BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cahaya memiliki peran penting dalam kehidupan. Dari masa ke masa definisi cahaya telah berkembang. Isaac Newton menyatakan bahwa cahaya adalah partikel-partikel kecil yang disebut korpuskel. Bila suatu sumber cahaya memancarkan cahaya maka partikel-partikel tersebut akan mengenai mata dan menimbulkan kesan akan benda tersebut. Ilmuwan lain, yaitu Huygens, menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang, karena sifat-sifat cahaya mirip dengan sifat-sifat gelombang bunyi. Berdasarkan penelitian-penelitian lebih lanjut, cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang dalam kondisi tertentu dapat berkelakuan sepertisuatu partikel. Sebagai sebuah gelombang, cahaya dapat dipantulkan dan dibiaskan, serta mengalami polarisasi dan interferensi. Cahaya dapat merambat tanpa memerlukan medium. Cahaya matahari dapat sampai ke bumi dan memberi kehidupan di dalamnya. Cahaya merambat dengan sangat cepat, yaitu dengan kecepatan3 × 108 m/s, artinya dalam waktu satu sekon cahaya dapat menempuh jarak 300.000.000 m atau 300.000 km. Oleh karena itu, kami memilih bahasan mengenai cahaya pada pembelajaran kali ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut : 1. Apakah definisi cahaya dan sifatnya ? 2. Bagaimana pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cekung , dan cemin cembung? 3. Bagaimana pembiasan cahaya pada lensa cekung dan lensa cembung ? 4. Apakah yang dimaksud dengan dispersi cahaya ? 5. Bagaimana penggunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut: 1 1. Menjelaskan definisi cahaya dan sifatnya 2. Mengetahui pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cekung , dan cemin cembung 3. Mengetahui pembiasan cahaya pada lensa cekung dan lensa cembung 4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan dispersi cahaya 5. Mengetahui penggunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Sifat Cahaya 2.1.1 Definisi Cahaya Definisi cahaya telah berkembang dari masa ke masa. Berikut ini adalah beberapa teori tentang cahaya yang dikemukakan oleh para ilmuwan. Isaac Newton menyatakan bahwa cahaya adalah partikelpartikel kecil yang disebut korpuskel. Bila suatu sumber cahaya memancarkan cahaya maka partikel-partikel tersebut akan mengenai mata dan menimbulkan kesan akan benda tersebut. Ilmuwan lain, yaitu Huygens, menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang, karena sifat-sifat cahaya mirip dengan sifat-sifat gelombang bunyi. Perbedaan antara gelombang cahaya dan gelombang bunyi terletak pada panjang gelombang dan frekuensinya. Sedangkan Maxwell menyatakan bahwa sesungguhnya cahaya merupakan gelombang elektromagnetik karena kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya, yaitu sebesar 3 × 108 m/s. Gelombang elektromagnetik tercipta dari perpaduan antara kuat medan listrik dan kuat medan magnet yang saling tegak lurus. Gelombang elektromagnetik juga termasuk gelombang transversal, yang ditunjukkan dengan peristiwa polarisasi. 2.1.2 Sifat-Sifat Cahaya 1. Cahaya merambat lurus Cahaya merambat lurus dengan kecepatan ±300.000 km/detik. Garis-garis lurus yang menggambarkan cahaya disebut sinar cahaya. Kumpulan sinar-sinar cahaya akan membentuk berkas cahaya. Bayang-bayang terjadi karena cahaya merambat lurus, cahaya tidak dapat mencapai daerah di belakang benda. Akibat cahaya merambat lurus maka terjadilah bayangan. Bayangan dibedakan menjadi dua yaitu : 3 Bayangan maya/ semu yaitu bayangan yang terbentuk karena perpotongan perpanjangan berkas cahaya dan tidak dapat ditangkap oleh layar Bayangan nyata / sejati yaitu bayangan yang terbentuk karena perpotongan langsung berkas cahaya dan dapat ditangkap oleh layar. Contoh bayangan nyata yaitu bayangan pada layar bioskop. 2. Cahaya dapat dipantulkan Cahaya yang mengenai suatu benda akan dipantulkan seluruhnya atau sebagian. Hukum pemantulan cahaya sebagaimana dikemukakan oleh Snellius adalah sebagai berikut: a. sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidangdatar b. sudut datang sama dengan sudut pantul. Pemantulan cahaya dibedakan menjadi dua,yaitu : a. Pemantulan baur terjadi pada permukaan pantul yang tidak rata, misalnya dinding dan kayu. Ketika cahaya mengenai permukaan pantul yang tidak rata maka cahaya tersebut dipantulkan dengan arah yang tidak beraturan. Pemantulan baur dapat mendatangkan keuntungan sebagai berikut : 1. Tempat yang tidak terkena cahaya secara langsung masih terlihat terang. 