UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN

advertisement
UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
MELAHIRKAN MELALUI PROMOSI KESEHATAN DALAM
KEPERAWATAN MATERNITAS
(Paper Presentation)
Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep., Sp.Mat
Departemen Keperawatan Maternitas-Anak
Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, Medan
2012
Abstrak
1
Berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu dan bayi, saat ini angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara
lain. Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah, namun sampai saat ini belum menunjukkan
hasil yang diharapkan. Apabila ditinjau lebih lanjut masalah kesehatan perempuan terkait
dengan reproduksi sangat kompleks dan menuntut penyelesaian yang komprehensif. Intervensi
yang dilakukan harus melibatkan peran serta keluarga dan masyarakat, sehingga konsep
promosi kesehatan sangat tepat diterapkan dalam keperawatan, khususnya keperawatan
maternitas. Program Indonesia Sehat akan tercapai dengan berhasilnya promosi kesehatan
khususnya dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Kesadaran akan perilaku hidup
sehat harus tercermin pada seluruh penduduk Indonesia khususnya pada ibu-ibu yang
berkaitan dengan reproduksi mulai dari kehamilan, bersalin maupun masa nifas. Peran
petugas kesehatan termasuk perawat, lingkungan yang kondusif serta ketersediaan akses bagi
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu harus diutamakan, sehingga
masyarakat dapat hidup sehat, sejahtera dan produktif dalam segala bidang. Promosi kesehatan
merupakan konsep sehat yang positif dan inklusif yang menekankan pada kualitas hidup,
mental dan spiritual yang sebaik-baiknya ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat.
Keperawatan Maternitas sebagai subsistem dari pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan, mempunyai peranan yang penting dalam mencapai cita-cita pemerintah untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal pada semua masyarakat. Pada pelaksanaannya
perawat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain membantu klien dan keluarga beradaptasi
terhadap masalah yang timbul berkaitan dengan masalah reproduksi, termasuk pada periode
perinatal (ibu hamil), intranatal ( saat ibu melahirkan) postnatal (setelah melahirkan) serta bayi
baru lahir.
Kata Kunci : Promosi Kesehatan, Perawat Maternitas
Pendahuluan
2
Salah satu program pemerintah dalam bidang kesehatan masyarakat di Indonsesia
adalah promosi kesehatan yang terdiri dari preventif, kuratif dan rehabilitatif. Promosi
kesehatan merupakan konsep sehat yang positif dan inklusif yang menekankan pada kualitas
hidup, mental dan spiritual yang sebaik-baiknya ditujukan pada individu, keluarga dan
masyarakat. Keperawatan Maternitas sebagai subsistem dari pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan keperawatan, mempunyai peranan yang penting dalam mencapai cita-cita
pemerintah untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal pada semua masyarakat. Pada
pelaksanaannya perawat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain membantu klien dan
keluarga beradaptasi terhadap masalah yang timbul berkaitan dengan masalah reproduksi,
termasuk pada periode perinatal (ibu hamil), intranatal ( saat ibu melahirkan) postnatal
(setelah melahirkan) serta bayi baru lahir.
Berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu dan bayi, saat ini angka kematian ibu dan bayi
di Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan angka kematian ibu dan bayi di negaranegara ASEAN lainnya. Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah, namun sampai saat ini
belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Apabila ditinjau lebih lanjut masalah kesehatan
perempuan terkait dengan reproduksi sangat kompleks dan menuntut penyelesaian yang
komprehensif. Intervensi yang dilakukan harus melibatkan peran serta keluarga dan
masyarakat, sehingga konsep promosi kesehatan sangat tepat diterapkan dalam keperawatan,
khususnya keperawatan maternitas. Promosi Kesehatan merupakan bagian dalam penyuluhan
kesehatan yang menekankan pada ibu hamil dan keluarga pentingnya perawatan dalam
menjalani proses kehamilan dan persalinan yang sehat. Perubahan perilaku ibu secara positif
dan keterlibatan aktif individu, keluarga dan masyarakat melalui penyuluhan kesehatan yang
diberikan petugas kesehatan diharapkan dapat membantu ibu dalam mendeteksi dini berbagai
risiko tinggi yang akan terjadi pada kehamilan. Pentalaksanaan yang tepat dengan terapi dan
perawatan yang maksimal dapat membantu menurunkan kegawatan pada ibu dan bayi
sehingga angka kematian dapat menurun.
