,55±14,1
105,12±16,6
102,92±6,4
106,6±8,4
105,85±10,5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
29
Tabel 4.3. Persentase Penurunan Kadar Kolesterol (%)
Kelompok
Normal
Negatif
Dosis 250 mg
Dosis 500 mg
Dosis 1000 mg
Persentase Penurunan Kadar Koleterol Total Darah
Tikus (%)
Hari Ke-3
Hari Ke-7
Hari Ke-14
Setelah
Setelah
Setelah
Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan
-8,7%
13,1%
16,7%
31,5%
34,6%
41,6%
23,4%
19,3%
21,2%
29,5%
24,7%
27,4%
32,7%
23,7%
8,9%
Pada penelitian ini menggunakan tikus sebagai hewan uji karena mudah
dipelihara, merupakan hewan yang relatif sehat dan cocok untuk berbagai macam
penelitian (Malole & Sri, 1989) dan tidak begitu fotofobik seperti halnya mencit
(Harmita & Maksum, 2004). Sebelum digunakan untuk penelitian, tikus
diaklimatisasi selama empat minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Selama proses aklimatisasi, tikus diamati aktivitasnya maupun
kondisi fisiknya setiap hari, yaitu dengan cara menimbang berat badan tikus dan
melihat apakah ada luka atau tidak pada tikus. Setelah aklimatisasi, tikus
dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu kelompok nomal, ngatif, positif, dosis
rendah, dosis sedang dan dosis tinggi. Masing-masing kelompok terdiri dari 5
ekor tikus. Pembagian kelompok berdasarkan berat badan tikus dan diantara berat
tikus yang satu dengan yang lain tidak boleh berbeda jauh.
Pada penelitian ini digunakan tiga kontrol yaitu normal, negatif dan positif.
Kontrol normal diperlukan untuk mengetahui kadar kolesterol total darah tikus
selama uji. Kontrol negatif yang diinduksi makanan tinggi kolesterol diperlukan
untuk mengetahui peningkatan kadar kolesterol total darah tikus dari normal
sampai uji penurunan kadar kolesterol berlangsung. Sedangkan kontrol positif
menggunakan simvastatin diperlukan untuk melihat pengaruh obat antikolesterol
yang telah terbukti khasiatnya menurunkan kadar kolesterol. Karena simvastatin
tidak larut dalam air, maka disuspensikan dengan Na CMC 0,5%.
Sebelum pemberian perlakuan pada tikus, dilakukan pengukuran kadar
kolesterol darah awal (hari ke-0) terlebih dahulu, hal ini dilakukan sebagai
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
30
pembanding pada saat tikus telah diberikan perlakuan induksi makanan tinggi
kolesterol. Metode yang digunakan untuk uji efek penurunan kadar kolesterol
darah tikus putih jantan yaitu tikus dibuat hiperkolesterol dengan dilakukannya
induksi kolesterol yaitu campuran dari minyak babi dan minyak goreng curah
dengan perbandingan 1:5 yang diberikan secara oral sebanyak 2% dari berat
badan tikus. Minyak babi digunakan sebagai bahan penginduksi di karenakan
minyak babi dapat meningkatkan kadar kolesterol darah sebesar 15-25%
(Widyaswari, 2011). Tikus di induksi dengan makanan tinggi kolesterol selama 14
hari terhadap semua kelompok perlakuan kecuali kelompok normal. Metode ini
digunakan karena merupakan metode yang mudah dan umum digunakan pada uji
efek penurunan kadar kolesterol darah tikus.
Pada hari pertama sebelum diinduksi makanan tinggi kolesterol, kadar
kolesterol darah tikus seluruh kelompok menunjukkan normal. Pada hari ke 14
setelah
diinduksi,
hasilnya
menunjukkan
hewan
uji
telah
mengalami
hiperkolesterolemia. Dilihat dari penampakan fisik, tikus hiperkolesterolemia
mengalami adanya penurunan aktivitas dimana tikus terlihat kurang aktif
dibandingkan dengan sebelum diberi makanan tinggi kolesterol. Selain itu,
keadaan kandang dari tikus hiperkolesterolemia menjadi lebih lembab
dibandingkan dengan kandang kelompok normal.
