PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RASIO BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL, DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: SOCHIB STIE WIDYA GAMA LUMAJANG E-mail: [email protected] ABSTRACT This study has the objective to test empirically the influence of Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio, Ratio of Operating Expenses to Operating Income (ROA), and Loan to Deposit Ratio (LDR) to the Financial Performance National Private Banks that Go Public in Indonesia stock exchange. Researchers used 13 samples of the banking industry listed in Indonesia Stock Exchange 2005-2009 period obtained by purposive sampling in order to obtain 65 observations. The hypothesis was tested using regression analysis which can be used for predicting the condition a few years after knowing the magnitude of the influence of the independent variables. Analysis of data to test regreasi and influence of independent variables on the dependent variable using SPSS. The results obtained in this study that the Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio and Loan to Deposit Ratio (LDR) has no effect on the financial performance. While BOPO significant impact on the bank financial performance proxied Cash Flow Return on Assets (ROA). Expected results of this study can contribute in the development of Science in Accounting, in particular aspects of the factors that affect the financial performance of banks are proxied by Cash Flow Return on Assets. Keywords: CAR, DER, ROA, LDR and CFROA PENDAHULUAN Kinerja (Performance) merupakan ukuran seberapa efektif dan efisienkah seorang manajer mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan. Karenanya tindakan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan selalu diukur berdasarkan pada perbandingan berbagai standar. Kinerja perusahaan merupakan manifestasi dari kinerja manajemen sehingga laba dapat pula diinterpretasi sebagai pengukur keefektifan dan keefisienan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya (Suwardjono, 2005). Kinerja keuangan digunakan untuk mengukur kemajuan suatu entitas yang menunjukkan kemampuan mendayagunakan aset yang dimiliki sehingga memberikan nilai Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 1 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... tambah bagi perusahaan berupa pendapatan. Kinerja keuangan menilai profitabilitas dan likuiditas dan menyediakan informasi berharga untuk para pemangku kepentingan dalam rangka mengevaluasi kinerja keuangan masa lalu dan posisi saat ini dari suatu perusahaan. Sedangkan penilaian kinerja manajemen perusahaan bertujuan untuk mengetahui efektivitas operasional perusahaan selama periode waktu tertentu. Pengukuran kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan suatu metode atau pendekatan hasil yang relevan. Seperti halnya industri perbankan, kinerja sangat diperlukan sekali dalam upaya untuk mengukur aktivitas yang telah dilakukannya selama kurun waktu tertentu. Dibidang permodalan, penilaian dilakukan terhadap rasio permodalan yang lazim digunakan untuk mengukur kesehatan bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang menurut Resiko (ATMR), sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI/2001 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Likuiditas bagi perbankan juga mempunyai peranan penting dalam pengelolaan kinerja perbankan karena menyangkut pemecahan antara reserve requirement yang ditetapkan Bank Sentral, penarikan dana oleh deposan dan debitur serta pembayaran kewajiban jatuh tempo. Salah satu ukuran untuk menghitung Likuiditas Bank yaitu menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan BI Nomor 5/15/PBI/2013. Secara umum bahwa dapat dikatakan Bank termasuk likuid bilamana manajermen bank mampu membayar semua kewajiban jangka pendeknya sewaktu-waktu kepada deposan, dan mampu memenuhi semua pencairan fasilitas kredit yang harus dipenuhi, dan semua biaya operasionalnya. Cash Flows atau arus kas dalam sistim pelaporan keuangan mempunyai nilai lebih untuk menjamin kinerja perusahaan dimasa mendatang. Cash flow tersebut menunjukan hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban-beban yang bersifat tunai dan benarbenar sudah dikeluarkan oleh perusahaan. Cash Flow Return On Assets (CFROA) 2 merupakan salah satu pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang menunjukan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini (Samani, 2008). Kinerja keuangan merefleksikan kinerja fundamental perusahaan. Kinerja keuangan diukur dengan data fundamental perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Cash Flow Return on Assets (CFROA). CFROA dihitung dari laba sebelum bunga dan pajak ditambah Depresiasi dibagi dengan Total Aset. CFROA = EBIT + Depresiasi dibagi Aset. Dengan dasar seperti itulah judul penelitian ini Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Deposit to Equity Ratio (DER), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasiona(BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional Go Public di BEI 2005-2009. Memperhatikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten maka penelitian ini dilakukan ingin menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Kinerja Keuangan Bank Swasta Nasional yang Go Public di BEI periode 2005-2009. Pertanyaan penelitian (research questions) dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional yang Go Public periode 2005-2009 ? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, dapatlah dikemukakan beberapa tujuan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut: Untuk membuktikan secara empiris pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Kinerja Keuangan ? Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Performance atau kinerja merupakan suatu pola tindakan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diukur dengan mendasarkan pada suatu perbandingan dengan berbagai standar. Penilaian kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui efektivitas operasional perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan suatu metode atau pendekatan. Informasi yang digunakan dalam mengukur kinerja ada dua yaitu kinerja keuangan dan kinerja non keuangn. Adapun informasi yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan adalah informasi keuangan (financial information), yaitu informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen seperti laba sebelum pajak, tingkat pengembalian investasi, dan sebagainya. Sedangkan non keuangan adalah informasi yang disajikan tidak dalam satuan uang (non financial information). Seperti halnya kinerja suatu bank merupakan ukuran keberhasilan bank yang mencerminkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola usahanya. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan secara sistematis, mandiri dan objektif dengan berorientasi pada masa depan, atas kebijakan atau keputusan manajemen dalam mengelola sumber daya dan dana yang dipercayakan kepadanya dalam rangka meningkatkan kemampuan pelaksanaan fungsi manajemen yang lebih baik. Suwardjono (2005:458) mengemukakan kinerja perusahaan merupakan manifestasi dari kinerja manajemen sehingga laba dapat pula diinterpretasi sbagai pengukur keefektifan dan keefisienan manajemen dalam mengelola sumberdaya yang dipercayakan kepadanya. Kinerja suatu entitas dapat diukur dengan menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan. Pengukuran laba sebagai indikator kinerja perusahaan menjadi fokus utama dari pelaporan keuangan modern. Salah satu teknik analisis laporan keuangan yang lazim dilakukan yakni analisis rasio keuangan yang memberikan informasi sederhana tentang hubungan antara pos satu dengan pos lainnya sehingga memudahkan menilai kinerja dan kesehatan perusahaan perbankan. Capital Adequacy Ratio (CAR) Fungsi modal dalam industri perbankan sangat penting karena selain digunakan untuk kepentingan ekspansi dan operasional, juga untuk memenuhi likuiditas. Dalam hal ini Bank wajib memenuhi ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang berlaku untuk peningkatan modal atau disebut Capital Adequacy Ratio (CAR). Secara teknis, analisis tentang permodalan disebut capital adequacy analysis yang mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung kegiatan operasional bank secara efisien. Jumlah kebutuhan modal suatu bank dari waktu kewaktu selalu berfluktuasi dan meningkat mengikuti perkembangan aset produktif bank tersebut dan kebutuhan penutupan risiko yang terjadi. Capital Adequacy Ratio adalah suatu rasio yang menunjukkan sampai sejauh mana kemampuan permodalan suatu bank untuk mampu menyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin terjadi sehingga semakin tinggi angka rasio ini, maka menunjukkan bank tersebut semakin sehat begitu juga dengan sebaliknya. Sementara menurut Peraturan Bank Indonesia, CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, modal bank terdiri atas modal inti dan modal pelengkap sedangkan ATMR dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aset produktif pada neraca dikalikan bobot risikonya masing-masing. Semakin tinggi CAR semakin baik kondisi sebuah bank. Ketentuan Bank for International Settlements (BIS) yang sejalan dengan deregulasi Pakfeb 1991, Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum mewajibkan CAR minimum bagi bank-bank umum di Indonesia adalah 8% (Dendawijaya, 2006). H1: Pengaruh Capital Adecuacy Ratio terhadap Kinerja Keuangan yang diproksi dengan Cash Flow Return on Assets Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 3 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... Debt to Equity Ratio (DER) Struktur finansial mencerminkan perimbangan dalam arti absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing ( jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri (Bambang, 1983). Dalam hubungannya dengan struktur finansial bahwa pedoman atau aturan struktur finansial konservatif vertikal memberikan perimbangan yang harus dipertahankan oleh perusahaan mengenai besarnya modal asing dengan modal sendiri. Anggaran pembelanjaan yang sehat itu pertama harus dibangun atas dasar modal sendiri, sehingga aturan struktur finansial menetapkan besarnya modal asing dalam kondisi bagaimanapun tidak boleh melebihi modal sendiri. Koefisien kewajiban yang merupakan perbandingan antara jumlah modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1 : 1. Sedangkan struktur finansial konservatif horisontal memberikan batas perimbangan antara besarnya modal sendiri dengan aset tetap. Keseluruhan aset tetap harus sepenuhnya dibelanjai dengan modal sendiri, yakni modal yang tetap tertanam dalam perusahaan (Bambang, 1983) H2: Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Kinerja Keuangan yang diproksi dengan Cash Flow Return on Assets Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio BOPO ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau disebut dengan BOPO. Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasional sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional atau bisa dikatakan bahwa manajemen bank kurang efisien dalam mengendalikan biaya yang sifatnya controlable. 4 H3: Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap Kinerja Keuangan yang diproksi dengan Cash Flow Return on Assets Loan To Deposit Ratio (LDR) Loan to deposit ratio merupakan rasio yang dipergunakan untuk melihat likuiditas perusahaan. Rasio ini mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun bank. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. LDR dapat pula digunakan menilai strategi manajemen bank. Manajemen bank yang konservatif biasanya memiliki LDR relatif rendah, sebaliknya jika LDR melebihi batas toleransi dikatakan manajemen bank sangat ekspansif/agresif. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, disebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Rasio ini juga sebagai indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80% dengan batas toleransi berkisar antara 85% dan 100% (Dendawijaya, 2006). H4: Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Kinerja Keuangan yang diproksi dengan Cash Flow Return on Assets METODE PENELITIAN Jenis dan Obyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yakni penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk sebab akibat (cause effect) antar beberapa konsep atau beberapa variabel. Penelitian ini diarahkan untuk menggambarkan adanya hubungan sebab akibat antara beberapa situasi yang digambarkan dalam variabel, dan atas dasar itu ditarik kesimpulan umum (Augusty Ferdinand, 2006). Obyek penelitian ini adalah perusahaan perbankan umum swasta nasional yang go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui media perantara atau diperoleh dari luar perusahaan. Jenis data yang digunakan berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain : Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Rasional, Loan to Deposit Ratio. Data tersebut diperoleh dari website www.idx.co.id, tahun 2005-2009 dan berbagai sumber media lain. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di bidang perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan periode pengamatan penelitian dilakukan mulai tahun 2005-2009. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditarik dengan metode pengambilan sampel yakni purposive sampling dimana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut : a. Perusahaan perbankan swasta nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan tahunan untuk periode 2005-2009. b. Memiliki data yang lengkap mengenai Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, BOPO dan Loan to Deposit Ratio. c. Tidak mengalami kerugian dalam periode penelitian Model Penelitian Penelitian pengaruh variabel yang diamati menggunakan regresi berganda atau pola pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan model penelitian sebagai berikut : Gambar 1 MODEL PENELITIAN Sumber : Model Penelitian diolah Teknik Analisis Data Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini variabelnya terdiri atas Variabel independen dan variabel dependen yaitu, Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Loan to Deposit Ratio dan Cash Flow Return on Assets. Deskripsi masing-masing variabel tersebut disajikan dalam bentuk frekuensi absolut yang menyatakan maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi. Dengan nilai frekuensi itu dapat diperoleh kondisi masing-masing entitas yang sedang diteliti. Analisis Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian (Augusty Ferdinand, 2006:289). Uji Asumsi dan Analisis Regresi Langkah awal dalam analisis regresi, menurut Sofyan Yamin (2009:85) adalah pemeriksaan terhadap asumsi: pengujian normalitas residual, tidak adanya problem heteroskedasisitas, dan autokorelasi pada residual. Uji Normalitas Asumsi dalam penelitian yang menggunakan statistik parametrik yakni harus dipenuhinya asumsi multivariate normality. Asumsi normality merupakan asumsi yang menyatakan bahwa setiap variabel penelitian merupakan variabel yang memiliki distribusi normal. Tujuan Uji normalitas untuk memastikan apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Suatu model regresi yang bisa digunakan harus memiliki data yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dideteksi dengan menggunakan grafik Normal Probability Plot atau grafik P-Plot. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran datadata atau titik-titik pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Sofyan Yamin (2009:85) Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 5 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... apabila setiap pencaran data residual berada di sekitas garis lurus melintang, maka dikatakan bahwa residual mengikuti fungsi distribusi normal. (2009:86) bilamana nilai Durbin-Waston menunjuukkan nilai lebih besar dari nilai tabel Durbin-Waston disimpulkan tidak ada problem autokorelasi pada residual. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas mempunyai arti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Teknik yang dapat dipakai untuk multikolinieritas, diantaranya dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Sofyan Yamin (2009:91) bila nilai Varian Inflated Factor (VIF)>10 dapat dikatakan terdapat gejala multikolinieritas. Pengujian multikolinearitas bertu-juan untuk menguji model regresi apakah terjadi adanya korelasi variabel independen dengan variabel independen yang lainnya. Model regresi yang bisa digunakan dalam penelitian, harus tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Model Analisis Penelitian yang akan menguji variabel dependen Kinerja Keuangan ini menggunakan model analisis dengan pendekatan Cash Flow Return on Assets (CFROA). Perhitungan CFROA dihitung dari laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) ditambah Depresiasi dibagi dengan Total Aset (Samani,2008) Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas menunjukkan varian dari residual yang tidak sama dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam suatu penelitian. Pengujian heterokedastisitas dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Suatu model regresi yang bisa digunakan dalam penelitian harus Homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Sofyan Yamin (2009:86) bilamana data tidak membentuk suatu pola tertentu berarti tidak adanya problem heteroskedastisitas pada residual. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan untuk memastikan apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya time series. Pengujian ada tidaknya problem autokorelasi pada residual dapat dilihat dari nilai statistik Durbin-Watson pada tabel Model Summary. Menurut Sofyan Yamin 6 Dimana : CFROA = Cash Flow Return on Assets EBIT = Laba Sebelum Bunga dan Pajak Depr = Depresiasi Assets = Total Aktiva ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Penelitian Berdasarkan hasil pengujian, pertama diperolah Deskripsi Statistik Variabel Penelitian terhadap 13 Bank sebagai sampel obyek penelitian dengan jumlah pengamatan sebanyak 65 item data. Data-data Bank Umum Swasta Nasional Go Public diambil dari Laporan Tahunan perbankan yang tercatat di BEI selama periode 2005-2009. Variabel penelitiannya meliputi variabel dependen (Cash Flow Return on Asset) dan variabel independen (Capital Adequacy Ratio, Debt to Ratio, Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Loan to Deposit). Tabel 1. Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum ,31 Mean Std. Deviation Cash Flow Return On Assets 65 5,92 2,9818 1,27742 Capital Adequacy Ratio 65 7,15 Debt to Equity Ratio 65 353,48 34,65 19,2578 7,04731 1927,17 977,5932 354,02726 Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional 65 35,02 100,55 57,8694 12,08825 Loan to Deposit Ratio 65 1,59 119,28 71,0895 21,55034 Valid N (listwise) 65 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah menunjukkan angka sebesar 7,15 persen yang ternyata Bank Artha Graha Internasional pada tahun 2005 dan yang tertinggi menunjukkan angka sebesar 34,65 persen ternyata Bank Pan Indonesia pada tahun 2006, dengan tingkat rata-rata sebesar 19,25 persen dan standar deviasi sebesar 7,04 persen yakni menunjukkan simpangan data yang relatif kecil, karena nilainya yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sebesar 19,25 peersen. Dengan standar deviasi/simpangan data yang relatif kecil seperti tersebut berarti data variabel penelitian CAR dikatakan cukup baik. Sedangakan Debt to Equity Rasiio (DER) terendah menunjukkan angka sebesar 353,48 persen yang ternyata Bank Mayapada pada tahun 2006 dan Debt to Equity Ratio yang paling tinggi menunjukkan angka sebesar 1927,17 persen ternyata Bank Artha Graha Internasional pada tahun 2005, dengan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio sebesar 977,59 persen, dan standar deviasi sebesar 354,02 menunjukkan simpangan data yang relatif kecil, karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya. Dengan standar deviasi/simpangan data yang relatif kecil seperti tersebut berarti data variabel penelitian Debt to Equity Ratio dikatakan cukup baik. Data rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terendah menunjukkan angka sebesar 35,02 persen yang ternyata BCA pada tahun 2009 dan yang tertinggi menujukkan angka sebesar 100,55 persen ternyata Bank CIMB Niaga pada tahun 2005, dengan tingkat rata-rata sebesar 57,86 persen, dan Standar Deviasi sebesar 12,08 menunjukkan simpangan data yang relatif kecil, karena nilainya yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sebesar 57,86. Dengan standar deviasi/ simpangan data yang relatif kecil seperti itu berarti data variabel pnelitian BOPO dikatakan cukup baik. Untuk Load to Deposit Ratio (LDR) yang terendah menunjukkan angka sebesar 1,59 persen yang ternyata Bank Internasional Indonesia tahun 2007 dan yang tertinggi menunjukkana angka sebesar 119,28 persen ternyata Bank Mayapada pada tahun 2006, dengan tingkat rata-rata sebesar 71,08 persen, dan Standar Deviasi sebesar 21,55 menunjukkan simpangan data yang relatif kecil, karena nilainya yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sebesar 71,08. Dengan standar deviasi/ simpangan data yang relatif kecil seperti itu berarti data variabel penelitian LDR dikatakan cukup baik. Standar Deviasi Cash Flow Return on Asset (CFROA) sebagai variabel dependen sebesar 1,27742 sedangkan Standard Error of Estimate variabel dependen sebesar 1,01530 lebih kecil. Dengan demikian model regresi lebih baik dalam bertidak sebagai prediktor CFROA. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Menurut Sofyan Yamin (2009:85) pengujian normalitas residual daat dilihat dari grafik normal P-P Plot. Apabila setiap pancaraxx\n data residual berada di sekitar garis lurus melintang, maka dikatakan bahwa residual mengikuti fungsi distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data akan mengikuti garis diagonalnya. Gambar .1 Normal PP Plot of Regression Standardized Residual Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Grafik probabilitas pada gambar 2 diatas terlihat normal karena distribusi data residualnya tampak mendekati garis normalnya. Sofyan Yamin (2009:85) mengemukakan selain metode grafik normal P-P Plot, untuk memvalidasi bahwa residual mengikuti distribusi normal, perlu dilakukan pengujian normalitas dengan statistik uji KolmogorovSmirnov dimana hasil pengujian ini diperoleh dari nilai p-value. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 7 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... VIF yang terdapat pada masing-masing variabel seperti terlihat pada Tabel 4 berikut : Tabel 2. Uji Kolmogorov-Smirnov Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF Capital Adequacy Ratio ,312 3,205 Debt to Equity Ratio ,273 3,665 Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional ,844 1,184 Loan to Deposit Ratio ,760 Secara multivariat pengujian normalitas data dilakukan terhadap nilai residualnya. Samani (2008) yang mengutip dari Ghozali (2005) mengemukakan data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai asymptotic significance diatas 0,05. Hasil pengujian normalitas data terlihat dalam Tabel 2. Uji Autokorelasi Menurut Sofyan Yamin (2009:86) Pengujian ada tidaknya problem autokorelasi ada residual dapat dilihat dari nilai statistik Durbin-Watson. Aapabila nilai DurbinWatson menunjukkan nilai lebih besar dari nilai tabel Durbin-Watson batas atas, disimpulkan tidak ada problem autokorelasi pada residual. Mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan nilai uji D-W dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3. Uji Durbin-Watson b Model Summary 1 ,639 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square a ,408 ,368 1,01530 Durbin-Watson 1,815 a. Predictors: (Constant), Loan to Deposit Ratio, Capital Adecuacy Ratio, Biaya Oprs Pendapatan Oprs, Debt to Equity Ratio b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Samani (2008) mengutip Ghozali (2005) Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini berarti tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi CFROA = f (CAR, DER, BOPO, LDR). Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai 8 Collinearity Statistics Model 1 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS R Coefficientsa 1,316 a. Dependent Variable: Cash Flow Return on Assets Model Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas Tolerance VIF Capital Adequacy Ratio ,312 3,205 Debt to Equity Ratio ,273 3,665 Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional ,844 1,184 Loan to Deposit Ratio ,760 1,316 a. Dependent Variable: Cash Flow Return on Assets Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Suatu model regresi dinyatakan terbebas dari multikolinearitas bilamana nilai Tolerance dibawah 1 dan nilai VIF dibawah 10. Pada tabel 4 tersebut diperoleh nilai tolerance semua variabel bebas berada dibawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Dengan demikian model penelitian ini tidak ada masalah multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Bilamana varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Sebagai kriteria penentuan heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, dimana titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Bilamana kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada gambar 3 Scatterplot berikut ini: Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... Gambar 3. Scatterplot b Model Summary Model 1 R ,639 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square a ,408 ,368 Durbin-Watson 1,01530 1,815 a. Predictors: (Constant), Loan to Deposit Ratio, Capital Adecuacy Ratio, Biaya Oprs Pendapatan Oprs, Debt to Equity Ratio b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan metode analisis regresi berganda (multiple regression) yang menghubungkan beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen dalam suatu model prediktif. Analisis yang digunakan dengan menghitung besarnya pengaruh Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Loan to Deposit Ratio yang merupakan variabel independen terhadap Cash Flow Return on Assets (CFROA) yang merupakan variabel dependen. Uji Koefesien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) menjelaskan seberapa besar proporsi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen secara bersamaan. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh berkisar antara 0 ≤ R2 ≤ 1. Dengan kriteria bilamana nilai R2 semakin mendekati angka 1 maka variabel independen yang ada semakin besar dapat menjelaskan variabel dependen, tetapi bilaimana nilai R2 mendekati nol maka variabel independen semakin kecil dalam menjelaskan variabel dependen. Tabel 0. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Mengacu pada Sofyan Yamin (2009:87) untuk memvalidasi model regresi perlu dilakukan pemeriksaan hasil tabel ANOVA dan nilai koefisien determinasi atau R Square pada tabel Model Summary. Dari hasil pengujian diperoleh nilai R Square sebesar 0,408, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen bisa menjelaskan sebesar 40,80 persen terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 59,20 persen dijelaskan oleh faktor lain diluar model persamaan regresi. Sedangkan Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 1,01530. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. Uji Pengaruh Simultan (F test) Uji pengaruh simultan (Uji F) dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Hasil pengujian pengaruh simultan dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Uji Simultan Variabel Independen terhadap Variabel Dependen ANOVAb Sum of Squares Model 1 Regression Residual Total Mean Square df 42,585 4 10,646 61,850 60 1,031 104,435 64 F 10,328 Sig. ,000a a. Predictors: (Constant), Loan to Deposit Ratio, Capital Adecuacy Ratio, Biaya Oprs Pendapatan Oprs, Struktur Finansial; b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Hasil uji F menunjukkan nilai F hitung sebesar 10,328 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang jauh dibawah 0,05. Oleh karena probabilitas (0,001) lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi bahwa terdapat hubungan signifikan antara variabel dependen (CFROA) dengan semua variabel independen ( Capital Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 9 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Rasio Biaa Operasional dan Pendapatan Operasional, Loan to Deposit Ratio ) secara bersama-sama. Uji Parameter Individual ( t test ) Uji t digunakan dalam penelitian untuk mengukur pengaruh variabel independen terhadap dependen, yang pengukurannya dengan nilai p-value. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya (Ghozali, 2005). Hubungan variabel independen dengan variabel dependen menunjukkan adanya hubungan yang bervariasi seperti tampak pada tabel 7 Coefficient Tabel 7. Hasil Pengujian Parameter Individual Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error Beta t 4,160 1,529 Sig. 2,721 ,009 Capital Adequacy Ratio ,062 ,032 ,342 1,921 ,060 Debt to Equity Ratio ,000 ,001 -,044 -,232 ,817 Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional -,045 ,011 -,424 -3,917 ,000 Loan to Deposit Ratio ,005 ,007 ,089 ,438 ,781 a. Dependent Variable: Cash Flow Return on Assets Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Hasil perhitungan statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja (CFROA) dipengaruhi oleh Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Loan to Deposit Ratio, dengan persamaan matematis sebagai berikut : Y = 4,160 + 0,62 X1 + 0 X2 - 0,45 X3 + X 0,005 X4 + ε Dmana : X1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) X2 : Debt to Equity Ratio (DER) X3 : Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) X4 : Loan to Deposit Ratio (LDR) Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank umum swasta nasional yang Go Public pada periode 2005-2009. Hubungan Capital Adequacy Ratio (CAR) 10 dengan Kinerja Keuangan yang diproksi oleh Cash Flow Return on Assets (CFROA), dinyatakan dengan angka koefisien regresi CAR sebesar 0,062 dengan nilai p-value sebesar 0,060 jauh diatas 0,05 pada tingkat signifikan 5%. Karena itu Ho diterima atau sesungguhnya tidak ada hubungan yang nyata (signifikan) antara Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan Kinerja Keuangan yang diproksi oleh Cash Flow Return on Assets (CFROA). Artinya bahwa variabel CAR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan bank umum swasta nasional yang Go Public pada periode 20052009. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan tidak dapat diterima atau ditolak. Hasil pengujian hipotesis ini memberikan bukti empiris bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) atau penyediaan kecukupan modal bank tidak mempengaruhi kinerja keuangan yang diproksi Cash Flow Return on Asset (CFROA) pada bank umum swasta nasional Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. Penelitian Capital Adequacy Ratio (CAR) ini memberikan hasil yang sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Ester et al (2011), Dwi Lestari (2014), Anggria Maya, Mawar Rohmah (2013) yang menganalisis pengaruh CAR, BOPO, dan NPL terhadap kinerja keuangan perbankan di Indonesia. Tetapi berbeda hasilnya dengan penelitian yang dilakukan Pandu (2008), Ardiyansyah (2013), Dwi Lestari (2014) yang meneliti CAR, BOPO dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Temuan ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berapapun besarnya yang telah dibentuk oleh bank umum tidak semata mempengaruhi kinerja keuangan bank umum tersebut. CAR memberikan indikasi kesungguhan pengurus bank untuk bisa memenuhi regulasi Bank Indonesia uang berorientasi pada Bank for Indonesia Settlement (BIS) untuk menyediakan sebagian permodalan minimal 8% yang harus Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... dipertaruhkan pengurus bank sebagai bagian dari keuangan bank yang dikelolanya. CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain-lain. (Lukman Dendawijaya, 2000:122). Pengujian hipotersis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap kinerja keuangan bank umum swasta nasional yang Go Public pada periode 2005-2009. Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dengan Kinerja Keuangan yang diproksi oleh Cash Flow Return on Assets (CFROA), dinyatakan dengan angka koefisien regresi DER sebesar 0,000 dengan nilai p-value sebesar 0,817 jauh diatas 0,05 pada tingkat signifikan 5%. Karena itu Ho diterima atau sesungguhnya tidak ada hubungan yang nyata (signifikan) antara Debt to Equity Ratio (DER) dengan Kinerja Keuangan yang diproksi oleh Cash Flow Return on Assets (CFROA). Artinya bahwa variabel LDR secara tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan bank umum swasta nasional yang Go Public pada periode 20052009. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan tidak dapat diterima atau ditolak. Hasil pengujian hipotesis in memberikan bukti empiris bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio leverage bagi bank umum tidak mempengaruhi kinerja keuangan yang diproksi Cash Flow Return on Asset (CFROA) pada bank umum swasta nasional Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. Penelitian Debt to Equity Ratio (DER) ini memberikan hasil yang sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Kartika et al (2006) yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank umum di Indonesia. Tetapi penelitian ini berbeda hasilnya dengan penelitian yang dilakukan Ardiyansyah (2013), Ni Kadek et al (2015) menghasilkan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Temuan ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio leverage berapapun yang telah dibentuk tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan bank umum untuk meningkatkan laba secara signifikan. Tetapi leverage ini memberikan gambaran pada seluruh deposan bank yang telah mendepositkan uangnya ke bank, bahwa pengurus bank ikut serta memberikan permodalan untuk operasional bank, sehingga pengelolaan bank tidak hanya tergantung pada Dana Pihak Ketiga seperti Saving Deposit (tabungan), time deposit (deposito), dan demand deposit (giro). Leverage yang tinggi memberikan potensi dan peluang bagi bank umum untuk meningkatkan layanan perbankan, terutama dalam ekspansi kredit. Dengan ekspansi kredit yang diperoleh bank maka bank akan dapat meningkatkan perolehan laba melalui hasil bunga kredit yang telah dilakukan. Fungsi bank secara umum yang harus dilakukan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentukan simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakan dalam bentuk pinjaman. Dengan fungsi intermediasi ini yang dilakukan secara terus menerus, bank akan mendapatkan keuntungan berupa hasil bunga maupun dari fee base incomenya. Pengujian hipotesis pengaruh Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap kinerja keuangan bank umum swasta nasional yang Go Public pada periode 2005-2009. Hubungan Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dengan Kinerja Keuangan yang diproksi oleh Cash Flow Return on Assets (CFROA), dinyatakan dengan angka koefisien regresi BOPO sebesar -0,045 dengan nilai p-value sebesar 0,000 jauh dibawah 0,05 pada tingkat signifikan 5%. Karena itu Ho ditolak atau sesungguhnya ada hubungan yang nyata (signifikan) antara Rasio Biaya Operasional terhadap Biaya Operasional (BOPO) dengan Kinerja Keuangan yang diproksi oleh Cash Flow Return on Assets (CFROA). Artinya bahwa variabel rasio BOPO secara mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan bank umum swasta nasional yang Go Public pada periode 20052009. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 11 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja dapat diterima. Hasil pengujian hipotesis ini memberikan bukti empiris bahwa variabel Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mempengaruhi kinerja keuangan yang diproksi Cash Flow Return on Asset (CFROA) pada bank umum swasta nasional Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. Penelitian BOPO ini memberikan hasil yang sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Kartika et al (2006), Pandu (2008), Esther et al (2011), Anggria Maya, Dwi Lestari (2014) yang menganalisis pengaruh rasio CAR, BOPO, LDR terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI. Temuan ini menunjukkan bahwa BOPO atau rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan bank untuk meningkatkan laba secara signifikan. Dalam entitas perbankan beban dan pendapatan secara garis besarnya diklasifikasikan menjadi biaya operasional, biaya non operasional, pendapatan operasional dan non operasional. Manajemen bank dapat meminimalkan beban perusahaan terutama terhadap biaya yang bisa dikendalikan atau controlable expenses. Pada bagian lainnya manajemen bank dapat meningkatkan pendapatan operasionalnya dengan memperbesar out standing pinjaman yang diberikan dengan prinsip prudensial banking. Pengujian hipotesis pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan bank umum swasta nasional yang Go Public pada periode 2005-2009. Hubungan Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan Kinerja Keuangan yang diproksi oleh Cash Flow Return on Assets (CFROA), dinyatakan dengan angka koefisien regresi LDR sebesar 0,005 dengan nilai p-value sebesar 0,438 jauh diatas 0,05 pada tingkat signifikan 5%. Karena itu Ho diterima atau sesungguhnya tidak ada hubungan yang nyata (signifikan) antara Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan Kinerja Keuangan yang diproksi oleh Cash Flow Return on Assets (CFROA). 12 Artinya bahwa variabel LDR secara tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan bank umum swasta nasional yang Go Public pada periode 20052009. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tidak dapat diterima atau ditolak. Hasil pengujian hipotesis ini memberikan bukti empiris bahwa variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak mempengaruhi kinerja keuangan yang diproksi Cash Flow Return on Asset (CFROA) pada bank umum swasta nasional Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. Penelitian Loan to Deposit Ratio (LDR) ini memberikan hasil yang sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Esther et al (2011), Mawar Rohmah (2013) yang meneliti pengaruh CAR, NPL, NIM, LDR terhadap kinerja keuangan perbankan. Tetapi penelitian ini berbeda hasilnya dengan penelitian yang dilakukan Kartika et al (2006), Pandu (2008), Ardiyansyah (2013), Ni Kadek et al (2015) yang meneliti pengaruh LDR, LAR, DER, CR terhadap ROA. Temuan ini menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berapapun yang telah dibentuk tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan bank untuk meningkatkan laba secara signifikan. Pinjaman yang diberikan bank dapat memperbesar posisi LDR yang kemungkinan dapat mendorong peningkatan perolehan laba, dan disisi lainnya Non Performance Loan (NPL) harus dikendalikan agar laba dapat meningkat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dengan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, Loan to Deposit Ratio terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional yang Go Public periode 2005-2009 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) hubungannya tidak nyata atau tidak ada pengaruh terhadap Kinerja Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... Keuangan bank umum swasta nasional yang Go Public periode 2005-2009. Sedangkan Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan bank umum swasta nasional yang Go Public periode 2005-2009. Saran-Saran Hasil penelitian ini merupakan jawaban manfaat apa yang diperoleh atas penelitian itu sendiri dan dapat pula sebagai bahan saransaran. Bagi entitas perbankan hasil temuan penelitian ini dapat dipergunakan bagi manajemen perusahaan sebagai referensi untuk pengembangan konsep faktor-faktor apa yang mempengaruhi Kinerja Keuangan industri perbankan, agar ke depan industri perbankan dapat meningkatkan kinerjanya. Bagi regulator, Otoritas Jasa Keuangan dapat memberikan gambaran banyaknya faktor yang mempengaruhi entitas perbankan dalam upaya memerlihara kinerjanya. Karena dimasa mendatang tentu tidak dapat dihindari bahwa wilayah operasional industri perbankan memasuki pasar global yakni Masyarakat Ekonomi Asean, dimana sudah ada persaing dengan industri perbankan asing yang lebih baik. Namun demikian, dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan-keterbatasan yang bisa mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan itu menjadi ruang tersendiri bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian, antara lain keterbatasan mengenai : Sampel pengamatan yang digunakan dalam penelitian masih perlu ditambah dan diperluas dengan peusahaan perbankan yang lainnya. Oleh karenanya, penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi Kinerja Keuangan ini menghasilkan pengaruh yang relatif berbeda-beda dalam setiap periodenya. Diharapkan pada penelitian berikutnya perlu memperhatikan objek penelitian dengan mengikutsertakan entitas perbankan yang lainnya dan variabel independennya diperluas dengan variabel yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Ardiansyah, 2013, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performance Loan, dan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Bank Pembangunan Daerah di Indonesia, Tesis Dendawijaya, Lukman, 2003, Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Esther et al, 2011, Analisa Rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia, Jurnal Volume 11, Nomor 1, tahun 2013 Ferdinand, Augusty, 2006, Metode Penelitian Manajemen, Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi,Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen, edisi kedua, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Raja Grafindo, Jakarta. Lestari, Dwi, 2014, Analisis Pengaruh Rasio Capital Adequacy Ratio, Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Loan to Deposit Ratio terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Maya, Anggria et al, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Non Performan Loan terhadap kinerja keuangan Perbankan di Indonesia, Jurnal Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI/2001 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum konvensional Rohmah, Mawar, 2013, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performance Loan, Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Ni Kadek et al, 2015, Pengaruh LDR, LAR, DER dan CR terhadap ROA, Jurnal Volume 3 tahun 2015 Pandu, 2008, Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi kasus perusahaan perbankan yang tercatat di BEJ periode 2002-2007) Riyanto, Bambang, 1983, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Jogakarta Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 13 Sochib, Pengaruh Capital Adequacy Ratio... Samani, 2008, Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan pada Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2007, Tesis, Universitas Diponegoro. Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Cetakan Keempat, Alfabeta, Bandung. Sofyan Yamin, 2009, SPSS Complete, Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Softwar SPSS, Penerbit Salemba Infotek, Jakarta. Suwardjono, 2005, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi ketiga, BPFE, Jogyakarta 14 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 1 - 14 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN KATAGORI SAHAM BLUE CHIPS DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2011-2014 Oleh: SUKMA SUKMAIRDIANA IRDIANA STIEWIDYA Widya Gama STIE GAMALumajang LUMAJANG Email : [email protected] Email : [email protected] ABSTRACT The purpose of this research is to find and test influence between structure assets, the ratio debt, profitability, liquidity, sales growth, and the size of the company to structure capital companies blue chips listed on the indonesia stock exchange (IDX) a period of the year 2011-2014. This research uses the method purposive sampling. Technique the analysis used is linear regression multiple. Test a hypothesis that used is test f statistics and test t statistics, with a level α = 5 percent. This research result indicates that simultaneously structure assets, the ratio debt, profitability, liquidity, sales growth, and the size of the company is the a significant impact on capital structure. In partial structure assets, the ratio debt, and liquidity is the a significant impact on capital structure. While profitability, sales growth and the size of the company in partial there is no the effect on capital structure. Value adjusted r square of 0,298. This means that 29,8 % dependent variable the capital structure can be explained by six independent variable while the rest of 70,1 % capital structure described by variable or other causes out model. Keywords: capital structure, the structure of assets, the ratio liability, profitability, liquidity, sales growth, and the size of the company. PENDAHULUAN Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Setiap keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumbersumber dana yang akan dipilih karena masingmasing sumber dana mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda. Struktur modal dapat didefinisikan sebagai campuran khusus antara hutang dan ekuitas (modal sendiri) suatu perusahaan yang digunakan untuk mendanai kegiatan operasinya. Struktur modal menunjukkan perimbangan jumlah utang pendek yang bersifat tetap, utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Struktur modal perlu diperhatikan karena dapat memotivasi manajemen untuk mencari suatu struktur modal yang optimal untuk perusahaannya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi struktur modal perusahaan diantaranya diungkapkan Riyanto (1990) yang berpendapat bahwa yang mempengaruhi struktur modal adalah tingkat bunga, stabilitas dari earning, susunan dari aktiva, kadar resiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, besarnya suatu perusahaan. Weston dan Brigham (1998) juga berpendapat bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 15 Sukma Irdiana, Analisis Faktor-Faktor Yang ... profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Brigham (1983) menyatakan bahwa beberapa faktor penting dalam menentukan struktur modal (capital structure deccisions) meliputi beberapa faktor: (1) sales stability, (2) assets structure, (3) growth rate, (4) profitability, dan (5) taxes. Menurut Brigham dan Houston (2001) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi struktur modal perusahaan diantaranya stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, risiko bisnis, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, ukuran perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata. Dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, pihak manajemen perusahaan dapat menentukan pemenuhan kebutuhan dana untuk mencapai struktur modal yang optimal. Hal tersebut harus dilakukan oleh pihak manajemen dan juga para investor di pasar modal pada umumnya sehingga tujuan pihak manajemen perusahaan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat tercapai. Akibatnya pihak manajemen lebih berhati-hati dalam membiayai investasi-investasi yang dilakukan perusahaan pada masa yang akan datang serta lebih memahami resiko yang akan timbul sebagai akibat dari keputusan pembiayaan yang diambil dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Struktur modal dapat diukur dari rasio perbandingan antara total hutang terhadap ekuitas yang biasa diukur melalui rasio debt to equity ratio (DER). Dari latar belakang diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah : (1). Apakah struktur aktiva secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal ?. (2). Apakah rasio hutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal ?. 16 (3). Apakah profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal ?. (4). Apakah likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal ?. (5). Apakah pertumbuhan penjualan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal ?. (6). Apakah ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal ?. (7). Apakah struktur aktiva, rasio hutang, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal ?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur aktiva, rasio hutang, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan untuk mengetahui struktur aktiva, rasio hutang, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Struktur Modal Setiap keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih karena masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda. Weston dan Copeland (1996) mengungkapkan keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Sumber pembiayaan atau sumber pedanaan suatu perusahaan dapat dilihat di sisi pasiva dari neraca perusahaan sedangkan penggunaan dana dapat di lihat pada sisi aktiva dari neraca perusahaan. Aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan menunjukkan penggunaan bersih dari dana sedangkan hutang dan modal sendiri mencerminkan sumber dananya (Husnan, 2001). Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir, 2004). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit). Modal (pembelanjaan dari luar perusahaan) juga dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yakni: hutang dan ekuitas (modal sendiri). Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 Sukma Irdiana, Analisis Faktor-Faktor Yang ... Menurut Munawir (2004) hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang mempunyai keunggulan berupa: 1) bunga mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah, 2) kreditur memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak perlu berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis sedang maju, 3) kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil. Meskipun demikian hutang juga mempunyai kelemahan, yaitu: 1) hutang biasanya berjangka waktu tertentu untuk dilunasi tepat waktu, 2) rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko yang selanjutnya akan meningkatkan biaya modal, dan 3) bila perusahaan dalam kondisi sulit dan labanya tidak dapat memenuhi beban bunga maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan tindakan likuidasi (Brigham dan Gapenski, 1996). Teori Struktur Modal Teori struktur modal yang dikembangkan oleh beberapa ahli yaitu antara lain Pendekatan Tradisional, pendekatan Modigliani dan Miller, Pecking Order dan Balanced Theory. Selain itu, Myers (1984) juga mengklasifikasikan berbagai macam faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu perusahaan yang mengikuti Balanced Theory dan perusahaan yang mengikuti Pecking Order Theory. Pendekatan Tradisional Pendekatan tradisional berpendapat bahwa dalam pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan (atau biaya modal perusahaan) dapat diubah dengan merubah struktur modalnya. Pendapat ini dominan sampai dengan awal tahun 1950-an (Husnan, 2004). Husnan juga berpendapat bahwa keadaan perusahaan menjadi lebih baik setelah perusahaan menggunakan hutang karena nilai perusahaan meningkat (atau biaya modal perusahaan menurun). Pendekatan Modigliani dan Miller Modligliani dan Miller membuktikan dengan sekumpulan asumsi yang sangat membatasi bahwa nilai sebuah perusahaan tidak terpengaruh oleh struktur modalnya. Atau dengan kata lain hasil yang diperoleh MM menunjukkan bahwa bagaimana cara sebuah perusahaan akan mendanai operasinya tidak akan berarti apa-apa sehingga struktur modal adalah suatu hal yang tidak relevan. Dari artikel Modigliani dan Miller (MM) (dikutip oleh Husnan, 2008) menunjukkan bahwa pendekatan tradisional adalah tidak benar. Mereka menunjukkan kemungkinan munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga saham (atau nilai perusahaan) yang tidak menggunakan hutang maupun yang menggunakan hutang akhirnya sama. Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang sama dengan resiko yang sama pula. Balanced Theory Esensi balancing theories adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih lebih besar hutang akan ditambah. Tetapi apabila pengorbanan karena menggunakan hutang sudah lebih besar maka hutang tidak boleh lagi ditambah (Husnan, 2006). Sehingga berbagai faktor, seperti adanya Corporate Tax, biaya kebangkrutan, dan Personal Tax telah dipertimbangkan untuk menjelaskan mengapa suatu perusahaan akhirnya memilih struktur modal tertentu. Pecking Order Theory Disamping balancing theories, Myers and Majluf (1984) dan Myers (1984) merumuskan teori struktur modal yang disebut pecking order theory. Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai. Teori ini mendasarkan diri atas informasi asimetrik (asymmetric information), suatu istilah yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak (tentang prospek, risiko dan nilai perusahaan) daripada pemodal publik. Manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak dari pemodal karena merekalah yang mengambil keputusankeputusan keuangan yang menyusun berbagai rencana perusahaan dan sebagainya. Kondisi ini dapat dilihat dari reaksi harga saham pada waktu manajemen mengumumkan sesuatu (seperti peningkatan pembayaran deviden). Hipotesis pecking order menggambarkan sebuah hierarki dalam pencarian dana perusahaan dimana perusahaan lebih memilih menggunakan internal equity untuk membayar deviden dan mengimplementasikannya sebagai Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 17 Sukma Irdiana, Analisis Faktor-Faktor Yang ... peluang pertumbuhan. Apabila perusahaan membutuhkan dana eksternal maka perusahaan akan lebih memilih hutang sebelum external equity (myers 1984 dan Yuniningsih 2003). Internal Equity diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi, Hutang diperoleh dari pinajaman kreditur sedangkan external equity diperoleh karena menerbitkan saham baru. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Struktur Aktiva Aset atau aktiva adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva dapat digolongkan menjadi aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lain-lain. Penggolongan ini yang kemudian disebut struktur aktiva. Perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang yang lebih besar karena memiliki aktiva sebagai penjaminnya (Weston dan Copeland, 2000). Rasio Hutang Menurut Harahap (2009:306), rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh ekuitas. Setiap penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa resiko keuangan perusahaan (Riyanto, 2010:333). Salah satu rasio laverage adalah rasio hutang. Rasio hutang adalah Rasio yang merupakan perbandingan antara total kewajiban dengan total aset. Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat ditutupi oleh aset. Menurut Fahmi (2011:63), semakin rendah rasio ini semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi. Profitabilitas Profitabilitas menurut Saidi (2004) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor. Seringkali pengamantan menujukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa perusahaan 18 yang profitable tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan hutang. Tingkat pengembaliannya yang sangat tinggi memungkinkan perusahaan tersebut untuk membiyai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal (Brigham dan Houston, 2001). Likuiditas Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut (Van Horne dan Wachowicz, 2001). Menurut Weston dan Copeland (1997) Current Ratio (rasio lancar) merupakan rasio antara aktiva lancar terhadap kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Biasanya aktiva lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Sedangkan kewajiban lancar terdiri dari hutang bank jangka pendek atau hutang lainnya yang mempunyai jangka waktu kurang dari satu tahun. Pertumbuhan Penjualan Penjualan yang stabil pun dapat memudahkan perusahaan dalam kegiatan memproduksinya, baik dari segi persediaan, tenaga kerja, peralatan-peralatannya, kebutuhan dananya dan lain-lain. Dengan adanya penjualan yang stabil maupun meningkat maka proyeksi laba yang diperoleh pun ikut stabil atau meningkat, hal ini akan berpengaruh langsung terhadap besar kecilnya modal sendiri. Modal sendiri yang terdiri dari saham biasa dan laba ditahan akan semakin besar seiring dengan bertambahnya laba operasi perusahaan, dan akhirnya akan berdampak kepada optimalitas struktur modal perusahaan. Struktur modal perusahaan yang mempunyai persentase modal sendiri yang relatif besar akan meningkatkan kredibilitas perusahaan. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan (Saidi, 2004). Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Saidi (2004), dan Dyah Sih Rahayu (2005), dimana ukuran perusahaaan di-proxy dengan nilai logaritma natural dari total asset (natural logarithm of Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 Sukma Irdiana, Analisis Faktor-Faktor Yang ... asset). Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih terdiversifikasi sehingga semakin kecil kemungkinan untuk bangkrut dan lebih mampu memenuhi kewajibannya, sehingga perusahaan besar cenderung mempunyai hutang yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Rajan dan Zingales, 1995 dalam R. Agus Sartono dan Ragil Sriharto, 1999). Logaritma dari total assets dijadikan indikator dari ukuran perusahaan karena jika semakin besar ukuran perusahaan maka asset tetap yang dibutuhkan juga akan semakin besar. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Aset menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang akan semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan (Robert Ang, 1997). Berdasarkan teori tersebut dan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya tersebut maka dirumuskan bahwa struktur aktiva memiliki hubungan yang positif terhadap pinjaman perusahaan. Pengaruh Rasio Hutang Terhadap struktur Modal Menurut Weston dan Brigham (1994) serta Husnan (1996), setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya kegiatan operasi perusahaan, baik itu risiko bisnis maupun risiko hutang yang harus digunakan oleh perusahaan. Risiko bisnis berhubungan dengan jenis usaha yang dipilih dari kondisi ekonomi yang dihadapi. Sehingga terdapat hubungan negatif dan signifikan antara risiko bisnis terhadap struktur modal. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan yang dapat menghasilkan laba yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang lambat akan mempunyai tingkat debt to equity ratio yang rendah jika dibanding dengan rata-rata industri yang ada. Di lain pihak perusahaan yang cukup menguntungkan dalam industri yang sama akan memiliki tingkat debt to equity (DER) yang relatif tinggi (Myers, 1984). Meningkatnya net profit margin akan meningkatkan daya tarik pihak eksternal (investor dan kreditor), dan jika kreditor semakin tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan, sangat memungkinkan debt to equity ratio juga semakin meningkat (dengan asumsi peningkatan hutang relatif lebih tinggi daripada peningkatan modal sendiri). Dengan demikian, hubungan antara NPM dan debt to equity ratio diharapkan mempunyai hubungan positif. Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal Menurut Pecking Order Theory, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak mengguanakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih mengguanakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum mengguanakan pembiayaan eksternal melalui hutang. Dalam penelitian Prowse (1990) dalam Kusumawati (2004), likuiditas asset perusahaan dapat digunakan untuk menunjukan seberapa besar asset tersebut dapat dimanipulasi oleh shareholders dengan biaya yang ditanggung boundholders. Selanjutnya menurut Ozkan (2001) dalam Kusumawati (2004), perusahaan dengan asset likuid yang besar dapat mengguanakan asset ini untuk berinvestasi (pecking order theory). Selain itu, menurut Ratri (2011) likuiditas mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Perusahaan dengan pertumbuhan yang stabil dapat lebih aman, dapat lebih banyak pinjaman, dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan umum, karena permintaan produk atau jasanya stabil secara histories mampu menggunakan lebih leverage keuangan daripada perusahaan industri. Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal lebih jauh lagi, biaya pengembangan Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 19 Sukma Irdiana, Analisis Faktor-Faktor Yang ... untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat hutang atau obligasi yang lebih banyak mengandalkan hutang. Tetapi pada saat yang sama, perusahaan yang tumbuh lebih pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan hutang (Brigham dan Houston, 2001). Akan tetapi, pertumbuhan penjualan yang tinggi selalu diikuti dengan peningkatan dana yang digunakan untuk pembiayaan ekspansi. Hal ini perusahaan cenderung mengurangi keinginan perusahaan untuk membagi laba pada para pemegang saham. Berdasar penjelasan uraian di atas pertumbuhan penjualan diprediksikan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Semakin besar ukuran perusahaan suatu perusahaan, maka kecenderungan untuk menggunakan dana eksternal juga akan semakin besar (Rajan dan Zingales, 1995 dalam Agus Sartono dan Ragil Sriharto, 1999). Hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan dananya adalah dengan menggunakan dana eksternal. Menurut Bambang Riyanto (2001), suatu perusahaan besar yang sahamnya tersebar luas, dimana setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya pengendalian dari pihak yang lebih dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan, yaitu pihak pemegang saham pengendali dimana pemegang saham pengendali tersebut memiliki keputusan yang lebih besar dalam mengendalikan manajemen perusahaannya, dibandingkan dengan pemegang saham minoritas, sehingga keputusan yang diambil sering mengabaikan keputusan kelompok pemegang saham. Sebaliknya perusahaan kecil dimana sahamnya tersebar hanya di lingkungan kecil maka penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol dari pihak pemegang saham pengendali terhadap perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, perusahaan besar akan lebih berani untuk mengeluarkan atau menerbitkan saham baru dalam pemenuhan kebutuhan dananya jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. 