BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian maternal di Indonesia masih tinggi, data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI menyebutkan bahwa angka kematian ibu melahirkan mencapai per. kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu dan bayi salah satunya diakibatkan oleh adanya komplikasi dalam kehamilan. Makalah ini berisi ringkasan perjalanan klinis pasien dengan komplikasi pada kehamilan berupa kelainan presentasi dan ketuban pecah dini. Presentasi janin adalah bagian tubuh janin terendah yang menghadap ke vagina sedangkan posisi janin adalah arah yang dihadapi oleh janin di dalam rahim. Presentasi dan posisi normal adalah janin menghadap ke punggung ibu dengan presentasi belakang kepala, dimana leher tertekuk ke depan, dagu menempel di dada dan kedua lengan melipat di dada. Jika janin tidak berada dalam posisi atau presentasi tersebut, maka terdapat penyulit dalam persalinan. Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan presentasi bokong sebesar kali dibanding presentasi kepala. Sebab kematian perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terpenting adalah prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir pada presentasi bokong banyak dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat persalinan dengan tindakantindakan untuk mengatasi macetnya persalinan. Deteksi dini terhadap kemungkinan kemungkinan adanya komplikasi persalinan penting dilakukan. Hal ini ditujukan agar ibu dapat didiagnosis lebih awal dan mendapatkan penanganan semestinya sehingga angka kesakitan dan kematian ibu serta kematian perinatal dapat diturunkan. B. Tujuan Penulisan . Mampu menganalisa kasus kehamilan dan persalinan serta menentukan ada tidaknya komplikasi kelainan presentasi dan oligohidramnion sehingga diharapkan mampu mendiagnosis secara dini baik gejala atau tanda yang ada pada pasien. . Mampu mengetahui bagaimana managemen pada kehamilan dan persalinan dengan kelainan presentasi dan oligohidramnion. BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. PRESENTASI BOKONG A. Definisi Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terpresentasi memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri., B. Epidemologi Kejadian persentasi bokong ditemukan sekiar dari seluruh persalianan tunggal. Beberapa peneliti lain seperti Greenhill melaporkan kejadian persalianan persentasi bokong sebanyak ,. Sedangkan data di Indonesia, Agoestina di RS Hasan Sadikin Bnadung menemukan ,, Utoro di RSCM menemukan ,. Siswosudarmo di RSUP Sardjito menemukan , Sumariyadi di RSUP Sardjito dari tahun menemukan ,. Indri HS menemukan ,, sedangkan Sutrisno di RSUP Sardjito menemukan ,., C. Etiologi Presentasi janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus. . Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar. . Hydramnion karena anak mudah bergerak. . Plasenta Previa karena menghalangi turunnya kepada ke dalam pintu atas panggul. . Panggul sempit, dimana tidak ada fiksasi kepala anak oleh pintu atas panggul, jadi perbandingan antara besarnya kepala anak dan luasnya pintu atas panggul tidak seperti biasa. . Kelainan bentuk kepala hydrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul. . Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus, bikornis, mioma uteri. . Pergerakan anak kurang atau tidak ada sama sekali, umpanya pada anak mati. . Gemelli kehamilan ganda. . Sebab yang tidak diketahui. D. Klasifikasi . Presentasi bokong Frank Breech Presentasi bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas yang disebabkan karena ekstensi lutut. Ujung kaki dapat mencapai bahu atau kepala janin. . Presentasi bokong sempurna Complete Breech Presentasi bokong di mana kedua kaki dan di samping bokong presentasi bokong kaki sempurna lipat kejang. . Presentasi bokong tidak sempurna Incomplete Breech Ada presentasi sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut terdiri dari. , E. Diagnosis A. Periksa luar . Palpasi Di bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Bagian bawah bokong, dan punggung di kiri atau kanan. . Auskultasi Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus. B. Periksa dalam Untuk mengetahui bokong dengan pasti, kita harus meraba os sacrum, tuber ossis ischii, anus. C. Pemeriksaan dengan ultrasonografik Apabila masih ada keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI Magnetic Resonance Imaging. F. Penanganan Sikap sewaktu hamil . Usahakan merubah presentasi janin dengan versi luar Tujuannya untuk merubah presentasi menjadi presentasi kepala. Pada primi pada saat umur kehamilan minggu dan pada multiparitas umur kehamilan minggu. Versi luar dilakukannya apabila tidak ada panggul sempit, gemelli atau plasenta previa. Syarat Pembukaan kurang dari cm Ketuban masih ada Bokong belum turun atau masuk pintu atas panggul . Persalinan presentasi sungsang dapat berlangsung secara Pervaginam o Spontan Bayi dilahirkan dengan kekuatan ibu sendiri spontan penuh dan cara Bracht o Persalinan yang dibantu Assisted breech delivery/Partial breech extraction o Ekstraksi sungsang Total breech extraction Perabdominam bedah caesar Sebelum melakukan pertolongan persalinan sebaiknya dilakukan keberhasilan persalinan sungsang. Metode penilaian dari Zazchi dan Andros. Paritas Primi Multi Umur kehamilan Taksiran berat janin Pernah presbo Pembukaan serviks Station gt mgg gt gr Tidak ltgt kali gt cm atau lebih rendah Bila skor Persalinan dianjurkan dengan bedah caesare Dilakukan reevaluasi. Pengawasan persalinan yang ketat. Dapat lahir pervaginam tetapi masih mungkin tindakan operatif. Persalinan diharapkan dapat pervaginam. u II. OLIGOHIDRAMNION A. Definisi Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari cc B. Etiologi Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini. C. Patogenesis Pada kehamilan awal, cairan amnion adalah merupakan ultrafiltrasi plasma maternal ibu. Pada awal trimester kedua, cairan amnion terdiri dari cairan ekstraseluler yang berdifusi melalui kulit janin dan oleh karena itu merefleksikan komposisi dari plasma janin. Akan tetapi, setelah minggu oleh karena adanya kornifikasi kulit fetal akan menghambat difusi ini, sehingga cairan amnion sebagian besar terdiri dari urine fetal. Ginjal fetus mulai produksi urine pada umur kehamilan minggu, dan pada umur minggu produksinya sekitar ml per hari. Cairan amnion berperan untuk menutupi janin, memungkinkan perkembangan musculoskeletal, serta proteksi terhadap trauma. Juga mengatur temperature dan berfungsi nutritive minimal. Penelanan cairan amnion ke dalam traktus gastrointestinal dan inhalasi ke dalam paruparu dapat memacu pertumbuhan dan diferensiasi jaringan tersebut. Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion cairan ketuban yang sedikit. Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas wajah Potter. Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal. Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paruparu paruparu hipoplastik, sehingga pada saat lahir, paruparu tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal agenesis ginjal bilateral maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi. Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban sebagai air kemih dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter. Gejala Sindroma Potter berupa Wajah Potter kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang. Tidak terbentuk air kemih Gawat pernafasan, D. Diagnosis Gambaran Klinis . Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen. . Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan janin. . Sering berakhir dengan partus prematurus. . Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas. . Persalinan lebih lama dari biasanya. . Sewaktu his akan sakit sekali. . Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang biasa dilakukan USG ibu menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal Rontgen perut bayi Rontgen paruparu bayi Analisa gas darah. E. Akibat Oligohidramnion . Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim. . Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti clubfoot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering lethery appereance. III. SEKSIO SESAREA Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin di lahirkan melalui suatu insisi pada dinding abdomen dan dinding uterus dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas gr. , Dewasa ini cara ini jauh lebih aman daripada dahulu berhubung dengan adanya antibiotik, transfusi darah, teknik operasi yang lebih sempurna, dan anestesi yang lebih baik. A. Indikasi Seksio Sesaria SC , . Indikasi Ibu a. Placenta previa totalis dan marginalis Posterior Dalam kepustakaan, kejadian perdarahan antepartum yang dilaporkan oleh peneliti dari negara berkembang berkisar antara ,,. Sebab utama perdarahan antepartum umumnya adalah plasenta previa. b. Panggul sempit Di tahun an operasi pada bekas operasi sesar menyumbang atas kenaikan angka persalinan sesar di Amerika Serikat. Bila kita melihat presentase bekas operasi sesar sebagai indikasi operasi di beberapa negara, maka kita dapat mengumpulkannya dari beberapa kepustakaan tahun an sebagai berikut Amerika Serikat , Skotlandia , Australia , Perancis , Norwegia , Selandia Baru dan Hongaria . Holmen mengambil batas terendah untuk melahirkan janin vras naturalis ialah Conjugata Vera CV cm, panggul dengan CV cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin normal, tapi harus diselesaikan denga SC. CV antara cm boleh dicoba partus percobaan, baru setelah gagal dilakukan SC sekunder. c. Cefalopelvic disproportion CPD ialah ketidak seimbangan antara ukuran kepala dengan panggul. d. Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi. e. Stenosis servix/vagina. f. Ruptur uteri imminens. g. Partus lama. h. Partus tak maju. i. Preeklampsi dan Hipertensi. . Indikasi Janin a. Kelainan letak, presentasi, sikap dan posisi janin Presentasi bokong pada kehamilan cukup bulan hanya saja, teteapi di Amerika serikat pada tahun dilaporkan, dari seluruh presentasi bokong dilahirkan dengan operasi sesar. b. Gawat janin. Gawat janin dinyatakan sebagai kontributor kenaikan angka operasi sesar sebesar atau sama dengan dari seluruh indikasi operasi sesar. c. Syok, Anemia berat. d. Kelainan kongenital. B. Jenisjenis Seksio Sesaria. . Sectio sesarea klasik atau korporal Insisi memanjang pada segeman atas uterus. Indikasi SC klasik . Bila terjadi kerusakan dalam memisahkan kandung kencing untuk mencapai segmen bawah Rahim, misalnya karena ada perlekatanperlekatan akibat pembedahan seksio sesarea yang lalu, atau adanya tumortumor di daerah segmen bawah Rahim. Janin besar dalam letak lintang, khususnya jika selaput ketuban sudah pecah dan bahu terjepit dalam jalan lahir. Plasenta previa dengan implantasi placenta di sebelah anterior. Pada beberapa kasus bayi dengan berat badan lahir rendah dan segmen bawah