UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS AKUNTANSI ATAS PIUTANG USAHA DAN PENDAPATAN PT.RVP LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi RINDA VEMBISAM PUTRI 1106137892 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK DESEMBER 2013 Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS AKUNTANSI ATAS PIUTANG USAHA DAN PENDAPATAN PT.RVP LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi RINDA VEMBISAM PUTRI 1106137892 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK DESEMBER 2013 Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Laporan magang ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama Mahasiswa : Rinda Vembisam Putri NPM : 1106137892 Tanda Tangan : Tanggal : 20 Desember 2013 Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 HALAMAN PENGESAHAN Laporan Magang ini diajukan oleh : Nama : Rinda Vembisam Putri NPM : 1106137892 Program strudi : S1 Ekstensi - Akuntansi Judul Laporan : Indonesia : Analisis Akuntansi atas Piutang Usaha dan Pendapatan PT. RVP Inggris : Accounting Analysis of Accounts Receivable and Revenues at PT. RVP Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Ekstensi akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia DEWAN PENGUJI Pembimbing : Kurnia Irwansyah Rais S.E., M.Ak. Penguji : ( Penguji : ( ( ) ) ) Ditetapkan di : Depok, Jawa Barat Tanggal : 20 Desember 2013 Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 KATA PENGANTAR Melalui halaman ini, penulis ingin mengekspresikan puji syukur, apresiasi, penghargaan, dan rasa terima kasih bagi pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan kontribusi dalam berbagai bentuk sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Kehidupan penulis hingga mencapai titik ini, tidak akan sama tanpa kehadiran pihak-pihak berikut ini ; 1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kuasa dan ridho-nya lah saya dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan baik dan dalam keadaan baik. Terima kasih untuk selalu bisa membuat saya terbangun lagi disaat saya merasa jatuh. 2. Orang tua yang amat sangat saya cintai, Samino Amirul Mukmin dan Sri Harini. Untuk perhatian, kasih sayang dan dukungan yang tidak pernah habis dan tidak kenal lelah. Kalian adalah salah satu motivasi saya untuk dapat menyelesaikan studi di program ekstensi ini. I love you both. 3. Bapak Kurnia Irwansyah, selaku dosen pembimbing yang banyak membantu penulis dalam penyusunan laporan magang ini. Terimakasih untuk kritik dan saran yang membangun, kesabaran, dan segala ilmu yang telah diberikan. 4. Ruth Daniella dan Ni Wayan Ilmyaningsih teman senasib seperjuangan. Thankyouuu hura-huranya setiap selesai bimbingan. Jadi balance deh stress sama seneng-senengnya. Kita harus lulus bareng semester ini ya guys. 5. Ajeng Harna Tyastri, Isni Asysyifa’ul Khusna, Vidyatami Ayuningtyas, Bernadeta Bondan walaupun kalian udah ninggalin gue lulus duluan, tapi nama kalian tetep ada disini. Thankyouu buat suka dukanya selama kuliah di ekstensi FEUI Salemba. 6. Dan tante-tante yang lain Imas Oktarini, Gety Shesa Pratiwi, Okymiranda Satriandri walaupun kita ngga berjuang bareng-bareng tapi doa dan tujuan kita sama, lulus semester ini. Semangaaat. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 7. Alesha Innara, ponakan tante yang paling tantiik. Makasi yaah udah mau jadi hiburan tante ditengah kesetresan bikin laporan. Love youu. 8. Teman-teman mahasiwa FEUI berbagai angkatan dan jurusan. Saya yakin di masa depan kita semua akan sukses dan akan menjadi orang yang membanggakan. 8. Terimakasih juga untuk seluruh staff PT. RVP yang telah membantu dalam penyusunan laporan magang ini. Terutama si bapak supervisor yang paling baik Pak Arief, dan senior accounting yang mau digangguin terus Mas Anung. 9. Dosen, Staff Pengajar, Asisten Dosen, dan segenap Staff FEUI, terimakasih untuk ilmu, bimbingan, dan bantuannya selama perkuliahan di FEUI. 10. Semua pihak yang belum disebutkan dalam kata pengantar ini, yang telah berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung, atas pencapaiannya penulis akan segera sarjana. Terimakasih! Tak lupa Juga untuk segenap keluarga besar dan kerabat yang senantiasa memotivasi saya dengan pertanyaan “kapan lulus?”, Terima Kasih. Akhir kata, penulis berharap laporan magang ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membaca sebagai bahan informasi dan sumber ilmu pengetahuan. Penulis juga menyadari dalam laporan magang ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mohon maaf dan membuka diri untuk saran dan kritik yang membangun dan meningkatkan laporan magang ini. Depok, 20 Desember2013 Penulis Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademis Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Rinda Vembisam Putri NPM : 1106137892 Program studi : S1 Ekstensi Departemen : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Jenis Karya : Laporan Magang Demi pembangunan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Analisis Akuntansi atas Piutang Usaha dan Pendapatan PT. RVP Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagi penulis/pencipta dan sebagi pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada Tanggal : 20 Desember 2013 yang menyatakan ( Rinda Vembisam Putri ) Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 ABSTRAK Nama : Rinda Vembisam Putri Program studi : Ekstensi Akuntansi Judul : Analisis Akuntansi Atas Piutang Usaha dan Pendapatan PT. RVP Laporan magang ini bertujuan menganalisis perlakuan akuntansi terkait piutang usaha dan pendapatan utama pada PT. RVP, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan penyewaan mesin fotokopi. Dalam laporan ini dapat disimpulkan bahwa prosedur penyetujuan kredit PT. RVP sudah berjalan dengan baik, penagihan piutang PT. RVP juga semakin baik dari tahun 2011-2012 yang dilihat dari average collections period, metode penyisihan piutang tak tertagih yang digunakan sudah cukup efektif dan prosedur penghapusan piutang yang telah memiliki pengendalian internal yang memadai. Saran yang diberikan oleh penulis kepada PT. RVP adalah terkait metode penyisihan piutang tak tertagih yang sebaiknya menggunakan persentase piutang, perlunya meningkatkan upaya penagihan piutang untuk mempercepat A/R Collection Days dan memberikan peraturan yang lebih tegas kepada para pelanggan terkait transfer pembayaran. Kata kunci : Piutang Usaha, Pendapatan, Pencatatan Akuntansi Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 ABSTRACT Name : Rinda Vembisam Putri Study Program : Extension of Accounting Title : Accounting Analysis of Accounts Receivables and Revenues at PT. RVP This internship report aims to analyze the accounting treatment related revenue and accounts receivable at PT. RVP, which is a company that has main business in selling and leasing photocopy machines. In this report it can be concluded that the credit approval procedure PT. RVP has been going well, collection of accounts receivable PT. RVP is also better from 2011 to 2012 that seen from average collections period, method of allowance for doubtful accounts that is used is quite effective and procedures of receivables write-off have adequate internal controls. Advice given by the author to PT. RVP is associated method of allowance for doubtful accounts receivable should use percentages, the need to increase efforts to speed up the collection of accounts receivables and make a firmer regulations to customers related to the transfer payment. Keywords : Accounts Receivables, Revenue, Accounting Records Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... vi ABSTRAK ................................................................................................................. vii ABSTRACT .............................................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang ......................................... 1 1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang ...................................................... 1 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang ................................... 2 1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang ................................................................. 3 1.5 Latar Belakang Tema ............................................................................... 3 1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ............................................. 4 1.7 Tujuan Penulisan Laporan Magang .......................................................... 4 1.8 Sistematika Penulisan Laporan Magang ................................................... 4 BAB 2 LANDASAN TEORI ..................................................................................... 6 2.1 Piutang ..................................................................................................... 6 2.1.1 Definisi Piutang................................................................................ 6 2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang ...................... 6 2.1.3 Klasifikasi Piutang ........................................................................... 8 2.1.4 Pengakuan Piutang ........................................................................... 9 2.1.5 Piutang Tak Tertagih ........................................................................ 11 2.1.6 Penghapusan Piutang ........................................................................ 13 2.1.7 Kebijakan Terhadap Piutang yang Masih Belum Tertagih ................ 14 2.1.8 Pengendalian Internal atas Piutang Usaha ......................................... 15 2.1.9 Rasio Piutang ..................................................................................... 19 2.2 Pendapatan .............................................................................................. 20 Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 2.2.1 Definisi Pendapatan ......................................................................... 20 2.2.2 Pengakuan Pendapatan ..................................................................... 21 2.2.3 Pengukuran Pendapatan .................................................................... 25 2.2.4 Pengungkapan Pendapatan ................................................................ 26 BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG ............................................... 27 3.1 Gambaran Umum PT. RVP ...................................................................... 27 3.2 Segmen Usaha PT. RVP........................................................................... 28 3.2.1 AGIT ............................................................................................... 28 3.2.2 Solusi Dokumen ............................................................................... 28 3.3 Filosofi, Visi, Misi dan Company Culture PT. RVP ................................. 30 3.4 Kegiatan Usaha Utama PT. RVP .............................................................. 30 3.5 Struktur Organisasi PT. RVP .................................................................... 32 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS ................................................................. 33 4.1 Piutang ...................................................................................................... 33 4.1.1 Penyetujuan Kredit ............................................................................. 33 4.1.2 Penagihan Piutang ............................................................................. 33 4.1.3 Metode Estimasi Penyisihan Piutang PT. RVP .................................. 