BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Sebelumnya Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang memiliki korelasi dengan penelitian ini. Penelitian pertama dilakukan oleh Ambarawati (2011) dengan judul “Evaluasi Strategi Promosi Dinas Pariwisata Provinsi Bali Dalam Event Pesta Kesenian Rakyat Bali Untuk Menarik Wisatawan Mancanegara”. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran dan elemen-elemen yang digunakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali dalam mempromosikan Pesta Kesenian Bali, serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, studi pustaka, dan wawancara dengan pegawai Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Penelitian ini menghasilkan bahwa promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Bali masih menggunakan elemen strandar seperti periklananan (advertising), billboard, radio, dan televisi untuk memperluas pengetahuan publik pada budaya bali. Untuk hubungan dengan masyarakat (public relation) Dinas Pariwisata Provinsi Bali melakukan promosi dengan mengikui eventpameran didalam maupun diluar negeri. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah membahasa tentang strategi promosi yang dilakukan oleh dinas terkait yang bertanggung jawab terhadap promosi pariwisata daerah. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak 1 2 pada objek penelitian, dimana penelitian sebelumnya dilakukan di Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Penelitian kedua dengan judul “Analisis Strategi Kebijakan Promosi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat” yang diteliti oleh Putra dan Tinambunan (2012). Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui strategi kebijakan promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat untuk meningkatkan minat calon wisatawan, dan peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat untuk meningkatkan kerja sama memajukan objek-objek wisata dalam upaya mendukung kegiatan promosi pariwisata. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik dokumentasi, observasi, serta wawancara dengan pegawai Seksi Promosi dan seksi Destinasi Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Sumatera Barat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampling Snowball. Hasil dari penelitian ini adalah peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat dalam mempromosikan pariwisata Sumatera barat adalah dengan mengikuti festival baik didalam maupun di luar negeri, promosi melalui media periklanan, serta melakukan event baik nasional maupun internasional. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat dalam meningkatkan kerjasama memajukan dan pengelolaan objek wisata adalah dengan melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada masyarakat sekitar objek wisata dan pelaku pariwisata, serta melakukan kerjasama dengan pihak swasta. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pembahasannya tentang strategi promosi yang dilakukan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata. Sedangkan letak perbedaannya adalah pada lokasi peneltian, dimana penelitian sebelumnya dilakukan di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ketiga oleh Farhanudin (2012) dalam “Analisis Strategi Pemasaran Objek Wisata Danau Tasikardi Oleh Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Serang”. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran objek wisata Danau Tasikardi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang serta untuk mengetahui beberapa faktor penghambat dalam melakukan strategi pemasaran pada objek wisata Danau Tasikardi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil dari penelitian ini adalah strategi pemasaran Danau Tasikardi yang dilakukan oleh Dinas Parwisata, Pemuda dan olahraga kabupaten Serang masih belum dilaksanakan dengan baik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulus adalah membahas tentang analisis strategi promosi wisata oleh dinas terkait. Sedangkan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada kajian dan objek penelitian, penelitian ini membahas tentang strategi pemasaran serta objek penelitian adalah Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga kabupaten Serang. Penelitian keempat adalah jurnal internasional dengan judul “Strategies and Problems in The Promotion of Taal as A Culture and Religious Destination” yang diteliti oleh Buena, Corales, Gelera, Suarez dan Ylagan (2014). Penelitian 4 ini bertujuan untuk menentukan strategi terbaik dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam promosi Taal sebagai