Ign.Sumarya SJ - Gereja Katolik St.Andreas Kedoya

advertisement
Gereja Katolik St.Andreas Paroki Kedoya - Jakarta
Ign.Sumarya SJ : Jakarta, 10-02-2008
Mg Prapaskah I
Kej2:7-9 ; 3:1-7 ; Rm5:12-19 ; Mat4:1-11
“Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.―
“HAKIM― = Hubungi Aku Kalau Ingin Menang, demikian rumor yang
sering muncul dalam proses pengadilan. Maksudnya tidak lain adalah
‘berilah aku uang sebanyak-banyaknya’ jika anda ingin menang dalam
proses pengadilan. Uang atau harta benda memang pada masa kini menjadi
‘senjata’ alias godaan untuk melanggar hukum atau berbuat curang.
Pilkada, yang berarti pesta demokrasi rakyat, yang sedang terjadi di
Indonesia saat ini rasanya berubah menjadi ‘pesta pora/uang sementara
pejabat atau tokoh masyarakat’. Untuk memenangkan calon atau kader
harus berani mengeluarkan uang sebanyak mungkin dalam kampanye, namun
kejahatan atau kecurangan macam itu jelas membawa malapetaka,
sebagaimana terjadi dalam Pilkada di Sulawesi Selatan dan tempat-tempat
lainnya, dengan dalih salah hitung atau kekeliruan proses pemilu.
Dampak dari politik uang tersebut antara lain demonstrasi yang sering
berkembang menjadi anarki atau tindakan perusakan-perusakan sarana umum
yang pada gilirannya menyengsarakan banyak orang, khususnya rakyat
kecil yang tidak tahu apa-apa. Bukankah dengan adanya demo berarti
kegiatan pelayanan masyarakat atau roda ekonomi terganggu atau
berhenti? Memang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara saat ini
banyak godaan-godaan, bagaikan “Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis―. Maka baiklah kita
mawas diri becermin dari kisah Yesus digodai di padang gurun sebagaimana diwartakan hari ini.
"Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.―
Godaan umum atau pertama yang ada di masyarakat adalah ‘roti’ atau
harta benda maupun uang. Harta benda atau uang pada dasarnya netral,
dapat menjadi ‘jalan ke sorga atau jalan ke neraka’, dapat menjadi
jalan ke keselamatan jiwa atau kehancuran jiwa, “sama seperti oleh satu
pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu
perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup―(Rm
5:18) . Kenyataan atau pengalaman di berbagai tempat kiranya harta
benda atau uang telah menjadi batu sandungan atas penyebab berbagai
permusuhan, percekcokan sampai dengan pembunuhan antar saudara
sekandung atau se kantor/tempat pekerjaan.
“Manusia hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah―,
demikian sabda Yesus, bantahan terhadap godaan atau rayuan akan harta
benda atau uang. Memang dalam hidup sehari-hari kita juga butuh harta
benda dan uang, maka marilah kita memanfaatkan atau memfungsikan harta
benda atau uang sesuai dengan firman atau kehendak Allah. “Allah
menghendaki, supaya bumi beserta segala isinya digunakan oleh semua
orang dan sekalian bangsa, sehingga harta benda yang tercipta dengan
cara yang wajar harus mencapai semua orang, berpedoman pada keadilan,
diiringi dengan cintakasih― (Vatikan II, GS no 69). “Gereja katolik
http://st-andreas.or.id
Powered by Joomla!
Generated: 29 October, 2017, 04:13
Gereja Katolik St.Andreas Paroki Kedoya - Jakarta
memiliki hak asli, tidak tergantung pada kuasa sipil, untuk memperoleh,
memiliki, mengelola dan mengalih-milikkan harta benda guna mencapai
tujuan-tujuannya yang khas. Adapun tujuan-tujuan yang khas itu terutama
ialah: mengatur ibadat ilahi, memberi sustensi yang layak kepada klerus
serta pelayan-pelayan lain, melaksanakan karya-karya kerasulan suci
serta karya amal kasih, terutama terhadap mereka yang berkekurangan―
(KHK kan 1254).. Marilah dua pedoman ini kita jadikan pegangan dan
tuntunan kita dalam memperoleh atau mengusahakan, memiliki, mengelola
dan mengalih-milikkan harta benda atau uang.
“Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!―
Godaan setelah harta benda atau uang adalah keserakahan yang
mengarah ke kesombongan. Dengan dan melalui uang atau harta benda orang
dapat bertindak mengikuti ambisi pribadi untuk menjadi orang yang hemat
dan nomor satu di dunia ini. Setelah gagal digodai untuk menggandakan
roti, Yesus digoda untuk terjun dari ‘bubungan bait Allah’, pasti tidak
terjadi apa-apa karena malaikat-malaikat Allah akan menatangNya. Godaan
macam ini kiranya sering terjadi di antara kita dalam bentuk lain
seperti dalam film-film untuk menjadi ‘pemain pengganti’ melakukan
adegan-adegan berbahaya dengan bayaran tinggi, menjadi orang yang hebat
dan dikagumi oleh banyak orang.
