Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Pengertian Manajemen
Menurut Mary Parker Follet Manajemen adalah “Management is the art
of getting things down with and through other people”. Definisi ini memiliki dua
makna yaitu: “Getting things down with other people” atau mencapai sesuatu
“Bekerja bersama” orang lain dan “Getting things down through other people”
atau mencapai sesuatu “Bekerja melalui” orang lain. (ULBER : 2011)
2.1.2 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen menurut para ahli :
Menurut Dalton E.M.C. Farland (1974) dalam “Management Principles” fungsi
manajemen terbagi menjadi:
-
Perencanaan (Planning).
-
Pengorganisasian (Organizing).
-
Pengawasan (Controlling).
Menurut George R. Ferry dalam “Principles of Management”, (terj.
Winardi:2010), proses manajemen terbagi menjadi:
-
Perencanaan (Planning).
-
Pengorganisasian (Organizing).
-
Pengawasan (Controlling).
-
Pelaksanaan (Activating).
Menurut H. Koontz dan O’Donnel (1972) dalam The Priciples of Management,
proses dan fungsi managemen terbagi menjadi:
-
Perencanaan (Planning).
-
Pengorganisasian (Organizing).
-
Pengarahan (Directing).
-
Pengawasan (Controlling).
2.1.3 Bidang-bidang Manajemen
Bidang – bidang manajemen adalah sebagai berikut:
a.
Manajemen Produksi
Adalah pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial seperti Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Penggerakkan (Actuaiting), dan
Pengawasan (Controling), terhadap sistem-sistem produksi dengan tujuan
agar produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.
b.
Manajemen Pemasaran
Adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan penciptaan dan
penyerahan barang atau jasa kepada konsumen atau masyarakat, agar dapat
memperluas pasar bagi kemajuan suatu perusahaan ataupun industri.
c.
Manajemen Personalia / Manajemen Sumber Daya Manusia
Adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, perorganisasian, pergerakkan dan
pengawasan dalam hal pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian dan pemeliharaan terhadap sumber daya manusia secara
terpadu untuk mencapai tujuan organisasi.
10
d.
Manajemen Keuangan
Adalah aktivitas dari fungsi manajemen untuk menyediakan segala
kebutuhan finansial yang berkaitan dengan operasional perusahaan dan
organisasi.
e.
Manajemen Administrasi/Akuntansi
Adalah cara mengajukan informasi mengenai administrasi atau akuntansi
sedemikian rupa sehingga dapat membantu manajemen dalam menentukan
garis – garis kebijaksanaan dan operasional sehari-hari pada suatu usaha.
(www.ekonomi-holic.com)
2.2 Manajemen Keuangan
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen
keuangan
adalah
semua
aktivitas
perusahaan
yang
berhubungan dengan usaha – usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya
yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut
secara efesien.(Sutrisno:2012)
2.2.2
Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno Fungsi manajemen keuangan terdiri dari:
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk – bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam, dan
komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat
11
keuntungan di masa depan. Keuntungan di masa depan yang diharapkan dari
investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi
akan mengandung resiko atau ke tidak pastian. Resiko dan hasil yang diharapkan
dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan
maupun nilai perusahaan.
2. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal.
Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan
menganalisis kombinasi dari sumber – sumber dana yang ekonomis bagi
perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan
perusahaannya.
3. Keputusan Dividen
Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan
kepada para pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan bagian
dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Keputusan dividen
merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan : (1) besarnya
prosentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk
cash dividend, (2) stabilitas dividen yang dibagikan, (3) dividen saham (stock
dividend), (4) pemecahan saham (stock split), serta (5) penarikan kembali saham
yang beredar, yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para
pemegang saham.
12
Secara skematis fungsi manajemen keuangan dapat digambarkan sebagai
berikut:
Aktiva Perusahaan:
Modal Kerja
Aktiva Tetap
(2)
(1)
MANAJEMEN
KEUANGAN
(3)
PASAR
KEUANGAN
(4a)
Gambar 2.1 Manajer Keuangan sebagai penyalur dana
Dari gambar diatas, terlihat manajer keuangan sebagai perantara dari pasar
keuangan dan operasi perusahaan. Pasar keuangan sebagai sumber pendanaan
bagi perusahaan, ada yang bersifat formal dan informal. Pasar keuangan yang
bersifat formal seperti bank, pasar modal, lembaga keuangan, bank perkreditan
rakyat, maupun pegadaian. Sedangkan pasar keuangan yang bersifat informal
misalnya rentenir, pengijon, baitul mal wattamwil, atau lembaga keuangan yang
tidak mempunyai badan hukum. Pasar keuangan ada yang menyediakan sumber
dana jangka pendek (pasar uang) dan sumber dana jangka panjang (pasar modal).
