determinan manajemen pajak dengan indikator

advertisement
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK DENGAN
INDIKATOR TARIF PAJAK EFEKTIF
(STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
Zefriyenni, Rurinovitasi
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
Email : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi tarif pajak efektif
pada perusahaan manufaktur pada sub sektor industi dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. Dalam
pengumpulan data yang digunakan berupa data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2010
sampai 2015. Populasi perusahaan manufaktur pada sub sekrot industri dasar dan kimia yang
terdaftar di BEI yang di ambil sebanyak 16 sampel. Seluruh data yang telah terkumpul terlebih
dahulu dilakukan uji deskriptif, selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedostisitas, dan uji autokorelasi. Kemudian dilakukan uji
hipotesis menggunakan Analisis Regresi, koefesien deteminasi, menggunakan uji t untuk menguji
koefisien regresi parsial serta uji f untuk menguji pengaruh secara bersama-sama dengan level of
significance 5%.
Berdasarkan penelitian, maka dapat disimpulkan hasil regresi berganda didapat,persamaan
Y=-0,433+0,002X1+2,545X2+0,141X3+0,266X4-1,423X5, dimana profitabilitas berpengaruh positif
terhadap tarif pajak efektif sebesar 0,002. Tingkat hutang berpengaruh positif terhadap tarif pajak
efektif sebesar 2,545. Tingkat aset tetap berpengaruh positif terhadap tarif pajak efektif sebesar
0,141. Intensitas kepemilikan persediaan berpengaruh positif terhadap tarif pajak efektif sebesar
0,266. Struktur modal berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif sebesar 1,423.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan profitabilitas terhadap
tarif pajak efektif (0,788 > 0,05). Ada pengaruh signifikan tingkat hutang terhadap tarif pajak
efektif (0,002 < 0,05). Tidak ada pengaruh signifikan tingkat aset tetap terhadap tarif pajak efektif
(0,177 > 0,05). Tidak ada pengaruh signifikan intensitas kepemilikan persediaan terhadap tarif pajak
efektif ( 0, 070 > 0,05). Adanya pengaruh signifikan struktur modal terhadap tarif pajak efektif
(0,001 < 0,05). Pada uji koefisien determinasi nilai adjusted R square sebesar 0,098 yang berarti 9,8
% variabel independen harga saham dapat dijelaskan oleh variabel independen profitabilitas,
tingkat hutang, tingkat aset tetap, intensitas kepemilikan persediaan sisanya 90,2% dijelaskan oleh
faktor lain yang diteliti pada penelitian ini.
Akhirnya penulis menyarankan agar perusahaan meminimalisir resiko pembayaran pajak
untuk mencapai tarif pajak efektif. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba yang ingin
dicapai di masa yang akan datang.
Kata kunci : profitabilitas, tingkat hutang, tingkat aset tetap, intensitas kepemilikan persediaan, dan
struktur moda, tarif pajak efektif.
1. PENDAHULUAN
Perusahaan ketika menerima atau memperoleh penghasilan akan merubah status
perpajakannya menjadi wajib pajak dan akan dikenai pajak penghasilan penjelasan undang- undang
no 36 tahun 2008 pasal (1). Perusahaan dalam perhitungan pajaknya menggunakan dasar penghasilan
kena pajak dan tarif yang berlaku sesuai dengan undang – undang no 36 tahun 2008. Undang-undang
99
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
no 36 tahun 2008 pasal 6 ayat (1) menjelaskan bahwa penghasilan kena pajak ditentukan berdasarkan
penghasilan bruto dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
Tarif pajak badan yang berlaku di Indonesia di atur dalam undang–undang no 36 tahun 2008 pasal 17
ayat (1) huruf b, ayat (2), ayat (2) huruf a, huruf b, dan pasal (31E).
Dalam penelitian ini penulis mengambil manjemen pajak sebagai variabel dependen (terikat)
yang dapat diukur dengan tarif pajak efektif. Dan variabel independen (variabel bebas) penulis
menggunakan tingkat hutang, profabilitas, intensitas persediaan, intensitas aset tetap dan struktur
modal. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tarif pajak efektif untuk melihat bagaimana
perusahaan tersebut melakukan manajemen pajak. Tarif pajak yang dihitung dengan membandingkan
beban pajak dengan laba akutansi perusahaan. Tarif pajak efektif menujukan efektifitas manajemen
suatu perusahaan. Selain itu, tarif pajak efektif juga menunjukan respon dan dampak insentif pajak
terhadap suatu perusahaan. Dalam perusahaan yang terdaftar dibursa efek indonesia (BEI) yang
memiliki saham 40%, maka mendapatkan penurunan tarif 5% sehingga menjadi 20%. Dengan adanya
perubahan tarif pajak efektif tersebut dapat memberikan peluang kepada perusahaan untuk melakukan
manajemen pajak agar pajak yang dibayar oleh perusahan dapat seminimal mungkin, tetapi masih
berada dalam batasan undang-undang.
