BAB I - WordPress.com

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Cahaya memiliki peran penting dalam kehidupan. Dari masa ke
masa definisi cahaya telah berkembang. Isaac Newton menyatakan bahwa
cahaya adalah partikel-partikel kecil yang disebut korpuskel. Bila suatu
sumber cahaya memancarkan cahaya maka partikel-partikel tersebut akan
mengenai mata dan menimbulkan kesan akan benda tersebut. Ilmuwan lain,
yaitu Huygens, menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang, karena
sifat-sifat cahaya mirip dengan sifat-sifat gelombang bunyi. Berdasarkan
penelitian-penelitian lebih lanjut, cahaya merupakan suatu gelombang
elektromagnetik yang dalam kondisi tertentu dapat berkelakuan sepertisuatu
partikel. Sebagai
sebuah gelombang, cahaya dapat dipantulkan dan
dibiaskan, serta mengalami polarisasi dan interferensi. Cahaya dapat
merambat tanpa memerlukan medium. Cahaya matahari dapat sampai ke
bumi dan memberi kehidupan di dalamnya. Cahaya merambat dengan
sangat cepat, yaitu dengan kecepatan3 × 108 m/s, artinya dalam waktu satu
sekon cahaya dapat menempuh jarak 300.000.000 m atau 300.000 km. Oleh
karena itu, kami memilih bahasan mengenai cahaya pada pembelajaran kali
ini.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahannya
adalah sebagai berikut :
1. Apakah definisi cahaya dan sifatnya ?
2. Bagaimana pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cekung , dan
cemin cembung?
3. Bagaimana pembiasan cahaya pada lensa cekung dan lensa cembung ?
4. Apakah yang dimaksud dengan dispersi cahaya ?
5. Bagaimana penggunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1
1. Menjelaskan definisi cahaya dan sifatnya
2. Mengetahui pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cekung , dan
cemin cembung
3. Mengetahui pembiasan cahaya pada lensa cekung dan lensa cembung
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan dispersi cahaya
5. Mengetahui penggunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan Sifat Cahaya
2.1.1
Definisi Cahaya
Definisi cahaya telah berkembang dari masa ke masa. Berikut ini
adalah beberapa teori tentang cahaya yang dikemukakan oleh para
ilmuwan. Isaac Newton menyatakan bahwa cahaya adalah partikelpartikel kecil yang disebut korpuskel. Bila suatu sumber cahaya
memancarkan cahaya maka partikel-partikel tersebut akan mengenai
mata dan menimbulkan kesan akan benda tersebut. Ilmuwan lain, yaitu
Huygens, menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang, karena
sifat-sifat cahaya mirip dengan sifat-sifat gelombang bunyi. Perbedaan
antara gelombang cahaya dan gelombang bunyi terletak pada panjang
gelombang dan frekuensinya. Sedangkan Maxwell menyatakan bahwa
sesungguhnya cahaya merupakan gelombang elektromagnetik karena
kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya,
yaitu sebesar 3 × 108 m/s. Gelombang elektromagnetik tercipta dari
perpaduan antara kuat medan listrik dan kuat medan magnet yang
saling tegak lurus. Gelombang elektromagnetik juga termasuk
gelombang transversal, yang ditunjukkan dengan peristiwa polarisasi.
2.1.2
Sifat-Sifat Cahaya
1. Cahaya merambat lurus
Cahaya merambat lurus dengan kecepatan ±300.000 km/detik.
Garis-garis lurus yang menggambarkan cahaya disebut sinar
cahaya. Kumpulan sinar-sinar cahaya akan membentuk berkas
cahaya. Bayang-bayang terjadi karena cahaya merambat lurus,
cahaya tidak dapat mencapai daerah di belakang benda. Akibat
cahaya merambat lurus maka terjadilah bayangan. Bayangan
dibedakan menjadi dua yaitu :
3
 Bayangan maya/ semu yaitu bayangan yang terbentuk karena
perpotongan perpanjangan berkas cahaya dan tidak dapat
ditangkap oleh layar
 Bayangan nyata / sejati yaitu bayangan yang terbentuk karena
perpotongan langsung berkas cahaya dan dapat ditangkap
oleh layar. Contoh bayangan nyata yaitu bayangan pada layar
bioskop.
2. Cahaya dapat dipantulkan
Cahaya yang mengenai suatu benda akan dipantulkan
seluruhnya
atau
sebagian.