destinasi wisata. Dalam penelitiannya menggunakan metode deskriptif untuk menentukan informasi yang dibutuhkan dengan melakukan survei melalui penyebaran kuesioner dan wawancara untuk mengumpulkan data. Kuesioner dan wawancara dilakukan dengan 100 responden. Hasil dari penelitiannya didapat bahwa masalah umum yang dihadapi dalam promosi Taal adalah banyaknya pengemis serta Dinas Pariwisata Taal dapat meemberikan program berkelanjutan untuk mempromosikan Taal melalui situs sejarah dan ziarah lainnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah membahas tentang strategi promosi destinasi wisata. Sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, dan teknik pengumpulan data yang digunakan. Penelitian kelima adalah jurnal internasional dengan judul "How Promotional Activities and Evaluative Factors Affect Destination Loyalty: Evidence From International Tourists of Vietnam" yang dilakukan oleh WenHsiang Lai dan Nguyen Quang Vinh (2013). Tujuan utama dari penelitiannya adalah untuk menjabarkan bagaimana aktivitas-aktivitas promosi dan faktor evaluasi mempengaruhi loyalitas wisatawan di dalam industri pariwisata. Data dalam penelitian ini didapat dengan menyebar kuesioner secara random kepada wisatawan luar negeri yang tiba di Bandara Internasional Vietnam. Penelitian ini mengembangkan struktur model hubungan antara aktivitas promosi, harapan wisatawan, kepuasan wisatawan, dan loyalitas wisatawan terhadap destinasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara 5 keempat indikator tersebut. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah membahas tentang promosi destinasi wisata. Sedangkan perbedaannya terletak pada teknik pengumpulan data dan lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Vietnam, sedangkan penulis melakukan penelitian di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Penelitian keenam adalah jurnal internasional dengan judul Promoting an Emerging Tourism Destination (2010) oleh Esu. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui hubungan antara strategi promosi dengan perkembangan pariwisata dan konseptualisasi sebuah perkembangan strategi untuk destinasi wisata baru. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa strategi promosi yang tepat adalah orientasi produk yang mana faktor fisik, sosial, budaya, dan psikologis suatu daerah harus menjadi dasar dari setiap perencanaan strategi sebuah destinasi. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah membahas tentang bauran promosi dan pemasaran destinasi wisata. Perbedaannya adalah dalam penelitian ini hanya untuk menciptakan sebuah formula promosi baru tanpa spesifik menunjukkan lokasi penelitian seperti penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Penelitian ketujuh adalah jurnal internasional dengan judul An Application of AHP Approach To Investigate Tourism Promotional Effectiveness (2013) oleh Vinh. Penelitiannya bertujuan untuk menetapkan efektifitas kegiatan promosi dari suatu daerah tujuan wisata dan untuk memutuskan strategi promosi yang tepat sesuai dengan kelengkapan dan gambaran suatu destinasi. Penelitian ini menghasilkan bahwa kebijakan pemerintah, staf pelayanan, kepuasan wisatawan 6 adalah tiga faktor terpenting yang berpengaruh terhadap efektifitas promosi pariwisata. Loyalitas wisatawan dan infrastruktur pariwisata menjadi faktor yang kurang berpengaruh terhadap efisiensi promosi pariwisata. Persamaan antar penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peniliti adalah membahas tentang evaluasi efektifitas kegiatan promosi pariwisata. Perbedaannya adalah penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) didukung oleh data yang dikumpulkan melalui kuesioner. 1.2 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep berguna untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar mengenai masalah yang akan dibahas. Banyuwangi adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang tengah mengembangkan daerahnya menjadi alah satu destinasi wisata di Indonesia. Banyuwangi memiliki bentang alam dan keanekaragaman budaya yang kaya. Hal iniliah kemudian yang menjadi potensi yang kuat untuk menarik wisatawan. Potensi alam dan budaya yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi selanjutnya dikembangkan dan dipromosikan menggunakan beberapa saluran promosi yang dibaurkan menjadi sebuah promotion mix (bauran promosi). Perpaduan antara potensi wisata yang dimiliki dengan bauran promosi kemudian dirancang dan menghasilkan sebuah strategi promosi wisata oleh Dinas 7 Kebudayaan dan Pariwisata. strategi