36 4.1.4 Prosedur Penghapusan Piutang di PT. RVP ........................................ 38 4.2 Pendapatan ................................................................................................. 39 4.2.1 Alur Prosedur yang Menimbulkan Pendapatan PT. RVP ................... 39 4.2.2 Analisis Pengakuan Pendapatan PT. RVP .......................................... 42 4.2.3 Pencatatan Pendapatan dan Piutang PT. RVP ..................................... 44 4.2.4 Analisis Pencatatan Pendapatan dan Piutang PT. RVP ....................... 46 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 48 5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 48 5.2 Saran........................................................................................................ 49 5.2.1 Saran untuk PT RVP ........................................................................ 49 DAFTAR REFERENSI .............................................................................................. 51 Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Laporan Posisi Keuangan PT. RVP 31 Desember 2010 - 2011 ................... 56 Lampiran 2 Laporan Posisi Keuangan PT. RVP 31 Desember 2011 - 2012 ................... 58 Lampiran 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif PT. RVP 31 Desember 2010-2011 ....... 60 Lampiran 4 Laporan Laba Rugi Komprehensif PT. RVP 31 Desember 2011-2012 ....... 61 Lampiran 5 Laporan Arus Kas PT. RVP 31 Desember 2011 - 2012 ............................. 62 Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, penulis akan menjelaskan latar belakang dan manfaat program magang serta tujuan penulisan laporan magang Program Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selain itu, penulis juga akan menjelaskan waktu dan tempat pelaksanaan magang dan kegiatan yang penulis lakukan selama magang di perusahaan tersebut. 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat, dunia kerja menuntut seseorang untuk memiliki kualitas yang tinggi. Sehubungan dengan hal ini Departemen Akuntansi Universitas Indonesia berusaha agar dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara kualitas ditengah perkembangan zaman. Penyempurnaan kualitas mahasiswa tidak hanya ditempuh dalam bentuk penyempurnaan metode dan kurikulum pembelajaran di ruang kuliah, namun juga diwujudkan dalam bentuk penyediaan kesempatan untuk mahasiswa agar dapat terjun langsung ke dunia kerja untuk dapat meningkatkan kemampuan dan menambah pengalaman. Oleh karena itu dibuatlah program magang yang dapat menjadi pilihan mahasiswa untuk menyusun tugas akhir. Dilatarbelakangi hal diatas, penulis memutuskan untuk mengambil kesempatan untuk melaksanakan program magang. Hal ini didasari oleh kesadaran untuk selalu mengembangkan diri sebagai bekal penulis dalam menghadapi dunia kerja setelah menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang Dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), seluruh mahasiswa diwajibkan untuk memenuhi persyaratan kelulusan, yaitu membuat tugas akhir. Program magang adalah salah satu program yang dibuat oleh Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Departemen Akuntansi Universitas Indonesia yang dapat menjadi pilihan bagi mahasiswa untuk menyusun tugas akhir. Dengan memilih program magang, mahasiswa harus melaksanakan magang di sebuah perusahaan selama minimal 3 bulan yang dilanjutkan dengan memilih tema untuk dikembangkan dalam sebuah karya tulis yang biasa disebut dengan istilah laporan magang. Program magang ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi pelaksananya. Dengan melaksanakan magang, mahasiswa dapat mempraktikkan secara langsung ilmu yang mereka dapat selama perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan mereka sesuai dengan bidang masing-masing. Selain itu, pelaksanaan magang juga dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi, bersosialisasi dan menyelesaikan masalah. Dengan adanya program magang, maka mahasiswa memiliki kesempatan untuk merasakan pengalaman kerja, yang nantinya bisa menjadi nilai tambah pada saat mahasiswa tersebut telah lulus dan ingin mencari pekerjaan. Di lain pihak, program magang juga dapat memberikan manfaat bagi perusahaan tempat pelaksanaan magang, antara lain : 1. Perusahaan turut serta dalam peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia di Indonesia. 2. Perusahaan akan mendapat citra kepedulian sosial dalam pengembangan mutu sumber daya manusia. 3. Perusahaan memperoleh kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya manusia secara temporer sesuai kebutuhan perusahaan. 4. Perusahaan memperoleh kesempatan untuk melakukan seleksi calon karyawan yang telah dikenal mutu dan kredibilitasnya. 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang Penulis berkesempatan untuk melaksanakan magang di PT. RVP selama kurang lebih 3 bulan, yaitu terhitung mulai tanggal 10 Juli 2013 sampai dengan tanggal 10 Oktober 2013. PT. RVP secara hukum terdaftar sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, jasa konsultasi, jasa kontraktor peralatan dan perlengkapan kantor, teknologi informasi, Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 telekomunikasi dan perindustrian. Kantor Pusat PT. RVP ini terletak di Jalan Kramat Raya, dan memiliki 79 titik layan di 27 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. 1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang Selama melaksanakan kegiatan magang, penulis berkesempatan mengurus bagian piutang yang berada di bawah divisi finance dan accounting. Dalam menjalankan tugas, penulis dibimbing oleh 3 orang staf divisi piutang. Berikut ini adalah uraian kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama magang di PT. RVP : 1. Mencocokkan uang transfer yang masuk ke rekening antar cabang dengan invoice-invoice yang masih outstanding yang tercatat di Invoice Tracking (IT). Hal ini dilakukan untuk mengetahui invoice mana yang telah dilunasi berdasarkan transfer uang yang sudah masuk. 2. Mengklasifikasikan alasan-alasan atas piutang yang masih belum tertagih diatas 60 hari. 3. Melakukan input faktur pajak masukan untuk masa Juli 2013. 4. Membuat voucher penerimaan atas transfer pembayaran piutang dan melampirkan invoice beserta faktur pajaknya. 1.5 Latar Belakang Tema Terdapat berbagai informasi penting didalam laporan keuangan yang nantinya akan digunakan oleh para pengguna laporan keuangan seperti manajemen, investor, kreditur, pemerintah, dan pihak berkepentingan lainnya dalam mengambil keputusan. Salah satu informasi penting dalam laporan keuangan adalah pendapatan, dimana pendapatan sangat erat hubungannya dengan piutang usaha. Piutang usaha sebagai investasi yang biasanya terdapat pada harta lancar mempunyai beberapa manfaat, antara lain dapat memperbesar omzet barang atau jasa yang dijual, mampu bersaing, memperluas pelanggan, dan meningkatkan laba perusahaan. Namun terdapat beberapa kriteria atau syarat yang harus diperhatikan oleh perusahaan sebelum memberikan piutang kepada pelanggan, dan kemampuan perusahaan dalam menagih piutangnya juga menjadi hal yang sangat penting bagi kelangsungan Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 hidup perusahaan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk mempelajari dan mengevaluasi perlakuan akuntansi piutang usaha yang diterapkan di PT. RVP. 1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang Ruang lingkup penulisan laporan magang ini adalah menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan piutang usaha dan pendapatan utama PT. RVP mulai dari penyetujuan kredit, penagihan piutang yang dilihat dari receivables turnover dan average collections period, metode penyisihan piutang tak tertagih yang digunakan, analisis prosedur penghapusan piutang, pencatatan piutang dan pendapatan di PT. RVP sampai dengan analisis kesesuaian pengakuan dan pencatatan pendapatan dan piutang PT. RVP dengan PSAK 23 1.7 Tujuan Penulisan Laporan Magang Secara umum, tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah untuk memahami dan menganalisis perlakuan akuntansi terkait piutang usaha dan pendapatan utama PT. RVP, khususnya untuk dapat menjawab pertaaanpertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah efektivitas penyetujuan kredit di PT. RVP? 2. Bagaimanakah penagihan piutang di PT. RVP? 3. Bagaimanakah efektivitas metode penyisihan piutang tak tertagih pada PT. RVP? 4. Bagaimanakah analisis prosedur pengajuan penghapusan piutang di PT. RVP? 5. Bagaimanakah pengakuan dan pencatatan piutang PT. RVP? 6. Apakah pengakuan pendapatan di PT. RVP telah sesuai dengan PSAK 23? Laporan magang ini juga diharapkan dapat berguna bagi para pembaca yang ingin mengetahui gambaran umum perlakuan akuntansi untuk piutang usaha dan pendapatan. 1.8 Sistematika Penulisan Laporan Magang Laporan magang ini terdiri dari lima bab, yaitu : Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 I. BAB I PENDAHULUAN Menguraikan mengenai latar belakang pelaksanaan program magang, tujuan pelaksanaan program magang, tempat dan waktu pelaksanaan program magang, pelaksanaan kegiatan magang, latar belakang tema, ruang lingkup penulisan laporan magang, tujuan penulisan laporang magang dan sistematika penulisan laporan magang. II BAB 2 LANDASAN TEORI Menguraikan mengenai landasan teori yang terdiri dari metode akuntansi, standar akuntansi dan teori-teori relevan lainnya yang terkait dengan penyajian dan pengungkapan piutang usaha dan pendapatan yang merupakan topik dalam laporan magang ini. III BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG Menguraikan mengenai gambaran perusahaan secara umum meliputi gambaran umum, segmen usaha, sejarah, visi dan misi perusahaan, kegiatan usaha utama, proses terjadinya piutang dan struktur organisasi PT. RVP. IV BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS Menguraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan piutang dan pendapatan PT. RVP, diantaranya jenis pendapatan PT. RVP, pengakuan pendapatan PT. RVP, pencatatan atas pendapatan dan piutang PT. RVP, prosedur penghapusan piutang dan estimasi penyisihan piutang PT. RVP, penagihan piutang PT. RVP dan analisis kesesuaian perlakuan akuntansi atas pendapatan dan piutang PT. RVP dengan PSAK 23 V BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Menguraikan mengenai kesimpulan dari laporan magang serta saran – saran yang diberikan oleh penulis sehubungan dengan piutang usaha dan pendapatan sesuai dengan informasi yang telah didapatkan oleh penulis selama melaksanakan program magang. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Dalam sub bab ini, akan dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan piutang. Seperti definisi piutang, klasifikasi piutang, pengakuan piutang dan lain sebagainya. 2.1.1 Definisi piutang Piutang didefinisikan oleh Kieso, Weygandt dan Warfield (2011) sebagai berikut : “Receivables are claims held against customers and others for money, goods, or services.” Yang artinya piutang adalah klaim terhadap pelanggan dan pihak lain untuk memperoleh uang, barang atau jasa. Sedangkan menurut Horngren et al (2000) “Receivables are monetary claims against businesses and individuals”, yang artinya piutang adalah tagihan moneter terhadap bisnis dan individu. Pengertian lain mengenai piutang menurut Firdaus A. Dunia (2005) adalah klaim dalam bentuk uang terhadap perusahaan ataupun perseorangan yang timbul dari penjualan barang dan jasa secara kredit dan peminjaman uang. Berdasarkan pendapat para ahli dan standar akuntansi seperti diatas, maka dapat disimpulkan bahwa piutang adalah sesuatu yang menjadi kewajiban si berhutang dan merupakan aset bagi perusahaan yang memberikan hutang, yang timbul akibat dari transaksi penjualan baik barang maupun jasa. 2.