Dari gambar tersebut bisa dijelaskan sebagi berikut: (1) Manajer Keuangan
mencari sumber dana dari pasar keuangan (keputusan pendanaan) dengan
komposisi yang menghasilkan biaya paling murah, baik sumber dana hutang
maupun modal sendiri. (2) Setelah dana didapatkan, manajer keuangan
menanamkannya ke dalam operasi perusahaan, yakni untuk membeli aktiva tetap
atau menambah modal kerja (keputusan investasi) , agar didapatkan keuntungan
yang optimal. (3) Dari investasi yang ditanamkan diharapkan akan didapatkan
keuntungan yang lebih dari cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. Dari
13
hasil keuntungan tersebut manajer keuangan akan memberikan kompensasi
kepada pemilik dana di pasar keuangan. Sumber dana hutang akan diberikan
kompensasi berupa bunga, sedangkan sumber dana modal sendiri akan diberikan
dividen (4a). namun dari keuntungan tersebut tidak semuanya dibagikan, tetapi
ada sebagian yang ditanamkan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan untuk
mengembangkan perusahaan, ini merupakan kebijakan dividen (4b).
2.2.3 Tujuan Manajemen Keuangan
Ada beberapa tujuan dari manajemen keuangan yaitu :
a. Memaksimumkan nilai perusahaan
b. Menjaga stabilitas finansial dalam keadaan yang selalu terkendali
c. Memperkecil risiko perusahaan di masa sekarang dan yang akan datang.
dari tiga tujuan ini yang paling utama adalah yang pertama yaitu
memaksimumkan
nilai
perusahaan.
Pemahaman
memaksimumkan
nilai
perusahaan adalah bagaimana pihak manajemen perusahaan mampu memberikan
nilai yang maksimum pada saat perusahaan tersebut masuk ke pasar.
(fahmi:2013)
2.3 Perbankan
2.3.1 Pengertian Bank Sentral
Bank Sentral (central bank) merupakan lembaga negara yang mempunyai
wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah di suatu negara,
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta
14
menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort. Bank sentral di Indonesia
adalah Bank Indonesia (BI), seperti yang termuat dalam pasal 4 ayat (2) Undangundang RI Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Pada dasarnya, Bank
Sentral tidak dapat diartikan sebagai bank seperti pada bank umum, karena bank
umum cenderung untuk berusaha menginvestasikan asetnya dengan tujuan
memaksimumkan profit. Sedangkan, bank sentral sebagai bank milik pemerintah,
adalah lembaga keuangan yang tidak bertujuan untuk memaksimumkan profit
melainkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. (Martono:2013)
2.3.2 Pengertian Bank
Beberapa pendapat tentang pengertian bank, yaitu:
1. Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan
memberikan kredit, baik dengan alat pembayar sendiri, dengan uang yang
diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran
baru berupa uang giral. (Prof G.M Veryn Stuart Dalam bukunya Bank
Politic).
2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama,
pengertian bank telah mengalami evolusi, sesuai dengan perkembangan bank itu
sendiri. Kedua, fungsi bank pada umumnya adalah (1) menerima berbagai bentuk
15
simpanan dari masyarakat; (2) memberikan kredit, baik bersumber dari dana
yang diterima dari masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya untuk
menciptakan tenaga beli baru; (3) memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran
dan peredaran uang. (Martono:2013)
2.3.4
Kegiatan Bank
1. Menghimpunan Dana dari Masyarakat (Funding)
Menghimpun dan menyalurkan dana kembali pada masyarakat merupakan
kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank
lainnya merupakan kegiatan penunjang dari kegiatan pokok tersebut. Pengertian
menghimpun dana berarti mengumpulkan atau mencari dana dengan cara
membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan
deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilaksanakan oleh bank melalui
berbagai strategi agar masyarakat tertarik dan mau menginvestasikan dananya
melalui lembaga keuangan bank. Alternatif simpanan yang bisa dilakukan oleh
masyarakat adalah simpanan dalam bentuk giro, tabungan, sertifikat deposito
serta deposito berjangka dimana masing – masing jenis produk tersebut memiliki
kelebihan dan keuntungan tersendiri. Kegiatan penghimpunan dana ini disebut
funding.
Strategi bank dalam menghimpunan dana adalah dengan memberikan
rangsangan berupa imbalan yang menarik dan menguntungkan. Imbalan jasa
tersebut dapat
berupa perhitungan bunga bagi bank konvensional atau
berdasarkan prinsip jual beli dan bagi hasil untuk Bank Syariah (bank islam).
Rangsangan lainnya yang dapat diberikan berupa hadiah, pelayanan yang
16
menarik, atau balas jasa lainnya. Semakin menarik dan menguntungkan imbalan
yang diberikan, semakin menambah minat masyarakat untuk menyimpan
dananya di bank.
2. Menyalurkan Dana ke Masyarakat (Lending)
Menyalurkan dana berarti melemparkan kembali dana yang telah dihimpun
melalui simpanan giro, tabungan dan deposito kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman (lanable fund) bagi bank konvensional atau pembiayaan bagi bank
syariah.