promosi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan strategi tersebut. Promosi yang dilakukan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan. promosi yang berjalan lancar dan berhasil akan berdampak pada peningkatan umlah wisatawan begitupula sebaliknya. Secara lebih jelas kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 Gambar 1.1 Kerangka Konsep Penelitian Potensi Budaya Alam dan Kabupaten Banyuwangi Bauran Promosi : 1. Advertising (Periklanan) 2. Sales Promotion (Promosi Penjualan 3. Direct Marketing (Pemasaran Langsung) 4. Public Relation (Hubungan Masyarakat) Stategi Promosi Evaluasi Strategi Promosi Faktor Pendukung Faktor Penghambat Kunjungan Wisatawan 8 1.3 Tinjauan Mengenai Evaluasi Evaluasi adalah suatu pemerikasaan terhadap suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan suatu program agar lebih baik kedepannya. Yusuf (2003: 3) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu usaha untuk mengukur sumber nilai secara objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan kedepan. Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa suatu evalusi berorientasi terhadap masa yang akan datang daripada melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu, dan ditujukan pada upaya-upaya peningkatan kesempatan demi keberhasilan suatu program. Dengan demikian, evaluasi memiliki misi untuk perbaikan dan penyempurnaan suatu program dimasa mendatang. Menurut Arikunto dan Cepi (2008: 2), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan infromasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. 9 Evaluasi berusaha untuk mengidentifiasikan tentang apa yang sebenarnya terjadi terhadap pelaksanaan atau penerapan suatu program yang telah dicetuskan sebelumnya. Dengan demikian evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain: 1. Mengidentifikasi tingkat pencapain tujuan 2. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran 3. Mengetahui dan menganalisa segala jenis konsekuensi yang mungkin terjadi di lingkungan sosial. Evaluasi memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah jenis-jenis evaluasi yang dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan pada pentahapannya, yaitu: a) Evaluasi pada tahap perencanaan, yaitu evaluasi yang digunakan dalam tahap perencanaan suatu program untuk memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternatif dan kemungkinan yang ada untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. b) Evaluasi pada tahap pelaksanaan, yaitu evaluasi degan melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana. Evaluasi pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu program akan tetap bisa dijalankan untuk mencapai tujuan. c) Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan, yaitu evaluasi untuk menganalisa dampak-dampak yang dihasilkan dari dilaksanakan suatu program sesuai dengan tujuan yang akan dan ingin dicapai. 10 Evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Evaluasi tidak hanya menghasilkan kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah yang telah terselesaikan, tetapi juga menyumbang pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari kebijakan, membantu dalam penyesuaian dan perumusan kembali masalah. Dunn (2005: 609-610) mengemukakan fungsi dari evaluasi, yaitu: 1. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan yang telah dicapai. 2. Evaluasi memberi sumbangan terhadap klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan mengidentifikasi dan mengoperasikan tujuan dan target. Nilai juga dikritik dengan menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan dan target dalam hubungannya dengan masalah yang dituju. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang suatu kebijakan baru yang lebih diunggulkan. 1.4 Tinjauan Mengenai Strategi 11 Srategi adalah sebuah alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Rangkuti (2004: 4) mendefinisikan strategi sebagai suatu alat yang sangat pentin untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut Hax dan Majluf, strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungannya dalam kondisi yang paling menguntungkan. Suatu strategi hendaknya mampu memberi informasi kepada pembacanya, yang sekaligus mudah dipahami oleh setiap anggota manajemen puncak dan setiap staff karyawan organisasi. Strategi memiliki beberapa konsep strategis yang apabila dipahami dengan baik oleh penggagas strategi akan menghasilkan kesuksesan. Konsep-konsep tersebut, yaitu: 1. Distinctive Competence, merupakan tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan agar dapat melakukan tindakan yang lebih baik dari pesaingnya yang meliputi keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya yang memiliki andil besar dalam keberhasilan perusahaan. 