BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada BAB I, tinjauan pustaka yang akan dijabarkan terkait dengan penelitian, meliputi konsep komunikasi pemasaran, definisi pemasaran, definisi strategi, konsep promosi, bauran promosi, hakikat olahraga dan konsep marketing public relations serta strateginya. 2.1 Komunikasi Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Keinginan mengkonsumsi atau melakukan suatu hal diawali dengan adanya kebutuhan (needs) yang dirasakan seseorang pada suatu keadaan. Kebutuhan ini kemudian akan menuntut untuk dipenuhi. Kebutuhan muncul dari adanya suatu kesenjangan atau perbedaan antara keadaan ideal dengan kondisi yang dirasakan seseorang. Setelah kebutuhan dipenuhi, dorongan yang timbul adalah keinginan (wants), yaitu kebutuhan akan suatu hal dengan tambahan kriteria tertentu. Keinginan merupakan bentuk spesifik dari kebutuhan, dimana fungsi dasar akan ditambah dengan kriteria tertentu berdasarkan selera, minat, kebiasaan dan sebagainya. Sebuah kebutuhan baru dapat berubah menjadi keinginan apabila bertemu pilihan/alternatif. Apabila tidak tersedia pilihan, maka kebutuhan akan tetap (tidak berubah). Tinjauan dari sudut pandang produsen, adanya kebutuhan hanya berupa indikator akan fungsi dasar sebuah produk (misalnya makanan). Diperlukan 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ bentuk spesifik (keinginan) agar produsen dapat menyediakan produk yang konkrit untuk ditawarkan kepada pasar. Bentuk spesifik dari kebutuhan (keinginan) masih perlu dilihat dari segi jumlahnya. Apabila terdapat keinginan akan berbagai produk pada sebuah komunitas tertentu, diperlukan informasi mengenai jumlah yang diinginkan oleh masing-masing jenis produk tersebut. Dalam konteks pemasaran, hal ini disebut sebagai permintaan (demand). Berawal dari mengetahui besar permintaan akan suatu keinginan tertentu, produsen akan mampu menyediakan produk sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan dapat membuka bisnis karena besar permintaannya memadai. Penyediaan ini disebut sebagai penawaran (supply), yaitu penawaran jenis produk (komoditas) tertentu kepada pasar yang menginginkannya. Proses ini akan berlanjut dalam bentuk suatu rangkaian yang terdiri dari needs, wants, demand (permintaan akan suatu barang) yang kemudian akan menimbulkan adanya penyediaan (supply). Proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia tersebut kemudian dinamakan pemasaran. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. 2.1.2 Definisi Komunikasi Pemasaran Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Pentingnya promosi dapat digambarkan 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ lewat perumpamaaan bahwa pemasaran tanpa promosi dapat diibaratkan seorang pria berkaca mata hitam yang dari tempat gelap pada malam kelam mengedipkan matanya pada seorang gadis cantik dikejauhan. Tak seorangpun yang tahu apa yang dilakukan pria tersebut, selain dirinya sendiri. Pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Secara garis besar, proses komunikasi pemasaran dapat dijelaskan dalam gambar 1.1 : Gagasan Pemahaman MEDIA PENGIRIM ENCODE Pesan DECODE DECODE Feedback ENCODE Pemahaman GANGGUAN PENERIMA Response Gangguan fisik Masalah sematik Perbedaan Budaya Ketiadaan feedback Efek status Gambar 1.1 Model Komunikasi Pemasaran Ada tiga unsur pokok dalam struktur proses komunikasi pemasaran sebagaimana yang tergambar pada gambar diatas. 1. Pelaku Komunikasi 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Terdiri atas pengirim (sender) atau komunikator yang meyampaikan pesan dan penerima (receiver) atau komunikan pesan. Dalam konteks ini, komunikatornya adalah produsen atau perusahaan, sedangkan komunikannya adalah khalayak, seperti pasar pribadi, pasar organisasi, maupun masyarakat umum (yang berperan sebagai initiator, influencer, decider, purchaser, dan user). 2. Material Komunikasi Ada beberapa material komunikasi pemasaran yang penting, yaitu : a. Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim. b. Pesan (message), yakni himpunan berbagai simbol (oral, verbal, atau non-verbal) dari suatu gagasan. Pesan hanya dapat dikomunikasikan melalui suatu media. c. Media, yaitu pembawa (transporter) pesan komunikasi. Pilihan media komunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun non-personal. Media personal dapat dipilih dari tenaga pemgajur (misalnya konsultan), tenaga ahli profesional, atau dari masyarakat umum. Media non-personal meliputi media massa (radio, TV, internet, koran, majalah, tabloid), kondisi lingkungan (ruangan, gedung) ataupun peristiwa tertentu (hari-hari besar atau spesial). d. Response, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh penerima. e. Feed-back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan respon yang dikirim kembali oleh penerima. 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ f. Gangguan (noise), yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Paling tidak ada lima macam gangguan yang biasanya menghambat proses komunikasi pemasaran, yaitu gangguan fisik, masalah sematik/bahasa, perbedaan budaya, efek status, dan ketiadaan umpan balik. 3. Proses Komunikasi Proses penyampaian komunikasi pesan (dari pengirim kepada penerima) maupun pengiriman kembali respon (dari penerima kepada pengirim) akan memerlukan dua kegiatan yaitu encoding (fungsi mengirim) dan decoding (fungsi menerima). a. Encoding adalah proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima. b. Decoding adalah proses menguraikan atau mengartikan simbol sehingga pesan yang diterima dapat dipahami. Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama, yaitu untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikaasi persuasif), dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali). Respon atau tanggapan konsumen sebagai komunikan meliputi : 1. Efek kognitif, yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu. 2. Efek afektif, yakni memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang diharapkan adalah realisasi pembelian. 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Efek konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang. Tujuan komunikasi dan respon khalayak berkaitan dengan tahap-tahap dalam proses pembelian yang terdiri atas : 1. Menyadari (awareness) produk yang ditawarkan. 2. Menyukai (interest) dan berusaha mengetahui labih lanjut. 3. Mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya. 4. Mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli 5. Tindak lanjut (follow-up) membeli kembali atau pindah merek. Keterkaitan antara tujuan komunikasi, respon khalayak, dan tahaptahap dalam proses pembelian dapat diringkas dalam gambar 1.2 : Tujuan Respon Proses Komunikasi Khalayak Pembelian INFORMING EFEK KOGNITIF PERSUADING EFEK AFEKTIF REMINDING EFEK KONATIF ATTENTION INTEREST TRIAL ACT FOLLOW-UP Gambar 1.2 Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak, dan Proses Pembelian5 Komunikasi pemasaran (bahasa Inggris: marketing communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk 5 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : ANDI. Hal. 219-221 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dan merek yang dijual, dalam penelitian ini olahraga baseball-softball menjadi produk yang ingin dipasarkan atau dipublikasikan. Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen (calon atlet). Komunikasi pemasaran bagi konsumen, dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suatu produk digunakan, oleh siapa produk tersebut digunakan, serta dimana dan kapan produk tersebut digunakan. Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari delapan model komunikasi utama, yaitu: a. Iklan : Adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang dibiayai dan bersifat persuasif dan promosi tentang produk, jasa atau ide oleh sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai macam media. b. Promosi penjualan : Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa. c. Acara dan pengalaman : Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. d. Hubungan masyarakat dan publisitas : Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya. 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ e. Pemasaran langsung : Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari pelanggan. f. Pemasaran interaktif : Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, dan menciptakan penjualan produk dan jasa. g. Pemasaran dari mulut ke mulut : Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa. h. Penjualan personal : Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.6 2.1.3 Definisi Strategi Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (stratos = militer, dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Konsep strategi militer seringkali diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis, misalnya konsep Sun Tzu, Hannibal, dan Carl von Clausewitz. Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti 6 lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk Murwani, Endah. Modul 5 Manajemen Promosi. 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr. (1995) yang dikutip Fandy Tjiptono dalam buku strategi pemasaran, konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu (1) dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), dan (2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does). Berdasarkan perspektif pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dalam strategi ini adalah bahwa para manajer memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara aktif manakala dibutuhkan.7 Dalam bidang manajemen, definisi mengenai strategi cukup beragam dan bervariasi dari beberapa ahli dan pengarangnya. Gerry Johnson dan Kevan Scholes (dalam buku “Exploring Corporate Strategy”) misalnya mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah 7 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : ANDI. Hal. 3 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder). Henry Mintzberg, James Brian Quinn, dan John Voyer (1995). The Strategy Process. Prentice-Hall, Inc., mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi sebagai PERSPEKTIF, strategi sebagai POSISI, strategi sebagai PERENCANAAN, strategi sebagai POLA kegiatan, dan strategi sebagai “PENIPUAN” (Ploy) yaitu muslihat rahasia. Sebagai Perspektif, di mana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas. Sebagai Posisi, dimana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai Perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan performansi perusahaan. Sebagai Pola kegiatan, dimana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan penyesuaian. Suatu strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Pengembangan sebuah strategi terdiri atas 5 tahap, meliputi: analisis trend (kecenderungan), analisis SWOT (atau TOWS), penyusunan alternatif, memilih satu alternatif yang paling jitu, dan pelaksanaan strategi. Pada tahap melakukan analisis kecenderungan, sesuatu disebut sebagai kecenderungan apabila memiliki sifat dinamis — mengandung unsur perubahan, perubahan tersebut relatif permanen — tidak bersifat sementara — dan perubahan tersebut relatif bisa diukur. Selanjutnya, pada tahap kedua adalah melakukan analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats). SW merupakan analisis internal 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ organisasi, sedangkan OT merupakan analisis eksternal. Strategi yang disusun, pertama-tama, berdasarkan analisis internal organisasi disebut strategi “insideout”. Sedangkan yang disusun pertama-tama sebagai hasil analisis eksternal disebut “outside-in”. Strategi “inside-out” biasanya melihat keterbatasan sumber daya sebagai kendala, sedangkan strategi “outside-in” melihat peluang sebagai daya tarik utama. Dalam praktek sehari-hari, keduanya digabungkan sehingga disebut analisis SWOT atau TOWS. Berdasarkan analisis SWOT (TOWS), disusun berbagai alternatif strategi yang bisa dipilih. Dengan menghubungkan empat dimensi tersebut, akan diperoleh empat kuadran, yaitu: alternatif strategi SO (Strengths and Opportunities), alternatif strategi ST (Strengths and Threats), alternatif strategi WO (Weaknesses and Opportunities) dan alternatif strategi WT (Weaknesses and Threats). Tahap keempat adalah memilih strategi yang dinilai paling tepat bagi organisasi. Pemilihan strategi tentu dengan memperhitungkan misi organisasi, nilai-nilai yang diyakini oleh pemimpin puncak organisasi, harapan-harapan yang berkembang di masyarakat, dan kemungkinan berhasil-tidaknya strategi yang dipilih tersebut dalam implementasinya. Pertimbangan-pertimbangan riil pelaksanaan strategi perlu dipikirkan secara masak, karena organisasi tidak bisa diubah hanya dengan membuat pernyataan-pernyataan di atas kertas. Strategi yang telah dirumuskan harus diterjemahkan ke dalam program kerja yang jelas pada tahap pelaksanaan strategi. Banyak faktor mempengaruhi pelaksanaan strategi, seperti faktor kepemimpinan, faktor komunikasi dalam organisasi, faktor 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ konflik, sistem imbalan, sistem kontrol, dan faktor sumber daya manusia, yang penting organisasi harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap proses pembelajaran terus-menerus. Bentuk-bentuk organisasi meliputi organisasi politik, organisasi sosial, organisasi mahasiswa, organisasi olahraga, organisasi sekolah, dan lain-lain. 2.1.4 Definisi Strategi Pemasaran Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. Dalam peranan strateginya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama, bisnis