File

advertisement
Pelajaran 4:
Kepastian Mengenai Pemeliharaan Allah Setiap Hari
Pendahuluan
Pada saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat kita, kita dilahirkan kembali dan menjadi
anak dalam keluarga Allah. Sejak saat itu kita pemeliharaan Allah, sebagai Bapa kita yang
mengasihi, menjadi bagian kita.
Yohanes 1:12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang
diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan
seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Roma 8:15-16 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi
takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu
kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita
adalah anak-anak Allah.
Galatia 3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
Matius 7:7-11 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima
dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia
meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Karena Allah kita adalah sempurna maka demikian pula pemeliharaanNya terhadap kita
adalah sempurna dan lengkap. Pelajaran berikut ini akan menyoroti aspek pemeliharaan Allah
terhadap orang-orang percaya, yang telah menjadi anak-anakNya yang dikasihi. Kebenarankebenaran yang kita akan selidiki berikut ini sangat penting dipahami oleh setiap orang yang
percaya.
Janji Pemeliharaan Allah
Sebagai anak Allah, setiap orang percaya berada dalam tanggung jawab pemeliharaan Allah
yang penuh hikmat dan kuasa. Janji dalam 1 Petrus 5:7 merupakan akibat dari nasihat atau
perintah dalam ayat 6. Janji ini harus dipahami dan diterapkan berdasarkan konteks ini.
Marilah kita memperhatikan tiga aspek yang terkandung dalam janji ini: tanggung jawab,
akarnya, dan alasannya.
1 Petrus 5:6-7 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya
kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab
Ia yang memelihara kamu.
Tanggung jawab atau Nasihat
Janji tentang pemeliharaan Allah muncul sebagai akibat dari ayat sebelumnya yang berisikan
perintah ini, “Rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu
ditinggikan-Nya pada waktunya.” Kita diperintahkan untuk merendahkan diri di bawah
kekuasaan Allah yang penuh hikmat. Sebenarnya dalam bahasa Yunani, kata kerjanya
berbentuk perintah pasif. Artinya, kita tidak disuruh agar “merendahkan diri kita,” melainkan
“membiarkan diri kita menjadi rendah” Konteks dalam 1 Petrus ini adalah mengenai
penganiayaan dan penderitaan karena nama Kristus. Penderitaan merupakan proses yang
digunakan Allah untuk melatih kita, seperti halnya api yang digunakan untuk memurnikan
logam. Dalam hal ini penderitaan digunakan Allah untuk memurnikan dan menumbuhkan iman
kita. Tentu saja hal ini merupakan proses perendahan karena proses ini akan menjadikan kita
semakin bergantung kepada Allah. Mengenai konsep pemurnian ini, perhatikan pula 1 Petrus
1:6-9.
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh
berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian
imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya
dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari
Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu
mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu
bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah
mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Kesombongan seseorang akan nyata melalui berbagai usaha yang dilakukannya menurut
pemikirannya sendiri tanpa mau bergantung atau berserah kepada Allah. Sebagai ilustrasi,
ketika seseorang mengalami penganiayaan atau penderitaan, biasanya ia cenderung
membalas atau mencari jalan sendiri dalam mengatasinya, tanpa mau berserah kepada
pertolongan Tuhan. Petrus menunjuk kepada Tuhan Yesus sebagai teladan kerendahan dan
ketaatan sebagaimana tertulis dalam 1 Petrus 2:21-25. Perintah dalam ayat 6 ini mengajak
kita untuk membiarkan Allah mengajar kita tentang kerendahan melalui penderitaanpenderitaan yang dialami dalam kehidupan ini:
1 Petrus 2:21-25 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk
kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak
berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas
dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya
kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang
kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Akar atau Landasannya
Akar atau landasan dari ketaatan dan kerendahan di bawah tangan Allah yang berkuasa
tersirat dalam perkataan, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya.” Dengan kata lain
ayat ini mengajak kita, “jadilah rendah hati ......dengan menyerahkan segala kekuatiranmu
kepada Tuhan.” Pengertian ini tampak lebih jelas dalam susunan kalimat bahasa Yunaninya.
Menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan merupakan landasan dan sarana bagi
proses perendahan.
Selain itu dalam teks bahasa Yunani, “segala kekuatiranmu” menunjuk kepada “kekuatiran
atau kesusahan secara menyeluruh dan utuh.” Maksudnya kita tidak disuruh untuk
menyerahkan setiap kekuatiran kepada Tuhan, melainkan kita harus datang kepada suatu titik
di mana kita harus meletakkan seluruh kehidupan dengan segala beban, permasalahan,
ketakutan, kesusahannya di bawah tangan Allah yang penuh kasih dan kuasa. Kita diajak
bukan menyelesaikan permasalahan kita sendiri, dengan berusaha memanipulasi atau
menaklukkan orang-orang lain dan berusaha mengatasi keadaan di sekitar kita dengan
kemampuan kita sendiri, melainkan kita diperintahkan agar menyerahkan seluruh kehidupan
kita dengan segala permasalahannya di bawah pemeliharaan, tujuan-tujuan dan waktu Allah.
Pada saat kita melakukannya, kita akan dimampukan untuk merendahkan diri di bawah
tangan Allah yang berkuasa sehingga tujuan-tujuanNya akan dapat terlaksana di dalam dan
melalui kehidupan kita. Sebaliknya apabila kita tidak mau merendahkan diri, kita akan
menjadi sombong dan angkuh, karena kita selalu berusaha mengatasi setiap keadaan dengan
cara dan kemampuan
penganiayaan.
kita
sendiri,
khususnya
ketika
mengalami
penderitaan
atau
Dalam 1 Samuel menceritakan bahwa Allah mengangkat Daud menjadi raja menggantikan
Saul karena ketidaktaatannya (lihat 1 Sam. 15-16). Saul adalah orang yang tidak rela
menyerahkan kehidupannya di bawah kekuasaan tangan Allah melainkan selalu berupaya
menyelesaikan permasalahannya sendiri. Ia adalah seorang yang cenderung senang
menaklukkan atau mengatasi sendiri. Kita patut mengakui bahwa sering sifat seperti ini ada di
dalam kita. Namun Allah tidak ingin Daud menjadi seperti Saul, karena itu Allah menggunakan
Saul dan penganiayaannya terhadap Daud untuk memberantas sifat-sifat Saul ini yang ada di
dalam diri Daud. Dalam dua peristiwa yang berbeda, Saul pernah melemparkan tombak
kepada Daud dengan maksud mau membunuhnya. Apa sebenarnya maksud Saul ini? Ia
berusaha mau mengatasinya sendiri. Ia tak rela berserah kepada kehendak Allah. Lalu apa
yang Daud lakukan? Apakah ia memungut kembali tombak itu dan menusukkannya kepada
Saul? Tidak. Ia menyerahkan semua permasalahannya itu kepada Tuhan. Dengan berbuat
demikian ia merendahkan dirinya di bawah tangan Allah yang berkuasa. Kemudian ia pergi.
1 Samuel 18:10-20 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul,
sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari.
Adapun Saul ada tombak di tangannya. Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya:
"Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia
telah undur. Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi
kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara. Daud
berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia. Ketika dilihat Saul, bahwa Daud
sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya; tetapi seluruh orang Israel dan orang Yehuda
mengasihi Daud, karena ia memimpin segala gerakan mereka. Berkatalah Saul kepada Daud:
"Ini dia anakku perempuan yang tertua, Merab; dia akan kuberikan kepadamu menjadi
isterimu, hanya jadilah bagiku seorang yang gagah perkasa dan lakukanlah perang TUHAN."
Sebab pikir Saul: "Janganlah tanganku memukul dia, tetapi biarlah ia dipukul oleh tangan
orang Filistin." Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Siapakah aku dan siapakah sanak
saudaraku, kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu raja?" Tetapi
ketika tiba waktunya untuk memberikan Merab, anak Saul itu, kepada Daud, maka anak
perempuan itu diberikan kepada Adriel, orang Mehola, menjadi isterinya. Tetapi Mikhal, anak
perempuan Saul, jatuh cinta kepada Daud; ketika hal itu diberitahukan kepada Saul, maka
iapun menyetujuinya.
Alasan atau Penjelasan
Alasan kita harus merendahkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan segala kekuatiran kita
kepadaNya tampak dalam perkataan, “sebab Ia yang memelihara kamu.” Arti literalnya dalam
bahasa Yunani adalah, “sebab Ia menaruh perhatian kepadamu.” Ini berarti anda dan saya
menjadi objek perhatianNya. Dengan kata lain kita sangat berharga kepada Allah karena kita
menjadi pusat perhatianNya. Apabila Allah memperhatikan kita, mengapa kita harus kuatir?
Sikap tidak mempercayai pemeliharaan Allah pada dasarnya merupakan keangkuhan. Ini
sama dengan bertindak seolah-olah kita lebih tahu dari pada Allah dan kita berusaha
melakukan apa yang kita anggap Allah tak dapat lakukan. Atau sama dengan mengatakan,
kita kuatir dengan apa yang Allah akan lakukan sehingga kita tak mau mempercayakan
kehidupan kita kepadaNya. Mungkin kita berpikir Ia akan mengambil sesuatu yang kita sangat
butuhkan. Namun apabila Allah sendiri telah berbuat hal yang terbesar bagi kita, sehingga Ia
rela memberikan AnakNyayang tunggal bagi kita, masakan Ia tidak akan memelihara kita
sebagai anak-anakNya.
Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya
bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita
bersama-sama dengan Dia?
Roma 5:8-11 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah
mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan
oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika
masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang
sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu
saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita
telah menerima pendamaian itu.
Janji Pemenuhan Segala kebutuhan Kita
Oleh karena Allah sangat menaruh perhatian kepada kita sebagai anak-anakNya yang telah
mengalami penebusanNya, Rasul Paulus mengajak kita untuk melihat bahwa perhatianNya itu
juga mencakup kebutuhan-kebutuhan kita sehari-hari (bukan keserakahan kita). Paulus
menulis, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya
dalam Kristus Yesus.” (Fil. 4:19). Janji ini disampaikan dalam dalam konteks bantuan
keuangan yang telah diberikan oleh jemaat Filipi kepada Paulus untuk pelayanan penginjilan.
Paulus ingin meyakinkan mereka bahwa pemberian mereka itu tidak akan membuat mereka
berkekurangan. Allah berjanji akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, dan dasar
pemenuhanNya itu adalah “menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.”
Pemenuhan kebutuhan oleh Allah ini adalah berdasarkan kekayaan Allah yang telah
diberikanNya kepada kita dalam Kristus. Hal ini mengingatkan kita tentang Roma 8:32.