2. Berkas cahaya pantulnya tidak menyilaukan. 4 b. Pemantulan teratur terjadi pada permukaan pantul yang mendatar atau rata. Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan pantul yang rata, seluruh cahaya yang datang akan dipantulkan dengan arah yang teratur. Pemantulan teratur bersifat menyilaukan, namun ukuran bayangan yang terbentuk sesuai dengan ukuran benda. Pemantulan teratur biasa terjadi pada cermin. 3. Cahaya dapat menembus benda bening Benda-benda yang bening dan tembus pandang hampir seluruh cahaya yang lewat diteruskan. Sehingga benda-benda yang ada didalamnya tampak dari luar. 4. Cahaya dapat dibiaskan Cahaya yang merambat dari suatu zat yang berbeda kerapatannya akan dibiaskan dibidang perbatasan. Pembiasan cahaya juga disebut dengan pembelokan cahaya. 5. Cahaya dapat diuraikan Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi. 5 2.2 Pemantulan Cahaya pada Cermin 2.2.1 Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar Cermin bersifat memantulkan cahaya secara teratur karena permukaannya bersifat rata dan bening. Cermin datar menghasilkan pemantulan teratur. Oleh karena itu, bayangan yang dihasilkan dapat digambarkan. Pembentukan bayangan pada cermin datar. Sinar datang yang mengenai cermin datar akan dipantulkan. Jika sinar datang tegak lurus terhadap cermin akan dipantulkan tegak lurus cermin. Pada gambar terlihat bahwa bayangan pada cermin datar merupakan perpanjangan sinarsinar pantulnya. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah sebagai berikut. 1) sama besar 2) tegak 3) berkebalikan 4) jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin 5) maya Jika terdapat dua buah cermin datar yang membentuk sudut α , maka banyaknya bayangan yang dibentuk dirumuskan oleh persamaan sebagai berikut. Catatan : n = banyaknya bayangan yang dibentuk α = sudut antara dua cermin 6 2.2.2 Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung Cermin cekung adalah cermin yang bentuknya melengkung seperti bagian dalam bola. Pada pemantulan cahaya oleh cermin cekung, jarak antara benda dan cermin memengaruhi bayangan yang dihasilkan. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung merupakan perpotongan sinar pantul atau merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar pantul. Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen). Pada cermin cekung terdapat tiga sinar istimewa seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah ini, yaitu sebagai berikut. - Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. - Sinar datang melalui titik fokus, akan dipantulkan sejajar sumbu utama. - Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan cermin. 7 Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa cermin cekung di atas, dapat dilukis pembentukan bayangan pada cermin cekung sebagai berikut : - Jika benda diletakkan di luar pusat kelengkungan (P), pembentukan bayangannya seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda (A) diletakkan di luar pusat kelengkungan cermin, bayangan (A’) yang dibentuk akan bersifat nyata, terbalik, diperkecil dan terletak di antara pusat kelengkungan cermin (P) dan titik fokus (F). - Jika benda (A) diletakkan di antara titik fokus (F) dan titik potong sumbu utama dengan cermin cekung (O), pembentukan bayangannya (A’) ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan di antara titik fokus (F) dan titik potong sumbu utama dengan cermin cekung (O), 8 bayangan (A’) yang terbentuk bersifat maya, tegak dan diperbesar. Letak bayangan di belakang cermin. - Jika benda diletakkan di antara titik pusat kelengkungan cermin (P) dan titik fokus cermin (F). Pembentukan bayangannya ditunjukkan seperti pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan di antara pusat kelengkungan (P) dan titik fokus (F), bayangan yang dibentuk akan bersifat nyata, terbalik, diperbesar dan terletak di depan titik pusat kelengkungan cermin. - Jika benda diletakkan tepat pada titik fokus (F), pembentukan bayangannya ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan tepat di titik fokus cermin (F), akan membentuk bayangan maya di tak terhingga. 