Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK DENGAN INDIKATOR TARIF PAJAK EFEKTIF (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Zefriyenni, Rurinovitasi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Email : [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur pada sub sektor industi dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. Dalam pengumpulan data yang digunakan berupa data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2010 sampai 2015. Populasi perusahaan manufaktur pada sub sekrot industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI yang di ambil sebanyak 16 sampel. Seluruh data yang telah terkumpul terlebih dahulu dilakukan uji deskriptif, selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedostisitas, dan uji autokorelasi. Kemudian dilakukan uji hipotesis menggunakan Analisis Regresi, koefesien deteminasi, menggunakan uji t untuk menguji koefisien regresi parsial serta uji f untuk menguji pengaruh secara bersama-sama dengan level of significance 5%. Berdasarkan penelitian, maka dapat disimpulkan hasil regresi berganda didapat,persamaan Y=-0,433+0,002X1+2,545X2+0,141X3+0,266X4-1,423X5, dimana profitabilitas berpengaruh positif terhadap tarif pajak efektif sebesar 0,002. Tingkat hutang berpengaruh positif terhadap tarif pajak efektif sebesar 2,545. Tingkat aset tetap berpengaruh positif terhadap tarif pajak efektif sebesar 0,141. Intensitas kepemilikan persediaan berpengaruh positif terhadap tarif pajak efektif sebesar 0,266. Struktur modal berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif sebesar 1,423. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan profitabilitas terhadap tarif pajak efektif (0,788 > 0,05). Ada pengaruh signifikan tingkat hutang terhadap tarif pajak efektif (0,002 < 0,05). Tidak ada pengaruh signifikan tingkat aset tetap terhadap tarif pajak efektif (0,177 > 0,05). Tidak ada pengaruh signifikan intensitas kepemilikan persediaan terhadap tarif pajak efektif ( 0, 070 > 0,05). Adanya pengaruh signifikan struktur modal terhadap tarif pajak efektif (0,001 < 0,05). Pada uji koefisien determinasi nilai adjusted R square sebesar 0,098 yang berarti 9,8 % variabel independen harga saham dapat dijelaskan oleh variabel independen profitabilitas, tingkat hutang, tingkat aset tetap, intensitas kepemilikan persediaan sisanya 90,2% dijelaskan oleh faktor lain yang diteliti pada penelitian ini. Akhirnya penulis menyarankan agar perusahaan meminimalisir resiko pembayaran pajak untuk mencapai tarif pajak efektif. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Kata kunci : profitabilitas, tingkat hutang, tingkat aset tetap, intensitas kepemilikan persediaan, dan struktur moda, tarif pajak efektif. 1. PENDAHULUAN Perusahaan ketika menerima atau memperoleh penghasilan akan merubah status perpajakannya menjadi wajib pajak dan akan dikenai pajak penghasilan penjelasan undang- undang no 36 tahun 2008 pasal (1). Perusahaan dalam perhitungan pajaknya menggunakan dasar penghasilan kena pajak dan tarif yang berlaku sesuai dengan undang – undang no 36 tahun 2008. Undang-undang 99 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 no 36 tahun 2008 pasal 6 ayat (1) menjelaskan bahwa penghasilan kena pajak ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Tarif pajak badan yang berlaku di Indonesia di atur dalam undang–undang no 36 tahun 2008 pasal 17 ayat (1) huruf b, ayat (2), ayat (2) huruf a, huruf b, dan pasal (31E). Dalam penelitian ini penulis mengambil manjemen pajak sebagai variabel dependen (terikat) yang dapat diukur dengan tarif pajak efektif. Dan variabel independen (variabel bebas) penulis menggunakan tingkat hutang, profabilitas, intensitas persediaan, intensitas aset tetap dan struktur modal. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tarif pajak efektif untuk melihat bagaimana perusahaan tersebut melakukan manajemen pajak. Tarif pajak yang dihitung dengan membandingkan beban pajak dengan laba akutansi perusahaan. Tarif pajak efektif menujukan efektifitas manajemen suatu perusahaan. Selain itu, tarif pajak efektif juga menunjukan respon dan dampak insentif pajak terhadap suatu perusahaan. Dalam perusahaan yang terdaftar dibursa efek indonesia (BEI) yang memiliki saham 40%, maka mendapatkan penurunan tarif 5% sehingga menjadi 20%. Dengan adanya perubahan tarif pajak efektif tersebut dapat memberikan peluang kepada perusahaan untuk melakukan manajemen pajak agar pajak yang dibayar oleh perusahan dapat seminimal mungkin, tetapi masih berada dalam batasan undang-undang. Hasil penelitian andri adi nugroho (2011) profabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif. Sedangkan menurut ardyansah (2012) menunjukan bahwa profabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif. Hasil penelitan ardyansah (2012) tingkat hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif. sedangkan menurut iqbal nul darmadi (2013) tingkat hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif. Hasil penelitian iqbal nul darmadi (2013) intensitas aset tetap, intensitas kepemilikan persediaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen pajak, dan didukung juga oleh hasil penelitian septi imelia(2015), intensitas aset tetap dan intensitas persediaan juga berpengaruh negatif terhadap manajemen pajak. Penulis memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki pendanaan dari pasar modal yang baik dengan menerbitkan efek (saham dan obligasi) dan menjualnya secara umum kepada masyarakat. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek (BEI) mendominasi di bandingkan perusahaan lainnya yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI). Perusahaaan manufaktur di indonesia juga memiliki peluang dalam meningkatkan perekonomiaan, bahkan investasi asing meningkat pada sektor manufaktur. Maka dengan meningkatnya perusahaan manufaktur di indonesia akan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak yang akan dikenakan. Perkembangan perusahaan manufaktur besar dan sedang mencatat kenaikan pertumbuhan produksi sebanyak 4,57% pada tahun 2015 dibanding tahun sebelumnya. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen pajak Menurut Erly Suandy (2011:6) upaya dalam melakukan penghematan pajak secara ilegal dapat dilakukan melalui manajemen pajak, namun perlu di ingat legelitas manajemen pajak tergantung dari instrument yang dipakai. Pengertian lain manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Legelitas baru yang dapat diketahui secara pasti setelah ada putsan pengadilan. Secara umum Manajemen pajak dalam pembahasan ini bukan merupakan penghindaran pajak yang bersifat ilegal atau dengan melangggar norma-norma dalam perpajakan yang telah tertulis dalam undang-undang yang dampaknya akan merugikan negara. 100 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 2..2 Etika dalam manajemen pajak Pengindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak,khususnya badan dalam bentuk tax avoidance, memang dimungkinkan atau dalam hal ini tidak bertentangan dengan undang-undang atau ketentuan hukum yang berlaku, karena dianggap praktek-praktek yang berhubungan dengan tax avoidance lebih kepada pemanfaatan lubang-lubang atau celah-celah atau bisa juga kekosongankesongan dalam undang-undang perpajakan. Pemerintah dalam hal ini direktorat jendral pajak tidak bisa berbuat apa-apa melakukan penuntuan secara hukum, meskipun praktek tax avoidance ini akan mempengaruhi penerimaan negara dari sektor pajak. Praktek tax avoidance ini sebenanya suatu dilema bagi pemerintah, karena wajib pajak melakukan pengurangan jumlah pajak yang harus dibayar, tetapi dilakukan dengan tidak bertentanagn dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. 2.3 Teori Agensi Teori agensi merupakan hubungan atau kontrak antara principal dan agen. Teori agensi memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimblkan konflik kepentingan antara principal dan agen. Dalam pelaksanaan kontrak akan timbul biaya agensi (agency cost), yaitu biaya yang timbul agar manajer bertindak selaras dengan tujuan pemilik, seperti pembuatan kontrak ataupun melakukan pengawasan (Masri dan Martani, 2012:4). Timbulnya manajemen pajak sangat dipengaruhi oleh agency problem. Masri dan Martani (2012:4) menjelaskan masalah agensi yang muncul dengan adanya manajemen pajak adalah karena adanya perbedaan kepentingan antara para pihak, satu sisi manajer sebagai agent menginginkan peningkatan kompensasi, pemengang saham ingin menekan biaya pajak. 