Hukum
pemantulan
cahaya
sebagaimana dikemukakan oleh Snellius adalah sebagai berikut:
a. sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu
bidangdatar
b. sudut datang sama dengan sudut pantul.
Pemantulan cahaya dibedakan menjadi dua,yaitu :
a. Pemantulan baur terjadi pada permukaan pantul yang tidak rata,
misalnya dinding dan kayu. Ketika cahaya mengenai permukaan
pantul yang tidak rata maka cahaya tersebut dipantulkan dengan
arah yang tidak beraturan. Pemantulan baur dapat mendatangkan
keuntungan sebagai berikut :
1. Tempat yang tidak terkena cahaya secara langsung
masih terlihat terang.
2. Berkas cahaya pantulnya tidak menyilaukan.
4
b. Pemantulan teratur terjadi pada permukaan pantul yang
mendatar atau rata. Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan
pantul yang rata, seluruh cahaya yang datang akan dipantulkan
dengan
arah
yang
teratur.
Pemantulan
teratur
bersifat
menyilaukan, namun ukuran bayangan yang terbentuk sesuai
dengan ukuran benda. Pemantulan teratur biasa terjadi pada
cermin.
3. Cahaya dapat menembus benda bening
Benda-benda yang bening dan tembus pandang hampir seluruh
cahaya yang lewat diteruskan. Sehingga benda-benda yang ada
didalamnya tampak dari luar.
4. Cahaya dapat dibiaskan
Cahaya yang merambat dari suatu zat yang berbeda kerapatannya
akan dibiaskan dibidang perbatasan. Pembiasan cahaya juga
disebut dengan pembelokan cahaya.
5. Cahaya dapat diuraikan
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya
(dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi
berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat
berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas
banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik
air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi.
5
2.2
Pemantulan Cahaya pada Cermin
2.2.1
Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar
Cermin bersifat memantulkan cahaya secara teratur karena
permukaannya bersifat rata dan bening. Cermin datar menghasilkan
pemantulan teratur. Oleh karena itu, bayangan yang dihasilkan dapat
digambarkan.
Pembentukan bayangan pada cermin datar.
Sinar datang yang mengenai cermin datar akan dipantulkan. Jika
sinar datang tegak lurus terhadap cermin akan dipantulkan tegak lurus
cermin. Pada gambar terlihat bahwa bayangan pada cermin datar
merupakan perpanjangan sinarsinar pantulnya.
Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah sebagai
berikut.
1) sama besar
2) tegak
3) berkebalikan
4) jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin
5) maya
Jika terdapat dua buah cermin datar yang membentuk sudut α ,
maka banyaknya bayangan yang dibentuk dirumuskan oleh persamaan
sebagai berikut.
Catatan :
n = banyaknya bayangan yang dibentuk
α = sudut antara dua cermin
6
2.2.2
Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung
Cermin cekung adalah cermin yang bentuknya melengkung seperti
bagian dalam bola. Pada pemantulan cahaya oleh cermin cekung, jarak
antara benda dan cermin memengaruhi bayangan yang dihasilkan.
Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung merupakan perpotongan
sinar pantul atau merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar
pantul. Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen).
Pada cermin cekung terdapat tiga sinar istimewa seperti ditunjukkan
pada Gambar di bawah ini, yaitu sebagai berikut.
-
Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik
fokus.
-
Sinar datang melalui titik fokus, akan dipantulkan sejajar sumbu
utama.
-
Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan
kembali melalui titik pusat kelengkungan cermin.
7
Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa cermin cekung di atas,
dapat dilukis pembentukan bayangan pada cermin cekung sebagai
berikut :
-
Jika
benda
diletakkan
di
luar
pusat
kelengkungan
(P),
pembentukan bayangannya seperti ditunjukkan pada Gambar di
bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda (A) diletakkan
di luar pusat kelengkungan cermin, bayangan (A’) yang dibentuk
akan bersifat nyata, terbalik, diperkecil dan terletak di antara pusat
kelengkungan cermin (P) dan titik fokus (F).
-
Jika benda (A) diletakkan di antara titik fokus (F) dan titik potong
sumbu
utama
dengan
cermin
cekung
(O),
pembentukan
bayangannya (A’) ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari
gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan di antara titik fokus
(F) dan titik potong sumbu utama dengan cermin cekung (O),
8
bayangan (A’) yang terbentuk bersifat maya, tegak dan diperbesar.
