Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 ADDENDUM KONTRAK PEMBORONGAN PERSPEKTIF HUKUM PERJANJIAN DI INDONESIA Oleh : I Gusti Ngurah Anom, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar Abstract Construction services business fields are much in demand by members of the community at various levels, as shown by the growing number of companies engaged in the business of construction services. Construction services related to the importance of the parties involved in the construction business that chartering services should pay attention to the various provisions of the law if you want to create a chartering contract. Chartering contracts involving both service users and service providers should pay attention to the basic principles of the contract. Similarly, if the parties want an amendment/addendum to the contract of chartering always inseparable from the nature of the contract set out in the Indonesian legislation. Keywords : An Amendment/Addendum of The Contract, Basic Principles of The Contract, Chartering Contracts. Abstrak Jasa konstruksi merupakan bidang usaha yang banyak diminati oleh anggota masyarakat di berbagai tingkatan sebagaimana terlihat dari makin besarnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi. Terkait dengan pentingnya jasa konstruksi maka para pihak yang terlibat dalam bisnis konstruksi yaitu pihak jasa pemborongan harus memperhatikan berbagai ketentuan hukum bilamana hendak membuat suatu kontrak pemborongan. Kontrak pemborongan yang melibatkan pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa harus memperhatikan prinsip-prinsip dasar dalam kontrak. Begitupula apabila para pihak ingin amandemen/addendum kontrak pemborongan senantiasa tidak lepas dari hakikat kontrak yang diatur dalam peraturan perundangundangan Indonesia. Kata Kunci : Amandemen/Addendum Kontrak, Prinsip-prinsip Dasar Kontrak, Kontrak Pemborongan. A. PENDAHULUAN berbagai tingkatan sebagaimana terlihat 1. dari makin besarnya jumlah perusahaan Latar Belakang Masalah Dewasa ini jasa konstruksi yang bergerak di bidang usaha jasa merupakan bidang usaha yang banyak konstruksi. Terkait dengan pentingnya diminati oleh anggota masyarakat di jasa konstruksi maka para pihak yang 183 184 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 terlibat dalam bisnis konstruksi yaitu pihak jasa pemborongan memperhatikan berbagai atau undang-undang. harus ketentuan Untuk (kontrak) itu setiap yang perjanjian disepakati harus hukum bilamana hendak membuat suatu dilaksanakan dengan itikad baik dan adil kontrak pemborongan. bagi Kontrak yang dibuat dalam semua pihak. dinyatakan sah Suatu apabila perjanjian memenuhi hubungan bisnis memiliki sifat yang tidak beberapa syarat, berbeda dengan perjanjian, yaitu ikatan kesepakatan yang memiliki akibat hukum. Akibat membuat perjanjian, b) para pihak harus hukum dari perjanjian (kontrak) yang sah cakap, c) perjanjian menyepakati suatu adalah berlakunya perjanjian sebagai hal, dan d) sebab yang halal. undang-undang bagi mereka yang yaitu : a) adanya dari para Perjanjian pihak (kontrak) tidak membuatnya (pacta sunt servanda). Para menimbulkan pihak dalam perjanjian tidak boleh keluar dilaksanakan berdasarkan kesepakatan- dari perjanjian secara sepihak, kecuali kesepakatan yang dituangkan didalamnya. apabila telah disepakati oleh para pihak Akan atau apabila berdasarkan pada alasan- penafsiran terhadap kesepakatan dalam alasan yang diatur oleh undang-undang perjanjian atau dalam perselisihan diantara para pihak yang perjanjian. Suatu perjanjian tidak hanya terikat didalamnya sehingga mengganggu mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas pelaksanaannya. Pada dasarnya suatu dinyatakan perjanjian hal-hal yang disepakati didalamnya, tetapi juga mengikat untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian (kontrak) diharuskan oleh kepatutan, dan kebiasaan tetapi, perselisihan yang kadangkala dapat (kontrak) apabila perbedaan menimbulkan harus memuat beberapa unsur perjanjian yaitu transaksi Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 jual beli yaitu :1 a. Unsur esentialia, sebagai unsur pokok yang