BOKS PEKDA RINGKASAN EKSEKUTIF IDENTIFIKASI KOMODITAS UTAMA INFLASI KOTA AMBON (SEBUAH TINJAUAN KARAKTERISTIK INFLASI KOTA AMBON) Inflasi terjadi sebagai resultante dari permintaan (demand) dan penawaran (supply). Dari sisi permintaan, ketika kebutuhan barang dan jasa meningkat lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan ketersediaan barang/jasa, maka pasar akan merespon dengan menaikkan harga barang/jasa. Sementara dari sisi penawaran, peningkatan biaya pokok produksi akan mendorong terjadinya kenaikan harga. Inflasi yang tinggi dan berfluktuasi secara tajam dapat menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian, karena akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat yang berpenghasilan tetap menurun, sehingga daya beli dan standar hidup masyarakat akan turun. Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi para pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan kegiatan investasi, produksi serta konsumsi. Agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai inflasi daerah, kajian ini dilakukan untuk menjawab beberapa tujuan berikut: (a) Menganalisis perkembangan dan karakteristik inflasi di Kota Ambon, (b) Mengidentifikasi 5 (lima) komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi di Kota Ambon selama periode Januari 2002 – Mei 2008, (c) Menentukan sumbangan dari 5 (lima) komoditas utama penyumbang inflasi terhadap inflasi Kota Ambon, dan (d) Menentukan model regresi inflasi Kota Ambon guna memperkirakan laju perubahan inflasi Kota Ambon. Berdasarkan pembahasan dan hasil diskusi, berikut adalah beberapa hal yagn dapat disimpulkan: (1) Secara umum, selama periode observasi Inflasi Kota Ambon cenderung berada di bawah inflasi Nasional maupun inflasi Wilayah Sulampua. Pola inflasi Kota Ambon cenderung mengikuti pola inflasi Nasional dan secara signifikan dipengaruhi kenaikan harga BBM, (2) Komoditas-komoditas utama penyumbang inflasi Kota Ambon adalah : beras, ikan layang, jasa pendidikan SLTA, minyak tanah dan minyak goreng, (3) Kelima komoditas utama yang teridentifikasi tersebut termasuk dalam kelompok komoditas bergejolak (volatile goods) dan komoditas inti, dan secara signifikan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan inflasi Kota Ambon, yaitu sebesar 89,69%. Dari uraian di atas, beberapa rekomendasi yang dapat disajikan kepada Pemda dan instansi yang memiliki dana di bidang ini adalah : 1. Dengan teridentifikasinya komoditas-komoditas utama penyumbang inflasi, maka pemerintah daerah dapat melakukan koordinasi atau melakukan upaya-upaya tindak BOKS PEKDA lanjut secara lebih efektif dan efisien antara lain dengan pembentukan Forum Statistik dan Kajian Daerah. 2. Sifat komoditas yang mayoritas merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat membuat langkah-langkah dalam upaya terjaminnya ketersediaan komoditas menjadi krusial. Hal ini untuk mengurangi tekanan kenaikan harga karena kelangkaan komoditas di pasaran. 3. Keberadaan model regresi inflasi diharapkan dapat membantu pemerintah daerah agar lebih fokus dalam melakukan upaya-upaya untuk menjaga inflasi daerah tetap rendah dan stabil, yaitu dengan memperhatikan pergerakan harga komoditaskomoditas utama penyumbang inflasi daerah tersebut.