Didengar, Bukan Hanya Dikenal Didengar, Bukan

advertisement
SELASA ● 21 ● MEI 2013
HALAMAN 32
Errol Jonathans, CEO Suara Surabaya Media
Didengar, Bukan Hanya Dikenal
Terus berusaha dan pantang
berputus asa. Itulah kunci
Errol Jonathans menekuni
dunia broadcasting radio
hingga sukses seperti sekarang. Kepada wartawan Radar
Surabaya, Nurista Purnamasari, CEO Suara Surabaya
Media itu menuturkan
rahasia suksesnya.
SEJAK usia 19 tahun, saya
sudah mulai berkecimpung
di dunia jurnalistik. Pada
usia 25 tahun, saya mulai
masuk ke dunia siaran radio.
Saya ingat waktu pertama
kali jadi wartawan di tahun
1977 dan
mulai
bela-
Errol Jonathans
jar dunia ke-radioan tahun
1983. Semuanya masih
membutuhkan perjuangan
dan usaha yang besar.
Saya harus belajar, belajar, dan terus belajar. Saya
harus berusaha, terus
mencoba, dan pantang putus asa. Karena, saya dulu
memulainya saat zaman
yang tidak enak, tidak seperti sekarang ini.
Khususnya untuk aktivitas jurnalistik, dulu sangat
terkekang. Tidak banyak kebebasan dan sarananya pun
minim. Tapi, saya bersyukur dengan masa dan kondisi saat saya belajar waktu
itu. Semua itu dapat memupuk saya menjadi seseorang yang tahan banting dan telah melewati banyak hal.
Termasuk saat
pertama kali saya
ikut membangun
radio Suara Surabaya (SS). Di
mana bos saya, Soetojo
Soekomihardjo,
memberikan kepercayaan
se kaligus
tanggung jawab yang besar ke saya
untuk
mengembangkan radio
berbasis jurnalistik yang
informatif.
Seperti yang saya bilang sebelumnya bahwa
saat itu kebebasan jurnalistik
terbatasi oleh pemerintahan.
Bahkan, radio swasta dilarang melakukan siaran jurnalistik. Jadi, saya harus
memutar otak bagaimana
konsep jurnalistik tetap
harus ada, namun tak tampak sebagai ‘bentuk’ jurnalistik yang umum.
Karenanya, kami menyebut ini sebagai formulasi
informasi. Yakni sebuah
konsep siaran radio jurnalistik, namun lebih terkesan menginformasikan.
Dengan begitu, kami dapat
fokus pada jurnalisme lokal atau citism journalism.
KONSISTENSIKEKUATAN PRODUK
Tapi, ternyata permasalahan tidak berhenti di sana. Oke, sebuah konsep perusahaan radio ada, jaringan gelombang ada, materi ada, tapi bagaimana
dengan pendengar? Sekali
lagi, saya bersyukur masih
ada keberuntungan di balik segala keterbatasan
yang ada.
Zaman dulu, bisnis radio
dan media tidak sama seperti sekarang, yang tumbuh subur dan menjamur.
Jumlah media massa, khususnya radio, masih sangat
terbatas. Kompetitor juga tidak banyak. Setidaknya, saat itu kami memiliki peluang
untuk dapat didengar.
Ya, saya lebih suka jika
sebuah radio itu didengar
daripada hanya sekadar
dikenal. Karena kalau didengar, pasti dikenal. Tapi
dikenal, belum tentu didengarkan. Di situlah, kekuatan produk dan konsistensi benar-benar diuji.
Ada dua komponen dalam eksistensi tersebut.
Yaitu visi dan idealisme.
Bukan untuk saling berlawanan dan mendominasi.
Tapi, kedua hal itu harus
dapat berjalan beriringan,
dan saling melengkapi satu sama lain.
Memang tidak mudah
untuk mengelaborasikan
dua hal tersebut. Namun,
juga tidak susah membuatnya tetap beriringan asalkan kita tahu formula yang
tepat. Di sini, ada tiga resep utama yang membuat
SS tetap eksis, konsisten,
dan tetap didengar. Ketiga
hal itu adalah basis jurnalistik yang telah menjadi
konsep dari awal, fokus
terhadap citism journalism, dan konvergensi dengan media sosial.
M A N F A A T K A N
TEKNOLOGI
Saat ini, jumlah stasiun
radio sangat banyak. Mereka mengusung berbagai
konsep masing-masing.
