1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geografi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sebagai sebuah
ruang yang mana di dalamnya merupakan tempat sekumpulan orang tinggal
(Hagget 1986, 175). Pariwisata merupakan suatu sistem terbuka dari unsur-unsur
yang saling berinteraksi dalam suatu lingkungan yang luas atau dalam suatu ruang
, mulai dari unsur manusia seperti wisatawan, tiga unsur geografi pariwisata yaitu
negara asal wisatawan, negara yang dijadikan tempat transit dan daerah tujuan
wisata serta unsur ekonomi, yaitu industri pariwisata (Leiper, 1981).
Pariwisata merupakan ilmu yang multi disiplin dimana di gerakkan oleh
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Inti dari kegiatan pariwisata adalah
adanya perjalanan yang berarti perpindahan antar ruang (space). Pariwisata dan
rekreasi telah menjadi subyek dalam penelitian dan ilmu pengetahuan di geografi
Anglo-American sejak tahun 1930 an (McMurray1930; Jones1933; Selke1936;
Carlson 1938).
Pariwisata telah menjadi sebuah industri yang besar dan merupakan
fenomena yang kompleks dengan banyak dampak yang ditimbulkan. Kegiatan
pariwisata merupakan industri yang sangat strategis bagi seluruh negara di dunia.
Kegiatan pariwisata berkontribusi besar dalam ekonomi lokal di seluruh dunia.
Pada tahun 2008 terdapat 922 juta wisatawan yang melakukan perjalanan dengan
menghabiskan 944 milliar USD (UNWTO, 2009). Pada tahun 2010 tercatat
jumlah wisatawan sebesar 939 juta dan mengalami peningkatan sebanyak 980 juta
pada tahun 2011, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah wisatawan
meningkat sebesar 4,4%. Pada tahun 1995-2011 industri pariwisata dan pasarnya
di negara berkembang mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan di negara
yang sudah maju.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang
dimana sektor pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan Produk
Domestik Bruto (PDB). Kontribusi sektor pariwisata ini dalam PDB tidak lepas
1
dari pengembangan pariwisata yang semakin meningkat pula. Karena sektor
pariwisata menyumbang cukup besar dalam pendapatan nasional maupun daerah,
setiap daerah saat ini berlomba-lomba untuk meningkatkan fasilitas guna
menunjang kegiatan pariwisata.
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah sebagai tujuan
wisata utama di Indonesia dimana pada tahun 1996 Provinsi DIY ini menempati
urutan ke tiga dalam hal kunjungan wisatawan mancanegara (BPS,2008). Obyek
wisata yang ada di Provinsi DIY ini tersebar di seluruh kabupaten, salah satunya
yakni di Kabupaten Bantul.
Kabupaten Bantul di kenal oleh orang-orang salah satunya karena
memiliki obyek wisata yang memikat para wisatawan. Obyek-obyek wisata di
Kabupaten Bantul mempunyai potensi yang cukup besar. Obyek wisata yang ada
di Kabupaten Bantul yaitu meliputi obyek wisata alam, wisata budaya/sejarah,
pendidikan, taman hiburan dan sentra kerajinan industri. Terdapat 5 Obyek wisata
utama yang ada di Kabupaten Bantul yaitu Pantai Parangtritis, Pantai Pandansimo,
Pantai Samas, Goa Selarong dan Goa Cerme. Berdasarkan kelima obyek wisata
tersebut jumlah kunjungan wisatawan di Pantai Parangtritis mendominasi dengan
prosentase rata-rata 91,46% dari total kunjungan wisata selama 4 tahun berturutturut dari tahun 2003 hingga 2007. (RTOW Kawasan Parangtritis, 2007)
Kawasan Parangtritis mempunyai daya tarik wisata yang sangat menarik.
Kawasan Parangtritis ini meliputi Pantai Parangtritis, Pantai Depok, Cepuri Watu
Gilang, Pantai Parangendog, Makam Syeikh Bela Belu, Makam Syeikh Maulana
Maghribi, Monumen Pangsar Sudirman, Pemandian Parangwedang, Kolam
renang Parangtritis, Gumuk Pasir dan Laboratorium Spasial (RTOW Kawasan
Parangtritis, 2007). Berdasarkan beberapa obyek wisata yang ada di Parangtritis
salah satu yang menarik adalah gumuk pasir yang membentang di sepanjang
pantai. Gumuk pasir di Parangtritis terbentuk dalam waktu ribuan tahun. Pasir
gumuk pasir merupakan hasil material volkanik dari erupsi Gunung api Merapi
yang terbawa oleh sungai dan mengalami pengendapan juga terpengaruh oleh
angin tenggara.
2
Pemerintah
melalui
Dinas
Pariwisata
secara
resmi
memegang
pengembangan kawasan Parangtritis ini dimulai tahun 1995. Pembangunan
renovasi jembatan di yang melintasi Sungai Opak dilakukan pada tahun 2003.