Hasil penelitian andri adi nugroho (2011) profabilitas berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap tarif pajak efektif. Sedangkan menurut ardyansah (2012) menunjukan bahwa profabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif.
Hasil penelitan ardyansah (2012) tingkat hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
tarif pajak efektif. sedangkan menurut iqbal nul darmadi (2013) tingkat hutang berpengaruh positif
dan signifikan terhadap tarif pajak efektif.
Hasil penelitian iqbal nul darmadi (2013) intensitas aset tetap, intensitas kepemilikan
persediaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen pajak, dan didukung juga oleh
hasil penelitian septi imelia(2015), intensitas aset tetap dan intensitas persediaan juga berpengaruh
negatif terhadap manajemen pajak.
Penulis memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena perusahaan
manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki pendanaan dari pasar modal yang baik dengan
menerbitkan efek (saham dan obligasi) dan menjualnya secara umum kepada masyarakat. Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di bursa efek (BEI) mendominasi di bandingkan perusahaan lainnya yang
terdaftar di bursa efek indonesia (BEI). Perusahaaan manufaktur di indonesia juga memiliki peluang
dalam meningkatkan perekonomiaan, bahkan investasi asing meningkat pada sektor manufaktur.
Maka dengan meningkatnya perusahaan manufaktur di indonesia akan meningkatkan pendapatan
negara melalui pajak yang akan dikenakan. Perkembangan perusahaan manufaktur besar dan sedang
mencatat kenaikan pertumbuhan produksi sebanyak 4,57% pada tahun 2015 dibanding tahun
sebelumnya.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen pajak
Menurut Erly Suandy (2011:6) upaya dalam melakukan penghematan pajak secara ilegal
dapat dilakukan melalui manajemen pajak, namun perlu di ingat legelitas manajemen pajak
tergantung dari instrument yang dipakai. Pengertian lain manajemen pajak adalah sarana untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan
serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Legelitas baru yang dapat
diketahui secara pasti setelah ada putsan pengadilan. Secara umum Manajemen pajak dalam
pembahasan ini bukan merupakan penghindaran pajak yang bersifat ilegal atau dengan melangggar
norma-norma dalam perpajakan yang telah tertulis dalam undang-undang yang dampaknya akan
merugikan negara.
100
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
2..2 Etika dalam manajemen pajak
Pengindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak,khususnya badan dalam bentuk tax
avoidance, memang dimungkinkan atau dalam hal ini tidak bertentangan dengan undang-undang atau
ketentuan hukum yang berlaku, karena dianggap praktek-praktek yang berhubungan dengan tax
avoidance lebih kepada pemanfaatan lubang-lubang atau celah-celah atau bisa juga kekosongankesongan dalam undang-undang perpajakan. Pemerintah dalam hal ini direktorat jendral pajak tidak
bisa berbuat apa-apa melakukan penuntuan secara hukum, meskipun praktek tax avoidance ini akan
mempengaruhi penerimaan negara dari sektor pajak. Praktek tax avoidance ini sebenanya suatu
dilema bagi pemerintah, karena wajib pajak melakukan pengurangan jumlah pajak yang harus
dibayar, tetapi dilakukan dengan tidak bertentanagn dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2.3 Teori Agensi
Teori agensi merupakan hubungan atau kontrak antara principal dan agen. Teori agensi
memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri
sehingga menimblkan konflik kepentingan antara principal dan agen. Dalam pelaksanaan kontrak
akan timbul biaya agensi (agency cost), yaitu biaya yang timbul agar manajer bertindak selaras
dengan tujuan pemilik, seperti pembuatan kontrak ataupun melakukan pengawasan (Masri dan
Martani, 2012:4). Timbulnya manajemen pajak sangat dipengaruhi oleh agency problem. Masri dan
Martani (2012:4) menjelaskan masalah agensi yang muncul dengan adanya manajemen pajak adalah
karena adanya perbedaan kepentingan antara para pihak, satu sisi manajer sebagai agent
menginginkan peningkatan kompensasi, pemengang saham ingin menekan biaya pajak.