Pada hari ke-15 diberikan perlakuan dengan pemberian bahan uji dan
pembanding terhadap masing-masing kelompok tikus hiperkolesterolemia, kecuali
kelompok normal dan negatif. Ekstrak kental daun jati diberikan dengan dosis 250
mg/kg berat badan, 500 mg/kg berat badan dan 1000 mg/kg berat badan, dosis ini
didapatkan berdasarkan dosis antidiuretik yang efektif secara oral. Sedangkan
dosis kontrol pembanding yang digunakan yaitu simvastatin dengan dosis 10 mg/
200 g berat badan, dosis ini diambil berdasarkan dosis lazim yang sering
digunakan oleh manusia sebagai obat anti kolesterol yang kemudian di
konversikan ke dalam dosis tikus dengan rumus HED (Lampiran.11). Bahan uji
diberikan secara oral menggunakan sonde lambung dalam bentuk suspensi dengan
penambahan NaCMC pada interval satu hari sekali pemberian yang diberikan
pada malam hari. Setelah diberikan perlakuan, kemudian dilakukan pengukuran
kadar kolesterol pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
31
Pengukuran kadar kolesterol total darah tikus dilakukan dengan metode
enzimatis menggunakan spektrofotometer. Serum yang diperoleh setelah di
sentrifus kemudian di tambahkan larutan pereaksi kolesterol sehingga terjadi
reaksi dimana enzim kolesterol esterase akan menghidrolisis kolesterol esterase
menjadi kolesterol bebas menjadi kolestenon dan hydrogen peroksida. Selanjutnya
hidrogen peroksida akan bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan fenol pembentuk
komplek qunoneimine yang berwarna merah. Warna merah muda yang terbentuk
dalam larutan kemudian diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Visibel
pada panjang gelombang 500 nm (Dachriyanus et al.,2007). Namun panjang
gelombang yang digunakan pada penelitian yaitu 504 nm, hal ini berdasarkan
hasil pengukuran standar kolesterol uji yang digunakan selama proses pengukuran
kadar kolesterol total darah tikus yang diberi ekstrak etanol 70% daun jati.
Berdasarkan uji normalitas (one-sample Kolmogorov-Smirnov Test)
menunjukkan kadar kolesterol total darah terdistribusi normal (p≥0,05) dan pada
uji homogenitas (Levene) menunjukkan kadar kolesterol total darah bervariasi
homogen, karena syarat normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi maka
dilanjutkan dengan uji One-Way ANOVA dan hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna (signifikan) pada semua kelompok uji
karena nilai (p≥0,05) (Lmpiran.14). Sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak
etanol 70% dari daun jati (Tectona grandis L.f.) tidak dapat menurunkan kadar
kolesterol total secara bermakna.
Dari hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan hipotesa awal penelitian,
hal ini dapat disebabkan oleh : 1. Faktor metabolisme lipid pada tikus, tikus tidak
mempunyai kantong empedu, sedangkan kantong empedu pada manusia berfungsi
untuk menyimpan empedu. Empedu adalah cairan yang terdiri dari garam-garam
empedu, elektrolit, kolesterol, lemak. Jika pada tikus tidak mempunyai kantong
empedu maka kemungkinan cairan empedu tidak dapat disimpan sehingga
empedu langsung digunakan untuk mengemulsi lemak, mengabsorpsi lemak,
kembali diabsorpsi ke hati ataupun dikeluarkan melalui feses. 2. Faktor stress
pada tikus, faktor lingkungan merupakan faktor pemicu tikus dapat mengalami
stress. Faktor lingkungan tersebut dapat berupa kapasitas kandang dan persaingan
sesama tikus (Widyaswari,2011). Dalam penelitian ini, dalam satu kelompok yang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
32
terdiri dari 5 ekor tikus di tempatkan dalam satu kandang yang sama, dikarenakan
tersedianya kandang tikus yang terbatas sehingga hal tersebut dapat terbentuknya
persaingan antar tikus. Pada metabolisme lipid efek stres dapat meningkatkan
pelepasan asam lemak ke dalam darah. Asam lemak nantinya akan di esterifikasi
menjadi triasilgliserol. Triasilgliserol akan diangkut oleh kilomikron dan VLDL.
VLDL merupakan prekursor IDL dan IDL merupakan prekursor LDL. Kolesterol
total meliputi HDL, LDL dan trigliserida. Sehingga jika asam lemak dalam darah
meningkat, kadar LDL akan meningkat dan kadar kolesterol total juga meningkat
(Widyaswari,2011).
Dalam pengolahan data hasil penelitian, data kontrol positif yang diberikan
simvastatin tidak dimasukan dalam data hasil. Hal ini dikarenakan kadar
kolesterol masing-masing tikus kontrol positif tidak berbeda jauh dengan kontrol
negatif yang hanya diberikan makanan tinggi kolesterol. Kadar kolesterol yang
tidak berbeda jauh pada masing-masing tikus kontrol positif maupun negatif dapat
disebabkan karena adanya keterbatasan peneliti dalam hal memberikan
simvastatin yang seharusnya diberikan sebelum tikus tidur pada malam hari, akan
tetapi selama penelitian berlangsung pemberian simvastatin diberikan pada sore
hari setelah maghrib, dimana pada waktu tersebut tikus masih dalam keadaan
aktif. Pada kelompok kontrol normal dan uji juga manunjukkan adanya ketidak
seragaman kadar kolesterol pada masing-masing tikus. Kadar kolesterol yang
tidak seragam pada masing-masing tikus kelompok kontrol dapat disebabkan
faktor individual tikus juga mempengaruhi kadar kolesterol darah tikus, karena
dari hasil uji kadar kolesterol dengan spektrofotometer menunjukkan bahwa kadar
kolesterol masing-masing tikus dalam satu kelompok berbeda-beda sehingga
mempengaruhi rata-rata kadar kolesterol semua kelompok kontrol maupun
kelompok uji. Tidak adanya standarisasi dalam pemberian jumlah makanan
standar untuk tikus, sehingga tidak diketahui berapa banyak makanan yang
dimakan tiap masing-masing tikus, dengan demikian dapat mempengaruhi kadar
kolesterol total dari masing-masing tikus. Selain itu, lamanya waktu penelitian
hanya samapai 14 hari, sehingga penurunan kadar kolesterol total belum
signifikan sperti penelitian yang dilakukan oleh Joo-Lee et al, 2011 selama 4
minggu dan oleh Sowmya et al, 2011 selama 21 hari.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian uji pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% daun jati
(Tectona grandis L.f.) pada tikus putih jantan yang di induksi dengan makanan
tinggi kolesterol selama 14 hari, diperoleh kesimpulan bahwa pemberian ekstrak
dengan dosis 250 mg/kg berat badan, 500 mg/kg berat badan dan 1000 mg/kg
berat badan tidak memiliki perbedaan secara bermakna (p ≥ 0,05) terhadap
kontrol negatif pada aktivitas penurunan kadar kolesterol total darah pada tikus
putih jantan.