wajib ada dalam perjanjian, seperti identitas para pihak yang harus dicantumkan dalam suatu perjanjian, termasuk perjanjian jual beli yang dilakukan secara elektronik. Unsur naturalia, merupakan unsur yang dianggap ada dalam perjanjian walaupun tidak dituangkan secara tegas dalam perjanjian, seperti itikad baik dari masing-masing pihak dalam perjanjian. Unsur accedentialia, yaitu unsur tambahan yang diberikan oleh para pihak dalam perjanjian, seperti klausula tambahan yang berbunyi "barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan. b. c. e. f. g. h. Dalam suatu perjanjian (kontrak) harus diperhatikan pula beberapa macam asas yang dapat diterapkan antara lain : a. Asas Konsensualisme, yaitu azas kesepakatan, dimana suatu perjanjian dianggap ada seketika setelah ada kata sepakat. Asas Kepercayaan, yang harus ditanamkan diantara para pihak yang membuat perjanjian. Asas kekuatan mengikat, maksudnya bahwa para pihak yang membuat perjanjian terikat pada seluruh isi perjanjian dan kepatutan yang berlaku. Asas Persamaan Hukum, yaitu bahwa setiap orang dalam hal ini para pihak mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum. b. c. d. 1 Subekti.R, 1985, Aneka Perjanjian, Cet.VII, (selanjutnya disebut R.Subekti I), Alumni, Bandung, hal. 20. i. Asas Keseimbangan, maksudnya bahwa dalam melaksanakan perjanjian harus ada keseimbangan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Asas Moral adalah sikap moral yang baik harus menjadi motivasi para pihak yang membuat dan melaksanakan perjanjian. Asas Kepastian Hukum yaitu perjanjian yang dibuat oleh para pihak berlaku sebagai undangundang bagi para pembuatnya. Asas Kepatutan maksudnya bahwa isi perjanjian tidak hanya harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tetapi juga harus sesuai dengan kepatutan, sebagaimana ketentuan Pasal 1339 KUH Perdata yang menyatakan bahwa suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang. Asas Kebiasaan, maksudnya bahwa perjanjian harus mengikuti kebiasaan yang lazim dilakukan, sesuai dengan isi pasal 1347 KUH Perdata yang berbunyi hal-hal yang menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan dianggap secara diam-diam dimasukkan ke dalam perjanjian, meskipun tidak dengan tegas dinyatakan. Hal ini merupakan perwujudan dari unsur naturalia dalam perjanjian. Kontrak pemborongan yang melibatkan pihak pengguna jasa dan pihak 185 186 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 penyedia jasa prinsip-prinsip harus dasar memperhatikan kontrak dengan mana satu pihak atau lebih sebagaimana tersebut. Begitupula apabila mengikatkan diri terhadap satu orang atau para pihak ingin amandemen/ addendum lebih”. Sedangkan menurut doktrin (teori kontrak pemborongan senantiasa tidak lama) yang disebut perjanjian adalah lepas dari hakikat kontrak yang diatur “Perbuatan dalam sepakat peraturan dalam dengan perjanjian adalah “suatu perbuatan perundang-undangan hukum untuk berdasarkan menimbulkan teori baru akibat Indonesia. hukum”. 2. dikemukakan oleh Van Dunne, yang Rumusan Masalah Menurut kata yang Adapun rumusan masalah yang diartikan dengan perjanjian, adalah “Suatu dapat dikemukakan yaitu sebagai berikut : hubungan hukum antara dua pihak atau a. Bagaimanakah prosedur melakukan lebih berdasarkan kata sepakat untuk amandemen atau addendum kontrak menimbulkan akibat hukum”. pemborongan ? b. Bagaimanakah sengketa yang Dalam Burgerlijk Wetboek (BW) pola penyelesaian terjadi atau (KUHPerd) mengenai hukum setelah perjanjian diatur dalam Buku III tentang amandemen atau addendum kontrak Perikatan, dimana hal tersebut mengatur pemborongan? dan memuat tentang hukum kekayaan yang mengenai hak-hak dan kewajiban B. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Kontrak Amandemen Kontrak yang berlaku terhadap orang-orang atau dan Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yaitu contracts. Pengertian perjanjian atau kontrak diatur Pasal 1313 KUH Perdata, dimana yang dimaksud pihak-pihak perjanjian tertentu. atau Istilah kontrak hukum merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu contract law, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 overeenscomsrecht2. perjanjian timbulnya hak dan kewajiban, dimana hak adalah “suatu peristiwa dimana seseorang merupakan suatu kenikmatan, sedangkan berjanji kepada seorang lain atau dimana kewajiban merupakan beban. Keberadaan dua orang itu saling berjanji untuk suatu perjanjian atau yang saat ini lazim melaksanakan Suatu hal”.3 sesuatu Dengan dikenal sebagai kontrak, tidak terlepas demikian perjanjian itu menerbitkan suatu dari terpenuhinya syarat-syarat mengenai perikatan sahnya suatu perjanjian/kontrak seperti antara dua orang yang membuatnya. yang Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang tercantum dalam Pasal 1320 KUHPerdata. 2. Asas-asas Dalam Kontrak atau dua pihak, berdasarkan yang mana Dalam hukum kontrak terdapat 5 pihak yang satu berhak menunutut sesuatu (lima) asas yang dikenal menurut ilmu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang hukum perdata. Kelima asas itu antara lain lain adalah : berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. Maka hubungan hukum antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian perikatan. Perjanjian itu a. Asas kebebasan berkontrak (freedom of contract) menerbitkan adalah Asas kebebasan berkontrak yang sumber dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 perikatan. Hubungan hukum adalah ayat (1) KUHPerdata, yang berbunyi : hubungan yang menimbulkan akibat “Semua perjanjian yang dibuat secara sah hukum. Akibat hukum disebabkan karena berlaku 2 Salim H.S, 2004, Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Cet. II, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 3. 3 Subekti.R, 1990, Hukum Perjanjian, Cet. XII, (selanjutnya disebut R. Subekti II), PT. Intermasa, Jakarta, hal. 1. sebagai undang-undang mereka yang membuatnya”. Asas bagi ini merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk : a) 187 188 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 membuat atau tidak membuat perjanjian, servanda merupakan asas bahwa hakim atau b) mengadakan perjanjian dengan siapa pihak ketiga harus menghormati substansi pun, kontrak yang dibuat oleh para pihak, c) Menentukan pelaksanaan, dan menentukan isi perjanjian, persyaratannya, bentuk d) sebagaimana layaknya sebuah undang- perjanjiannya undang. Hakim atau pihak ketiga tidak boleh apakah tertulis atau lisan. b. Asas melakukan intervensi terhadap substansi konsensualisme (concsensualism) Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata. Pada kontrak yang dibuat oleh para pihak. Asas pasal dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. d. Asas itikad baik (goodfaith) tersebut Asas itikad baik yang tercantum ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata perjanjian adalah adanya kata kesepakatan yang antara kedua belah pihak. Asas ini dilaksanakan dengan itikad baik”. Asas merupakan asas yang menyatakan bahwa ini merupakan asas bahwa para pihak perjanjian pada umumnya tidak diadakan harus melaksanakan substansi kontrak secara formal, melainkan cukup dengan berdasarkan kepercayaan atau keyakinan adanya kesepakatan kedua belah pihak. yang teguh maupun kemauan baik dari c. Asas kepastian hukum (pacta sunt para pihak. servandd). e. berbunyi : “Perjanjian harus Asas kepribadian (personality) Asas kepastian hukum atau disebut Asas kepribadian merupakan asas juga dengan asas pacta sunt servanda yang menentukan bahwa seseorang yang merupakan akan asas yang berhubungan dengan akibat peijanjian. Asas pacta sunt kontrak melakukan hanya dan/atau untuk membuat kepentingan Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 4. KUHPerdata. 3. Pengertian Amandemen /Addendum Kontrak Pengertian Fungsi Kontrak Fungsi kontrak dibedakan menjadi Amandemen adalah perubahan resmi dokumen resmi atau dua macam yaitu fungsi yuridis dan catatan fungsi ekonomis. Fungsi yuridis kontrak memperbagusnya. Perubahan ini dapat adalah memberikan kepastian hukum bagi berupa para pihak sedangkan fungsi ekonomis penghapusan catatan yang salah, tidak adalah menggerakkan sumber daya dari sesuai lagi. Kata ini umumnya digunakan nilai penggunaan yang lebih rendah untuk merujuk kepada perubahan pada menjadi nilai yang lebih tinggi. Mark konstitusi sebuah negara (amandemen Zimmerman mengemukakan pandangan konstitusional). Konstitusional merupakan orang prinsip-prinsip dasar politik serta hukum Barat tentang fungsi kontrak tertentu, terutama penambahan atau untuk juga yang mencakup struktur, prosedur serta bahwa : Bagi orang-orang barat, kontrak adalah dokumen hukum yang mengatur hak-hak dan kewajibankewajiban dari para pihak yang membuatnya. Apabila terjadi perselisihan mengenai pelaksanaan perjanjian diantara para pihak, dokumen hukum itu akan dirujuk untuk penyelesaian itu. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan dengan mudah melalui perundingan diantara para pihak sendiri, mereka kan menyelesaikan melalui proses litigasi di pengadilan. Isi kontrak itu yang akan dijadikan dasar oleh hakim untuk menyelesaikan pertingkaian itu.4 4 Sutan Remmy Sjahdeini, 1995, kewenangan/hak serta kewajiban. Karena itu, konstitusional sangat berhubungan erat dengan amandemen karena bertujuan untuk memperbaiki suatu catatan/dokumen penting suatu negara yang mencangkup bentuk, struktur, prosedur, agar lebih baik dari sebelumnya. Adendum dan Amandemen dalam Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian (Credit Bank Indonesia), Institut Bankir Indonesia, Jakarta, hal. 131-132. 189 190 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 istilah kontrak adalah dua buah kata yang dan budaya yang mempunyai peranan berpadanan. Kedua kata berarti adanya penting sebuah perubahan atau penambahan atau sasaran guna menunjang terwujudnya pengurangan. Namun, Adendum biasanya tujuan pembangunan nasional. Pengertian digunakan dalam istilah perubahan pada dari istilah-istilah yang dipergunakan suatu perikatan atau perjanjian atau kontrak, sedangkan Amandemen biasanya digunakan untuk perubahan suatu undang- substantif a. tidak berbeda, hanya pemakaian kedua kata tersebut lebih lazim digunakan di salah b. satu topik, yaitu adendum pada suatu perikatan perjanjian sedangkan amandemen atau pada kontrak, domain undang-undang atau dasar hukum tertulis. 5. Jasa Pemborongan Sebagaimana diketahui bahwa jasa pemborongan termasuk dalam c. ruang lingkup jasa konstruksi. Jasa konstruksi sebagaimana terkandung dalam Undang- d. undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi, merupakan salah satu e. kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, berbagai berikut : demikian, dapat dikatakan adendum dan secara pencapaian pada jasa konstruksi adalah sebagai undang atau dasar hukum tertulis. Dengan amandemen dalam Jasa konstruksi menurut Pasal 1 butir 2 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk flsik lain (Pasal 1 butir 3); Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi (Pasal 1 butir 4); Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi (Pasal l butir 5); Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi (Pasal l butir 5); pengguna jasa dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi; Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan; Penyelesaian perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan; Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan tentang pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak; g. Pada Pasal 22 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa h. Konstruksi dijelaskan mengenai kontrak kerja konstruksi. Kontrak kerja konstruksi i. sekurang-kurangnya harus mencakup uraian mengenai : a. b. c. d. e. f. Para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak; Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja, nilai pekerjaan, dan batasan waktu pelaksanaan; Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan, yang memuat tentang jangka waktu pertanggungan dan/atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa; Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan kualifikasi tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh hasil pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan pekerjaan konstruksi. Cara pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban C. PEMBAHASAN 1. Prosedur Amandemen atau Addendum Kontrak Pemborongan Untuk mengetahui prosedur atau tahapan-tahapan