aktivitas divisi biro halo bca dalam membangun komunikasi efektif

advertisement
AKTIVITAS DIVISI BIRO HALO BCA DALAM
MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN NASABAH
DI PT. BANK CENTRAL ASIA, TBK JAKARTA
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun oleh
YUNITA DESVAWARIDA MANURUNG
44207110019
PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009
PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMUMKOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
ABSTRAKSI
YUNITA DESVAWARIDA MANURUNG (44207110019)
AKTIVITAS DIVISI BIRO HALO BCA DALAM MEMBANGUN
KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN NASABAH DI PT. BANK CENTRAL
ASIA, TBK JAKARTA
i-v + 75 Halaman + 28 lampiran
Bibliografi : 33 buku (1938-2007)
Contact center merupakan salah satu media yang diberikan kepada
Nasabah guna proses peningkatan pelayanan yang lebih maksimal. Kurangnya
minat nasabah dan non nasabah dalam menggunakan email korespondensi Halo
BCA sebagai salah satu sarana komunikasi. Dimana kondisi saat ini, proses
komunikasi dengan teknologi yang semakin canggih yang menghadirkan email
sebagai sarana komunikasi. Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah
penelitian ini adalah bagaimana aktivitas divisi Biro Halo BCA dalam
membangun komunikasi efektif dengan Nasabah di PT. Bank Central Asia, Tbk
Jakarta.
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi,
public relations, komunikasi efektif, email sebagai salah satu komponen internet
dalam proses korespondensi, korespondensi sebagai salah satu proses komunikasi.
Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode
penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif. Fokus penelitian ini adalah :
Perencanaan (Research), Perencanaan (Planning), Media Komunikasi
(Communicating - Action), Mengevaluasi (Evaluation). Tekhnik pengumpulan
data penelitian ini adalah melalui teknik wawancara dan melakukan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa emai korespondensi Halo BCA
sudah berjalan dengan baik sebagai salah satu contact center bagi nasabah dan
komunikatif menjawab email nasabah. Saran atas penelitian yang telah dilakukan
adalah kurangnya sosialisasi akan fungsi dan keberadaan email korespondensi
bagi nasabah dan non nasabah, peningkatan proses follow up email, peningkatan
evaluasi atas kinerja team email Halo BCA dari laporan bulanan yang ada.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
i
DAFTAR ISI ....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................
8
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................
8
1.3.1 Tujuan Penelitian ..................................................................
8
..........................................................................................................
1.3.2 Kegunaan Penelitian .............................................................
9
1.3.2.1 Kegunaan Akademis .................................................
9
1.3.2.2 Kegunaan Praktis ......................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
10
2.1 Komunikasi ....................................................................................
10
2.1.1 Pengertian Komunikasi .......................................................
10
2.1.2 Fungsi Komunikasi ..............................................................
12
2.1.3 Komunikasi Efektif..............................................................
13
2.1.4 Hambatan Komunikasi .......................................................
15
2.2 Definisi Public Relations ...............................................................
17
2.2.1 Peran dan Fungsi Public Relations .....................................
18
2.3.
2.2.2 Unsur-unsur Utama Public Relations (PR) .................................
21
2.2.3. Publik dari kegiatan PR .....................................................
22
2.2.3.1 Publik Eksternal .....................................................
23
Fungsi, Tujuan, Peranan, Ruang Lingkup Tugas, Sasaran
Kegiatan dan Strategi Public Relations (PR) ..........................
25
2.3.1. Fungsi Utama Public Relations (PR) ..............................
25
2.3.2. Peranan Public Relations (PR) ........................................
25
2.3.3 Ruang Lingkup Tugas Public Relations (PR) .................
28
2.3.4. Sasaran Kegiatan Public Relations (PR) ........................
28
2.4. Proses Public Relations (PR) .......................................................
29
2.5 Media Public Relations.................................................................
31
2.6 Media Komunikasi .......................................................................
33
2.6.1 Media Internet .....................................................................
35
2.6.2 E-mail sebagai salah satu komponen internet dalam proses
korespondensi .....................................................................
36
2.6.3 Korespondensi sebagai salah satu proses komunikasi.....
38
2.6.4 Bahasa Korespondensi ........................................................
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................
41
3.1 Sifat Penelitian.............................................................................
41
3.2 Metode Penelitian ........................................................................
43
3.3 Definisi Konsep ............................................................................
44
3.4 Fokus Penelitian ..........................................................................
45
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................
45
3.5.1 Data Primer ........................................................................
45
3.5.2 Data Sekunder ....................................................................
46
3.6 Nara Sumber ...............................................................................
47
3.7 Analisa Data.................................................................................
48
3.8 Keabsahan Data ..........................................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERMASALAHAN ..........................
49
4.1 Gambaran Umum Biro Halo BCA ...........................................
49
4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Bank Central Asia, Tbk .........
49
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ..................................................
51
4.1.3 Produk dan Layanan BCA ................................................
53
4.1.4 Job Desk Team e-mail Korespondensi ..............................
55
4.2 Hasil Penelitian ...........................................................................
56
4.2.1 Penelitian (Research)..........................................................
57
4.2.2 Perencanaan (Planning) ....................................................
60
4.2.3 Media Komunikasi (Communicating - Action) ...............
66
4.2.4 Evaluasi (Evaluation) .........................................................
69
4.1 Pembahasan .................................................................................
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
73
5.1 Kesimpulan .....................................................................................
73
5.2 Saran ...............................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah suatu proses yang sangat mendasar dalam kehidupan
manusia. Dengan adanya proses komunikasi tersebut manusia dapat saling
berinteraksi dan saling bertukar informasi satu dengan lainnya. Tentunya dengan
proses ini, perkembangan manusia akan informasi akan semakin bertambah.
Komunikasi penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk
sosial yang saling membutuhkan satu dengan lainnya. Dengan proses komunikasi
dengan orang lain dalam suatu lingkungan, maka kita dapat memberikan
gambaran mengenai konsep hidup yang kita jalani, pengaktualisasian diri, untuk
memperoleh kebahagian, untuk mengurangi atau terhindar dari ketegangan atau
problema hidup yang kita jalani.
Di dalam suatu organisasi juga membutuhkan proses komunikasi dalam
aktivitas manajemennya. Organisasi merupakan suatu sistem kerja yang
melibatkan
berbagai
komponen
yang
saling
berinteraksi
dan
saling
ketergantungan satu sama lain. Dalam suatu organisasi terdiri dari beberapa
aspek dan bagian yang saling bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan
bersama. Menurut Barnard Chester komponen tersebut adalah individu yang
1
2
mampu berkomunikasi satu sama lain, yang sama-sama rela menyumbangkan
tenaga dan pikiran untuk tujuan bersama.1
Aktivitas komunikasi sangat diperlukan oleh seluruh lapisan manajemen
dalam perusahaan dan tentunya juga penting bagi seorang public relations dalam
suatu perusahaan. Dalam suatu organisasi juga diperlukan peran sebuah Public
relations. Public relations berkenaan dengan penciptaan pemahaman yaitu
melalui pengetahuan dan melalui kegiatan yang ada diharapkan akan muncul
suatu perubahan yang positif. Public relations harus mampu membangun image
yang baik mengenai perusahaan dimana ia bernaung. Sedangkan menurut Frank
Jefkins, Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik
itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik berlandaskan pada saling
pengertian.2
Berdasarkan hal tersebut, dapat kita simpulkan bahwa proses komunikasi
dapat mengarahkan suatu perusahaan kearah yang diinginkan dalam mencapai
tujuan perusahaan. Hal ini senada dikatakan oleh Frank Jefkins yaitu :
“Public relations adalah salah satu beberapa fungsi staf, yang berarti bahwa ia
memberi nasihat dan mendukung manajer lini yang bertanggung jawab dan
punya wewenang untuk menjalankan organisasi.”3
PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank swasta terbesar
yang menduduki urutan yang ketiga yang ada di Indonesia (sumber: Bank
1
Barnard Chester, The functions of Executive,Cambridge, Mass Harvard University
Press,1938,Hal.23
2
Frank,Jefkin, Public Relations, 5th Edition, Erlangga,2004, Hal. 10
3
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, Ed. Kesembilan,
2000, hal. 67.
3
Indonesia ) yang terdiri dari 815 kantor cabang BCA yang tersebar di seluruh
Indonesia (Sumber : MyBCA). Hal tersebut yang menjadi landasan peneliti
mengambil perusahaan PT. Bank Central Asia, Tbk Jakarta sebagai objek
penelitian bagi peneliti. Disamping itu juga BCA memandang bahwa nasabah
merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan sehingga perlu selalu di
maintance. Guna memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah maka BCA
memfasilitasi nasabah dengan layanan contact center.
Call center merupakan salah satu bagian dalam organisasi bank yang
memberikan pelayanan virtual bagi nasabah melalui media akses telepon, dan
seiring perkembangan teknologi pelayanan call center meningkat menjadi
“contact center” dengan menyediakan akses melalui berbagai media elektronik
lainnya seperti fax, sms, web-chatting, web-collaboration dan e-mail 4.
Jenis layanan contact center sebagai proses komunikasi dengan nasabah
yang dimiliki oleh PT. Bank Central Asia, Tbk Jakarta terdiri dari 3 yaitu layanan
melalui telepon atau call center Halo BCA dengan nomor telepon (021) 52 999
888 atau 69 888 dari ponsel, melalui mesin fax yaitu BCA By Phone dengan
nomor telepon (021) 52 999 123 serta layanan melalui e-mail korespondensi
dengan alamat [email protected]. Namun pada penelitian ini, peneliti hanya
membatasi objek penelitian pada layanan contact center BCA melalui layanan email korespondensi [email protected] saja.
Layanan contact center di PT. Bank Central Asia, Tbk di dibawahi oleh
divisi Biro Halo BCA. Dimana pada divisi ini sangat berhubungan erat dengan
layanan terhadap nasabah. Layanan contact center BCA dibentuk atas dasar
pertimbangan semakin bertambahnya nasabah BCA yang tersebar di seluruh
Indonesia serta untuk mengurangi antrian di kantor cabang BCA untuk pemberian
4
Andi Anugrah, Merintis Kebangkitan call center, PT. Telexindo Bizmedia, 2007, Hal: 3
4
informasi dan beberapa transaksi finansial yang dapat dilakukan langsung melalui
layanan call center. Disamping itu dibentuknya layanan contact center oleh BCA
agar dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi dengan para nasabah dalam hal
pemberian informasi, sarana pemberian keluhan, saran serta request (permintaan).
BCA berharap dengan sarana email ini, jumlah calls yang masuk melalui
Halo BCA dan BCA By Phone dapat diminimalis sehingga pelayanan nasabah
dapat dimaksimalkan juga dapat memberikan pelayanan yang prima dimana
nasabah dapat memilih contact center yang lebih aman dan sesuai dengan
kebutuhan bagi mereka. Berikut adalah data jumlah email yang masuk ke
[email protected] dengan jumlah telepon yang masuk ke Halo BCA untuk data 3
bulan terakhir :
Bulan / Layanan
Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
E-mail Koresponden
1.098 e-mail
1.474 e-mail
1.528 e-mail
Halo BCA
427.301 calls
398.891 calls
425.469 calls
Sumber : Data Unit Pendukung Layanan & Laporan Bulanan E-mail
Koresponden.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dikatakan bahwa nasabah lebih banyak
menggunakan contact center melalui telepon dibandingkan melalui email yang
membuktikan bahwa nasabah belum memaksimalkan penggunaan contact center
melalui email. Pada dasarnya nasabah yang menghubungi layanan contact center
tentunya memiliki kepentingan baik dalam hal informasi, saran, keluhan bahkan
request (permintaan), sehingga sangat diharapkan dalam proses komunikasi yang
dilakukan oleh nasabah melalui layanan contact center yaitu melalui e-mail
korespondensi Halo BCA dapat efektif dalam arti bahwa ada solusi yang
5
diberikan sehingga memberikan kepuasaan bagi nasabah serta adanya pemahaman
akan informasi yang diberikan atas jawaban e-mail oleh nasabah.
Hal lainya dikarenakan saat ini penggunaan e-mail dan internet pada
masyarakat Indonesia sudah sangat banyak serta menjadi salah satu pilihan dalam
proses komunikasi. Namun demikian dalam perkembangannya kadang ada dua
sisi yang membawa pengaruh terhadap temuan baru teknologi. Ada sisi positif
maupun negatif. Salah satu sisi positif kehadiran tekonologi baru tentunya tercapai
kemudahan sesuai yang diharapkan.
Dengan teknologi internet ini, setiap orang memiliki persepsi sendiri
mengenai penggunaannya. Robert, W Bly mengemukakan bahwa E-mail is
convenient because it allows you to send people a messages at your convenience
and they can pick it up at their convenience.5 Dari pernyataan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kenyamanan proses komunikasi melalui fasilitas e-mail lebih
banyak dirasakan oleh penggunanya.
Email atau disebut juga electronic mail yang memiliki hubungan erat
dengan internet. Internet (Interconnected Network) adalah kumpulan jaringan
komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya. Internet juga didefinisikan sebagai suatu jaringan yang menghubungkan
antara komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data
dan informasi. Dengan adanya internet ini kita bisa berkomunikasi dengan orangorang di seluruh dunia secara real time. Sehingga penyampaian informasi melalui
5
Robert, W. Bly, The Encyclopedia of Business Letters, Fax Memos, and E-Mail, Advantage
Quest Publications, Malaysia, 1999, hal. 29 )
6
sarana email ini sangat tepat bagi nasabah yang mobile karena biaya yang
dikeluarkan melalui fasilitas ini sangat murah dibandingkan dengan layanan Halo
BCA dan BCA By Phone melalui telepon yang menghabiskan pulsa.
Penggunaan sarana komunikasi melalui email memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan yang dapat ditemui atas
penggunaan sarana melalui email adalah informasi yang disampaikan bisa lebih
detail dan terperinci, informasi/pesan yang disampaikan diterima dengan baik oleh
penerima pesan, pesan yang disampaikan terecord, biaya lebih murah, flexible
serta proses lebih cepat. Disamping kelebihan tersebut, ada beberapa kekurangan
yang terjadi apabila kita berkomunikasi dengan sarana email, diantaranya adalah
penggunaan bahasa yang baik agar pesan dapat dimengerti, hanya untuk kalangan
yang memiliki jaringan internet (segmented). Dengan kekurangan dan kelebihan
tersebut penggunaan contact center melalui email dapat dikatakan lebih efektif
dari pada melalui sarana telepon yang dari segi biaya lebih mahal, proses
sampainya pesan lebih cepat dari pada telepon yang harus menunggu antrian agar
dapat dibantu oleh customer service.
