BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Conolly dan Begg (2010, p70), Data merupakan komponen yang paling penting dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang dari end-user. Data berperan sebagai penghubung antara mesin dengan pengguna. Menurut Romney (2009, p.27) Data adalah fakta-fakta yang dikumpulkan, dicatat, disimpan, dan diproses oleh sistem informasi. Data biasanya mewakili observasi atau pengukuran aktivitas bisnis yang penting bagi pengguna sistem informasi. Menurut Navathe dan Elmasri (2000,p4) Data adalah fakta yang dapat di simpan dan memiliki arti. Menurut Indrajani (2011, p2) Data adalah fakta atau obeservasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih khusus lagi, data adalah ukuran objektif atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda atau kejadian. Representasi fakta yang mewakili suatu objek seperti pelanggan, karyawan, mahasiswa, dan lain-lain, yang di simpan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, dan kombinasinya. 2.1.2 Database (Basis data) Menurut Conolly dan Begg (2010, p65), Database merupakan sekumpulan data yang berhubungan secara logikal dan dideskripsikan serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Menurut Kenneth C. Laudon (2005,p317) Database adalah koleksi data yang terorganisasi untuk melayani beragam aplikasi pada saat yang bersamaan dengan cara menyimpan dan mengelola data sehingga bisa tampak pada satu lokasi secara efisien dengan mensentralisasi data dan meminimalisasi data berlebih. Data pada teknologi database tidak lagi di simpan dalam file-file terpisah untuk tiap aplikasi, melainkan disimpan secara fisik dalam satu lokasi. Satu database bisa melayani beragam aplikasi. Menurut Hoffer, Prescott, Topi (2009, p7), Database adalah sebuah kumpulan yang terorganisir dari data yang berhubungan secara logika, yang mungkin ukurannya berbagai jenis dan mempunyai. Menurut Turban, Rainer, Potter (2005,p101) Database adalah sekumpulan arsip (file), tabel, relasi, dan lain-lainnya yang saling berkaitan dan menyimpan data serta berbagai hubungan diantaranya. Untuk membuat data lebih mudah di akses , data operasional tingkat detail harus di ubah ke bentuk relasional atau multidimensional, yang membuatnya lebih mudah untuk di proses secara analitis. Basis data relasional menyimpan data dalam dua dimensi. Basis data multidimensional umumnya menyimpan data secara tersusun, yang terdiri atas minimal tiga dimensi bisnis. Menurut Whitten, Bentley, and Dittman (2004, p518) Database adalah kumpulan file yang saling terkait. Kata kuncinya adalah “saling terkait”. Database tidak hanya merupakan kumpulan file. Record pada setiap file harus memperbolehkan hubungan-hubungan untuk menyimpan file-file lain. Seperti telah di deskripsikan file aplikasi khusus, stand alone, pernah mendominasi sebagian besar sistem informasi; tetapi, secara perlahan tapi pasti file tersebut di gantikan dengan database. Ingat bahwa database dapat dianggap sebagai satu set file yang saling berelasi. Saling berelasi artinya record-record pada satu file dapat di asosiasikan atau di hubungkan dengan record-record pada sebuah file yang berbeda. Menurut Brian K.Williams, dan Stacey C. Sawyer (2007, p464), Database adalah kumpulan data yang saling berhubungan, yang diatur secara logis, yang dirancang dan dibangun untuk tujuan khusus. Menurut Kroenke, David M; Gray, C Donald dalam tulisannya yang berjudul (Toward a Next Generation Data Modeling Facility: Neither the EntityRelationship Model nor UML Meet the Need, yang dimuat pada Journal of Information Systems Education,Proquest Vol. 17, 2006) mengatakan Database adalah model persepsi pengguna 'dari benda-benda di lingkungan bisnis mereka. Database dikatakan berhasil atau gagal pada seberapa baik mereka sesuai persepsi pengguna. Database desain yang tidak mendukung persepsi pengguna akan dinilai menjadi "sulit untuk digunakan" atau "benar-benar bukan seperti apa yang saya butuhkan." 2.1.2.1 Database untuk Analisis Sistem • Field Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004, p520) Field merupakan bagian umum pada file dan database. Field adalah implementasi pada sebuah atribut data. Field adalah inti terkecil pada meaningful yang telah disimpan pada sebuah file atau database. Ada empat field yang dapat di simpan: primary key, secondary key, foreign key dan descriptive field 1. Primary key adalah sebuah field yang nilai-nilainya mengidentifikasikan satu dan hanya satu record pada sebuah file. 2. Secondary key adalah sebuah pengidentifikasi alternatif pada sebuah database. Nilai secondary key mungkin mengidentifikasi sebuah record tunggal atau subset dari semua record. Sebuah file tunggal pada sebuah database dapat memiliki hanya satu primary key, tetapi juga dapat memiliki beberapa secondary key. 3. Foreign key adalah field yang menunjuk kepada record pada file lain pada sebuah database. Foreign key memampukan database terhubung ke record-record dari satu tipe ke record-record tipe lain. 4. Descriptive field adalah semua field lainnya yang menyimpan data bisnis. • Record Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004, p521) Record adalah sebuah kumpulan field yang di susun pada format yang telah di tentukan. • File dan Tabel Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004, p521) Pada sistem database, sebuah file sering di sebut tabel. File adalah kumpulan dari semua kejadian dari struktur record yang di tentukan sedangkan tabel adalah ekuivalent database relasional dari sebuah file. Beberapa tipe file dan tabel konvesional antara lain: 1. Master file atau tabel berisi record-record yang secara relatif bersifat tetap atau permanen. 2. Transactional file atau tabel yang terdiri dari record-record yang mendeskripsikan kejadian-kejadian bisnis. 3. Documents files dan tabel berisi salinan tersimpan dari data historis untuk memudahkan pemanggilan dan review ulang tanpa mengeluarkan biaya tambahan untuk menghasilkan dokumen. 4. Archival files dan tabel berisi record-record file master dan transaksi yang telah di hapus dari penyimpanan online. 5. Table look-up files terdiri dari data yang relatif statis yang dapat di pakai berbagai aplikasi untuk memelihara konsistensi dan peningkatan performa. 6. Audit files adalah record-record pembaruan khusus untuk file-file yang lain, khususnya file master dan transaksi. 