Tuhan Yesus memperingatkan kita tentang kekuatiran akan kebutuhan kita sehari-hari. Untuk
itu Ia ingatkan kita akan pemeliharaan Allah, dan janji pemenuhan setiap kebutuhan pokok
kita dalam Matius 6:25-34. Tiga kali Ia menasihatkan kita agar “Jangan kuatir” (6:25, 31 dan
34). Agar hal ini menjadi lebih jelas maka ada lima pertanyaan yang diajukan dalam ayat-ayat
ini yang menunjukkan bahwa kuatir itu tak ada gunanya dan sia-sia.
Matius 6:25-34 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa
yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa
yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu
lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan
tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh
Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara
kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang
tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam
segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika
demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam
api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab
itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan; Apakah yang akan
kami minum; Apakah yang akan kami pakai; Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya
itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Mengapa kuatir itu adalahsikap yang bodoh? Kuatir itu adalah sikap yang bodoh dan tak ada
gunanya, bila kita menyadari akan pemeliharaan Allah dan perhatianNya terhadap setiap
kebutuhan kita (lihat 6:25, 26, 27, 28, 30). Ia menyatakan bahwa kekuatiran merupakan sifat
yang mewarnai orang-orang yang “kurang percaya.” Kekuatiran adalah akibat kegagalan
memahami pemeliharaan Allah terhadap kita sebagai umat kepunyaanNya. Yesus di sini juga
menunjukkan bahwa apabila burung di udara dan bunga di padang dipelihara Allah, masakan
kita sebagai anak-anakNya tidak dipeliharaNya. Akhirnya, Ia menunjukkan bahwa
berdasarkan pemeliharaan Allah yang penuh kasih dan keadaan dunia yang jahat dan bersifat
sementara ini maka prioritas dan perhatian utama kita haruslah kepada hal-hal rohani yang
menyangkut kerajaan Allah (6:33-34).
Janji Pemenuhan Melalui Doa
Sebagai anggota-anggota keluarga Allah, kita bisa langsung berhubungan dengan Allah
sebagai Bapa sorgawi kita melalui Imam Besar kita, Tuhan Yesus Kristus. Meskipun Allah telah
mengetahui setiap kebutuhan kita sebelum kita memintanya (Mat. 6:32), dan Ia menaruh
perhatian yang sangat besar terhadap kita, namun kita diajak untuk menyampaikan setiap
kebutuhan kita dan orang-orang lain kepada Allah dalam doa kita.
Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.
1 Petrus 5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Matius 7:7-11 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima
dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia
meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
1 Yohanes 5:14-15 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia
mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan
jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu,
bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.
Filipi 4:6-8 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu
dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia,
semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua
yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Apabila Allah telah mengetahui setiap kebutuhan kita dan memperhatikan kita, mengapa
berdoa? Jawabannya ialah karena Ia ingin bekerja dalam kehidupan kita melalui doa. Yakobus
5:16 menyatakan bahwa doa orang benar itu besar kuasanya. Doa adalah sarana persekutuan
dan merupakan bukti iman dan penyerahan kita. Juga doa merupakan sarana untuk
memfokuskan hati kita kepada Tuhan dan kepada tujuan-tujuan serta pemeliharaanNya
terhadap kita.
Kebanyakan fasal dalam kitab Mazmur merupakan ratapan atau permohonan. Biasanya dalam
fasal-fasal itu menyoroti sesuatu kesulitan atau kekecewaan terhadap permasalahan yang
menerpa pemazmur. Namun dalam doa pemazmur, ketika ia mencurahkan isi hatinya kepada
Tuhan, ia menatap kepada Pribadi Allah, ajaran-ajaranNya, dan janji-janjiNya. Hasilnya, ia
mendapatkan pandangan yang segar dan baru. Kemudian dalam mazmur-mazmur ituberakhir
dengan ungkapan keyakinan dan pengharapan serta sukacita dalam Tuhan. Allah memang
tidak pernah berubah, namun yang berubah adalah pribadi dan sikap pemazmur itu setelah
melalui proses (lihat Maz. 3:1-8; 5:1-12; 6:1-10; 7:10, 13). Bila kita sungguh-sungguh ingin
mencari wajah Allah, doa merupakan tempatnya dan melalui doa Allah menempa, mengubah
dan membentuk kita menurut kehendakNya.
Doa juga merupakan sarana kita mengakui dosa-dosa, menyampaikan ucapan syukur kita
kepada Allah, dan menyampaikan setiap kebutuhan kita. Namun kebutuhan terbesar kita
adalah pembentukan untuk menjadi serupa dengan gambar Yesus Kristus, AnakNya. Tuhan
berjanji bahwa Allah sebagai Bapa kita, tidak akan memberikan batu apabila kita meminta roti,
atau memberikan ular bila kita meminta ikan. Berdasarkan kasih dan hikmatNya yang
sempurna, Ia hanya akan memberikan apa yang terbaik bagi kita. Namun kita harus sadar
pula bahwa apa yang sering kita anggap sebagai roti atau ikan, mungkin itu sebenarnya akan
menjadi batu atau ular bagi kita. Itulah sebabnya Allah sering tidak menjawab permintaan kita.
Itulah sebabnya juga doa kita harus sesuai dengan kehendakNya.
Matius 7:9-11 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia
meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.
Yakobus 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu
salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa
nafsumu.
Dalam doa sering butuh waktu menanti jawabannya. Mungkin itulah sebabnya Allah
memberikan tiga gambaran tentang doa, meminta, mencari dan mengetuk, dalam Matius 7:78.
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah,
maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap
orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Doa bukan sekedar meminta-minta saja, melainkan dalam doa kita memohon pimpinan dan
kehendak Allah. Dalam menantikan jawaban dari Dia digambarkan seperti seorang yang
mengetuk pintu dan menanti seseorang mendengar ketukan kita dan membukakan pintu.
karena itu kita dinasihatkan untuk teruslah meminta, dan bersabar, serta pastikan bahwa apa
yang anda minta itu sesuai dengan kehendakNya. Jadi persoalan penting dalam doa ini adalah
apakah hal yang saya mintakan itu adalah yang terbaik dan sesuai dengan maksud dan
kehendak Allah yang mengetahui segala-galanya?
Halangan-Halangan Terhadap Doa
Berikut ini beberapa hal yang menghalangi kehidupan doa kita:
(1) Tidak Sesuai dengan pimpinan Roh Kudus.
Yohanes 4:22-23 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang
kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan
sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh
dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Yudas 20 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di
atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan
berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk
segala orang Kudus.
Mazmur 66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.
Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan
kamu menjelang hari penyelamatan.
1 Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
(2) Tidak sesuai dengan Firman Allah (lihat juga Maz. 119)
Amsal 28:9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya
adalah kekejian.
Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
(3) Tidak berdoa dengan iman.
Matius 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu
akan menerimanya.
1 Yohanes 5:14-15 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia
mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan
jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu,
bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.
Yakobus 1:5-7 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati
dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia
memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama
dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang
demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
Ibrani 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab
barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah
memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
(4) Kegagalan doa karena sikap kita yang tak mau berserah (angkuh).
Yakobus 4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu
membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan
kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
(5) Tidak berdoa dengan motif yang benar, dan tak sesuai dengan kehendak Allah.
Yakobus 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu
salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa
nafsumu.
Yakobus 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan
hidup dan berbuat ini dan itu."
1 Korintus 4:19 Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya.
Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang
kekuatan mereka.
Matius 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Matius 26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau
cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
(6) Tidak tekun, cepat kecewa, putus asa.
Lukas 18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan,
bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
1 Samuel 27:1-3 Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: "Bagaimanapun juga pada suatu hari
aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri
dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku
lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya." Bersiaplah Daud, lalu
berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada
Akhis bin Maokh, raja kota Gat. Daud dan semua orangnya menetap pada Akhis di Gat,
masing-masing dengan rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam,
perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan Karmel.
Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru:
mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan
tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
(7) Menyimpan dendam, tak mau mengampuni.
Markus 11:25-26 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang
sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni
kesalahan-kesalahanmu." (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga
juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)
(8) Kemunafikan, berpura-pura, untuk mencari pujian orang lain.
Matius 6:5-8 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka
suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungantikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu,
tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu
yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu
janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka
menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu
seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta
kepada-Nya.
(9) Doa yang hanya diulang-ulang, memperbagus
memenuhi tuntutan upacara keagamaan.
kata-kata,
sekedar
Matius 6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang
yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya
akan dikabulkan.
1 Raja-Raja 18:26-29 Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya
dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!"
Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di
sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu. Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek
mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin
ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga." Maka mereka
memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti
kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Sesudah lewat tengah hari,
mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara,
tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian.
Roma 10:2-3 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguhsungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka
tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan
kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
(10) Ketidakharmonisan dalam keluarga.
1 Petrus 3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu,
sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia,
yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Kesimpulan
Di akhir kehidupan George McCluskey, ia sangat terbeban untuk anak-anaknya. Karena itu
setiap hari ia meluangkan sejam berdoa dari jam 11 sampai 12 mendoakan mereka satu demi
satu. Ia berdoa bukan hanya untuk anak-anaknya, tetapi juga untuk cucu-cucunya, dan
buyut-buyutnya yang belum lahir pada saat itu. Ia berdoa agar mereka akan mengenal Allah
yang benar di dalam Yesus, AnakNya, dan sungguh-sungguh menyerahkan hidup mereka bagi
pelayananNya. Dari keempat generasi keturunannya, ternyata setiap anaknya menjadi
pendeta atau kawin dengan seorang pendeta, terkecuali satu. Orang itu adalah Dr. James
Dobson, yang terkenal dan mungkin tak asing lagi bagi kita. Tak banyak yang mengenal
George McCluskey, namun karena doanya ribuan bahkan jutaan orang dalam generasi
sekarang ini mendapat berkat yang besar.
ALLAH ITU ESA DI DALAM TRITUNGGAL YANG KUDUS
Table of Contents
PENDAHULUAN
Fakta-fakta yang sulit disampaikan kepada seorang anak dengan satu metode yang
sederhana dan mudah di pahami. Sejalan dengan dewasanya anak ini dan nalarnya
menjadi sempurna, maka dia tidak lagi merasa puas dengan informasi yang diringkas dan
disederhanakan. Dia akan berupaya keras mencari ketepatan dan seluk beluk dalam
permasalahan-permasalahan, karena akal budinya telah siap dan bersedia untuk
menyerapnya.
Demikian juga halnya dengan manusia. Ketika manusia itu masih kanak-kanak, Tuhan
memberinya satu gambaran yang sederhana dan umum tentang diri-Nya dalam batas-
batas yang dapat dicerna mereka. Itulah sebabnya rasul Paulus berkata: "Dan aku,
saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan
manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam AlMasih. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum
dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat memberinya". (I Korintus 3:12).
Apabila masanya telah genap dan mentalitas orang percaya telah bertumbuh, maka Tuhan
mulai menyatakan bahwa Dia adalah satu dalam keTritunggalan-Nya yang unik.