2.4. Faktor yang memepengaruhi manajemen pajak 2.4.1 Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal lain-lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan. Oleh karena itu para manajemen harus memenuhi target yang telah diterapkan oleh perusahaan. Artinya besar keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Danang Suryono (2012:113) yang menyatakan bahwa profabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya. Profitabilitas selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga untuk mengetahui efektifitas manajemen perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki. Perusahaan yang menerima penghasilan atau mendapatkan laba dari kegiatan usahanya diwajibkan untuk membayar pajak atas penghasilan yang diterima. Undang-undang No.36 tahun 2008 pasal 1 menjelaskan bahwa pajak penghasilan dikenakan kepada subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam tahun pajak. Besarnya pajak penghasilan ditentukan oleh penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh perusahaan dalam tahun pajak. Semakin besar pajak penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh perusahaan dalam tahum pajak. Semakin besar penghasilan yang diterima oleh perusahaan akan berpengaruh pada besarnya pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh perusahaan. 2.4.2 Tingkat hutang perusahaan Dalam membiayai operasi perusahaan tidak selalu memiliki dana yang cukup untuk merealisasi rencananya tersebut. Perusahaan memang tidak dapat memperoleh dana dari setoran modal pemilik. Jika setoran modal dari pemilik cukup untuk membiayai seluruh aktivitas perusahaan, maka perusahaan tidak membutuhkan tambahan dana dari luar. Akan tetapi, dana yang besaral dari pemilik tidak selalu cukup untuk membiayai operasi dan investasi perusahaan sehingga dibutuhkan sumber dana selain dari pemilik perusahaan. sumber dana perusahaan selain dari pemilik adalah hutang usaha ataupun utang bank. 101 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 Menurut Irham Fahmi (2011:80) liabilities (utang) merupakan kewajiban yang dimiliki oleh pihak perusahaan yang bersumber dari dana eksternal baik yang berasal dari sumber pinjaman perbankan, leasing, penjualan obligasi dan sejenisnya. 2.4.3 Intensitas aset tetap perusahaan Agar dapat menghasilkan produk untuk memenuhi tujuannya, setiap perusahaan harus memiliki aset. Tanpa memliki aset, perusahaan tidak dapat menghasilkan suatu produk untuk dijual yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Aset yang dimiliki perusahaan dapat dikelompokan ke dalam beberapa kelompok dengan keriteria yang dimiliki, mualai dari aset lancar, aset tidak berwujud, hingga aset tetap. Menurut UUD PPh pasal 36 thn 2008, pengeluaran utuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun harus dibebankan sebagai pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dengan mengalokasikan pegeluaran selama masa manfaat harta tersebut melalui penyusutan. Dalam manajemen pajak, depresiasi dapat dijadikan sebagai pengurangan beban pajak. Perusahaan dengan rasio aset tetap dibandingkan dengan total aset yang besar, akan membayar pajak lebih rendah dibandingkan perusahaan yang memiliki rasio lebih kecil. 2.4.4 Intensitas persediaan Perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang memiliki persediaan harus dimiliki karena merupakan produk perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan. Persediaan merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat penting karena berpengaruh langsung terhadap kemampuan perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Karena itu, persediaan harus diolah dengan baik dan dicatat dengan baik agar perusahaan dapat menjual produknya serta memperoleh pendapatan sehingga tujuan perusahaan tercapai. Menurut Rudianto (2012: 222) persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, dan barang jadi dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tjuan untk dijual atau diproses lebih lanjut. Perusahaan yang memiliki jumlah persediaan yang besar membutuhkan biaya yang ada. PSAK No.14 menjelaskan bahwa biaya persediaaan pemberian jasa meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara langsg menangani pemberian jasa, temasuk personalia penyelia dan overhead yang dapat didistribusikan. Dengan dikeluarkannya biaya tambahan menyebabkan penurunan dari persediaan dan diakui sebagai beban pada periode terjadinya biaya, maka dapat menyebabakan penurunan laba perusahaan. Ketika perusahaan mangalami penurunan laba, maka perusahaan akan membayar pajak lebi rendah sesuai dengan laba yang diterima oleh perusahaan. 