Hubungan Program Rotasi Kerja dengan Kinerja Tenaga Keperawatan di RS.Panti Waluyo Surakarta Ayub Budi Pracoyo1),Happy Indri Hapsari2), Alfyana Nadya Rachmawati2) Program Studi S-I Keperawatan Stikes Kususma Husada Surakarta Abstrak Kebosanan bisa dialami setiap orang, termasuk tenaga keperawatan yang bekerja terlalu lama disuatu bagian, yang bisa berdampak pada penurunan kinerja sehingga manajemen harus memikirkan cara untuk mengurangi kebosanan yang salah satunya dengan rotasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rotasi kerja terhadap kinerja tenaga keperawatan di RS Panti Waluyo tahun 2015. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan studi korelasi dan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah responden sebanyak 62 orang dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data dianalisis dengan uji Koefisien Kontingensi didapatkan hasil p value 0,120 > 0,05 maka hipotesis 0 diterima, artinya tidak ada hubungan antara rotasi kerja dengan kinerja perawat Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat diantaranya motivasi yaitu keinginan akan adanya peningkatan, kerjasama, peningkatan penghasilan dan lingkungan seperti penghargaan, adanya potensi pengembangan seperti promosi,melanjutkan pendidikan dan pelatihan. Saran untuk meningkatkan kinerja tenaga keperawatan, Rumah Sakit perlu memperhatikan faktor lain selain dengan rotasi kerja yaitu dengan memberi kesempatan untuk berkembang, penghargaan, mengakomodasi kebutuhan setiap perawat dan menciptakan kondisi kerja yang kondusif Kata kunci : Rotasi Kerja, Kinerja, Perawat Daftar pustaka: 17 ( 2005-2013 ) 1) Perawat RS Panti Waluyo Surakarta Dosen Stikes Kusuma Husada 2) A. PENDAHULUAN kinerja pegawai Rumah Sakit Seseorang yang bekerja suatu saat mengalami kejenuhan, (Kristin,2010) menghilangkan kebosanan dari dimana menurut Suarli (2010) pekerjaan kejenuhan atau mereka merupakan keadaan burn out dimana serta yang selama jalani, Santosa,2012) ini (Budi sedang sisi karyawan merasa kemampuan negatifnya dirinya semakin kurang dan kerja (2009) rotasi kerja bukan tanpa keras menjadi kurang produktif. cacat, karena biaya pelatihan Hal itu biasanya disebabkan oleh akan meningkat, produktivitas : peran dan fungsi yang kurang akan jelas, perasaan terisolasi, beban memindahkan karyawan pada kerja berlebihan dan terlalu lama posisi baru, adanya penyesuaian di suatu bagian . diri Perusahaan atau suatu instansi dalam mengurangi atau menghilangkan kejenuhan dan menurut menurun lagi Mansur karena karena adanya karyawan baru dalam sebuah kelompok. Rotasi kerja dapat kebosanan para karyawan dalam dilakukan oleh instansi secara pekerjaan teratur tujuannya agar dapat rotasi sering kerja melakukan para meningkatkan kinerja perawat. karyawan yang bertujuan seperti Rotasi kerja merupakan bagian dinyatakan dari (2010) kepada oleh Kaymaz manajemen kinerja yaitu akan mengurangi suatu cara untuk mendapatkan mempersiapkan hasil yang lebih baik bagi kebosanan, karyawan untuk sistem organisasi, kelompok dan manajemen yang lebih baik, individu meningkatkan dan mengelola kinerja sesuai produktivitas, dengan dan meningkatkan pengetahuan dengan dan keterampilan. direncanakan, Rotasi kerja bisa berdampak secara positif dan negatif. Rotasi mempunyai dampak target memahami yang telah standar dan persyaratan kompetensi yang telah ditentukan, (Surya,2013) mampu Secara