apa yang digeluti perusahaan/organisasi saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di masa mendatang. Kedua, bagaimana bisnis telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi untuk melayani pasar sasaran. Dalam konteks penyusunan strategi, pemasaran memiliki 2 dimensi, yaitu dimensi saat ini dan dimensi masa yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan dengan hubungan yang telah ada antara perusahaan dengan lingkungannya. Sedangkan dimensi masa yang akan mencakup hubungan di masa yang akan datang yang 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ diharapkan akan dapat terjalin dan program tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi pemasaran merupakan penyataan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Sementara itu, Tull dan Kahle (1990) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan/organisasi dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitanya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi. Strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut adalah : 1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. 2. Perencanaan Produk, meliputi produk/jasa spesifik yang ditawarkan. 3. Penetapan harga, mencerminkan nilai kuantitatif atau kualitas dari produk/jasa yang ditawarkan. 4. Sistem distribusi, bagaimana produk/jasa mencapai konsumen akhir. 5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.8 8 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : ANDI. Hal. 5-7 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.2 Promosi Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001 : 219). Sementara Sistaningrum (2002 : 98) mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang. Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan. Pada prinsipnya antara keduanya adalah sama, yaitu sama-sama menjelaskan bila produk masih baru maka perlu memperkenalkan atau 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Dan pada akhirnya, perusahaan hanya sekedar mengingatkan bahwa produk tersebut tetap bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena banyaknya serangan yang datang dari para pesaing. Menurut strategi pemasaran, tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Menginformasikan (informing), dapat berupa : a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk, c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar, d. Menjelaskan cara kerja suatu produk, e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan, f. Meluruskan kesan yang keliru, g. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli, h. Membangun citra perusahaan. 2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk : a. Membentuk pilihan merek, b. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu, 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk, d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga, e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman). 3. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas : a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat. b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan. c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan. d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Misalnya bila pembeli ingin membeli sabun mandi, diharapkan ingatan pertama adalah merek Lux. Jika ditinjau dari sudut pandang ilmu ekonomi, maka tujuan promosi ini adalah menggeser kurva permintaan akan produk perusahaan ke kanan dan membuat permintaan menjadi inelastis (dalam kasus harga naik) dan elastis (dalam kasus harga turun). Sementara itu Rossiter dan Percy (dalam Prayitno, 1993) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut : a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need) 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness) c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude) d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention) e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitaion) f. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning). Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.9 2.2.1 Bauran Promosi Dalam melakukan promosi agar dapat lebih efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya10. Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan 9 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : ANDI. Hal. 221-222 Kotler, Phillip dan A., Gary. Bauran Promosi. 2000 10 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ program penjualan. Promosi melibatkan bauran informasi produk, jenis produk, merk atau perusahaan11. Promosi merupakan teknik atau metode yang digunakan dalam memasarkan suatu produk tertentu. Metode promosi terdiri dari bauran beberapa unsur kegiatan yang terintegrasi menjadi satu kesatuan strategi. Dalam menjalankan program promosi, setiap pengiklan atau produsen dapat merancang komposisi dari masing-masing unsur tersebut, dalam arti unsur mana yang akan dijadikan unsur utama (diberikan penekanan) dan unsur mana yang menjadi pendukung. Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu atau sering disebut bauran promosi (promotion mix) adalah : 1. Personal selling 2. Mass selling, terdiri atas periklanan dan publisitas 3. Promosi penjualan 4. Public relations (hubungan masyarakat) 5. Direct marketing 2.2.1.1 Personal Selling Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga 11 Swastha, Basu. Bauran Promosi. 1999 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Sifat-sifat personal selling antara lain : a. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara 2 orang atau lebih. b. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangannya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab. c. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan menanggapi. Oleh karena sifat-sifat tersebut maka metode ini mempunyai kelebihan antara lain operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya, udasa yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan pelanggannya. Namun, karena menggunakan armada penjual yang relatif besar, maka metode ini biasanya mahal. Disamping itu, spesifikasi penjual yang diinginkan perusahaan mungkin sulit dicari. Meskipun demikian, personal selling tetaplah penting dan biasanya dipakai untuk mendukung metode promosi lainnya. 