2.4.5 Struktur Modal Modal setoran perusahaan merupakan setoran harta dari pemilik kepada perusahaan. Setoran tersebut dapat berupa utang tunai atau harta lainnya. Dalam perusahaan yang berbentukperusahaan perseroan terbatas modal sahamnya berbentuk saham-saham. Menurut Rudianto (2012:283) modal adalah konstribusi pemilik pada suatu perusahaan sekaligus menunjukan hak pemilik atas perusahaan tersebut. Pengelolalaan modal kerja merupakan tanggung jawab setiap manajer atau pimpinan perusahaan. menejer harus mengadakan pengawasan terhadap modal kerja agar sumber-sumber modal kerja dapat digunakan secara efektif di masa yang akan datang fungsi dan peranan modal kerja sangat penting bagi manajemen. Manajemen modal kerja dalam suatu perusahaan diperlukan untuk mengetahui jumalah modal kerja optimal yang dibutuhkan perusahaan tersebut manajemen modal kerja adalah kegiatanyang mencakup semua fungsi manaejemen atas aktiva lanjar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. 102 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 2.5 Kerangka pikir 2.6 Hipotesis penelitian H1: Profabilitas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR) pada perusahaan manufaktur di bidang industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) H2: Tingkat hutang perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR) pada perusahaan manufaktur di bidang industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) H3: Tingkat aset tetap perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR) pada perusahaan manufaktur di bidang industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) H4: Intensitas persediaan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR) pada perusahaan manufaktur di bidang industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) H5: Struktur modal perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR) pada perusahaan manufaktur di bidang industri dasar dan kimia di bursa efek indonesia (BEI) H6: Faktor-faktor manajemen pajak berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak (ETR) pada perusahan manufaktur di bidan industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) 3. METODOLOGI 3.1 Populasi dan sampel Populasi penelitian meliputi perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pada sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode pengambilan sampel digunakan dalam penelitian faktor yang mempengaruhi manajemen pajak adalah purposive sampling. Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 16 perusahaan. 3.2 Jenis dan sumber data yang digunakan Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Data dalam pennelitian ini adalah laporan keuangan publikasian yang telah diaudit yang terdiri dari neraca, laporan laba/rugi dan laporan arus kas yang listing dibursa efek indonesia (BEI) yaitu situs www.idx.co.id 3.3 Variabel penelitian dan pengukuran. 3.3.1 Variabel Dependen 103 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatiaan utama penelitian. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah manajemen pajak yang dapat di ukur dengan tarif pajak efektif sebagai berikut : tarif pajak efektif = beban pajak / laba sebelum pajak Beban pajak dan laba sebelum pajak dalam perhitungan tari pajak efektif merupakan beban pajak yang tercantum dalam laporan laba/rugi perusahaan. Beban pajak yang tercantum dalam laporan keuangan adalah total pajak kni ditamba dengan total pajak tangguhan. 3.3.2 Variabel independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variaber dependen, baik secara negatif maupun positif. Dalam penelitian ini variabel independen adalah 1. Profitabilitas (X1) Rasio ini mengkaji seberapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik di anggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Profit margin = pendapatan HPP Penjualan 2. Tingkat hutang perusahaan (X2) Total hutang yang digunakan untk menghitng rasio hutang adlaah total hutang perusahaan yang dicatat dalam neraca baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Total aset yang digunakan adalah total aset yang ada dineraca baik aset lancar maupun aset tidak lancar. Rasio hutang =Total hutang / total aset 3. Intensitas aset tetap (X3) Definisi aset tetap adalah gambaran besarnya aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Intensitas aset