2.1.2.2 Keuntungan dan kerugian Database Keuntungan dan kelemahan pada database menurut Jeffery L. Whitten, Lonnie D. Bentley, dan Kevin C. Dittman (2004, p519) kelemahan yang umum mengenai pendekatan database adalah bahwa anda dapat membangun sebuah super database yang terdiri dari semua item data yang diperlukan oleh sebuah organisasi. Hal tersebut justru akan membangun sebuah database yang kompleks. Karena pada kenyataannya sebagian besar organisasi membangun beberapa sistem informasi. Jadi, aka nada beberapa redudansi diantara database. Sedangkan keuntungan teknologi database menawarkan penyimpanan data dalam format yang fleksibel. Hal ini memungkinkan karena database didefinisikan secara terpisah dari sistem informasi dan program-program aplikasi yang akan menggunakan database. 2.1.3 Database Management System (DBMS) Menurut Whitten, Bentley, and Dittman (2004, p518) Database Management System adalah perangkat lunak komputer khusus yang disediakan dari vendor-vendor komputer yang digunakan untuk membuat, mengakses, mengontrol, dan mengelola database. Menurut Hill and Irwin (2002, p222) Database Management System adalah software utama dalam pendekatan manajemen database, karena software tersebut mengendalikan pembuatan, pemeliharaan, dan penggunaan database organisasi dan pemakai akhir. Menurut Kenneth C. Laudon (2005,p317) Database Management System adalah perangkat lunak yang memungkinkan organisasi untuk menstreralisaasi data, mengelolanya secara efisien, dan menyediakan akses ke data yang di simpan oleh program aplikasi. Perangkat lunak khusus untuk menciptakan dan memelihara database dan memungkinkan masing-masing aplikasi bisnis untuk mengambil data yang di perlukan tanpa perlu membuat file-file terpisah atau definisi data dalam program komputernya. Menurut Ramakrishnan and Gehkre (2003, p4) Database Management System adalah desain software untuk memberikan kontribusi dalam maintaining dan memperbaiki koleksi banyak data. Menurut Conolly dan Begg (2010, p66), Database Management System adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat membuat, dan memelihara, dan kontrol akses ke database. Menurut Anonymous dalam tulisannya yang berjudul (Research and Markets: Global Data Base Management Systems (DBMS) Market 2009-2013 – Now Available,Proquest 2010) mengatakan Database Management System (DBMS) adalah program database yang mengelola data yang masuk, mengatur, memelihara dan menyediakan metode yang efektif untuk memodifikasi dan pengambilan data oleh pengguna. 2.1.3.1 Komponen DBMS • Perangkat Keras (Hardware) DBMS dan kebutuhan aplikasi hardware untuk berjalan. Jarak hardware bisa dari single personal computer, ke single mainframe, ke sebuah network of computer. Khusus hardware bergantung pada kebutuhan organisasi dan pemakaian DBMS. • Perangkat Lunak (Software) Software komponen terdiri dari DBMS software itu sendiri dan aplikasi progam, bersama-sama dengan operating system, termasuk di dalamnya network software jika DBMS yang telah di pakai network selesai. • Data Mungkin banyak komponen penting yang ada di lingkungan DBMS, tentu dari end-user’ point of view, adalah data Sistem manajemen database memiliki tiga komponen: 1. Bahasa definisi data Komponen dari sistem manajemen database yang mendefinisikan masing-masing elemen data sebagaimana tampak dalam database. 2. Bahasa manipulasi data Sebuah bahasa yang terasosiasi dengan sebuah sistem manajemen database yang bisa di gunakan oleh pengguna akhir dan progammer untuk manipulasi data dalam database. Bahasa manipulasi data yang paling banyak di gunakan dewasa ini adalah Strutured Query Language (SQL). 3. Kamus data Peranti terotomatisasi atau manual untuk menyimpan dan mengorganisasi informasi mengenai data yang terdapat pada database. • Prosedur Procedur lebih dekat ke intsruksi dan ketentuan dari perintah di desain dan pemakaian dari database. User dalam sistem dan staff itu memanajemen kebutuhan database dokumentasi prosedur akan bagaimana untuk memakai atau menjalankan sistem 2.1.3.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS Keuntungan DBMS adalah sebagai berikut; Kontrol terhadap pengulangan data Data konsisten Lebih banyak infromasi dari jumlah data yang sama Data dibagikan Meningkatkan integritas data Meningkatkan keamanan Mengurangi biaya Mempermudah pengoperasian data Memperbaiki pengaksesan data dan hasilnya Kerugian DBMS adalah sebagai berikut; Kompleksitas Ukuran data yang besar Biaya dari DBMS Tambahan biaya perangkat keras 2.1.4 Biaya keseluruhan Kinerja Dampak besar dari kesalahan Model Relasional Menurut Whitten, Bentley, and Dittman (2004, p525) Relational Database adalah mengimplementasikan data pada satu seri tabel dua dimensi yang “dihubungkan” satu dengan yang lain melalui foreign key. Setiap tabel (kadangkadang di sebut relation) terdiri dari kolom-kolom bernama/named coloum (yang adalah field atau atribut) dan sejumlah baris yang tidak dinamakan (yang terkait dengan record). Menurut Kenneth C. Laudon (2005,p317) Relational Database adalah mempresentasikan semua data dalam database sebagai tabel dua dimensi sederhana yang di sebut relasi. Tabel-tabel itu serupa dengan file biasa, namun informasi dalam lebih dari satu file bisa dengan mudah di ekstrak dan di kombinasikan. Kadang kala tabel-tabel ini bisa di anggap sebagai file. Menurut Connoly and Beg (2002,p71) Relational Database adalah berrdasarkan dalam konsep matematika dari sebuah hubungan, antara presentasikan fisikal sebagai sebuah tabel. Codd, sebuah pengujian matematikan, dipakai terminology pengambilan dari matematis, prinsip rangkaian teori and prediksi logik. Berikut struktural dalam relational model: • Relational Data Structure • Database Relations • Relational Keys • Relational Integrity Menurut Randall Weis and Tom Johnston dalam tulisannya yang berjudul (Managing Time in Relational Database, Part 1,Proquest Vol. 17, 2007) mengatakan Database relasional biasanya menyimpan data tentang keadaan saat ini, tentang bagaimana hal-hal yang terjadi sekarang. Update memang terjadi, tentu saja, tetapi ketika mereka melakukannya, mereka menimpa data yang telah ada. Dengan demikian, sejarah hilang. Kita tidak bisa mengatakan bagaimana halhal yang dulu. Untuk memberitahu bagaimana hal-hal yang dulu, serta bagaimana mereka