Ada yang tetap bertahan,
namun tidak sedikit pula
yang tiarap karena persaingan dengan media global yang modern. Bahkan,
tidak sedikit yang pindah
konsep dan haluan demi
menyesuaikan dengan
permintaan dan zaman.
Di sinilah, saya tetap
memperjuangkan basis jurnalistik yang telah menjadi
roh bagi SS, dan konsisten
terhadap apa yang telah
dibangun selama 30 tahun
ini. Jurnalisme lokal yang
perlu mendapatkan porsi
khusus bagi warganya. Lalu,
konvergensi dengan melakukan ‘persekutuan’ dengan
media sosial lain’ juga menjadi jurus jitu tersendiri.
Dengan basis jurnalisme
lokal, kita harus fleksibel.
Sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dan mengikuti perkembangan yang ada.
Ini menjadi bagian lain dalam mempertahankan bisnis dan semakin mengembangkan usaha tersebut.
Seperti halnya perkembangan teknologi yang ada,
kita harus mengikuti dan
mendalaminya jika tidak
ingin tertinggal. Saat-saat
awal dahulu, semua masih
serba manual dan tradisional. Alat siaran, perekam,
editing, semuanya membutuhkan banyak tenaga dan
banyak waktu.
Tapi saat ini, perkembangan teknologi begitu
pesat. Jangan sampai menyia-nyiakannya tanpa
ikut menikmati dan memanfaatkan. Investasi memang dibutuhkan. Tapi demi sebuah kualitas, efisiensi, dan sesuai dengan
kebutuhan pasar, maka tidak perlu menjadi hambatan atau pertimbangan
yang menyesatkan.
Sekarang dengan bermodal sebuah laptop , kegiatan rekaman, siaran,
hingga editing bisa dilakukan. Itulah bukti bahwa
teknologi berperan besar
dalam sebuah kemajuan
dan memberikan dampak
efisiensi yang luar biasa.
Lalu menilik dari segi
kebutuhan dan kepentingan pendengar, ini
menjadi kunci pokok terhadap produk yang kita
hasilkan. Jangan hanya
menyajikan sesuatu yang
mereka butuhkan. Tetapi,
juga memberikan sesuatu
yang penting bagi mereka.
Hal itu dapat ditilik dari
basis jurnalistik dengan
formula informasi tadi.
Kemudian terhubung dengan visi dan idealisme
yang berjalan beriringan.
Bagian lain pemanfaatan
teknologi adalah dengan
mengetahui gaya hidup dan
kebutuhan mereka saat ini.
Teknologi telah menguasai
sebagian dari kehidupan
mereka. Gadget menjadi
kebutuhan yang tidak bisa
ditinggalkan.
Sejalan dengan konsistensi yang ingin saya pertahankan, maka masuklah SS
ke dalam satellite broadcasting, video streaming (radio
visual), hingga mobile broadcasting dalam Blackberry,
era ODP berbasis Android,
dan kami juga mulai mengembangkan aplikasi
untuk iPad. (nur/jay)
ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA
Semen Indonesia
Sinergikan Strategi Pemasaran dan Teknologi
ADA tiga ciri menonjol dari para
pemasar. Masing-masing kegigihan, kreativitas, dan semangat
yang tiada habisnya. Ketiga hal
tersebut akan mampu membawa
seorang pemasar dan timnya
melejitkan suatu produk.
Sebagus apa pun produk yang
dikeluarkan suatu perusahaan,
bila tidak dipasarkan dengan
baik, akan sulit bersaing dengan
yang lain. Tak mengherankan
bila dikatakan bahwa ujung tombak perusahaan terletak pada
tim pemasarannya.
Hal Itulah yang dilakukan
oleh tim pemasar PT Semen
In donesia (Persero) Tbk.
Sebagai leader industry semen
di kawasan regional Asia Tenggara,Semen Indonesia kini
menjadi strategic holding .
BUMN semen ini membawahi
empat perusahaan, Semen
Gresik, Semen Tonasa, PT
Semen Padang, serta Tha
Long Cement.
Selain mereka selalu melakukan inovasi untuk mencapai
target yang diinginkan, juga
selalu memadukan ilmu
teknologi.
Kepala Departement Pengembangan Pemasaran Semen
Indonesia, Ir Rudi Hartono MM,
mengatakan hal itu dilakukan
untuk menciptakan market share
yang sesuai dengan target
perusahaan yakni 44 persen.
“Kami selalu melakukan
inovasi dan menyinergikan
strategi pemasaran dengan
teknologi, hal itu ternyata
ampuh, dan sekarang sudah
market share Semen Indonesia sudah mencapai 44
persen. Artinya sudah sesuai
target,” papar Rudi.