Bagi bank konvensional dalam memberikan pinjaman disamping dikenakan
bunga, juga dikenakan jasa pinjaman bagi penerima pinjaman (debitur) dalam
bentuk biaya administrasi serta biaya provisi dan komisi. Sedangkan bagi Bank
Syariah didasarkan pada jual beli dan bagi hasil.
Tinggi rendahnya tingkat bunga pinjaman tergantung oleh tinggi rendahnya
tingkat bunga simpanan. Semakin tinggi tingkat bunga simpanan, maka semakin
tinggi pula tingkat bunga pinjaman dan sebaliknya. Disamping tingkat bunga
simpanan, pengaruh tinggi rendahnya tingkat bunga pinjaman juga diperngaruhi
oleh keuntungan yang diambil, biaya operasi yang dikeluarkan, cadangan risiko
kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya.
Bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional, keuntungan utama
diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan
bunga pinjaman atau kredit yang diberikan. Keuntungan dari selisih bunga ini di
bank dikenal dengan istilah spread based. Jika suatu bank mengalami suatu
kerugian dari selisih bunga, dimana tingkat bunga simpanan lebih besar dari
17
tingkat bunga kredit yang diberikan (lanable fund), maka terjadilah negative
spread.
3. Memberikan Jasa – Jasa Bank Lainnya (services)
Jasa – jasa bank lainnya merupakan jasa pendukung kegiatan bank. Jasa –
jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun
dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
terhadap kegiatan penyimpanan dana dan penyaluran kredit. Produk jasa – jasa
perbankan lainnya adalah sebagai berikut:
1) Jasa setoran sperti setoran telepon, listrik, air atau uang kuliah
2) Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun atau hadiah
3) Jasa pengiriman uang (transfer)
4) Jasa penagihan (inkaso)
5) Jasa kliring (clearing)
6) Jasa penjualan mata uang asing (valuta asing)
7) Jasa penyimpanan dokumen (safe deposit box)
8) Jasa cek wisata (travellers cheque)
9) Jasa kartu kredit (bank card)
10) Jasa letter of credit (L/C)
11) Jasa bank garansi dan referensi bank
Banyaknya produk jasa yang ditawarkan sangat tergantung pada kemampuan
masing-masing bank. Semakin mampu bank tersebut, maka semakin banyak
ragam produk yang ditawarkan. Kemampuan bank dapat dilihat dari segi
permodalan, manajemen serta fasilitas sarana dan prasarana yang dimilikinya .
18
2.4 Laporan Keuangan
2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut
prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima secara umum tentang status
keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis yang terdiri dari
neraca, laporan laba-rugi, dan laporan perubahan ekuitas pemilik .
(Rivai:2012)
2.4.2
Tujuan Laporan Keuangan
1. Memberikan informasi kas yang dapat dipercaya mengenai posisi
keuangan perusahaan (termasuk bank) pada suatu saat tertentu.
2. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai hasil
usaha perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
3. Memberikan informasi yang dapat membantu pihak-pihak yang
berkepentingan untuk menilai atau menginterprestasikan kondisi dan
potensi suatu perusahaan.
4. Memberikan informasi penting lainnya yang relevan dengan kebutuhan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan kebutuhan yang
bersangkutan.
19
2.4.3
Syarat – syarat Laporan Keuangan
1. Relevan : Data yang diolah, ada kaitannya dengan transaksi.
2. Jelas dan dapat dipahami : Informasi yang di sajikan harus ditampilkan
sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh semua
pembaca laporan keuangan.
3. Dapat diuji kebenarannya : Data dan informasi yang disajikan dapat
dipergunakan oleh semua pihak.
4. Netral : Laporan keuangan yang disajikan dapat dipergunakan oleh
semua pihak.
5. Tepat waktu : Laporan keuangan harus memiliki periode laporan.
Waktu penyajiannya harus dinyatakan dengan jelas dan disajikan
dalam batas waktu yang wajar.
6. Dapat dipertimbangkan : Laporan keuangan yang disajikan harus dapat
diperbandingkan denghan periode-periode sebelumnya.
7. Lengkap : Data yang disajikan dalam informasi akuntansi, harus
lengkap sehingga tidak memberikan informasi yang menyesatkan bagi
para pemakai laporan keuangan.
2.4.4
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
1. Bersifat historis, yaitu merupakan kejadian yang telah lewat. Oleh
karena itu, laporan keuangan dapat dianggap sebagai satu-satunya
sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2. Bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pihak tertentu.
20
3. Bersifat konservatif dalam meghadapi ketidakpastian dan lazimnya
dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih.
2.4.5
Jenis-jenis Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan terdiri atas berikut ini.
1. Neraca
Neraca bank adalah suatu laporan keuangan yang diterbitkan setiap
hari kerja oleh satuan kerja akunting. Laporan tersebut menunjukkan posisi
saldo serta mutasi-mutasi dari rekening-rekening subgroup yang dikelola oleh
satuan kerja akunting yang bersangkutan. Aktiva bank pada umumnya terdiri
dari alat-alat likuid, aktiva produktif, dan aktiva tidak produktif. Sisi pasiva
menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak
lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro,
deposito berjangka tabungan, dan instrument kewajiban lainnya, serta ekuitas
yang menggambarkan nilai buku pemilik saham bank.
