universitas indonesia analisis akuntansi atas piutang usaha dan

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS AKUNTANSI ATAS PIUTANG USAHA DAN
PENDAPATAN PT.RVP
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi
RINDA VEMBISAM PUTRI
1106137892
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
DESEMBER 2013
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS AKUNTANSI ATAS PIUTANG USAHA DAN
PENDAPATAN PT.RVP
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi
RINDA VEMBISAM PUTRI
1106137892
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
DESEMBER 2013
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan magang ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama Mahasiswa
: Rinda Vembisam Putri
NPM
: 1106137892
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 20 Desember 2013
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Magang ini diajukan oleh :
Nama
: Rinda Vembisam Putri
NPM
: 1106137892
Program strudi
: S1 Ekstensi - Akuntansi
Judul Laporan
:
Indonesia
: Analisis Akuntansi atas Piutang Usaha dan Pendapatan
PT. RVP
Inggris
: Accounting Analysis of Accounts Receivable and
Revenues at PT. RVP
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Ekstensi akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
: Kurnia Irwansyah Rais S.E., M.Ak.
Penguji :
(
Penguji :
(
(
)
)
)
Ditetapkan di : Depok, Jawa Barat
Tanggal
: 20 Desember 2013
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
KATA PENGANTAR
Melalui halaman ini, penulis ingin mengekspresikan puji syukur, apresiasi,
penghargaan, dan rasa terima kasih bagi pihak yang telah memberikan bimbingan,
dukungan, dan kontribusi dalam berbagai bentuk sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan magang ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kehidupan penulis hingga mencapai titik ini, tidak akan sama tanpa kehadiran
pihak-pihak berikut ini ;
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kuasa dan ridho-nya lah saya dapat
menyelesaikan laporan magang ini dengan baik dan dalam keadaan baik.
Terima kasih untuk selalu bisa membuat saya terbangun lagi disaat saya
merasa jatuh.
2. Orang tua yang amat sangat saya cintai, Samino Amirul Mukmin dan Sri
Harini. Untuk perhatian, kasih sayang dan dukungan yang tidak pernah
habis dan tidak kenal lelah. Kalian adalah salah satu motivasi saya untuk
dapat menyelesaikan studi di program ekstensi ini. I love you both.
3. Bapak Kurnia Irwansyah, selaku dosen pembimbing yang banyak
membantu penulis dalam penyusunan laporan magang ini. Terimakasih
untuk kritik dan saran yang membangun, kesabaran, dan segala ilmu yang
telah diberikan.
4. Ruth Daniella dan Ni Wayan Ilmyaningsih teman senasib seperjuangan.
Thankyouuu hura-huranya setiap selesai bimbingan. Jadi balance deh
stress sama seneng-senengnya. Kita harus lulus bareng semester ini ya
guys.
5. Ajeng Harna Tyastri, Isni Asysyifa’ul Khusna, Vidyatami Ayuningtyas,
Bernadeta Bondan walaupun kalian udah ninggalin gue lulus duluan, tapi
nama kalian tetep ada disini. Thankyouu buat suka dukanya selama kuliah
di ekstensi FEUI Salemba.
6. Dan tante-tante yang lain Imas Oktarini, Gety Shesa Pratiwi, Okymiranda
Satriandri walaupun kita ngga berjuang bareng-bareng tapi doa dan tujuan
kita sama, lulus semester ini. Semangaaat.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
7. Alesha Innara, ponakan tante yang paling tantiik. Makasi yaah udah mau
jadi hiburan tante ditengah kesetresan bikin laporan. Love youu.
8. Teman-teman mahasiwa FEUI berbagai angkatan dan jurusan. Saya
yakin di masa depan kita semua akan sukses dan akan menjadi orang yang
membanggakan.
8. Terimakasih juga untuk seluruh staff PT. RVP yang telah membantu
dalam penyusunan laporan magang ini. Terutama si bapak supervisor yang
paling baik Pak Arief, dan senior accounting yang mau digangguin terus
Mas Anung.
9. Dosen, Staff Pengajar, Asisten Dosen, dan segenap Staff FEUI,
terimakasih untuk ilmu, bimbingan, dan bantuannya selama perkuliahan di
FEUI.
10. Semua pihak yang belum disebutkan dalam kata pengantar ini, yang telah
berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung, atas
pencapaiannya penulis akan segera sarjana. Terimakasih!
Tak lupa Juga untuk segenap keluarga besar dan kerabat yang senantiasa
memotivasi saya dengan pertanyaan “kapan lulus?”, Terima Kasih.
Akhir kata, penulis berharap laporan magang ini dapat bermanfaat bagi pihak
yang membaca sebagai bahan informasi dan sumber ilmu pengetahuan. Penulis
juga menyadari dalam laporan magang ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mohon maaf dan membuka diri untuk saran dan kritik yang
membangun dan meningkatkan laporan magang ini.
Depok, 20 Desember2013
Penulis
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademis Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama
: Rinda Vembisam Putri
NPM
: 1106137892
Program studi : S1 Ekstensi
Departemen
: Akuntansi
Fakultas
: Ekonomi
Jenis Karya
: Laporan Magang
Demi pembangunan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Analisis Akuntansi atas Piutang Usaha dan Pendapatan PT. RVP
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif
ini
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagi penulis/pencipta dan sebagi pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 20 Desember 2013
yang menyatakan
( Rinda Vembisam Putri )
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
ABSTRAK
Nama
: Rinda Vembisam Putri
Program studi : Ekstensi Akuntansi
Judul
: Analisis Akuntansi Atas Piutang Usaha dan Pendapatan
PT. RVP
Laporan magang ini bertujuan menganalisis perlakuan akuntansi terkait piutang
usaha dan pendapatan utama pada PT. RVP, yaitu sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang penjualan dan penyewaan mesin fotokopi. Dalam laporan ini
dapat disimpulkan bahwa prosedur penyetujuan kredit PT. RVP sudah berjalan
dengan baik, penagihan piutang PT. RVP juga semakin baik dari tahun 2011-2012
yang dilihat dari average collections period, metode penyisihan piutang tak
tertagih yang digunakan sudah cukup efektif dan prosedur penghapusan piutang
yang telah memiliki pengendalian internal yang memadai. Saran yang diberikan
oleh penulis kepada PT. RVP adalah terkait metode penyisihan piutang tak
tertagih yang sebaiknya menggunakan persentase piutang, perlunya meningkatkan
upaya penagihan piutang untuk mempercepat A/R Collection Days dan
memberikan peraturan yang lebih tegas kepada para pelanggan terkait transfer
pembayaran.
Kata kunci :
Piutang Usaha, Pendapatan, Pencatatan Akuntansi
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
ABSTRACT
Name
: Rinda Vembisam Putri
Study Program
: Extension of Accounting
Title
: Accounting Analysis of Accounts Receivables and
Revenues at PT. RVP
This internship report aims to analyze the accounting treatment related revenue
and accounts receivable at PT. RVP, which is a company that has main business
in selling and leasing photocopy machines. In this report it can be concluded that
the credit approval procedure PT. RVP has been going well, collection of
accounts receivable PT. RVP is also better from 2011 to 2012 that seen from
average collections period, method of allowance for doubtful accounts that is
used is quite effective and procedures of receivables write-off have adequate
internal controls. Advice given by the author to PT. RVP is associated method of
allowance for doubtful accounts receivable should use percentages, the need to
increase efforts to speed up the collection of accounts receivables and make a
firmer regulations to customers related to the transfer payment.
Keywords :
Accounts Receivables, Revenue, Accounting Records
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................. vii
ABSTRACT .............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang ......................................... 1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang ...................................................... 1
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang ................................... 2
1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang ................................................................. 3
1.5 Latar Belakang Tema ............................................................................... 3
1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ............................................. 4
1.7 Tujuan Penulisan Laporan Magang .......................................................... 4
1.8 Sistematika Penulisan Laporan Magang ................................................... 4
BAB 2 LANDASAN TEORI ..................................................................................... 6
2.1 Piutang ..................................................................................................... 6
2.1.1 Definisi Piutang................................................................................ 6
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang ...................... 6
2.1.3 Klasifikasi Piutang ........................................................................... 8
2.1.4 Pengakuan Piutang ........................................................................... 9
2.1.5 Piutang Tak Tertagih ........................................................................ 11
2.1.6 Penghapusan Piutang ........................................................................ 13
2.1.7 Kebijakan Terhadap Piutang yang Masih Belum Tertagih ................ 14
2.1.8 Pengendalian Internal atas Piutang Usaha ......................................... 15
2.1.9 Rasio Piutang ..................................................................................... 19
2.2 Pendapatan .............................................................................................. 20
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
2.2.1 Definisi Pendapatan ......................................................................... 20
2.2.2 Pengakuan Pendapatan ..................................................................... 21
2.2.3 Pengukuran Pendapatan .................................................................... 25
2.2.4 Pengungkapan Pendapatan ................................................................ 26
BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG ............................................... 27
3.1 Gambaran Umum PT. RVP ...................................................................... 27
3.2 Segmen Usaha PT. RVP........................................................................... 28
3.2.1 AGIT ............................................................................................... 28
3.2.2 Solusi Dokumen ............................................................................... 28
3.3 Filosofi, Visi, Misi dan Company Culture PT. RVP ................................. 30
3.4 Kegiatan Usaha Utama PT. RVP .............................................................. 30
3.5 Struktur Organisasi PT. RVP .................................................................... 32
BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS ................................................................. 33
4.1 Piutang ...................................................................................................... 33
4.1.1 Penyetujuan Kredit ............................................................................. 33
4.1.2 Penagihan Piutang ............................................................................. 33
4.1.3 Metode Estimasi Penyisihan Piutang PT. RVP .................................. 36
4.1.4 Prosedur Penghapusan Piutang di PT. RVP ........................................ 38
4.2 Pendapatan ................................................................................................. 39
4.2.1 Alur Prosedur yang Menimbulkan Pendapatan PT. RVP ................... 39
4.2.2 Analisis Pengakuan Pendapatan PT. RVP .......................................... 42
4.2.3 Pencatatan Pendapatan dan Piutang PT. RVP ..................................... 44
4.2.4 Analisis Pencatatan Pendapatan dan Piutang PT. RVP ....................... 46
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 48
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 48
5.2 Saran........................................................................................................ 49
5.2.1 Saran untuk PT RVP ........................................................................ 49
DAFTAR REFERENSI .............................................................................................. 51
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan Posisi Keuangan PT. RVP 31 Desember 2010 - 2011 ................... 56
Lampiran 2 Laporan Posisi Keuangan PT. RVP 31 Desember 2011 - 2012 ................... 58
Lampiran 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif PT. RVP 31 Desember 2010-2011 ....... 60
Lampiran 4 Laporan Laba Rugi Komprehensif PT. RVP 31 Desember 2011-2012 ....... 61
Lampiran 5 Laporan Arus Kas PT. RVP 31 Desember 2011 - 2012 ............................. 62
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini, penulis akan menjelaskan latar belakang dan manfaat
program magang serta tujuan penulisan laporan magang Program Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selain itu, penulis juga akan
menjelaskan waktu dan tempat pelaksanaan magang dan kegiatan yang penulis
lakukan selama magang di perusahaan tersebut.
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang
Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat, dunia kerja menuntut
seseorang untuk memiliki kualitas yang tinggi. Sehubungan dengan hal ini
Departemen
Akuntansi
Universitas
Indonesia
berusaha
agar
dapat
menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara kualitas ditengah
perkembangan zaman. Penyempurnaan kualitas mahasiswa tidak hanya
ditempuh dalam bentuk penyempurnaan metode dan kurikulum pembelajaran
di ruang kuliah, namun juga diwujudkan dalam bentuk penyediaan
kesempatan untuk mahasiswa agar dapat terjun langsung ke dunia kerja untuk
dapat meningkatkan kemampuan dan menambah pengalaman. Oleh karena itu
dibuatlah program magang yang dapat menjadi pilihan mahasiswa untuk
menyusun tugas akhir.
Dilatarbelakangi hal diatas, penulis memutuskan untuk mengambil
kesempatan untuk melaksanakan program magang. Hal ini didasari oleh
kesadaran untuk selalu mengembangkan diri sebagai bekal penulis dalam
menghadapi dunia kerja setelah menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang
Dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Sarjana Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), seluruh mahasiswa
diwajibkan untuk memenuhi persyaratan kelulusan, yaitu membuat tugas
akhir. Program magang adalah salah satu program yang dibuat oleh
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Departemen Akuntansi Universitas Indonesia yang dapat menjadi pilihan bagi
mahasiswa untuk menyusun tugas akhir. Dengan memilih program magang,
mahasiswa harus melaksanakan magang di sebuah perusahaan selama minimal
3 bulan yang dilanjutkan dengan memilih tema untuk dikembangkan dalam
sebuah karya tulis yang biasa disebut dengan istilah laporan magang.
Program magang ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi
pelaksananya.
Dengan
melaksanakan
magang,
mahasiswa
dapat
mempraktikkan secara langsung ilmu yang mereka dapat selama perkuliahan,
sehingga mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan mereka sesuai
dengan bidang masing-masing. Selain itu, pelaksanaan magang juga dapat
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi, bersosialisasi
dan menyelesaikan masalah. Dengan adanya program magang, maka
mahasiswa memiliki kesempatan untuk merasakan pengalaman kerja, yang
nantinya bisa menjadi nilai tambah pada saat mahasiswa tersebut telah lulus
dan ingin mencari pekerjaan.
Di lain pihak, program magang juga dapat memberikan manfaat bagi
perusahaan tempat pelaksanaan magang, antara lain :
1. Perusahaan turut serta dalam peningkatan kualitas pendidikan dan sumber
daya manusia di Indonesia.
2. Perusahaan akan mendapat citra kepedulian sosial dalam pengembangan
mutu sumber daya manusia.
3. Perusahaan memperoleh kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya
manusia secara temporer sesuai kebutuhan perusahaan.
4. Perusahaan memperoleh kesempatan untuk melakukan seleksi calon
karyawan yang telah dikenal mutu dan kredibilitasnya.
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang
Penulis berkesempatan untuk melaksanakan magang di PT. RVP selama
kurang lebih 3 bulan, yaitu terhitung mulai tanggal 10 Juli 2013 sampai
dengan tanggal 10 Oktober 2013. PT. RVP secara hukum terdaftar sebagai
perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, jasa konsultasi, jasa
kontraktor
peralatan
dan
perlengkapan
kantor,
teknologi
informasi,
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
telekomunikasi dan perindustrian. Kantor Pusat PT. RVP ini terletak di Jalan
Kramat Raya, dan memiliki 79 titik layan di 27 kantor cabang yang tersebar di
seluruh Indonesia.
1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang
Selama melaksanakan kegiatan magang, penulis berkesempatan mengurus
bagian piutang yang berada di bawah divisi finance dan accounting. Dalam
menjalankan tugas, penulis dibimbing oleh 3 orang staf divisi piutang. Berikut
ini adalah uraian kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama magang di PT.
RVP :
1. Mencocokkan uang transfer yang masuk ke rekening antar cabang dengan
invoice-invoice yang masih outstanding yang tercatat di Invoice Tracking
(IT). Hal ini dilakukan untuk mengetahui invoice mana yang telah dilunasi
berdasarkan transfer uang yang sudah masuk.
2. Mengklasifikasikan alasan-alasan atas piutang yang masih belum tertagih
diatas 60 hari.
3. Melakukan input faktur pajak masukan untuk masa Juli 2013.
4. Membuat voucher penerimaan atas transfer pembayaran piutang dan
melampirkan invoice beserta faktur pajaknya.
1.5 Latar Belakang Tema
Terdapat berbagai informasi penting didalam laporan keuangan yang
nantinya akan digunakan oleh para pengguna laporan keuangan seperti
manajemen, investor, kreditur, pemerintah, dan pihak berkepentingan lainnya
dalam mengambil keputusan. Salah satu informasi penting dalam laporan
keuangan adalah pendapatan, dimana pendapatan sangat erat hubungannya
dengan piutang usaha. Piutang usaha sebagai investasi yang biasanya terdapat
pada harta lancar mempunyai beberapa manfaat, antara lain dapat
memperbesar omzet barang atau jasa yang dijual, mampu bersaing,
memperluas pelanggan, dan meningkatkan laba perusahaan. Namun terdapat
beberapa kriteria atau syarat yang harus diperhatikan oleh perusahaan sebelum
memberikan piutang kepada pelanggan, dan kemampuan perusahaan dalam
menagih piutangnya juga menjadi hal yang sangat penting bagi kelangsungan
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
hidup perusahaan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk mempelajari
dan mengevaluasi perlakuan akuntansi piutang usaha yang diterapkan di PT.
RVP.
1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang
Ruang lingkup penulisan laporan magang ini adalah menjelaskan hal-hal
yang berkaitan dengan piutang usaha dan pendapatan utama PT. RVP mulai
dari penyetujuan kredit, penagihan piutang yang dilihat dari receivables
turnover dan average collections period, metode penyisihan piutang tak
tertagih yang digunakan, analisis prosedur penghapusan piutang, pencatatan
piutang dan pendapatan di PT. RVP sampai dengan analisis kesesuaian
pengakuan dan pencatatan pendapatan dan piutang PT. RVP dengan PSAK 23
1.7 Tujuan Penulisan Laporan Magang
Secara umum, tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah untuk
memahami dan menganalisis perlakuan akuntansi terkait piutang usaha dan
pendapatan utama PT. RVP, khususnya untuk dapat menjawab pertaaanpertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah efektivitas penyetujuan kredit di PT. RVP?
2. Bagaimanakah penagihan piutang di PT. RVP?
3. Bagaimanakah efektivitas metode penyisihan piutang tak tertagih pada PT.
RVP?
4. Bagaimanakah analisis prosedur pengajuan penghapusan piutang di PT.
RVP?
5. Bagaimanakah pengakuan dan pencatatan piutang PT. RVP?
6. Apakah pengakuan pendapatan di PT. RVP telah sesuai dengan PSAK 23?
Laporan magang ini juga diharapkan dapat berguna bagi para pembaca
yang ingin mengetahui gambaran umum perlakuan akuntansi untuk piutang
usaha dan pendapatan.
1.8 Sistematika Penulisan Laporan Magang
Laporan magang ini terdiri dari lima bab, yaitu :
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
I. BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan mengenai latar belakang pelaksanaan program
magang, tujuan pelaksanaan program magang, tempat dan waktu
pelaksanaan program magang, pelaksanaan kegiatan magang, latar
belakang tema, ruang lingkup penulisan laporan magang, tujuan penulisan
laporang magang dan sistematika penulisan laporan magang.
II BAB 2 LANDASAN TEORI
Menguraikan mengenai landasan teori yang terdiri dari metode
akuntansi, standar akuntansi dan teori-teori relevan lainnya yang terkait
dengan penyajian dan pengungkapan piutang usaha dan pendapatan yang
merupakan topik dalam laporan magang ini.
III BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG
Menguraikan mengenai gambaran perusahaan secara umum
meliputi gambaran umum, segmen usaha, sejarah, visi dan misi
perusahaan, kegiatan usaha utama, proses terjadinya piutang dan struktur
organisasi PT. RVP.
IV BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Menguraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan piutang dan
pendapatan PT. RVP, diantaranya jenis pendapatan PT. RVP, pengakuan
pendapatan PT. RVP, pencatatan atas pendapatan dan piutang PT. RVP,
prosedur penghapusan piutang dan estimasi penyisihan piutang PT. RVP,
penagihan piutang PT. RVP dan analisis kesesuaian perlakuan akuntansi
atas pendapatan dan piutang PT. RVP dengan PSAK 23
V BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Menguraikan mengenai kesimpulan dari laporan magang serta
saran – saran yang diberikan oleh penulis sehubungan dengan piutang
usaha dan pendapatan sesuai dengan informasi yang telah didapatkan oleh
penulis selama melaksanakan program magang.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Piutang
Dalam sub bab ini, akan dibahas mengenai teori-teori yang
berkaitan dengan piutang. Seperti definisi piutang, klasifikasi piutang,
pengakuan piutang dan lain sebagainya.
2.1.1 Definisi piutang
Piutang didefinisikan oleh Kieso, Weygandt dan Warfield (2011)
sebagai berikut : “Receivables are claims held against customers and
others for money, goods, or services.” Yang artinya piutang adalah klaim
terhadap pelanggan dan pihak lain untuk memperoleh uang, barang atau
jasa. Sedangkan menurut Horngren et al (2000) “Receivables are
monetary claims against businesses and individuals”, yang artinya piutang
adalah tagihan moneter terhadap bisnis dan individu. Pengertian lain
mengenai piutang menurut Firdaus A. Dunia (2005) adalah klaim dalam
bentuk uang terhadap perusahaan ataupun perseorangan yang timbul dari
penjualan barang dan jasa secara kredit dan peminjaman uang.
Berdasarkan pendapat para ahli dan standar akuntansi seperti diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa piutang adalah sesuatu yang menjadi kewajiban
si berhutang dan merupakan aset bagi perusahaan yang memberikan
hutang, yang timbul akibat dari transaksi penjualan baik barang maupun
jasa.
2.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
besarnya
piutang
suatu
perusahaan menurut Riyanto (2001) adalah sebagai berikut:

