BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Vayatour, saat ini merupakan perusahaan jasa perjalanan yang cukup besar, berdiri sejak 1 September 1965 yang berarti sudah berusia 38 tahun. Dengan usia 38 tahun tersebut PT. Vayatour tetap eksis, karyawannya dari tahun ke tahun selalu bertambah, produknya selalu up to date dan mengikuti perkembangan teknologi komunikasi yang ada. Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana hubungan interpersonal antara atasan dengan bawahan PT. Vayatour, dengan melakukan wawancara kepada sepuluh orang staff dari berbagai bagian di lingkungan PT Vayatour. Sekilas gambaran mengenai PT. Vayatour, berdiri pada tahun 1965 dengan struktur organisasi yang sederhana. Seiring dengan berjalannya waktu, Vayatour berkembang terus dengan memiliki 9 kantor cabang di Jakarta, dan 6 kantor cabang luar kota yang terdapat di kota Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, Balik Papan dan Papua, dengan jumlah karyawan lebih dari 500 orang. Selain itu Vayatour membuka kantor implan (setara dengan kantor cabang pembantu) dengan beberapa perusahaan besar seperti: Indosat, Freeport, Trakindo, Schlumberger, Kalbe Farma, Bank Indonesia, Kantor ASEAN, Buhler, dan KPPU. Dan di kalangan perusahaan yang sejenis PT. Vayatour termasuk perusahaan yang selalu melakukan inovasi tercepat dan terbaru, salah satunya 1 2 dalam pengadaan call center yang sangat berguna untuk mengetasi telpn yang masuk di luar jam kantor. Setiap manusia membutuhkan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Hal ini disebabkan karena manusia merupakan makhluk sosial sekaligus makhluk berpikir (homo sapiens). Dengan berkomunikasi manusia dapat mengekspresikan pikiran maupun perasaannya kepada orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Clause Shannon dan Warren Weaver1 yang menyatakan bahwa komunikasi adalah merupakan penyampaian informasi, ide, perasaan (emosi), keahlian, dan sebagainya, melalui penggunaan simbol–simbol seperti kata–kata, gambar, bentuk, grafik dan sebagainya. Everett M. Rogers2 menyatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Agus M. Hardjana3 mendefinisikan komunikasi berdasarkan berbagai arti kata dari communicare yang menjadi asal kata komunikasi, maka secara harfiah komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan Jadi dari beberapa pendapat yang ada, peneliti menyimpulkan betapa pentingnya komunikasi pada manusia. Manusia berinteraksi satu dengan yang lainnya, saling memberi pengaruh dan juga berusaha menyamakan persepsi untuk memperoleh pengertian yang sama. 1 2 3 Mohammad Zamroni, Filsafat Komunikasi, Pengantar Ontologis, Epistemologis, Aksiologis. Jogjakarta: PT. Graha Ilmu, 2009, 4. Prof.Deddy Mulyana,M.A.,Ph.D., Ilmu Komunikasi, Bandung: Rosdakarya, 2005, 69. Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, Yogyakarta: Kanisus, 2003, 10. 3 Kehidupan manusia sendiri ditandai dengan pergaulan di antara manusia baik di dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial dan sebagainya, semua tidak hanya dilihat dari frekuensi pertemuan namun juga dapat dilihat dari seberapa besar keterlibatan mereka untuk dapat saling mempengaruhi satu sama lain yang akan mulai menimbulkan proses kebersamaan di dalam kelompok dimana secara tidak langsung akan terbentuk adanya proses sosial. Komunikasi dapat terjadi paling sedikit dua orang, komunikasi ini mencakup hampir semua komunikasi informal dan basa–basi, percakapan sehari– hari yang kita lakukan sejak bangun pagi sampai kita tidur. Hubungan komunikasi dua orang ini juga mencakup hubungan antar manusia yang paling erat, misalnya komunikasi dua orang yang saling menyayangi, saling mencintai seperti antara orangtua dan anak, sepasang kekasih, kakak dan adik atau juga suami dan istri. Kita harus akui bahwa komunikasi berperan penting dalam melakukan kontak sosial di kehidupan sehari–hari, bahkan menjadi medium yang tidak boleh diabaikan dalam pembentukan dan pengembangan pribadi. Secara sederhana, komunikasi dapat dirumuskan sebagi proses pengoperan isi pesan berupa lambang–lambang dari komunikator ke komunikan.4 Begitu pentingnya komunikasi di dalam hidup manusia, maka Harold D. Lasswell 5 , mengemukakan secara singkat bahwa fungsi komunikasi, antara lain manusia dapat mengontrol lingkungannya, lalu manusiapun dapat beradaptasi 4 5 Yayu Sriwartini, M.Si & Dwi Kartikawati, M.Si, Komunikasi Antar Pribadi Sebuah Pemahaman. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi Mitra Sejati, 2009, 1. Prof. Dr. H. Hafied Canagara, M.Sc., Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. 