DESAIN DAN KARAKTERISASI LOAD CELL TIPE CZL601 SEBAGAI SENSOR MASSA UNTUK MENGUKUR DERAJAT LAYU PADA PENGOLAHAN TEH HITAM Iwan Sugriwan1, Melania Suweni Muntini1, Yono Hadi Pramono2 1 2 Laboratorium Elektonika-Instrumentasi Jurusan Fisika FMIPA ITS Surabaya Laboratorium Optoelektronika dan Microwave Jurusan Fisika FMIPA ITS Surabaya Email: [email protected] Abstrak Proses pelayuan pada pengolahan teh hitam dicirikan oleh dua macam pelayuan, yaitu pelayuan kimia dan pelayuan fisis. Ciri utama dari pelayuan fisis adalah melemasnya daun teh karena kehilangan sekitar 47% kadar air. Kehilangan massa karena kehilangan kadar air ini diindera oleh load cell tipe CZL601 sebagai sensor massa. Load cell dikalibrasi menggunakan pembeban (anak timbangan, timbal) yang telah diukur nilai benarnya di Laboratorium Gaya dan Massa Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya. Sinyal keluaran dari load cell, berupa tegangan, dihubungkan dengan penguat operasional yang dikonfigurasi sebagai penguat instrumentasi. Keluaran dari penguat instrumentasi selanjutnya menjadi data proses untuk rangkaian mikrokontroler Atmega8 dan diantarmuka pada Liquid Chrystall Display (LCD) dan komputer pribadi. Rancang bangun load cell dan rangkaian elektronisnya didesain khusus untuk dapat digunakan sebagai instrumen pengukur derajat layu yang akan ditempatkan di atas mesin palung pelayuan (withering trough), di mana derajat layu adalah kuantitas yang menunjukkan perbandingan berat daun teh kering dengan daun teh layu. Persamaan karakteristik load cell yang menyatakan hubungan antara tegangan dalam volt, V, dan massa dalam gram, m, adalah V = 0.0001m + 0.2014. Dari hasil karakterisasi, load cell tipe CZL601 dapat mengukur beban sampai dengan 20 kilogram dengan sensitivitas 0,02 kg. Load cell menunjukkan performa tinggi yaitu dengan linieritas tinggi dan tanpa hysteresis. Kata kunci: derajat layu, load cell, pelayuan, penguat instrumentasi, teh hitam 1. keluaran, yang umumnya berupa tegangan, diukur PENDAHULUAN Load cell adalah sebuah sensor gaya yang langsung dengan peralatan dalam format analog. banyak digunakan dalam industri yang memerlukan Pada proses kalibrasi digital sinyal keluaran diukur peralatan untuk mengukur berat (Piskorowski et.al., dengan instrumen yang telah mengintegrasikan 2008). Secara umum, load cell dan sensor gaya peralatan digital. Menggunakan load cell dengan berisi pegas (spring) logam mekanik dengan keluaran mengaplikasikan beberapa foil metal strain gauges pemrosesan sinyal memungkinkan penyesuaian gain (SG). Strain dari pegas mekanik muncul sebagai menjadi sebuah penguatan sederhana dari keluaran pengaruh kemudian load cell dengan sebuah persamaan karakteristik. ditransmisikan pada strain gauges. Pengukuran Dalam kasus ini, proses kalibrasi berarti menghitung sinyal yang dihasilkan dari load cell adalah dari koefisien penguatan, yang diberikan dengan solusi perubahan resistansi strain gauge yang linier dengan dari persamaan karakteristik yang dihasilkan dari gaya yang diaplikasikan (Mauselein et.al., 2009). performa general purpose microcomputer yang lebih dari pembebanan yang digital yang terintegrasi dengan Kalibrasi dan karakterisasi load cell dapat umum disebut mikrokontroler. Namun demikian, dilakukan baik secara analog maupun digital. pada kalibrasi digital diperlukan rangkaian pemroses Kalibrasi secara analog merujuk pada sinyal sinyal yang menyertakan penguat operational, pengonversi analog ke digital dan unit pengolah dengan 20 kg. Rangkaian sensor massa berikutnya yang telah terintegrasi dalam mikrokontroler (Rocha akan et.al., 2000). dengan Kalibrasi dan karakterisasi load cell ini dihubungkan dengan mengaplikasikan pengkondisi penguat sinyal instrumentasi sebagai data proses untuk blok rangkaian berikutnya akan digunakan untuk mengukur derajat layu pada yaitu proses pelayuan (withering) pengolahan teh hitam. berikutnya diantarmuka pada komputer