Volume Penjualan Kredit
Semakin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan
penjualan akan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan
semakin besarnya jumlah piutang maka risiko yang ditimbulkan juga
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
semakin besar, namun bersamaan dengan itu, profitability perusahaan
juga semakin besar.

Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak.
Apabila sebuah perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat,
artinya perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas. Yang dimaksud dengan syarat
yang ketat misalnya, batas waktu pembayaran yang pendek dan
pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang
terlambat.

Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para
langganannya. Semakin tinggi plafond yang yang ditetapkan bagi
masing-masing langganan, berarti semakin besar pula dana yang
diinvestasikan dalam piutang. Sebaliknya, jika batas maksimal plafond
yang lebih rendah, maka jumlah piutang pun akan lebih kecil.

Kebijaksanaan Dalam Penagihan Piutang
Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam penagihan
piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan
kebijaksanaan secara aktif, harus mengeluarkan uang yang lebih besar
untuk
membiayai aktivitas
penagihan piutang,
tetapi dengan
menggunakan cara ini, piutang yang ada akan lebih cepat tertagih,
sehingga akan memperkecil jumlah piutang perusahaan. Sebaliknya
jika perusahaan menggunakan kebijaksanaan secara pasif, maka
penagihan piutang akan lebih lama, sehingga jumlah piutang
perusahaan akan lebih besar.

Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan
Kebiasaan para langganan untuk melakukan pembayaran dalam
periode cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang perusahaan
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
menjadi lebih kecil, sedangkan kebiasaan para langganan yang
melakukan
pembayaran
setelah
periode
cash
discount
akan
mengakibatkan jumlah piutang perusahaan yang lebih besar, karena
jumlah dana yang tertanam dalam piutang akan lebih lama untuk
menjadi kas.
2.1.3 Klasifikasi Piutang
Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2011) piutang pada
umumnya diklasifikasikan menjadi dua jenis :
1. Piutang Dagang (Trade Receivable)
Merupakan piutang pelanggan kepada entitas atas barang yang
dibeli dan jasa yang telah diberikan. Piutang ini dibagi lagi menjadi
dua, yaitu :
a. Piutang Usaha (Accounts Receivable)
Merupakan
janji lisan dari pembeli untuk melakukan
pembayaran atas barang yang telah dijual dan jasa yang telah
diberikan. Piutang dagang timbul dari penjualan kredit barang atau
jasa yang merupakan usaha pokok entitas
b. Wesel Tagih (Notes Receivable)
Pemberian kredit kepada pelanggan yang didukung oleh suatu
dokumen tertulis yang resmi yang disebut wesel atau promes. Wesel
tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada
tanggal yang telah ditentukan. Wesel biasanya digunakan untuk
periode kredit lebih dari enam puluh hari, seperti dalam penjualan
yang menggunakan sistem cicilan dan untuk transaksi yang jumlah
nilainya cukup besar.
2. Piutang Bukan Dagang(Non-trade Receivable)
Piutang bukan dagang merupakan piutang yang timbul bukan
karena transaksi penjualan dan sering juga disebut sebagai piutang lainlain (other receivables). Contoh dari piutang bukan dagang adalah
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
pinjaman kepada pegawai, setoran yang dibayarkan sebagai jaminan,
piutang dividen dan piutang bunga.
2.1.4 Pengakuan Piutang
Pencatatan atau pengakuan akan adanya piutang yang timbul dari
transaksi penjualan secara kredit berkaitan erat dengan prinsip pengakuan
pendapatan. Piutang dagang dan hasil penjualan sebagai pendapatan harus
dicatat pada saat terjadinya penjualan. Menurut Kieso, Waygandt, dan
Warfield (2011), umumnya jumlah piutang diakui sebesar harga
pertukaran (exchange price) antara kedua belah pihak. Biasanya, entitas
memiliki dokumen bisnis berupa faktur sebagai bukti atas jumlah harga
pertukaran dengan pembeli atas suatu penjualan. Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi pengukuran harga pertukaran, yaitu :
1. Adanya diskon atau potongan berupa diskon dagang (trade discount)
dan potongan tunai (cash discount), dan
2. Perpanjangan waktu antara penjualan dan waktu jatuh tempo
pembayaran (elemen bunga)
Perbedaan antara diskon dagang dengan diskon tunai adalah jika
terdapat diskon dagang, perlakuan terhadap piutangnya adalah langsung
mengurangi harga yang tertera, dan harga setelah pengurangan itulah yang
ditagih kepada pelanggan sebagai nilai piutang. Sedangkan untuk diskon
tunai diberikan sebagai dorongan agar pelanggan dapat melakukan
pembayaran lebih cepat dari waktu yang telah disepakati. Contoh dari
istilah diskon tunai adalah sebagai berikut, 2/10, n/30 yang artinya
pelanggan akan mendapatkan diskon 2% apabila mampu melunasi
hutangnya dalam jangka waktu maksimal 10 hari setelah terjadinya
transaksi yang menimbulkan hutang piutang, dan jangka waktu maksimal
pembayaran adalah 30 hari. Dalam hal pencatatan, ada dua metode untuk
mencatat potongan penjualan :
1. Gross Method
Yaitu metode pencatatan dimana perusahaan mengakui potongan
penjualan pada saat pembayaran diterima masih dalam jangka waktu
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
diskon dan selanjutnya diskon penjualan ini disajikan sebagai pengurang
di laporan laba rugi.
a. Jurnal pada saat terjadi penjualan secara kredit :
Account Receivable
Sales
xxx
xxx
b. Jurnal pembayaran saat masih dalam periode potongan penjualan
Cash
xxx
Sales Discount xxx
Account Receivable
xxx
c. Jurnal pembayaran setelah melewati periode potongan penjualan
Cash
xxx
Account Receivable
xxx
2. Net Method
Yaitu metode pencatatan dimana perusahaan mengakui piutang
pada jumlah yang net setelah dikurangi dengan diskon penjualan.
a. Jurnal pada saat terjadi penjualan secara kredit :
Account Receivable
xxx
Sales
xxx
b. Jurnal pembayaran saat masih dalam periode potongan penjualan
Cash
xxx
Account Receivable
xxx
c. Jurnal pembayaran setelah melewati periode potongan penjualan
Account Receivable
xxx
Sales Discounts Forfeited
xxx
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Cash
xxx
Account Receivable xxx
Jadi, piutang dagang harus disajikan di dalam neraca sebesar
jumlah uang yang diharapkan akan dapat diterima atau biasa disebut
realisasi netto (Net Realizable Value) dari piutang terkait. Nilai
realisasi netto adalah jumlah bruto piutang dagang dikurangi dengan
jumlah yang (diperkirakan)
tidak
dapat
tertagih dan juga
memperhitungkan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi
besarnya piutang seperti trade discount/cash discount, retur
penjualan dan biaya pengiriman.
2.1.5 Piutang Tak Tertagih
Selain dampak positif yang diperoleh oleh perusahaan dengan
melakukan penjualan secara kredit seperti meningkatnya pendapatan dan
laba, perusahaan juga harus menanggung adanya risiko piutang tak
tertagih. Adapun metode akuntansi untuk mencatat dan melaporkan beban
piutang tak tertagih menurut Kieso, Waygandt dan Warfield (2011) adalah
sebagai berikut :
1. Metode Penyisihan (Allowance Method)
Metode ini disebut juga metode tidak langsung. Metode ini
menggunakan akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih yang memiliki
saldo normal di kredit. Akun ini merupakan contra account asset yang
memperlihatkan kemungkinan klaim piutang tak tertagih di masa
depan. Jurnal untuk penyisihan piutang tak tertagih adalah :
Bad Debt Expense
xxx
Allowance for Doubtful Accounts
xxx
Ada dua cara untuk mengestimasi jumlah penyisihan untuk piutang tak
tertagih, yaitu :
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
1.
Persentase Penjualan
Pendekatan ini bertujuan untuk melaporkan piutang usaha
di neraca pada nilai bersih yang dapat direalisasikan, pendekatan
ini juga disebut dengan pendekatan laba/rugi. Melalui pendekatan
ini debitur telah menentukan perkiraan (melakukan estimasi)
berapa persen dari penjualan yang tidak dapat ditagih. Pendekatan
ini tepat digunakan jika pelanggan memiliki sejarah yang baik
mengenai kredit macet dengan penjualan kredit tahun sebelumnya.
Jurnal untuk pendekatan penjualan adalah :
Bad Debt Expense
xxx
Allowance for Doubtful Accounts
2.
xxx
Persentase Piutang
Pendekatan ini melihat menggunakan analisis umur piutang
(aging schedule). Salah satu cara perusahaan dalam mengontrol
piutangnya adalah dengan menggunakan aging schedule, yaitu
daftar piutang usaha yang didalamnya berisi saldo piutang usaha,
nama
pelanggan
beserta
umur
piutang
usaha.
Dengan
menggunakan cara ini, perusahaan dapat menganalisis piutangnya
dan mengelompokkannya berdasarkan lamanya piutang tersebut
beredar. Semakin lama piutang tersebut beredar, semakin kecil
kemungkinan
piutang
tersebut
tertagih.
Perusahaan
dapat
menentukan umur piutangnya berdasarkan tanggal jatuh temponya.
Estimasi persentase untuk piutang yang tidak dapat ditagih dapat
berbeda-beda sesuai dengan kategori umur piutang berdasarkan
pengalaman
masa
lalu.
Biasanya
umur
piutang
usaha
dikelompokkan menurut jumlah hari dibawah 60 hari, 60-90 hari,
91-120 hari dan diatas 120 hari. Jurnal untuk pendekatan piutang
adalah :
Bad Debt Expense
xxx
Allowance for Doubtful Accounts
xxx
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
2. Metode Langsung (Direct Write Off Method)
Perusahaan akan menetapkan metode langsung jika piutangnya
sudah pasti tidak akan tertagih. Hal ini dilakukan oleh perusahaan
dengan mendebet akun beban piutang tak tertagih (uncollectible
account expense) dan mengkredit akun piutang usaha (account
receivable). Jurnal untuk metode ini adalah sebagai berikut :
Bad Debt Expense
xxx
Account receivable
xxx
Metode ini digunakan apabila :
-
Perusahaan kesulitan dalam mengestimasi jumlah piutang tak
tertagih secara wajar
-
Jumlah pelanggan yang dimiliki perusahaan relatif kecil
2.1.6 Penghapusan Piutang
Metode Direct Write-off dan allowance merupakan metode yang
digunakan dalam menentukan besarnya penyisihan piutang tak tertagih.
Persentase atas nilai tersebut merupakan estimasi manajemen perusahaan
atas kemungkinan kerugian akibat tidak terbayarnya piutang perusahaan.
Bila debitur bangkrut atau dinyatakan pailit, sudah pasti piutang
perusahaan tidak dapat ditagih. Untuk menangani hal tersebut, perusahaan
harus menghapuskan piutang dan menghilangkan akun penyisihan piutang
tak tertagih atas piutang yang jelas-jelas tidak dapat ditagih. Jurnal
penghapusan piutang adalah (Kieso, Waygandt dan Warfield, 2011) :
Allowance for Doubtful Accounts
Accounts Receivables
xxx
xxx
Bila suatu ketika perusahaan menerima pembayaran atas piutang yang
telah dihapuskan, hal itu merupakan suatu keuntungan bagi perusahaan.
Perusahaan harus memunculkan kembali piutang yang sebelumnya
dihapuskan dan kemudian menghapus piutang tersebut karena telah
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
dibayar. Jurnal atas piutang yang sebelumnya dihapuskan dan saat ini
dibayar adalah :
1. Account Receivable
xxx
Allowance for Doubtful Accounts
2. Cash / Bank
xxx
xxx
Account Receivable
xxx
2.1.7 Kebijakan Terhadap Piutang yang Masih Belum Tertagih
Kebijakan terhadap piutang yang masih belum tertagih adalah
prosedur yang ditempuh untuk memperoleh pembayaran atas hutang yang
sudah jatuh tempo (Sawir, 2001). Kebijakan terhadap piutang yang masih
belum tertagih agar dapat mempercepat cash flow, dibagi menjadi dua,
yaitu :

Factoring Account Receivable (Anjak Piutang)
Factoring adalah penjualan piutang kepada perusahaan factoring.
Perusahaan factoring ini yang akan menanggung risiko tak
tertagihnya piutang tersebut. Jadi, perusahaan yang mempunyai
piutang, menjual piutangnya kepada perusahaan factoring dengan
potongan tertentu (tergantung besarnya risiko) sehingga perusahaan
yang mempunyai piutang tersebut memindahkan risiko yang harus
ditanggungnya ke perusahaan factoring.