etimologi, kinerja memberikan kontribusi terhadap berasal dari kata prestasi kerja kepuasan kerja dan peningkatan (performance). Sebagaimana dikemukan oleh Mangkunegara ke posisi pekerjaaan yang tepat (2007) bahwa istilah kinerja karena merupakan salah satu dari kata job performance atau kunci meraih prestasi kerja yang actual performance (prestasi optimal dari setiap karyawan, kerja prestasi baik kreatifitas dan prakarsanya dicapai akan atau sesungguhnya yang oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan berkembang, (Hasibuan,2007) Tujuan Penelitian secara kuantitas yang dicapai oleh umum yaitu untuk mengetahui seorang hubungan antara rotasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kinerja tenaga dengan tanggung jawab yang keperawatan di RS Panti B. METODOLOGI diberikan padanya. Di RS Panti Waluyo sendiri Rancangan rotasi dilakukan pada perawat menggunakan dengan masa kerja lebih dari 2 dengan pendekatan lain yang tahun dan dilakukan setiap 2 digunakan tahun sekali Sectional sedangkan pada . penelitian studi korelasi adalah Cross Jumlah sampel perawat baru kurang dari 2 sebanyak 62 perawat dengan tahun dilakukan setiap 6 bulan menggunakan sekali. Rotasi bagi perawat sampling. Tempat penelitian di dengan masa kerja lebih dari 2 RS Panti Waluyo Surakarta tahun dilakukan atas dasar: selama dua bulan dan analisa permintaan yang bersangkutan bivariat dengan Koefisien alasan yang dapat diterima atau disetujui, adanya program pengembangan Rumah Sakit, adanya purposive menggunakan C. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang kepentingan telah dilakukan pada perawat Rumah Sakit yang lebih luas RS Panti Waluyo sejumlah 62 dan dalam rangka pembinaan. perawat maka dapat diketahui Dasar dari semua itu adalah karakteristik responden di bawah menempatkan posisi seseorang ini. Tabel 1 Gambaran Karakteristik Responden Variabel Parameter Jenis Kelamin Lama Bekerja Penghasilan Rotasi Kerja Frekuensi Prosentase Laki-laki 12 19,4 % Perempuan 50 80,6 % Masa kerja 1-3 tahun 22 35,5 % Masa kerja lebih dari 3 tahun 40 64,5 % Gaji 1-2 juta 29 46,8 % Gaji lebih dari 2 juta 33 53,2 % Perawat yang tidak dirotasi 24 38,7 % 38 61,3 % Peningkatan Kinerja 50 80,6 % Penurunan Kinerja 12 19,4 % dalam 3 th terakhir Perawat yang dirotasi dalam 3 th terakhir Kinerja Jenis sebagian kelamin responden dari 3 tahun dengan sebagian adalah besar mengalami peningkatan besar perempuan sebesar 80,6 % kinerja. sedang laki-laki hanya 19,4%. mempengaruhi kinerja perawat, Tidak karena semakin lama masa kerja ada perbedaan Masa kerja signifikan dalam produktifitas perawat pekerjaan antara laki-laki dan pengalaman yang diperolehnya perempuan, namun penelitian dalam ketidakhadiran pekerjaannya, secara semakin dapat banyak menyelesaikan sehingga juga konsisten menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerjanya. para perempuan Hal ini sesuai hasil penelitian memiliki tingkat ketidakhadiran lebih Andriyan tinggi dibandingkan laki-laki menunjukan (Robbin, 2008) pengaruh masa kerja karyawan Hasil penelitian di RS Panti Waluyo responden sebagian besar adalah yang mempunyai masa kerja lebih dkk (2013) bahwa ada terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian di RS Panti Waluyo menunjukkan baik perawat dengan gaji 1-2 juta maupun yang lebih dari 2 juta kebutuhan pelayanan di setiap sebagian menunjukkan ruangan. Data responden tentang kinerja. perawat