Penggunaan tata bahasa yang baik merupakan salah satu kunci agar proses
komunikasi dapat berjalan dengan baik, karena komunikasi yang terjadi melalui
email adalah komunikasi yang tidak langsung sehingga ada proses interaksi yang
membutuhkan tata bahasa sebagai proses agar komunikasi dapat berjalan dengan
baik. Dalam operasional yang terjadi di email korespondensi Halo BCA, team
email harus dapat memahami kebutuhan nasabah, apakah email yang disampaikan
tersebut adalah kebutuhan akan informasi, saran, jenis masukan ataukah keluhan
7
atas ketidakpuasan nasabah terhadap layanan yang diberikan. Agar kepuasaan
layanan nasabah juga dapat diwujudkan melalui email korespondensi, diharapkan
para team email tanggap akan kebutuhan nasabah yang disampaikan melalui email
yang masuk ke [email protected].
Di Biro Halo BCA tidak memiliki Divisi PR sehingga layanan contact
center ini berperan sebagai PR BCA dalam membangun image perusahaan serta
mempertahankan image yang selama ini telah terbentuk melalui pemberian
informasi, pelayanan yang baik ketika Nasabah menghubungi contact center.
Pemberian informasi yang tidak akurat serta pelayanan yang tidak baik tentunya
sangat berdampak tidak baiknya reputasi perusahaan apalagi seperti yang kita
ketahui BCA adalah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan yang tentunya
dibutuhkan ketepatan informasi oleh Nasabah mengenai informasi perbankan
yang mereka miliki begitu juga informasi lainnya. Disamping itu, setiap Nasabah
yang menghubungi contact center tentunya ingin dilayani sebaik mungkin dan
berharap mendapatkan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Kesalahan
informasi yang dilakukan melalui e-mail korespondensi tentunya amat sangat
cepat direspon oleh nasabah karena komunikasi bersifat real time dan tidak
menutup kemungkinan bahwa informasi yang salah dapat diketahui oleh orang
lain melalui sarana internet. Dan tentunya apabila hal ini terjadi, image BCA yang
sudah terbentuk dengan
korespondensi itu sendiri.
baik dapat rusak sekejap melalui fasilitas e-mail
8
Dengan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis mengambil
judul ”Aktivitas Divisi Biro Halo BCA dalam membangun komunikasi efektif
dengan Nasabah di PT. Bank Central Asia, Tbk Jakarta” dengan tujuan agar
penggunaan contact center dapat lebih dimaksimalkan oleh Nasabah sehingga
perusahaan dapat memberikan pelayanan bagi Nasabah bukan hanya melalui walk
in customer saja.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan rumusan diatas maka yang menjadi pokok permasalahan
yang penulis bahas adalah : Bagaimana aktivitas Divisi Biro Halo BCA dalam
membangun komunikasi efektif dengan nasabah di PT. Bank Central Asia, Tbk
Jakarta?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian ini, yaitu :
1. Secara umum untuk mengetahui dan mendeskripsikan aktivitas divisi Biro
Halo BCA dalam membangun komunikasi efektif dengan nasabah di PT.
Bank Central Asia, Tbk Jakarta.
2. Secara khusus untuk mengetahui bagaimana Biro Halo BCA berperan
sebagai PR BCA dalam aktivitasnya.
9
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1.3.2.1 Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan informasi terhadap
teori-teori komunikasi dan PR pada khususnya.
1.3.2.2 Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis akan penelitian ini adalah :
1. Memberikan sumbangan pikiran dan masukan pada perusahaan di PT. Bank
Central Asia, Tbk Jakarta pada umumnya dan kepada Biro Halo BCA pada
khususnya tentang pentingnya peranan e-mail korespondensi Halo BCA
sebagai salah satu sarana komunikasi dengan nasabah guna mewakili
perusahaan dalam memberikan image yang positif kepada para nasabah.
2. Memberikan masukan tentang bagaimana membangun komunikasi yang
efektif
bagi
korespondensi.
nasabah
dalam
berkomunikasi
melalui
sarana
email
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1
Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi adalah istilah yang dalam bahasa Inggrisnya disebut
“Communication” berasal dari kata “Communis” yang berarti “serupa”. Serupa
diartikan sebagai suatu persamaan makna sehingga pengertian komunikasi dalam
hal ini mengandung kesamaan makna diantara kedua belah pihak yang terkait.
Sehingga apabila dua orang terlibat dalam percakapan, maka proses komunikasi
telah berlangsung selama dalam proses percakapan tersebut terjadi kesamaan
makna akan topik yang di perbincangkan. Pengertian lain komunikasi merupakan
sarana atau mekanisme kegiatan untuk mengubah serta mempengaruhi pandangan
orang lain. Untuk bisa berkomunikasi secara efektif maka kita harus
mengusahakan agar orang yang kita ajak berkomunikasi bersedia atau mau
mendengarkan, mengerti dan bereaksi seperti yang kita harapkan. Komunikasi
adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi
pikiran orang lainnya (Weaver, 1949).
Lebih detail Onong Uchjana Effendy mengungkapkan bahwa komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai
pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan dan
sebagainya yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara
tatap muka maupun tak langsung melalui media dengan tujuan mengubah sikap
10
11
pandangan atau perilaku. Sedangkan pengertian komunikasi menurut Ruslan
(2005:17) “Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi,
ketrampilan, dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau katakata, gambar, bilangan grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau Public Relations
penyampaiannya biasanya dinamakan komunikasi”.
Hal lainnya dikemukakan oleh William J. Seiler dengan memberikan
model komunikasi dua arah yaitu menambahkan umpan balik (feed back) setelah
efek yaitu jawaban atau respon yang disampaikan komunikan kepada komunikator
atas isi pesan yang disampaikan komunikator sebelumnya.
Menurut Paul Smith, Chris Berry dan Alan Pulford “Communication is the
act of sending information from the mind of one person to the mind of another
person”. Artinya komunikasi adalah suatu kegiatan mengirimkan informasi dari
alam pikiran satu orang k alam orang pikiran lainnya.
6
Salah satu umpan balik
yang diberikan komunikan adalah berbentuk opini / pendapat.
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa dalam hal ini BCA
terntunya pendapat dari para konsumen atau nasabah sangat penting, karena akan
mempengaruhi kepercayaan, kualitas pelayanan dan citra perusahaan. Untuk itu
seorang PR harus sensitif dan cepat tanggap dalam menghadapi respon dari
pelanggan.
6
Paul Smith, Chris and Alan Pulford, Strategi Marketing Communications, London : Kogan Page
Limited, 1997, hal. 28
12
2.1.2 Fungsi Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia.
Dengan komunikasi kita dapat memelihara hubungan baik dengan orang lain.
Atau dengan kata lain, komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antar
manusia dalam bermasyarakat.
Menurut A.W Widjaja, fungsi komunikasi adalah :
1. Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran
berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan
agar dapat dimerngerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi
lingkungan dan agar orang lain dapat mengambil keputusan yang tepat.
2. Sosialisasi,
yaitu
menyediakan
sumber
ilmu
pengetahuan
yang
memungkingkan orang bersikap sebagai anggota yang efektif dalam
lingkungannya sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sebagai manusia
yang harus berinteraksi dengan lingkungannya dan dapat berperan aktif di
dalam masyarakat.
3. Motivasi, yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek
maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan
keinginannya serta mendorong kegiatan individu.
4. Diskusi, yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan
untuk persetujuan.7
7
A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1993,
hal. 64-65.
13
2.1.3 Komunikasi Efektif
Komunikasi berjalan secara efektif apabila penyampaian pesan dari
komunikator sama dengan apa yang ada dipikiran komunikan sehingga muncul
saling pemahaman yang membuat komunikan bertindak ke arah yang baik dan
memiliki hubungan yang baik antara komunikator dan komunikan. Dalam setiap
proses komunikasi diharapan tercapai tujuan dalam proses komunikasi tersebut
yaitu adanay pemahaman yang menghasilkan komunikasi yang efektif.
Wilbur Schramm mendefinisikan apa yang ia sebut ”the condition of
success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita
menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.
Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat
menarik perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang-lambag tertuju kepada pengalaman yang
sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan
beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang
layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia
digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Tujuan pembentukan e-mail korespondensi Halo BCA diharapkan terjadi
pemahaman antara nasabah sebagai komunikator dengan pihak BCA sebagai
penerima pesan atau komunikan melalui sarana e-mail. Karena Penciptaan
14
komunikasi yang efektif pada aktivitas e-mail korespondensi juga sangat
dibutuhkan. Karena salah satu tujuan dibentuknya e-mail korespondensi adalah
adanya proses pemahaman dalam komunikasi
Menurut Schramm, faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif
dapat dilihat dari komponen-komponen dalam komunikasi efektif yaitu 8
1. Faktor pada komponen komunikan.
Pentingnya komunikator mengetahui komunikannya sebagair target
komunikasi karena :
a. Timing yang tepat untuk suatu pesan
b. Bahasa yang harus dipergunakan agar pesan dapat dimengerti.
c. Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif.
d. Jenis kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan.
Ditinjau dari kompoen komunikan, seorang dapat dan akan menerima
sebuah pesan hanya kalau terdapat empat kondisi berikut ini secara simultan :
a. Ia dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi.
b. Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu sesuai
dengan tujuannya.
c. Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya
bersangkutan dengan kepentingan pribadinya.
d. Ia mampu untuk menepatinya baik secara mental maupun secara fisik.
8
Wilbur Schramm, dan Donald F. Roberts. 1971. The Process and Effectsof Mass
Communicattion, Revised Editon. University of Illinois Press. Urbana
15
2. Faktor pada komponen komunikator
Ditinjau dari komponen komunikator, untuk melaksanakan komunikasi
efektif, terdapat dua faktor penting dari diri komunikator, yakni kepercayaan pada
komunikator
(source credibility), dan daya tarik komunikator (source
atractiveness).
a. Kepercayaan pada komunikator (Source credibility)
Kepercayaan pada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat
tidaknya ia dipercaya. Kepercayaan ada komunikator mencerminkan bahwa pesan
yang diterima komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris.
Selain itu, untuk memperoleh kepercayaan sebesar-besarnya komunikator bukan
saja harus mempunyai keahlian, mengetahui kebenaran, tetapi juga objektif dalam
memotivasikan apa yang diketahuinya.
b. Daya tarik komunikator (Source Atractiveness)
Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan
perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa
bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan opini
secara memuaskan.
2.1.4 Hambatan Komunikasi
Untuk melakukan proses komunikasi secara efektif tidaklah mudah, karena
dalam proses komunikasi terdapat beberapa hambatan untuk berlangsungnya
suatu komunikasi.
Menurut Onong Uchjana Effendy, ada beberapa hambatan dalam proses
komunikasi, diantaranya adalah :
16
1. Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya
dapat diklasifikasikan sebagai ganguan mekanik dan gangguan semantik.
Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi
atau kegaduhan yang bersifat fisik. Gangguan semantik adalah gangguan yang
pengertiannya rusak akibat penggunaan bahasa.
2. Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menaggapi
atau menghayati suatu pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang
yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya
mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap,
perasaan, tingkah laku kita akan merupakan sifat reaktif terhadap segala
rangsangan yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu
kepentingan.
3
Motivasi Terpendam
Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang
sesuai
benar
dengan
keinginan,
kebutuhan,
dan
kekurangganya.
Keinginan,kebutuhan, dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang
lainnya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karena
motivasiitu berbeda dalam intensitasnya. Demikian pula intensitas tanggapan
seseorang terhadap suatu komunikasi.
17
4. Prasangka
Prejudice atau prasangka yang merupakan salah satu rintangan atau hambatan
berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai
prasangkan belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator
yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa
untuk menarik kesimpulan atas dasar syawasangka tanpa menggunakan
pikiran yang rasional. Emosi seringkali membuat pikiran dan pandangan kita
terhadap fakta yang nyata bagaimanapun, oleh karena sekali prasangka itu
sudah mencekam, maka seseorang tak akan dapat berfikir secara objektif dan
segala apa yang dilihatnya selalu akan dinilai secara negatif 9.
2.2 Definisi Public Relations
Public relations berkenaan dengan penciptaan pemahaman yaitu melalui
pengetahuan dan melalui kegiatan yang ada diharapkan akan muncul suatu
perubahan yang positif. Public relations harus mampu membangun image yang
baik mengenai perusahaan dimana ia bernaung.
Beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai pengertian Public
Relations,diantaranya adalah :
1.
Menurut Frank Jefkins, Public Relations adalah semua bentuk komunikasi
yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi
9
Onong, Uchaja Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2003, hal. 45.
18
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik
berlandaskan pada saling pengertian.10
2.
British Institute of Public Relation (IPR) mengemukakan bahwa “Public
Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka mencipatakan dan memelihara niat baik
(good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap
khalayaknya”.
3.
Definisi lain dikemukakan oleh Anggoro (2000:1), dimana Public
relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara
organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan.11
Kesimpulan dari definisi tersebut diatas dapat dikatakan bahwa kegiatan
Public relations yang utama adalah menjaga hubungan yang harmonis antara
organisasi dengan publiknya yang dilakukan melalui komunikasi dua arah dan
terencana dengan publiknya baik internal maupun eksternal.
2.2.1 Peran dan Fungsi Public Relations
Public relations dibentuk memiliki peran dan fungsi dalam struktur
organisasi perusahaan. Kontribusi PR dalam suatu perusahaan sangat penting bagi
keberhasilan suatu perusahaan. Fungsi Public Relations menurut Scott M, Cutlip
dan Allen Center sebagai berikut:
1. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili publik
suatu
10
organisasi,
sehingga
kebijaksanaan
dan
operasionalisasi
Op. Cit, Hal. 10
M. Linggar Anggoro. Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia. Bumi
Aksara.2001
11
19
organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan
pandangan publik-publik tersebut.
2. Menasehati
manajemen
mengenai
jalan
&
cara
menyusun
kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima
secara maksimal oleh publik
3. Merencanakan dan melakasanakan program - program yang dapat
menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan
operasionalisasi organisasi.