2.2.1.2 Mass Selling Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak se-fleksibel personal selling namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas. a. Periklanan Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Iklan adalah bentuk komunikasi yang tidak didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. AMA (American Marketing Association) mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non personal oleh sponsor yang jelas. Sedangkan yang dimaksud dengan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Iklan memiliki empat fungsi utama, yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk, mempengaruhi khalayak untuk membeli, dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak, serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi. b. Publisitas Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ bersangkutan, dalam hal ini PSBL-lah yang berperan sebagai produk. Dibandingkan dengan iklan, publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Disamping itu, karena pesan publisitas dimasukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio, dan televisi, maka khalayak tidak memandangnya sebagai komunikasi promosi. Publisitas juga dapat memberi informasi lebih banyak dan lebih terperinci daripada iklan. Namun demikian, karena tidak ada hubungan perjanjian antara pihak yang diuntungkan dan pihak penyaji, maka pihak yang diuntungkan tidak dapat mengatur kapan publisitas itu akan disajikan atau bagaimana publisitas tersebut disajikan. Selain itu publisitas tidak mungkin diulangulang seperti iklan. Oleh karena itu, kini publisitas biasanya merupakan bagian dari departemen humas perusahaan atau organisasi. 2.2.1.3 Promosi Penjualan Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melalui promosi penjualan, perusahaan atau organisasi dapat menarik pelanggan baru, contoh dalam penelitian ini masyarakat-lah yang disinyalir sebagai calon atlet. Promosi penjualan mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer. Secara umum tujuan-tujuan tersebut dapat digeneralisasikan menjadi : 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ a. Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan/atau konsumen akhir. b. Meningkatkan kinerja pemasaran perantara c. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.12 Sifat-sifat yang terkandung dalam promosi penjualan, diantaranya adalah komunikasi, insentif, dan undangan. Sifat komunikasi mengandung arti bahwa promosi penjualan mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk. Sifat insentif yaitu memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan. Sedangkan sifat undangan adalah mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga. 2.2.1.4 Public Relations Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan kelompokkelompok itu adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Kelompokkelompok tersebut bisa terdiri atas karyawan dan keluarganya, pemegang saham, pelanggan, khalayak/orang-orang yang tinggal disekitar organisasi, pemasok, perantara, pemerintah, serta media massa. 12 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaram. Hal. 228-229 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dalam pelaksanaannya public relations dapat dilakukan oleh individu kunci dari suatu perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu lembaga formal dalam bentuk biro, departemen, maupun seksi public relations dalam struktur organisasi. Banyak pakar mendefinisikan pengertian public relations berdasarkan sudut padang masing-masing. Jika ditinjau dari aspek manajemen, maka public relations didefisinikan sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap publik, menentukan kebijaksanaan seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik. Berdasarkan definisi ini ada tiga sifat public relations yang utama. Pertama, kredibilitas tinggi, dimana artikel dan berita di media massa lebih dipercaya daripada iklan. Kedua, offguard yakni public relations dapat menjangkau pihak-pihak yang menghindari wiraniaga atau iklan. Yang terakhir, dramatization yaitu public relations memiliki potensi untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk tertentu. Kegiatan-kegiatan public relations meliputi halhal berikut : 1. Press Relations Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk memberikan informasi yang pantas/layak dimuat disurat kabar agar dapat menarik perhatian publik terhadap seseorang, produk, jasa, atau organisasi. 2. Product Publicity Aktivitas ini meliputi berbagai upaya untuk mempublikasikan produkproduk tertentu. 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Corporate Communication Kegiatan ini mencakup komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi. 4. Lobbying Lobbying merupakan usaha untuk bekerja sama dengan pembuat undangundang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasi-informasi penting yang berharga. Bahkan kadangkala juga dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. 5. Counseling Aktivitas ini dilakukan dengan jalan memberi saran dan pendapat kepada manajemen mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan publik dan mengenai posisi dan citra perusahaan. Kegiatan-kegiatan diatas tidak seluruhnya mendukung tujuan pemasaran. Oleh karena itu, dalam departemen public relations biasanya dibentuk seksi khusus yang disebut Marketing Public Relations (MPR). Tujuannya adalah agar departemen pemasaran dan departemen public relations dapat berjalan bersama. Melalui MPR banyak kegiatan public relations yang diselaraskan dengan situasi-situasi pemasaran, seperti membantu peluncuran produk baru, membantu repositioning produk-produk mature, membangun minat pada suatu kelompok produk, mempengaruhi kelompok-kelompok sasaran tertentu, mempertahanakan produk-produk yang bermasalah dengan masyarakat, 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ membangun citra perusahaan sedemikian rupa sehingga menguntungkan produknya, dan lain-lain. Public relations kerapkali disamakan dengan propaganda. Memang tujuannya sama, yaitu memperoleh dukungan publik. Akan tetapi propaganda kebanyakan bersifat tidak jujur dan menyesatkan. Akibatnya timbul anggapan bahwa public relations hanya memberi informasi yang baik-baik saja dan menutupi hal-hal yang buruk, termasuk dalam anggapan tersebut adalah public relations sering mengendalikan pers. Anggapan-anggapan tersebut timbul karena kurang pahamnya masyarakat terhadap fungsi dan peran public relations. Oleh karena itu, public relations juga perlu mengembangkan citra melalui komunikasi dua arah untuk mencapai pengertian barsama. Keberhasilan public relations ditentukan oleh pencapaian itikad baik, pengertian, penerimaan, dan dukungan publik. 2.2.1.5 Direct Marketing Bila personal selling berupaya mendekati pembeli, iklan berupaya memberitahu dan mempengaruhi pelanggan, promosi penjualan berupaya mendorong pembelian, dan public relations membangun dan memelihara citra perusahaan, maka direct marketing memadatkan semua kegiatan dalam penjualan langsung tanpa perantara. Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi disembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Teknik ini berkembang sebagai respon terhadap demasifikasi (pengecilan) pasar, dimana semakin banyak ceruk pasar (market niche) dengan kebutuhan serta pilihan yang sangat individual. Di satu sisi, dengan berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi mempermudah kontak dan transaksi dengan pasar, dimana perusahaan relatif mudah mendatangi langsung calon pelanggan ataupun menghubungi via telepon atau surat. Banyaknya wanita yang bekerja juga turut andil bagi perkembangan direct marketing, karena semakin kurangnya waktu mereka untuk berbelanja. Faktor lain yang mendorong pertumbuhan direct marketing adalah panjangnya antrian di kasir sehingga menyebabkan konsumen harus sabar menunggu sekian lama baru dilayani, padahal mereka sangat diburu waktu. Di sisi lain, meningkatnya biaya transportasi, lalu lintas yang semakin padat, dan sulitnya mencari tempat parkir menyebabkan orang malas berbelanja di toko-toko atau supermarket. Sebagai akibatnya, direct marketing semakin berkembang dan diminati konsumen. Melalui direct marketing, konsumen juga dapar memperoleh menfaat berupa penghematan waktu dalam berbelanja dan bahkan dapat berbelanja secara rahasia (diamdiam). Sementara itu bagi penjual, manfaat yang diperoleh adalah dapat memilih calon pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ panjang dengan pelanggannya, dan memperoleh peluang baru yang menguntungkan. Meskipun demikian, direct marketing juga menghadapi masalahmasalah seperti orang yang terganggu karena penjualan yang agresif, timbulnya citra buruk bagi industri bila ada salah satu direct marketer yang menipu pelanggannya, mengganggu privacy orang lain, dan kadangkala terjadi pula ada beberapa direct marketer yang memanfaatkan atau mengeksploitasi pembeli impulsif atau pembeli yang kurang mengerti teknologi.13 2.3 Marketing Public Relations (MPR) Marketing Public Relations merupakan perpaduan (sinergi) antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran (marketing strstegy implementation) dengan aktivitas program kerja Humas (work program of PR) dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumennya (customer satisfaction)14. Pengembangan sinergi dari fungsi pemasaran dan Public Relations yang kemudian mencapai titik temu dan dikenal dengan istilah “MPR” tersebut cukup efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek. Pengembangan tersebut juga berpotensi untuk memasuki, dan bahkan mendukung pemasaran. Dalam beberapa hal, MPR dianggap lebih hemat untuk mencapai publisitas, jika dibandingkan dengan iklan komersial yang selain biayanya cukup mahal, jangka waktunya pun relatif pendek. 13 14 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : ANDI. Hal. 219-232 Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Edisi Revisi. Hal.249 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Secara umum pengertian MPR merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat dipercaya dan melalui kasan-kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya15. Pengertian konsep MPR tersebut secara garis besarnya terdapat tiga taktik (Three Ways Strategy) untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan (goals), yaitu pertama bahwa Public Relations merupakan potensi untuk menyandang suatu taktik pull strategy (menarik), sedangkan kedua adalah power (kekuatan) sebagai penyandang, push strategy (untuk mendorong) dalam hal pemasaran. Dan taktik ketiga, pass strategy sebagai upaya mempengaruhi atau menciptakan opini publik yang menguntungkan. Dalam perkembangan aktivitasnya, MPR cukup efektif dan efisien dalam penyebaran pesan atau informasi. Selain itu MPR mengandung kekuatan membujuk dan sekaligus mendidik masyarakat atau publiknya. Ditambah kecanggihan media elektronik juga memberikan berbagai manfaat bagi MPR. Peranan MPR dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi, sebagai berikut : 1. Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang tengah diluncurkan itu. 2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau 15 Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Edisi Revisi. Hal.245 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/ manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan / digunakan. 3. Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk. 4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya. 5. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan-pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complaint handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggannya. 6. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan posisi produk yang lama. 7. Mengkomunikasikan terus menerus melalui media Public Relations tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup agar tercapainya publikasi yang positif di mata masyarakat / publik. 8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya. 9. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul di masa mendatang.16 MPR selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi MPR proaktif atau reaktif. MPR proaktif ditentukan oleh tujuan pemasaran perusahaan atau organisasi sehingga lebih berorientasi ofensif ketimbang defensif serta mencari peluang 16 Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi : Peranan MPR. Edisi Revisi. Hal.253 39 http://digilib.mercubuana.ac.id/ ketimbang pemecahan masalah. MPR proaktif merupakan sarana untuk mengkomunikasikan keunggulan merek dan sering digunakan dalam periklanan, promosi, dan penjualan perorangan. Sementara itu, MPR reaktif menggambarkan perilaku PR dalam merespons pengaruh dari luar. Perilaku ini timbul sebagai hasil dari tekanan eksternal dan tantangan yang disebabkan oleh persaingan, pergeseran sikap konsumen, perubahan kebijakan pemerintah, atau pengaruh eksternal lainnya. MPR reaktif biasanya berkaitan dengan perubahan-perubahan yang mempunyai konsekuensi negatif bagi suatu organisasi. MPR reaktif berupaya untuk memperbaiki reputasi perusahaan, mencegah erosi pasar, dan merebut kembali penjualan yang hilang. Peran utama MPR proaktif adalah memperkenalkan produk atau revisi produk pada suatu area. MPR proaktif diintegrasikan dengan sarana IMC lainnya untuk menghasilkan exposure tambahan tentang produk, kesan yang layak diberitakan, dan kredibilitas. Faktor yang terakhir ini, yaitu kredibilitas, sangat menentukan keefektifan MPR proaktif. Sementara itu, periklanan dan penjualan perorangan mengklaim bahwa kadang-kadang karena kita mempertanyakan motif wiraniaga dan pemasang iklan setelah mengetahui mereka mempunyai kepentingan pribadi dalam membujuk kita pengumuman produk oleh editor surat kabar atau penyiar televisi lebih dapat dipercaya. Para konsumen jarang mempertanyakan motivasi yang mendasari editorial-type endorsement. Publisitas adalah sarana MPR proaktif yang utama. Seperti periklanan dan penjualan perorangan, tujuan fundamental dari publisitas yang berorientasi 