pribadi. mikrokontroler AVR ATmega8 yang Pada proses pelayuan, daun teh kehilangan kadar air sebanyak 47 %. Kehilangan masa yang disebabkan 2. oleh kehilangan kadar air ini dapat digunakan untuk 2.1 Load cell sebagai Sensor Massa DASAR TEORI menentukan kelayuan daun teh. Secara kuantitatif Transduksi massa dapat bervariasi kelayuan tersebut dinyatakan dalam persentase layu bergantung pada perubahan parameter fisis yang dan derajat layu. Persentase layu didefinisikan digunakan. Sensor massa juga dapat menggunakan sebagai perbandingan antara bobot pucuk teh segar divais berbasis piezoresistif, kapasitif, mekanis dan dengan bobot pucuk layu. Derajat layu didefinisikan lain-lain. Piezoresistif yang popular adalah strain sebagai perbandingan berat hasil teh kering dengan gage yang memanfaatkan perubahan resistansi strain pucuk layu (Santoso dkk., 2008). gage Proses pelayuan pengolahan teh hitam di setiap setimbang mendapat sebagai deformasi akibat dari posisi pembebanan massa Pusat Penelitian Teh Kina (PPTK) Gambung, tertentu. Strain adalah sejumlah deformasi pada Bandung, dilakukan dengan menggunakan withering material sebagai pengaruh dari aplikasi gaya. Lebih trough sebagai tempat daun teh dihamparkan. Daun spesifik, teh segar dihamparkan pada mesin withering trough perbandingan perubahan panjangnya, sebagaimana dengan ketebalan 30 cm untuk dilayukan oleh udara ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini (National kering atau dengan aliran udara panas selama sekitar Instrument, 1998): strain (ε) didefinisikan sebagai 20 jam. Untuk menentukan apakah daun teh telah cukup layu, diperiksa oleh para pekerja teknis di pelayuan dengan cara meraba. Segenggam daun teh dikepal sambil digulung lalu dilemparkan, dan jika kepalan tidak terhambur maka daun teh dianggap telah layu. Masalahnya penentuan kelayuan teh Gambar 1. Definisi strain dengan menggunakan peraba berpotensi untuk tidak Terdapat beberapa metode untuk mengukur strain, konsisten dan bersifat subyektif yang berakibat pada yang berikut ini adalah dengan strain gauge, sebuah ketidakkonsistenan terhadap mutu teh hitam. device dengan beberapa resistansi bervariasi dan Pada makalah ini disampaikan hasil proporsional dengan sejumlah strain dalam divais. penelitian untuk mengurangi subjektivitas dengan Sebagai contoh, piezoresistive strain gauge yang cara mengkuantisasi ukuran kelayuan daun teh. merupakan semiconductor device di mana resistansi Salah satu caranya adalah dengan menggunakan berubah taklinier dengan strain. Gauge, yang paling sensor massa. Kehilangan massa pada proses luas digunakan adalah bonded metallic strain gauge, pelayuan akan diindera dengan sensor massa berisi beberapa fine wire atau metallic foil yang menggunakan load cell jenis single point model disusun dalam pola garis (grid) seperti yang CZL601yang mampu mengukur beban sampai ditunjukkan pada Gambar 2. Pola garis dimaksimasi 2.2 Akuisisi Data dengan sejumlah kawat metalik dalam arah paralel. Keluaran dari sensor massa, load cell, adalah tegangan dan berikutnya dengan Penguat instrumentasi dihubungkan (instrumentation amplifier, IA). Selanjutnya penguat instrumentasi adalah pengembangan dari penguat diferensial (selisih tegangan) yang mengakomodasi masukan selisih tegangan secara klasik ditunjukkan pada Gambar 4 di bawah ini: Gambar 2. Pola garis metallic strain gauge Parameter fundamental dari strain gauge adalah sensitivitas dari strain, diekspresikan secara kuantitatif sebagai gauge factor (GF). Gauge factor didefinisikan sebagai rasio dari pembagian perubahan dalam resistansi dengan pembagian perubahan dari panjangnya (strain): = ∆ ∆ = ∆⁄ Gauge factor untuk metallic strain gauges secara tipikal adalah di sekitar 2. Idealnya, resistansi dari Gambar 4. Skema Penguat Instrumentasi Klasik (Fraden, 2003) Penguat instrumentasi dibangun oleh tiga strain gauge berubah hanya terhadap respon yang material, buah op-amp. Op-amp 1 dan 2 (U1 dan U2) sebagaimana spesimen material di mana gauge dikonfigurasi sebagai penguat selisih tegangan, diaplikasikan, sedangkan op-amp ketiga dikonfigurasi sebagai diaplikasikan pada juga strain akan gauge merespon terhadap penguat perubahan temperatur. non-inverting. Penguat instrumentasi Divais yang menggunakan prinsip strain didesain dan harus memenuhi tegangan offset gauge secara internal yang sering digunakan untuk minimum, penguatan stabil, ketaklinieran rendah, pengukuran massa adalah load cell. Load cell input impedansi sangat tinggi, output impedansi merupakan efek sangat rendah, serta rasio penolakan modus bersama piezoresistif dengan bentuk fisik ditunjukkan pada (common mode rejection ratio, CMMR) sangat Gambar 3. Pada penelitian ini akan digunakan load tinggi (Terrel, 1996). divais yang menggunakan Tegangan keluaran yang dihasilkan dari cell dengan rentang massa maksimum adalah 20 kg. rangkaian Gambar 2.4 adalah bergantung pada nilainilai resistor dan selisih tegangan masukan yang diterapkan pada differential voltage, V1 dan V2, menurut persamaan (Tompkin, 1988): − 1 + sedangkan besar penguatannya (gain, A) dirumuskan sebagai: Gambar 3. Load cell single point model CZL601 = 1 + Selanjutnya dari digunakan untuk menyimpan program. Electrical penguat instrumentasi selanjutnya dihubungkan Erasable Proram Read Only Memory (EEPROM) dengan mikrokontroler yang mengaplikasikan AVR yaitu memori nonvolatile, dapat dibaca dan ditulis Atmega8. ATmega8 adalah mikrokontroler 8 bit (dengan berdaya rendah dengan arsitektur RISC (reduce menyimpan konstanta, setting dan lain-lain. Register Instruction Set tegangan keluaran Computer) dan menggunakan kemampuan terbatas), digunakan adalah tempat untuk menyimpan data sementara. (akumulator) merupakan register arsitektur harvard (dengan memori dan bus yang Accumulator terpisah untuk program dan data). Perintah dapat penampung proses aritmatik. Stack Pointer (SP) dieksekusi dalam satu periode clock untuk setiap adalah register penampung data dengan metode instruksi dan instruksi dalam program memori LIFO (last in first out). Blok terakhir adalah dijalankan dengan single level pipelining, ketika satu Input/Output instruksi dijalankan, instruksi selanjutnya telah siap masukan/keluaran) yakni register sebagai sarana diambil dari program memori. Gambar 5 adalah komunikasi dengan periferal (peralatan di luar konfigurasi kaki ATmega8 dalam kemasan DIP mikrokontroler). port (I/O port, terminal (dual in line package) (Kurniawan, 2009). Gambar 6. Diagram Blok Mikrokontroller AVR ATM8-P 3. DESAIN DAN METODE Desain sistem instrumentasi untuk pengukuran derajat layu pada pengolahan teh hitam Gambar 5. Diagram Pin Mikrokontroler AVR ATMEGA8-P Secara internal, ATmega8 terdiri dari blok- terdiri dari blok sensor massa yang menggunakan load cell tipe CZL601, blok catu daya (power blok diagram seperti yang ditunjukkan pada Gambar supply), 6. Masing-masing blok tersebut antara lain program mikrokontroler dan peraga (display). load cell counter yaitu register yang berfungsi sebagai dirancang untuk ditempatkan pada mesin palung penghitung eksekusi yang dilakukan pelayuan. Load cell ditempatkan pada rangka mikrokontroler. Arithmatic Logic Unit (ALU, unit mekanis yang dibuat statis pada salah satu ujungnya, logika seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7. aritmatik) program berfungsi melakukan proses blok penguat instrumentasi, blok aritmatika (+,-,*,/) dan logika (And, Or, Not). Random Access Memory (RAM, memori akses acak) adalah berupa memori volatile (data tak terhapus jika catudaya dimatikan) yang isinya dapat dibaca dan dihapus, digunakan menyimpan variabel. Flash Program Erasabel Read Only Memory (Flash PEROM, memori hanya baca dapat dihapus dengan program) merupakan memori hanya dapat dibaca, Gambar 7. Load Cell dan keranjang pada rangka Statis Pada ujung yang lain digantungkan sebuah timbangan standar adalah 499,9996 