PANDUAN PRAKTIKUM VERTEBRATA OLEH I GEDE SUDIRGAYASA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA IKIP SARASWATI TABANAN 2010 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan, atas limpahan rakhmat dan karunia Nya, maka Panduan Praktikum ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. “Saya dengar saya lupa, Saya lihat saya ingat, Saya lakukan saya mengerti”. Pepatah Yunani ini mengingatkan kepada kita betapa pentingnya praktikum atau “melakukan sesuatu” secara langsung untuk dapat memahami dengan baik suatu konsep atau teori-teori yang telah dibaca. Tujuan penyusunan Panduan Praktikum ini untuk melengkapi bahan pengajaran terutama kegiatan praktikum di laboratorium, sehingga akan memudahkan dan memperlancar kegiatan praktikum bagi para Mahasiswa yang mengikutinya. Kami menyadari bahwa tujuan ini tidak dapat dipenuhi sekaligus, melainkan harus bertahap. Oleh karena itu penyususan panduan ini masih jauh dari sempurna, sehingga perbaikan dan perubahan materi secara konsisten dan bertahap serta berkesinambungan akan selalu dilaksanakan disesuaikan dengan Silabus dan SAP yang disesuaikan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan & teknologi. Besar harapan kami, Panduan praktikum ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya sehingga dapat memperlancar tugas praktikum para mahasiswa. Kami akan sangat menghargai adanya saran dan kritik perbaikan untuk penyempurnaan panduan ini. Tabanan , Januari 2010 Penyusun, PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP SARASWATI TABANAN 1 PETUNJUK UMUM 1. Pahami langkah-langkah praktek di panduan praktikum sebelum memulai percobaan yang akan dilakukan. 2. Buat skema kerja setiap praktikum yang akan dilakukan dengan ringkas dan mudah dipahami. 3. Periksa semua alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan apakah sudah tersedia dengan lengkap. 4. Bekerja dengan cermat dengan penuh pengertian, dan berhati-hatilah bila menggunakan alat atau bahan yang berbahaya. 5. Amatilah dengan seksama percobaan yang dilakukan, dan catat hasilnya dengan akurat pada buku jurnal praktikum. 6. Bersihkan alat-alat yang selesai digunakan dan kembalikan ke tempat peminjaman. Sampah dari percobaan di kumpulkan lalu dibuang di tempat sampah. 7. Buat laporan setiap percobaan yang selesai dan serahkan kepada asisten seminggu berikutnya. A. Format Laporan Praktikum 1. Halaman sampul (secara berurut dari atas ke bawah : judul, logo institut, nama/ nama kelompok, prodi, fakultas, institut, tahun) 2. Judul 3. Pendahuluan : a. Latar belakang b. Tujuan 4. Kajian teori 5. Prosedur kegiatan 6. Hasil dan Pembahasan 7. Simpulan 8. Daftar pustaka PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP SARASWATI TABANAN 2 OBSERVASI DAN IDENTIFIKASI VERTEBRATA A. Tujuan Adapun tujuan dari prkatikum ini adalah untuk mengenal ciri-ciri morfologi dari kelas-kelas hewan vertebrata, membuat deskripsi dan pengklasifikasian dari hewan-hewan vertebrata yang dijadikan objek pengamatan dalam praktikum zoologi vertebrata. B. Dasar Teori Hewan-hewan yang memiliki penyangga tubuh bagian belakang (dorsal) dalam bentuk sederhana ataupun dalam wujud tulang belakang dimasukkan dalam filum chordata. Kata chordata berasal dari chorda dorsalis atau penyangga. Filum chordata masih terbagi dalam empat sub filum, yakni hemichordata, urochordata, cephalochordata, dan vertebrata. Sub filum vertebrata beranggotakan hewan-hewan yang memilki tulang belakang (vertebrae) di bagian badan belakang (dorsal). Chordata berasal dari bahasa Yunani yaitu chorde yang berarti dawai/ senar atau tali. Sesuai dengan namanya, anggota kelompok chordata memiliki notochord (korda dorsalis) memanjang sebagai kerangka sumbu tubuh. Korda dorsalis berarti tali punggung dan berfungsi sebagai penguat pada fase embrio. Selain adanya korda dorsalis, ciri umum filum chordata adalah memiliki batang saraf dorsal dan celah insang. Batang saraf terletak di sebelah dorsal korda dorsalis. Chordata meliputi hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Memiliki notokord, yaitu kerangka berbentuk batangan keras tetapi lentur.Notokord terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka. 2. Memiliki tali saraf tunggal, berlubang terletak dorsal terhadap notokord, dan memiliki ujung anterior yang membesar berupa otak. 3. Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap anus. 4. Memiliki celah faring Vertebrata secara tipikal mempunyai 2 pasang apendiks lokomotor yang berpasang-pasangan pada suatu rancangan lima jari. Tengkorak tereduksi karena fusi dan hilangnya elemen-elemen tipe ikan yang majemuk. Mempunyai telinga PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP SARASWATI TABANAN 3 yang merupakan organ pendengaran dan sebagai organ keseimbangan. Otak terbagi menjadi 5 bagian. Saraf kranial berjumlah 10 atau 12 pasang. Secara tipikal ada paru-paru. Jantung berkamar 3 atau 4 buah ( 2 serambi = aurikel, dan 1 bilik = ventrikel, atau 2 serambi dan 2 bilik). Pada hewan dewasa, ginjal bertipe mesonefros atau metanefros. Alat kelamin terpisah. Vertebrata disebut juga Craniata karena semua hewan vertebrata sudah memiliki otak, yang terlindung dalam Cranium (tulang tengkorak). Umumnya vertebrata mempunyai sepasang atau beberapa pasang anggota. Pharynx merupakan saluran yang dipenuhi oleh celah insang. Celah insang berkaitan dengan sistem pernafasan. Bentuk celah insang dapat dilihat pad ikan hiu. Korda dorsalis tersebut ada yang tetap ada sepanjang hidup hewan, namun ada yang akan diganti dengan tulang belakang (vertebrae) saat hewan memasuki fase embrio. Demikian juga dengan celah insang, ada hewan yang tetap memilikinya sampai dewasa, namun ada yang memilikinya hanya sampai pada fase larva atau hanya sampai pada stadium embrio saja. Kelenjar hati bersifat masif dan jelas mempunyai saluran. Pembuluh renalis menyatu menjadi sepasang ginjal dan terbuka pada salah satu saluran dekat akhir usus (anus). Otaknya kompleks dan paling sedikit mempunyai 10 pasang nervi cranialis. Terdapat sepasang mata yang kompleks, yang terhubung dengan bagian (lobus) otak. Mempunyai telinga yang merupakan organ pendengaran dan sebagai organ keseimbangan. Secara tipikal ada paru-paru. Pada hewan dewasa, ginjal bertipe mesonefros atau metanefros. Memiliki tubuh yang simetris bilateral dengan sistem alat tubuh yang beruasruas. Mempunyai endoskeleton (rangka dalam) dengan ruas tulang belakang sebagai kerangka penguat tubuh. Pada rangka melekat otot-otot kerangka. Kulit berlapis-lapis, terdiri atas epidermis dan dermis. Mempunyai selom (rongga badan) yang dindingnya dilapisi selaput peritonium. Sistem organ pada vertebrata sangat kompleks, yaitu : 1. Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah) terdiri dari pembuluh dengan jantung (cor) sebagai sentral terbagi atas 1,2,3,dan 4 ruang. 2. Sistem respiratoria (sistem pernapasan) pada bentuk rendah berupa bebepara pasang insang, sedang pada spesiesnya yang mendiami darat PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP SARASWATI TABANAN 4 memiliki paru-paru (pulmo) sebagai hasil pertumbuhan perkembangan sakusaku dari tractus digestvus. 3. Sistem ekskresi terdiri atas sepasang ren (ginjal) dengan saluran pembuangan yang bermuara di daerah dekat anus. Alat eksresi dalam bentuk sederhana merupakan alat yang bersegmen membersihkan rongga coelom dan pembuluh darah. Vesica urinaria (gelembung reservoir air kencing) sebagai penampung air kencing sementara dan selanjutnya dibuang keluar tubuh. 4. Sistem nervosum, terdiri atas systema nervosum centralis dan nervosum periforium. Systema nervosum centralis terdiri atas encephalon (otak) dan medula spinalis (sumsum tulang belakang). 5. Terdapat sejumlah kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon yang diangkut oleh darah yang berperan dalam proses-proses dalam tubuh, pertumbuhan, dan reproduksi. 6. Dengan beberapa pengecualian sebagian besar kelaminnya terpisah, dan masing-masing jenis kelamin mempunyai sepasang gonad dengan saluran penyalur yang bermuara di dekat anus. Struktur dan fungsi sistem pernapasan padavertebrata menggunakan alat yang berbeda-beda. Vertebrata darat menggunakan paru-paru,sedangkan vertebrata air menggunakan insang. Kelompok hewan tertentu menggunakan alat pernapasan tambahan,seperti gelembung renang dan kulit. Pada hewan,pernapasan (respirasi) berlangsung karena peranan berbagai organ dalam sistem pernapasan, seperti kulit, insang(branchia), paru-paru(pulmo) atau trakea. Pada dasarnya, struktur ini berbeda bentuknya, akan tetapi sama fungsinya. Masing-masing bentuk alat respirasi ini mempunyai