Hal lain dikemukakan oleh Philip Lesley :
”PR have the role being always in the middle-private between their
clients/employers and their publics. They must be attuned to the thinking and
need of organizations. They server or they can not serve well. They must be
attuned to the dynamics & the needs They must be attuned to the dynamics & the
needs of the public so they can interpret the publics to the clients, as well as
interpret the clients to the publics.”12
Pengertian diatas, menunjukkan PR harus benar-benar berperan netral dan
mengusahakan agar kedua belah pihak sama-sama merasa diuntungkan. PR harus
benar-benar menjadi mata dan telinga yang baik bagi perusahaan, ataupun bagi
publik PR harus pula menangkap apa pemikiran dan kebutuhan masing-masing
pihak agar melaluinya kedua belah pihak dapat saling mengerti dan memahami
keberadaan masing-masing PR ketika menjalankan tugas dan operasionalisasinya,
baik sebagai komunikator, mediator maupun organisasitor, menurut Onong sebagi
berikut :
1) Menunjukkan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
12
Lesley, Philip, Everything You Wanted to Know about PR, SS. Mubaruk & Brothers, PTE L TD,
Singapres, 1999, hal. 3
20
2) Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal
dan publik eksternal.
3) Menciptakan hubungan harmonis dua arah dengan menyebarluaskan
informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini
kepada organisasi.
4) Operasionalisasi dan organisasi Public Relations adalah bagaimana
membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya
untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis baik yang ditimbulkan
dari pihak organisasi maupun publiknya.
Pada dasarnya kegiatan public relations bertujuan menanamkan serta
mendapat pengertian, penghargaan, dan kepercayaan dari publik perusahaan yang
bersangkutan, baik publik internal maupun eksternal yang pada akhirnya dapat
tercipta opini publik yang menyenangkan bagi kelanjutan organisasi.
Untuk mendukung komunikasi PR baik kedalam maupun keluar
perusahaan, PR harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan
transaksi dengan menjalin berbagai hubungan yang bersifat kompleks (rumit) dan
penting dalam organisasi perusahaan, yakni :
1.
PR harus memikirkan hubungan perusahan terhadap lingkungan
sendiri. Berkaitan dengan itu unit manajer bisnis dan bagian
operasional mendukung.
21
2.
PR harus bekerja sesuai dengan aturan perusahaan untuk
mengembangkan pemecahan yang inovatif terhadap berbagai
permasalahan organisasi.
3.
PR harus berpikir strategis. PR manajer harus mampu menampakkan
pengetahuannya tentang misi, tujuan dan strategi perusahaan.
Solusinya harus menjawab kebutuhan nyata perusahaan.
4.
Para PR manajer harus memiliki kemampuan mengukur hasil yang
sudah diperoleh. PR harus menyatakan dengan jelas apa yang mereka
ingin kerjakan, membuat pekerjaan secara sistematik, dan mengukur
suatu keberhasilan. 13
2.2.2
Unsur-unsur Utama Public Relations (PR)
Menurut Rex Harlow dan John E. Marston, maupun John Marston – 1978, unsurunsur Public Relations (PR) adalah :
1. Fungsi manajemen yang melekat, menggunakan penelitian dan perencanaan yang
mengikuti standar-standar etis.
2. Suatu proses yang mencakup hubungan timbal balik antara organisasi dan
publiknya.
3. Analisis dan evaluasi melalui penelitian lapangan terhadap sikap, opini dan
kecenderungan
sosial,
serta
mengkomunikasikannya
kepada
manajemen/pimpinan.
13
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardinianto, Dasar - dasasr Public Relations, PT. Remaja
Rosdakarya.
pihak
22
4. Konseling manajemen untuk dapat memastikan kebijakan dan tata cara kegiatan
dapat dipertanggungjawabkan secara sosial dalam konteks demi kepentingan
bersama bagi kedua belah pihak.
5. Pelaksanaan program aktivitas yang di dalamnya terdapat perencanaan,
pengkomunikasian, dan pengevaluasian.
6. Perencanaan dengan itikad yang baik, saling pengertian dan penerimaan dari
pihak publiknya (internal dan eksternal) sebagai hasil akhir dari aktifitas public
relations.14
2.2.3. Publik dari kegiatan PR
Dalam menjalankan kegiatan perusahaan berhubungan dengan pihak pihak lain baik dari dalam maupun luar perusahaan. Pihak – pihak tersebut yang
disebut dengan publik perusahaan. Secara sosiologis publik adalah orang-orang
yang sama-sama menaruh perhatian terhadap suatu kepentingan sama tanpa ada
sangkut pautnya dengan tempat dimana mereka berada.15 Khayalak (publik)
adalah orang-orang yang bersentuhan langsung dengan perusahaan baik yang
berasal dari internal maupun ekseternal. Seluruh kegiatan PR ditujukan kepada
publik perusahaan. Publik dibedakan menjadi :
1)
Publik Internal
Publik internal adalah mereka yang bekerja di dalam
organisasi atau perusahaan itu, mereka addalah top
14
15
Rosady, Ruslan, SH, MM, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, 1998, Hal. 17
J. Handy Wright & Bryon H. Christian, Public Relations in Management. 1st edition, Mc. Gram
Hill book company, Inc, New York.
23
manajemen, pemegang saham, karyawan dan keluarga
karyawan.
2)
Publik Eksternal
Publik eksternal adalah mereka yang berada di luar dari
organisasi/perusahaan, mereka adalah pelanggan, pemerintah,
masyarakat dan pers.16
2.2.3.1 Publik Eksternal
Masing – masing publik eksternal mempunyai kepentingan yang berbeda
dengan organisasi, sehingga pendekatannya perlu berbeda satu dengan lainnya.
Eksternal relations yang PR lakukan dapat kita lihat seperti di bawah ini :
1) Konsumen / pelanggan (customers), yaitu hubungan antara
perusahaan dengan para
pelanggannya atau klien dengan
tujuan untuk menjalin, memelihara dan memperbaiki hubungan
yang harmonis dan saling pengertian serta kerjasama yang baik
antara perusahaan dan publiknya.
2) Masyarakat (community), yaitu hubungan dengan masyarakat
sekitar. Dengan saling mengenal antara PR dengan penduduk
sekitar akan mudah diselesaikan apabila timbul suatu masalah
yang menyangkut kepentingan penduduk dalam kaitannya
16
Mahidin Mahmud, Pengantar Humas, Univ. Terbuka, Jakarta, 1994, hal. 81
24
dengan orang yang ditempati PR bekerja. Dalam hubungn ini
komunikasi berperan. 17
3) Pemerintah (government), yaitu hubungan dengan organasisasi
atau instansi pemerintah.
4) Media massa (press), yaitu hubungan dengan Media. Tujuan
pokok diadakannya hubungan pers adalah menciptakan
“pengetahuan dan pemahaman”, jadi jelas bukan semata – mata
untuk menyebarkan suatu pesan sesuai dengan keinginan
perusahaan atau klien demi mendapatkan “suatu citra atau
sosok yang lebih indah dari pada aslinya dimata umum”. Tidak
seorangpun yang berhak mendikte apa yang harus diterbitkan
untuk disiarkan oleh media massa setidak-tidaknya di suatu
masyarakat yang demokratis. 18
5) Pemasok (supplier), yaitu hubungan dengan para pemasok
perusahaan.
6) Pesaing (competitor), yaitu hubungan dengan para pesaing.
Tugas PR disini adalah meyakinkan para manajer bahwa dalam
batas-batas tertentu perusahaan dapat memanfaatkan pesaing,
17
Wilbur 1. (Bill) Peak dalam Onong Uchajana Effendy ! VIA., Hubungan Masyarakat (suatu
studi komutiikologis), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, hal. 114.
18
Frank Jefkins, op. cit, hal. 99
25
yang
disebut
Marketing
Control
(mengukur
efisiensi
perusahaan dalam keadaan yang ditawarkan pesaing).19
7) Lembaga Pendidikan (academic community), yaitu hubungan
dengan lembaga pendidikan.
2.3. Fungsi, Tujuan, Peranan, Ruang Lingkup Tugas, Sasaran Kegiatan dan
Strategi Public Relations (PR)
2.3.1.
Fungsi Utama Public Relations (PR)
Menurut Edward L. Bernay, fungsi utama PR yaitu :
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan
masyarakat secara langsung. Berupaya untuk mengintegrasikan
sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan
perbuatan masyarakat atau sebaliknya.20
2.3.2. Peranan Public Relations (PR)
Menurut Dozier dan Broom (1995), peranan Public Relations dalam
suatu organisasi dapat dibagi empat kategori, yaitu :
a. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)
Seorang
praktisi
pakar
Public
Relations
yang
berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat
membantu
mencarikan
solusi
19
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, Graffiti, 2003, hal. 79
20
Ibid 18
dalam
penyelesaian
26
masalah
hubungan
relationship).
dengan
publiknya
(public
Hubungan praktisi pakar PR dengan
manajemen organisasi seperti hubungnn antara dokter
dengan pasiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak
pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah
disarankan atau usulan dari pakar PR (expert prescriber)
tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan
Public Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi
bersangkutan.
b. Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator)
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator
atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam
hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan
oleh publiknya. Di pihak lain, dia juga dituntut mampu
menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan
organisasi kepada pihak publiknya.
Sehingga dengan
komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling
pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan
toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving
Process Fasilitator)
Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan
public
relations
ini
merupakan
bagian
dari
tim
27
manajemen.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser)
hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam
mengatasi persoalan atau krisis yang
secara rasional dan profesional.
tengah dihadapi
Biasanya dalam
menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu
tim posko yang dikoordinir praktisi ahli PR dengan
melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu
tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan
produk yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan
krisis tertentu.
d. Teknisi Komunikasi (Communication Techinician)
Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR profesional
sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan
manajemen
organisasi.
Peranan
communication
technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in
resident
yang
komunikasi
hanya
atau
communication.
menyediakan
dikenal
dengan
layanan
teknis
method
of
28
2.3.3 Ruang Lingkup Tugas Public Relations (PR)
Ruang lingkup tugas Public Relations (PR) dalam sebuah organisasi
lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut :
a. Membina hubungan ke dalam (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang
menjadi
bagian
dari
unit/badan/perusahaan
atau
organisasi itu sendiri.
Seorang PR harus mampu
mengidentifikasi
mengenali
atau
hal-hal
yang
menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat,
sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.
b. Membina hubungan keluar (publik eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum
(masyarakat).
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan
gambaran publik yang positif terhadap
lembaga yang
diwakilinya.
Dengan demikian, seperti yang dijelaskan di atas, peran
Public Relations (PR) tersebut bersifat dua arah yaitu berorientasi ke
dalam (inward looking) dan ke luar (outward looking).
2.3.4. Sasaran Kegiatan Public Relations (PR)
Menurut H. Fayol beberapa sasaran kegiatan Public Relations
(PR), adalah sebagai berikut :
29
a. Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate
identity and image) dengan cara menciptakan identitas dan citra
perusahaan yang positif serta mendukung kegiatan komunikasi
timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.
b. Menghadapi krisis (facing of crisis)
Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang
terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan Public Relations
(PR) recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image
and damage.
c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (promotion public
causes)
- Mempromosikan yang menyangkut kepentingan Publik.
- Mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, serta
menghindari obat- obatan terlarang, dan sebagainya.
2.4. Proses Public Relations (PR)
Proses Public Relations (PR) selalu dimulai dan diakhiri dengan penelitian.
Berikut ini adalah empat langkah yang biasa dilakukan dalam proses PR.
1. Definisikan Permasalahan
Begitu pula dalam PR, seorang praktisi PR harus dapat mengenal simtom
dan penyebabnya. Maka dalam tahap ini praktisi PR perlu melibatkan
diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu praktisi PR perlu
memantau dan membaca terus pengertian, opini, sikap dan perilaku
30
mereka yang berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan
perusahaan. Singkat kata, tahap ini merupakan penerapan atau fungsi
intelijen perusahaan. Langkah ini dilakukan oleh seorang praktisi PR
setiap saat secara kontinu, bukan hanya pada saat krisis terjadi.
2. Perencanaan dan Program
Pada tahap ini seorang praktisi PR sudah menemukan penyebab
timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah
pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah itu dirumuskan dalam
bentuk rencana dan program, termasuk anggarannya.
Penting bagi
praktisi PR untuk mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan puncak
perusahaan karena besar kemungkinan langkah yang diambil akan sangat
strategis dan melibatkan keikutsertaan banyak bagian.
3. Aksi dan Komunikasi
Banyak praktisi PR yang sering melupakan kedua proses di atas dan
langsung masuk ke tahap 3, yaitu langsung melakukan aksi dan
komunikasi berdasarkan asumsi pribadi. Meski tidak jarang tindakan itu
membawa hasil yang tidak buruk, langkah in sama sekali tidak
disarankan karena terlalu tinggi risikonya bagi citra perusahaan. Manajer
PR yang melakukan hal ini biasanya kurang paham ke mana citra
perusahaan hendak diarahkan dan di mana ia berada kini.
4. Evaluasi Program
Proses PR selalu dimulai dari mengumpulkan fakta dan diakhiri pula
dengan pengumpulan data. Untuk mengetahui apakah prosesnya sudah
31
selesai atau belum, seorang praktisi PR perlu melakukan evaluasi atas
langkah-langkah yang telah diambil.
21
2.5 Media Public Relations
Dalam menjalankan peran dan fungsinya, public relations memerlukan
media sebagai sarana guna mencapai tujuan perusahaan. Agar kegiatann itu
berhasil, seorang public relations memerlukan alat komunikasi yang disebut
dengan media public relations.
Dalam ilmu komunikasi media diartikan sebagai :
1. Saluran
2. Sarana penghubung
3. Alat-alat komunikasi
Sedangkan menurut Frank Jefkins : Media PR adalah sarana untuk
menjangkau khayalak tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan humas. 22
Media Humas adalah berbagai macam sarana penghubung yang
dipergunakan seorang Humas (mewakili organisasi) dengan publiknya, yaitu
publik internal maupun publik eksternal untuk membantu pencapaian tujuan.
Alat-alat komunikasi yang dipergunakan dalam hal ini ada berbagai jenis.
Pemilihan media itu harus benar-benar cermat sesuai dengan tujuan dan aktivitas
public relations baik internal maupun eksternal.