20 Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. HIPOTESIS Berdasarkan definisi variable penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Ha1: Pertumbuhan penjualan berpengaruh secara positif terhadap struktur modal Ha2: Struktur aktiva berpengaruh secara positif terhadap struktur modal. Ha3: Rasio hutang berpengaruh secara positif dengan struktur modal Ha4: Profitabilitas berpengaruh secara negatif terhadap struktur modal. Ha5: Ukuran perusahaan berpengaruh secara positif terhadap struktur modal. Ha6: Likuiditas berpengaruh secara negatif terhadap struktur modal. METODOLOGI PENELITIAN Populasi adalah kumpulan seluruh elemen sejenis, tetapi dapat dibedakan satu sama lain (Supranto, 1994: 15). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk kedalam saham BLUE CHIPS dan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014. Pemilihan perusahaan BLUE CHIPS ini karena saham blue chip secara umum dianggap lebih valuable dibanding saham biasa lainnya yang ada di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampling yang termasuk dalam non random sampling adalah purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan dari Indonesia Capital Market Directory dan Indonesia Stock Exchange Statistics. Data tersebut diolah lebih lanjut untuk memperoleh suatu nilai yang menjadi variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode studi pustaka dan metode dokumentasi. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dengan menggunakan persamaan Multiple Regression Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 Sukma Irdiana, Analisis Faktor-Faktor Yang ... (regresi linier berganda) untuk menganalisis variabel independen terhadap variabel dependen. Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan variable independen yang mempunyai pengaruh terhadap variable dependen. Pada penelitian ini, data diolah menggunakan software komputer yaitu SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16,0. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah Struktur Aktiva (X1), Rasio Hutang (X2), Profitbilitas (X3), Likuiditas (X4), Pertumbuhan Penjualan (X5), Ukuran Perusahaan(X6). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur Modal (Y). Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e Uji Asumsi Klasik. Sebelum melakukan pengujian regresi terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu : uji normalitas, multikolineariitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Pengujian Hipotesis. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan pengujian secara parsial (Uji t) dan pengujian secara simultan (Uji F) serta analisis koefisien determinasi (R2) (Ghozali,2005). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linear berganda (multiple regression) dimaksudkan untuk menguji sejauh apa dan bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi ini akan menghasilkan koefisien regresi yang dilihat dari nilai unstandardized coefficient dan menunjukkan arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coeffi- Standardized cients Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error -.592 .194 X1 .462 .143 X2 1.030 X3 Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF -3.055 .004 .651 3.238 .002 .295 3.393 .239 1.389 4.316 .000 .115 8.707 -.464 .256 -.368 -1.814 .075 .290 3.451 X4 .064 .025 .499 2.587 .012 .320 3.127 X5 -.064 .193 -.038 -.332 .741 .911 1.097 .201 1.758 .085 .909 1.100 X6 .024 .014 a. Dependent Variable: Y Dari tabel 4.1, didapat persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : STA = -0,592 + 0,426 Struktur Aktiva + 1,030 Rasio Hutang - 0,464 Profitabilitas + 0,064 Likuiditas – 0,064 Pertumbuhan Penjualan + 0,024 Ukuran Perusahaan Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat dianalisis pengaruh masing- masing variabel independen terhadap struktur modal, yaitu : Variabel struktur aktiva memiliki nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,426 atau dapat dikatakan pada variabel struktur aktiva terdapat hubungan positif dengan Struktur modal. Jika diasumsikan variabel independen lainnya konstan, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan sebesar satu persen dari Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 21 Sukma Irdiana, Analisis Faktor-Faktor Yang ... variabel struktur aktiva akan menyebabkan variabel struktur modal (STA) mengalami kenaikan sebesar nilai koefisiennya, yaitu 42,6 persen. Variabel rasio hutang memiliki nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 1,030 atau dapat dikatakan pada variabel rasio hutang terdapat hubungan positif dengan Struktur modal. Jika diasumsikan variabel independen lainnya konstan, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan sebesar satu persen dari variabel rasio hutang akan menyebabkan variabel struktur modal (STA) mengalami kenaikan sebesar nilai koefisiennya, yaitu 103 persen. Variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar 0,464 atau dapat dikatakan pada variabel profitabilitas terdapat hubungan negatif dengan Struktur modal. Jika diasumsikan variabel independen lainnya konstan, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan sebesar satu persen dari variabel profitabilitas akan menyebabkan variabel struktur modal (STA) mengalami penurunan sebesar nilai koefisiennya, yaitu 46,4 persen. Variabel likuiditas memiliki nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,064 atau dapat dikatakan pada variabel likuiditas terdapat hubungan positif dengan Struktur modal. Jika diasumsikan variabel independen lainnya konstan, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan sebesar satu persen dari variabel likuiditas akan menyebabkan variabel struktur modal (STA) mengalami kenaikan sebesar nilai koefisiennya, yaitu 6,4 persen. Variabel pertumbuhan penjualan memiliki nilai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar 0,064 atau dapat dikatakan pada variable pertumbuhan penjualan terdapat hubungan negatif dengan Struktur modal. Jika diasumsikan variabel independen lainnya konstan, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan sebesar satu persen dari variabel pertumbuhan penjualan akan menyebabkan penuruan struktur modal (STA) yang diterima sebesar nilai koefisiennya, yaitu 6,4 persen. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,024 atau dapat dikatakan pada 22 variabel ukuran perusahaan terdapat hubungan positif dengan Struktur modal. Jika diasumsikan variabel independen lainnya konstan, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan sebesar satu persen dari variabel ukuran perusahaan akan menyebabkan variabel struktur modal (STA) mengalami kenaikan sebesar nilai koefisiennya, yaitu 2,4 persen. Hasil Pengujian Hipotesis Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t / Parsial) Uji statistik t adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen, yaitu profitabilitas, struktur asset, dan growth opportunity secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, yaitu strukur modal. Pengambilan keputusan didasarkan pada tingkat signifikansi 0,05 (5%). Untuk lebih jelasnya, hasil uji secara parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel 4.1. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu: Hasil Pengujian Hipotesis Pertama H1: Struktur Aktiva mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal. Pada hasil output regresi menunjukkan bahwa variabel Struktur aktiva memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,426 dan nilai signifikansi sebesar 0,002 (0,002 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Stuktur aktiva mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal dan dapat disimpulkan H1 diterima karena didukung oleh data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua H2: Rasio Hutang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal. Pada hasil output regresi menunjukkan bahwa variabel rasio hutang memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 1,030 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio hutang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal dan dapat disimpulkan H2 diterima karena didukung oleh data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 Sukma Irdiana, Analisis Faktor-Faktor Yang ... 0,064 dan nilai signifikansi sebesar 0,741 > H3: Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa dan signifikan terhadap Struktur Modal. pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan negatif dan signifikan terhadap struktur modal bahwa variabel Profitabilitas memiliki nilai dan dapat disimpulkan H5 ditolak karena koefisien regresi negatif sebesar –0,464 dan didukung oleh data dan sesuai dengan nilai signifikansi sebesar 0,075 > 0,05, ekspektasi penelitian. sehingga dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif dan Hasil Pengujian Hipotesis Keenam signifikan terhadap struktur modal dan dapat H6: Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh disimpulkan H3 ditolak karena didukung oleh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal. data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Pada hasil penelitian, diketahui variabel Ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien Hasil Pengujian Hipotesis Keempat regresi positif sebesar 0,024 dan nilai H4: Likuiditas mempunyai pengaruh positif signifikansi sebesar 0,085 (0,085 > 0,05), dan signifikan terhadap Struktur Modal. sehingga dapat disimpulkan bahwa Ukuran Pada hasil output regresi menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai pengaruh positif dan variabel Likuiditas memiliki nilai koefisien signifikan terhadap struktur modal dan dapat regresi positif sebesar 0,064 dan nilai disimpulkan H6 ditolak karena didukung oleh signifikansi sebesar 0,012 (0,012 < 0,05), data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. sehingga dapat disimpulkan bahwa Likuiditas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal dan dapat disimpulkan H4 diterima karena didukung oleh data dan Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji statistik F (Uji Simultan) digunakan sesuai dengan ekspektasi penelitian. untuk menunjukkan apakah semua variabel Hasil Pengujian Hipotesis Kelima bebas atau variabel independen yang H5: Pertumbuhan penjualan mempunyai dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pengaruh secara bersama-sama atau simultan Struktur Modal. terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan Untuk lebih jelasnya, hasil pengujian simultan bahwa variabel Pertumbuhan penjualan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini : memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar Tabel 4.2 Hasil Uji F ANOVAb Model 1 Regression Sum of Squares df Mean Square .780 6 .130 Residual 1.331 53 .025 Total 2.111 59 F 5.176 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), X6, X1, X4, X5, X3, X2 b. Dependent Variable: Y Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara simultan, yaitu sebagai berikut : H7: Struktur aktiva, Rasio hutang, Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan penjualan dan Ukuran perusahaan secara bersama sama (simultan) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal. Dari hasil output regresi, diketahui F hitung yang bernilai positif sebesar 5,176 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini, yaitu Struktur aktiva, Rasio hutang, Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan penjualan dan Ukuran perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal dan dapat disimpulkan H7 dalam penelitian ini diterima karena didukung oleh data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya digunakan untuk mengukur atau mengetahui besarnya pengaruh variabel Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 23 Sukma Irdiana, Analisis Faktor-Faktor Yang ... (0<R<1). Semakin besar nilai koefisien independen, yaitu Struktur aktiva, Rasio determinasinya maka semakin besar variasi hutang, Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan variabel independennya mempengaruhi penjualan dan Ukuran perusahaan terhadap variabel dependennya (Ghozali, 2009). Hasil struktur modal. Pengujian ini dilakukan pengujiannya dapat ilihat pada tabel 4.3 dengan melihat nilai keofisien determinasinya berikut ini : (Adjusted R Square). Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu Tabel 4.3 Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .608a .369 .298 a. Predictors: (Constant), X6, X1, X4, X5, X3, X2 b. Dependent Variable: Y Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,298 = 29,8%. Hal ini berarti bahwa kemampuan variabel independen yaitu Struktur aktiva, Rasio hutang, Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan penjualan dan Ukuran perusahaan dalam menjelaskan variabel dependen yaitu struktur modal sebesar 29,8%. Sedangkan sisanya sebesar 70,1% dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak termasuk dalam model regresi penelitian ini. PEMBAHASAN Variable struktur aktiva perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hubungan positif ini menunjukkan bahwa jika variable struktur aktiva mengalami kenaikan maka menyebabkan kenaikan terhadap variable hutang dan begitu juga sebaliknya. Apabila perusahaan dihadapkan pada kondisi kebangkrutan dan kesulitan keuangan untuk membiayai kegiatan usaha perusahaan sehari-hari serta kesulitan membayar kembali hutang dan bunganya kepada pihak eksternal, manajer perusahaan dapat mengatasinya, salah satunya yaitu dengan cara mempergunakan asset tetap yang dimilikinya sebagai jaminan kepada pemberi pinjaman untuk mendapatkan pinjaman dari pihak luar. Tetapi hendaknya asset tetap yang dijadikan jaminan masih memiliki masa manfaat/umur ekonomis yang panjang sehingga dapat dijadikan jaminan dan perusahaan dapat menjual asset tetap yang dijadikan jaminan untuk membayar hutang kepada pihak Variable rasio hutang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa jika variable rasio hutang mengalami kenaikan 24 .15848 2.434 maka menyebabkan kenaikan terhadap variable hutang dan begitu juga sebaliknya. Rasio hutang berpengaruh signifikan dan searah dengan struktur modal serta berpengaruh langsung terhadap struktur modal yang berarti semakin tinggi rasio hutang maka akan semakin tinggi juga struktur modal karena struktur modal merupakan perbandingan dari jumlah hutang jangka panjang dengan modal sedangkan rasio hutang (debt to equity ratio) merupakan perbandingan total hutang dengan total harta. Variable profitabilitas mempunyai pengaruh negative dan signifikan terhadap struktur modal. Hubungan negative ini menunjukkan bahwa jika variable profitbilitas mengalami kenaikan maka menyebabkan penurunan terhadap variable hutang dan begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan penelitian Myers (1984) yang menyatakan bahwa perusahaan lebih preper menggunakan pendanaan internal yang bersumber dari laba ditahan, kemudian menerbitkan hutang, dan terakhir baru menerbitkan saham. Variable likuiditas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa jika variable likuiditas mengalami kenaikan maka menyebabkan kenaikan terhadap variable hutang begitu juga sebaliknya. Likuiditas sering didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang harus segera dipenuhi. Hasil pengujian ini kembali menegaskan salah satu implikasi teori Trade-off yang menyatakan bahwa Perusahaan yang dapat segera mengembalikan hutang-hutangnya akan mendapat kepercayaan yang tinggi juga dari pemilik modal atau Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 Sukma Irdiana, Analisis Faktor-Faktor Yang ... kreditur. Para pemilik modal tidak akan segansegan untuk mengucurkan modalnya dengan melihat tingkat likuiditas perusahaan, sebaliknya bagi perusahaan yang mendapat kucuran dana akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengembangkan perusahaan. Dengan demikian akan ada hubungan saling membutuhkan diantara keduanya. Walaupun secara teoritis dikatakan bahwa struktur modal perusahaan yang didominasi oleh sumber dana hutang yang besar akan sangat mengkhawatirkan tingkat likuiditas dan solvabilitas. Namun hal tersebut tidak akan menjadi masalah apabila ada kajian yang lebih mendalam berkaitan dengan perkembangan perusahaan. Variable pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa jika variable pertumbuhan mengalami kenaikan maka menyebabkan kenaikan terhadap variable hutang dan begitu juga sebaliknya. Perusahaan yang sedang tumbuh mendapatkan tekanan untuk membiayai kesempatan investasinya yang melebihi laba ditahan yang ada, sehingga sesuai dengan packing order perusahaan lebih senang menggunakan hutang dari pada ekuitas. Perusahaan yang memiliki aliran kas melimpah dapat menggunakan dana internalnya untuk melakukan pembelian asset tanpa harus menggunakan hutang. Variable ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa jika variable ukuran perusahaan mengalami kenaikan maka akan menyebabkan kenaikan terhadap variable hutang begitu pula sebaliknya. Dalam mengidentifikasikan ukuran perusahaan tidak mempengaruhi pemilihan pendanaan perusahaan, dengan artian besar kecilnya suatu perusahaantidak berpengaruh terhadap pemilihan sumber pendanaan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Struktur aktiva secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 2) Rasio hutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 3) Profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 4) Likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 5) Pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 6) Ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 7) Struktur aktiva, rasio hutang, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Saran Adapun Saran-saran yang dapat disampaikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Saran Bagi Perusahaan Dalam penetapan kebijakan struktur modal atau keputusan pendanaan yang akan dilakukan perusahaan, terlebih dahulu manajer perusahaan sebaiknya memperhatikan variabel profitabilitasnya. Jika perusahaan memperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi, sebaiknya manajer perusahaan menggunakan dana internalnya terlebih dahulu, daripada menggunakan hutang untuk mendanai kegiatan perusahaannya, sehingga tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan relatif rendah dan akan memperkecil resiko timbulnya kebangkrutan dan membayar biaya hutang yang tinggi. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian ini kembali, sebaiknya menambahkan variabel independen lainnya selain dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, seperti corporate tax, struktur kepemilikan, dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian. 3. Bagi Investor Sebelum memberikan pinjaman dana kepada perusahaan, terlebih dahulu sebaiknya pihak investor memperhatikan rasio struktur aktiva, rasio hutang, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio pertumbuhan penjualan dan rasio ukuran perusahaan yang dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar pihak investor dapat memperoleh informasi mengenai bagaimana keadaan perusahaan, seperti kondisi finansial perusahaan sehingga Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 25 Sukma Irdiana, Analisis Faktor-Faktor Yang ... pihak investor dapat mengambil keputusan yang tepat untuk melakukan investasinya serta meminjamkan dananya ke perusahaan. Keterbatasan Penelitian 1. Peneliti hanya menggunakan enam variabel independen saja dalam penelitian ini sehingga kekuatan pengaruh variabel struktur aktiva, rasio hutang, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang dilihat dari nilai koefisien determinasinya hanya sebesar 29,8%. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian hanya berfokus pada perusahaanperusahaan saham Blue Chips saja sehingga sampelnya kurang mewakili seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Keterbatasan periode pengamatan penelitian, yaitu hanya empat tahun sehingga dengan periode pengamatan yang sempit kurang dapat menunjukkan kondisi perusahaan dalam jangka panjang. DAFTAR PUSTAKA Asnawi, S. K., dan Wijaya, Chandra. (2006). Metodologi Penelitian Keuangan: Prosedur, Ide, dan Kontrol. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Awat, Napa. I, dan Muljadi, 1995, KeputusanKeputusan Keuangan Perusahaan: Teori dan Hasil Pengujian Empirik, Yogayakarta: Liberty. Readings, Third ed, Macmillan publishing company, New York. Husnan, Suad, 1990, Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE. Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Husnan, Suad., dan Pudjiastuti, Enny. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima, Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Kartadinata, Abas 1999, Pembelanjaan, Jakarta: Rineka Cipta. Riyanto, Bambang. (1995). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, Penerbit BFE, Yogyakarta. Sartono, R. Agus, 1998, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: BPFE. Suliyanto. (2006). Metode Penerbit Andi, Yogyakarta. Riset Bisnis. Sumarsono, Sonny, 2003, Manajemen Keuangan Pemerintahan, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sutrisno. (2001). Manajemen Penerbit Ekonisia, Yogyakarta. Keuangan. Baridwan, Zaki, 1992, Akuntansi Intermediate, Edisi Keenam, BPFE, Yogyakarta. Umar, Husein, 2001, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bringham, dan Houston. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh , Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Weston, J. Fred and Copeland, T. E. (1992). Managerial Finance. Penerbit CBS Colledge Publishing, New York. Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation Modeling dalam penelitian manajemen: Aplikasi model-model rumit dalam penelitian untuk tesis dan disertasi doktor, edisi 2, Semarang, BPUNDIP. Weston, J. Fred and Brigham, Eugene F. (1990). Essensials of Management Finance. Penerbit Dryden Press, Orlando. Hair Jr, Joseph F, Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham and William C Black, 1992, Multivariate Data Analysis With 26 Weston, J. Fred; Thomas E. Copeland, 1999, Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, jilid 2, Jakarta: Binarupa Aksara. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 15 - 26 IDENTIFIKASI SUMBER STRES TENAGA PENGAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA DOSEN DI STIE WIDYA GAMA LUMAJANG Oleh: Hesti Budiwati BUDIWATI Sekolah Tinggi IlmuHESTI Ekonomi Widya Gama Lumajang STIE WIDYA GAMA LUMAJANG Email: [email protected] Email: [email protected] ABSTRACT This study aims to identify the sources of stress that affect the performance faculty lecturer at STIE Widya Gama Lumajang and to obtain empirical evidence on the effect of the source of significant stress teaching staff partially and simultaneously on the performance of STIE Widya Gama Lecturer in Lumajang. The results of this study are expected to contribute to the management and Lecturers STIE Widya Gama Lumajang. This study measured the stress source faculty comprised of tasks, roles, conflicts between departments, remuneration and recognition, occupation or profession and measure its effect on the performance of Lecturer. The study population was Lecturer in STIE Widya Gama Lumajang, and taken a sample of 30 lecturers from the Department of Management and Accounting. Data were analyzed using multiple linear regression analysis. Hypothesis testing is done partially and simultaneously. The results showed that in partial assignments, conflicts between departments, remuneration and recognition, occupation or profession. While the role tidka variables affect the performance of lecturers. Simultaneously source of stress lecturer significant effect on performance. The coefficient of determination (R square) of 0.418 or 41.8% mean stress variables faculty able to explain its influence to change the performance variables and the remaining 58.2% is explained by other variables. Further research is expected to contribute in the development of management science studies, especially human resource management in a college environment, so it can be a reference for similar research and advanced research. Keywords : Lecturer Stress, Performance 1. PENDAHULUAN Sumber Daya Manusia di dunia pendidikan juga tidak luput dari tuntutan untuk memberikan kinerja terbaiknya, salah satunya adalah dunia pendidikan di jenjang Perguruan Tinggi dimana tenaga pengajarnya yaitu Dosen selalu berinteraksi dengan keadaan tugas kerjanya, baik dalam tugas internal maupun eksternal seperti masyarakat luas, pemerintah dan kegiatan tugas lainnya. Semakin besar tugas yang dihadapi oleh Dosen serta semakin cepatnya perubahan yang terjadi menuntut Dosen untuk bisa menyesuaikan diri pada tugasnya. Dalam proses penyesuaian diri ini, dirasa penting untuk mengetahui kondisi Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 27 - 35 27 Hesti Budiwati, Identifikasi Sumber Stres Tenaga ... dari tugas seorang Dosen. Dosen juga dituntut untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang merupakan tugas utamanya di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas yang tidak ringan ini tentu membutuhkan komitmen yang kuat bagi Dosen, sementara disisi lain Dosen mempunyai keterbatasan antara lain mengalami stress dalam pekejaannya. Beratnya tuntutan tugas Dosen dapat mengakibatkan stres apabila kurang mampu beradaptasi keinginan dengan kenyataan yang ada, baik kenyataan yang ada didalam maupun kenyataan yang ada di luar dirinya. Segala macam bentuk stres, pada dasarnya disebabkan oleh kurang mengertinya manusia akan keterbatasannya sendiri. Ketidak mampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan frustasi, konflik, gelisah dan rasa bersalah. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya keseimbangan fisik, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorag karyawan. Stres yang terlalu besar dapat mengacam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Orang-orang yang mengalami stres bisa menjadi nerves dan merasakan kekawatiran kronis. Mereka sering menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks, atau menunjukkan sikap yang tidak korparatif. Veithzal Rivai (2011:1008). Stres adalah suatu kondisi dinamik yang didalamnya seorang individu dikonfrontasikan dalam suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipresepsikan sebagai tidak pasti dan penting. Stres merupakan faktor fisik, kimiawi, dan emosional yang dapat menyebabkan tekanan pada tubuh atau mental dan dapat menjadi faktor tumbuhnya penyakit. Istilah stres merupakan istilah yang netral, artinya stres tidak selamanya bermakna negatif. Dalam arti yang positif stres dapat menimbulkan motivasi untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat. Namun, apabila stres ini tidak dikelola dengan baik dan tidak benar akan menimbulkan akibat-akibat buruk yang 28 membahayakan. Akibatnya bukan hanya pada tubuh, tetapi juga akan berakibat pada mental terlebih berakibat buruk pada kejiwaan atau membahayakan individu karena diakibatkan oleh pekerjaan yang dapat mengancam keselamatan seseorang. Dampak positif pada tingkat stres rendah sampai tingkat sedang berperan sebagai pendorong untuk mendesak melakukan tugas yang lebih baik dan bersifat fungsional untuk peningkatan kinerja seseorang menjadi lebih baik termasuk guru. Sedangkan dampak negatif stres pada tingkat yang tinggi akan menurunkan kinerja yang drastis. Hal ini aka berdampak pada meningkatnya absensi, meningkatnya keinginan untuk keluar, dan menurunnya komitmen terhadap institusi tempat kerja. Jadi hal ini merupakan kejadian yang berbahaya bagi institusi, karena dapat menyebabkan pelaksanaan pekerjaan terganggu yang akhirnya dapat menurunkannya kinerja institusi. Stres kerja yang dialami oleh guru sebagai tenaga pendidik juga dapat menurunkan kinerja institusi pendidikan tempat guru tersebut mengajar. Begitu besar dampak dari stres, oleh para ahli perilaku organisasi telah dinyatakan sebagai agen penyebab dari berbagai masalah fisik, mental, bahkan output organisasi. Berbagai alasan tersebut cukup relevan menjadi pendukung penelitian ini untuk dilakukan. Kesuksesan dari kinerja perguruan tinggi bisa dilihat dari kinerja yang dicapai oleh Dosen yang mengajar di lembaga tersebut. Oleh sebab itu Dosen harus mampu menampilkan kinerja yang optimal karena baik buruknya kinerja yang dicapai oleh Dosen akan berpengaruh pada kinerja dan keberhasilan perguruan tinggi secara keseluruhan. Beberapa penelitian terdahulu dengan topik stres telah dilakukan diantaranya oleh Syamsul Rizal (2013) denga judul stres kerja dan kinerja guru , hasil penelitian menemukan bahwa stres kerja yang didasarkan pada gejala fisiologis, gejala psikologis dan gejala perilaku berpengaruh negatif terhadap kinerja guru. Semakin tinggi intensitas stres kerja seseorang guru yang terlihat dari gejala fisiologis, psikologis dan gejala perilaku, semakin rendah kinerja guru tersebut. Hasil secara simultan stres kerja gejala fisiologis, gejala Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 27 - 35 Hesti Budiwati, Identifikasi Sumber Stres Tenaga ... psikologis dan stres kerja gejala perilaku sebagai tolok ukur intensitas stres kerja, berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Merlin Kurniati dan Prastyo Widyo Iswara (2013) dengan judul Pengaruh Stres Kerja, Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Dosen. Stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja dosen. Rahmila Sari (2012) Dengan judul Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Makassar Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi dan stress kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan determinasi sebesar 0,345 atau 34,5%. Kepemimpinan, motivasi dan stress kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel yang dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah variabel kepemimpinan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Gama merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di Lumajang yang mempunyai 2 (dua) program studi yaitu program studi manajemen dan program studi akuntansi. STIE Widya Gama harus berani bersaing dalam mendapatkan mahasiswa baru, oleh karena itu perlu adanya kesiapan sumber daya, sarana dan prasarana yang memadai di perguruan tinggi ini. Sumber daya manusia yang merupakan salah satu sumber daya utama dalam mendukung operasional dan kebijakan kampus yang terdiri dari Dosen dan Tenaga Kependidikan, perlu mendapatkan perhatian yang lebih sehingga mereka bisa bekerja dengan baik dan nyaman untuk memberikan kinerja yang terbaik bagi semua civitas akademik. Seiring perkembangannya di STIE Widya Gama Lumajang jumlah mahasiswa semakin meningkat dan adanya tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dipenuhi oleh Dosen, kondisi ini tentu merupakan beban kerja yang semakin tinggi bagi Dosen yang dapat menimbulkan tekanan pekerjaan berujung stre sehingga menarik untuk diteliti sampai sejauh mana stres yang dialami Dosen dapat mempengaruhi kinerja mereka. Berdasarkan penjelasan ini, maka permasalahan yang akan dijawab melalui pengujian hipotesis adalah : a. Apa saja sumber stres tenaga pengajar atau dosen di STIE Widya Gama Lumajang? b. Bagaimana pengaruh sumber stres tenaga pengajar secara parsial terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang? c. Bagaimana pengaruh sumber stres tenaga pengajar secara simultan terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang? Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengidentifikasi sumber stres tenaga pengajar yang mempengaruhi kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. b. Untuk mendapatkan bukti empiris atas pengaruh sumber stres tenaga pengajar yang signifikan secara parsial terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. c. Untuk mendapatkan bukti empiris atas pengaruh sumber stres tenaga pengajar yang signifikan secara simultan terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. 2. KAJIAN LITERATUR DAN HIPOTESIS Stres Tenaga Pengajar Para ahli mengemukakan berbagai pendapat tentang pengertian stres, di antaranya adalah Robbins (2008:793) menyatakan bahwa, stres adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting. Veithzal rivai (2011:1008), stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya keseimbangan fisik dan spikis, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seorang karyawan. Danang Sunyoto (2012:62), stres merupakan sebuah kondisi dinamis dimana seseorang dihadapkan pada konfrontasi antara kesempatan, hambatan atau permintaan akan apa yang diinginkan dan hasilnya di- Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 27 - 35 29 Hesti Budiwati, Identifikasi Sumber Stres Tenaga ... presepsikan tidak pasti dan penting. Identifikasi sumber stre tenaga pengajar (Danang Sunyoto, 2012:91) terdiri dari: variabel tugas, peran, konflikantar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi. Kinerja Kinerja adalah prestasi kerja yang merupakan hasil dari implementasi rencana kerja yang dibuat oleh suatu institusi yang dilaksanakan oleh pimpinan dan karyawan (SDM) yang bekerja di institusi itu baik pemerintah maupun perusahaan bisnis untuk mencapai tujuan organisasi (Ma’ruf Abdullah, 2014:4). Menurut Dermawan Wibisono (2011:138) kepuasan pegawai menjadi salah satu hal yang sangat penting dan berbanding lurus dengan kontribusi mereka terhadap perusahaan. Hal itu akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan yang berimplikasi terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Kinerja pegawai berarti keterlibatan pegawai dalam hal mencapai tujuan organisasi atau perusahaan yang memenuhi unsur efektiv dan efisien dengan didasari rasa puas dan loyalitasnya. Menurut Ranupandojo dan Husnan (2000) ukuran kinerja pegawai meliputi sejumlah aspek sebagai berikut: (1) kualitas kerja, (2) kuantitas kerja, (3) dapat diandalkan dan (4) sikap. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka arti performance atau kinerja adalah sebagai berikut: Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Hipotesis H1: Sumber stres tenaga pengajar yang terdiri dari variabel tugas, peran, konflikantar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang 30 H2: Sumber stres tenaga pengajar yang terdiri dari variabel tugas, peran, konflikantar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. 3. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei (survey research) yaitu penelitian yang tidak melakukan perubahan atau tidak ada perlakuan khusus terhadap variabel-variabel yang diteliti (non experimental). Tujuan penelitian ini bersifat eksplanatori (explanatory research) dan prediksi dimana penelitian eksplanatori merupakan jenis penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara satu variabel dengan variabel lainnya melalui pengujian hipotesis. Berdasarkan sifatnya, penelitian ini bersifat eksploratif karena pengujian lebih lanjut atas suatu penelitian diperlukan maka penelitian tersebut bersifat eksploratif. Penelitian ini dilakukan terhadap Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. Alasan dipilihnya obyek ini karena kinerja Dosen merupakan salah satu penentu keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar di STIE Widya Gama Lumajang. Teknik Analisis Data Pada tahap awal dilakukan pengujian instrumen penelitian karena berupa kuesioner, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas, tahap berikutnya dilakukan pengujian asumsi dasar yaitu pengujian normalitas data, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Tahap selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis secara parsial dan simultan serta melakukan analisis regresi linier berganda untuk memberikan fungsi persamaan regresi. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pengujian instrumen penelitian memberikan hasil bahwa kuesioner valid dan reliabel menjaring pendapat responden, sedangkan pengujian asumsi dasar Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 27 - 35 Hesti Budiwati, Identifikasi Sumber Stres Tenaga ... memberikan hasil data berdistribusi normal, bebas multikolinearitas dan bebas heteroskedastisitas. Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi Unstandardized coefficients adalah sebagai berikut : Y = 33,802 - 0,679 X1 + 0,292 X2 – 0,559 X3 + 0,450 X4 + 0,779 X5 Hasil Pengujian Hipotesis a. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama H1 : Sumber stres tenaga pengajar yang terdiri dari variabel tugas, peran, konflik antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. Terlebih dulu ditentukan nilai t tabel, dimana nilai t tabel dengan α = 5%, df (n-2) diperoleh t tabel (α/2 ; 30-2) = ( 0,025 ; 28) = ± 2,040. Kriteria pengujian : Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel Hipotesis ditolak jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel Pengujian hipotesis secara parsial atau individu untuk masing-masing variabel melalui pengujian model substruktur kedua sebagai berikut: 1) Pengaruh tugas (X1) terhadap kinerja (Y) Diperoleh nilai t hitung sebesar 2,015 dengan tingkat signifikan 0,002 berarti t hitung (-2,015) < -t tabel (-2,040) dan sig (0,002) < α (0,05) maka hipotesis diterima dan disimpulkan bahwa tugas (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) 2) Pengaruh peran (X2) terhadap kinerja (Y) Diperoleh nilai t hitung sebesar 0,677 dengan tingkat signifikan 0,505 berarti t hitung (0,677) terletak antara -t tabel (2,040) ≤ t hitung ≤ t tabel (2,040) dan sig (0,505) > α (0,05) maka hipotesis ditolak dan disimpulkan bahwa peran (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y). 3) 4) 5) Pengaruh konflik antar bagian (X3) terhadap kinerja (Y) Diperoleh nilai t hitung sebesar -2,088 dengan tingkat signifikan 0,007 berarti t hitung (-2,088) < -t tabel (-2,040) dan sig (0,007) < α (0,05) maka hipotesis diterima dan disimpulkan bahwa konflik antar bagian (X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) Pengaruh balas jasa dan pengakuan (X4) terhadap kinerja (Y) Diperoleh nilai t hitung sebesar 2,046 dengan tingkat signifikan 0,031 berarti t hitung (2,046) > t tabel (2,040) dan sig (0,031) < α (0,05) maka hipotesis diterima dan disimpulkan bahwa balas jasa dan pengakuan (X4) berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) Pengaruh jabatan (X5) terhadap kinerja (Y) Diperoleh nilai t hitung sebesar 2,122 dengan tingkat signifikan 0,035 berarti t hitung (2,122) > t tabel (2,040) dan sig (0,035) < α (0,05) maka hipotesis diterima dan disimpulkan bahwa jabatan (X5) berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) b. Hasil Pengujian Hipotesis 2 H2 : Sumber stres tenaga pengajar yang terdiri dari variabel tugas, peran, konflik antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. Terlebih dulu ditentukan nilai Ftabel, dimana nilai Ftabel dengan (α);(df1);(df2) = (α 0,05); (df1=5); (df2=120-5-1=114) diperoleh F tabel = 2,19. Kriteria pengujian : Hipotesis diterima jika Fhitung ≥ F tabel Hipotesis ditolak jika Fhitung < F tabel Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 5,240 dengan tingkat signifikan 0,003 berarti F hitung (5,240) > F tabel (2,19) dan sig (0,003) < α (0,05) maka hipotesis diterima dan disimpulkan sumber stres tenaga pengajar yang terdiri dari variabel tugas, peran, konflik antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 27 - 35 31 Hesti Budiwati, Identifikasi Sumber Stres Tenaga ... mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R Square) yang diperoleh sebesar 0,418. Hal ini berarti 41,8% kinerja Dosen dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu tugas, peran, konflik antar bagian), balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi, sedangkan sisanya yaitu 58,2% kinerja Dosen dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. c. PEMBAHASAN Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Pembahasan ini berkaitan dengan hasil pengujian terhadap hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Sumber stres tenaga pengajar yang terdiri dari variabel tugas, peran, konflik antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja Dosen adalah tugas, konflik antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi. Sedangkan peran tidak berpengaruh terhadap kinerja Dosen. Hasil pengujian ini konsisten dengan penelitian Syamsul Rizal (2013), Merlin Kurniati dan Prastyo Widyo Iswara (2013), Rahmila Sari (2012). Ketiga penelitian ini menyimpulkan bahwa stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan uraian di atas, maka pengujian hipotesis pertama dapat diterima untuk 4 (empat) variabel yang berpengaruh signifikan yaitu tugas, konflik antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi, sedangkan variabel peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja. a. Pembahasan Pengaruh Tugas Terhadap Kinerja Dosen Tugas berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen dengan nilai negatif yang artinya berlawanan, semakin tinggi beban tugas akan menurunkan kinerja Dosen dan sebaliknya. Pengaruh tugas terhadap kinerja 32 Dosen ini seputar permasalahan, beban kerja yang terlalu berat, kedisiplinan kehadiran di kampus, tugas mengajar yang berlebihan dan berebturan dengan waktu pribadi, kegiatan rapat yang berlebihan, tuntutan menyelesaikan tugas tepat waktu. Secara keseluruhan responden memberikan tanggapan sebesar 56,55% atas variabel tugas ini dalam mempengaruhi kinerja mereka. Dosen juga manusia yang mempunyai keterbatasan fisik maupun mental, oleh karena itu beban kerja yang berlebihan dapat mempengaruhi kinerja mereka. Atas kondisi ini direkomendasikan kepada pihak STIE Widya Gama Lumajang melalui Ketua Program Studi nya untuk memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi Dosen sehingga bisa lebih maksimal dalam menjalankan tugasnya untuk mencerdaskan mahasiswa. Dengan beban tugas yang sesuai kemampuan Dosen dan tidak berlebihan maka output yang dihasilkan pun juga lebih optimal. Sebaliknya kekurangan beban tugas juga dapat mengakibatkan demotivasi pada diri Dosen karena dengan lebih sedikitnya beban tugas yang diberikan maka penghasilan mereka pun juga berkurang sehingga memicu Dosen untuk mencari pekerjaan atau penghasilan di luar tugas utamanya sebagai Dosen. Keseimbangan tugas dan kondisi Dosen inilah yang harus dapat dijaga oleh STIE Widya Gama Lumajang agar kinerja mereka bisa optimal dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perguruan tinggi. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar beban tugas seorang Dosen dapat menurunkan kinerja mereka dan sebaliknya beban tugas yang kecil juga dapat menimbulkan demotivasi pada diri Dosen atas minimnya penghasilan yang mereka terima. b. Pembahasan Pengaruh Konflik Antar Bagian Terhadap Kinerja Dosen Konflik antar bagian berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen dengan nilai negatif yang artinya berlawanan, semakin besar konflik antar bagian akan menurunkan kinerja Dosen dan sebaliknya. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 27 - 35 Hesti Budiwati, Identifikasi Sumber Stres Tenaga ... Pengaruh konflik antar bagian terhadap kinerja Dosen ini seputar permasalahan, keharusan tunduk pada peraturan, kesulitan mendapatkan persetujuan dan dukungan program, perbedaan pendapat dengan rekan sejawat. Secara keseluruhan responden memberikan tanggapan sebesar 62,88% atas variabel konflik antar bagian ini dalam mempengaruhi kinerja mereka. Konflik dalam suatu organisasi dalam kondisi tertentu memang sangat diperlukan untuk menimbulkan jiwa bersaing yang sehat dan meningkatkan kerjasama, tetapi apabila konflik yang terjadi berjalan dengan berlebihan tentu akan berakibat fatal yang menurunkan kinerja Dosen. Kepada pihak pengelola STIE Widya Gama Lumajang direkomendasikan untuk tanggap terhadap konflik yang terjadi di lingkungannya sekecil appaun konflik tersebut. Konflik antar bagian yang berkepanjangan dapat membuat organisasi berjalan tidak sehat dan menurunkan kinerja Dosen. Dosen yang berkonflik menjadi tidak nyaman dan tidak fokus dalam melaksanakan tugasnya karena konflik yang selalu membebani diri mereka. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar konflik yang terjadi antar bagian dapat menurunkan kinerja mereka dan sebaliknya konflik juga diperlukan namun semakin kecil konflik yang terjadi ternyata dapat meningkatkan kinerja Dosen. c. Pembahasan Pengaruh Balas Jasa dan Pengakuan Terhadap Kinerja Dosen Balas jasa dan pengakuan berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen dengan nilai positif yang artinya searah, semakin besar balas jasa dan pengakuan yang diterima Dosen akan meningkatkan kinerja Dosen dan sebaliknya. Pengaruh balas jasa dan pengakuan terhadap kinerja Dosen ini seputar permasalahan, gaji yang diterima, balas jasa atau penghargaan, ketidaksamaan sasaran antara program studi dan institusi. Secara keseluruhan responden memberikan tanggapan sebesar 60,22% atas variabel balas jasa dan pengakuan ini dalam mempengaruhi kinerja mereka. Motivasi seorang Dosen dalam menjalankan tugasnya tidak terlepas dari balas jasa dan adanya pengakuan atas hasil kerja mereka. Tidak semata-mata balas jasa tetapi pengakuan atas keberadaan, hasil kerja dan integritas seorang Dosen juga perlu mendapatkan perhatian dari jajaran pengelola STIE Widya Gama Lumajang. Disarankan kepada pihak pengelola STIE Widya Gama Lumajang untuk selalu memperhatikan kesejahteraan Dosen dan pengakuan atas prestasi mereka. Pengelola harus mampu mempertahankan Dosen mereka agar tetap tercatat dalam jajaran Dosen STIE Widya Gama Lumajang. Saat ini banyak perguruan tinggi yang membutuhkan Dosen Tetap terkait dengan ketentuan nisbah Dosen mahasiswa, oleh karena itu jika STIE Widya Gama Lumajang tidka mampu memberikan balas jasa yang sesuai dan lebih menarik serta tidka bisa memberikan pengakuan atas prestasi Dosen maka tidka menutup kemungkinan Dosen akan terusik loyalitasnya dan berpindah ke perguruan tinggi lain yang dapat lebih mengakuinya. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar balas jasa dan pengakuan yang diberikan kepada Dosen akan dapat meningkatkan kinerja mereka dan sebaliknya semakin kecil balas jasa dan pengakuan yang diberikan kepada Dosen dapat menurunkan kinerja Dosen d. Pembahasan Pengaruh Jabatan dan Profesi Terhadap Kinerja Dosen Jabatan dan profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen dengan nilai positif yang artinya searah, semakin tinggi jabatan dan profesi seorang Dosen akan meningkatkan kinerja Dosen dan sebaliknya. Pengaruh jabatan dan profesi terhadap kinerja Dosen ini seputar permasalahan, harapan yang terlalu tinggi terhadap Dosen, dukungan penelitian, keharusan meneliti yang memberatkan. Secara keseluruhan responden memberikan tanggapan sebesar 55,77% atas variabel jabatan dan profesi ini dalam mempengaruhi kinerja mereka. Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, merupakan tugas utama Dosen yang harus dijalankan denganpenuh kesungguhan. Dosen harus mempunyai motivasi dan kesadaran yang Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 27 - 35 33 Hesti Budiwati, Identifikasi Sumber Stres Tenaga ... tinggi bahwa tugas mereka tidak hanya pendidikan dan pengajaran saja, tetapi juga harus melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. STIE Widya Gama Lumajang dalam hal ini telah memberikan dukungan sepenuhnya atas terlaksananya tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi Dosen ini. Oleh karena itu atas besarnya dukungan ini mampu meningkatkan kinerja Dosen. Dukungan yang diberikan berupa bea siswa pendidikan bagi sebagian besar Dosen, dukungan dana untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Belum lagi dukungan untuk meraih dan melaksanakan hibah penelitian dan pengabdian masyarakat secara eksternal. Semua ini sangat memotivasi Dosen dalam meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar dukungan terhadap jabatan dan profesi Dosen kan dapat meningkatkan kinerja mereka dan sebaliknya semakin kecil dukungan terhadap jabatan dan profesi Dosen dapat menurunkan kinerja Dosen. e. Pembahasan Pengaruh Peran Terhadap Kinerja Dosen Peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen. Pengaruh peran terhadap kinerja Dosen ini seputar permasalahan, perkembangan karir, tingginya tanggung jawab dan sedikit wewenang, perbedaan solusi atas permasalahan. Secara keseluruhan responden memberikan tanggapan sebesar 59,11% atas variabel peran ini dalam mempengaruhi kinerja mereka. Mengapa variabel peran ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja Dosen ? Hal ini dapat dijelaskan karena pada kenyataannya STIE Widya Gama Lumajang sudah memberikan peluang karir kepada Dosennya namun semua memang tergantung pada kinerja dna kemauan Dosen itu sendiri, jadi meskipun telah diberikan kesempatan tetapi jika Dosen yang bersangkutan tidka mempunyai kemauan yang tinggi maka juga tidak akan berhasil menjalankan perannya. Perbedaan solusi atas permasalahan yang terjadi nampaknya bisa teratasi dengan baik sehingga hal ini tidak membawa pengaruh 34 terhadap kinerja Dosen. Tugas, wewenang dan tanggung jawab juga telah diberikan dan didelegasikan dengan jelas. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Pembahasan ini berkaitan dengan hasil pengujian terhadap hipotesis kedua yang menyatakan bahwa sumber stres tenaga pengajar yang terdiri dari variabel tugas, peran, konflik antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tugas, peran, konflik antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja Dosen. Hasil pengujian ini konsisten dengan penelitian Syamsul Rizal (2013), Merlin Kurniati dan Prastyo Widyo Iswara (2013), Rahmila Sari (2012). Ketiga penelitian ini menyimpulkan bahwa stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Secara bersama-sama sumber stres tenaga pengajar atau Dosen di lingkungan STIE Widya Gama Lumajang yang terdiri tugas, peran, konflik antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi berpengaruh sebesar 41,8% terhadap kinerja Dosen sedangkan sisanya yaitu 58,2% kinerja Dosen dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Hasil pengujian terhadap hipotesis pertama yang menyatakan bahwa sumber stres tenaga pengajar yang terdiri dari variabel tugas, peran, konflik antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja Dosen adalah tugas, konflik Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 27 - 35 Hesti Budiwati, Identifikasi Sumber Stres Tenaga ... b. c. 6. antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi. Sedangkan peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja Dosen. Hasil pengujian terhadap hipotesis kedua yang menyatakan bahwa sumber stres tenaga pengajar yang terdiri dari variabel tugas, peran, konflik antar bagian, balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja Dosen di STIE Widya Gama Lumajang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sumber stres Dosen berpengaruh signifikan terhadap kinerj Dosen. Secara bersama-sama sumber stres tenaga pengajar atau Dosen di lingkungan STIE Widya Gama Lumajang yang terdiri tugas, peran, konflik antar bagian), balas jasa dan pengakuan, jabatan atau profesi berpengaruh sebesar 41,8% terhadap kinerja Dosen sedangkan sisanya yaitu 58,2% kinerja Dosen dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. REFERENSI Abdullah, Ma’ruf. 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Aswaja Pressindo.Yogyakarta. tatif. Unit Penerbit dan Percetakan.(UPP) STIM YKPN. Yogyakarta. Nugroho, Yohanes Anton. 2011. It’s Easy Olah Data Dengan SPSS. Skripta Media Creative. Yogyakarta Santoso, Singgih. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung. Sunyoto, Danang. 2015. Penelitian Sumber Daya Manusia, Teori,Koesioner, Alat Statistik dan Contoh Riset. Cetakan Pertama. Center for Academic Publishing Servis. Yogyakarta. Umar, Husein. 2008.Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wibisono, Dermawan. 2011. Manajemen Kinerja Korporasi dan Organisasi. Erlangga. Jakarta. Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga. PT Raja Grafiindo Persada. Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuanti- Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 27 - 35 35 PENGARUH STRES DAN KELELAHAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMPN 2 SUKODONO DI KABUPATEN LUMAJANG Oleh: ZAINUL HIDAYAT Zainul Hidayat STIE WIDYA GAMA LUMAJANG Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Email : [email protected] Email : [email protected] ABSTRACT This research is a quantitative research looking associative relationships that are causal or research that is asking a relationship between two or more variables and is causal. The research aims to obtain evidence of the effect of stress and fatigue on the performance of teachers at SMP Negeri 2 Sukodono in Lumajang either partially or simultaneously. This study tested the hypothesis that there is a significant effect of stress on teacher performance, there is a significant effect of fatigue on teacher performance, and there is stress and fatigue pengarus significant work simultaneously on teacher performance SMP Negeri 2 Sukodono in Lumajang. The study of 30 respondents using multiple linear regression analysis is that there is a significant effect of work stress on employee performance, there is a significant effect of fatigue on employee performance, and there is stress and fatigue pengarus significant work simultaneously on teacher performance in SMP Negeri 2 Sukodono Lumajang. Simple linear regression function generated is Y = 47.395 to 2.183 X1 - X2 2.525. The coefficient of determination shows that 17% of employee performance can be explained by the variable stress and work fatigue, while the remaining 83% of teacher performance is influenced by other variables not examined in this study. Limitations of this study were only examined work stress and fatigue as a factor affecting the performance of the teacher, while the other variables that can affect a teacher's performance is expected to be further investigated by researchers indifferent periods and places. Keywords: Stress, fatigue, teacher performance PENDAHULUAN Dunia pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapatkan dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seseorang 36 yang terdidik itu sangat penting. Terutama pada pendidikan formal yang dilakukan disekolah-sekolah pada umumnya yang mempunyai jenjang pendidikan yang luas. Guru yang mengajar pada institusi pendidikan formal selalu berinteraksi dengan keadaan tugas kerjanya, baik dalam tugas internal maupun eksternal seperti masyarakat luas, pemerintah dan kegiatan tugas lainnya. semakin besar tugas yang dihadapi oleh guru dalam Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 36 - 44 Zainul Hidayat, Pengaruh Stres Dan Kelelahan Kerja ... kegiatan ini, serta semakin cepatnya perubahan yang terjadi menuntut guru untuk bisa menyesuaikan diri pada tugasnya. Dalam proses penyesuaian diri ini, dirasa penting untuk mengetahui kondisi dari tugas seorang guru. Apalagi melakukan segala tugas dapat berjalan dengan baik. Sementara disisi lain guru mempunyai keterbatasan antara lain mengalami stres dan kelelahan. Beratnya tuntutan tugas seorang guru seperti mereka yang mengajar pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) misalnya, menyebabkan guru mengalami rasa bosan, jenuh dan juga mengakibatkan stres. Guru akan cenderung mengalami stres apabila kurang mampu beradaptasi keinginan dengan kenyataan yang ada, baik kenyataan yang ada didalam maupun kenyataan yang ada di luar dirinya. Segala macam bentuk stres, pada dasarnya disebabkan oleh kurang mengertinya manusia akan keterbatasannya sendiri. Ketidak mampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan frustasi, konflik, gelisah dan rasa bersalah. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya keseimbangan fisik, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorag karyawan. Stres yang terlalu besar dapat mengacam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Orang-orang yang mengalami stres bisa menjadi nerves dan merasakan kekawatiran kronis. Mereka sering menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks, atau menunjukkan sikap yang tidak korparatif. Veithzal Rivai (2011:1008). Stres adalah suatu kondisi dinamik yang didalamnya seorang individu dikonfrontasikan dalam suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipresepsikan sebagai tidak pasti dan penting. Stres merupakan faktor fisik, kimiawi, dan emosional yang dapat menyebabkan tekanan pada tubuh atau mental dan dapat menjadi faktor tumbuhnya penyakit. Istilah stres merupakan istilah yang netral, artinya stres tidak selamanya bermakna negatif. Dalam arti yang positif stres dapat menimbulkan motivasi untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat. Namun, apabila stres ini tidak dikelola dengan baik dan tidak benar akan menimbulkan akibat-akibat buruk yang membahayakan. Akibatnya bukan hanya pada tubuh, tetapi juga akan berakibat pada mental terlebih berakibat buruk pada kejiwaan atau membahayakan individu karena diakibatkan oleh pekerjaan yang dapat mengancam keselamatan seseorang. Bahaya stres diakibatkan juga karena kondisi kelelahan kerja yang akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. pada dasarnya kelelahan kerja juga akan sangat mempengaruhi kinerja sebagai guru pendidik dan akan berdampak kepada siapa yang sedang di didik, karena guru akan merasa konsentrasinya hilang untuk mengajar. Sebagaimana didefinisikan bahwa kelelahan merupakan kejadian yang umum terjadi jika seseorang bekerja. Kelelahan kerja dapat menimbulkan masalah bagi organisasi dan perusahaan karena kelelahan kerja dapat muncul dalam bentuk komitmen kinerja menurun, hilangnya frustasi, dan penurunan semangat kerja. Saat ini kelelahan menjadi masalah krusial didunia kerja, karena sering menghambat laju kinerja karyawan yang akhirnya merugikan perusahaan. Kelelahan kerja sering muncul didunia kerja dikarenakan rutinitas serta tekanan yang tinggi dalam kesehariannya. Mengatasi kelelahan kerja tidak dapat dilakukan pada tingkat individu saja. Hal ini menuntut adanya kerjasama yang baik antara pekerja, perusahaan dan keluarga pekerja yang bersangkutan. Begitu besar dampak dari stres dan kelelahan kerja, oleh para ahli perilaku organisasi telah dinyatakan sebagai agen Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 36 - 44 37 Zainul Hidayat, Pengaruh Stres Dan Kelelahan Kerja ... penyebab dari berbagai masalah fisik, mental, bahkan output organisasi. Berbagai alasan tersebut cukup relevan menjadi pendukung penelitian ini untuk dilakukan. Kesuksesan dari kinerja lembaga pendidikan bisa diliat dari kinerja yang dicapai oleh guru atau staf pengajar yang mengajar di lembaga tersebut. Oleh sebab itu lembaga pendidikan menuntut agar para guru mampu menampilkan kinerja yang optimal karena baik buruknya kinerja yang dicapai oleh guru akan berpengaruh pada kinerja dan keberhasilan lembaga pendidikan secara keseluruhan. Kinerja sekolah menengah atas SMPN 2 Sukodono tidak terlepas dari kinerja guru sebagai tenaga pendidik yang mengajar disekolah tersebut. Apalagi layanan yang diberikan oleh sekolahan tersebut terkait dengan layanan jasa pendidikan, dan guru merupakan sumber daya utama dalam mendukung lancarnya proses belajar mengajar. Dengan kata lain, kinerja seorang guru dapat dilihat dari proses belajar mengajar yang di tujukan oleh siswa sebagai peserta didik. Menurut Wibowo (2012:7) kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja yang baik dan tinggi yang dimiliki oleh seorang guru di SMP Negeri 2 Sukodono misalnya, sangat dapat membantu mengembangkan sekolah dengan banyaknya prestasi siswa yang terampil yang mampu bersaing di era global seperti saat ini. Seperti halnya dari tahun ke tahun perkembangan sekolah sangat berkembang pesat. Jika kinerja yang dimiliki oleh seorang guru turun, dapat merugikan dan berdampak kepada sekolahan itu sendiri. Oleh karenanya, kinerja seorang guru perlu mendapatkan perhatian yang baik dari pihak manajemen dengan kajian 38 berkaitan dengan stres dan keletihan kerja. Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah stres berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang? 2. Apakah kelelahan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang? 3. Apakah stres dan kelelahan kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang? . Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mendapatkan bukti adanya pengaruh stres yang signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. 2. Untuk mendapatkan bukti adanya pengaruh kelelahan kerja yang signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang 3. Untuk mendapatkan bukti adanya pengaruh stres dan kelelahan kerja yang signifikan secara simultan terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. KAJIAN LITERATUR DAN HIPOTESIS Stress Para ahli mengemukakan berbagai pendapat tentang pengertian stres, di antaranya adalah Robbins (2008:793) menyatakan bahwa, “stres adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting.” Danang Sunyoto (2012:62), “stres merupakan sebuah kondisi dinamis dimana seseorang dihadapkan pada konfrontasi antara kesempatan, Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 36 - 44 Zainul Hidayat, Pengaruh Stres Dan Kelelahan Kerja ... hambatan atau permintaan akan apa yang diinginkan dan hasilnya dipresepsikan tidak pasti dan penting.” Kelelahan Kerja Menurut Eko Nurmianto (2003) dalam Jhohana Kurnia Widyasari (2010:5), kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Pembebanan otot secara statis pun (static muscular loading) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive). Selain itu karakteristik kelelahan akan meningkat dengan semakin lamanya pekerjaan yang dilakukan, sedangkan menurunnya rasa lelah (recovery) adalah didapat dengan memberikan istirahat yang cukup. Menurut Tarwaka, dkk (2004:93) kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan setelah istirahat. Kelelahan (fatigue) merupakan suatu perasan yang subyektif. Kelelahan kerja adalah suatu kondisi yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja (AM.Sugeng Budiono, 2003: 82). Jadi dapat disimpulkan bahwa kelelahan kerja bisa menyebabkan penurunan kinerja yang dapat berakibat pada peningkatan kesalahan kerja dan kecelakaan kerja. Kinerja Menurut Malthis dan Jackson (2006:79) menyatakan “kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan karyawan. kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi antara lain termasuk: (1) kuantitas output, (2) kualitas output, (3) Jangka waktu output, (4) kehadiran ditempat kerja,dan (5) sikap koperatif.” Menurut Wibowo (2012:7) kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa inggris, yaitu dari kata performance, kata performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Performance berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, untuk kerja atau menampilkan kerja. Kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standart kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah bentuk produktifitas guru dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar sesuai dengan standar yang sudah di tentukan. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dalam penelitian ini, maka hipotesis dikemukakan sebagai berikut : a. Hipotesis Pertama H0 Tidak terdapat pengaruh stres yang signifikan : terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang Ha Terdapat pengaruh stres : yang signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. b. Hipotesis Kedua H0 Tidak terdapat pengaruh kelelahan kerja yang : signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 36 - 44 39 Zainul Hidayat, Pengaruh Stres Dan Kelelahan Kerja ... Lumajang. Terdapat pengaruh kelelahan kerja yang : signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. Hipotesis Ketiga H0 Tidak terdapat pengaruh stres dan kelelahan kerja : yang signifikan secara simultan terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. Ha Terdapat pengaruh stres : dan kelelahan kerja yang signifikan secara simultan terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. Ha c. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan mencari hubungan assosiatif yang bersifat kausal. Sugiyono (2008: 36) menyatakan bahwa penelitian assosiatif adalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi dalam penelitian ini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi). Untuk menganalisis variabel independen (X) yang terdiri dari variabel stres dan kelelahan kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja guru ( Y), maka dalam penelitian ini digunakan teknik analisis regresi linier berganda, dengan teknik tersebut akan dapat diuji hipotesis yang menyatakan ada pengaruh secara parsial dan pengaruh secara simultan antara variabel independen (X) yaitu stres (X1) dan kelelahan kerja (X2) terhadap variabel dependen (Y), yaitu kinerja guru. Populasi adalah wilayah generalisasi yang tediri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan 40 kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 115). Dalam penelitian ini populasinya adalah semua guru SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling (Random Sampling) yang merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Sugiyono, 2009:118). Model Penelitian Sesuai dengan hipotesis, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, maka digunakan digunakan teknik analisis regresi linier berganda, dengan teknik tersebut akan dapat diuji hipotesis yang menyatakan ada pengaruh secara parsial dan pengaruh secara simultan antara variabel independen (X) yaitu stres (X1) dan kelelahan kerja (X2) terhadap variabel dependen (Y), yaitu kinerja guru. Sebelum dilakukan analisis dan uji pengaruh, maka terhadap kuesioner perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya akan dilakukan analisis dan uji pengaruh yang menggunakan asumsi dasar regresi linier berganda bahwa data harus berdistribusi normal, terbebas dari Multikoliniearitas (Multicolonearity) dan Heterokedastisitas. Pengujian Hipotesis Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel independen secara parsial yang diuji dengan cara signifikansi. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan yang diuji dengan cara signifikansi. Koefisien Determinasi (R2) Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 36 - 44 Zainul Hidayat, Pengaruh Stres Dan Kelelahan Kerja ... Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Data Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu kuesioner yang diajukan dapat menggali data atau informasi yang diperlukan. Untuk menguji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini, digunakan pengolahan data melalui SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Hasil Pengujian Hipotesis Hasil Uji t Hasil uji t pada variabel X1 yaitu Stres diperoleh nilai t hitung = 2,183 dengan signifikansi 0,047. Dengan menggunakan batas signifikansi 5% atau 0,05 diperoleh t tabel sebesar ± 2,040. Ini berarti t hitung (-2,183) > t tabel (-2,040), yang berarti Ho ditolak dan Ha ditrima. Dengan tingkat signifikansi 0,047 yang berada di bawah batas signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh stres yang signifikan terhadap kinerja guru pada SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. Hasil uji t pada variabel X2 yaitu kelelahan diperoleh nilai t hitung = 2,525 dengan signifikansi 0,039. Dengan menggunakan batas signifikansi 5% atau 0,05 diperoleh t tabel sebesar ± 2,040. Ini berarti t hitung (-2,525) > t tabel (-2,040), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan tingkat signifikansi 0,018 yang berada di bawah batas signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kelelaha kerja terhadap kinerja guru pada SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. Hasil Uji F Hasil uji F pada variabel penelitian diperoleh nilai F hitung = 8,763 dengan tingkat signifikansi 0,001. Dengan menggunakan batas signifikansi 5% atau 0,05, diperoleh F tabel sebesar 3,35. Ini berarti F hitung > F tabel, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan tingkat signifikansi 0,001 yang jauh berada di bawah batas signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh stres dan kelelahan kerja secara simultan terhadap kinerja guru pada SMK Negeri Senduro di Kabupaten Lumajang. Fungsi Regresi Linier Berganda Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi Unstandardized coefficients adalah sebagai berikut : Y = 47,395 – 2,183 X1 − 2,525 X2 Koefisien Determinasi (R2) Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R Square) yang diperoleh sebesar 0,170. Hal ini berarti 17% kinerja guru dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu stres dan kelelahan kerja, sedangkan sisanya yaitu 83% kinerja pegawai dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Hasil pengujian hipotesis atas pengaruh stres terhadap kinerja guru menunjukkan adanya pengaruh stres yang negatif terhadap kinerja guru pada SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. Hal ini berarti jika stres naik maka kinerja guru akan menurun dan sebaliknya jika stres turun maka kinerja pegawai akan naik.. Hasil penelitian ini juga relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Rizal (2013), bahwa stres berpengaruh terhadap kinerja guru baik secara parsial maupun simultan. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Hasil pengujian hipotesis atas pengaruh kelelahan kerja terhadap kinerja kerja menunjukkan adanya Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 36 - 44 41 Zainul Hidayat, Pengaruh Stres Dan Kelelahan Kerja ... pengaruh kelelahan kerja yang negatif terhadap kinerja gurui pada SMK Negeri Senduro di Kabupaten Lumajang. Hal ini berarti jika kelelahan kerja meningkat maka akan menurunkan kinerja guru dan sebaliknya jika kedisiplinan menurun akan meningkatkan kinerja pegawai pada SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. Hasil penelitian ini juga relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan Adila widayanti (2010) bahwa ada hubungan antara kelelahan kerja dengan stress kerja pada tenaga kerja di pengolahan kayu lapis Wreksa Rahayu Boyolali, dengan hasil adalah sangat signifikan,dengan nilai p sebesar 0,001. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga Hasil pengujian hipotesis atas pengaruh Stres dan kelelahan kerja secara simultan terhadap kinerja guru, menunjukkan bahwa signifikan secara simultan stres dan kelelahan kerja berpengaruh terhadap kinerja guru pada SMP Negeri 2 Sukodono di Kabupaten Lumajang. KESIMPULAN a. Hasil pengujian hipotesis pertama yang menguji pengaruh stres kerja terhadap kinerja guru menunjukkan bahwa stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja guru SMK Negeri Senduro di Kabupaten Lumajang. Hal ini berati jika stres kerja meningkat maka kinerja guru akan menurun dan sebaliknya stres kerja menurun maka kinerja guru akan meningkat. b. Hasil pengujian hipotesis kedua yang menguji pengaruh kelelahan kerja terhadap kinerja guru menunjukkan bahwa kelelahan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja guru SMK Negeri Senduro di Kabupaten Lumajang. Hal ini berarti jika kelelahan kerja meningkat maka kinerja guru menurun dan sebaliknya jika kelelahan kerja 42 menurun maka kinerja guru akan meningkat. c. Hasil pengujian atas stres kerja dan kelelahan kerja secara simultan terhadap kinerja guru, menunjukkan bahwa secara simultan atas stres kerja dan kelelahan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri Senduro di Kabupaten Lumajang. d. Penelitian ini juga memberikan hasil bahwa variabel bebas yang dominan pengaruhnya terhadap kinerja guru adalah variabel Kelelahan kerja. REFERENSI Arikunto, 2003, Manajemen Penelitian, Renika Cipta, Jakarta. Barnawi dan Arifin Muhammad. 2012. Instrumen Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru Profesional. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta. Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana. 2012. Guru Profesional. PT Revika Aditama. Bandung. Handoko, T. Hani. 2006. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Liberty, Yogyakarta Hasibuan, Malayu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia . Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta. Hastono, Sutanto Priyo, 2006, Analisis Multivariate, Penerbit FKM UI, Jakarta. Husein, Umar. 2008, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta Kuncoro, Mudrajad, 2007, Metode Kuantitatif, Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 36 - 44 Zainul Hidayat, Pengaruh Stres Dan Kelelahan Kerja ... Marwansyah. 2010. Manajemen Sumberdaya Manusia. Edisi kedua. Alfabeta. Bandung. Mitchell, T. R., & Larson, J. R., jr., 1987. People in organizations, an introduction to organizational behavior (3ʳᵈ ed). Mc Graw Hill Book Company. Singapure. Malthis dan Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Terjemahan: Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira), Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Nugroho, Anton, Yohanes, 2011, It’s Easy Olah Data Dengan SPSS, Skripta Media Creative, Yogyakarta. Robbins, S.P. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa, Benyamin Molan, Edisi Kesepuluh, Indeks, Jakarta. Rivai, veitzal. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pt Rajagrafindo persada, Jakarta. Setia, Lukas Atmaja, Ph.d., 2011, Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Rivai, veitzal dan Sagala Jauvani Ella. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Edisi kedua. Rajawali Pers, Jakarta. Santoso, Singgih, 2012, Panduan Lengkap SPSS Versi 20, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.Sumarwan, U. 2002, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia. PT. Siagian P, Sondang,. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta. Sofyandi, Herman. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sugeng Budiono, Am. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Kk. Universitas Diponegoro. Semarang. Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&, Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV Alvabeta, Bandung. Suma’mur. 2009. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. CV Haji Masagung. Jakarta. Sunyoto, Danang. 2012. Teori Koesioner dan Analisis Data Sumberdaya Manusia. Cetakan Pertama. Center for Academic Publishing Servis. Yogyakarta. Suwatno dan Doni Juni Priansa. 2011. Manajemen Sumberdaya Manusia Dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Cetakan Kedua. CV. Alfabeta. Bandung. Ubaidilah, B .2007. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perilaku Organisasi, Erlangga, Jakarta. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 36 - 44 43 Zainul Hidayat, Pengaruh Stres Dan Kelelahan Kerja ... Yamin, Martinis, & Maisah, 2010. Standarisasi kinerja guru. GP Press. Jakarta. Yani. M. 2012. Manajmen Sumber Daya Manusia. Mitra Wacana Media. Jakarta. Tarwaka, Bakhri. H.A.S, Sudioyeng. 2004. Ergonomi ntuk Kesehatan Kerja Dan Produktifitas. nika Pres. Surakarta. Widyasari, 44 Jhohana Kurnia. 2010. hubungan Antara Kelelahan Kerja Dengan Stress kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Islam Yarsis Surakarta. Other thesis, Universitas Sebelas Maret. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 36 - 44 PENGARUH TEKANAN WAKTU DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Malang) PENGARUH TEKANAN WAKTU DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT Noviansyah Oleh:Rizal (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Malang) [email protected] NOVIANSYAH RIZAL Fetri SETYO Setyo Liyundira FETRI LIYUNDIRA STIE Widya Gama Lumajang Noviansyah Rizal STIE WIDYA GAMA LUMAJANG [email protected] Email: [email protected] Fetri ABSTRAK Setyo Liyundira This study aimed to determine theWidya effect ofGama time pressure on audit quality and independence STIE Lumajang of a Public Accounting Firm (KAP) in Malang. The sample used by 40 respondents, that are auditors that have been working in 8 KAP of Malang. Meanwhile, to answer the research ABSTRAK This study aimed to determine theanalysis effect ofand time pressure on audit quality and independence hypotheses using multiple regression then performed classical assumption. the results this study, we can concluded that40the independence of a Based Public on Accounting Firmof (KAP) in Malang. Thebesample used by respondents, that has are influencedthat of an audit quality. So in the8higher theMalang. attitude Meanwhile, held by an independent auditor will auditors have been working KAP of to answer the research improve audit quality. While the timeanalysis pressureand hasthen not performed influenced classical of an audit quality. It can be hypotheses using multiple regression assumption. concluded of time auditor will lower that the quality of the audit and Based that on the the pressure results of this made study, bywethecan be concluded the independence has audit reporting. influenced of an audit quality. So the higher the attitude held by an independent auditor will improve audit quality. While the time pressure has not influenced of an audit quality. It can be Keywords: that Auditthe Quality, Time Pressure, concluded pressure of time madeIndependence by the auditor will lower the quality of the audit and audit reporting. yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan PENDAHULUAN dan standar pelaporan. Standar umum mengatur Keywords: Audit Quality, Pressure, Independence Profesi akuntan publikTime merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Profesi ini sangat persyaratan pribadi auditor. Kelompok standar ini mengatur dan pelatihan teknis yang standar keahlian umum, standar pekerjaan lapangan dibutuhkan dalam era globalisasi di Negara ini. yakni PENDAHULUAN harusstandar dipenuhi agar seseorang syarat pelaporan. Standar memenuhi umum mengatur Dari Profesi profesiakuntan akuntan masyarakat publikpublik, merupakan profesi dan untuk melakukan auditing,Kelompok sikap standar mental pribadi auditor. mengharapkanmasyarakat. penilaian yang bebasini dansangat tidak persyaratan kepercayaan Profesi independen harus dipertahankan oleh memihak terhadap informasi yang di disajikan mengatur yang keahlian dan pelatihan teknis yang dibutuhkan dalam era globalisasi Negaraoleh ini. ini auditordipenuhi dalam agar segala hal yang bersangkutan seseorang memenuhi syarat manajemen perusahaan laporanmasyarakat keuangan harus Dari profesi akuntandalam publik, dengan pelaksanaan dan keharusan melakukan perikatannya, auditing, sikap mental (Mulyadi, 2002:4). Profesi akuntandanpublik mengharapkan penilaian yang bebas tidak untuk auditor menggunakan kemahiran profesionalnya yang harus dipertahankan oleh bertanggung jawabinformasi untuk menaikkan tingkat memihak terhadap yang disajikan oleh independen dengan cermat seksama 2002:41) keandalan perusahaan laporan dalam keuangan perusahaan, dalam dan segala hal (Mulyadi, yang bersangkutan manajemen laporan keuangan auditor Angelo (1981)perikatannya, menyatakan dan kualitas audit pelaksanaan keharusan sehingga masyarakat memperoleh (Mulyadi, 2002:4). Profesi akuntaninformasi publik dengan merupakan probabilitas bahwa profesionalnya auditor akan menggunakan kemahiran keuangan yang sebagai dasar tingkat untuk auditor bertanggung jawabbaik untuk menaikkan menemukan pelanggaran pada cermatdan danmelaporkan seksama (Mulyadi, 2002:41) pengambilan laporan keputusan. Guna perusahaan, menunjang dengan keandalan keuangan akuntansi Probabilitas profesionalismenya sebagai akuntan publik maka sistemAngelo (1981) klien. menyatakan kualitas untuk audit sehingga masyarakat memperoleh informasi menemukan probabilitas pelanggaranbahwa tergantung auditor dalam auditor pada akan keuangan yang melaksanakan baik sebagaitugas dasarauditnya untuk merupakan kemampuan dan teknis auditor, pelanggaran dan probabilitas melaporkan pada harus berpedoman pada standar yang menemukan pengambilan keputusan. Guna audit menunjang melaporkan pelanggaran tergantung untuk pada akuntansi klien. Probabilitas ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia profesionalismenya sebagai akuntan publik (IAI), maka sistem auditor dalam melaksanakan tugas auditnya menemukan pelanggaran tergantung pada harus berpedoman pada standar audit yang kemampuan teknis auditor, dan probabilitas ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), melaporkan pelanggaran tergantung pada Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 45 - 52 45 Noviansyah Rizal, Pengaruh Tekanan Waktu ... independensi auditor dan ini berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Auditan bisa mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor, dan menekan auditor untuk mengambil tindakan yang melanggar standar pemeriksaan, sehingga auditor sulit untuk bersikap independen. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan tempat penyediaan jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat (Mulyadi, 2002:52). Auditor seringkali bekerja dalam keterbatasan waktu. Setiap KAP perlu untuk mengestimasi waktu yang dibutuhkan (membuat anggaran waktu) dalam kegiatan pengauditan. Anggaran waktu ini dibutuhkan guna menentukan kos audit dan mengukur efektifitas kinerja auditor (Waggoner dan Cashell 1991). Namun seringkali anggaran waktu tidak realistis dengan pekerjaan yang harus dilakukan, akibatnya muncul perilaku-perilaku kontraproduktif yang menyebabkan kualitas audit menjadi lebih rendah. Anggaran waktu yang sangat terbatas ini salah satunya disebabkan oleh tingkat persaingan yang semakin tinggi antar kantor akuntan publik (KAP) (Irene,2007). Alokasi waktu yang lama seringkali tidak menguntungkan karena akan menyebabkan kos audit yang semakin tinggi. Klien bisa jadi berpindah ke KAP lain yang menawarkan fee audit yang lebih kompetitif (Waggoner dan Cashell 1991). Situasi seperti ini merupakan tantangan tersendiri bagi auditor, karena dalam kompleksitas tugas yang semakin tinggi dan anggaran waktu yang terbatas, mereka dituntut untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Studi Maynard (1997) dan Joiner (2001) menunjukkan bahwa kualitas kinerja seseorang akan sangat dipengaruhi oleh tekanan/tuntutan tugas yang dihadapi. Independensi auditor di KAP adalah suatu hal yang menarik untuk diteliti karena merupakan faktor utama dan paling penting yang menjadi penentu kualitas dalam pelaksanaan audit KAP tersebut untuk dapat mencapai tujuantujuan yang telah ditetapkan. Kepercayaan masyarakat atas kualitas jasa profesional akan semakin besar bila profesi mendorong standar kinerja dan perilaku yang tinggi di pihak seluruh praktisi (Arens,dkk, 2008:105). Menurut Rapina, dkk (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh independensi eksternal audit terhadap kualitas audit studi kasus pada beberapa Kantor Akuntan Publik di Bandung, menyatakan bahwa 46 independensi eksternal audit belum dilakukan secara efektif. Hal ini dapat dilihat dari adanya pengaruh yang rendah atau lemah antara variabel X yaitu independensi eksternal audit dengan variabel Y yaitu kualitas pelaksanaan audit. Tjun (2012) yang melakukan penelitian tentang pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit yang menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Setyorini (2011) menelitin tentang Pengaruh kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu, dan Pengalaman auditor terhadap kualitas audit dengan variabel Moderating pemahaman terhadap sistem informasi yang menunjukkan bahwa tekanan waktu berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit. Berdasarkan beberapa penelitian diatas yang berpendapat bahwa independensi masih belum dibahas secara mendalam padahal independensi menjadi suatu hal yang penting dalam pelaksanaan audit karena kualitas audit saat ini menjadi sesuatu yang sangat penting karena hasil audit digunakan oleh banyak pihak dan digunakan untuk mengambil keputusan. Dari hasil penelitian yang masih dalam perdebatan maka dipandang perlu untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai variabel tekanan audit dan independensi terhadap kualitas audit, maka peneliti merencanakan mengadakan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Tekanan Waktu dan Independensi terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Malang)” KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Penelitian ini berangkat dari adanya aktivitas auditor dalam menjaga reputasinya pada suatu Kantor Akuntan Publik dalam pelaksanaan proses audit. Dalam menjaga kualitas audit, seorang auditor harus memperhatikan beberapa hal yang terkait dengan proses pelaksanaan audit diantaranya yang ada dalam penelitian ini yaitu tekanan waktu dan independensi seorang auditor. Tekanan waktu adalah suatu kondisi dimana auditormendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Tekanan waktu terdiri dari dua macam yaitu tekanan anggaran waktu dan tekanan batasan waktu. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 45 - 52 Noviansyah Rizal, Pengaruh Tekanan Waktu ... Independensi audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit. Auditor tidak hanya diharuskan untuk menjaga sikap mental independen dalam menjalankan tanggung jawabnya, namun juga penting bagi para pengguna laporan keuangan untuk memiliki kepercayaan terhadap independensi auditor. Kedua unsur independensi ini sering kali diidentifikasikan sebagai independensi dalam fakta atau independen dalam pikiran, dan independen dalam penampilan. Independen dalam fakta muncul ketika auditor secara nyata menjaga sikap objektif selama melakukan audit. Independen dalam penampilan merupakan interprestasi orang lain terhadap independensi auditor tersebut. (Elder, Randal. J 2011:74). Dari teori diatas yang menjelaskan tentang tekanan waktu dan independensi menjelaskan bahwa kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas audit. De Angelo (dalam Alim dkk, 2007) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi auditee. Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini bersumber dari landasan teori audit dari pakar dan ahli seperti : Mulyadi, Arens, Tika, Sukrisno, Rahayu. Juga beberapa referensi dan literatur yang berhubungan dengan standar auditing. Hasil penelitian yang mendukung penelitian ini diperoleh dari : Rapina (2010), Saputra (2012), Tjun (2012), Yuliana (2009) dan Setyorini (2011). Secara keseluruhan kerangka pemikiran dapat disajikan dalam gambar berikut ini : Gambar 1 1. Hipotesis I Menurut penelitian Setyorini (2011), menyatakan bahwa untuk penetapan waktu perlu dilakukan dalam pelaksanaan audit sehingga ketidak seimbangan dapat dihindari, sehingga tekanan waktu berpengaruh secara negatif terhadap kualitas audit. Dengan demikian, dapat dikemukakan hipotesis : H1 : Tekanan waktu berpengaruh terhadap kualitas audit. 1. Hipotesis II Menurut penelitian Rapina (2010), Peranan dari eksternal auditor tidak kecil, dan menuntut para eksternal auditor untuk bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya. Salah satu komponen penunjang terciptanya profesionalitas eksternal auditor adalah sikap independensi. Besarnya pengaruh independensi eksternal auditor yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelaksanaan audit dapat dilihat dari hasil perhitungan koefisien determinasi yang menunjukkan nilai sebesar 14,8% sedangkan sisanya yaitu sebesar 85,% dipengaruhi oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti. Menurut Saputra (2012) bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, independensi auditor adalah sikap tidak memihak terhadap kepentingan siapapun dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen. Sehingga dapat dikemukakan hipotesis yaitu : H2 : Independensi Auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. 2. Hipotesis III Menurut Saputra (2012) yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Setyorini (2011) bahwa tekanan waktu juga berpengaruh negative terhadap kaulitas audit. Sehingga dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut : H3 : Tekanan waktu dan Independensi Auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 45 - 52 47 Noviansyah Rizal, Pengaruh Tekanan Waktu ... Gambar 2 Alamat Jl. Tapak Doro No.15 Malang 65141. 3. KAP DRS. JIMMY ANDRIANUS Berdiri pada tanggal 2 Februari 1999. Izin Usaha Nomor : KEP-060/KM.17/1999. Alamat Jl. Retawu No.26 Malang 4. KAP KRISNAWAN, BUSRONI, ACHSIN & ALAMSYAH (CAB) Berdiri pada tanggal 21 Januari 2011, Izin Usaha Nomor : 33/KM.1/2011. Alamat Ruko Soekarno Hatta Jl. Soekarno Hatta B3 Kav. B Malang 65141. Keterangan : = parsial = simultan METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Langkah pertama yang harus dilakukan dalam membuat rancangan penelitian menentukan jenis variabel. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas Audit, sedangkan variabel independen yaitu variabel Tekanan Waktu dan Independensi. Setelah dilakukan jenis variabel diatas, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis Pengaruh Tekanan Waktu dan Independensi terhadap Kualitas Audit. Penelitian ini melakukan pengujian pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Malang dengan menggunakan data primer untuk mengetahui hasilnya. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Malang. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di wilayah Malang berjumlah 8 (delapan) yang terdiri dari : 1. KAP BENNY, TONY, FRANS & DANIEL (CAB) Berdiri pada tanggal 25 April 2011. Izin Usaha Nomor : 246 / KM.1/2011. Alamat Jl. Merbabu No.6 Malang 65121. 2. KAP DOLI, BAMBANG, SUDARMADJI & DADANG (CAB) Berdiri pada tanggal 12 Januari 2006. Izin Usaha Nomor : KEP-008/KM.5/2006. 48 5. KAP MADE SUDARMA, THOMAS & DEWI PUSAT) Berdiri pada tanggal 16 Desember 2005, Izin Usaha Nomor : KEP-435/KM.5/2005. Alamat Jl. Dorowati No.8 Malang 65119. 6. KAP DRS. NASIKIN Berdiri pada tanggal 29 April 2003, Izin Usaha Nomor : KEP-149/KM.6/2003. Alamat Jl. Semeru No.11 - 15 Lantai 2 Malang 65119. 7. KAP SUPRIHADI & REKAN Berdiri pada tanggal 18 Agustus 1998. Izin Usaha Nomor : KEP-602/KM.17/1998. Alamat Perumahan Simpang Soekarno Hatta Jl. Bunga Andong Selatan Kav.26 Malang 65141 8. KAP THOUFAN NUR, CPA Berdiri pada tanggal 8 desember 2011. Izin Usaha Nomor : 1423/KM.1/2011. Jalan Joyo Tambaksari No.32 Merjosari Malang 65144 Sumber dan Jenis Data Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data internal yaitu didapat dengan cara menggunkan angket atau kuisioner. Teknik angket atau kuisioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan atau pernyataan dapat bersifat terbuka jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya sedangkan bersifat tertutup jika alternatifalternatif jawaban telah disediakan. Instrumen yang berupa lembar daftar pertanyaan tadi dapat Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 45 - 52 Noviansyah Rizal, Pengaruh Tekanan Waktu ... berupa angket (kuisioner), checklist ataupun skala (Umar, 2008:50). Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer yaitu menggunakan angket atau kuesioner. Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan auditor yang bekerja pada di Kantor Akuntan Publik di wilayah Malang yang berjumlah 8 (delapan). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode probabilitas dengan sistem pengambilan random (acak), yaitu sampel diambil dengan mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel (Sekaran, 2011). Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 50 (lima puluh) auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah Malang. Definisi Operasional Variabel dan Instrumen Penelitian Tekanan waktu (X1) Tekanan waktu adalah suatu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Menurut Yuliana (2009) bahwa tekanan waktu terdiri dari dua macam, yaitu tekanan anggaran waktu (time budget pressure) dan tekanan batasan waktu (deadline time pressure). Dimana tekanan waktu yang tidak sewajarnya dalam pencapaian anggaran waktu dan biaya banyak terbukti sebagai potensial dari perilaku penurunan kualitas audit. Independensi (X2) Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. system akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/ kuesioner. Kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden guna mengumpulkan informasi dari responden mengenai objek yang sedang diteliti, baik berupa pendapat, tanggapan, ataupun dirinya sendiri. Sebagai suatu instrument penelitian, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak boleh menyimpang dari arah yang akan dicapai oleh usulan proyek penelitian, yang tercermin dalam rumusan hipotesis. Dengan demikian daftar pertanyaan yang harus diajukan dengan taktis dan stategik sehingga mampu menyaring informasi yang dibutuhkan oleh responden. Teknik Analisis Data Berdasarkan tabel Descriptive Statistics dapat dijelaskan bahwa kualitas audit memiliki nilai rata-rata 45, 32 yang menjelaskan bahwa dari 12 item pertanyaan tentang kualitas audit diperoleh jawaban responden yang berjumlah 40 orang, lebih banyak menjawab dengan skor 3 (cukup baik) dan 4 (baik). Untuk tekanan waktu memiliki nilai rata-rata 20,88 yang menjelaskan bahwa dari 6 item petanyaan tentang tekanan waktu diperoleh jawaban responden yang berjumlah 40 orang, lebih banyak menjawab dengan skor 3 (cukup baik) dan 4 (baik). Selanjutnya untuk independensi memiliki nilai rata-rata 26,20 yang menjelaskan bahwa dari 7 item pertanyaan tentang independensi diperoleh jawaban responden yang berjumlah 40 orang, lebih banyak menjawab dengan skor 3 (cukup baik) dan 4 (baik). Berdasarkan hasil output SPSS untuk model regresi variabel tekanan waktu, independensi dan kualitas audit sebagai berikut : Tabel 1 Kualitas Audit (Y) Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menentukan pelanggaran yang terjadi dalam Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 45 - 52 49 Noviansyah Rizal, Pengaruh Tekanan Waktu ... Y = 36,792 – 0,409 X1 + 0,651 X2 Dari persamaan regresi yang terbentuk diatas dapat diinterprestasikan apabila tekanan waktu dinaikkan sebesar 1 maka kualitas audit akan mengalami penurunan sebesar 0,409. Sedangkan independensi dinaikkan sebesar 1 maka kualitas audit akan mengalami kenaikan sebesar 0,651. Berikut ini akan dijelaskan untuk hasil uji hipotesis : a. Hipotesis I Pengajuan Hipotesis I menyatakan bahwa tekanan waktu berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan tabel Coeficient dapat dijelaskan bahwa untuk variabel tekanan waktu menunjukkan nilai sig 0,119. Nilai ini lebih besar dari nilai α = 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap kualitas audit sehingga dapat disimpulkan hasil pengujian hipotesis I bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. b. Hipotesis II Pengajuan Hipotesis II menyatakan bahwa Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan tabel Coeficient dapat dijelaskan bahwa untuk variabel independensi menunjukkan nilai sig 0,008. Nilai ini lebih kecil dari nilai α = 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel independensi berpengaruh terhadap kualitas audit sehingga dapat disimpulkan hasil pengujian hipotesis II bahwa H0 ditolak dan H2 diterima. c. Hipotesis III Pengajuan Hipotesis III menyatakan bahwa tekanan waktu dan independensi berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Berdasarkan tabel ANOVA diperoleh nilai sig 0,025. Nilai ini kurang dari α = 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tekanan waktu dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit sehingga dapat disimpulkan hasil pengujian hipotesis III bahwa H0 ditolak dan H3 diterima. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN a. Pembahasan Hipotesis I Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, ini 50 mengartikan bahwa auditor dalam melakukan audit meskipun adanya pengurangan waktu (penekanan waktu) tidak ada pengaruhnya terhadap kualitas audit. Tidak berpengaruhnya tekanan waktu terhadap kualitas audit menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) sangat menjaga reputasi atau nama perusahaan dan juga menjaga akan adanya sanksi yang tertera pada UU No.5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik . Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setyorini (2011) yang menyatakan bahwa untuk penetapan waktu perlu dilakukan dalam pelaksanaan audit sehingga ketidakseimbangan dapat dihindari, sehingga tekanan waktu berpengaruh secara negatif terhadap kualitas audit. De Zoort dan Lord (1997) dalam Piter (2008) menyebutkan, ketika menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan memberikan respon dengan dua cara, yaitu fungsional dan disfungsional. Tipe fungsional adalah perilaku auditor untuk bekerja lebih baik dengan menggunakan waktu sebaik-sebaiknya, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rhode (1978) dalam Sujana (2006) yang menjelaskan bahwa tekanan anggaran waktu dengan perilaku disfungsional auditor mempunyai hubungan yang positif, ini mengartikan bahwa tekanan waktu berpotensi menyebabkan perilaku penurunan kualitas audit. b. Pembahasan Hipotesis II Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menjelaskan bahwa adanya pengaruh variabel independensi terhadap kualitas audit, ini menunjukkan semakin tinggi sikap independen yang dimiliki oleh auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit suatu pelaporan keuangan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen, yang menurut (Elder, 2011) bahwa sikap independensi auditor ada 2 unsur yaitu sebagai independensi dalam fakta atau independen dalam pikiran, dan independen Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 45 - 52 Noviansyah Rizal, Pengaruh Tekanan Waktu ... dalam penampilan. Independen dalam fakta muncul ketika auditor secara nyata menjaga objektif selama melakukan audit dan Independen dalam penampilan merupakan interprestasi orang lain terhadap independensi auditor tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2012) yang menjelaskan bahwa independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian ini menjelaskan dengan independensi yang dimiliki oleh auditor, maka akan sangat kecil terpengaruh oleh klien sehingga proses audit akan dilakukan dengan transparan, sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. Namun demikian tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Rapina (2010) yang menyimpulkan bahwa variabel independensi berpengaruh sangat kecil terhadap kualitas audit karena ada faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap kualitas audit yang tidak diteliti. c. Pembahasan Hipotesis III Pengaruh secara simultan variabel tekanan waktu dan independensi terhadap kaulitas audit. Hal ini berarti bahwa kedua variabel sama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan teori (Randal, 2011) dan (Mulyadi, 2011) yang menjelaskan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit diantaranya adalah tekanan waktu dan independensi. Tekanan waktu yang diberikan kepada auditor dalam melaksanakan audit tidak lepas dari sikap independen yang harus dijaganya bukan hanya sikap mentalnya saja tetapi sebuah kepercayaan yang harus tetap menjadi karakteristik untuk menjaga reputasi yang baik sebuah Kantor Akuntan Publik. Penelitian ini didukung oleh penelitian Saputra (2012) yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh secara siginifikan terhadap kualitas audit, sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Setyorini (2011) bahwa tekanan waktu juga berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada perumusan serta tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulankesimpulan sebagai berikut : 1. Tekanan waktu dalam melaksanakan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Malang, ini mengindikasikan bahwa auditor dalam melakukan audit meskipun adanya pengurangan waktu (penekanan waktu) tidak ada pengaruhnya terhadap kualitas audit. 2. Independensi dalam melaksanakan audit berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Malang, sehingga semakin tinggi sikap independen yang dimiliki oleh auditor maka akan semakin baik kualitas audit yang dilakukannya. 3. Tekanan waktu dan independensi dalam melaksanakan audit secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Malang. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran, antara lain : 1. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil tersebut juga berimplikasi pada pola penugasan auditor, dimana perlu membuat sebuah taksiran kebutuhan waktu audit sebagai bagian dari pertimbangan penjadwalan sehingga auditor dapat melaksanakan proses audit dengan waktu yang telah ditetapkan agar tidak menyebabkan perilaku yang menurunkan kualitas audit. 2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pengaruh antara independensi terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa seorang auditor tidak hanya diharuskan untuk menjaga sikap mental independen dalam menjalankan tanggung jawabnya, namun juga penting bagi para pengguna laporan keuangan untuk menghormati etika ataupun sikap auditor. 3. Penelitian mendatang, sebaiknya menggunakan metode wawancara langsung untuk mengumpulkan data penelitian, agar Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 45 - 52 51 Noviansyah Rizal, Pengaruh Tekanan Waktu ... dapat mengurangi kelemahan terkait internal validity. 4. Peneliti ini juga menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar memperluas objek penelitian pada Kantor Akuntan Publik di beberapa wilayah sehingga hasilnya dapat digeneralisasi. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. 1999. Pemeriksaan Akuntan (Auditing). Jakarta : Salemba Empat Arens, Loebbecke. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta : Salemba Empat Boynton, Johnson, Kell. 2002. Modern Auditing, Edisi Ke tujuh, Jilid I. Jakarta : Erlangga Dan, M. Guy. 2002. Auditing Edisi Ke Lima. Jakarta : Erlangga Elder, Randal J., Beasley, Mark S., Arens, Alvin A. 2011. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia)., Buku 1. Jakarta: Salemba Empat Indriantoro, Bambang Supomo. 2009. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta Jusup, Al. Haryono. 2001. Auditing (Pengauditan). Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Kuncoro, Mudrajat, 2009, Metode Riset dan Bisnis untuk ekonomi Edisi 3. Jakarta : Erlangga Mulyadi. 2011. Auditing, Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 01 Tahun 2007.Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta: Pustaka Pergaulan. Bendungan- Hilir Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Auditing : Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu 52 Sanusi, Anwar, 2012, Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Saputra, Anton Eka. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Idependensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi, ( Studi Empiris pada Auditor di Kantor Akuntan Publik se Jawa Tengah dan D. I Yogyakarta). Juraksi. Vol I No. 2. ISSN: 2301-9328 Sawyer’s, Dittenhofer, Scheiner. 2005. Sawyer’ Internal Auditing. Jakarta : Salemba Empat Sekaran, Umar. 2011. Research Methods for Business Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Presurre dan Resiko Kesalahan terhadap Penurunan Kualitasi Audit (Reduced Audit Quality), ( Studi Empiris pada Auditor KAP di Jakarta). Thesis. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh Kasus dan Pemecahannya Edisi 1. Yogyakarta : Andi Tika, Moh. Pabundu. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta : PT. Bumi Aksara Tjun, Lauw Tjun. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol 4. No. 1:33-56 Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Undang- Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik Yuliana, Herawati, Arum. 2009. Pengaruh Time Pressure dan Resiko Audit Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. Journal Akuntansi. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 45 - 52 PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING) PRODUK “BRKT NUMBER PLATE K56” PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER PADA PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL COSTING) PRODUK “BRKT NUMBER PLATE K56” : PADA PT. RACHMATOleh PERDANA ADHIMETAL Bambang Hermanto [email protected] Oleh: Oleh : LP3I Politeknik Jakarta BAMBANG HERMANTO Bambang Hermanto LP3I POLITEKNIK JAKARTA [email protected] Email: [email protected] Politeknik Jakarta ABSTRAK The purpose of this study was to obtain information about the cost element production, ABSTRAK the methods used and to find out the problems that occur during the decisive calculation of the cost of production of products "BRKT K56" .Itsabout produced by PT. Rachmat Prime The purpose of this study was Number to obtainPlate information the cost element production, Adhimetal. The method used is a literature study (Library Research) and Field Study (Field the methods used and to find out the problems that occur during the decisive calculation of the Research). The collection of data directly to the fieldK56" by using data collection techniques are cost of production of products "BRKT Number Plate .Its produced by PT. Rachmat Prime Interview (Observasion) directly to theand PT.Field Rachmat Adhimetal.(Interview) The methodand usedObservation is a literature study (Library Research) Study Prime (Field Adhimetal in Jakarta for the month of February 2016. The results show the elements of are the Research). The collection of data directly to the field by using data collection techniques production cost of Raw Material Costs Direct Costs Direct Labor, and Factory Overhead either Interview (Interview) and Observation (Observasion) directly to the PT. Rachmat Prime charged or in real. The method in of theFebruary calculation of the cost of production Adhimetal Jakarta for the used month 2016. The results show the "BRKT elementsNumber of the Plate K56" at PT. Rachmat Prime using full costing method taking into account all the either costs production cost of Raw Material Costs Direct Costs Direct Labor, and Factory Overhead associated with production activities into the calculation of the cost of production as well as the charged or real. The method used in the calculation of the cost of production "BRKT Number companies of the amount generated in each process. all the costs Plate K56"charge at PT.Overhead Rachmat Actual Prime stroke using full costing method taking into account associated with production activities into the calculation of the cost of production as well as the Kata Kuncicharge : Harga Pokok Pesanan, Produksi, Full Costing, Job Order Costing companies Overhead Actual stroke Biaya of the amount generated in each process. Method Kata Kunci : Harga Pokok Pesanan, Biaya Produksi, Full Costing, Job Order Costing Method PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN 2. PT. RACHMAT PERDANA Latar Belakang Masalah ADHIMETAL (RPA) sebuah perusahaan UMKM PT. yang telah berdiri sejak PERDANA tahun 1997 RACHMAT beralamat di Komplek PIK (Perkampungan ADHIMETAL (RPA) sebuah perusahaan Industri Barak F.1 RT 006tahun RW 1997 010, UMKM Kecil) yang telah berdiri sejak Jakarta Timur. Merupakan perusahaan yang beralamat di Komplek PIK (Perkampungan bergerak dibidang Industri Industri Kecil) Barak F.1 RT 006 Otomotif RW 010, Khususnya Roda Dua, saat ini Customer Jakarta Timur. Merupakan perusahaan yang Utamanya PT Astra Honda Motor bergerak adalah dibidang Industri Otomotif (AHM) yangRoda memproduksi motor Khususnya Dua, saat sepeda ini Customer merk HONDA. Dalam kegiatan usaha Utamanya adalah PT Astra Honda Motor seperti yang dilakukan oleh RPA secara (AHM) yang memproduksi sepeda motor umum di katakan merupakan merk dapat HONDA. Dalam kegiatanindustry usaha Metal Stamping, Dies, Jig & Fixture seperti yang dilakukan oleh RPA :secara Metal Stamping Part industry yaitu : umum1.dapat di katakan merupakan pembuatan komponen otomotif Metal Stamping, Dies, Jig & Fixture : 3. 2. 1. Metal Stamping Part yaitu : pembuatan komponen otomotif 3. 4. 4. dan industri lainnya yang berhubungan dengan besi, baja. Dies yaitu cetakan dan industri lainnya untuk yang pembuatan komponen (part). berhubungan dengan besi, baja. Jig bantu dalam Dies yaitu yaitualat cetakan untuk memastikan bahwa komponen pembuatan komponen (part). (part) tersebut telah sesuai Jig yaitu alat bantu dalam dengan spesifikasi yang memastikan bahwa komponen diterapkan. (part) tersebut telah sesuai Fixture alat bantu dalam dengan yaituspesifikasi yang melakukan pengecekan kualitas diterapkan. komponen-komponen yang Fixture yaitu alat bantu dalam dibuat. melakukan pengecekan kualitas komponen-komponen yang RPA menerima order dari AHM dibuat. secara langsung atau tangan kedua dari supplier RPA AHMmenerima dan jenis order produk di dariyang AHM Order beragam : BRKT secara sangat langsung atau antara tanganlain kedua dari Number Plate K 56, hingga saat ini supplier AHM dan jenis produk yangcara di menghitung Pokok Produksi Order sangatHarga beragam antara lain : masih BRKT menggunakan tradisional yaitu iniHarga Number Platecara K 56, hingga saat cara menghitung Harga Pokok Produksi masih menggunakan Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 53 - 62cara tradisional yaitu Harga 53 Bambang Hermanto, Perhitungan Harga Pokok Pesanan... Pokok Produksi ditentukan dari seluruh beban yang dikeluarkan dalam periode tersebut. . Mengingat jenis Part yang di produksi sangat banyak macamnya maka penapsiran perhitungan Harga Pokok Produksi tiap-tiap jenis part sangat diperlukan agar tidak mengakibatkan kesalahan tapsir yang berakibat pada kerugian perusahaan. Pihak marketing dalam melakukan penjualan dengan sistem pesanan dan memproduksi barang beraneka ragam sangat mungkin terjadi kesalahan dalam perhitungan Harga Pokok Produksi jika masih menggunakan metode tradisional. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian jika perusahaan dapat menggunakan Method Job Order Costing. Berdasarkan uraian pada permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mendapatkan Informasi tentang perhitungan beberapa unsur biaya Produk “BRKT Number Plate K56” yang di produksi oleh PT. Rachmat Perdana Adhimetal 2. Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk pencatatan dan perhitungan harga pokok produksi “BRKT Number Plate K56”. 3. Untuk mengetahui biaya produksi pada PT. Rachmat Perdana Adhimetal. 4. Untuk mengetahui masalahmasalah yang terjadi selama menentukan perhitungan harga pokok produksi “BRKT Number Plate K56”. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Ony Widilestariningtyas, Sri Dewi Anggadini dan Dony Waluya Firdaus (2012 : 1) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai berikut : “Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan , penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.“ 54 Bastian Bustami dan Nurlela (2013 : 4) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai berikut : “Akuntansi Biaya adalah bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur, dan pelaporan informasi biaya yang digunakan”. Pengertian Biaya Mulyadi (2012 : 5) mendefinisikan biaya sebagai berikut : Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan Imam Firmansyah (2015 : 1) mendefinisikan biaya sebagai berikut Biaya memiliki arti pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva, jumlah yang dikorbankan tersebut secara tidak langsung disebut harga pokok dan dicatat pada neraca sebagai aktiva. Dalam akuntansi istilah biaya dipertegas dengan membedakan pengertian biaya (Cost) dan biaya sebagai beban (Expenses). Biaya dalam Hubungannya dengan Produk Dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. a. Biaya produksi Adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. b. Biaya non produksi Adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya operasional. Biaya dalam Hubungan Dengan Volume Produksi Dapat dikelompokkan menjadi elemen : a. Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang relevan tetapi secara perunit tetap. b. Biaya tetap adalah biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 53 - 62 Bambang Hermanto, Perhitungan Harga Pokok Pesanan... rentang relevan tertentu, tetapi secara per- unit berubah. c. Biaya semi adalah biaya didalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur variabel. Biaya semi dikelompokkan menjadi dua elemen biaya yaitu : i. Biaya semi variabel ii. Biaya semi tetap Biaya dalam Hubungan dengan Department Produksi a. Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan . b. Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke departemen yang bersangkutan. Biaya dalam Hubungan dengan Periode Waktu a. Biaya pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat di masa depan dalam jangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai aktiva. b. Biaya pengeluaran pendapatan adalah biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Biaya dalam Hubungan dengan Pengambilan Keputusan a. Biaya Relevan adalah biaya dimasa yang akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif yang berbeda terdiri dari : 1) Biaya diferensial 2) Biaya kesempatan 3) Biaya tersamar 4) Biaya nyata 5) Biaya yang dapat dilacak b. Biaya tidak Relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apa pun, dikelompokkan menjadi elemen : 1) Biaya masa lalu 2) Biaya terbenam Pengertian Harga Pokok Produksi Bastian Bustami dan Nurlela (2013 : 49) mendefinisikan Harga Pokok Produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Adapun Mulyadi (2010:65) menjelaskan bahwa dalam perusahaan pabrikan pada umumnya informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk : 1. Menentukan harga jual produk. 2. Memantau realisasi biaya produksi. 3. Menghitung laba atau rugi periodik. 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Mulyadi, (2010:75) Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing. 1. Full Costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap. 2. Variabel costing Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 53 - 62 55 Bambang Hermanto, Perhitungan Harga Pokok Pesanan... produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung biaya overhead pabrik variabel. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Pengumpulan harga pokok produksi dapat dikelompokkan menjadi dua metode sebagai berikut : 1. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Mulyadi (2010:75). Pengolahan produk akan dimulai setelah datangnya pesanan dari pelanggan atau pembeli melalui dokumen pesanan penjualan (sales order), yang memuat jenis dan jumlah produk yang dipesan, spesifikasi pesanan, tanggal pesanan diterima dan harus diserahkan. 2. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method) Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu, dan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tertentu dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Mulyadi (2010: 75). Perusahaan menghasilkan produk yang homogen, bentuk produk bersifat standar, dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Kegiatan produksi 56 perusahaan ditentukan oleh budget produksi atau skedul produksi untuk satuan waktu tertentu yang sekaligus dipakai dasar oleh bagian produksi untuk melaksanakan produksi. Pengertian Harga Pokok Pesanan Iman Firmansyah (2015 : 1) mendefinisikan harga pokok pesanan adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Perhitungan Harga Pokok Pesanan Menurut Armanto Witjaksono (2013:1) estimasi biaya produksi untuk menentukan harga jual sebagai berikut : Estimasi Biaya Tenaga Kerja xxx Estimasi Biaya Bahan Baku xxx Estimasi Biaya Overhead xxx + Total Estimasi Biaya Produksi xxx Ditambah Marjin Laba yang diharapkan xxx + Harga Jual yang Dibebankan pada Pemesan xxx Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013 : 62) manfaat informasi harga pokok pesanan yaitu untuk penetapan harga jual dan pengendalian biaya umumnya calon pelanggan selalu meminta estimasi biaya terlebih dahulu sebelum mereka memesan dan seringkali mereka memesan dan memberi pekerjaan, membandingkan dengan pesaing. Oleh sebab itu perusahaan harus dapat mengestimasi biaya secara akurat agar dapat bersaing dengan perusahaan lain dan menghasilkan laba yang optimal. Menurut Mulyadi (2012 : 5) manfaat informasi harga pokok pesanan yaitu : 1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan 2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan 3. Memantau realisasi biaya produksi 4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan 5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 53 - 62 Bambang Hermanto, Perhitungan Harga Pokok Pesanan... METODE PENELITIAN Dalam pembuatan penelitian ini penulis membutuhkan data-data yang berhubungan dengan kajian yaitu bersumber dari: 1. Studi Kepustakaan (Library Research) : Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data maupun informasi yang berhubungan dengan penelitian, serta memperoleh orientasi yang lebih luas tentang topik yang dipilih dengan memanfaatkan data sekunder, yaitu: dengan mempelajari buku-buku, literatur, maupun sumber lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas. 2. Studi Lapangan (Field Research):Pengumpulan data secara langsung ke lapangan dengan mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Wawancara ( Interview ) Penulis menggunakan teknik wawancara yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara penulis dengan pihak yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti yaitu Manajer Produksi, Manajer Finance, Supervisor Enginering serta Supervisor PPIC untuk menanyakan mengenai proses pembuatan part serta cara perhitungan Harga Pokok Produksi satuan, serta biaya yang dibebankan dalam Harga Pokok Produksi per satuan tersebut. b. Observasi ( Observasion ) Penulis mengadakan pengamatan dengan observasi secara langsung pada PT. Rachmat Perdana Adhimetal di Jakarta untuk bulan Februari 2016. PEMBAHASAN Enginering menetapkan proses produksi, pada Produk “BRKT Number Plat K56” melalui beberapa Proses : 1. Shearing : Proses pemotongan bahan baku yang berupa lembaran besar menjadi ukuran-ukuran yang lebih kecil, sehingga dapat masuk ke dies dan mesin yang akan digunakan. Proses ini menggunakan mesin khusus pemotong baja. 2. Blank dan Drawing : Proses pemotongan menjadi bentuk tertentu sesuai dengan cetakan dan spesifikasi tertentu, tetapi masih datar. 3. Piercing : Proses pembuatan lobang pada plat yang telah diblank/dipotong. 4. Bending : Proses pembengkokan plat dengan sudut atau kemiringan tertentu sesuai dengan spesifikasi produk. 5. Notching : Proses pemotongan bagian yang tidak diperlukan pada komponen tersebut tetapi tidak menyeluruh, biasanya berbentuk oval. 6. Spot Welding : Proses penyambungan atau penggabungan dua komponen menjadi satu, dengan mesin khusus spot. 7. Barel : Proses penghalusan pada tepi produk yang telah diproses dan masih kasar, agar bagian tepi part tidak bergerigi. 8. Platting : Proses pewarnaan logam dengan cairan kimia tertentu. Proses ini bertujuan agar produk yang terbuat dari baja tidak cepat berkarat. 9. Packing : Proses pengemasan produk yang telah siap kirim. Pengemasan produk jadi sebagian besar menggunakan plastik bening berbagai ukuran. Serangkaian proses produksi diatas, semuanya dikerjakan oleh bagian produksi, kecuali proses platting, yang dilakukan diluar perusahaan, yaitu kepada menyedia jasa platting atau disebut Subkon. Unsur biaya produksi “BRKT Number Plate K56” pd RPA BRKT Number Plate K56” . merupakan komponen yang digunakan untuk pemasangan plat nomor bagian depan pada jenis motor honda Sonic 150 cc, Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 53 - 62 57 Bambang Hermanto, Perhitungan Harga Pokok Pesanan... di bulan Februari 2016 customer PT. Astra Honda Motor. (AHM) melakukan pesanan sebanyak 1.700 pcs dengan pengiriman sebanyak 100 pcs perhari. Berikut jenis dan penggolongan biaya produksi 1. Biaya bahan baku Raw Material (Plat Baja) SAPH : 2,3 x 1219 x 2438 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk pekerjaan : a. Shering b. Blank + Piercing c. Bending 1 + Bending 2 d. Spot Welding 3. Biaya Overhead Pabrik a. Biaya Overhead Pabrik ( Dibebankan ) 1) Biaya Proses ( Biaya Variabel 2) Biaya Subcon dan Platting ( Biaya Variabel ) 3) Packing ( Biaya Variabel ) 4) Transport ( Biaya Variabel ) 5) Administasi ( Biaya Variabel ) 6) Ongkos Pembelian Part ( Biaya Variabel ) 7) Biaya penyusutan mesin ( Biaya Tetap ) b. Biaya Overhead Pabrik (sesungguhnya) 1) Biaya Bahan Bantu (Biaya Variabel ) 2) Upah Tidak Langsung (Biaya Variabel ) 3) BPJS Ketenagakerjaan (Biaya Variabel ) 4) BPJS Kesehatan ( Biaya Variabel ) 5) Bensin, tol, parking,repair ( Biaya Variabel ) 6) Biaya repair, maintenance (Biaya Variabel ) 7) Biaya Telp, Listrik dan air (Biaya Variabel) 8) Biaya Asuransi (Biaya Tetap ) 9) Penyusutan Bangunan Pabrik (Biaya Tetap) 10) Penyusutan Mesin, Peralatan I (Biaya Tetap) 11) Penyusutan Kendaraan Pabrik (Biaya Tetap) 12) Penyusutan Kendaraan Roda II (Biaya Tetap ) full costing. Karena Proses produksinya berdasarkan pesanan (job order costing), Berikut perhitungan harga pokok produksi “BRKT Number Plate K56” yang berlaku pada PT. Rachmat Perdana Adhimetal : 1. Biaya Bahan Baku Langsung Bahan baku berupa plat baja yang berbentuk lembaran, dengan size: SAPH : 2,3 x 1219 x 2438. Setiap lembar beratnya 53,6 Kg dan dapat menghasilkan : 273 Pcs, sehingga setiap pcs part beratnya mencapai 2 Ons atau 0,2 Kg. Harga per 1 kg bahan baku Rp. 6.950,- , Jadi untuk membuat 1.700 pcs perlu: 1.700 Pcs x 0,2 kg / Pcs x Rp 6.950,- Kg = Rp 2.363.000,00 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung dibebankan berdasarkan jam kerja langsung. Tarif tenaga kerja langsung telah ditetapkan sebesar Rp 5,382 per detik. Dalam pembuatan “BRKT Number Plate K56” membutuhkan sembilan proses pengerjaan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. proses Shering (pemotongan material / bahan baku), Blank (Pencetakan), Bending 1 (Penekukan) bending 2 (Penekukan) Piercing, (Pelubangan) Spot Weld, ( Penyatuan Weld ) Spot Collar, ( enyatuan collar) Spot Guide, ( enyatuan Guide) Spot Patch. (Penyatuan patch) Gambar 1 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi Brkt Number Plate K56” Dalam penentuan Harga Pokok Produksi, perusahaan menggunakan metode 58 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 53 - 62 Bambang Hermanto, Perhitungan Harga Pokok Pesanan... Pengerjaan sembilan proses tersebut mempunyai jam kerja yang berbeda-beda sesuai dengan masing-masing prosesnya dengan diberikan lost time waktu maksimal sebesar 9% per proses produksi. Berikut perincian perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk 1.700 Pcs : Tabel 1. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung1.700 pcs 3. Biaya Overhead Pabrik (dibebankan) Dalam penentuan biaya overhead pabrik BRKT Number Plate K56, PT. Rachmat Perdana Adhimetal berdasarkan pada hasil negoisasi dengan PT. Astra Honda Motor, Hasil perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk memproduksi sebayak 1.700 pcs adalah sebagai berikut : 4. Biaya Overhead Pabrik (sesungguhnya) Biaya Overhead Pabrik yang dicatat oleh perusahaan yaitu (Actual Cost). Biaya tersebut merupakan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan kedalam biaya produksi antara lain : Bahan Bantu, Upah Tidak Langsung, Asuransi, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, Biaya Bensin, Tol, Parking And Repair, Biaya Repair And Maintenance, Biaya Telp,Listrik, Air, Penyusutan Bangunan Pabrik, Penyusutan Mesin Dan Peralatan II, Penyusutan Kendaraan Pabrik, Penyusutan Kendaraan Roda II, Jasa Subkon. Macam biaya overhead pabrik yang tercantum di biaya produksi tersebut diperhitungkan berdasarkan jumlah stroke yang dihasilkan selama bulan Februari 2016. Stroke adalah hentakan mesin selama proses produksi yang dapat menghasilkan satu proses pembuatan part per sekali stroke. Untuk BRKT Number Plate K56 dibuat melalui sembilan proses tahapan atau bisa disebut dengan sembilan kali stroke. Proses tersebut ialah Shering, Blank, Bending 1, Bending 2, Piercing, Spot Weld, Spot Collar, Spot Guide, dan Spot Patch dan untuk mengetahui harga per stroke yang dibebankan kedalam proses produksi “BRKT Number Plate K56” ,kita terlebih dahulu harus mengetahui rincian biaya overhead pabrik di bulan februari 2016. Biaya overhead pabrik sesungguhnya bulan Februari 2016 : Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 53 - 62 59 Bambang Hermanto, Perhitungan Harga Pokok Pesanan... Tabel 3 . Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Bulan Februari 2016 Untuk jasa subkon tidak diperhitungkan sesuai dengan jumlah stroke akan tetapi dihitung berdasarkan harga yang telah disepakati oleh pihak supplier dengan PT. Rachmat Perdana Adhimetal yaitu diperhitungakan per pcs part yang di subkon. Jasa subkon yang dipakai untuk part “BRKT Number Plate K56” adalah jasa platting yaitu dengan supplier 60 CV. Bertindo dengan harga subkon per pcs sebesar Rp 650,-. Diketahui pada bulan februari 2016 mesin dapat menghasilkan sebanyak 3.854.158 stroke, sehingga untuk menghitung biaya per stroke dapat diperhitungkan dengan rumus : = Biaya Overhead Pabrik Jumlah Stroke yang dihasilkan. Berikut ini adalah perincian perhitungan biaya overhead pabrik untuk bulan Februari 2016 sebanyak 1.700 pcs Dari data komponen biaya yang disebutkan di atas maka dapat diringkas perhitungan harga pokok produksi per unitnya sebagai berikut: Perhitungan atas dasar biaya overhead pabrik yang dibebankan/direncanakan : Biaya Bahan Baku Rp 2.363.000,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 309.250,00 Biaya Overhead Pabrik Rp 5.468.518,00 + Total Harga Pokok Produksi Rp 8.140.768,00 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 53 - 62 Bambang Hermanto, Perhitungan Harga Pokok Pesanan... Maka harga pokok produksi per pcs untuk part “BRKT Number Plate K56” di rencanakan ialah sebagai berikut : Rp 8.140.768,00 1.700 pcs = Rp 4.788,66 /Pcs Laba per Pcs = Rp.5.064 – Rp. 4.788,66 = Rp. 275,34 Perhitungan atas dasar overhead pabrik sesungguhnya : biaya yang Biaya Bahan Baku Rp 2.363.000,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 309.249,72 Biaya Overhead Pabrik dan Subkon Rp 4.038.775,00 + Total Harga Pokok Produksi Rp 6.711.024,72 Maka harga pokok produksi per unit untuk part “BRKT Number Plate K56” ialah sebagai berikut : Rp 6.711.024,00 = Rp 3.947,66 / Pcs. 1.700Pcs Dari hasil Analisis Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan dan Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya dengan kapasitas stroke yang dihasilkan dibulan Februari 2016. Terdapat selisih perhitungan BOP maka dapat menyebabkan adanya selisih varians sebesar : BOP dibebankan : 5.468.135 BOP Sesungguhnya: (4.038.775) Over Applied: 1.429.360 Over Applied yang disebabkan karena terjadinya selisih perhitungan BOP maka dapat menyebabkan kenaikan laba yang dihasilkan oleh pihak perusahaan karena terjadi pengurangan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Berikut pembuktiannya : Harga Jual 5.064 x 1.700 Pcs = 8.608.800 Harga Pokok Produksi 8.140.749 Over Applied (1.429.724) = 6.711.025 (-) Laba = 1.897.775 Laba per pcs : 1.897.775 : 1.700 pcs = 1.116,34 Maka perusahaan akan mengalami kenaikan laba perunit sebesar = (1.116,34 – 275,34 = 841,00). Persediaan bahan baku, persediaan bahan pembantu dan hutang dicatat dalam neraca, sedangkan biayabiaya yang ada dicatat dalam kartu harga pokok produksi yang selanjutnya akan dimasukkan dalam laporan laba-rugi untuk menghitung laba selama satu periode. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Rachmat Perdana Adhimetal Jakarta dapat disimpulkan bahwa : 1. Unsur-unsur biaya produksi yang berlaku di PT. Rachmat Perdana Adhimetal sesuai ketentuan yang berlaku umum yaitu terdiri dari Biaya Bahan Baku Langsung, Biaya Tenaga Kerja Langsung serta Biaya Overhead Pabrik baik yang dibebankan maupun yang sesungguhnya. 2. Dengan menggunakan pencatatan Job Order Costing, ternyata hasil Laba yang diperoleh lebih baik jika dibandingkan dengan pencatatan sebelumnya, dimana harga pokok produksi telah diperhitungkan dengan biaya overhead sesungguhnya atas dasar stroke yang digunakan oleh masing2 part. Metode Full Costing yang digunakan dalam laporan keuangan telah memperhitungkan seluruh proses produksi atas dasar seluruh part yang dihasilkan. 3. Pencatatan jurnal yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi sama seperti umumnya dimulai dari pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik sampai jurnal barang jadi, karena menggunakan methode full Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 53 - 62 61 Bambang Hermanto, Perhitungan Harga Pokok Pesanan... costing maka seluruh biaya yang berhubungan dengan proses produksi sudah di bebankan kedalam biaya overhead pabrik sehingga masuk kedalam jurnal. Saran 1. Unsur-unsur biaya produksi yang terdapat pada PT. Rachmat Perdana Adhimetal dinilai sudah sesuai, akan tetapi harus selalu dilakukan pengkajian terhadap unsur biaya baru yang masuk kedalam perhitungan biaya produksi agar biaya produksi tidak terlalu menjadi terlalu besar. 2. Metode pencatatan dengan metode full costing dinilai sudah baik, harus diperhatikan dan selalu dimonitoring kembali dalam pengkalsifikasian biayanya agar biaya yang tidak berhubungan dengan kegiatan produksi tidak diperhitungkan kedalam biaya produksi. Untuk perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan jumlah stroke pada mesin sudah benar, karena industry stemping, jig proses produksinya berada pada jumlah strok mesin yang digunakan selain itu operator harus bisa menjaga qualitas proses produksinya agar terhindar dari produk No Good - NG dan terus melakukan improvement di semua proses sehingga dapat memperoleh laba yang lebih maksimal dan diperhitungkan kembali biaya overhead pabrik per stroke antara yang menggunakan mesin manual dan mesin progresif karena kedua proses tersebut menghasilakan jumlah stroke yang berbeda setiap jamnya 3. Pencatatan jurnal sudah baik, lebih diperhatikan lagi pada biaya-biaya yang masuk kedalam biaya produksi sehingga kegiatan produksi dapat terkontrol dan tidak mengalami over budget biaya produksi. 62 DAFTAR PUSTAKA Badriyah, Hurriyah. Buku Pintar Akuntansi Biaya Untuk Orang Awam. Jakarta: Penerbit HB, 2015 Bustami, Bastian and Nurlela. Akuntansi Biaya. Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 Firmansyah, Imam.. Akuntansi Biaya itu Gampang. Jakarta : Dunia Cerdas, 2015 Mulyadi. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2010 Mulyadi. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2012 Widilestariningtyas, Ony., Sony W.F and Sri Dewi Anggadini. Akuntansi Biaya .Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012 Witjaksono, Armanto, Akuntansi Biaya, Jakarta: Graha Ilmu, 2013 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 53 - 62 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) Oleh: Sulis Rochayatun SULIS ROCHAYATUN Universitas Negeri UNIVERSITAS NEGERI MALANG Malang Email: [email protected] [email protected] Abstract Abstr act Along with the modern civilization the existence of a company or the business world continues to be in the spotlight. One important issue that continues to be the attention of the business world today is a matter of corporate social responsibility (Corporate Social Responsibility), hereinafter abbreviated CSR in this writing. As part of the configuration of the relationship between business and society, the issue of corporate social responsibility undergo a conceptual formulation that is constantly changing, in line with the growth experienced by the business itself. The concept of triple bottom lines declared that corporations are not only responsible for its financial condition (financial) alone, as in the single bottom line, but also pay attention to social and environmental problems. Therefore it is important to know what factors influence the disclosure of corporate social responsibility. This study aims to determine the effect of variable environmental performance that the environmental performance of companies are assessed based PROPER, environmental performance superior to encourage companies to increase CSR, and variable corporate governance mechanism proxy for institutional ownership, board of directors, independent board and audit committee, with the Good Corporate Governance will encourage companies do CSR. corporate social responsibility disclosure (CSRD) use indicators of the Global Reporting Intiative (GRI) .The design research is associative causality. The population of 137 companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2011-2013, with the purpose of sampling the company acquired as many as 15 samples. Multiple regression analysis used in this study. The results showed that the environmental audit committee performance and significant positive effect on CSRD. While the corporate governance mechanism proxy for ownership institusionaldan independent board does not affect the CSRD. This shows that the higher the ranking of environmental performance, it will be followed by an increase CSRD and the better the mechanisms of supervision on the management, good corporate governance will be created that will encourage to do CSRD. Keyword :Environmental Performance, Mekanisme Corporate Governance, Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 63 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... PENDAHULUAN Latar Belakang Pada awalnya dan untuk waktu yang sangat panjang, dunia usaha barang kali tidak perlu atau tidak pernah berfikir mengenai tanggung jawab sosial. Hal ini karena proposi teori klasik, sebagaimana dirumuskan oleh Adam Smith tugas korporasi diletakkan sematamata mencari keuntungan, “the only duty of the corporation is to make profit. Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Perusahaan itu sesungguhnya tidak hanya memiliki sisi tangung jawab ekonomis kepada para shareholders seperti bagaimana memperoleh profit dan menaikkan harga saham atau tanggung jawab legal kepada pemerintah, seperti membayar pajak, memenuhi persyaratan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), dan ketentuan lainnya. Namun, jika perusahaan ingin eksis dan ekseptabel, harus disertakan pula tanggung jawab yang bersifat sosial. Di Indonesia Kesadaran para pelaku bisnis dalam menerapkan CSR relatif baru, yaitu awal 1990. Adanya anggapan para pelaku bisnis di Indonesia bahwa tanggung jawab sosial dipandang sebagai aktivitas yang bersifat buangbuang biaya. Padahal program CSR justru memberikan banyak keuntungan pada perusahaan. Secara perlahan dalam dunia usaha di Indonesia mulai muncul spektrum baru berkaitan dengan pentingnya dunia usaha mempertajam kesadaran mereka tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Dewasa ini, dan kondisi sosial semakin memburuk. Keprihatinan akan hal tersebut, memperluas agenda global dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan di masing-masing negara. CSR pertama kali muncul dalam diskursus resmi-akademik sejak hadirnya tulisan Howard Bowen, Social Responsibility of the Businessmen tahun 1953 (Harper and Row, New York). CSR yang dimaksudkan Bowen mengacu kewajiban 64 pelaku bisnis untuk membuat dan melaksanakan kebijakan, keputusan, dan berbagai tindakan yang harus mengikuti tujuan dan nilai- nilai dalam suatu masyarakat. Singkatnya, konsep CSR mengandung makna, perusahaan atau pelaku bisnis umumnya memiliki tanggung jawab yang meliputi tanggung jawab legal, ekonomi, etis, dan lingkungan. Lebih khusus lagi, CSR menekankan aspek etis dan sosial dari perilaku korporasi, seperti etika bisnis, kepatuhan pada hukum, pencegahan penyalahgunaan kekuasaan dan pencaplokan hak milik masyarakat, praktik tenaga kerja yang manusiawi, hak asasi manusia, keamanan dan kesehatan, perlindungan konsumen, sumbangan sosial, standar- standar pelimpahan kerja dan barang, serta operasi antar negara. Permasalahan lingkungan perusahaan semakin menjadi perhatian yang serius bagi masyarakat, oleh karena itu dampak lingkungan dan sosial yang di sebabkan oleh aktivitas perusahaan harus segera di atasi. Perusahaan harus mempunyai environmental performance (kinerja lingkungan ) yang baik guna menjaga image positif di kalangan stakeholder perusahaan. Environmental performance merupakan kinerja perusahaan dalam melestarikan lingkungan dan mewujudkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup serta terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. Pemerintah juga telah mengatur kebijakan tentang pengelolaan lingkungan hidup yang tertuang dalam Undang- undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 14 menyatakan bahwa, 1) untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, 2) Ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup, pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan daya tampungnya diatur dengan Peraturan Pemerintah, 3) Ketentuan mengenai kriteria Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... baku kerusakan lingkungan hidup, pencegahan dan penanggulangan kerusakan serta pemulihan daya dukungnya diatur dengan Peraturan Pemerintah. Untuk mengukur kinerja perusahaan, Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) menggunakan peringkat (environmental performance rating) yang dilakukan dalam PROPER (Program Penilaian Peringkat Pengelolaan Lingkungan pada Perusahaan) yang merupakan instrumen untuk mengukur tingkat ketaatan perusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku (KLH, 2009). Environmental Performance diukur dengan pemeringkatan berdasarkan PROPER dalam lima (5) warna, dimulai dari peringkat tertinggi yakni emas, hijau, biru, merah dan hitam. Corporate governance merupakan sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan (FCGI, 2003).Mekanisme corporate governance merupakan pengawasan (monitoring) yang dilakukan terhadap kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas menajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan.Lemahnya mekanisme corporate governance dalam sebuah perusahaan menimbulkan peluang terjadinya praktik manipulasi laporan keuangan. Adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen (sebagai agen) dan pemilik yaitu pemegang saham (sebagai prinsipal) merupakan masalah yang dapat menghambat tujuan utama perusahaan.Pihak manajemen yang berambisi bertindak sesuai dengan kepentingan pribadi (self interest) tanpa memandang kepentingan prinsipal menyebabkan terjadinya manipulasi laporan keuangan. Dampak negatif dari kegiatan operasional perusahaan, sudah mulai dirasakan stakeholder perusahaan.Oleh karena itu, masyarakat sebagai salah satu stakeholder perusahaan menuntut perusahaan agar senantiasa memperhatikan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkannya dan berupaya mengatasinya. Atas tuntutan tersebut, maka salah satu jalan yang harus dilakukan oleh perusahaan agar tidak mengabaikan kepentingan stakeholder dan segera mengatasi masalah sosial dan lingkungan yang terjadi di perusahaan, yaitu dengan cara mengungkapkan bentuk pertanggungjawabannya terhadap sosial dan lingkungan dalam laporan Corporate Social Responsibility (CSR). Penelitian tentang kaitan kinerja lingkungan dengan pengungkapan CSR dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia (2009), penelitian tersebut berhasil menemukan pengaruh positif environmental performance terhadap CSRDisclosure perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Indrawati(2009) juga memperkuat hasil penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009), bahwa Environmental Performance yang diproksikan dengan PROPER berpengaruh positif secara signifikan terhadap CSR Disclosure.Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Lindrianasari (2007) tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara kinerja lingkungan jika diproksikan dengan PROPER terhadap kualitas pengungkapan lingkungan. Mekanisme corporate governance yang baik, akan mendorong pihak manajemen untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas lagi dan lebih transparan sehingga pihak manajemen akan berusaha mengungkapkan corporate social responsibility di dalam laporan tahunannya. Dengan adanya corporate social responsibility disclosure dalam perusahaan, maka perusahaan bisa menarik perhatian investor untuk percaya bahwa modal yang ditanamkan tidak memiliki resiko yang tinggi dan akan mendapatkan return yang memuaskan. Penelitian Terzaghi (2012), menyebutkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara mekanisme Corporate Governance dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurkhin (2009), yaitu terdapat pengaruh antara Corporate Governance terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan dalam penelitian Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 65 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... Badjuri (2011), meneliti hubungan mekanisme Corporate Governance terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), menemukan hasil penelitian secara parsial yaitu tidak ada pengaruh antara dewan komisaris terhadap CSRD, terdapat pengaruh signifikan antara dewan komisaris independen dengan CSRD, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap CSRD. Penelitian Utami dan Rahmawati (2006), yang meneliti hubungan ukuran dewan komisaris dengan CSRD, menemukan pengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure dan tidak terdapat pengaruh signifikan antara kepemilikan institusional terhadap CSRD. Rumusan Masalah / Tujuan Penelitian Hasil tidak konsisten oleh beberapa peneliti menunjukkan fenomena yang menarik dan perlu dilakukan pengujian ulang. Fenomena lainnya adalah bahwa ukuran pengungkapan CSR berbeda di antara beberapa peneliti. Rakhiemah dan Agustia (2009) menggunakan pendapat Hackston dan Milne (1996) sementara Nurkhin (2009) menggunakan indikator dari GRI. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara parsial yaitu pengaruh environmental performance terhadap variabel corporate social responsibility disclosure (CSRD) dan pengaruh mekanisme corporate governance terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD), maupun secara simultan yaitu hubungan antara environmental performance dan mekanisme corporate governance secara bersama-sama berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD). Manfaaat Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan social 66 corporate responsibility dalam sebuah perusahaan dan menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya terkait dengan penelitian di bidang Akuntansi Sosial khususnya pembahasan Corporate Sosial Responsibility. KAJIAN PUSTAKA Teori Agensi (Agency Theory) Dasar dari teori ini adalah hubungan antara principal dengan agen. Agency theory yang disebut principal adalah pemegang saham dan agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Menurut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu orang atau lebih (principal)mempekerjakan orang lain (agent)untuk memberikan jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Pada saat pemegang saham menunjuk manajer atau agent sebagai pengelola dan pengambil keputusan bagi perusahaan, maka pada saat itulah hubungan keagenan muncul. Dalam manajemen keuangan, hubungan keagenan muncul antara pemegang saham dan manajer serta antara manajer dan kreditor. Menurut Scott (2004) hubungan pemilik - manajer dalam teori agensi merupakan sebuah proksi untuk sejumlah besar investor dan manajer yang menggambarkan pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian, sebagai sebuah model untuk dua individu yang rasional dengan kepentingan yang saling bertentangan. Mardiyah (2004) menyebutkan bahwa dalam teori keagenan perusahaan merupakan titik temu hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal)dengan manajemen (agent), dengan masing-masing pihak yang terlibat dalam hubungan keagenan tersebut berusaha untuk memaksimalkan utilitas. Biaya Keagenan (Agency Costs) rangka Mekanisme pengawasan untuk meyakinkan dalam bahwa Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... manajemen bekerja dengan sungguhsungguh untuk kepentingannya, pemegang saham harus mengeluarkan biaya yang disebut agency cost. Menurut Weston dan Copeland (2010:46), biaya keagenan atau agency cost yaitu biaya yang menentukan cara-cara pokok dan agen membuat kontrak untuk mengorganisasikan kepemilikan dari perusahaan bersangkutan (misalnya, campuran hutang/ekuitas). Menurut Sartono (2001:15), agency cost tercermin dalam aktivitas berikut ini. 1) Pengeluaran untuk monitoring seperti biaya pemeriksaan akuntansi dan prosedur pengendalian internal. Biaya tersebut harus dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak atas dasar kepentingan terbaik bagi pemilik perusahaan. 2) Pengeluaran insentif sebagai kompensasi manajemen atas prestasi yang konsisten untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Bentuk insentif yang umum adalah stock option yaitu pemberian hak kepada manajemen untuk membeli saham perusahaan di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditentukan. Bentuk kedua adalah performanceshare yaitu pemberian saham kepada manajemen atas tujuan pencapaian tingkat return tertentu. Pemberian insentif sering pula berupa pemberian cash bonus yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan tertentu. 3) Fidelity bond, yaitu kontrak antara perusahaan dengan pihak ketiga di mana pihak ketiga bonding company setuju untuk membayar perusahaan jika manajemen berbuat tidak jujur sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Fidelity bonding mempunyai pengertian hampir sama dengan asuransi kerugian atas praktik yang tidak jujur. 4) Golden Parachutes dan Poison Pill, dapat digunakan untuk mengurangi konflik antara manajemen dan pemegang saham. Golden Parachutes adalah suatu kontrak antara manajemen dan pemegang saham yang menjamin bahwa manajemen akan mendapat kompensasi apabila perusahaan dibeli oleh perusahaan lain atau terjadi perubahan pengendalian perusahaan. Sedangkan Poison Pill adalah usaha pemegang saham agar perusahaan tidak diambil alih oleh perusahaan lain. Usaha ini dapat dilakukan dengan mengeluarkan hak penjualan saham pada harga tertentu atau mengeluarkan obligasi disertai dengan hak penjualan obligasi pada harga tertentu sehingga apabila perusahaan dibeli oleh perusahaan lain, pembeli perusahaan wajib membeli saham dan obligasi pada harga yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah mengetahui konflik keagenan dapat diperkecil, perlu dilakukan pengawasan agar sesuai dengan skenario dari pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga pekerjaan manajer dapat dipantau. Pengawasan dapat dilakukan dengan cara 1) memberi insentif yang memadai, berupa imbalan yang langsung diberikan dan berupa fasilitas dari jajaran staf yang mendukung, 2) mengawasi keputusankeputusan (Martin et., al. 1994 dalam Irmawan, 2005). Corporate Social Responsibility (CSR) Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau Corporate Social Resposibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarelamengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya daninteraksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi dibidang hukum (Darwin, 2004:26). Hackston dan Milne (2002:16) menyatakan bahwa corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 67 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... lingkungandari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingandan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Menurut Crefige (1997:39), lingkungansosial perusahaan dapat diartikan: Secara pengertian luas, lingkungan socialperusahaan meliputi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat,karyawan, lingkungan hidup, pemerintah dan konsumen. Secara pengertian sempit, lingkungan sosial lebih condong ke pengertian karyawan perusahaan, sehinggatanggungjawab sosial perusahaan lebih terfokus pada kesejahteraan karyawannya. Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Faktor yang mempengaruhi implementasi dan pengungkapan CSR adalah diantaranya political economy theory, legitimacy theory, dan stakeholder theory (Craven and Shrives 2002:35 ). Haigh dan Jones (2006:18) mengungkapkan bahwa terdapat 6 faktor yang mempengaruhi praktik CSR oleh perusahaan. Keenam factor tersebut adalah internal pressures on business managers, pressures from businesscompetitors, investors and consumers, and regulatory pressures coming fromgovernments and nongovernmental organizations. Ikatan Akutan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi 2010) paragraf sembilan secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial sebagai berikut : “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna 68 laporan yang memegang peranan penting” Guthrie dan Parker (1990) dalam Sayekti dan Wondabio (2007:11) menyatakan bahwa dalam Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis. Penelitian Basamalah. (2005:23) yang melakukan review atas social and environmental reporting and auditing dari dua perusahaan di Indonesia, yaitu PT. Freeport Indonesia dan PT. Inti Indorayon, mendukung prediksi legitimacy theory tersebut. Berbagai alasan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR secara sukarela telah diteliti dalam penelitian sebelumnya, diantaranya adalah karena untuk mentaati peraturan yang ada, untuk memperoleh keunggulan kompetitif melalui penerapan CSR, untuk memenuhi ketentuan kontrak pinjaman dan memenuhi ekspektasi masyarakat, untuk melegitimasi tindakan perusahaan, dan untuk menarik investasor (Basamalah, 2005:28). METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktifinduktif, artinya pendekatan yang berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan beserta pemecahan yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan dan empiris di lapangan. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya. 2. Jenis Penelitian Penelitian dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan bidang yang diteliti, penelitian ini termasuk dalam penelitian Sosial. Penelitian sosial adalah penelitian yang secara khusus meneliti bidang sosial, seperti ekonomi, pendidikan, hukum dan sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti secara khusus meneliti bidang tanggung jawab sosial perusahaan ( corporate sosial responsibility ). Berdasarkan (tingkat tingkat eksplanasinya penjelasan) penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable lainya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubunganhubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Desain penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausalitas. Menurut Sugiyono (2008:3) menjelaskan bahwa penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih, hubungan kausal merupakan hubungan yang bersifat sebab akibat. Populasi dan Sampel 1) Populasi Populasi berasal dari kata bahasa Inggris population, yang brarti jumlah penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat populer, dan digunakan di berbagai disiplin ilmu. Dalam metode penelitian kata populasi amat populer, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Burhan Bungin mendefinisikan pupulasi sebagai berikut: Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhtumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Populasi menurut Turmudi dan Sri Harini, populasi adalah himpunan seluruh individu atau objek yang dikaji atau dijadikan bahan pembicaraan oleh peneliti. Jadi dapat ditarik kesimpulan, populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Penelitian ini menggunakan obyek perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berturut-turut sejak periode pengamatan 2009 2014. Berdasarkan data yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI), diketahui bahwa perusahaan manufaktur yang tercatat berturutturut sejak periode 2009 - 2014 adalah sebanyak 154 perusahaan. 2) Sample Teknik penarikan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dalam penelitian ini dari populasi yang ada kemudian Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 69 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... diseleksi melalui kriteria pemilihan sampel dengan menggunakan metode ‘Purpose sampling’ Untuk memperoleh suatu cara agar mendapat informasi tentang populasi, dapat dilakukan dengan cara mengamati dari sebagian dari populasi sehingga hasilnya dapat dipergunakan untuk kesimpulan tentang populasi yang diselidiki. Bagian dari populasi yang dipilih peneliti tersebut dinamakan sampel. Dalam penelitian ini dari 137 populasi perusahaan manufaktur tersebut, didapatkan sampel penelitian sebesar 15 perusahaan yang telah diseleksi melalui kriteria pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling Instrumen Penelitian Menurut Y. W. Best yang disunting oleh Saparinah Faisal yang disebut variabel penelitian adalah kondisikondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoretisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu apabila landasan teoretis suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya. Menurut Uma Sekaran ( 2006 ) terdapat empat jenis variabel utama dalam penelitian yaitu : 1. Variabel terikat (dependent variablel disebut juga variabel kriteria criterion variable). merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Melalui analisis terhadap variabel 2. terikat (yaitu, menemukan variabel yang memengaruhinya), adalah 70 Tabel 1 mungkin untuk menemukan jawaban atau solusi atas masalah. 2. Variabel bebas (independent variable, disebut juga variabel predictor/ predictor variable) Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negatif. Yaitu, jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga 3. Variabel moderator (moderating variable).Variabel moderator (moderating variable) adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variable terikat dan variabel bebas. Yaitu, kehadiran variabel ketiga (variabel moderator) mengubah hubungan awal antara variabel bebas dan terikat. 4. Variabel antara (intervening variable). Variabel antara (intervening variable) adalah variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja memengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian, terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variabel antara. Variabel antara. mengemuka sebagai sebuah fungsi variabel bebas yang berlaku dalam situasi apa pun, serta membantu mengonsepkan dan menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas ( independent variabel ) dan variabel tergantung ( dependent variable ). Variabel independen penelitian ini adalah environmental performance yang di ukur berdasarkan PROPER (Program Penilaian Peringkat Pengelolaan Lingkungan pada Perusahaan) dan mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan komisaris independen dan komite audit. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah corporate social responsibility disclosure (CSRD) berdasarkan GRI (Global Reporting Initiative) untuk mengukur indek pengungkapan CSR. Indikator GRI ini dipilih karena merupakan aturan internasional yang telah diakui oleh perusahaan di dunia. Hubungan antara variabel environmental performance dan mekanisme corporate gover nance terhadap corporate social responsibility disclosure dapat digambarkan sebagai berikut: menyajikan deskripsi untuk masing-masing variabel berdasarkan data yang diolah secara deskriptif dengan tujuan untuk memberikan gambaran dari masing-masing variabel yang merupakan interpretasi terhadap hasil analisis variabel tunggal berdasarkan nilai rata-rata (mean), nilai minimum dan nilai maksimum. C. Analisa Data Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Menurut Uma Sekaran ( 2006 ) Statistik deskriptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan, peringkasan, penyajian data sehingga memberikan informasi. Dalam statistik deskriptif skala data berupa skala nominal, ordinal, interval dan rasio, sedangkan penyajiannya berupa tabel, grafik, ukuran rata-rata, diagram, kurva, dll. Pengukuran-pengukuran penyebaran termasuk range, standar deviasi, dan variance ( dimana pengukuran untuk central tendency adalah mean ) dan interquartile range ( dimana pengukuran dari tendency adalah median. central HASIL PENELITIAN 1. Pengaruh Environmental Performance terhadap CSRD Hasil pengujian variabel Environmental Performance yang diproksi dengan PROPER menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD). Dilihat dari hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya, nilai signifikan dalam penelitian adalah sebesar 0,038 sehingga penelitian ini menerima hipotesis Environmental Performance berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD). Environmental Performance merupakan kinerja lingkungan perusahaan yang dinilai oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) dan dilaporkan melalui laporan PROPER yaitu Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang menjadi sampel telah menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di sekitar sesuai dengan kriteria dalam PROPER. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi peringkat environmental performance maka akan diikuti oleh peningkatan pengungkapan CSR, sebagai contoh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (berdasarkan lampiran 2) pada tahun 2009 mendapatkan peringkat sebesar 5, yaitu peringkat tertinggi dalam PROPER dan diikuti dengan corporate social responsibility indeks (CSRDI) sebesar 0,28 dengan jumlah pengungkapan sebesar 22 indikator, tingkat CSRDI tertinggi adalah sebesar 0,33 dengan 26 pengungkapan. Hal ini sejalan dengan teori Anugrah (2011:49) yang menyatakan bahwa, semakin baik kinerja lingkungan perusahaan dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungannya maka semakin besar pula Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 71 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... pengungkapan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan. Berdasarkan teori legitimasi, yang menjelaskan hubungan masyarakat dengan perusahaan dimana masyarakat memberikan apresiasi terhadap tindakan sosial yang dilakukan perusahaan. Dengan adanya pengungkapan sosial perusahaan yang merupakan bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap masyarakat, maka akan menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan sudah mampu menjaga kelestarian lingkugan dan mampu beroperasi dengan baik tanpa adanya pihakpihak yang dirugikan, sehingga sesuai dengan teori legitimasi yang menyatakan bahwa jika perusahaan melaksanakan kegiatan operasinya dengan baik maka masyarakat juga akan merespon positif terhadap keberlangsungan hidup perusahaan. 2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap CSRD Hasil pengujian variabel Mekanisme corporate governance yang diproksi dengan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD). Dilihat dari hasil analisis yang dilakukan dimana nilai signifikan dalam penelitian adalah sebesar 0,658, dengan demikian dalam penelitian ini menolak hipotesis Mekanisme Corporate Governance (KepemilikanInstitusional) berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD). Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh institusi.tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer, dengan pengawasan yang baik terhadap pihak manajemen akan mendorong meningkatkan luas pengungkapan corporate social responsibility (CSRD). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak mampu mendorong 72 dalam melakukan pengungkapan corporate sosial responsibility. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dalam penelitian ini meskipunkepemilikan institusional tidak mampu memberikan pengawasan yang baik dan tidak mampu mendorong pihak manajemen untuk mengungkapkan laporan corporate social responsibility, namun berdasarkan sampel yang diteliti ternyata semua perusahaan sampel mengungkapkan CSR. Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan sampel masih hanya sebatas kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar terhindar dari sanksi yang ada, hal ini bisa dilihat dari data yang menunjukkan bahwa pengungkapan CSR oleh perusahaan sampel masih sangat relatif rendah dibandingkan dengan pengungkapan berdasarkan GRI. Sehingga hal ini mendukung teori stakeholder , karena perusahaan tetap menerapkan CSR meskipun hanya sebatas yang diwajibkan saja. 3. Pengaruh Dewan Komisaris terhadap CSRD Hasil pengujian variabel Mekanisme corporate governance yang diproksi dengan dewan komisaris menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD). Dilihat dari hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya, nilai signifikan dalam penelitian adalah sebesar 0,013 yang lebih kecil dari nilai yaitu 0,050. Dengan demikian dalam penelitian ini menerima hipotesis Mekanisme Corporate Governance (Dewan Komisaris) berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD). Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian tertinggi yang bertanggung jawab terhadap monitoring aktivitas top management. Dengan proses monitoring yang baik maka diharapkan Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... pengungkapan CSR bisa di ungkapkan lebih luas lagi, karena dapat mengurangi kemungkinan manajer dalam menyembunyikan informasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dewan komisaris pada perusahaan yang menjadi sampel penelitian mampu memonitoring pihak manajemen dan menekan pihak manajemen agar mengungkapkan informasi yang lebih luas lagi yaitu corporate social responsibility disclosure. Hal ini sejalan dengan pemikiran Ratnasari (2011:70) bahwa untuk mewujudkan akuntabilitas perusahaan, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen dalam mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas, sehingga perusahaan yang memiliki ukuran dewan komisaris yang lebih besar akan lebih banyak mengungkapkan informasi sosialnya. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Rahmawati (2006) menemukan bahwa ukuran dewan komisaris menunjukkan pengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure. Dalam hal ini dewan komisaris mementingkan stakeholder perusahaan, oleh sebab itu dewan komisaris memaksa pihak manajemen untuk mengungkapkan CSR agar perusahaan tidak terkena sanksi, yang secara tidak langsung akan berakibat terhadap stakeholder perusahaan. 4. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap CSRD Hasil pengujian variabel Mekanisme corporate governance yang diproksi dengan dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD). Dilihat dari hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya, nilai signifikan dalam penelitian adalah sebesar 0,213 yang lebih besar dari nilai _ yaitu 0,050. Dengan demikian dalam penelitian ini menolak hipotesis Mekanisme Corporate Governance (Dewan Komisaris Independen) berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD). Dewan komisaris independen diperlukan untuk meningkatkan independen, objektif dan menetapkan keselarasan (fairness) sebagai prinsip utama dalam memperhatikan kepentingan pemegang saham dan stakeholder lainnya.Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang menjadi sampel tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari pengawasan dewan komisaris independen.Hasil ini konsisten dengan penelitian Waryanto (2010), yang menunjukkan bahwa independensi dewan komisaris tidak dapat berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR perusahaan. Hal ini terjadi dimungkinkan karena pemilihan dan pengangkatan dewan komisaris independen yang kurang efektif (FCGI, 2002), disamping itu ada isu yang mengatakan bahwa dewan komisaris independen hanyalah atas nama saja, jadi dewan komisaris independen tidak ditunjuk secara nyata, hanya atas nama saja. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kehadiran rapat internal yang dilakukan oleh dewan komisaris, yang menunjukkan bahwa, tidak banyak dewan komisaris independen yang benar-benar menghadiri setiap kali rapat yang diadakan oleh dewan komisaris.Oleh sebab itu maka, proporsi dewan komisaris independen tidak dapat mempengaruhi corporate social responsibility disclosure. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya.Meskipun perusahaan tidak mampu mempengaruhi pihak manajemen untuk mengungkapkan CSR, namun perusahaan dalam penelitian ini tetap mengungkapkan CSR meskipun hanya sebatas kewajiban yang harus dipenuhi agar terhindar dari sanksi yang telah ditentukan. 5. Pengaruh Komite Audit terhadap CSRD Variabel Mekanisme corporate governance yang diproksi dengan komite Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 73 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... audit menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD). Dilihat dari hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya, nilai signifikan dalam penelitian adalah sebesar 0,011 yang lebih kecil dari nilai _ yaitu 0,050. Dengan demikian dalam penelitian ini menerima hipotesis Mekanisme Corporate Governance (Komite Audit) berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD).Komite audit merupakan komite yang bertugas membantu dewan komisaris dalam melakukan mekanisme pengawasan terhadap pihak manajemen. Menurut Anugrah (2011), Jumlah komite audit sangat penting bagi pengawasan dan pengendalian perusahaan sehingga dengan adanya komite audit pada suatu perusahaan maka akan menambah efektifitas pengawasan termasuk praktik danpengungkapan Corporate Social Responsibility. Dari hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh positif signifikan pengaruh komite audit terhadap Corporate Social Responsibility disclosure. Hal ini dikarenakan komite audit melakukan tugas pengawasannya terhadap laporan keuangan dengan baik, sesuai dengan aturan dan bersikap jujur. Meskipun dapat dilihat dari data ukuran komite audit (dalam lampiran 3) menunjukkan bahwa jumlah komite audit yang dimiliki sebagian besar perusahaan masih sebatas kewajiban yang harus dipenuhi untuk mematuhi peraturan Bapepam nomor IX.I.5 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit, tetapi komite audit dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan efektif, sehingga dalam penelitian ini ukuran komite audit bisa melakukan pengawasan dengan baik dan mampu mendorong pihak manajemen untuk melaporkan kinerja lingkungan dan sosialnya tidak hanya melaporkan kinerja keuangannya saja. 6. Pengaruh Environmental Performance dan Mekanisme Corporate Governance (Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Dewan Komisaris Independen, 74 dan Komite Audit) terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) Hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji-F, variabel Environmental Performance dan Mekanisme Corporate Governance yang diproksi dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan komisaris independen, dan komite audit menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD). Dilihat dari hasil . analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya, nilai signifikan dalam a penelitian adalah sebesar 0,000 Dengan demikian dalam penelitian ini menerima hipotesis Environmental Performance dan Mekanisme Corporate Governance (kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan komisaris independen, dan komite audit) berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD).Hal ini dikarenakan jika variabel Environmental Performance dan Mekanisme Corporate Governance yang diproksi dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan komisaris independen, dan komite audit, dari a nalisis secara bersama-sama atau simultan akan menghasilkan positif signifikan, karena variabel yang tidak berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) tidak mampu mengalahkan variabel lain yangberpengaruh terhadap CSRD. Oleh sebab itu dalam penelitian ini menghasilkan nilai yang positif signifikan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1) Variabel environmental performance mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap coporate social responsibillity disclosure (CSRD). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi peringkat Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... 2) 3) 4) 5) environmental performance, maka akan diikuti oleh peningkatan pengungkapan CSR. Variabel mekanisme corporate governance yang diproksi dengan kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh terhadap coporate social responsibillity disclosure (CSRD). Hal ini disebabkan karena dalam mengambil keputusan investasi, investor institusi belum mempertimbangkan informasi CSR sebagai salah satu kriteria untuk menilai perusahaan, sehingga tidak mampu mendorong perusahaan untuk mengungkapkan CSR dalam laporan tahunan perusahaan. Variabel mekanisme corporate governance yang diproksi dengan dewan komisaris mempunyai pengaruh posistif signifikan terhadap coporate social responsibillity disclosure (CSRD). Hal ini menunjukkan bahwa dewan komisaris mampu memonitor dan menekan pihak manajemen agar mengungkapkan informasi corporate social responsibility. Variabel mekanisme corporate governance yang diproksi dengan dewan komisaris independen tidak mempunyai pengaruh terhadap coporate social responsibillity disclosure (CSRD). Hal ini menunjukkan bahwa dewan komisaris independen tidak mampu meningkatkan independen, objektif dan menetapkan keselarasan (fairness) dalam melakukan pengawasan terhadap pihak manajamen dan tidak mampu mendorong untuk melakukan pengungkapan CSR. Variabel mekanisme corporate governance yang diproksi dengan komite audit mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap coporate social responsibillity disclosure (CSRD). Hal ini menunjukkan bahwa komite audit telah melakukan pengawasan dan pengendalian perusahaan dengan baik, sehingga dengan adanya komite audit pada perusahaan mampu menambah efektifitas pengawasan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility. Variabel environmental performance dan mekanisme corporate governance yang diproksi dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan komisaris independen, dan komite audit mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap coporate social responsibillity disclosure (CSRD). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai variabel environmental performance dan mekanisme corporate governance mampu mampengaruhi peningkatan pengungkapan CSR, sehingga mempengaruhi pihak manajemen untuk melakukan pengungkapan coporate social responsibillity (CSR). Keterbatasan penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:1) jumlah sampel penelitian yang diseleksi berdasarkan kriteria penelitian hanya diambil dari perusahaan manufaktur sehingga hasil penelitian ini tidak digeneralisasi untuk semua jenis industry, 2) periode pengamatan hanya 3 tahun sehingga hasil penelitian ini kurang memberikan gambaran yang jelas tentang praktik pengungkapan CSR di lapangan, 3) mekanisme corporate governance dalam penelitian ini hanya terbatas pada kepemilikan institusional, dewan komisaris, Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 75 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... dewan komisaris independen dan komite audit dan 4) penilaian terhadap indeks CSR antara tiap peneliti tidak sama, karena penilaian tersebut bersifat subyektif, tidak ada ketentuan baku dalam melakukan penilaian terhadap indeks CSR. Saran Berdasarkan keterbatasan di atas, maka saran yang dapat diajukan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah sampel perusahaan, misalkan dengan menambahkan perusahaan yang bergerak dibidang Sumber Daya Alam tidak hanya perusahaan manufaktur saja. 2. Memperluas periode pengamatan, sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas tentang praktik pengungkapan CSR di lapangan. 3. Menambah mekanisme corporate governance, agar hasil penelitian lebih maksimal dan menjelaskan yang sebenarnya. 4. Menambah variabel penelitian yang mampu mempengaruhi pengungkapan CSR, misalkan dengan menambahkan variabel ukuran dewan direksi, dewan direksi independen, ukuran perusahaan, rasio likuiditas, rasio leverage atau earning management, agar hasil penelitian lebih akurat DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada PerusahaanPerusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta). Padang: Simposium Nasional Akuntansi IX 76 Anugrah, Ageng Widhy. 2011. Analisis Pengaruh Environmental Performance, Struktur Corporate Governance, dan Earning Management terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Semarang: Universitas Diponegoro Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Badjuri, Achmad. 2011. Faktor-faktor Fundamental, Mekanisme Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan manufaktur dan Sumber Daya Alam di Indonesia. Dinamika Keuangan dan Perbankan Hal: 38-54 Vol. 3 No.1 Daniri, Mas Achmad.2005. Good Corporate Governance.Jakarta: Ray Indonesia Effendi, Muh. Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat Faisal. 2005. Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance. Jurnal Riset Akuntansi Vol. 8 (2), hal. 175-179 Carroll, Archie B. 1999. Corporate Social Responsibility. Sage Publication Inc Falichin, Muh. Zulfa Minachul. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Reaksi Investor dengan Environmental Performance Rating dan Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi. Semarang: Universitas Diponegoro Forum Corporate Governance Indonesia (FCGI). 2002. Pedoman Dewan Komisaris dan Komite Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... Audit dalam Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance). Jakarta: FCGI Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ghozali, Imam dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gray, Rob, Muhammad Javad, David M. Power & C. Donald Sinclair. 2001. Social And Environmental Disclosure and Corporare Characteristics : A Research Note and Extension. Journal of Business Finance and Accounting. 327 – 356 Hadi, Nor. 2010. Corporate Social Responsibility.Semarang: Graha Ilmu Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Edisi keenam.Yogyakarta: BPFE Hendriksen, Eldon S & Michael F. Van Breda. 2000. “Teori Akunting.” Edisi 5. Batam: Interaksara http://idx.co.id, (Online), diakses 13 Maret 2012 http://menlh.go.id/hasilpenilaian proper, (Online), diakses 13Maret 2012 http://icmd.com, (Online), diakses 28 April 2012 Indrawati, Novita. 2009. Pengaruh Environmental Performance dan Politycal Visibility terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Annual Report. Riau: Universitas Riau Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang. 2002. Metodologi penelitian bisnis. Y ogyakarta:BPFE ISO 26000 Gidance Standard on Social Responsibility Jensen, M. and Meckling, W. 1976. „„Theory of the firm: managerial behavior, agency costs and ownership structure’’, Journal of Financial Economics, Vol. 3, pp. 30560 Jurusan Akuntansi. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi (PPSJA). Malang: Universitas Negeri Malang Komite Nasional kebijakan Corporate Governance (KNKCG). 2004. Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia. Jakarta: KNKCG KS, Angling Mahatma Pian. 2010. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Laporan Tahunan di Indonesia. Semarang: Universitas Diponegoro Lindrianasari. 2007. Hubungan antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas Pengungkapan Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 11 No.2 Nasir, Mohd N.A. & Abdullah, S.N. 2004. Voluntary Disclosure and Corporate Governance among Financially Distressed Firms in Malaysia. Financial Reporting, Regulatiaon and Governance. Vol. 3 No. 1 Novita & Chaerul D. Djakman. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 77 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006. Pontianak: Simposium Nasional Akuntansi XI Nurkhin, Ahmad. 2009. Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Semarang: Universitas Diponegoro Nurlela & Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi XI Permanasari, Wien Ika. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Semarang: Universitas Diponegoro Rakhiemah, Aldilla Noor & Dian Agustia. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Financial perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Surabaya: Universitas Airlangga Ratnasari, Yunita. 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di dalam Sustainability Report. Semarang: Universitas Diponegoro 78 Sayekti, Yosefa dan Wondabio, Ludovicus Sensi.2007. ”Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient”. Makasar: Simposium Nasional Akuntansi X Sembiring, Eddy Rismanda. 2003. Kinerja Keuangan, Political Visibility, Ketergantungan pada hutang dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Surabaya: Simposium Nasional Akuntansi VI Sekaran, Uma & Roger Bougie. 2009. Reseacrh Method for Bussiness – A skill building Approach. John Wiley & Son. Ltd Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suratno, Ignatius Bondan, dkk. 2006. Pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004). Padang: Simposium Nasional Akuntansi IX Surya, Indra & Ivan Yustiavananda. 2006. Penerapan Good Corporate Governance. Jakarta: FHUI Terzaghi, Muhammad Titan. 2012. Pengaruh Earning Management dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (Jenius) Vol. 2 No.1 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... Tika, Moh. Pabundu. 2006. Metodologi riset bisnis. Jakarta: sinar grafika offset Untari, Lisna. 2010. Effect on Company Characteristics Corporate Social Responsibility Disclosures in Corporate Annual Report of Consumption Listed in Indonesia Stock Exchange. Jakarta: Universitas Gunadarma Utami, Indah Dewi & Rahmawati. 2006. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, dan Umur Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Veronica & Navissi S. Bachtiar. 2005. Good Corporate Governance Information Asymetry and Earnings Management. Denpasar: Simposium Nasional Akuntansi VII Waryanto. 2010. Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG) terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia. Semarang: Universitas Diponegoro World Business Council for Sustainabel Development (WBCSD). 2000. WBCSD’ s first report- Corporate Social Responsibility. Geneva Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 79 PANDUAN BAGI PENULIS A. Tahapan Pengiriman Artikel 1. Penulis dapat mengirimkan (submit) artikel dengan mengirim kan artikelnya melalui email: [email protected] 2. Penulis harus mengirim biodata diri dengan lengkap ke alamat Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA 3. Mengirimkan surat pernyataan bahwa artikel ini belum pernah dimuat/ dipublish. B. Standar Penulisan 1. Naskah diketik menggunakan Microsoft Word pada ukuran kertas A4 jarak 1 spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 11 point; 2. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Roman berukuran 10 point; dan 3. Panjang naskah antara 15-30 halaman. C. Urutan Penulisan Naskah Sistematika penulisan naskah hasil penelitian terdiri atas: Judul Judul ditulis dengan menggunakan huruf Times New Roman 14, Bold, Capital each Word, maksimum 12 kata (Bahasa Indonesia), maksimal 10 kata (Bahasa Inggris). Nama dan Alamat Penulis Nama penulis ditulis lengkap tanpa gelar, disertai dengan nama instansi serta alamat surel. Apabila penulis lebih dari satu orang, maka alamat e-mail yang dicantumkan hanya penulis pertama saja. Abstrak Ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, masing-masing dengan jumlah kata maksimum 100 kata dan hanya dalam dari 1 paragraf. Abstrak untuk naskah hasil penelitian berisi: tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil/ temuan penelitian, dan kesimpulan. Kata Kunci (Keywords) Kata kunci ditulis dalam bahasa Inggris dengan jumlah 3-5 kata atau frase. Kata kunci berisi kata atau frase yang sering dipergunakan dalam naskah dan dianggap mewakili dan/atau terkait dengan topik yang dibahas. Pendahuluan Artikel yang bersifat konseptual berisi acuan/konteks permasalahan, hal-hal yang menarik, dan rumusan singkat hal-hal pokok yang akan dibahas. Sedangkan untuk artikel berbasis riset, bagian ini berisi permasalahan penelitian, wawasan, dan rencana pemecahan masalah, tujuan penelitian serta harapan akan hasil penelitian. Tujuan penelitian yang disampaikan selaras dengan hasil dan kesimpulan penelitian. Bagian pendahuluan ini berkisar 10-15% panjang artikel, dan tanpa sub judul. Kajian Teori Teori-teori dan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian serta penelitian terdahulu dipaparkan pada bagian ini. Bagian kajian teori ini berkisar 15-20% panjang artikel, dan tanpa sub judul. Metode Penelitian Dikhususkan untuk artikel berbasis riset berisi rancangan atau desain penelitian, sasaran penelitian (populasi, sampel, informan, atau subyek penelitian), teknik pengembangan instrumen atau pengumpulan data, teknik analisis data, dan bersifat naratif. Proporsi metode penelitian 15-20% dari total panjang artikel. Hasil dan Pembahasan Menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas. Memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian Kesimpulan Merupakan ringkasan atas temuan penelitian dan implikasinya. D. Penulisan Tabel dan Grafik 1. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut. 2. Judul singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. 3. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal kata menggunakan huruf kapital, dengan jarak 1 spasi 4. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Roman berukuran 10 point jarak satu spasi. 5. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) dan untuk bahasa Inggris digunakan titik (.). 6. Gambar-grafik dibuat dalam Microsoft Excel. 7. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI). E. Daftar Rujukan 1. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis dalam urutan alfabetis mengikuti APA Style (http://www.apastyle.org/). Susunannya memuat: nama penulis, tahun publikasi, judul paper atau textbook, nama jurnal atau penerbit, dan halaman. 2. Diharapkan dirujuk referensi maksimum 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal 80%. 3. Hendaknya diacu cara penulisan kepustakaan dengan APA style, seperti berikut ini: 1. Buku: Satu Pengarang Bernstein, T. M. (1965). The Careful Writer: A Modern Guide to English Usage (2nd ed.). New York, NY: Atheneum. Dua Pengarang Beck, C. A. J., & Sales, B. D. (2001). Family Mediation: Facts, Myths, and Future Prospects. Washington, DC: American Psychological Association. Beberapa tulisan oleh satu pengarang (Publikasi yang lebih awal, ditulis lebih dulu ) Postman, N. (1979). Teaching as a Conserving Activity. New York, NY: Delacorte Press. Postman, N. (1985). Amusing Ourselves to Death: Public Discourse in the Age of Show Business. New York, NY: Viking. Publikasi oleh penulis yang sama pada tahun yang sama McLuhan, M. (1970a). Culture is Our Business. New York, NY: McGraw-Hill. McLuhan, M. (1970b). From Cliché yo Archetype. New York, NY: Viking Press. Buku yang diterbitkan oleh asosiasi, korporasi,institusi pemerintahan dan organisasi American Psychological Association. (1972). Ethical Standards of Psychologists. Washington, DC: American Psychological Association. Buku tanpa pengarang atau editor Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary (10th ed.). (1993). Springfield, MA: Merriam-Webster. Anthologies dan Ensiklopedia Gibbs, J. T., & Huang, L. N. (Eds.). (1991). Children of Color: Psychological Interventions with Minority Youth. San Francisco, CA: Jossey-Bass. Bjork, R. A. (1989). Retrieval Inhibition as an Adaptive Mechanism in Human Memory. In H. L. Roediger III, & F. I. M. Craik (Eds.), Varieties of Memory & Consciousness (pp. 309-330). Hillsdale, NJ: Erlbaum. Guignon, C. B. (1998). Existentialism. In E. Craig (Ed.), Routledge Encyclopedia of Philosophy (Vol. 3, pp. 493-502). London, England: Routledge. 2. Jurnal Jurnal online Mellers, B. A. (2000). Choice and the Relative Pleasure of Consequences. Psychological Bulletin,126, 910-924. http://dx.doi.org/10.1037/00332909.126.6.910. Klimoski, R., & Palmer, S. (1993). The ADA and the Hiring Process in Organizations. Consulting Psychology Journal: Practice and Research, 45(2), 10-36. http://dx.doi.org/10.1037/1061-4087.45.2.10. Lebih dari tujuh penulis Gilbert, D. G., McClernon, J. F., Rabinovich, N. E., Sugai, C., Plath, L. C., Asgaard, G., ... Botros, N. (2004). Effects of Quitting Smoking on EEG Activation and Attention Last for More Than 31 Days and are More Severe with Stress, Dependence, DRD2 A 1 Allele, and Depressive Traits. Nicotine and Tobacco Research, 6, 249-267. http://dx.doi.org/10. 1080/1462 220041000 1676305 3. Disertasi dan Tesis Disertasi dan tesis yang tidak dipublikasikan Jordan, J. J. (2005). Psychosocial Effects of Gifted Programming (Unpublished master’s thesis). University of Saskatchewan, Saskatoon, Canada. Berg, D. H. (2003). Prospective Leadership Development In Colleges and Universities in Canada: Perceptions of Leaders, Educators and Students (Unpublished doctoral dissertation). University of Saskatchewan, Saskatoon, Canada. Disertasi dan tesis elektronik Hiebert, R. W. (2006). The Education of Children from Poverty: a Descriptive Case Study of a Public School and a Community School (Doctoral dissertation). Available from ProQuest Dissertation & Theses: Full Text (NR18185). Richet, E. (2007). The Citizenship Education System in Canada From 1945-2005: an Overview and Assessment (Master’s thesis, University of Saskatchewan, Saskatoon, Canada). Retrieved from http://library2.usask.ca/ etd 4. Seminar dan Conference Proceedings dalam bentuk buku McKay, G. (1999). Self-determination in Aboriginal education. In L. B. Muller (Ed.), Changing the Climate: Proceedings of the 1998 Conference for Graduate Students in the Social Sciences and Humanities (pp. 1-11). Saskatoon, Canada: University of Saskatchewan. Proceedings dalam bentuk online Herculano-Houzel, S., Collins, C. E., Wong, P., Kaas, J. H., & Lent, R. (2008). The Basic Nonuniformity of the Cerebral Cortex. Proceedings of the National Academy of Sciences, 105, 12593-12598. http://dx.doi.org/10.1073/ pnas.0805417105 F. Mekanisme Seleksi Naskah 1. Penulisan naskah harus mengikuti panduan penulisan yang telah ditetapkan. 2. Bila diperlukan, redaksi akan mengubah dan atau memperbaiki ejaan, tata tulis dan tata bahasa naskah yang dimuat tanpa merubah substansi tulisan. 3. Naskah yang diterima redaksi akan diteruskan kepada mitra bestari (external reviewer) untuk dilakukan proses blind review tentang rekomendasi kelayakan terbit. 4. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh mitra bestari) dikembalikan ke Editorial Board dengan empat kemungkinan (dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil (minor revision), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi). 5. Editorial Board membuat keputusan diterima atau tidak seandainya terjadi ketidaksesuaian di antara reviewer. 6. Keputusan penolakan Editorial Board dikirimkan kepada penulis. 7. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali ke penulis untuk diperbaiki. 8. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan kepada Editorial Board. 9. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapatkan persetujuan. 10. Naskah cetak dan cetak lepas (off print) dikirim ke penulis.