5.2. Saran
Perlu dilakuan penelitian lebih lanjut mengenai efek penurunan kadar
kolesterol total darah tikus dari ekstrak etanol 70% daun jati (Tectona grandis
L.f.) dengan metode uji yang berbeda atau dengan menambah waktu pemberian
ekstrak yang lebih lama lagi agar di dapatkan hasil yang lebih baik.
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Akoh, C. Casimir dan David B. Min. ( 2002). Food Lipids ; Chemistry, Nutrition,
And Biotechnology. New York : Marcel Dekker.
Aradhana, Rajuri, K.N.V.Rao., David Banji and R.K. Chaithanya. (2010). A
Review on Tectona grandis.linn: Chemistry and Medicinal Uses (Family :
Verbenaceae). Herbal Tech Industry.
Avci, Gulcan., Esra Kupeli, Abdullah Eryavuz, Erdem Yesilada and Ismail
Kucukkurt. (2006). Antihypercholesterolaemic and Antioxidant Activity
Assessment of Some Plants Used As Remedy in Turkish Folk Medicine. Journal of
Ethnopharmacology 107. 418–423.
Ayoola, Ga., Hab Coker1, Sa Adesegun, Aa Adepoju-Bello1, K Obaweya1, Ec
Ezennia1, To Atangbayila1. (2008). Phytochemical Screening And Antioxidant
Activities Of Some Selected Medicinal Plants Used For Malaria Therapy In
Southwestern Nigeria. Research Article. Tropical Journal Of Pharmaceutical
Research.
Baldatina, Aqilah Zainaba Istiqlal. (2008). Pngaruh Pemberian Insektisida
(Esbiothrin, Imiprothrin dan D-Phenothrin) Pada Tikus Putih (Rattus Rattus):
Kajian Histopatologi Hati dan Ginjal. Skripsi : Institut Pertanian Bogor.
BNF. (2009). British National Formulary-57. German : GGP Media GmbH. hal.
142.
Dachriyanus, Delpa Oria Katrin, Rika Oktarina, Olivia Ernas, Suhatri, dan M.
Husni Mukhtar. (2007). Uji Efek A-Mangostin terhadap Kadar Kolesterol Total,
Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Koletserol LDL Darah Mencit Putih Jantan
serta Penentuan Lethal Dosis 50 (Ld50). J.Sains Tek. Far. 12 (2).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia, ed. IV.
Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan makanan. hal. 7.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Materia Medika Jilid VI.
Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan makanan. hal. x.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1993). Metode Penapisan
Farmakologi, Pengujian Klinik, Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan
Alam. Jakarta : Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. hal. 37.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
makanan. hal. 1, 10-11, 13, 17.
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
35
Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plant.
J.Pharm.Sci., vol. 55, no.3. hal. 257.
Frutos, P., G. Hervas, F. J. Giraldez and A. R. Mantecon. (2004). Review. Tannins
and Ruminant Nutrition. Spanish Journal of Agricultural Research. 2 (2), 191-202.
Gani, Ratna L., Esti Mumpuni, Sudjaswadi. (2010). Uji Efek Antioksidan dan
Antiinflamasi dari Ekstrak Tumbuhan Kayu Angin (Usnea flexuosa, Tayl)
Terstandarisasi. Penelitian Universitas Pancasila.
Giri, Liga Nenggala. (2008). Potensi Antioksidasi Daun Salam: Kajian In Vivo
Pada Tikus Hiperkolesterolemia dan Hiperglikemia. Skripsi. Program Studi
Biokimia. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian
Bogor.
Gunawan, Sulistia Gan., Rianto setiabudy, Nafrialdi, Elysabeth. (2007).
Farmakologi Dan Terapi. Jakarta : UI Press. hal. 375-382.
Gross, Myron. (2004). Flavonoids and Cardiovascular Disease. Pharmaceutical
Biology. Vol. 42, Supplement, pp. 21–35.