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang suatu perusahaan menurut Riyanto (2001) adalah sebagai berikut: Volume Penjualan Kredit Semakin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan semakin besarnya jumlah piutang maka risiko yang ditimbulkan juga Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 semakin besar, namun bersamaan dengan itu, profitability perusahaan juga semakin besar. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila sebuah perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat, artinya perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas. Yang dimaksud dengan syarat yang ketat misalnya, batas waktu pembayaran yang pendek dan pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para langganannya. Semakin tinggi plafond yang yang ditetapkan bagi masing-masing langganan, berarti semakin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Sebaliknya, jika batas maksimal plafond yang lebih rendah, maka jumlah piutang pun akan lebih kecil. Kebijaksanaan Dalam Penagihan Piutang Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam penagihan piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif, harus mengeluarkan uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas penagihan piutang, tetapi dengan menggunakan cara ini, piutang yang ada akan lebih cepat tertagih, sehingga akan memperkecil jumlah piutang perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan menggunakan kebijaksanaan secara pasif, maka penagihan piutang akan lebih lama, sehingga jumlah piutang perusahaan akan lebih besar. Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan Kebiasaan para langganan untuk melakukan pembayaran dalam periode cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang perusahaan Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 menjadi lebih kecil, sedangkan kebiasaan para langganan yang melakukan pembayaran setelah periode cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang perusahaan yang lebih besar, karena jumlah dana yang tertanam dalam piutang akan lebih lama untuk menjadi kas. 2.1.3 Klasifikasi Piutang Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2011) piutang pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua jenis : 1. Piutang Dagang (Trade Receivable) Merupakan piutang pelanggan kepada entitas atas barang yang dibeli dan jasa yang telah diberikan. Piutang ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu : a. Piutang Usaha (Accounts Receivable) Merupakan janji lisan dari pembeli untuk melakukan pembayaran atas barang yang telah dijual dan jasa yang telah diberikan. Piutang dagang timbul dari penjualan kredit barang atau jasa yang merupakan usaha pokok entitas b. Wesel Tagih (Notes Receivable) Pemberian kredit kepada pelanggan yang didukung oleh suatu dokumen tertulis yang resmi yang disebut wesel atau promes. Wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal yang telah ditentukan. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari enam puluh hari, seperti dalam penjualan yang menggunakan sistem cicilan dan untuk transaksi yang jumlah nilainya cukup besar. 2. Piutang Bukan Dagang(Non-trade Receivable) Piutang bukan dagang merupakan piutang yang timbul bukan karena transaksi penjualan dan sering juga disebut sebagai piutang lainlain (other receivables). Contoh dari piutang bukan dagang adalah Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 pinjaman kepada pegawai, setoran yang dibayarkan sebagai jaminan, piutang dividen dan piutang bunga. 2.1.4 Pengakuan Piutang Pencatatan atau pengakuan akan adanya piutang yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit berkaitan erat dengan prinsip pengakuan pendapatan. Piutang dagang dan hasil penjualan sebagai pendapatan harus dicatat pada saat terjadinya penjualan. Menurut Kieso, Waygandt, dan Warfield (2011), umumnya jumlah piutang diakui sebesar harga pertukaran (exchange price) antara kedua belah pihak. Biasanya, entitas memiliki dokumen bisnis berupa faktur sebagai bukti atas jumlah harga pertukaran dengan pembeli atas suatu penjualan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pengukuran harga pertukaran, yaitu : 1. Adanya diskon atau potongan berupa diskon dagang (trade discount) dan potongan tunai (cash discount), dan 2. Perpanjangan waktu antara penjualan dan waktu jatuh tempo pembayaran (elemen bunga) Perbedaan antara diskon dagang dengan diskon tunai adalah jika terdapat diskon dagang, perlakuan terhadap piutangnya adalah langsung mengurangi harga yang tertera, dan harga setelah pengurangan itulah yang ditagih kepada pelanggan sebagai nilai piutang. Sedangkan untuk diskon tunai diberikan sebagai dorongan agar pelanggan dapat melakukan pembayaran lebih cepat dari waktu yang telah disepakati. Contoh dari istilah diskon tunai adalah sebagai berikut, 2/10, n/30 yang artinya pelanggan akan mendapatkan diskon 2% apabila mampu melunasi hutangnya dalam jangka waktu maksimal 10 hari setelah terjadinya transaksi yang menimbulkan hutang piutang, dan jangka waktu maksimal pembayaran adalah 30 hari. Dalam hal pencatatan, ada dua metode untuk mencatat potongan penjualan : 1. Gross Method Yaitu metode pencatatan dimana perusahaan mengakui potongan penjualan pada saat pembayaran diterima masih dalam jangka waktu Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 diskon dan selanjutnya diskon penjualan ini disajikan sebagai pengurang di laporan laba rugi. a. Jurnal pada saat terjadi penjualan secara kredit : Account Receivable Sales xxx xxx b. Jurnal pembayaran saat masih dalam periode potongan penjualan Cash xxx Sales Discount xxx Account Receivable xxx c. Jurnal pembayaran setelah melewati periode potongan penjualan Cash xxx Account Receivable xxx 2. Net Method Yaitu metode pencatatan dimana perusahaan mengakui piutang pada jumlah yang net setelah dikurangi dengan diskon penjualan. a. Jurnal pada saat terjadi penjualan secara kredit : Account Receivable xxx Sales xxx b. Jurnal pembayaran saat masih dalam periode potongan penjualan Cash xxx Account Receivable xxx c. Jurnal pembayaran setelah melewati periode potongan penjualan Account Receivable xxx Sales Discounts Forfeited xxx Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Cash xxx Account Receivable xxx Jadi, piutang dagang harus disajikan di dalam neraca sebesar jumlah uang yang diharapkan akan dapat diterima atau biasa disebut realisasi netto (Net Realizable Value) dari piutang terkait. Nilai realisasi netto adalah jumlah bruto piutang dagang dikurangi dengan jumlah yang (diperkirakan) tidak dapat tertagih dan juga memperhitungkan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi besarnya piutang seperti trade discount/cash discount, retur penjualan dan biaya pengiriman. 2.1.5 Piutang Tak Tertagih Selain dampak positif yang diperoleh oleh perusahaan dengan melakukan penjualan secara kredit seperti meningkatnya pendapatan dan laba, perusahaan juga harus menanggung adanya risiko piutang tak tertagih. Adapun metode akuntansi untuk mencatat dan melaporkan beban piutang tak tertagih menurut Kieso, Waygandt dan Warfield (2011) adalah sebagai berikut : 1. Metode Penyisihan (Allowance Method) Metode ini disebut juga metode tidak langsung. Metode ini menggunakan akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih yang memiliki saldo normal di kredit. Akun ini merupakan contra account asset yang memperlihatkan kemungkinan klaim piutang tak tertagih di masa depan. Jurnal untuk penyisihan piutang tak tertagih adalah : Bad Debt Expense xxx Allowance for Doubtful Accounts xxx Ada dua cara untuk mengestimasi jumlah penyisihan untuk piutang tak tertagih, yaitu : Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 1. Persentase Penjualan Pendekatan ini bertujuan untuk melaporkan piutang usaha di neraca pada nilai bersih yang dapat direalisasikan, pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan laba/rugi. Melalui pendekatan ini debitur telah menentukan perkiraan (melakukan estimasi) berapa persen dari penjualan yang tidak dapat ditagih. Pendekatan ini tepat digunakan jika pelanggan memiliki sejarah yang baik mengenai kredit macet dengan penjualan kredit tahun sebelumnya. Jurnal untuk pendekatan penjualan adalah : Bad Debt Expense xxx Allowance for Doubtful Accounts 2. xxx Persentase Piutang Pendekatan ini melihat menggunakan analisis umur piutang (aging schedule). Salah satu cara perusahaan dalam mengontrol piutangnya adalah dengan menggunakan aging schedule, yaitu daftar piutang usaha yang didalamnya berisi saldo piutang usaha, nama pelanggan beserta umur piutang usaha. Dengan menggunakan cara ini, perusahaan dapat menganalisis piutangnya dan mengelompokkannya berdasarkan lamanya piutang tersebut beredar. Semakin lama piutang tersebut beredar, semakin kecil kemungkinan piutang tersebut tertagih. Perusahaan dapat menentukan umur piutangnya berdasarkan tanggal jatuh temponya. Estimasi persentase untuk piutang yang tidak dapat ditagih dapat berbeda-beda sesuai dengan kategori umur piutang berdasarkan pengalaman masa lalu. Biasanya umur piutang usaha dikelompokkan menurut jumlah hari dibawah 60 hari, 60-90 hari, 91-120 hari dan diatas 120 hari. Jurnal untuk pendekatan piutang adalah : Bad Debt Expense xxx Allowance for Doubtful Accounts xxx Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 2. Metode Langsung (Direct Write Off Method) Perusahaan akan menetapkan metode langsung jika piutangnya sudah pasti tidak akan tertagih. Hal ini dilakukan oleh perusahaan dengan mendebet akun beban piutang tak tertagih (uncollectible account expense) dan mengkredit akun piutang usaha (account receivable). Jurnal untuk metode ini adalah sebagai berikut : Bad Debt Expense xxx Account receivable xxx Metode ini digunakan apabila : - Perusahaan kesulitan dalam mengestimasi jumlah piutang tak tertagih secara wajar - Jumlah pelanggan yang dimiliki perusahaan relatif kecil 2.1.6 Penghapusan Piutang Metode Direct Write-off dan allowance merupakan metode yang digunakan dalam menentukan besarnya penyisihan piutang tak tertagih. Persentase atas nilai tersebut merupakan estimasi manajemen perusahaan atas kemungkinan kerugian akibat tidak terbayarnya piutang perusahaan. Bila debitur bangkrut atau dinyatakan pailit, sudah pasti piutang perusahaan tidak dapat ditagih. Untuk menangani hal tersebut, perusahaan harus menghapuskan piutang dan menghilangkan akun penyisihan piutang tak tertagih atas piutang yang jelas-jelas tidak dapat ditagih. Jurnal penghapusan piutang adalah (Kieso, Waygandt dan Warfield, 2011) : Allowance for Doubtful Accounts Accounts Receivables xxx xxx Bila suatu ketika perusahaan menerima pembayaran atas piutang yang telah dihapuskan, hal itu merupakan suatu keuntungan bagi perusahaan. Perusahaan harus memunculkan kembali piutang yang sebelumnya dihapuskan dan kemudian menghapus piutang tersebut karena telah Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 dibayar. Jurnal atas piutang yang sebelumnya dihapuskan dan saat ini dibayar adalah : 1. Account Receivable xxx Allowance for Doubtful Accounts 2. Cash / Bank xxx xxx Account Receivable xxx 2.1.7 Kebijakan Terhadap Piutang yang Masih Belum Tertagih Kebijakan terhadap piutang yang masih belum tertagih adalah prosedur yang ditempuh untuk memperoleh pembayaran atas hutang yang sudah jatuh tempo (Sawir, 2001). Kebijakan terhadap piutang yang masih belum tertagih agar dapat mempercepat cash flow, dibagi menjadi dua, yaitu : Factoring Account Receivable (Anjak Piutang) Factoring adalah penjualan piutang kepada perusahaan factoring. Perusahaan factoring ini yang akan menanggung risiko tak tertagihnya piutang tersebut. Jadi, perusahaan yang mempunyai piutang, menjual piutangnya kepada perusahaan factoring dengan potongan tertentu (tergantung besarnya risiko) sehingga perusahaan yang mempunyai piutang tersebut memindahkan risiko yang harus ditanggungnya ke perusahaan factoring. Pledging Account Receivable (Penggadaian Piutang) Bertindak sama seperti perusahaan factoring, hanya dalam pledging perusahaan menggadaikan piutangnya kepada lembaga keuangan untuk memperoleh dana bagi kelangsungan perusahaannya. Jumlah kredit dinyatakan sebagai persentase dari nilai yang tertera pada piutang-piutang dagang yang diserahkan atau dijanjikan itu. Jika perusahaan memberi creditur general line, maksudnya adalah perusahaan debitur menjanjikan seluruh piutang dagangnya. Metode pledging (pemasrahan atau janji untuk Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 menyerahkan piutang dagang) ini sederhana dan tidak mahal. Tetapi karena pihak kreditur tidak memiliki pengawasan langsung terhadap piutang dagang yang dijanjikan, khususnya kualitas dan keberlakuannya, maka demi kesamaan kreditur pinjaman yang diberikan hanya sekian persen (maksimum 75%) dari nilai piutang dagangnya. 