Pledging Account Receivable (Penggadaian Piutang)
Bertindak sama seperti perusahaan factoring, hanya dalam
pledging perusahaan menggadaikan piutangnya kepada lembaga
keuangan
untuk
memperoleh
dana
bagi
kelangsungan
perusahaannya. Jumlah kredit dinyatakan sebagai persentase dari
nilai yang tertera pada piutang-piutang dagang yang diserahkan atau
dijanjikan itu. Jika perusahaan memberi creditur general line,
maksudnya adalah perusahaan debitur menjanjikan seluruh piutang
dagangnya. Metode pledging (pemasrahan atau janji untuk
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
menyerahkan piutang dagang) ini sederhana dan tidak mahal. Tetapi
karena pihak kreditur tidak memiliki pengawasan langsung terhadap
piutang
dagang
yang
dijanjikan,
khususnya
kualitas
dan
keberlakuannya, maka demi kesamaan kreditur pinjaman yang
diberikan hanya sekian persen (maksimum 75%) dari nilai piutang
dagangnya.
2.1.8 Pengendalian Internal atas Piutang Usaha
Pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang
dirancang oleh manajemen melalui sumber daya manusia dan sistem
teknologi informasi agar kegiatan operasi dapat berjalan secara efisien,
efektif dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Beberapa aspek dari
pengendalian internal yang baik atas piutang menurut Dunia (2005) adalah
sebagai berikut :
1. Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi
penjualan (operasi) dari “fungsi akuntansi untuk piutang”. Dengan
demikian pegawai yang menangani akuntansi untuk piutang dagang
dan wesel tagih tidak boleh dilibatkan dengan aspek operasi seperti
menyetujui kredit.
2. Pegawai yang menangani akuntansi piutang harus dipisahkan dari
fungsi penerimaan hasil tagihan piutang.
3. Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan, dan
penghapusan piutang harus mendapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang.
4. Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang (accounts
receivable subsidiary ledger). Total dari saldo-saldo buku tambahan
ini harus dicocokkan dengan buku besar yang bersangkutan, paling
tidak sebulan sekali. Disamping itu, pada akhir bulan para pelanggan
(debitur) harus dikirimkan surat pernyataan piutang (statement of
account).
5. Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya
(aging schedule).
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Tujuan dibuatnya sistem pengendalian internal atas piutang adalah
untuk meminimalkan resiko atas piutang yang dapat merugikan
perusahaan, meyakini kebenaran jumlah piutang yang ada dan benarbenar menjadi hak milik perusahaan, meyakini bahwa piutang yang ada
dapat ditagih (collectible) dan terhindar dari penyelewengan piutang.
Menurut Riyanto (2001) dalam menilai risiko kredit, manajer
kredit dapat melakukan penilaian terlebih dahulu sebelum memberikan
piutang terhadap para debiturnya, yang disebut dengan 5C (Character,
Capacity, Capital, Collateral, dan Condition) adalah sebagai berikut :
1. Character, adalah watak atau perilaku seorang debitur baik secara
individu maupun dalam lingkungan kegiatan usahanya. Karakter ini
mengacu pada sejauh mana pelanggan berusaha memenuhi kewajiban
kreditnya. Faktor ini sangat penting karena setiap transaksi kredit
mengandung janji untuk membayar.
2. Capacity, yaitu suatu penilaian subyektif mengenai kemampuan
nasabah untuk membayar. Hal itu tercermin pada laporan keuangan
pelanggan di masa lalu dan metode yang ditempuhnya dalam
menjalankan usaha, dan informasi tersebut dapat dilengkapi dengan
meninjau usaha yang dilakukan oleh konsumen.
3. Capital, yaitu penilaian terhadap jumlah dana atau modal sendiri yang
dimiliki oleh calon pelanggan. Dalam hal ini yang diteliti adalah
besarnya modal yang dimiliki pelanggan sehingga pemberi kredit
dapat memperkirakan batas kredit yang dapat diberikan kepada
pelanggan tersebut.
4. Collateral, adalah penilaian terhadap ada atau tidaknya aset yang
digunakan sebagai jaminan untuk mendukung keamanan kredit yang
diberikan kepada pelanggan tersebut.
5. Condition, merupakan faktor yang menganalisis dampak kondisi
ekonomi
secara
umum
terhadap
perusahaan
atau
dampak
perkembangan di sektor ekonomi tertentu yang mungkin berpengaruh
terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Menurut informasi yang didapat dari blog SME Toolkit Indonesia terdapat
10 teknik penagihan piutang, yaitu :
1. Panggilan telepon yang memuaskan pelanggan
Pelanggan yang tidak puas lebih besar kemungkinannya untuk
membayar terlambat. Panggilan bersahabat ini memungkinkan Anda
menyelidiki kinerja Anda untuk memastikan Anda memenuhi
kebutuhan pelanggan. Akhiri panggilan ini dengan menyebutkan bahwa
ada tagihan yang akan segera tiba, dan tegaskan tanggal batas
waktunya. (Tiga hari setelah pengiriman produk/jasa, namun sebelum
jatih tempo)
2. Kirim pemberitahuan pertama perihal lewat waktu
Surat peringatan yang ramah bahwa tanggal jatuh tempo sudah
lewat. Anda beranggapan bahwa pelanggan sudah lupa, mengabaikan,
atau kehilangan tagihan dan akan bersedia membayar hanya dengan
sedikit dorongan. Salah satu cara yang umum adalah dengan mengirim
faktur duplikat dengan cap "TERLAMBAT". (Sepuluh hari setelah
tanggal jatuh tempo)
3. Kirim pemberitahuan kedua perihal lewat waktu
Dorongan sedikit lagi untuk mengingatkan pelanggan bahwa
rekeningnya
perlu
diperhatikan.
Ini
bisa
surat
pendek
yang
melampirkan faktur duplikat. Tetaplah bersikap ramah dan tidak
mengancam. (20 hari setelah tanggal jatuh tempo)
4. Telepon penagihan yang pertama
Ikuti pemberitahuan lewat waktu dengan panggilan telepon untuk
mencari tahu alasan keterlambatan. Tetap sopan, tetapi juga berusaha
mendapatkan komitmen pelanggan untuk membayar. Apabila debitur
mengatakan bahwa cek telah dikirim, tanyakan kapan diposkan, dan
ditujukan ke mana, sehingga Anda dapat segera menentukan hari
sampainya cek itu. (27 hari setelah tanggal jatuh tempo)
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
5. Surat penagihan pertama
Usahakan tetap sopan, tetapi langsung menuju ke permasalahan.
Tegaskan secara tertulis apa saja yang pernah disampaikan lewat
telepon, dan ingatkan debitur tentang janjinya untuk membayar. (28 hari
setelah tanggal jatuh tempo)
6. Telepon penagihan yang kedua
Bersikaplah sopan namun tegas, dan meminta agar pembayaran
penuh segera dilakukan. Bekerjalah untuk memecahkan masalah
pembayaran ini. Apabila debitur tidak dapat segera membayar, dapatkan
komitmennya mengenai tanggal pembayaran. (38 hari setelah tanggal
jatuh tempo)
7. Surat penagihan kedua
Surat ini harus menuntut pembayaran segera, dan membahas
konsekuensi jangka pendek dari kegagalan membayar. Kirimkan surat
ini - berikut semua dokumen yang terkait dengannya – dengan surat
tercatat atau kurir kilat. (50 hari setelah tanggal jatuh tempo)
8. Telepon penagihan yang ketiga
Gunakan panggilan telepon ini untuk menjelaskan bahwa ini
adalah kesempatan terakhir bagi pelanggan untuk membayar sebelum
persoalan ini diserahkan ke lembaga penagihan dan mungkin pula akan
dilanjutkan dengan tindakan hukum. (65 hari setelah tanggal jatuh
tempo)
9. Surat penagihan terakhir
Gunakan surat ini untuk menegaskan apa saja yang telah disepakati
bersama lewat pembicaraan telepon terakhir, dan tuntutlah pembayaran.
Beritahukan bahwa apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal
yang telah disepakati, Anda akan menyerahkan urusan penagihan ke
sebuah lembaga penagihan. (72 hari setelah tanggal jatuh tempo)
10. Serahkan urusan ke lembaga penagihan
Menerima surat dari lembaga penagihan seringkali mendorong
debitur untuk membayar, namun layanan ini besar biayanya, pada
umumnya lembaga-lembaga seperti itu mengambil seperempat hingga
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
separuh dari tagihan yang berhasil mereka tagih. Olehkarena itu bisa
menghubungi pengacara untuk bicara melalui telpon secara singkat
dengan debitur. (90 hari setelah tanggal jatuh tempo)
2.1.9 Rasio Piutang
Menurut Keown, Scott, Martin dan Petty (2001), meskipun
beberapa penjualan dilakukan dalam bentuk tunai, namun sebagian besar
akan terlibat dalam bentuk kredit. Apabila sebuah penjualan dilakukan
dengan kredit, maka akan meningkatkan piutang perusahaan. Tingkat
perputaran piutang dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :
Receivable Turnover =
Net Sales
Average Receivables
Tingkat perputaran piutang dapat digunakan sebagai gambaran
keefektifan pengelolaan piutang, karena semakin tinggi tingkat perputaran
piutang suatu perusahaan berarti semakin baik pengelolaan piutangnya.
Tingkat perputaran piutang dapat dipertinggi dengan cara memperketat
kebijaksanaan penjualan kredit, misalnya dengan memperpendek jangka
waktu pembayaran. Namun, keefektifan kebijaksanaan penjualan kredit
suatu perusahaan, tidak cukup hanya dilihat dari tingkat perputaran
piutang, tetapi juga perlu dikaitkan dengan rata-rata hari yang diperlukan
untuk penagihan piutang. Namun penghitungan rata-rata hari penagihan
piutang ini, akan berarti setelah dibandingkan dengan syarat pembayaran
yang telah ditetapkan perusahaan. Apabila rata-rata hari penagihan piutang
lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan, artinya
cara penagihan piutang yang dilakukan oleh perusahaan kurang efisien.
Rata-rata hari penagihan piutang dapat dihitung dengan rumus :
Average Collection Period =
365
Receivable Turnover
Semakin besar rata-rata hari penagihan piutang suatu perusahaan,
maka semakin besar pula risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang,
dan apabila perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang, berarti laba yang
diperhitungkan oleh perusahaan adalah terlalu besar.
2.2
Pendapatan
Dalam sub bab ini, akan dibahas mengenai teori-teori yang
berkaitan dengan pendapatan. Seperti definisi pendapatan, pengakuan
pendapatan, pengukuran pendapatan dan lain sebaginya.
2.2.1 Definisi Pendapatan
Penghasilan
dapat
berupa
pendapatan
(revenue)
maupun
keuntungan (gain). Peraturan mengenai penghasilan dibahas dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23. Berdasarkan
PSAK 23 revisi (2010), penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan sebagai kenaikan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Sedangkan
pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
diterima di perusahaan itu sendiri, di luar pernyataan di atas yang tidak
memiliki manfaat ekonomi dalam meningkatkan ekuitas bagi perusahaan
dikeluarkan dari pendapatan, seperti pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan karena jumlah tersebut ditagih untuk kepentingan pihak ketiga,
Pendapatan yang diperoleh oleh suatu entitas dapat bersumber dari
transaksi dan kejadian berikut ini :
1. Penjualan barang
Barang meliputi barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual
dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang
yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dimiliki untuk
dijual kembali.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
2. Penjualan jasa
Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang telah
disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama satu periode
waktu. Jasa tersebut dapat diberikan dalam satu periode atau lebih dari
satu periode.
3. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan pendapatan
dalam bentuk:
a. Bunga, yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara
kas, atau jumlah terutang kepada entitas.
b. Royalti, pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang
entitas, misalnya paten, merk dagang, hak cipta dan perangkat
lunak komputer.
c. Dividen, distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas
sesuai dengan proporsi kepemilikan mereka atas kelompok
modal tertentu.
2.2.2 Pengakuan Pendapatan
Kriteria dari pengakuan pendapatan didasarkan atas kebutuhan
akan informasi akuntansi yang relevan dan andal, sehingga semua
informasi dapat disampaikan tepat waktu dan disajikan secara jujur.
Pendapatan diakui ketika ada kemungkinan besar bahwa manfaat
ekonomis akan mengalir masuk ke perusahaan dan manfaat tersebut dapat
diukur secara handal. Berikut akan dijelaskan perlakuan pengakuan
pendapatan untuk masing-masing transaksi atau kejadian berdasarkan
PSAK 23 (revisi 2010).
1. Penjualan Barang
Menurut kriteria pengakuan pendapatan yang terdapat dalam
PSAK 23 paragraf 13, suatu entitas dapat mengakui pendapatan jika
memenuhi kriteria di bawah ini :

Entitas
telah
memindahkan
resiko
secara
signifikan
dan
memindahkan manfaat kepemilikan kepada pembeli.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Pada umumnya, pemindahan resiko dan manfaat kepemilikan atas
barang terjadi pada saat yang bersamaan dengan pemindahan hak
milik atau penguasaan atas barang tersebut kepada pembeli. Jikan
entitas menahan risiko signifikan dari kepemilikan, maka transaksi
tersebut bukanlah penjualan sehingga pendapatan tidak diakui.

Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait
dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian
efektif atas barang yang dijual.
Jika perusahaan hanya menahan risiko yang tidak signifikan atas
kepemilikan, maka transaksi tersebut merupakan penjualan dan
pendapatan dapat diakui

Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.
Pendapatan dalam hal ini diakui pada waktu penjualan dilakukan
jika penjual dapat mengestimasi secara andal retur yang akan
terjadi dan mengakui liabilitas untuk retur berdasarkan pengalaman
sebelumnya dan faktor lain yang relevan.

Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan
transaksi tersebut mengalir ke entitas dan
Terkadang kemungkinan mengalirnya manfaat ekonomi ke dalam
entitas terkait denga transaksi yang terjadi sangatlah kecil, sampai
imbalan diterima atau suatu ketidakpastian telah hilang. Bila
ketidakpastian tersebut dapat dihilangkan maka pendapatan dapat
diakui.

Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan
transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara handal.
Pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi atau peristiwa
tertentu diakui secara bersamaan. Proses ini biasanya mengacu
kepada pengaitan pendapatan dengan beban.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
2. Penjualan Jasa
Menurut PSAK 23 (revisi 2010) paragraf 09, jika hasil transaksi
yang terkait dengan penjualan jasa dapat diukur dengan andal, maka
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut dapat diakui dengan
acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode
pelaporan.
3. Bunga, Royalti dan Dividen
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011), pendapatan yang
timbul dari penggunaan aset perusahaan oleh entitas lain yang
menghasilkan bunga, royalti dan dividen diakui dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Pengakuan pendapatan bunga
mengikuti konsep tradisional
akuntansi akrual. Pendapatan bunga diakui dalam periode selama
aset tersebut menyediakan layanan jasa kepada entitas lain dan
harus diakui menggunakan metode suku bunga efektif.
b. Pendapatan royalti yang diperoleh dari penggunaan aset entitas,
seperti hak paten, hak cipta musik, dan film biasanya diakui sesuai
dengan substansi perjanjian. Pada umumnya, entitas menggunakan
metode garis lurus untuk mengakui pendapatan dalam periode
waktu tertentu.
c. Dividen diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima
pembayaran telah ditetapkan (pada saat pembagian dividen
diumumkan).
Pengakuan pendapatan yang sering dilakukan oleh perusahaan
menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) salah satunya adalah :
1. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)
Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan umumnya
diakui pada saat penjualan (point of sale) yang berarti terjadi
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
penyerahan. Namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa situasi
yang dapat mempengaruhi penggunaan metode ini, yaitu :
 Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali
Dalam situasi ini, hak milik legal telah berpindah pada
pembeli namun resiko kepemilikan tetap berada pada penjual.
Untuk itu jika terjadi perjanjian beli kembali dengan harga tertentu
dan harga tersebut dapat menutupi semua biaya persediaan
ditambah biaya kepemilikan yang terkait, maka persediaan dan
kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjualan
dengan kata lain tidak terjadi penjualan.
 Penjualan dengan Hak Retur
Perlakuan akuntansi untuk situasi seperti ini sebenarnya
normal, namun jika tingkat retur tinggi maka perlu dilakukan
penundaan pelaporan penjualan sampai hak retur habis masa
berlakunya. Untuk itu terdapat tiga metode pengakuan pendapatan
alternatif jika penjual mengalami situasi seperti ini , yaitu :
1. Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa
berlakunya.
2. Mencatat penjualan tetapi mengurangi penjualan dengan
estimasi retur dimasa depan.
3. Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat
terjadi.
Jika terjadi penjualan dengan hak retur, maka pendapatan dari
transaksi penjualan diakui pada saat penjualan jika memenuhi
keenam kondisi sebagai berikut :
1. Harga penjual kepada pembeli relatif tetap atau dapat
ditentukan pada tanggal penjualan.
2. Pembeli sudah membayar penjual, atau pembeli berkewajiban
untuk membayar penjual, dan kewajiban itu tidak bergantung
pada penjualan kembali produk tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
3. Kewajiban pembeli pada penjual tidak akan berubah apabila
terjadi pencurian atau kerusakan atau rusaknya fisik produk.
4. Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali
memiliki substansi ekonomi yang terpisah dari yang diberikan
oleh penjual.
5. Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja
masa depan yang secara langsung menyebabkan penjualan
kembali produk itu oleh pembeli
6. Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi secara layak.
Jika pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan tidak
diakui karena keenam kondisi tidak dipenuhi, harus diakui ketika
hak retur secara substansial telah habis masa berlakunya atau
kemudian keenam kondisi ini dapat terpenuhi.
2.2.3 Pengukuran Pendapatan
Terdapat beberapa poin penting menurut PSAK no.23 (revisi
2010), terkait pengukuran pendapatan, yaitu :

Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
dapat diterima, yaitu nilai wajar yang telah dikurangi diskon yang
diberikan oleh penjual.

Jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai
wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal kas
yang diterima atau dapat diterima, penerimaan antara nilai wajar dan
jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga
sesuai dengan paragraf 28 dan 29 dan sesuai dengan PSAK 55 (Revisi
2006).

