SUKSES DAN TUJUAN HIDUP Pengantar : Semua orang maupun organisasi ingin sukses, berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan sukses dan salah satu cara yang paling lazim adalah dengan meniru orang sukses. Ini sebabnya baik buku-buku tentang orang sukses, maupun seminarseminar yang menampilkan orang sukses sebagai pembicara, selalu mendapat perhatian banyak orang, dengan harapan bahwa orang- orang sukses ini dapat menceritakan kiat-kiat suksesnya sehingga dapat ditiru agar mendapatkan sukses yang sama. Pada saat ini sudah hampir 5000 buah buku yang berkaitan dengan sukses akan tetapi bagaimana mencapai masih saja menjadi misteri bagi kebanyakan orang, karena ternyata jalan sukses masing-masing orang berbeda-beda sehingga hampir mustahil untuk dapat meniru suksesnya seseorang apa bila mencoba hanya meniru cara-cara sukses tanpa terlebih dahulu memilih jalan yang sesuai baginya . Arti sukses Sukses selama ini didefinisikan sebagai ”keberhasilan mencapai tujuan”. Akan tetapi apabila ditanyakan apa tujuan seseorang, maka jawabannya mulai kurang jelas dan bermacam-macam sehingga dengan demikian arti sukses juga menjadi berbacam-macam karena sukses bagi seseorang belum tentu sama dengan sukses bagi orang yang lain. Tidak sedikit juga buku-buku yang menyatakan bahwa sukses adalah proses bukan tujuan. Definisi yang benar dari Sukses adalah : ”KEBERHASILAN MENJALANKAN MISI” (RR-99) Dengan definisi ini, pemahaman tentang sukses menjadi lebih jelas walaupun ini berarti bahwa setiap orang harus bisa memahami misi hidupnya dan mengisi hidupnya dengan kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan misi nya. Cara dan jalan sukses Kalau kerjakeras, fokus, pantang menyerah, mengalir seperti air, sabar dlsb merupakan kiat yang perlu ditiru untuk mendapatkan sukses, maka “tukang beca”pun memiliki karakteristik seperti tersebut diatas dan ternyata tidak membawanya kearah sukses. Hampir seluruh buku-buku sukses yang menceritakan perjalanan orangorang yang sukses, lebih banyak bercerita tentang cara-cara sukses padahal untuk mendapatkan sukses ada 4 (empat) tahap utama yang urutannya adalah dbb: 1 1. 2. 3. 4. mengenal misi, tatanilai, kekuatan dan kelemahan diri (SIAPA ?) menentukan tujuan (KEMANA ?) memilih jalan yang tepat (YANG MANA ?) melakukannya dengan cara-cara yang benar (BAGAIMANA ?) Hampir semua orang mengabaikan langkah pertama Hampir semua orang berpikir langsung ke langkah kedua yaitu menentukan tujuan dan meraba raba didalam menentukan tujuan hidupnya sehingga banyak dari tujuan tersebut yang bernuansa keduniaan dan tidak sesuai dengan misi. Hampir semua orang berusaha meniru cara-cara yang benar dari mereka yang sukses akan tetapi karena jalan masing-masing orang berbeda, maka cara-cara tersebut tidaklah memberikan hasil yang dimaksud. PENGERTIAN SUKSES Banyak yang berpendapat bahwa sukses adalah keberhasilan mencapai tujuan atau cita-cita. Akan tetapi sering kali tujuan yang diimpikan ternyata tidak sesuai dengan misinya, sehingga pada saat dia berhasil mencapai tujuannya yang bersangkutan merasa tidak sukses. Seperti halnya kita ketahui, ukuran ”sukses” yang selama ini berlaku selalu berkisar pada hal-hal seperti berikut : - harta kedudukan gelar keluarga pangkat kekuatan fisik dlsb. Yang menjadi pertanyaan adalah ”Apakah keberhasilan seseorang setelah mencapai ukuran-ukuran tersebut di atas boleh dikatakan sukses?”. Marilah kita melihatnya dari sisi yang lain : Definisi sukses yang sesungguhnya adalah KEBERHASILAN MENJALANKAN MISI. Sehingga apabila kita ingin sukses, maka gali dan temukan misi kita terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan misi tersebut dengan menggunakan segala fasilitas yang dianugerahkan Tuhan kepada diri kita. MISI dan TUJUAN HIDUP KITA Setiap makhluk hidup di dunia ini pasti mengenal apa yang dinamakan kematian yang merupakan tujuan dari hidupnya manusia. Sayangnya, sebagian besar dari kita masih merasa takut menghadapi kematian. 