2.1.8 Pengendalian Internal atas Piutang Usaha Pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang dirancang oleh manajemen melalui sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi agar kegiatan operasi dapat berjalan secara efisien, efektif dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Beberapa aspek dari pengendalian internal yang baik atas piutang menurut Dunia (2005) adalah sebagai berikut : 1. Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi penjualan (operasi) dari “fungsi akuntansi untuk piutang”. Dengan demikian pegawai yang menangani akuntansi untuk piutang dagang dan wesel tagih tidak boleh dilibatkan dengan aspek operasi seperti menyetujui kredit. 2. Pegawai yang menangani akuntansi piutang harus dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang. 3. Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan, dan penghapusan piutang harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang. 4. Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang (accounts receivable subsidiary ledger). Total dari saldo-saldo buku tambahan ini harus dicocokkan dengan buku besar yang bersangkutan, paling tidak sebulan sekali. Disamping itu, pada akhir bulan para pelanggan (debitur) harus dikirimkan surat pernyataan piutang (statement of account). 5. Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya (aging schedule). Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Tujuan dibuatnya sistem pengendalian internal atas piutang adalah untuk meminimalkan resiko atas piutang yang dapat merugikan perusahaan, meyakini kebenaran jumlah piutang yang ada dan benarbenar menjadi hak milik perusahaan, meyakini bahwa piutang yang ada dapat ditagih (collectible) dan terhindar dari penyelewengan piutang. Menurut Riyanto (2001) dalam menilai risiko kredit, manajer kredit dapat melakukan penilaian terlebih dahulu sebelum memberikan piutang terhadap para debiturnya, yang disebut dengan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition) adalah sebagai berikut : 1. Character, adalah watak atau perilaku seorang debitur baik secara individu maupun dalam lingkungan kegiatan usahanya. Karakter ini mengacu pada sejauh mana pelanggan berusaha memenuhi kewajiban kreditnya. Faktor ini sangat penting karena setiap transaksi kredit mengandung janji untuk membayar. 2. Capacity, yaitu suatu penilaian subyektif mengenai kemampuan nasabah untuk membayar. Hal itu tercermin pada laporan keuangan pelanggan di masa lalu dan metode yang ditempuhnya dalam menjalankan usaha, dan informasi tersebut dapat dilengkapi dengan meninjau usaha yang dilakukan oleh konsumen. 3. Capital, yaitu penilaian terhadap jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon pelanggan. Dalam hal ini yang diteliti adalah besarnya modal yang dimiliki pelanggan sehingga pemberi kredit dapat memperkirakan batas kredit yang dapat diberikan kepada pelanggan tersebut. 4. Collateral, adalah penilaian terhadap ada atau tidaknya aset yang digunakan sebagai jaminan untuk mendukung keamanan kredit yang diberikan kepada pelanggan tersebut. 5. Condition, merupakan faktor yang menganalisis dampak kondisi ekonomi secara umum terhadap perusahaan atau dampak perkembangan di sektor ekonomi tertentu yang mungkin berpengaruh terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Menurut informasi yang didapat dari blog SME Toolkit Indonesia terdapat 10 teknik penagihan piutang, yaitu : 1. Panggilan telepon yang memuaskan pelanggan Pelanggan yang tidak puas lebih besar kemungkinannya untuk membayar terlambat. Panggilan bersahabat ini memungkinkan Anda menyelidiki kinerja Anda untuk memastikan Anda memenuhi kebutuhan pelanggan. Akhiri panggilan ini dengan menyebutkan bahwa ada tagihan yang akan segera tiba, dan tegaskan tanggal batas waktunya. (Tiga hari setelah pengiriman produk/jasa, namun sebelum jatih tempo) 2. Kirim pemberitahuan pertama perihal lewat waktu Surat peringatan yang ramah bahwa tanggal jatuh tempo sudah lewat. Anda beranggapan bahwa pelanggan sudah lupa, mengabaikan, atau kehilangan tagihan dan akan bersedia membayar hanya dengan sedikit dorongan. Salah satu cara yang umum adalah dengan mengirim faktur duplikat dengan cap "TERLAMBAT". (Sepuluh hari setelah tanggal jatuh tempo) 3. Kirim pemberitahuan kedua perihal lewat waktu Dorongan sedikit lagi untuk mengingatkan pelanggan bahwa rekeningnya perlu diperhatikan. Ini bisa surat pendek yang melampirkan faktur duplikat. Tetaplah bersikap ramah dan tidak mengancam. (20 hari setelah tanggal jatuh tempo) 4. Telepon penagihan yang pertama Ikuti pemberitahuan lewat waktu dengan panggilan telepon untuk mencari tahu alasan keterlambatan. Tetap sopan, tetapi juga berusaha mendapatkan komitmen pelanggan untuk membayar. Apabila debitur mengatakan bahwa cek telah dikirim, tanyakan kapan diposkan, dan ditujukan ke mana, sehingga Anda dapat segera menentukan hari sampainya cek itu. (27 hari setelah tanggal jatuh tempo) Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 5. Surat penagihan pertama Usahakan tetap sopan, tetapi langsung menuju ke permasalahan. Tegaskan secara tertulis apa saja yang pernah disampaikan lewat telepon, dan ingatkan debitur tentang janjinya untuk membayar. (28 hari setelah tanggal jatuh tempo) 6. Telepon penagihan yang kedua Bersikaplah sopan namun tegas, dan meminta agar pembayaran penuh segera dilakukan. Bekerjalah untuk memecahkan masalah pembayaran ini. Apabila debitur tidak dapat segera membayar, dapatkan komitmennya mengenai tanggal pembayaran. (38 hari setelah tanggal jatuh tempo) 7. Surat penagihan kedua Surat ini harus menuntut pembayaran segera, dan membahas konsekuensi jangka pendek dari kegagalan membayar. Kirimkan surat ini - berikut semua dokumen yang terkait dengannya – dengan surat tercatat atau kurir kilat. (50 hari setelah tanggal jatuh tempo) 8. Telepon penagihan yang ketiga Gunakan panggilan telepon ini untuk menjelaskan bahwa ini adalah kesempatan terakhir bagi pelanggan untuk membayar sebelum persoalan ini diserahkan ke lembaga penagihan dan mungkin pula akan dilanjutkan dengan tindakan hukum. (65 hari setelah tanggal jatuh tempo) 9. Surat penagihan terakhir Gunakan surat ini untuk menegaskan apa saja yang telah disepakati bersama lewat pembicaraan telepon terakhir, dan tuntutlah pembayaran. Beritahukan bahwa apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal yang telah disepakati, Anda akan menyerahkan urusan penagihan ke sebuah lembaga penagihan. (72 hari setelah tanggal jatuh tempo) 10. Serahkan urusan ke lembaga penagihan Menerima surat dari lembaga penagihan seringkali mendorong debitur untuk membayar, namun layanan ini besar biayanya, pada umumnya lembaga-lembaga seperti itu mengambil seperempat hingga Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 separuh dari tagihan yang berhasil mereka tagih. Olehkarena itu bisa menghubungi pengacara untuk bicara melalui telpon secara singkat dengan debitur. (90 hari setelah tanggal jatuh tempo) 2.1.9 Rasio Piutang Menurut Keown, Scott, Martin dan Petty (2001), meskipun beberapa penjualan dilakukan dalam bentuk tunai, namun sebagian besar akan terlibat dalam bentuk kredit. Apabila sebuah penjualan dilakukan dengan kredit, maka akan meningkatkan piutang perusahaan. Tingkat perputaran piutang dapat dihitung dengan rumus dibawah ini : Receivable Turnover = Net Sales Average Receivables Tingkat perputaran piutang dapat digunakan sebagai gambaran keefektifan pengelolaan piutang, karena semakin tinggi tingkat perputaran piutang suatu perusahaan berarti semakin baik pengelolaan piutangnya. Tingkat perputaran piutang dapat dipertinggi dengan cara memperketat kebijaksanaan penjualan kredit, misalnya dengan memperpendek jangka waktu pembayaran. Namun, keefektifan kebijaksanaan penjualan kredit suatu perusahaan, tidak cukup hanya dilihat dari tingkat perputaran piutang, tetapi juga perlu dikaitkan dengan rata-rata hari yang diperlukan untuk penagihan piutang. Namun penghitungan rata-rata hari penagihan piutang ini, akan berarti setelah dibandingkan dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan. Apabila rata-rata hari penagihan piutang lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan, artinya cara penagihan piutang yang dilakukan oleh perusahaan kurang efisien. Rata-rata hari penagihan piutang dapat dihitung dengan rumus : Average Collection Period = 365 Receivable Turnover Semakin besar rata-rata hari penagihan piutang suatu perusahaan, maka semakin besar pula risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang, dan apabila perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang, berarti laba yang diperhitungkan oleh perusahaan adalah terlalu besar. 2.2 Pendapatan Dalam sub bab ini, akan dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pendapatan. Seperti definisi pendapatan, pengakuan pendapatan, pengukuran pendapatan dan lain sebaginya. 2.2.1 Definisi Pendapatan Penghasilan dapat berupa pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Peraturan mengenai penghasilan dibahas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23. Berdasarkan PSAK 23 revisi (2010), penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan sebagai kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Sedangkan pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima di perusahaan itu sendiri, di luar pernyataan di atas yang tidak memiliki manfaat ekonomi dalam meningkatkan ekuitas bagi perusahaan dikeluarkan dari pendapatan, seperti pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan karena jumlah tersebut ditagih untuk kepentingan pihak ketiga, Pendapatan yang diperoleh oleh suatu entitas dapat bersumber dari transaksi dan kejadian berikut ini : 1. Penjualan barang Barang meliputi barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dimiliki untuk dijual kembali. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 2. Penjualan jasa Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang telah disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama satu periode waktu. Jasa tersebut dapat diberikan dalam satu periode atau lebih dari satu periode. 3. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan pendapatan dalam bentuk: a. Bunga, yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas, atau jumlah terutang kepada entitas. b. Royalti, pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang entitas, misalnya paten, merk dagang, hak cipta dan perangkat lunak komputer. c. Dividen, distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi kepemilikan mereka atas kelompok modal tertentu. 