tetap perusahaan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan cara total aset tetap yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total aset perusahaan, atau dirumuskan sebagai berikut : Intensitas aset tetap = total aset tetap / total aset 4. Intensitas persediaan (X4) Intensitas persediaan merupakan cerminan dari seberapa besar perusahaan berinvestasi terhadap persediaan yang ada dalam perusahaan. Rasio variabel dapat dijelaskan dalam rumus berikut : Intensitas persediaan=persediaan /total aset 5. Struktur modal (X5) Modal merupakan kontribusi pemilik terhadap suatu perusahaan yang dimilikinya. Rasio variabel dapat dijelaskan dalam rasio leverage dengan rumus: Debt to equity ratio : Total hutang/Equitas 3.4 Metode analisis data Alat analisis yang digunkaan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda 104 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Statisik deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif difokuskan kepada rata-rata dan standar deviasi. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Berdasarkan tabel 2 diatas dapat disimpulkan bahwa, tarif pajak efektif memiliki nilai ratarata 0,2703 dengan standar deviasi 0,1044. Adapun nilai minimum tarif pajak efektif sebesar 0,0841 nilai minimum tarif pajak efektif dicapai oleh PT.lionmesh prima Tbk pada tahun 2012. Nilai maksimum tarif pajak efektif sebesar 0,9160 nilai maksimum tarif pajak efektif dicapai oleh PT.sierad produce Tbk pada tahun 2014. Profabilitas memiliki nilai rata-rata 0,2192 dengan standar deviasi 0,0979. Adapun nilai minimum tingkat profabilitas sebesar 0,0689, nilai minimum tingkat profabilitas dicapai oleh perusahaan PT. Lionmesh prima Tbk pada tahun 2014. Nilai maksimum tingkat profabilitas 0,4748, nilai maksimum dicapai oleh PT. Semen Indonesia Tbk pada tahun 2010. Tingkat hutang memiliki nilai rata-rata 0,3813 dengan standar deviasi 0,1454. Adapun nilai minimum tingkat hutang sebesar 0,1561 nilai mninimum tingkat hutang dicapai oleh PT. Champion pasific indonesia Tbk pada tahun 2010. Nilai maksimum tingkat hutang sebesar 0,6921 nilai maksimum tingkat hutang dicapai oleh PT pelangi indah canindo Tbk pada tahun 2010. Tingkat aset tetap memiliki nilai rata-rata 0,4321 dengan standar deviasi 0,1777. Nilai minimum tingkat aset tetap sebesar 0,0919, nilai minimum tingkat hutang dicapai oleh PT.Champion Pasifik Indonesia Tbk pada tahun 2011. Nilai maksimum tingkat hutang sebesar 0,8668, nilai maksimum dicapai oleh PT.holcim indonesia Tbk pada tahun 2014. Intensitas kepemilikan persediaan memiliki nilai rata-rata 0,2239 dengan standar deviasi 0,1405. Nilai minimum intensitas kepemilikan persediaan sebesar 0,0006 intensitas kepemilikan aset tetap dicapai oleh PT. Semen baturaja persero Tbk pada tahun 2013. Nilai maksimum intensitas kepemilikan persediaan sebesar 0,7303 PT. Pelangi indah canindo Tbk pada tahun 2010. Struktur modal memiliki nilai rata-rata 0,7161 dengan standar deviasi 0,5054. Nilai minimum struktur modal sebesar 0,1580, nilai minimum struktur modal PT. Beton Jaya Manunggal Tbk pada tahun 2014. Nilai maksimum struktur modal sebesar 2.248 PT pelangi indah canindo Tbk pada tahun 2010 4.2 Pengujian asumsi klasik 4.2.1 Uji Normalitas Pengujian dengan metode ini menyatakan jika nilai kolmogorov-smirnov memiliki profabilitas lebih besar dari 0,05, maka variabel penetian tersebut dapat dinyatakan berdistribusi 105 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 normal. Pengujian ini menggunakan uji normal probbably plot of regression standardized residual dan uji kormogorov smirnov. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Berdasarkan tabel 3 diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil uji normalitas dengan kolmogorov smirnov dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari asymp sig(2-tailed) 0,194, karena nilai sig =0,184 >α= 0,05 berarti dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 4.2.2 Uji multikolonieritas Untuk mendekteksi ada tindaknya multikolineritas dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF) dan nilai tolerance. Nilai untuk menunjukan ada atau tidak multikolineritas adalah jika nilai tolerance≥0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 0,10 maka terdapat multikolineritas antar variabel independen. Berikut adalah hasil uji multikolineritas. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Berdasarkan tabel 4 diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil uji tersebut, ditemukan bahwa nilai varian inflation factor (VIF) pada 3 variabel tidak terjadi korelasi, karena nilai tolerancenya lebih dari 0,10 dan nilai VIF-nya kurang dari 10, yaitu variabel profitabilitas, aset tetap, dan persediaan. Tapi pada variabel hutang dan struktur modal terjadi multikolineritas, karena nilai tolerancenya kurang dari 0,10 dan nilai VIF-nya lebih dari 10. 4.2.3 Uji autokorelasi Uji asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Dapat dilihat dari tabel dibawah ini : 106 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa, hasil pengujian yang telah dihasilkan SPSS, terlihat pada kolom Durbin- Watson (D-W) bahwa nilainya adalah sebesar 2,200 (-2 <D-W< +2). Maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi terjadi autokorelasi 4.2.4 Uji heterokesdesitas Uji heterokesdastistas yang dilakukan adalah dengan melakukan uji glejser. Untuk mengetahui adanya heterokesdastistas yaitu dengan melihat signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen secara statistik dengan tingkat signifikansi 5%. Berikut ini adalah hasil rangkuman heterokesdastistas dengan menggunakan uji glejser. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Berdasarkan tabel 6 diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil perhitungan ternyata dalam model regresi tersebut tidak menunjukan signifikansi > 0,05 yaitu hutang, profitabilitas, aset tetap, persediaan dan struktur modal, sehingga dapat disimpulakan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heterokesdastistas. 4.3 Uji Analisis Regresi Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen. Analisis digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dapat dilihat dari tabel berikut. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini : 107 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 Berdasarkan data hasil regresi yang ditunjukan pada tabel 8 diatas dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y= -0,443 + 0,002 X1+ 2,545 X2 +0,141 X3 + 0,266X4 – 1,423 X5 1. Jika varabel profitabilitas (X1), tingkat hutang (X2), tingkat aset tetap (X3), intensitas kepemilikan persediaan (X4), struktur modal (X5) dbernilai 0 maka nilai tarif pajak efektif (Y) nilainya -0,443 2. Apabila profitabilitas dinaikan satu satuan akan meningkatkan tarif pajak efektif sebesar 0,002 dengan asumsi tingkat hutang (x2), tingkat aset tetap (x3), intensitas kepemilikan persediaan (x4), dan struktur modal (x5) sebesar 0. 3. Apabila tingkat hutang di naikan satu satuan akan meningkatkan tarif pajak efektif sebesar 2,545 dengan asumsi variabel profitabilitas (x1), tingkat aset tetap (x3), intensitas kepemilikan persediaan (x4) dan struktur modal (x5) sebesar 0. 4. Apabila tingkat aset tetap dinaikan satu satuan akan meningkatkan tarif pajak sebesar 0,141 dengan asumsi variabel profitabilitas (x1), tingkat hutang (x2), intensitas kepemilikan persediaan (x4), dan struktur modal (x5) sebesar 0. 5. Apabila intensitas persediaan dinaikan satu satuan meningkat tarif pajak efektif sebesar 0,266 dengan asumsi profitabilitas (x1), tingkat hutang (x2), tingkat aset tetap (x3), dan struktur modal (x5) sebesar 0. 6. Apabila struktur modal dinaikan satu satuan menurunkan tarif pajak sebesar 1,423 dengan asumsi profitabilitas (x1),tingkat hutang (x2), tingkat aset tetap (x3), intensitas kepemilikan persediaan (x4) sebesar 0. 4.4 Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengtahui seberapa besar kemapmpuan vaiabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 adjusted besarnya berkisar antara lebih besar sama dengan 0 den lebih kecil sama dengan 1. Jika semakin mendekati 1 maka model semakin baik karena apabila R2 adjusted sama dengan 1 berarti variabel independen berpengaru terhadap variabel dependen. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,098. Hal ini berarti variabel bebas dapat menjelaskan pola pergerakan variabel dependen yakni tarif pajak efektif sebesar 9,8%, sedangkan sisanya 90,2% dijelaskan oleh variabel independen yang lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. 