Jembatan yang dibangun di atas Sungai Opak ini merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi perkembangan pariwisata di Pantai Parangtritis yang
merupakan salah satu obyek wisata di Kawasan Parangtritis. Hal ini ditunjukkan
jumlah kunjungan wisatawan yang mencapai 1.421.202 wisatawan pada tahun
2003 dan meningkat menjadi 1.773.179 wisatawan pada tahun 2012.(RTOW
Kawasan Parangtritis, 2007)
Berbagai pembangunan fasilitas sektor pariwisata maupun non pariwisata
dilakukan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan wisatawan yang berkunjung
ke Kawasan Parangtritis. Pembangunan fasilitas-fasilitas di Kawasan Parangtritis
menyebabkan adanya perubahan penggunaan lahan khusunya lahan non terbangun
menjadi lahan terbangun. Fasilitas-fasilitas pariwisata tersebut seperti penginapan,
kamar mandi, mushola, warung makan, tempat parkir dan kios-kios souvenir.
Sektor pariwisata yang muncul di Kawasan Parangtritis secara tidak langsung
mempengaruhi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
1.2
Rumusan Masalah
Kegiatan pariwisata di gerakkan oleh 2 kekuatan yaitu supply dan demand.
Kemudahan akses dalam melakukan pariwisata menyebabkan adanya peningkatan
kegiatan pariwisata yakni dicerminkan dengan adanya peningkatan jumlah
pengunjung di daerah wisata khususnya di Kawasan Parangtritis atau peningkatan
permintaan (supply). Dalam pengembangan kegiatan pariwisata baik Pemerintah
Daerah, Swasta maupun masyarakat setempat menyediakan penawaran (demand)
agar para wisatawan tertarik datang ke obyek wisata. Berbagai pengembangan
yang dilakukan menyebabkan Kawasan Parangtritis semakin berkembang dari
waktu ke waktu.
Perkembangan pariwisata berpengaruh terhadap perubahan penggunaan
lahan di kawasan pariwisata. Pembangunan fasilitas-fasilitas pelayanan umum
3
seperti hotel, villa dan toko-toko banyak terlihat di Kawasan Parangtritis. Perlu
diperhatikan bahwa di Kawasan Parangtritis terdapat gumuk pasir yang sangat
unik kenampakannya. Secara tidak langsung gumuk pasir ini akan terpengaruhi
oleh adanya perkembangan pariwisata. Bangunan-bangunan permanen maupun
semi permanen yang didirikan di atas gumuk pasir menjadi masalah karena
mengganggu stabilitas gumuk pasir. Aktivitas penduduk yang menggunakan lahan
gumuk pasir untuk fungsi perdagangan maupun penginapan merupakan masalah
lingkungan yang perlu diperhatikan.
Perkembangan
pariwisata
di
Kawasan
tumbuhnya kegiatan ekonomi yang baru.
Parangtritis
menstimulus
Umumnya masyarakat di Parangtritis
bekerja sebagai petani dan nelayan. Perkembangan pariwisata yang ada
menciptakan kegiatan ekonomi yang baru dan kesempatan pekerjaan baru
khususnya di bidang perdagangan dan penyedia jasa. Banyaknya masyarakat yang
berdagang makanan maupun souvenir di Kawasan Parangtritis merupakan salah
satu pengaruh dari perkembangan pariwisata. Munculnya kegiatan ekonomi yang
baru mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat sehingga berpengaruh
terhadap kesejahteraan masyarakat di Kawasan Parangtritis. Selain dari sisi
ekonomi, perkembangan pariwisata di Kawasan Parangtritis berpengaruh terhadap
kondisi sosial masyarakat yang ada di Kawasan Parangtritis.
Perkembangan pariwisata di Kawasan Parangtritis
mempengaruhi
perubahan penggunaan lahan dan sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan aspek
tersebut dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.
bagaimana perubahan penggunaan lahan tahun 2003-2013 akibat
perkembangan pariwisata Kawasan Parangtritis ?
2.
bagaimana
kondisi
sosial
ekonomi
masyarakat
perkembangan pariwisata Kawasan Parangtritis?
4
akibat
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.
mengetahui perubahan penggunaan lahan tahun 2003-2013 akibat
perkembangan pariwisata Kawasan Parangtritis.
2.
mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat yakni kesempatan
kerja, pendapatan dan organisasi masyarakat akibat perkembangan
pariwisata Kawasan Parangtritis.
1.4
Kegunaan Penelitian
1.
Bagi peneliti :
a. sarana untuk menuangkan gagasan, ide dan pikiran dalam
bentuk tulisan.
b. melatih dan mendorong untuk berpikir logis dan kritis dan
meningkatkan daya serap informasi, khususnya tentang topik
yang akan diteliti.
2.
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan
bisa
berkontribusi
dalam
referensi
tentang
pengembangan
pariwisata, sekaligus menjadi pedoman bagi penelitian selanjutnya
di masa yang akan datang.
3.
Secara Praktis
Bermanfaat bagi pengambilan kebijakan dan alternatif solusi untuk
memecahkan
permasalahan
dan
penentu
kebijakan
bagi
pengembangan wisata di Kawasan Parangtritis Kabupaten Bantul.
5
Download