2 Padahal kematian itu pasti akan terjadi pada diri setiap makhluk yang bernyawa. Apabila kita kaji lebih jauh, maka akan kita ketahui bahwa ketakutan itu biasanya berasal dari dua sebab, yaitu : 1. merasa belum siap menghadapi kematian, karena belum cukup bekal berupa amal ibadah, maupun belum sempat bertaubat atas dosa-dosa yang telah dilakukan; dan atau 2. merasa khawatir akan nasib dari keluarga atau mereka yang ditinggalkan, karena merasa belum mempersiapkan cukup bekal kepada mereka untuk bisa menghadapi kehidupan tanpa kehadiran kita. Setiap orang ingin agar pada saat menghadapi kematian, dia berada dalam keadaan yang KHUSNUL KHOTIMAH (berakhir dengan baik). Akan tetapi, baik karena kesibukannya mengejar ’sukses’, maupun karena pemahaman yang keliru mengenai kesuksesan, menyebabkan orang lupa atau mengabaikan usaha mempersiapkan dirinya menghadapi kematian yang pasti akan datang kepada setiap orang tanpa kecuali. Dalam salah satu hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dikatakan : ”Apabila seseorang meninggal dunia, maka putuslah amal dari padanya, kecuali tiga hal yaitu : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang sholeh yang mendoakan dirinya”. Ketiga hal di atas dapat memberikan tambahan amal kepada kita ketika berada dialam barzakh (kematian) dan ketiganya berkaitan erat dengan hubungan antara diri kita dengan orang lain dan lingkungan. 1. Shadaqah Jariyah yang kita berikan semasa hidup. Shadaqah jariyah adalah amal yang pahalanya tetap mengalir contohnya wakaf. Suatu amalan yang luas jangkauannya, lama masa manfaatnya dan kekal pengaruhnya lebih diutamakan dan dikehendaki Allah, seperti halnya memberi jala untuk orang miskin lebih utama daripada memberi ikan. Amalan ini merupakan perbuatan di jalan Allah yang bermanfaat bagi orang lain. Semakin banyak manfaat keberadaan kita bagi orang banyak maupun lingkungan, semakin banyak pula pahala shadaqah jariyah yang kita kumpulkan. 2. Anak Sholeh yang mendoakan dirinya. Dengan mempersiapkan anak kita menjadi anak yang sholeh, berarti anak kita juga bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan, baik semasa kita hidup maupun setelah kita meninggal. Doa dari anak yang sholeh untuk orang tuanya yang telah meninggal akan menambah amalan yang tidak akan putus walaupun kita telah meninggal. 3 3. Ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat, berarti juga selain bermanfaat bagi diri sendiri juga bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan, baik pada saat kita masih hidup maupun setelah kita meninggal. Dari tiga hal yang di atas, jelas bahwa semuanya berkaitan dengan manfaat dari keberadaan kita bagi orang lain maupun lingkungan. Derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda : ”Sebaik-baiknya manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain” H.R. Bukhari). Hadits ini memberi pemahaman bahwa misi hidup kita yang terpenting adalah memberikan manfaat kepada orang lain dan lingkungan. Dengan demikian SUKSES dapat diartikan sebagai : ”Keberhasilan seseorang menjadikan dirinya sebagai orang yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan”. SUKSES DAN ”SUKSES” Dengan definisi sukses di atas, maka jelas bahwa istilah ”sukses” (dengan tanda kutip) yang selama ini berkembang, baru merupakan peluang. Melihat ukuranukuran ”sukses” terdahulu dapat kita ketahui : 1. Harta yang berhasil kita kumpulkan a. belum menjadi sukses kecuali jika bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan kita; b. tidak jarang membuat kita sombong sehingga jauh dari manfaat bagi orang lain dan lingkungan; c. tidak jarang membuat kita silau sehingga membuat kita syirik (menduakan Allah); dan d. tidak jarang membuat kita melakukan perbuatan yang menjauhi jalan Allah. 2. Pangkat yang kita terima a. belum akan menjadi sukses kecuali apabila bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan; b. tidak jarang membuat kita sombong; dan c. tidak jarang membuat kita silau sehingga menyebabkan kita syirik. 3. Kedudukan yang kita jabat a. belum akan menjadi sukses kecuali, apabila dijalankan dengan amanah yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan; b. tidak jarang membuat kita zalim, sombong dan membuka peluang korupsi; dan c. tidak jarang membuat kita silau sehingga menyebabkan kita syirik. 