Amandemen dan/atau Addendum Kontrak Pemborongan maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai kontrak pemborongan. Kontrak pemborongan dikategorikan kedalam jenis kontrak Lumpsum. Pada Perpres 54 tahun 2010 Pasal 51 ayat (1) Kontrak Lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana 191 192 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 a. ditetapkan dalam Kontrak. Pengguna jasa memberikan perintah tertulis kepada penyedia jasa untuk Adapun prosedur atau tahapan didalam kontrak sebagaimana Menteri termuat Pekerjaan melaksanakan perubahan kontrak, Pemborongan pada Umum Peraturan atau penyedia jasa mengusulkan Nomor 43/PRT/M/2007 Tentang Standar dan perubahan kontrak; b. Penyedia jasa harus memberikan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi tanggapan atas perintah perubahan yaitu memuat urutan hirarki bagian- dari pengguna jasa dan mengusulkan bagian dokumen kontrak yang bertujuan perubahan harga (bila ada) selambat- apabila terjadi pertentangan ketentuan lambatnya dalam kurun waktu 7 antara bagian satu dengan bagian yang (tujuh) hari; lain maka yang berlaku adalah ketentuan c. Atas usulan perubahan harga berdasarkan urutan yang lebih tinggi dari dilakukan negoisasi dan dibuat berita urutan yang telah di tetapkan. Pada acara hasil negosiasi; umumnya urutan hirarki dokumen kontrak d. adalah sebagai berikut.: a. Surat perjanjian dan amandemen / addendum kontrak b. Ketentuan khusus kontrak c. Ketentuan umum kontrak d. Surat Perintah Kerja e. Berita Acara Klarifikasi/ Negosiasi f. Addendum Dokumen Lelang g. Spesifikasi Teknis h. Spesifikasi Umum i. Gambar j. Berita Acara Rapat Penjelasan Lelang (Aanwijzing) k. Bill of Quantity / Rincian Anggaran Biaya. Prosedur amandemen dilaksanakan sebagai berikut : kontrak Berdasarkan berita acara negosiasi dibuat amandemen kontrak. 2. Pola Penyelesaian Sengketa Amandemen atau Addendum Kontrak Pemborongan Kontrak pemborongan yang dibuat tidak selalu sebagaimana dapat mestinya. dilaksanakan Penyebabnya biasanya ada pada pihak kedua (penyedia jasa pemborongan) yaitu : a. Tidak dilaksanakannya pekerjaaan pemborongan sebagaimana yang jadi Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 kesepakatan. b. c. kerangka Dalam jangka waktu tidak melanjutkan mengakhiri suatu tertentu pertikaian atau sengketa yang terjadi pekerjaan antara para pihak. Pola penyelesaian pemborongan yang telah dimulainya. sengketa Secara langsung atau tidak langsung macam, yaitu melalui pengadilan dan dengan alternatif penyelesaian sengketa. sengaja memperlambat penyelesaian pekerjan pemborongan. d. untuk a. merugikan atau dibagi menjadi dua Penyelesaian melalui jalur Pengadilan Memberikan keterangan tidak benar yang dapat Penyelesaian sengketa melalui dapat pengadilan (litigasi) adalah suatu pola merugikan pihak pertama penyelesaian sengketa yang terjadi antara sehubungan dengan pekerjaan para pihak yang bersengketa melalui jalur pemborongan. pengadilan. Untuk mendapat hasil yang Oleh karena itulah dalam kontrak pemborongan tersebut perlu dimasukkan bersifat final dan mengikat adakalanya apabila sengketa dalam kontrak klausul mengenai penyelesaian sengketa pemborongan penyelesaiannya dilakukan apabila salah satu pihak tidak memenuhi melalui mekanisme pengadilan perdata. perjanjian atau wanprestasi. Istilah b. penyelesaian sengketa berasal Penyelesaian Sengketa Melalui dari Alternatif Penyelesaian Sengketa terjemahan Bahasa Inggris, yaitu dispute resolution. Menurut Richard L. Abel, sengketa (dispute) adalah “suatu pernyataan publik mengenai tuntutan yang tidak selaras”.5 Pola penyelesaian sengketa adalah suatu bentuk atau Dalam menginginkan hal agar para pihak sengketa kontrak pemborongan dapat diselesaikan dengan waktu yang relatif singkat sehingga akan menghemat biaya maka pola penyelesaian di luar pengadilan adalah solusi terbaik. 