Promosi Kesehatan
A. Pengertian dan Konsep Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah ilmu pengetahuan dan seni membantu orang untuk merubah gaya
hidup menuju kesehatan optimal. Kesehatan optimal adalah keseimbangan ksehatan fisik,
emosi, social, spiritual dan intelektual. Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan
merupakan suatu istilah yang sering digunakan dan mempunyai hubungan yang sangat erat.
Committee on Health Education and Promotion Terminology mendefenisikan
pendidikan kesehatan sebagai kombinasi dari pengalaman pembelajaran terencana yang
didasarkan pada teori-teori yang logis membekali individu, kelompok dan masyarakat
dengan peluang untuk mendapatkan informasi dan keterampilan yang berguna untuk
membuat kesehatan yang bermutu. Hal ini mendefenisikan Promosi Kesehatan sebagai
kombinasi terencana dari berbagai hal seperti mekanisme pendidikan, politik, lingkungan,
peraturan perundangan, maupun mekanisme organisasi yang mendukung tindakan dan
kondisi kehidupan yang kondusif untuk kesehatan individu, kelompok dan masyarakat.
Surgeon General’ Reposrt and Health Promotion and Disease Prevention, Healty
People (1979) membuka arah baru bagi kesehatan masyarakat menjauhi program
3
pengobatan penyakit dan menuju pencegahan penyakit dengan promosi kesehatan.
Berdasarkan hal ini promosi kesehatan merupakan suatu yang lebih luas,dimana
pendidikan kesehatan merupakan bagian kecil dari promosi kesehatan (DiClemente, 2002)
. Hal ini terlihat pada skema sebagai berikut :
PROMOSI KESEHATAN
Organisasi
Politik
Perundangan
Pendidikan
Ekonomi
Kesehatan
Sosial
Lingkungan
Salah satu upaya perubahan atau perbaikan perilaku hidup sehari-hari masyarakat,
diupayakan melalui pendidikan kesehatan masyarakat (health education) yang dipadukan
dengan upaya pembangunan masyarakat (community development) atau upaya
pengorganisasian masyarakat (community organization). Upaya ini mengalami perkembangan
pada tahun 1975 berubah menjadi “Penyuluhan Kesehatan”. Tahun 1995 istilah Penyuluhan
kesehatan berubah menjadi “Promosi Kesehatan”. Perubahan itu dilakukan karena
perkembangan dunia (Health promotion mulai dicetuskan di Ottawa pada tahun 1986), sejalan
dengan paradigma sehat, yang merupakan arah baru pembangunan kesehatan di Indonesia.
Menurut WHO promosi kesehatan didefinisikan sebagai: “the process of enabling
people to control over and improve their health”. Definisi ini diaplikasikan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi : “Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya”. Beberapa hal yang menjadi pokok-pokok Promosi Kesehatan
(Health Promotion) atau PHBS Promosi Kesehatan di Indonesia ini, yaitu promosi Kesehatan
(Health Promotion), didefinisikan sebagai proses pemberdayaan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to
control over and improve their health), lebih luas dari Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan.
Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan lebih menekankan pada upaya perubahan atau perbaikan
perilaku kesehatan. Promosi Kesehatan bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari
upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) dalam
rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
Pendidikan/penyuluhan kesehatan menekankan pada pendekatan edukatif, sedangkan pada
promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang banyak
dilakukan pada tingkat masyarakat (strata primer, skunder dan tertie). Pada
4
pendidikan/penyuluhan kesehatan, masalah diangkat dari apa yang ditemui atau dikenali
masyarakat (yaitu masalah kesehatan atau masalah apa saja yang dirasa penting/perlu diatasi
oleh masyarakat). Pendidikan/penyuluhan kesehatan yang menonjol adalah pendekatan di
masyarakat (melalui pendekatan edukatif). Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih
ditekankan, yang dilandasi oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling
memberi manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan
masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, secara lintas program dan
lintas sektor. Konsep diatas sesuai dengan visi pembangunan kesehatan adalah: Indonesia
Sehat 2010, dengan misi: menggerakkan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan,
mendorong kamandirian masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat termasuk di
lingkungannya.