uterus tidak mengalami penipisan. . Sectio Sesarea Transperitonealis profunda Incisi pada segmen bawah rahim merupakan teknik paling sering dilakukan, ada macam yaitu melintang secara Kerr dan memanjang secara Kernig. Keunggulan pembedahan ini adalah a. Perdarahan luka incisi tidak seberapa banyak. b. Bahaya peritonitis tidak sering terjadi. c. Parut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak besar karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti korpus uteri, sehingga luka dapat sembuh. . Sectio sesarea ekstra peritonealis rongga peritoneum tidak dibuka dulu dilakukan pada pasien dengan infeksi intra uterin yang berat, sekarang jarang dilakukan. . Caesarean section Hysterectomy setelah seksio sesarea dikerjakan histerektomi dengan indikasi yaitu atonia uteri, placenta acreta, mioma uteri dan infeksi intra uterin yang berat. C. Komplikasi Seksio Sesaria . Pada Ibu a. Infeksi puerpuralis b. Perdarahan c. Komplikasikomplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paruparu, dan sebagainya yang sangat jarang terjadi. d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. . Pada Bayi Nasib anak yang dilahirkan dengan seksio sesaria banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan seksio sesaria. Menurut statistik di negaranegara dengan pengawasan antenatal dan intranatal yang baik, kematian perinatal pasca seksio sesaria berkisar antara dan . BAB III LAPORAN KASUS I. Identitas Nama Ny. L Umur tahun Alamat Gantarwuni /II kembaran No. CM Datang/Tanggal . WIB/ Februari II. Anamnesis A. Keluhan Utama Kencengkenceng teratur dari Pk.. tgl Februari B. Keluhan Tambahan Perut terasa nyeri C. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke VK IGD pada tanggal Februari jam . WIB dengan membawa surat pengantar bidan, dengan keluhan kencengkenceng teratur dan nyeri dari pukul . tgl Februari , Lendir darah , nyeri saat pergerakan janin. D. Riwayat Haid HPHT , HPL Pasien menarche umur tahun. Haid pasien teratur siklus E. Riwayat Pernikahan Pasien menikah x dengan suami sekarang selama tahun. F. Riwayat Obstetri Anak pertama Hamil ini. G. Riwayat ANC Trimester I periksa kali di bidan, trimester II periksa kali di bidan, trimester III gt kali periksa di bidan, suntik TT kali. hari, lama haid hari. H. Riwayat KB Pasien tidak menggunakan KB. I. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit tekanan darah tinggi sebelum hamil disangkali Riwayat Penyakit kencing manis disangkali Riwayat Penyakit asma disangkali Riwayat penyakit jantung disangkali Riwayat penyakit DM disangkali Riwayat Operasi disangkali III. Pemeriksaan Fisik A. Pemeriksaan Fisik Umum Keadaan Umum Tampak kesakitan Kesadaran Compos Mentis Vital Sign TD / mmHg, N x/ menit RR x/ mnt, S , C Tinggi Badan cm Berat Badan kg Status Generalis Mata Conjuntiva Anemis /, Sklera Ikterik / Thorak Paruparu Suara dasar Vesikuler kanan dan kiri Suara tambahan Ronkhi /, wheezing / Jantung S gt S, regular, murmur , gallop Genetalia Eksterna Lendir darah , Edeme Vulva Ektremitas Superior Edema / Inferior Edema / B. Pemeriksaan Obstetri . Pemeriksaan Luar Inspeksi cembung gravid Palpasi TFU cm TBJ g Pemeriksaan Leopold I teraba bulat keras Pemeriksaan Leopold II tahanan memanjang dikiri Pemeriksaan Leopold III teraba bulat lunak Pemeriksaan Leopold IV bokong belum masuk panggul. Perkusi Pekak Auskultasi DJJ . Pemeriksaan Dalam Vaginal Toucher Diameter cm Kulit ketuban Lendir Darah Bokong turun H Os sacrum belum jelas C. Pemeriksaan Penunjang USG cito pukul . WIB, // Tampak satu janin hidup intrauterine, letak presentasi bokong, punggung kiri, plasenta di korpus belakang, air