Dengan demikian, neraca memberikan gambaran harta kekayaan,
utang, dan modal bank serta memperlihatkan gambaran tentang posisi
keuangan suatu bank pada saat tertentu.
2. Perhitungan Laba-Rugi
Laporan perhitungan laba rugi bank (profit and loss statement) adalah
suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan dan biaya
operasional dan nonoperasional bank serta keuntungan bersih bank untuk
suatu periode tertentu.
21
Penyusunan perhitungan laba rugi bank dilakukan dengan menganut
konsep
konservatisme,
yang
menekankan
bahwa
pendapatan
yang
diperhitungkan adalah pendapatan yang benar-benar telah diterima secara
efektif, seperti bunga atau pendapatan lain yang telah diterima oleh bank dari
nasabah secara tunai atau atas beban giro nasabah yang saldonya masih
mencukupi.
Perlakuan terhadap biaya operasional dan nonoperasional
dilakukan dengan menggunakkan prinsip accrual basis, yaitu biaya yang
akan dibayar di masa yang akan datang sudah diperhitungkan sebagai
komponen biaya yang dikeluarkan.
3. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
Disamping rekening-rekening efektif, dalam buku besar bank terdapat
rekening-rekening yang sifatnya administratif. Rekening tersebut digunakan
sebagai tempat mencatat transaksi-transaksi yang belum secara efektif
mengakibatkan perubahan terhadap aktiva maupun kewajiban bank.
Transaksi demikian merupakan transaksi komitmen dan transaksi kontinjensi.
Dengan demikian, pos-pos administratif yang terjadi akibat peristiwa
komitmen dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
“Tagihan Komitmen” dan kelompok “Kewajiban Komitmen”. Demikian pula
pos-pos
administrative
yang
timbul
akibat
peristiwa
Kontinjensi,
dikelompokkan menjadi kelompok “Tagihan Kontinjensi” dan kelompok
“Kewajiban Kontinjensi”.
22
2.4.6
Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan
1. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat luas merupakan suatu jaminan terhadap uang yang
disimpan di bank. Jaminan ini diperoleh dari laporan keuangan yang ada
dengan melihat angka-angka yang ada di laporan keuangan. Dengan adanya
laporan
keuangan,
pemilik
dana
dapat
mengetahui
kondisi
bank
bersangkutan. Selain itu dengan diumumkannya laporan keuangan secara
luas, maka bonafiditas dari bank yang bersangkutan akan diketahui dengan
mudah, sehingga bagi calon debitur akan dapat memilih bank mana yang
akan mampu membiayai proyeknya.
2. Bagi Pemilik/Pemegang Saham
Bagi pemegang saham sebagai pemilik, memiliki kepentingan terhadap
laporan keuangan untuk kemajuan perusahaan dalam menciptakan laba dan
pengembangan usaha bank tersebut. Jika dianggap tidak memuaskan maka
kemungkinan manajemen yang ada sekarang segera akan diganti dan
sebaliknya. Penilaian pemegang saham akan lebih ditekankan pada
kemampuan
manajemen
dalam
mengembangkan
modalnya
untuk
memperoleh laba yang rasional, dan kemampuan manajemen bank yang
bersangkutan dalam mendukung perkembangan usahanya.
3. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah, baik bank pemerintah maupun bank swasta adalah
untuk mengetahui kemajuan dan kepatuhan bank dalam melaksanakan
kebijakan moneter dan pengembangan sektor-sektor industri tertentu.
23
Mengingat
kedudukannya
mengherankan
apablika
yang
Bank
sangat
Indonesia
strategis
merasa
tersebut
perlu
tidaklah
mengadakan
pengawasan dan pembinaan yang intensif terhadap bank-bank pemerintah
maupun bank – bank swasta. Bahkan jika perlu akan ikut campur tangan
langsung apabila ada suatu bank mengalami berbagai kesulitan yang serius,
dan sudah tentu hal ini pula cukup melegakan para penyimpan dananya.
4. Bagi Perpajakan
Pihak pajak akan dapat lebih mudah menjalankan tugasnya dalam
menetapkan besarnya pajak perseroan bagi bank yang bersangkutan, dengan
mempelajari laporan keuangan yang telah diumumkan. Hal ini karena laba
bank yang bersangkutan akan terlihat jelas dari laporan laba rugi. Selain dari
itu dapat untuk mengukur kewajaran laba atau rugi yang diumumkan
tersebut pihak pajak juga akan dapat menbandingkan dengan bank-bank lain
yang sejenis.