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/ pemasaran adalah untuk meningkatkan ekuitas merek dalam dua cara: (1) melalui kesadaran akan merek dan (2) menambah citra merek melalui asosiasi yang kuat dan menguntungkan dengan merek-merek dalam benak para konsumen17. Misalnya, sebuah klub olahraga diakui prestasi dan kualitasnya apabila setengah dari atletnya pernah masuk dalam Pelatnas. Tugas MPR, antara lain : a. Membantu memperkenalkan produk baru b. Mambantu menempatkan produk dalam suatu pasar matang c. Membangun minat terhadap kategori produk d. Membela produk yang menghadapi masalah publik e. Membangun citra perusahaan sehingga mendukung produknya18 Teknik dan cara MPR : a. Press release Informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh PR suatu perusahan atau organisasi yang disampaikan kepada pengelola atau redaksi media massa untuk dipublikasikan dalam media massa. b. Press Events a) Konferensi Pers Pertemuan dengan para wartawan yang sengaja berkumpul atau diundang oleh perusahaan atau instansi untuk mendapatkan informasi mengenai topik yang sedang hangat dibicarakan. Biasanya diadakan mendadak bila ada suatu peristiwa penting dalam perusahaan. 17 Shimp, Terence A., Periklanan Promosi-Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta : Erlangga. Jilid II, edisi kelima. Hal. 254. 18 Murwani, Dr. Endah. Marketing Public Relations sebagai unsur promosi. Hal : 3 41 http://digilib.mercubuana.ac.id/ b) Resepsi Pers Acara yang dilakukan untuk kalangan pers ini bersifat menyenangkan, terencana dan terorganisir. Dalam acara resepsi, wartawan diundang untuk meliput suatu acara. c) Kunjungan pers Wartawan diundang untuk mengunjungi pabrik, menghadiri launching produk baru, demonstrasi produk baru atau acara pembukaan kantor. c. Media Perusahaan (House Journal) a) The Sales Bulletin Sebuah bulletin sebagai media komunikasi regular antara sales manajer dengan salesman atau antara perusahaan dengan distributornya. b) The Newsletter Berisi informasi kegiatan dan peristiwa yang terjadi di suatu perusahaan. c) The Magazine Berisi tulisan berbentuk feature, artikel, gambar, dan foto. Format majalah biasanya berukuran A4. d) The Tabloid Newspaper Berisi pokok-pokok berita yang sangat penting. e) The Wall Newspaper Bentuk media komunikasi karyawan di suatu lokasi pabrik, perusahaan. Dalam perkembangannya house journal berbentuk 42 http://digilib.mercubuana.ac.id/ elektronik seperti, audio tapes, video kaset, website. d. Pameran Bentuk-bentuk pameran meliputi public exhibition, trade exhibition, outdoor exhibition, overseas trade fairs. e. Seminar, Talkshow Tujuan dari bentuk MPR ini adalah menyampaikan presentasi ke khalayak, tujuannya lebih bersifat edukatif. f. Sponsorship Kelompok sponsorship, antara lain : a) Sponsor untuk publikasi b) Sponsor untuk acara pameran, exhibition. c) Sponsor dalam rangka pendidikan d) Sponsor event-event olahraga e) Sponsor pagelaran seni f) Sponsor untuk kegiatan sosial g) Sponsor untuk penghargaan profesi19. Ada beberapa faktor yang menyebabkan “dibutuhkannya” taktik dan strategi MPR dalam tatanan baru organisasi atau perusahaan, khususnya dalam era kompetitif dan krisis moneter sekarang ini. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya biaya promosi periklanan yang tidak seimbang dengan hasil keuntungan yang diperoleh dan keterbatasan tempat. 19 Murwani, Dr. Endah. Marketing Public Relations sebagai unsur promosi. Hal : 5 43 http://digilib.mercubuana.ac.id/ b. Persaingan yang ketat dalam promosi dan publikasi, baik melalui media elektronik maupun media cetak dan sebagainya. c. Selera konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam waktu relatif pendek (tidak loyal), karena banyaknya pilihan atau substitusi atas produk yang ditawarkan di pasaran. d. Makin menurunnya perhatian atau minat konsumen terhadap tayangan iklan, karena pesan dalam iklan yang kini cenderung berlebihan dan membosankan perhatian konsumennya.20 2.3.1 Strategi MPR 2.3.1.1 Perencanaan Perencanaan strategi selalu dimulai dengan penentuan misi organisasi, dimana misi adalah suatu tujuan jangka panjang kemana organisasi akan mengarah21. Ini akan menjadi penting sebagai acuan utama dalam mengembangkan strategi yang akan dijalankan. Pembuatan rencana akan melibatkan banyak orang dalam organisasi, karena perencanaan seperti ini dapat melibatkan seluruh organisasi baik dari pimpinan hingga bawahan dan dari masa kini hingga masa depan. Proses pembuatan rencana biasanya dimulai dengan melakukan review keberadaan organisasi, tahap review tersebut bisa melalui analisis situasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana pelaksanaan yang lebih terarah. Perencanaan program MPR biasanya mengikuti apa yang disebut sebagai model enam langkah, yaitu : 20 Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Edisi Revisi. Hal.253 Simandjuntak, John P., Z. Bambang Darmadi, Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Jarot Priyogutomo. Public Relations. Hal : 80 21 44 http://digilib.mercubuana.ac.id/ a. Analisis situasi Kunci pertama dalam menyusun suatu rencana program MPR adalah menganalisis situasi yang ada, terutama berkaitan dengan analisis terhadap produk atau perusahaan, analisis terhadap khalayak dan analisis terhadap pesaing. b. Penetapan tujuan Setelah mengetahui permasalahan dan menganalisis situasi, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan program MPR. Setiap program akan berbeda tujuan spesifiknya. Akan tetapi perlu diingat bahwa tujuan MPR harus mengacu pada tujuan pemasaran dan tujuan komunikasi pemasaran. c. Penentuan khalayak Penentuan khalayak yang akan dijadikan sasaran program MPR, pada bagian ini yang terpenting adalah melakukan segmentasi. Perlu kejelasan jenis dan jumlah khalayak yang akan dijadikan sasaran kegiatan MPR. d. Pemilihan teknik atau cara Untuk menentukan cara atau teknik harus mengacu pada tujuannya. e. Perencanaan anggaran Biasanya ditentukan berdasarkan alokasi jumlah anggaran yang tersedia, keperluan untuk bersaing, seluruh keperluan untuk kegiatan yang ada, kemungkinan keuntungan yang diperoleh. f. Pengukuran hasil Perlunya evaluasi terhadap program yang telah dilakukan, agar mengetahui berhasil tidaknya program yang dilakukan, dan juga sebagai 45 http://digilib.mercubuana.ac.id/ pertanggungjawaban manajemen22. 