Ia membukakan kepada kita rahasia akbar ini yang tersembunyi bagi manusia ketika
berada pada tingkat nalar dan rohani yang masih lemah. Saat Tuhan mengaruniakan
karunia Roh Kudus kepada kita, Ia menyatakan hidupNya sendiri dan status ilahiNya
kepada kita seperti yang dikatakan rasul Paulus,"Karena kepada kita Allah telah
menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang
tersembunyi dalam diri Allah" (I Korintus 2:10).
Paham ini masih tetap merupakan satu rahasia yang tidak dikenal bagi orang duniawi.
Mereka menolaknya karena kurangnya pengertian mereka atas kenyataan-kenyataan dari
iman yang benar dan rahasia Allah yang masih tersembunyi itu.
Dengan anugerah Tuhan, saya menuliskan buku ini untuk menyederhanakan dan
menjernihkan apa yang mustahil untuk dipahami dan sukar untuk dimengerti. Buku ini
ditulis agar setiap orang yang membacanya dapat percaya pada rahasia ilahi ini dan
paham betul bahwa keyakinan ini tidak bertentangan dengan akal budi, tetapi
memuaskannya, dan dapat memahami termasuk buku-buku yang menyerang keyakinan
ini, karena kekurangan pengertian, secara jelas menyaksikan pengakuan iman ini.
Sebagaimana saya mempersembahkan buku ini sebagai satu penjelasan dari kepercayaan
kami yang paling kudus, saya mengarahkan hati saya kepada Tuhan untuk
menjadikannya menjadi sumber berkat bagi banyak orang, dan saya berdoa kiranya buku
ini dapat membukakan gerbang keyakinan yang benar kepada mereka. Sehingga mereka
dapat menikmati kasih Allah, Bapa, dan berkat dari Allah Bapa, Al-Masih dengan
persekutuan Roh Kudus bagi-Nya kemuliaan yang kekal. Amin.
Archpriest Zachariah Buturs Misr-Al-Djadida
Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiaptiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada
padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.
I Petrus 3:15
Pasal
KEMAHAESAAN
KETRITUNGGALAN YANG KUDUS
ALLAH
I
DALAM
Table of Contents
Kesatuan Allah dalam KeKristenan
Ketritunggalan yang Kudus dalam Kekristenan
Perlunya Ketritunggalan dalam Kesatuan
KESATUAN ALLAH DALAM KEKERISTENAN
Kami orang-orang Kristen percaya pada satu Allah yang tidak mempunyai teman.
Dia tidak terbatas, memenuhi surga dan bumi. Dia Pencipta segala yang ada,
Kekal dan Abadi. KerajaanNya tidak berkesudahan.
Pengakuan iman ini sangat jelas dalam Injil yang kudus. Dasar pengakuan Kristen
adalah seperti berikut:
1. Al-Masih sendiri mengajarkan keyakinan ini ketika seorang Yahudi
datang kepadaNya menanyakan tentang hukum yang terbesar. Al-Masih
menjawab dia, "Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu
esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu" (Markus 12:29-30). Inilah perintah yang pertama. Satu gema
dan pembenaran dari Ulangan 6:4-9. Seandainya perintah ini dituliskan
dalam bahasa Al Qur'an, maka akan berbunyi "Allah, Allah kita, adalah
satu-satunya (unik) Allah, Allah yang kekal."
2. Rasul Paulus menegaskan perkataan ini,"Atau adakah Allah hanya Allah
orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain?
Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada
satu Allah" (Roma 3:29,30).
3. Dan rasul Paulus mengungkapkan keyakinan yang sama dengan berkata,
"Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik!" (Yakobus
2:19).
4. Pengakuan iman Kristen diambil dari ayat-ayat ini bersama ayat-ayat
lainnya dalam Alkitab. Gereja telah mengakui keyakinan ini dari generasi
pada generasi berikutnya dengan mengatakan, "Sesungguhnya kami
percaya pada satu Allah, Pencipta langit dan bumi, dan yang kelihatan dan
yang tidak kelihatan." Jadi saudara-saudara yang kekasih, camkanlah
bahwa kami umat Kristen percaya pada satu Allah dan bukan pada tiga
dewa. Kami akan lebih menjelaskan tentang arti Bapa, Anak dan Roh
Kudus dalam pembahasan mengenai Ketritunggalan yang kudus dari
Kekristenan.
KETRITUNGGALAN YANG KUDUS DALAM KEKRISTENAN
Paham Ketritunggalan yang kudus sama sekali tidak berarti adanya tiga allah
sebagaimana yang dibayangkan secara salah oleh beberapa orang. Arti dari paham
ini ialah bahwa Allah itu satu adanya.....
Berada dalam diriNya sendiri, Ia menyatakan diriNya sebagai Bapa
Berbicara dalam FirmanNya. Ia menyatakan diriNya sebagai Anak, yakni Firman.
Hidup dalam RohNya, Ia menyatakan diriNya sebagai Roh Kudus.
Adalah tidak boleh kita menarik pengertian dari nama-nama ini bahwa ada satu
hubungan jasmaniah sebagaimana lazimnya pada sifat manusiawi, karena hal
tersebut memiliki satu pengertian rohani.
Nama-nama ini tidak ditetapkan atau ditemukan manusia, melainkan adalah katakata dari ilham ilahi dalam Kitab Kudus, sebagaimana yang anda dapat lihat pada
ayat-ayat berikut ini:
1. Al-Masih berkata kepada murid-muridNya, "Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Matius 28:19). Monoteisme jelas sekali
dalam kata-kataNya, "baptislah mereka dalam nama". Dia tidak berkata
baptislah mereka dalam nama-nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Namun
Ketritunggalan dipaparkan dengan jelas dalam kata-kataNya, "Bapa dan
Anak dan Roh Kudus."
2. Rasul Yohanes dengan jelas sekali menegaskan pengertian ini, "Dan ada
tiga yang memberikan kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh
Kudus; dan ketiganya adalah satu" (I Yohanes 5:7).
Jika anda membandingkan kedua ayat ini maka akan anda temukan nama-nama
Tritunggal Kudus; Bapa, Anak dan Roh Kudus. Inilah Tritunggal Kudus dalam
satu-satunya Allah yang kepadaNya kita percaya.
PERLUNYA KETRITUNGGALAN DALAM KESATUAN
Secara ringkas, perlunya Ketritunggalan dalam Kesatuan sudah jelas dari ayatayat dan pembahasan di atas. Satu Allah, Pencipta segala yang hidup dengan
sendirinya memiliki satu keberadaan diri secara pribadi. Satu Allah, yang
menciptakan manusia dengan kemampuan berbicara, harus Ia sendirilah
menyatakan FirmanNya. Satu Allah, yang menciptakan kehidupan dalam setiap
makhluk hidup, Ia sendirilah yang hidup dalam roh. Sebab itu, adalah pasti bahwa
satu Tritunggal kudus harus berada dalam satu-satunya Allah seperti yang telah
kami jelaskan. Inilah kepercayaan kita yang sesungguhnya: Allah adalah satu
dalam Tritunggal dan bukan tiga dewa.
Pasal
KESAKSIAN
AL
KESATUAN DARI KETRITUNGGALAN KUDUS
Table of Contents
QUR'AN
II
ATAS
Kesaksian Al Qur'an tentang kepercayaan Kristen kepada satu Allah saja.
Kesaksian
Al
Qur'an
tentang
Ketritunggalan
Kudus
Kristen.
Kesaksian
Al
Qur'an
bahwa
Al-Masih
adalah
Firman
Allah.
Kesaksian Al Qur'an tentang Roh Kudus.
KESAKSIAN Al QUR'AN TENTANG KEPERCAYAAN KRISTEN KEPADA SATU ALLAH SAJA.
Al Qur'an menyaksikan bahwa umat Kristen percaya pada satu Allah
(Monoteistik) dan bukan kafir. Berikut adalah beberapa contoh dari kesaksian ini.
1. Surat Al "Ankabut 46 - "Janganlah kamu berdebat (berbantah) dengan ahli
kitab (Yahudi, Nasrani dan seumpamanya), melainkan dengan (jalan) yang
terbaik,..... dan katakanlah: Kami percaya kepada (Kitab) yang diturunkan
kepada kami dan yang diturunkan kepadamu, sedangkan Tuhan kami dan
Tuhan kamu hanya satu, dan kami patuh kepadaNya". Demikianlah Al
Qur'an menyaksikan bahwa kami umat Kristen, "ahli kitab", menyembah
satu Allah.
2. Surat Ali Imran 113-114, " Mereka itu tiada sama. Di antara ahli kitab, ada
segolongan yang lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah waktu malam
sedang mereka sujud. Mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian
dan menyuruh ma"ruf dan melarang dari yang mungkar, lagi bersegera
mengerjakan kebaikan dan mereka itu termasuk orang-orang yang salih".
Ayat ini secara jelas menegaskan bahwa umat Kristen, "ahli kitab",
percaya pada satu Allah: mereka membaca ayat-ayat Allah yang ada di
tangan mereka pada masa Muhammad, dan mereka menyembah Allah
yang satu dalam ibadah dan doa-doa mereka.
3. Surat Al Maidah 82 - "Demi, sesungguhnya engkau peroleh manusia yang
sangat memusuhi orang-orang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan
orang-orang musyrik. Demi sesungguhnya engkau peroleh orang-orang
yang lebih dekat kasih sayangnya kepada orang-orang beriman, ialah
orang-orang yang berkata: Sesungguhnya kami orang Nasrani. Demikian
itu karena di antara mereka ada alim ulama dan pendeta-pendeta sedang
mereka itu tiada sombong." Disini jelas bahwa umat Nasrani tidak
menyembah banyak tuhan (politeistik), karena umat yang menyembah
banyak allah dan umat Yahudi adalah musuh keras kaum Muslim,
sedangkan umat Nasrani adalah sahabat dekat mereka.
4. Surat Al Imran 55, "(Ingatlah) ketika Allah berkata: Ya, Isa, sesungguhnya
Aku mewafatkan engkau dan meninggikan (derajat) engkau kepada-Ku
dan menyucikan engkau dari orang-orang kafir dan menjadikan orangorang yang mengikut engkau di atas dari mereka yang kafir, sampai hari
kiamat." Jelaslah bagi anda bahwa pengikut-pengikut Al-Masih, atau umat
Kristen, bukanlah orang kafir. Sebaliknya, Allah membedakan umat
Kristen dari orang kafir dan mengangkat mereka di atas orang kafir.
Kesaksian Al Qur'an tentang umat Kristen telah membuktikan dengan pasti
bahwa mereka menyembah satu Allah dan mereka bukan penyembah banyak
tuhan.