Untuk menjadikan media internal menjadi media komunikasi yang baik,
seorang praktisi PR harus mampu memperhatikan beberapa nilai yang mengacu
21
Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom, Effective Public Relations, 1985, Hal. 4
22
Frank Jefkisn, Public Relations, PT. Gramedia, Jakart, 1998, hal. 145
32
terhadap pembuatan media komunikasi yang berkredibel. Menurut Rhenald
Khasali sebuah media komunikasi yang baik setidaknya memiliki empat nilai
strategi di dalamnya, yaitu :
1. Nilai Informasim
Media komunikasi menampilkan nilai-nilai informatif yang bermutu dan
berguna bagi khayalak. Umumnya nilai informasi yang terkadang dalam
sebuah media komunikasi besifat langsung menuju sasaran, mengungkapkan
fakta dan digunakan bila audiens menghendaki pengungkapan secara
langsung, seperti pada pengumpulan kebijakan baru.
2. Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan yang terdapat dalam media dapat tertera dengan jelas apabila
media tersebut menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan
efisiensi kerja. Membantu memecahkan dan menerapkan motivasi baru untuk
produktivitas kerja.
3. Nilai Hiburan
Cukup banyak peneliti media yang baru memulai karirnya melupakan stragei
ini. Mereka lupa bahwa tulisan di media tidak hanya dimaksudkan untuk
memberikan informasi dan mendidik masyarakat. Tetapi juga menghibur
dalam arti mampu memberikan rasa santai kegembiraan terhadap khayalak
yang membacanya.
4. Nilai Emosional
Nilai emosional umumnya dimaksudkan untuk membujuk. Dapat dipakai pada
kampanye-kampanye dimana penerima pesan masih bersifat netral atau sudah
33
mulai positif terhadap pengirim pesan dengan menggugah perasaan seseorang.
Cara yang dapat dipakai adalah dengan memilih kata atau struktur kalimat
yang sifatnya menggugah perasaan, seperti patriotisme, romantisme, atau
terkadang humor. 23
Untuk mendukung tujuan tersebut, dalam hal ini dikenal dengan berbagai
macam media yang dapat digunakan dalam public relations antara lain :
a. Media Internal adalah :
1. Majalah (Magazine)
2. Company Profile
3. Annual Report
4. Financial Publication
5. Report Tabloid
6. Perusahaan Bulletin
7. Perusahaan NewsletterPress
8. Release Photo Press
Dalam dunia public relations memiliki sebuah inisiatif public relations
atau public relations yang menggunakan media internet sebagai sarana
publisitasnya, di Indonesia inisiatif ini lebih dikenal dengan istilah Cyber Public
Relations.
2.6 Media Komunikasi
Dalam proses komunikasi banyak media yang digunakan guna melakukan
proses komunikasi yang efektif. Media komunikasi adalah alat-alat perantara
23
Rhenald Kasali, Op. cit. Hal 162.
34
dalam proses penyampaian isi pernyataan (message) dari komunikator sampai
kepada komunikan atau proses penyampaian umpan balik (feedback) dari
komunikan sampai kepada komunikator.
Saluran komunikasi dapat kita bagi dalam dua golongan, yaitu :
a. Saluran Komunikasi Tanpa Medium
b. Saluran Komunikasi Dengan Medium
Hal yang membedakan antara kedua penggolongan tersebut adalah dipakai
tidaknya medium atau alat perantara dalam proses penyampaian isi pernyataan
(message) dari komunikator sampai kepada komunikan atau sebaliknya
penyampaian umpan balik (feedback) dari komunikator sampai kepada
komunikan.
Dalam proses korespondensi Halo BCA dengan nasabah,media yang
digunakan adalah internet. Internet adalah jaringan komputer dunia yang
mengembangkan ARPANET, suatu sistem komunikasi yang terkait dengan
pertahanan-keamanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
24
Melalui
fasilitas internet memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dengan cepat
dengan biaya relatif murah. Keunggulan lainnya media internet adalah, informasi
yang hendak kita inginkan dapat diperoleh dengan cepat dan informasi yang
disajikan bersifat up to dated. Namun untuk penggunaan media internet ini
bersifat segmentasi artinya media ini dapat digunakan hanya kepada masyarakat
24
Werner J. Severin – James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi, edisi kelima, cetakan 1, Prenada
Media, Hal.443
35
yang telah memiliki komputer dan jaringan internet saja. Namun karena dunia
media dan publikasi selalu berubah dari waktu ke waktu, maka studi media pun
harus dijadikan sebagai suatu proses yang berkelanjutan tanpa henti.25
Dalam kenyataannya, salah satu keuntungan terbesar dari Internet adalah sebagai
medium PR adalah kemampuan riilnya untuk …. memberikan akses langsung dan
cepat ke audien spesifik, dan karenanya lebih unggul daripada media berita
tradisional.26
Penggunaan media internet juga telah mempengaruhi pola pikir
penggunanya dan mensyaratkan penggunanya perihal pengetahuan dan keahlian
baru di “cyberworld”.
2.6.1 Media Internet
Media internet merupakan jaringan longgar dari ribuan jaringan komputer
yang menjangkau jutaan orang diseluruh dunia. Semua fasilitas internet dapat
digunakan untuk kebutuhan dalam perusahaan. Dengan kata lain, internet dapat
dikatakan berinternet dalam lingkungan terbatas27.
Internet yang telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat
dan efektif, sehingga dapat memberikan informasi secara cepat sampai kepada
masyarakat. Dewasa ini internet telah menjadi besar dan berdaya sebagai alat
informasi komunikasi yang tak dapat kita abaikan (LaQuey, 197:1)28.
25
Opcit, Hal. 92
Donald K. Wright (Principal Investigator), “The Magic communication Machine:Examing the
Internet’s Impact on Public Relations, Journalism and the Public” (Fainesville, FL: The Institute
for Public Relations, 2001), hal 36)
27
Jhoe Yao Tung, Teknologi Jaringan Intranet, Andi, Yogyakarta, 1997, hal. 4
28
Soleh Soemitra, Dasar-Dasar Public Relations, Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 188.
26
36
Public Relations yang menggunakan media internet sebagai sarana
publisitasnya, dapat juga dikenal dengan istilah Cyber Public Relations namun
dalam tulisan dapat disingkat dengan tulisan E-PR. Jika diuraikan, E-PR dapat
diartikan sebagai berikut :
a. E adalah Elektronik.”e” di dalam E-PR sama halnya dengan ”e” sebelum
kata mail yang mengacu pada media elektronik internet.
b. P adalah Public. Public disini mengacu pada stakeholder organisasi baik
internal maupun eksternal. Media internet bisa memudahkan kita untuk
menjangkau mereka, kita mulai dari komunitas mikro atau niche market
hingga hipermarket.
c. R adalah Relations. Relations merupakan hubungan yang harus dipupuk
antara pasar dan bisnis. Menariknya, melalui media internet hubungan
yang sifatnya one-to-one dapat dibangun dalam waktu yang cepat karena
sifat internet yang interaktif. Dalam publik konvensional anda harus
menjangkau mereka yang sifatnya one-to-many. Itulah sebabnya intenet
merupakan media pembangunan hubungan yang paling ampuh dan cepat
secara luas hingga saat ini.
2.6.2 E-mail sebagai salah satu komponen internet dalam proses
korespondensi
Di era saat ini, ketika kehidupan dihitung dari putaran jarum detik
kehadiran komunikasi melalui internet dan e-mail menjadi alternatif media
37
komunikasi yang banyak digunakan masyarakat. Penemuan teknologi komunikasi
manusia terus berlanjut. Saat ini ditemukan cara berkomunikasi yang lebih baik
dibandingkan sebelumnya yaitu melalui internet atau elektronik mail (E-Mail). Email merupakan singkatan dari electronic mail dan penggunaan e-mail ini sudah
banyak dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Salah satu penyebabnya karena
masyarakat saat ini telah mengikuti perkembangan teknologi komunikasi yang ada
dan juga dipengaruhi oleh aktivitas mereka.
Pengiriman pesan melalui e-mail dimungkinkan pesan lebih cepat sampai
serta biaya yang relatif murah dan pesan yang akan dimuat bisa lebih banyak
dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. Sadler Will mengemukakan
bahwa 29 :
“E-mail or electronic mail is a lot like paper mail,except that e-mail is faster and
cheaper to deliver. Each internet e-mail message has an address on it showing
where it’s upposed to go, an address showing where it came from, and an
envelope with a letter inside. Unlike postal mail, e-mail messages also contain
information about the post office that delivered the mail, look up the network
equivalent of zip codes and street addresses on the fly, and automatically forward
your e-mail to you no matter where you go on the internet.”
E-mail terdiri dari beberapa bagian, bagian – bagian yang terdapat dalam
e-mail disampaikan oleh Sadler Will sebagai berikut 30 :
The header of an internet e-mail message must contain certain information, the other
lines are optional and may be added by different mailers for different reasons. The
required lines are the following :
1.
Delivery – Date : The line shows the date and time that the message was placed in
your mailbox.
29
30
Sadler, Will, Using Internet Email,Virginia, Que, 1995, hal. 14
Ibid, hal. 15
38
2.
Return – Path. This line shows the address that you can use to reply to the original
sender.
3.
Received ; Every entry in the header starting this way represents a machine that
transferred the messagenor a hop. If there are too many hops, the mail message
won’t be delivered and will bounce, or be returned to the original sender.
4.
Date ; The line shows the date and time the messages was sent, raher than
received. It will vary between several seconds and several minutes, depending on
how far it had to travel and how busy the machines that handled each hop were.
5.
From. This line list the full name and e-mail address of the original sender, through
not necessarily in that order.
6.
Message – Id : This line is construced from the name of the machine the mail came
form, the date, the time, and a file name to serve as a unique identifier for each
mail message.
7.
To. All of the e-mail address of the recipients of the messages appear on this line. If
there is no more than one address, each one if separated by a comma.
2.6.3 Korespondensi sebagai salah satu proses komunikasi
Korespondensi berasal dari bahasa Inggris yaitu correspondence yang
berarti surat menyurat. Korespondensi merupakan salah satu bentuk komunikasi
tidak langsung. Dilihat dari definisi tersebut diambil
kesimpulan bahwa
korespondensi adalah komunikasi yang dilakukan dengan cara surat menyurat
atau lebih sederhana dapat dikatakan komunikasi yang dilakukan dengan surat.
Karena dilakukan dengan media tersebut, maka dapat dipastikan kedua belah
39
pihak yang saling berkomunikasi tidak bertatapan secara langsung. 31 Media yang
biasa digunakan dalam proses korespondensi adalah surat dan e-mail.
Proses penyampaian pesan melalui korespondensi hanpir sama dengan
layanan surat menyurat, dimana penggunaan kalimat yang digunakan merupakan
kalimat yang efektif yang dengan mudah dapat dipahami oleh yang menerima
pesan tersebut.
Menurur Ramelan, fungsi surat adalah sebagai berikut32 :
1. Surat sebagai penyampai pesan
2. Surat sebagai wakil
3. Surat sebagai bukti tertulis
4. Surat sebagai pedoman atau dasar bertindak.
2.6.4 Bahasa Korespondensi
Seperti dikatakan sebelumnya bahwa korespondensi merupakan salah satu
komunikasi tidak langsung maka penggunaan bahasa dalam korespondensi harus
dapat dimengerti oleh si penerima pesan. Penggunaan bahasa sebagai salah satu
lambang komunikasi yang tidak tepat akan menimbulkan ketidaksepahaman
antara komunikator dan komunikan.
31
32
Zaenudin Achmad, Korespondensi Bisnis Indonesia, Mtra Wacana Media, 2007.
Ramelan, Surat Bisnis Moderen, Penerbit PPM, Jakarta, 2005, Hal.12
40
Penulisan tata bahasa juga merupakan sesuatu yang harus diperhatikan
dalam proses korespondensi. Menurut Drs. Zaenuddin Achmad, hal – hal yang
harus diperhatikan dalam korespondensi adalah sebagai berikut :
2) Pihak Pemberi Pesan (Communicator)
Pemahaman pada pihak pemberi pesan lebih diperhatikan pada bahasa
tulis yang dipergunakan. Untuk itu diperlukan pemahaman mengenal
bahasa tulis yang baik.
3) Jelas
Yaitu jelas mengenai maksud penulisan surat maupun jelas pada
tulisannya.
4) Singkat
Pengertian singkat disini adalah langsung pada pokok permasalahan
tanpa melupakan kaidah sopan santun dalam penulisan surat.
5) Menggunakan bahasa yang umum
Yaitu kebenaran dari istilah yang digunakan.
6) Menggunakan standar penulisan yang umum.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang diambil oleh penulis dalam menjawab pertanyaan
terhadap permasalahan adalah penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu
mengumpulkan informasi secara aktual secara rinci yang melukiskan gejala-gejala
yang ada, mengindentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek
yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi yang menentukan apa yang
dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang
akan datang. 33
Salah satu dari penelitian deskriptif adalah mencoba memperoleh
gambaran yang lebih jelas dan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai
sesuatu hal. Hal ini berarti peneliti harus memberlakukan cara kerja “follow your
nose” yaitu memajamkan penciumannya terhadap siapa saja yang dapat
memberikan data atau informasi untuk melengkapi hasil penelitian yang telah
dilaksanakan34.
Secara deskriptif maka penulis akan memberikan informasi dan penjelasan
mengenai aktivitas divisi Biro Halo BCA dalam membangun komunikasi efektif
dengan nasabah di PT. Bank Central Asia. Tbk, Jakarta.
33
Jalaludin Rahmat, Metode Penulisan Komunikasi, PT. Rosda Karya, Bandung, 1998, hal. 25.
Ida Bagoes Mantra, Filsafat Penelitian & Metode Penelitian Sosial (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar 2004, hal.28)
34
41
42
Penelitian deskriptif menurut Mohamad Nasir adalah sebuah metode
dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kilas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.35
Lebih lanjut Jalaluddin Rahmat menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
ditujukan untuk :
1)
Mengumpulkan informasi secara rinci yang melukiskan gejala yang ada
2)
Mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku
3)
Membuat perbandingan atau evaluasi
4)
Menemukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana
dan keputusan pada waktu yang akan datang 36
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang
bersifat deskriptif dilakakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan
mendapatkan pemahaman mendalammengenai objek yang diteliti serta ditujukan
untuk mengumpulkan informasi dan data-data yang actual, untuk mengidentifikasi
masalah, mengevaluasi, menghadapi masalah berdasarkan dari pengalaman yang
lalu serta menetapkan rencana dan keputusan yang akan datang.