Promosi Kesehatan mempunyai visi, misi dan program kegiatan, serta sasaran atau target
yang harus dapat terukur.Visi Promosi kesehatan yaitu berkembangnya masyarakat Indonesia
baru yang berbudaya sehat. Sedangkan Misinya adalah melakukan advokasi kebijakan publik
yang berdampak positif pada kesehatan, mensosialisasikan pesan-pesan kesehatan, mendorong
gerakan-gerakan sehat di masyarakat. Strategi pokok Promosi Kesehatan terdiri dari advokasi,
yaitu upaya untuk mempengaruhi kebijakan agar memberikan kontribusi pada pertumbuhan
perilaku dan lingkungan sehat. Bina Suasana, upaya pembentukan opini publik untuk
mengembangkan norma hidup sehat dan Gerakan pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya
untuk menggerakkan dan memberdayakan semua komponen masyarakat untuk hidup sehat.
Strategi promosi kesehatan menunjukkan adanya tiga strata masyarakat yang menjadi
sasaran promosi kesehatan. Strata primer adalah masyarakat langsung perlu digerakkan peran
aktifnya melalui upaya gerakan atau pemberdayaan masyarakat (community development,
PKMD, Posyandu, Poskestren, Pos UKS, dll). Strata sekunder adalah para pembuat opini di
masyarakat, perlu dibina atau diajak bersama untuk menumbuhkan norma perilaku atau
budaya baru agar diteladani masyarakat. Hal ini dilakukan melalui media massa, media
tradisonal, adat, atau media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat.
Sedangkan strata tertier adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang perlu
dilakukan advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah dan potensi
yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan sehat, yang memberikan
dampak positif bagi kesehatan.
B. Upaya Promosi Kesehatan dalam Keperawatan Maternitas
Adanya visi, misi dan strategi Promosi Kesehatan diharapkan dapat membantu
optimalisasi pelaksanaan kegiatan, namun harus diingat bahwa aplikasi kegiatan di lapangan
harus sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat. Kemandirian masyarakat
diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya pencegahan sendiri.
Hal ini sesuai dengan GBHN yang mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem
kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat. Kegiatan
pembinaan harus dilakukan oleh petugas kesehatan, khususnya keperawatan maternitas yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Kondisi saat ini, angka kematian ibu melahirkan dan
bayi masih tinggi di Indonesia, bahkan paling tinggi di Asia. Masalah ini menjadi masalah
5
nasional yang sampai saat ini belum teratasi, sedangkan hal ini merupakan salah satu indikator
kesejahteraan suatu negara ( angka kematian ibu dan bayi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, petugas kesehatan
khususnya perawat maternitas harus mengimplementasikan upaya promosi kesehatan dalam
setiap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien (Matteson, 2001). Keperawatan
Maternitas merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan,
dimana perawat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam membantu klien dan
keluarga beradaptasi terhadap masalah yang mungkin timbul pada periode perinatal dan di luar
periode perinatal. Intervensi keperawatan yang dilakukan antara lain mempromosikan
kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok
masyarakat di dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak (Prawirohardjo,
2002). Promosi kesehatan merupakan salah satu intervensi yang melibatkan peran aktif dan
upaya kesehatan masyarakat.
Upaya promosi kesehatan dalam keperawatan meliputi :
1. Upaya Promotif, yaitu upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan
status/ derajat kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat.
Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya,
kelompok orang sehat meningkat dan kelompok orang sakit menurun. Bentuk
kegiatannya adalah pendidikan kesehatan tentang cara memelihara kesehatan. Upaya
promotif pada masa kehamilan yang paling penting ditekankan adalah Pemeriksaan
kehamilan ANC (ante natal care). ANC yang maksimal dapat mendeteksi adanya
kelainan dan risiko tinggi pada kehamilan dan persalinan, sehingga dapat diantisipasi
dan menghindari terjadinya angka kematian pada ibu.
2. Upaya Preventif, yaitu upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit.
Sasarannya adalah kelompok orang resiko tinggi. Tujuannya untuk mencegah
kelompok resiko tinggi agar tidak jatuh/ menjadi sakit (primary prevention). Bentuk
kegiatan yang berkaitan langsung dengan keperawatan maternitas adalah imunisasi,
pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.
3. Upaya Kuratif, yaitu upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih
parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama
penyakit kronis. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak
lebih parah (secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan dan
penatalaksanaan. Masalah yang terkait dalam kuratif adalah kehamilan dengan risiko
tinggi seperti preeklampsia, anemia, perdarahan, ketuban pecah dini dan lain-lain.
4. Upaya Rehabilitatif, yaitu upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan
memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang
baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan
(tertiary prevention). Upaya rehabilitatif merupakan suatu hal penting pada pasien
maternitas, khususnya intervensi saat post partum yang merupakan proses akhir dalam
kehamilan. Saat ini ibu berada pada tahap pemulihan dan adaptasi dengan berbagai
perubahan yang terjadi setelah kelahiran seperti perawatan bayi baru lahir, perubahan
fungis dan peran dalam keluarga sebagai orang tua baru (Pillitteri, 2003).