5 Garry Goodpaster, dkk, 1995, Tinjauan Terhadap penyelesaian Sengketa dalam Seri : Dasar Hukum Ekonomi 2 Arbitrase Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal. 23. Pola Penyelesaian Sengketa ini dikenal dengan Altematif Penyelesaian Sengketa 193 194 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 dua pola penyelesaian sengketa yaitu : (ADR). Altematif Penyelesaian Sengketa a. The binding adjudicative procedure, menurut Pasal 1 butir 10 Undang-undang yaitu Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase penyelesaian dan Altematif Penyelesaian Sengketa, putusan hakim dalam suatu perkara adalah lembaga penyelesaian sengketa mengikat atau beda pendapat melalui prosedur yang penyelesaian disepakati para pihak, yakni penyelesaian dibagi menjadi empat macam yaitu di luar pengadilan dengan cara konsultasi, litigasi, arbitrase, mediasi-arbitrasi, negosiasi, dan hakim partikelir. penilaian mediasi, ahli. konsiliasi, Sengketa atau atau beda b. suatu The prosedur di dalam sengketa dimana para pihak. sengketa nonbiding Bentuk ini dapat adjudicatuve pendapat perdata dapat diselesaikan oleh procedure, yaitu suatu proses di para pihak melalui altematif penyelesaian dalam penyelesaian sengketa dimana sengketa yang didasarkan pada itikad baik putusan hakim atau putusan orang dengan mengesampingkan penyelesaian yang ditunjuk di dalam memutuskan secara litigasi di Pengadilan Negeri. perkara tidak mengikat para pihak. Penyelesaian sengketa atau beda pendapat Artinya, dengan adanya putusan itu melalui altematif penyelesaian sengketa diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama para pihak dapat menyetujui atau menolak isi putusan tersebut. Penyelesaian sengketa dengan cara ini dibagi menjadi enam macam yaitu 14 (empat belas) hari dan hasilnya konsiliasi, dituangkan dalam suatu mediasi, mini-trial, kesepakatan summary Jury Trial, Neutral Expert tertulis. Fact-Finding, dan Early Neutral Disamping itu dikenal juga adanya Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 Evaluation.6 eksekusi tetap ada di para pihak. Adapun tujuan dilakukan mediasi adalah tidak Pola penyelesaian di luar untuk menghakimi salah atau benar pengadilan yang tepat diterapkan pada namun lebih memberikan kesempatan sengketa kontrak pemborongan adalah kepada para pihak untuk : mediasi, arbitrase dan konsiliasi. a. a. Menemukan jalan keluar dan pembaruan perasaan b. Melenyapkan kesalahpahaman c. Menemukan kepentingan yang pokok d. Menemukan bidang-bidang yang mungkin dapat persetujuan e. Menyatukan bidang-bidang tersebut menjadi solusi ynng disusun sendiri oleh pihakpihak. Mediasi Steven Rosenberg mengartikan mediasi sebagai metode penyelesaian masalah yang dilakukan secara sukarela, rahasia, dan biasanya kooperatif, tidak ada unsur paksaan.7 Jay Folberg mengartikan Ada beberapa manfaat mediasi mediasi sebagai “proses negosiasi yang menurut Jay Folberg yaitu : dibantu secara netral dalam upaya a. b. c. d. e. mencapai konsensus dan penyelesaian sengketa”. penyelesaian Mediasi adalah metode yang dilakukan dengan sukarela, tanpa paksaan dengan dibantu b. Kontrol terhadap para pihak Kerahasiaan Murah Cepat Fleksibel Arbitrase mediator yang ditunjuk oleh para pihak Pengertian arbitrase menurut Pasal namun mediator tersebut tidak memiliki 1 butir 1 Undang-undang Nomor 30 tahun kekuatan 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif apapun untuk memutus, mediator hanya berfungsi untuk mencari Penyelesaian Sengketa adalah cara jalan tengah, jadi keputusan akhir dan penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan 6 Ibid.hal. 3. Garry Goodpaster. Op. Cit, hal. 6. 7 pada perjanjian arbitrase yang dibuat 195 196 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 secara tertulis oleh para pihak yang usulan bersengketa. Lembaga Arbitrase adalah keputusan badan yang dipilih oleh para pihak yang Adapun inti dari pernyataan tersebut bersengketa untuk memberikan putusan adalah penyelesaian sengketa kepada mengenai sengketa tertentu; lembaga sebuah komisi dan keputusan yang dibuat tersebut juga dapat memberikan pendapat yang mengikat mengenai suatu hubungan hukum tertentu dalam hal belum timbul suatu penyelesaian, tersebut tidak namun mengikat.8 oleh komisi tersebut tidak mengikat para pihak. Artinya bahwa para pihak dapat menyetujui atau menolak isi keputusan sengketa (Pasal 1 butir 8). tersebut. c. Konsiliasi Pada Dalam Kamus Besar kontrak