Terkait barang dan jasa yang dipertukarkan (barter), jika barang dan
jasa yang dipertukarkan adalah barang yang serupa dengan nilai yang
sama, maka pertukaran tersebut bukan termasuk transaksi yang
menimbulkan pendapatan. Sebaliknya, pertukaran barang dan jasa
dengan barang dan jasa lain yang tidak serupa, dianggap sebagai suatu
transaksi yang menimbulkan pendapatan. Maka, pendapatan tersebut
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
diukur pada nilai wajar dari barang dan jasa yang diserahkan,
disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang dialihkan
2.2.4 Pengungkapan Pendapatan
Dalam hal pengungkapan pendapatan di dalam laporan keuangan,
berdasarkan PSAK No.23 (revisi 2010) entitas harus mengungkapkan
beberapa hal berikut :
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan,
termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat
penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui
selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari
penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalti dan dividen.
c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa
yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
BAB 3
GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG
Pada bab ini penulis akan menjelaskan profil tempat penulis melaksanakan
kegiatan magang yang dimulai dari gambaran umum, segmen usaha, filosofi dan
misi, Sumber Daya Manusia dan struktur organisasi perusahaan tempat penulis
melaksanakan magang.
3.1 Gambaran Umum PT. RVP
PT. RVP mengawali perjalanan bisnis pada tahun 1971 sebagai Divisi
Xerox di PT. AI yang kemudian dipisahkan sebagai badan hukum sendiri
pada tahun 1975. Tahun 1989 PT. RVP mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Indonesia. Sejalan dengan tuntutan kebutuhan pelanggan yang dinamis
dan perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi & komunikasi,
sejak tahun 1990-an PT. RVP mulai merintis transformasi bisnis menjadi
penyedia Solusi Teknologi Informasi. Saat ini PT. RVP memantapkan ruang
lingkup usaha sebagai penyedia bisnis berbasis teknologi dokumen,
informasi & komunikasi atau yang dikenal dengan sebutan DICT
(Document, Information & Communication Technology).
PT. RVP secara badan hukum, terdaftar sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang perdagangan, jasa konsultasi, jasa kontraktor peralatan
dan perlengkapan kantor, teknologi informasi, telekomunikasi dan
perindustrian. Secara operasional, untuk menjalankan ruang lingkup
usahanya, PT. RVP memiliki dua segmen usaha yang saling melengkapi
satu dengan lainnya karena berorientasi pada perbaikan proses bisnis, yaitu
Solusi Teknologi Informasi & Komunikasi dan Solusi Dokumen.
Sumber Daya Manusia, pada akhir tahun 2012, jumlah karyawan PT.
RVP dan anak perusahaan tercatat 1479 orang. PT. RVP menetapkan
persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk mengembangkan
kompetensi terkait dengan kebutuhan bisnis dalam upaya memberikan
pelayanan terbaik kepada pelanggan. Pengembangan kompetensi dilakukan
melalui beragam metode dan sarana seperti :
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
 Pelatihan formal (In-Class) baik dilakukan secara internal maupun oleh
vendor eksternal.
 E-learning
sebagai
sarana
belajar
mandiri
untuk
meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang penjualan, teknologi
informasi, dan manajemen.
 Perpustakaan yang menyediakan buku koleksi terbaru
 Sharing knowledge, sebagai media penyebaran pengetahuan dari, untuk
dan oleh karyawan.
3.2 Segmen Usaha PT. RVP
Segmen usaha PT. RVP terbagi menjadi dua, yaitu Teknologi
Informasi dan Komunikasi (AGIT) dan Solusi Dokumen.
3.2.1 AGIT
Segmen usaha Teknologi Informasi & Komunikasi merupakan
pengembangan unit bisnis PT. RVP untuk memberikan solusi dan layanan
Teknologi Informasi & Komunikasi kepada pelanggan. Segmen usaha ini
dimulai sejak tahun 1983, sebagai salah satu divisi PT. RVP. Sejak tahun
2008 sampai saat ini, segmen usaha Teknologi Informasi & Komunikasi
dijalankan oleh anak perusahaan PT. AGXX, dimana 99,9% sahamnya
dimiliki PT. RVP.
AGXX mempunyai anak perusahaan bernama PT. AMI. Perusahaan ini
merupakan kemitraan strategis antara AGXX dan Monitise Asia Pacific
Limited untuk menyediakan solusi mobile banking. Perusahaan ini
menyediakan platform yang memberikan dukungan perangkat lunak dan
solusi terhadap layanan mobile banking, mobile payment, mobile commerce
yang memudahkan bank, lembaga keuangan, mobile operators, dan
penyedia (mobile).
3.2.2 Solusi Dokumen
Segmen usaha solusi dokumen, dijalankan langsung oleh PT. RVP
dimana dalam pelaksanaan operasionalnya, baik penjualan maupun
pelayanan purna-jual dilakukan melalui seluruh jaringan cabang dan titik
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
layan (depo) serta partner. Segmen usaha ini merupakan bisnis yang
dikembangkan sejak PT. RVP mulai merintis usaha tahun 1971. Dalam
menjalankan usaha ini, PT. RVP bekerja sama dengan principal utama FX
Co.,Ltd., yang berkantor pusat di Jepang.
Perjalanan bisnis segmen usaha ini diawali dengan penyediaan peralatan
perkantoran seperti mesin fotokopi, faksimili, penghancur kertas, dan
semacamnya. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan peningkatan
kebutuhan pelanggan,
segmen usaha
Solusi
Dokumen
mengalami
transformasi dari penyedia layanan berbasis perangkat keras ( hardwarebased services ) menjadi layanan berbasis solusi ( solution-based services )
dalam ruang lingkup Solusi Dokumen dan teknologi informasi yang
mencakup semua aspek siklus dokumen, mulai dari document input ( scan,
copy, print, fax, view ).
Segmen usaha Solusi Dokumen didukung oleh portfolio yang berbasis
sebagai penyedia Solusi Dokumen, yaitu :
1.
Office Product Business ( OPB ) menyediakan solusi penanganan
dokumen di perkantoran mulai dari unit departemental sampai tingkat
korporasi. Solusinya terdiri dari perangkat multifungsi ( scan, copy,
print dan fax ), dengan kemampuan pencetakan dokumen hitam putih
dan berwarna serta ditunjang pula dengan perangkat lunak manajemen
dokumen yang terintegrasi.
2.
Production Service Business ( PSB ) menyediakan Solusi Dokumen
untuk produksi dokumen yang jumlah besar dlam waktu singkat ( shortrun length ) menggunakan teknologi cetak digital.
3.
Printer Channel Business ( PCB ) menyediakan solusi berbasis printer
laser, mulai dari printer fungsi tunggal hingga printer multifungsi
dengan kecepatan cetak rendah sampai sedang, hasil cetak hitam putih
maupun warna termasuk penyediaan bahan habis-pakai, layanan purna
jual serta beragam personal computer dan peripherals-nya untuk
kebutuhan personal sampai departemental.
4. FX
Global
Services
(
FXGS
)
menyediakan
solusi
yang
mengintegrasikan semua produk portfolio Solusi Dokumen, dan
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
menyediakan pelayanan alih daya (outsorcing) untuk mengelola dan
optimalisasi pengelolaan dokumen di pelanggan.
3.3 Filosofi, Visi, Misi dan Company Culture PT. RVP
Filosofi
1. Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara
2. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
3. Menghargai individu dan membina kerjasama
4. Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik
Visi
Menjadi penyedia solusi bisnis berbasis tekonologi dokumen,
informasi dan komunikasi terbaik di Indonesia.
Misi
Memberikan nilai terbaik bagi pelanggan melalui solusi bisnis
berbasis teknologi dokumen, informasi dan komunikasi.
Company Culture
1.
Bermanfaat bagi bangsa dan peri kehidupan
2.
Berinovasi dan berkeunggulan kelas dunia
3.
Menjadi partner pilihan pelanggan
4.
Kerjasama yang sinergis
Upaya mencapai visi dan misi tersebut didukung oleh budaya
organisasi yang disebut VIPS (Valuable to The Nation and Life, Innovative
and World Class Excellence, Preferred Partner for Customer, dan
Synergetic Teamwork).
3.4 Kegiatan Usaha Utama PT. RVP
Kegiatan usaha utama PT. RVP yang menimbulkan pendapatan
ataupun piutang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Out Right Sales (ORS)
Pendapatan yang berasal dari penjualan mesin fotokopi kepada
pelanggan, dapat dilakukan dengan dua jenis pembayaran, yaitu :
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
- Cash keras, pembayaran lunas yang akan langsung dilakukan setelah
barang dikirim ke pelanggan.
- Cash bertahap, yaitu pembayaran yang dilakukan dengan cara
bertahap, jangka waktu pembayaran (Term Of Payment) yang
ditetapkan adalah tergantung pada persetujuan awal antara pelanggan
dengan PT. RVP. Namun pada umumnya, jangka waktu pembayaran
yang ditetapkan adalah 30 hari.
2. Rental
Pendapatan yang berasal dari penyewaan mesin fotokopi kepada
pelanggan. Tagihan untuk pembayaran rental akan diterbitkan setiap
bulan, dan pembayaran harus dilakukan setiap bulan (tidak bisa di
negosiasi oleh pelanggan).
3. Full Service Maintenance Agreement (FSMA)
Setiap pelanggan yang melakukan pembelian atau penyewaan
mesin fotokopi dari PT. RVP, harus disertai juga dengan Full Service
Maintenance Agreement (FSMA). FSMA adalah perjanjian yang
menyatakan bahwa pembelian atau penyewaan mesin fotokopi disertai
dengan jasa maintenance sekaligus. Tagihan untuk jasa maintenance
dihitung dengan cara mengecek jumlah lembar pemakaian masingmasing mesin yg ada di pelanggan, dan apabila pemakaian telah
melebihi batas maksimal pemakaian mesin, maka jumlah kelebihan
lembar pemakaian dikalikan dengan harga per lembar yang telah
ditentukan (berbeda-beda tergantung jenis mesin). Pengecekan ini
dilakukan oleh petugas PT. RVP yang langsung mendatangi setiap
pelanggan. Setelah itu dibuat tagihan dan tagihan tersebut akan dikirim
setiap bulan.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
3.5 Struktur Organisasi PT. RVP
Mgmt System&Org
Development
Presiden
Direktur
Corporate Secretary
Internal Audit
Direktur
Operasi
Planning & Marketing
Customer Service & Support
Printer Channel Business
Branch Operation 1
Branch Operation 2
Direktur
Keuangan&
Administrasi
Finance & Accounting
Treasury
Supply Chain Management
Risk Management & SOP
Direktur
SDM&IT
Human Resources & Mgmt.
Services
Information Management
Legal Operations
Direktur
Anak
Perusahaan
PT. AGXX
Gambar 3.5 Struktur Organisasi PT. RVP
Sumber : Company Profile PT.RVP
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam bab ini, penulis akan membahas dan menganalisis hal-hal yang
berkaitan langsung dengan piutang usaha dan pendapatan utama PT. RVP.
4.1 Piutang
Dalam sub bab ini penulis akan membahas siklus akuntansi terkait piutang
mulai dari penyetujuan kredit, penagihan piutang, penyisihan piutang tak tertagih
sampai dengan penghapusan piutang tak tertagih
4.1 1 Penyetujuan Kredit
Dalam melakukan penjualan kredit yang menimbulkan piutang,
PT. RVP memiliki petugas khusus yang bertugas untuk melakukan analisis
terhadap calon pelanggan atau calon debitur untuk menilai apakah layak
diberikan kredit atau tidak. Kelayakan ini pada umumnya dinilai
berdasarkan reputasi calon debitur tersebut, apakah dinilai baik di mata
para pimpinan perusahaan atau tidak. PT. RVP juga akan melakukan survey
pada perusahaan calon debitur untuk menilai apakah aset yang dimiliki
pelanggan mampu untuk membayar kredit yang akan diberikan. Fungsi dari
petugas penyetujuan kredit di PT. RVP dapat dinilai telah berjalan cukup
efektif, karena terbukti dengan sangat sedikitnya jumlah piutang yang tidak
dapat tertagih dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan pelanggan yang
disetujui melakukan pembelian secara kredit adalah pelanggan yang sudah
memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu diyakini mampu membayar
hutang-hutangnya. Selain itu, pengendalian internal terkait penyetujuan
kredit juga telah sesuai, karena terdapat pemisahan tugas antara pegawai
yang menangani akuntansi untuk piutang dagang dengan pegawai yang
bertugas
untuk
melakukan
penyetujuan
kredit,
sehingga
akan
penulis
akan
meminimalisir terjadinya kecurangan.
4.1.2 Penagihan Piutang
Terkait
penagihan piutang
pada
PT.
RVP
menganalisis rasio yang berkaitan dengan piutang, yaitu Rasio Perputaran
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Piutang (Accounts Receivable Turnover) dan Rata-rata Hari Penagihan
Piutang (Accounts Receivable Collection Days) untuk mengetahui kinerja
likuiditas perusahaan. Rasio yang dibandingkan adalah untuk tahun 2011
dan 2012. Berikut adalah tabel perbandingan untuk perhitungan A/R
Turnover dan A/R Collection Days untuk tahun 2011 dan 2012 :
Deskripsi
2012
2011
A/R Trade
156.619.000.000
152.075.000.000
Net Sales
1.176.029.000.000
989.815.000.000
Average A/R
154.347.000.000
169.077.500.000
A/R Turnover
7,6 kali
5,8 kali
Collection 48 hari
62 hari
A/R
Days
Piutang usaha (A/R Trade) yang ditunjukkan pada tabel diatas adalah
piutang yang diperoleh berdasarkan kegiatan usaha utama PT. RVP, yaitu
ORS, Rental dan FSMA. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa piutang
usaha PT. RVP meningkat dari tahun 2011 – 2012. Perhitungan untuk A/R
Turnover dan A/R Collection Days pada tabel diatas adalah sebagai berikut
:
A/R Turnover 2011
=
Net Sales
Average A/R
=
989.815.000.000
169.077.500.000
=
A/R Collection Days 2011
=
5,8 kali
365
A/R Turnover
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
=
365
5,8
=
A/R Turnover 2012
=
62 hari
Net Sales
Average A/R
=
1.176.029.000.000
154.347.000.000
=
A/R Collection Days 2012
7,6 kali
=
365
A/R Turnover
=
365
7,6
=
48 hari
Untuk tahun 2011, diketahui rasio perputaran piutang adalah sebesar 5,8
kali, sedangkan pada tahun 2012 adalah sebesar 7,6 kali. Kenaikan rasio
perputaran piutang sebesar 1,8 ini menyebabkan jangka waktu penagihan
piutang menjadi lebih cepat, yaitu di tahun 2011 berkisar 62 hari,
sedangkan di tahun 2012 menjadi 48 hari. Lebih cepatnya waktu penagihan
piutang di tahun 2012 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam
menagih piutangnya adalah lebih baik dibandingkan tahun 2011. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya penerimaan dari pelanggan yang terlihat
di Laporan Arus Kas. Arus kas dari kegiatan operasi di PT. RVP terdiri
dari, penerimaan dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok dan
pembayaran kepada pegawai dan lainnya. Jumlah penerimaan dari
pelanggan dari tahun 2011 ke tahun 2012 meningkat sebesar Rp
135.079.000.000. Namun, rata-rata penagihan piutang tersebut masih lebih
besar dari rata-rata jangka waktu pelunasan yang diberikan oleh perusahaan
kepada pelanggan, yaitu 30 hari. Hal ini berarti bahwa PT. RVP masih
perlu melakukan beberapa cara untuk dapat memperbaiki prosedur
penagihan piutangnya. Permasalahan – permasalahan yang seringkali
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
ditemukan dalam proses penagihan piutang oleh PT. RVP kepada para
pelanggannya adalah karena beberapa faktor, antara lain :

Internal
- Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk penagihan belum lengkap
- Kontrak antara pelanggan dengan PT. RVP belum selesai dibuat
- Adanya kesalahan dalam pembuatan invoice sehingga harus direvisi
kembali.