gram dengan rangka besi segi empat sebagai keranjang tempat ketidakpastian 0,63 gram. Pada waktu dilakukan menyimpan objek yang akan diukur massanya. kalibrasi, terdokumentasi 3 densitas udara 7390 Untuk mendapatkan hubungan antara massa dengan Kg/m . tegangan pada load cell dilakukan proses kalibrasi mengkalibrasi menggunakan anak timbangan (timbal). Timbal ini model/tipe CP12001S, nomor seri 161108413, dibuat di bengkel logam Laboratorium Fisika Dasar kapasitas 12,1 kilogram dengan resolusi 0,1 gram. Jurusan Fisika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Metode kerja mengacu ke OIML R111-1 Part-1 & Nopember Surabaya. Part-2 Edition 2004 (E). Sinyal keluaran dari load cell dihubungkan dengan rangkaian penguat instrumentasi yang Timbangan yang timbal digunakan yaitu merk untuk sartorius, Hasil kalibrasi terhadap delapan timbal ditunjukkan pada tabel 1. Kondisi ruang ketika diambil dengan rangkaian catu daya dan mikrokontroler. kelembaban relatif 50,2 %RH, dan tekanan 1009,5 Keseluruhan perangkat keras ditempatkan di atas hPa. mesin palung pelayuan seperti ditunjukkan pada Gambar 8. pengukuran, suhu 23,2 ± 0,07 0 ditempatkan dalam sebuah casing box bersama C, Tabel 1. Data hasil kalibrasi timbal Nilai (g) Nomor Timbal 500 1 2 3 4 5 6 7 8 Massa Konvensional (g) 499,9982 499,9978 500,0015 499,9995 499,9940 499,9993 499,9983 499,9960 Ketidakpastian Pengukuran (g) 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 Timbal yang telah diketahui massa konvensionalnya digunakan sebagai data kalibrasi load cell untuk Gambar 8. Perangkat keras akuisisi pada palung pelayuan 4. m, dengan tegangan, V. HASIL DAN DISKUSI Sebelum diimplementasikan di industri pengolahan teh hitam, terlebih dahulu load cell harus dikalibrasi. Kalibrasi dilakukan dengan nonzero calibration pada tegangan, di mana tegangan keluaran tidak menunjukkan nol ketika belum diberi anak timbangan sebagai mendapatkan hubungan karakteristik antara massa, pembeban (tanpa pengaturan ofset nol). Timbal sebagai pembeban dikalibrasi di Laboratorium Gaya dan Massa Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya pada tanggal 7 April 2010. Anak timbangan bersertifikat yaitu merk sartorius, model/tipe YCW 553-00, nomor seri 15929662, kelas F1 dengan nominal 500 gram. Massa konvensional anak Variasi massa diperoleh dengan menambahkan timbal ke dalam keranjang, Gambar 7, yang menyebabkan perubahan tegangan yang diukur dengan multitester digital. Hasil kalibrasi load cell dengan timbal ditunjukkan pada tabel 2 yang berpadanan dengan grafik karakteristik yang ditunjukkan pada Gambar 9. Pada kalibrasi load cell ini dilakukan dengan cara menambahkan timbal satu per satu sampai dengan beban total sekitar 4 kilogram timbal yang selanjutnya respon tegangannya dicatat (pengukuran naik). menyebar. Hal ini terjadi karena pembebanan Tabel 2. Kalibrasi Load cell dengan timbal No. Massa Timbal (g) 499.9982 999.9960 1,499.9975 1,999.9970 2,499.9910 2,999.9903 3,499.9886 3,999.9846 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. menekan salah satu ujung load cell pada satu titik. Tegangan (V) 0.2033 0.2541 0.3079 0.3607 0.4144 0.4682 0.5219 0.5757 0.6295 Dari hasil karakterisasi pada load cell, diperoleh persamaan karakteristik V = 0.0001m + 0.2014. Persamaan karakteristik ini menyatakan hubungan antara tegangan dan massa yang selanjutnya akan digunakan untuk antarmuka pada LCD. Dari grafik karakteristik Gambar 9 juga diketahui bahwa load cell telah berunjuk kerja Kalibrasi load cell juga dilakukan dengan dengan linieritas tinggi dan error histeresis yang cara pengukuran turun. Delapan timbal dengan berat sangat rendah. Karakteristik load cell ini dapat sekitar 4 kilogram dimasukkan ke dalam keranjang digunakan untuk mengukur derajat layu pada pembeban. Timbal diambil satu persatu dan respon pengolahan tegangan yang keluar dari load cell dicatat. Hasil kehilangan kadar air pada daun teh. teh hitam