suatu membran permeabel yang lembab atau basah,yang dilewati oleh molekul oksigen maupun karbondioksida dengan cara difusi Hewan-hewan yang memiliki tulang belakang, saat memasuki fase embrio sampai dewasa, selanjutnya digolongkan menjadi kelompok vertebrata. Berdasarkan alat gerak, sub filum vertebrata dibedakan atas dua kelompok yaitu pisces (ikan) dan tetrapoda (tetra=empat, podos=kaki). Kelompok pisces alat geraknya berupa sirip, sedangkan kelompok tetrapoda alat geraknya berupa kaki dan jumlahnya empat (dua pasang). PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP SARASWATI TABANAN 5 Kelompok pisces terdiri atas kelas agnatha, yaitu ikan yang tidak memiliki rahang, contohnya ikan lamprey (lampreta). Kelas condrichthyes, yaitu ikan bertulang rawan, contohnya ikan hiu dan ikan pari. Kelas osteichthyes, yaitu ikan bertulang keras, contohnya ikan gurami, lele, dan bandeng. Kelompok tetrapoda dibedakan atas 4 kelas yaitu kelas amphibia, ciri pada saat fase larva habitatnya di air sedangkan fase dewasanya di darat. Selain itu kulit selalu basah oleh lendir, contohnya katak, kodok, dan salamander. Kelas reptilia, cirinya yaitu tubuhnya dilindungi oleh sisik yang tersusun atas zat tanduk, contohnya buaya, kura-kura, dan bunglon. Kelas aves, ciri tubuhnya dilindungi oleh bulu, contohnya merpati, ayam, dan kakatua. Kelas mamalia, cirinya yaitu tubuhnya dilindungi oleh rambut dan memiliki kelenjar susu,contohnya sapi, mencit, marmut, termasuk manusia. C. Alat Dan Bahan 1. Thermometer 2. Tali rafia 3. Parang 4. Toples plastik 5. Senter 6. Kawat bangunan 7. Teropong 8. Ketapel 9. Perangkap tikus 10. Mistar 11. tali pancing 12. Kamera digital 13. Alat bedah 14. Higrometer 15. Kapas 16. Formalin 4 % 17. Kapur barus 18. Jarum Suntik 19. Sarung tangan PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP SARASWATI TABANAN 6 20. Ikan kering untuk perangkap tikus 21. jarum 22. Benang untuk menjahit specimen 23. Alkohol 70% D. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut: Pisces 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Melakuan pembiusan dengan menggunakan clorofom 3. Mengamati 2 spesies dari kelas Pisces dan habitat yang berbeda. 4. Menggambar morfologi spesies yang didapatkan dari kelas Pisces dan mencatat seluruh karakter yang menjadi ciri utamanya. 5. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel hasil pengamatan. 6. Membuat kunci identifikasi yang menjadi pembeda bagi masing-masing spesies dari kelas Pisces. 7. Membandingkan kunci identifikasi yang telah dibuat dengan referensi yang ada. 8. Membuat awetan basah untuk spesimen dari air tawar dengan cara membersihkan spesies lalu membedahnya 9. Selanjutnya mengeluarkan seluruh organ dalam pada jenis spesie atau spesimen. 10. Membersihkan bagian abdomen dengan alkohol 70 % sampai tidak ada darah. 11. Memasukkan kapas dan kapur barus kedalam perut spesimen tadi. 12. Menjahit bagian yang dibedah dengan menggunakan benang dan jarum. 13. Setelah itu memasukkan spesimen tadi kedalam larutan formalin yang telah di encerkan menjadi 30% dengan aquades. 14. Selanjutnya dijadikan awetan basah di dalam zoorium yang telah di sediakan. 15. Menggulangi langka 7 – 12 untuk spesimen dari air laut. Amphibia 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP SARASWATI TABANAN 7 2. Melakuan pembiusan dengan menggunakan clorofom 3. Mengamati spesies dari kelas Amphibi. 4. Menggambar spesies yang didapatkan dari kelas Amphibi dan mencatat seluruh karakter yang menjadi ciri utamanya. 5. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel hasil pengamatan. 6. Membuat kunci identifikasi yang menjadi pembeda bagi masing-masing spesies dari kelas Amphibi. 7. Membandingkan kunci identifikasi yang telah dibuat dengan referensi yang ada. 8. Membuat awetan kering dengan cara membersihkan spesies lalu membedahnya dari bagian anus sampai laring spesimen. 9. Kemudian mengeluarkan seluruh organ dalam pada specimen 10. Membersihkan bagian perut yang telah dikeluargan organ dalam tadi dengan alkohol 70% sampai tidak terdapat darah. 11. Memasukkan kapas dan kapur barus yang telah dihancurkan kedalam perut spesimen tadi. 12. Menjahit bagian yang dibedah dengan menggunakan benang dan jarum. 13. Menyuntikkan formalin 30% ke bagian-bagian tubuh spesimen tadi sambil di pijat-pijat agar formalin tadi menyebar. 