6
Sebagai seorang perawat, khususnya keperawatan maternitas, aplikasi berbagai upaya
promosi kesehatan di atas merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya angka kesakitan dan kematian ibu maupun bayi baru lahir (May,
K.A.&Mahlmeister, 1994) . Promosi kesehatan dalam keperawatan maternitas dapat
dilakukan pada seluruh tahap proses reproduksi, khususnya bagi pasangan-pasangan usia
produktif yang dilakukan sejak dini, sehingga para calon ibu akan menjalani proses
kehamilan dan persalinan dengan baik dan aman. Promosi yang dilakukan antara lain :
a. Promosi keperawatan para nikah
Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada
masyarakat reproduktip pranikah. Pelayanan diawali dengan pemeliharaan kesehatan para
calon ibu. Wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi
kesehatannya. Kedua cvalon pengantin di beri pengertian tentang hubungan seksual yang
sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses
kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.
Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan kepada kelompok remaja wanita
atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian nasehat tentang kesehatan pada masa
pranikah ini disesuaikan dengan tingkat intelektual para calon ibu. Nasehat yang di berikan
menggunakan bahasa yang mudah di mengerti karena informasi yang di berikan bersifat
pribadi dan sensitif. Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat
gangguan sistem reproduksi harus segera di tangani.
Gangguan sistem reproduksi, seperti keputihan, menstruasi yang tidakteratur dapat
berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bila
masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek, perlu dikonsultasikan keahli yang
relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang pasilitas pelayanannya lebih
lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatah para remaja yang
akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Petugas harus dapat menggunakan pengaruh
keluarga untuk memperkuat mental remaja dalam memasuki masa perkawianan dan
kehamilan. Tujuan dari pemeriksaan ini juga untuk mengetahui secara dini kondisi
kesehatan para remaja. Apabila di temukan penyakit atau kelainan maka tindakan
pengobatan dapat segera dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi maka
di upayakan agar remaja tersebut berupaya untuk menjaga agar masalahnya tidak
bertambah berat atau menular kepada pasangannya. Misalnya remaja yang menderita
penyakit jantung, bila hamil secara teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada
dokter. Remaja yang menderita AIDS harus menjaga pasanganya agar tidak terkena virus
HIV. Caranya adalah agar menggunakan kondom saat besenggama. Upaya pemeliharaan
kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan para
remaja seperti karang taruna, pramuka, organisasi wanita remaja dan sebagainya.
Promosi kesehatan dilakukan dengan memberikan bimbingan, antara lain :
1. Perkawinan yang sehat, bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan ,
menghadapi perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan hanya sekedar
7
hubungan antara suami dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan
turunan. Bayi yang dilahirkan juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
2.
Keluarga yang sehat, dan cara mewujudkan serta membinanya. Keluaga yang
diidamkan adalah kelurga yang memiliki norma keluaga kecil, bahagia dan sejahtera.
Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2 anak.
3. Sistem reproduksi dan masalahnya, perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pada
masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan harus dijelaskan.Penjelasan juga
diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem reproduksi yang dijelaskan
seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi dan penyakit.
4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara
lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan. Perubahan sikap dan perilaku
dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Akibat perubahan sikap dan
perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi
gangguan psikologi dan gangguan pemenuhan nutrisi seperti hiperemesis.
b. Promosi kesehatan saat kehamilan
Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah
memelihara kesehatan ibu hamil. Petugas kesehatan harus dapat mengatur strategi
pemeliharaan kesehatan ibu hamil. Ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan
dirinya sedini mungkin. Anjuran tersebut disampaikan kepada masyarakat melalui
kelompok ibu-ibu atau melalui kader dan aparat desa. Pemeriksaan kehamilan atau ANC
(antenatal care) dilakukan minimal 4 kali, yaitu pada trimester pertama 1 kali, trimester
dua 1 kali dan trimester tiga 2 kali (Dekes, 1994). Ibu hamil dengan resiko tinggi
pemeriksaan dilakukan lebih sering dan intensif. Apabila ditemukan adanya gangguan
kesehatan, tindakan dapat dilakukan sesegera mungkin. Selain ANC pemenuhan gizi
pada ibu hamil merupakan hal yang sangat penting sehingga ibu terhindar dari anemia.