KESAKSIAN AL QUR'AN TENTANG KETRITUNGGALAN KUDUS KRISTEN
Sahabatku yang budiman, barangkali saja anda heran, bahwa Al- Qur'an
menyebutkan Tritunggal dari satu Allah persis sama seperti yang diyakini umat
Kristen. Kita telah lihat bersama bahwa Tritunggal Kekristenan itu adalah sifat
Allah, FirmanNya dan RohNya. Ini adalah Ketritunggalan yang sama seperti
disebutkan Al Qur'an, "Sesungguhnya Al- Masih, "Isa anak Maryam, hanya rasul
Allah dan kalimat-Nya, disampaikan-Nya kalimat itu kepada Maryam beserta roh
dari pada-Nya" (Surat An-Nisa" 171). Dalam ayat ini jelas bahwa Allah
mempunyai: satu pribadi - "rasul Allah", satu firman - "kalimat-Nya", satu roh "beserta roh dari pada-Nya"
Kesaksian Al Qur'an tentang pengakuan iman menyangkut Ketritunggalan tidak
lebih dan tidak kurang sama seperti apa yang kami umat Kristen beritakan. Tidak
menyiarkan politeisme, tetapi menyatakan bahwa tidak ada Allah kecuali Dia.
KESAKSIAN QUR'AN AL-MASIH ADALAH FIRMAN ALLAH
Al Qur'an menyaksikan dengan jelas sekali bahwa Al-Masih adalah Firman Allah.
Berikut ini adalah beberapa ayat Al Qur'an sebagai contoh:
1. Surat An-Nisa" 171, "Sesungguhnya Almasih, "Isa anak Maryam, hanya
rasul Allah dan kalimat-Nya."
2. Surat Al Imran, Keluarga Imran: 39 "Sesungguhnya Allah
menggembirakan kamu dengan melahirkan seorang puteramu Yahya, yang
membenarkan kalimat dari Allah..."
3. Surat Al Imran 45, "Ingatlah ketika malaikat berkata: Ya, Maryam,
sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepada engkau dengan
kalimat dari padaNya (yakni seorang anak), namanya Almasih "Isa anak
Maryam." Terjemahan bahasa Inggeris menggunakan kata ganti "whose"
menunjukkan kata ganti orang lelaki dalam bahasa aslinya Arab.
Terjemahan bahasa Indonesia lebih mengena dengan menggunakan "yakni
seorang anak" (whose) untuk "kalimat" (a word). Hal ini menunjukkan
satu kenyataan bahwa "kalimat" yang digunakan di sini, bukan berarti
kalimat dalam bahasa sehari-hari tetapi menyatakan seorang pribadi. Anda
juga akan menemukan hal ini diterangkan dalam perkataan dari salah
seorang sarjana Muslim (Al Shaikh Muhyi Al Din al "Arabi), yang
berkata:" Kalimat adalah Allah dalam hakekatnya...dan Ia adalah tidak
lain dari satu pribadi ilahi" ( dalam buku "Fusus al Hukm", bagian II,
hal.35). Dia juga berkata bahwa "kalimat" adalah pribadi ilahi (hal.13).
Bukankah hal ini sama benar dengan apa yang dikatakan mengenai Al-Masih
dalam Injil Yohanes? "Pada mulanya adalah Firman (kalimat); Firman (kalimat)
itu bersama-sama dengan Allah dan Firman (kalimat) itu adalah allah...Firman
(kalimat) itu telah menjadi manusia" (Yohanes 1:1,14). Terjemahan bahasa Arab
dari ayat ini dalam kecocokannya dengan tulisan asli dalam bahasa Yunani)
menggunakan istilah yang sama, "kalimat" dengan kata ganti orang ketiga yang
menunjuk padanya. Kalimat menunjuk pada satu pribadi. Hal ini jelas dari
perincian-perincian Yohanes: "Firman (kalimat) itu adalah Allah" dan Firman
(kalimat) itu telah menjadi manusia."
KESAKSIAN AL QUR'AN TENTANG ROH KUDUS
Ada banyak ayat Al Qur'an yang menyebutkan bahwa Roh Kudus adalah Roh
Allah dan hal itu menyokong keterlibatan Al-Masih dalamnya. Hal tersebut
nampak jelas seperti berikut ini: Surat Al Maidah 110, "Hai "Isa anak Maryam,
ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu, ketika Aku menguatkan
engkau dengan roh suci...., Engkau bercakap-cakap dengan manusia dalam buaian
(masih bayi) dan ketika dewasa."
Sarjana theologia Al Shaikh Muhammad al Hariri al Bayyuni berkata, "Roh
Kudus, adalah Roh Allah" ("Kitab al Ruh wa Mahiyyatuha," hal.53).
Saudaraku, dari apa yang telah dipaparkan itu, baik dari kesaksian Al-Qur'an
maupun teolog-teolog Islam tentang pengakuan iman Ketritunggalan yang
kepadanya kami umat Kristen percaya, sesungguhnya telah menjadi jelas.
Pasal III
NAMA-NAMA TRITUNGGAL KUDUS
Table of Contents
Bapa
Anak
RohKudus
NAMA-NAMA TRITUNGGAL KUDUS
Kita telah belajar dari pembahasan yang sebelumnya bahwa Kekristenan percaya
pada satu Allah, yang ada di dalam Tritunggal; pribadi Allah, Kalimat-Nya dan
Roh Kudus. Tritunggal ini mempunyai nama lain: Bapa (pribadi Allah), Anak
(Kalimat Allah), dan Roh Kudus (Ruh Allah).
Beberapa orang yang tidak mengerti membuat sanggahan atas pemberian nama ini
karena mereka beranggapan bahwa itu berarti memperanak dan hubungan seksual.
Allah melarang Kekristenan dari pengertian demikian! Oleh karena itu kita perlu
meluruskan maksud penamaan ini.
BAPA
Bagi umat Kristen arti dari kata Bapa, tidaklah mengandung arti ayah secara
jasmaniah. Pertama, hal ini mengandung arti pelukisan. Allah adalah sumber dan
Pencipta semua makhluk. Karenanya Dia disebut Bapa dari semua ciptaan,
khususnya ciptaan yang berakal budi. Seperti yang dikatakan oleh nabi Musa,
"Bukanlah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan
engkau? (Ulangan 32:6) atau seperti kata nabi Yesaya, "..Ya TUHAN, Engkaulah
Bapa kami!" (Yesaya 64:8). Dalam Perjanjian Baru Paulus menyatakan "bagi kita
hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu
dan untuk Dia kita hidup" (I Korintus 8:6). Kata bapa dalam konteks ini
dinyatakan dalam banyak cara sama dengan dalam Bahasa Arab "Bapa penuh
rahmat" (Abu al Khair Abu al Barakat) dan "Allah Bapa" (Abu al Fadl), dll.
Kesemuanya ini tidak dapat dipahami dari sudut hubungan jasmaniah atau
hubungan orang tua tetapi dari sudut metapor (lambang).
Kedua, ada terkandung pengertian hukum. Dalam kasus mengangkat anak, kata
bapa tidak berarti bahwa seorang bapa tersebut memperanakkan anak angkat
tersebut, tetapi ia menerimanya sebagai anak dan memberikan kepadanya semua
hak-hak menurut hukum. Dia memandang dirinya bertanggung jawab dan
berkewajiban kepadanya seperti seorang bapa sesungguhnya. Rasul Paulus
membicarakan hal ini, "Tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu
Anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru; "ya Abba; ya Bapa"!" (Roma 8:15) dan
dalam Galatia 4:5, ia menggunakan istlah "supaya kita diterima menjadi anak."
Dengan demikian kebapaan Allah dalam mengangkat kita sebagai anakNya
didasarkan atas hak-hak ilahi yang legal.
Ketiga, ada pengertian pokok. Ini merupakan arti yang hanya dapat ditujukan
pada Tritunggal Allah. Biarlah Dia ditinggikan! Sebagaimana sebuah kalimat
keluar dari mulut, anak keluar dari Bapa sebelum dunia ini dijadikan. Al-Masih
yang adalah Anak telah menjadi manusia melalui Maria yang diberkati karena Dia
yang dari mulanya adalah roh dari Allah yang Roh adanya. Hal ini dinyatakan
dalam Injil Yohanes, "Dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepadaNya sebagai anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran." (Yohanes 1:14). Al-Masih melihat Allah sebagai BapaNya, dalam
keunikan ini, satu arti penting yang tidak dapat diterapkan pada siapa saja. "Tidak
seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa
selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya"
(Matius 11:27).
Akhirnya, ada terdapat pengertian rohani. Sesudah Allah mencurahkan RohNya
dalam hati semua orang percaya melalui AnakNya, mereka dilahirkan kembali,
suatu kelahiran rohani. Mereka diyakinkan dan bertobat oleh pribadi yang sangat
bersahabat, yakni Roh ilahi. Orang-orang percaya ini "Orang-orang yang
diperanakkan bukan dengan darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani
oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah." (Yohanes 1:13). AlMasih yang telah mengajarkan kita untuk berseru, "Bapa kami yang di sorga.
Dikuduskanlah namaMu." (Matius 6:9). Bukanlah hak setiap orang untuk
menyebut dirinya anak Allah dan menyapa Allah sebagai Bapanya, kecuali ia
telah mendapatkan pengangkatan anak yang legal. Pengurapan Roh Kudus
menyatakan kepada kita nama Allah Bapa. Kami tidak percaya pada kebapaan
Allah dari pengertian jasmani, tetapi dalam kemurnian kekudusan, kami percaya
pada kelahiran Al-Masih dan turunnya Roh Kudus dan pemenuhan-Nya pada
orang-orang percaya.
ANAK
Apabila kita mengatakan bahwa Al-Masih adalah Anak Allah, tidak berarti bahwa
Al-Masih datang dengan cara lewat hubungan perkawinan. Anak tidak
dimaksudkan sebagai satu hubungan jasmani atau kelahiran melalui hubungan
suami isteri. Kami hanya dapat mengatakan Al-Masih adalah Anak Allah untuk
menunjukkan bahwa Dia sesungguhnya datang dari Allah. Dia tidak dihubungkan
dengan bapa jasmani karena Dia dihubungkan kepada Allah. Istilah anak sebagai
mana digunakan pada bahasa yang lazim, dalam Al Qur'an, dan dalam
pembicaraan yang bersifat nubuat tidak menunjukkan keturunan jasmani.
Anak dalam Bahasa yang lazim.
Dalam banyak ungkapan bahasa, istilah anak tidak digunakan untuk menunjukkan
keturunan jasmani. Sebagai contoh, kita sering mengatakan para siswa sebagai
anak-anak pengetahuan; warga negara sebagai putera bangsa; seorang Mesir
sebagai anak Nil dan seorang Arab sebagai anak gurun.
Anak sebagaimana digunakan dalam Al-Qur'an.
Istilah anak kadang-kadang digunakan dalam Al-Qur'an tidak dengan pengertian
keturunan jasmani.