2. Competitive Advantage, merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh suatu perusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Untuk meraih competitive advantage, perusahaan harus mengedepankan dua prinsip yaitu nilai pandang pelanggan dan keunikan produk. Untuk meraih kesuksesan, strategi memerlukan perencanaan yang matang. Perencanaan strategis adalah pekerjaan merencanakan strategi untuk menuntun 12 seluruh tindakan perusahaan, proses manajerial untuk membangun dan menjaga kesesuaian antara sumber daya organisasi dan peluang-peluang pasar yang ada. Kotler (1999: 57) mengemukakan bahwa perencanaan strategis yang berorientasi pada pasar adalah sebuah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluag pasar yang terus berubah. Perencanaan strategis memberikan kerangka kerja bagi kegiatan suatu perusahaan yang bertujuan untuk membentuk dan menyempurnakan usaha dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Dalam mengembangkan sebuah konsep yang jelas mengenai perusahaan, manajerial dibantu oleh adanya perencanaan strategis untuk memilah antara peluang yang mengandung ancamana dan peluang aman yang memungkinkan perusahaan menghadapi cepatnya perubahan lingkungan kegiatannya. Perencanaan strategis yang telah diawali dengan penelitian terhadap tujuan dan sasaran perusahaan dapat meminimalisir kemungkinan adanya kesalahan dan kejadian tidak terduga yang tidak menyenangkan. Perusahaan yang berkembang ikut mempengaruhi tingkatan strategi manajemen dalam perusahaan itu. Secara umum tingkatan strategi dibagi menjadi tiga level, yaitu: 1. Corporate Strategy (Strategi Korporasi) Strategi ini dibuat oleh manajemen puncak dan seringkali disebut sebagai grand strategy. Strategi ini mencerminkan seluruh arah perusahaan yang bertujuan menciptakan pertumbuhan bagi prusahaan 13 secara keseluruhan dan bagi unit-unit perusahaan. Strategi ini memiliki ciri berorientasi terhadap value, fleksibilitas tinggi, berorientasi terhadap pertumbuhan perusahaan jangka panjang, terkonsep dengan baik dan terpusat. 2. Business Strategy (Strategi Bisnis) Strategi ini dibuat oleh manajemen tengah (middle management). Strategi ini menekankan pada penemuan upaya yang tepat untuk melakukan pendekatan terhadap target pasar dengan memanfaatkan sumer daya yang dimiliki. Strategi ini memiliki ciri dengan resiko yang rendah, keuntungan yang dihasilkan sedikit, perencanaan dengan jangka waktu pendek, dan keputusan yang dibuat adalah sebagai jembatan antara keputusan tingkat korporasi dan tingkat fungsional. 3. Functional Strategy (Strategi Fungsional) Strategi ini digunakan pada level operasional, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Strategi ini berfokus untuk memaksimalkan produktivitas sumber daya yang digunakan untuk memberikan nilai yang terbaik kepada pelanggan (value based strategy). Strategi fungsional merupakan strategi pendukung dan penunjang suksesnya strategi lain. Ciri dari strategi ini adalah berorientasi terhadap aktivitas dengan resiko yang rendah, jangka waktunya tidak lebih dari 1 tahun, dan biaya yang dibutuhkan menyesuaikan dengan sumber daya manusia dan sumber daya perusahaan lainnya. 14 Salusu (2003: 108) menyatakan untuk menjamin keberhasilan atas strategi yang telah disusun oleh manajemen, pembuatan strategi harus memperhatikan halhal: a) Suatu strategi harus konsisten dengan lingkungannya. b) Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi. c) Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak memisahkan dengan yang lain. d) Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan bukannya berada di titik kelemahannya. e) Sumber daya adalah merupakan sesuatu yang kritis. f) Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidakterlalu besar. g) Strategi hendaknya disusun atas landasan keberhasilan yang telah dicapai. 1.5 Tinjauan Mengenai Promosi Dalam pemasaran promosi merupakan suatu kegiatan menyadarkan calon pembeli akan adanya produk suatu perusahaan. Sehingga jika khalayak yang membutuhkan produk tersebut mereka akan berusaha untuk mencarinya dengan mendatangi tempat-tempat penjualan yang terdekat dari tempat tinggalnya. Tetapi untuk menarik calon pembeli pada sebuah produk baru maka perusahaan harus dapat menyakinkan dan menumbuhkan daya tarik pada produknya. Promosi yang efektif adalah dapat menumbuhkan serta membangkitkan niat pembeli. 