4.5 Uji hipotesis 4.5.1 Uji t simultan Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen . Hasil dari uji t dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini: 108 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 1. Pengaruh profitabilitas (H1) terhadap tarif pajak efektif ( Y) Profitabilitas memiliki nilai signifikan (sig.) 0,788 dengan nilai derajat 0,05 artinya 0,788 > 0,05 atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien positif sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. 2. Pengaruh tingkat hutang (H2) terhadap tarif pajak efektif Hutang memiliki nialai signifikan (sig.) 0,002 dengan nilai derajat 0,05 artinya 0,002 < 0,05 atau terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien negatif sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. 3. Pengaruh tingkat aset tetap (H3) terhadap tarif pajak efektif Aset tetap memiliki nilai signifikan (sig.) 0,177 dengan derajat 0,05 artinya 0,177 > 0,05 atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien positif sehingga H0 diterima dan H3 ditolak. 4. Pengaruh intensitas kepemilikan persediaan (H4) terhadap tarif pajak efektif Persediaan memiliki nilai signifikan (sig.) 0,70 dengan derajat 0,05 artinya 0,70 > 0,05 atau tidak dapat pengaruh yang signifikan terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien positif sehingga H0 diterima dan H4 ditolak. 5. Pengaruh struktur modal (H5) terhadap tarif pajak efektif Struktur modal memiliki nilai signifikan (sig.) 0,001 dengan derajat 0,05 artinya 0,001 < 0,05 atau tedapat pengaruh yang signifikan struktur modal terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien negatif sehingga H0 ditolak dan H5 diterima. 4.5.2 Uji f Pengujiaan terhadap hipotesis selanjutnya dilakukan dengan uji signifikansi variabel dependen terhadap variabel independen secara bersama-sama (simultan). Untuk lebih jelas dapat dilihat dari hasil regresi pada tabel dibawah ini: Dari hasil uji F pada tabel, didapat niali Fhitung sebesar 2,712 dengan tingkat(sig) 0,026 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,026 < 0,05 dengan koefisien positif . Hal tersebut memebuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif antara hutang, profitabilitas, aset tetap, persediaan dan struktur modal terhadap tarif pajak efektif atau secara simultan (bersama-sama) hutang , profitabilitas, aset tetap, persediaan, dan struktur modal signifikan terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien negatif sehingga H0 ditolak dan H6 diterima. 109 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 5.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian di atas maka dapat di simpulkan sebagai berikut : I. Dari hasil regresi berganda didapatkan. Y= -0,443 + 0,002 X1+ 2,545 X2 +0,141 X3 + 0,266X4 – 1,423 X5 Dari persamaan diatas dapat dijelaskan : 1. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif sebesar 0,002 dengan nilai thitung sebesar 0,270 dan nilai signifikan sebesar 0,788 > 0,05. Hal ini membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien negatif sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. 2. Tingkat hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif sebesar 2,545 dengan nilai thitung sebesar 3,156 dan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa tingkat hutang berpengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien positif sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. 3. Tingkat aset tetap berpengaruh positif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif sebesar 0,141 dengan nilai thitung 1,362 dan nilai signifikan sebesar 0,177 > 0,05. Hal ini membuktikan bahwa tingkat aset tetap tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien negatif sehingga H0 diterima dan H3 ditolak. 4. Intensitas kepemilikan persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif sebesar 0,266 dengan nilai thitung sebesar 1,842 dan nilai signifikan sebesar 0,070 > 0,05. Hal ini membuktikan bahwa intensitas kepemilikan persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien negatif sehingga H0 diterima dan H4 di tolak. 5. Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tarif pajak efektif sebesar 1,423 dengan nilai thitung sebesar -3,300 dan nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa struktur modal bepengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien positif sehingga H0 ditolak dan H5 diterima. 