2.4. Faktor yang memepengaruhi manajemen pajak
2.4.1
Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba
atau keuntungan yang maksimal, disamping hal lain-lainnya. Dengan memperoleh laba yang
maksimal seperti yang telah ditargetkan. Oleh karena itu para manajemen harus memenuhi target
yang telah diterapkan oleh perusahaan. Artinya besar keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang
diharapkan.
Menurut Danang Suryono (2012:113) yang menyatakan bahwa profabilitas merupakan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya. Profitabilitas selain digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga untuk mengetahui efektifitas
manajemen perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki.
Perusahaan yang menerima penghasilan atau mendapatkan laba dari kegiatan usahanya
diwajibkan untuk membayar pajak atas penghasilan yang diterima. Undang-undang No.36 tahun 2008
pasal 1 menjelaskan bahwa pajak penghasilan dikenakan kepada subjek pajak yang menerima atau
memperoleh penghasilan dalam tahun pajak. Besarnya pajak penghasilan ditentukan oleh penghasilan
yang diterima atau diperoleh oleh perusahaan dalam tahun pajak. Semakin besar pajak penghasilan
yang diterima atau diperoleh oleh perusahaan dalam tahum pajak. Semakin besar penghasilan yang
diterima oleh perusahaan akan berpengaruh pada besarnya pajak penghasilan yang harus dibayarkan
oleh perusahaan.
2.4.2
Tingkat hutang perusahaan
Dalam membiayai operasi perusahaan tidak selalu memiliki dana yang cukup untuk
merealisasi rencananya tersebut. Perusahaan memang tidak dapat memperoleh dana dari setoran
modal pemilik. Jika setoran modal dari pemilik cukup untuk membiayai seluruh aktivitas perusahaan,
maka perusahaan tidak membutuhkan tambahan dana dari luar. Akan tetapi, dana yang besaral dari
pemilik tidak selalu cukup untuk membiayai operasi dan investasi perusahaan sehingga dibutuhkan
sumber dana selain dari pemilik perusahaan. sumber dana perusahaan selain dari pemilik adalah
hutang usaha ataupun utang bank.
101
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
Menurut Irham Fahmi (2011:80) liabilities (utang) merupakan kewajiban yang dimiliki oleh
pihak perusahaan yang bersumber dari dana eksternal baik yang berasal dari sumber pinjaman
perbankan, leasing, penjualan obligasi dan sejenisnya.
2.4.3
Intensitas aset tetap perusahaan
Agar dapat menghasilkan produk untuk memenuhi tujuannya, setiap perusahaan harus
memiliki aset. Tanpa memliki aset, perusahaan tidak dapat menghasilkan suatu produk untuk dijual
yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Aset yang dimiliki perusahaan dapat dikelompokan ke dalam beberapa kelompok dengan keriteria
yang dimiliki, mualai dari aset lancar, aset tidak berwujud, hingga aset tetap.
Menurut UUD PPh pasal 36 thn 2008, pengeluaran utuk memperoleh harta berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun harus dibebankan sebagai pengeluaran untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dengan mengalokasikan pegeluaran selama
masa manfaat harta tersebut melalui penyusutan. Dalam manajemen pajak, depresiasi dapat dijadikan
sebagai pengurangan beban pajak. Perusahaan dengan rasio aset tetap dibandingkan dengan total aset
yang besar, akan membayar pajak lebih rendah dibandingkan perusahaan yang memiliki rasio lebih
kecil.
2.4.4
Intensitas persediaan
Perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang memiliki persediaan harus dimiliki karena
merupakan produk perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan. Persediaan merupakan
salah satu aset perusahaan yang sangat penting karena berpengaruh langsung terhadap kemampuan
perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Karena itu, persediaan harus diolah dengan baik dan
dicatat dengan baik agar perusahaan dapat menjual produknya serta memperoleh pendapatan sehingga
tujuan perusahaan tercapai.
Menurut Rudianto (2012: 222) persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, dan
barang jadi dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tjuan untk dijual atau diproses lebih lanjut.
Perusahaan yang memiliki jumlah persediaan yang besar membutuhkan biaya yang ada.