Surat Al Baqarah 215 - "Apa-apa yang kamu nafkahkan dari harta, maka untuk
dua orang ibu bapa, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang berjalan." Para penafsir berkata bahwa orang-orang berjalan (Ibn Al
Sabil) menunjukkan pengembara. Al Iman Al Nasafi dan Shaikh Hasanayn
Makhluf berkata, "Dia disebuat seorang pengembara (Ibn al Sabil) untuk yang
tetap mengembara di jalan." (Al Nasafi, Commentary (Tafsir) bagian!. Hal.86 dan
Shaikh Hasanayn Makhluf, "Sufuwwat al Bayan li Ma ani al Kuran" bagian
1.Hal.80).
Anak dalam Tradisi Muslim.
Dalam satu tradisi Muslim yang berasal dari Allah (Hadis Kusdsi), dinyatakan,
"Orang kaya adalah agen-agenku dan orang miskin adalah anggota keluargaku
(putera-puteraku)." Apakah dengan begitu kita artikan bahwa Allah beristeri dan
memperanakkan anak-anak yang adalah orang miskin?! Tentu saja tidak!
Oleh karena itu, istilah putera Allah tidak berarti hasil hubungan dalam pengertian
manusia, tetapi ungkapan ini dimaksudkan untuk sifat atau hubungan Al-Masih
dengan Allah, dan sama sekali bukanlah ketidak-setiaan atau mempersekutukan
dengan Allah. Karena keanakan berasal dalam kebapaan Allah. Allah adalah Bapa
dan Al-Masih adalah Anak, hanya dalam satu cara yang khusus, dengan arti yang
unik yang tidak dapat diterapkan pada yang lain.
ROH KUDUS
Seperti yang baru saja dibahas, Roh Kudus adalah Roh Allah dan disebut dalam
Al Qur'an dalam banyak tempat.
Surat Yusuf 87 - "Sesungguhnya tiadalah yang berputus-asa daripada rahmat
Allah, melainkan kaum kafir." Terjemahan dalam bahasa Inggeris nampaknya
lebih tepat. "Do not despair of Allah"s spirit; none but unbelievers despair of
Allah"s spirit", yang dapat diterjemahkan sebagai "Janganlah mendukakan roh
Allah, melainkan kaum kafir yang mendukakan roh Allah".
Surat Al Bakara,87 dan 253 - "Kami berikan kepada Isa anak Maryam beberapa
keterangan, ..dan kami kuatkan dia dengan ruh suci.."
Al Imam al Nasafi berkata "dengan Roh Kudus artinya, roh yang
dikuduskan .....atau nama Allah yang akbar" (Al Nasafi, Tafsir bagian I, hal.56).
Surat Al Maidah 110 - "Hai "Isa anak Maryam, ingatlah akan nikmat-Ku
kepadamu dan kepada ibumu, ketika Aku menguatkan engkau dengan ruh suci."
Al Sayyid "Abdul Karim al Djabali ber- kata tentang Roh Kudus bahwa Roh
Kudus itu tidak diciptakan, dan apa yang tidak diciptakan adalah kekal dan yang
kekal hanyalah Allah sendiri (Madjallat Kulliyyat al Adab (Magazine of the
Colledge of Arts) 1934.
Al Shaikh Muhammad al Harira al Bayyumi berkata, "Roh Kudus adalah Roh
Allah dan Roh Allah tidak diciptakan ("Al Ruhwa Mahiyyatuha" - The Spirit and
Its Nature - hal.53).
Inilah Tritunggal kudus dalam Allah yang mahaesa yang kepadanya kami percaya,
dan di sinilah rahasianya dengan menamakannya sebagai Bapa, Anak dan Roh
Kudus.
Bapa
adalah
nama
dari
kebapaan
Allah
yang
hakiki.
Anak adalah nama dari Kalimat (Firman) Allah yang sudah menjelma menjadi
manusia.
Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri.
Pasal IV
TRINITAS PALSU
Table of Contents
Trinitas dari Sekte Maryamiyya
Sikap orang Kristen terhadapTrinitas palsu
Sikap Islam
Paham Trinitas Sekte Maryamiyya
Sebelum Islam dimulai pada abad ke 5 Masehi, satu paham yang sesat telah
muncul. (Satu paham yang sesat adalah satu ketidak-benaran dan ajaran yang
aneh dari seorang kafir atau sesat). Penganut paham ini berasal dari orang kafir
yang memeluk agama Kristen. Sebagai orang kafir mereka biasanya memuja
planet Venus dan menyebutnya "ratu surga". Setelah memeluk agama Kristen
mereka berusaha mempersekutukan apa yang disembah mereka dahulu dengan
paham Kristen. Mereka menganggap Mariam sebagai "ratu surga" sebagai ganti
Venus. Demikianlah mereka menamakan diri penganut-penganut paham Maryam.
Mereka kemudian percaya bahwa ada tiga allah: Allah, Maryam dan Al-Masih.
Sikap Umat Kristen Terhadap Trinitas Palsu
Gereja Kristen langsung berjuang menentang aliran sesat (bidat) ini sesaat ajaran
itu muncul, menentang ajarannya, dan mencabut mereka dari persekutuan iman
dan mengucilkan semua pengikut-pengikutnya. Di akhir abad ke 7 Masehi, paham
ini telah dihapuskan dan penganut-penganutnya lenyap seluruhnya. Gereja
menegaskan lagi keyakinannya yang paling kudus bahwa Maryam hanyalah
seorang manusia dan bukan dewi. Gereja terus menerus menegaskan bahwa Allah
itu satu adanya, satu dalam hakekat, yang berfirman (kalimat), dan hidup dalam
Roh. Firman (kalimat) Allah tinggal dalam tubuh Al-Masih. "Dan sesungguhnya
agunglah rahasia ibadah kita: "Dia yang menyatakan diriNya dalam rupa
manusia" (I Timotius 3:16).
Sikap Dari Islam
Tatkala Islam muncul pada abad ke VII mereka juga mendapatkan beberapa
pengikut paham Mariamis sebelum paham ini lenyap seluruhnya. Islam
menentang keras paham mereka dan trinitasnya (yang bukan Trinitas Kristen).
Hal ini jelas dari ayat-ayat berikut ini:
Surat Al Maida 116 - "Ingatlah ketika Allah berfirman; "Ya "Isa anak Maryam,
adakah engkau katakan kepada manusia; Ambillah aku dan ibuku menjadi Tuhan,
selain dari pada Allah.?"" Sudah jelas bahwa penolakan disini dimaksudkan
menentang pengikut sekte Mariam yang mengatakan bahwa Maria adalah satu
dewi, yang juga disangkal oleh Kekristenan.
Surat Al An"am 101 - "Yang menciptakan langit dan bumi. Bagaimanakah akan
ada bagi-Nya anak, sedang Dia tidak mempunyai isteri?" Demikian juga, ayat ini
ditujukan pada penganut paham Mariam yang mengajarkan bahwa Maria adalah
satu dewi, bahwa ia menjadi isteri Allah, dan melalui dia Allah memperanakkan
seorang anak.
Surat Al Ikhlas 1-4, "Allah yang dituju untuk (meminta hajat). Dia tiada beranak
dan tiada pula diperanakkan (berbapa). Dan tidak ada satupun yang
menyerupaiNya. Ini merupakan jawaban terhadap paham Mariam yang yang
berintikan "Adanya tiga allah" - Bapa, ibu dan anak, dan anak disini merupakan
hasil hubungan jasmani."
Surat Al Maidah 73 - "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
Sesungguhnya Allah, (Tuhan) yang ketiga dari tiga. Padahal tak adalah Tuhan,
kecuali Tuhan yang Esa." Hal ini menegaskan apa yang sudah dikemukakan dan
bantahan terhadap inti ajaran Mariam - tentang adanya tiga allah!
Anda dapat melihat dengan jelas melalui bahasan ini bahwa sebenarnya Islam
tidak menyerang keyakinan Kristen bahwa Allah adalah Esa. Dia mempunyai satu
sifat, menyampaikan Firman (Kalimat), hidup dalam Roh, seperti yang
dikemukakan Al Qur'an, "Sesungguhnya Al-Masih, "Isa anak Maryam, hanya
rasul Allah dan kalimat-Nya, ..beserta roh dari pada-Nya" (Surat An-Nisa" 171).
Tetapi Islam menyerang trinitas yang lain, yakni trinitas paham Mariamis. Mereka
menyerang yang memandang Maria yang diberkati itu sebagai dewi yang
melahirkan Al-Masih dengan cara hubungan jasmaniah setelah Allah
menikahinya.
Kekristenan sangat membenci dan sungguh-sungguh menentang pemikiran ini
dan mengucilkan pengikut-pengikutnya. Karena dasar keyakinan Kekristenan,
yakni percaya pada satu Allah dalam satu Ketritunggalan; Bapa, Firman (Kalimat)
dan Roh Kudus.
Pasal V
CAHAYA KARUNIA
Table of Contents
Bukti Roh
Pengelompokan dalam Kegelapan
Karunia Ilham
Kasih yang Berkelimpahan
Cahaya Iman
Bukti Yang Agung
BUKTI ROH
Pembaca yang budiman, sejauh ini pembahasan telah disampaikan dengan buktibukti yang logis dan masuk akal dalam melihat kebenaran Ketritunggalan dan
monotheisme dalam iman Kristen. Dengan kata lain, hikmat manusia telah
digunakan sebagai dasar pembahasan. Namun, rasul Paulus memperlihatkan
kepada kita bahwa iman tidak hanya oleh hikmat manusia, tetapi adalah bukti dan
kuasa roh. Dia berkata, "Baik perkataanku maupun perbuatanku tidak
kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan tetapi dengan keyakinan
akan kekuatan roh, supaya iman kamu jangan tergantung pada hikmat manusia,
tetapi kepada kekuatan Allah" (I Korintus 2:4,5). Oleh sebab itu maafkanlah saya,
sahabat yang budiman, karena istirahat sejenak dalam menggunakan hikmat
manusia dan perkenankanlah saya menyampaikan kepada anda tentang bukti dari
roh dan kuasa. Bukti dari roh terletak dalam hati dan bukan dalam akal budi.
"Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang
mengaku dan diselamatkan" (Roma 10:10). Iman hati adalah akibat dari kasih
karunia yang menerangi hati manusia dan memberikan kepadanya rahasia iman,
kasih Allah, dan karya-Nya yang akbar bagi dia. Hal inilah yang menjadikan Dia
mengambil rupa manusia dan berjalan menuju Kalvari, memikul salib yang hina
itu untuk menebus orang-orang berdosa seperti saya ini. Saudara yang budiman,
tahukah anda bahwa Tuhan telah siap untuk menyinari hati anda agar menyatakan
kepada anda kemuliaan-Nya, karena Dia sungguh mencintai anda tanpa
memandang dosa-dosa anda, kejahatan anda, dan penghujatan anda kepadaNya. Ia
telah siap untuk mengampuni, memaafkan dan melupakan dosa-dosa anda.