Istirahat yang cukup dan menyesuaikan kondisi ibu dengan berbagai aktifitas yang akan
dilakukan. Persiapan secara psikologis terkait dengan adanya perubahan peran dan
fungsi dalam rangka menyambut kelahiran bayi dan akan menjadi orang tua baru.
Kondisi ini harus di sampaikan pada kedua orang tua dan keluarga yang mendampingi
ibu .
c. Promosi kesehatan pada saat persalinan.
Persalinan adalah suatu hal yang fisiologis,namun merupakan suatu peristiwa yang
dianggap menakutkan dan menimbulkan kecemasan pada setiap wanita. Peran perawat
sangat penting bagi ibu untuk dapat beradaptasi dan mengatasi masalah yang terjadi.
Promosi kesehatan dapat dilakukan sejak hamil dengan mempersiapkan ibu secara fisik
dan psikologis. Menganjurkan persalinan yang sehat di tempat aman yaitu petugas
kesehatan yang sudah terlatih. Memotivasi ibu agar mempersiapkan tenaga untuk
8
proses persalinan dengan memperhatikan konsumsi makanan dan minuman.
Melibatkan keluarga dengan menganjurkan agar mendampingi ibu pada proses
persalinan, terutama suami. Kehadiran petugas kesehatan pada saat proses persalinan
diharapkan dapat menyelamatkan ibu dan bayinya melalui bimbingan dan bantuan
yang diberikan, persalinan dapat dilalui secara fisiologis didalam kondisi lingkungan
yang aman dan sehat (Bobak, 2005).
d. Promosi kesehatan pada masa nifas.
Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya.
Promosi kesehatan dilakukan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam
menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap
dan mampu melakukan perawatan baik pada bayi yang baru lahir, maupun pada
dirinya sendiri.
Tujuan promosi kesehatan nifas adalah : Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik
maupun psikologis.
Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan
memungkinkan ia melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang
khusus. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat (Corin, 2006).
e. Promosi kesehatan saat menyusui.
Promosi kesehatan berkaitan dalam hal menyusui merupakan suatu proses untuk
meningkatkan perilaku masyarakat khususnya ibu yang sudah melahirkan dalam
pemberian ASI kepada bayi secara eksklusif. Melalui promosi kesehatan perawat harus
memberikan penyuluhan kesehatan berkaitan dengan pengetahuan tentang pengertian
ASI, kolostrum, mengenai manfaat dan tujuan menyusui, komposisi gizi dalam ASI,
hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, tanda-tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif,
cara menyusui yang benar, dan masalah dalam menyusui serta cara mengatasinya.
Adanya promosi kesehatan dalam hal menyusui diharapakn ibu-ibu pasca persalinan
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam proses pemberian
ASI kepada bayi (Campbel, 1997) . Upaya promosi yang dilakukan saat ini sesuai
dengan program pemerintah yang sedang digalakkan adalah menganjurkan ibu dan
keluarga agar memberikan ASI kepada bayi secepat mungkin setelah bayi lahir atau
yang disebut dengan inisiasi menyusui dini (IMD). Memberikan ASI secara eksklusif
yaitu bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa ada makanan tambahan apa pun.
Bayi yang mendapatkan ASI secara optimal akan mempunyai daya tahan tubuh yang
kuat, sehingga akan terhindar dari kesakitan dan akan mencegah risiko kematian.
9
Penutup
Peran petugas kesehatan, khususnya perawat maternitas sangat penting dalam
membantu pemerintah untuk membantu menurunkan angka kematian ibu melahirkan
di Indonesia.Upaya promosi kesehatan merupakan tanggungjawab kita bersama, bukan
sektor kesehatan semata, melainkan juga lintas sektor, masyarakat dan fihak swasta.
Promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders). Kesamaan pengertian, efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat
kesehatan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen
bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi
kesehatan secara nasional.
Program Indonesia Sehat akan tercapai dengan berhasilnya promosi kesehatan
khususnya dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Kesadaran akan perilaku
hidup sehat harus tercermin pada seluruh penduduk Indonesia khususnya pada ibu-ibu
yang berkaitan dengan reproduksi mulai dari kehamilan, bersalin maupun masa nifas.
Peran petugas kesehatan termasuk perawat, lingkungan yang kondusif serta
ketersediaan akses bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu harus diutamkan, sehingga masyarakat dapat hidup sehat, sejahtera dan
produktif dalam segala bidang. Promosi kesehatan akan lebih berhasil dalam merubah
perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik, apabila dalam intervensi keperawatan
keterlibatan individu dan peran serta optimal keluarga dan masyarakat lebih
diberdayakan.