sekarang mengharuskan kami memperkenalkan waktu ke database kami. 2.1.5 Entity-Relationship Modeling (E-R Modeling) Menurut Whitten, Bentley, and Dittman (2004, p525) Entity-Relationship Modeling adalah database yang mengimplementasikan data sebagai serangkaian tabel dua dimensi yang dihubungkan melalui foreign key.setiap tabel (kadangkadang di sebut relation) terdiri dari kolom-kolom bernama/named coloum (yang adalah field atau atribut) dan sejumlah baris yang tidak dinamakan (yang terkait dengan record). Menurut Connoly and Beg (2010,p372) Entity-Relationship Modeling adalah pendeketan top-down dalam perancangan database yang dimulai dengan mengidentifikasi data-data penting yang disebut entitas dan hubungan (relationship) antara data-data tersebut harus direpresentasikan dalam model. Berikut ini dijelaskan konsep dasar dari ER Modelling, yaitu: a. Tipe Entitas Type Entitas adalah sebuah kelompok dalam objek dengan properti yang sama, yang mana diidentifikasi oleh bisnis sebagai memiliki eksistensi independen. Konsep dasar dalam ER model adalah tipe entitas, tipe entity merepresentasikan kumpulan dari objek yang ada pada “dunia nyata” dengan property yang sama. Sebuah tipe entity mempunyai keberadaan independen dan biasa berbentuk objek dengan keberadaan fisik ataupun objek yang tidak nyata. Tipe entity dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe, antara lain: • Strong Entity Type, yaitu entitas mandiri yang keberadaannya tidak bergantung pada keberadaan entitas lain. Karakteristik dari strong entity adalah setiap entitas dapat diidentifikaskan dengan primary key dari tipe entitas tersebut. • Weak Entity Type, yaitu entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lainnya. Karakteristik dari weak entity adalah atribut yang terdapat pada entitas tersebut tidak dapat mengidentifikasikan tipe entitas itu secara unik. Pelanggan1 Lahan_Penyewaan Gambar 2. 1 Entity Relationship Modeling (Tipe Entitas) b. Tipe Hubungan Tipe Hubungan adalah sebuah sekumpulan asosiasi antara satu atau banyak jenis entity yang terdapat. Yang mana tipe hubungan ini diberi sebuah nama untuk mendeskripsikan fungsi itu. Setiap relationship type diberi nama sesuai dengan fungsinya. Relationship occurence ialah sebuah asosiasi yang dapat diidentifikasikan secara unik yang mencakup sebuah kejadian dari setiap tipe entitas, berikut tipe hubungan yaitu; • Degree of relationship Menyatakan jumlah entity yang berpatisipasi dalam relasi. Entitas dengan dua tingkat dinamakan binary, sedangkan entitas dengan tiga tingkat ternary, entitas dengan empat tingkat dinamakan quaternary. • Recursive relationship Merupakan tipe relasi dimana tipe entitas yang sama berpatisipasi lebih dari satu kali dalam peran yang berbeda. Relasi rekursif kadang disebut dengan unary. Gambar 2. 2 Entity Relationship Modeling (Tipe Hubungan) c. Atribut Atribut adalah sebuah bagian dalam entitas atau tipe hubungan. Atribut ini mempunyai nilai yang menggambarkan setiap entitas dan merepresentasikan bagian utama dari data yang akan disimpan dalam database. Setiap tipe entitas mempunyai satu set atribut. Tipe-tipe atribut tersebut yaitu: • Domain Attribute Merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang diperbolehkan satu atau lebih atribut. • Simple dan Composite Attribute Simple Attribute adalah atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal (single) yang keberadaannya berdiri sendiri. Atribut ini tidak dapat dipecah lagi menjadi atribut yang lebih kecil, biasanya disebut dengan atomic attribute. Composite Attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa komponen yang keberadaannya berdiri sendiri. Composite attribute dapat dipecah lagi menjadi komponen- komponen independent yang lebih kecil. • Single-Value dan Multi-Value Attribute Single-Value Attribute adalah atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian atau sebuah tipe entitas. Multi-Value Attribute adalah atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian atau sebuah tipe entitas. • Derived Attribute Derived Attribute adalah atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak harus berasal dari entitas yang sama. • Keys a. Candidate Key, merupakan sejumlah kecil atribut dari entitas yang mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas tersebut secara unik. b. Primary Key, merupakan candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas secara unik. c. Composite Key, merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. d. Foreign Key, merupakan sebuah atribut atau sekumpulan atribut pada suatu relasi yang sama dengan candidate key dari beberapa relasi lainnya. Gambar 2. 3 Entity Relationship Modeling (Atribut) d. Structural Constraints Constraints seharusnya mencerminkan batasan dari hubungan sebagai suatu tanggapan dalam dunia nyata. Berikut adalah tipe utama dari constraint; • Multiplicity Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin terjadi pada sebuah tipe entitas yang berhubungan ke sebuah kejadian dari tipe entitas lain pada suatu relasi. Tingkat relasi yang umum antar entitas adalah binary. Berikut ini adalah relasi binary yang sering terjadi: 1. Relasi one-to-one (1:1) yaitu relasi dimana setiap entitas yang ada hanya dapat mempunyai maksimal satu relasi dengan entitas yang lain. 2. Relasi one to many (1:*) yaitu relasi dimana setiap entitas yang ada dapat mempunyai satu relasi lebih dari satau relasi dengan entitas yang lain 3. Relasi many-to-many (*:*) yaitu relasi dimana setiap entitas dapat mempunyai lebih dari satu relasi dengan entitas lainnya. • Cardinality dan Participation Constraints Cardinality adalah nilai maksimum dari sebuah relasi occurrence yang mungkin terjadi untuk sebuah entitas yang ikut serta pada suatu relasi. Participation menentukan apakah semua atau hanya beberapa entitas yang ikut serta dalam sebuah relasi. Gambar 2. 