ANTECEDENTS SATISFACTION TO FORM INTENTION TO BUY (SURVEY ON CONSUMER RM PECEL SOLO) Gatot Wibowo1, Marjam Desma Rahadhini2, Sunarso3 1 Economics Faculty of Slamet Riyadi University Surakarta 2 Economics Faculty of Slamet Riyadi University Surakarta 3 Economics Faculty of Slamet Riyadi University Surakarta ABSTRACT Typical cuisine of a region is a potential to attract consumers to visit a particular city. Pecel which has a distinctive flavor as one of the culinary at Solo, with taste and uniqueness in presentation is expected to encourage customers to come back. Consumers are enjoying for taking in many things, one of the factors is satisfaction. Satisfaction that arise can be attributed to many factors, among others the products and services provided. The aim of this study to determine the effect of product quality and service quality on customer satisfaction and purchase intentions at RM Pecel Solo. This study uses a survey of consumers RM Pecel Solo. Sources of data in primary and secondary data. Collecting data using questionnaires. The population is customers who come in RM Pecel Solo; sampling with purposive sampling of 135 respondents. Technical analysis of data using Structural Equation Model (SEM). Test instrument with CFA, loading factor > 0.50 and cronbach alpha > 0.60. The result of regression weights influence product quality and service quality on satisfaction and purchase intentions obtained CR < 1.96 and p < 0.05. Suggestions for RM Pecel Solo always maintain the quality of the product with hygiene food, providing a complete menu and improve the quality of service with a friendly service and fast response, quick to respond for every order, maintaining cleanliness and layout of the room was good, and make consumers feel comfortable. For future research may study the antecedents of satisfaction, which can encourage consumers to come back and loyal to consume. Keywords : Product Quality, Service Quality, Satisfaction, Purchase Intentions 1. Pendahuluan Setiap daerah memiliki masakan dan makanan dengan ciri dan karakter rasa dan keunikan satu sama lain. Keanekaragaman dan kekayaan kuliner ini adalah sebuah kelebihan dan merupakan potensi wisata apabila dikembangkan serta dikelola dengan baik. Kota Solo merupakan salah satu kota destinasi wisata kuliner di Indonesia. Berbagai makanan, minuman maupun jajanan yang khas dapat dijumpai di Solo. Perkembangan kuliner di kota Solo mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo mencatat, sepanjang tahun 2015 jumlah restoran maupun rumah makan tercatat menjadi 859 tempat atau naik 250% lebih dibanding 2014 sebanyak 320 tempat, sedangkan di tahun 2013 jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bengawan hanya 297 tempat (Solopos, 2016). Diperkirakan jumlah tersebut akan terus berkembang dari tahun ke tahun. Rumah Makan Pecel Solo adalah rumah makan yang menampilkan konsep Solo tempo dulu dipadukan dengan nuansa modern, menyajikan makanan tradisional khas Solo seperti Pecel Solo, Pecel Ndeso, Garang Asem, dan Nasi Liwet, dengan desain interior yang artistik. Pengunjung juga disuguhkan barangbarang antik Solo tempo dulu, dan live musik serta pelayanan yang menyenangkan. Keberhasilan menciptakan produk yang berkualitas menjadi salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk memutuskan membeli suatu produk. Kualitas produk mempunyai dampak langsung terhadap kepuasan konsumen, dan pada kinerja produk (Basith et al, 2014; Kotler & Armstrong, 2008). Selain produk yang berkualitas, kualitas pelayanan yang diberikan juga faktor yang harus diperhatikan. Kualitas pelayanan mempengaruhi kepuasan konsumen dan mendorong untuk melakukan pembelian ulang (Ha & Jang, 2012). Melalui kualitas pelayanan, konsumen memberikan penilaian pada tingkat pelayanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat pelayanan yang diharapkan (expected service). Konsumen yang merasa puas dengan The 2017 International Conference on Management Sciences ( ICoMS 2017) March 22, UMY, Indonesia 303 pelayanan yang diberikan, akan menjadi pelanggan setia. Kepuasan konsumen