PSAK No.14 menjelaskan bahwa biaya persediaaan pemberian jasa meliputi biaya tenaga kerja dan
biaya personalia lainnya yang secara langsg menangani pemberian jasa, temasuk personalia penyelia
dan overhead yang dapat didistribusikan. Dengan dikeluarkannya biaya tambahan menyebabkan
penurunan dari persediaan dan diakui sebagai beban pada periode terjadinya biaya, maka dapat
menyebabakan penurunan laba perusahaan. Ketika perusahaan mangalami penurunan laba, maka
perusahaan akan membayar pajak lebi rendah sesuai dengan laba yang diterima oleh perusahaan.
2.4.5 Struktur Modal
Modal setoran perusahaan merupakan setoran harta dari pemilik kepada perusahaan. Setoran
tersebut dapat berupa utang tunai atau harta lainnya. Dalam perusahaan yang berbentukperusahaan
perseroan terbatas modal sahamnya berbentuk saham-saham.
Menurut Rudianto (2012:283) modal adalah konstribusi pemilik pada suatu perusahaan
sekaligus menunjukan hak pemilik atas perusahaan tersebut.
Pengelolalaan modal kerja merupakan tanggung jawab setiap manajer atau pimpinan
perusahaan. menejer harus mengadakan pengawasan terhadap modal kerja agar sumber-sumber modal
kerja dapat digunakan secara efektif di masa yang akan datang fungsi dan peranan modal kerja sangat
penting bagi manajemen. Manajemen modal kerja dalam suatu perusahaan diperlukan untuk
mengetahui jumalah modal kerja optimal yang dibutuhkan perusahaan tersebut manajemen modal
kerja adalah kegiatanyang mencakup semua fungsi manaejemen atas aktiva lanjar dan kewajiban
jangka pendek perusahaan.
102
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
2.5 Kerangka pikir
2.6 Hipotesis penelitian
H1:
Profabilitas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR) pada
perusahaan manufaktur di bidang industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)
H2:
Tingkat hutang perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR) pada
perusahaan manufaktur di bidang industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)
H3:
Tingkat aset tetap perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR) pada
perusahaan manufaktur di bidang industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)
H4:
Intensitas persediaan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR)
pada perusahaan manufaktur di bidang industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)
H5:
Struktur modal perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR) pada
perusahaan manufaktur di bidang industri dasar dan kimia di bursa efek indonesia (BEI)
H6:
Faktor-faktor manajemen pajak berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR) pada
perusahan manufaktur di bidan industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)
3. METODOLOGI
3.1 Populasi dan sampel
Populasi penelitian meliputi perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pada sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode pengambilan sampel
digunakan dalam penelitian faktor yang mempengaruhi manajemen pajak adalah purposive sampling.
Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 16 perusahaan.
3.2 Jenis dan sumber data yang digunakan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Data dalam pennelitian ini adalah
laporan keuangan publikasian yang telah diaudit yang terdiri dari neraca, laporan laba/rugi dan
laporan arus kas yang listing dibursa efek indonesia (BEI) yaitu situs www.idx.co.id
3.3 Variabel penelitian dan pengukuran.
3.3.1
Variabel Dependen
103
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatiaan utama penelitian. Dalam
penelitian ini variabel dependen adalah manajemen pajak yang dapat di ukur dengan tarif pajak
efektif sebagai berikut :
tarif pajak efektif = beban pajak / laba sebelum pajak
Beban pajak dan laba sebelum pajak dalam perhitungan tari pajak efektif merupakan beban pajak
yang tercantum dalam laporan laba/rugi perusahaan. Beban pajak yang tercantum dalam laporan
keuangan adalah total pajak kni ditamba dengan total pajak tangguhan.
3.3.2 Variabel independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variaber dependen, baik secara
negatif maupun positif. Dalam penelitian ini variabel independen adalah
1. Profitabilitas (X1)
Rasio ini mengkaji seberapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik di anggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi.
Profit margin = pendapatan HPP Penjualan
2. Tingkat hutang perusahaan (X2)
Total hutang yang digunakan untk menghitng rasio hutang adlaah total hutang perusahaan yang
dicatat dalam neraca baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Total aset yang
digunakan adalah total aset yang ada dineraca baik aset lancar maupun aset tidak lancar.