Harmita & Maksum Radji. (2004). Buku Ajar Analisis Hayati.Departmen Fakultas
FMIPA Universitas Indonesia. hal. 74.
Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung : Penerbit ITB. hal. 21.
Indrayani, Lany., Hartati Soetjipto, dan Lydia Sihasale. (2006). Skrining
Fitokimia dan Uji Toksisitas Ekstrak Daun Pecut Kuda (Stachytarpheta
jamaicensis L. Vahl) Terhadap Larva Udang Aartemia Salina Leach. berk. penel.
hayati: 12 (57–61).
Joo Lee, Seung., Chong-Wook Kim, Hyuk-Jai Jang, Soon-Yeong Cho and JongWon Choi. (2011). Anti-hyperlipidemia and Anti-arteriosclerosis Effects of
Laminaria japonica in Sprague-Dawley Rats. Original Article. Fish Aquat Sci
14(4), 235-241.
Katzung, Bertram G. (1998). Farmakologi Dasar Dan Klinik, ed.VI. Jakarta :
EGC. hal. 544-546.
Krishna, Mahesh S., Jayakumaran Nair A. (2010). Antibacterial, Cytotoxic and
Antioxidant Potential of Different Extracts from Leaf, Bark and Wood of Tectona
grandis. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Drug Research ;
2(2): 155-158.
Lacy, Charles F., Lora L. Armstrong, Morton P. Goldman, Leonard L. Lance.
2006. Drug Information Handbook 14th Edition. Amerika. hal.1450.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
36
Lee , Soo Jung., Gui Fang Zhang And Nak Ju Sung. (2011). Hypolipidemic And
Hypoglycemic Effects Of Orostachys Japonicus A. Berger Extracts In
Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. Nutrition Research And Practice (Nutr Res
Pract) 2011;5(4):301-307.
Malole & Sri Utami Pramono. (1989). Penggunaan hewan-Hewan Percobaan di
Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut Pertanian Bogor.
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth
edition. London: Pharmaceutical Press. hal.1390.
Murray, Robert K., Daryl K. Granner dan Victor W. Rodwell. (2009). Biokimia
Harper Ed.27. Alih Bahasa : Brahm U. Pendit, Editor Edisi Bahasa Indonesia :
Nanda Wulandari, dkk. Jakarta : EGC. hal. 131.
Nayeem, Naira and Karvekar M D. 2012. Effect Of Plant Stages On Analgesic
And Anti Inflammatory Activity Of The Leavesof Tectona Grandis. European
Journal of Experimental Biology.
Nijveldt, Robert J., Els van Nood, Danny EC van Hoorn, Petra G Boelens, Klaske
van Norren, and Paul AM van Leeuwen. (2001). Flavonoids: A Review of
Probable Mechanisms of Action and Potential Applications. Am J Clin Nutr
2001;74:418–25. Printed in USA.
Noorani, Arshad Ali., Gaurav Dwivedi1 and M. K. Kale. (2011).
Antihyperlipidemic Activity of Rimonabant on High Cholesterol Diet Induced
Hyperlipidemia in Rats. Pharmacologyonline 1: 1212-1220.
Ochani, Pooja C and Priscilla D’Mello. (2009). Antioxidant and
Antihyperlipidemic Activity of Hibiscus sabdariffa Linn. Leaves and Calyces
Extracts in Rats. Indian Journal of Experimental Biology, vol.47
Pamela, C. Champe. (2010). Biokimia; Ulasan Bergambar. Alih bahasa : Richard
A. Harvey, dkk. editor edisi bahasa Indonesia : Luqman Yanuar Rahman, dkk.
Jakarta : EGC. hal. 266.
Pooja, Vipin Sharma and K.C.Samanta. (2011). Hypoglicemic Activity pf
Methanolic Extract of Tectona grandis linn. Root in Alloxan Induced Diabetic
Rats. Journal of Applied Pharmaceutical Science 01 (04) : 106-109.
Pradip, J.Jadhav., Dr.Shete R.V., Shetty S.C. (2011). Diuretic Activity of Tectona
Grandis Leaves Aqueous Extract in Wistar Rats. International Journal of
Pharmaceutical Research and Development ; Vol 3 (7).
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. (1994). Patofisiologi : konsep klinis
proses-proses penyakit. Alih bahasa : Peter Anugerah, editor : Caroline Wijaya,
ed.4. Jakarta : EGC. hal. 531.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
37
Purushotham, K G., Parun, J Johnsy Jayarani, R Vasnthakumari, L Sankar, and
Bijjam Raviprakash Reddy. (2010). Synergistic in vitro antibacterial activity of
Tectona grandis leaves with tetracycline. International Journal of PharmTech
Research Coden (USA): IJPRIF ISSN : 0974-4304 Vol.2, No.1, pp 519-523, JanMar.
Putri, Rista Harwita., Pudjadi, Henny Kartikawati. (2010). Pengaruh Pemberian
Ekstrak Bawang Merah (Allium Ascalonicum) Terhadap Kadar Kolesterol HDL
Serum Tikus Wistar Hiperlipidemia.Penelitian Universitas Diponegoro Semarang.