Datang saja kepadaNya dalam pertobatan dan penyerahan diri. Serahkanlah hati
dan hidup anda kepadaNya. Anda dapat yakin sepenuhnya bahwa Dia tidak akan
menolak anda. Dia berkata dalam janji-Nya yang benar, "Barangsiapa datang
kepadaKu, ia tidak akan Kubuang" (Yohanes 6:37). Datanglah kepadaNya dan
buanglah semua dosa anda di hadapan-Nya, dan Dia akan menyucikan anda dari
semua dosa anda. "Dan darah Al-Masih, anakNya itu menyucikan kita dari segala
dosa" (I Yohanes 1:7). Berdoalah padaNya, "Oh Tuhan, angkatlah kegelapan dari
hatiku; terangilah langkahku; tunjukkanlah kepadaku jalanMu; lindungilah aku
dari yang jahat, agar tidak menggangguku."
Saudara yang budiman, selanjutnya saya akan memaparkan beberapa kenyataan
rohani yang saya harap akan digunakan Allah untuk menyelamatkan jiwa anda
dan akan menjadi satu berkat untuk hidup anda. Amin.
PENGELOMPOKAN DALAM KEGELAPAN
Tidak dapat disangsikan bahwa percaya pada akal budi saja untuk mengerti
kenyataan-kenyataan iman adalah mustahil. Ilham ilahi berkata, "Dapatkah
engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang
Mahakuasa? Tingginya seperti langit - apa yang dapat kau lakukan? Dalamnya
melebihi dunia orang mati - apa yang kau dapat ketahui? (Ayub 11:7-8).
Bagaimana mungkin satu pikiran yang terbatas ini mengerti Allah yang tidak
terbatas? Orang berbudi berkata, "Engkau menyelidiki Tuhan yang mengatur
segala yang ada tetapi engkau tidak akan pernah memahami rahasia hikmat-Nya,
karena engkau tidak akan pernah mengetahui dalamnya hati manusia, dan pikiranpikirannya, karena itu bagaimana engkau menyelidiki Allah yang mencipta segala
yang ada dan bagaimana engkau mengetahui rencananya dan mengerti pikiranpikiranNya?" Kata-kata rasul Paulus menegaskan, "O, alangkah dalamnya
kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusankeputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! Sebab, siapakah yang
mengetahui pikiran Tuhan?" Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya?
(Roma 11:34-35). Seandainya ada beberapa orang yang tidak menyadari hal ini,
maka mereka akan tersesat dari iman dan hilang dalam kegelapan pekat. Berikut
ini beberapa contoh dari bidang filsafat, Kekristenan dan Islam.
Filsafat
Filsafat berdasarkan pikiran dan membicarakan hal-hal yang abstrak, sebab itu
kita temui pertentangan-pertentangan dan perbedaan-perbedaan di antara usaha
para filsuf (ahli pikir) itu sejak berabad-abad lamanya. Di antara filsuf-filsuf itu
ada orang beriman ada yang tidak beriman. Pemikir bangsa Inggeris Carlyle
(1795- 1881) merupakan satu contoh dari pengelompokan manusia dalam
kegelapan pikiran manusia. Mulanya Carlyle adalah seorang beriman. Kemudian
ia membaca filsafat Hume dan lain-lain yang bersifat skeptis. Dia diyakinkan oleh
pandangan-pandangan mereka dan imannyapun lenyap. Sementara ia masih
berkemauan untuk menyelidiki dan meneliti dengan cermat, dia membaca Shiller,
Goethe dan Fichte dan dicegah oleh pandangan mereka, ia berubah sikap dan
kembali pada iman. Setelah kembali pada iman, Carlyle menjadi yakin akan
kenyataan kekal ini, yang telah dibuktikannya melalui pendalaman dan
penyelidikan yang panjang: "Pikiran bukan lagi sumber pengetahuan yang benar,
dan hati telah menjadi sumber itu." (Yusuf Karam, History of Modern Philosophy,
hal.322).
Kekristenan
Banyak penganut aliran sesat, yakni orang-orang yang telah meninggalkan iman
Kristen, ingin memusatkan kenyataan-kenyataan iman pada ukuran akal budi.
Mereka membuang diri mereka pada satu keadaan yang sungguh berbahaya.
Mereka adalah Arius, Makedonius dan Nestorius. Arius tidak menerima
kemungkinan penampakan Allah dalam satu tubuh manusia. Ia menyangkal akan
keilahian Al-Masih. Kemudian bapak-bapak gereja dan seluruh pimpinan gereja
dari seluruh dunia mengadakan satu sidang dan membicarakan masalah ini
berdasarkan ajaran-ajaran Kitab Suci. Mereka menghukum dan membuang Arius.
Mereka
menolak
ajarannya
karena
bertentangan
dengan
iman.
Islam
Banyak sekte-sekte muncul dalam Islam dengan kepercayaan yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, Al Khawaridji, Al Shia dan Al Nusayriyya menganggap Ali ibnu
Talib menjadi allah.
Al Djabriyyah, Al Mutazila dan Al Kadariyya menyangkal kwalitas Allah. Al
Asha"ira al Mutridiyya, Al Zaidiyya, al Imamiyya dan al Isma"iliyya, berkata
bahwa dunia ini mempunyai dua direktur. Direktur pertama adalah Allah dan
yang kedua adalah jiwa, dan mereka mengijinkan masalah-masalah di luar hukum.
Al Baha"iyya memandang pemimpin mereka adalah Baha"Allah, suatu allah.
Kaum Druz menganggap "Al Hakim bin "Amir Allah al Fatimi" sebagai allah.
Bukankah ke semuanya ini menyatakan bahwa akal budi sangat membutuhkan
cahaya rahmat dan cahaya iman?
KARUNIA ILHAM
Tidak seorangpun yang sanggup mengenal Allah dengan kekuatan, akal budi atau
hikmatnya sendiri. Masalah ini sangat membutuhkan pernyataan ilahi agar dalam
kegelapan pikirannya, manusia dapat mengetahui rahasia yang tersembunyi dari
terbatasnya pikiran manusia. Beberapa filsuf memahami pentingnya rahmat ini
dan menyebutnya teori pencerahan. Seorang filsuf pernah berkata: "Adalah
mungkin mengenal Allah dengan mensyukuri terang dari Allah. Allah adalah guru
yang tersembunyi. Dia adalah terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap
manusia di dalam dunia ini." (Yusuf Karam, History of European Philosopy in the
Middle Ages, hal.32).
Alkitab membicarakan dua masalah ini: ketidakmampuan manusia dan kebutuhan
akan ilham. Alkitab menggambarkan ketidakmampuan akal budi memahami halhal ilahi dalam kitab Ayub. "Tingginya seperti langit - apa yang dapat kau
lakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati - apa yang dapat kau ketahui?
Lebih panjang dari pada bumi ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera"
(Ayub 11:8-9). Ayub juga berkata, "Selidikilah Tuhan, penguasa segala yang ada,
maka engkau tidak akan mengerti rahasia hikmatNya.... Bagaimana engkau
menyelidiki Allah dan dan mengetahui pikiranNya dan memahami rancanganNya.
"Rasul Paulus berkata: "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan
Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak
terselami jalan-jalanNya! Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau
siapakah yang pernah menjadi penasihatNya!" (Roma 11:33-34). Sesungguhnya
sudah jelas bahwa manusia tidak mampu mengenal hal-hal mengenai Allah.
Kita sangat membutuhkan rahmat ilham itu atau "terang Allah" untuk
mengungkapkan kepada kita rahasia hikmatNya, seperti yang dikatakan dalam
Alkitab, "Dan memberitakan kepadamu rahasia hikmat" (Ayub 11:6).
Saudaraku yang budiman, Allah siap untuk menyatakan diriNya kepada anda.
Anda dapat melihat hal ini dalam doa Al-Masih, "Aku bersyukur kepadaMu, Bapa,
Tuhan langit dan bumi karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang
bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil" (Matius
11:25). Barangkali anda dapat menangkap dari doa ini bahwa cahaya rahmat
dinyatakan pada orang sederhana yang digambarkan sebagai "orang kecil".
Mereka yang rindu memahami rahasia-rahasia tersebut dengan akal budi dan
hikmat tidak akan mencapai pengertian. Allah Bapa telah menyatakan rahasia
iman ini kepada rasul Petrus. Petrus berkata, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah
yang hidup," dan Al-Masih menjawabnya, "Berbahagialah engkau Simon bin
Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu, melainkan
BapaKu yang di sorga" (Matius 16:16-17).
Saudaraku, Al-Masih sendiri bersedia menyatakan sifatNya kepada anda dan
menyatakan rahasia iman. Dia berkata, "Dan tidak ada seorangpun yang tahu
siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang
kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu" (Lukas 10:22). Anak
menyatakan rahasiaNya dengan murah hati kepada rasul Paulus. Paulus berkata,
"Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang
mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pernyataan Al-Masih"
(Galatia 1:12).
Roh Kudus dalam rahmatNya yang penuh sekarang ini sedang giat dalam dunia
menyatakan jalan iman kepada setiap orang, agar ia dapat menikmati persekutuan
rahmat dan mengenal Tuhan dengan baik. Hal inilah yang dijelaskan rasul Paulus
dengan berkata, "Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan
mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang
bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan
ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan
rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.
Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya
mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi
seperti ada tertulis: "Ada yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah
didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua
yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Karena kepada kita
Allah telah menyatakan oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan
hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara mereka yang
tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada
di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di
dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang
berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai roh,
kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan
diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia
duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya
adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya
dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia
sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran
Tuhan, sehingga ia dapat menasehati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran AlMasih" (I Korintus 2:6-16).
Ayat-ayat ini menjelaskan kepada anda satu pokok yang sangat penting dan
mendasar; adalah perlu mengubah manusia duniawi menjadi manusia rohani
supaya dia dapat menerima dan mengetahui seluk beluk Allah. Mohonlah kepada
Tuhan untuk menginsafkan anda dan menyatakan diriNya kepada anda, dan pasti
Dia akan menjawabnya karena Dia rindu agar semua manusia diselamatkan dan
sampai pada pengenalan akan kebenaran.
KASIH YANG BERKELIMPAHAN
Seorang filsuf yang terkenal berkata: "Manusia tidak mampu dengan kekuatan
alamiahnya untuk mencapai sifat Allah, tetapi Allah, Dialah yang menarik
manusia datang kepadaNya dan membangkitkan membangkitkannya pada satu
kecemerlangan yang tidak dapat dipahami oleh akal budi" (Yusuf Karam, History
of European Philosophy in the Middle Age, p.54). Kenyataannya tidak
seorangpun dapat datang kepada Allah kecuali ditarik olehNya.
Seperti yang dikatakan Al-Masih, terpujilah namaNya, berkata, "Tidak
seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa."