pemborongan Bahasa sebagaimana prosedur yang diharuskan Indonesia disebutkan pengertian konsiliasi maka terdapat klausula khusus yang adalah suatu usaha untuk mempertemukan mengatur penyelesaian sengketa, yang keinginan pihak yang berselisih untuk diatur pada isi kontrak pemborongan. mencapai persetujuan dan menyelesaikan Adapun sebagai contoh dapat dijabarkan perselisihan tersebut. Menurut isi dari klausul penyelesaian sengketa Oppenheim, konsiliasi adalah suatu proses kontrak pemborongan : penyelesaian sengketa dengan a. Apabila terjadi perselisihan antara menyerahkannya kepada suatu komisi kedua orang-orang yang bertugas menguraikan/menjelaskan fakta-fakta dan (biasanya setelah mendengar para pihak belah pihak, maka akan diselesaikan secara musyawarah. b. Apabila dapat perselisihan diselesaikan itu tidak secara dan mengupayakan agar mereka mencapai 8 suatu kesepakatan), membuat usulan- Huala Adolf dan A. Canderawulan, 1995, Masalah-masalah Hukum dalam Perdagangan Internasional, Rajawali, Jakarta, hal. 186. Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 musyawarah diselesaikan c. d. maka oleh suatu akan yaitu perintah tertulis kepada penyedia Panitia jasa untuk melaksanakan perubahan Arbitrasi yang dibentuk dan diangkat kontrak, oleh kedua belah pihak. mengusulkan Keputusan Panitia Arbitrasi ini atau penyedia perubahan jasa kontrak, kemudian dilakukan tanggapan atas mengikat kedua belah pihak secara perintah mutlak untuk tingkat pertama dan perubahan dari pengguna jasa dan terakhir serta tidak dapat diajukan mengusulkan perubahan harga (bila banding. ada) Biaya penyelesaian untuk Panitia kurun waktu 7 (tujuh) hari, kemudian Arbitrasi ditanggung bersama oleh dilakukan negoisasi dan dibuat berita kedua belah pihak. acara hasil negosiasi, kemudian dibuat selambat-lambatnya dalam amandemen kontrak. 3. PENUTUP 1. Simpulan Adapun b. simpulan yang dapat Pola penyelesaian sengketa amandemen/addendum kontrak pemborongan tidak diatur secara dikemukakan yaitu sebagai berikut : khusus dalam Undang-undang Nomor a. 18 Prosedur melakukan amandemen/addendum Tahun 1999 Tentang Jasa kontrak Konstruksi maupun dalam Peraturan pemborongan dapat mengacu pada Menteri Pekerjaan Umum Nomor Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 43/PRT/M/2007 Tentang Standar dan Nomor Tentang Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa penyelesaian sengketa yang mungkin Konstruksi sesuai dengan yang diatur terjadi umumnya dilakukan sesuai dalam syarat-syarat umum kontrak dengan ketentuan dalam kontrak awal 43/PRT/M/2007 197 198 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 sebelum dilakukan amandemen/addendum yaitu melalui Mediasi, musyawarah, Mediasi, Arbitrase, ataupun melalui Pengadilan. Konsiliasi ataupun melalui saran yang dapat dikemukakan yaitu sebagai berikut : Pada saat ini belum ada aturan yang mengatur tentang amandemen kontrak dilakukan, oleh karena itu sebaiknya hukum segera dari dibuat paying pemerintah yang mengatur tentang amandemen atau addendum kontrak, sehingga menjamin adanya kepastian hukum di masyarakat. b. Dalam penyelesaian terhadap sengketa amandemen/addendum kontrak sebaiknya bisa diselesaikan dengan cara musyawarah, namun apabila langkah tersebut tidak dapat memberikan solusi atau kepuasan bagi Konsiliasi Buku Saran Adapun a. Arbitrase, DAFTAR PUSTAKA Pengadilan. 2. ditempuh cara yang lain misalnya para pihak maka barulah Garry Goodpaster, dkk, 1995, Tinjauan Terhadap penyelesaian Sengketa dalam Seri : Dasar Hukum Ekonomi 2 Arbitrase Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta. Huala Adolf dan A. Canderawulan, 1995, Masalah-masalah Hukum dalam Perdagangan Internasional, Rajawali, Jakarta, Salim H.S, 2004, Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Cet. II, Sinar Grafika, Jakarta. Subekti.R, 1985, Aneka Perjanjian, Cet.VII, (selanjutnya disebut R.Subekti I), Alumni, Bandung. _________, 1990, Hukum Perjanjian, Cet. XII, (selanjutnya disebut R. Subekti II), PT. Intermasa, Jakarta. Sutan Remmy Sjahdeini, 1995, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian (Credit Bank Indonesia), Institut Bankir Indonesia, Jakarta.