ketuban sedikit. Kesan Oligohidramnion IV. Diagnosis GPA, usia tahun, hamil minggu, Janin tunggal hidup intrauterine, Presentasi Bokong, punggung kiri, persalinan kala I fase laten dengan Oligohidramnion. Lampiran Hasil laboratorium darah lengkap // cito Pukul . Nilai Normal Hb , gr/dl Leukosit . /ul /ul Hematokrit Eritrosit , juta/ul ,, juta/ul Trombosit /L /L Basofil , ,, Eosinofil , ,, Batang , ,, Segmen , ,, Limfosit , ,, Monosit , ,, PT ,, APTT V. Sikap Persalinan perabdominam dengan SCTP atas indikasi oligohidramnion Pengawasan Cek darah lengkap Injeksi Ampicillin x gr VI. Hasil Jam . // Mulai Anastesi Jam . Mulai Pembedahan Jam . Bayi lahir lakilaki, A/S Berat Badan gram Panjang Badan cm Lingkar Kepala cm Lingkar Dada cm Anus Kelainan Jam . Operasi selesai. VII. Diagnosis Pasca Persalinan PA UTH post SCTP atas indikasi oligohidramnion, presentasi bokong. PROGNOSIS Quo ad vitam dubia ad bonam Quo ad functionam dubia ad bonam Quo ad sanactionam dubia ad bonam Laporan Operasi Tanggal pembedahan Februari Diagnosa pra bedah GPA, usia tahun, hamil minggu, Janin tunggal hidup intrauterine, Presentasi Bokong, punggung kiri, persalinan kala I fase laten dengan oligohidramnion. Mulai Anastesi pukul . WIB Pembedahan dimulai pukul . WIB Jam . Bayi lahir lakilaki, A/S Berat Badan gram Panjang Badan cm Lingkar Kepala cm Lingkar Dada cm Anus Kelainan Operasi selesai pukul . WIB Diagnosis pasca bedah PA UTH post SCTP atas indikasi oligohidramnion, presentasi bokong Jenis pembedahan Mayor besar Jenis Operasi Sectio secaria transperitoneal profunda Laporan Operasi . Pasien tidur di atas meja operasi dalam keadaan spinal anestesi . Sepsis dan antisepsis daerah tindakan, pasang duk steril kecuali daerah tindakan. . Incisi dinding abdomen secara semiluner, pecahkan kulit ketuban dengan pelan . Dengan meluksir bokong, lahirkan bagian punggung, lahir bayi dengan berat badan gram dan A/S . Tali pusat dipotong, plasenta lahir dengan tarikan ringan, kotiledon lengkap, infark , hematom . Jahit dinding uterus dengan benang PGA no. secara jelujur . Eksplorasi perdarahan , kontraksi uterus baik, adneksa kanan kiri dalam batas normal . Jahit dinding abdomen, lapis demi lapis . Operasi selesai. Instruksi post operasi . Infus D /RL / NaCl tetes/menit . Inj. Ampicillin x gram . Inj. Kalnex x mg . Inj. Tramadol x gram . Pasang DC . Pengawasan . Cek HB post sc Lampiran Pemantauan jam post partum Pukul Tekanan Darah Nadi TFU Kontraksi Uterus PPV . /mmHg X/menit setinggi pusat kuat Normal . /mmHg X/menit setinggi pusat kuat Normal . /mmHg X/menit setinggi pusat kuat Normal . /mmHg X/menit setinggi pusat kuat Normal . /mmHg X/menit setinggi pusat kuat Normal . /mmHg X/menit setinggi pusat kuat Normal Follow up di Bangsal Flamboyan Tanggal S O A P // Pegal pada luka bekas operasi Flatus BAK BAB ASI KU Sedang, CM VS T / mmHg N x /Mnt S , C R x/mnt St Generalis Mata CA /, SI /Thorax C/P dbn Ekstemitas dbn St. Obstetrik TFU Jari pusat I Datar, luka op tertutup kasa, rembes A Bising Usus N Per Tympani Pal Nyeri tekan pada luka bekas op PPV UC Baik PA, U th, post SCTP a.i oligohidramnion, Presentasi Bokong, hari I IVFD RL/D/NaCl tpm Ampicilin x gr Tramadol x gr Kalnex x gr Diet cair Mobilisasi mikamiki // Tidak ada keluhan Flatus BAK BAB ASI KU Sedang, Compos Mentis. VS T / mmHg N x /Mnt S ,C R x/mnt St Generalis Mata CA /, SI /Thorax C/P dbn Ekstemitas dbn St. Obstetrik TFU Jari pusat I Datar, luka op tertutup kasa, rembes A Bising Usus N Per Tympani Pal Nyeri tekan pada luka bekas op UC Baik PPV PA, U th, post SCTP a.i oligohidramnion, Presentasi Bokong, hari II Amoxcillin x gr