4 dengan lingkungan tempat mereka berada, dan dapat melakukan transformasi warisan sosial ke generasi berikutnya. Sedangkan menurut Widjaja H.A.W 6 fungsi komunikasi adalah sebagai informasi dimulai dari pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat, sebagai sosialisasi dengan menyediakan sumber ilmu pengetahuan kepada masyarakat, selain itu juga untuk motivasi dengan menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek dan jangka panjang serta mendorong melakukan kegiatan, fungsi yang lain adalah sebagai hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan imajinasi dari drama tari, kesenian, kesusastraan, musik, olah raga, kesenangan, kelompok dan individu, juga berguna sebagai integrasi dimana setiap bangsa, kelompok dan individu dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain. Secara sederhana komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan isi pesan berupa lambang–lambang dari komunikator ke komunikan. Hovland mengatakannya sebagai proses mengubah perilaku orang lain 7. Tingkat komunikasi yang terendah adalah tingkat interpersonal dimana, menurut Joseph A. Devito 8 , proses komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan–pesan antara dua orang atau diantara 6 Widjaja, H.A.W., Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, 2000. Yayu Sriwartini, M.Si & Dwi Kartikawati, M.Si. loc. cit. 8 Joseph A. Devito, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, terj. Profesor Onong Uchjana Effendy, M.A., Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 1989, 4. 7 5 sekelompok kecil orang–orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Sementara Wiryanto 9 , menyimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Di dalam melakukan komunikasi interpersonal ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan agar komunikasi dapat berjalan efektif. Prinsip komunikasi interpersonal ini merupakan pendapat Julia T. Wood10, bahwa kita bukan tidak bisa berkomunikasi, komunikasi interpersonal itu tidak dapat dibolak balik, komunikasi interpersonal melibatkan pilihan–pilihan etika, komunikasi interpersonal membangun kesamaan pendapat antar manusia, komunikasi interpersonal membangun dan memelihara hubungan, efektivitas komunikasi interpersonal dapat dipelajari Menurut Yoseph De Vito11, ada dua perspektif untuk melihat efektivitas komunikasi antar pribadi, yaitu : 1. Perspektif Humanistik yang mencakup keterbukaan, perilaku suportif (yang didorong oleh deskriptif, spontanitas dan profesionalisme) dan perilaku defensif (yang meliputi evaluasi, strategi dan kepastian), perilaku positif, empati, kesamaan. 9 10 11 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grasindo, 2004. Julia T. Wood, Interpersonal Communication, Boston: Wadsworth, Boston, 2007. Joseph De Vito, Ilmu Komunikasi, terj. Riswandi, Yogyakarta: Graha Ilmu , 2009, 8. 6 2. Perspektif Pragmatis yang mencakup bersifat yakin, kebersamaan, manajemen interaksi, perilaku ekspresid dan orientasi pada orang lain. Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya hubungan interpersonal yang baik, dan kegagalan komunikasi sekunder terjadi bila isi pesan kita dipahami namun hubungan yang terjadi diantara komunikan menjadi rusak. Banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik diantara komunikan, Sebaliknya,pesan yang paling jelas,paling tegas dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan jika terjadi hubungan yang jelek. Jadi bisa disimpulkan setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal – bukan hanya menentukan ”content”: tetapi juga ”relationship”.12 Dikarenakan komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia, maka bisa dikatakan bahwa komunikasi tentu sangat penting juga dalam suatu organisasi. Untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dari suatu organisasi salah satu faktor yang sangat menentukan adalah komunikasi. Komunikasi sendiri merupakan proses yang tidak bisa dihindari dalam suatu organisasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh H. Johar Permana 13 , disebutkan bahwa komunikasi adalah urat nadi organisasi. Apabila ia berdenyut dengan normal pertanda bahwa organisasi itu hidup, sebaliknya apabila ia tidak berdenyut sama sekali, organisasi itu mengalami kematian. 12 13 Drs. Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, 119 H. Johar Permana, Komunikasi Organisasi, Thesis, 2011, 567 7 Menurut Noviani Tjondro Handryo 14 dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh antara Budaya Organisasi dan Komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan di Ciputra Golf & Klub Keluarga Surabaya menyatakan bahwa komunikasi di dalam organisasi merupakan proses yang paling penting, karena jika tidak ada komunikasi organisasi yang baik maka pesan yang merupakan bagian dari organisasi tidak akan dapat tersalirkan dengan baik. Dan dari komunikasi organisasi pula semua karyawan yang ada dapat memahami semua hal yang ada. Dia juga merangkumkan bahwa komunikasi organisasi adalah proses yang terjadi di dalam suatu organisasi , dan didalam sana proses komunikasi yang terjadi terbagi dalam tiga aspek besar, yaitu komunikasi vertikal atas ke bawah, komunikasi vertikal bawah ke atas, dan komunikasi horizontal atau dikatakan komunikasi yang terjadi antara rekan sekerja dalam organisasi tersebut. Roswita Syafitri15 dalam skripsinya Komunikasi Organisasi Formal dalam kepuasan kerja di PT. Binatek Reka Energi Medan menyatakan bahwa Komunikasi adalah alat utama bagi anggota organisasi untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktivitas manajemen, yaitu untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga dengan komunikasi interpersonal yang baik antara atasan dengan bawahan dan antara sesama karyawan dari seluruh departemen atau unit yang ada dalam organisasi tersebut maka akan terwujud kinerja yang baik. Hal ini telah 14 15 Noviani Tjondro Handryo, Pengaruh antara Budaya Organisasi dan Komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan di Ciputra Golf & Klub Keluarga Surabaya, Skripsi, Surabaya: Universitas Petra, 2005, 12. Roswita Syafitri, Komunikasi Organisasi Formal dalam kepuasan kerja di PT. Binatek Reka Energi Medan, Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2009. 8 dibuktikan oleh Hendrik 16 dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Iklim Komunikasi organisasi terhadap motivasi kerja karyawan di RedboXX Surabaya. Dalam penelitiannya tersebut, Hendrik mengatakan bahwa Komunikasi organisasi merupakan proses yang sangat penting dalam penyampaian informasi dalam perusahaan. Karena jika tidak didukung oleh komunikasi organisasi yang baik maka pesan yang merupakan bagian dari organisasi tidak akan dapat tersalurkan dengan baik. Dari komunikasi organisasi pula semua karyawan yang ada dapat memahami segala hal yang ada. 16 Hendrik, Pengaruh Iklim Komunikasi organisasi terhadap motivasi kerja karyawan di RedboXX Surabaya, Skripsi, Surabaya: Universitas Kristen Petra, 2007, 24 9 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dapat ditemukan sebagai berikut : “Bagaimana hubungan interpersonal antara atasan dengan bawahan di PT. Vayatour?” 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui : 1. Komunikasi tatap muka yang terjadi dalam hubungan interpersonal antara atasan dengan bawahan pada PT. Vayatour. 2. Komunikasi interpersonal yang berlangsung antara atasan dengan bawahan pada PT. Vayatour. 3. Sikap mendukung dalam hubungan interpersonal antara atasan dengan bawahan pada PT. Vayatour. 4. Sikap menerima dalam hubungan interpersonal antara atasan dengan bawahan pada PT. Vayatour. 5. Sikap terbuka dalam hubungan interpersonal antara atasan dengan bawahan pada PT. Vayatour. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Akademis : - Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lainnya yang tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan interpersonal antara 10 11 atasan dan bawahan dalam meningkatkan komitmen karyawan khususnya disebuah perusahaan perjalanan. - Selain itu diharapkan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi penelitian di bidang komunikasi. Manfaat Praktis : Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi PT. Vayatour bagaimana meningkatkan komunikasi dan hubungan interpersonal dengan karyawannya 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab 1 : PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan . Bab 2 : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi landasan teori dari teori Public Relations, Komunikasi interpersonal, dan juga Kepariwisataan . Bab 3 : METODE PENELITIAN Penulisan penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif Bab 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN 12 Bab ini berisi gambaran umum subjek penelitian, deskripsi penelitian, serta pembahasan hasil dari penelitian berdasarkan berbagai teori dan konsep. Bab 5 : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang simpulan yang diambil dari hasil pembahasan penelitian serta saran–saran yang dapat diberikan untuk perbaikan selanjutnya.