I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya, hampir setiap orang pernah mempunyai masalah dengan
kesehatan gigi dan mulut. Beberapa penyakit itu menyangkut gigi berlubang,
gingivitis, periodontitis, sariawan, ataupun halitosis atau yang biasa disebut bau
mulut (Dyayadi, 2007). Penyakit periodontal, merupakan penyakit yang paling
umum pada orang dewasa dan sepertiga dari populasi anak-anak selain karies.
Penyakit periodontal adalah penyebab kehilangan gigi setelah usia 45 tahun
(Brook,2003).
Penyakit periodontal adalah salah satu penyakit yang paling sering
dijumpai terjadi pada anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Bahkan hampir
setiap orang dewasa pernah mengalami penyakit periodontal tersebut. (Newman
dkk, 2002). Penyakit periodontal adalah penyakit degeneratif kronis parodontium
yang terbuat dari gingiva, ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar.
Penyakit periodontal berkembang dari gingivitis yang sudah ada. Faktor etiologi
utama untuk perkembangan penyakit periodontal adalah plak gigi atau biofilm
mulut berkaitan dengan bakteri anaerob. Aktivitas patogen bakteri plak gigi,
resistensi organisme, sistemik dan faktor risiko lokal berkontribusi pada genesis
dan perkembangan penyakit jaringan periodontal (Williams, 2009). Salah satu
factor utama timbulnya penyakit periodontal adalah kontaminasi bakteri.
Meskipun ada beberapa bakteri tertentu yang dapat menguntungkan bagi manusia,
namun bakteri inilah yang sering kali menjadi penyebab timbulnya penyakit yang
merugikan. (Irianto, 2006)
1
2
Keberadaan
bakteri
actinomycetemcomitans,
patogen
Fusobacterium
periodontal
nucleatum,
seperti
Agregatibacter
dan
Porphyromonas
gingivalis bertanggung jawab atas kerusakan jaringan periodontal. (Haffajee dkk,
1991). Agregatibacter actinomycetemcomitans adalah bakteri gram negatif yang
hadir dalam rongga mulut dari sebagian besar populasi manusia (Hendersen,
2010) . Prevalensi bakteri ini bervariasi tergantung pada asal geografis , usia dan
gaya hidup penduduk diperiksa (Kinane, 2008. Haubek, 2010) . Agregatibacter
actinomycetemcomitans merupakan bagian dari flora normal pada banyak
individu yang sehat tetapi juga merupakan agen etiologi utama dalam beberapa
bentuk agresif dari penyakit periodontitis (Fine dkk, 2006) . Banyak diantaranya
yang mempunyai kemampuan patogenik, dan yang mempunyai kemampuan
patogenik paling kuat adalah agregatibacter actinomycetemcomitans. (Wilson,
2002).
Agregatibacter actinomycetemcomitans merupakan flora normal dalam
rongga mulut, terutama pada ginggiva dan sulkus supraginggiva (Winn dan
Koneman, 2006). Agregatibacter actinomycetemcomitans merupakan bakteri
cocobacillus gram negative (Vieira dkk, 2009), berukuran kecil dan pendek (0,4 –
1 µm), tangkai lurus atau melengkung dengan akhiran membulat, dan nonmotile
(Newman dkk, 2006). Agregatibacter actinomycetemcomitans merupakan virulen
periodontopatogen yang sering terlibat dalam etiologi dan patogenesis dari
penyakit periodontal (Rego dkk, 2007). Agregatibacter actinomycetemcomitans
merupakan salah satu agen penyebab penyakit periodontal yang bersifat
destruktif, antara lain rapidly progressive adult periodontitis, generalized early-
3
onset periodontitis (Izano dkk 2007), dan
localized aggressive periodontitis
(Kram dkk, 2008)
Menurut Newman dkk (2006), periodontitis disebabkan karena infeksi dari
90% bakteri anaerob dan 75% bakteri gram negatif. Salah satu bakteri yang
berperan aktif dalam pembentukan plak penyebab penyakit periodontal adalah
agregatibacter actinomycetemcomitans. Menurut Forest (1995), plak merupakan
suatu deposit lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembang biak di
dalam lapisan suatu matrik intraseluler. Lapisan ini terbentuk dan melekat erat
pada permukaan gigi bila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya.
Apabila plak telah menumpuk, plak akan terlihat berwarna abu – abu, kekuningan
dan kuning. Plak biasanya terbentuk pada sepertiga permukaan gingival dan pada
permukaan gigi yang cacat dan kasar (Manson, 1993). Maka dari itu plak perlu
dihilangkan agar jaringan periodontal dalam keadaan sehat (Fedi, 2005).