10
Daftar Pustaka
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. (2005). Maternity nursing. 4th ed.
Diterjemahkanoleh:Wijayarini. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Campbeel, Suzanke. Hetsel. 1997. Breast Feeding-Self Eficacy : The Effect of Breast Feeding
Promotion Nursing Intervention. Journal of Human Lactation, 10, 257 - 264
Corin, S.S., Arnold, J. 2006. Health Promotion in Practice. San Francisco: Jossey-Bass.
DiClemente, R.J., Crosby, R.A., & Kegler, M.C. 2002. Emerging Theories in Health
Promotion Practice and Research. San Francisco: Jossey-Bass.
Depkes RI, 1994, Pedoman Pelayanan Antenatal di Puskesmas.
Matteson, P. S. (2001). Woman’s health during the childbearing years : A community baced
approach. St. Louis : Mosby Inc.
May, K.A.&Mahlmeister, L.R. (1994). Maternal & Neonatal Nursing Family Centred Care.
4th ed. Philadelphia : J.B.Lippincott Company.
Ncyiyana D., Goldstein, G., E., and Yanch D. (1995). In “New Public Health and the Who’s
Ninth General Program of Work : A Discussion Paper” Geneva, World Health
Organization.
Price, P., (1994), Maternal and Child Health Care Strategies, in Health and Development, by
D. R. Philips and Y. Verhasselt (eds.), London Routledge:138-155.
Pillitteri, A. (2003). Maternal & child health nursing : Care for chilberaing & childrearing
family. (4th ed.), Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep., Sp.Mat
Tempat/Tgl lahir
: Simpanggambir, 27 Maret 1975
Alamat Rumah
: Komp. Villa Prima Indah. Jl.Primawisata, No. 69 Medan
Telp. (061) 7880397, Hp.0813 1027 7496
E-Mail
: [email protected]
Alamat kantor
: Fakultas Keperawatan. USU Medan
Jl.Prof.T.Maas, No. 3. Kompleks USU Medan
Telp. (061) 8213318.
Riwayat Pendidikan :
1.Akper Depkes.RI, Medan, lulus tahun 1996
2. S1 Keperawatan FIK-UI Jakarta, lulus tahun 2000
3. Pendidikan Mengajar (Akta IV), lulus tahun 2001
4. S-2 Program Pasca sarjana Keperawatan UI thn 2005
6. Program Spesialis Keperawatan Maternitas tahun 2008
7. Program Doktor / S3 kesehtan pada FKM USU ( sedang berlanjut)
Riwayat Pekerjaan: 1. Staff Dosen Akper Wirahusada Medan, tahun 1997 – 2000
2. Direktris Akper Wirahusada Medan, thn 2000 - 2002
3. Koordinator Kep. Jiwa PSIK.FK.USU, th 2002 -2005
4. Sekretaris Departemen Keperawatan Maternitas – Anak pada Fakultas
Keperawatan USU, th 2008 sampai 2010
5. Kepala Bidang keperawatan Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan
tahun 2008 -2009.
6. Kepala Departemen Keperawatan Maternitas - Anak pada Fakultas
Keperawatan USU, tahun 2010 sampai sekarang
Penelitian
a. ( Tahun 2007) Dampak paket “ Sayang Anak” untuk suami terhadap perilaku ibu menyusui
di Rumah sakit Haji Adam Malik dan Rumah Sakit Haji Medan.(Tesis).
12
b. (Tahun 2008) Efektifitas pelatihan manajemen laktasi dalam meningkatkan pengetahuan
kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kedai Durian.
c. ( Tahun 2009) Persepsi ibu post partum tentang perawatan diri dan bayi baru lahir pada
masyarakat di wilayah kerja puskesmas Medan belawan
Pengabdian Masyarakat
2. (April Tahun 2009) Penyuluhan : Deteksi dini Kanker serviks Melalui Pap Smear di
Perumnas Mandala Medan
4. Penyuluhan pentingnya IMD (Inisiasi Menyusui Dini) sebagai langkah awal dalam
pemberian ASI eksklusif di Medan Johor, Januari 2009.
5. (Agustus Tahun 2009) Pelatihan Pijat Bayi di Klinik bersalin Fajar Medan
Medan, 26 Mei 2012
( Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep., Sp.Mat)
13
Download