9 - Jika benda diletakkan tepat di pusat kelengkungan cermin (P), pembentukan bayangannya ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan tepat di pusat kelengkungan cermin (P), bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik dan sama besar. Letak bayangan di depan cermin. Berikut bagian-bagian cermin cekung: 10 Keterangan: M = Titik pusat kelengkungan cermin F = Titik Fokus O = Titik pusat bidang cermin Garis yang melalui M-O = Sumbu utama cermin M-O = Jari-jari kelengkungan cermin ( R ) F-O = Jarak fokus cermin ( f ) I = Ruang satu II = Ruang dua III = Ruang tiga IV = Ruang empat Rumus untuk menentukan letak bayangan pada cermin cekung yaitu : Nomor ruang benda + nomor ruang bayangan = 5 Sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cekung juga dapat ditentukan dengan cara berikut : a. Jika s' bernilai (+) maka bayangan bersifat nyata dan terbalik, namun jika s' bernilai (-) maka bayangan bersifat maya dan tegak. b. Jika M > 1 maka bayangan diperbesar. Jika M = 1 maka bayangan sama besar dengan benda. Jika M < 1 maka bayangan diperkecil. Untuk menghitung jarak benda, jarak bayangan , jarak fokus dan perbesaan maka berlaku rumus : 11 Keterangan: f = jarak fokus s0 = jarak benda ke cermin si = jarak bayangan ke cermin M = perbesaran h0 = tinggi benda hi = tinggi bayangan 2.2.3 Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung Cermin cembung adalah cermin yang permukaan pantulnya melengkung ke luar. Cermin cembung merupakan kebalikan cermin cekung. Oleh karena itu sifat-sifat cermin cembung berkebalikan dengan cermin cekung. Jika cermin cekung bersifat konvergen ( mengumpulkan cahaya ), maka cermin cembung bersifat divergen ( menyebarkan cahaya ). Bayangan pada cermin cembung selalu bersifat maya. Bagian-bagian cermin cembung Cermin cembung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut : a. P : titik pusat kelengkungan cermin b. F : titik fokus c. O : titik pusat permukaan cermin d. OF : jarak fokus, panjangnya ½ jari-jari kelengkungan cermin ( f ) e. OP : sumbu utama cermin Cermin cembung memiliki sifat-sifat sebagai berikut. a. Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus. 12 b. Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya atau disebut divergen. Ada tiga buah sinar istimewa pada cermin cembung. Ketiga sinar istimewa tersebut dilukiskan pada gambar berikut : - Berkas sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus (F). - Berkas sinar datang menuju titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama. - Berkas sinar datang menuju pusat kelengkungan (P) akan dipantulkan kembali seolah-olah berasal dari pusat kelengkungan (P). Untuk membentuk bayangan sebuah benda yang terletak di depan cermin cembung, kita cukup menggunakan 2 buah berkas sinar istimewa di atas. Bayangan benda pada cermin cembung selalu berada antara titik O dan F. Benda berada di depan cermin cembung. 13 Sifat bayangan selalutegak, maya, diperkecil,terletak di antara titik O dan titik F. Persamaan yang berlaku pada cermin cembung juga sama dengan persamaan pada cermin cekung, yaitu: Perbedaan persamaan cermin cekung dan cermin cembung terletak pada nilai fokus kedua cermin. Fokus cermin cekung bernilai positif (+), sedangkan fokus cermin cembung bernilai negatif (-). 2.3 Pembiasaan Cahaya pada Lensa Cekung dan Lensa Cembung Pembiasan cahaya pembelokan berbeda adalah cahaya kerapatan peristiwa karenamelalui optiknya. penyimpangan dua Arah medium pembiasan atau yang cahaya dibedakanmenjadi dua macam yaitu : a. Mendekati Garis Normal Cahaya merambat dibiaskan dari mendekati medium optik garis normal kurang rapat jika cahaya ke medium 14 optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari menjauhi garis normal jika udara ke dalam air. b. Menjauhi Garis Normal Cahaya dibiaskan cahayamerambat mediumoptik dari medium kurang rapat, optik lebih contohnya rapat cahaya ke merambat daridalam air ke udara. Indeks Bias Pembiasan perbedaan pada dengan cahaya laju cahaya medium yang laju Menurut cahaya dapat pada rapat pada Christian “Perbandingan laju kedua cahaya lebih medium Huygens dalam terjadi dikarenakan medium. kecil yang Laju cahaya dibandingkan kurang rapat. (1629-1695) : ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias.” Secara matematis dapat dirumuskan : dimana : - n = indeks bias - c = laju cahaya dalam ruang hampa ( 3 x 108 m/s) - v = laju cahaya dalam zat 15 Indeks bias tidak pernah <1),ditampilkan lebih pada kecil dari tabel 1 (artinya, n dibawah ini. Belanda bernama Hukum Snellius Pada sekitar Willebrord untuk sudut Snell mencari bias. tahun 1621, (1591 hubungan Hasil ilmuwan –1626) antara eksperimen ini melakukan sudut dikenal eksperimen datang dengan dengan nama hukum Snellius yang berbunyi : 16 1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak yang kurang pada satu bidang datar. 