35
36
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia Jakarta, 1998, hal 63.
Jalaludin Rahmat, Ibid, hal. 24
43
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan untuk membahas penelitian ini
adalah metode deskriptif yang bersifat kualitatif. Mengenai penelitian kualitatif,
ada berbagai definisi yang menjelaskan hal tersebut. Diantaranya adalah definisi
yang berasal dari Kirk dan Miller seperti yang dikutip Lexy J Moelong, yang
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung kepada pengamatan
individu atau manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orangorang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya. 37
Sementara itu, menurut Strauss dan Juliet Corbin dalam buku Ida Bagoes
Mantra “Penelitian kualitatif merupakan suatu jenis penelitian yang hasil
temuannya tidak diperoleh melalui suatu prosedur yang bersifat statistik ataupun
bentuk-bentuk hitungan lainnya”.38
Dalam hal ini berarti hasil dari penelitian kualitatif tidak akan mengajukan
data-data atau informasi yang berupa angka-angka ataupun statistik, melainkan
data-data yang berupa gambaran secara mendalam dan terperinci mengenai objek
yang diteliti.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif yang
besifat kualitatif hanya untuk mengumpulkan informasi-informasi yang besifat
aktual dan mengindentifikasi kondisi yang berlaku seta mengevaluasi dalam
rangka memperoleh gambaran yang lebih jelas serta untuk mendapatkan
pemahaman mendalam mengenai masalah pokok penelitian.
37
Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 1990, hal.3
38
Op. Cit, hal 26.
44
3.3
Definisi Konsep
Proses komunikasi dalam korespondensi sangat perlu dipehatikan, karena
proses komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi secara tidak langsung.
Munculnya kesalahpahaman dalam proses korespondensi akan menyebabkan
kesalahpahamaan akan pemahaman pesan yang diberikan dan tentunya
kesalahan ini akan berakibat tidak baik image perusahaan tersebut dalam hal ini
adalah Bank BCA.
Penggunaan e-mail sebagai salah satu media komunikasi adalah agar
proses komunikasi melalui korespondensi secara efektif maka penggunaan tata
bahasa juga menjadi faktor pendukung. Tata bahasa yang baik dan penggunaan
istilah yang umum akan menghasilkan penyampaian pesan yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak baik komunikator maupun komunikan.
Apabila hal tersebut telah dilakukan maka proses komunikasi melalui
korespondensi akan efektif.
Definis konsep yang penulis ambil adalah sebagai berikut :
1. Aktivitas e-mail adalah kegiatan pengiriman pesan melalui sarana
elektronik mail. Dimana elektronik mail atau e-mail ini merupakan
koomponen dari salah satu media yaitu internet.
2. E-mail korespondensi adalah proses surat-menyurat melalui internet
yang digunakan melalui sarana elektronik e-mail. Dalam proses ini
diperlukan susanan tata bahasa yang baik dan benar serta penggunaan
istilah yang umum.
45
3. E-mail korespondensi sebagai salah satu sarana komunikasi yaitu
proses surat menyurat ini termasuk ke dalam proses komunikasi tidak
langsung karena antara pengirim pesan dan penerima tidak bertatap
muka secara langsung.
3.4 Fokus Penelitian
Penelitian ini memfokuskan bagaimana langkah-langkah pokok yang
menjadi landasan Biro Halo BCA berperan sebagai Public Relations (PR) BCA
dalam melaksanakan aktivitasnya dalam berkomunikasi dengan Nasabah, dapat
dilihat melalui 4 tahap yaitu :
1. Penelitian (Research)
Pada tahapan ini,
2. Perencanaan (Planning)
3. Media Komunikasi (Communicating - Action)
4. Mengevaluasi (Evaluation)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Data primer digunakan untuk memperoleh gambaran garis besar aktivitas
e-mail korespondensi Halo BCA yang didapat berdasarkan wawancara, yaitu
informasi atau keterangan yang diperoleh secara tatap muka atau secara langsung
kepada nara sumber untuk segala hal yang ingin diketahui berkaitan dengan
masalah yang akan dibahas dengan mengajukan pertanyaan kepada nara sumber
dan menjadi data primer bagi penelitian dan melakukan pengamatan pada
46
perusahaan yang menjadi objek penelitian. Untuk proses wawancara yang
dilakukan kepada nasabah adalah melalui telepon dimana proses pengambilan
data diperoleh dari laporan-laporan yang masuk melalui data nasabah sebelumnya
melalui aplikasi CCQ.
Teknik wawancara yang dilakukan penulis kepada nara sumber dengan
pertanyaan- pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Wawancara yang
dilakukan penulis kepada nara sumber yang berhubungan dengan aktivitas email
dilaksanakan pada sore hari setelah jam kantor (nara sumber adalah team email)
dengan pertimbangan bahwa waktu tersebut adalah cukup luang, sehingga
aktivitas nara sumber tidak terganggu yang ditujukan agar pertanyaan yang
diajukan dapat dijawab sesuai dengan kondisi yang sebenar-benarnya. Sedangkan
wawancara kepada Nasabah dilakukan melalui telepon setelah jam makan siang.
Selain melalui
proses wawancara, peneliti juga melakukan observasi
langsung mengenai aktivitas email korespondensi.
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung data
primer dalam melengkapi penulisan. Data – data sekunder yang digunakan penulis
adalah :
1. Studi Kepustakaan
Mencari dan mengumpulkan data-data melalui buku-buku serta tulisan
lainnya yang berhubungan erat dengan penelitian yang dijadikan referensi didalam
penelitian.
47
2. Dokumentasi
Merupakan data-data yang berhubungan dengan data profile perusahaan
yang dikaji.
3.6 Nara Sumber
Dalam mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai bagaimana
aktivitas email korespondensi Halo BCA di PT. Bank Central Asia, Tbk Jakarta
maka penulis mengambil beberapa koresponden sebagai nara sumber serta
melakukan wawancara secara mendalam (in-dept interview) kepada key person
sebagai nara sumber terpilih.
Beberapa nara sumber yang dianggap kompeten dalam pemberian
informasi tersebut diantaranya adalah :
1. Bp. Susatyo Krisyatno adalah Supervisor team email Halo BCA
2. Bp. Wisnu Dwi Untoro yang sebelumnya pernah bergabung di Team email
Korespondensi Halo BCA.
3. Nasabah yang menggunakan email korespondensi Halo BCA
Pemilihan sumber wawancara ini akan diambil dari data Nasabah yang
memiliki frekuensi aktif dalam menggunakan email korespondensi sebagai
alat komunikasi dengan BCA.
3. Nasabah yang tidak menggunakan email korespondensi Halo BCA Pemilihan
sumber wawancara ini akan diambil dari data Nasabah yang menggunakan
layanan call center Halo BCA.
48
3.7 Analisa Data
Analisa data adalah proses penyerdehanaan data didalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
39
Setelah seluruh data di peroleh
melalui tekhnik pengumpulan data yang telah ditentukan, data-data tersebut
dihimpun untuk dipelajari dan dikategorikan berdasarkan dimensi-dimensi
aktivitas e-mail korespondensi di PT. Bank Central Asia, Tbk Jakarta. Kemudian
data yang tersedia dideskripsikan kemudian dijabarkan secara kualitatif yang
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui aktivitas e-mail korespondensi
Halo BCA sebagai salah satu komunikasi dengan nasabah di PT. Bank Central
Asia, Tbk Jakarta.
3.8 Keabsahan Data
Dalam keabsahan data, penulis memakai Triangulasi sumber untuk
menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh melalui
beberapa sumber. Dalam penulisan ini proses wawancara memakai beberapa
sumber yang berbeda, data dari ke tiga sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan
seperti dalam penelitian kuantitatif tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana
pandangan yang sama dan yang berbeda dan mana yang spesifik dari ketiga hasil
wawancara tersebut.
39
Sofjan Effendy dan Christ Manning dalam laqi Singarimbun, Metode Penelitian Surrel, LP3ES,
Jakarta, 1989, hal. 263.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PERMASALAHAN
4.1 Gambaran Umum Biro Halo BCA
Di daerah Slipi, tepat dibelakang gedung kantor cabang BCA Wisma Asia
yaitu Wisma Asia II lantai 16 dan 17 merupakan tempat operasional Biro Halo
BCA. Biro Halo BCA adalah salah satu divisi yang ada di PT. Bank Central Asia,
Tbk, dimana divisi ini merupakan bagian yang berhubungan dengan contact
center yang dimiliki oleh BCA. Saat ini layanan contact center yang dimiliki
BCA yaitu melalui Telepon (Halo BCA), Fax (BCA By Phone) dan email
korespondensi. Dibentuknya layanan contact center ini diharapkan pelayanan
Nasabah dapat dimaksimalkan guna pemuasan kebutuhan Nasabah dalam hal
informasi mengenai data-data perbankan.
4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Bank Central Asia, Tbk
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama
Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan
barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun
1997. Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem
perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran
dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak
nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank
terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.
49
50
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil
pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke
tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun,
padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat
pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank
Indonesia di tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan
publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual
saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran
Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA.
Penawaran saham ke dua dilaksanakan di bula Juni dan Juli 2001, dengan BPPN
mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam tahun 2002, IBRA
melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang
strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan
tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan
yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan
komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai
lembaga intermediasi finansial.
Dari beberapa divisi yang ada di BCA, salah satunya adalah Divisi Sistem
Operasi Perbankan Domestik (SOPD), yang dibawahi oleh Biro Halo BCA. Biro
Halo BCA merupakan layanan contact center bagi nasabah BCA. Layanan contact
center ini dibentuk sebagai sarana komunikasi dengan nasabah guna memberikan
pelayanan
prima
kepada
nasabah
BCA.
Disamping
memberikan
dan
51
meningkatkan pelayanan kepada nasabah, mengurangi antrian dikantor cabang
BCA juga merupakan salah satu tujuan dibentuknya layanan contact center ini.
Dengan pembentukan layanan contact center ini, BCA berharap segala kebutuhan
nasabah dapat dilayani hanya dengan melalui layanan contact center baik melalui
telepon maupun melalui e-mail.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi BCA
Bank pilihan utama andalan masyarakat yang berperan sebagai pilar penting
perekonomian Indonesia.
Misi BCA
1. Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan
solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
2. Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan
finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
3. Meningkatkan nilai Franchais dan nilai Stakeholders
Visi Halo BCA
Menjadi Contact Center yang handal dalam memberikan layanan berkualitas
secara berkesinambungan, melebihi harapan pelanggan dan memenuhi standar
layanan Contact Center kelas Dunia.
52
Misi Halo BCA
1. Menyediakan SDM yang kompeten serta teknologi yang inovatif dan tepat
guna.
2. Menerapkan contact center kelas dunia.
3. Memberikan solusi perbankan terbaik agar menciptakan pengalaman
perbankan yang sangat memuaskan nasabah
Kebijakan Mutu
1. Memberikan Kepuasan Pelanggan
2. Meningkatkan Komunikasi Efektif dan Kompetensi Karyawan
3. Melakukan Peningkatan mutu berkesinambungan
4. Memenuhi Peraturan dan Persyaratan lain yang terkait
Sasaran Mutu
1. SCR 88%
2. SL 80%
3. Pengimputan data keluhan/permintaan nasabah dan permintaan perubahan
status dilakukan tanpa kesalahan
4. Tingkat kepuasan nasabah 80%
5. Tingkat Akurasi Informasi 100%
6. Kompetensi karyawan sesuai Job Spesification 100%
7. Nilai Kualitatif dan Kuantitatif 80%
8. Attendance 98%
53
9. Jumlah Training yang diikuti oleh staff minimal satu kali dalam satu tahun
10. Ketersediaan CSO dalam satu tahun minimal 100%
11. Melakukan Dua improvement tiap tahun
12. Hasil Audit mendapat predikat Baik
Struktur Organisasi Biro Halo BCA
Divisi Sistem Operasional
Perbankan Domestik
Biro Halo BCA
Unit Layanan
Operasional 2
Unit Layanan
Operasional 1
Unit
Pendukung
Layanan
Unit Quality
Assurance
(QA)
E-mail
Koresponden
4.1.3
Produk dan Layanan BCA
BCA memiliki berbagai jenis produk sesuai dengan kebutuhan Nasabahnya.
Beberapa jenis produk yang dimiliki BCA diantaranya adalah :
1. Produk Simpanan
-
Tahapan BCA
54
-
Tahapan Gold
-
Tapres BCA
Giro BCA
-
Deposito berjangka
2. Kredit Konsumen
-
KPR BCA
-
KPR BCAXtra
-
Refinancing
-
KPA BCA
-
KKB BCA
3. Kartu Kredit BCA
4. Bancassurance
5. Inkaso
6. Safe Deposit Box
7. Produk Investasi
8. BCA Trade
9. Pinjaman
10. BCA Medical Service
BCA merupakan bank yang memiliki jaringan elektronik terbesar dan paling
tersebar di luas di Indonesia. Dengan jaringan kantor cabang dan ATM yang
terhubung secara online di seluruh Indonesia yang selalu siap melayani
nasabahnya. Dalam bentuk layanan BCA, BCA telah bekerja sama dengan lebih
55
dari 31.000 merchant di Indonesia dimana nasabah dapat dengan mudah dan
leluasa berbelanja menggunakan kartu Paspor BCA yang ada.
Beberapa layanan yang diberikan oleh BCA untuk kemudahan dalam
bertransaksi adalah :
1. Elektronik Banking BCA
- KlikBCA
- m-BCA
- SMS BCA
- BCA By Phone
- ATM BCA
- Debit BCA
- Flazz BCA
- KlikBCA Bisnis
- EDC Bizz
2. Layanan Kiriman Uang
- BCA Remittance
- China Today
- Yuan Remittance
3. BCA Prioritas
4. Call Center Halo BCA
4.1.4 Job Desk Team e-mail Korespondensi
Beberapa tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Team Email BCA
adalah :
56
1. Menghitung jumlah e-mail yang masuk setiap harinya
2. Menganalisa e-mail yang masuk
3. Membuat draft jawaban atas e-mail nasabah
4. Menjawab e-mail nasabah paling lama H+1 dengan Service Level 100%
5. Meningkatkan service level
6. Menindaklanjuti e-mail nasabah ke bagian terkait.
7. Memonitoring penanganan Email
8. Membuat laporan bulanan
4.2 Hasil Penelitian
Bagian ini merupakan deskripsi dan analisa terhadap hasil penelitian yang
peneliti lakukan atas objek penelitian. Analisa berdasarkan pada suatu sumber
utama yang berhasil peneliti lakukan serta sumber –sumber lain yang peneliti
jadikan sebagai data pelengkap pembanding atas sumber utama tersebut.