15 Siswanto dan David (2002:21) mendefinisikan promosi sebagai kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan dan meningkatkan dan kembali produk sasaran pembeli dengan harapan mereka tergerak hatinya dan secara sukarela membeli produk. Oleh karena itu promosi harus dilakukan melalui media komunikasi yang efektif, sebab orang-orang yang menjadi sasaran promosi mempunyai selera dan keinginan yang berbeda-beda. Menurut Tjiptono (2002:21) tujuan promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menginformasikan (informing) Tujuan utama dari promosi yang akan dilakukan adalah menginformasikan seluruh aspek-aspek dan kepentingan perusahaan yang berhubungan dengan konsumen dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk dapat diketahui secara jelas. Kegiatan untuk menginformasikan atas berbagai hal yang berkaitan antara perusahaan dengan konsumen antara lain: a. Menginformasikan kepada pasar tentang produk yang baru. b. Menyampaikan kepada pasar tentang perubahan harga. c. Menginformasikan tentang ciri-ciri produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. d. Meluruskan informasi yang keliru, mengurangi ketakutan dan kekhawatiran konsumen. 16 e. Membangun citra perusahaan. 2. Membujuk (persuading) Tujuan promosi yang kedua adalah mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau konsumen sasaran agar mau membeli atau mengalihkan pembelian terhadap produk-produk yang dihasilkan perusahaan. Kegiatan untuk membujuk konsumen antara lain: a. Membentuk pilihan merek. b. Mengalihkan perhatian ke merek tertentu. c. Mengubah presepsi pelanggan terhadap atribut tertentu. d. Mendorong konsumen untuk membeli pada saat itu juga. e. Mendorong konsumen untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman). 3. Mengingatkan (reminder), Sebagai alternatif dari tujuan promosi yang akan dilakukan perusahaan adalah mengingatkan kembali konsumen sasaran yang selama ini dimiliki atas keberadaan perusahaan dan merek-merek produk yang dihasilkan yang tetap setia dan konsisten untuk melayani. Hal tersebut dapat dilakukan dengan: a. Mengingatkan konsumen bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat. b. Mengingatkan konsumen akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan. 17 c. Menjaga agar ingatan pertama konsumen jatuh pada produk perusahaan. Perusahaan atau instansi yang akan diperkenalkan produknya harus menentukan cara yang terbaik untuk menjual produk keputusan yang cocok adalah tentang sifat perpaduan promosi yang mungkin paling efektif. Untuk itu perusahaan harus dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh setiap unsur promosi sehingga dengan demikian dapat disusun strategi penjualan yang tepat dan dianggap efektif untuk dilaksanakan. Stanton dalam Swasta dan Irawan (1998:349) memaparkan bauran pemasaran adalah kombinasi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai program tujuan penjualan. Kotler (2005: 264), mengatakan bahwa unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu : a. Advertising (Periklanan) Menurut Kotler (2008), “Periklanan merupakan segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.” Periklanan memiliki beberapa sifat, antara lain : 1) Presentasi Umum Periklanan bersifat umum dan memberikan semacam keabsahan pada produk. Hal ini juga berarti menawarkan tawaran yang terstandarisasi. Oleh karena banyak orang yang menerima pesan 18 yang sama, pembeli mengetahui bahwa motif mereka untuk membeli produk tersebut akan dimaklumi oleh umum. 2) Tersebar Luas Periklanan adalah medium yang berdaya sebar luas yang memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing. Periklanan berskala besar oleh seorang penjual menyiratkan hal yang positif tentang ukuran, kekuatan dan keberhasilan penjual. 3) Ekspresi Yang Lebih Kuat Periklanan memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara dan warna yang penuh seni. 4) Tidak Bersifat Pribadi Pada periklanan audiens tidak merasa wajib untuk memperhatikan atau menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monolog, bukan dialog dengan audiens. b. Sales Promotion (Promosi Penjualan) Menurut Kottler (2008),“Promosi penjualan terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang”. Sales promotion memberi tiga manfaat yang berbeda yaitu: 19 1) Komunikasi Promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya memberikan informasi yang mengarahkan konsumen ke produk bersangkutan. 