Letak bayangan di belakang cermin.
-
Jika benda diletakkan di antara titik pusat kelengkungan cermin
(P) dan titik fokus cermin (F). Pembentukan bayangannya
ditunjukkan seperti pada Gambar di bawah ini. Dari gambar
terlihat bahwa jika benda diletakkan di antara pusat kelengkungan
(P) dan titik fokus (F), bayangan yang dibentuk akan bersifat
nyata, terbalik, diperbesar dan terletak di depan titik pusat
kelengkungan cermin.
-
Jika benda diletakkan tepat pada titik fokus (F), pembentukan
bayangannya ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari gambar
terlihat bahwa jika benda diletakkan tepat di titik fokus cermin (F),
akan membentuk bayangan maya di tak terhingga.
9
-
Jika benda diletakkan tepat di pusat kelengkungan cermin (P),
pembentukan bayangannya ditunjukkan pada Gambar di bawah
ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan tepat di
pusat kelengkungan cermin (P), bayangan yang terbentuk bersifat
nyata, terbalik dan sama besar. Letak bayangan di depan cermin.
Berikut bagian-bagian cermin cekung:
10
Keterangan:
M = Titik pusat kelengkungan cermin
F = Titik Fokus
O = Titik pusat bidang cermin
Garis yang melalui M-O = Sumbu utama cermin
M-O = Jari-jari kelengkungan cermin ( R )
F-O = Jarak fokus cermin ( f )
I = Ruang satu
II = Ruang dua
III = Ruang tiga
IV = Ruang empat
Rumus untuk menentukan letak bayangan pada cermin cekung
yaitu :
Nomor ruang benda + nomor ruang bayangan = 5
Sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cekung juga dapat
ditentukan dengan cara berikut :
a. Jika s' bernilai (+) maka bayangan bersifat nyata dan terbalik,
namun jika s' bernilai (-) maka bayangan bersifat maya dan tegak.
b. Jika M > 1 maka bayangan diperbesar. Jika M = 1 maka bayangan
sama besar dengan benda. Jika M < 1 maka bayangan diperkecil.
Untuk menghitung jarak benda, jarak bayangan , jarak fokus dan
perbesaan maka berlaku rumus :
11
Keterangan:
f = jarak fokus
s0 = jarak benda ke cermin
si = jarak bayangan ke cermin
M = perbesaran
h0 = tinggi benda
hi = tinggi bayangan
2.2.3
Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin yang permukaan pantulnya
melengkung ke luar. Cermin cembung merupakan kebalikan cermin
cekung. Oleh karena itu sifat-sifat cermin cembung berkebalikan
dengan cermin cekung. Jika cermin cekung bersifat konvergen (
mengumpulkan cahaya ), maka cermin cembung bersifat divergen (
menyebarkan cahaya ). Bayangan pada cermin cembung selalu
bersifat maya.
Bagian-bagian cermin cembung
Cermin cembung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
a. P : titik pusat kelengkungan cermin
b. F : titik fokus
c. O : titik pusat permukaan cermin
d. OF : jarak fokus, panjangnya ½ jari-jari kelengkungan cermin ( f )
e. OP : sumbu utama cermin
Cermin cembung memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah
berasal dari titik fokus.
12
b. Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya atau disebut
divergen.
Ada tiga buah sinar istimewa pada cermin cembung. Ketiga sinar
istimewa tersebut dilukiskan pada gambar berikut :
-
Berkas sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan
seolah-olah berasal dari titik fokus (F).
-
Berkas sinar datang menuju titik fokus (F) akan dipantulkan
sejajar dengan sumbu utama.
-
Berkas sinar datang menuju pusat kelengkungan (P) akan
dipantulkan kembali seolah-olah berasal dari pusat kelengkungan
(P).
Untuk membentuk bayangan sebuah benda yang terletak di depan
cermin cembung, kita cukup menggunakan 2 buah berkas sinar
istimewa di atas. Bayangan benda pada cermin cembung selalu berada
antara titik O dan F. Benda berada di depan cermin cembung.
13
Sifat bayangan selalutegak, maya, diperkecil,terletak di antara titik
O dan titik F.