14. Setelah itu dijadikan awetan kering dalam zoorium. Reptil 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Melakuan pembiusan dengan menggunakan clorofom 3. Mengamati spesies dari kelas reptilia. 4. Menggambar spesies yang didapatkan dari kelas reptilia dan mencatat seluruh karakter yang menjadi ciri utamanya. 5. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel hasil pengamatan. 6. Membuat kunci identifikasi yang menjadi pembeda bagi masing-masing spesies dari kelas reptilia. 7. Membandingkan kunci identifikasi yang telah dibuat dengan referensi yang ada. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP SARASWATI TABANAN 8 8. Membuat awetan kering untuk ular dengan cara membersihkan spesies lalu membedahnya dari bagian anus sampai laring spesimen. 9. Kemudian mengeluarkan seluruh organ dalam pada specimen 10. Membersihkan bagian perut yang telah dikeluargan organ dalam tadi dengan alkohol 70% sampai tidak terdapat darah. 11. Meletakkan kawat sepanjang tubuh ular tadi di dalam perutnya. 12. Memasukkan kapas dan kapur barus yang telah dihancurkan kedalam perut spesimen tadi. 13. Menjahit bagian yang dibedah dengan menggunakan benang dan jarum. 14. Menyuntikkan formalin 30% ke bagian-bagian tubuh spesimen tadi sambil di pijat-pijat agar formalin tadi menyebar. 15. Mengulangi langka 7-13 untuk spesimen kadal namun tidak di letakkan kawat di dalam perut yang di bedah tadi. Aves 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Melakuan pembiusan dengan menggunakan clorofom 3. Mengamati spesies dari kelas Aves. 4. Menggambar spesies yang didapatkan dari kelas Aves dan mencatat seluruh karakter yang menjadi ciri utamanya. 5. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel hasil pengamatan. 6. Membuat kunci identifikasi yang menjadi pembeda bagi masing-masing spesies dari kelas Aves. 7. Membandingkan kunci identifikasi yang telah dibuat dengan referensi yang ada. 8. Membuat awetan kering dengan cara membersihkan spesies lalu membedahnya 9. Kemudian mengeluarkan seluruh organ dalam pada specimen 10. Membersihkan bagian perut yang telah dikeluargan organ dalam tadi dengan alkohol 70% sampai tidak terdapat darah. 11. Memasukkan kapas dan kapur barus yang telah dihancurkan kedalam perut spesimen tadi. 12. Menjahit bagian yang dibedah dengan menggunakan benang dan jarum. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP SARASWATI TABANAN 9 13. Menyuntikkan formalin 30% ke bagian-bagian tubuh spesimen tadi sambil di pijat-pijat agar formalin tadi menyebar. 14. Setelah itu dijadikan awetan kering dalam zoorium. Mammalia 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Melakukan penangkapan Mamalia untuk memperoleh spesimen mamalia dengan menggunakan perangkap tikus yang di dalamnya terdapat ikan asin sebagai umpan. 3. Mengamati ciri-ciri mamalia yang telah diamati sesuai dengan format pengamatan yang disediakan. 4. Membuat deskripsi dari spesies mamalia yang ditemukan. 5. Menggambar morfologi spesies mamalia yang diamati lengkap dengan bagian organ-organ tubuhnya. 6. Memasukkan hasil pengamatan kedalam tabel pengamatan. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP SARASWATI TABANAN 10 DAFTAR PUSTAKA Anwar, I. S. J. Damanik N. Hisyam, A. J. Whitten. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatera. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1990. ZOOLOGI DASAR. Erlangga. Jakarta. Djuhanda, T. 1983. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Armico. Bandung Jasin, Maskoeri. 1992. ZOOLOGI VERTEBRATA untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya. Surabaya. Kimball, J. W. 1983. Biologi. Jilid III. Erlangga : Jakarta. Mintohari, dkk. 2005. Hewan-Hewan Vertebrata. Prima Jaya. Bandung Neil A. Campbell dkk. 2003. BIOLOGI Edisi Kelima-Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Priyono, S. M. and Subiandono. 1991. Identification of Live Mammals, Live Birds and Reptiles In Procording The Cities Plants and Animals Seminar for Asia and Oceania Region. PHPA. Jakarta Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata. Yogyakarta press. Universitas Negeri Yogyakarta. Syamsuri,Istamar. 2004. Biologi. Widya Utama. Jakarta PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP SARASWATI TABANAN 11