Yang menjadi nara sumber adalah SPV team email korespondensi Halo
BCA yaitu Bapak Susatyo Krisyatno, Bapak Wisnu Dwi Untoro selaku mantan
team email Halo BCA, Nasabah BCA yang menggunakan email korespondensi
Halo BCA dimana pengambilan data diambil secara acak dari data-data laporan
yang ada pada data base sistem dengan pilihan contact method adalah email serta
Nasabah BCA yang tidak menggunakan email korespondensi Halo BCA akan
tetapi Nasabah tersebut cenderung menggunakan call center Halo BCA.
Pengambilan data atas sampel Nasabah ini juga diambil secara acak dari data
base sistem dengan pilihan contact method adalah telepon.
57
Berikut adalah hasi penelitian yang peneliti peroleh :
4.2.1 Penelitian (Research)
Pada tahapan ini, penelitian dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan
reaksi dari mereka (nasabah dan non nasabah) yang berkepentingan dengan aksi,
kebijaksanaan serta informasi-informasi yang ada di PT. Bank Central Asia Tbk,
Jakarta melalui email korespondensi Halo BCA. Perkembangan perusahaan
dimata nasabah, tanggapan atas produk-produk yang dihasilkan oleh BCA dapat
diketahui melalui email nasabah yang masuk ke Halo BCA. Proses penelitian
yang dilakukan oleh team email diantaranya adalah melakukan analisa atas email
nasabah yang masuk. Mengetahui jenis email tersebut, apakah nasabah hanya
menyampaikan informasi, apakah nasabah memberikan saran, apakah nasabah
menyampaikan keluhan atau mengajukan permintaan. Team email harus mampu
menganalisa jenis email terlebih dahulu yang selanjutnya dapat membuat draft
jawaban atas email nasabah tersebut.
Apakah yang menjadi mayoritas jenis email yang masuk ke email
korespondensi Halo BCA, berikut adalah informasi yang disampaikan oleh Bp.
Susatyo Krisyatno selaku SPV team email Halo BCA dan nasabah pengguna
email korespondensi :
”Sesuai dengan data kami mayoritas jenis email yang masuk ke
[email protected] adalah hampir 74 % informasi mengenai produk simpanan
BCA (Tahapan BCA, Tahapan Gold, Giro, Tapres, BCA Dollar dan Deposito
Berjangka), Produk Kredit (KR BCA, KPR BCAXtra, Refinancing, KPA BCA,
dan KKB BCA), Produk Jasa (Kartu Kredit BCA, Elektronik Banking BCA,
Kiriman Uang dan Produk Jasa lainya) serta jenis email yang masuk lainnya
berupa keluhan produk dan layanan yang diberikan oleh BCA, saran serta
permintaan”.40
40
Hasil wawancara dengan Bp. Susatyo Krisyatno di Wisma BCA Lt. 17.
58
“Kebanyakan Saya menanyakan keluhan, yaitu mengenai status tambah koneksi
KeyBCA Saya. Jadi melalui sarana email korespondensi Saya menanyakan
bagaimana status KeyBCA Saya.” 41
“Saat itu saya menggunakan email korespondensi Halo BCA untuk permintaan
perubahan alamat tagihan kartu kredit BCA Saya.”42
Tanpa disadari bahwa pemahaman bahasa tulisan dengan lisan memang
berbeda, oleh sebab itu team email Halo BCA harus memiliki pemahaman dan
analisa atas email yang masuk sebelum menjawab email Nasabah tersebut.
”Saya pernah mengalami kesulitan dalam menangkap maksud dari email
nasabah. Hal ini disebabkan karena bahasa tulisan berbeda dengan lisan dimana
terdapat keterbatasan dalam memperoleh data atau keterangan berkenaan
dengan tulisan yang ditulis oleh nasabah.”43
Pemahaman akan maksud email nasabah merupakan langkah utama yang
paling penting yang harus diketahui oleh team email Halo BCA.
”selama ini apabila email nasabah yang masuk dirasa kurang jelas, maka team
email akan meminta informasi tambahan atas maksud dan tujuan email tersebut.
Dan bila dirasa perlu team email akan menghubungi nsabah melalui telepon
untuk menanggapi email yang telah dikirimkan oleh nasabah.”44
Dengan mengetahui maksud dan tujuan dari email nasabah, maka akan
lebih mudah memberikan standar jawaban yang sesuai dengan keinginan nasabah.
Standar jawaban merupakan kunci jawaban yang dimiliki oleh team email Halo
BCA dalam menjawab email nasabah. Standar jawaban tersebut terdiri dari
informasi-informasi updated yang diperoleh dari unit kerja terkait dan selalu
41
Hasil wawancara dengan Bp. Dimas Haryo Pribadi (Nasabah yang menggunakan email
korespondensi Hlao BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui Telepon
42
Hasil wawancara dengan Devi Carol (Nasabah yang menggunakan email korespondensi Hlao
BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui Telepon
43
Hasil wawancara dengan Bp. Wisnu Dwi Untoro, pada tanggal 26 Ags 2009, di Wisma Asia II.
44
Hasil wawancara dengan Bp. Susatyo Krisyatno, pada tanggal 28 Ags 2009, di Wisma BCA II.
59
diperbaharui dan juga telah dikoreksi oleh masing-masing atasan dari kepala
bagian dari unit kerja terkait.
”dari email yang kita terima mayoritas yang ditanyakan oleh nasabah adalah
pertanyaan yang berulang-ulang sehingga kita perlu membuat standar jawaban
untuk mempercepat menjawab email kepada nasabah serta adanya konsistensi
jawaban kepada nasabah. Standar jawaban tersebut akan selalu kita updated
atau edit sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan masa berlaku suatu
informasi atau produk.”45
Dalam penyampaian jawaban melalui standar jawaban yang dimiliki,
penggunaan tata bahasa merupakan salah satu hal yang penting. Penggunaan tata
bahasa merupakan salah satu kunci sukses dalam menciptakan komunikasi efektif
antara nasabah yang mengirimkan email dan pihak team email Halo BCA yang
menjawab pertanyaan nasabah. Bagaimana team email Halo BCA menanggapi hal
ini :
”Standar jawaban yang ada di email korespondensi Halo BCA memiliki tata
bahasa yang baik sehingga email yang dikirimkan mudah dimengerti oleh
nasabah dan juga tidak menggunakan istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh
nasabah.”46
Standar jawaban yang ada menjadi landasan dalam menjawab email
nasabah yang disesuaikan dengan jenis email nasabah tersebut. Akan tetapi tidak
menutup kemungkinan email nasabah yang masuk merupakan pernyataan yang
sebelumnya belum pernah ditanyakan oleh mayoritas nasabah yang pernah
mengirimkan ke email korespondensi Halo BCA.
”Prosedur dalam menjawab email di Halo BCA adalah staff email membuat draft
jawaban sesuai dengan pertanyaan email nasabah yang terlampir kemudian
draft jawaban tersebut akan dikirimkan kepada SPV team email untuk dilakukan
45
46
Ibid.
Ibid.
60
pengecekan lebih lanjut mengenai kebenaran jawaban tersebut sebelum
dikirimkan kepada nasabah.”47
Masing-masing bentuk komunikasi yang ada memiliki kekurangan dan
kelebihan dalam prosesnya. Untuk proses komunikasi melalui tulisan tentunya
yang menjadi kelebihannya adalah informasi yang disampaikan lebih detail dan
terperinci.
”Hmmm.., so far sih, informasi yang saya tanyakan melalui email Halo BCA
menjawab pertanyaan yang saya tanyakan dan penggunaan bahasanya juga
resmi dan cukup dimengerti.”48
”Bahasa yang digunakan selama ini cukup dimengerti dan saya belum
mengalami kendala.”49
Dalam aktivitas menjawab email nasabah, team email Halo BCA memiliki
SL (Service Level) yang telah menjadi acuan yang ditetapkan yaitu H+1 dan email
paling lama dijawab 1 hari kerja setelah email masuk dengan catatan bahwa email
yang masuk pada hari sabtu dan minggu akan dihitung pada hari kerja berikutnya.
”Dalam menjawab email nasabah, kita juga melihat urgent tidaknya email
tersebut yaitu yang paling utama adalah keluhan dan permohonan, untuk
informasi tetap diutamakan dan mengacu pada ketentuan SL.”50
4.2.2 Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan langkah yang dilakukan setelah melalui proses
penelitian. Perencanaan yang dimaksud disini adalah penetapan program kerja
47
Hasil wawancara dengan Bp. Wisnu Dwi Untoro, pada tanggal 26 Ags 2009, di Wisma Asia II.
Hasil wawancara dengan Bp. Dimas Haryo Pribadi (Nasabah yang menggunakan email
korespondensi Hlao BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui Telepon.
49
Hasil wawancara dengan Devi Carol (Nasabah yang menggunakan email korespondensi Hlao
BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui telepon
50
Ibid.
48
61
yang hendak dilakukan oleh team email Halo BCA atas email nasabah yang
masuk ke email korespndensi Halo BCA.
Setelah mengetahui maksud dan tujuan serta kebutuhan nasabah melalui
tulisan yang disampaikan apakah email yang dimaksud merupakan email yang
bersifat informasi, saran dan keluhan dan permintaan serta menyesuaikan standar
jawaban sesuai dengan jenis email yang ada maka langkah selanjutnya adalah
melakukan proses perencanaan perihal email-email yang memerlukan proses
tindaklanjut. Dikatakan proses tindak lanjut apabila email yang disampaikan oleh
nasabah memerlukan investigasi kepada unit kerja terkait dari jenis email
informasi, keluhan, saran dan permintaan sehingga email tidak dapat dijawab pada
hari yang sama. Untuk dapat meneruskan email tersebut kepada unit kerja terkait,
perlu kelengkapan data dari nasabah sehingga proses pengecekan data dapat
dilakukan dengan baik.
Langkah-langkah tersebut dilakukan agar meminimkan kesalahan akan
pengecekan data nasabah berkenaan dengan informasi, saran, keluhan ataupun
permintaan yang disampaikan oleh nasabah sehingga maksud dari tujuan email
nasabah dapat diproses lebih lanjut sesuai dengan prosedur yang ada.
1. Penanganan email yang masuk berdasarkan jenisnya
a. Email yang bersifat Informasi
Biasanya email yang bersifat informasi yang ditanyakan adalah
informasi mengenai produk BCA akan tetapi tidak menutup kemungkinan
nasabah menanyakan informasi diluar produk BCA. Pertanyaan yang
disampaikan
nasabah
mengetahui
seberapa
tersebut
besar
bagi
minat
perusahaan
nasabah
berfungsi
mengetahui
untuk
perihal
62
perkembangan perusahaan baik dari segi produk serta informasi lainnya
yang diketahui maupun yang tidak diketahui oleh nasabah.
Email korespondensi Halo BCA akan selalu memberikan jawaban
sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan oleh nasabah dan juga
memberikan informasi tambahan lainnya yang berkenaan dengan
pertanyaan nasabah. Hampir semua email yang bersifat informasi yang
dibutuhkan
oleh
nasabah
dapat
diinformasikan
melalui
email
korespondensi Halo BCA. Namun apabila ada informasi yang tidak dapat
diinformasikan melalui bahasa tulisan, maka nasabah disarankan untuk
menghubungi Halo BCA.
Untuk penanganan email yang bersifat informasi, maka pertanyaan
nasabah akan langsung dijawab dan diselesaikan pada hari yang sama.
Service level dalam menjawab email nasabah adalah paling lama H+1.
Semakin cepat email dijawab, maka akan meningkatkan kepuasaan
pelanggan.
”selama ini email yang saya kirimkan paling lama dijawab dalam waktu
10 menit dan tidak pernah lebih dari 1 hari tuh, email yang Saya
kirimkan selama ini memiliki reaksi dan tanggapan yang cepat dari team
email korepondensi Halo BCA”51
”sejauh ini email permintaan yang Saya sampaikan dijawab masih
dalam 24 jam dan terus terang saya terbantu, dari pada permintaan
Saya sampaikan melalui Fax dan tidak ada respon tetapi melalui email
korespondensi ada respon atas email yang kita kirimkan.”52
“keluhan yang saya sampaikan dijawab oleh team email korespondensi
Halo BCA kurang dari 24 jam”53
51
Hasil wawancara dengan Bp. Dimas Haryo Pribadi (nasabah yang menggunakan email
korespondensi Halo BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui telepon
52
Hasil wawancara dengan Devi Carol (nasabah yang menggunakan email korespondensi Halo
BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui telepon.
53
Hasil wawancara dengan Bp. Salomon Budi, (nasabah yang menggunakan email korespondensi
Halo BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui telepon.
63
b. Email yang bersifat Saran
Saran atau masukan merupakan salah satu alat guna meningkatkan
pelayanan yang sudah baik menjadi lebih baik bagi suatu perusahaan.
Email yang masuk yang bersifat saran melalui email korespondensi Halo
BCA dapat berupa saran atas produk yang dimiliki BCA, layanan serta
kinerja para customer service. Saran yang disampaikan oleh nasabah
merupakan suatu masukan yang sangat berarti bagi BCA sehingga setiap
saran yang disampaikan oleh nasabah akan diinput di CCQ yang nantinya
akan diteruskan ke unit kerja terkait sesuai dengan jenis saran yang ada.
Proses penanganan email saran sama halnya dengan informasi,
apabila dapat dijawab pada hari yang sama akan langsung dijawab kepada
Nasabah, namun apabila perlu tindak lanjut maka email akan dijawab
paling lama H+1 dan sampaikan bahwa email tersebut sedang
ditindaklanjuti oleh unit kerja terkait.
c. Email yang bersifat Keluhan
Sebuah perusahaan akan selalu berusaha memberikan pelayanan
yang terbaik kepada setiap Customer. Begitu juga halnya dengan BCA,
setiap pelayanan yang ada diharapkan menjadi salah satu yang
memberikan nilai lebih kepada nasabah. BCA akan sangat aware terhadap
keluhan nasabah dan berusaha untuk membantu Nasabah atas keluhan atau
permasalahan yang ada.