2. Jika sinar datang rapat menuju dari medium dibiaskan mendekati medium yang yang garis lebih medium lebih normal. rapat rapat, Jika menuju sinar sinar medium akan datang yang dari kurang rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. 2.3.1 Pembiasan Cahaya pada Lensa Cekung Lensa lebih tipis cekung adalah dari bagian lensa yang tepinya. Lensa bagian tengahnya cekung terdiri dari 3 macam yaitu : 1) Lensa bikonkaf (cekung ganda) yaitu lensa kedua permukaannya cekung. 2) Lensa plankonkaf (cekung datar) yaitu lensa yang permukaannya satu cekung dan yang lain datar. 3) Lensa cembung) konveks yaitu lensa konkaf (meniskus yang permukaannya cekung/cekung satu cekung yang lainnya cembung. 17 Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan cahaya.Lensa cekung bersifat se perti cermin cembung. Oleh karena itu, lensa cekung mempunyai titik api (fokus) yang dinyatakan dengan negatif. Agar lebih mudah memahami pembentukan bayangan yang terjadi, maka perhatikan bagian-bagian lensa cekung di bawah ini: SU : sumbu utama O : titik pusat optik lensa f1 dan f2 : titik api (fokus) lensa. O - f1 dan O - f2 : f = jarak titik api lensa. R1 1) dan Tiga R2 berkas : jari-jari cahaya/sinar kelengkungan istimewa lensa. pada lensa cembung a. Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan seolah-olah dari titik api (f1); b. Sinar datang seolah-olah menuju titik api (f2) akan dibiaskan sejajar sumbu utama (SU). 18 c. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan. Lensa cekung bayangan, hanya yaitu dapat bayangan membentuk maya dari satu macam benda yang terletak di depan lensa dengan sembarang penempatan. 2) Pembentukan bayangan pada lensa cekung dan sifat bayangannya Sifat bayangan yang terjadi : - maya (di depan lensa) - tegak - diperkecil 2.3.2 Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembung Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian tepinya. Lensa cembung terdiri dari 3 macam yaitu : 1) Lensa bikonveks (cembung ganda) yaitu lensa datar) yaitu lensa kedua permukaannya cembung. 2) Lensa yang plankonveks permukaannya satu (cembung cembung dan yang lain datar. 19 3) Lensa konkaf cekung) yaitu konveks lensayang (meniskus cembung/cembung permukaannya satu cembung yang lainnya cekung. Lensa cahaya. cembung Titik bersifat dimana konvergen cahaya atau mengumpulkan mengumpul disebut titik fokus. Bagian-bagian lensa cembung di bawah ini: SU : sumbu utama O : titik pusat optik lensa f1 dan f2 : titik api (fokus) lensa. O - f1, O - f2 : f : jarak titik api lensa. R1 dan R2 : jari-jari kelengkungan lensa. I, II, III : nomor ruang untuk meletakkan benda (I), (II), (III), (IV) : nomor ruang untuk bayangan benda Tiga berkas cahaya/sinar istimewa pada lensa cembung 20 a. Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan melalui titik api (fokus/f); b. Sinar datang melalui sejajar titik api sumbu (f) akan dibiaskan utama (SU); c. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan. Sebenarnya, dua dari tiga berkas cahaya ini sudah cukup untuk mencari merupakan ketiga titik dapat cembung karena lokasi perpotongannya. digunakan mempunyai itu titik sifat bayangan untuk seperti yang bayangannya, yang Penggambaran yang memeriksa. Lensa cermin cekung. Oleh dibentukpun hampir sama, perpotongan sinar-sinar bias pada lensa yaitu : - Bayangan yang nyata, terjadi mengumpul. dari Bayangan nyata cembung terjadi jika bendaterletakdi ruang II dan III. - Bayangan sinar-sinar maya, terjadi biasyang dari divergen perpotongan (menyebar). perpanjangan Bayangan 21 maya pada lensa cembung terjadijika benda terletak di ruang I. 2.3.3 Hubungan antara Jarak Benda, Jrak Bayangan dan Jarak Titik Fokus So = jarak benda ke lensa Si = jarak bayangan ke lensa (bernilai negatif bila bayangan yang dihasilkan bersifat maya) f = jarak titik api lensa (berharga