4 Entity Relationship Modeling (Structural Constraints) 2.1.6 Data Definition Language (DDL) Menurut Whitten, Bentley, and Dittman (2004, p525) Data Definition Language adalah sebuah bahasa yang digunakan oleh DBMS untuk menentukan sebuah database atau melihat/view database. Digunakan oleh DBMS untuk menetapkan secara fisik tipe, record, field dan hubungan struktural. Selain itu, DDL menentukan view database. View tersebut membatasi bagian dari sebuah database yang dapat digunakan atau di akses oleh pengguna program yang berbeda. Menurut Connoly and Beg (2010,p92) Data Definition Language adalah sebuah bahasa itu mengizinkan DBA atau user untuk mendekripsikan dan nama entitas, atribut, dan syarat relationship untuk sebuah aplikasi, bersama dengan banyak asosiasi integrity dan security constraint. DDL telah digunakan untuk definisi skema atau untuk modifikasi antara satu yang ada. Menurut Eli Rohn dalam tulisannya yang berjudul (Generational analysis of tension and entropy in data structures: impact on automatic data integration and on the semantic web,Proquest 11 June 2010) Mengatakan Sebuah DDL menentukan bagaimana mengatur dan interkoneksi dari potongan dasar data yang terkait ke dalam struktur data yg bisa digunakan. Data Definition Languages (DDLs) terbagi dalam tiga jenis yaitu terstruktur, (misalnya, COBOL, SQL), semi-terstruktur (misalnya, halaman web, dokumen Word) dan tidak terstruktur (misalnya, gambar, suara). 2.1.7 Data Manipulation Language (DML) Menurut Whitten, Bentley, and Dittman (2004, p525) Data Manipulation Language adalah bahasa DBMS yang digunakan untuk membuat membaca, memperbarui, dan menghapus record-record pada sebuah database. Dan untuk menjelajahi di antara record-record dan tipe-tipe record yang berbeda. Menurut Connoly and Beg (2010,p92) Data Manipulation Language sebuah bahasa itu memberikan sebuah set dalam operasi untuk mensupport manipulasi basic data operasi dalam data diselenggarakan di database. Manipulasi data operasi biasa berisi yang mengikuti: • Insert sebuah data baru kedalam database. • Modifikasi sebuah data stored dalam database. • Perbaikan sebuah data terkandung dalam database.. 2.1.8 Siklus Hidup Basis Data (Database Lifecycle) Gambar 2.18 2. 5 Database Gambar DatabaseLifecycle Lifecycle Tabel 1 : 2.1.8 Database Lifecycle Stage Main activities Database planning Merencanakan bagaimana urutan di dalam siklus hidup dapat di realisasikan dengan sangat efektif dan efisien . System definition Menspesifikkan lingkungan dan batas di dalam aplikasi database, user itu dan area aplikasi. Requirements Kumpulan dan analisa akan kebutuhan dari user dan area collection and analysis aplikasi. Database design Konsepsual, logikal, fisikal desain dari database. DBMS selection Menseleksi DBMS yang sesuai untuk database aplikasi. (optional) Application design Mendesain sebuah user interface dan program aplikasi pakai dan proses di database. Prototyping (optional) Membangun sebuah model perkerjaan dari aplikasi database, mengizinkan antara desainer atau user untuk visualisasi dan evaluasi bagaimana sistem akhir akan terlihat dan fungsional. Implementation Membuat eksternal, konsepsual, dan internal definisi database dan program aplikasi. Data conversion and Menunggu data dari sistem lama ke sistem baru. loading Testing Aplikasi database telah di uji untuk kesalahan dan validasi terhadap spesikasi kebutuhan dari user. Operational maintance Aplikasi database telah di implementasi penuh. Sistem telah di pantau dan perbaiki secara berlanjut. Bila seperlunya, kebutuhan baru akan tergabung ke dalam aplikasi database melewati urutan terdahulu dalam siklus hidup. 2.1.8.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning) Menurut Connoly and Beg (2010,p313) Database Planning adalah aktivitas manajemen yang mengizinkan urutan dalam aplikasi database untuk di realisasikan dengan efektif dan efektif secara mungkin. Database planning harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi IS dalam organisasi. Terdapat tiga pokok isu yang terlibat dalam formulasi strategi IS, antara lain: • Identifikasi rencana dan tujuan dalam bisnis dengan penentuan selanjutnya dari informasi kebutuhan sistem. • Evaluasi aliran dalam sistem informasi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada. • Penilaian dari keuntungan IT mungkin itu memberikan keuntungan kompetitif. 2.1.8.2 Definisi Sistem (System Definition) Menurut Connoly and Beg (2010,p316) Definisi Sistem adalah mendeskripsikan jangkauan dan jarak dalam aplikasi database dan mayor user view. Pertama kali identifikasi jarak dari sistem itu dapat di di pertanyakan dan bagaimana anatarmuka itu dengan bagian lain dalam sistem informasi organisasi. Yang terpenting jarak antara sistem tidak hanya alur user dan area aplikasi, tapi juga masa depan user dan aplikasi. menurut Fitriyani dalam tulisannya yang berjudul (PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG, Mikroskil Vol. 13, oktober 2012) mengatakan Pengertian Sistem adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya bekerja bersama sama sesuai dengan aturan yang diterapkan sehingga membentuk suatu tujuan yang sama. dimana dalam sebuah sistem bila terjadi satu bagian saja yang tidak bekerja atau rusak maka suatu tujuan bisa terjadi kesalahan hasilnya atau outputnya. 2.1.8.2.1 User View Menurut Connoly and Beg (2010,p316) User Views adalah definisi apa yang diharuskan dalam aplikasi database dari perspektif yang partikular tugas perkerjaan (seperti Manager atau Supervisor) atau area aplikasi bisnis (seperti Marketing, personnel, atau stock control). Sebuah aplikasi database mungkin mempunyai satu atau banyak user views. Mengidentifikasi user views adalah aspek yang terpenting dalam membangun sebuah aplikasi database karena membantu untuk memastikan tidak ada mayor user dalam database yang terlupakan bila membangun kebutuhan untuk aplikasi baru. User view 6 (enam) User view 1 (satu) User view 5 (lima) User view 2 (dua) User view 4 (empat) User view 3 (tiga) Database Database Aplication Gambar 2. 6 User View 2.1.8.3 Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan (Requirement Collection and Analysis) Menurut Connoly and Beg (2010,p316) Requirement Collection and Analysis adalah proses dari pengumpulan dan menganalisa informasi tentang bagian yang ada di di organisasi itu untuk di jadikan pendukung dari aplikasi database, dan mendukung informasi tersebut untuk identifikasi kebutuhan user dengan sistem baru. Urutan yang melibatkan pengumpulan dan analisa dari informasi tentang bagian dari bisnis untuk bisa melayani dari database. Beberapa teknik atau cara mendapatkan informasi adalah dengan teknik fact finding. Fact finding adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikas kebutuhan. Informasi yang dikumpulkan mencakup: 1. Deskripsi tentang data yang digunakan. 