Ketika puteri Salomo mengetahui rahasia ini ia berseru, "Tariklah aku
dibelakangmu, marilah kita pergi cepat-cepat" (Kidung Agung 1:4). Tuhan
menarik kita pada diriNya dengan kasih dan sayangNya. Ketika jiwa manusia
teringat akan kepenuhan kasih Allah untuknya, maka ia akan diliputi sukacita oleh
kasihNya; rasul Yohanes berkata, "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu
mengasihi kita" (I Yohanes 4:19).
Belumkah anda sadar akan kasih Allah yang telah dikerjakan bagi anda? Rasul
Paulus berkata, "Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh
karena Al-Masih telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa" (Roma 5:8).
Kasih telah menyebabkan Dia mengambil satu tubuh manusia dan berjalan di
jalan menuju Kalvari, sambil memikul salib, untuk membayar semua hutang saya
dan anda. Hukuman dosa yang selayaknya menjadi bagian kita adalah maut.
Dengan satu rahasia rohani yang mulia, Al-Masih memasuki kubur yang
menakutkan itu dan memadamkan api yang menyala-nyala, dan membukakan
pintu harapan kepada kita dan jalan kemuliaan. Ketika Dia mengalahkan kuasa
maut dan rantai dosa melalui kebangkitanNya, Dia pergi membawa kasih yang
agung untuk menyiapkan satu tempat bagi kita dalam kerajaanNya yang akan
diberikannya dengan senang hati kepada kita (Lukas 12:32). Kekasih itu akan
segera datang menjemput kita, "Supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun
berada" (Yohanes 14:2-3).
O, kasih ilahi! Sungguh satu hak istimewa yang besar telah diberikan kepada
kami dan martabat mulia telah di berikan, dan dengan kasih yang luhur engkau
telah menarik kami. Saudaraku, anda tidak akan mengenal Allah kecuali melalui
kasih. Ibadah bukanlah sekedar ajaran-ajaran, keyakinan, teori atau tugas-tugas
agama, tetapi itu adalah kasih yang sungguh pada tingkat yang tertinggi. Allah
bukanlah satu "gambar" yang dibuat atau dikhayalkan oleh pikiran-pikiran
manusia. Dia tidak dapat disimpulkan oleh orang soleh dan analisa akal budi
dengan teori-teori para ahli pikir (filsuf) dan ahli-ahli teologia dalam batas-batas
pandangan dan pengertian mereka. Tetapi seperti yang dikatakan oleh rasul,
"Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada
di dalam Allah dan Allah di dalam dia" (I Yohanes 4:16). Sudahkah hati anda
diikat dengan kasih Allah? Sahabatku yang budiman, janganlah disusahkan oleh
teori-teori dan perdebatan-perdebatan, tetapi cukup melakukan apa yang
dikatakan orang kudus Agustinus, "Mengasihilah dan lakukanlah apa yang anda
kehendaki, karena Allah itu kasih adanya".
CAHAYA IMAN
Apabila kasih karunia menerangi hati manusia, dia akan diterangi oleh cahaya
iman. Tidaklah mungkin bagi manusia mencapai iman yang benar tanpa terang
kasih karunia, seperti yang ditegaskan Alkitab dalam Yesaya 60:1-3, "Bangkitlah,
menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.
Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi
bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaannya menjadi
nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan rajaraja kepada cahaya yang terbit atasmu."
Rasul Paulus berkata, "Sebab Allah yang berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit
terang!" Ia juga yang membuat terangNya bercahaya di dalam hati kita, supaya
kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada
wajah Al-Masih" (II Korintus 4:6).
Demikianlah kasih karunia bersinar dan Saul diterangi dengan cahaya iman, dan
kemudian dia menjadi rasul Paulus, pemikir Kekristenan.
Kasih karunia juga bersinar dalam hidup Shaik Mikha"il Mansur. Selanjutnya
merupakan ringkasan tentang apa yang ditulis oleh adiknya, Shaikh Kamil
Mansur tentang dia. Mikha"il, anak Mansur, dilahirkan di kota Suhadj pada bulan
Maret 1871. Ia menerima pendidikan agama dari pemimpin-pemimpin agama.
Sesudah pendidikan ini dia menghabiskan setiap malam menyelidiki rahasiarahasia ilahi.
Pada tahun 1893 ia mendapatkan satu ide untuk membahas agama Kristen, dan
memohon ijin dari guru besarnya untuk bersoal jawab atau berdebat dengan umat
Kristen; tetapi dia tidak diijinkan, karena takut nantinya mahasiswa ini akan
menjadi besar kepala dan sombong. Pada akhirnya ia memulaikan juga
perdebatan dan soal jawab dengan orang-orang yang mengerti agama, dan
perdebatan seringkali begitu panjang dan hampa. Satu hari ada seorang berkata
kepadanya, "Setiap orang seharusnya memohon bimbingan Allahnya, dan saya
sarankan anda untuk memohon kepada Allah untuk membimbing anda pada
kebenaran," tetapi dia menghina kata-kata ini dengan mengatakan kepadanya,
"Apakah saya ragu dengan iman saya? Mustahil!" Namun setelah
meninggalkannya, ia merenungkan apa yang disarankan orang itu untuk dilakukan,
"saya sarankan anda memohon kepada Allah untuk kebenaran." Kasih karunia
Roh Kudus mulai bekerja dalam hatinya. Tingkat keraguan imannya berkembang
pada tingkat sehingga ia nampak sebagai seorang yang diganggu karena gangguan
jiwa. Ia nampak pucat dan mulai menyerahkan dirinya membaca Kitab Suci,
mencari kebenaran ilahi....Sesudah satu jangka waktu, tanda-tanda kesenangan
dan sukacita nampak diwajahnya karena cahaya Penebus telah mengalahkannya
dan matahari kebenaran telah menerangi jiwanya.
Al-Masih dengan dalam kemuliaan nampak kepadanya dalam kasihNya yang luar
biasa, prinsip-prinsip yang agung, dan keindahan ajaran-ajaranNya. Dia belajar
bahwa hanya Al-Masih jalan, kebenaran dan hidup, dan manusia adalah berdosa,
bodoh, dan diperhamba, dan hanya dapat diselamatkan oleh Al-Masih. Ingatan
saya telah melupakan banyak hal. Namun, saya tidak dapat dan tidak akan
melupakan kesukaan yang luar biasa yang memenuhi hatinya, kebahagiaan yang
luhur yang terpancar dari wajahnya, dan air mata yang membasahi pakaiannya
karena kesukaan yang luar biasa itu, sewaktu pertama kali saya bertanya
kepadanya tentang Injil. Benar sekali untuk mengatakan bahwa pada awalnya,
saya sendiri merasa malu dengannya, terkadang saya mohon orang lain
mendoakannya, agar dia dapat berubah dan berbalik lagi. Sering saya mencari
orang-orang pintar dan terpandang dalam pendidikan untuk dibawa kepadanya
agar mereka dapat menyadarkan dia kembali. Pernah juga saya menemui
beberapa dukun untuk melayani dia. Tetapi yang saya temui bahwa dia tetap
teguh bagaikan gunung tinggi dalam Al-Masih, dan menemukan bahwa setiap
aniaya dapat ditanggung dalam kasihNya. Saya terus dengan sungguh
mempertimbangkan apa rahasianya. Saya tahu dengan pasti bahwa dia tidak
mempunyai maksud duniawi. Kesetiaannya kepada Kekristenan telah jelas bagi
saya; dan demikian juga, saya menemui diri saya di dorong untuk meminta Kitab
Injil darinya, demikianlah ia memberikannya dengan suka-cita. Kami bersyukur
kepada Allah karena telah memakai dia membimbing banyak orang berdosa, dan
yang pertama di antara mereka adalah saya sendiri, bagi kemuliaan Penebus itu."
BUKTI YANG AGUNG
Apabila manusia ditarik oleh kuasa kasih karunia pada lipatan iman, maka dia
tidak lagi membutuhkan satu bukti atau satu bukti logis untuk menguatkan
kebenaran-kebenaran iman, karena kesaksian itu sudah ada dalam hatinya, karena
ia menyadari bahwa Allah hidup dalam dia, dan Dia telah mengubah hidupnya. Ia
tidak lagi mencari Allah di luar dirinya. Agustinus, seorang ahli pikir (filsuf) yang
terkenal setelah menerima iman berkata, "Ya, aku telah menemukan dan
memahamimu. O, betapa beruntungnya aku dan diberkatinya aku! Tadinya aku
mencari engkau dari hal-hal yang ada di luar! Tetapi semuanya hampa, karena
aku menemui engkau dalam jiwaku, dalam hatiku sendiri! Dan kini aku sedang
memeluk Engkau dan melihat Engkau." (Agustinus, Confessions).
Orang percaya (beriman) adalah dia yang telah melihat Tuhan dan dilingkupi
Tuhan dalam hidupnya yang dibuatNya sungguh bertobat. Dia mengubahnya dari
manusia yang penuh hawa nafsu, menjadi seorang yang rohani, kudus dan
menarik. Orang percaya melihat Tuhan dalam hatinya yang sudah dibersihkan
dari kotoran dosa, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan
melihat Allah" (Matius 5:8). Sesudah pekerjaan kasih karunia, iman bukan lagi
sekedar iman akal budi yang mempercayai hal-hal yang tidak kelihatan, yang
kekurangan kenyataan dan bukti, tetapi adalah satu iman dari pengalaman, yang
mengubah srigala menjadi seekor anak domba; inilah bukti nyata yang paling
akbar dari kebenaran iman itu.
Pengalaman orang Saleh Musa al Aswad.
Orang saleh Musa al Aswad adalah pembunuh sadis dan pemimpin dari satu
kelompok bandit yang kafir. Kasih karunia mulai menerangi hatinya. Kemudian ia
menemui seorang bijaksana, orang beriman yang sudah tua dan berkata
kepadanya, "Saya dengar bahwa bapak adalah penyembah Allah yang benar;
itulah sebabnya saya lari dan menemui bapak, agar Allah yang telah
menyelamatkan bapak dapat menyelamatkan saya juga. Ceritakan dan jelaskanlah
kepada saya tentang Allah itu." Orang kudus itu bertanya, "Apakah Allahmu?"
Jawabnya, "Saya tidak mengenal satu Allah pun kecuali matahari, sebab apabila
aku memandangnya, saya temui bahwa ia menerangi dunia dengan sinarnya;
termasuk bulan dan bintang-bintang, yang memiliki rahasia-rahasia aneh; juga
lautan dan keperkasaannya...Tetapi kesemuanya itu tidak memuaskan jiwaku, dan
saya tahu bahwa ada Allah yang lain yang lebih besar dari semuanya ini yang
belum saya kenal. Saya berkata, "Ya, Tuhan! Yang hidup dalam surga, yang
mengatur semua ciptaan, bimbinglah hamba kepadaMu sekarang juga, dan biarlah
hamba mengetahui apa yang dapat memuaskanMu." Itulah sebabnya saya
menemui bapak, agar bapak dapat menjelaskan kepada saya dan mendoakan saya
kepada Allah agar Dia jangan menurunkan murkaNya kepada saya karena
perbuatan-perbuatan jahatku."(Archives of the Coptic Museum, hal.496).