Selain itu Rudi mengungkapkan, dengan market share
sebesar itu sekarang Semen
Indonesia sudah menjadi market leader di pasar Semen
Nasional. Sebab, strategi tersebut diambil karena Semen
Gresik, Semen Padang, dan
Semen Tonasa sudah memiliki
ekuitas merek yang cukup kuat
di kawasan masing-masing.
Dijelaskan Rudi, pihaknya
saat ini sedang mengembangkan Teknologi pemasaran berbasis IT, antara lain yakni Sales
and Transport monitoring
(STM), dimana sistem tersebut
bekerja untuk mengevaluasi
dan melaporkan penjualan
semen bukan hanya di tingkat
distributor namun hingga ke
tingkat toko atau pengecer.
“Sistem itu insyaallah baru yang
pertama di Indonesia, dan melalui
sistem STM itu kita dapat mengetahui update penjualan semen
hingga ke pengecer atau toko
setiap 30 menit sekali,” katanya.
PABRIK SI: Inovasi dan strategi pemasaran disinergikan untuk
memacu penjualan Semen Indonesia (SI).
Selain itu, Semen Indonesia
juga membekali sales-sales
pemasar semen juga dengan
teknologi Automatic Retail Monitoring (ARMI) yang ditanam di
handphone Smartphone Blackberry masing-masing sales. Kerja
alat ini nantinya adalah untuk
meminimalisir laporan palsu dari
sales-sales tentang penjualan
semen, karena itu nantinya akan
merugikan perusahaan.
“Jadi sistem ini akan otomatis melaporkan kepada komputer server yang ada di kantor, apakah sales tersebut
benar-benar datang ke toko
untuk mengecek penjualan semen atau tidak, jadi kerja alatnya seperti GPS namun ini
lebih canggih lagi,” tuturnya.
Disamping itu, Rudi juga menegaskan, ambisi Semen Indonesia untuk menjadi pemain
regional sudah diwujudkan dengan mengakuisis pabrik semen
asal Vietnam, Thang Long Cement. Dengan mengeluarkan
investasi Rp 1,5 triliun untuk
menguasai 70 persen saham pabrik semen ini. Thang long cement
memiliki kapasitas produksi
sebesar 2,3 juta ton dengan
pangsa pasar sekitar 5 persen di
pasar domestic Vietnam.
Menurut Rudi, langkah akuisisi perusahaan Semen Vietnam sesuai dengan visi semen
Indonesia yang ingin menjadi
perusahaan semen terkemuka
di Indonesia dan Asia Tenggara.
“Hal ini sebagai bukti bahwa
perusahaan Indonesia tidak
hanya bisa dibeli oleh peru-
sahaan asing namun, perusahaan Indonesia juga bisa
membeli perusahaan yang ada
di luar negeri,” tegasnya.
Dengan menguasai mayoritas saham di Thang Long
Cement, semen Indonesia bia
dengan leluasa mengontrol
Thang Long Cement. Adapun
langkah strategis yang akan
diambil antara lain memperbaiki kualitas semen Thang
Long dan menempatkan tenaga profesional asal Indonesia di sana. “Saat ini kita
sudah menempatkan orangorang kita di sana, seperti
CEO, dan direktur produksi,
direktur keuangan,” Tutur Dia.
Melalui pabrik Thang Long
Cement pula Semen Indonesia
berpeluang besar untuk mengekspor semen ke negaranegara ASEAN dan kawasan
Asia Lainnya. Negara yang
akan dibidik sebagai tujuan
ekspor antara lain Bangladesh,
singapura, dan Filipina.
Tingginya permintaan semen di Indonesia antara lain
diserap oleh pembangunan
properti dan proyek-proyek
dari MP3 ! (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)
milik pemerintah. Dia memprediksi permintaan semen
akan melonjak signifikan andai
kata proyek pembangunan
selat sunda nantinya benarbenar terwujud.
Aksi korporasi ini tentu sangat
membanggakan di tengah dorongan agar BUMN berani menjadi pemain regional, dan Semen
Indonesia sudah memeloporinya.
Langkah Semen Indonesia menuai bantuk pujian, termasuk
Dahlan Iskan yang meminta
BUMN lain agar mengikuti jejak
Semen Indonesia.
“Tahun 2013 ini, target
kami, laba PT. SI naik 10
persen dari tahun sebelumnya yang mencapai sudah
menembus angka 4,85
Triliun,” pungkasnya.(fir/ris)
layouter: ayu
Download