Ramos, María Elena Pahua., Alicia Ortiz-Moreno., Germán Chamorro-Cevallos.,
María Dolores Hernandez-Navarro., Leticia Garduno-Siciliano., Hugo
Necoechea-Mondragon & Marcela Hernandez-Ortega .(2012). Hypolipidemic
Effect Of Avocado (Persea Americana Mill) Seed In A Hypercholesterolemic
Mouse Model. Original Paper. Plant Foods Hum Nutr (2012) 67:10–16.
Santoso, Singgih. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17.
Jakarta : PT Gramedia.
Saifudin, Azis., Viesa Rahayu dan Hilwan Yuda Teruna. (2011). Standardisasi
Bahan Obat Alam. Yogyakarta: Graha Ilmu (buku stndar ekstrak). hal. 72.
Shaw, Shannon Reagan., Minakshi Nihal, and Nihal Ahmad. (2007). Dose
Translation From Animal To Human Studies Revisited. The Faseb Journal article
fj.07-9574LSF.
Shinde, Shubhangi., Niranjan Chivate., Pramodinee Kulkarni and Nilofer
Naikwade. (2012). Hypolipidemic Activity Of Psidium Guajava Linn Leaves
Extracts In Hyperlipidemic Rats. International Journal Of Pharmacy And
Pharmaceutical Sciences ISSN- 0975-1491 Vol 5.
Sowmya, A. and T. Ananthi. (2011). Hypolipidemic Activity of Mimosa pudica
Linn on Butter Induced Hyperlipidemia in Rats. Asian J. Res. Pharm. Sci. Vol. 1:
Issue 4, Pg 123-126.
Sukandar, E.Y., Nurdewi and Elfahmi. (2012). Antihypercholesterolemic Effect of
Combination of Guazuma ulmifolia Lamk. Leaves and Curcuma xanthorrhiza
Roxb. Rhizomes Extract in Wistar Rats. International Journal of Pharmacology.
Sumarna, Salim Hardja. (2012). Sukses Budidaya 9 Jenis Kayu Penghasil Rupiah.
Klaten : Cable Book. hal. 40.
Sumarna, Yana. (2011). Kayu Jati, Panduan Budidaya Dan Prospek Bisnis.
Jakarta : Penebar Swadaya. hal. 5, 19.
Sutanto. (2010). Cekal (Cegah Dan Tangkal) Penyakit Modern (Hipertensi,
Stroke, Jantung, Kolesterol, Dan Diabetes). Yogyakarta : Penerbit ANDI
Yogyakarta. hal. 117.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
38
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Raharja. (2007). Obat-Obat Penting, Khasiat,
Penggunaan, Dan Efek Sampingnya. Jakarta : PT. Gramedia. hal. 569-581.
Umarudin, R. Susanti dan Ari Yuniastuti. (2012). Efektivitas Ekstrak Tanin
Seledri Terhadap Profil Lipid Tikus Putih Hiperkolesterolemi. Unnes J Life Sci 1
(2).
Utama-ang, niramon. (2006). Development of Jiaogulan Tea (Gynostemma
pentaphyllum). Thesis: Graduate school, kasetsart university. hal. 24-25.
Wahid, S.S. ahmad, A., E. Bukhsh., S. Ahmad and S. R. Kakar. (2009).
Antihyperlipidemic Properties of Carthamus oxyacantha. Pakistan Journal Of
Science (Vol. 61, No. 2, June 2009).
Warisno dan Kres dahana. (2011). Investasi Prospektif Dengan Mengebunkan Jati
Unggul. Yogyakarta : Lily Publisher. hal. 11.
Widyaswari, Merisa Inggit. (2011). Pengaruh Pemberian Kelopak Kering Rosella
Ungu (Hibiscus sabdariffa)Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Tikus
Hiperkolesterolemia. Artikel Penelitian Universitas Diponegoro Semarang.
Wijono S, Sri Harsodjo. ( 2003). Isolasi Dan Identifikasi Flavonoid Pada Daun
Katu (Sauropus Androgynus (L.) Merr). Makara, Sains, Vol. 7, No. 2, Agustus
2003.
Wiryowidagdo, Sujaswadi, M. Sitanggang. (2002). Tanaman Obat Untuk
Penyakit Jantung, Darah Tinggi dan Kolesterol. Jakarta : AgroMedia Pustaka.
hal. 23.
Yahya, Marzuqi. (2011). Jati Emas Kultur Jaringan, Cara Tepat Dan Cepat
Menghasilkan Jati Berkualitas. Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka. hal. 5.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
39
Lampiran 1. Bahan dan Alat Penelitian
Gambar 1. DaunJati
Gambar 2.
Gambar 3. Proses
(TectonagrandisL.f.)
PereaksiKolesterol
Perlakuanhewanuji
Gambar 5.
Gambar 4. StandarKolesterol
EkstrakDaunJati
(TectonagrandisL.f.)
Gambar 8.