5. Bagi Karyawan
Karyawan berkepentingan untuk mengetahui kondisi keuangan bank,
sehingga
mereka
juga
merasa
perlu
mengharapkan
peningkatan
kesejahteraan apabila bank memperoleh keuntungan dan sebaliknya. Hal ini
karena bank sebagai perusahaan jasa memang selayaknya kesejahteraan para
karyawan harus mendapatkan perhatian yang lebih, mengingat para
karyawan tersebut merupakan faktor produksinya yang utama. Di samping
itu dengan mengetahui perkembangan keuangannya para karyawan juga
berkepentingan terhadap penghasilan yang diterimanya tiap akhir tahun
24
apakah sudah sepadan dengan pengorbanan yang diberikan kepada bank di
mana ia bekerja.
2.5 Kinerja Keuangan
2.5.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan atura-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu
laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK
(Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting
Principle), dan lainnya. (Fahmi:2011)
2.6 Analisis Laporan Keuangan
2.6.1
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan
dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan
estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja
perusahaan pada masa mendatang. (Sutarno:2012)
2.6.2
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Dari sudut lain tujuan Analisis Laporan Keuangan menurut Bernstein
(1983) adalah sebagai berikut:
25
a. Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analisis laporan keuangan
dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.
b. Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di
masa yang akan datang.
c. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalahmasalah yang terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau masalah
lain.
d. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional,
efesiensi dan lain-lain.
e. Understanding
Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah yang
dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.
Urutan – urutan
dalam Menganalisis Laporan Keuangan adalah sebagai
berikut:
1) Memahami Latar Belakang Data Keuangan Perusahaan
Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang
dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha perusahaan dan
kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan.
Memahami latar belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisis
26
merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum menganalisis laporan
keuangan perusahaan.
2) Memahami Kondisi-Kondisi Yang Berpengaruh Pada Perusahaan
Selain latar belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang
mempunyai pengaruh terhadap perusahaan perlu juga untuk dipahami.
Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai trend
(kecenderungan) industry dimana perusahaan beroperasi; perubahan
teknologi; perubahan selera konsumen; perubahan faktor-faktor ekonomi
seperti perubahan pendapatan per kapita, tingkat bunga, tingkat inflasi dan
pajak; dan perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti
perubahan posisi manajemen kunci.
3) Mempelajari Dan Mereview Laporan Keuangan
Kedua langkah pertama akan memeberikan gambaran mengenai
karakteristik (profil) perusahaan. Sebelum berbagai teknik analisis
diaplikasikan, perlu dilakukan review terhadap laporan keuangan secara
menyeluruh. Apabila di pandang perlu, dapat menyusun kembali laporan
keuangan perusahaan yang dianalisis. Tujuan langkah ini adalah untuk
memastikan bahwa laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan
data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum.
4) Menganalisis Laporan Keuangan
Setelah memahami profil perusahaandan mereview laporan
keuangan, maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis
27
yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterpretasikan
hasil analisis tersebut (bila perlu) disertai dengan rekomendasi
2.7 Metode CAMEL
Aplikasi analisis rasio keuangan pada lembaga keuangan perbankan sering
disebut sebagai rasio CAMEL, secara konseptual penilaian tingkat kesehatan bank
dapat di ilustrasikan pada Gambar 2.2
Berdasarkan ketentuan Undang – Undang RI No. 7 tahun 1992 tentang
perbankan, Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran No. 26/5/BPPP
tanggal 29 Mei tahun 1993 yang mengatur tentang tata cara penilaian tingkat
kesehatan bank. Ketentuan ini merupakan penyempurnaan ketentuan yang
dikeluarkan Bank Indonesia dengan Surat Edaran No. 23/21/BPPP tanggal 28
Februari tahun 1991. Kemuadian, tata cara penilaian tingkat kesehatan bank
tersebut digantikan dengan tata cara penilaian berdasarkan Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Metode atau
cara penialaian tingkat kesehatan bank tersebut dikenal sebagai metode CAMEL
28
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual Analisis Tingkat Kesehatan Bank
Laporan Keuangan Bank
ANALISIS CAMEL
Penilaian
Permodalan
Penilaian
Manajemen
Penilaian
Kualitas Aktiva
Penilaian
Likuiditas
Penilaian
Earnings
Produktif
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)
Net Profit Margin
(NPM)/ questionare
Rasio aktiva
Produktif
yang
Diklasifikasik
an terhadap
Total Aktiva
Produktif
ROA
Raasio
Efisiens
i
Rasio
Likuidit
as
Rasio Penyisihan
Penghapusan Aktiva
Produktif yang
Dibentuk Bank
terhadap Penyisihan
Aktiva Produktif yang
Wajib Dibentuk oleh
Bank
Tingkat Kesehatan Bank :
Sehat
Cukup Sehat
Kurang Sehat
Tidak Sehat
Sumber : Bank Indonesia, 1997.