Rasio hutang =Total hutang / total aset
3. Intensitas aset tetap (X3)
Definisi aset tetap adalah gambaran besarnya aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
Intensitas aset tetap perusahaan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan cara total aset tetap
yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total aset perusahaan, atau dirumuskan sebagai
berikut :
Intensitas aset tetap = total aset tetap / total aset
4. Intensitas persediaan (X4)
Intensitas persediaan merupakan cerminan dari seberapa besar perusahaan berinvestasi terhadap
persediaan yang ada dalam perusahaan. Rasio variabel dapat dijelaskan dalam rumus berikut :
Intensitas persediaan=persediaan /total aset
5. Struktur modal (X5)
Modal merupakan kontribusi pemilik terhadap suatu perusahaan yang dimilikinya. Rasio
variabel dapat dijelaskan dalam rasio leverage dengan rumus:
Debt to equity ratio : Total hutang/Equitas
3.4 Metode analisis data
Alat analisis yang digunkaan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda
104
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1
Statisik deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan
sampel penelitian. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal
tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif difokuskan kepada rata-rata dan standar deviasi.
Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat disimpulkan bahwa, tarif pajak efektif memiliki nilai ratarata 0,2703 dengan standar deviasi 0,1044. Adapun nilai minimum tarif pajak efektif sebesar 0,0841
nilai minimum tarif pajak efektif dicapai oleh PT.lionmesh prima Tbk pada tahun 2012. Nilai
maksimum tarif pajak efektif sebesar 0,9160 nilai maksimum tarif pajak efektif dicapai oleh
PT.sierad produce Tbk pada tahun 2014.
Profabilitas memiliki nilai rata-rata 0,2192 dengan standar deviasi 0,0979. Adapun nilai
minimum tingkat profabilitas sebesar 0,0689, nilai minimum tingkat profabilitas dicapai oleh
perusahaan PT. Lionmesh prima Tbk pada tahun 2014. Nilai maksimum tingkat profabilitas 0,4748,
nilai maksimum dicapai oleh PT. Semen Indonesia Tbk pada tahun 2010.
Tingkat hutang memiliki nilai rata-rata 0,3813 dengan standar deviasi 0,1454. Adapun nilai
minimum tingkat hutang sebesar 0,1561 nilai mninimum tingkat hutang dicapai oleh PT. Champion
pasific indonesia Tbk pada tahun 2010. Nilai maksimum tingkat hutang sebesar 0,6921 nilai
maksimum tingkat hutang dicapai oleh PT pelangi indah canindo Tbk pada tahun 2010.
Tingkat aset tetap memiliki nilai rata-rata 0,4321 dengan standar deviasi 0,1777. Nilai
minimum tingkat aset tetap sebesar 0,0919, nilai minimum tingkat hutang dicapai oleh PT.Champion
Pasifik Indonesia Tbk pada tahun 2011. Nilai maksimum tingkat hutang sebesar 0,8668, nilai
maksimum dicapai oleh PT.holcim indonesia Tbk pada tahun 2014.
Intensitas kepemilikan persediaan memiliki nilai rata-rata 0,2239 dengan standar deviasi
0,1405. Nilai minimum intensitas kepemilikan persediaan sebesar 0,0006 intensitas kepemilikan aset
tetap dicapai oleh PT. Semen baturaja persero Tbk pada tahun 2013. Nilai maksimum intensitas
kepemilikan persediaan sebesar 0,7303 PT. Pelangi indah canindo Tbk pada tahun 2010.
Struktur modal memiliki nilai rata-rata 0,7161 dengan standar deviasi 0,5054. Nilai minimum
struktur modal sebesar 0,1580, nilai minimum struktur modal PT. Beton Jaya Manunggal Tbk pada
tahun 2014. Nilai maksimum struktur modal sebesar 2.248 PT pelangi indah canindo Tbk pada tahun
2010
4.2 Pengujian asumsi klasik
4.2.1 Uji Normalitas
Pengujian dengan metode ini menyatakan jika nilai kolmogorov-smirnov memiliki
profabilitas lebih besar dari 0,05, maka variabel penetian tersebut dapat dinyatakan berdistribusi
105
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
normal. Pengujian ini menggunakan uji normal probbably plot of regression standardized residual
dan uji kormogorov smirnov. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil uji normalitas dengan kolmogorov
smirnov dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat
dari asymp sig(2-tailed) 0,194, karena nilai sig =0,184 >α= 0,05 berarti dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
4.2.2
Uji multikolonieritas
Untuk mendekteksi ada tindaknya multikolineritas dengan melihat nilai variance inflation
factor (VIF) dan nilai tolerance. Nilai untuk menunjukan ada atau tidak multikolineritas adalah jika
nilai tolerance≥0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 0,10 maka terdapat multikolineritas antar variabel
independen. Berikut adalah hasil uji multikolineritas. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil uji tersebut, ditemukan bahwa nilai
varian inflation factor (VIF) pada 3 variabel tidak terjadi korelasi, karena nilai tolerancenya lebih dari
0,10 dan nilai VIF-nya kurang dari 10, yaitu variabel profitabilitas, aset tetap, dan persediaan. Tapi
pada variabel hutang dan struktur modal terjadi multikolineritas, karena nilai tolerancenya kurang dari
0,10 dan nilai VIF-nya lebih dari 10.