Orang saleh yang tua itu mulai memberitakan firman Allah kepadanya, dan
mengatakan kepadanya tentang penghukuman, keselamatan dan kasih Allah pada
orang-orang berdosa. Pekerjaan kasih karunia disempurnakan dalam hatinya, dan
Tuhan menyinari hatinya, dan air mata pertobatan mengalir, dan wajahnya
memancarkan cahaya iman. Musa al Aswad, seorang biadab, menjadi seorang
saleh, salah satu di antara tokoh-tokoh iman yang besar.
Siapakah yang mengubah srigala ini menjadi seekor anak domba? Sungguh satu
pekerjaan kasih karunia yang luar biasa. Siapakah yang membuat dia memahami
iman? Allah menembusi hidupnya dan lewat jamahan tanganNya yang Maha
Kuasa itu telah mengubah dia secara menyeluruh.
Pengalaman Jibran
Jibran dibesarkan dalam satu keluarga yang fanatik dalam agama dan ayahnya
bertanggung jawab mengajarkannya asal mula agama. Sesaat sesudah ayahnya
meninggal, pemuda ini membuang semua pantangan dari latar belakang ini dan
terjun dalam kejahatan. Untuk mengatasi ini, keluarganya menempatkan dia pada
satu asrama sekolah. Di sekolah itu ada seorang siswa bernama Mikhael, yang
sungguh menderita dalam perlakuan Jibran. Ketika hari perayaan sekolah itu tiba,
Jibran, karena ingin menyusahkan Mikhael, merencanakan untuk membuat dia
mengangkat semua kursi yang dibutuhkan. Untuk itu ia membuat seolah-olah
pimpinan sekolah yang memberikan perintah itu. Kemudian ia menemui Mikhael,
dan ia melihat dia sedang melompati tembok sekolah dan masuk ke dalam hutan
dekat sekolah itu. Menurut sangkanya, Mikhael ingin menghindari tugasnya.
Karena itu ia membuntutinya, dan melihatnya memasuki satu tempat di mana
ranting-ranting dibuat menjadi satu pondok kecil.
Dengan diam-diam Jibran bersembunyi dibalik pohon agar menemuikan rahasia
dibalik pondok ini. Tiba-tiba ia melihat Mikhael menyalakan lilin kecil.
Kemudian ia berlutut, dan Jibran mendengar dia berbicara dengan suara rendah.
Lalu ia melihat dia mengeluarkan sebuah buku kecil dari kantongnya dan
membacanya. Selesai membaca, Jibran melihat dia mengangkat wajahnya ke
depan, dan dia melihat air mata mengalir dari matanya dan suaranya kedengaran
seperti menangis. Sesudah itu ia mematikan lilin dan kembali ke sekolah. Jibran
mengikutinya dari jauh.
Ketika Mikhael memasuki sekolah, Jibran membuntutinya dan mendekap kedua
pundaknya dan bertanya kepadanya, "Dari mana kau?" Jawabnya adalah, "Tadi
saya menyembah Tuhan saya." Katanya lagi kepadanya, "Engkau pembohong.
Aku melihatmu dan membuntutimu saat kau melompati pagar dan memasuki
sebuah pondok kecil dan mulai bernyanyi dan membaca kitab kecil, dan engkau
menangis. Ini tanda-tanda kesedihan." Mikhael menjawab dengan cepat, "Saya
tidak sedih, dan saya tidak bernyanyi, tetapi saya sedang bernyanyi untuk Tuhan.
Apa yang saya baca adalah Injil. Sesudah itu saya berdoa kepada Tuhan saya
untuk mengampuni dosa-dosa saya dan menolong dalam kehidupan saya." Jibran
berkata, "Dapatkah saya melihat Injil itu?" Dia memberikan Injil itu kepadanya,
tetapi Jibran sudah belajar dari ayahnya bahwa orang yang menyentuh Injil dari
umat Nasrani, maka tangannya akan lumpuh atau akan menjadi gila. Tetapi
pemandangan yang baru saja disaksikan Jibran telah mendorong dia untuk
mempelajari rahasia penyembahan ini yang mendorong manusia memasuki hutan
dan menyembah. Dia menjepit Injil dengan jari-jarinya, sambil berpikir
seandainya ia menjadi lumpuh, dia akan membuangnya dan menghindar dari
bahaya. Tetapi dia tidak merasakan sesuatu dari apa yang telah diajarkan itu, dan
ia mengambil Injil itu dan mohon izin Mikhael untuk membacanya. Jibran
membaca Injil itu semalaman tetapi ia tidak dapat mengerti apa-apa.
Saat matahari terbit ia mendapatkan Mikhael dan membangunkannya dan
bertanya tentang yang tidak ia pahami. Mikhael mulai menjelaskan, tetapi tetap
saja Jibran tak dapat mengerti. Lalu Mikhael menutup kitab itu dan berkata
kepadanya, "Secara singkat saya ingin katakan kepadamu tentang isi kitab Injil."
Kebenaran pertama - Manusia adalah berdosa. Anda dan saya juga orang berdosa.
Kebenaran kedua - Hukuman bagi dosa-dosa kita adalah penderitaan kekal di
neraka. Kebenaran ketiga - Karena kasih-Nya, Allah mengutus untuk menebus
kita dari dosa, dan Dia telah disalibkan ganti kita. Kebenaran keempat - Jika anda
percaya ini dan bertobat dari dosa-dosamu maka Tuhan akan menerima anda dan
menyelamatkan anda dari api neraka yang kekal.
Kata-kata ini sederhana tetapi diurapi dengan kasih karunia dan disampaikan dari
pengalaman. Di sinilah tangan Allah bekerja dalam hati Jibran, dan terjadilah
mujizat. Wajah pemuda itu bersinar, dan dia berkata, "Saya percaya," dan
keduanya berdoa. Peristiwa dan pengalaman silih berganti dalam hidup dari
Jibran yang sesakitan itu dan telah mengubah dia menjadi orang yang berhati
lembut, hamba yang diberkati di ladang Tuhan. Ia telah menjadi berkat bagi
banyak jiwa yang percaya dan orang lain.
Inilah pekerjaan ajaib dari kasih karunia dan bukti yang akbar dari kebenaran
iman kita yang kudus. Kerinduan saya, agar Allah bekerja dalam hidup anda,
sahabatku yang budiman, agar anda dapat menjadi seorang anak Tuhan Allah, dan
menjadi seorang saksi setia bagi Tuhan yang telah mengasihi dan menebus kita
dengan darahNya.
KESIMPULAN
Table of Contents
Saudara yang budiman, barangkali anda telah menangkap arti dari Tritunggal
kami umat Kristen. Barangkali juga anda sudah menjadi yakin bahwa kami tidak
menyembah tiga allah. Kiranya dijauhkan itu dari kami! Kami hanya percaya
kepada satu Allah, berada dalam diriNya, menyampaikan firmanNya
(kalimatNya), dan hidup dalam RohNya. FirmanNya (kalimatNya) berdiam dalam
Maryam yang diberkati dan telah mengambil darinya satu tubuh manusia, yakni
Isa Al-Masih (Yesus Kristus), yang telah hidup di bumi kita ini, dan telah
mengerjakan dengan sempurna keselamatan kita.
Dalam buku kami yang kedua tentang "Al-Masih Anak Allah", kami akan
membahas secara rinci tentang iman kami kepada Al-Masih yang hidup, dan
rahasia inkarnasi (penjelmaan) ilahi. Buku yang kedua itu mirip seperti buku ini.
Saudara yang budiman, saya berdoa kepada Tuhan agar menjadikan terangNya
bersinar dalam hati anda, untuk menyatakan kepada anda rahasia ajaib ini, karena
hal-hal tentang Allah hanyalah bisa diselidiki oleh Roh Allah. Maukah anda untuk
memohon kepadaNya, pertama-tama untuk menyadarkan anda, dan melayakkan
anda menerima pekerjaan kasih karunia dalam hidup anda, agar anda boleh
menjadi anak Allah, dan menjadi anggota dari sifat-sifat keallahan ini. Kemudian
dengan Roh anda akan dapat memahami apa yang tidak dapat di pahami akal budi.
Kiranya Allah melindungi dan menyertai anda!
Bahan Kajian
ALLAH YANG MAHA ESA DALAM TRITUNGGALKUDUS
Table of Contents
Saudara yang budiman, manusia hanya dapat mengungkapkan dengan jelas dan
mengatakan dengan mudah apa yang telah dipahaminya dengan baik. Bacalah
buku ini dengan cermat dan sungguh. Agar dapat menilai pengetahuan anda
tentang pokok yang penting ini, tuliskanlah semua yang ada dalam pikiran anda
dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Kalau anda berhasil menjawab 5 ujian yang berbeda, kami akan mengirimkan
sebuah hadiah!
Tekan di sini untuk mengikuti ujian secara on-line
1. Jelaskanlah bagaimana umat Kristen berhak mengatakan: Allah itu satu
adanya.
2. Mengapa keBapaan Allah tidak diartikan dalam hubungan jasmani tetapi
keBapaan dalam arti rohani?
3. Bagaimanakah Al-Qur'an menyaksikan keesaan Allah dalam iman Kristen?
4. Jelaskanlah ayat-ayat Al-Qur'an yang menunjukkan kebenaran
Ketritunggalan dalam Allah yang esa?
5. Apakah arti nama Bapa dalam pengertian Kristen?
6. Apakah arti perkataan "Allah mempunyai seorang Putera"?
7. Siapakah Roh Kudus dalam iman Kristen?
8. Trinitas manakah yang ditolak oleh Al-Qur'an dan Alkitab?
9. Bagaimanakah anda ketahui bahwa akal budi manusia tidak mampu
menerima secara spontan seluruh rahasia?
10. Apakah cara dan arti yang dapat menolong kita untuk memahami sifat
Allah?
11. Mengapa Allah menyatakan diriNya kepada manusia?
12. Mengapa perlunya Allah menjadi manusia?
13. Bagaimana caranya Allah menyatakan diriNya kepada Skaikh Mansur?
14. Bagaimanakah seorang percaya dapat mencapai keyakinan dalam imannya
kepada Allah dan pekerjaanNya dalam kita?
15. Bahaslah apa yang menurut anda pengalaman yang paling penting dari
orang saleh Musa al Aswad.
16. Tuliskanlah beberapa kebenaran yang penting dalam pengalaman Jibran.
17. Tuliskanlah pendapat anda tentang seluruh kebenaran dari keesaan Allah
dalam TritunggalNya yang kudus itu.
Tuliskanlah jawaban anda dengan jelas. Dan jangan lupa tuliskan nama dan
alamat terang anda kemudian kirimkan segera kepada:
Jalan Al Rahmat
PO BOX 6892
Jakarta 13068
Indonesia
© Copyright by The Good Way · Rikon · Switzerland
by [email protected]
Download