4 4. Gelar keilmuan yang kita sandang a. belum akan menjadi sukses kecuali kalau bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan; b. tidak jarang membuat kita sombong; dan c. tidak jarang membuat kita silau sehingga menyebakan kita syirik. 5. Anak yang kita miliki a. belum menjadi ukuran sukses kecuali menjadi anak yang sholeh; dan b. bukan tidak mungkin dapat membuat orang tuanya pusing tujuh keliling karena mereka mengganggu orang lain dan lingkungan. 6. Fisik yang kuat a. belum menjadi ukuran sukses kecuali dimanfaatkan untuk membantu atau melindungi orang; b. tidak jarang kekuatan fisik kita dipergunakan untuk menzalimi orang lain; dan c. tidak jarang juga fisik yang kuat dapat membuat kita sombong. ”Sukses” dunia barulah berupa peluang sukses yang dapat juga menjadi peluang kegagalan. Peluang yang kita dapatkan didunia dan sukses yang akan kita raih diakhirat nanti terkait erat dengan usaha dan do’a yang kita lakukan selama ini. DOA & USAHA Menjaga kesehatan Mengatur Waktu SUKSES PELUANG 1.Harta Membina Jaringan 2.Anak Memanfaatkan Kekuatan 3.Pangkat (Bakat) 4.Gelar Berdo’a Membina Kerjasama 1. Harta yang diamalkan 2. Anak yang sholeh 3. Kedudukan yang amanah 4. Ilmu yang bermanfaat GAGAL Tidak bermanfaat bagi orang lain dan atau lingkungan 5 Allah memberikan karunia atau bisa disebut juga ’hasil dunia’ dengan komposisi yang berbeda bagi masing-masing makhluknya, dimana ada yang memiliki harta yang banyak, ada yang memiliki kedudukan yang tinggi, ada yang mendapat gelar atas keilmuannya, ada yang tidak memiliki anak, dan sebagainya. Akan tetapi, apapun karunia yang didapat manusia merupakan desain yang sangat sempurna yang diberikan Tuhannya sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, agar bisa menggapai sukses yang sama di akhirat nanti. Adalah menjadi tanggung jawab kita masing-masing untuk meraih karunia sebanyak mungkin dengan cara yang diridloi-Nya, agar hidup kita menjadi berarti, karena berguna bagi orang lain dan lingkungannya. MENGGALI MISI PRIBADI Misi adalah “alasan keberadaan kita”. Berarti apabila anda ingin mengetahui misi pribadi anda, maka anda perlu mengetahui siapa saja yang berkepentingan atas keberadaan anda di dunia ini. Orang-orang yang membutuhkan keberadaan anda dinamakan Stake Holders, dan para Stake Holder ini memiliki banyak harapan yang berkaitan dengan misi hidup diatas dimana apabila harapan-harapan yang berkaitan dengan misi hidup ini dikumpulkan, maka inilah yang dimaksud dengan misi pribadi anda. Sebagai contoh : ALLAH ATASAN ORANG TUA ANDA TETANGGA ANAK ISTRI SAUDARA REKAN Gambar 1.1. Stake Holders 6 1. ALLAH, menciptakan anda agar beribadah dan menjadi khalifah dimuka bumi ini; 2. ORANG TUA, berharap agar anda menjadi anak yang sholeh dan bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan; 3. ANAK, berharap agar anda melindungi, mendidik, membuka peluang dan memberikan fasilitas untuk bisa mendapatkan pendidikan agar nanti menjadi orang yang sholeh dan yang bermanfaat bagi orang dan lingkungan; 4. ISTRI, berharap agar anda melindunginya dan memberikan kesempatan baginya untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang bermanfaat bagi orang dan lingkungan; 5. ATASAN, berharap agar anda bekerja dengan penuh semangat, jujur, mampu bekerja sama, riang gembira, memberikan hasil yang baik, bermanfaat bagi lingkungannya; 6. REKAN, berharap agar keberadaan anda bermanfaat bagi mereka dalam membangun jaringan dan bermanfaat bagi lingkungannya; 7. SAUDARA, berharap agar keberadaan anda dapat membimbing adik-adik dan membantu kakak-kakak dalam kegiatan yang bermanfaat di jalan Allah; dan 8. TETANGGA, berharap agar keberadaan anda bisa mempererat tali persaudaraan antar tetangga, saling tolong-menolong dalam kesulitan dan saling menjaga lingkungan. Anda disebut sukses apabila anda bisa memenuhi harapan-harapan para Stake Holder di atas yang berarti berhasil menjalan misi anda . 7