Email keluhan yang masuk ke email korespondensi Halo BCA
juga harus ditindaklanjuti dengan cepat sama halnya apabila keluhan
nasabah melalui Halo BCA dan kantor cabang BCA. Karena setiap
keluhan berpotensial membentuk image yang tidak baik perusahaan
64
kepada publik. Apalagi keluhan yang disampaikan melalui email,
penyebaran informasi tersebut akan sangat cepat karena sarana yang
digunakan bersifat online. Oleh sebab itu, penanganan keluhan Nasabah
yang masuk melalui email korespondensi harus dapat ditangani dengan
cepat.
”apabila kita menerima email dengan jenis keluhan, maka langkah
pertama yang harus kita lakukan adala menganalisa perihal keluhan
nasabah tersebut dan mencari data pendukung mengenai data Nasabah.
Apabila dalam pengiriman email tersebut, Nasabah melampirkan datadata yang lengkap (baik rekening dan kartu kredit yang dimiliki) maka
team emai lakan menuliskan laporan dengan jenis kategori sesuai
dengan jenis keluhan Nasabah. Kemudian atas email keluhan tersebut
akan diteruskan ke unit kerja terkait untuk proses tindak lanjut sesuai
dengan data yang diinput di CCQ.
”pada hari yang sama atau paling lama H+1 kita harus sudah
menjawab email tersebut kepada Nasabah, apabila belum ada hasil dari
unit kerja terkait perihal hasil keluhan tersebut maka team email akan
menginformasikan bahwa email keluhan yang disampaikan sedang
diproses tindak lanjut oleh unit kerja terkait dan mohon kesabaran
Nasabah untuk menunggu hasil dari laporan tersebut dan
menginformasikan nomor laporan atas keluhan kepada Nasabah”
”apabila sudah ada hasil tindak lanjut dari hasil laporan dari unit kerja
terkait maka team email akan memberikan jawaban hasil dari keluhan
tersebut melalui email balasan”
” Ohh.., so far sih iya yah.. ada konfirmasi koq dari team email perihal
keluhan yang Saya sampaikan.”54
“ada konfirmasi melalui email balasan yang dikirimkan kepada Saya”55
d. Email yang bersifat Permintaan
Sama halnya dengan fungsi contact center melalui telepon, permohonan
permintaan juga dapat diajukan melalui email Halo BCA. Namun tidak semua
54
Hasil wawancara dengan Bp. Dimas Haryo Pribadi (nasabah yang menggunakan email
korespondensi Halo BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui telepon.
55
Hasil wawancara dengan Devi Carol (nasabah yang menggunakan email korespondensi Halo
BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui telepon.
65
jenis permintaan dapat diproses melalui layanan contact center hal ini sama
halnya juga dengan penyampaian informasi.
”Proses penanganan email permintaan hampir sama dengan keluhan
akan tetapi tidak semua permintaan dapat diproses sama halnya dengan
pemberian informasi. Apabila Nasabah menyertakan data-data mereka
maka pada hari yang sama permohonan akan diinput di CCQ kemudian
akan diteruskan ke unit kerja terkait sesuai dengan jenis permintaan
yang diajukan oleh Nasabah. Kemudian kita membalas email Nasabah
tersebut dengan menyampaikan nomor laporan dan menginformasikan
bahwa permohonan Nasabah sudah diteruskan ke unit kerja terkait dan
segera akan diproses. ”
Bagaimana tanggapan nasabah yang pernah mengirimkan permintaan
melalui email Halo BCA :
”Hmmm.., selama ini permintaan saya mengenai ubah alamat penagihan
kartu kredit BCA sudah dapat dilakukan melalui email korespondensi
Halo BCA ”56
Dari hal tersebut dapat disampaikan bahwa email korespondensi Halo BCA
dapat memproses permohonan nasabah yang sesuai dengan prosedur yang ada.
56
Ibid.
66
4.2.3 Media Komunikasi (Communicating - Action)
Media sangat diperlukan oleh suatu perusahaan sebagai sarana dalam
memberikan informasi yang berkaitan dengan kepentingan dan segala
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada disuatu perusahaan. Email korespondensi
Halo BCA merupakan salah satu sarana contact center yang dimiliki oleh BCA
sebagai salah satu media komunikasi terhadap nasabah dalam hal pemberian
informasi yang berkaitan dengan perusahaan.
Agar menjadi salah satu sarana yang dapat dimaksimalkan oleh nasabah
akan peranan email korespondensi tersebut, tentunya bagi BCA sendiri
keberadaan email tersebut harus dapat disosialisasikan kepada nasabah.
”informasi mengenai email korespondensi Halo BCA diinformasikan melalui
brosur atau media lainnya (radio, televisi atu informasi melalui frontliner BCA di
cabang).”57
”disamping itu juga, kita menggunakan email korespondensi Halo BCA sebagai
penyampaian hasil laporan nasabah yang sebelumnya pernah mengajukan
permintaan atau pun keluhan melalui Halo BCA dimana nasabah tersebut sangat
kesulitan untuk dihubungi melalui telepon sehingga hasil keluhan atau pun
permintaan dilakukan melalui sarana email. Contohnya adalah permintaan bukti
transaksi.. dan juga informasi hasil tambah koneksi KeyBCA nasabah dilakukan
melalui email korespondensi Halo BCA yang menyebabkan feedback dari
pemberian informasi tersebut nasabah dapat mengetahui mengenai keberadaan
email korespondensi Halo BCA.”58
Dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh BCA tersebut, bagaimana
tanggapan atau feedback dari nasabah perihal informasi mengenai email
korespondensi Halo BCA, berikut adalah wawancara dengan nasabah pengguna
email korespondensi Halo BCA :
”saya mengetahui email Halo BCA dari email yang dikirimkan oleh BCA perihal
informasi tambah koneksi yang saya lakukan di KikBCA. Dan menurut saya,
57
58
Hasil wawancara dengan Bp. Wisnu Dwi Untoro, pada tanggal 26 Ags 2009, di Wisma Asia II.
Hasil wawancara dengan Bp. Susatyo Krisyatno, pada tanggal 28 Ags 2009, di Wisma BCA II.
67
sarana email ini sangat efektif karena kebetulan saya mengirimkan email itu
melalui blackberry saya sehingga bisa jadi lebih cepat dari pada menggunakan
telepon yang selalu sibuk.”59
”dari brosur kartu kredit BCA. Dan menurut saya saat ini teknologi sudah
canggih dan email menjadi salah satu hal yang dipilih karena pasti akan dibaca
walaupun jawabannya akan lebih lama karena penggunaan melalui telepon atau
fax khan ada busy sedangkan melalui email tidak ada line busy.”60
”dari KlikBCA, ehhh.., sori.. kayaknya bukan dari KlikBCA deh.. saya searching
melalui Google dan akhirnya saya ketemu untuk email support BCA.”61
Peneliti juga melakukan wawancara dengan nasabah yang menggunakan
telepon Halo BCA atau yang tidak menggunakan saran email korespondensi Halo
BCA :
”saya tidak mengetahui mengenai email korespondensi Halo BCA. Baru kali ini
saya mengetahui bahwa BCA punya layanan contact center melalui email.”62
”saya tidak tahu. Karena selama ini saya hanya menggunakan layanan contact
center melalui telepon saja.”63
Peningkatan pelayanan melalui contact center tercipta dari proses
komunikasinya serta ketepatan dan kecepatan dalam pemberian informasi yang
dibutuhkan. Hal tersebut dilakukan guna tercipta pelayanan prima kepada
Nasabah.
”untuk menjawab email yang masuk ke Halo BCA kita menggunakan
Service Level yaitu H+1 tetapi email paling lama dijawab 1 hari kerja
setelah email masuk dengan catatan email yang masuk di hari Sabtu dan
Minggu akan dihitung pada hari kerja berikutnya. Setelah itu kita juga
melihat Urgent tidaknya email tersebut yaitu yang paling utama adalah
59
Hasil wawancara dengan Bp. Dimas Haryo Pribadi (nasabah yang menggunakan email
korespondensi Halo BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui telepon
60
Hasil wawancara dengan Devi Carol (nasabah yang menggunakan email korespondensi Halo
BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui telepon.
61
Hasil wawancara dengan Bp. Salomon Budi, (nasabah yang menggunakan email korespondensi
Halo BCA), pada tanggal 14 Ags 2009 melalui telepon.
62
Hasil wawancara dengan Ibu Ratih Permata Sari (nasabah pengguna contact center melalui
telepon), pada tanggal 18 Ags 2009 melalui telepon.
63
Hasil wawancara dengan Ibu Lady Pussung (nasabah pengguna contact center melalui
telepon), pada tanggal 18 Ags 2009 melalui telepon.
68
keluhan dan permohonan dan saran. Untuk informasi tetap diutamakan
dan mengacuu pada Service Level yang ada.
Bentuk tindak lanjut terhadap email yang masuk ke Halo BCA dapat
dibedakan menjadi :
a. Penyelesaian tanpa memerlukan investigasi
b. Penyelesaiaan dengan melakukan investigasi terlebih dahulu
Dan berdasarkan tersebut, batas waktu penyelesaiian (service level) email
tergantung dari kesepakatan antar unit kerja terkait dengan Halo BCA. Dan
apabila dalam batas waktu yang disepakati Halo BCA tidak menerima
tanggapan / jawaban dari unit kerja terkait, maka akan dilakukan eskalasi ke
pimpinan unit kerja terkait.
Unit Kerja
Divisi Kartu Kredit
Divisi Perbankan Internasional
Biro Humas
Sentra Operasi Jakarta
Gugus Pengembangan Perbankan Elektronik
Satuan Kerja Hukum dan Kepatuhan
Sub. Div Prosedur dan Pendukung Operasi
Sub. Div. Produk Dana dan Pemasaran
Sub. Div. Jaringan dan Penjualan
Cabang BCA
Service Level
Tanpa
Dengan
Investigasi Investigasi
3 HK
7 HK
3 HK
7 HK
3 HK
7 HK
3 HK
7 HK
3 HK
7 HK
3 HK
7 HK
3 HK
7 HK
3 HK
7 HK
3 HK
7 HK
3 HK
7 HK
Bagaimana tanggapan Nasabah perihal kinerja team email Halo BCA atas
proses penanganan keluhan yang disampaikan oleh Nasabah :
” So far sih belum ada realisasinya yah dari keluhan saya.., jadi saya
pikir mungkin implementasinya masih kurang bagus, tanggapan dan
actionnya masih belum tapi kalo responsif yang diberikan cepat.”64
”Hmmm.., menurut saya prosesnya cukup cepat kemudian ada respon
telepon dari pusat juga kepada Saya. Saya cukup puas dengan
tanggapannya tapi memang sampai dengan saat ini hasil dari keluhan
saya belum ada.”65
64
65
Hasil wawancara dengan Bapak Dimas Haryo Pribadi
Hasil Wawancara dengan Ibu Devi Carol
69
4.2.4 Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi diperlukan dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Hal tersebut
dilakukan agar setiap pekerjaan yang kita lakukan dapat diketahui proses
peningkatan dan penurunan yang ada sehingga terjadi perbaikan ke depannya.
Beberapa proses evaluasi dilakukan oleh team email Halo BCA adalah :
-
Evaluasi melalui laporan bulanan email
”Melalui laporan bulanan email kita dapat mengetahui hasil kerja team email
setiap bulannya melalui presentase service level yang dicapai, dapat diketahui
mengenai peningkatan/penurunan jumlah email nasabah.
”Jumlah email yang masuk setiap bulannya mengalami fluktuatif atau terkadang
naik dan terkadang turun. Dan biasanya email pada hari libur lebih sedikit dari
pada email yang masuk pada hari biasa.. ”66
-
Evaluasi standar jawaban
”Adanya evaluasi standar jawaban berdasarkan informasi yang updated. Kita
selalu melakukan evaluasi standar jawaban yang menyesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku di BCA serta informasi lainnya. Hal ini dilakukan guna
meminimalis kesalahan dalam pemberian informasi. Untuk proses evaluasi ini
berhubungan dengan banyak pihak terkait dari internal maupun eksternal
sehingga meminimkan kesalahan informasi.
Disamping itu juga, setiap draft jawaban yang telah dibuat oleh staff email
selanjutnya akan dikoreksi terlebih dahulu oleh SPV team email sebelum
jawaban tersebut dikirimkan sebagai email jawaban kepada nasabah.”67
-
Informasi yang berasal dari nasabah
”Ada beberapa informasi yang dimiliki oleh nasabah akan tetapi informasi
tersebut belum beredar di BCA. Informasi jenis ini kita akan evaluasi dan akan
ditindaklanjuti langsung ke bagian terkait. Hal ini kita lakukan untuk memastikan
kebenaran akan informasi yang disampaikan oleh nasabah tersebut.”68
Untuk mempermudah team email atas jenis email yang sedang diproses,
maka email Nasabah dimasukkan ke dalam satu folder khusus sehingga dapat
66
Hasil wawancara dengan Bp. Susatyo Krisyatno, pada tanggal 28 Ags 2009, di Wisma BCA II.
Ibid.
68
Ibid.
67
70
lebih mudah memantau proses follow up email tersebut. Konfirmasi ke pihak
terkait harus tetap dilakukan agar proses follow up dapat lebih cepat diselesaikan.
Apabila sudah ada konfirmasi atau jawaban dari unit kerja terkait, maka
team email Halo BCA akan menginformasikan jawaban yang disampaikan oleh
unit kerja terkait kepada Nasabah. Keberhasilan dalam memfollow up keluhan
Nasabah dapat kita lihat dari respon yang diberikan oleh Nasabah dari email
balasan konfirmasi yang telah dikirimkan. Adanya ucapan terima kasih dari
Nasabah menandakan bahwa proses keluhan nasabah tersebut dapat diselesaikan
dengan sangat baik oleh team email korespondensi Halo BCA dan komunikasi
yang dilakukan dengan nasabah juga efektif.