2.3.1.2 Implementasi Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut, oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Menghadapi era pasar bebas yang kompetitif atau persaingan yang kian menajam dalam dunia bisnis, maka target atau sasaran MPR harus lebih diarahkan kepada kepentingan konsumen (customer oriented) untuk mendapatkan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dengan kata lain, perusahaan pemenang adalah yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya secara ekonomis dan dengan komunikasi yang efektif23. Oleh karenanya, untuk memenuhi kriteria tersebut, dalam taktik perencanaan MPR, dapat menggunakan Three Ways Strategy untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan (goals), yaitu pertama bahwa Public Relations merupakan potensi untuk menyandang suatu taktik pull strategy (menarik), sedangkan kedua adalah power (kekuatan) sebagai penyandang, push strategy (untuk mendorong) dalam hal pemasaran. Dan taktik ketiga, pass strategy sebagai upaya mempengaruhi atau menciptakan opini publik yang menguntungkan. Pada akhirnya, pihak perusahaan yang akan berorientasi kepada kepentingan konsumen (customer oriented) sebelumnya harus memperoleh nilai kepercayaan pihak konsumennya (customer trust). Target ini dapat melalui kiat, 22 23 Murwani, Dr. Endah. Marketing Public Relations sebagai unsur promosi. Hal : 8 Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Edisi Revisi. Hal.256 46 http://digilib.mercubuana.ac.id/ taktik dan strategi MPR, yaitu sebagai berikut : 1. Melibatkan konsumen dalam pelaksanaan rancangan program kerjanya 2. Cepat tanggap terhadap informasi dan pelayanan yang memang dibutuhkan konsumennya. 3. Proaktif dalam partisipasinya terhadap program yang diselenggarakan oleh pihak lembaga pemerintah, dan berkaitan erat dengan kepentingan masyarakat luas24. Kesimpulannya, bahwa target dan tujuan yang hendak dicapai dalam strategi MPR harus sejalan dengan bagian pemasaran, dan tujuan pemasaran, misalnya melalui upaya untuk memuaskan bagi pihak pelanggannya. Untuk mendapatkan kepuasan pelanggan tersebut terlebih dahulu dibutuhkan suatu customer trust melalui pembinaan dan pemeliharaan, agar konsumen tetap loyal dan tidak berpaling kepada produk pesaing. 2.3.1.3 Evaluasi Setelah mengimplementasikan rencana organisasi, tentunya diperlukan suatu kegiatan evaluasi sebagai alat ukur efektif atau tidaknya implementasi yang dijalankan. Dengan demikian, akan diketahui apakah strategi pemasaran dan promosi berhasil mencapai tujuan atau tidak. Selanjutnya, dari informasi yang diperoleh, maka organisasi dapat melakukan koreksi ataupun perencanaan strategi yang lebih baik lagi demi meningkatkan kinerja di masa depan. Selama suatu aktivitas dapat mendukung perusahaan untuk menarik dan mempertahankan pelanggan, maka aktivitas ini juga perlu untuk dievaluasi. Evaluasi adalah 24 Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Edisi Revisi. Hal.256 47 http://digilib.mercubuana.ac.id/ seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan yang berdasarkan pada tujuan dan kriteria. 2.4 Hakikat Olahraga Olahraga adalah sebentuk hiburan yang memikat karena hakikat uniknya. Produk sport merupakan hiburan dengan kegembiraan peristiwa atau keduanya. Produk primer industri sport adalah peristiwa olahraga. Peristiwa olahraga dapat dibedakan sebagai produk primer karena semua produk dan jasa yang terkait (merchandise berlisensi, penyewaan stadion, sponsor, atlet) adalah sebangun dengan eksistensi peristiwa tersebut. Sebuah peristiwa olahraga dicirikan oleh sejumlah fitur kasat mata dan tak kasat mata. Fitur-fitur kasat mata sangat beragam dan mencakup jasa-jasa, mulai dari jasa pelayanan makanan hingga parkir; tetapi fitur yang menjadi peristiwa olahraga sebagai unik paling baik dideskripsikan oleh fitur tak kasat mata. Daya pikat peristiwa olahraga bersandar pada ketidakpastian hasil pertandingan, yang dapat merupakan efek profan pada konsumen yang mengalami peristiwa olahraga sebagai pengalaman hedonis, bagaimana peristiwa itu sendiri menghasilkan rasa akan drama25. Konsumsi hedonis merujuk pada aspek-aspek konsumsi yang multisensorik dan emotif. Peristiwa olahraga memberikan citra-citra multisensorik seperti penglihatan, suara, dan tradisi menghadiri sebuah peristiwa olahraga secara langsung atau menyaksikan melalui televisi26. Selain pembangunan citra-citra sensorik, peristiwa olahraga merupakan sumber pembangkitan emosi hedonis, seperti rasa takut, harapan, kebahagiaan, dan kemarahan. Holbrook menyatakan 25 26 Shrum, L. J., Psikologi Media Entertainment, Hal : 420 Shrum, L. J., Psikologi Media Entertainment, Hal : 420 48 http://digilib.mercubuana.ac.id/ bahwa pencarian akan pembangkitan emosional adalah motivasi utama bagi konsumsi peristiwa olahraga. Penggemar olahraga berusaha mengembangkan persepsi bahwa mereka terlibat dalam produksi sebuah permainan. Selanjutnya, para penggemar dapat secara langsung memengaruhi hasil pertandingan dengan memberikan lingkungan yang kejam bagi seorang pemain atau tim (keributan kerumunan, “merasuki kepala lawan”). Riset yang dilakukan oleh Tutko dan Richards (1971) mendukung pendapat bahwa penggemar memengaruhi emosi dan motivasi para pemain. Dalam pengertian ini, penggemar olahraga memainkan peran penting dengan menghadiri dan berpartisipasi dalam kinerja peristiwa olahraga. Para pemain, tim, dan penggemar mereka berbagi tujuan yang sama, sebuah hasil berupa kemenangan, namun memenangkan olahraga adalah sumber daya yang terbatas. Dari perspektif para pemain dan tim, banyak kompetitor gagal meraih tujuan berupa kemenangan itu sebagaimana mereka mampu mencapainya. Dari perspektif penggemar olahraga, hasrat untuk mengasosiasikan diri dengan hasil berupa kemenangan adalah sumber bagi komponen hedonis produk. Misalnya, aspek-aspek emotif produk mencerminkan tinggi rendahnya sebagaimana terasosiasikan dengan kemenangan dan kekalahan. Selanjutnya, banyak citra fantasi multisensorik yang dapat diduga dimiliki oleh seorang penggemar olahraga terkait dengan kinerja dilapangan yang sukses. Maka, kompetisi demi sebuah hasil sukses yang dikombinasikan dengan hakikat tak terencana dan tak terprediksikan dari hasil tersebut merupakan kontributor kunci bagi drama yang diasosiasikan dengan produk peristiwa olahraga. 