4.2.3
Uji autokorelasi
Uji asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
106
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa, hasil pengujian yang telah dihasilkan SPSS,
terlihat pada kolom Durbin- Watson (D-W) bahwa nilainya adalah sebesar 2,200 (-2 <D-W< +2).
Maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi terjadi autokorelasi
4.2.4
Uji heterokesdesitas
Uji heterokesdastistas yang dilakukan adalah dengan melakukan uji glejser. Untuk
mengetahui adanya heterokesdastistas yaitu dengan melihat signifikansi variabel independen terhadap
variabel dependen secara statistik dengan tingkat signifikansi 5%. Berikut ini adalah hasil rangkuman
heterokesdastistas dengan menggunakan uji glejser. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil perhitungan ternyata dalam model
regresi tersebut tidak menunjukan signifikansi > 0,05 yaitu hutang, profitabilitas, aset tetap,
persediaan dan struktur modal, sehingga dapat disimpulakan bahwa dalam model regresi ini tidak
terjadi heterokesdastistas.
4.3 Uji Analisis Regresi
Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel
independen. Analisis digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Dapat dilihat dari tabel berikut. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
107
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
Berdasarkan data hasil regresi yang ditunjukan pada tabel 8 diatas dapat diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut :
Y= -0,443 + 0,002 X1+ 2,545 X2 +0,141 X3 + 0,266X4 – 1,423 X5
1. Jika varabel profitabilitas (X1), tingkat hutang (X2), tingkat aset tetap (X3), intensitas
kepemilikan persediaan (X4), struktur modal (X5) dbernilai 0 maka nilai tarif pajak efektif (Y)
nilainya -0,443
2. Apabila profitabilitas dinaikan satu satuan akan meningkatkan tarif pajak efektif sebesar 0,002
dengan asumsi tingkat hutang (x2), tingkat aset tetap (x3), intensitas kepemilikan persediaan
(x4), dan struktur modal (x5) sebesar 0.
3. Apabila tingkat hutang di naikan satu satuan akan meningkatkan tarif pajak efektif sebesar 2,545
dengan asumsi variabel profitabilitas (x1), tingkat aset tetap (x3), intensitas kepemilikan
persediaan (x4) dan struktur modal (x5) sebesar 0.
4. Apabila tingkat aset tetap dinaikan satu satuan akan meningkatkan tarif pajak sebesar 0,141
dengan asumsi variabel profitabilitas (x1), tingkat hutang (x2), intensitas kepemilikan persediaan
(x4), dan struktur modal (x5) sebesar 0.
5. Apabila intensitas persediaan dinaikan satu satuan meningkat tarif pajak efektif sebesar 0,266
dengan asumsi profitabilitas (x1), tingkat hutang (x2), tingkat aset tetap (x3), dan struktur modal
(x5) sebesar 0.
6. Apabila struktur modal dinaikan satu satuan menurunkan tarif pajak sebesar 1,423 dengan asumsi
profitabilitas (x1),tingkat hutang (x2), tingkat aset tetap (x3), intensitas kepemilikan persediaan
(x4) sebesar 0.
4.4 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengtahui seberapa besar kemapmpuan vaiabel
independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 adjusted besarnya berkisar antara lebih besar
sama dengan 0 den lebih kecil sama dengan 1. Jika semakin mendekati 1 maka model semakin baik
karena apabila R2 adjusted sama dengan 1 berarti variabel independen berpengaru terhadap variabel
dependen. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,098. Hal ini berarti
variabel bebas dapat menjelaskan pola pergerakan variabel dependen yakni tarif pajak efektif sebesar
9,8%, sedangkan sisanya 90,2% dijelaskan oleh variabel independen yang lain yang tidak dimasukkan
dalam model regresi ini.
