TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Diskripsi Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu anggota famili Cucurbitaceae genus Cucumis. Melon berasal dari Afrika Timur dan Afrika Timur-Laut. Melon merupakan tanaman semusim (annual), tumbuh menjalar di tanah atau dapat dirambatkan pada turus bambu yang mirip dengan tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) (Rubatzky, 1999). Melon mulai dikembangkan di Indonesia pada tahun 1980-an di daerah Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung) oleh PT Jaka Utama Lampung. Famili Cucurbitaceae umumnya memiliki bunga monoecious, dengan bunga jantan dan bunga betina atau hermaprodit berada dalam satu tanaman (Richards, 1997). Melon termasuk dalam buah pepo, yaitu pada biji terdapat lapisan tipis yang menyelimuti (lendir). Lendir tersebut terasa manis, kenyal, dan tidak banyak mengandung air. Buah melon menghasilkan banyak biji dalam jumlah banyak (300-500 biji), berwarna puti atau kusam, berbentuk elips dan licin. Tanaman melon terdiri dari dua daun lembaga sehingga dimasukkan dalam kelas tumbuhan berbiji belah (dikotil) dan tergolong dalam genera Cucumis. Secara lengkap dilihat dari segi taksonomi tumbuhan, tanaman melon diklasifikasikan mulai dari kingdomnya adalah Plantarum, divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Dikotil, sub-kelas Sympetalae, ordo Cucurbitales, famili Cucurbitaceae, genus Cucumis, dan spesies Cucumis melo L (Resh, 2004). Teknik Budidaya Melon Pemilihan Benih dan Pembibitan Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari bibit yang sehat, kuat dan terawat baik pada awalnya. Bibit yang jelek tidak akan mungkin menghasilkan tanaman melon yang mampu berproduksi bagus di lapangan. Oleh karena itu, pembibitan merupakan kunci awal keberhasilan dalam budidaya melon. Hal ini tak lepas pula dari peran pemilihan benih yang 4 berkualitas yang akan menentukan pertumbuhan selanjutnya pada tanaman melon. Benih yang akan digunakan pada penelitian ini adalah benih melon varietas Alien. Benih ditanam pada kedalaman 2-3 cm pada media pasir, kecambah tanaman melon akan mucul pada 4–8 hari setelah penanaman. Daun sejati tumbuh setelah 5–6 hari setelah membukanya kotiledon, lalu diikuti oleh pertumbuhan sekitar 2–4 tunas-tunas aksilar pada batang primer. Transplanting dan Pemeliharaan Tanaman melon perlu disemaikan terlebih dahulu agar pertumbuhannya lebih dapat dikontrol dan seragam. Persemaian dan pembibitan umumnya menjadi satu (tidak dilakukan dalam tempat yang berbeda) (Prihmantoro dan Indriani, 2002). Umur pembibitan yang siap untuk dipindahkan adalah sekitar 10-14 hari, saat telah keluar sekitar 3 daun pada tanaman. Melon (Cucumis melo L.) merupakan jenis tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber devisa dari sektor non-migas. Produksi dan pertumbuhan tanaman melon tetap baik ditanam pada musim hujan maupun musim kemarau. Namun yang paling baik ditanam pada musim kemarau karena rasa buahnya lebuh manis (Cahyono, 1996). Langkah strategis yang menentukan pertumbuhan dan produktivitas tanaman melon adalah pemeliharaan tanaman. Faktor lingkungan sangat besar peranannya dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tanaman melon di lapangan. Pemeliharaan tanaman melon dimulai dari penyulaman, pemangkasan tunas, pengikatan batang, pengikatan tangkai buah, pemupukan tambahan, pengairan, penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit (Warni dan Purbiati, 2010). Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman melon membutuhkan para-para atau ajir untuk menopang berat tanaman dan buah serta sebagai arah rambatan tanaman. Dalam rumah kaca dapat digunakan tali rambat sebagai ganti ajir. Panen Pemanenan dilakukan secara bertahap dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen. Kriteria buah yang siap untuk dipanen adalah bila 5 telah terjadi retakan dan garis pemisah antara tangkai buah dan buahnya tampak jelas, warna kulit kekuningan, dan beraroma harum. Pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada saat itu kondisi buah masih segar dan kandungan airnya banyak. Panen dan penanganan pasca panen yang salah akan menurunkan kualitas buah (Prihmantoro dan Indriani, 2002). Sistem Hidroponik Hidroponik merupakan budidaya tanaman tumbuh tanpa tanah, telah dikembangkan dari hasil percobaan yang dilakukan untuk menentukan