2. Keterangan secara lengkap bagaimana data tersebut digunakan. 3. Kebutuhan tambahan lainnya untuk aplikasi data yang baru. Terdapat lima teknik fact finding yang umum digunakan: • Pengkajian terhadap dokumentasi Pengumpulan data yang diperlukan dan dibutuhkan untuk menggali informasi dari berbagai sumber baik itu berbagai tulisan, artikel, buku, dan sebagainya. Sumber ini akan di gunakan sebagai pembantu atau jembatan dari pembahasan maupun penyusunan dari skripsi yang di buat. • Wawancara Merupakan sebuah pengumpulan data yang diperlukan dengan melakukan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih yang biasanya dilakukan oleh pewancara dengan narasumber. Narasumber merupakan objek atau orang yang paham dan mengetahui akan sebuah informasi yang di berikan sedangkan pewancara memberikan atau mengajukan beberapa pertanyaan guna mendapatkan sebuah data. • Observasi Cara-cara yang dilakukan untuk menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai kebiasaan dan mengamati langsung objek yang akan di analisa. • Penelitian Penelitian merupakan penyelidikan suatu masalah secara sistematis, kritis, ilmiah, dan lebih formal. Penelitian bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi. • Kuesioner Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. 2.1.8.3.1 Pendekatan Centralize (Centralized Approach) Menurut Connoly and Beg (2010,p318) Centralized Appoarch adalah kebutuhan untuk setiap pengguna digabungkan ke dalam sebuah single set dari kebutuhan untuk aplikasi database baru. Biasanya, pendekatan ini lebih disukai bila secara signifikan saling melingkupi dalam kebutuhan untuk setiap pengguna dan aplikasi database tidak terlalu komplex. 2.1.8.3.2 Pendekatan Integrasi View (View Integration Approach) Menurut Connoly and Beg (2010,p318) View Integration Approach adalah kebutuhan untuk setiap pengguna dipakai untuk membangun sebuah model data terpisah untuk menunjukan pengguna itu. Menghasilkan model data yang di gabung nantinya dalam urutan database desain. Biasanya pendekatan ini lebih disukai bila secara signifikan perbedaan antara pengguna dan aplikasi database telah cukup komplex untuk membenarkan pemisah kerja ke dalam banyak bagian dikelola. 2.1.8.4 Perancangan Basis Data (Database Design) Menurut Connoly and Beg (2010,p320) Database Design adalah proses perancangan sebuah desain database yang akan membantu operasional bisnis dan target tujuannya. 2.1.8.4.1 Pendekatan Desain Database Pendekatan yang biasa digunakan adalah top-down, bottom-up, inside-out, dan mixed. Pada pendekatan bottom-up, terdapat tiga tahap dalam aktivitas perancangan, meliputi conceptual design, logical design, dan physical design. 2.1.8.4.2 Pemodelan Data Ada dua tujuan utama dari Pemodelan Data adalah untuk membantu mengerti dari pemikiran (semantik) dalam data dan untuk komunikasi fasilitas tentang kebutuhan infromasi. Membangun model data kebutuhan menjawab pertanyaan tentang entitas, relasi, dan atribut. Sebuah data model membuat itu mudah untuk mengerti pemikiran dari data, ada tiga model data untuk mengerti. a. Setiap user perspektif dalam data. b. Data yang asli itu sendiri, representasi physical. c. Data di pakai diseluruh pengguna. Kriteria untuk model data: independen dalam Tabel 2 : 2.1.8.4.2 Pemodelan Data Structural validity Konsisten dengan alur definisi bisnis dan informasi organisasi. Simplicity Mempermudah dalam mengerti dari IS profesional dan nonteknikal user. Expressibility Kemampuan untuk membedakan antara data, antar hubungan data, dan konstain. Nonredudancy Shareability Extensibility Integrity Diagrammatic represnetasion Pengertian luar infomasi; dalam partikular, representasi dalam satu potongan lebih dari informasi pasti. 2.1.8.4.3 F Tidak spesifik untuk banyak aplikasi partikular atau a teknologi dan demikian banyak digunakan s Kemampuan untuk berkembang untuk kebutuhan baru e dengan minimal efek dengan user yang ada. Konsisten dengan alur bisnis dan mengatur informasi. D Kemampuan untuk tampilan sebuah pemakaian model yang e memudahkan pengertian diagrammatic notation. s ain Database Menurut Connoly and Beg (2010,p320) Desain Database mempunyai 3 fase utama, yaitu konsepsual, logikal, fisikal desain. I. Perancangan Database Konseptual Menurut Connoly and Beg (2010,p467-p469) Database Konseptual adalah proses membangun model dari data yang digunakan dalam sebuah perusahaan dan tidak tergantung pada pertimbangan fisik. Menurut Connoly desain database konsepsual secara garis besar perancangan ini terdiri dari 9 tahapan, yaitu: a. Langkah pertama : Membuat local conceptual data model untuk setiap pandangan yang spesifik 1. Mengidentifikasi beberapa tipe entitas 2. Mengidentifikasi beberapa tipe hubungan 3. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan beberapa tipe entitas dan hubungan 4. Menentukan beberapa domain atribut 5. Menentukan candidate key dan primary key tiap entitas 6. Mempertimbangkan penggunaan konsep-konsep pemodelan yang disempurnakan (optional step) 7. Memeriksa model untuk redudansi 8. Memvalidasi model konseptual terhadap transaksi pengguna 9. Meninjau kembali model data konseptual dengan pengguna II. Perancangan Database Logikal Menurut Connoly and Beg (2010,p467-p469) Database Logikal adalah proses membangun model dari informasi yang digunakan dalam perusahan berdasarkan model data spesifik, dan terbebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini berupa sebuah kamus data yang berisi semua atribut beserta key-nya (primary key, alternate key, dan foreign key) dan Entity Relational Diagram (ERD). Pemodelan logikal dapat disampaikan secara khusus, meliputi b. Langkah kedua : membuat dan memvalidasi local logical data model untuk setiap pandangan 1. Menghilangkan features yang tidak compatible dengan model relasional (optional step) 2. Memperoleh relasi untuk local logical data model 3. Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi 4. Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna 5. Mendefinisikan Integrity Constraints 6. Melihat kembali local logical data model dengan pengguna pengguna 6.1 Menggabungkan local logical data model menjadi global model 6.2 Memvalidasi global logical data model 6.3 Melihat kembali global logical data model dengan pengguna 7. Mengecek pertumbuhan yang akan datang. III. Perancangan Database Fisikal Menurut Connoly and Beg (2010,p467-p469) Database Logikal adalah proses pembuatan deskripsi dari implementasi database pada penyimpanan sekunder yang menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan setiap integrity constraint yang saling berhubungan dan juga pengukuran keamanan (security). Tujuan utama untuk relasional model ini meliputi: 1. Membuat tabel relasional dan constraint pada tabel tersebut dan informasi yang didapatkan dalam model data logikal. 2. Mengidentifikasi struktur penyimpanan tertentu dan metode akses terhadap data untuk mencapai performa optimal dari sistem database. 3. Merancang proteksi keamanan untuk sistem. c. Langkah ketiga : Menterjemahkan global logical data model untuk target DBMS 1. Merancang basis relasional 2. Merancang representasi dari data yang diperoleh 3. Merancang general constraints d. Langkah keempat : Merancang representasi fisikal 1. Menganalisis transaksi 2. Memilih file organisasi 3. Memilih indeks 4. Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan e. Langkah kelima : Merancang pandangan pengguna f. Langkah keenam : Merancang keamanan g. Langkah ketujuh : Mempertimbangkan pengenalan dan redudansi control. h. Langkah kedelapan : Memonitor dan memasang sistem operasi. 2.1.8.5 Pemilihan DBMS (DBMS Selection) Menurut Connolly (2010,p325) DBMS Selection adalah pemilihan DBMS dilakukan untuk memilih sebuah DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi database. Pada tahap ini dilakukan pemilihan DBMS yang cocok untuk mendukung aplikasi database. Pemilihan DBMS dapat dilakukan kapanpun sebelum menuju perancangan logikal, asalkan terdapat cukup informasi mengenai kebutuhan sistem. Beberapa langkah-langkah tahapan utama dalam memilih DBMS adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan syarat-syarat sebagai referensi. 2. Daftar singkat dua atau tiga produk. 3. Evaluasi produk. 4. Merekomendasikan pilihan dan memproduksi laporan. 2.1.8.6 Perancangan Aplikasi (Application Design) Menurut Connolly (2010,p329) Application Design adalah perancangan antar muka pengguna dan aplikasi program yang akan dipakai dan memproses database. 2.1.8.6.1 Transaction Design Menurut Connolly (2002, p288) Transaction Design adalah suatu aksi, atau rangkaian aksi yang dilakukan oleh pengguna atau program aplikasi, antara mengakses atau mengubah isi yang ada di database. Terdapat tiga tipe utama transaksi, yaitu: • Retrieval Transaction, digunakan untuk pemanggilan data untuk ditampilkan di layar atau menghasilkan suatu laporan. Contohnya tampilan detil data property (data ditampilkan dalam bentuk angka). • Update Transaction, digunakan untuk menambahkan baris baru, menghapus baris lama, atau memodifikasi baris yang sudah ada di dalam database. Contohnya operasi untuk memasukkan detik data property baru ke dalam database. • Mixed Transaction, meliputi pemanggilan dan perubahan data. Contohnya operasi untuk mencari detil data property, menampilkannya dan kemudian meng-update nilainya. Tujuan dari desain transaksi adalah untuk mendefinisikan dan dokumen penting berkarakter dalam kebutuhan transkasaksi di database, yang termasuk: • Data yang akan digunakan oleh transaksi. • Karakteristik fungsional dari suatu transaksi. • Output transaksi. • Keuntungannya bagi pengguna. • Tingkat kegunaan yang diharapkan. 2.1.8.6.2 User Interface Design Guildnes Penggunaan pedoman untuk ikut bila membangun form atau report adalah sebagai berikut: • Meaningful title • Comprehensible instructions • Logical grouping and sequencing of fields • Visually appealing layout of the form/report • Familiar field labels • Consistent terminology and abbreviations • Consistent use of color • Visible space and boundaries for data-entry fields • convenient cursor movement • Error correction for individual characters and entire fields 2.1.8.7 • Error messages for unacceptable values • Optional fields marked clearly • Explanatory messages for fields • Completion signal Prototipe (Prototyping) Menurut Connolly (2010,p333) Prototyping adalah membangun sebuah model perkerjaan dari aplikasi database. Umumnya sebuah prototype model kerja tersebut akan memungkinkan perancang atau pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana bentuk dan fungsionalitas sistem akhir. Tujuan utama dalam pengembangan prototype pada aplikasi Database adalah untuk memungkinkan pengguna menggunakan prototype dan mengidentifikasi fitur-fitur sistem, baik yang bekerja dengan baik maupun yang kurang baik, memungkinkan pengguna untuk dapat mengusulkan perkembangan perbaikan-perbaikan dan penambahan beberapa fitur baru untuk aplikasi database, serta evaluasi kemungkinan yang terjadi dari perancangan sistem khusus. Terdapat dua strategi prototyping yang biasa digunakan, yaitu: 1. Requirement prototyping, digunakan untuk menentukan kebutuhan suatu aplikasi database yang diusulkan dan ketika kebutuhan terhadap suatu aplikasi database tidak lengkap, maka prototype tersebut tidak digunakan lagi. 2. Evolutionary prototyping, digunakan untuk tujuan yang sama, perbedaannya adalah bahwa prototype tidak dibuang tetapi dengan pengembangan lebih lanjut, prototype tersebut bekerja sama dengan aplikasi database. 2.1.8.8 Implementasi (Implementation) Menurut Connolly (2010,p333), Implementation adalah realisasi fisik dari database dan desain aplikasi. Implementasi database dapat dicapai dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih. Pernyataan DDL digunakan untuk membuat struktur database dan arsip database kosong. 2.1.8.9 Konversi dan Pemuatan Data (Data Conversion and Loading) Menurut Connolly (2010,p3334) Data Conversion and Loading adalah proses pemindahan beberapa data yang sudah ada ke dalam database baru dan mengubah aplikasi yang sudah ada untuk dapat dijalankan pada database yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem database baru menggantikan sistem yang lama. 2.1.8.10 Pengujian (Testing) Menurut Connolly (2010,p334) Testing adalah suatu proses mengeksekusi program aplikasi dengan maksud untuk menemukan kesalahan. Beberapa keuntungan melakukan testing: • Menemukan error program aplikasi dan mungkin juga error struktur database. • Testing mendemonstrasikan aplikasi dapat berjalan bahwa sesuai database dengan dan program kebutuhan dan spesifikasi yang diingingkan. 