2.2.2 Pengakuan Pendapatan Kriteria dari pengakuan pendapatan didasarkan atas kebutuhan akan informasi akuntansi yang relevan dan andal, sehingga semua informasi dapat disampaikan tepat waktu dan disajikan secara jujur. Pendapatan diakui ketika ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis akan mengalir masuk ke perusahaan dan manfaat tersebut dapat diukur secara handal. Berikut akan dijelaskan perlakuan pengakuan pendapatan untuk masing-masing transaksi atau kejadian berdasarkan PSAK 23 (revisi 2010). 1. Penjualan Barang Menurut kriteria pengakuan pendapatan yang terdapat dalam PSAK 23 paragraf 13, suatu entitas dapat mengakui pendapatan jika memenuhi kriteria di bawah ini : Entitas telah memindahkan resiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan kepada pembeli. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Pada umumnya, pemindahan resiko dan manfaat kepemilikan atas barang terjadi pada saat yang bersamaan dengan pemindahan hak milik atau penguasaan atas barang tersebut kepada pembeli. Jikan entitas menahan risiko signifikan dari kepemilikan, maka transaksi tersebut bukanlah penjualan sehingga pendapatan tidak diakui. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual. Jika perusahaan hanya menahan risiko yang tidak signifikan atas kepemilikan, maka transaksi tersebut merupakan penjualan dan pendapatan dapat diakui Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal. Pendapatan dalam hal ini diakui pada waktu penjualan dilakukan jika penjual dapat mengestimasi secara andal retur yang akan terjadi dan mengakui liabilitas untuk retur berdasarkan pengalaman sebelumnya dan faktor lain yang relevan. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut mengalir ke entitas dan Terkadang kemungkinan mengalirnya manfaat ekonomi ke dalam entitas terkait denga transaksi yang terjadi sangatlah kecil, sampai imbalan diterima atau suatu ketidakpastian telah hilang. Bila ketidakpastian tersebut dapat dihilangkan maka pendapatan dapat diakui. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara handal. Pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi atau peristiwa tertentu diakui secara bersamaan. Proses ini biasanya mengacu kepada pengaitan pendapatan dengan beban. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 2. Penjualan Jasa Menurut PSAK 23 (revisi 2010) paragraf 09, jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diukur dengan andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut dapat diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. 3. Bunga, Royalti dan Dividen Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011), pendapatan yang timbul dari penggunaan aset perusahaan oleh entitas lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen diakui dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pengakuan pendapatan bunga mengikuti konsep tradisional akuntansi akrual. Pendapatan bunga diakui dalam periode selama aset tersebut menyediakan layanan jasa kepada entitas lain dan harus diakui menggunakan metode suku bunga efektif. b. Pendapatan royalti yang diperoleh dari penggunaan aset entitas, seperti hak paten, hak cipta musik, dan film biasanya diakui sesuai dengan substansi perjanjian. Pada umumnya, entitas menggunakan metode garis lurus untuk mengakui pendapatan dalam periode waktu tertentu. c. Dividen diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah ditetapkan (pada saat pembagian dividen diumumkan). Pengakuan pendapatan yang sering dilakukan oleh perusahaan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) salah satunya adalah : 1. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan) Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan umumnya diakui pada saat penjualan (point of sale) yang berarti terjadi Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 penyerahan. Namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa situasi yang dapat mempengaruhi penggunaan metode ini, yaitu : Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali Dalam situasi ini, hak milik legal telah berpindah pada pembeli namun resiko kepemilikan tetap berada pada penjual. Untuk itu jika terjadi perjanjian beli kembali dengan harga tertentu dan harga tersebut dapat menutupi semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait, maka persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjualan dengan kata lain tidak terjadi penjualan. Penjualan dengan Hak Retur Perlakuan akuntansi untuk situasi seperti ini sebenarnya normal, namun jika tingkat retur tinggi maka perlu dilakukan penundaan pelaporan penjualan sampai hak retur habis masa berlakunya. Untuk itu terdapat tiga metode pengakuan pendapatan alternatif jika penjual mengalami situasi seperti ini , yaitu : 1. Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya. 2. Mencatat penjualan tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur dimasa depan. 3. Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi. Jika terjadi penjualan dengan hak retur, maka pendapatan dari transaksi penjualan diakui pada saat penjualan jika memenuhi keenam kondisi sebagai berikut : 1. Harga penjual kepada pembeli relatif tetap atau dapat ditentukan pada tanggal penjualan. 2. Pembeli sudah membayar penjual, atau pembeli berkewajiban untuk membayar penjual, dan kewajiban itu tidak bergantung pada penjualan kembali produk tersebut. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 3. Kewajiban pembeli pada penjual tidak akan berubah apabila terjadi pencurian atau kerusakan atau rusaknya fisik produk. 4. Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual. 5. Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang secara langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli 6. Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi secara layak. Jika pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan tidak diakui karena keenam kondisi tidak dipenuhi, harus diakui ketika hak retur secara substansial telah habis masa berlakunya atau kemudian keenam kondisi ini dapat terpenuhi. 2.2.3 Pengukuran Pendapatan Terdapat beberapa poin penting menurut PSAK no.23 (revisi 2010), terkait pengukuran pendapatan, yaitu : Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima, yaitu nilai wajar yang telah dikurangi diskon yang diberikan oleh penjual. Jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima, penerimaan antara nilai wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan paragraf 28 dan 29 dan sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2006). Terkait barang dan jasa yang dipertukarkan (barter), jika barang dan jasa yang dipertukarkan adalah barang yang serupa dengan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut bukan termasuk transaksi yang menimbulkan pendapatan. Sebaliknya, pertukaran barang dan jasa dengan barang dan jasa lain yang tidak serupa, dianggap sebagai suatu transaksi yang menimbulkan pendapatan. Maka, pendapatan tersebut Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 diukur pada nilai wajar dari barang dan jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang dialihkan 2.2.4 Pengungkapan Pendapatan Dalam hal pengungkapan pendapatan di dalam laporan keuangan, berdasarkan PSAK No.23 (revisi 2010) entitas harus mengungkapkan beberapa hal berikut : a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa. b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalti dan dividen. c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG Pada bab ini penulis akan menjelaskan profil tempat penulis melaksanakan kegiatan magang yang dimulai dari gambaran umum, segmen usaha, filosofi dan misi, Sumber Daya Manusia dan struktur organisasi perusahaan tempat penulis melaksanakan magang. 3.1 Gambaran Umum PT. RVP PT. RVP mengawali perjalanan bisnis pada tahun 1971 sebagai Divisi Xerox di PT. AI yang kemudian dipisahkan sebagai badan hukum sendiri pada tahun 1975. Tahun 1989 PT. RVP mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sejalan dengan tuntutan kebutuhan pelanggan yang dinamis dan perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi & komunikasi, sejak tahun 1990-an PT. RVP mulai merintis transformasi bisnis menjadi penyedia Solusi Teknologi Informasi. Saat ini PT. RVP memantapkan ruang lingkup usaha sebagai penyedia bisnis berbasis teknologi dokumen, informasi & komunikasi atau yang dikenal dengan sebutan DICT (Document, Information & Communication Technology). PT. RVP secara badan hukum, terdaftar sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, jasa konsultasi, jasa kontraktor peralatan dan perlengkapan kantor, teknologi informasi, telekomunikasi dan perindustrian. Secara operasional, untuk menjalankan ruang lingkup usahanya, PT. RVP memiliki dua segmen usaha yang saling melengkapi satu dengan lainnya karena berorientasi pada perbaikan proses bisnis, yaitu Solusi Teknologi Informasi & Komunikasi dan Solusi Dokumen. Sumber Daya Manusia, pada akhir tahun 2012, jumlah karyawan PT. RVP dan anak perusahaan tercatat 1479 orang. PT. RVP menetapkan persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk mengembangkan kompetensi terkait dengan kebutuhan bisnis dalam upaya memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Pengembangan kompetensi dilakukan melalui beragam metode dan sarana seperti : Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Pelatihan formal (In-Class) baik dilakukan secara internal maupun oleh vendor eksternal. E-learning sebagai sarana belajar mandiri untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang penjualan, teknologi informasi, dan manajemen. Perpustakaan yang menyediakan buku koleksi terbaru Sharing knowledge, sebagai media penyebaran pengetahuan dari, untuk dan oleh karyawan. 3.2 Segmen Usaha PT. RVP Segmen usaha PT. RVP terbagi menjadi dua, yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi (AGIT) dan Solusi Dokumen. 3.2.1 AGIT Segmen usaha Teknologi Informasi & Komunikasi merupakan pengembangan unit bisnis PT. RVP untuk memberikan solusi dan layanan Teknologi Informasi & Komunikasi kepada pelanggan. Segmen usaha ini dimulai sejak tahun 1983, sebagai salah satu divisi PT. RVP. Sejak tahun 2008 sampai saat ini, segmen usaha Teknologi Informasi & Komunikasi dijalankan oleh anak perusahaan PT. AGXX, dimana 99,9% sahamnya dimiliki PT. RVP. AGXX mempunyai anak perusahaan bernama PT. AMI. Perusahaan ini merupakan kemitraan strategis antara AGXX dan Monitise Asia Pacific Limited untuk menyediakan solusi mobile banking. Perusahaan ini menyediakan platform yang memberikan dukungan perangkat lunak dan solusi terhadap layanan mobile banking, mobile payment, mobile commerce yang memudahkan bank, lembaga keuangan, mobile operators, dan penyedia (mobile). 3.2.2 Solusi Dokumen Segmen usaha solusi dokumen, dijalankan langsung oleh PT. RVP dimana dalam pelaksanaan operasionalnya, baik penjualan maupun pelayanan purna-jual dilakukan melalui seluruh jaringan cabang dan titik Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 layan (depo) serta partner. Segmen usaha ini merupakan bisnis yang dikembangkan sejak PT. RVP mulai merintis usaha tahun 1971. Dalam menjalankan usaha ini, PT. RVP bekerja sama dengan principal utama FX Co.,Ltd., yang berkantor pusat di Jepang. Perjalanan bisnis segmen usaha ini diawali dengan penyediaan peralatan perkantoran seperti mesin fotokopi, faksimili, penghancur kertas, dan semacamnya. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan peningkatan kebutuhan pelanggan, segmen usaha Solusi Dokumen mengalami transformasi dari penyedia layanan berbasis perangkat keras ( hardwarebased services ) menjadi layanan berbasis solusi ( solution-based services ) dalam ruang lingkup Solusi Dokumen dan teknologi informasi yang mencakup semua aspek siklus dokumen, mulai dari document input ( scan, copy, print, fax, view ). Segmen usaha Solusi Dokumen didukung oleh portfolio yang berbasis sebagai penyedia Solusi Dokumen, yaitu : 1. Office Product Business ( OPB ) menyediakan solusi penanganan dokumen di perkantoran mulai dari unit departemental sampai tingkat korporasi. Solusinya terdiri dari perangkat multifungsi ( scan, copy, print dan fax ), dengan kemampuan pencetakan dokumen hitam putih dan berwarna serta ditunjang pula dengan perangkat lunak manajemen dokumen yang terintegrasi. 2. Production Service Business ( PSB ) menyediakan Solusi Dokumen untuk produksi dokumen yang jumlah besar dlam waktu singkat ( shortrun length ) menggunakan teknologi cetak digital. 3. Printer Channel Business ( PCB ) menyediakan solusi berbasis printer laser, mulai dari printer fungsi tunggal hingga printer multifungsi dengan kecepatan cetak rendah sampai sedang, hasil cetak hitam putih maupun warna termasuk penyediaan bahan habis-pakai, layanan purna jual serta beragam personal computer dan peripherals-nya untuk kebutuhan personal sampai departemental. 4. FX Global Services ( FXGS ) menyediakan solusi yang mengintegrasikan semua produk portfolio Solusi Dokumen, dan Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 menyediakan pelayanan alih daya (outsorcing) untuk mengelola dan optimalisasi pengelolaan dokumen di pelanggan. 3.3 Filosofi, Visi, Misi dan Company Culture PT. RVP Filosofi 1. Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara 2. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan 3. Menghargai individu dan membina kerjasama 4. Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik Visi Menjadi penyedia solusi bisnis berbasis tekonologi dokumen, informasi dan komunikasi terbaik di Indonesia. Misi Memberikan nilai terbaik bagi pelanggan melalui solusi bisnis berbasis teknologi dokumen, informasi dan komunikasi. Company Culture 1. Bermanfaat bagi bangsa dan peri kehidupan 2. Berinovasi dan berkeunggulan kelas dunia 3. Menjadi partner pilihan pelanggan 4. Kerjasama yang sinergis Upaya mencapai visi dan misi tersebut didukung oleh budaya organisasi yang disebut VIPS (Valuable to The Nation and Life, Innovative and World Class Excellence, Preferred Partner for Customer, dan Synergetic Teamwork). 3.4 Kegiatan Usaha Utama PT. RVP Kegiatan usaha utama PT. RVP yang menimbulkan pendapatan ataupun piutang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Out Right Sales (ORS) Pendapatan yang berasal dari penjualan mesin fotokopi kepada pelanggan, dapat dilakukan dengan dua jenis pembayaran, yaitu : Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 - Cash keras, pembayaran lunas yang akan langsung dilakukan setelah barang dikirim ke pelanggan. - Cash bertahap, yaitu pembayaran yang dilakukan dengan cara bertahap, jangka waktu pembayaran (Term Of Payment) yang ditetapkan adalah tergantung pada persetujuan awal antara pelanggan dengan PT. RVP. Namun pada umumnya, jangka waktu pembayaran yang ditetapkan adalah 30 hari. 2. Rental Pendapatan yang berasal dari penyewaan mesin fotokopi kepada pelanggan. Tagihan untuk pembayaran rental akan diterbitkan setiap bulan, dan pembayaran harus dilakukan setiap bulan (tidak bisa di negosiasi oleh pelanggan). 3. Full Service Maintenance Agreement (FSMA) Setiap pelanggan yang melakukan pembelian atau penyewaan mesin fotokopi dari PT. RVP, harus disertai juga dengan Full Service Maintenance Agreement (FSMA). FSMA adalah perjanjian yang menyatakan bahwa pembelian atau penyewaan mesin fotokopi disertai dengan jasa maintenance sekaligus. Tagihan untuk jasa maintenance dihitung dengan cara mengecek jumlah lembar pemakaian masingmasing mesin yg ada di pelanggan, dan apabila pemakaian telah melebihi batas maksimal pemakaian mesin, maka jumlah kelebihan lembar pemakaian dikalikan dengan harga per lembar yang telah ditentukan (berbeda-beda tergantung jenis mesin). Pengecekan ini dilakukan oleh petugas PT. RVP yang langsung mendatangi setiap pelanggan. Setelah itu dibuat tagihan dan tagihan tersebut akan dikirim setiap bulan. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 3.5 Struktur Organisasi PT. RVP Mgmt System&Org Development Presiden Direktur Corporate Secretary Internal Audit Direktur Operasi Planning & Marketing Customer Service & Support Printer Channel Business Branch Operation 1 Branch Operation 2 Direktur Keuangan& Administrasi Finance & Accounting Treasury Supply Chain Management Risk Management & SOP Direktur SDM&IT Human Resources & Mgmt. Services Information Management Legal Operations Direktur Anak Perusahaan PT. AGXX Gambar 3.5 Struktur Organisasi PT. RVP Sumber : Company Profile PT.RVP Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini, penulis akan membahas dan menganalisis hal-hal yang berkaitan langsung dengan piutang usaha dan pendapatan utama PT. RVP. 4.1 Piutang Dalam sub bab ini penulis akan membahas siklus akuntansi terkait piutang mulai dari penyetujuan kredit, penagihan piutang, penyisihan piutang tak tertagih sampai dengan penghapusan piutang tak tertagih 4.1 1 Penyetujuan Kredit Dalam melakukan penjualan kredit yang menimbulkan piutang, PT. RVP memiliki petugas khusus yang bertugas untuk melakukan analisis terhadap calon pelanggan atau calon debitur untuk menilai apakah layak diberikan kredit atau tidak. Kelayakan ini pada umumnya dinilai berdasarkan reputasi calon debitur tersebut, apakah dinilai baik di mata para pimpinan perusahaan atau tidak. PT. RVP juga akan melakukan survey pada perusahaan calon debitur untuk menilai apakah aset yang dimiliki pelanggan mampu untuk membayar kredit yang akan diberikan. Fungsi dari petugas penyetujuan kredit di PT. RVP dapat dinilai telah berjalan cukup efektif, karena terbukti dengan sangat sedikitnya jumlah piutang yang tidak dapat tertagih dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan pelanggan yang disetujui melakukan pembelian secara kredit adalah pelanggan yang sudah memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu diyakini mampu membayar hutang-hutangnya. Selain itu, pengendalian internal terkait penyetujuan kredit juga telah sesuai, karena terdapat pemisahan tugas antara pegawai yang menangani akuntansi untuk piutang dagang dengan pegawai yang bertugas untuk melakukan penyetujuan kredit, sehingga akan penulis akan meminimalisir terjadinya kecurangan. 4.1.2 Penagihan Piutang Terkait penagihan piutang pada PT. RVP menganalisis rasio yang berkaitan dengan piutang, yaitu Rasio Perputaran Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Piutang (Accounts Receivable Turnover) dan Rata-rata Hari Penagihan Piutang (Accounts Receivable Collection Days) untuk mengetahui kinerja likuiditas perusahaan. Rasio yang dibandingkan adalah untuk tahun 2011 dan 2012. Berikut adalah tabel perbandingan untuk perhitungan A/R Turnover dan A/R Collection Days untuk tahun 2011 dan 2012 : Deskripsi 2012 2011 A/R Trade 156.619.000.000 152.075.000.000 Net Sales 1.176.029.000.000 989.815.000.000 Average A/R 154.347.000.000 169.077.500.000 A/R Turnover 7,6 kali 5,8 kali Collection 48 hari 62 hari A/R Days Piutang usaha (A/R Trade) yang ditunjukkan pada tabel diatas adalah piutang yang diperoleh berdasarkan kegiatan usaha utama PT. RVP, yaitu ORS, Rental dan FSMA. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa piutang usaha PT. RVP meningkat dari tahun 2011 – 2012. Perhitungan untuk A/R Turnover dan A/R Collection Days pada tabel diatas adalah sebagai berikut : A/R Turnover 2011 = Net Sales Average A/R = 989.815.000.000 169.077.500.000 = A/R Collection Days 2011 = 5,8 kali 365 A/R Turnover Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 = 365 5,8 = A/R Turnover 2012 = 62 hari Net Sales Average A/R = 1.176.029.000.000 154.347.000.000 = A/R Collection Days 2012 7,6 kali = 365 A/R Turnover = 365 7,6 = 48 hari Untuk tahun 2011, diketahui rasio perputaran piutang adalah sebesar 5,8 kali, sedangkan pada tahun 2012 adalah sebesar 7,6 kali. Kenaikan rasio perputaran piutang sebesar 1,8 ini menyebabkan jangka waktu penagihan piutang menjadi lebih cepat, yaitu di tahun 2011 berkisar 62 hari, sedangkan di tahun 2012 menjadi 48 hari. Lebih cepatnya waktu penagihan piutang di tahun 2012 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menagih piutangnya adalah lebih baik dibandingkan tahun 2011. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penerimaan dari pelanggan yang terlihat di Laporan Arus Kas. Arus kas dari kegiatan operasi di PT. RVP terdiri dari, penerimaan dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok dan pembayaran kepada pegawai dan lainnya. Jumlah penerimaan dari pelanggan dari tahun 2011 ke tahun 2012 meningkat sebesar Rp 135.079.000.000. Namun, rata-rata penagihan piutang tersebut masih lebih besar dari rata-rata jangka waktu pelunasan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan, yaitu 30 hari. Hal ini berarti bahwa PT. RVP masih perlu melakukan beberapa cara untuk dapat memperbaiki prosedur penagihan piutangnya. Permasalahan – permasalahan yang seringkali Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 ditemukan dalam proses penagihan piutang oleh PT. RVP kepada para pelanggannya adalah karena beberapa faktor, antara lain : Internal - Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk penagihan belum lengkap - Kontrak antara pelanggan dengan PT. RVP belum selesai dibuat - Adanya kesalahan dalam pembuatan invoice sehingga harus direvisi kembali. Eksternal - Adanya masalah kesulitan dana yang dihadapi oleh pelanggan - Adanya pelanggan yang sifatnya bad payer, yaitu pelanggan yang sulit dihubungi dan seringkali berjanji untuk membayar namun tidak menepati - Adanya pelanggan yang bangkrut atau menutup usahanya - Adanya pelanggan yang melarikan diri sebelum melunasi hutanghutangnya - Adanya pelanggan yang menghilangkan invoice, sehingga PT. RVP harus menerbitkan invoice kembali. 