dengan memanfaatkan yang diperoleh untuk pengukuran naik dan turun Secara keseluruhan sistem instrumentasi, memberikan respon tegangan yang sama. Grafik blok-blok rangkaian elektronis yang terdiri dari blok karakteristik untuk pengukuran naik dan turun sensor, seperti pada Gambar 9 di bawah ini: mikrokontroler dan display telah menunjukkan power supply, penguat instrumentasi, performa yang baik. Rangkaian catu daya didesain 0.7 untuk menghasilkan tegangan +5V, +10 V, -10 V Tegangan (volt) 0.6 dan ground. Penguat instrumentasi klasik dengan 0.5 menempatkan R1, R2, R3 dan R4 = 10 kΩ, Rg = 1 0.4 V = 0.0001m + 0.2014 R² = 1 0.3 0.2 kΩ, R5 dan R6 = 100 kΩ, mengkonfigurasi besarnya penguatan sekitar 40 kali. Rangkaian mikrokontroler 0.1 yang mengaplikasikan ATMega8 digunakan untuk 0 0 2000 4000 6000 mengubah tegangan analog ke digital dan antarmuka pada LCD dan personal komputer. Massa (gram) Gambar 9. Grafik karakteristik kalibrasi load cell 5. Penempatan timbal dalam keranjang diatur sedemikian sehinggga load cell tersebar merata secara karaktererisasi merata load (setimbang). cell, telah Dalam dilakukan Dari 1. respon tegangan ketika penempatan Rangka mekanis dari bahan logam dibuat khas dibuat dibuat digantungkan sudutnya timbal kalibrasi pelayuan, pada mana salah satu ujung load cell diukur. Hasil pengukuran dengan penempatan timbal memberikan respon tegangan yang sama dengan dan untuk dapat ditempatkan di atas palung dan turun seperti semula dan respon tegangan masing-masing karakteristik disimpulkan bahwa: sudutnya. Selanjutnya dilakukan pengukuran naik di hasil terhadap sensor massa, load cell tipe CZL601, dapat penempatan timbal pada masing-masing keempat berkelompok KESIMPULAN statis sebuah dan ujung lainnya keranjang sebagai pembeban. 2. Delapan anak timbangan (timbel), sebagai pembeban kalibrator untuk load cell, dengan berat nominal masing-masing sekitar 500 gram telah dikalibrasi di Laboratorium Massa dan Gaya BPFK Depkes Surabaya untuk mengetahui nilai benarnya di mana kalibrator timbangan dan anak timbangan bersertifikat dan tertelusur. 3. Load cell sebagai sensor massa, penguat instrumentasi, dan perangkat akuisisi bekerja sebagai sebuah sistem instrumentasi pengukuran derajat layu pada pengolahan teh hitam. 4. Load cell dengan desain untuk digunakan sebagai pengukur derajat layu pengolahan teh hitam menunjukkan persamaan karakteristik V = 0.0001m + 0.2014. Unjuk kerja dari load cell sangat baik yang ditandai oleh linieritas yang sangat tinggi dan error histeresis yang sangat rendah. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Saudara Moch. Adi Wardhana yang telah membantu dalam menyiapkan kelengkapan instrumen dan kepada Ibu Betty Rahayu dan Ibu Rikyan di BPFK Surabaya yang menyediakan fasilitas kalibrasi DAFTAR PUSTAKA Fraden, Jacob. 2003. Handbook Of Modern Sensors: Physics, Designs, and Applications. AIP Press. San Diego. J.G. Rocha, C. Couto, J.H. Correia. 2000. Smart load cells: an industrial application. Sensor and Actuator, ScienceDirect Journal, Elsevier. Jacek Piskorowski, Tomasz Barcinski. 2008. Dynamic compensation of load cell response: A time-varying approach. Mechanical Systems and Signal Processing. ScienceDirect Journal, Elsevier. Kurniawan, Dayat. 2009. ATMega 8 dan Aplikasinya. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Santoso, Joko., Suprihatini, Rohayati., Abas Tadjudin., Rohdiana, Dadan., Shabri. 2008. Petunjuk Teknis Pengolahan Teh. Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung. Bandung. Sascha Mäuselein, Oliver Mack, Roman Schwartz. 2009. Investigations into the use of singlecrystalline silicon as mechanical spring in load cells. Measurement, ScienceDirect Journal, Elsevier. Terrel, David L. 1996. Op-Amps: Design, Application, and Troubleshooting. Elsevier Science and Technology. Oxford UK. Tompkins, W.J., Webster, J.G. 1988. Interfacing Sensor To The IBM PC. Printice Hall. Englewood Cliffs USA.