yang dirotasi dalam 3 finansial tahun terakhir ada 61,3 %, hal besar peningkatan Kompensasi secara dirasa sangat wajar dilakukan, ini karena uang merupakan harga program dari tenaga karyawan dimana keperawatan Hasibuan (2006) menjelaskan, sesuai dengan program Bidang kompensasi Keperawatan. adalah semua pendapatan yang berbentuk uang menunjukkan bahwa rotasi tenaga telah Sebab–sebab berjalan rotasi maupun barang baik lansung menurut maupun tidak langsung, yang diklasifikasikan diterima oleh karyawan sebagai permintaan sendiri dan Alih imbalan Tugas Produktif (ATP) yaitu atas jasa yang diberikannya pada perusahaan rotasi Namun pimpinan kompensasi finansial non tetap Hasibuan kerja (2008), menjadi: karena kehendak perusahaan untuk menjadi meningkatkan produksi dengan pendukung dari kinerja pegawai, menempatkan karyawan yang bukan untuk bersangkutan ke jabatan yang meningkatkan kinerja, namun sesuai dengan ketrampilannya, kompensasi finansial sedangkan di RS Panti Waluyo dapat selain alasan tersebut rotasi juga hanya inilah non yang mempengaruhi tingkat motivasi dilakukan karyawan dalam bekerja. pertimbangan adanya tambahan Program rotasi tenaga area atas dasar pelayanan seperti Panti Hemodialisa, perluasan ruang Waluyo dilakukan pada perawat perawatan medikal bedah kelas dengan masa kerja lebih dari 2 1 dan kelas 2 dan juga ruang tahun dan dilakukan setiap 2 perawatan tahun sekali sedangkan pada selain itu ada beberapa SDM perawat baru kurang dari 2 perawat yang sudah memasuki tahun dilakukan setiap 6 bulan masa purna tugas dan juga sekali. mengundurkan keperawatan Di di luar RS waktu itu dilakukan karena menyesuaikan anak kelas diri VIP, sehingga perlu dilakukan penataan SDM perawat untuk masing-masing tetapi juga faktor lain seperti ruang sesuai standar kompetensi sikap yang dibutuhkan kerja, disiplin kerja, dan etika dan mental (motivasi kerja), pendidikan, mengalami peningkatan kinerja keterampilan, manajemen yaitu ada 50 orang atau 80,6 % kepemimpinan, dari penghasilan, gaji dan kesehatan, Responden sebagian besar jumlah responden, keseluruhan sedangkan yang jaminan tingkat sosial, iklim kerja, mengalami penurunan kinerja sarana dan prasarana, teknologi, ada 12 orang atau 19,4 % dari serta kesempatan berprestastasi keseluruhan jumlah responden. (Sedarmayanti, 2007). Hasil ini menunjukkan bahwa Untuk mengukur keeratan sebagian besar perawat yang di hubungan antara variabel terikat rotasi dan yang tidak di rotasi yaitu kinerja perawat dengan mengalami peningkatan kinerja, variabel bebas yaitu rotasi kerja jadi faktor peningkatan kinerja metode yang digunakan adalah seseorang koefisien tidak hanya kontingensi dipengaruhi suasana kerja yang didapatkan hasil baru melalui program rotasi pengukuransebagai berikut Tabel 2 Hubungan Rotasi dengan Kinerja Kinerja Perawat Rotasi yang tidak Peningkatan Penurunan kinerja kinerja 17 7 dirotasi 0.120 Perawat yang dirotasi Berdasarkan hasil p Value analisis 33 5 rotasi kerja dengan kinerja didapat P Value 0,120 > 0,05 perawat dikarenakan banyak hal, maka hipotesis 0 diterima, artinya tidak tidak ada hubungan antara rotasi pernah atau tidaknya seseorang kerja dengan kinerja perawat. itu dirotasi, tetapi banyak faktor Tidak adanya hubungan antara lain yang juga mempengaruhi. hanya ditentukan oleh Suarli 2010 menyatakan ada kebutuhan individu seperti jadwal dua faktor yang mempengaruhi