Pada dasarnya tingkat kesehatan Bank dinilai dengan pendekatan kualitatif
atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank
melalui penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor
Permodalan, Kualitas Aset, Manajemen, Rentabilitas, Likuiditas, dan Sensitivitas
terhdap Resiko Pasar (CAMELS). Untuk Kantor Cabang Bank Asing penilaian
29
LDR
hanya dilakukan pada faktor Kualitas asset dan Manajemen. Hal-hal yang terkait
dengan penilaian faktor CAMELS tersebut antara lain:
Hasil penilaian ditetapkan dalam lima peringkat komposit (PK) yaitu: PK-1 =
Sangat Baik, PK-2 = Baik, PK-3 = Cukup Baik, PK-4 = Kurang Baik, dan PK-5 =
Tidak Baik
PK-1
Tabel 2.1
Kriteria penetapan peringkat komposit Bank Umum
Bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif dari
kondisi perekonomian dan industri keuangan.
PK-2
Bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi
perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan
minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin.
PK-3
Bank tergolong cukup baik namun terdapat bberapa kelemahan yang dapat
menyebabkan peringkat komposit memburuk apabila bank tidak segera
melakukan tindakan korektif.
PK-4
Bank tergolong kurang baik dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif
kondisi perekonomian dan industri keuangan yang atau bank memiliki
kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi dari kondisi beberapa faktor
yang tidak memuaskan, yang apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang
efektif berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan
usahanya.
PK-5
Bank tergolong tidak baik sangat sensitif terhadap pengaruh negatif
perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsungan usahanya.
(Sumber: Kasmir : 2012)
30
Tabel 2.2
Faktor & Komponen Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Faktor yang
Komponen
Bobot
dinilai
Permodalan
-
Capital Adequency Ratio (20%)
(Capital)
-
Debr to Equity Ratio (5%)
Kualitas aktiva
-
Rasio aktiva produktif yg
produktif (Asset)
25%
30%
diklasifikasikan thd aktiva produktif
(25%)
-
Cadangan penghapusan thd aktiva yg
diklasifikasikan (5%)
Manajemen
-
Manajemen modal (2,5%)
(Management)
-
Manajemen aktiva (5%)
-
Manajemen umum (12,5%)
-
Manajemen rentabilitas (2,5%)
-
Manajemen likuiditas (2,5%)
-
Rasio laba sebelum pajak thd total
Rentabilitas
(Earnings)
25%
10%
asset (5%)
-
Rasio beban operasional thd
pendapatan operasional (5%)
Likuiditas
-
(Liquidity)
Rasio pinjaman thd dana pihak ketiga
10%
(5%)
-
Rasio call money thd aktiva lancar
(5%)
(Sumber: Taswan : 2010)
Penilaian tingkat kesehatan bank sesuai rasio CAMEL menurut Dendawijaya
(2000) dan Muljono (1999) dapat dijabarkan sebagai berikut:
31
2.7.1 Penilaian Capital
Fungsi penilaian capital adalah sebagai berikut:
a. ukuran kemampuan bank untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak
dapat dihindarkan.
b. Alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank atau kekayaan yang dimiliki
oleh para pemegang saham.
c. Untuk memungkinkan manajemen bank bekerja dengan efesien sesuai
dengan yang dikehendaki pemilik modal.
Dalam menilai capital suatu bank dapat digunakan Capital Adequacy Rasio
(CAR) dengan rumus:
CAR =
Modal
x 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank dinyatakan sehat harus memiliki
CAR paling sedikit sebesar 8%. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank for International Settlement (BIS). Nilai kredit dihitung
sebagai berikut: untuk CAR = 0% atau negative, nilai kredit = 0, untuk setiap
kenaikan 0,1% nilai kredit ditambah dengan 1 dengan nilai maksimum 100. Bobot
CAMEL untuk rasio kecukupan modal (CAR) adalah 25%. Rumus untuk
menentukan nilai kredit dari rasio kecukupan modal adalah
Nilai Kredit CAR = 1 + (Persentase CAR) x 1
0,1%
32
No.
Tabel 2.3
Skala predikat kesehatan bank, rasio CAR dan nilai kredit untuk
permodalan bank.
Predikat
Rasio CAR
Nilai Kredit
1
Sehat
8,00% - 9,99%
81 – 100
2
Cukup sehat
7,90% - < 8,00%
66 - < 81
Setiap
penurunan
0,1% Nilai kredit dikurangi 1
ditentukan dari pemenuhan dengan nilai minimum
KPMM sebesar 7,9%
(Sumber: Taswan : 2010)
2.7.2 Penilaian Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
a. Bad Debt Ratio (BDR)
besarnya nilai bad debt ratio suatu bank dapat dihitung dengan rumus:
BDR =
Aktiva Produktif yang diklasifikasi
x 100%
Aktiva Produktif
Aktiva produktif yang diklasifikasi dengan kriteria sebagai berikut:
1) 25% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus.
2) 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar.
3) 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan.
4) 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet.
Aktiva produktif meliputi beberapa hal berikut:
1) Kredit yang diberikan bank dan telah dicairkan.
2) Surat-surat berharga (baik surat berharga pasar uang maupun surat
berharga pasar modal).
33
3) Penyertaan saham.
4) Tagihan pada bank lain.
Nilai kredit rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan dihitung sebagai berikut:
1) untuk BDR =15,5% atau lebih nilai kredit = 0.