positif) M = perbesaran bayangan ho = tinggi benda hi = tinggi bayangan Hubungan antara jarak benda (So), jarak bayangan (Si), dan jarak fokus (f). Sama halnya pada cermin lengkung, pada lensa juga berlaku persamaan : 22 Keterangan : - So = jarak benda - Si = jarak bayangan - f = jarak fokus - R = jari-jari kelengkungan lensa - M = perbesaran bayangan - ho = tinggi benda - hi = tinggi bayangan Untuk lensa cembung, penggunaan persamaan tersebut dengan memperhatikan tanda sebagai berikut : - f bernilai positif (+) menunjukkan jarak fokus lensa cembung. - So bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata. - Si bernilai positif (+) menunjukkan bayangannya nyata (-) menunjukkan bayangannya maya menunjukkan jarak lensa (berada dibelakang lensa) - Si bernilai negatif (berada di depan lensa) Sedangkan untuk lensa cekung : - f bernilai negatif (-) fokus cekung. - So bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata. 23 - Si bernilai negatif (-) menunjukkan selalu membentuk bayangannya maya bayangan maya depan lensa (berada di depan lensa). Lensa cekung walaupun letak benda diubah-ubah cahaya putih di cekung. 2.4 Dispersi Cahaya Apabila seberkas melewati sebuah diuraikan menjadi ini menjadi dispersi dari prisma maka berbagai warna-warna (hamburan) prisma terlihat pada tampak pada cahaya terjadi karena indeks bias yang layar cahaya cahaya disebut cahaya monokromatis disebut Deretan warna warna. cahaya berbeda-beda. bias terkecil sedangkan mempunyai indeks bias terbesar sehingga (penyimpangan) layar yang Dispersi mempunyai Cahaya indeks deviasi keluar warna mempunyai mengalami yang memasang spektrum setiap akan Penguraian dengan gambar). polikromatis tersebut Warna-warna diamati (seperti cahaya warna. cahaya. dapat atau merah cahaya cahaya terkecil ungu merah sedangkan warna ungu mengalami deviasi terbesar. 24 Terjadinya dispersi cahaya udara dan spektrum Sinar tersebut inilah matahari pelangi matahari diurai tampak jatuh memasuki ke disebabkan melalui oleh butiran peristiwa air menjadiwarna spektrum. terlihat pelangi butir butiran, berupa butir lalu air di dipantulkan hujan di Warna di udara. udara. Sinar sempurna, kemudian dibiaskan keluar dari butiran air. 2.5 Penggunaan Cahaya dalam Kehidupan Sehari-hari Sifat – sifat cahaya tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai macam alat, diantaranya periskop, kaleidoskop, dan lup. 1. Periskop Awak kapal selam yang berada di kedalaman laut dapat mengamati permukaan laut menggunakan periskop. Periskop menerapkan sifat cahaya yang berupa pemantulan. Cahaya dari atas permukaan laut ditangkap oleh suatu cernin, kemudian dipantulkan menuju mata pengamat di dalam kapal selam. 25 2. Kaleidoskop Kaleidoskop adalah mainan yang dibuat menggunakan cermin. Dengan alat ini, kamu dapat membuat aneka macam pola yang mengagumkan. Pola – pola ini diperoleh karena bayangan benda – benda dalam kaleidoskop mengalami pemantulan berkali – kali. Dengan demikian, jumlah benda terlihat lebih banyak daripada benda aslinya. 3. Lup Lup merupakan alat optic yang sangat sederhana. Alat ini berupa lensa cembung. Lup berfungsi membantu mata untuk melihat benda – benda kecil agar tanmpak besar dan jelas. 26 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 1. Sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya merambat lurus, cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan 2. Pemantulan cahaya terjadi pada cermin datar,cermin cekung dan cermin cembung 3. Pembiasan cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatannya 4. Sifat – sifat cahaya tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai macam alat, diantaranya periskop, kaleidoskop, dan lup. 3.2 Saran Dengan makalah ini penulis berharap kita bisa memahami pembahasan mengenai cahaya dan dapat menerapkan sifat-sifat cahaya dalam pembuatan berbagai macam alat yang berguna untuk kehidupan sehari-hari 27 DAFTAR PUSTAKA Suryanti, dkk. 2003. Konsep Dasar IPA Fisika SD. Surabaya: Unipress Krisno, Moch Agus & Tri Tjandra Mucharam. 2008. Ilmu Pendidikan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Wasis & Sugeng Yuli. 2008. Ilmu Pendidikan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Purwanto, Budi. 2012. Fisika. Solo: Global Anggota IKAPI. Modul Pengayaan Fisika SMP. Jawa Tengah: Media Karya Putra 28