kerja, liburan, cuti sakit serta kinerja pertama pembiayaannya, didalamnya ada keinginan akan juga: ketenangan dalam bekerja, adanya peningkatan, rasa percaya loyalitas organisasi terhadap staf, bahwa gaji yang didapatkan sudah penghargaan staf sesuai dengan mencukupi, memiliki kemampuan agama dan latar belakangnya, pengetahuan, dan keputusan organisasi yang adil nilai-nilai yang diperlukan, adanya dan konsisten, upah atau gaji yang umpan balik, adanya kesempatan bisa untuk mencoba pendekatan baru kondisi kerja yang kondusif yaitu faktor motivasi yaitu ketrampilan, dalam melakukan pekerjaan,adanya mencukupi D. SIMPULAN instrumen Simpulan kinerja untuk promosi, kerjasama hubungan dan peningkatan penghasilan. terhadap Faktor kedua kinerja juga kebutuhan, peneliti antara tentang rotasi kinerja kerja tenaga keperawatan di RS Panti Waluyo dipengaruhi oleh lingkungan yaitu yaitu komunikasi: penghargaan sebagian besar adalah perempuan terhadap yang telah sebesar 80,6 %, sebagian besar dilakukan, pengetahuan tentang mempunyai masa kerja lebih dari kegiatan organisasi, rasa percaya 3 tahun yaitu sebesar 64,5 %, dan diri dengan sebagian besar mempunyai gaji manajemen organisasi. Selain itu lebih dari 2 juta yaitu sebesar 53,2 adanya %, usaha berhubungan potensi pengembangan jenis kelamin responden dalam 3 tahun terakhir yaitu adanya kesempatan untuk sebagian besar perawat sudah berkembang, meningkatkan karir, menjalani program rotasi kerja dan yaitu mendapatkan dukungan untuk berkembang, promosi, tumbuh sebagian besar 61,3 %, dan mengalami pelatihan, peningkatan kinerja yaitu sebesar melanjutkan 80,6 %, serta tidak ada hubungan pendidikan, pelatihan manajemen antara rotasi kerja dengan kinerja bagi staf yang dipromosikan, perawat dengan p Value 0,120 > kebijakan 0,05 beasiswa seperti dan sebesar untuk individual, yaitu tindakan untuk mengakomodasi Saran Berdasarkan hasil kesimpulan Kaymaz, Kutulus. 2010. The Effects of penelitian ini, saran-saran yang Job dapat diberikan peneliti yang Motivation: sekiranya dapat berguna bagi Managers beberapa pihak diantaranya: bagi Organizations. Journal. Isletme ve Rumah Ekonomi Arastirmalan Dergisi Sakit meningkatkan untuk kinerja tenaga Rotation Notoatmodjo, A in Practices on Research on the 2010 Automotive . Metodologi keperawatan, Rumah Sakit perlu Penelitian Kesehatan, Jakarta : memperhatikan faktor lain selain Rineka Cipta dengan rotasi kerja yaitu dengan memberi kesempatan berkembang, untuk penghargaan, mengakomodasi kebutuhan setiap perawat dan menciptakan Robbins & Judge, 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12, Salemba Empat,Jakarta. Rivai & Basri. 2005. Performance Appraisal Sistem Yang Tepat kondisi kerja yang kondusif dan Untuk Menilai Kinerja Karyawan bagi peneliti lain hasil penelitian Dan Meningkatkan Daya Saing tidak ada hubungan antara rotasi Perusahaan.. PT. Raja Grafindo kerja dengan kinerja maka bagi Persada, Jakarta peneliti lain disarankan bisa meneliti mempengaruhi faktor yang kinerja selain rotasi kerja Suarli dan Bahtiar ,2010. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis, Erlangga Medical Series Sedarmayanti Metodologi dan Hidayat,2011 Penelitian, Mandar Maju, Bandung DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, Malayu SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia (Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil). Bandung: Refika Aditama