2) Untuk setiap penurunan 0,15% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum
100.
Bobot CAMEL untuk bad debt rasio adalah 25%. Rumus untuk menentukan nilai
kredit dari rasio KAP (1) adalah:
Nilai Kredit KAP(1) = (15,5% - Persentase KAP(1)) X 1
0,15%
Tabel 2.4
Skala predikat rasio dan nilai kredit untuk KAP (1) bank
No. Predikat
Rasio
Nilai Kredit
1
Sehat
2,35% - 0,5%
81 – 100
2
Cukup sehat
5,6% - < 3,37%
66 - < 81
3
Kurang sehat
7,85% - < 5,75%
51 - < 66
4
Tidak sehat
15,5% - < 7,85%
0 - < 51
(Sumber: Taswan : 2010)
b. Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia dalam surat keputusan Direksi
Bank Indonesia No. 31/148/KEP/DIR tanggal 12 November 1998, setiap bank
umum wajib membentuk cadangan khusus yang ditujukan guna menampung
34
kemungkinan kerugian yang terjadi akibat penurunan kualitas aktiva produktif.
Rumus yang digunakan adalah :
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Dibentuk
Bank
KAR (2) =
x 100%
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib
Dibentuk Bank
Nilai kredit rasio penyisihan (cadangan) penghapusan aktiva produktif yang
diklasifikasikan dihitung sebagai berikut.
1) Untuk rasio = 0 (tidak memiliki cadangan/penyisihan), nilai kredit = 0
2) Untuk setiap kenaikan sebesar 1%, nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100.
Bobot CAMEL untuk penyisihan (cadangan) bagi AYPD (aktiva Produktif yang
Diklasifikasikan) adalah 5%. Rumus untuk menentukan nilai kredit dari rasio
KAP(2) adalah:
Nilai Kredit KAP (2) =
Presentase KAP (2)x 1
1%
No
Tabel 2.5
Skala predikat, rasio, dan nilai kredit untuk KAP (2) bank
Predikat
Rasio
Nilai Kredit
1
Sehat
81% - 100%
81 – 100
2
Cukup Sehat
66% - < 81%
66 - < 81
3
Kurang Sehat
51% - < 66%
51 - < 66
4
Tidak Sehat
0% - < 51%
0 - < 51
(Sumber: Taswan : 2010)
35
2.7.3 Penilaian Manajemen
Komponen penilaian faktor manajemen ada 2 , yaitu manajemen umum
dan manajemen resiko. Jumlah pertanyaan bank devisa sebanyak 100, sedangkan
bank bukan devisa sebanyak 85. Nilai kredit setiap pertanyaan/pernyataan bank
devisa sebesar 0,25% ; sedangkan bank bukan devisa sebesar 0,294. Setiap
pertanyaan berskala 0 – 4 dimana nilai 0 mencerminkan lemah ; nilai 1,2,3
mencerminkan kondisi antara ; serta nilai 4 mencerminkan nilai baik. Rumus
untuk menentukan nilai kredit dari rasio manajemen adalah :
a. Nilai Kredit untuk bank devisa : ( 100 x 0,25 ) x rata – rata skala
penilaian.
b. Nilai Kredit untuk bank bukan devisa : ( 85 x 0,294 ) x rata – rata
penilaian.
Tabel 2.6
Skala predikat dan nilai kredit untuk penilaian manajemen bank
No
Predikat
Nilai Kredit
1
Sehat
81 – 100
2
Cukup Sehat
66 - < 81
3
Kurang Sehat
51 - < 66
4
Tidak Sehat
0 - <51
(Sumber: Taswan : 2010)
2.7.4 Penilaian Rentabilitas (Earnings)
a. Return On Assets (ROA)
Besarnya nilai return on assets dapat dihitung dengan rumus ini:
ROA =
Laba Sebelum Pajak
π‘₯ 100%
Total Aktiva
36
Nilai kredit dapat dihitung sebagai berikut:
1) Untuk rasio sebesar 0% atau lebih, nilai kredit = 0
2) Untuk setiap kenaikan 0,015%; nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum
100.
Bobot CAMEL untuk return on assets adalah 5%. Rumus untuk menentukan
nilai kredit dari rasio ROA adalah:
Nilai Kredit ROA =
𝑃ersentase ROA x 1
0,015%
Tabel 2.7
Skala predikat, rasio, dan nilai kredit untuk ROA bank
No Predikat
Rasio
Nilai Kredit
1
Sehat
1,22% - 1,5%
81 – 100
2
Cukup sehat
0,99% - < 1,22%
66 - < 81
3
Kurang sehat
0,77% - < 0,99%
51 - < 66
4
Tidak sehat
0% - < 0,77 %
0 - < 51
(Sumber: Taswan : 2010)
b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus berikut:
𝐡𝑂𝑃𝑂 =
Biaya Operasional
π‘₯ 100%
Pendapatan Operasional
37
Kriteria nilai kredit BOPO dapat dihitung sebagai berikut:
1) Untuk rasio 100% atau lebih, nilai kredit = 0
2) Untuk setiap penurunan sebesar 0,08%; nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100.