Gambar7. Rotary evaporator
Sepektrofotometer
Gambar 6. Sentrifugasi
40
Lampiran 2. Determinasi Daun Jati (TectonagrandisL.f.)
41
Lampiran 3. Sertifikat Bahan Uji Simvastatin
42
Lampiran 4. Sertifikat Hewan Uji
43
Lampiran 5. Alur Penelitian
Daun jati segar
Determinasi
Dicuci dan sortasi basah
Daun dikeringakan
Dicuci dan sortasi basah
Dihaluskan menggunakan blender
Serbuk simplisia daun jati
Maserasi dengan etanol 70%
Ekstrak cair
Tikus di aklimatisasi
Dikentalkan menggunakan
rotary evaporator
Ekstrak kental
Pemberian ekstrak
pada tikus
Tikus diberi makanan tinggi kolesterol
selama 14 hari
Tikus telah dibuat
hiperkolesterol
Pemeriksaan kadar
kolesterol awal
Pemeriksaan kadar kolesterol darah pada
tikus menggunakan spektofotometer UV
Analisis data hasil dengan menggunakan ANOVA
44
Lampiran 6. Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Daun Jati
(TectonagrandisL.f.)
Daun jati segar
Dicuci dan sortasi
basah
Daun dikeringakan
Dihaluskan menggunakan
blender
Serbuk simplisia daun jati
Maserasi dengan etanol 70%
Penapisan Fitokimia
1. Alkaloid
2. Flavonoid
3. Steroid dan Triterpenoid
4. Saponin
5. Tanin
6. Kumarin
Ekstrak cair
Dikentalkan menggunakan Rotary Evaporator
Ekstrak kental
Pembuatan dosis ekstrak
Uji efek antihiperkolesterolemia
Penapisan Fitokimia
1. Alkaloid
2. Flavonoid
3. Steroid dan Triterpenoid
4. Saponin
5. Tanin
6. Kumarin
45
Lampiran 7. Hasil Penapisan Fitokimia
Senyawa
Pengamatan
Flavonoid
Terbentuknya warna
merah jingga setelah
ditambahkan
amilalkohol
Saponin
Tanin
Steroid dan
Triterpenoid
Kumarin
Serbuk
Ekstrak
(+)
(+)
(+)
(+)
Terbentuknya busa
yang stabil selama
30 menit setelah
pengocokan
Terbentuknya warna
hijau kecoklatan
setelah ditambahkan
FeCl3
(+)
Terbentuknya warna
hijau kehitaman
setelah ditambahkan
pereaksi libermanbuchard (senyawa
steroid)
(+)
Adanya pijran warna
hijau dibawah sinar
UV
(+)
(+)
(+)
(+)
46
Lampiran 8. Pemeriksaan Parameter Ekstrak
1. Perhitungan Rendemen
% Rendemen =
% Rendemen =
x 100%
x 100%
% Rendemen = 17,83%
2. Pemeriksaan Susut Pengeringan
Berat botol kosong = 15,6427 gram
Berat ekstrak = 1,0654 gram
Berat botol kosong + ekstrak sebelum dipanaskan (W0) = 16,7081 gram
Berat botol kosong + ekstrak setelah dikeringkan (W1)= 16,4551 gram
% susut pengeringan =
x 100%
% susut pengeringan =
% susut pengeringan = 1,514%
3. Pemeriksaan Kadar Abu
Berat cawan kosong (A) = 25,2005 gram
Berat ekstrak = 1,1551 gram
Berat cawan kosong + ekstrak sebelum dipanaskan (B) = 26.3556 gram
Berat cawan kosong + ekstrak setelah dikeringkan (C) = 25.2455 gram
% Kadar Abu =
x 100%
% Kadar Abu =
% Kadar Abu = 3.9 %
x100%
47
Lampiran 9. Skema Kerja Uji Antihiperkolesterolemia
Tikus diaklimatisasi
Kelompok
Normal
Kontrol
Negatif
Tanpa
Perlakuan
Kontrol
Positif
Kelompok
1
Kelompok
2
Kelompok
3
Pemberian makanan tinggi kolesterol selama 14 hari
Pengukuran kadar kolesterol darah awal pada hari ke-15, sebelumnya tikus dipuasakan
selama 12 jam
Tanpa
Perlakuan
Tanpa
Perlakuan
Pemberian
Simvastatin
Pemberian
Dosis 1
Pemberian
Dosis 2
Pengukuran kadar kolesterol darah pada hari ke-3, 7 dan 14,
sebelumnya tikus dipuasakan selama 12 jam
Pengolahan data dengan ANOVA
Pemberian
Dosis 3
48
Lampiran 10. Perhitungan Dosis Uji Ekstrak Daun Jati
Untuk perhitungan dosis uji ekstrak daun jati digunakan rumus sebagai
berikut :
(
)
(
(
)
1. Pembuatan Larutan UJi 1, Dosis 250 mg/kgBB
Berat Badan Tikus = 230-237 gram
(
)
(
(
(
(
)
(
)
VAO total
)
)
)
= VAO x Jumlah tikus x Waktu perlakuan
= 3 ml x 5 (ekor tikus) x 14 (hari)
= 210 ml
Jumlah ekstrak daun jati