zat apa yang membuat tanaman tumbuh dan komposisi tanaman (Resh, 2004). Teknologi hidroponik ini masih termasuk baru, diperkirakan mulai dikenal di Indonesia pada akhir tahun 80-an. Namun teknologi hidroponik ini mulai mendapat perhatian di Indonesia dalam lima tahun terakhir, khususnya untuk menghasilkan produk hortikultura dan flortikultura. Di negara-negara subtropik teknologi hidroponik sudah dikenal dan diterapkan cukup lama sehingga sudah sampai pada tahap yang sangat maju terutama dalam hal penciptaan lingkungan tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan tanaman (Chadirin, 2007). Menurut Wijayani dan Widodo (2005), buah yang ditanam dalam greenhouse memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan penanaman di lahan terbuka. Penggunaan greenhouse bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang terkendali agar pertumbuhan tanaman optimal, seperti melindungi tanaman dari angin dan hujan, menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit serta menjaga suhu dan kelembapan lingkungan. Sistem hidroponik melon pada dasarnya hampir sama dengan sistem hidroponik sayuran. Penggunaan larutan nutrisi pada media tumbuh merupakan faktor utama dalam budidaya melon secara hidroponik. Hara makro yang diperlukan dalam media hidroponik adalah N, P, K dan Ca. sedangkan hara mikro yaitu Fe dan Mn. Pada budidaya secara hidroponik, nilai pH pada media tanam perlu dijaga dalam kisaran 6.2-6.8 untuk menjamin ketersediaan hara (Susila, 2006). 6 Volume Irigasi dan Fase Tumbuh Pengelolaan air membutuhkan penanganan yang serius berkenaan dengan memaksimalkan penggunaan air permukaan. Pengaturan penggunaan air yang efisien sangat diperlukan untuk memaksimalkan areal tanam. Pengaturan kebutuhan air (volume irigasi) ini dapat dilakukan dengan pengaturan jadwal tanam terhadap petak irigasi. Irigasi adalah faktor yang sangat menentukan dalam kegiatan pertanian. Pada mulanya kegiatan irigasi hanya sebatas mengairi lahan dengan air saja tanpa memperdulikan berapa air yang sebenarnya dibutuhkan oleh lahan dan tanaman. Pertumbuhan tanaman akan dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan air dalam tanah. Tanaman dapat tumbuh dengan baik dalam kapasitas lapang, tetapi saat kadar air berada pada titik layu permanen pertumbuhan tanaman menjadi tertanggu. Tingkat respon tanaman terhadap air dipengaruhi oleh jenis tanaman dan sistem perakaran saat terjadi kekurangan air pada periode pertumbuhan (Supriyadi, 2006). Hubungan air dengan pertumbuhan tanaman untuk melihat diperlukannya suatu pemahaman tentang respon tanaman terhadap air. Menurut Kramer (1996) air pada tanaman akan berfungsi sebagai : (1) penyusun utama jaringan tanaman, (2) pelarut garam, gula dan senyawa lainnya sehingga larutan tersebut dapat bergerak dari satu sel ke sel lainnya, (3) pengatur suhu, (4) mempertahankan turgor tanaman, (5) pereaksi dalam fotosintesis dan dalam hidrolitik. Kebutuhan air tanaman untuk pertumbuhan merupakan jumlah air yang digunakan oleh tanaman untuk tumbuh normal atau disebut evapotranspirasi. Besarnya kebutuhan air tanaman untuk setiap pertumbuhan ditentukan oleh tingkat pertumbuhan, faktor iklim, dan jenis dari tanaman tersebut. Kebutuhan air tanaman dalam hal ini adalah sebesar evaporasi dari tanaman itu sendiri yang nnantinya akan dijadikan dasar untuk mennentukann jumlah air yang harus diberikan pada waktu penyiraman. Kebutuhan air tanaman pada tanaman melon terbagi dalam lima tahap pertumbuhan yaitu tahap awal (15 hari) yang ditandai dengan mulainya pertumbuhan batang dan daun utama, tahap vegetatif (25 hari) ditandai dengan tumbuhnya bakal cabang atau bakal batang muda, tahap pembungaan (20 hari) ditandai dengan munculnya bunga jantan dan bunga betina, tahap terbentuknya buah (20 hari) ditandai dengan bakal buah yang membesar dan 7 menjadi buah yang nyata, dan tahap pematangan (10 hari) ditandai dengan adanya perubahan warna buah dan aroma yang harum. Fase tumbuh pada tanaman melon memiliki beberapa tahap, mulai dari tanam hingga panen. Fase tumbuh pada tanaman melon memiliki beberapa tahap, mulai dari tanam hingga panen yaitu seluruh fase tumbuh (tanam hingga panen), fase tanam hingga berbunga dan fase berbnga hingga panen. Fase tumbuh ini juga berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sehingga menentukan kualitas dan produksi buah melon (Resh, 2004).