49 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Maka tak heran berbagai alasan yang melatarbelakangi perusahaan menyesuaikan diri dengan properti olahraga. Perusahaan mencoba untuk menyesuaikan diri dengan properti olahraga demi tiga alasan utama. Pertama, properti olahraga menyampaikan demografi yang atraktif. Demografi ini dapat bersifat lokal, regional, nasional, atau global. Liga baseball minor dan program olahraga pemuda adalah contoh outlet lokal yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai asosiasi lokal. Kedua, perusahaan yang mengasosiasikan diri dengan properti olahraga sering memperoleh keuntungan dari efek rub-off. Model memori jejaring asosiatif menyatakan bahwa pengetahuan terepresentasikan melalui jejaring kutub-kutub konsep yang diperkuat setiap kali ada dua peristiwa yang terjadi bersamaan. Akibatnya, perusahaan yang memasarkan melalui olahraga dapat mendorong pembangunan asosiasi antara merek mereka dengan asosiasi suatu olahraga tertentu. Dalam pengertian ini, olahraga bertindak sebagai petunjuk ekstrinsik yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan yang terkait dengan suatu produk, merek, atau perusahaan. Asosiasi ini memberi perusahaan kesempatan untuk mengaitkan merek mereka dengan nilai-nilai yang terkait dengan olahraga, seperti keberanian dan prestasi. Ketiga, properti olahraga memberi perusahaan dan merek landasan pemasaran yang memungkinkan mereka untuk mencapai tujuan strategis dan taktis. Beberapa perusahaan menikmati kinerja finansial superior yang dihasilkan dari keunggulan komparatif dalam sumber daya. Namun, jika telah diraih, posisi keuntungan ini menjadi sasaran serangan terus menerus oleh para kompetitor yang berusaha untuk menutup celah antara diri mereka sendiri dengan pemimpin 50 http://digilib.mercubuana.ac.id/ industri. Sumber-sumber daya yang tidak dapat terartikulasikan, tidak dapat diamati dalam penggunaannya, dan tidak dapat dipahami adalah sumber-sumber keuntungan jangka panjang. Karena hal-hal tersebut terdepresiasi secara relatif lambat dan sangat spesifik dalam hal perusahaan, dua sumber daya tak kasat mata paling penting adalah citra dan reputasi perusahaan atau merek. Akibatnya, ketika para konsumen mambangun asosiasi dengan sebuah merek melalui olahraga, asosiasi ini bisa jadi berlangsung lebih lama daripada asosiasi yang dibangun melalui promosi. Para pemasar menerapkan berbagai strategi dan taktik untuk mengeksploitasi aliansi dengan properti olahraga. Para pemasar dapat menyesuaikan diri dengan liga, tim, atlet peristiwa, atau penggemar, atau dengan semua kelompok. Riset terdahulu telah mendukung gagasan bahwa pemasaran melalui olahraga adalah strategi yang efektif. Kelima aliansi yang paling sering dibangun diantara para pemasar dengan olahraga adalah sponsor, keramahtamahan, dukungan, penempatan produk, dan internet. a. Sponsor Riset terdahulu telah menemukan bahwa sponsor olahraga dapat meningkatkan afeksi dan peningkatan merek, memengaruhi niat pembelian dan bertindak sebagai sarana bagi merek untuk (re)posisi. Sponsor dapat mencakup, tetapi tidak terbatas pada, hak untuk menggunakan logo, nama, atau trademark untuk menandai hubungan dengan sebuah peristiwa olahraga, dan hak untuk melaksanakan aktivitas promosional, seperti kontes dan 51 http://digilib.mercubuana.ac.id/ kampanye iklan27. b. Keramah-tamahan Keramah-tamahan dalam konteks olahraga adalah penyediaan tiket, penginapan, transportasi, hiburan on-site, dan acara-acara istimewa bagi sponsor, klien, tamu, dan karyawan. Peristiwa olahraga Super Bowl, Final Four NCAA laki-laki, dan balap mobil Daytona telah menjadi beberapa peristiwa sosial dalam perusahaan Amerika. Pemanfaatan peristiwa olahraga oleh perusahaan oleh adalah mekanisme yang penting bagi hubungan pemasaran dan penjualan personal. Misalnya, perusahaan dapat mengundang seorang klien yang potensial untuk menghadiri sebuah peristiwa olahraga dan memanfaatkan waktu tersebut untuk membangun hubungan atau mendeskripsikan suatu produk secara rinci yang tak akan ditoleransi dalam pertemuan penjualan yang reguler28. c. Dukungan Memanfaatkan sosok-sosok olahraga sebagai pendukung produk juga telah terbukti sebagai strategi pemasaran yang efektif. Dukungan adalah pemanfaatan seorang selebritis olehraga oleh sebuah perusahaan atau organisasi untuk menjual atau memperluas citra perusahaan, produk, merek, atau organisasi. Dukungan produk yang memanfaatkan para selebritis olahraga telah ditemukan memengaruhi sikap terhadap suatu iklan (Tripp & Jansen, 1994), meningkatkan kecenderungan konsumen untuk memilih suatu produk atau merek (Kahle & Homer, 1985; Kamins, Brand, Hoeke, & Moe, 27 28 Shrum, L. J., Psikologi Media Entertainment, Hal : 430 Shrum, L. J., Psikologi Media Entertainment, Hal : 431 52 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1989), meningkatkan profitablitas perusahaan (Agrawal & Kamakura, 1995). Dukungan produk dapat eksplisit (Saya mendukung produk ini) atau implisit (Saya menggunakan produk ini). Pemanfaatan dukungan para atlet memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengasosiasikan diri dengan atribut yang ditemukan dalam tipe selebritis lain. Secara lebih spesifik, kemenangan, kesuksesan, kerja sama tim, dan kamunitas adalah asosiasi yang dapat ditawarkan oleh seorang atlet yang tidak dapat ditawarkan oleh bentukbentuk selebriti lain29. d. Penempatan produk Penempatan produk merupakan strategi yang juga populer melalui olahraga. Para pengguna produk yang ditempatkan dalam televisi memberikan dukungan implisit bagi produk. Riset oleh Johar (1995) mempertimbangkan pembangunan keyakinan palsu tentang suatu merek termasuk “sumber-sumber ekstrinsik, seperti penggunaan merek. Ketika konsumen melakukan upaya untuk memroses implikasi penempatan produk, strategi tersebut cenderung lebih dapat diingat daripada dukungan yang dinyatakan secara eksplisit (Slamecka & Graf, 1978). Akibatnya, ketika seorang konsumen melihat seorang atlet atau pelatih menggunakan produk tertentu, dukungan implisit ini dapat menyebabkan pengingatan merek yang lebih kuat. Kebutuhan untuk memperhitungkan strategi penempatan produk guna memperoleh keuntungan dari peristiwa penempatan produk guna memperoleh 29 Shrum, L. J., Psikologi Media Entertainment, Hal :432 53 http://digilib.mercubuana.ac.id/ keuntungan dari peristiwa olahraga semakin penting karena adanya kemajuan teknologis dalam tahun-tahun terakhir ini. Produk-produk seperti TIVO memungkinkan para pemirsa televisi untuk menghilangkan jeda iklan selama kegiatan menonton. Maka, menempatkan iklan dalam produk hiburan itu sendiri semakin penting. Pencarian akan taktik-taktik baru untuk menempatkan iklan di dalam produk olahraga itu sendiri terbukti oleh sebuah pertandingan tinju baru-baru ini yang memperlihatkan alamat situs kasino dilukis di belakang salah satu petinju (Bogers, 2002)30. e. Internet Internet dan pemasaran olahraga terhubung secara cukup alamiah. Demografi bruto di dalam AS cukup serupa bagi kedua metode komunikasi ini, dengan berkecenderungan pada laki-laki muda yang berpendidikan dan cerdas dalam masing-masing kasus. Para penggemar olahraga sering menginginkan informasi terperinci dan terspesialisasi dengan segera, dan internet dapat memenuhi hasrat itu dengan lebih cepat daripada medium massa lainnya. Dari liga-liga fantasi hingga situs web atlet individu, dari informasi liga hingga rincian tentang olahraga-olahraga esoterik (polo kano), internet dapat memberikan aturan, statistika, deskripsi dan kesempatan berpartisipasi yang luas.31 30 31 Shrum, L. J., Psikologi Media Entertainment, Hal : 433 Shrum, L. J. Psikologi Media Entertainment., Hal . 430-433. 54 http://digilib.mercubuana.ac.id/