2) Insentif Promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan, atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen. 3) Ajakan Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi pembelian sekarang. Menurut Kotler (2008), terdapat beberapa cara untuk membuat suatu promosi penjualan sebagai alat pembangun kesadaran merek yang efektif yaitu sebagai berikut: 1) Memastikan bahwa promosi yang dilakukan mempunyai alasan yang benar. 2) Mengaitkan kegiatan promosi penjualan dengan citra merek. 3) Promosi sebagai alat komunikasi dan juga sebagai tugas penjualan. c. Personal selling (Penjualan Tatap Muka) Penjualan personal adalah alat yang paling efektif serta menghemat biaya pada tahap proses pembelian lebih lanjut, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Penjualan personal memiliki 3 ciri khusus sebagai berikut: 20 1) Konfrontasi Personal Penjualan personal mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat mengobservasi reaksi dari pihak lain dengan lebih dekat. 2) Mempererat Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan. Wiraniaga biasanya sudah benar-benar mengetahui minat pelanggan yang terbaik. 3) Tanggapan Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga. d. Public Relations (Hubungan masyarakat) Menurut Kotler (2008), “Hubungan masyarakat merupakan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya”. Alat-alat utama promosi Hubungan Masyarakat Pemasaran adalah sebagai berikut: 1) Publikasi Perusahaan-perusahaan sangat tergantung materi yang dipublikasikan untuk menjangkau dan mempengaruhi pasar sasaran mereka. Materi Publikasi itu mencakup laporan tahunan, brosur, artikel, laporan berkala, dan majalah perusahaan, serta materi audio visual. 21 2) Peristiwa Perusahaan dapat menarik perhatian terhadap produk baru atau kegiatan pemasaran lainnya dengan menyelenggarakan peristiwa khusus seperti konferensi berita, seminar, tamasya, pameran, kontes, dan kompetisi, peringatan hari jadi, serta pemberian sponsor olahraga dan budaya yang akan menjangkau masyarakat sasaran. 3) Berita Salah satu tugas utama profesional humas adalah menemukan atau menciptakan berita yang mendukung perusahaan, produk, dan orang-orangnya. Penciptaan berita membutuhkan keahlian pengembangan konsep cerita, pelaksanaan riset, dan penulisan siaran pers. 4) Pidato Pidato merupakan alat lain untuk menciptakan publisitas produk dan perusahaan. Penampilan dalam bentuk pidato dapat membangun citra perusahaan. 5) Kegiatan Pelayanan Masyarakat Perusahaan ikut mendukung kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dan dikesempatan lain, perusahaan akan menyumbangkan sejumlah uang tertentu untuk sebab tertentu. 22 6) Media Identitas Suatu perusahaan harus bersaing dengan perusahaan lainnya untuk mendapatkan perhatian masyarakat dan menciptakan identitas perusahaan. Salah satu cara untuk menciptakan identitas adalah dengan identitas visual diberikan oleh logo perusahaan, alat tulis, brosur, tanda, formulir bisnis, bangunan, dan cara berpakaian. e. Direct Marketing (Pemasaran Langsung) Definisi pemasaran langsung (direct marketing) menurut Suyanto (2007: 219) merupakan sistem pemasaran yang menggunakan saluran langsung untuk mencapai konsumen dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen tanpa melalui perantara pemasaran. Untuk menghasilkan tanggapan dan/ atau transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi. Meski terdapat berbagai bentuk pemasaran langsung seperti surat langsung, pemasaran jarak jauh, pemasaran elektronik dan sebagainya, semuanya memiliki empat karakteristik. Pemasaran langsung bersifat: 1) Nonpublik, pesan biasanya ditujukan kepada orang tertentu. 2) Disesuaikan, pesan dapat disiapkan untuk menarik orang lain yang dituju. 3) Terbaru, pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat. 4) Interaktif, pesan dapat diubah tergantung pada tanggapan orang tersebut. 23 1.6 Tinjauan Mengenai Pariwisata Secara etimologis pariwisata berasal dari bahasa sanksekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap dan “wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian. Dapat disimpulkan bahwa pariwisata berarti sebuah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berptar-putar dari satu tempat (asal) ke tempat lainnya (tujuan). Pariwisata juga dapat didefinisikan sebagai perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, sifatnya hanya sementara, dilakukan secara perorangan maupun kelompok, dan sebagai uaha mencptakan keserasian, keseimbangan, dan keahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dalam dimensi sosial dan budaya. Yoeti (1994:116) mendefinisikan pariwisata sebagai suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu ngara itu sendiri atau diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, menyebutkan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata, dengan demikian pariwisata meliputi: 24 1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata. 2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata seperti: kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah, museum, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat atau yang bersifat lamiah: keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai. 3. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata yaitu: usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultasi pariwisata rmah makan, bar, angkutan wisata. Menurut Burkart dan Medlik (dalam Pendit, 2002:16) pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuantujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja dan kegiatankegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan ini. Dari pengertian tersebut dapat disimpulakn bahwa pariwisata adalah sebuah aktivitas untuk mengisi waktu luang dengan melakukan perjalanan baik dalam lingkup satu negara atau sampa keluar negeri tanpa ada kegiatan untuk mencari nafkah. Berdasarkan beberapa definisi diatas, kegiatan pariwisata memiliki beberap ciri, antara lain: a) Terdapat dua lokasi yang saling terkait yaitu antara darah asal dan derah tujuan wisatawan. b) Sebagai destinasi memilik objek dan daya tarik wisata yang unik. c) Sebagai destinasi pasti memliki sarana dan prasarana pariwisata. d) Pelaksanaan perjalana ke destinai dilakukan dalam waktu sementara. 25 e) Terdapat dampak yang ditimbulkan, khsusnya padadaerh destinsi segi sosial budaya, ekonomi dan lingkungan. Pariwisata dewasa ini menjadi sebuah gejala yang menghasilkan banyak manfaat. Pariwisata tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang berkecukupan dalam hal materi saja, namun pariwisata sekrang ini bisa dinikmati oleh semua orang dari semua golongan. Dalam perkembangannya, menurut Yoeti (dalam Suwena, 2009:16) pariwisata dapat dilihat berdasarkan letak geografis dimana kegiatan pariwisata itu dilakukan, , antara lain: a) Pariwisata lokal (local tourism) adalah jenis kepariwisataan yang ruang lingkupnya lebih sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. b) Pariwisata regional (regional touris) adalah kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan dalam suatu wilayah tertentu, dapat regional dalam suatu wilayah tertentu, dapat regional dalam lingkungan nasional dan dapat pula regional dalam lingkungan internasional. c) Pariwisata nasional (national tourism) adalah kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan dalam wilayah suatu negara, dimana para pesertanya tidak saja sendiri tetapi juga orang asing yang berdiam di negara tersebut. d) Pariwisata regional-internasional (regional-international tourism) adalah kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional yang terbats tetapi melewati baytas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut. 26 e) Pariwisata internasional (international tourism) adalah kegiaan kepariwisataan yang berkembang di seluruh negara dunia, termasuk didalamnya pariwisata regional-internasional dan pariwisata nasional. Fandeli (1995:3) membedakan pariwisata menjadi tiga yang disesuaikan menurut jenis daya tariknya, antara lain: 1. Daya Tarik Alam Pariwisata daya tarik alam yaitu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan daya tarik alamnya, seperti laut, pesisir pantai, gunung, lembah, air terjun, hutan dan objek wisata yang masih alami. 2. Daya Tarik Budaya Pariwisata daya tarik budaya merupakan suatu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang memiliki keunikan atau kekhasan budaya, seperti tanah toraja, keraton Jogjakarta, keraton kesepuhan Cirebon, dan objek wisata budaya lainnya. 3. Daya Tarik Minat Khusus Pariwisata ini merupakan pariwisata yang dilakukan dengan mengunjungi objek wisata yang sesuai dengan minat seperti olahraga, wisata rohani, wisata petualangan, wisata kuliner, wisata belanja, dan sebagainya. 27 Pendit (1994:14) mengelompokkan pariwisata ke dalam beberapa jenis yang didasarkan pada motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat, yaitu: a) Wisata Budaya adalah perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat-istiadat, cara hidup, kebudayaan, dan seni mereka. b) Wisata Bahari adalah jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, terlebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan. c) Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi) adalah jenis wisata yang banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. d) Wisata Konvensi adalah jenis wisata dekat yang erat kaitannya dengan kegiatan politik. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan– ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat 28 nasional maupun internasional. Biro penyedia jasa konvensi berlombalomba untuk menarik organisasi-organisasi untuk menyelenggarakan kegiatannya di pusat konvensi dengan menawarkan berbagai fasilitas dan atraksi menarik dengan harga yang terjangkau. e) Wisata Pertanian pengorganisasiannya (Agrowisata) dilakukan adalah ke jenis wisata proyek-proyek yang pertanian, perkebunana, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayurmayur dan palawija disekitar perkebunan yang dikunjungi. f) Wisata Buru adalah jenis wisata yang banyak dilakukan di negerinegeri yang memiliki derah atau hutan tempat berburu yang dibenarka oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negara di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di indonesia sendiri, pemerintah telah membuka wisata buru untuk di daerah Baluran, Jawa Timur. Wisata ini memberikan ijin kepada wisatawan untuk menembak banteng atau babi hutan. g) Wisata Ziarah adalah jenis wisata yang banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat-istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan perorangan atau 29 rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakan tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. 1.7 Tinjauan Mengenai Destinasi Wisata Destinasi wisata merupakan salah satu elemen yang paing penting karena menjadi alasan orang-orang melakukan perjalanan wisata serta daya tarik wisata yang ada di dalamnya akan menarik kunjungan wisatawan (Cooper dkk, 1993). Pendapat lainnya menyatakan bahwa kawasan wisata (destinasi) merupakan suatu tempat yang tidk saja menyediakan segala sesuatu yang dapat dilihat wisatawan, namun juga aktivitas yang dapat dilakukan pada tempat tersebut dan menjadi daya tarik yang memikat orang untuk berkunjung ke tempat tersebut (Gunn, 1993). Destinasi merupakan suatu tempat yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan (misalnya daerah transit). Suatu tempat pasti memiliki batas-batas tertentu, baik secara actual maupun hukum. Menurut Hadinoto (1996:15) destinasi wisata merupakan suatu kawasan spesifik yang dipilih oleh seseorang pengunjung, ia dapat tinggal selama waktu tertentu. Destinasi pariwisata adalah suatu entitas yang mencakup wilayah 30 geografis tertentu yang didalamnya terdapat komponen produk pariwisata (attraction, amenities, accebilities) dan layanan, serta unsur pendukung lainnya (masyarakat, pelaku industri pariwisata, dan institusi pengembang) yang membentuk sistem yang sinergis dalam menciptakan motivasi kunjungan serta totalitas pengalaman kunjungan bagi wisatawan. Menurut UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan daerah tujuan wisata atau destinasi wisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Dalam pengembangan suatu daerah untuk menjadi suatu daerah tujuan wisata, agar ia dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan potensial dalam macam-macam pasar, harus memenuhi beberapa syarat yaitu : 1. Something to see yaitu suatu daerah harus memiliki atraksi wisata yang berbeda dari daerah lain. Atraksi tersebut haruslah memiliki kekhasan sendiri dibandingkan dengan yang lain, sehingga wisatawan akan tertarik untuk mengunjungi suatu destinasi. 2. Something to do yaitu selain harus memiliki banyak atraksi wisata yang bisa dilihat dan disaksikan, suatu daerah harus pula menyediakan 31 fasilitas pendukung bagi wisatawan untuk melakukan aktifitasnya disaat waktu luang berupa rekreasi atau amusement yang bisa membuat wisatawan betah saat berada disuatu destinasi. 3. Something to know yaitu suatu tempat selain harus memiliki banyak atraksi menarik yang bisa dilihat, disaksikan, serta dilakukan, destinasi harus bisa menyediakan fasilitas informasi yang dapat menjelaskan tentang arti dan makna tentang atraksi wisata tersebut dengan jelas melalui tour operator atau pramuwisata yang berkualitas. 4. Something to buy yaitu suatu wilayah harus menyediakan tempattempat berbelanja, terutama barang-barang souveir yang khas dari daerah tersebut. Mill dan Morrison (2009:18) mengembangkan model AFITH sebagai penunjuk elemen-elemen suatu destinasi wisata. Elemen ini memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya yang selanjutnya disebut dengan destination mix (DM) atau bauran destinasi yang terdiri dari attraction (atraksi), facilities (fasilitas), infrastructure (infrastruktur), transportation (transportasi), dan hospitality (hospitaliti).