Cara menghilangkan plak dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi.
Upaya menghilangkan plak secara mekanis salah satunya adalah dengan cara
menyikat gigi yang bisa juga ditambahkan pasta gigi sebagai bahan kimia yang
berguna untuk mengurangi pembentukan plak, mencegah karies, mengurangi bau
mulut, dan memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan
ginggiva ( Sasmita dkk, 2004). Efek pembersihan dari pasta gigi ini tergantung
dari komposisi bahan – bahan yang terkandung di dalamnya (Carranza, 1990).
Pada umumnya pasta gigi mengandung berbagai bahan seperti : fluoride, antitartar, enzim, detergen, xylitol, kalsium fosfat, bahan abrasif, strontium chloride,
4
dan bahan – bahan inaktif lain yang umumnya tidak mempunyai efek sebagai anti
inflamasi (Ulmer, 2001)
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai
produsen pasta gigi membuat inovasi untuk menambahkan zat lain yang
bermanfaat bagi kesehatan gigi. Penambahan zat lain pada pasta gigi harus aman
dan efektif, serta pemakaiannya telah disetujui oleh American Dental Association
(Yankel.,1995). Salah satu zat yang umum ditambahkan pada pasta gigi adalah
herbal.
Menurut Ratih D tahun 2006, penambahan herbal pada pasta gigi
diharapkan dapat menghambat pertumbuhan plak. Hal tersebut berkaitan dengan
kemampuan beberapa jenis herbal yang mampu menghambat pertumbuhan
mikroba. Selain itu, karena herbal berasal dari tumbuh tumbuhan, maka bahan
tersebut aman dan alami.
Saat ini di pasaran ditemukan pasta gigi yang
mengandung herbal. Banyak sekali produsen pasta gigi yang menambahkan
berbagai zat herbal dan zat aktif yang alami, aman dan bermanfaat bagi kesehatan
gigi dan mulut (Sasmita dkk, 2004). Sekarang banyak sekali produsen pasta gigi
mengklaim bahwa pasta gigi yang mereka ciptakan bisa membantu mengurangi
berbagai masalah masalah gigi dan mulut. Pasta gigi tersebut dalam kemasannya
tercantum mengandung berbagai jenis ekstrak tumbuh-tumbuhan antara lain lidah
buaya, jeruk nipis, dan daun sirih yang bermanfaat untuk menghambat
pertumbuhan bakteri plak. (Depkes RI., 2005)
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan yaitu : Apakah ada perbedaan kefektifan daya antibakteri antara
produk pasta gigi yang mengandung zat aktif herbal dan nonherbal pada
pertumbuhan Agregabacter actinomycetemcomutans
C. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya tentang evaluasi terhadap efektivitas pasta gigi
dengan penambahan at aktif herbal dibandingkan dengan pasta gigi non herbal
yang telah dilakukan oleh Yuwono dkk (2012) dalam penelitiannya yang berjudul
“Effectiveness of Herbal and Non-Herbal Toothpaste in Reducing Dental Plaque
Accumulation”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang bermakna antara ekeftivitas pasta gigi herbal dan non herbal dalam
pembentukan akumulasi plak.
Pada tahun 2013, Kumar dkk melakukan penelitian tentang efektivitas anti
kariogenik dari pasta gigi di bandingkan dengan pasta gigi konvensional terhadap
bakteri S. mutan dan L. acidophilus dalam penelitian yang berjudul “Anti
Cariogenic Efficacy of Herbal and Conventional Tooth Paste-A comparative In
Vitro Study” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasta gigi herbal mempunyai
efektivitas antibakteri yang sama dengan pasta gigi konvensional.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui efektivitas daya antibakteri produk
pasta gigi dengan zat aktif herbal dan non herbal terhadap pertumbuhan bakteri
penyebab penyakit periodontal Agregabacter actinomycetemcomutans yang
diukur melalui zona hambat pertumbuhan bakteri.
6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efektivitas daya anti
bakteri pada pasta gigi yang mengandung zat aktif herbal dan nonherbal untuk
mencegah penyakit periodontal. Dalam hal ini mencegah pertumbuhan bakteri
agregatibacter actinomycetemcomitans sebagai salah satu faktor utama penyebab
periodontitis.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah
kepada masyarakat mengenai perbedaan efektivitas daya antibakteri dari pasta
gigi yang zat aktif herbal dan nonherbal terhadap pertumbuhan bakteri penyebab
penyakit periodontal Agregatibacter actinomycetemcomitans .
Download