Eksternal
- Adanya masalah kesulitan dana yang dihadapi oleh pelanggan
- Adanya pelanggan yang sifatnya bad payer, yaitu pelanggan yang
sulit dihubungi dan seringkali berjanji untuk membayar namun tidak
menepati
- Adanya pelanggan yang bangkrut atau menutup usahanya
- Adanya pelanggan yang melarikan diri sebelum melunasi hutanghutangnya
- Adanya pelanggan yang menghilangkan invoice, sehingga PT. RVP
harus menerbitkan invoice kembali.
4.1.3 Metode Estimasi Penyisihan Piutang PT. RVP
PT. RVP memiliki daftar umur piutang yang dikelompokkan sesuai
umur masing-masing piutang atau yang biasa disebut dengan aging
schedule. Umur piutang tersebut dikelompokkan ke dalam piutang yang
belum jatuh tempo, dan piutang yang telah melewati jatuh tempo. Piutang
yang telah melewati jatuh tempo dikelompokkan ke dalam kolom 1-30
hari, 31-60 hari, 61-90 hari, 90-120 hari, 120-150 hari, 150-180 hari, dan >
180 hari. Dalam penyisihan piutang tak tertagih, PT. RVP menggunakan
metode penyisihan (allowance method). Setiap akhir tahun, PT. RVP akan
membuat penyisihan atas piutang yang kira-kira tidak dapat tertagih.
Jumlah penyisihan tersebut diperoleh dengan cara mengelompokkan umur
piutang dengan membuat aging schedule dan melakukan review atas
piutang yang masih outstanding dengan umur piutang diatas 180 hari. Dari
kelompok piutang diatas 180 hari tersebut, akan didiskusikan dengan
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
bagian-bagian terkait piutang untuk memutuskan pelanggan mana yang
kira-kira tidak dapat melunasi dan berapa jumlah piutang yang kira-kira
tidak dapat tertagih. PT. RVP mengestimasi penyisihan piutang tak
tertagih hanya berdasarkan piutang yang berumur diatas 180 hari dengan
alasan bahwa berdasarkan tahun-tahun sebelumnya diketahui bahwa ratarata piutang tak tertagih PT. RVP hanya sekitar 3% dari total piutang,
sedangkan piutang yang berumur diatas 180 hari berkisar antara 4% - 5%
dari total piutang. Karena semakin lama umur piutang memperbesar
kemungkinan piutang tidak dapat ditagih, maka piutang yang disisihkan
sebagai penyisihan piutang tak tertagih adalah piutang yang memiliki
umur paling lama, yaitu piutang yang berumur diatas 180 hari. Oleh
karena itu, penyisihan piutang tak tertagih dengan metode ini dianggap
cukup efektif oleh PT. RVP. Jurnal yang dicatat oleh PT. RVP pada saat
menyisihkan piutang tak tertagih pada akhir tahun adalah sama dengan
perusahaan-perusahaan lain pada umumnya, yaitu sebagai berikut :
Bad Debt Expense
xxx
Allowance For Doubtful Accounts
xxx
PT. RVP membuat perhitungan dan mengakui penyisihan piutang
tak tertagih setiap akhir tahun. Oleh karena itu, setiap akan mengakui
penyisihan piutang tak tertagih, PT. RVP harus memperhatikan saldo
penyisihan piutang tak tertagih yang telah ada. Untuk jurnal penghapusan
piutang pada tahun berjalan, nilai piutang yang dihapuskan akan
mengurangi jumlah saldo yang telah disishkan untuk piutang tak tertagih.
PT. RVP membuat jurnal write-off sama dengan perusahaan pada
umumnya, yaitu :
Allowance For Doubtful Accounts
Accounts Receivable
xxx
xxx
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
4.1.4 Prosedur Penghapusan Piutang di PT. RVP
Piutang yang tidak dapat tertagih di tahun berjalan harus
dihapuskan dengan mengurangi saldo piutang tak tertagih yang sudah
disisihkan di akhir tahun sebelumnya. Dalam praktiknya, collector berhak
memberikan informasi mengenai sejumlah piutang yang disarankan untuk
dihapus. Alur penghapusan piutang pada PT. RVP diawali dengan
pengajuan usulan penghapusan piutang oleh collector yang berhubungan
secara langsung dengan customer. Dalam praktiknya, collector memiliki
target yang harus dicapai dalam penagihan hutang customer, apabila
collector merasa bahwa customer sudah tidak lagi bisa melunasi
hutangnya dikarenakan alasan tertentu seperti masalah dana atau
kebangkrutan, maka collector akan mengajukan usulan penghapusan
piutang, dan apabila usulan tersebut disetujui, maka piutang tersebut akan
dikeluarkan dari target collector. Usulan atas penghapusan piutang akan
diajukan kepada branch manager, setelah itu usulan yang telah berupa
dokumen tersebut akan diteruskan oleh branch manager kepada divisi
account receivable di kantor pusat yang akan mencocokkan invoice yang
ada dengan usulan penghapusan piutang yang diajukan. Selain itu, divisi
account receivable ini juga melakukan konfirmasi dengan bagian account
service yang bertugas mengontrol hutang customer di masing-masing
cabang. Setelah divisi account receivable melakukan pengecekan dan telah
sesuai, maka selanjutnya dokumen tersebut akan di-review kembali dan
disetujui oleh manager finance, kemudian manager finance akan
meneruskan dokumen tersebut kepada direksi, dan apabila direksi
menyetujui, maka dokumen tersebut akan dikembalikan kepada divisi
account receivable kantor pusat untuk memasukkan data ke dalam sistem
yang secara otomatis akan membuat jurnal penghapusan piutang. Prosedur
penghapusan piutang di PT. RVP dinilai sudah cukup baik karena telah
terdapat pengendalian internal agar terhindar dari tindak kecurangan
pegawai, yaitu telah adanya otorisasi yang memadai terhadap piutang yang
diusulkan untuk dihapus dan adanya informasi yang cukup antara bagian
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
account service dengan bagian accounts receivable untuk memastikan
bahwa informasi yang diberikan oleh collector adalah benar.
4.2. Pendapatan
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai alur prosedur yang
menimbulkan pendapatan, analisis pengakuan pendapatan dan analisis
pencatatan pendapatan dan piutang PT. RVP
4.2.1 Alur Prosedur yang Menimbulkan Pendapatan PT. RVP
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pendapatan PT. RVP
terdiri dari tiga jenis, yaitu Out Right Sales ( ORS ), Rental, dan Full
Service Maintenance Agreement (FSMA). Tiap jenis pendapatan ini
memiliki alur yang berbeda-beda, dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Out Right Sales ( ORS ) / Rental
Alur ini diawali dengan sales activity yang dilakukan oleh bagian
marketing, setelah pelanggan merasa tertarik, pelanggan akan
melakukan pemesanan dengan menerbitkan purchase order setelah itu
akan dilakukan manual order, yaitu dengan pembuatan kontrak jual beli
dan tanda tangan dari kedua belah pihak. Selanjutnya, akan dilakukan
pengecekan ketersediaan mesin oleh bagian gudang (warehouse staff),
dan apabila pesanan tersedia maka akan dilakukan release order dengan
otorisasi dari kepala administrasi (admin head). Kemudian barang yang
dipesan
dikirim
ke
pelanggan
melalui
warehouse
staff
(picking&delivery) sekaligus dilakukan instalasi oleh teknisi, setelah itu
dikeluarkan dokumen pengiriman dan pemasangan mesin (DPPM) yang
selanjutnya dikirimkan ke bagian billing sebagai dasar pembuatan
invoice. Selain menerbitkan invoice kepada pelanggan, bagian billing
juga akan menginput data ke sistem yang secara otomatis akan tercatat
jurnal penjualan. Selanjutnya bagian accounting akan membuat laporan
keuangan setiap bulannya yang akan diperiksa oleh manajer keuangan.
Alur mulai dari sales activity sampai create invoice pada ORS dan
rental adalah sama, perbedaannya hanya terletak pada periode
pembayaran. Untuk ORS pembayaran dapat dilakukan dalam jangka
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
waktu 21 hari, 30 hari, 45 hari dan 60 hari, walaupun pada umumnya
jangka waktu yang diberikan adalah 30 hari. Sedangkan untuk rental,
tagihan dan pembayaran akan dilakukan setiap bulan.
Gambar 4.2 : Alur Prosedur yang Menimbulkan Pendapatan PT. RVP
Sumber : Dokumen Internal PT. RVP
2. Full Service Maintenance Agreement (FSMA)
Siklus ini diawali dengan pencatatan jumlah lembar pemakaian
mesin yang dilakukan oleh petugas dari PT. RVP dengan mendatangi
langsung setiap pelanggan dan mengecek masing-masing mesin.
Kemudian data yang diperoleh mengenai lembar pemakaian tersebut
akan diinput ke Systems Application and Products (SAP) yang akan
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
terhubung ke
bagian billing. Selanjutnya bagian billing akan
mencocokkan data di SAP dengan berkas dalam bentuk hardcopy yang
diserahkan oleh petugas survey, apabila telah sesuai maka akan
dilakukan penghitungan perkalian jumlah lembar pemakaian dengan
harga per lembar (berbeda-beda tergantung jenis mesin) kemudian dibuat
invoice yang akan dikirim kepada pelanggan dan diinput kedalam sistem.
Pendapatan yang berasal dari FSMA ini juga akan dilaporkan dalam
laporan keuangan bulanan yang akan diperiksa setiap bulannya oleh
manajer keuangan. Tagihan dan pembayaran FSMA dilakukan setiap
bulan.
Gambar 4.2 : Alur Prosedur yang Menimbulkan Pendapatan PT. RVP
Sumber : Dokumen Internal PT. RVP
4.2.2. Analisis Pengakuan Pendapatan PT. RVP
PT. RVP mengakui pendapatan pada saat terjadinya penjualan atau
penyerahan barang kepada pelanggan (point of sale), yaitu pada saat mesin
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
fotokopi telah diserahkan kepada pelanggan. Pada praktiknya, terdapat
beberapa kasus dimana pelanggan PT. RVP menukarkan mesin fotokopi
yang telah dibeli dengan tipe dan model mesin yang berbeda. Dalam kasus
seperti ini, pembeli harus melunasi terlebih dahulu mesin fotokopi lama
yang sudah dibeli, setelah itu PT. RVP seolah-olah membeli mesin fotokopi
lama yang ada di pelanggan, dan membuat kontrak baru atas penjualan
mesin fotokopi yang baru, sehingga terbentuk piutang yang baru. Berikut
adalah analisis kesesuaian pengakuan pendapatan PT. RVP dengan PSAK
23 (revisi 2010) mengenai pendapatan :
a. Pendapatan dari penjualan
memindahkan resiko dan
barang diakui
manfaat
ketika
kepemilikan
entitas telah
barang
secara
signifikan kepada pembeli.
Untuk kegiatan penjualan dan penyewaan mesin fotokopi, PT. RVP
mengakui pendapatan pada saat data mengenai barang yang terjual telah
diinput ke dalam sistem oleh bagian billing, yang secara otomatis akan
terbentuk jurnal penjualan. Saat data penjualan telah diinput ke sistem,
artinya barang tersebut sudah menjadi milik pelanggan dan dikeluarkan
dari persediaan PT. RVP. Bagian billing dapat menginput data ke sistem
dan membuat invoice, hanya setelah setelah barang sampai ditangan
pelanggan dan dilakukan instalasi, sehingga dokumen pengiriman dan
pemasangan mesin akan dijadikan dasar pembuatan invoice dengan
harga yang telah disepakati. Dalam praktiknya, pelanggan berhak untuk
melakukan retur atas barang yang telah dibeli, namun hal ini tidak
mempengaruhi pengakuan pendapatan PT. RVP, karena pelanggan
hanya bisa melakukan retur apabila ditemukan masalah signifikan pada
barang. Sedangkan PT. RVP selalu memeriksa kualitas barang sebelum
dikirimkan kepada pelanggan, hal ini dilakukan untuk meminimalisir
terjadinya retur penjualan.
b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Setelah bagian billing menginput data barang yang terjual ke sistem yang
secara otomatis akan tercatat jurnal penjualan, barang tersebut tidak lagi
dikelola dan dikendalikan oleh PT. RVP. Dengan kata lain, PT. RVP
tidak bisa menjual barang tersebut kepada pihak lain, ataupun
menggunakan barang tersebut dalam kegiatan operasional PT. RVP
c. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
Jumlah pendapatan yang diakui oleh PT. RVP adalah sebesar imbalan
yang akan diterima oleh PT. RVP, yaitu berjumlah sama dengan yang
tercantum di invoice. Apabila terdapat diskon penjualan, maka diskon
tersebut akan mengurangi jumlah pendapatan.
d. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas
Pendapatan yang masih berupa piutang PT. RVP memiliki kemungkinan
yang besar bahwa piutang tersebut akan dibayarkan oleh pelanggan,
karena PT. RVP memiliki hak yang sah atas piutang tersebut dan PT.
RVP juga melakukan sejumlah usaha penagihan untuk meminimalisir
adanya piutang yang tidak dapat tertagih.
e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat
diukur dengan andal.
Biaya sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal
oleh PT. RVP. Biaya ini telah diketahui jumlahnya ataupun dapat
diestimasi dengan andal, dan telah diakui pada saat penjualan terjadi.
Untuk pendapatan sewa, pada umumnya kontrak yang dibuat oleh
PT. RVP dengan para pelanggannya adalah dalam jangka waktu sewa
yang tidak lama, dan apabila kontrak tersebut akan habis, maka segera
dibuat kontrak yang baru, sehingga masa sewa jauh lebih kecil daripada
masa manfaat mesin fotokopi itu sendiri. Selain itu, pada umumnya
didalam kontrak tidak disebutkan perjanjian bahwa hak kepemilikan aset
akan dialihkan pada akhir masa sewa. Dari kedua penjelasan mengenai
kreteria kontrak pada umumnya di PT. RVP, dapat disimpulkan bahwa