Bagaimana tanggapan nasabah perihal konfirmasi hasil tindak lanjut atas
keluhan Nasabah :
”Mereka menginformasikan koq hasil dari keluhan saya dan sampai
sejauh ini saya puas dengan hasil tindak lanjutnya..69”
”ada konfirmasi sihh mengenai hasil keluhan kepada Saya.”70
”Menurut Saya standard yah.., tapi saya appreciated lah kalau email Saya
dijawab dengan respon yang cepat dan proses tindak lanjut yang telah
dilakukan.”71
4.3 Pembahasan
Dari proses analisis yang peneliti lakukan mendapatkan beberapa fakta
fakta,masalah-masalah yang terjadi di divisi biro Halo BCA yang berkaitan
dengan aktivitas email korespondensi Halo BCA sebagai salah satu sarana
69
Hasil Wawancara dengan Bp. Dimas Haryo Pribadi
Hasil wawancara dengan Ibu Devi Carol
71
Hasil wawancara dengan Bp. Salomon Budi
70
71
komunikasi dengan nasabah dan perlunya proses tindaklanjut yang cepat guna
memberikan pelayanan prima kepada nasabah.
Fakta-fakta :
Suatu program akan berhasil dilaksanakan apabila telah melakukan sesuai
dengan aturan kerja yang berlaku. Di divisi biro Halo BCA memang tidak
memiliki divisi PR akan tetapi dalam aktivitasnya, biro Halo BCA bertugas
sebagai PR BCA dalam pembentukan image serta mempertahankan image yang
ada dalam hal pemberian informasi yang berhubungan dengan produk serta halhal yang berhubungan dengan BCA dan informasi lainnya. Oleh sebab itu, sesuai
dengan Teori Cutlip & Center mengenai 4 aktivitas seoran PR (Penelitian,
Perencanaan, Media Komunikasi dan Mengevaluasi) yang merupakan bagian dari
manajemen strategi program kerja PR.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada tahap penelitian
bahwa nasabah yang telah menggunakan email korespondensi Halo BCA BCA
memiliki
kepentingan
yang
beragam
dimana
nasabah
sudah
mulai
memaksimalkan penggunaan contact center melalui email dalam hal pemberian
informasi, saran, keluhan dan permintaan. Pemahaman akan email balasan yang
diterima oleh nasabah juga sangat dimengerti dari penggunaan bahasa yang
digunakan serta informasi yang disampaikan. Hal itu menandakan bahwa proses
komunikasi yang berlangsung melalui email korespondensi sudah efektif.
Pada tahap perencanaan (Planning), setelah melakukan proses penelitian
langkah yang dilakukan oleh team email Halo BCA pada tahap perencanaan yaitu
melakukan proses penanganan tindaklanjut email nasabah. Proses penanganan
72
sudah baik dan dilakukan dengan cepat. Proses menjawab email nasabah tidak
melebihi service level yang telah ditetapkan yaitu H+1 atau dapat dikatakan
tanggap atas email nasabah dan juga adanya konfirmasi perihal nomor laporan
kepada nasabah ata email yang bersifat keluhan, dan permintaan. Akan tetapi pada
tahapan ini, proses follow up email nasabah masih belum maksimal dibanding
dengan proses menjawab email itu sendiri.
Pada tahap media komunikasi (communicating) BCA sudah melakukan
proses sosialisasi email Halo BCA akan tetapi proses sosialiasasi tersebut dirasa
belum maksimal. Hal ini tampak dari respon nasabah yang menggunakan email
korespondensi Halo BCA dan nasabah yang belum menggunakan sarana tersebut
yang belum merasakan perihal sosialisasi yang dilakukan oleh BCA perihal
keberadaan email korespondensi tersebut.
Pada tahap evaluasi (evaluating), dapat dilihat bahwa proses evaluasi yang
dilakukan tidak berkelanjutan, yaitu laporan email bulanan yang ada hanya
bersifat report yang tidak melakukan proses review atas hasil dari laporan
tersebut. Sedangkan proses evaluasi standar jawaban sudah baik, evaluasi
dilakukan secara berkelanjutan mengikuti informasi yang terkini dan ditambah
lagi BCA menerima masukan informasi yang berasal dari nasabah yang dijadikan
bahan evaluasi bagi BCA.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, ada beberapa
kesimpulan yang telah diperoleh, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Email korespondensi Halo BCA sudah berjalan dengan baik dan telah
difungsikan sebagai salah satu fungsi contact center bagi nasabah, baik
dalam hal penyampaian informasi, saran, keluhan dan permintaan terhadap
email nasabah yang masuk.
2. Sudah komunikatif dalam menjawab email nasabah, hal ini terlihat dari
respon nasabah yang sudah memahami akan jawaban yang dikirimkan
serta penggunaan tata bahasa pada standar jawaban yang dimiliki oleh
team email Halo BCA.
3. Bagi nasabah pengguna email korespondensi Halo BCA mayoritas
terbantu dengan adanya email korespondensi ini karena proses menjawab
email dilakukan dengan cepat, tanggap serta responsif. Walaupun proses
follow up email yang bersifat keluhan, saran dan permintaan masih belum
maksimal.
4. BCA dapat membaca kebutuhan nasabah saat ini yang sudah mengikuti
teknologi sehingga BCA hadir dengan contact center melalui email yang
mempermudah nasabah dalam memberikan informasi perbankan yang
73
74
dibutuhkan dan informasi produk-produk serta informasi mengenai
ketentuan-ketentuan yang berlaku di BCA serta informasi lainnya.
5. Dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam proses komunikasi dengan
BCA oleh nasabah karena email ini telah memiliki fungsi yang lebih
dibanding dengan contact center lainnya yang melalui telepon dan email
serta melalui walk-in customer. Sehingga dapat disimpulkan bahwa email
korespondensi Halo BCA dapat membangun komunikasi yang efektif bagi
penggunanya baik dalam penyampaian informasi, saran, keluhan dan
permintaan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada objek penelitian,
maka peneliti memiliki saran-saran dari hasil penelitian tersebut, yaitu sebagai
berikut :
1. Kurangnya sosialisasi mengenai email korespondensi Halo BCA kepada
masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah presentase jumlah email yang
masuk dengan jumlah calls yang masuk ke Halo BCA serta pengetahuan
nasabah
yang
masih
minim
akan
informasi
keberadaan
email
korespondensi Halo BCA. Perlunya peningkatan proses sosialisasi
informasi mengenai email korespondensi Halo BCA karena dapat
dipastikan dengan adanya email korespondensi Halo BCA penanganan
informasi, saran dan keluhan serta permintaan dapat dimaksimalkan dan
tentunya dapat mengurangi antrian nasabah yang menghubungi contact
center melalui telepon dan antrian cabang lebih lagi.
75
2. Peningkatan proses follow up email yang bersifat keluhan, saran dan
permintaan kepada unit kerja terkait. Hal ini diperlukan karena team
email Halo BCA sudah baik dan sangat responsif dan tanggap dalam
menjawab email nasabah. Oleh sebab itu, pelayanan nasabah akan lebih
maksimal jika email yang memerlukan proses tindaklanjut juga dapat
diproses cepat seperti proses menjawab email nasabah itu sendiri.
3. Kurangnya proses evaluasi yang berkesinambungan atas kinerja team
email Halo BCA melalui hasil laporan buloanan yang ada. Dari hasil
observasi yang peneliti lakukan, laporan bulanan yang telah dibuat hanya
bersifat evaluasi secara garis besar. Kurang dimaksimalkannya laporan
yang ada dalam hal peningkatan kualitas kerja dari team email Halo BCA
itu sendiri dalam memberikan masukan kepada pihak manajemen perihal
sosialisasi email korespondensi Halo BCA.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
i
DAFTAR ISI ....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................
8
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................
8
1.3.1 Tujuan Penelitian ..................................................................
8
1.3.2 Kegunaan Penelitian .............................................................
9
1.3.2.1 Kegunaan Akademis .................................................
9
1.3.2.2 Kegunaan Praktis ......................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
10
2.1 Komunikasi ....................................................................................
10
2.1.1 Pengertian Komunikasi .......................................................
10
2.1.2 Fungsi Komunikasi ..............................................................
12
2.1.3 Komunikasi Efektif..............................................................
13
2.1.4 Hambatan Komunikasi .......................................................
15
2.2 Definisi Public Relations ...............................................................
17
2.2.1 Peran dan Fungsi Public Relations .....................................
18
2.2.2 Unsur-unsur Utama Public Relations (PR) .................................
21
iii
2.3.
2.2.3. Publik dari kegiatan PR .....................................................
22
2.2.3.1 Publik Eksternal .....................................................
23
Fungsi, Tujuan, Peranan, Ruang Lingkup Tugas, Sasaran
Kegiatan dan Strategi Public Relations (PR) ..........................
25
2.3.1. Fungsi Utama Public Relations (PR) ..............................
25
2.3.2. Peranan Public Relations (PR) ........................................
25
2.3.3 Ruang Lingkup Tugas Public Relations (PR) .................
28
2.3.4. Sasaran Kegiatan Public Relations (PR) ........................
28
2.4. Proses Public Relations (PR) .......................................................
29
2.5 Media Public Relations.................................................................
31
2.6 Media Komunikasi .......................................................................
33
2.6.1 Media Internet .....................................................................
35
2.6.2 E-mail sebagai salah satu komponen internet dalam proses
korespondensi .....................................................................
36
2.6.3 Korespondensi sebagai salah satu proses komunikasi.....
38
2.6.4 Bahasa Korespondensi ........................................................
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................
41
3.1 Sifat Penelitian.............................................................................
41
3.2 Metode Penelitian ........................................................................
43
3.3 Definisi Konsep ............................................................................
44
3.4 Fokus Penelitian ..........................................................................
45
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................
45
3.5.1 Data Primer ........................................................................
45
iv
3.5.2 Data Sekunder ....................................................................
46
3.6 Nara Sumber ...............................................................................
47
3.7 Analisa Data.................................................................................
48
3.8 Keabsahan Data ..........................................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERMASALAHAN ..........................
49
4.1 Gambaran Umum Biro Halo BCA ...........................................
49
4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Bank Central Asia, Tbk .........
49
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ..................................................
51
4.1.3 Produk dan Layanan BCA ................................................
53
4.1.4 Job Desk Team e-mail Korespondensi ..............................
55
4.2 Hasil Penelitian ...........................................................................
56
4.2.1 Penelitian (Research)..........................................................
57
4.2.2 Perencanaan (Planning) ....................................................
60
4.2.3 Media Komunikasi (Communicating - Action) ...............
66
4.2.4 Evaluasi (Evaluation) .........................................................
69
4.2 Pembahasan .................................................................................
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
73
5.1 Kesimpulan .....................................................................................
73
5.2 Saran ...............................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE
DAFTAR LAMPIRAN
v
vi
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Zaenudin, Korespondensi Bisnis Indonesia, Mtra Wacana Media,
2007.
Andi Anugrah, Merintis Kebangkitan Call Center, PT. Telexindo Bizmedia,
2007.
Barnard Chester, The Functions of Executive,Cambridge, Mass Harvard
University Press,1938.
Donald K. Wright (Principal Investigator), “The Magic communication
Machine:Examing the Internet’s Impact on Public Relations, Journalism
and the Public” (Fainesville, FL: The Institute for Public Relations, 2001)
Frank,Jefkin, Public Relations, 5th Edition, Erlangga,2004.
Frank Jefkin, Public Relations, PT. Gramedia, Jakarta, 1998.
Ida Bagoes Mantra, Filsafat Penelitian & Metode Penelitian Sosial (Yogyakarta
: Pustaka Pelajar 2004.
J. Handy Wright & Bryon H. Christian, Public Relations in Management. 1st
edition, Mc. Gram Hill book company, Inc, New York.
Jalaludin Rahmat, Metode Penulisan Komunikasi, PT. Rosda Karya, Bandung,
1998.
Jhoe Yao Tung, Teknologi Jaringan Intranet, Andi, Yogyakarta, 1997.
Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung,
PT. Remaja Rosdakarya, 1990.
Lesley, Philip, Everything You Wanted to Know about PR, SS. Mubaruk &
Brothers, PTE L TD, Singapore, 1999.
Mahidin Mahmud, Pengantar Humas, Univ. Terbuka, Jakarta, 1994.
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di
Indonesia, Bumi Aksara, 2001.
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia Jakarta, 1998.
Paul Smith, Chris and Alan Pulford, Strategi Marketing Communications,
London : Kogan Page Limited, 1997.
Onong, Uchaja Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2003.
Ramelan, Surat Bisnis Moderen, Penerbit PPM, Jakarta, 2005.
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, Graffiti, 2003.
Sadler, Will, Using Internet Email,Virginia, Que, 1995.
Sofjan Effendy dan Christ Manning dalam laqi Singarimbun, Metode Penelitian
Surrel, LP3ES, Jakarta, 1989.
Sumadi Suryabrata, Metedologi Penelitian, Jakarta, CV. Rajawali, 1998.
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, Ed.
Kesembilan, 2000.
Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom, Effective Public Relations,
1985.
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardinianto, Dasar - Dasar Public Relations, PT.
Remaja Rosdakarya.
Soleh Soemitra, Dasar-Dasar Public Relations, Rosdakarya, Bandung, 2002.
Robert, W. Bly, The Encyclopedia of Business Letters, Fax Memos, and E-Mail,
Advantage Quest Publications, Malaysia, 1999.
Rosady, Ruslan, SH, MM, Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi, 1998.
Widjaja, A. Warga Negara , Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Penerbit
Bumi Aksara, Jakarta, 1993.
Wilbur Schramm, dan Donald F. Roberts. 1971. The Process and Effectsof Mass
Communicattion, Revised Editon. University of Illinois Press. Urbana.
Wilbur 1. (Bill) Peak dalam Onong Uchajana Effendy ! VIA., Hubungan
Masyarakat (Suatu Studi Komutiikologis), PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 1992.
Werner J. Severin – James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi, edisi kelima,
cetakan 1 Prenada Media.
Werner J. Severin – James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi, Sejarah Metode
& Terapan di Dalam Media Massa, edisi kelima, Kencana, 2005.
CURRICULUM VITAE
Nama
: Yunita Desvawarida Manurung
Tempat/Tanggal Lahir
: Medan, 15 Mei 1983
Alamat
: Jl. Ali 2 No. 1
Cipayung, Jakarta Timur
Nomor Telepon
: Home (021) – 8503133
Mobile (021) – 71441146, 08816882571
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Perusahaan
: PT. Bank Central Asia, Tbk Jakarta
Jabatan
: Staff email
Alamat email
: [email protected]
[email protected]
Motto Hidup
: “Lakukan yang terbaik selama engkau bisa”
Download