= VAO total x konsentrasi
= 210 ml x 19,42 mg/ml
= 4078,2 mg = 4,0782 gram
2. Pembuatan Larutan UJi 2, Dosis 500 mg/kgBB
Berat Badan Tikus = 223-225 gram
(
)
(
(
(
(
)
)
)
)
)
49
(Lanjutan)
(
VAO total
)
= VAO x Jumlah tikus x Waktu perlakuan
= 3 ml x 5 (ekor tikus) x 14 (hari)
= 210 ml
Jumlah ekstrak daun jati
= VAO total x konsentrasi
= 210 ml x 37,3 mg/ml
= 7833 mg = 7,833 gram
3. Pembuatan Larutan UJi 3, Dosis 1000 mg/kgBB
Berat Badan Tikus = 227-229 gram
(
)
(
(
(
(
)
(
)
)
)
)
VAO total = VAO x Jumlah tikus x Waktu perlakuan
= 3 ml x 5 (ekor tikus) x 14 (hari)
= 210 ml
Jumlah ekstrak daun jati = VAO total x konsentrasi
= 210 ml x 76 mg/ml
= 15960 mg = 15,98 gram
50
Lampiran 11. Perhitungan Dosis Simvastatin
Perhitungan dosis simvastatin berdasarkan rumus HED untuk
mengkonversikan dosis dari manusia ke tikus (Shaw et al, 2007) :
)
(
(
)
Tabel. 1 Conversion Animal Doses to HED based on BSA
Spesies
Berat
Luas Permukaan
Faktor Km
Badan (Kg)
Tubuh
Dewasa
60
1.6
37
Anak
20
0.8
25
Baboon
12
0.6
20
Anjing
10
0.5
20
Monyet
3
0.24
12
Kelinci
1,8
0.15
12
Guines pig
0,4
0.05
8
Tikus
0,15
0,025
6
Hamster
0,08
0.02
5
Mencit
0,02
0.007
3
Manusia
Maka konversi dosis simvastatin yang diberikan kepada tikus yaitu :
HED
0,167 mg/kg =
= 0,167 mg/kg .
= 1,03 mg/kg
51
(Lanjutan)
(
)
(
(
(
)
(
)
(
)
)
)
52
Lampiran 12. Hasil Spktrofotometer serum uji
Tabel.2 Hasil Absorbansi Spektrofotometer
Awal
Hari Ke 14
Setelah
Induksi
0.051
0.035
0.040
0.029
0.039
0.039
0.029
0.031
0.025
0.034
0.025
0.029
0.038
0.057
0.055
0.047
0.034
0.028
0.029
0.030
0.050
0.062
0.036
0.060
0.033
0.024
0.037
0.038
0.050
0.049
0.041
0.050
0.033
0.029
0.020
0.024
0.048
0.034
0.034
0.042
3 Hari Setelah 7 Hari Setelah
Pemberian
Pemberian
Ekstrak
Ekstrak
Normal
0.030
0.040
0.039
0.032
0.027
0.039
0.024
0.039
Negatif
0.040
0.036
0.032
0.031
0.033
0.040
0.030
0.052
Dosis 250 mg
0.027
0.041
0.045
0.033
0.034
0.045
0.030
0.045
Dosis 500 mg
0.024
0.032
0.023
0.038
0.032
0.034
0.032
0.030
Dosis 1000 mg
0.030
0.028
0.031
0.038
0.030
0.027
0.030
0.026
14 Hari Setelah
Pemberian
Ekstrak
0.033
0.022
0.031
0.029
0.037
0.030
0.043
0.033
0.035
0.034
0.033
0.038
0.040
0.034
0.037
0.034
0.038
0.040
0.033
0.033
53
(Lanjutan)
Hasil absorban dari spektrofotometer kemudian di masukkan kedalam rumus
(Dachriyanus, et a., 2007) :
C=
x C st
Keterangan : C = Kadar kolesterol (mg/dl)
A = Serapan
Cst = Kadar kolesterol standar (200 mg/dl)
A standar = 0,068
Tabel. 3 Hasil Perhitungan Kadar Kolesterol
Awal
Hari Ke 14
Setelah
Induksi
150
102.9
117.6
85.3
114.7
114.7
85.3
91.2
73.5
100
73.5
85.3
111.8
167.6
161.8
138.2
100
82.3
85.3
88.2
147
182.3
105.9
176.5
97
70.6
108.8
111.8
147
144.1
120.6
147
97
85.3
58.8
70.6
141.2
100
100
123.5
3 Hari Setelah 7 Hari Setelah
Pemberian
Pemberian
Ekstrak
Ekstrak
Normal
88.2
117.6
114.7
94.1
79.4
114.7
70.6
114.7
Negatif
117.6
105.9
94.1
91.2
97
117.6
88.2
152.9
Dosis 250 mg
79.4
120.6
132.3
97
100
132.3
88.2
132.3
Dosis 500 mg
70.6
94.1
67.6
111.8
94.1
100
94.1
88.2
Dosis 1000 mg
88.2
82.3
91.2
111.8
88.2
79.4
88.2
76.5
14 Hari Setelah
Pemberian
Ekstrak
97
64.7
91.2
85.3
108.8
88.2
126.5
97
102.9
100
97
111.8
117.6
100
108.8
100
111.8
117.6
97
97
54
Lampiran 13. Grafik Rata-Rata Kadar Kolesterol
160
140
Hari Ke-0
120
Hari Ke-14 Induksi
100
80
Hari Ke-3 Pemberian
Ekstrak
60
Hari Ke-7 Pemberian
Ekstrak
40
20
Hari Ke-14 Pemberian
Ekstrak
0
Normal
Negatif Dosis 250 Dosis 500 Dosis
mg
mg
1000 mg
Gambar 9. Grafik rata-rata kadar kolesterol total darah hewan uji sebelum dan
sesudah diberi bahan uji pada hari pengambilan darah.