Godaan-godaan atau pencobaan-pencobaan, entah besar atau kecil, untuk
tampil menjadi orang hebat dan dikagumi senantiasa ada di sekitar kita:
kita dicobai untuk menjadi orang yang ‘lebih’ atau ‘hebat’, melebihi
semuanya dan kemudian menjadi ‘sangat percaya diri’ serta kurang
terbuka dan kurang percaya kepada yang lain atau sesamanya serta Allah
sendiri. Orang bangga dengan begitu banyak harta benda/uang, pangkat,
jabatan atau tanda jasa, dan meremehkan yang lain maupun Allah. Maka
marilah kita peka terhadap cobaan-cobaan untuk menjadi sombong dan
dengan tegas berani melawan godaan-godaan tersebut, agar kita sebagai
ciptaan Allah senantiasa tetap ‘bersembah sujud kepada Allah atau
berbakti kepadaNya’ di dalam hidup sehari-hari.
“Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Godaan terakhir kepada Yesus adalah ‘bersembah sujud kepada setan’
alias kejahatan. Dalam kehidupan sehari-hari godaan untuk ‘bersembah
sujud kepada setan’ atau kejahatan marak dan terjadi setiap saat di
hadapan kita. Salah satu bentuk godaan atau cobaan tersebut adalah
tidak taat atau tidak setia pada aneka macam aturan atau tatanan yang
terkait dengan hidup, panggilan dan tugas perutusan kita. Dengan mudah
dan seenaknya orang merelativir atau bahkan meniadakan aturan atau
tatanan tertentu sesuai dengan selera sendiri, mengikuti nafsunya
sendiri. Contoh konkret yang terjadi setiap hari di jalanan adalah
pelanggaran aturan atau rambu-rambu lalu lintas, sedangkan di kantor
atau perusahaan berupa manipulasi, mark-up, atau korupsi, yang tidak
lain merupakan perwujudan ‘sembah sujud kepada harta benda, uang atau
berhala modern’.
“Sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah
menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua
http://st-andreas.or.id
Powered by Joomla!
Generated: 29 October, 2017, 04:13
Gereja Katolik St.Andreas Paroki Kedoya - Jakarta
orang menjadi orang benar “(Rm5:19), demikian peringatan atau
kesaksian Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua. “Semua harus
berkemauan teguh menepati ketaatan dan menjadi unggul di dalamnya; dan
tidak hanya dalam hal-hal yang wajib saja, tetapi juga dalam hal-hal
lain, meskipun yang dilihat hanyalah isyarat keinginan Pembesar, tanpa
perintah yang jelas. Yang harus terbayang di depan mata ialah Allah,
Pencipta dan Tuhan kita, yang karenaNya manusia ditaati― (Konst SJ no
547). Kesaksian Paulus serta nasihat St.Ignatius Loyola ini kiranya
dapat menjadi pedoman atau acuan serta tuntunan kita dalam cara
bertindak kita setiap hari.
Taat dan rendah hati bagaikan mata uang bermuka dua, dapat dibedakan
namun tidak dapat dipisahkan. Untuk taat orang harus rendah hati,
sebaliknya dengan rendah hati orang mudah untuk menjadi taat. Rendah
hati antara lain selalu siap sedia membuka diri terhadap yang lain, dan
ketika yang lain tersebut lebih kuat dan lebih kuasa maka orang rendah
hati akan mengikuti yang lain tersebut. Yang lain antara lain manusia
maupun aneka tatanan dan aturan, di mana Allah hidup dan berkarya di
dalamnya. Ingatlah dan sadarilah bahwa aneka tatanan dan aturan dibuat
oleh manusia agar siapapun yang mentaatinya semakin bersembah sujud
kepada Allah. Maka marilah kita hayati ajakan Ignatius Loyola, bahwa
‘yang terbayang di depan mata (manusia, harta benda, aturan, tatanan
dst..) ialah Allah, Pencipta dan Tuhan kita. Bukan berarti kita
bersembah sujud kepada manusia atau aturan dan tatanan hidup, melainkan
kita bersembah sujud pada Tuhan, Allah yang berkarya dan hidup di
dalamnya.
“Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan
roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah
mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku
kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan
roh yang rela “(Mzm51:12-14)
http://st-andreas.or.id
Powered by Joomla!
Generated: 29 October, 2017, 04:13
Download