4.1.3 Metode Estimasi Penyisihan Piutang PT. RVP PT. RVP memiliki daftar umur piutang yang dikelompokkan sesuai umur masing-masing piutang atau yang biasa disebut dengan aging schedule. Umur piutang tersebut dikelompokkan ke dalam piutang yang belum jatuh tempo, dan piutang yang telah melewati jatuh tempo. Piutang yang telah melewati jatuh tempo dikelompokkan ke dalam kolom 1-30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, 90-120 hari, 120-150 hari, 150-180 hari, dan > 180 hari. Dalam penyisihan piutang tak tertagih, PT. RVP menggunakan metode penyisihan (allowance method). Setiap akhir tahun, PT. RVP akan membuat penyisihan atas piutang yang kira-kira tidak dapat tertagih. Jumlah penyisihan tersebut diperoleh dengan cara mengelompokkan umur piutang dengan membuat aging schedule dan melakukan review atas piutang yang masih outstanding dengan umur piutang diatas 180 hari. Dari kelompok piutang diatas 180 hari tersebut, akan didiskusikan dengan Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 bagian-bagian terkait piutang untuk memutuskan pelanggan mana yang kira-kira tidak dapat melunasi dan berapa jumlah piutang yang kira-kira tidak dapat tertagih. PT. RVP mengestimasi penyisihan piutang tak tertagih hanya berdasarkan piutang yang berumur diatas 180 hari dengan alasan bahwa berdasarkan tahun-tahun sebelumnya diketahui bahwa ratarata piutang tak tertagih PT. RVP hanya sekitar 3% dari total piutang, sedangkan piutang yang berumur diatas 180 hari berkisar antara 4% - 5% dari total piutang. Karena semakin lama umur piutang memperbesar kemungkinan piutang tidak dapat ditagih, maka piutang yang disisihkan sebagai penyisihan piutang tak tertagih adalah piutang yang memiliki umur paling lama, yaitu piutang yang berumur diatas 180 hari. Oleh karena itu, penyisihan piutang tak tertagih dengan metode ini dianggap cukup efektif oleh PT. RVP. Jurnal yang dicatat oleh PT. RVP pada saat menyisihkan piutang tak tertagih pada akhir tahun adalah sama dengan perusahaan-perusahaan lain pada umumnya, yaitu sebagai berikut : Bad Debt Expense xxx Allowance For Doubtful Accounts xxx PT. RVP membuat perhitungan dan mengakui penyisihan piutang tak tertagih setiap akhir tahun. Oleh karena itu, setiap akan mengakui penyisihan piutang tak tertagih, PT. RVP harus memperhatikan saldo penyisihan piutang tak tertagih yang telah ada. Untuk jurnal penghapusan piutang pada tahun berjalan, nilai piutang yang dihapuskan akan mengurangi jumlah saldo yang telah disishkan untuk piutang tak tertagih. PT. RVP membuat jurnal write-off sama dengan perusahaan pada umumnya, yaitu : Allowance For Doubtful Accounts Accounts Receivable xxx xxx Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 4.1.4 Prosedur Penghapusan Piutang di PT. RVP Piutang yang tidak dapat tertagih di tahun berjalan harus dihapuskan dengan mengurangi saldo piutang tak tertagih yang sudah disisihkan di akhir tahun sebelumnya. Dalam praktiknya, collector berhak memberikan informasi mengenai sejumlah piutang yang disarankan untuk dihapus. Alur penghapusan piutang pada PT. RVP diawali dengan pengajuan usulan penghapusan piutang oleh collector yang berhubungan secara langsung dengan customer. Dalam praktiknya, collector memiliki target yang harus dicapai dalam penagihan hutang customer, apabila collector merasa bahwa customer sudah tidak lagi bisa melunasi hutangnya dikarenakan alasan tertentu seperti masalah dana atau kebangkrutan, maka collector akan mengajukan usulan penghapusan piutang, dan apabila usulan tersebut disetujui, maka piutang tersebut akan dikeluarkan dari target collector. Usulan atas penghapusan piutang akan diajukan kepada branch manager, setelah itu usulan yang telah berupa dokumen tersebut akan diteruskan oleh branch manager kepada divisi account receivable di kantor pusat yang akan mencocokkan invoice yang ada dengan usulan penghapusan piutang yang diajukan. Selain itu, divisi account receivable ini juga melakukan konfirmasi dengan bagian account service yang bertugas mengontrol hutang customer di masing-masing cabang. Setelah divisi account receivable melakukan pengecekan dan telah sesuai, maka selanjutnya dokumen tersebut akan di-review kembali dan disetujui oleh manager finance, kemudian manager finance akan meneruskan dokumen tersebut kepada direksi, dan apabila direksi menyetujui, maka dokumen tersebut akan dikembalikan kepada divisi account receivable kantor pusat untuk memasukkan data ke dalam sistem yang secara otomatis akan membuat jurnal penghapusan piutang. Prosedur penghapusan piutang di PT. RVP dinilai sudah cukup baik karena telah terdapat pengendalian internal agar terhindar dari tindak kecurangan pegawai, yaitu telah adanya otorisasi yang memadai terhadap piutang yang diusulkan untuk dihapus dan adanya informasi yang cukup antara bagian Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 account service dengan bagian accounts receivable untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan oleh collector adalah benar. 4.2. Pendapatan Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai alur prosedur yang menimbulkan pendapatan, analisis pengakuan pendapatan dan analisis pencatatan pendapatan dan piutang PT. RVP 4.2.1 Alur Prosedur yang Menimbulkan Pendapatan PT. RVP Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pendapatan PT. RVP terdiri dari tiga jenis, yaitu Out Right Sales ( ORS ), Rental, dan Full Service Maintenance Agreement (FSMA). Tiap jenis pendapatan ini memiliki alur yang berbeda-beda, dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Out Right Sales ( ORS ) / Rental Alur ini diawali dengan sales activity yang dilakukan oleh bagian marketing, setelah pelanggan merasa tertarik, pelanggan akan melakukan pemesanan dengan menerbitkan purchase order setelah itu akan dilakukan manual order, yaitu dengan pembuatan kontrak jual beli dan tanda tangan dari kedua belah pihak. Selanjutnya, akan dilakukan pengecekan ketersediaan mesin oleh bagian gudang (warehouse staff), dan apabila pesanan tersedia maka akan dilakukan release order dengan otorisasi dari kepala administrasi (admin head). Kemudian barang yang dipesan dikirim ke pelanggan melalui warehouse staff (picking&delivery) sekaligus dilakukan instalasi oleh teknisi, setelah itu dikeluarkan dokumen pengiriman dan pemasangan mesin (DPPM) yang selanjutnya dikirimkan ke bagian billing sebagai dasar pembuatan invoice. Selain menerbitkan invoice kepada pelanggan, bagian billing juga akan menginput data ke sistem yang secara otomatis akan tercatat jurnal penjualan. Selanjutnya bagian accounting akan membuat laporan keuangan setiap bulannya yang akan diperiksa oleh manajer keuangan. Alur mulai dari sales activity sampai create invoice pada ORS dan rental adalah sama, perbedaannya hanya terletak pada periode pembayaran. Untuk ORS pembayaran dapat dilakukan dalam jangka Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 waktu 21 hari, 30 hari, 45 hari dan 60 hari, walaupun pada umumnya jangka waktu yang diberikan adalah 30 hari. Sedangkan untuk rental, tagihan dan pembayaran akan dilakukan setiap bulan. Gambar 4.2 : Alur Prosedur yang Menimbulkan Pendapatan PT. RVP Sumber : Dokumen Internal PT. RVP 2. Full Service Maintenance Agreement (FSMA) Siklus ini diawali dengan pencatatan jumlah lembar pemakaian mesin yang dilakukan oleh petugas dari PT. RVP dengan mendatangi langsung setiap pelanggan dan mengecek masing-masing mesin. Kemudian data yang diperoleh mengenai lembar pemakaian tersebut akan diinput ke Systems Application and Products (SAP) yang akan Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 terhubung ke bagian billing. Selanjutnya bagian billing akan mencocokkan data di SAP dengan berkas dalam bentuk hardcopy yang diserahkan oleh petugas survey, apabila telah sesuai maka akan dilakukan penghitungan perkalian jumlah lembar pemakaian dengan harga per lembar (berbeda-beda tergantung jenis mesin) kemudian dibuat invoice yang akan dikirim kepada pelanggan dan diinput kedalam sistem. Pendapatan yang berasal dari FSMA ini juga akan dilaporkan dalam laporan keuangan bulanan yang akan diperiksa setiap bulannya oleh manajer keuangan. Tagihan dan pembayaran FSMA dilakukan setiap bulan. Gambar 4.2 : Alur Prosedur yang Menimbulkan Pendapatan PT. RVP Sumber : Dokumen Internal PT. RVP 4.2.2. Analisis Pengakuan Pendapatan PT. RVP PT. RVP mengakui pendapatan pada saat terjadinya penjualan atau penyerahan barang kepada pelanggan (point of sale), yaitu pada saat mesin Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 fotokopi telah diserahkan kepada pelanggan. Pada praktiknya, terdapat beberapa kasus dimana pelanggan PT. RVP menukarkan mesin fotokopi yang telah dibeli dengan tipe dan model mesin yang berbeda. Dalam kasus seperti ini, pembeli harus melunasi terlebih dahulu mesin fotokopi lama yang sudah dibeli, setelah itu PT. RVP seolah-olah membeli mesin fotokopi lama yang ada di pelanggan, dan membuat kontrak baru atas penjualan mesin fotokopi yang baru, sehingga terbentuk piutang yang baru. Berikut adalah analisis kesesuaian pengakuan pendapatan PT. RVP dengan PSAK 23 (revisi 2010) mengenai pendapatan : a. Pendapatan dari penjualan memindahkan resiko dan barang diakui manfaat ketika kepemilikan entitas telah barang secara signifikan kepada pembeli. Untuk kegiatan penjualan dan penyewaan mesin fotokopi, PT. RVP mengakui pendapatan pada saat data mengenai barang yang terjual telah diinput ke dalam sistem oleh bagian billing, yang secara otomatis akan terbentuk jurnal penjualan. Saat data penjualan telah diinput ke sistem, artinya barang tersebut sudah menjadi milik pelanggan dan dikeluarkan dari persediaan PT. RVP. Bagian billing dapat menginput data ke sistem dan membuat invoice, hanya setelah setelah barang sampai ditangan pelanggan dan dilakukan instalasi, sehingga dokumen pengiriman dan pemasangan mesin akan dijadikan dasar pembuatan invoice dengan harga yang telah disepakati. Dalam praktiknya, pelanggan berhak untuk melakukan retur atas barang yang telah dibeli, namun hal ini tidak mempengaruhi pengakuan pendapatan PT. RVP, karena pelanggan hanya bisa melakukan retur apabila ditemukan masalah signifikan pada barang. Sedangkan PT. RVP selalu memeriksa kualitas barang sebelum dikirimkan kepada pelanggan, hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya retur penjualan. b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Setelah bagian billing menginput data barang yang terjual ke sistem yang secara otomatis akan tercatat jurnal penjualan, barang tersebut tidak lagi dikelola dan dikendalikan oleh PT. RVP. Dengan kata lain, PT. RVP tidak bisa menjual barang tersebut kepada pihak lain, ataupun menggunakan barang tersebut dalam kegiatan operasional PT. RVP c. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal. Jumlah pendapatan yang diakui oleh PT. RVP adalah sebesar imbalan yang akan diterima oleh PT. RVP, yaitu berjumlah sama dengan yang tercantum di invoice. Apabila terdapat diskon penjualan, maka diskon tersebut akan mengurangi jumlah pendapatan. d. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas Pendapatan yang masih berupa piutang PT. RVP memiliki kemungkinan yang besar bahwa piutang tersebut akan dibayarkan oleh pelanggan, karena PT. RVP memiliki hak yang sah atas piutang tersebut dan PT. RVP juga melakukan sejumlah usaha penagihan untuk meminimalisir adanya piutang yang tidak dapat tertagih. e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. Biaya sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal oleh PT. RVP. Biaya ini telah diketahui jumlahnya ataupun dapat diestimasi dengan andal, dan telah diakui pada saat penjualan terjadi. Untuk pendapatan sewa, pada umumnya kontrak yang dibuat oleh PT. RVP dengan para pelanggannya adalah dalam jangka waktu sewa yang tidak lama, dan apabila kontrak tersebut akan habis, maka segera dibuat kontrak yang baru, sehingga masa sewa jauh lebih kecil daripada masa manfaat mesin fotokopi itu sendiri. Selain itu, pada umumnya didalam kontrak tidak disebutkan perjanjian bahwa hak kepemilikan aset akan dialihkan pada akhir masa sewa. Dari kedua penjelasan mengenai kreteria kontrak pada umumnya di PT. RVP, dapat disimpulkan bahwa Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 sewa mesin fotokopi di PT. RVP tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Hal ini berdasarkan PSAK 30 (revisi 2011), yang menjelaskan bahwa sewa diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu : 1.Sewa Pembiayaan : Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. 2. Sewa Operasi : Sewa selain sewa pembiayaan Dua kriteria sewa pembiayaan (paragraph 10 & 11) yang bertentangan dengan kondisi yang ada pada PT. RVP, yaitu : (a) Sewa mengalihkan kepemilikan asset kepada lessee pada akhir masa sewa (b)Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan Kondisi yang ada pada PT. RVP bertentangan dengan kriteria sewa pembiayaan, maka sewa mesin fotokopi di PT. RVP diklasifikasikan kedalam sewa operasi. 