55
Lampiran 14. Hasil Statistik Uji Antikolesterol
1.
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tujuan : Untuk melihat data kadar kolesterol darah tikus terdistribusi normal atau
tidak
Hipotesis
:
Ho
: Data kadar kolesterol total darah tikus terdistribusi normal
Ha
: Data kadar kolesterol total darah tikus tidak terdistribusi normal
Pengambilan keputusan
:
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka Ho diterima
Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak
Tabel 4. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hari Ke-0
N
Hari Ke-14
Setelah
Induksi
Hari Ke-3
Setelah
Pemberian
Ekstrak
Hari Ke-7
Setelah
Pemberian
Ekstrak
Hari Ke-14
Setelah
Pemberian
Ekstrak
30
30
30
30
30
Normal
Parametersa,,b
Mean
100.673
125.480
92.530
107.340
97.527
Std.
Deviation
22.2522
29.4512
20.6845
25.0781
15.0170
Most Extreme
Differences
Absolute
.090
.105
.136
.108
.186
Positive
.090
.105
.136
.108
.135
Negative
-.068
-.070
-.084
-.089
-.186
Kolmogorov-Smirnov Z
.493
.578
.747
.591
1.019
Asymp. Sig. (2-tailed)
.968
.892
.632
.876
.250
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Keputusan : Data kadar kolesterol total darah tikus terdistribusi normal.
56
(Lanjutan)
2. Uji homogenitas (Lavene) Terhadap Kadar Kolesterol Darah Kelompok Hewan
Uji
Tujuan
: Untuk melihat data kadar kolesterol darah tikus homogeny atau tidak
Hipotesis
:
Ho
: Data kadar kolesterol total darah tikus bervariasi homogen
Ha
: Data kadar kolesterol total darah tikus tidak bervariasi homogen
Pengambilan keputusan
:
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka Ho diterima
Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak
Tabel 5. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2
Sig.
Hari ke-0
1.258
4
15
.330
Hari ke-14 Setelah Induksi
1.655
4
15
.213
Hari ke-3 Setelah Pemberian Ekstrak
1.805
4
15
.180
Hari ke-7 Setelah Pemberian Ekstrak
.815
4
15
.535
Hari ke-14 Setelah Pemberian Ekstrak
1.167
4
15
.364
Keputusan: Data kadar kolesterol total darah tikus bervariasi homogen.
57
(Lanjutan)
3. Uji One-Way ANOVA
Tujuan
: Untuk melihat data kadar kolesterol darah tikus antar
kelompok terdapat perbedaan secara bermakna atau tidak
Hipotesis
:
Ho
: Data kadar kolesterol total darah tikus tidak terdapat
perbedaan secara bermakna
Ha
: Data kadar kolesterol total darah tikus terdapat perbedaan
secara bermakna
Pengambilan keputusan
:
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka Ho diterima
Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak
Tabel. 6 Hasil Uji ANOVA
ANOVA
Sum of
Squares
Hari ke-0
df
Mean Square
Between Groups
3176.753
4
Within Groups
4803.725
15
Total
7980.478
19
7357.152
4
8017.440
15
15374.592
19
986.777
4
246.694
3822.993
15
254.866
4809.770
19
2976.405
4
4371.885
15
7348.290
19
Hari ke-14 Setalah Between Groups
Induksi
Within Groups
Total
Hari ke-3 Setelah Between Groups
Pemberian Ekstrak Within Groups
Total
Hari ke-7 Setelah Between Groups
Pemberian Ekstrak Within Groups
Total
F
Sig.
794.188 2.480 .089
320.248
1839.288 3.441 .035
534.496
.968 .454
744.101 2.553 .082
291.459
58
Hari ke-14 Setelah Between Groups
Pemberian Ekstrak Within Groups
Total
1384.823
4
2082.175
15
3466.998
19
346.206 2.494 .087
138.812
Keputusan :Data kadar kolesterol total darah tikus tidak terdapat perbedaan secara
bermakna.
Download