As.Mefenamat x gr Vit C x // Tidak ada keluhan Flatus BAK BAB ASI KU Sedang, Compos Mentis. VS T /mmHg N x /Mnt S ,C R x/mnt St Generalis Mata CA /, SI /Thorax C/P dbn Ekstemitas dbn St. Obstetrik TFU jari pusat I Datar, luka op tertutup kasa, rembes A Bising Usus N Per Tympani Pal Nyeri tekan pada luka bekas op UC Baik PPV sedikit PA, U th, post SCTP a.i oligohidramnion, Presentasi Bokong, hari III Amoxcillin x gr As.Mefenamat x gr Vit C x BAB IV PEMBAHASAN Diagnosis GPA, usia tahun, hamil minggu, Janin tunggal hidup intrauterine, Presentasi Bokong, punggung kiri, persalinan kala I fase laten dengan Oligohidramnion Dasar diagnosis ini adalah GPA, usia tahun, hamil minggu pasien hamil untuk pertama kalinya dengan usia tahun, usia kehamilan minggu, yang dihitung dari HPHT pada tanggal Mei . Janin I hidup intra uterine DJJ .. dengan pungtum maximum jari bawah pusat di sebelah kiri, gerakan janin masih dapat dirasakan. Presentasi bokong, punggung kiri, bagian terbawah janin adalah bokong dan belum memasuki pintu atas panggul, dengan punggung di sebelah kiri. Oligohidramnion Dari anamnesis didapatkan pasien merasa kencengkenceng teratur sejak pk.. tanggal Februari dan dirasakan nyeri. Kemudian nyeri juga dirasakan saat pergerakan janin. Kemudian dari pemeriksaan fisik status obstetrikus regio abdomen didapatkan tinggi fundus uteri cm. Hal ini tidak sesuai dengan usia kehamilan minggu, yaitu tinggi fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilan. Dari hasil USG didapatkan adanya gambaran oligohidramnion, dimana ukuran diameter terbesar dari air ketuban yang berada di antara bagian badan janin dan dinding uterus lt cm. Dimana normalnya volume cairan amnion pada tiaptiap minggu umur kehamilan sedikit bervariasi. Umumnya, volume akan meningkat tiap ml/minggu pada usia kehamilan minggu, serta meningkat sampai ml/minggu pada usia minggu, kemudian akan menurun secara bertahap kembali ke steady state pada usia minggu. Diagnosis setelah persalinan menjadi PA UTH post SCTP atas indikasi oligohidramnion, persentasi bokong. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . Diagnosa Diagnosis waktu masuk GPA, usia tahun, hamil minggu, Janin tunggal hidup intrauterine, Presentasi Bokong, punggung kiri, persalinan kala I fase laten dengan Oligohidramnion. Diagnosis waktu keluar PA UTH post SCTP atas indikasi oligohidramnion, persentasi bokong. . Pengelolaan kasus dengan oligohidramnion sebaiknya membatasi sedikit mungkin pemeriksaan dalam agar tidak menambah terjadinya infeksi. . Edukasi kepada pasien agar selama nifas dan masa menyusui mengkonsumsi makanan yang bergizi serta tinggi kalori. Diberikan juga keterangan tentang kontrasepsi kepada pasien serta agar pasien untuk kehamilan berikutnya direncanakan sebaikbaiknya. DAFTAR PUSTAKA . Cunningham, F. G. et al. . Breech Persentation and Delivery in William Obstetric st edition. New York Mc Graw Hill Medical Pblishing Division, , ,,. . Winkjosastro, Sarwono. H. . Ilmu Kebidanan. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo . Gabbe SG, et al. . Malpresentation in Obstetric Normal and Problem Pregnancies. rd . New York. . Available at http//medisdankomputer.co.cc/p acceced at oktober . Giuliani A, School, et al. . Mode of Delivery and Outcome of term Singleton breech deliveries at a single center. Am J Obstetry and Ginecology. . Kampono, Nugroho, dkk. . Persalinan Sungsang. Available from http//geocoties.com/abudims/cklobpt.html. acceced at Oktober . Moore, J.G., Hacker, N.F., . Esensial Obstetri amp Ginekologi. Jakarta Hipokrates. http//karikaturijo.blogspot.com///presentasikasusprimigravidadgn.html