dalam bisnis kuliner merupakan faktor yang penting. Kepuasan tergantung pada mutu produk yang diberikan (Kotler & Keller, 2009). Loyalitas dapat diciptakan melalui pemberian produk dan layanan berkualitas yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Niat pembelian ulang merupakan reaksi konsumen berdasarkan pengalaman yang dirasakan pasca pembelian. Reaksi tersebut muncul karena konsumen terpuaskan atas produk dan pelayanan yang diberikan (Hurriyati, 2005; Griffin, 2005). Kualitas produk dan pelayanan yang diberikan diharapkan dapat membuat konsumen merasa puas, dan dapat membentuk niat pembelian ulang konsumen. 2. Tinjauan Pustaka Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk dibeli, digunakan, dan dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan; mencakup warna, harga, kemasan, dan pelayanan yang diterima pembeli sebagai sesuatu yang dapat memuaskan (Alma, 2007; Kotler & Keller, 2009). Penentuan produk dalam bisnis rumah makan sangat bergantung pada pengalaman yang diberikan kepada konsumen. Pengunjung di rumah makan membayar untuk pengalaman makan secara total, tidak hanya untuk makanannya saja. Penilaian kualitas produk dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara internal, kualitas makanan didapatkan dengan terpenuhinya ekspetasi konsumen terhadap makanan yang didapatkan. Sedangkan secara eksternal, kualitas produk dapat dilihat dari piring yang kosong saat konsumen telah selesai makan atau melalui kuesioner mengenai makanan yang diberikan kepada konsumen (Untaru & Ispas, 2013). “Product quality is the ability of a product to perform its function, it includes the product’s several, durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” (Kotler & Armstrong, 2005). Suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk dalam menjalankan fungsinya, yang terdiri dari daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan pemeliharaan dan atribut lainnya. Kualitas produk memiliki delapan dimensi, antara lain: kinerja, fitur atau ciri-ciri tambahan, reliabilitas, kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan, serviceability, estetika (Tjiptono & Candra, 2007). Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2010). Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen untuk tercapainya kepuasan konsumen. Sebuah pelayanan dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan konsumen. Karakteristik pelayanan adalah tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, berubah-ubah, dan tidak tahan lama. Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen (Tjiptono & Candra Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan membandingkan persepsi konsumen atas pelayanan yang diterima dengan pelayanan diharapkan. Dimensi kualitas pelayanan adalah reliability, responsiveness, assurance, empathy, tangibles (Parasuraman, 2001) Pelayanan yang berkualitas harus terdiri dari unsurunsur dimensi kualitas, dengan demikian yang menjadi keinginan konsumen dapat terpenuhi sehingga dapat menciptakan pengalaman yang membuat konsumen merasa puas. Kepuasan konsumen merupakan faktor terpenting dalam kegiatan usaha. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler dan Keller, 2009). Kepuasan konsumen adalah hasil akumulasi konsumen dalam menggunakan produk. Konsumen yang puas terhadap suatu produk, maka akan mengkonsumsi produk secara terus menerus. Dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen, ada lima faktor yang harus diperhatikan antara lain: kualitas produk, kualitas pelayanan, emosional, harga dan biaya (Irawan, 2008). Niat membeli muncul sebelum tahap pilihan yang dapat membentuk keinginan untuk mengarahkan seseorang melakukan pembelian. Niat membeli dapat digunakan untuk memprediksi perilaku yang akan datang (Suprapti, 2010). Dampak membeli produk adalah repurchase. Pembelian ulang merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen sesudah melakukan pembelian atas produk yang dibutuhkan (Anoraga, 2000). Niat membeli ulang terjadi setelah konsumen melakukan pembelian, dapat dikarenakan pernah mengkonsumsi sehingga berniat lagi untuk membeli ulang produk yang sama. Faktor yang dapat mempengaruhi repurchase intention, yaitu: faktor psikologis, faktor pribadi, dan faktor sosial. Niat pembelian ulang adalah keinginan sesorang untuk membeli atau menggunakan kembali produk di masa yang akan datang ketika kebutuhan yang sama muncul, karena konsumen merasa puas atas produk yang pernah digunakan (Kotler & Keller, 2009; Schiffman & Kanuk, 2000). 3. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei untuk melakukan pencarian data dan pengukuran terhadap gejala empirik yang ada di RM Pecel Solo. Metode survei dipilih karena populasi tidak diketahui The 2017 International Conference on Management Sciences ( ICoMS 2017) March 22, UMY, Indonesia 304 secara pasti jumlahnya. Dalam penelitian ini populasi bersifat infinit, artinya populasi tidak dapat ditentukan atau diukur. Populasi pada penelitian ini adalah pengunjung yang datang dan mengkonsumsi makanan di RM Pecel Solo. Penentuan sampel dengan nonprobability sampling, dan metode purposive sampling. Metode purposive sampling digunakan karena responden memiliki karakteristik tertentu, yaitu konsumen yang pernah melakukan pembelian di RM Pecel Solo, dan berumur dewasa ( >18 tahun). Sampel yang digunakan sebanyak 135 responden karena jumlah indikator yang diamati sebanyak 27 dari 4 variabel laten. Uji validitas instrumen menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha. Untuk mengetahui validitas melalui nilai estimate, dan dikatakan valid jika nilai estimate > 0,05; sedangkan suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2013: 48). Metode analisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM) dengan software AMOS. Asumsi yang digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model dalam SEM adalah sebagai berikut: Tabel I Goodness Of Fit (GFI) No Goodness of Fit sebagai berikut: a. Indeks kualitas produk diperoleh rata-rata 81,69. Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas produk tinggi. Penilaian konsumen atas kualitas produk RM Pecel Solo dari segi rasa, keragaman menu, penyajian, porsi, dan higienitas makanan sudah baik. b. Indeks kualitas pelayanan diperoleh rata-rata 81,42. Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan tinggi. Penilaian konsumen atas kualitas pelayanan yang diberikan RM Pecel Solo sudah baik. c. Indeks kepuasan konsumen diperoleh rata-rata 78,16. Hasil ini menunjukkan bahwa kepuasan konsumen tinggi. Konsumen cukup puas dengan kualitas produk maupun pelayanan yang diberikan RM Pecel Solo. d. Indeks niat beli ulang diperoleh rata-rata 75,08. Hasil ini menunjukkan bahwa niat beli ulang tinggi. Niat beli konsumen untuk melakukan pembelian ulang cukup baik. 4.2 Uji Validitas Pengujian validitas menggunakan confirmatory factor analysis (CFA). Nilai KMO Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,800; karena nilai MSA > 0,5 serta nilai Barlett test dengan chi-squares signifikan pada 0,000 dapat disimpulkan bahwa indikator yang digunakan valid. Cut of value Tabel II KMO dan BARTLETT'S TEST 1 Chi-Square Diharapkan Kecil 2 Signifikansi ≥ 0,05 3 RMSEA ≤ 0,08 4 GFI ≥ 0,90 5 AGFI ≤ 0,90 df 6 CMIN/ DF ≤ 2,00 Sig. 7 TLI ≥ 0,95 Sumber: Data primer yang diolah, 2017 8 CFI ≥ 0,94 Hasil pengujian validitas dari 27 item pertanyaan dengan CFA adalah valid, karena nilai estimate > 0,05 sehingga instrumen penelitian layak digunakan dan analisis dapat dilanjutkan. Sumber: Ferdinand (2014) Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 0,800 1,396E3 351 0,000 4. Hasil Penelitian 4.3 Uji Reliabilitas 4.1 Deskripsi Konstruk Penelitian Deskripsi konstruk penelitian menunjukkan jawaban responden atas pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Rentang jawaban ditentukan dengan three box method, dan dimulai dari 10-100 (10,01-40,0: rendah; 40,01-70,0: sedang; 70,01-100: tinggi). Berdasarkan tanggapan dari 135 responden tentang konstruk penelitian, diperoleh jawaban responden Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha. Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh konstruk dinyatakan reliabel karena mempunyai nilai cronbach alpha > 0,60. The 2017 International Conference on Management Sciences ( ICoMS 2017) March 22, UMY, Indonesia 305 Hipotesis 2 adalah terdapat pengaruh yang signifikan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada RM Pecel Solo. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa nilai CR (2,558 > 1,96) dan nilai p (0,011 < 0,05) pada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen, sehingga hipotesis 2 dapat diterima. Tabel III Hasil Uji Reliabilitas Konstruk Cronbach`s Alpha Kualitas produk 0,805 Kualitas pelayanan 0,843 Kepuasan konsumen 0,804 Niat pembelian ulang 0,782 c. Hipotesis 3 adalah terdapat pengaruh yang signifikan kualitas produk terhadap niat beli ulang pada RM Pecel Solo. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa nilai CR (2,000 > 1,96) dan nilai p (0,045 < 0,05) pada pengaruh kualitas produk terhadap niat beli ulang, sehingga hipotesis 3 dapat diterima. Sumber: Data primer diolah, 2017 4.4 Pengujian Hipotesis d. Pengujian hipotesis didasarkan pada pengolahan data menggunakan analisis SEM dengan menganalisis nilai regresi (regression weights analysis structural equation modeling). Dengan menganalisis nilai critical ratio (CR) dan nilai probability (p) hasil olah data dibandingkan dengan batasan statistik yang disyaratkan, yaitu di atas 1,96 untuk nilai CR dan di bawah 0,05 untuk nilai p. Uji Hipotesis 4 Hipotesis 4 adalah terdapat pengaruh yang signifikan kualitas pelayanan terhadap niat beli ulang pada RM Pecel Solo. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa nilai CR (2,046 > 1,96) dan nilai p (0,041 < 0,05) pada pengaruh kualitas pelayanan terhadap niat beli ulang, sehingga hipotesis 4 dapat diterima. e. Tabel IV Hasil Regression Weights Estimate Uji Hipotesis 3 S.E. C.R. p Hipotesis 5 Hipotesis 5 adalah terdapat pengaruh yang signifikan kepuasan konsumen terhadap niat beli ulang pada RM Pecel Solo. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa nilai CR (2,034 > 1,96) dan nilai p (0,042 < 0,05) pada pengaruh Label kepuasan konsumen terhadap niat beli ulang, sehingga hipotesis 5 dapat Signifikan diterima. KP <--- PL 0,272 0,106 2,558 0,011 KP <--- PR 0,550 0,135 4,080 *** Signifikan NP <--- KP 0,293 0,144 2,034 0,042 Signifikan NP <--- PR 0,268 0,134 2,000 0,045 Signifikan NP <--- PL 0,228 0,111 2,046 0,041 Signifikan Sumber: Data primer yang diolah, 2017 Hasil pengujian hipotesis dari lima hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Uji Hipotesis 1 Hipotesis 1 adalah terdapat pengaruh yang signifikan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada RM Pecel Solo. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa nilai CR (4,080 > 1,96) dan nilai p (0,000 < 0,05) pada pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen, sehingga hipotesis 1 dapat diterima. b. Uji Hipotesis 2 5. Pembahasan Dari kelima hipotesis penelitian, didapatkan pengaruh yang signifikan antar konstruk yang dibangun dalam model. 1. Pengaruh kualitas produk terhadap konsumen pada RM Pecel Solo kepuasan Kualitas produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen. Kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan konsumen (Kotler & Armstrong, 2008). Ini menunjukkan bahwa kualitas produk yang dimiliki RM Pecel Solo mampu mempengaruhi kepuasan konsumen. Dalam usaha kuliner, kualitas produk mempunyai dampak langsung terhadap kepuasan konsumen (Basith et al, 2014). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan The 2017 International Conference on Management Sciences ( ICoMS 2017) March 22, UMY, Indonesia 306 oleh Asghar et al (2011), Basith et al (2014), dan Dessy Pribadi (2014) yang menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Kualitas produk kuliner dengan cita rasa yang enak dan dikemas secara menarik akan menimbulkan kepuasan bagi konsumen. pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. RM Pecel Solo dapat menciptakan keunggulan bersaing melalui kualitas pelayanan yang baik, dan akan mendorong konsumen dengan rela menyebarkan hal positif, merekomendasikan kepada orang lain, untuk melakukan pembelian ulang. 2. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada RM Pecel Solo 5. Pengaruh kepuasan konsumen terhadap niat beli ulang pada RM Pecel Solo Kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen. Pelayanan dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan konsumen. Saat keinginan tersebut terpenuhi, maka konsumen akan puas. Kualitas pelayanan adalah suatu pengertian yang kompleks tentang mutu, tentang memuaskan atau tidak memuaskan (Parasuraman, 2001). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Asghar et al (2011), Basith et al (2014), Tai et al, (2011), dan Dessy Pribadi (2014) yang menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Pelayanan yang baik dan berkualitas harus mengandung dimensi kualitas pelayanan seperti: keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan produk fisik. RM Pecel Solo berusaha menghadirkan kualitas pelayanan melalui penciptaan nuansa klasik tempoe doeloe dan live music yang dapat memberikan kenyamanan bagi konsumen. Kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang. Kepuasan atau rasa senang akan menciptakan ikatan emosional antara perusahaan dan konsumen yang akan mendorong niat beli ulang. Kepuasan akan tergantung pada mutu produk yang diberikan (Kotler & Keller, 2009). Ha dan Jang (2012) mengungkapkan bahwa faktor lingkungan, kualitas produk makanan, dan kualitas pelayanan mempengaruhi kepuasan konsumen yang akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asghar et al (2011), Basith et al (2014), dan Dessy Pribadi (2014) yang menunjukkan bahwa kepuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen, dimana loyalitas konsumen. RM Pecel Solo harus selalu memperhatikan kepuasan konsumen sehingga konsumen dengan rela menginfokan hal positif dan merekomendasikan RM Pecel Solo kepada orang lain serta konsumen tidak ragu untuk melakukan pembelian ulang. 3. Pengaruh kualitas produk terhadap niat beli ulang pada RM Pecel Solo Kualitas produk mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap niat beli ulang. Niat beli ulang terjadi karena konsumen mendapatkan pengalaman positif atas produk yang telah dikonsumsi. Pembelian ulang merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen sesudah mengadakan pembelian atas produk yang dibutuhkan oleh konsumen tersebut (Anoraga, 2000). Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asghar et al (2011), Basith et al (2014), dan Dessy Pribadi (2014) yang menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen, dimana loyalitas konsumen didapatkan dari pembelian secara berulang. RM Pecel Solo memiliki kualitas produk yang baik menyediakan menu yang lengkap dan bervariasi , sehingga konsumen tidak raguragu untuk melakukan pembelian ulang. 4. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap niat beli ulang pada RM Pecel Solo Kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang. Kualitas pelayanan menjadi salah satu kunci dalam menumbuhkan kepuasan dan niat beli ulang konsumen. Melalui kualitas pelayanan yang baik, dapat mendorong konsumen melakukan pembelian ulang yang intensif (Tai et al, 2011). Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asghar et al (2011), Basith et al (2014), Tai et al (2011), dan Dessy Pribadi (2014) yang menunjukkan bahwa kualitas 6. Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini bahwa semakin tinggi kualitas produk, semakin tinggi pula kepuasan yang dirasakan konsumen. Kualitas produk kuliner dengan cita rasa yang enak dan dikemas secara menarik akan menimbulkan kepuasan bagi konsumen RM Pecel Solo. Semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan, semakin tinggi pula kepuasan yang dirasakan konsumen. Pelayanan yang berkualitas harus sesuai dengan keinginan konsumen. RM Pecel Solo harus memperhatikan pelayanan yang selama ini sudah diberikan pada konsumennya. Kepuasan pelanggan dapat diraih melalui peningkatan kualitas pelayanan, penentuan harga yang kompetitif, penanganan keluhan konsumen yang intensif, dan melakukan survei kepuasan konsumen secara terprogram dan berkesinambungan. Keunggulan bersaing dapat diciptakan melalui kualitas pelayanan yang baik, sehingga mendorong konsumen rela untuk menginformasikan hal-hal positif kepada orang lain, dan konsumen tidak ragu untuk melakukan pembelian ulang. Niat beli ulang terjadi karena konsumen mendapatkan pengalaman positif atas produk yang telah dikonsumsi. Saran yang dapat diberikan RM Pecel Solo hendaknya memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan seperti kecepatan dalam melayani serta The 2017 International Conference on Management Sciences ( ICoMS 2017) March 22, UMY, Indonesia 307 keramahan pelayanan dengan senyum, menyapa, memberi salam, dan kepekaan pada konsumen. Kepuasan konsumen dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan penjualan dan mewujudkan loyalitas konsumen, sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dan penanganan secara berkesinambungan. Daftar Pustaka Alma, B., 2007, Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung. Anoraga, P., 2000, Manajemen Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta. Arifin, Z., 2008, Metodologi Penelitian Pendidikan. Lentera Cendikia. Surabaya. Asghar, A.J., Gasti, M A.H., Mirdamadi S.A., Nawaser K., and Khaksar, S M.S., 2011, “Study the Effect of Customer Service And Product Quality on Customer Satisfaction and Loyalty”. International Journal of humanities and Social Science. University of Pune. India. Vol. 1, No.7, Juny, p. 253-260. Basith, A., Srikandi, K., dan Kadarisman, H., 2014, “Pengaruh Kualitas produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Loyalitas Pelanggan”. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 11, No. 1, Juni. p. 1-8. Bastos, J A.R., and Gallego, P.M., 2008, “Pharmacies Customer Satisfaction and Loyalty: A Framework Analysis”. Journal of Marketing. Universidad de Salamanca. Salamanca. Vol.1, No. 8, p. 1-28. Dessy, P., 2014, Pengaruh Product Quality, Service Quality, Image Terhadap Loyalty Melalui Satisfaction Pada Restoran Sunda di Jakarta. Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa. Vol. 7, No.1.p. 177-198. Journal of Services Marketing. Vol. 26, No. 3, p. 204–215. Hurriyati, R., 2005, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabeta. Bandung. Irawan, H., 2008, Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan. Elex Media Komputindo. Jakarta. Kotler, P., 2005, Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Kesebelas (Alih bahasa oleh Benyamin Molan). Indeks. Jakarta. Kotler, P., dan Gary, A., 2008, Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi Kedua belas (Alih bahasa oleh Benyamin Molan). Erlangga. Jakarta. Kotler, P., dan Kevin, L. K., 2009, Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Ketiga belas (Alih bahasa oleh Benyamin Molan). Indeks. Jakarta. Malhotra, N. K., 2012, Basic Marketing Research : Integration of Social Media. Fourth Edition. Pearson. US. Parasuraman, A., Valerie, 2001, Delivering Quality Service. (Alih bahasa oleh Sutanto). The Free Press. New York. Schiffman, Leon G. and Leslie L. Kanuk. 2000. Consumer Behaviour. 7th edition. Prentice Hall. New York. Septiyaning, Indah. 2016. Bisnis Kuliner di Kota Solo Melonjak. Solopos. www. solopos.com. Diakses tanggal 21 Maret 2016. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2007. Service, Quality Satisfaction. Andi Ofset. Yogyakarta. Untaru, A.N. and Ispas A. 2013. “Perceptions of restaurant managers about the quality of products and services offered to consumer case study: the city of Braso”. Journal of Tourism. Vol. 13, p. 5-13. Ferdinand, A., 2014, Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen. BP UNDIP. Semarang. Ghozali, I., 2013, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7. Universitas Diponegoro. Semarang. Griffin, J., 2005, Customer loyalty : Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. (Alih bahasa oleh Dwi Kartini Yahya). Erlangga. Jakarta. Ha, Jooyeon, and Soo Cheong (Shawn) J., 2012, “The effects of dining atmospherics on behavioral intentions through quality perception”. The 2017 International Conference on Management Sciences ( ICoMS 2017) March 22, UMY, Indonesia 308