4.5
Uji hipotesis
4.5.1 Uji t simultan
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara
individu dalam menerangkan variasi variabel dependen . Hasil dari uji t dapat dilihat pada tabel 9
dibawah ini:
108
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
1. Pengaruh profitabilitas (H1) terhadap tarif pajak efektif ( Y)
Profitabilitas memiliki nilai signifikan (sig.) 0,788 dengan nilai derajat 0,05 artinya 0,788 > 0,05
atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien positif
sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.
2. Pengaruh tingkat hutang (H2) terhadap tarif pajak efektif
Hutang memiliki nialai signifikan (sig.) 0,002 dengan nilai derajat 0,05 artinya 0,002 < 0,05 atau
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien negatif sehingga
H0 ditolak dan H2 diterima.
3. Pengaruh tingkat aset tetap (H3) terhadap tarif pajak efektif
Aset tetap memiliki nilai signifikan (sig.) 0,177 dengan derajat 0,05 artinya 0,177 > 0,05 atau tidak
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien positif sehingga H0
diterima dan H3 ditolak.
4. Pengaruh intensitas kepemilikan persediaan (H4) terhadap tarif pajak efektif
Persediaan memiliki nilai signifikan (sig.) 0,70 dengan derajat 0,05 artinya 0,70 > 0,05 atau tidak
dapat pengaruh yang signifikan terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien positif sehingga H0
diterima dan H4 ditolak.
5. Pengaruh struktur modal (H5) terhadap tarif pajak efektif
Struktur modal memiliki nilai signifikan (sig.) 0,001 dengan derajat 0,05 artinya 0,001 < 0,05 atau
tedapat pengaruh yang signifikan struktur modal terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien
negatif sehingga H0 ditolak dan H5 diterima.
4.5.2
Uji f
Pengujiaan terhadap hipotesis selanjutnya dilakukan dengan uji signifikansi variabel
dependen terhadap variabel independen secara bersama-sama (simultan). Untuk lebih jelas dapat
dilihat dari hasil regresi pada tabel dibawah ini:
Dari hasil uji F pada tabel, didapat niali Fhitung sebesar 2,712 dengan tingkat(sig) 0,026 lebih
kecil dari nilai probabilitas 0,026 < 0,05 dengan koefisien positif . Hal tersebut memebuktikan bahwa
terdapat pengaruh signifikan positif antara hutang, profitabilitas, aset tetap, persediaan dan struktur
modal terhadap tarif pajak efektif atau secara simultan (bersama-sama) hutang , profitabilitas, aset
tetap, persediaan, dan struktur modal signifikan terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien negatif
sehingga H0 ditolak dan H6 diterima.
109
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
5.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian di atas maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
I.
Dari hasil regresi berganda didapatkan.
Y= -0,443 + 0,002 X1+ 2,545 X2 +0,141 X3 + 0,266X4 – 1,423 X5
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan :
1.
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif sebesar 0,002
dengan nilai thitung sebesar 0,270 dan nilai signifikan sebesar 0,788 > 0,05. Hal ini
membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan
koefisien negatif sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.
2. Tingkat hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif sebesar 2,545
dengan nilai thitung sebesar 3,156 dan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05. Hal ini
membuktikan bahwa tingkat hutang berpengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien
positif sehingga H0 ditolak dan H2 diterima.
3. Tingkat aset tetap berpengaruh positif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif sebesar 0,141
dengan nilai thitung 1,362 dan nilai signifikan sebesar 0,177 > 0,05. Hal ini membuktikan
bahwa tingkat aset tetap tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien negatif
sehingga H0 diterima dan H3 ditolak.
4. Intensitas kepemilikan persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif
sebesar 0,266 dengan nilai thitung sebesar 1,842 dan nilai signifikan sebesar 0,070 > 0,05. Hal
ini membuktikan bahwa intensitas kepemilikan persediaan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien negatif sehingga H0 diterima dan H4 di tolak.
5. Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif sebesar 1,423
dengan nilai thitung sebesar -3,300 dan nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini
membuktikan bahwa struktur modal bepengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien
positif sehingga H0 ditolak dan H5 diterima.