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
sewa mesin fotokopi di PT. RVP tersebut diklasifikasikan sebagai sewa
operasi. Hal ini berdasarkan PSAK 30 (revisi 2011), yang menjelaskan
bahwa sewa diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
1.Sewa Pembiayaan :
Sewa yang mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan suatu aset.
2. Sewa Operasi
: Sewa selain sewa pembiayaan
Dua kriteria sewa pembiayaan (paragraph 10 & 11) yang bertentangan
dengan kondisi yang ada pada PT. RVP, yaitu :
(a) Sewa mengalihkan kepemilikan asset kepada lessee pada akhir masa
sewa
(b)Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun
hak milik tidak dialihkan
Kondisi yang ada pada PT. RVP bertentangan dengan kriteria sewa
pembiayaan, maka sewa mesin fotokopi di PT. RVP diklasifikasikan
kedalam sewa operasi.
4.2.3 Pencatatan Pendapatan dan Piutang PT. RVP
PT. RVP memiliki dua bentuk accounts receivable, yaitu accounts
receivable trade dan accounts receivable other. Accounts receivable trade
adalah piutang yang berasal dari kegiatan usaha utama PT. RVP, yaitu Out
Right Sales (ORS), Rental dan Full Service Maintenance Agreement
(FSMA). Sedangkan accounts receivable other adalah piutang non usaha
yang berasal dari pinjaman kepada karyawan. Berikut ini akan dijelaskan
pencatatan jurnal yang berhubungan dengan pendapatan dan piutang pada
PT. RVP. Pada saat terjadi penjualan kepada pihak luar, PT. RVP akan
membuat jurnal melalui sistem sebagai berikut :
Accounts Receivable PT. A
xxx
VAT Out
xxx
Revenue
xxx
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Apabila revenue berasal dari kegiatan usaha yang berbeda-beda,
maka pencatatannya pun akan dirinci sesuai masing-masing jenis revenue.
Sebagai contoh PT. RVP memiliki piutang atas PT. A yang berasal dari
ORS, Rental dan FSMA, maka jurnal yang tercatat di sistem adalah :
Accounts Receivable PT.A
xxx
VAT Out
xxx
Revenue – ORS
xxx
Revenue – FSMA
xxx
Revenue – Rental
xxx
Setelah itu, apabila ada pembayaran dari customer, maka jurnal
yang dicatat adalah :
Bank
xxx
Accounts Receivable PT. A
xxx
Namun terdapat beberapa transaksi dimana pelanggan melakukan
pembayaran transfer ke cabang yang berbeda dengan cabang yang
menerbitkan invoice, maka cabang yang menerima pembayaran transfer
dari pelanggan tersebut tidak bisa langsung mengurangi piutang yang sudah
tercatat, oleh karena itu harus membuat jurnal :
Bank
xxx
Accounts Receivable Clearing
xxx
Accounts receivable clearing adalah akun yang digunakan untuk
penerimaan inter branch, yaitu pembayaran yang diterima oleh cabang
yang berbeda dengan cabang yang menerbitkan invoice. Selanjutnya,
cabang yang menerima pembayaran
tersebut akan mengkonfirmasi ke
cabang yang bersangkutan, dan cabang yang bersangkutan akan membuat
jurnal untuk mengurangi piutang PT. A yang telah tercatat. Jurnal yang
dibuat adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Accounts Receivable Clearing xxx
Accounts Receivable PT. A
xxx
Accounts Receivable Clearing
adalah akun
yang
bersifat
sementara, sehingga setelah dilakukan tutup buku, nilainya harus sama
dengan nol. Apabila di akhir tahun setelah dilakukan pengidentifikasian
ternyata masih terdapat sisa saldo Accounts Receivable Clearing, maka
sisa saldo tersebut akan dimasukkan sebagai pengurang piutang lain-lain,
dengan jurnal sebagai berikut :
Accounts Receivable Clearing
xxx
Other Receivables
xxx
Transaksi penjualan kredit yang menimbulkan piutang bagi PT.
RVP dipengaruhi juga oleh diskon yang diberikan oleh PT. RVP kepada
beberapa pelanggannya. Diskon yang diberikan oleh PT. RVP adalah trade
discount, yaitu diskon yang diberikan karena pembelian telah mencapai
kuantitas
yang
telah ditentukan.
Metode yang
digunakan untuk
pencatatannya adalah Net Method, yaitu metode pencatatan dimana
perusahaan mengakui piutang pada jumlah yang net setelah dikurangi
dengan diskon penjualan.
4.2.4 Analisis Pencatatan Pendapatan dan Piutang PT. RVP
PT. RVP adalah sebuah perusahaan yang memiliki puluhan cabang
yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam pencatatan piutang dan
pendapatannya,
akan
dicatat
oleh
masing-masing
cabang
yang
bersangkutan dengan menggunakan jurnal yang sama dengan perusahaan –
perusahaan pada umumnya. Namun untuk pelunasan piutang tersebut, pada
praktiknya tidak semua piutang dibayarkan pada cabang yang benar-benar
mengakui piutang yang bersangkutan. Sebagai contoh, salah satu cabang
PT. RVP yaitu cabang Jakarta 4 mencatat haknya atas piutang dari
pelanggan A, namun pelanggan A membayar hutangnya ke rekening
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Jakarta 3 sebesar Rp 6.500.000,- karena PT. RVP memiliki prinsip tidak
boleh menolak pembayaran dari pelanggan, maka dalam pencatatannya,
cabang yang menerima pembayaran (Jakarta 3) akan membuat jurnal
sebagai berikut :
Bank 6.500.000
Accounts Receivable Clearing
6.500.000
Setelah saldo pembayaran piutang dimasukkan ke dalam akun
Accounts Receivable Clearing, selanjutnya cabang yang berhak untuk
mencatat adanya pelunasan piutang (Jakarta 4) akan membuat jurnal
sebagai berikut :
Accounts Receivable Clearing
6.500.000
Accounts Receivable - pelanggan A
6.500.000
Dengan pencatatan seperti ini, setiap cabang yang menerima
pembayaran dan merasa bahwa pembayaran tersebut bukan merupakan
piutang cabang yang bersangkutan akan memasukkan dan mencatat saldo
tersebut ke dalam akun Accounts Receivable Clearing. Selain itu, saldo
penerimaan yang hanya diketahui pengirimnya namun tidak diketahui
nomer invoice nya atau bahkan ada beberapa diantaranya yang tidak
diketahui pengirimnya dan tidak diketahui nomer invoicenya juga akan
dimasukkan ke dalam akun Accounts Receivable Clearing. Hal ini
menimbulkan kesulitan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
bagian finance dan accounting dalam mengidentifikasi saldo di dalam
Accounts Receivable Clearing tersebut pada saat pembuatan laporan
keuangan. Selain itu, sisa saldo Accounts Receivable Clearing yang
dimasukkan sebagai pengurang piutang lain-lain akan menyebabkan nilai
piutang lain-lain didalam laporan keuangan menjadi bias.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan mengenai piutang dan pendapatan PT. RVP adalah
sebagai berikut :
1. Prosedur penyetujuan kredit di PT. RVP dinilai cukup efektif, terbukti
dengan sangat sedikitnya jumlah piutang yang tidak dapat tertagih dari
tahun ke tahun. Selain itu, pengendalian internal terkait penyetujuan
kredit juga sudah cukup baik, karena terdapat pemisahan tugas yang
memadai sehingga akan meminimalisir terjadinya kecurangan.
2. Penagihan piutang atau manajemen piutang, dalam penulisan ini dianalisa
menggunakan Accounts Receivable Turnover Ratio dan Accounts
Receivable Collection Days untuk tahun 2011 dan 2012 sebagai
perbandingan. Piutang usaha PT. RVP selalu menurun setiap tahunnya
dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Berdasarkan rasio tersebut diketahui
bahwa perputaran piutang PT. RVP semakin cepat dari tahun 2011 ke
2012, sehingga rata-rata hari pengumpulan piutang juga menjadi semakin
cepat. Hal ini dikarenakan proses penagihan piutang PT. RVP kepada para
pelanggannya yang semakin baik
3. Metode penyisihan piutang yang digunakan oleh PT. RVP adalah dengan
melakukan review terhadap piutang-piutang yang berumur diatas 180 hari,
dan menyisihkan piutang yang diperkirakan tidak dapat tertagih ke dalam
penyisihan piutang tak tertagih. Perkiraan yang dilakukan adalah
berdasarkan kondisi perusahaan pelanggan. PT. RVP menggunakan metode
ini dengan alasan bahwa rata-rata piutang tak tertagih PT. RVP hanya
sekitar 3% dari total piutang, sedangkan piutang yang berumur diatas 180
hari sekitar 4% - 5%, maka penyisihan piutang tak tertagih tersebut
dianggap cukup efektif.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
4. Prosedur penghapusan piutang di PT. RVP dinilai sudah cukup baik karena
telah terdapat pengendalian internal agar terhindar dari tindak kecurangan
pegawai, yaitu telah adanya otorisasi yang memadai terhadap piutang yang
diusulkan untuk dihapus dan adanya informasi yang cukup antara bagian
account service dengan bagian accounts receivable untuk memastikan
bahwa informasi yang diberikan oleh collector adalah benar.
5. Mengenai pengakuan pendapatan, PT. RVP menggunakan metode point of
sale dan telah mengakui pendapatan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
oleh PSAK 23 (revisi 2010).
5.2 Saran
Saran yang diberikan oleh penulis adalah saran untuk perusahaan
tempat penulis melaksanakan kegiatan magang, yaitu PT. RVP.
5.2.1 Saran Untuk PT. RVP
Selama melaksanakan magang di PT. RVP, terdapat beberapa hal
dimana penulis merasa perlu memberikan saran yang diharapkan dapat
membangun dan membuat perubahan ke arah yang lebih baik untuk PT.
RVP. Saran-saran yang diberikan oleh penulis terkait piutang usaha dan
pendapatan PT. RVP adalah sebagai berikut :
1. Mengenai estimasi penyisihan piutang tak tertagih, sebaiknya
penyisihan piutang tak tertagih tidak hanya berdasarkan piutang yang
berumur diatas 180 hari saja, masing-masing kelompok umur piutang
harus diberikan persentase tertentu dalam menyisihkan piutang tak
tertagih, namun karena pada praktiknya diketahui bahwa rata-rata
piutang tak tertagih PT. RVP hanyalah berkisar 2%-3% dari total
piutang dan piutang yang berumur diatas 180 hari hanya berkisar
antara 5%, maka metode penyisihan piutang tak tertagih saat ini
dianggap sudah cukup efektif.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
2. Mengenai penagihan piutang, A/R Collection Days PT. RVP diketahui
masih lebih besar dari rata-rata term of payment yang ditetapkan oleh
PT. RVP, oleh karena itu sebaiknya PT. RVP melakukan tindakan
penagihan yang lebih agresif yaitu menghubungi pelanggan (via email
atau telepon) secara rutin, dan jika diperlukan juga mendatangi kantor
pelanggan untuk mengingatkan bahwa hutang mereka sudah mendekati
jatuh tempo, hal ini dilakukan agar perputaran piutang menjadi kas
semakin cepat.
3. Mengenai transfer pembayaran dari pelanggan ke PT. RVP. Karena
penulis
tahu
mengidentifikasi
bahwa
seringkali
pembayaran
dari
ditemukan
kesulitan
dalam
maka
penulis
pelanggan,
memberikan saran untuk menetapkan peraturan secara tegas kepada
pelanggan PT. RVP untuk melakukan pembayaran ke masing-masing
cabang yang bersangkutan, dan selalu mencantumkan nama pelanggan
dan nomor invoice saat melakukan pembayaran. Karena sesungguhnya
hal ini akan memudahkan kedua belah pihak, baik PT. RVP maupun
pelanggan. Dengan efektifnya pengidentifikasian pembayaran atas
piutang di PT. RVP, maka pelanggan juga akan terkena dampak
baiknya, yaitu terhindar dari penagihan atas hutang yang sebenarnya
telah dibayarkan oleh pelanggan.
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
DAFTAR REFERENSI
Dunia, Firdaus A. (2008). Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Horngren, Charles T., George Foster, and Srikant M Datar, Cost Accounting : A
Manajerial Emphasize , 10th Edition. (New Jersey : Prentice Hall Inc,
2000)
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan standar Akuntansi Keuangan
Indonesia Nomor 23 Revisi 2010: Pendapatan. Jakarta: IAI.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan standar Akuntansi Keuangan
Indonesia Nomor 30 Revisi 2011: Sewa. Jakarta: IAI.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. (2011). Intermediate
Accounting Volume 1 IFRS edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Keown, J. Arthur, Scott, Martin & Petty (2001). Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Edisi-1. Salemba Empat.
Riyanto, Bambang (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta
Sawir, Agnes (2001). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Kinerja
Perusahaan. Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
http://indonesia.smetoolkit.org/indonesia/id/content/id/72/10-Langkah-MenujuPenagihan-yang-Efektif
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Lampiran 1 : Laporan Posisi Keuangan PT. RVP
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
(lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Lampiran 2 : Laporan Posisi Keuangan PT. RVP
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
(lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Lampiran 3 : Laporan Laba Rugi PT. RVP
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Lampiran 4 : Laporan Laba Rugi PT. RVP
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Lampiran 5 : Laporan Arus Kas PT. RVP
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
(lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014
Download