6. Profitabilitas, tingkat hutang, tingkat aset tetap, intensitas kepemilikan persediaan dan struktur modal dengan Fhitung 2,712 dengan tingkat signifikan sebesar 0,026 < 0,05 hal ini membuktikan bahwa profitabiltas, tingkat hutang, tingkat aset tetap, intensitas kepemilikan persediaan dan struktur modal berpengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan koefisien positif sehingga H0 ditolak dan H6 diterima. II. Dari hasil Koefisien determinasi didapatkan. R² = 0,098 menunjukan bahwa faktor manejemen pajak yaitu profitabilitas, tingkat hutang, tingkat aset tetap, intensitas kepemilikan persediaan dan struktur modal mempunyai kemampuan menjelaskan pola pergerakan tarif pajak efektif sebesar 9,8% sedangkan sisanya 90,2% dijelaskan oleh faktor- faktor manajemen pajak lainnya. Tingginya nilai R² memberikan gambaran bahwa pola pergerakan tarif pajak efektif dapat ditentukan atau atau dipengaruhi oleh faktor manajemen pajak perusahaan. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Struktur modal bagi perusahaan sangat penting untuk menunjang operasional perusahaan. Jika mengalami penurunan akan membuat laba pada perusahaan akan menurun, karena dibutuhkan 2. Penambahan untuk menutupi biaya-biaya operasional perusahaan. Dengan menurunnya struktur modal akan meningkatkan hutang, meski hutang dapat mengurangi tarif pajak efektif . Akan tetapi perusahaan harus tetap mewaspadai jumlah hutang yang dimiliki karena bila terlalu banyak maka hal tersebut akan mendatangkan resiko tidak terbayarnya hutang. 110 Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2017, Hal. 99-111 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN: 2088-5326 e-ISSN : 2502-8766 3. Dan untuk penelitian selanjutnya menggunakan variabel lain seperti perputaran piutang, ukuran perusahaan dan hubungan politik. Begitu juga dengan sampel yang digunakan, diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan sampel perusahaan yang lain. DAFTAR PUSTAKA Adi, Andri Nugroho. 2011. Pengaruh Hubungan Politik Dan Reformasi Perpajakan Terhadap Tarif Pajak Efektif Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2009. Skripsi. Adriansyah, Danis. 2014. Pengaruh Size, Leverage, Profabilitas, Capital Rasio Dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate (ETR) Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Yang Tedaftar Di BEI . Agoes, sukrisno. 2010. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat Darmadi, Iqbal Nul Hakim. 2013. Analisis Factor Yang Mempengaruhi Manajemen Pajak Dengan Indicator Tariff Pajak Efektif Pada Perusahaan Manafaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2011-2012. Skripsi. Universitas Dipenogoro. Fahmi, Irfan. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta. Ghozali,imam. 2011. Aplikasi multivarate dengan program SPSS (edisi 5). Semarang : universitas dipenogoro. Harahap, Sofyan Syarif. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Herjanto, edy. 2007. Manajemen operasional, edisi kesebelasan. Jakarta : PT Gramedia Hery. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksa. Hermawan, Sigit. 2013. Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Yogyakarta: Graha Ilmu. Imalia, Septi. 2015. Analisis Factor Yang Mempengaruhi Manajemen Pajak Dengan Indicator Tarif Pajak Efektif Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 20112012. Indah, Masri & Dwi Martini. Pengaruh Tax Advoidance Terhadap Cost Of Debt. Jakarta: Universitas Indonesia. Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Margaret, Farah. 2011. Manajemen Keuangan Untuk Manajer Non Keuangan. Jakarta: Erlangga. Martani, Dwi Dkk. 2011. Akuntasi Keuangan Menengah Berbasis Psak Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Martani, Dwi Dkk. 2015. Akuntasi Keuangan Menengah Berbasis Psak Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Riduwan.2011. dasar-dasar statistika.bandung : Alfabeta. Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi Konsep Dan Teknik Pengurusan Laporan Keuangan. Jakarta: Erlangga. Suardi, Erly. 2011. Perencaan Pajak Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Subramanyam. 2010. Analisis Laporan Keuangan Financial Statement Analysis. Jakarta: Salemba Empat. Suliyanto, 2011.ekonometrika terepan teori dan aplikasi denan SPSS. Yogyakarta: penerbit Andi. Suryono, Danang. 2013. Laporan Keuangan Untuk Bisnis (Teori Dan Kasus). Yogyakarta: PT Buku Seru www.idx.co.id http://www.stastistikian.com/2013/01/transformasi-data.html 111