6. Profitabilitas, tingkat hutang, tingkat aset tetap, intensitas kepemilikan persediaan dan struktur
modal dengan Fhitung 2,712 dengan tingkat signifikan sebesar 0,026 < 0,05 hal ini membuktikan
bahwa profitabiltas, tingkat hutang, tingkat aset tetap, intensitas kepemilikan persediaan dan
struktur modal berpengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien positif sehingga H0
ditolak dan H6 diterima.
II.
Dari hasil Koefisien determinasi didapatkan. R² = 0,098 menunjukan bahwa faktor manejemen
pajak yaitu profitabilitas, tingkat hutang, tingkat aset tetap, intensitas kepemilikan persediaan dan
struktur modal mempunyai kemampuan menjelaskan pola pergerakan tarif pajak efektif sebesar
9,8% sedangkan sisanya 90,2% dijelaskan oleh faktor- faktor manajemen pajak lainnya.
Tingginya nilai R² memberikan gambaran bahwa pola pergerakan tarif pajak efektif dapat
ditentukan atau atau dipengaruhi oleh faktor manajemen pajak perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut
:
1. Struktur modal bagi perusahaan sangat penting untuk menunjang operasional perusahaan.
Jika mengalami penurunan akan membuat laba pada perusahaan akan menurun, karena
dibutuhkan
2. Penambahan untuk menutupi biaya-biaya operasional perusahaan. Dengan menurunnya
struktur modal akan meningkatkan hutang, meski hutang dapat mengurangi tarif pajak efektif
. Akan tetapi perusahaan harus tetap mewaspadai jumlah hutang yang dimiliki karena bila
terlalu banyak maka hal tersebut akan mendatangkan resiko tidak terbayarnya hutang.
110
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766
3. Dan untuk penelitian selanjutnya menggunakan variabel lain seperti perputaran piutang,
ukuran perusahaan dan hubungan politik. Begitu juga dengan sampel yang digunakan,
diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan sampel perusahaan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Andri Nugroho. 2011. Pengaruh Hubungan Politik Dan Reformasi Perpajakan Terhadap Tarif
Pajak Efektif Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2009. Skripsi.
Adriansyah, Danis. 2014. Pengaruh Size, Leverage, Profabilitas, Capital Rasio Dan Komisaris
Independen Terhadap Effective Tax Rate (ETR) Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Yang
Tedaftar Di BEI .
Agoes, sukrisno. 2010. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat
Darmadi, Iqbal Nul Hakim. 2013. Analisis Factor Yang Mempengaruhi Manajemen Pajak Dengan
Indicator Tariff Pajak Efektif Pada Perusahaan Manafaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) 2011-2012. Skripsi. Universitas Dipenogoro.
Fahmi, Irfan. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Ghozali,imam. 2011. Aplikasi multivarate dengan program SPSS (edisi 5). Semarang : universitas
dipenogoro.
Harahap, Sofyan Syarif. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Herjanto, edy. 2007. Manajemen operasional, edisi kesebelasan. Jakarta : PT Gramedia
Hery. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksa.
Hermawan, Sigit. 2013. Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Imalia, Septi. 2015. Analisis Factor Yang Mempengaruhi Manajemen Pajak Dengan Indicator Tarif
Pajak Efektif Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 20112012.
Indah, Masri & Dwi Martini. Pengaruh Tax Advoidance Terhadap Cost Of Debt. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Margaret, Farah. 2011. Manajemen Keuangan Untuk Manajer Non Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Martani, Dwi Dkk. 2011. Akuntasi Keuangan Menengah Berbasis Psak Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Martani, Dwi Dkk. 2015. Akuntasi Keuangan Menengah Berbasis Psak Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Riduwan.2011. dasar-dasar statistika.bandung : Alfabeta.
Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi Konsep Dan Teknik Pengurusan Laporan Keuangan. Jakarta:
Erlangga.
Suardi, Erly. 2011. Perencaan Pajak Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Subramanyam. 2010. Analisis Laporan Keuangan Financial Statement Analysis. Jakarta: Salemba
Empat.
Suliyanto, 2011.ekonometrika terepan teori dan aplikasi denan SPSS. Yogyakarta: penerbit Andi.
Suryono, Danang. 2013. Laporan Keuangan Untuk Bisnis (Teori Dan Kasus). Yogyakarta: PT Buku
Seru
www.idx.co.id
http://www.stastistikian.com/2013/01/transformasi-data.html
111
Download