Bobot CAMEL untuk rasio BOPO adalah 5%. Rumus untuk menentukan nilai
kredit dari rasio BOPO adalah:
Nilai Kredit BOPO =
[100% − (Persentase BOPO) π‘₯ 1
0,08%
Tabel 2.8
Skala predikat, rasio, dan nilai kredit BOPO
Rasio
Nilai Kredit
No Predikat
1
Sehat
93,52% - 92%
81 – 100
2
Cukup sehat
94,72% - < 93,53%
66 - < 81
3
Kurang sehat
95,92% - < 94,73%
51 - < 66
4
Tidak sehat
100% - < 95,92%
0 - < 51
(Sumber: Taswan : 2010)
2.7.5 Penilaian Likuiditas
a. Loan to Deposit Ratio
Besarnya nilai loan to deposit ratio dapat dihitung dengan rumus berikut:
𝐿𝐷𝑅 =
Jumlah Kredit yang Diberikan
π‘₯ 100%
Dana Pihak Ketiga + KLBI + Modal Inti
38
Jumlah kredit yang diberikan dalam rumus diatas adalah kredit yang
diberikan bank yang sudah direalisisr/ditarik/dicairkan. Dana pihak ketiga
meliputi simpanan masyarakat berupa giro, tabungan, dan berbagai jenis deposito,
sedangkan KLBI adalah volume pemberian pinjaman (kredit) yang diberikan
Bank Indonesia kepada bank yang bersangkutan.
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia modal inti bank terdiri
atas modal yang telah disetor pemilik bank, agio saham (terutama untuk bank
yang telah go public) berbagai cadangan, laba ditahan (setelah diputuskan oleh
rapat umum pemegang saham bank), serta laba tahun berjalan. Nilai kredit loan to
deposit ratio dihitung sebagai berikut:
1) Untuk rasio LDR sebesar 110% atau lebih, nilai kredit = 0.
2) Untuk setiap penurunan 1% mulai dari 115% diberi nilai kredit ditambah
4, nilai maksimum 100. Bobot CAMEL untuk LDR adalah 5%. Rumus
untuk menentukan nilai kredit dari rasio LDR adalah sebagai berikut:
Nilai Kredit LDR =
[ 115% − (Persentase LDR) π‘₯ 4
1%
Tabel 2.9
Skala predikat, rasio, dan nilai kredit untuk LDR bank
No Predikat
Rasio
Nilai Kredit
1
Sehat
≤ 94,75%
81 – 100
2
Cukup sehat
94,76% - 98,5%
66 - < 81
3
Kurang sehat
98,51% - 102,25%
51 - < 66
4
Tidak sehat
> 100%
0 - < 51
(Sumber: Taswan : 2010)
39
b. Rasio Nett Call Money terhadap Current Assets (Liquidity Ratio)
Nett call money merupakan selisih absolut antara volume transaksi call
money yang diberikan oleh suatu bank umum kepada bank lain dengan
volume transaksi call money yang diterima oleh bank tersebut dari bank
lain. Current assets bank terdiri atas kas, giro di Bank Indonesia, serta
piutang jangka pendek lainnya yang dapat segera dicairkan bila diperlukan
(alat-alat likuid). Rumus Liquidity Ratio (LR) adalah sebagai berikut:
LR =
Kewajiban Bersih πΆπ‘Žπ‘™π‘™ π‘€π‘œπ‘›π‘’π‘¦
π‘₯ 100%
Aktiva Lancar
Nilai kredit dihitung sebagai berikut:
1) Untuk rasio 100% atau lebih, nilai kredit = 0
2) Untuk setiap penurunan sebesar 1%, nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100.
Bobot CAMEL untuk LR adalah 5%, rumus untuk menentukan nilai kredit
dari rasio LR adalah sebagai berikut:
Nilai Kredit LR =
[100% − (Persentase LR)π‘₯ 1
1%
40
No
Tabel 2.10
Skala predikat, rasio, dan nilai kredit untuk LR bank:
Predikat
Rasio
Nilai Kredit
1
Sehat
19% - 0%
81 -100
2
Cukup sehat
24% - 19,1%
66 - < 81
3
Kurang sehat
49% - 34,1%
51 - < 66
4
Tidak sehat
100% - 49%
0 - < 51
(Sumber: Taswan : 2010)
Penjumlahan nilai CAMEL yang telah dikalikan dengan bobotnya masingmasing seperti diuraikan di atas, selanjutnya secara keseluruhan golongan predikat
tingkat kesehatan bank dapat ditentukan sebagai berikut:
Tabel 2.11
Nilai Kredit CAMEL
Predikat
No
Nilai Kredit CAMEL
1
81 -100
Sehat
2
66 - < 81
Cukup sehat
3
51 - < 66
Kurang sehat
4
0 - < 51
Tidak sehat
(Sumber: Taswan : 2010)
41
Download