2.1.8.11 Pemeliharaan Operasional (Operational Maintenance) Menurut Connolly (2010,p335), Operational Maintenance adalah sebuah proses pemantauan dan pemeliharaan terhadap sistem setelah diinstalasi. Pada tahap sebelumnya, aplikasi database telah diimplementasikan dan diuji. Setelah itu, sistem dapat memasuki tahap perawatan, yang melibatkan aktivitas sebagai berikut: • Memantau hasil dari sistem. Jika hasil masih kurang dari harapan yang diterima, maka perbaikan database akan dibutuhkan. • Memelihara dan melakukan upgrade pada aplikasi database (jika dibutuhkan). Memasukkan kebutuhan baru ke dalam aplikasi database dapat dilakukan melalui tahap dari daur hidup terlebih dahulu. 2.1.9 Data Flow Diagram DFD merupakan diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas. DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan sistem yang sedang berjalan logis. DFD didesain untuk menunjukkan sebuah sistem yang terbagi-bagi menjadi berbagai bagian sub-sistem yang lebih kecil, yang kemudian dikembangkan agar dapat melihat lebih rinci sehingga model-model yang terdapat di dalamnya dapat terlihat. 2.1.10 Normalization (Normalisasi) Menurut Connolly (2010,p415), Normalisasi adalah sebuah tehnik untuk menghasilkan set dari hubungan dengan properti yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan data dari sebuah perusahaan. 2.1.10.1 Tahapan Normalisasi Menurut Connolly (2010 p430-461), tahap-tahap proses normalisasi adalah sebagai berikut: 1. UNF (Unnormalized form) Sebuah tabel yang menampung satu atau lebih perulangan dalam grup. Tahap ini merupakan proses memasukkan data dari sumber, yang dimasukkan dalam baris dan kolom. 2. 1NF (First Normal Form) Sebuah hubungan dimana setiap pembagian dari setiap baris dan kolom hanya berisi satu dan hanya satu nilai. 3. 2NF (Secondary Normal Form) Sebuah hubungan dari tahap 1NF dan setiap non-primary-key tidak memiliki ketergantungan parsial. 4. 3NF (Third Normal Form) Sebuah hubungan yang terdapat dalam 1NF dan 2NF, dan dimana yang tidak memiliki primary key adalah bergantung secara transitif dalam primary key. 5. BCNF (Boyce-Codd Normal Form) Sebuah hubungan dengan BCNF, jika dan hanya jika setiap keputusan adalah candidate key. 6. 4NF (Forth Normal Form) Sebuah hubungan yang ada dalam BCNF dan tidak menampung notrivial multi-valued dependency. 7. 5NF (Fifth Normal Form) Sebuah hubungan yang sama sekali tidak memiliki join dependency. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pembayaran Menurut Yunirman Rijan (2009:36), Pembayaran dalam arti sempit adalah pelunasan hutang oleh debitur kepada kreditur yang bisa dilakukan dalam bentuk yang maupun barang. Pembayaran yang sudah dilaksanakan biasanya disertai bukti atau tanda bukti pembayaran. Bukti pembayaran tersebut dapat berupa kuitansi atau bukti pembayaran dari bank bila transaksi tersebut terjadi di bank. Tujuan dari bentuk pembayaran itu adalah sebagai alat bukti di kemudian hari apabila terjadi penyangkalan dari kedua belah pihak. Pembayaran dalam arti luas dapat dikatakan sebagai pemenuhan suatu prestasi. Hal ini berlaku bagi pihak yang menyerahkan uang sebagai harga pembayaran, maupun bagi pihak yang menyerahkan benda sebagai barang sebagaimana yang diperjanjikan. Dalam perjanjian jual beli, pembayaran diartikan sebagai penyerahan uang bagi pihak yang satu (pembeli) dan penyerahan barang bagi pihak lainnya (penjual). 2.2.1.1 Tipe-tipe pembayaran 1. Pembayaran Tunai adalah cash payments; cash disbursements merupakan pembayaran yang dilakukan pada saat transaksi terjadi. 2. Kas adalah cash adalah uang kartal yang tersedia bagi suatu usaha terdiri atas uang kertas bank dan uang logam. Kas merupakan alat pembayaran yang sah; dalam perusahaan bukan Bank, cek, wesel, dan surat berharga lain yang dapat segera dijadikan uang diperhitungkan juga sebagai kas. 3. Pembayaran Debit adalah pembayaran yang dilakukan secara eletronik yang diterbitkan oleh Bank. Pembayaran ini dapat berfungsi sebagai pengganti pembayaran dengan uang kas. 4. Pembayaran Kredit adalah pembayaran yang dilakukan secara bertahap dengan angsuran angsuran tertentu sampai pada tahap hasil pelunasan atau penyelesaian transaksi. 2.2.2 Web Web didefinisikan sebagai sistem interkoneksi komputer-komputer internet (disebut server) yang mendukung dokumen-dokumen berformat multimedia (William dan Sawyer, 2007, p17) Menurut Erikson Damanik dalam tulisannya yang berjudul (PENGEMBANGAN APLIKASI RESERVASI KAMAR HOTEL BERBASIS WEB, Mikroskil Vol. 12, oktober 2011) Mengatakan Web merupakan sumber daya internet yang sangat popular dan dapat digunakan untuk memperoleh informasi atau bahkan melakukan transaksi pembelian barang. 2.2.2.1 Perancangan Web Terdapat delapan aturan emas dalam merancang sebuah user interface menurut (Scheneiderman, 1998) yaitu : 1. Konsisten Konsisten dalam kesamaan terminology dalam membuat menu, tampilan, font, dan help screen. Selain itu, konsisten dalam warna, kapitalitas, dan tampilan juga merupakan hal yang penting. 2. Memungkinkan shortcut pengguna untuk menggunakan Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro. 3. Memberikan umpan balik yang informatif Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan sederhana, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir Bertujuan untuk membuat user merasa yakin dan tenang dalam melakukan suatu tindakan dengan memberikan gambaran hasil akhir dari suatu pilihan, serta memberikan banyak option kepada user sehingga bisa ikut mempengaruhi hasil akhir. 5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana Sedapat mungkin sitem dirancang sehingga pengguna tidak datap melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. 6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan. 7. Mendukung tempat pengendalian internal (internal locus of control) Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem, dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna dari pada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol penggina. Sebaiknya sistem dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Manusia tidak dapat mengingat banyak info pada suatu waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, suatu website harus dibuat sesederhana mungkin sehingga tidak membuat user bingung karena terlalu banyak info yang harus diingat. 