4.2.3 Pencatatan Pendapatan dan Piutang PT. RVP PT. RVP memiliki dua bentuk accounts receivable, yaitu accounts receivable trade dan accounts receivable other. Accounts receivable trade adalah piutang yang berasal dari kegiatan usaha utama PT. RVP, yaitu Out Right Sales (ORS), Rental dan Full Service Maintenance Agreement (FSMA). Sedangkan accounts receivable other adalah piutang non usaha yang berasal dari pinjaman kepada karyawan. Berikut ini akan dijelaskan pencatatan jurnal yang berhubungan dengan pendapatan dan piutang pada PT. RVP. Pada saat terjadi penjualan kepada pihak luar, PT. RVP akan membuat jurnal melalui sistem sebagai berikut : Accounts Receivable PT. A xxx VAT Out xxx Revenue xxx Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Apabila revenue berasal dari kegiatan usaha yang berbeda-beda, maka pencatatannya pun akan dirinci sesuai masing-masing jenis revenue. Sebagai contoh PT. RVP memiliki piutang atas PT. A yang berasal dari ORS, Rental dan FSMA, maka jurnal yang tercatat di sistem adalah : Accounts Receivable PT.A xxx VAT Out xxx Revenue – ORS xxx Revenue – FSMA xxx Revenue – Rental xxx Setelah itu, apabila ada pembayaran dari customer, maka jurnal yang dicatat adalah : Bank xxx Accounts Receivable PT. A xxx Namun terdapat beberapa transaksi dimana pelanggan melakukan pembayaran transfer ke cabang yang berbeda dengan cabang yang menerbitkan invoice, maka cabang yang menerima pembayaran transfer dari pelanggan tersebut tidak bisa langsung mengurangi piutang yang sudah tercatat, oleh karena itu harus membuat jurnal : Bank xxx Accounts Receivable Clearing xxx Accounts receivable clearing adalah akun yang digunakan untuk penerimaan inter branch, yaitu pembayaran yang diterima oleh cabang yang berbeda dengan cabang yang menerbitkan invoice. Selanjutnya, cabang yang menerima pembayaran tersebut akan mengkonfirmasi ke cabang yang bersangkutan, dan cabang yang bersangkutan akan membuat jurnal untuk mengurangi piutang PT. A yang telah tercatat. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut : Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Accounts Receivable Clearing xxx Accounts Receivable PT. A xxx Accounts Receivable Clearing adalah akun yang bersifat sementara, sehingga setelah dilakukan tutup buku, nilainya harus sama dengan nol. Apabila di akhir tahun setelah dilakukan pengidentifikasian ternyata masih terdapat sisa saldo Accounts Receivable Clearing, maka sisa saldo tersebut akan dimasukkan sebagai pengurang piutang lain-lain, dengan jurnal sebagai berikut : Accounts Receivable Clearing xxx Other Receivables xxx Transaksi penjualan kredit yang menimbulkan piutang bagi PT. RVP dipengaruhi juga oleh diskon yang diberikan oleh PT. RVP kepada beberapa pelanggannya. Diskon yang diberikan oleh PT. RVP adalah trade discount, yaitu diskon yang diberikan karena pembelian telah mencapai kuantitas yang telah ditentukan. Metode yang digunakan untuk pencatatannya adalah Net Method, yaitu metode pencatatan dimana perusahaan mengakui piutang pada jumlah yang net setelah dikurangi dengan diskon penjualan. 4.2.4 Analisis Pencatatan Pendapatan dan Piutang PT. RVP PT. RVP adalah sebuah perusahaan yang memiliki puluhan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam pencatatan piutang dan pendapatannya, akan dicatat oleh masing-masing cabang yang bersangkutan dengan menggunakan jurnal yang sama dengan perusahaan – perusahaan pada umumnya. Namun untuk pelunasan piutang tersebut, pada praktiknya tidak semua piutang dibayarkan pada cabang yang benar-benar mengakui piutang yang bersangkutan. Sebagai contoh, salah satu cabang PT. RVP yaitu cabang Jakarta 4 mencatat haknya atas piutang dari pelanggan A, namun pelanggan A membayar hutangnya ke rekening Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Jakarta 3 sebesar Rp 6.500.000,- karena PT. RVP memiliki prinsip tidak boleh menolak pembayaran dari pelanggan, maka dalam pencatatannya, cabang yang menerima pembayaran (Jakarta 3) akan membuat jurnal sebagai berikut : Bank 6.500.000 Accounts Receivable Clearing 6.500.000 Setelah saldo pembayaran piutang dimasukkan ke dalam akun Accounts Receivable Clearing, selanjutnya cabang yang berhak untuk mencatat adanya pelunasan piutang (Jakarta 4) akan membuat jurnal sebagai berikut : Accounts Receivable Clearing 6.500.000 Accounts Receivable - pelanggan A 6.500.000 Dengan pencatatan seperti ini, setiap cabang yang menerima pembayaran dan merasa bahwa pembayaran tersebut bukan merupakan piutang cabang yang bersangkutan akan memasukkan dan mencatat saldo tersebut ke dalam akun Accounts Receivable Clearing. Selain itu, saldo penerimaan yang hanya diketahui pengirimnya namun tidak diketahui nomer invoice nya atau bahkan ada beberapa diantaranya yang tidak diketahui pengirimnya dan tidak diketahui nomer invoicenya juga akan dimasukkan ke dalam akun Accounts Receivable Clearing. Hal ini menimbulkan kesulitan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bagian finance dan accounting dalam mengidentifikasi saldo di dalam Accounts Receivable Clearing tersebut pada saat pembuatan laporan keuangan. Selain itu, sisa saldo Accounts Receivable Clearing yang dimasukkan sebagai pengurang piutang lain-lain akan menyebabkan nilai piutang lain-lain didalam laporan keuangan menjadi bias. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan mengenai piutang dan pendapatan PT. RVP adalah sebagai berikut : 1. Prosedur penyetujuan kredit di PT. RVP dinilai cukup efektif, terbukti dengan sangat sedikitnya jumlah piutang yang tidak dapat tertagih dari tahun ke tahun. Selain itu, pengendalian internal terkait penyetujuan kredit juga sudah cukup baik, karena terdapat pemisahan tugas yang memadai sehingga akan meminimalisir terjadinya kecurangan. 2. Penagihan piutang atau manajemen piutang, dalam penulisan ini dianalisa menggunakan Accounts Receivable Turnover Ratio dan Accounts Receivable Collection Days untuk tahun 2011 dan 2012 sebagai perbandingan. Piutang usaha PT. RVP selalu menurun setiap tahunnya dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Berdasarkan rasio tersebut diketahui bahwa perputaran piutang PT. RVP semakin cepat dari tahun 2011 ke 2012, sehingga rata-rata hari pengumpulan piutang juga menjadi semakin cepat. Hal ini dikarenakan proses penagihan piutang PT. RVP kepada para pelanggannya yang semakin baik 3. Metode penyisihan piutang yang digunakan oleh PT. RVP adalah dengan melakukan review terhadap piutang-piutang yang berumur diatas 180 hari, dan menyisihkan piutang yang diperkirakan tidak dapat tertagih ke dalam penyisihan piutang tak tertagih. Perkiraan yang dilakukan adalah berdasarkan kondisi perusahaan pelanggan. PT. RVP menggunakan metode ini dengan alasan bahwa rata-rata piutang tak tertagih PT. RVP hanya sekitar 3% dari total piutang, sedangkan piutang yang berumur diatas 180 hari sekitar 4% - 5%, maka penyisihan piutang tak tertagih tersebut dianggap cukup efektif. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 4. Prosedur penghapusan piutang di PT. RVP dinilai sudah cukup baik karena telah terdapat pengendalian internal agar terhindar dari tindak kecurangan pegawai, yaitu telah adanya otorisasi yang memadai terhadap piutang yang diusulkan untuk dihapus dan adanya informasi yang cukup antara bagian account service dengan bagian accounts receivable untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan oleh collector adalah benar. 5. Mengenai pengakuan pendapatan, PT. RVP menggunakan metode point of sale dan telah mengakui pendapatan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh PSAK 23 (revisi 2010). 5.2 Saran Saran yang diberikan oleh penulis adalah saran untuk perusahaan tempat penulis melaksanakan kegiatan magang, yaitu PT. RVP. 5.2.1 Saran Untuk PT. RVP Selama melaksanakan magang di PT. RVP, terdapat beberapa hal dimana penulis merasa perlu memberikan saran yang diharapkan dapat membangun dan membuat perubahan ke arah yang lebih baik untuk PT. RVP. Saran-saran yang diberikan oleh penulis terkait piutang usaha dan pendapatan PT. RVP adalah sebagai berikut : 1. Mengenai estimasi penyisihan piutang tak tertagih, sebaiknya penyisihan piutang tak tertagih tidak hanya berdasarkan piutang yang berumur diatas 180 hari saja, masing-masing kelompok umur piutang harus diberikan persentase tertentu dalam menyisihkan piutang tak tertagih, namun karena pada praktiknya diketahui bahwa rata-rata piutang tak tertagih PT. RVP hanyalah berkisar 2%-3% dari total piutang dan piutang yang berumur diatas 180 hari hanya berkisar antara 5%, maka metode penyisihan piutang tak tertagih saat ini dianggap sudah cukup efektif. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 2. Mengenai penagihan piutang, A/R Collection Days PT. RVP diketahui masih lebih besar dari rata-rata term of payment yang ditetapkan oleh PT. RVP, oleh karena itu sebaiknya PT. RVP melakukan tindakan penagihan yang lebih agresif yaitu menghubungi pelanggan (via email atau telepon) secara rutin, dan jika diperlukan juga mendatangi kantor pelanggan untuk mengingatkan bahwa hutang mereka sudah mendekati jatuh tempo, hal ini dilakukan agar perputaran piutang menjadi kas semakin cepat. 3. Mengenai transfer pembayaran dari pelanggan ke PT. RVP. Karena penulis tahu mengidentifikasi bahwa seringkali pembayaran dari ditemukan kesulitan dalam maka penulis pelanggan, memberikan saran untuk menetapkan peraturan secara tegas kepada pelanggan PT. RVP untuk melakukan pembayaran ke masing-masing cabang yang bersangkutan, dan selalu mencantumkan nama pelanggan dan nomor invoice saat melakukan pembayaran. Karena sesungguhnya hal ini akan memudahkan kedua belah pihak, baik PT. RVP maupun pelanggan. Dengan efektifnya pengidentifikasian pembayaran atas piutang di PT. RVP, maka pelanggan juga akan terkena dampak baiknya, yaitu terhindar dari penagihan atas hutang yang sebenarnya telah dibayarkan oleh pelanggan. Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 DAFTAR REFERENSI Dunia, Firdaus A. (2008). Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Horngren, Charles T., George Foster, and Srikant M Datar, Cost Accounting : A Manajerial Emphasize , 10th Edition. (New Jersey : Prentice Hall Inc, 2000) Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan standar Akuntansi Keuangan Indonesia Nomor 23 Revisi 2010: Pendapatan. Jakarta: IAI. Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan standar Akuntansi Keuangan Indonesia Nomor 30 Revisi 2011: Sewa. Jakarta: IAI. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. (2011). Intermediate Accounting Volume 1 IFRS edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Keown, J. Arthur, Scott, Martin & Petty (2001). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi-1. Salemba Empat. Riyanto, Bambang (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta Sawir, Agnes (2001). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Kinerja Perusahaan. Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. http://indonesia.smetoolkit.org/indonesia/id/content/id/72/10-Langkah-MenujuPenagihan-yang-Efektif Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Lampiran 1 : Laporan Posisi Keuangan PT. RVP Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 (lanjutan) Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Lampiran 2 : Laporan Posisi Keuangan PT. RVP Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 (lanjutan) Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Lampiran 3 : Laporan Laba Rugi PT. RVP Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Lampiran 4 : Laporan Laba Rugi PT. RVP Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 Lampiran 5 : Laporan Arus Kas PT. RVP Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014 (lanjutan) Universitas Indonesia Analisis akuntansi ..., Rinda Vembisam Putri, FE UI, 2014