Persamaan yang berlaku pada cermin cembung juga sama dengan
persamaan pada cermin cekung, yaitu:
Perbedaan persamaan cermin cekung dan cermin cembung terletak
pada nilai fokus kedua cermin. Fokus cermin cekung bernilai positif
(+), sedangkan fokus cermin cembung bernilai negatif (-).
2.3
Pembiasaan Cahaya pada Lensa Cekung dan Lensa Cembung
Pembiasan
cahaya
pembelokan
berbeda
adalah
cahaya
kerapatan
peristiwa
karenamelalui
optiknya.
penyimpangan
dua
Arah
medium
pembiasan
atau
yang
cahaya
dibedakanmenjadi dua macam yaitu :
a. Mendekati Garis Normal
Cahaya
merambat
dibiaskan
dari
mendekati
medium
optik
garis
normal
kurang
rapat
jika
cahaya
ke
medium
14
optik
lebih
rapat,
contohnya
cahaya
merambat
dari
menjauhi
garis
normal
jika
udara ke dalam air.
b. Menjauhi Garis Normal
Cahaya
dibiaskan
cahayamerambat
mediumoptik
dari
medium
kurang
rapat,
optik
lebih
contohnya
rapat
cahaya
ke
merambat
daridalam air ke udara.

Indeks Bias
Pembiasan
perbedaan
pada
dengan
cahaya
laju
cahaya
medium
yang
laju
Menurut
cahaya
dapat
pada
rapat
pada
Christian
“Perbandingan
laju
kedua
cahaya
lebih
medium
Huygens
dalam
terjadi
dikarenakan
medium.
kecil
yang
Laju
cahaya
dibandingkan
kurang
rapat.
(1629-1695)
:
ruang
hampa
dengan
laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias.”
Secara matematis dapat dirumuskan :
dimana :
- n = indeks bias
- c = laju cahaya dalam ruang hampa ( 3 x 108 m/s)
- v = laju cahaya dalam zat
15
Indeks
bias
tidak
pernah
<1),ditampilkan

lebih
pada
kecil
dari
tabel
1
(artinya,
n
dibawah
ini.
Belanda
bernama
Hukum Snellius
Pada
sekitar
Willebrord
untuk
sudut
Snell
mencari
bias.
tahun
1621,
(1591
hubungan
Hasil
ilmuwan
–1626)
antara
eksperimen
ini
melakukan
sudut
dikenal
eksperimen
datang
dengan
dengan
nama
hukum Snellius yang berbunyi :
16
1. Sinar
datang,
sinar
bias,
dan
garis
normal
terletak
yang
kurang
pada satu bidang datar.
2. Jika
sinar
datang
rapat menuju
dari
medium
dibiaskan mendekati
medium yang
yang
garis
lebih
medium
lebih
normal.
rapat
rapat,
Jika
menuju
sinar
sinar
medium
akan
datang
yang
dari
kurang
rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal.
2.3.1
Pembiasan Cahaya pada Lensa Cekung
Lensa
lebih tipis
cekung
adalah
dari bagian
lensa
yang
tepinya. Lensa
bagian
tengahnya
cekung terdiri
dari
3 macam yaitu :
1)
Lensa
bikonkaf
(cekung
ganda)
yaitu
lensa
kedua
permukaannya cekung.
2)
Lensa
plankonkaf
(cekung
datar)
yaitu
lensa
yang
permukaannya satu cekung dan yang lain datar.
3)
Lensa
cembung)
konveks
yaitu
lensa
konkaf
(meniskus
yang
permukaannya
cekung/cekung
satu
cekung
yang lainnya cembung.
17
Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan cahaya.Lensa
cekung bersifat se perti cermin cembung. Oleh karena itu, lensa
cekung mempunyai titik api (fokus) yang dinyatakan dengan negatif.
Agar lebih mudah memahami pembentukan bayangan yang terjadi,
maka perhatikan bagian-bagian lensa cekung di bawah ini:
SU : sumbu utama
O : titik pusat optik lensa
f1 dan f2 : titik api (fokus) lensa.
O - f1 dan O - f2 : f = jarak titik api lensa.
R1
1)
dan
Tiga
R2
berkas
:
jari-jari
cahaya/sinar
kelengkungan
istimewa
lensa.
pada
lensa
cembung
a. Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan seolah-olah
dari titik api (f1);
b.
Sinar
datang
seolah-olah
menuju
titik
api
(f2)
akan
dibiaskan sejajar sumbu utama (SU).
18
c. Sinar
datang melalui
titik
pusat
optik
lensa
(O)
tidak
dibiaskan melainkan diteruskan.
Lensa
cekung
bayangan,
hanya
yaitu
dapat
bayangan
membentuk
maya
dari
satu
macam
benda
yang
terletak di depan lensa dengan sembarang penempatan.
2)
Pembentukan
bayangan
pada
lensa
cekung
dan
sifat
bayangannya
Sifat bayangan yang terjadi :
- maya (di depan lensa)
- tegak
- diperkecil
2.3.2
Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembung
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari
bagian tepinya. Lensa cembung terdiri dari 3 macam yaitu :
1)
Lensa
bikonveks
(cembung
ganda)
yaitu
lensa
datar)
yaitu
lensa
kedua permukaannya cembung.
2)
Lensa
yang
plankonveks
permukaannya
satu
(cembung
cembung
dan
yang
lain
datar.
19
3) Lensa
konkaf
cekung)
yaitu
konveks
lensayang
(meniskus
cembung/cembung
permukaannya
satu
cembung
yang lainnya cekung.
Lensa
cahaya.
cembung
Titik
bersifat
dimana
konvergen
cahaya
atau
mengumpulkan
mengumpul
disebut
titik
fokus.
Bagian-bagian lensa cembung di bawah ini:
SU
: sumbu utama
O
: titik pusat optik lensa
f1 dan f2
: titik api (fokus) lensa.
O - f1, O - f2 : f
: jarak titik api lensa.
R1 dan R2
: jari-jari kelengkungan lensa.
I, II, III
: nomor ruang untuk meletakkan benda
(I), (II), (III), (IV)
: nomor ruang untuk bayangan benda
Tiga berkas cahaya/sinar istimewa pada lensa cembung
20
a. Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan melalui
titik api (fokus/f);
b. Sinar
datang
melalui
sejajar
titik
api
sumbu
(f)
akan
dibiaskan
utama
(SU);
c. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak
dibiaskan
melainkan
diteruskan.
Sebenarnya, dua dari tiga berkas cahaya ini sudah cukup
untuk
mencari
merupakan
ketiga
titik
dapat
cembung
karena
lokasi
perpotongannya.
digunakan
mempunyai
itu
titik
sifat
bayangan
untuk
seperti
yang
bayangannya,
yang
Penggambaran
yang
memeriksa.
Lensa
cermin
cekung.
Oleh
dibentukpun
hampir
sama,
perpotongan
sinar-sinar
bias
pada
lensa
yaitu :
-
Bayangan
yang
nyata,
terjadi
mengumpul.
dari
Bayangan
nyata
cembung terjadi jika bendaterletakdi ruang II dan III.
-
Bayangan
sinar-sinar
maya,
terjadi
biasyang
dari
divergen
perpotongan
(menyebar).
perpanjangan
Bayangan
21
maya
pada
lensa
cembung
terjadijika
benda
terletak
di ruang I.
2.3.3
Hubungan antara Jarak Benda, Jrak Bayangan dan Jarak Titik
Fokus
So = jarak benda ke lensa
Si
=
jarak
bayangan
ke
lensa
(bernilai
negatif
bila
bayangan yang dihasilkan bersifat maya)
f = jarak titik api lensa (berharga positif)
M = perbesaran bayangan
ho = tinggi benda
hi = tinggi bayangan
Hubungan antara jarak benda (So), jarak bayangan (Si), dan jarak
fokus (f). Sama halnya pada cermin lengkung, pada lensa juga berlaku
persamaan :
22
Keterangan :
- So = jarak benda
- Si = jarak bayangan
- f = jarak fokus
- R = jari-jari kelengkungan lensa
- M = perbesaran bayangan
- ho = tinggi benda
- hi = tinggi bayangan
Untuk
lensa
cembung,
penggunaan
persamaan
tersebut
dengan memperhatikan tanda sebagai berikut :
-
f
bernilai
positif
(+)
menunjukkan
jarak
fokus
lensa
cembung.
- So bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata.
-
Si
bernilai
positif
(+)
menunjukkan
bayangannya
nyata
(-)
menunjukkan
bayangannya
maya
menunjukkan
jarak
lensa
(berada dibelakang lensa)
-
Si
bernilai
negatif
(berada di depan lensa)
Sedangkan untuk lensa cekung :
-
f
bernilai
negatif
(-)
fokus
cekung.
- So bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata.
23
-
Si
bernilai
negatif
(-)
menunjukkan
selalu
membentuk
bayangannya
maya
bayangan
maya
depan
lensa
(berada di depan lensa).
Lensa
cekung
walaupun
letak
benda
diubah-ubah
cahaya
putih
di
cekung.
2.4
Dispersi Cahaya
Apabila
seberkas
melewati
sebuah
diuraikan
menjadi
ini
menjadi
dispersi
dari
prisma
maka
berbagai
warna-warna
(hamburan)
prisma
terlihat
pada
tampak
pada
cahaya
terjadi
karena
indeks
bias
yang
layar
cahaya
cahaya
disebut
cahaya
monokromatis
disebut
Deretan
warna
warna.
cahaya
berbeda-beda.
bias
terkecil
sedangkan
mempunyai
indeks
bias
terbesar
sehingga
(penyimpangan)
layar
yang
Dispersi
mempunyai
Cahaya
indeks
deviasi
keluar
warna
mempunyai
mengalami
yang
memasang
spektrum
setiap
akan
Penguraian
dengan
gambar).
polikromatis
tersebut
Warna-warna
diamati
(seperti
cahaya
warna.
cahaya.
dapat
atau
merah
cahaya
cahaya
terkecil
ungu
merah
sedangkan
warna ungu mengalami deviasi terbesar.
24
Terjadinya
dispersi
cahaya
udara
dan
spektrum
Sinar
tersebut
inilah
matahari
pelangi
matahari
diurai
tampak
jatuh
memasuki
ke
disebabkan
melalui
oleh
butiran
peristiwa
air
menjadiwarna
spektrum.
terlihat
pelangi
butir
butiran,
berupa
butir
lalu
air
di
dipantulkan
hujan
di
Warna
di
udara.
udara.
Sinar
sempurna,
kemudian dibiaskan keluar dari butiran air.
2.5
Penggunaan Cahaya dalam Kehidupan Sehari-hari
Sifat – sifat cahaya tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembuatan
berbagai macam alat, diantaranya periskop, kaleidoskop, dan lup.
1. Periskop
Awak kapal selam yang berada di kedalaman laut dapat mengamati
permukaan laut menggunakan periskop. Periskop menerapkan sifat
cahaya yang berupa pemantulan. Cahaya dari atas permukaan laut
ditangkap oleh suatu cernin, kemudian dipantulkan menuju mata
pengamat di dalam kapal selam.
25
2. Kaleidoskop
Kaleidoskop adalah mainan yang dibuat menggunakan cermin.
Dengan alat ini, kamu dapat membuat aneka macam pola yang
mengagumkan. Pola – pola ini diperoleh karena bayangan benda –
benda dalam kaleidoskop mengalami pemantulan berkali – kali.
Dengan demikian, jumlah benda terlihat lebih banyak daripada
benda aslinya.
3. Lup
Lup merupakan alat optic yang sangat sederhana. Alat ini berupa
lensa cembung. Lup berfungsi membantu mata untuk melihat benda
– benda kecil agar tanmpak besar dan jelas.
26
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
1. Sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat
menembus benda bening, cahaya merambat lurus, cahaya dapat
dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan
2. Pemantulan cahaya terjadi pada cermin datar,cermin cekung dan
cermin cembung
3. Pembiasan cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatannya
4. Sifat – sifat cahaya tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembuatan
berbagai macam alat, diantaranya periskop, kaleidoskop, dan lup.
3.2
Saran
Dengan makalah ini penulis berharap kita bisa memahami pembahasan
mengenai cahaya dan dapat menerapkan sifat-sifat cahaya dalam pembuatan
berbagai macam alat yang berguna untuk kehidupan sehari-hari
27
DAFTAR PUSTAKA
Suryanti, dkk. 2003. Konsep Dasar IPA Fisika SD. Surabaya: Unipress
Krisno, Moch Agus & Tri Tjandra Mucharam. 2008. Ilmu Pendidikan Alam.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Wasis & Sugeng Yuli. 2008. Ilmu Pendidikan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Purwanto, Budi. 2012. Fisika. Solo: Global
Anggota IKAPI. Modul Pengayaan Fisika SMP. Jawa Tengah: Media Karya
Putra
28
Download