2.2.3 PHP Menurut Atkinson dan Suraski (2004, p10), PHP merupakan fitur standar yang ditawarkan oleh kebanyakan perusahaan web hosting. PHP digunakan sebagai alternative karena lebih cepat dalam pengkodean dan lebih cepat untuk dieksekusi. PHP code dapat dijalankan pada berbagai macam web server dan sistem iperasi. PHP dapat dijalankan pada UNIX, Windows dan Machintosh OS X. PHP di desain untuk terintegrasi dengan Apache Web Server. PHP dapat dimodifikasi karena PHP didesain untuk memungkinkan adanya penambahan fungsi di masa yang akan datang. Menurut Peranginangin (2006, p2), PHP singakatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML. PHP merupakan piranti lunak Open Source yang memungkinkan web dapat dibuat dinamis. Sehingga perawatan dari situs web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. Menurut Gunawan, Suwandi Halim dalam tulisannya yang berjudul (PEMANFAATAN HIPHOP FOR PHP PADA WEB SERVER, Mikroskil Vol. 12, 2011) mengatakan PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasil dari pemrosesan tersebut yang nantinya akan dikirimkan ke klien tempat pemakai menggunakan browser. Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis. Artinya, PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk memprogram situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakai lain. 2.2.4 Asynchronous JavaScript and XML (Ajax) Ajax merupakan singkatan dari Asynchronous JavaScript and XML yang memiliki pengertian sebuah teknologi berbasis client-side yang menggunakan 2 (dua)komponen utama, yakni Javascript dan XML. Penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan kinerja suatu aplikasi web karena Ajax hanya mempertukarkan data antara client dan server bukan suatu halaman web secara keseluruhan. Kelebihan Ajax adalah objek XML HTTP Request karena dengan menggunakan objek javascript ini, maka request data ke server dapat dilakukan tanpa mengirimkan keseluruhan halaman. 2.2.5 Internet Internet adalah jaringan yang menghubungkan secara bersamasama jaringan computer yang berada di seluruh dunia (Eaglestone dan Ridley, 2001, p20) Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan computer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan computer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya. Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan ini digunakan protocol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu computer ke computer lain. TCP/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternative jika suatu rute tidak dapat digunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data. Dengan memanfaatkan internet, pemakaian computer di seluruh dunia dimungkinkan untuk saling berkomunikasi dan pemakaian bersama informasi dengan cara saling kirim e-mail, menghubungkan ke computer lain, mengirim dan menerima file, membahas topik tertentu pada newsgroup dan lain-lain. 2.2.6 MySQL Menurut Stendy B. Sakur(2005,p59), MySQL merupakan salah satu sistem database yang sangat handal karena menggunakan sistem SQL. Pada awalnya SQL berfungsi sebagai bahasa penghubung antara program database dengan bahasa pemrograman yang kita gunakan. Dengan adanya SQL maka para pemrogram jaringan dan aplikasi tidak mengalami kesulitan sama sekali di dalam menghubungkan aplikasi yang mereka buat. Setelah itu SQL dikembangkan lagi menjadi sistem database dengan munculnya MySQL. MySQL merupakan database yang sangat cepat, beberapa user dapat menggunakan secara bersamaan, dan lebih lengkap dari SQL. MySQL merupakan salah satu software gratis yang dapat di-download melalui situsnya. MySQL merupakan sistem manajemen database, relasional sistem database dan software open source. Kalau SQL biasa kita sebut dengan SEQUEL karena pembuatnya menyebutkan MySQL adalah “My Ess Que Ell”. MySQL merupakan open source SQL database yang sangat popular yang disediakan oleh MYSQL AB. MySQL AB merupakan perusahaan komersial yang berdiri untuk memberikan pelayanan seputar MySQL database. MySQL AB berasal dari perusahaan Swedia yang menjalankan aplikasi dasar MySQL dan merupakan developer utamanya. 2.3 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Kerangka pikir pemecahan masalah dengan menggunakan dasar pemikiran pada setiap penjelasan langkah-langkah yang akan dijabarkan pada penelitian ini atau menggambarkan langkah-langkah yang akan dikerjakan pada penelitian. Pada bab 1 telah dijelaskan setiap step-step yang akan dilakukan, guna dari penelitian ini ialah untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, serta mendapatkan solusi yang didapatkan. Maka pada kerangka pikir pemecahan masalah ini akan menjelaskan dasar atas langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mendapatkan sebuah solusi dari setiap masalah. Data yang diperoleh akan dihubungkan dengan refrensi dan teori yang digunakan hingga adanya solusi. Untuk mendapatkan langkah yang tepat untuk memecahkan masalah. Tentunya akan dilihat dari masalah yang terjadi, berikut ini adalah identifikasi masalah yang terjadi. Tabel 3 : 2.3 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah 1 Kriteria Masalah Database Database yang sudah ada belom Akibat Kurangnya performa yang berkerja dengan maksimal. didapatkan pada database yang ada. 2 Berkas- Berkas berkas manual untuk Kurang bergunanya database berkas penyimpanan masih banyak yang sudah ada dan susahnya dilakukan dalam perusahaan. pencarian akan data yang dibutuhkan dikarenakan pencarian kertas-kertas yang disimpan. 3 Integrasi Integrasi database masih Data yang dimiliki oleh database berhubungan dengan database pusat. perusahaan hanya disimpan oleh pusat yang menyebabkan kurangnya data pada perusahaan sendiri sehingga setiap data yang ingin diambil harus melalui database yang ada di pusat.. 4. Bisnis Efisiensi pada bisnis yang berjalan Adanya keterlibatan kurang maksimal. konsumen yang terlalu jauh pada sistem dalam perusahaan. 5. Efisiensi Terlalu banyak waktu yang terbuang Kurangnnya performa yang karena pengolahan data yang kurang maksimal pada perusahaan. efektif. 6. Aplikasi Banyaknya kesalah pahaman antara Proses yang terlalu memakan Bagian Komersil dengan pelanggan waktu lama serta banyaknya pada aplikasi yang berjalan sekarang. kesalahpahaman antara pihak perusahaan dengan pelanggan. Gambar 1 : 2.3 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah