Strengthening Capabilities.

advertisement
Laporan Tahunan 2009 Annual Report
Strengthening Capabilities.
Rising Above the Challenge.
Dalam rangka mewujudkan komitmen Perusahaan
untuk memelihara lingkungan di bumi Indonesia,
PT Bakrieland Development Tbk telah menggunakan
kertas daur ulang pada buku Laporan Tahunan 2009
ini.
As part of the Company’s commitment to preserving
the environment in Indonesia, PT Bakrieland
Development Tbk has printed the 2009 Annual
Report using recycle paper.
ii
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Daftar Isi
Contents
iv
penjelasan tema
description of the theme
24
area kerja
working area
8
sekilas perusahaan
company in brief
26
jejak langkah perusahaan
company milestone
10
visi dan misi perusahaan
company’s vision and mission
28
peristiwa penting 2009
2009 event highlights
12
nilai-nilai dan budaya perusahaan
corporate values and culture
30
penghargaan & sertifikasi
awards & certifications
13
pencapaian bakrieland
bakrieland facts
32
14
ikhtisar keuangan
financial highlights
laporan presiden komisaris
report of the president
commissioner
38
laporan presiden direktur & ceo
report of the president director &
ceo
16
ikhtisar saham dan obligasi
stocks and bonds highlights
19
aksi korporasi
corporate action
46
pembahasan strategi 2009
2009 strategy overview
22
ikhtisar bisnis
business highlights
50
LAPORAN BISNIS
BUSINESS REPORT
23
struktur perusahaan
corporate structure
52
city property
62
landed residential
68
hotel and resort
76
property-related infrastructure
84
rencana ke depan
future outlook
86
pemasaran
marketing
94
audit internal
internal audit
98
manajemen risiko dan kepatuhan
risk management and compliance
110
sumber daya manusia
human capital
117
teknologi informasi
information technology
120
keselamatan, kesehatan, dan
lingkungan
safety, health, and environment
124
LAPORAN CSR
CSR REPORT
126
tanggung jawab sosial perusahaan
corporate social responsibility
32
38
Laporan Presiden
Komisaris
Report of the President
Commissioner
Laporan Presiden
Direktur & CEO
Report of
the President
Director & CEO
50
Laporan Bisnis
Business Report
iii
Bakrieland
Annual Report
2009
142
LAPORAN GCG
GCG REPORT
198
LAPORAN MD&A
MD&A REPORT
276
senior manajemen
senior management
144
laporan penilaian tata
kelola perusahaan
assessment report on corporate
governance
200
diskusi dan analisis manajemen
management discussion and analysis
277
produk & layanan
products & services
269
DATA PERUSAHAAN
CORPORATE DATA
281
struktur organisasi
organization structure
148
tata kelola perusahaan
corporate governance
270
profil dewan komisaris
board of commissioners’ profile
283
nama dan alamat anak perusahaan
name and addresses of subsidiaries
182
sekretaris perusahaan
corporate secretary
272
profil direksi
board of directors’ profile
285
185
hubungan investor
investor relations
274
profil komite-komite
committees’ profile
alamat kantor pemasaran unit
usaha/kemitraan
business unit marketing
286
189
perlindungan konsumen
consumer protection
275
informasi bagi pemegang saham
information for shareholders
287
191
laporan komite audit
audit committee report
275
194
laporan komite pemantau risiko
risk monitoring committee report
komite pemantau risiko
risk monitoring committee
surat pernyataan dewan komisaris
dan direksi
board of commissioners and
directors’ statement
275
komite kebijakan corporate
governance
corporate governance regulatory
committee
288
indeks untuk Bapepam-LK
index for Bapepam-LK (indonesia
capital market & financial institution
supervisory agency)
297
laporan keuangan
financial report
196
laporan komite nominasi dan
remunerasi
nomination and remuneration
committee report
124
komite nominasi dan remunerasi
nomination and remuneration
committee
Laporan CSR
CSR Report
142
Laporan GCG
GCG Report
Penjelasan Tema
Description of the Theme
Strengthening Capabilities.
Rising Above the Challenge.
Kondisi ekonomi yang tidak menentu dan persaingan
bisnis yang kian ketat di masa depan menuntut para pelaku
usaha untuk selalu siap menyesuaikan diri dan terus
berupaya meningkatkan kemampuan. Kami di Bakrieland
menterjemahkan hal ini dengan melakukan berbagai
langkah strategis yang meliputi restrukturisasi organisasi,
perancangan model bisnis baru, dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia. Dengan dilandasi
kekuatan ini, kami yakin Bakrieland akan mampu meraih
pertumbuhan tanpa batas di tahun-tahun mendatang,
serta pada saat yang sama memberikan sumbangsih
bagi pemberdayaan masyarakat disekitarnya.
Uncertain economic conditions and the increasingly stringent business
competition demands that business participants be always prepared to adapt
and continuously strive to improve their capabilities. We at Bakrieland interpret
this situation by performing strategic steps that include restructuring the
organization, designing new business models, and improving human resource
competence. Based on these strengths, we are confident that Bakrieland will be
able to accomplish unlimited growth in the years to come, while at the same
time contributing to support of local community empowerment.
Business
Model
Organization
Structure
Human
Capital
2
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Model Bisnis
Business Model
Bakrieland memiliki model bisnis unik yang
mengintegrasikan
pengembangan
properti
konvensional dan pengembangan infrastruktur
terkait properti. Model bisnis ini selain
menghasilkan sinergi dan skala ekonomis
yang optimal, juga memberikan marjin laba
yang besar, sumber pendapatan berkelanjutan
(recurring income) yang berpotensi terus
meningkat dan relatif tidak rentan terhadap
gejolak ekonomi.
Dengan demikian, upaya
Bakrieland untuk menciptakan nilai bagi para
pemangku kepentingannya akan lebih terjamin.
Bakrieland adopts a distinctive business
model that integrates conventional property
development with property-related infrastructure
development. In addition to ensuring synergy
and optimal economies of scale, this particular
business model also allows for substantial profit
margins, recurring income with the potential for
continued increase and comparatively resilient
to economic turbulences. Bakrieland’s efforts in
creating value for its stakeholders therefore shall
further be assured.
3
Bakrieland
Annual Report
2009
BAKRIELAND
Integrated Property Company
PropertyRelated
Infrastructure
Property
Synergy
New area
development
Better margin and
growth
Land acquisition
expert
Land acquisition
acceleration
Integrated property
expansion
Traffic
enhancement
Integrated water
solution
A green operation
Optimal
Economies of
Scale
Value Creation to Stakeholders
Development
Focus
Focusing on mid-to-mid-up residential development in prime city locations
Strengthening new project position by leveraging and capitalizing on
existing project branding
Development
Acceleration
Increasing development pace through strategic alliance (joint operation
and joint venture)
Intensifying the use of strata title concept
Effective Use of
Project Financing
Increasing pre-selling of new projects
Lowering up-front working capital by engaging semi turn key project
4
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Struktur Organisasi
Organization Structure
Situasi pasar yang semakin kompetitif dan
keinginan untuk mencapai kinerja yang lebih
baik di masa depan menuntut Bakrieland
untuk melakukan adaptasi dalam berbagai hal,
salah satunya dalam hal struktur organisasi.
Persiapan menuju restrukturisasi organisasi
telah dilakukan pada akhir tahun 2009 dan
direncanakan untuk diterapkan pada awal
tahun 2010.
Struktur organisasi yang baru memiliki
bentuk yang lebih mendatar, dengan masingmasing direktur bertanggungjawab atas satu
bidang fungsi. Dampak dari perubahan ini,
pelaksanaan kegiatan menjadi lebih terfokus
dan pengambilan keputusan dapat dilakukan
lebih cepat. Dengan cara inilah maka Bakrieland
dapat meraih target pertumbuhan yang tinggi
di tahun-tahun mendatang.
The increasingly competitive market situation
and the desire to attain enhanced performance
in the coming years require Bakrieland to adapt
in various aspects, one of which concerns its
organization structure. Preparations toward
organization restructuring commenced in late
2009 and actual implementation is scheduled
for early 2010.
The new organization hierarchy is moving
towards a flat structure where each director
shall be responsible for one functional area. As
a consequence of this structural change, activity
implementation becomes more focused and
decisions made at a faster pace. These benefits
will enable Bakrieland to attain high growth
targets in the years to come.
Corporate
Secretary
Product
Development
Group
Director
Investment
Group
Director
Direksi | Board of Directors
5
Bakrieland
Annual Report
2009
Shareholders’
Meeting
Board of
Commissioners
President
Director
& CEO
Internal
Audit
Finance
Group
Director
Investor
Relations
Group
Director
Legal,
Compliance
& Risk
Mgt, Group
Director
Marketing
Group
Director
Government
Relations
Group
Director
Human
Capital
Group
Director
6
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Sumber Daya Manusia
Human Capital
Sumber daya manusia (SDM) merupakan
kekuatan inti Bakrieland yang harus senantiasa
dikembangkan. Kemampuan kepemimpinan
para individu harus berintegrasi secara sinergi
dan sejalan dengan bisnis, serta sesuai dengan
target perusahaan.
Bakrieland’s core strength lies in its human
resource which
undergoes
consistent
development. The leadership capacity of
individuals must mesh harmoniously and
accordingly with the line of business and
company targets.
Pengelolaan
dan
pengembangan
SDM
secara terpadu dan terarah dilakukan melalui
proses pemetaan dan penggalian kompetensi
sebagai tahapan awal menuju paradigma
human capital. Untuk itulah maka Bakrieland
melakukan revitalisasi, penyesuaian, dan
reorganisasi. Melalui proses ini, Perusahaan
akan menempatkan SDM sebagai mitra strategis
yang mengedepankan intelektualitas, bukan lagi
sebagai ‘biaya’ melainkan sebagai sebuah aset
yang bernilai tinggi, yaitu human capital.
An integrated and focused human resource
management and development is carried out
through a mapping process and competency
enrichment as the initial phase towards a
human capital paradigm. To bring this to
fruition, revitalization, re-tool and reorganization
therefore become imperative. This process will
in turn elevate human resource into a strategic
partner that brings intellectuality to the fore, no
longer treating it merely as an ‘expense’ but as a
high value asset known as human capital.
7
Bakrieland
Annual Report
2009
Corporate Goals
PEOPLE IN LINE TO BUSINESS STRATEGY
Where Are We
Now?
Desirable
Conditions
Current Position
•People as Strategic
of
the Organization
Partner
•Intelectual Capital
•Learn Organization
•Effectiveness &
Value Creation
How Do We Get
There?
•Re-Vitalization
•Re-Tool
•Re-Organization
8
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Sekilas Perusahaan
Company in Brief
Dream
Bogor Nirwana Residence
Krakatoa Nirwana Resort
Design
PT Bakrieland Development Tbk adalah perusahaan
pengembang kawasan terpadu di Indonesia yang
bergerak dalam pembangunan properti dan proyekproyek infrastruktur terkait properti. Pada awalnya,
Perusahaan didirikan dengan nama PT Purilestari
Indah Pratama pada Juni 1990, kemudian berganti
nama menjadi PT Elang Realty pada Desember
1994, sebelum menjadi PT Bakrieland Development
Tbk pada tahun 1997.
PT Bakrieland Development Tbk is an integrated
property developer that engages in property and
property-related project development in Indonesia.
At first, the Company was established under the
name PT Purilestari Indah Pratama in June 1990,
changing to PT Elang Realty in December 1994,
before becoming PT Bakrieland Development Tbk
in 1997.
Sebagai pengembang superblok pertama dan
terbesar di kawasan bisnis utama Jakarta, yaitu
Rasuna Epicentrum Kuningan, Bakrieland telah
berhasil mengembangkan berbagai proyek properti
perkotaan, kawasan perumahan, serta hotel dan resor
kelas dunia di beberapa lokasi strategis dan bergengsi
di Indonesia. Di tahun 2009, dengan keberhasilan
menyelesaikan proyek jalan tol pertamanya yaitu
ruas jalan tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km, yang
menghubungkan Cirebon (Jawa Barat) dengan
Brebes (Jawa Tengah), Bakrieland menjadi satu-
As the first and largest superblock developer in the
Central Business District in Jakarta, namely with
the Rasuna Epicentrum Kuningan, Bakrieland has
successfully developed a range of urban properties,
residential estates, and world-class hotels and resorts
at strategic and prestigious locations in Indonesia. In
2009, with its successful completion of its first toll
road project, called the 35 km Kanci-Pejagan toll road,
which connects Cirebon (West Java) and Brebes
(Cental Java). Bakrieland became the only property
company in Indonesia having a business unit that
9
Bakrieland
Annual Report
2009
Deliver
Rasuna Epicentrum
satunya perusahaan properti di Indonesia yang
memiliki unit usaha dalam bidang pengembangan
jalan tol berskala besar. Seluruh proyek Bakrieland
dikembangkan dengan konsep ramah lingkungan
dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
operates a large scale toll road development. All of
Bakrieland’s project developments emphasize an
eco-friendly concept and particularly considers the
benefits for the local community.
Selama lima tahun terakhir, Bakrieland telah
membukukan kinerja keuangan yang solid, ditandai
dengan rata-rata pertumbuhan penjualan tahunan
yang baik sebesar 43,5%. Dengan kapitalisasi pasar
mencapai Rp 3,84 triliun di Bursa Efek Indonesia per
31 Desember 2009, Bakrieland merupakan salah
satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi
di sektor industri properti.
For the past five years, Bakrieland has continuously
recorded solid financial performances, as indicated
by its good compounded annual growth rate that
reaches 43.5%. With market capitalization of
Rp 3.84 trillion at the Indonesia Stock Exchange as
of 31 December 2009, Bakrieland remains as one of
the companies with the largest market capitalization
in the property sector industry.
Dengan profil keuangan yang sehat, portofolio
bisnis yang beragam, dan cadangan lahan strategis
yang luas, Bakrieland akan terus bertumbuh seiring
dengan pengembangan proyeknya di tahun-tahun
mendatang.
With a sound financial profile, diversified business
portfolio, and large and strategically placed land
bank, Bakrieland will continue to flourish in line with
its project developments in the years to come.
10
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Visi dan Misi Perusahaan
Company’s Vision and Mission
Visi
Vision
Menjadi perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang real estat, properti,
infrastruktur dan bidang usaha terkait properti lainnya.
To be a prominent global company in real estate, property, infrastructure and
property-related business.
Penjelasan Visi Bakrieland
• “terkemuka di dunia” berarti Bakrieland
bercita-cita
untuk
menjadi
suatu
perusahaan yang dikenal dan disegani di
masa depan pada tingkat nasional dan
internasional.
• “bidang real estat, properti, infrastruktur
dan bidang usaha terkait
properti
lainnya” menunjukkan bidang-bidang
usaha
yang
menjadi
konsentrasi
Bakrieland, yang berkaitan dan saling
menunjang satu sama lain untuk menjadi
perusahaan terkemuka di dunia.
Description of Bakrieland’s Vision
• “a prominent global company”
means Bakrieland is inspired to be a
well-known and respected company
in the future at both national and
international levels.
• “real estate, property, infrastructure
and property-related business”
demonstrates Bakrieland’s focus on
businesses which are related and
supportive of one another.
11
Bakrieland
Annual Report
2009
Misi
Mission
Mengembangkan dan mengelola portofolio investasi yang bermutu, didukung oleh tim
yang berfokus pada kinerja dan bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia, teknologi
informasi tercanggih, serta jaringan usaha yang kuat, guna meningkatkan nilai bagi
Pemegang Saham.
Professionally develop and manage a quality business portfolio supported by a team
performance-driven and professional human resources, the most advanced information
technology and a strong business network, thereby increasing the value for Shareholders.
Penjelasan Misi Bakrieland
• “mengembangkan dan mengelola portofolio
investasi yang bermutu” berarti dalam
mengembangkan
produk-produknya,
Bakrieland senantiasa berusaha memberikan
kualitas terbaik dan selesai tepat waktu,
menggunakan konsep rancangan yang inovatif
dan berkelas tinggi, ramah lingkungan,
memperindah tata kota, serta berstandar
internasional,
sehingga
menjadikannya
investasi yang bermutu.
• “didukung oleh tim yang berfokus pada
kinerja” dimana tim yang mendukung
pencapaian Visi Bakrieland terdiri dari para
individu yang memiliki komitmen untuk
meningkatkan prestasi kerjanya.
• “bertumpu pada kekuatan sumber daya
manusia, teknologi informasi tercanggih,
serta jaringan usaha yang kuat” berarti aset
Bakrieland yang menjadi andalannya untuk
maju adalah sumber daya manusia, teknologi
informasi, dan jaringan usaha yang kuat.
Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber
daya manusia, pemutakhiran teknologi, serta
pembinaan dan pengembangan jaringan
usaha selalu menjadi prioritas utama.
• “meningkatkan nilai bagi Pemegang Saham”
berarti seluruh kekuatan yang dimiliki
Bakrieland akan mendorongnya untuk terus
maju dan berkembang, yang pada gilirannya
akan memberikan keuntungan bagi para
Pemegang Saham.
Description of Bakrieland’s Mission
• “professionally develop and manage a quality
business portfolio” means in developing its
products, Bakrieland strives to provide the best
quality and on-time delivery, with innovative
and environmental-friendly design concepts
that beautify the city, and completes this
with international quality standards, making
Bakrieland a worth-buying investment.
• “supported by professional and performancedriven teams” means that our teams support
the accomplishment of Bakrieland’s Vision
with individual commitments to improve
performance.
• “relying on a strong human resource, the most
advanced information technology, and a strong
business network” means that Bakrieland’s
assets to further growth include its strong
human resources, technology, and business
networks. Therefore, improvement of human
resources quality, updates of technology, and
maintenance and development of business
networks are always key priorities.
• “increasing value for Shareholders” means
that all strengths that Bakrieland possesses
drive us to continuously progress and
develop; this in turn will deliver profit for the
Shareholders.
12
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Nilai-nilai dan Budaya Perusahaan
Corporate Values and Culture
Integritas
Integrity
Inovatif
Innovative
Selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,
loyalitas dan obyektivitas
Always upholding the value of honesty, loyalty
and objectivity
Selalu mengeluarkan ide-ide baru demi
memenangkan persaingan usaha
Always proposing new ideas to win over business
competition
Responsif
Responsive
Jaringan dan Kerjasama
Networking and Teamwork
Peka atas kebutuhan pelanggan dan bereaksi
secara cepat dan tepat
Sensitive to the customers’ needs, reacting
rapidly and properly
Jaringan yang luas dan kerjasama yang erat
Extending networks and strengthening collaboration
Disiplin
Discipline
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
Following the values of humanity
Saling Menghormati
Respect Each Other
Teguh dalam bekerja
Tenacious at work
Adaptif
Adaptive
Mampu mengikuti perkembangan dunia usaha
Able to follow developments in the business
world
Budaya Perusahaan
Corporate Culture
Kewirausahaan,
Kekeluargaan, dan
Profesionalisme
Entrepreneurship,
Togetherness, and
Professionalism
Pelayanan
Berkualitas Terbaik
Excellent Service
Quality
Inovasi
Innovation
Bakrie Tower
Pencapaian Bakrieland
Bakrieland Facts
• Pengembang Jakarta CBD terbesar (menguasai
hampir 30% dari total pasokan apartemen di Jakarta
CBD pada tahun 2009).
• Area pengembangan terbesar di Jakarta CBD (total
luas pengembangan 53,5 ha).
• Ketersediaan cadangan lahan terbesar di Jakarta CBD
(memiliki 16,3 ha cadangan lahan).
• Area pengembangan terbesar di kota Bogor (total
luas pengembangan 810 ha).
• Salah satu perusahaan properti tercatat terbesar di
BEI dalam hal kapitalisasi pasar (Rp 3,84 triliun per 31
Desember 2009).
• Nilai perdagangan rata-rata harian tertinggi untuk
saham properti di BEI (Rp 65,9 miliar per hari pada
tahun 2009).
• Salah satu perusahaan properti dengan ekuitas
terbesar yang tercatat di BEI (Rp 4,6 triliun per 31
Desember 2009).
• Perusahaan properti dengan aset kedua terbesar
yang tercatat di BEI (Rp 11,6 triliun per 31 Desember
2009).
• The largest Jakarta CBD Developer (commands
around 30% of total apartment supply in Jakarta CBD
in 2009).
• The largest development area in Jakarta CBD (total
development area 53.5 ha).
• The largest land bank in Jakarta CBD (commanding
16.3 ha of land bank).
• The largest development area in Bogor city (total
development area 810 ha).
• One of the largest listed property companies in IDX
in terms of market capitalization (Rp 3.84 trillion as of
31 December 2009).
• The highest average daily trading value of property
stocks in IDX (Rp 65.9 billion per day in 2009).
• One of the biggest property companies in terms
of equity listed at the IDX (Rp 4.6 trillion as of 31
December 2009).
• The second biggest property company in terms
of assets listed at the IDX (Rp 11.6 trillion as of 31
December 2009).
14
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik dalam laporan
tahunan ini menggunakan notasi Bahasa Inggris
Numerical notations in all tables and graphs
in this Annual Report are in English
(dalam juta Rupiah, kecuali disebutkan lain)
(in million Rupiah, except stated otherwise)
2009
%
2008
2007
2006
2005
Hasil-hasil Operasi
Pendapatan Bersih
Result of Operations
1,059,004
0.49%
1,053,801
782,106
393,232
319,789
Laba Kotor
498,098
-2.38%
510,254
321,142
167,189
135,945
Laba Usaha
166,751
-26.23%
226,031
170,508
72,201
46,634
Jumlah Taksiran Beban Pajak
Laba Bersih
Net Revenue
Gross Profit
Operating Profit
42,192
-48.45%
81,844
110,142
8,978
24,678
Provision For Tax Expenses
132,256
-51.39%
272,100
134,185
67,608
92,555
Net Profit
Laba per Saham
Profit per Share
19,916
0.00%
19,916
19,600
5,600
5,600
Outstanding Shares (millions shares)
Laba Usaha per Saham (Rupiah)
8.37
-26.24%
11.35
11.54
11.73
30.78
Operating Profit per Share (Rupiah)
Laba Bersih per Saham (Rupiah)
6.64
-51.39%
13.66
9.08
10.98
61.09
Net Profit per Share (Rupiah)
Jumlah Saham yang Beredar (jutaan lembar)
Posisi Keuangan
Financial Position
Modal Kerja Bersih
3,910,223
-13.92%
4,542,508
3,833,563
(47,449)
664,520
Net Working Capital
Aset Lancar
6,634,866
-2.75%
6,457,550
3,201,151
977,939
686,007
Current Assets
Aset Tetap
Jumlah Aset
4,615,514
210.04%
1,488,690
701,186
637,822
651,769
11,592,631
39.08%
8,334,991
5,708,016
2,395,677
2,542,970
Property & Equipment
Total Assets
342,251
-11.96%
388,751
146,346
62,042
61,667
Total Investment
2,724,643
42.28%
1,915,042
1,066,359
853,664
788,276
Current Liabilities
Jumlah Kewajiban
5,794,139
84.90%
3,133,653
1,508,297
1,036,383
1,257,845
Total Liabilities
Modal Sendiri
4,642,528
2.99%
4,507,679
4,132,832
1,318,830
1,246,381
Stockholders’ Equity
Jumlah Investasi
Kewajiban Lancar
Rasio Keuangan
Financial Ratios
Tingkat Pengembalian Aset
1.14%
-2.12%
3.26%
2.35%
2.82%
3.64%
Return on Assets
Tingkat Pengembalian Ekuitas
2.85%
-3.19%
6.04%
3.25%
5.13%
7.43%
Return on Equity
Rasio Lancar
243.51%
-93.69%
337.20%
300.19%
114.56%
87.03%
Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas
124.81%
55.29%
69.52%
36.50%
78.58%
100.92%
Debt to Equity Ratio
49.98%
12.38%
37.60%
26.42%
43.26%
49.46%
Debt to Assets Ratio
7x
2x
5x
24 x
10 x
5x
Rasio Tingkat Kewajiban terhadap Aset
Informasi Keuangan lainnya
EBITDA terhadap Beban Bunga
Current Ratio
Other Financial Information
EBITDA to Interest Expense
Tingkat Perputaran Persediaan
0.30 x
-0.30 x
0.60 x
0.88 x
0.96 x
0.79 x
Inventory Turnover
Tingkat Perputaran Aset Tetap
0.40 x
-0.85 x
1.25 x
1.17 x
0.61 x
0.54 x
Property & Equipment Turnover
Tingkat Perputaran Jumlah Aset
Marjin Laba Kotor
0.11 x
-0.04 x
0.15 x
0.19 x
0.16 x
0.17 x
47.03%
-1.44%
48.47%
41.06%
42.52%
42.51%
Total Assets Turnover
Gross Profit Margin
15
Bakrieland
Annual Report
2009
Rangkuman Kinerja Keuangan | Summary of Financial Performance
(dalam miliar Rupiah, kecuali disebutkan lain)
(in billion Rupiah, except stated otherwise)
Posisi Keuangan
2009
Jumlah Aset
11,593
;
Aset Lancar
6,635
;
2.75%
Aset Tetap
4,616
;
210.04%
Jumlah Kewajiban
5,794
;
84.90%
Jumlah Ekuitas
4,643
;
2.99%
342
;
11.96%
Total Investment
3,910
;
13.92%
Net Working Capital
Jumlah Investasi
Modal Kerja Bersih
Financial Position
39.08%
Hasil-hasil Operasi
Pendapatan Bersih
Total Assets
Current Assets
Property & Equipment
Total Liabilities
Total Equity
Result of Operations
1,059
;
0.49%
Net Revenue
Laba Kotor
498
;
2.38%
Gross Profit
Laba Usaha
167
;
26.23%
Operating Profit
Laba Sebelum Pajak
203
;
43.30%
Income Before Tax
Rasio Keuangan
Financial Ratios
Tingkat Pengembalian Aset
1.14%
;
2.12%
Return on Assets
Tingkat Pengembalian Ekuitas
2.85%
;
3.19%
Return on Equity
Rasio Lancar
243.51%
;
93.69%
Current Ratio
Kewajiban terhadap Ekuitas
124.81%
;
55.29%
Debt to Equity
49.98%
;
12.38%
Debt to Assets
7x
;
2x
Tingkat Perputaran Persediaan
0.30 x
;
0.30 x
Inventory Turnover
Tingkat Perputaran Aset Tetap
0.40 x
;
0.85 x
Property & Equipment Turnover
0.11 x
;
0.04 x
Total Assets Turnover
47.03%
;
1.44%
Gross Profit Margin
Kewajiban terhadap Aset
Indikator Keuangan Lain
EBITDA terhadap Beban Bunga
Tingkat Perputaran Jumlah Aset
Marjin Laba Kotor
Other Financial Indicators
EBITDA to Interest Expense
16
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Ikhtisar Saham & Obligasi
Stocks & Bonds Highlights
Komposisi Pemegang Saham | Composition of Shareholders
Susunan Pemegang Saham per 31 Desember 2009
Shareholders’ Structure as of 31 December 2009
Jumlah Saham
Number of Shares
Modal Dasar | Authorized Capital
Jumlah (Rp)
Amount (Rp)
%
10,000,000,000,000
Saham Biasa Seri A | Ordinary Shares (A Series)
1,400,000,000
Saham Biasa Seri B | Ordinary Shares (B Series)
93,000,000,000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh | Issued and Paid Up Capital
CGMI 1 Client Segregated SECS *
4,856,517,212
24.38
PT Bakrie Brothers Tbk **
2,230,104,050
11.19
Masyarakat (kepemilikan dibawah 5%) | Public (ownership below 5%)
12,830,238,211
64.43
Jumlah Lembar Saham | Total Number of Shares
19,916,859,473
100.00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Amount of Issued and Paid Up Capital
2,551,685,947,300
Saham dalam Portepel | Subscription Stock
Saham Biasa Seri A | Ordinary Shares (A-Series)
Saham Biasa Seri B | Ordinary Shares (B-Series)
74,483,140,527
7,448,314,052,700
* hanya memiliki saham seri B | owns only ordinary shares (B Series)
**memiliki saham seri A dan seri B yang jumlah nominalnya tidak dapat dikelompokkan oleh Biro Administrasi Efek
own ordinary shares (A & B Series) of which the nominal values were not able to be classified by the Share Registrar
CGMI 1 CLIENT SEGREGATED SECS
(Kode Kustodian dari Avenue Luxembourg Sarl)
Avenue Luxembourg Sarl adalah perusahaan investasi global yang
merupakan bagian dari Avenue Capital Group yang memiliki kantor
pusat di New York, Amerika Serikat serta beberapa kantor cabang
di Eropa seperti di London, Luxembourg, Munich, dan 9 kantor
cabang di Asia.
CGMI 1 CLIENT SEGREGATED SECS
(Custodian Code from Avenue Luxembourg Sarl)
Avenue Luxembourg Sarl is a global investment company, which
is part of Avenue Capital Group with headquarters in New York,
USA, and has several branch offices in Europe such as London,
Luxembourg, Munich, and 9 branch offices in Asia.
PT BAKRIE & BROTHERS TBK
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dibangun tahun 1942, adalah
perusahaan investasi yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Investasi
BNBR kini termasuk batu bara, agribisnis, telekomunikasi, minyak
& gas, properti, baja, dan infrastruktur.
PT BAKRIE & BROTHERS TBK
Established in 1942, PT Bakrie & Brothers (BNBR) is an investment
company based in Jakarta, Indonesia. BNBR investments now
include coal, agribusiness, telecommunications, oil & gas, property,
steel, and infrastructure.
Kronologi Pencatatan Saham | Stock Listing Chronology
IDX: ELTY • Reuters: ELTY.JK • Bloomberg: ELTY.IJ
Tanggal Pencatatan
Listing Date
Pra Penawaran Umum Saham Perdana | Pre Initial Public Offering
29 October 95
Penawaran Umum Saham Perdana | Initial Public Offering
30 October 95
Penawaran Umum Terbatas I | Rights Issue I (1:3)
6 October 97
Saham Terakumulasi
Accumulated Shares
240,000,000
Nominal Terakumulasi (Rp)
Accumulated Nominal (Rp)
120,000,000,000
350,000,000
175,000,000,000
1,400,000,000
700,000,000,000
Penawaran Umum Terbatas II | Rights Issue II (1:3)
12 December 05
5,600,000,000
1,120,000,000,000
Penawaran Umum Terbatas III | Rights Issue III (2:5)
1 May 07
19,600,000,000
2,520,000,000,000
Pelaksanaan Waran | Warrant Issuance
1 November 07 31 December 09
19,916,859,473
2,551,685,947,300
Saham Ditempatkan & Disetor Penuh | Issued & Paid Up Shares
31 December 09
19,916,859,473
2,551,685,947,300
17
Bakrieland
Annual Report
2009
Kinerja Saham | Stock Performance
(Rp)
Tertinggi | Highest
Terendah | Lowest
Penutupan | Closing
400
300
200
100
0
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Harga Saham | Stock Price (Rp)
2009
Dec
Perdagangan Saham | Stock Trading
Tertinggi
Highest
Terendah
Lowest
Penutupan
Closing
Rp
Volume
January
82
54
60
176,910,408,500
2,680,160,500
February
85
58
78
462,184,347,500
6,142,213,500
March
88
70
85
324,851,329,000
4,084,490,500
April
178
84
164
1,541,489,491,500
11,299,963,000
May
310
163
295
3,888,651,675,500
16,703,387,500
June
335
240
295
2,561,213,907,500
8,549,099,000
July
365
280
355
1,640,849,345,000
5,132,841,500
August
385
335
345
2,033,737,712,500
5,677,950,000
September
390
340
370
1,006,585,602,500
2,734,150,000
October
370
245
275
829,244,232,500
2,643,927,500
November
300
205
205
807,678,682,500
2,948,408,500
December
255
177
193
613,191,349,000
2,886,586,500
Jumlah Saham Diperdagangkan per Triwulan | Number of Stock Traded per Quarter
2009
2008
Harga Saham | Stock Price (Rp)
Tertinggi
Highest
Terendah
Lowest
Penutupan
Closing
Volume
Triwulan I
1st Quarter
88
54
85
12,906,864,500
Triwulan II
2nd Quarter
335
84
295
Triwulan III
3rd Quarter
390
280
Triwulan IV
4th Quarter
370
177
Harga Saham | Stock Price (Rp)
Tertinggi
Highest
Terendah
Lowest
Penutupan
Closing
Volume
Triwulan I
1st Quarter
700
450
520
10,075,006,500
36,552,449,500
Triwulan II
2nd Quarter
530
345
355
8,448,206,500
370
13,544,941,500
Triwulan III
3rd Quarter
395
175
235
4,480,968,000
193
8,478,922,500
Triwulan IV
4th Quarter
225
57
72
9,724,956,500
18
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Kronologi Pencatatan Obligasi | Bonds Listing Chronology
IDX: ELTY • Peringkat / Rating: idBBB+PEFINDO
Tanggal Pencatatan
Listing Date
Jumlah (Rp)
Amount (Rp)
Penawaran Umum Obligasi I Seri A | Bonds I A Series Offering
12 March 2008
220,000,000,000
11.90% p.a. / 3 years
Penawaran Umum Obligasi I Seri B | Bonds I B Series Offering
12 March 2008
280,000,000,000
12.85% p.a. / 5 years
Kronologi Pencatatan Sukuk | Sukuk Listing Chronology
Bunga / Jangka Waktu
Interest / Period
IDX: ELTY • Peringkat / Rating: idBBB+(sy)+PEFINDO
Tanggal Pencatatan
Listing Date
Jumlah (Rp)
Amount (Rp)
Cicilan Imbalan (Rp)
Return Installment (Rp)
Jangka Waktu
Period
Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Seri A
Sukuk Ijarah I A Series Offering
9 July 2009
60,000,000,000
154.8 million per 1 billion / year
2 tahun | years
Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Seri B
Sukuk Ijarah I B Series Offering
9 July 2009
90,000,000,000
160.0 million per 1 billion / year
3 tahun | years
Pembayaran Bunga Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 hingga 31 Desember 2009
Interest Payment for Bakrieland Development’s 2008 Bond I up to 31 December 2009
No.
Keterangan
Remarks
Tanggal Pembayaran
Payment Date
Jumlah (Rp)
Amount (Rp)
1
Pembayaran Bunga ke-1
Interest Payment 1
11 June 2008
15,540,000,000
2
Pembayaran Bunga ke-2
Interest Payment 2
11 September 2008
15,540,000,000
3
Pembayaran Bunga ke-3
Interest Payment 3
11 December 2008
15,540,000,000
4
Pembayaran Bunga ke-4
Interest Payment 4
11 March 2009
15,540,000,000
5
Pembayaran Bunga ke-5
Interest Payment 5
11 June 2009
15,540,000,000
6
Pembayaran Bunga ke-6
Interest Payment 6
11 September 2009
15,540,000,000
7
Pembayaran Bunga ke-7
Interest Payment 7
11 December 2009
15,540,000,000
Pembayaran Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 hingga 31 Desember 2009
Payment of Return Installment for Bakrieland Development’s 2009 Sukuk Ijarah I up to 31 December 2009
Keterangan
Remarks
Cicilan Imbalan ke-1
Return Installment I
Tanggal Pembayaran
Payment Date
7 October 2009
Jumlah (Rp)
Amount (Rp)
5,922,000,000
19
Aksi Korporasi
Bakrieland
Annual Report
2009
Corporate Action
Penerbitan Sukuk
Sukuk Issues
Pada tanggal 9 Juli tahun 2009, Perusahaan
On 9 July 2009, the Company issued its first
menerbitkan obligasi syariah pertamanya, yaitu
syariah-compliant bonds known as the Bakrieland
Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009.
Development Sukuk Ijarah I. The sukuk issue is
Penerbitan sukuk tersebut adalah sebagai upaya
part of Company efforts to offer an investment
Perusahaan untuk menerbitkan instrumen investasi
instrument that complies with syariah law aimed at
yang memenuhi ketentuan syariah, sehingga dapat
increasing cooperation with investors from Middle
meningkatkan kerja sama dengan investor dari
Eastern countries. Funds accumulated from this
negara-negara Timur Tengah. Dana yang dihimpun
sukuk issue amount to Rp 150 billion and are divided
dari penerbitan sukuk tersebut adalah sebesar
into two series where Series A amounts to Rp 60
Rp 150 miliar, yang terbagi menjadi dua seri yaitu
billion and Series B amounts to Rp 90 billion, and the
Seri A sebesar Rp 60 miliar dan Seri B sebesar Rp
respective maturity dates will be in 2011 and 2012.
90 miliar yang akan jatuh tempo masing-masing
Installments in ijarah return for Series A amount to
pada tahun 2011 dan 2012. Cicilan imbalan Sukuk
Rp 154.8 million per Rp 1 billion each year, while
Ijarah Seri A adalah sebesar Rp 154,8 juta per Rp 1
the ijarah return for Series B totals Rp 160 million
miliar per tahun, sedangkan Seri B sebesar Rp 160
per Rp 1 billion each year. Funds obtained from this
juta per Rp 1 miliar per tahun. Dana yang diperoleh
sukuk issue are mainly utilized for the development
dari penerbitan sukuk ini sebagian besar digunakan
of projects undertaken by the Landed Residential
untuk mendukung pengembangan proyek Unit
Business Unit.
Usaha Landed Residential.
Sukuk Ijarah I Bakrieland mendapatkan peringkat
Sukuk Ijarah I was rated idBBB+(sy) by Pefindo.
idBBB+(sy) dari Pefindo. Peringkat ini mencerminkan
This rating reflects the Company’s ability to repay its
kemampuan Perusahaan dalam membayar kembali
financial obligations.
kewajiban finansialnya.
Cicilan imbalan dari Sukuk Ijarah I Bakrieland
Return installment of its Sukuk Ijarah I is paid on a
dibayarkan secara triwulanan. Hingga saat ini
quarterly basis. To date, Bakrieland has made timely
Bakrieland senantiasa melakukan kewajiban cicilan
payment of ijarah return installment.
imbalan secara tepat waktu.
20
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Pembelian Kembali Saham
Share Buyback
Sebagai dampak dari krisis pada tahun 2008 yang
Due to the crisis impact in 2008 which prompted a
mengakibatkan
saham
significant drop in share prices, Bapepam-LK issued
menerbitkan
Regulation No. XI.B.3 dated 9 October 2008 on
secara
penurunan
signifikan,
harga-harga
Bapepam-LK
peraturan No. XI.B.3 tanggal 9 Oktober 2008
Issuer or Public Company Share Buyback in a Critical
tentang Pembelian Kembali Saham Emiten atau
Market Condition which allows the repurchase of
Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang
shares within certain limits without prior approval
Berpotensi Krisis, yang memperbolehkan pembelian
from the General Meeting of Stakeholders (GMS).
kembali saham dengan batasan-batasan tertentu,
This regulation was primarily intended to mitigate
tanpa melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang
the worsening impact of plummeting share prices.
Saham (RUPS). Peraturan ini terutama bertujuan
Based on this regulation, on 14 October 2008 the
mengurangi
harga-harga
Company has requested for stock repurchase within
saham lebih jauh. Berdasarkan peraturan tersebut,
a 3-month period and extensions to 14 January 2009,
pada tanggal 14 Oktober 2008 Perusahaan telah
14 April 2009, 14 July 2009 and 14 October 2009.
mengajukan permohonan pembelian kembali saham
Maximum funds allocated for this share buyback
selama masa 3 bulan dan melakukan permohonan
program totaled Rp 510 billion and the amount of
perpanjangan periode pada tanggal 14 Januari 2009,
repurchased shares were not to exceed 20% of total
14 April 2009, 14 Juli 2009 dan 14 Oktober 2009.
issued and fully paid-in capital.
dampak
penurunan
Jumlah maksimal dana yang dialokasikan dalam
program pembelian kembali saham ini sebesar Rp
510 miliar dan jumlah saham yang dibeli kembali
tidak melebihi 20% dari jumlah modal ditempatkan
dan disetor penuh.
Dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan
Taking into account market conditions and the
perkembangan harga saham Perusahaan, pada
Company
tanggal 23 Desember 2009 Perusahaan telah
December
melakukan
Pada
quantities of its shares. For the buyback carried
pembelian kembali saham tanggal 23 Desember
out on 23 December 2009, some 8,250,000 shares
2009, jumlah saham yang dibeli kembali adalah
were repurchased for an average buying price of
8.250.000 lembar dengan harga rata-rata pembelian
Rp 181.4 per share. For this transaction, the
Rp 181,4 per lembar saham. Untuk transaksi
Company ensured information transparency to the
ini,
Indonesia Stock Exchange on 28 December 2009.
pembelian
Perusahaan
telah
kembali
saham.
melakukan
keterbukaan
share
2009
price
the
developments,
Company
on
23
repurchased
informasi kepada Bursa Efek Indonesia pada tanggal
28 Desember 2009.
Perusahaan juga telah melakukan pembelian kembali
The Company has also performed buy back of shares
saham pada tanggal 29 Desember 2009, sebanyak
on 29 December 2009 amounted to 5,000,000
5.000.000 lembar dengan harga rata-rata pembelian
shares with average purchase price of Rp 199 per
Rp 199 per lembar. Untuk transaksi ini, Perusahaan
share. For this transaction, the Company has given
telah melakukan keterbukaan informasi kepada
full information disclosure to the Indonesia Stock
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Desember
Exchange on 30 December 2009.
2009.
21
Bakrieland
Annual Report
2009
Peningkatan Modal di PT Bali Nirwana Resort
Capital Increase for PT Bali Nirwana Resort
Seiring dengan pulihnya iklim pariwisata di pulau
In line with the revival of the tourism sector in Bali
Bali semenjak tragedi bom Bali I dan bom Bali II,
following a series of bombings as indicated by
yang ditandai dengan jumlah wisatawan asing yang
the influx of more than 2 million foreign visitors
mencapai lebih dari 2 juta orang sepanjang tahun
to the island in 2009, the Company increased its
2009, Perusahaan melakukan investasi yang lebih
investment in Bali with more capital injection for
besar di pulau Bali dengan melakukan peningkatan
PT Bali Nirwana Resort (BNR) through its subsidiary,
modal pada PT Bali Nirwana Resort (BNR) melalui
PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), the Company
anak perusahaan, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS),
increased its capital to roughly Rp 149.7 billion
Perusahaan melakukan peningkatan modal sebesar
which raises the Company’s ownership of BNR to
kurang lebih Rp 149,7 miliar sehingga kepemilikan
52.5% from the previous 27.0%. Greater equity
Perusahaan di BNR meningkat dari 27,0% menjadi
participation in BNR gained shareholder approval
52,5%. Peningkatan penyertaan modal pada BNR ini
through the Extraordinary General Meeting of
telah mendapatkan persetujuan pemegang saham
Shareholders held on 19 December 2008.
melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) yang diselenggarakan pada tanggal 19
Desember 2008.
22
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Ikhtisar Bisnis
Business Highlights
City Property
• Salah satu pengembang properti
berkelas dunia di Jakarta.
• Proyek utama: Rasuna
Epicentrum, suatu kawasan
superblok modern terpadu di
pusat kota.
• Penyumbang utama pendapatan
Bakrieland, sebesar 44,2% dari
total pendapatan Perusahaan di
tahun 2009.
• One of the world-class property
developers in Jakarta.
• Main projects: Rasuna
Epicentrum, an integrated stateof-the-art superblock located in
the heart of the city.
• Bakrieland’s principal revenue
contributor of 44.2% to the
Company’s total earnings in
2009.
Lifestyle, Rasuna Epicentrum
Landed Residential
• Mengembangkan kawasan
pemukiman untuk segmen
menengah dan menengah atas.
• Lokasi: Bogor, Malang, dan
Batam.
• Proyek utama: Bogor Nirwana
Residence.
• 35,4% dari total pendapatan
Bakrieland di tahun 2009.
• Develop eco-friendly integrated
residential areas specifically for
the middle and middle-upper
class segments.
• Location: Bogor, Malang, and
Batam.
• Main project: Bogor Nirwana
Residence.
• 35.4% of Bakrieland’s total
revenue in 2009.
Bogor Nirwana Residence
Hotel and Resort
• Mengembangkan dan mengelola
hotel dan resor berkelas
internasional.
• Lokasi: Bali, Lampung, dan
Balikpapan.
• Memberikan kontribusi sebesar
20,4% dari total pendapatan
Bakrieland di tahun 2009.
• Develop and manage
international caliber hotels
and resorts.
• Location: Bali, Lampung, and
Balikpapan.
• Contributed 20.4% of
Bakrieland’s total earnings in
2009.
Krakatoa Nirwana Resort
Property-Related Infrastructure
Bakrieland memulai pembangunan
jalan tol Kanci-Pejagan, yang
konstruksinya telah diselesaikan
pada 16 Desember 2009. Jalan tol
sepanjang 35 km ini menghubungkan
Cirebon, Jawa Barat dengan Brebes,
Jawa Tengah, dan memiliki masa
konsesi selama 35 tahun.
Bakrieland initiated the construction
of Kanci-Pejagan toll road, which its
construction has been completed on
16 December 2009. The 35 km toll
road connects Cirebon, West Java
and Brebes, Central Java, and has a
35 year concession period.
Beberapa proyek jalan tol lain yang
akan dilaksanakan adalah jalan tol
Pejagan-Pemalang (58 km), BatangSemarang (75 km), Ciawi-Sukabumi
(54 km) and Pasuruan Probolinggo
(45 km).
Several other toll road projects which
will be developed include toll road
Pejagan-Pemalang (58 km), BatangSemarang (75 km), Ciawi-Sukabumi
(54 km) and Pasuruan Probolinggo
(45 km).
Kanci-Pejagan Toll Road
23
Struktur Perusahaan
Bakrieland
Annual Report
2009
Corporate Structure
PT Bakrieland Development Tbk
69.62%
PT Bakrie Pesona Rasuna
98.80%
PT Bumi Daya Makmur
69.99%
PT Rasuna Residence
Development
98.80%
PT Superwish Perkasa *
69.99%
PT Bakrie Pangripta Loka
99.99%
PT Provices Indonesia
99.75%
PT Rasuna Caturtama Corpora **
99.59%
PT Bahana Sukmasejahtera *
99.96%
PT Mutiara Permata Biru
99.77%
PT Dutaperkasa Unggullestari
65.00%
PT Samudra Asia Nasional
99.99%
PT Graha Intan Bali **
99.00%
PT Bakrie Swasakti Utama
PT Graha Andrasentra Propertindo
99.78%
PT Citra Saudara Abadi *
99.99%
PT Sanggraha Pelita Sentosa *
99.52%
PT Bakrie Nirwana Semesta
99.99%
PT Bali Nirwana Resort
52.55%
PT Nirwana Legian Hotel **
99.92%
PT Berkah Puhu Lestari *
99.99%
PT Libratindo Gemilang *
99.99%
PT Krakatau Lampung Tourism
Development
90.00%
PT Bakrie Graha Nirwana *
99.80%
PT Villa Del Sol *
99.99%
PT Bakrie Armo Nirwana *
70.00%
PT Bakrie Infrastructure
99.99%
PT Alberta Utilities
75.04%
PT Bakrie Graha Investama *
99.96%
PT Bakrie Sentra Investama
99.98%
Lini Usaha | Lines of Businesses
Construction/Developer, Real Estate, Apartment, Office, Infrastructure, and Trading
General Trading and Services, Property Management
Construction and Agriculture
Hotel and Tourism
* Dalam pengembangan di tahun 2009 | Under development in 2009
** Belum beroperasi di tahun 2009 | Not in operation in 2009
5.00%
PT Aetra Air Jakarta
PT Bakrie Toll Road
99.99%
PT Transglobal Finance Limited
100%
PT Pan Galactic Investment Limited
100%
PT Satria Cita Perkasa
99.99%
PT Semesta Marga Raya
65.00%
24
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Area Kerja
Working Area
Batam
Lampung
Jakarta
Bogor
Batam Nirwana Residence
(Landed Residential)
Proyek perumahan kelas
menengah di Pulau
Batam dengan luas area
pengembangan 40 ha.
Krakatoa Nirwana Resort
(Hotel & Resort)
Kawasan resor dan rekreasi
terpadu dengan total luas area
350 ha.
Rasuna Epicentrum (City
Property)
53,5 ha kawasan
pengembangan di area CBD
Kuningan, merupakan proyek
superblok pertama, terbesar dan
terlengkap di Jakarta yang terdiri
dari Apartemen, Perkantoran,
Komersial, Hotel dan Pusat
Kebugaran.
Bogor Nirwana Residence
(Landed Residential)
810 ha kawasan pengembangan
untuk proyek perumahan
menengah-menengah atas
di pusat kota Bogor, yang
dilengkapi area komersial dan
wahana edutainmen (The
Jungle Waterpark) secara
terintegrasi.
Sentra Timur Residence (City
Property)
Proyek Rusunami dengan 11
menara di atas lahan seluas 3,2
ha yang berlokasi di kawasan
Pulo Gebang, Jakarta Timur.
Bogor Nirwana Residence
(Landed Residential)
An 810 ha middle to middleupper residential project in
central Bogor, complete with
integrated commercial and
edutainment area (The Jungle
Waterpark).
Batam Nirwana Residence
(Landed Residential)
A middle-class residential
project in Batam Island,
covering 40 ha of development
area.
Krakatoa Nirwana Resort
(Hotel & Resort)
An integrated resort and
recreation destination with a
total area of 350 ha.
Rasuna Epicentrum (City
Property)
A 53.5 ha development in
Kuningan CBD, the first, largest
and most complete superblock
project in Jakarta, consisting
of Apartments, Offices,
Commercial Space, a Hotel and
Fitness Center.
Sentra Timur Residence (City
Property)
Subsidized apartments with 11
towers on a 3.2 ha, located at
Pulo Gebang, East Jakarta.
Pullman Bali Legian Nirwana
Bogor Nirwana Residence
25
Bakrieland
Annual Report
2009
Cirebon
Malang
Bali
Balikpapan
Bakrie Toll Road
Proyek ruas jalan tol KanciPejagan sepanjang 35 km,
yang menghubungkan Cirebon
(Jawa Barat) dan Brebes (Jawa
Tengah).
Ijen Nirwana Residence
(Landed Residential)
Proyek perumahan di kawasan
prestisius di kota Malang
dengan luas pengembangan
22,4 ha.
Pullman Bali Legian Nirwana
(Hotel & Resort)
Strata hotel bintang 5 pertama
di pantai Kuta Bali dengan luas
area 2,4 ha.
Balikpapan Nirwana Suites &
Residences (Hotel & Resort)
Hotel dan serviced residence
pertama di Balikpapan di area
seluas 3,3 ha di pusat kota
Balikpapan.
Bakrie Toll Road
The project of the 35 km
Kanci-Pejagan toll road section
connecting Cirebon (West Java)
and Brebes (Central Java).
Ijen Nirwana Residence
(Landed Residential)
A residential project at a
prestigious area in Malang, with
a development area of 22.4 ha.
Nirwana Bali Resort (Hotel &
Resort)
Kawasan resor terpadu pertama
di Bali seluas lebih dari 100 ha,
yang merupakan kombinasi
hotel bintang 5 dan hunian
eksklusif dilengkapi dengan
lapangan golf 18-hole rancangan
Greg Norman serta fasilitas
rekreasi.
Balikpapan Nirwana Suites &
Residences (Hotel & Resort)
The first hotel and serviced
residence in Balikpapan, built on
3.3 ha in the city of Balikpapan.
Pullman Bali Legian Nirwana
(Hotel & Resort)
The first five-star strata hotel
located at Kuta beach, Bali with
an area of 2.4 ha.
Nirwana Bali Resort (Hotel &
Resort)
Bali’s first fully integrated resort
of over 100 ha, combining
a five-star luxury hotel and
exclusive residences complete
with Greg Norman designed 18hole golf course and recreation
facilities.
Bakrie Tower
Kanci-Pejagan Toll Road
26
Jejak Langkah Perusahaan
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Company Milestone
1984 - 1995
1996 - 2005
June 1984
September 1997
Kelompok Usaha Bakrie (KUB) telah memiliki pengalaman
dalam pembangunan properti sejak tahun 1984 yaitu diawali
dengan pembangunan Wisma Bakrie (yang berlokasi di
Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan Jakarta, sekarang bernama
Wisma Bakrie 1), oleh PT Catur Swasakti Utama (sekarang
bernama PT Bakrie Swasakti Utama yang merupakan anak
perusahaan PT Bakrieland Development Tbk).
Penawaran Umum Terbatas I sejumlah 1.050.000.000
saham biasa, sehingga jumlah saham bertambah menjadi
1.400.000.000 saham.
Pengalaman pembangunan properti oleh KUB terus berlanjut
antara lain pembangunan gedung Graha Kapital yang
berlokasi di Jl. Kemang Raya Jakarta, dan Apartemen Taman
Rasuna di Kuningan, Jakarta.
The Bakrie Group began its expertise in the property
development sector in the year of 1984 with the construction
of the Wisma Bakrie building (located in Jalan H.R. Rasuna
Said, Kuningan, Jakarta, now known as Wisma Bakrie 1), by
PT Catur Swasakti Utama (currently as PT Bakrie Swasakti
Utama, a subsidiary of PT Bakrieland Development Tbk).
The Group’s venture in the property sector continues with,
among others, the construction of the Graha Kapital building
located in Jalan Kemang Raya in South Jakarta and Taman
Rasuna Apartments in Kuningan, Jakarta.
June 1990
Perusahaan didirikan dengan nama PT Purilestari Indah
Pratama pada Juni 1990, nama Perusahaan diganti menjadi
PT Elang Realty pada Desember 1994, dan pada tahun 1997
menjadi PT Bakrieland Development Tbk.
Bakrieland was established as PT Purilestari Indah Pratama in
June 1990, changing its name to PT Elang Realty in December
1994, and then to PT Bakrieland Development Tbk in 1997.
October 1995
Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) sejumlah
110.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham
dan harga penawaran sebesar Rp 625 per saham. Seluruh
saham tersebut tercatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu
Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 30 Oktober 1995.
Initial Public Offering (IPO) with 110,000,000 shares with a
nominal value of Rp 500 per share and an offering value of
Rp 625 per share. The Company’s shares were listed
on Indonesia Stock Exchange (previously Jakarta Stock
Exchange) on 30 October 1995.
First Rights Issue of 1,050,000,000 ordinary shares, bringing
the total 1,400,000,000 shares.
January 1998
PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) mengakuisisi 57,84%
kepemilikan saham PT Elang Sentrainvestama Abadi dan
PT Elang Karuna Abadi dalam Perusahaan.
PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) acquired 57.84% of shares
in PT Elang Sentrainvestama Abadi and PT Elang Karuna
Abadi.
May 2004
Bakrieland mengakuisisi
PT Bakrie Swasakti Utama.
73,48%
kepemilikan
saham
Acquisition of 73.48% of shares in PT Bakrie Swasakti
Utama.
November 2005
Penawaran Umum Terbatas II sejumlah 4.200.000.000
saham biasa Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham,
dengan harga penawaran Rp 150 per saham atau sebesar
Rp 630.000.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
pada 12 Desember 2005.
Second Rights Issue of 4,200,000,000 shares, consisting of
Ordinary Shares (B-Series) with a nominal value of Rp 100
per share, and an offering value of Rp 150 per share or a total
of Rp 630,000,000,000 on Indonesia Stock Exchange, as of 12
December 2005.
Avenue Luxembourg Sarl membeli 12% kepemilikan saham
dalam PT Bakrieland Development Tbk.
Avenue Luxembourg Sarl acquired 12% of the shares in
PT Bakrieland Development Tbk.
27
Bakrieland
Annual Report
2009
2007 - 2008
2009
April 2007
July 2009
Penawaran Umum Terbatas III sejumlah 14.000.000.000
saham biasa Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham,
dengan harga penawaran Rp 200 per saham atau sebesar
Rp 2.800.000.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
• Bakrieland menerbitkan Sukuk Ijarah I Bakrieland
Development
dengan
Sisa
Imbalan
sebesar
Rp 150.000.000.000. Sukuk ini terdiri dari 2 seri, yaitu seri
A dan seri B.
Third Rights Issue of 14,000,000,000 shares, consisting of
Ordinary Shares (B-Series) with a nominal value of Rp 100
per share, and an offering value of Rp 200 per share for a
total of Rp 2,800,000,000,000 on Indonesia Stock Exchange.
• Melalui PT Bakrie Nirwana Semesta, Bakrieland
meningkatkan penyertaan modal pada PT Bali Nirwana
Resort menjadi 52,55%.
March 2008
Perseroan menerbitkan Obligasi I Bakrieland Development
tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap sebesar
Rp 500.000.000.000. Obligasi ini terdiri dari 2 seri, yaitu Seri
A dan Seri B.
The Company issued Bakrieland Development’s Bonds-I Year
2008 with Fixed Interest Rate, worth Rp 500,000,000,000. The
bonds consisted of A-Series and B-Series.
April 2008
Persetujuan RUPSLB tanggal 9 April 2008 untuk restrukturisasi
dan divestasi penyertaan di PT Bakrie Swasakti Utama,
PT Bumi Daya Makmur dan PT Superwish Perkasa kepada
Limitless (anak perusahaan Dubai World) dan pembelian
saham PT Satria Cita Perkasa (pemegang saham PT Semesta
Marga Raya/pemegang konsesi ruas tol Kanci-Pejagan).
EGMS approval on 9 April 2008 for the restructuring and
divestment of its investment in PT Bakrie Swasakti Utama,
PT Bumi Daya Makmur and PT Superwish Perkasa to Limitless
(a subsidiary of Dubai World), and to purchase shares in PT
Satria Cita Perkasa (shareholder of PT Semesta Marga Raya/
holder of Kanci-Pejagan toll road concession).
July 2008
Melalui PT Bakrie Infrastructure, membeli 75,04% saham
dalam PT Alberta Utilities sebagai pemegang 5% saham
PT Aetra Air Jakarta (d/h PT Thames PAM Jaya), perusahaan
penyedia air bersih di wilayah Timur DKI Jakarta.
Through PT Bakrie Infrastructure, the Company purchased
75.04% shares in PT Alberta Utilities, which owns 5% shares
of PT Aetra Air Jakarta (previously PT Thames PAM Jaya), a
clean water provider company in Eastern Jakarta.
• Bakrieland issued Sukuk Ijarah I Bakrieland Development
with Installments totalling Rp 150,000,000,000.The Sukuk
comprised of 2 series, A-Series and B-Series.
• Through PT Bakrie Nirwana Semesta, Bakrieland increased
its capital investment in PT Bali Nirwana Resort to
52.55%.
October 2009
Melalui PT Bakrie Toll Road yang sahamnya 99,99%
dimiliki oleh PT Bakrie Infrastructure (anak perusahaan
Bakrieland), Bakrieland meningkatkan investasinya pada
PT Semesta Marga Raya menjadi 64,98%.
Through PT Bakrie Toll Road, whose shares are 99.99%
owned by PT Bakrie Infrastructure (a subsidiary of
Bakrieland),
Bakrieland
increased
investment
in
PT Semesta Marga Raya to 64.98%.
28
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Peristiwa Penting 2009
2009 Event Highlights
14 jan
21 apr
Pameran Pullman Bali
Legian Nirwana pada acara
Niaga Expo di Jakarta.
Pullman Bali Legian Nirwana
Exhibition at Niaga Expo in
Jakarta.
23 feb
Bakrieland memperoleh
Silver Award for
Environment Category in
Property & Infrastructure
Sector, dalam Indonesian
CSR Awards.
Sayembara Desain Gerbang
Tol dan Rest Area Jalan
Tol Kanci-Pejagan di
Galeri Pemasaran Rasuna
Epicentrum, Jakarta.
Design Competition for
Kanci-Pejagan Toll Gate and
Rest Area at the Rasuna
Epicentrum Marketing Gallery,
Jakarta.
Bakrieland received Silver
Award for Environment
Category in Property &
Infrastructure Sector, in
Indonesian CSR Awards.
11 mar
Seminar Properti Seri-1:
Smart Investment in
Financial Crisis oleh
Panangian Simanungkalit
di Galeri Pemasaran
Rasuna Epicentrum,
Jakarta.
Property Seminar Series
1: Smart Investments in
the Financial Crisis by
Panangian Simanungkalit
at the Rasuna Epicentrum
Marketing Gallery,
Jakarta.
1 may
16 mar
Penandatanganan Perjanjian
Kredit Yasa Griya (KYG)
Proyek Rusunami Sentra
Timur Residence di
Rusunami Sentra Timur
Residence Pulogebang,
Jakarta.
Signing of Yasa Griya (KYG)
Credit Agreement for Sentra
Timur Residence Project
at Rusunami Sentra Timur
Residence Pulogebang,
Jakarta.
Kunjungan Wakil Walikota
Jakarta Timur ke Proyek
Rusunami Sentra Timur
Residence di Rusunami
Sentra Timur Residence
Pulogebang, Jakarta.
Visit by the Vice Mayor of
East Jakarta to Rusunami
Sentra Timur Residence
at Rusunami Sentra Timur
Residence Pulogebang,
Jakarta.
29 apr
Seminar Setengah Hari:
New Wave Marketing oleh
Hermawan Kartajaya di
Galeri Pemasaran Rasuna
Epicentrum, Jakarta.
Half Day Seminar: New
Wave Marketing by
Hermawan Kartajaya at
the Rasuna Epicentrum
Marketing Gallery, Jakarta.
Dalam acara GCG
Award 2009 Bakrieland
memperoleh Best GCG Most
Improved Category.
In the event of GCG Award
2009, Bakrieland obtained
Best GCG Most Improved
Category.
25 may
Rapat Uji Tuntas &
Paparan Publik Sukuk
Ijarah I PT Bakrieland
Development Tbk tahun
2009 di Galeri Pemasaran
Rasuna Epicentrum,
Jakarta.
Due Diligence Meeting
& Public Exposé for PT
Bakrieland Development
Tbk Sukuk Ijarah I - 2009
at the Rasuna Epicentrum
Marketing Gallery,
Jakarta.
29
25 jul
26 may
Bakrieland
Annual Report
2009
13 aug
8 oct
Serah terima Wing 1 & 2
Hotel Pullman Bali Legian
Nirwana, Bali.
Hand Over Wing 1 &
2 Pullman Bali Legian
Nirwana, Bali.
Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan
(RUPST) PT Bakrieland
Development Tbk di
Galeri Pemasaran Rasuna
Epicentrum, Jakarta.
11 aug
The Annual General
Meeting of Shareholders
of PT Bakrieland
Development Tbk at
the Rasuna Epicentrum
Marketing Gallery,
Jakarta.
19 jun
Penandatanganan Nota
Kesepahaman PT Bakrieland
Development Tbk dengan
PT Pembangunan
Perumahan dalam
pembangunan apartemen
The Wave di Galeri
Pemasaran Rasuna
Epicentrum, Jakarta.
Signing of Memorandum
of Understanding between
PT Bakrieland Development
Tbk and PT Pembangunan
Perumahan in developing
The Wave apartment, at
the Rasuna Epicentrum
Marketing Gallery, Jakarta.
Acara Penanaman Sejuta
Pohon di proyek Tol
Kanci-Pejagan, Jawa
Tengah.
17 sep
One Million Trees Planting
at Kanci-Pejagan Toll
Project, Central Java.
Seminar: Optimalisasi
Potensi Diri & Meraih
Kesuksesan Dengan Prinsip
Semesta Alam Mendukung
oleh Prof. Yohanes Surya,
Ph.D di Kampus Bakrie
School of Management,
Jakarta.
Seminar: Optimizing SelfPotential & Accomplishing
Success Using the Support
of the Universe Principle,
by Prof. Yohanes Surya,
Ph.D at Bakrie School of
Management Campus,
Jakarta.
12 aug
Acara Annual Report
Award 2008. Bakrieland
meraih Peringkat 1 kategori
Perusahaan Swasta Non
Keuangan Tercatat.
The 2008 Annual Report
Award. Bakrieland
accomplished Rank 1 for
Listed Private Non-Financial
Company.
Topping Off Rusunami
Sentra Timur Residence
Pulogebang, Jakarta.
Topping Off of Rusunami
Sentra Timur Residence
Pulogebang, Jakarta.
17 nov
Global Entrepreneurship
Week 2009 di Galeri
Pemasaran Rasuna
Epicentrum, Jakarta.
Global Entrepreneurship
Week 2009 at the Rasuna
Epicentrum Marketing
Gallery, Jakarta.
Buka Puasa Bersama dan
Santunan Anak Yatim
bersama Ustad Udje,
diselenggarakan oleh
Keluarga Besar Sentra
Timur Residence di
Rusunami Sentra Timur
Residence Pulogebang,
Jakarta.
Breaking the Fast and
Donations for orphans
with Ustad Udje, held by
Sentra Timur Residence
Family at the Rusunami
Sentra Timur Residence
Pulogebang, Jakarta.
16 dec
Penandatanganan Anggaran
Tahun 2010
PT Bakrieland Development
Tbk di Lido Resort
Sukabumi, Jawa Barat.
Signing of PT Bakrieland
Development Tbk 2010
Budget at the Lido Resort
Sukabumi, West Java.
30
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
GCG & CSR
Corporation
City Property
Penghargaan & Sertifikasi
Awards & Certifications
• Peringkat 1 (satu) Annual Report Award
untuk Kategori Perusahaan Swasta
Terbuka Non-Keuangan, dianugerahkan
oleh Bapepam-LK, BEI, BI, Ditjen Pajak,
Kementerian BUMN, IAI, KNKG, 12 Agustus
2009.
• Rank 1st for 2008 Annual Report Award
for Listed Private Non-Finance Company
Category, awarded by Bapepam-LK, IDX, BI,
Directorate General of Tax, State Ministry
for State Owned Enterprises, IAI, KNKG, 12
August 2009.
• GCG Terbaik untuk Kategori Most Improved
pada GCG Award 2009. Penghargaan
diberikan berdasarkan penilaian Indonesia
Institute for Corporate Directorship (IICD) &
Business Review, 1 Mei 2009.
• Best GCG Most Improved Category in 2009
GCG Award. Rating based on assessment
conducted by the Indonesia Institute for
Corporate Directorship (IICD) & Business
Review, 1 May 2009.
• Peringkat “Terpercaya” dalam
pemeringkatan Indeks Persepsi Tata Kelola
Perusahaan 2008 berdasarkan penilaian
yang dilakukan oleh The Indonesian Institute
For Corporate Governance & Majalah Swa
Sembada, 23 Desember 2009.
• Ranked as ‘Trusted’ Company in 2008
Corporate Governance Perception Index
with rating based on assessment conducted
by The Indonesian Institute For Corporate
Governance & Swa Sembada Magazine, 23
December 2009.
• Silver Award untuk Kategori Lingkungan
pada Sektor Properti & Infrastruktur,
dianugerahkan oleh Departemen Sosial
RI dan Corporate Forum for Community
Development (CFCD) pada Indonesian CSR
Awards 2008, 23 Februari 2009.
• Silver Award for Environment Category in
Property & Infrastructure Sector, awarded
by the Department of Social Affairs of the
Republic of Indonesia & Corporate Forum
for Community Development (CFCD) at the
2008 Indonesian CSR Awards, 23 February
2009.
Developer of The Year (2009), dianugerahkan
oleh Majalah Properti & Bank pada Indonesia
Property & Bank Award 2009, 14 Agustus
2009.
The Developer of The Year (2009), awarded
by Property & Bank Magazine at the 2009
Indonesia Property & Bank Award, 14 August
2009.
• Peringkat 3 (tiga) untuk Kategori Lingkungan
pada Sektor Properti & Infrastruktur (Rasuna
Epicentrum) dianugerahkan oleh Departemen
Sosial RI & Corporate Forum for Community
Development (CFCD) pada Indonesian CSR
Awards 2008, 23 Februari 2009.
• Rank 3rd for Environment Category in
Property & Infrastructure Sector (Rasuna
Epicentrum) awarded by the Department of
Social Affairs of the Republic of Indonesia
& Corporate Forum for Community
Development (CFCD) at the 2008 Indonesian
CSR Awards, 23 February 2009.
• Superblok Pertama dan Terbesar (Rasuna
Epicentrum) dianugerahkan oleh majalah
Property & Bank pada Indonesia Property &
Bank Award 2009, 14 Agustus 2009.
• The First and The Largest Superblock
(Rasuna Epicentrum) awarded by Property
& Bank Magazine at the 2009 Indonesia
Property & Bank Award, 14 August 2009.
31
Bakrieland
Annual Report
2009
• Konsep Area Hijau Terbuka (Klaster
Green Leaf di Ijen Nirwana Residence)
dianugerahkan oleh Majalah Housing Estate
pada Green Property Award 2009, 13 Mei
2009.
• Green Open Area Concept (Green Leaf
Cluster at Ijen Nirwana Residence) awarded
by Housing Estate Magazine at the 2009
Green Property Award, 13 May 2009.
• Green Nature and Green Development (Ijen
Nirwana Residence) dianugerahkan oleh
Majalah Properti & Bank pada Indonesia
Property & Bank Award, 14 Agustus 2009.
• Green Nature and Green Development (Ijen
Nirwana Residence) awarded by Property
& Bank Magazine at the 2009 Indonesia
Property & Bank Award, 14 August 2009.
• Peringkat 1 (satu) untuk Kategori Lingkungan
untuk Sektor Properti & Infrastruktur
(Bali Nirwana Resort) dianugerahkan oleh
Departemen Sosial RI & Corporate Forum
for Community Development (CFCD) pada
Indonesian CSR Awards 2008, 23 Februari
2009.
• Rank 1st for Environment Category in
Property & Infrastructure Sector (Nirwana
Bali Resort) awarded by the Department of
Social Affairs of the Republic of Indonesia
& Corporate Forum for Community
Development (CFCD) at the 2008 Indonesian
CSR Awards, 23 February 2009.
• Pembangunan dengan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Terbaik (Bali Nirwana
Resort) dianugerahkan oleh Cityscape Asia
pada Cityscape Awards Real Estate Asia
2009, 19 Mei 2009.
• Best Corporate Social Responsibility
Development (Nirwana Bali Resort) awarded
by Cityscape Asia at the 2009 Cityscape
Awards Real Estate Asia, 19 May 2009.
• The Choice Golf Course – Overseas 2009
Nirwana Bali Golf Club (NBGC) pada Golfers’
Choice Awards 2009, Majalah Golf Vacations,
Hong Kong, Juli 2009.
• 1st Runner-Up Asia’s Best Golf Resort dari
Asian Golf Monthly Awards 2009, Singapura.
• Indonesia’s Leading Golf Resort dari World
Travel Awards, AS, November 2009.
• ISO 9001:2008 mengenai Sistem Manajemen
Mutu dalam Operation Asset Management,
7 April 2009. Masa berlaku sertifikat ini sampai
dengan tahun 2012.
Landed
Residential
Hotel & Resort
• The Choice Golf Course—Overseas 2009
for Nirwana Bali Golf Club (NBGC) at the
Golfers’ Choice Awards 2009, Golf Vacations
Magazine, Hong Kong, July 2009.
• 1st Runner-Up Asia’s Best Golf Resort from
Asian Golf Monthly Awards 2009, Singapore.
• Indonesia’s Leading Golf Resort from World
Travel Awards, USA, November 2009
• ISO 9001:2008 Quality Management System
in Operation Asset Management, 7 April 2009.
This certification is valid until year of 2012.
Certification
32
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Presiden Komisaris
Report of the President Commissioner
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris
President Commissioner
33
Bakrieland
Annual Report
2009
“Di tahun 2009, kami berhasil merumuskan suatu model
bisnis dan struktur organisasi baru yang diyakini akan
memberikan kesempatan tak terbatas bagi Bakrieland
untuk bertumbuh di masa depan.”
“In 2009, we successfully formulated a new business model and organization structure that we believe will present
Bakrieland with boundless opportunities for future growth.”
Pemegang Saham Yang Terhormat,
Distinguished Shareholders,
Atas nama Dewan Komisaris PT Bakrieland
Develeopment Tbk (Bakrieland), perkenankan saya
selaku Komisaris Utama untuk mengawali laporan
ini dengan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah 2009.
On behalf of the Board of Commissioners of
PT Bakrieland Development Tbk (Bakrieland) and
acting as the President Commissioner allow me to
begin this report by extolling God Almighty for the
blessings that accompanied Bakrieland’s journey in
2009.
Sepanjang tahun 2009, perekonomian di sebagian
besar negara di dunia mengalami pertumbuhan
negatif sebagai dampak krisis finansial yang berawal
di Amerika Serikat pada paruh keempat tahun
2008. Namun berkat kondisi perbankan tanah air
yang sehat dan konsumsi domestik yang kuat,
Indonesia akhirnya berhasil menempatkan diri
Throughout 2009, the economic condition of most
countries worldwide suffered from dismal growth
rates attributed to the financial crisis stemming
from the U.S. financial meltdown in the fourth
quarter of 2008. Buoyed by Indonesia’s robust
banking sector and brisk domestic consumption,
the country ultimately managed to position itself
34
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Presiden Komisaris
Report of the President Commissioner
Kiri ke kanan | Left to Right
Mark Robert Harris
Komisaris
Commissioner
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris
President Commissioner
Lukman Purnomosidi
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Kanaka Puradiredja
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Supartono
Komisaris
Commissioner
Edgardo Bautista
Komisaris
Commissioner
sebagai salah satu dari sedikit negara yang tetap
bertumbuh positif, bersama Cina dan India yang
masing-masing bertumbuh 7,5% dan 5,4%. Relatif
rendahnya ketergantungan terhadap perekonomian
global, serta didukung oleh daya beli masyarakat
domestik, rendahnya tingkat inflasi dan suku bunga
Bank Indonesia, serta penguatan rupiah, menjadikan
Indonesia mampu mencapai laju pertumbuhan
GDP sebesar 4,3%. Bursa saham juga mengalami
lompatan kenaikan hingga 85,9%, dimana pada
penutupan tahun 2009 IHSG telah berada pada
posisi 2.534,36.
as one of the few countries with steady growth
figures, along with China and India, which recorded
a stable growth rate of 7.5% and 5.4%, respectively.
A comparatively lower dependence on the global
economy, bolstered with domestic purchasing
power, low inflation, attractive central bank interest
rates, and the strengthening of the rupiah, helped
Indonesia to achieve a GDP growth rate of 4.3%
in 2009. The stock exchange also experienced an
impressive surge of up to 85.9% where in 2009 the
IHSG closed at the level of 2,534.36.
Namun demikian, situasi perekonomian yang
penuh ketidakpastian dan tingkat suku bunga Bank
Indonesia yang mencapai 9,25% di penutup tahun
2008, sempat menyebabkan industri properti untuk
sementara melemah. Beberapa pengembang bahkan
terpaksa harus menunda dan menjadualkan ulang
proyek pembangunannya, sementara pembeli pun
Nevertheless, an uncertain economic situation
coupled with Bank Indonesia’s interest rate which
reached 9.25% at the end of 2008, did momentarily
caused the weakening of the property industry.
Several developers were even compelled to postpone
and reschedule their construction projects, while
buyers held back from making any further property
35
Bakrieland
Annual Report
2009
menahan diri untuk berinvestasi properti. Keadaan ini
baru berangsur membaik setelah dilakukan kebijakan
penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia secara
bertahap di sepanjang tahun 2009.
investments. The situation increasingly showed
signs of encouraging improvements following the
policy on lowering Bank Indonesia’s interest rate in
stages throughout 2009.
Tahun 2009 juga mencatat perkembangan
positif untuk bidang infrastruktur. Dalam acara
Investor Summit di bulan November, Pemerintah
menegaskan komitmennya untuk menggiatkan
pembangunan infrastruktur dalam rangka menunjang
pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini tentunya
merupakan perkembangan yang sangat positif
bagi bidang usaha pengembangan jalan tol milik
Bakrieland. Menyusul komitmen ini, penyesuaian
dari segi peraturan terutama dalam hal pembebasan
tanah dan kerjasama pemerintah dan badan usaha
dalam penyediaan infrastruktur sangat diharapkan
realisasinya dalam waktu dekat.
Year 2009 also marked the optimistic outlook on
infrastructure development. During the Investor
Summit held in November, the Government
affirmed its commitment to intensify infrastructure
development in order to support national economic
growth. This undoubtedly creates a propitious
climate for Bakrieland’s toll road development
business venture. As follow-up to the government
commitment, various adjustments with regard to
regulations notably on land acquisition as well as
government-business cooperation in providing the
necessary infrastructure are highly expected to
occur in the near future.
Kinerja 2009
Kami menerima baik pencapaian manajemen dan
bangga atas kinerja Bakrieland pada tahun 2009.
Berkat ketangguhan dan kekompakan jajaran
pimpinannya, Bakrieland mampu bertahan dalam
situasi yang penuh tantangan ini. Di tahun 2009,
disamping memberikan arahan strategi yang
tepat untuk kegiatan operasional pada berbagai
bidang usahanya, Direksi berhasil meningkatkan
kemampuan Bakrieland dengan merumuskan suatu
model bisnis dan struktur organisasi baru yang
diyakini akan memberikan kesempatan tak terbatas
bagi Bakrieland untuk bertumbuh di masa depan.
Dalam proses ini juga dilakukan persiapan terhadap
human capital sehingga memiliki kompetensi yang
sesuai.
Performance in 2009
We are duly appreciative of the accomplishments
made by the management and extremely pleased
with Bakrieland’s performance in 2009. Due to the
resilience and solidness of its leadership, Bakrieland
is capable of triumphing over its most trying times.
In 2009, aside from devising appropriate strategic
directions for its businesses’ operational activities,
the Board of Directors also managed to enhance
Bakrieland’s capacity to formulate a new business
model and organizational structure that it believes
will present Bakrieland with boundless opportunities
for future growth. During this process, Bakrieland
also ensured that its human capital is equipped with
the necessary competencies.
Menutup tahun 2009, Bakrieland meraih pendapatan
sebesar Rp 1,06 triliun. Meskipun pertumbuhannya
tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya, kami dapat
menyampaikan bahwa Direksi dan manajemen telah
berhasil menjaga posisi keuangan Bakrieland secara
keseluruhan dalam kondisi sehat.
Bakrieland ended the year 2009 with total earnings
worth Rp 1.06 trillion. Although growth was not
as high as figures recorded in previous years, we
would like to state that the Board of Directors
and management have succeeded in sustaining
Bakrieland’s overall robust financial condition.
Tata Kelola Perusahaan (GCG)
Bakrieland telah melakukan berbagai aktivitas dalam
upaya menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan terus
memperbaiki dan mengembangkan struktur yang
dapat mendukung pelaksanaan GCG.
Good Corporate Governance (GCG)
Bakrieland has put in efforts to implement GCG
principles by continuously improving and developing
structures that can support GCG implementation.
Selama 3 (tiga) tahun terakhir kami menggunakan
jasa pihak independen untuk melakukan penilaian
atas penerapan GCG di Bakrieland dan melakukan
In the past 3 (three) years, we have relied on the
services of an independent party to perform an
assessment of GCG application in Bakrieland
36
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Presiden Komisaris
Report of the President Commissioner
berbagai perbaikan sesuai rekomendasi pihak
independen tersebut. Hasil penilaian RSM-AAJ
Associates atas penerapan GCG di Bakrieland
selama tahun 2009 menunjukkan bahwa secara
umum Bakrieland telah melakukan berbagai aktivitas
dalam upaya menerapkan prinsip-prinsip GCG
dengan terus memperbaiki dan mengembangkan
struktur yang dapat mendukung pelaksanaan GCG.
and made various improvements according to
recommendations from the independent party.
Assessment results of RSM-AAJ Associates on
Bakrieland’s GCG implementation in 2009 revealed
that in general Bakrieland has put in efforts to
implement GCG principles by continuously improving
and developing structures that can support GCG
implementation.
Komite-Komite
Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh komite
pendukung
bersama-sama
berupaya
untuk
memastikan penerapan GCG secara konsisten di
seluruh aspek kegiatan usahanya. Untuk memenuhi
ketentuan Komite Nasional Kebijakan Governance
dalam hal independensi, mulai tahun 2009 posisi
Ketua Komite Nominasi & Remunerasi telah dijabat
oleh Komisaris Independen. Hal lain yang kami
lakukan adalah membentuk satu komite baru, yaitu
Komite Kebijakan Corporate Governance. Dengan
penambahan ini, Bakrieland secara keseluruhan
memiliki 4 (empat) komite yang membantu Dewan
Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Nominasi &
Remunerasi, Komite Pemantau Risiko, dan Komite
Kebijakan Corporate Governance.
Committees
The Board of Commissioners, Board of Directors
and all supporting committees have worked in
concert to ensure the consistent implementation
of GCG in all business aspects. In compliance with
the provision of the Indonesian National Governance
Policy Committee concerning independence,
beginning 2009 the Chair of the Nomination &
Remuneration Committee shall be held by an
Independent Commissioner. We also initiated
the establishment of a new committee known as
the Committee of Corporate Governance Policy.
With this additional committee, Bakrieland has
a total of 4 (four) committees to assist the Board
of Commissioners, including Audit Committee,
Nomination & Remuneration Committee, Risk
Monitoring Committee, and Corporate Governance
Policy Committee.
Penambahan Anggota Dewan
Kami menyambut gembira bergabungnya Bapak
Mark R. Harris ke dalam jajaran anggota Dewan
Komisaris Bakrieland sebagaimana diputuskan
dalam RUPS tanggal 26 Mei 2009. Sejak tanggal ini,
komposisi Dewan Komisaris Bakrieland bertambah
menjadi 6 (enam) orang. Kami yakin bergabungnya
beliau akan memberikan sumbangan sangat berarti
bagi Bakrieland.
Additional Members of the Board
We are pleased to welcome Mr. Mark R. Harris
as part of Bakrieland’s Board of Commissioners
as determined by the GMS held on 26 May 2009.
Since the said date, members of Bakrieland’s Board
of Commissioners have increased to 6 (six) people.
We firmly believe that Mr. Harris’ inclusion into the
board shall bring about meaningful contributions to
Bakrieland.
Prospek 2010
Berbagai perkembangan positif yang terjadi baik dalam
ekonomi global maupun domestik menjelang akhir
tahun 2009 telah memulihkan kembali kepercayaan
para pelaku ekonomi. Dalam kondisi saat ini, dimana
jumlah permintaan domestik atas perumahan masih
melebihi penawaran, harga properti paling rendah
diantara negara lain di kawasan, serta yield yang
tinggi, maka industri properti Indonesia memiliki
Prospects in 2010
Numerous encouraging developments in the global
and domestic economic situation toward the end
of 2009 have contributed to the restored trust of
economic actors. With the lowest property prices
among other countries in the region and high
yields and where domestic demand for housing
exceeds supply, Indonesia’s property industry is
presented with an invaluable opportunity for lasting
37
Bakrieland
Annual Report
2009
peluang emas untuk terus tumbuh. Peluang usaha
lainnya yaitu dalam hal pengembangan jalan tol
dengan adanya komitmen Pemerintah untuk
mendukung pembangunan infrastruktur. Semua ini
menjadikan kami optimis mengenai prospek usaha
Bakrieland di tahun-tahun mendatang.
growth. Another business prospect includes toll
road construction in light of the Government’s
commitment to support infrastructure development.
Under such circumstances, we are highly optimistic
of Bakrieland’s business prospects in the many
years to come.
Apresiasi
Dalam kesempatan ini, saya atas nama Dewan
Komisaris menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Direksi, manajemen dan
seluruh karyawan yang telah bekerja keras untuk
mencapai target-target yang ditetapkan. Ucapan
terima kasih juga saya sampaikan atas dukungan dan
kepercayaan yang diberikan oleh para pemegang
saham, pemangku kepentingan dan mitra usaha
Bakrieland.
Appreciation
On behalf of the Board of Commissioners, let me take
this moment to express the deepest appreciation
to the Board of Directors, management and all
employees for working hard in ensuring that targets
are met. My indebtedness also to Bakrieland’s
shareholders, stakeholders and business partners
for their immeasurable support and trust.
Melalui kerjasama yang solid dan kemampuan yang
semakin kuat, Bakrieland akan terus berkarya untuk
pencapaian tanpa batas.
Through solid cooperation and increasingly enhanced
capabilities, Bakrieland will never cease to work
towards inexhaustible achievements.
Untuk dan atas nama Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk
For and on behalf of the Board of Commissioners
PT Bakrieland Development Tbk
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris
President Commissioner
38
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Presiden Direktur & CEO
Report of the President Director & CEO
Hiramsyah Sambudhy Thaib
Presiden Direktur
President Director
39
Bakrieland
Annual Report
2009
“Kami yakin, ketiga pilar ini (model bisnis, sumber daya
manusia, dan struktur organisasi) bukan saja akan membuat
kemampuan Bakrieland untuk tumbuh di masa depan
menjadi tidak terbatas, tetapi juga menjadikannya lebih
berperan dalam program pengembangan masyarakat.”
“We believe the three pillars (business model, human capital and organization structure) will not only lead to Bakrieland’s
unimpeded capacity to prosper in the future but also to reinforce its role in contributing to community development
program.”
Pemegang Saham Yang Terhormat,
Distinguished Shareholders,
Bagi Bakrieland, tahun 2009 merupakan tahun
For Bakrieland, the year 2009 signifies a determining
penting yang sangat menentukan pertumbuhannya
period that sets the tone for the Company’s future
di masa depan. Setelah berhasil mencapai kinerja
growth. Following an enviable performance in 2008
sangat memuaskan di tahun 2008 yang penuh
amidst economic turmoil, in the subsequent year
gejolak ekonomi, di tahun berikutnya Bakrieland
Bakrieland yet again had to confront new challenges
kembali menghadapi ujian untuk tetap tumbuh dalam
in order to ensure continued growth despite an
kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
economic situation that has not entirely recovered.
Memperkokoh Kemampuan
Strengthening Capabilities
Selama periode tahun 2009, Bakrieland relatif tidak
Throughout 2009 and relative to previous years,
banyak mengembangkan proyek baru, tetapi berusaha
Bakrieland has held back from developing new
sebaik-baiknya menepati komitmen-komitmen yang
projects to instead focus on honoring as fully
sudah ditetapkan sebelumnya. Kami memanfaatkan
as possible all of its pledged commitments. We
tahun ini untuk melakukan konsolidasi intern
have made full use of the year to conduct internal
dalam rangka menciptakan landasan yang kokoh
consolidation aimed at establishing a solid foundation
bagi pertumbuhan Bakrieland yang terus berlanjut
for Bakrieland’s sustained growth in coming years.
di masa depan.
During the entire process, we have achieved a
Dalam proses ini, kami berhasil
40
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Presiden Direktur & CEO
Report of the President Director & CEO
Kiri ke kanan | Left to Right
Sri Hascaryo
Direktur
Director
Hiramsyah Sambudhy Thaib
Presiden Direktur & CEO
President Director & CEO
Marudi Surachman
Direktur
Director
Hamid Mundzir
Direktur
Director
membuat suatu terobosan dengan memformulasikan
commendable breakthrough with the formulation
model bisnis baru bagi Bakrieland, yaitu dengan
of a new business model for Bakrieland which
mendorong tumbuhnya program kemitraan, serta
stimulates the expansion of partnership programs
pada waktu bersamaan memperkuat sumber daya
concomitant with the strengthening of human
manusia (human capital) dan merancang struktur
capital and the shaping of a flexible organizational
organisasi yang fleksibel. Kami yakin, ketiga pilar ini
structure. We believe that all three pillars (business
(model bisnis, sumber daya manusia, dan struktur
model, human capital and organizational structure)
organisasi) bukan saja akan membuat kemampuan
will not only lead to Bakrieland’s unimpeded capacity
Bakrieland untuk tumbuh di masa depan menjadi
to prosper in the future but also to reinforce its role
tidak terbatas, tetapi juga meningkatkan perannya
in contributing to poverty eradication programs in the
dalam program pengentasan kemiskinan masyarakat
community through the development of small- and
melalui
penciptaan
medium-scale enterprises as well as the creation
lapangan kerja yang selama ini telah dirintis melalui
of employment opportunities, which the Company
program “Bakrieland Goes Green.”
has pioneered through its “Bakrieland Goes Green”
pengembangan
UKM
dan
program.
41
Bakrieland
Annual Report
2009
Kinerja 2009
Empat
Performance in 2009
proyek
besar
pembangunannya
di
berhasil
tahun
2009
diselesaikan
dan
Four major projects whose constructions were
siap
successfully completed in 2009 and ready operation
dioperasikan tahun 2010, yaitu Bakrie Tower,
in 2010 are the Bakrie Tower, Lifestyle Center,
Lifestyle Center, Pullman Bali Legian Nirwana dan
Pullman Bali Legian Nirwana and the Kanci-Pejagan
jalan tol Kanci-Pejagan.
toll road.
Dari sisi keuangan, pada tahun 2009 Bakrieland
Financially, Bakrieland concluded 2009 with net
mampu meraih pendapatan sebesar Rp 1,06
revenue of Rp 1.06 trillion, an increase from
triliun, meningkat dibanding Rp 1,05 triliun pada
Rp 1.05 trillion in the previous year, although it is still
tahun sebelumnya, meskipun masih di bawah
below target set by the Company. The achievement
target yang ditetapkan. Keberhasilan Bakrieland
to maintain its revenue above Rp 1 trillion is regarded
mempertahankan pendapatan di atas Rp 1 triliun
as an excellent result, considering that 2009 was a
merupakan sebuah pencapaian yang sangat baik,
relatively tough year for property industry.
mengingat pada tahun 2009 merupakan masa yang
cukup sulit bagi industri properti.
City Property masih merupakan pilar pertumbuhan
City Property continues to serve as Bakrieland’s
utama Bakrieland di tahun 2009, dengan kontribusi
prime growth pillar in 2009 with revenue contribution
pendapatan sebesar Rp 468 miliar yang merupakan
totaling Rp 468 billion, which accounts for 44.2% of
44,2% dari total pendapatan Perusahaan. Pada
total revenue. For this year, City Property managed
tahun ini City Property berhasil menyelesaikan
to complete the construction of Bakrie Tower
pembangunan menara perkantoran Bakrie Tower
and Lifestyle Center. In addition, Bakrieland has
dan area komersial Lifestyle Center. Selain itu,
forged a partnership with Perumnas, the state-
Bakrieland bekerja sama dengan Perumnas juga
owned housing company, in developing the Sentra
membangun rusunami Sentra Timur Residence di
Timur Residence - subsidized low-cost apartment
Jakarta Timur dalam rangka mendukung program
buildings in East Jakarta as a form of support for
Pemerintah mendirikan 1.000 menara di kawasan
the government’s program of building 1,000 towers
Jabodetabek.
within the Jabodetabek area.
Landed
kontribusi
Landed Residential contributed Rp 375 billion, which
pendapatan sebesar Rp 375 miliar yang merupakan
Residential
memberikan
accounts for 35.4% of total revenue in company
35,4% dari total pendapatan Perusahaan, dengan
earnings, mainly sourced from the Bogor Nirwana
sumber utama berasal dari proyek Bogor Nirwana
Residence (BNR) project. As one of Bakrieland’s
Residence (BNR). Sebagai salah satu proyek
projects developed with an eco-friendly approach,
Bakrieland yang dikembangkan dengan pendekatan
BNR has now transformed into a tranquil residential
ramah lingkungan, BNR saat ini telah menjadi
complex where families can also spend time for
kawasan pemukiman yang nyaman sekaligus tujuan
recreational activities. By the end of 2009, BNR’s
wisata keluarga.
total development area neared 1,000 hectares.
Di akhir tahun 2009, total luas
pengembangan BNR telah mendekati 1.000 hektar.
Sementara itu sektor pariwisata di Indonesia,
Within Indonesia’s tourism sector, Bali notably
khususnya Bali, masih mencatat pertumbuhan
demonstrated a 10% growth rate in 2009 despite
10% meskipun daerah tujuan wisata lain di
declining figures in tourist destinations elsewhere
negara
within the Asia Pacific region. Earnings from Hotel
Asia
Pasifik
mengalami
penurunan.
42
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Presiden Direktur & CEO
Report of the President Director & CEO
Pendapatan
di
& Resort projects in Bali rose from Rp 94.5 billion
menjadi
to an admirable Rp 210.5 billion. Overall revenue
Rp 210,5 miliar. Secara keseluruhan, pendapatan
accumulated in 2009 by Hotel & Resort reached
yang berhasil dihimpun dari Hotel & Resort pada tahun
Rp 216 billion. In 2009, development was focused
2009 mencapai Rp 216 miliar. Fokus pengembangan
on the completion of Pullman Bali Legian Nirwana
tahun 2009 adalah penyelesaian Pullman Bali Legian
scheduled for launching in mid-2010.
Bali
Hotel
meningkat
&
Resort
dari
Rp
dari
94,5
proyek
miliar
Nirwana dengan target peluncuran pertengahan
tahun 2010.
Infrastruktur
dengan
mencatat
perkembangan
penting
has
recorded
an
impressive
construction feat with the successful and on
penyelesaian pembangunan ruas tol Kanci-Pejagan
schedule completion of the Kanci-Pejagan toll road
pada bulan Desember 2009. Uji coba ruas tol
section in December 2009. A trial period of the
ini untuk menampung arus mudik lebaran 2009
highway during the 2009 Idul Fitri religious holidays
membuktikan bahwa keberadaannya menurunkan
established that its presence has indeed significantly
kemacetan arus mudik secara signifikan. Sementara
reduced traffic congestion. With regard to water
dalam hal pengembangan infrastruktur air, 65% dari
infrastructure development, 65% of the targeted
target 90% daerah cakupan layanan dalam konsesi
90% service coverage area within the concession
telah terpenuhi.
zone has been fulfilled.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) &
Corporate Social Responsibility (CSR) & the
Lingkungan
Environment
yang
mencapai
Infrastructure
target
Melalui
keberhasilannya
program
“Bakrieland
Goes
dilaksanakan
secara
terintegrasi
berkesinambungan,
Through the “Bakrieland Goes Green” program
dan
which has been implemented in an integrated and
menunjukkan
sustainable manner, Bakrieland has demonstrated its
kepedulian yang sangat tinggi terhadap masyarakat
utmost concern for the well-being of communities
dan lingkungan sekitarnya. Disamping melanjutkan
and the surrounding environment. In addition to
program terdahulu, terdapat tiga program baru yang
the continuance of earlier programs, three new
dilakukan pada tahun 2009, yaitu memulai program
programs were introduced in 2009 including the
Tabung 1 Juta Pohon di koridor jalan tol Kanci-
‘Invest One Million Trees Along the Kanci-Pejagan
Pejagan dan program One Village One Playground
Toll Road Corridor’, ‘One Village One Playground’
di
mempersiapkan
program in Batakan Asih, Bandung, preparations
pembangunan sentra UMKM Kanci-Pejagan, serta
for the development of Kanci-Pejagan small- and
mencanangkan program green office.
Bakrieland
medium-scale business center, and the launching of
juga berpartisipasi aktif memberikan bantuan dalam
the green office program. Bakrieland also channeled
penanganan korban gempa di Tasikmalaya, Jawa
relief aid for earthquake victims in Tasikmalaya,
Barat dan Padang, Sumatera Barat. Di tahun depan,
West Java and Padang, West Sumatera. Next year,
kami berencana membentuk suatu unit tersendiri
we plan to establish a separate unit to ensure the
demi menjamin efektifitas dan kelangsungan peran
effectiveness and continuity of Bakrieland’s active
aktif Bakrieland dalam hal CSR dan lingkungan.
involvement in CSR and environmental programs.
Kontribusi Bakrieland dalam hal CSR dan lingkungan
Bakrieland’s contribution in programs related to
di tahun 2009 mencapai Rp 4.947.537.102.
CSR and the environment in 2009 amounted to
Batakan
Asih,
Bakrieland
Green”
Bandung,
Rp 4,947,537,102.
43
Bakrieland
Annual Report
2009
Pengembangan SDM
Human Resources Development
Melanjutkan program SDM tahun sebelumnya, di
To ensure continuity of its human resource program
tahun 2009 Bakrieland masih memfokuskan diri pada
from the previous year, Bakrieland in 2009 shall
transformasi fungsi SDM dari penunjang (human
remain focused on the transformation of the
resource)
perusahaan
human resource supporting function to become the
(human capital). Suatu tantangan bagi Bakrieland
menjadi
Company’s strategic partner (human capital). It is
untuk memperkokoh SDM-nya sehingga mampu
indeed a challenge for Bakrieland to strengthen its
tumbuh
organisasi
human resources by growing together and solidifying
selaras dengan model bisnis dan struktur organisasi
the organization consistent with Bakrieland’s new
baru Bakrieland. Sejalan dengan hal ini, selain terus
business model and organizational structure. In
mengembangkan
pelatihan,
line with this, it is necessary to continually develop
dilakukan pula restrukturisasi organisasi, pemetaan
training programs, restructure the organization, map
kompetensi, dan perbaikan dalam hal memonitor
out competencies and improve the monitoring of
Key Performance Index (KPI). Untuk tahun 2009,
Key Performance Index (KPI). For 2009, Bakrieland
Bakrieland mengeluarkan dana Rp 464.467.449
has set aside Rp 464,467,449 for human resources
untuk pelatihan SDM.
training.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Kami percaya bahwa Tata Kelola Perusahaan
We are convinced that Good Corporate Governance
yang baik merupakan salah satu prasyarat bagi
is one of the preconditions for a publicly-listed
perusahaan publik yang ingin terus berkembang.
company that aspires to attain continual growth. With
Atas dasar ini, Bakrieland senantiasa berusaha
this in mind, Bakrieland constantly seeks to sustain
memelihara dan meningkatkan kualitas pelaksanaan
and increase the quality of Corporate Governance
Tata
organisasi
within the organization. This year we succeeded
Perseroan. Tahun ini kami telah berhasil melakukan
in initiating various improvements, including the
berbagai peningkatan, antara lain menerapkan
application of the Whistleblower system, Database
ketentuan Sistem Pelaporan Pelanggaran, Database
Monitoring System, Enterprise Risk Management
Monitoring System, Enterprise Risk Management,
as well as the formulation of the Board Manual and
serta menyusun Pedoman Dewan dan Kebijakan
Conflict of Interest Policy.
bersama
Kelola
mitra
dan
strategis
memperkuat
program-program
Perusahaan
di
dalam
Benturan Kepentingan.
Aksi Korporasi
Corporate Action
Pada bulan Juli 2009 Bakrieland menerbitkan Sukuk
In July 2009, Bakrieland issued its Sukuk Ijarah I
Ijarah I Bakrieland Development 2009 (Seri A dan
Bakrieland Development 2009 (A and B Series) for
Seri B) dengan total nilai sebesar Rp 150 miliar.
a total value of Rp 150 billion. The sukuk issuance
Penerbitan Sukuk ini dimaksudkan untuk menjadikan
is intended to transform Bakrieland into a company
Bakrieland sebagai perusahaan yang mematuhi
that complies with the sya’riah law through its
ketentuan Syariah dan memiliki instrumen Syariah,
syariah-based instruments, in the hope of fostering
sehingga meningkatkan kerjasama dengan investor
cooperation with investors from Middle Eastern
dari negara-negara Timur Tengah. Dana yang
countries. Funds obtained from the Sukuk issuance
diperoleh dari penerbitan Sukuk ini sebagian besar
are largely earmarked for the development of projects
digunakan untuk mendukung pengembangan proyek
under the Landed Residential Business Unit.
Unit Usaha Landed Residential.
44
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Presiden Direktur & CEO
Report of the President Director & CEO
Penghargaan
Awards
Salah satu bukti keberhasilan Bakrieland ditunjukkan
One of Bakrieland’s proof of success is reflected
oleh berbagai penghargaan yang diterimanya, baik
by various awards that it has received both in the
dalam bidang tata kelola perusahaan, tanggung jawab
area of corporate governance, corporate social
sosial perusahaan maupun operasional.
responsibility, and operational.
Selama
Throughout 2009,
tahun 2009, Bakrieland antara lain meraih Peringkat
Bakrieland among others achieved Rank # 1 at
1 Annual Report Award untuk Kategori Perusahaan
the 2008 Annual Report Award for Listed Private
Swasta Terbuka Non-Keuangan, GCG Terbaik untuk
Non-Finance Company Category, Best GCG Most
Kategori Most Improved pada GCG Award 2009,
Improved Category in 2009 GCG Award, Ranked as
Peringkat “Terpercaya” dalam pemeringkatan Indeks
‘Trusted’ Company in 2008 Corporate Governance
Persepsi Tata Kelola Perusahaan 2008, Silver Award
Perception Index, Silver Award for Environment
untuk Kategori Lingkungan pada Sektor Properti &
Category in Property & Infrastructure Sector, and
Infrastruktur, dan Developer of the Year.
Developer of the Year.
Strategi dan Prospek
Strategy and Prospects
Sebagai perusahaan properti yang terintegrasi,
As an integrated property developer, Bakrieland
Bakrieland harus mampu menciptakan sinergi yang
must be adept in creating sustainable synergy
berkesinambungan antara pembangunan properti
between property development and property-
dengan infrastruktur terkait properti. Sinergi antara
related infrastructure. Synergy between these two
kedua bisnis ini akan memperkuat struktur keuangan
businesses will strengthen Bakrieland’s financial
Bakrieland di masa depan karena bisnis infrastruktur
structure in the future due to the fact that property
terkait
pendapatan
related infrastructure business venture generates
berkelanjutan yang dapat mengurangi dampak
recurring income that would mitigate the impact of
fluktuasi ekonomi terhadap pendapatan Perseroan.
economic fluctuations on the Company earnings. In
Untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan
addition, to expedite the achievement of Bakrieland’s
Bakrieland, kami akan meningkatkan peran SDM dan
growth target, we will enhance the role of human
menerapkan struktur organisasi yang baru secara
resources and implement our new organization
efektif, sambil terus menyempurnakan praktik tata
structure effectively, whilst continuing to sharpen
kelola perusahaan kami.
our corporate governance practices.
Bisnis
properti
properti
menghasilkan
berkembang,
Property business is expected to develop further,
didukung oleh tingkat bunga yang pantas dan kondisi
diharapkan
supported by acceptable interest rates and the
ekonomi secara keseluruhan semakin membaik.
gradual upturn on the overall economic condition.
Rencana
merealisasikan
The Government plan to materialize the property
pemberian ijin pemilikan properti bagi warga
entitlement licence for foreigner is also another
negara asing juga merupakan faktor lain yang dapat
factor that may boost the national property industry
mendorong pertumbuhan industri properti nasional.
growth. On the other hand, toll business has a good
Di lain pihak, bisnis jalan tol memiliki peluang baik
prospect as the Government has committed to
karena
support the national infrastructure development.
Pemerintah
Pemerintah
terus
untuk
telah
berkomitmen
untuk
mendukung pengembangan infrastruktur nasional.
Selain faktor-faktor eksternal tersebut, Bakrieland
Other than these external factors, Bakrieland also
juga
karena
possesses a competitive advantage since it owns
memiliki lokasi proyek yang strategis, target pasar
several projects at strategic location, the right
yang tepat, dan rekam jejak yang panjang dan baik
market target, and a long and proven track record
sebagai pengembang properti di tanah air. Dengan
as a property developer in the country. With this
memiliki
keuntungan
kompetitif
45
Bakrieland
Annual Report
2009
latar belakang ini, kami optimis untuk mencapai
background, we are optimistic to accomplish a
kinerja yang lebih baik di tahun mendatang, dengan
better performance next year by continuing various
melanjutkan
pengembangan
property development projects in our three business
properti di ketiga unit bisnis kami dan memulai
units and commencing the Pejagan-Pemalang and
pembangunan ruas jalan tol Pejagan-Pemalang dan
Ciawi-Sukabumi toll road development.
berbagai
proyek
Ciawi-Sukabumi.
Apresiasi
Appreciation
Atas nama Direksi, saya menyampaikan penghargaan
On behalf of the Board of Directors, allow me to
yang setinggi-tingginya atas dedikasi para karyawan
extend the utmost appreciation for the commendable
serta kepercayaan yang telah diberikan oleh seluruh
dedication demonstrated by employees and the
pemangku kepentingan. Di tahun 2009, kami telah
strong trust shown by all stakeholders. In 2009, we
berhasil meraih begitu banyak penghargaan dari
have succeeded in garnering a host of appreciation
pihak independen terkemuka, baik dalam bidang
awards from independent parties in recognition of
operasional, GCG maupun CSR.
Kerja keras dan
the Company’s outstanding operations, GCG and
dukungan yang terus menerus telah menjadikan
CSR. Hard work and endless support have afforded
Bakrieland mampu meraih capaian-capaian yang
Bakrieland the capacity to attain these notable
sangat berarti ini, untuk berkembang tanpa batas di
achievements and to experience boundless growth
masa-masa mendatang.
in the coming years.
Untuk dan atas nama Direksi
For and on behalf of the Board of Directors
PT Bakrieland Development Tbk
PT Bakrieland Development Tbk
Hiramsyah Sambudhy Thaib
Presiden Direktur & CEO
President Director & CEO
46
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Pembahasan Strategi 2009
2009 Strategy Overview
Sebagai antisipasi atas ketidakpastian ekonomi
di awal tahun 2009, Bakrieland memfokuskan
diri pada empat proyek pengembangan utama,
memperkuat struktur keuangan, menerapkan
strategi pemasaran terintegrasi, meningkatkan
peran SDM, serta terus menyempurnakan tata
kelola di dalam organisasinya.
In anticipation to the economic uncertainty in the early 2009, Bakrieland
focused on four main project developments, strengthened its financial structure,
implemented an integrated marketing strategy, improved the HR role, and
continued to improve its corporate governance within the organization.
Memasuki tahun 2009, dunia usaha masih diliputi
ketidakpastian mengenai sejauh mana krisis keuangan
global akan berdampak terhadap perekonomian
Indonesia dan sektor usaha masing-masing. Pada
sektor properti khususnya, telah terjadi penundaan
proyek akibat tingginya tingkat suku bunga dan
ketatnya likuiditas. Selain masalah perekonomian,
perkembangan suasana politik dalam negeri semakin
hangat sehubungan dengan pemilihan Presiden
dan anggota DPR. Mengantisipasi tantangan ini,
Direksi mengambil kebijakan untuk mengurangi
kegiatan ekspansi, meningkatkan efisiensi, dan
pada saat yang bersamaan melakukan konsolidasi
internal dan merumuskan model bisnis baru yang
akan mendukung pertumbuhan Bakrieland di masa
mendatang.
Approaching 2009, business was still uncertain with
regard to the extent of the global financial crisis
affecting Indonesia’s economy and the respective
business sectors. In the property sector in particular,
project delays occurred due to high interest rates and
tight liquidity. Besides economic issues, domestic
political developments escalated in relation to
Presidential and House of Representative elections.
Anticipating the challenges, the Board of Directors
adopted policies to reduce expansion activities,
improve efficiency, and at the same time, perform
internal consolidation, and formulate new business
models that will support the growth of Bakrieland
in the future.
47
Bakrieland
Annual Report
2009
Strategi Pembangunan
Bakrieland memfokuskan pengembangan pada
tempat hunian untuk segmen menengah dan
menengah atas yang memiliki lokasi strategis.
Posisi proyek baru diperkuat dengan menggunakan
branding yang sudah ada serta keunggulan kompetitif
Perusahaan. Percepatan pengembangan dilakukan
melalui aliansi strategis dan peningkatan penjualan
unit dengan konsep strata.
Development Strategy
Bakrielandfocused its development on strategically
located residential targeted at middle to middleupper segment.
New project position was
strengthened using the existing branding and
Company’s competitive advantage. Acceleration of
development is carried out through strategic alliance
and improvement on sales of unit using strata
concept.
Pembangunan di tahun 2009 difokuskan pada
penyelesaian 4 (empat) proyek wyang menjadi
prioritas, yaitu Bakrie Tower dan Lifestyle Center di
Rasuna Epicentrum, Pullman Bali Legian Nirwana,
serta ruas jalan tol Kanci-Pejagan.
Development in 2009 focused on the priority of
completion of 4 (four) projects, namely Bakrie Tower
and Lifestyle Center in RasunaEpicentrum, Bali
Hotels LegianNirwana, as well as Pejagan-Kanci toll
roads.
Strategi Keuangan
Menghadapi kondisi likuiditas yang ketat dan tingkat
bunga tinggi, kami perlu mengambil langkahlangkah untuk memperkuat struktur keuangan
Bakrieland, antara lain dengan meningkatkan preselling proyek baru, menjalankan proyek semi turnkey, mengundang investor strategis, melakukan
refinancing, dan memaksimalkan penagihan. Selain
itu, kami mentargetkan penyelesaian pembangunan
jalan tol Kanci-Pejagan di tahun 2009 sebagai salah
satu bagian dari strategi keuangan untuk memperoleh
sinergi antara bisnis properti dengan tol dan
menghasilkan sumber pendapatan berkelanjutan.
Financial Strategy
Confronted with a tight liquidity condition and high
interest rates, we need to take steps to strengthen
Bakrieland’s financial structure, such as by preselling new projects, implementing semi turn-key
projects, involving strategic investors, refinancing,
as well asmaximizing billing. In addition, we
targeted the completion of PejaganKanci toll-roads
construction in 2009 as one part of the financial
strategy to gain synergies between property and
toll-road businesses, and to generate sustainable
income sources.
Strategi Pemasaran
Berangkat
dari
pengalaman
tahun-tahun
sebelumnya, Bakrieland setiap tahun meningkatkan
strategi pemasarannya. Di tahun 2009, Bakrieland
mengedepankan
strategi
pemasaran
yang
terintegrasi, yaitu strategi yang menggabungkan
unsur branding, promosi (iklan dan kegiatan),
hubungan masyarakat, marketing intelligence dan
hubungan pelanggan dalam satu benang merah
yang saling mendukung dan bersinergi.
Marketing Strategy
Learning from previous years’ experience, every
year Bakrieland expands its marketing strategy. In
2009, Bakrieland promoted an integrated marketing
strategy, a strategy that combines elements of
branding, promotion (advertising and events), public
relations, marketing intelligence, and customer
relations within a common thread of mutual support
and synergy.
48
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Pembahasan Strategi 2009
2009 Strategy Overview
Pencitraan perusahaan yang mencakup strategi
positioning, brand hierarchy and identity, serta
strategi komunikasi perusahaan, merupakan
payung dari tujuan pemasaran dan menjadi
landasan dari seluruh aktifitas pemasaran. Dengan
payung tersebut, penerapan promosi, hubungan
masyarakat dan klien serta marketing intelligence di
setiap unit usaha disesuaikan dengan target pasar
dan karakteristik dari produk-produk di unit usaha
itu sendiri. Penerapan strategi pemasaran yang
terintegrasi ini menghasilkan program-program
pemasaran yang berkelanjutan, nama perusahaan
yang lebih dikenal dan terpercaya, serta pengolahan
hubungan pelanggan yang lebih baik dan handal.
The Company’s image, including strategic
positioning, brand hierarchy and identity, as well as
corporate communications strategy, is the umbrella
of marketing efforts and remains the foundation
of all marketing activities. With this umbrella, the
implementation of promotions, public and client
relations, and marketing intelligence in every
business unit is tailored both to target markets and
to the characteristics of respective business unit
products. Application of this integrated marketing
strategy is aimed at producing sustainable marketing
programs, increasing awareness and status of the
Company’s name and building stronger and more
reliable customer relations.
Strategi Pengembangan SDM
Pertumbuhan Bakrieland di masa depan memerlukan
dukungan dan kesiapan seluruh SDMnya. Sebagai
mitra perusahaan, Divisi SDM lebih dilibatkan dalam
proses perencanaan strategis guna menghasilkan
SDM yang berkompeten, serta menyelaraskan
seluruh program pelatihan dan pengembangan SDM
dengan target jangka panjang Perusahaan.
Human Resources Development Strategy
Bakrieland’s growth in the future requires support and
readiness of all its human resources. As a business
partner, the Human Resource Division is very
involved in the strategic planning process to produce
competent human resources, and align all training
programs and human resources development with
the Company’s long-term targets.
Strategi Komunikasi
Sebagai perusahaan publik, Bakrieland senantiasa
melakukan komunikasi dengan para pemangku
kepentingan terkait seluruh informasi material
mengenai Perusahaan. Bakrieland secara aktif
melakukan korespondensi dengan regulator pasar
modal (Bapepam-LK dan BEI) maupun lembaga
penunjang pasar modal lainnya. Pertemuan dengan
para investor maupun analis juga dilakukan secara
rutin dan intensif untuk memberikan informasi
terbaru mengenai kinerja Perusahaan. Di samping
itu, Bakrieland menjalin hubungan yang erat dengan
media sebagai salah satu sarana penting dalam
pemberitaan terkait aktivitas Perusahaan.
Communications Strategy
As a public company, Bakrieland constantly
communicates with stakeholders regarding all
material information about the Company. Bakrieland
actively corresponds with the capital market regulator
(Bapepam-LK and IDX) and other supporting capital
market institutions. Meetings with investors and
analysts are also conducted regularly and intensively
to provide the latest information regarding the
Company’s performance. In addition, Bakrieland
maintains close relations with the media as one of
the important mediums for news coverage related
to Company activities.
49
Bakrieland
Annual Report
2009
Penerapan GCG dan Manajemen Risiko
Kami menyadari bahwa perusahaan yang ingin
tumbuh secara berkesinambungan harus memiliki
tata kelola perusahaan yang baik. Dari tahun
ke tahun, berbagai upaya dilaksanakan untuk
meningkatkan tata kelola perusahaan di Bakrieland
dengan cara melakukan sosialisasi kepada seluruh
karyawan dan melengkapi perangkat yang ada,
termasuk diantaranya dengan membentuk Komite
Kebijakan Governance. Untuk mengatasi potensi
risiko yang meningkat seiring dengan meluasnya
bisnis Perusahaan, pengelolaan risiko di Bakrieland
diperkuat melalui penerapan Enterprise Risk
Management (ERM).
Implementation of GCG and Risk
Management
We realize that companies intending to grow
sustainably must have good corporate governance.
Over the years, various efforts have been undertaken
to improve corporate governance in Bakrieland
through information dissemination to all employees
and improvement of existing apparatus, including
the establishment of the Policy Governance
Committee. To overcome increasing potential
risks that arise in conjunction with the Company’s
business expansion, risk management in Bakrieland
has been strengthened through the implementation
of Enterprise Risk Management (ERM).
Program Pembangunan Perumahan
Masyarakat
Bakrieland berkomitmen untuk melanjutkan kerja
sama dengan Perumnas dalam hal penyediaan
perumahan masyarakat melalui proyek pembangunan
Kota Baru Sentra Timur Residence. Untuk mencapai
keberhasilan, Bakrieland harus mampu mengatasi
beberapa tantangan utama, seperti biaya investasi
dan suku bunga yang tinggi, kompetisi yang ketat,
risiko pasar dan bisnis, dan perijinan.
Community Housing Development
Program
Bakrieland is committed to continue working with
the state-owned housing development company
(Perumnas) in providing public housing through
Kota Baru Sentra Timur Residence development
project. To achieve success, Bakrieland must be
able to overcome some major challenges, such
as investment costs, high interest rates, intense
competition, market and business risks, and
permits.
Mengingat proyek ini diperuntukkan bagi masyarakat
berpendapatan menengah ke bawah, maka strategi
pengembangan maupun keuangan diarahkan
untuk mencapai tujuan harga yang terjangkau.
Langkah untuk menekan harga dilakukan dengan
menerapkan metode pre-cast, meninjau kembali
kontrak untuk menghindari peningkatan harga,
mengajukan permintaan bantuan dana (grant) kepada
Departemen PU, serta melakukan koordinasi intensif
dengan konsultan, kontraktor dan pihak terkait
lainnya. Bakrieland juga membantu konsumen untuk
mendapatkan bank penyedia KPR.
Considering that this project is intended for
medium to low income segments, the financial and
development strategies were aimed at achieving
affordable prices. Measures to contain costs were
undertaken by applying the pre-cast method,
reviewing contracts to avoid price increases, applying
for funding assistance (grants) to the Department
of Public Works, and coordinating intensively with
consultants, contractors and other related parties.
Bakrieland also assists consumers in choosing
banks that provide a House Ownership Credit (KPR)
facility.
Bakrie Tower
50
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
LAPORAN BISNIS
Business Report
51
Bakrieland
Annual Report
2009
52
62
68
76
84
86
94
98
110
117
120
City Property
Landed Residential
Hotel and Resort
Property-Related Infrastructure
Rencana Ke Depan | Future Outlook
Pemasaran | Marketing
Audit Internal | Internal Audit
Manajemen Risiko dan Kepatuhan | Risk Management and Compliance
Sumber Daya Manusia | Human Capital
Teknologi Informasi | Information Technology
Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan | Safety, Health, and Environment
Marketing Office, Rasuna Epicentrum
52
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
City Property
Dua proyek besar berhasil diselesaikan City
Property selama tahun 2009, yaitu Bakrie Tower
dan Lifestyle Center yang terletak di kawasan
Rasuna Epicentrum.
Two big development projects were successfully completed by City Property in
2009, namely Bakrie Tower and Lifestyle Center, both are located in the Rasuna
Epicentrum area.
53
Bakrieland
Annual Report
2009
Tinjauan Umum
City Property bergerak dalam pengembangan
properti hunian vertikal yang diintegrasikan secara
terpadu dengan properti komersial (perkantoran,
hotel, dan pusat perbelanjaan), yang didalamnya
tersedia fasilitas penunjang seperti pusat kebugaran,
sarana ibadah dan pendidikan.
General Overview
City Property is engaged in vertical residential
property development which integrated with
commercial property (office space, hotels, and
shopping malls) furnished with supporting facilities
for health, religious activities and education.
City Property terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu City
Property I dan City Property II. Proyek pengembangan
City Property I dilaksanakan melalui PT Bakrie
Swasakti Utama. Proyek pengembangan City
Property II dilaksanakan melalui PT Bakrie Pangripta
Loka dan PT Provices Indonesia, suatu perusahaan
manajemen properti.
City Property consists of 2 (two) divisions namely
City Property I and City Property II. City Property
I development projects are carried out through
PT Bakrie Swasakti Utama. The implementation of
City Property II projects is under the responsibility of
PT Bakrie Pangripta Loka and PT Provices Indonesia,
both property management companies.
Berbagai proyek berkualitas tinggi yang diselesaikan
oleh City Property selama bertahun-tahun semakin
memperkuat reputasinya sebagai salah satu
pengembang properti terbesar di Jakarta. Hal ini
dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang
diperoleh City Property.
City Property’s success in completing a broad range
of first-rate projects through years of experience
further cements its reputation as one of the largest
property developers in Jakarta. This is substantiated
by numerous awards of appreciation conferred on
City Property.
Gold’s Gym Elite Rasuna
54
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Rasuna Epicentrum
Pada tanggal 7 April 2009, City Property berhasil
meraih
Sertifikasi
ISO
9001-2008
Quality
Management. Penerapan ISO 9001-2008 dilakukan
secara bertahap pada aset-aset yang dimiliki. Tahap
pertama telah dilakukan di Wisma Bakrie 1 dan 2,
Pasar Festival, dan The 18th Residence.
On 7 April 2009, City Property managed to earn the
ISO 9001-2008 Quality Management Certification.
ISO 9001-2008 implementation was carried out in
stages for buildings under its ownership. The first
phase was implemented in Wisma Bakrie 1 and 2,
Pasar Festival, and The 18th Residence.
Sebagian besar proyek City Property I berada di
kawasan superblok Rasuna Epicentrum, yang
memiliki luas 53,5 hektar dan berlokasi strategis di
Kuningan, Jakarta Selatan. Sepanjang tahun 2009,
City Property telah berhasil menyelesaikan 2 (dua)
proyek besar yaitu Bakrie Tower dan Lifestyle Center.
City Property menguasai pangsa pasar sekitar 30%
dari pasokan apartemen yang tersedia di area CBD
Jakarta.
Most City Property I projects are located within
the Rasuna Epicentrum superblock which sits
on a 53.5 hectare plot of land and strategically
positioned in Kuningan, South Jakarta. Throughout
2009, City Property succeeded in finalizing 2 (two)
major projects known as Bakrie Tower and Lifestyle
Center. In terms of its market share, City Property
has secured roughly 30% of apartments on offer at
Jakarta’s CBD area.
55
44.2%
City Property’s revenue contribution
to Bakrieland
Kinerja Operasional
Krisis keuangan global yang masih berlanjut sejak
triwulan ke-4 tahun 2008 tidak dapat dipungkiri
berpengaruh terhadap kinerja City Property di tahun
2009. Tingginya tingkat suku bunga dan ketatnya
pemberian fasilitas perbankan berakibat menurunnya
nilai penjualan.
Operational Performance
The long-drawn-out global financial crisis which has
continued from the fourth quarter of 2008 to this day
undeniably affected City Property’s performance in
2009. High interest rates and stringent requirements
for banking facilities have led to plummeting sales
volume.
Dalam lima tahun terakhir, tahun 2009 dapat
dikatakan sebagai tahun paling penuh tantangan bagi
City Property. Namun situasi krisis ini telah berhasil
diatasi dengan baik melalui evaluasi yang cermat
dan terus menerus, manajemen arus kas yang baik,
serta pengambilan strategi yang tepat, antara lain
dengan melakukan skema pre-sale, pre-financing,
dan berbagai terobosan pemasaran.
Out of the past five years, 2009 can be regarded as
the most challenging year for City Property. However,
despite the uncertain situation, it has satisfactorily
overcome hurdles through meticulous and constant
evaluation, effective cash flow management, and
implementation of the correct strategy, among
others by pre-sale scheme, pre-financing, and
various marketing breakthroughs.
Dibangun dengan konsep
arsitektur bangunan yang unik dan
memperhatikan efisiensi energi dan
lingkungan, Bakrie Tower berpotensi
menjadi landmark baru kota Jakarta.
Pembangunan fisik Bakrie Tower
telah selesai pada akhir Desember
2009.
Developed with unique building
architecture concept and with
considering energy efficiency and
environment, Bakrie Tower has a
potency to become the new landmark
of Jakarta. Physical development of
Bakrie Tower has been completed by
end of December 2009.
Bakrie Tower
Bakrieland
Annual Report
2009
56
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
Terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi
tersebut, City Property tetap memberikan kontribusi
terbesar terhadap pendapatan Bakrieland di tahun
2009, yaitu sebesar Rp 468 miliar atau sekitar
44,2%. Pendapatan utama City Property pada tahun
2009 diperoleh dari proyek-proyek berikut:
• Bakrie Tower sebesar Rp 199,9 miliar
• The Grove Condominium & Suites sebesar
Rp 15,8 miliar
• Lifestyle & Entertainment Center sebesar
Rp 74,1 miliar
• The Wave sebesar Rp 15,2 miliar
• Penyewaan kantor sebesar Rp 19,3 miliar
• Aston Rasuna Hotel sebesar Rp 41,5 miliar
• Pusat perbelanjaan dan sarana olah raga sebesar
Rp 30,6 miliar
• Rasuna Office Park sebesar Rp 5,5 miliar
• The 18th Residence sebesar Rp 4,3 miliar
• Sentra Timur Residence sebesar Rp 11,6 miliar
• Jasa manajemen sebesar Rp 50,2 miliar
Regardless of the challenges remaining, City
Property has continued to contribute the most to
Bakrieland’s earnings in 2009 amounting to Rp 468
billion or approximately 44.2%. City Property’s
earnings in 2009 are primarily derived from the
following projects:
• Bakrie Tower for Rp 199.9 billion
• The Grove Condominium & Suites for Rp 15.8
billion
• Lifestyle & Entertainment Center for Rp 74.1
billion
• The Wave for Rp 15.2 billion
• Office lease for Rp 19.3 billion
• Aston Rasuna Hotel for Rp 41.5 billion
• Shopping malls and sports facilities for Rp 30.6
billion
• Rasuna Office Park for Rp 5.5 billion
• The 18th Residence for Rp 4.3 billion
• Sentra Timur Residence for Rp 11.6 billion
• Management fee for Rp 50.2 billion
City Property I
Proyek-proyek City Property I adalah sebagai
berikut:
City Property I
City Property I projects are as follows:
Bakrie Tower
Bakrie Tower merupakan gedung perkantoran 50
lantai setinggi 215 m yang berlokasi di kawasan
Rasuna Epicentrum, dengan luas area dijual
sebesar 64.856 m2. Dibangun sejak tahun 2007
dengan konsep arsitektur bangunan yang unik dan
mempertimbangkan efisiensi energi dan lingkungan,
gedung ini berpotensi menjadi landmark baru kota
Jakarta. Pembangunan fisik Bakrie Tower telah
selesai pada akhir Desember 2009, dilanjutkan
dengan fitting out oleh para pemilik/penyewa unit.
Operasional gedung ditargetkan dapat dimulai pada
bulan Mei 2010. Sekitar 80% dari total area yang
tersedia akan ditempati oleh perusahaan-perusahaan
dalam kelompok usaha Bakrie.
Bakrie Tower
Bakrie Tower is a 50-storey office building reaching
a height of 215 m and located within Rasuna
Epicentrum with 64,856 sqm of total area on offer.
Construction began in 2007 and showcases a unique
architectural concept which pays heed to energy
efficiency and the environment, thus making it into
a potential new landmark for the city of Jakarta.
The physical construction of Bakrie Tower was
completed by the end of December 2009, and was
followed by the fitting out phase by unit owners/
tenants. Operations are scheduled to start in May
2010. Approximately 80% of total available area will
be occupied by companies under Bakrie’s business
group.
The Grove Condominium & Suites
Pembangunan The Grove Condominium telah
dimulai sejak tahun 2007 dan ditargetkan selesai
secara bertahap mulai tahun 2010 hingga akhir 2011.
Kondominium ini terdiri dari 440 unit dengan konsep
“sanctuary in capital”, yang ditujukan untuk segmen
pasar menengah atas. The Grove Condominium
memiliki 2 (dua) menara yaitu The Grove Common
dan The Grove Private, yang masing-masing terdiri
dari 32 dan 39 lantai, dengan total luas area dijual
sebesar 46.698 m2.
The Grove Condominium & Suites
The development of The Grove Condominium
commenced in 2007 and is scheduled for
completion in stages from 2010 to the end 2011.
The condominium consists of 440 units embracing
the “sanctuary in capital” concept targeted at
the upper-middle market segment. The Grove
Condominium houses 2 (two) towers known as
The Grove Common and The Grove Private, rising
to 32 and 39 floors with 46,698 sqm of total area
on offer.
57
Bakrieland
Annual Report
2009
The Grove Suites merupakan condotel berfasilitas
bintang 5 yang ditujukan untuk kelas atas. Condotel
dengan 12 lantai ini terdiri dari 151 unit strata-title
dengan total luas area dijual sebesar 9.485 m2 dan
akan dikelola oleh operator berskala internasional.
The Grove Suites are condotels with 5-star facilities
targeted at the upper class segment. The 12-storey
condotel consists of 151 strata-title units on a
9,485 sqm area for sale and will be managed by an
international caliber operator.
Hingga akhir tahun 2009, penjualan The Grove
Condominium mencapai 47%, dengan tingkat
penyelesaian konstruksi mencapai 65%. Sementara
penjualan The Grove Suites hingga akhir tahun 2009
mencapai lebih dari 30% dengan progres konstruksi
mencapai 76%.
By the end of 2009, sales of The Grove Condominium
reached 47% with 65% construction progress. While
sales of The Grove Suites until the end of 2009 was
more than 30% with 76% contruction progress.
Epicentrum Walk – Lifestyle and Entertainment
Center
Epicentrum Walk merupakan kawasan ritel dengan
lahan seluas 24.963 m2 dengan konsep semi
outdoor yang terdiri dari Commercial Building dan
Outdoor Retail. Epiwalk bersinergi untuk mendukung
keseluruhan konsep Rasuna Epicentrum sebagai
pusat gaya hidup dan hiburan. Epiwalk Building
memiliki 7 (tujuh) lantai, yang terdiri dari 3 (tiga)
lantai untuk komersial/F&B dengan sistem sewa
dan 4 (empat) lantai atas untuk strata office suites.
Pembangunan Epiwalk dilaksanakan sejak tahun
2007 dan akan selesai secara bertahap pada bulan
Maret 2010.
Epicentrum Walk – Lifestyle and Entertainment
Center
Epicentrum Walk is a retail complex covering 24,963
sqm of land that introduces the semi-outdoor
concept consisting of commercial buildings and an
outdoor retail area. Epiwalk blends with the entire
concept of Rasuna Epicentrum as a lifestyle and
entertainment hub. Epiwalk Building is a 7 (seven)
floor structure from which 3 (three) floors are
allocated for commercial/F&B with a leasing scheme
and the remaining 4 (four) upper floors utilized for
strata office suites. Development of Epiwalk began
in 2007 and is slated for completion in stages
beginning in March 2010.
The Wave at Rasuna Epicentrum
The
Wave
merupakan
sebuah
kompleks
kondominium untuk kelas menengah yang
dibangun dengan konsep “spirit for a better living
– greeneration”, arsitektur ramah lingkungan dan
konfigurasi unik. Dibangun di atas lahan seluas
38.288 m2, The Wave direncanakan terdiri dari 10
(sepuluh) menara kondominium dengan ketinggian
10 – 40 lantai, dengan total unit sebanyak 2.650.
Pembangunan The Wave dimulai secara bertahap
sejak tahun 2009. Tahap 1A pembangunan terdiri
dari 3 (tiga) menara dengan total 861 unit, telah
terjual sebanyak 34%.
The Wave at Rasuna Epicentrum
The Wave is a condominium complex for the middle
class segment built with the concept of “spirit for a
better living – greeneration,” an architectural design
both eco-friendly and with distinct configuration.
Built on a 38,288 sqm land, The Wave will have 10
(ten) condominium towers with a height of between
10 to 40 floors and a total of 2,650 units. The gradual
development of The Wave started in 2009. Phase 1A
focused on the development of 3 (three) towers for
a total of 861 units of which 34% have been sold.
Wisma Bakrie 1
Wisma Bakrie 1 adalah gedung perkantoran berlantai
8 (delapan) dengan luas area sewa 11.401 m2 di
daerah bisnis Kuningan, Jakarta. Dengan tingkat
hunian rata-rata yang di atas 90%, gedung ini dari
tahun ke tahun selalu memberikan kontribusi
pendapatan yang konsisten bagi Perusahaan.
Wisma Bakrie 1
Wisma Bakrie 1 is an office building with 8 (eight)
floors situated on an 11,401 sqm area for lease at
the Kuningan business district in Jakarta. With an
average occupancy rate that consistently reaches
above 90%, this office premises from year to year
have always contributed a consistent earning to the
Company.
58
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
Wisma Bakrie 2
Wisma Bakrie 2 merupakan gedung perkantoran 18
(delapan belas) lantai yang berlokasi berdampingan
dengan Wisma Bakrie 1, memiliki area sewa seluas
18.074 m2. Gedung ini dioperasikan dengan Built
Operate Transfer selama 25 tahun dengan Badan
Pengembangan Perencanaan Nasional (Bappenas).
Sebanyak 3 (tiga) lantai dari gedung digunakan oleh
Bappenas, sedangkan sisanya ditempati sebagian
besar oleh perusahaan dalam Grup Bakrie. Fasilitas
yang tersedia di gedung ini adalah Gold’s Gym
Express Fitness Center, food court, mini market
dan banking hall. Tingkat hunian rata-rata selama ini
berada pada kisaran 95%.
Wisma Bakrie 2
Wisma Bakrie 2 is an 18-storey office building
located adjoining Wisma Bakrie 1 with 18,074 sqm
of office space for lease. The building is part of
the Build Operate Transfer scheme for a period of
25 years with the National Development Planning
Agency (Bappenas). A total of 3 (three) floors from
the building will be allocated for Bappenas while
the remaining space will mainly be occupied by
companies under Bakrie Group. Facilities available
within the premises include Gold’s Gym Express
Fitness Center, food court, mini market and banking
hall. Average occupancy rate thus far has consistently
been between the 95% range.
Aston Rasuna Hotel & Residential
Aston Rasuna Hotel & Residential berdiri sejak tahun
2004 di dalam komplek Apartemen Taman Rasuna,
Kuningan. Bangunan ini terdiri dari 2 (dua) menara
dengan peruntukan yang berbeda. Menara A dengan
kapasitas 223 unit merupakan serviced apartment
(hotel), sedangkan Menara B dengan kapasitas 226
unit merupakan kondominium hunian.
Aston Rasuna Hotel & Residential
Aston Rasuna Hotel & Residential was first
established in 2004 at the Taman Rasuna Apartment
complex in Kuningan. The building contains 2 (two)
towers for discrete purposes. Tower A with a capacity
of 223 units is a serviced apartment building (hotel)
while the 226-unit Tower B functions as a residential
condominium.
Segmentasi tamu hotel terdiri dari long-stay guest
33,4%, perusahaan 21% dan frequent individual
traveller (FIT) 45,6%, dengan komposisi geografis
tamu terdiri dari 49,5% tamu domestik dan 50,5%
tamu asing. Tingkat hunian rata-rata mencapai 86%,
meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya
mencapai 82%. Angka ini juga merupakan tingkat
pencapaian tertinggi dibandingkan kelasnya yang
hanya mencapai 66,3%. Selain itu, Aston Rasuna
berhasil mencapai tingkat revenue per available room
(REVPAR) sebesar Rp 395.498, di atas tingkat ratarata pada industri sejenis yang mencapai Rp 272.239
(Sumber: Hotel Front Line Association Jakarta).
Based on the hotel’s guest segmentation, 33.4%
account for long-stay clientele, 21% are corporate
clients and 45.6% represent frequent individual
travelers (FIT) with a geographical composition of
49.5% domestic visitors and 50.5% foreign guests.
Average occupancy rate reaches 86%, an increase
from the previous year figure of 82%. This is also
the highest rate achieved among its class, which
only recorded 66.3%. Furthermore, Aston Rasuna
managed to attain Rp 395,498 in revenue per
available room (REVPAR), a rate above the industry
average valued at Rp 272,239 (Source: Hotel Front
Line Association Jakarta).
Pasar Festival
Pasar Festival adalah sebuah pusat perbelanjaan
segmen menengah yang menyatu dengan
Gelanggang Olah Raga Sumantri Brodjonegoro,
Kuningan, Jakarta. Lokasi ini memiliki total area
sewa seluas 11.288 m2 dan telah berdiri sejak tahun
1995. Melalui kerja sama pengelolaan selama 48
tahun dengan Pemerintah DKI Jakarta, pengelola
yakin akan mampu memberikan sebuah pilihan
belanja yang menarik bagi berbagai konsumen di
masa depan.
Pasar Festival
Pasar Festival is a middle segment shopping complex
that merges with the Sumantri Brodjonegoro Sports
Arena in Kuningan, Jakarta. The location covers a total
leased area of 11,288 sqm and was first established
in 1995. Through a management cooperation
scheme extending to 48 years with DKI Jakarta local
government, management is confident that it will be
able to offer an attractive shopping alternative that
appeals to a wide range of consumers in the future.
59
Bakrieland
Annual Report
2009
Kegiatan renovasi Pasar Festival dan perbaikan
fasilitas olah raga di Gelora Sumantri Brodjonegoro
masih terus berlangsung, dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas fasilitas dan pelayanan serta
memenuhi peningkatan kebutuhan akan pusat
perbelanjaan dan sarana olah raga. Tingkat hunian
rata-rata di tahun 2009 mencapai 88,9%, dengan
Bakrie School of Management sebagai anchor
tenant.
Renovations on Pasar Festival and a revamp of
facilities at the Sumantri Brodjonegoro Sports
Complex are still underway and expected to
upgrade the quality of facilities and services as well
as to meet the increasing need for a combination of
shopping and sports amenities. Average occupancy
rate in 2009 reached 88.9% with the Bakrie School
of Management as the anchor tenant.
Gold’s Gym Elite Rasuna
Semula bernama Klub Rasuna, sarana olah raga ini
setelah dilakukan refurbishment dibuka kembali pada
Juli 2008 dengan nama Gold’s Gym Elite Rasuna.
Dibawah pengelolaan Gold’s Gym International,
klub kebugaran ini mengusung konsep baru sebagai
sarana kebugaran (fitness) dan kesehatan yang
menyeluruh (wellness) untuk seluruh keluarga. Untuk
mensukseskan konsep ini, Gold’s Gym didukung
oleh instruktur yang berpengalaman, program yang
terfokus, serta fasilitas dan peralatan yang modern
dan unik.Klub ini menempati dua lantai seluas sekitar
3.500 m2, dengan fasilitas sangat lengkap yang
terdiri dari lapangan tenis, futsal, squash, kolam
renang, area gym, arena bermain anak-anak, lounge
dan restoran.
Gold’s Gym Elite Rasuna
Initially known as Klub Rasuna, following a
refurbishment of the sports facility it was reopened in
July 2008 under the name Gold’s Gym Elite Rasuna.
Under the management of Gold’s Gym International,
the facility offers a new concept of a fitness and
wellness center for the entire family. To ensure the
successful implementation of this concept, Gold’s
Gym is supported by experienced instructors,
focused programs as well as state-of-the-art and
exclusive facilities and equipment. The club occupies
two floors covering an area approximately of 3,500
sqm fully equipped with tennis, futsal and squash
courts, as well as swimming pools, gym areas,
children’s playing arena, lounge and restaurant.
Sejalan dengan meningkatnya kesadaran untuk
berolahraga serta berkembangnya kawasan hunian
dan bisnis di daerah Kuningan,keanggotaan klub
kebugaran ini terus bertambah. Selain itu, Gold’s
Gym juga melakukan berbagai peningkatan program
antara lain yoga, aerobic, senam, renang dan nutrisi.
Pada akhir tahun 2009, keanggotaan Gold’s Gym
berhasil ditingkatkan menjadi 1.353 orang.
In parallel with greater awareness on the benefits
of sports activities and the growth of residential and
business areas in Kuningan, membership of fitness
clubs has shown an upward trend. Furthermore,
Gold’s Gym also offers other various enhancement
programs such as yoga, aerobic, exercise, swimming
and nutrition. By the end of 2009, Gold’s Gym
membership rose to 1,353 people.
Rasuna Office Park
Komplek Rasuna Office Park dibangun secara
bertahap sejak tahun 2005. Pembangunan tahap I dan
II telah diselesaikan di bulan Januari dan Desember
2006, sedangkan tahap III telah diselesaikan di bulan
Januari 2008. Total area yang dijual dalam komplek
perkantoran ini seluas 14.031m2, yang hampir
seluruhnya telah terjual.
Rasuna Office Park
The development of Rasuna Office Park is carried
out in stages commencing 2005. Construction
for phases I and II was completed in January and
December 2006 respectively, while phase III was
finalized in January 2008. From an expanse of
14,031 sqm office area, almost entire blocks have
been sold.
The 18th Residence Taman Rasuna
The 18th Residence Taman Rasuna dibangun
untuk memenuhi kebutuhan segmen masyarakat
menengah ke atas akan tempat tinggal berkualitas
di tengah kota. Didirikan di atas lahan seluas 4.980
The 18th Residence Taman Rasuna
The 18th Residence Taman Rasuna is developed for
the purpose of catering to the needs of the uppermiddle segment opting for quality residences in the
city center. Built on a 4,980 sqm plot of land within
60
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
m2 di dalam kompleks Taman Rasuna, kawasan
hunian ini memiliki 2 (dua) menara masing-masing
32 lantai. Jumlah unit tersedia sebanyak 750 unit,
terdiri dari apartemen tipe 1 kamar dan 2 kamar.
Fasilitas yang tersedia antara lain 2 (dua) lantai parkir,
fasilitas kebugaran dan komersial. Apartemen yang
pembangunannya selesai pada akhir tahun 2007 ini
dikelola oleh Colliers International. Hingga akhir tahun
2009, tingkat penjualan telah mendekati 100%.
the Taman Rasuna complex, the facility comprises 2
(two) towers, each having 32 floors. Some 750 units
are available consisting of apartments types 1 and 2.
Premises also come complete with 2 (two) parking
decks, fitness centers and commercial facilities.
Completed at the end of 2007, the apartment building
is under the management of Colliers International.
By the end of 2009, sales have almost reached the
100% mark.
Concert Hall & Office Tower
Concert Hall adalah gedung pertunjukan kelas dunia
pertama di Jakarta, yang fungsi utamanya untuk
menampilkan kekayaan warisan budaya Indonesia
dalam bentuk berbagai pertunjukan seni. Concert
Hall menurut rencana akan dibangun di atas lahan
seluas 6.726 m2, berdampingan dengan Office
Tower seluas 1.637 m2 yang dibangun dengan
konsep perkantoran modern. Pembangunan kedua
gedung ini diharapkan dapat dimulai pada tahun
2012 dan diperkirakan selesai pada tahun 2014.
Concert Hall & Office Tower
This Concert Hall is the first world-class performance
hall in Jakarta that primarily functions as a showcase
for Indonesia’s wealth of cultural heritage through
diverse forms of art and cultural performances. The
Concert Hall will be constructed on a 6,726 sqm
tract of land which lies adjacent to the 1,637 sqm
Office Tower that boasts a modern office concept.
The second construction phase of the building is
expected to commence in 2012 and scheduled for
completion in 2014.
The Convergence Indonesia
The Convergence Indonesia semula dirancang
sebagai gedung perkantoran 16 (enam belas) lantai
dengan luas sekitar 16.000 m2 yang diperuntukkan
bagi usaha telekomunikasi, media dan teknologi
informasi. Namun sehubungan dengan adanya
peningkatan kebutuhan, pada tahun 2009 diputuskan
untuk membuat disain baru sehingga luasnya
menjadi 26.000 m2 dan terdiri dari 26 (dua puluh
enam) lantai. Proses pembuatan konsep disain
telah selesai pada akhir Desember 2009, sedangkan
pembangunan direncanakan dimulai bulan Maret
2010 dengan target penyelesaian Juni 2012. Selain
perubahan total pada disain, gedung baru ini akan
dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti studio
dan teater.
The Convergence Indonesia
The Convergence Indonesia was initially designed as
a 16-storey office building enclosed in a 16,000 sqm
area allocated for the telecommunications, media
and information technology business. In response
to growing demand, in 2009 a new design was
deemed necessary where total floor space has been
expanded to 26,000 sqm and its height elevated to
26 (twenty six) floors. The concept design process
was finalized by the end of December 2009 while
construction shall commence in March 2010 and
completion is planned for June 2012. Apart from a
complete alteration to its design, the new building
will be furnished with additional facilities such as a
studio and theater hall.
City Property II
Proyek City Property II adalah sebagai berikut:
City Property II
City Property II project is as follows:
Sentra Timur Residence
Proyek yang sedang dijalankan saat ini adalah
pengembangan Kawasan Kota Baru Perumnas
di Jakarta Timur, bekerjasama dengan Perum
Perumnas. Kawasan ini akan dikembangkan
dengan potensi area pengembangan seluas ± 31 ha
dengan konsep Transit Oriented Development dan
mengoptimalkan potensi Terminal Pulogebang dan
Banjir Kanal Timur di kawasan tersebut. Superblok
ini merupakan pengembangan lanjutan dari Proyek
Apartemen Bersubsidi Sentra Timur Residence
yang berlokasi di daerah Pulo Gebang, bekerja sama
Sentra Timur Residence
Project currently undertaken is the development of
the Perumnas Kota Baru complex in East Jakarta
in collaboration with Perum Perumnas. Plans
are underway to develop the ± 31 ha potential
development area which draws from the TransitOriented Development concept by optimizing the
potential of the Pulogebang Terminal and the East
Flood Canal located within the area. This superblock is
in the advanced development stage of the subsidized
Sentra Timur residential apartment project situated at
the Pulogebang area through a cooperation scheme
61
Bakrieland
Annual Report
2009
Sentra Timur Residence
dengan Perum Perumnas. Keterlibatan Bakrieland
dalam proyek pengembangan rumah susun untuk
masyarakat berpenghasilan rendah ini merupakan
wujud peran aktifnya membantu Pemerintah dalam
program pembangunan 1.000 menara.
with Perum Perumnas. Bakrieland’s involvement in
the low-cost housing development project, meant
for low-income communities, is a manifestation
of its active role in supporting the Government’s
agenda of developing 1,000 towers.
Hingga akhir tahun 2009, pembangunan Proyek
Sentra Timur Residence telah mencapai topping off
3 (tiga) menara yang terdiri dari 1,327 unit, dengan
tingkat penjualan lebih dari 40%.
By the end of 2009, the construction of the Sentra
Timur Residence project has reached the topping off
of 3 (three) towers containing 1,327 units with sales
figures reaching more than 40%.
Manajemen Properti
Pengelola beberapa gedung dan sarana yang dimiliki
oleh Bakrieland, yang dikelola oleh PT Provices
Indonesia.
Property Management
A property management of several buildings
and facilities owned by Bakrieland, managed by
PT Provides Indonesia.
Prospek 2010 dan Ke Depan
Turunnya tingkat suku bunga dan melonggarnya
pemberian fasilitas bank sejak akhir kuartal ke-3
tahun 2009 telah menimbulkan optimisme bagi
peningkatan pertumbuhan pasokan properti di tahun
2010. Di sisi konsumen, tingkat suku bunga yang
menarik juga diharapkan meningkatkan pengambilan
kredit pemilikan rumah/apartemen.
2010 Prospects and Onwards
A decline in interest rates and more lenient banking
requirements since the end of the third quarter in
2009 have elicited a wave of optimism for higher
growth in the supply of property for 2010. From
the consumer’s angle, an attractive interest rate is
expected to also stimulate interest in seeking house/
apartment ownership loans.
Di tahun 2010, City Property akan memfokuskan
diri pada program-program untuk meningkatkan
produktifitas
dan
efisiensi,
dengan
cara
mengejar ketertinggalan dalam hal penjualan dan
pembangunan, serta menggiatkan pemasaran.
Proyek-proyek yang ditargetkan selesai di tahun
2010 adalah The Grove Condominium and Suites
dan tahap 1A The Wave. Selain itu, City Property
juga mencanangkan peningkatan target pendapatan
di tahun 2010 dan memperoleh sertifikasi Green
Building, OHSAS untuk Bakrie Tower, dan ISO 14000
Estate Management.
In 2010, City Property will focus on programs geared
at boosting productivity and efficiency by catching
up on where it lags behind with regard to sales
and development as well as through intensified
marketing. Projects targeted for completion in 2010
include The Grove Condominium and Suites and
Phase 1A of The Wave. Furthermore, City Property
also plans to increase its income target in 2010 and
to secure the Green Building certification, OHSAS for
Bakrie Tower, and ISO 14000 Estate Management.
Perbaikan infrastruktur dan perubahan regulasi
terkait kepemilikan Warga Negara Asing diharapkan
dapat memacu pertumbuhan tingkat penjualan
properti bangunan tinggi di Indonesia.
Improvements to infrastructure and changes in
legislation concerning foreign ownership are much
anticipated to invigorate sales growth of high rise
properties in Indonesia.
Bogor Nirwana Residence
62
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
Landed Residential
Landed Residential terus mengembangkan kawasan
Bogor Nirwana Residence melalui pembangunan
Aston Bogor Hotel & Resort dan penambahan klasterklaster baru yang menghasilkan penjualan sangat baik
di tahun 2009.
Landed Residential continues to develop Bogor Nirwana Residence area through
development of Aston Bogor Hotel & Resort and additional new clusters which
generated very good sales in 2009.
63
Bakrieland
Annual Report
2009
Tinjauan Umum
Unit Usaha Landed Residential bergerak dalam
bidang pengembangan kawasan pemukiman
terpadu, yang berfokus pada pembangunan
perumahan untuk segmen pasar menengah dan
menengah atas, mulai dari tipe standar hingga
mewah. Pengembangan kawasan juga dilengkapi
dengan pembangunan berbagai fasilitas yang
menjadikannya sebagai kawasan mandiri sekaligus
tujuan wisata untuk umum.
General Overview
Landed Residential Business Unit is engaged in the
development of integrated residential areas, focusing
on housing development for middle and high market
segments, ranging from standard to exclusive types.
The developed areas are also equipped with various
facilities that make the areas independent areas as
well as public tourist destinations.
Selaras dengan program CSR Terintegrasi
“Bakrieland Goes Green,” maka konsep ramah
lingkungan senantiasa menjadi fokus dalam proyek
pengembangan kawasan yang dilakukan. Dengan
menerapkan konsep ini, Landed Residential berhasil
menciptakan kawasan perumahan yang ramah
lingkungan, nyaman dihuni, hemat energi dan
menyatu dengan alam. Didukung oleh lokasi yang
strategis, target pemasaran dan waktu peluncuran
yang tepat, maka unit-unit yang dipasarkan mendapat
respon yang positif dari masyarakat.
In harmony with Integrated CSR “Bakrieland Goes
Green,” an environmentally-friendly concept has
always been a focus in development projects
undertaken. By applying this concept, Landed
Residential has been able to create housing estates
that are environmentally-friendly, comfortable to
reside in, energy efficient, and naturally integrated
with the surrounding areas. Supported by its
strategic location, targeted promotion and timely
launching, the marketed units receive a strong and
positive response from the community.
Saat ini, wilayah pengembangan kawasan
perumahan mencakup daerah Bogor, Malang, dan
Batam, dengan Bogor merupakan penyumbang
terbesar dari unit usaha Landed Residential. Pangsa
pasar Bakrieland untuk perumahan di daerah Bogor
adalah sekitar 15%.
Currently, real estate development areas are in the
vicinities of Bogor, Malang, and Batam, with Bogor
as the largest contributor from Landed Residential
business unit. Bakrieland’s market share in the
housing sector in Bogor is approximately 15%.
Bogor Nirwana Residence
64
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Bogor Nirwana Residence
Seluruh proyek pengembangan Landed Residential
dilaksanakan oleh PT Graha Andrasentra Propertindo
(GAP)
beserta
anak
perusahaannya,
yaitu
PT Mutiara Permata Biru dan PT Duta Perkasa
Unggul Lestari.
The entire Landed Residential development projects
are carried out by PT Graha Andrasentra Propertindo
(GAP) and its subsidiary companies, namely
PT Mutiara Permata Biru, and PT Duta Perkasa
Lestari Unggul.
Kinerja Operasional
Tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi, ketatnya
pemberian kredit, serta menurunnya daya beli dan
kepercayaan konsumen untuk berinvestasi properti
merupakan beberapa tantangan utama yang harus
dihadapi oleh Landed Residential di tahun 2009.
Dalam situasi ini, Landed Residential memfokuskan
diri untuk dapat memberikan produk dengan kualitas
terbaik dan melakukan penyerahan produk secara
tepat waktu. Produk baru yang diselesaikan selama
tahun ini terdiri dari 4 (empat) klaster. Di samping itu,
mulai dilakukan perluasan The Jungle (0,7 ha) untuk
kolam ombak sepanjang 15 meter dan perancangan
golf course dengan konsep taman bunga di
sekelilingnya. Seluruh proyek ini berlokasi di Bogor
Nirwana Residence.
Operational Performance
The high rates in loan interest, tight credit provision,
declining purchasing power and consumer confidence
to invest in property was a major challenge faced
by the Landed Residential business unit in 2009. In
this situation, Landed Residential focused itself on
providing best quality products and timely delivery.
New products completed during this year consisted
of 4 (four) clusters. In addition, an expansion of The
Jungle (0.7 ha) has begun with constructing a 15
meter wave pool and a golf course designed with
a surrounding flower garden concept. The project is
located in Bogor Nirwana Residence.
Hingga akhir tahun 2009, Landed Residential
mencatat pendapatan sebesar Rp 375 miliar.
Kontribusi terbesar berasal dari proyek Bogor
Nirwana Residence (Rp 329,2 miliar), diikuti oleh
Ijen Nirwana Residence (Rp 28,7 miliar) dan Batam
Nirwana Residence (Rp 15,3 miliar).
Until the end of 2009, Landed Residential recorded
revenues of Rp 375 billion. The biggest contribution
derived from the Bogor Nirwana Residence
project (Rp 329.2 billion), followed by Ijen Nirwana
Residence (Rp 28.7 billion) and Batam Nirwana
Residence (Rp 15.3 billion).
Bogor Nirwana Residence
65
35.4%
Bakrieland
Annual Report
2009
Landed Residential’s revenue
contribution to Bakrieland
PT Graha Andrasentra Propertindo
GAP merupakan anak perusahaan Bakrieland dengan
kepemilikan saham sebesar 99,78%. Perusahaan ini
adalah pengelola kawasan hunian ekslusif Bogor
Nirwana Residence (BNR) yang berlokasi di Bogor,
Jawa Barat.
PT Graha Andrasentra Propertindo
GAP is a subsidiary of Bakrieland, which has a
99.78% of share ownership. This company serves
as management in charge of operating the exclusive
residential area of Bogor Nirwana Residence (BNR)
located in Bogor, West Java.
Kawasan BNR dibangun dengan konsep resor,
dengan mempertahankan 60% lahan sebagai area
hijau. Untuk menjamin keamanan penghuni, BNR
menerapkan sistem klaster tertutup. Berbagai
fasilitas tersedia di sekitar lokasi, seperti clubhouse,
wahana wisata air, hotel dan pertokoan. Kesemua
ini memberikan nilai tambah BNR dibandingkan
kawasan perumahan lainnya di Bogor.
BNR area was built with a resort concept by
maintaining 60% of the land as green areas. To
ensure the safety of the residents, BNR implements
a gated-cluster system. Various facilities are
available around the location, such as a clubhouse,
water park, hotel, and shops. These give such added
values to BNR compared to any other residential
areas in Bogor.
Dari rencana luas lahan sebesar lebih dari 1.000
hektar, kawasan BNR saat ini telah memiliki 12
(dua belas) klaster dengan konsep hunian tropis,
minimalis tropis dan country modern. Diantara
keduabelas klaster tersebut, 5 (lima) klaster telah
dihuni, dan 4 (empat) klaster berhasil diselesaikan
pembangunannya pada tahun 2009 (Arga Nirwana,
Padma Nirwana, The Panorama, Harmony 1). 3
(tiga) klaster yang masih dalam pembangunan yaitu
Harmony 2, Harmony 5, dan Cendana, masingmasing dengan status penyelesaian 70%, 50%,
dan 40%, hampir terjual seluruhnya. Sampai dengan
tahun 2009, GAP melakukan pembebasan tanah
seluas 800 hektar untuk pengembangan kawasan
BNR.
Of the planned development of more than 1,000
hectares, BNR now covers 12 (twelve) clusters with
residential concepts of tropical, tropical minimalist,
and modern country. Among the twelve clusters, 5
(five) clusters are currently fully occupied, and the
construction of 4 (four) clusters were successfully
completed in 2009 (Arga Nirwana, Padma Nirvana,
The Panorama, Harmony 1). 3 (three) clusters
currently under development are Harmony 2,
Harmony 5, and Cendana, respectively with 70%,
50% and 40% completion status and nearly entirely
sold out. Until 2009, GAP completed land acquisition
of 800 hectares for the development BNR areas.
Dengan jumlah pengunjung mencapai hampir 900 ribu orang
sepanjang tahun 2009, The Jungle Water Adventure saat ini
merupakan wahana permainan air yang paling banyak diminati
di Indonesia. Proses pembangunannya yang hanya makan waktu
168 hari telah tercatat dalam Musium Rekor Indonesia (MURI).
With total visitors achieving almost 900 thousand throughout 2009,
to date The Jungle Water Adventure remains the most attractive
water adventure park in Indonesia. Completed in only 168 days,
the development has been recorded in the Indonesian Record
Museum (MURI) as the fastest built water park.
The Jungle
66
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
Klaster di Bogor Nirwana Residence yang Selesai di Tahun 2009 | Clusters of Bogor Nirwana Residence Completed in 2009
No.
Nama Klaster
Cluster Name
1
Arga Nirwana
2
Padma Nirwana
3
The Panorama
4
Harmony 1
Luas (ha)
Area (ha)
Jumlah (Unit)
Number (Unit)
Status Proyek per 31 Desember 2009
Project Status as of 31 December 2009
4.1
123
100%
4.5
130
100%
4.5
79
100%
4.7
201
100%
Selain perumahan, di dalam wilayah BNR juga
dikembangkan kawasan komersial seluas 20 hektar
yang dinamakan Nirwana Epicentrum. Nirwana
Epicentrum mencakup berbagai fasilitas, antara lain
The Jungle Water Park, The Jungle Mall, The Jungle
Walk (Orchard), dan Aston Bogor Hotel & Resort.
In addition to the residential areas, BNR also
developed a commercial area covering 20 hectares
named Nirwana Epicentrum. Nirwana Epicentrum
includes various facilities, namely The Jungle Water
Park, The Jungle Mall, The Jungle Walk (Orchard),
and the Aston Bogor Hotel & Resort.
Pengembangan Kawasan Komersial Bogor Nirwana Residence | Development of Bogor Nirwana Residence’s Commercial Area
No.
Nama Fasilitas
Name of Facility
Keterangan
Description
Tahun Pembangunan
Year of Development
1
The Jungle Waterpark
Wahana Wisata Air
Water Park
Aug - Dec 2007
2
The Jungle Mall
Pusat Perbelanjaan
Shopping Center
Sep 2007 - Aug 2008
3
Orchard Walk
Pusat Komersial
Commercial Center
May - Dec 2008
4
Aston Bogor Hotel & Resort
Hotel dan Resor
Hotel and Resort
Nov 2007 - Jun 2010
The Jungle Water Park merupakan wahana
permainan air terlengkap dan termodern di Bogor.
Dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektar, the Jungle
dilengkapi berbagai sarana hiburan bernuansa
pendidikan seperti Giant Aquarium, Bird Park, Dry
Park, Fountain Futsal, Lazy River, 4D Cinema, Racer
Slide, Kiddy Pool dan Leisure Pool. Tahun 2009
mulai dilakukan pembangunan fasilitas wave pool
seluas 0,7 ha dengan investasi senilai Rp 15 miliar.
Sepanjang tahun 2009, the Jungle dikunjungi oleh
hampir 900 ribu orang.
The Jungle Water Park is the most comprehensive
and most modern water park facility in Bogor. Built
on an area of 2.4 hectares, “the Jungle” has various
educational entertainment facilities such as Giant
Aquarium, Bird Park, Dry Park, Fountain Futsal arena,
Lazy River, 4D Cinema, Racer Slide, Kiddy Pool, and
Leisure Pool. In 2009 construction began with the
development of a wave pool facility covering 0.7 ha
with an investment of Rp 15 billion. During 2009, the
Jungle was visited by almost 900 thousand people.
The Jungle Mall dan The Jungle Walk (Orchard)
merupakan dua mal yang terletak di sekitar The
Jungle Water Park. The Jungle Mall memiliki luas
area sewa sekitar 10.000 m2, sementara Orchard
Walk terdiri atas 71 unit untuk dijual.
The Jungle Mall and The Jungle Walk (Orchard) are
two malls located around The Jungle Water Park.
The Jungle Mall has a rentable area of approximately
10,000 sqm, while Orchard Walk consists of 71 units
for sale.
Aston Bogor Hotel & Resort direncanakan selesai
pembangunannya pada bulan Juni 2010 dan akan
mulai beroperasi pada bulan Juli 2010. Hotel ini
merupakan hotel strata bintang empat yang memiliki
124 unit kamar (84 unit untuk dijual dan 40 unit
retained) dan dikelola oleh Aston International.
Aston Bogor Hotel & Resort development is
scheduled for completion in June 2010 and will start
to operate in July 2010. It is a four-star strata hotel
with 124 unit rooms (84 units to be sold and 40 units
retained) managed by Aston International.
67
Bakrieland
Annual Report
2009
PT Mutiara Permata Biru (MPB)
MPB merupakan anak perusahaan GAP dengan
kepemilikan saham 99%. MPB mulai melakukan
pembangunan perumahan kelas menengah Batam
Nirwana Residence di Sekupang, Batam sejak tahun
2007. Perumahan yang dibangun di atas lahan seluas
40 hektar ini akan memiliki lebih dari 1.000 unit yang
dilengkapi dengan fasilitas publik seperti clubhouse,
kolam renang, taman anggrek, lapangan futsal dan
taman bermain anak. Hingga akhir tahun 2009 sudah
terjual 710 unit, terdiri dari 351 unit tahap pertama
dan 359 unit tahap kedua. Proyek ini ditargetkan
selesai pada tahun 2012.
PT Mutiara Permata Biru (MPB)
MPB is a subsidiary of GAP, which has a 99% share
ownership. MPB started undertaking the middleclass housing development of Batam Nirwana
Residence in Sekupang, Batam since 2007. Built on
an area of 40 hectares, the residential areas will have
more than 1,000 units equipped with public facilities
such as a clubhouse, a swimming pool, an orchid
garden, a futsal court, and children’s playground.
Until the end of 2009, 710 units have been sold,
with 351 units during the first stage and 359 units
during the second stage. The project is targeted for
completion in 2012.
PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL)
DPUL merupakan anak perusahaan GAP dengan
kepemilikan saham 65%. Pada tahun 2008, DPUL
memulai pembangunan proyek perumahan mewah
Ijen Nirwana Residence di Malang, Jawa Timur.
Perumahan yang dibangun di atas lahan seluas 27,6
hektar ini mengusung konsep hunian resor di tengah
kota dan dilengkapi dengan area komersial dan
berbagai macam fasilitas seperti clubhouse, jogging
track dan hutan kota. Hingga akhir tahun 2009, telah
terjual 67 unit dari total 211 unit tersedia.
PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL)
DPUL is a subsidiary of GAP, which has a 65%
share ownership. In 2008, DPUL commenced the
development of a luxury housing project called Ijen
Nirwana Residence in Malang, East Java. Built on
an area of 27.6 hectares, the residence bears a
residential resort concept in the mid-town of Malang
equipped with a commercial area and a variety of
facilities such as a clubhouse, a jogging track, and an
urban forest. Until the end of 2009, 67 out of the 211
units available have been sold.
Prospek 2010 dan Ke Depan
Seiring dengan pemulihan kondisi perekonomian
dunia dan penurunan tingkat bunga di dalam negeri,
kinerja penjualan unit perumahan di sekitar Jakarta
(Bogor, Tangerang, Bekasi) akan terus meningkat.
Lebih lanjut, kembalinya kepercayaan pengembang
akan memberikan dampak positif pada sisi pasokan
sebagaimana diindikasikan oleh perkembangan yang
terjadi di akhir tahun 2009. Jika kondisi ini diikuti
oleh kebijakan bank yang lebih agresif, maka sektor
perumahan sekitar Jakarta akan tumbuh pesat.
Dengan prediksi ini dan keyakinan akan kualitas
produk yang dimilikinya, Bakrieland optimis bahwa
tahun mendatang kinerjanya di sektor perumahan
akan lebih baik dari para pesaingnya.
2010 Prospects and Onward
Along with the world’s economic recovery and
declining domestic interest rates, the performance
of residential unit sales around Greater Jakarta
(Bogor, Tangerang, Bekasi) will continue to increase.
Furthermore, the return of developer confidence
will provide a positive impact on the supply side,
as indicated by development progress at the end
of 2009. If this condition is followed by a more
aggressive bank policy, the housing development
sector around Jakarta will grow rapidly. With
this prediction and a belief in its own quality
products, Bakrieland is optimistic that next year its
performance in the housing sector will improve over
its competitors.
Selama 2 (dua) tahun ke depan, Bakrieland akan
melanjutkan pembangunan klaster-klaster di
BNR dan mengembangkan akses jalan, sarana
transportasi dan berbagai fasilitas pendukung. Kerja
sama dengan mitra strategis akan dijajaki untuk
membangun lebih banyak sarana komersial dan
fasilitas yang diperlukan.
.
For the next two (2) years, Bakrieland will continue
the cluster developments in BNR and develop road
access, transportation facilities, and other supporting
facilities. Cooperation with strategic partners will be
explored to build more commercial services and
public facilities as required.
.
68
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
Hotel & Resort
Pada akhir tahun 2009, proyek Pullman Bali
Legian Nirwana telah mendekati penyelesaian.
Selain melanjutkan pengembangan proyek yang
sudah ada, Hotel & Resort juga mulai menjajaki
pembangunan budget hotel.
At end of 2009, Pullman Bali Legian Nirwana project was nearing completion.
Other than continuing ongoing project development, Hotel & Resort also began
considering the development of the budget hotel.
69
Bakrieland
Annual Report
2009
Tinjauan Umum
Unit Usaha Hotel dan Resort berada dibawah
pengelolaan PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS),
yang bergerak dalam bidang pengembangan dan
pengelolaan hotel dan resor berkualitas internasional
di berbagai daerah tujuan wisata di Indonesia.
Seluruh hotel dan resor ini dibangun dengan konsep
ramah lingkungan.
General Overview
The Hotel and Resort Business Unit, under the
management of PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS),
is engaged in the development and operation of
hotels and resorts of international standards in
numerous tourist destinations throughout Indonesia.
All hotels and resorts are built to conform with an
eco-friendly concept.
Sampai dengan akhir tahun 2009, Hotel dan
Resort memiliki 5 (lima) proyek yang masih terus
dikembangkan di daerah tujuan wisata atau daerah
yang potensial untuk dikembangkan menjadi tujuan
wisata, yaitu Pullman Bali Legian Nirwana, Ubud
Nirwana Resort dan Nirwana Bali Resort, Krakatoa
Nirwana Resort-Lampung, dan Balikpapan Nirwana
Suites & Residences.
By the end of 2009, the Hotel and Resort business
unit oversaw 5 (five) on-going projects located in
popular tourist destinations or potential places of
interest, namely the Pullman Bali Legian Nirwana,
Ubud Nirwana Resort and Nirwana Bali Resort,
Krakatoa Nirwana Resort-Lampung, and Balikpapan
Nirwana Suites & Residences.
Bali yang merupakan salah satu tujuan utama wisata
dunia merupakan fokus pengembangan unit usaha
Hotel & Resort. Pangsa pasar Bakrieland untuk hotel
bintang lima di Bali adalah sekitar 6%.
Bali which is one of the world’s main tourist
destination is the development focus of Hotel &
Resort business unit. Bakrieland’s market share for
5-star hotel in Bali is about 6%.
Nirwana Bali Resort
70
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Nirwana Bali Resort
Kinerja Operasional
Krisis keuangan global yang berlangsung sepanjang
tahun 2009 tidak berdampak signifikan pada industri
perhotelan Indonesia secara umum. Indonesia
bahkan merupakan satu-satunya negara di wilayah
Asia Pasifik yang masih mengalami pertumbuhan
di bidang pariwisata, sementara negara-negara lain
menunjukkan tren negatif (Sumber: Investor Daily,
2009).
Operational Performance
The prolonged global financial crisis that occurred
throughout 2009 made no significant impact
on Indonesia’s hotel industry in general. In fact,
Indonesia is the only country in the Asia Pacific
region that experienced uninterrupted growth in its
tourism sector, unlike the downward growth trend
endured by other countries (Source: Investor Daily,
2009).
Kegiatan pengembangan Hotel dan Resort di tahun
2009 difokuskan pada pembangunan Pullman
Bali Legian Nirwana yang ditargetkan untuk dapat
beroperasi pada pertengahan tahun 2010. Kegiatan
lain berupa pengembangan proyek Balikpapan,
penambahan fasilitas di Krakatoa Nirwana Resort
Lampung, finalisasi perencanaan proyek Ubud, dan
rencana pembangunan budget hotel di Yogyakarta.
Hotel and Resort development in 2009 focused on
finalizing the construction of Pullman Bali Legian
Nirwana, targeted to begin full operations in mid2010. Other immediate work on the agenda includes
the development of a project in Balikpapan, additional
facilities for Krakatoa Nirwana Resort Lampung,
finalization of the Ubud project plan and construction
plans for a budget hotel in Yogyakarta.
71
Pullman Bali Legian Nirwana
114.4%
Hotel & Resort’s revenue
growth
Pullman Bali Legian Nirwana
Pullman Bali Legian Nirwana
Hotel Pullman Bali Legian Nirwana
merupakan strata hotel bintang lima
yang pertama di kawasan pantai Kuta,
Bali. Pembangunan fisik Pullman telah
mencapai 98% pada akhir tahun 2009.
Dari total 360 unit, sebanyak 216 unit
telah terjual, 80 unit di retain, dan 124
unit siap diserahterimakan.
Pullman Bali Legian Nirwana Hotel is the
first 5-star strata hotel in the area of Kuta
beach, Bali. The physical development
of Pullman Bali Legian Nirwana has
reached 98% by end of 2009. From the
total of 360 units, 216 units were sold,
80 units are retained, and 124 units are
ready for delivery.
Bakrieland
Annual Report
2009
72
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
Pada akhir tahun 2009, Unit Usaha Hotel & Resort
mencatat kontribusi pendapatan sebesar Rp 216
miliar. Pencapaian ini meningkat 114% dibandingkan
dengan tahun 2008, dan merupakan 20,4% dari total
pendapatan Bakrieland. Pendapatan tahun 2009
berasal dari:
• Proyek Pullman Bali Legian Nirwana sebesar
Rp 140,9 miliar (65% dari total pendapatan Hotel
& Resort). Kontribusi ini didukung oleh kemajuan
penyelesaian fisik bangunan yang telah mencapai
98% di akhir tahun 2009.
• Pendapatan operasi Nirwana Bali Resort sebesar
Rp 69,6 miliar (32% dari total pendapatan Hotel
& Resort), yang mulai bergabung ke dalam Unit
Usaha Hotel & Resort pada bulan Juli 2009.
• Pendapatan operasi Krakatoa Nirwana Resort
sebesar Rp 5,5 miliar.
By the end of 2009, income contribution from the
Hotel and Resort Business Unit reached Rp 216
billion. This achievement is a 114% increase from
the previous year, and amounts to 20.4% from
Bakrieland’s total earnings. Total income in 2009 is
derived from:
• Pullman Bali Legian Nirwana project with
earnings worth Rp 140.9 billion (65% of Hotel
& Resort’s total income). This contribution was
assisted by the progress achieved in the physical
construction of the premises, which had reached
98% completion by the end of 2009.
• Operational earnings worth Rp 69.6 billion (32%
from Hotel & Resort’s total income) from Nirwana
Bali Resort, which joined the fold of the Hotel &
Resort business units in July 2009.
• Operational earnings of Krakatoa Nirwana Resort
amounted to Rp 5.5 billion.
PT Samudra Asia Nasional (SAN)
SAN merupakan anak perusahaan PT Graha
Andrasentra Propertindo (GAP) dengan kepemilikan
saham 99,99%. SAN membangun Pullman Bali
Legian Nirwana, hotel strata bintang lima pertama
yang didirikan di sekitar pantai Kuta, salah satu tujuan
wisata utama di pulau Bali.
PT Samudra Asia Nasional (SAN)
SAN is a 99.99% owned subsidiary of PT Graha
Andrasentra Propertindo (GAP), a Bakrieland
subsidiary. SAN developed Pullman Bali Legian
Nirwana into the first five-star strata hotel built along
Kuta Beach, one of the most popular tourist sites
in Bali.
Pullman Bali Legian Nirwana
73
Bakrieland
Annual Report
2009
Pembangunan Pullman Bali Legian Nirwana
dilakukan sejak tahun 2007 di atas lahan seluas 2,4
hektar dan telah mencapai 98% penyelesaian fisik
bangunan pada akhir 2009. Hotel yang dikelola Accor
International ini diperkirakan dapat mulai beroperasi
pada pertengahan tahun 2010. Dari 360 unit kamar
yang dimiliki, sebanyak 280 unit tersedia untuk dijual
dan 80 unit untuk di retain. Hingga akhir tahun 2009
penjualan telah mencapai 216 unit.
Construction of Pullman Bali Legian Nirwana began in
2007 on a 2.4 hectare tract of land and reached 98%
completion by the end of 2009. Managed by Accor
International, the hotel is expected to commence
full operations by mid-2010. From its 360 rooms,
280 units have been offered for sale while 80 units
are retained. By the end of 2009, total sales reached
an impressive 216 units.
Di samping hotel, Pullman Bali Legian Nirwana juga
memiliki 2.974 m2 area komersial. Pada bulan Juni
2009 telah dilakukan pembukaan area komersial
Le Nirwana. Hingga akhir tahun 2009, dari 13 lot
tersedia, 4 lot telah tersewa.
Other than hotel facilities, Pullman Bali Legian
Nirwana also boasts a 2,974 sqm commercial area.
June 2009 marked the launching of Le Nirwana’s
commercial area. By the end of 2009, a total of 4
lots from the 13 available lots were leased.
PT Krakatau Lampung Tourism Development
(KLTD)
KLTD is a Bakrieland subsidiary with joint ownership
between the Lampung provincial government
(10%) and Bakrieland (90%). KLTD has developed
a 350-hectare tourist zone along Lampung’s stretch
of coastline, known as Krakatoa Nirwana Resort
managed under Core Hospitality Indonesia.
PT Krakatau Lampung Tourism Development
(KLTD)
KLTD merupakan anak perusahaan Bakrieland yang
sahamnya dimiliki secara bersama oleh Pemerintah
Daerah Propinsi Lampung (10%) dan Bakrieland
(90%). KLTD membangun area wisata seluas 350
hektar di sekitar pantai Lampung dengan nama
Krakatoa Nirwana Resort, yang dikelola oleh Core
Hospitality Indonesia.
Di tahun 2009, Krakatoa Nirwana Resort menambah
fasilitas baru berupa sarana kegiatan pantai dan
merancang pembuatan sea pool yang ditujukan untuk
menambah daya tarik bagi pengunjung. Didukung
oleh pemasaran yang lebih agresif, tingkat rata-rata
hunian Krakatoa Nirwana Resort di sepanjang tahun
2009 mengalami peningkatan dari 15% pada tahun
2008 menjadi 23%.
In 2009, Krakatoa Nirwana Resort augmented its
beach facilities and plans are underway for the
development of a sea pool to enhance its appeal to
visitors. Bolstered by a more aggressive marketing
campaign, Krakatoa Nirwana Resort’s average
occupancy rate in 2009 saw a significant rise to 23%
from a previous 15% in 2008.
PT Libratindo Gemilang (LG)
LG merupakan anak perusahaan PT Bakrie Nirwana
Semesta dengan kepemilikan saham 99,99%. LG
bergerak dalam pengembangan landed houses,
serviced apartment, dan suites hotel dalam satu
kawasan terpadu yang terletak di antara pusat kota
dan bandar udara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan
Timur. Balikpapan selain merupakan sebuah kota
pelabuhan yang kaya sumber daya alam seperti
kayu, pertambangan dan minyak bumi, juga memiliki
keindahan alam yang belum tereksplorasi.
PT Libratindo Gemilang (LG)
LG is a subsidiary of PT Bakrie Nirwana Semesta,
which has a 99.99% share ownership. LG focuses
on the development of landed houses, serviced
apartments and hotel suites within an integrated
zone situated between Balikpapan’s city center and
airport in East Kalimantan. Balikpapan is both known
as a harbor city well-endowed with natural resources
such as timber, minerals and oil, and for its natural
splendor, much of which remains unexplored.
74
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
Pengembangan Balikpapan Nirwana Suites and
Residences (BNSR) ini terdiri dari tiga tahap. Selama
tahun 2009, telah dilakukan berbagai penyesuaian
terkait struktur harga, konsep dan disain untuk
memenuhi kebutuhan pasar. Dengan penyesuaian
ini, maka tahap pertama akan berupa pembangunan
landed houses sebanyak 60 unit; tahap kedua 120
unit serviced apartment; tahap ketiga 70 unit hotel
suites. Pembangunan tahap pertama rencananya
akan dimulai pada pertengahan 2010.
The development of Balikpapan Nirwana Suites
and Residences (BNSR) consists of three phases.
Throughout 2009, various adjustments were
deemed necessary with regard to the pricing
structure, concept and design in order to meet
market needs. Based on these modifications, the
initial phase concentrates on the development of 60
units of landed houses; the second phase involves
the construction of 120 units of serviced apartments;
and the third phase includes four-star hotel suites.
The first development phase is scheduled to
commence in mid-2010.
Di tahun 2009, LG ditunjuk oleh Pemda Tenggarong,
Kalimantan Timur, untuk mengelola salah satu aset
milik PT Perusahaan Pengelola Aset Persero (PPA)
dalam bentuk pelaksanaan proyek BOT selama 18
tahun untuk hotel Singgasana dan Lesung Batu,
Tenggarong. Kota Tenggarong merupakan pusat
pertambangan di Kalimantan Timur dan kota kedua
terbesar setelah Samarinda.
In 2009, LG was entrusted by the Tenggarong
local government of East Kalimantan with the
operational management of one of its assets under
the ownership of the Asset Management Company
through the implementation of an 18-year BOT
project for Singgasana and Lesung Batu Hotels in
Tenggarong. The city of Tenggarong is the mining
hub of East Kalimantan and the second largest city
after Samarinda.
PT Berkah Puhu Lestari (BPL)
BPL merupakan anak perusahaan PT Bakrie Nirwana
Semesta dengan kepemilikan saham 99,99%. BPL
direncanakan akan membangun 22 unit villa mewah
di daerah Ubud, Bali, yang dilengkapi dengan fasilitas
spa terbaik. Ubud merupakan salah satu kota utama
di pulau Bali yang banyak dikunjungi wisatawan
karena kekayaan seni dan budayanya.
PT Berkah Puhu Lestari (BPL)
BPL is a subsidiary of PT Bakrie Nirwana Semesta,
which has a 99.99% share ownership. It plans to
develop 22 units of luxury villas situated in Ubud,
Bali, to be furnished with the finest spa facilities.
Ubud is one of Bali’s most celebrated towns
thronged regularly by visitors for its treasure of fine
arts and distinctive culture.
PT Bali Nirwana Resort (BNR)
Bakrieland memiliki BNR melalui kepemilikan saham
PT Bakrie Nirwana Semesta sebesar 52,55%,
sementara sisanya sebesar 47,45% dimiliki oleh
E-Crisp Trading Ltd. BNR mengembangkan Nirwana
Bali Resort seluas 103 hektar di daerah Tanah Lot,
Tabanan, Bali. Tanah Lot merupakan sebuah lokasi
yang populer bagi wisatawan, sekaligus pura tempat
ibadah umat Hindu Bali.
PT Bali Nirwana Resort (BNR)
Through PT Bakrie Nirwana Sentosa, Bakrieland
holds 52.55% share ownership of BNR, while the
remaining 47.45% is controlled by E-Crisp Trading
Ltd. BNR developed Nirwana Bali Resort on a
103-hectare plot of land located in Bali’s Tanah Lot
in Tabanan. Tanah Lot is a much-visited place of
interest and the location of a sacred temple for the
Balinese Hindus.
75
Bakrieland
Annual Report
2009
Nirwana Bali Resort mulai beroperasi pada tahun
1997 di bawah pengelolaan Le Meridien. Resor ini
memiliki hotel bintang lima dengan kapasitas 278
kamar, padang golf 18-hole rancangan Greg Norman
dan pemukiman eksklusif yang dilengkapi fasilitas
spa dan rekreasi. Rancangan dan fasilitas yang
dimilikinya telah menjadikan Nirwana Bali Resort
sebagai salah satu resor golf terbaik di Asia dan
meraih berbagai penghargaan di tingkat nasional
maupun internasional.
Nirwana Bali Resort began operations in 1997 under
the management of Le Meridien. The resort boasts
a five-star hotel with a capacity of 278 rooms,
an 18-hole golf course designed by golf legend
Greg Norman and an exclusive residential area
complete with spa and recreational facilities. With
its unchallenged design and conveniences, Nirwana
Bali Resort is hailed as one of the best golf resorts in
Asia as attested through various recognition awards
at the national and international levels.
Sepanjang tahun 2009, tercatat tingkat hunian
rata-rata hotel sebesar 56% dan klub golf berhasil
bertahan pada posisi pertama di antara klub-klub golf
di Bali dengan total golf rounds sebanyak 40.950.
Throughout 2009, the hotel’s average occupancy
rate reached 56% and the golf club managed to
maintain its number one position among Bali’s golf
clubs with at least a total of 40,950 golf rounds.
Prospek 2010 dan Ke Depan
Kondisi perekonomian di tahun 2010 yang
diprediksikan membaik diharapkan akan semakin
mendorong pertumbuhan industri hotel dan
pariwisata di tanah air. Di tahun 2010, Bakrieland
berencana untuk melanjutkan pembangunan di
Balikpapan, memulai operasional Pullman Bali
Legian Nirwana, mengembangkan proyek di
Ubud, membangun sea pool di Krakatoa Nirwana
Resort, melakukan refurbishment, rebranding, dan
membangun sisa lahan yang belum dikembangkan di
Nirwana Bali Resort, serta merealisasikan kerjasama
proyek BOT hotel di Tenggarong. Selain itu, akan
dijajaki pembangunan budget hotel di Sidoarjo dan
kota tujuan wisata potensial lain seperti Bandung
dan Yogyakarta.
2010 Prospects and Onwards
The economic condition for 2010, projected to make
a positive turn, is expected to further stimulate the
growth of the hotel and tourism industry in the
country. In 2010, Bakrieland aims to proceed with
development projects in Balikpapan, commence
full operations of the Pullman Bali Legian Nirwana,
continue with the Ubud project, develop a sea pool in
Krakatoa Nirwana Resort, ensure the refurbishment,
rebranding and execution of land development plans
in Nirwana Bali Resort, and realize the hotel BOT
joint project in Tenggarong. In addition, attention will
also be given to the feasibility of developing budget
hotels in Sidoarjo and other prospective tourist cities
such as Bandung and Yogyakarta.
Perbaikan infrastruktur dan perubahan regulasi
terkait kepemilikan Warga Negara Asing diharapkan
dapat memacu pertumbuhan tingkat penjualan
properti bangunan tinggi di Indonesia.
Improvements to infrastructure and changes in
legislation concerning foreign ownership are much
anticipated to invigorate sales growth of high rise
properties in Indonesia.
76
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
Property-Related Infrastructure
Property Related Infrastructure berhasil
menyelesaikan pembangunan ruas jalan tol
Kanci-Pejagan pada akhir Desember 2009, yang
akan menjadi sumber pendapatan berkelanjutan
bagi Bakrieland di masa depan.
Property Related Infrastructure successfully completed the development of the
Kanci-Pejagan toll road at end of December 2009, which will generate recurring
income for Bakrieland in the future.
77
Bakrieland
Annual Report
2009
Tinjauan Umum
Unit Usaha Property Related Infrastructure bergerak
dalam pengembangan proyek infrastruktur terkait
properti, seperti pengembangan jalan tol dan
pengelolaan air terpadu (air bersih dan air kotor).
Proyek-proyek ini dilaksanakan melalui PT Bakrie
Infrastructure (BI) dan anak-anak perusahaannya.
General Overview
The Property Related Infrastructure Business Unit
concentrates on the development of infrastructure
projects associated with property such as the
construction of toll roads and integrated water
management systems (both clean water and purified
water). These projects are undertaken by PT Bakrie
Infrastructure (BI) and its subsidiaries.
Pemerintah,
pada
National
Summit
yang
diselenggarakan pada bulan November 2009, telah
menegaskan 2 (dua) prioritas utama pembangunan
ekonomi domestik, yaitu infrastruktur dan ketahanan
energi. Hal ini merupakan perkembangan yang
sangat positif bagi pertumbuhan bisnis infrastruktur
Indonesia secara umum dan khususnya bagi
Bakrieland. Potensi bisnis terbesar sementara
ini berada di Pulau Jawa yang dengan kepadatan
penduduknya sangat membutuhkan ketersediaan
jalan yang memadai, baik untuk transportasi umum
maupun industri.
At the National Summit convened in November
2009, the government laid emphasis on 2 (two)
key priorities concerning domestic economic
development: infrastructure and energy resilience.
This augurs well for the growth of Indonesia’s
infrastructure sector in general and for Bakrieland in
particular. The highest business potential at present
points to the densely populated island of Java, which
consequentially requires sufficient road networks for
public and industrial transportation.
Saat
ini
Bakrieland
merupakan
satusatunya perusahaan properti Indonesia yang
mengintegrasikan bisnisnya dengan pengembangan
infrastruktur. Seperti halnya dalam pengembangan
Bakrieland is currently the only property developer
in Indonesia that has integrated its business with
infrastructure development. As applicable to its
property development projects, Bakrieland also
Kanci-Pejagan Toll Road
78
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Kanci-Pejagan Toll Road
proyek properti, dalam proyek infrastruktur pun
Bakrieland menerapkan program CSR Terintegrasi
sehingga masyarakat sekitar ikut memperoleh
manfaat dengan keberadaannya.
implements an integrated CSR program for its
infrastructure projects to ensure that surrounding
communities draw benefit from a project’s
presence.
Masuknya Bakrieland ke dalam bisnis ini antara lain
didorong oleh faktor-faktor berikut:
Bakrieland’s entrance into this sector, among others,
is driven by the following factors:
• Menciptakan sinergi antara bisnis properti
dengan jalan tol maupun pengelolaan air
terpadu.
• Creates synergy between the property
business and toll road development projects
as well as integrated water management
systems.
Bersamaan dengan pembangunan proyek
jalan tol, Bakrieland juga mengembangkan
lahan yang berada di sisi jalan tol untuk
proyek properti maupun proyek lainnya yang
mendorong peningkatan arus lalu lintas. Cara ini
memungkinkan Bakrieland untuk menghasilkan
marjin penjualan yang maksimal dari harga
properti yang naik secara signifikan setelah jalan
tol selesai. Sedangkan dalam hal pengelolaan
air terpadu, Bakrieland sebagai pengembang
kawasan
senantiasa
memastikan
bahwa
setiap proyek yang dikembangkannya memiliki
ketersediaan air dalam jumlah yang cukup,
baik untuk saat ini maupun di masa yang akan
datang.
Kanci-Pejagan Toll Road
In parallel with its toll road construction projects,
Bakrieland also develops land flanking these
toll roads for property development and other
projects that increase traffic flow. This will allow
Bakrieland to yield maximum sales margins from
the significant rise in property prices following
the completion of the highway construction.
With regard to integrated water management,
Bakrieland as the property developer will at all
times ensure that every project undertaken by
the Company will have adequate water supply,
now and in the future.
79
Bakrieland
Annual Report
2009
• Memperoleh
berkelanjutan
meningkat.
sumber
pendapatan
yang
berpotensi
terus
• Generates recurring revenue sources with the
potential for continued increases.
Pendapatan Bakrieland di masa depan akan
semakin stabil dengan bertambahnya sumber
pendapatan berkelanjutan yang diperoleh dari
bisnis jalan tol dan pengelolaan air terpadu. Bisnis
ini selain menjanjikan hasil yang menarik dengan
adanya tren peningkatan volume dan tarif di
masa depan, juga memiliki sifat yang relatif tidak
sensitif terhadap gejolak ekonomi.
In coming years, Bakrieland will earn an
increasingly steady flow of earnings due to
the rise in recurring revenue derived from the
toll road and integrated water management
projects. These business projects not only
promise attractive rewards considering future
upward trends in sales volume and tariff, but
are also comparatively insensitive to economic
turbulence.
Pengembangan Jalan Tol
Perusahaan yang menjalankan bisnis pengembangan
jalan tol di Indonesia menghadapi sekurangkurangnya 3 (tiga) tantangan, yaitu pembebasan
lahan, konstruksi, dan pengoperasian jalan tol.
Pembebasan lahan merupakan tantangan utama
bukan saja karena terkait dengan kepentingan
masyarakat setempat, tetapi juga karena Peraturan
Presiden yang berlaku (Peraturan Presiden
Toll Road Development
Companies involved in toll road development projects
in Indonesia are confronted with at least 3 (three)
challenges, namely land acquisition, construction
and the actual operations of toll roads. Land
acquisition is a formidable challenge as it concerns
the interest of the local community and existing
legislation (Presidential Regulations No.65/2006
and No.36/2005), which has yet to provide support
Ruas jalan tol Kanci-Pejagan
sepanjang 35 km telah diselesaikan
pembangunannya pada tanggal 16
Desember 2009, diresmikan oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 26 Januari 2010. Hingga saat
ini pembebasan lahan dan konstruksi
ruas jalan tol ini merupakan yang
tercepat untuk jaringan tol Trans Jawa.
Keberadaan jalan tol ini akan membawa
dampak sosial, ekonomi dan lingkungan
yang positif bagi masyarakat setempat.
The 35-km Kanci-Pejagan toll road was
completed on 16 December 2009 and
officially launched by President Susilo
Bambang Yudhoyono on 26 January
2010. To date, land acquisition and
construction of this toll road is the fastest
in the Trans Java network. The existence
of this toll road will bring positive impact
on the local community in terms of social,
economic and environment.
Opening Ceremony of Kanci-Pejagan Toll Road
80
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
No.65/2006 dan Peraturan Presiden No.36/2005)
belum mendukung proses percepatan pembebasan
lahan. Berkenaan dengan konstruksi, perusahaan
dihadapkan pada masalah penetapan biaya yang
akurat dan pengenaan tarif. Sementara dalam hal
operasional jalan tol, perusahaan harus memutuskan
komposisi SDM yang akan digunakan dari sumber
internal maupun luar (outsource).
for the acceleration of the land acquisition process.
With regard to construction, companies must be
able to accurately determine all costs involved
and subsequent tariffs. On toll road operations,
companies must decide on whether to draw their
human resource needs from internal sources or to
rely on outsourcing.
Didukung oleh struktur permodalan yang kuat dan
pengalaman sebagai perusahaan properti selama
lebih dari 15 tahun, Bakrieland memiliki keunggulan
kompetitif berupa kekuatan pembiayaan dan
kompetensi yang tinggi dalam melakukan akuisisi
lahan, yang membuatnya mampu mengatasi
tantangan utama dalam pengembangan proyek
jalan tol di tanah air. Untuk memperkuat posisinya,
Bakrieland sebagai pemilik mayoritas juga melibatkan
kontraktor utama dan konsultan jalan tol untuk setiap
proyek yang dikembangkan.
Supported by a solid capital structure and sound
experience as a property developer for more than
15 years, Bakrieland’s competitive advantages rest
on its financing strength and extensive competence
in land acquisition that enable it to surmount this
major obstacle impeding Indonesia’s toll road
development. To strengthen its position, Bakrieland
as the major owner also ensures the involvement
of prime contractors and consultants in toll road
development in every project being developed.
Bersamaan dengan pembangunan jalan tol,
Bakrieland juga berupaya mengembangkan sentra
Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) di
sekitar jalan tol agar masyarakat sekitar proyek
dapat merasakan manfaat keberadaan jalan tol
tersebut. Di sisi bisnis, kehadiran sentra UMKM akan
meningkatkan volume lalu lintas kendaraan sehingga
dapat mempercepat pengembalian investasi jalan
tol. Selain itu, proses pembebasan lahan untuk
proyek berikutnya diharapkan lebih mudah karena
masyarakat sudah dapat merasakan secara langsung
dampak positif keberadaan jalan tol.
In concurrence with its toll road construction projects,
Bakrieland also helps develop small, medium and
micro enterprises located in proximity to the toll roads
in efforts to ensure that nearby communities are
better off with the presence of these road networks.
From a business perspective, the establishment of
small, medium and micro enterprises will increase
traffic volume, thus accelerating the return on
investment. Furthermore, the process of acquiring
land for subsequent projects would be easier as the
community has had positive experience in benefiting
from the presence of toll roads.
PT Bakrie Infrastructure
PT Bakrie Insfrastructure (BI) merupakan anak
perusahaan Bakrieland dengan kepemilikan sebesar
99,99%. Perusahaan ini adalah holding dari semua
perusahaan yang melaksanakan proyek infrastruktur
yang menunjang pengembangan properti di masa
depan. Melalui BI, Bakrieland memiliki keunggulan
kompetitif di dalam pengembangan usaha
propertinya.
PT Bakrie Infrastructure
PT Bakrie Infrastructure (BI) is a subsidiary of
Bakrieland, which has a 99.99% share ownership.
It is a holding entity of all operating companies
involved in infrastructure projects, which ultimately
support future property developments. Through BI,
Bakrieland has gained a competitive advantage in
developing its property business.
PT Bakrie Toll Road
PT Bakrie Toll Road (BTR) merupakan anak perusahaan
BI dengan kepemilikan saham 99,99%. BTR memiliki
visi untuk bersinergi dengan Bakrieland melalui
pembangunan jalan tol berstandar internasional
yang selalu terintegrasi dengan mengedepankan
pengembangan kawasan.
PT Bakrie Toll Road
PT Bakrie Toll Road (BTR) is a subsidiary of BI, which
has a 99.99% share ownership. BTR’s vision is to
create synergy with Bakrieland through the integrated
development of international standard toll roads,
creating the foundation for area development.
81
Bakrieland
Annual Report
2009
Proyek pertama yang dikerjakan oleh BTR adalah
pembangunan ruas jalan tol Kanci-Pejagan sepanjang
35 km, yang menghubungkan Cirebon (Jawa
Barat) dan Brebes (Jawa Tengah). Jalan tol KanciPejagan merupakan bagian dari jaringan Trans Jawa
dan dibangun dengan menggunakan konstruksi
precasted pre-stressed concrete pavement yang
menjamin kecepatan dan kualitas unggul berkat
kekuatan beton yang diproduksi secara pabrikasi di
dekat lokasi proyek.
The first project undertaken by BTR is the
development of the 35 km Kanci-Pejagan toll road
section connecting Cirebon (West Java) and Brebes
(Central Java). This particular segment is part of the
Trans Java network built with a pre-cast pre-stressed
concrete surface that guarantees quality due to the
strength of the fabricated concrete and speed as it is
manufactured close to the project location.
Setelah melalui masa uji coba menampung arus
mudik lebaran 2009, pada bulan Desember 2009
BTR berhasil menyelesaikan proyek bernilai investasi
Rp 2,2 triliun ini. Penyelesaian proyek jalan tol KanciPejagan merupakan suatu prestasi tersendiri bagi
BTR. Hingga saat diresmikan pengoperasiannya
pada tanggal 26 Januari 2010 oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, proyek Kanci-Pejagan
merupakan proyek jalan tol yang tercepat dalam hal
pembebasan lahan (7 bulan) dan pembangunannya
(17 bulan) dibandingkan ruas jalan tol lain dalam
jaringan Trans Jawa.
Following a trial period on traffic burden during the
Idul Fitri religious holidays, in December 2009 BTR
managed to complete the project with investment
value of Rp 2.2 trillion. The finalization of the KanciPejagan toll road section is a prestige project for
BTR. As at the official launching of its operations
on 26 January 2010 by President Susilo Bambang
Yudhoyono, the Kanci-Pejagan project was the
fastest toll road development venture in terms of
land acquisition (7 months) and construction (17
months) compared to other toll road sections of the
Trans Java network.
Selain ruas Kanci-Pejagan yang mempunyai masa
konsesi selama 35 tahun, hingga saat ini Bakrieland
telah memiliki hak opsi untuk memiliki konsesi 3 (tiga)
ruas jalan tol lain dalam jaringan jalan tol Trans Jawa
yaitu Pejagan-Pemalang (56 km), Batang-Semarang
(75 km) dan Pasuruan-Probolinggo (45 km) serta 1
(satu) ruas jalan tol lainnya yaitu Ciawi-Sukabumi (54
km) di Jawa Barat.
In addition to the Kanci-Pejagan segment with a 35year concession period, Bakrieland to this day has
option rights as concession holder to 3 (three) other
toll road sections of the Trans Java network, namely
Pejagan-Pemalang (56 km), Batang-Semarang (75
km) and Pasuruan-Probolinggo (45 km) as well as 1
(one) toll road section between Ciawi and Sukabumi
(54 km) in West Java.
PT Semesta Marga Raya
PT Semesta Marga Raya (SMR) merupakan anak
perusahaan BTR dengan kepemilikan saham 65%.
SMR saat ini bergerak dalam bidang pembangunan
dan pengoperasian jalan tol Kanci-Pejagan.
PT Semesta Marga Raya
PT Semesta Marga Raya (SMR) is the subsidiary of
BTR, which has a 65% share ownership. SMR at
present is involved in the construction and operations
of the Kanci-Pejagan toll road section.
Pengelolaan Air Terpadu
Bakrieland mulai memasuki bisnis pengelolaan air
terpadu pada awal tahun 2007, ketika salah satu
anak perusahaannya (PT Alberta Utilities) menjadi
pemilik saham minoritas PT Aetra Air Jakarta.
Melalui bisnis ini, Bakrieland membuka kesempatan
untuk mentransformasikan diri dari perusahaan
pengembang properti (property developer) menjadi
pengembang kawasan serba guna yang terintegrasi
(integrated mixed use area developer).
Integrated Water Management
Bakrieland’s initial foray into the integrated water
management business began in early 2007,
when one of its subsidiaries (PT Alberta Utilities)
was a minor shareholder of PT Aetra Air Jakarta.
Through this new business venture, Bakrieland
took the opportunity to transform itself from a
property developer to an integrated mixed use area
developer.
82
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Bisnis
Business Report
Tantangan terbesar dalam bisnis pengelolaan air
adalah mengatasi kebocoran air yang disebabkan
oleh kombinasi antara íllegal consumption
(pencurian air) dan illegal connection (kebocoran
pipa, kesalahan catat, dll). Sejak ditandatanganinya
Perjanjian Kerjasama 25 tahun antara PAM Jaya dan
PT Thames PAM Jaya (sekarang PT Aetra Air Jakarta)
pada tahun 1998, tingkat kebocoran air (non revenue
water = nrw) berhasil diturunkan dari 67% menjadi
52,4% pada akhir tahun 2006, dan telah berhasil
diturunkan lagi menjadi 49% setelah PT Alberta
Utilities masuk sebagai pemegang saham. Di masa
depan, selain meningkatkan efisiensi dan cakupan
layanan, diharapkan kualitas air dapat ditingkatkan
menjadi siap minum.
The main challenge in the water management
sector concerns the ability to deal with water
leakages stemming from a combination of illegal
water consumption (through illegal connections
and tampering with water meters) and water
leakage (pipe leakage due to land subsidence and
other damage). Since the signing of the 25-year
Cooperation Agreement between PAM Jaya and
PT Thames PAM Jaya (now PT Aetra Air Jakarta) in
1998, the water leakage rate (non-revenued water =
nrw) was successfully reduced from 67% to 52.4%
at the end of 2006, and brought down further to 49%
after PT Alberta Utilities’ involvement as shareholder.
Subsequent measures shall not only focus on
increasing service efficiency and reach but also on
improving water quality for ready consumption.
PT Alberta Utilities
PT Alberta Utilities (AU) merupakan anak perusahaan
BI dengan kepemilikan saham 75,04%. AU memiliki
kepemilikan saham di PT Aetra Air Jakarta sebesar
5,00%.
PT Alberta Utilities
PT Alberta Utilities (AU) is a subsidiary of BI, which
has a 75.04% share ownership. AU’s shares invested
in PT Aetra Air Jakarta amount to 5.00%.
PT Aetra Air Jakarta
PT Aetra Air Jakarta (AAJ) merupakan perusahaan
pengelolaan air terpadu (air bersih dan air kotor)
yang memiliki area konsesi di bagian timur Jakarta
selama 25 tahun (1997-2022). AAJ mulai beroperasi
pada tanggal 1 Februari 1998 untuk mengelola,
mengoperasikan, memelihara serta melakukan
investasi guna mengoptimalkan sistem pasokan air
bersih bagi warga Jakarta Utara, sebagian Jakarta
Pusat dan seluruh Jakarta Timur dengan kali Ciliwung
sebagai perbatasan wilayah operasionalnya. Saat ini
saham AAJ dimiliki oleh Acuatico Pte. Ltd (95%) dan
PT Alberta Utilities (5%).
Aetra menggunakan sumber air baku yang berasal
dari Waduk Jatiluhur yang dikelola oleh Perum Jasa
Tirta II (PJT II), yang dialirkan ke Jakarta melalui
saluran terbuka Kanal Tarum Barat (Kali Malang).
Pasokan air bersih bagi pelanggan diproduksi
dengan standar kualitas air minum di tiga Instalasi
Pengolahan Air (IPA) yaitu IPA Buaran I, IPA Buaran
II, dan IPA Pulo Gadung. Untuk distribusi air bersih
kepada seluruh pelanggannya, Aetra memiliki Pusat
Distribusi Cilincing dan 4 (empat) booster pump
yang berlokasi di Pasar Rebo, Sumur Batu, Sungai
Bambu dan Tugu.
PT Aetra Air Jakarta
PT Aetra Air Jakarta (AAJ) is an integrated water
management company (both clean and purified
water) with concession areas in the eastern part of
Jakarta for a 25-year period (1997-2022). AAJ began
operations on 1 February 1998 in the management,
operation, maintenance and investment of an
optimal clean water supply system for residents
in North Jakarta, part of Central Jakarta and East
Jakarta with the Ciliwung River serving as the border
for its operational area. AAJ shares are currently
owned by Acuatico Pte. Ltd (95%) and PT Alberta
Utilities (5%).
Kinerja Operasional
Bisnis jalan tol akan memberikan kontribusi
pendapatan setelah jalan tol Kanci-Pejagan resmi
beroperasi pada tahun 2010, namun langkah
Operational Performance
The toll road business venture has contributed to
earnings following the start of operations of the
Kanci-Pejagan section in 2010, although preparatory
Aetra draws from un-distilled water sourced from
the Jatiluhur Reservoir managed by state-owned
Jasa Tirta II (PJT II), channeled to Jakarta through
the West Tarum (Kali Malang) open canal. Clean
water supply for customers conforms to drinking
water quality standards and produced at three
Water Processing Installations at Buaran I, Buaran II,
and Pulo Gadung. For clean water distribution to all
customers, Aetra relies on its Cilincing Distribution
Center and 4 (four) booster pumps located at Pasar
Rebo, Sumur Batu, Sungai Bambu and Tugu.
83
Bakrieland
Annual Report
2009
persiapan pembangunan proyek sendiri sudah
dilakukan jauh sebelumnya, yaitu sejak tahun
2007. Tahun 2010, bisnis jalan tol ditargetkan dapat
memberikan kontribusi sekitar Rp 100 miliar hingga
Rp 150 miliar kepada total pendapatan Bakrieland,
dan diharapkan akan meningkat di tahun-tahun
berikutnya.
steps for the development of the project had begun
in 2007. In 2010, the toll road business is projected
to contribute approximately Rp 100 billion to Rp 150
billion of Bakrieland’s total revenue, and is expected
to rise further in the following years.
Bisnis pengelolaan air menunjukkan pertumbuhan
yang positif. Saat ini 65% dari 90% cakupan daerah
layanan dalam konsesi telah terpenuhi. Tercatat
telah dibuka sebanyak 370.000 akun dengan jumlah
pelanggan mencapai sekitar 3 juta orang. Dari sisi
volume penjualan air, hingga akhir tahun 2009
tercapai rata-rata di atas 130 juta m3/tahun.
The water management business has also shown
encouraging growth. At present, 65% from 90%
of service reach within the concession zone has
been fulfilled. Some 370,000 accounts have been
opened with total clients reaching 3 million people.
Water sales volume by the end of 2009 recorded an
average of above 130 million m3/year.
Prospek 2010 dan Ke Depan
Komitmen
Pemerintah
untuk
mendukung
pengembangan infrastruktur menjadikan bisnis
pembangunan jalan tol memiliki prospek yang
menjanjikan.
Pada
akhir
Desember
2009,
Pemerintah merencanakan revisi atas Peraturan
Presiden RI No. 67 tahun 2005 mengenai Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur, serta Peraturan Presiden No. 36
tahun 2005 dan Peraturan Presiden No. 65 tahun
2006 mengenai pengadaan tanah bagi pelaksanaan
pembangunan untuk kepentingan umum. Peran
aktif Pemerintah dalam hal pembebasan tanah
diyakini akan mempercepat proses pembangunan
infrastruktur nasional.
2010 Prospects and Onward
The Government of Indonesia’s commitment to
support infrastructure development has turned toll
road construction into a promising business venture.
At the end of December 2009, the Government has
plans to revise President Regulation No. 67/2005
on Government Cooperation with Business Entities
in the Provision of Infrastructure, and Presidential
Regulations No. 36/2005 and No. 65/2006 on land
acquisition for development purposes of public
interests. The active role of the Government with
regard to land acquisition will help accelerate the
development process of national infrastructure.
Di samping Kanci-Pejagan, BTR juga berencana
melakukan pembangunan ruas-ruas jalan tol lain
yang merupakan bagian dari jaringan Trans Jawa,
yaitu Pejagan-Pemalang, Batang-Semarang, dan
Pasuruan-Probolinggo, serta satu ruas tol lain yaitu
Ciawi-Sukabumi. Proses pembangunan ruas jalan tol
Pejagan-Pemalang dan Ciawi-Sukabumi akan dimulai
pada tahun 2010, sedangkan untuk ruas tol BatangSemarang dan Pasuruan-Probolinggo akan dimulai
setelahnya. Seluruh proyek pembangunan akan
dilaksanakan secara bertahap.
Apart from the Kanci-Pejagan toll road project, BTR
also plans to develop other toll road sections which
are part of the Trans Java network, namely PejaganPemalang, Batang-Semarang, and PasuruanProbolinggo, as well as the Ciawi-Sukabumi road
section. Construction for the Pejagan-Pemalang and
Ciawi-Sukabumi segments will commence in 2010,
followed by the Batang-Semarang and PasuruanProbolinggo routes. All development projects will be
carried out in stages.
Bisnis pengelolaan air (air bersih dan kotor) memiliki
peluang untuk terus berkembang mengingat belum
tercukupinya ketersediaan air bersih dan berkualitas
di Jakarta serta tren volume penggunaan air dan
tarif air yang meningkat. Kemampuan Bakrieland
mengelola air di lingkungan propertinya di masa
depan akan memberikan nilai tambah dibandingkan
para pesaingnya.
Water management (both clean and purified water)
provides ever increasing opportunities for growth
considering the current inadequate supply of clean
quality water in Jakarta as well as a rising trend in
water consumption and tariffs. Bakrieland’s ability to
efficiently manage water within its properties shall
generate added value compared to its competitors.
84
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Rencana Ke Depan
Future Outlook
Ke depan, Bakrieland akan memfokuskan pada
pengembangan township, meningkatkan sumber
pendapatan berkelanjutan, dan meningkatkan
kerja sama dengan mitra strategis.
Going forward, Bakrieland will focus on township development, improvement
of recurring income sources, and enhance cooperation with strategic partners.
Strategi Bisnis 2010
Didukung oleh pendanaan yang memadai, di tahun
2010 Bakrieland akan melakukan percepatan
pengembangan proyek yang di tahun sebelumnya
agak terganggu akibat dampak krisis keuangan
global. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Bakrieland
akan tetap melanjutkan fokus pengembangannya
pada pengembangan tempat hunian di berbagai
lokasi strategis, yang ditujukan untuk segmen
menengah dan menengah atas.
2010 Business Strategy
Supported by an adequate funding, in 2010 Bakrieland
will accelerate development of projects that were
affected by the impact of global financial crisis
last year. Same as previous years, Bakrieland will
continue its development focus into development
of residential area in various strategic locations,
targeted for middle and upper segment.
Sebagai antisipasi atas skala pengembangan
perusahaan yang lebih besar di masa , Bakrieland
akan terus meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia untuk mencapai peningkatan produktivitas.
Pengembangan kemampuan internal terutama di
bidang manajemen resiko juga akan terus dilanjutkan
In anticipation to the Company’s expansion of scale
in the future, Bakrieland will continue to enhance
its human resource capability to accomplish higher
productivity. Development of internal capabilities in
risk management in particular will also be maintained
by applying the Enterprise Risk Management and by
85
Bakrieland
Annual Report
2009
dengan menerapkan Enterprise Risk Management
serta meningkatkan kesadaran akan kepatuhan.
Selain itu, akan diupayakan cross-selling antar unitunit usaha dan program customer gets customer
untuk meningkatkan penjualan.
improving its awareness towards compliance. In
addition, cross selling among business units and
customer get customer program will be carried out
to increase sales.
Sejalan dengan semakin membaiknya kondisi
ekonomi makro, Bakrieland akan memperkuat
struktur permodalan dari sumber pendanaan
yang terbaik bagi Perusahaan untuk mendukung
pengembangan usahanya.
Bakrieland juga
berencana untuk kembali melakukan akuisisi tanah
di lokasi strategis yang diperkirakan memiliki tren
peningkatan yang signifikan.
In line with the gradual upturn in the macro
economic condition, Bakrieland will strengthen its
capital structure from the best financing source
available for the Company to support its business
development. Bakrieland also plans to acquire lands
in strategic locations that are expected to have
significant uptrend.
Dalam upaya penerapan prinsip-prinsip GCG,
Bakrieland
akan
terus
memperbaiki
dan
mengembangkan struktur yang dapat mendukung
pelaksanaan
GCG
yang
sejalan
dengan
perkembangan Bakrieland menuju perusahaan yang
terkemuka dan solid.
To implement the GCG principles, Bakrieland will
always endeavor to improve and develop a structure
which will promote GCG implementation that is
aligned with Bakrieland’s transformation into a
prominent and solid company.
Sasaran Jangka Menengah dan Panjang
Setelah berhasil menjadi pengembang properti
terbesar di CBD Jakarta, Bakrieland akan berusaha
mencapai visi untuk menjadi perusahaan terkemuka
di dunia dalam bidang real estate, properti,
infrastruktur dan bidang usaha terkait properti lainnya.
Pengembangan usaha properti difokuskan kepada
pengembangan tempat hunian yang terintegrasi
(township) di berbagai lokasi strategis dengan target
segmen menengah dan menengah atas. Selain
itu, untuk mengurangi dampak kondisi ekonomi
yang kurang menguntungkan, Bakrieland akan
meningkatkan pemilikan aset yang menghasilkan
pendapatan berkelanjutan, yang relatif tidak sensitif
atas perubahan kondisi ekonomi. Pengembangan
usaha dilakukan secara terintegrasi hampir di semua
lini usaha sehingga perusahaan dapat menghasilkan
sinergi dan mengoptimalkan pengembangan
usahanya.
Medium and Long Term Objective
Following its success to become the largest
property developer in Jakarta CBD, Bakrieland is
set to achieve its vision to become a prominent
company in real estate, property, infrastructure,
and other property related business venture.
Improvement in property business is focused on
the development of integrated residential areas
(township) in various strategic locations with middle
and upper middle target segmentation. In addition,
to reduce the impact of unfavorable economic
conditions, Bakrieland will increase ownership of
assets that will generate recurring income, which
is relatively insensitive to economic changes.
Integrated business development will be performed
in every line of business such that the Company
could generate synergy and optimize its business
development.
Untuk
mempercepat
pengembangan
usaha
sekaligus mengurangi resiko usaha, Bakrieland akan
mencari partner strategis yang tidak hanya memiliki
keuangan yang kuat namun juga pengalaman dan
reputasi baik di bidangnya.
To accelerate business development whilst reducing
its business risk, Bakrieland will seek strategic
partners which not only have financial strength but
also possess excellent track record and reputation in
the relevant business.
86
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Pemasaran
Marketing
Untuk mempertahankan tingkat penjualan
produknya, unit-unit usaha Bakrieland
mempertajam fokus pemasaran dan melakukan
beberapa terobosan baru di bidang pemasaran,
misalnya melalui penjualan langsung ke instansi
atau institusi tertentu dan promosi melalui
komunitas.
To maintain product sales level, Bakrieland’s business units sharpened its
marketing focus and carried out a number of new breakthroughs in the
marketing area, such as through direct selling to certain offices or institutions,
and promotion via communities.
87
Bakrieland
Annual Report
2009
Persaingan dalam industri properti yang semakin
Increasingly
ketat dari waktu ke waktu menuntut perusahaan
property
stringent
pengembang untuk terus meningkatkan kualitas
developers continuously improve product quality
produk serta jeli melihat berbagai peluang pasar.
and aggressively seek market opportunities.
Selain itu, berbagai upaya pemasaran dilakukan
Furthermore, various marketing efforts, from giving
untuk menarik konsumen mulai dari harga yang
competitive prices, bonuses, flexible payment
bersaing, pemberian bonus, paket pembayaran yang
packages, and various other attractive offers, have
fleksibel, dan berbagai tawaran menarik lain.
been carried out to attract consumers.
Strategi pemasaran Bakrieland telah dimulai sejak
Bakrieland’s marketing strategy starts from the
tahap awal perancangan proyek hingga tahap
project’s early design stage until after sales. In order
setelah penjualan. Dalam rangka memperkuat
to strengthen the marketing network, Bakrieland’s
jaringan pemasaran, produk-produk Bakrieland sudah
products are introduced and sold to the public
mulai diperkenalkan dan dijual kepada masyarakat
before construction begins (pre-selling). To support
umum sebelum konstruksi dimulai (pre-selling).
the timely completion, Bakrieland conducts strict
Untuk menunjang penyelesaian yang tepat waktu,
supervision over the implementation of development,
Bakrieland melakukan pengawasan yang ketat
provides training and increases work safety in the
atas pelaksanaan pembangunan dan memberikan
operational environment.
industry
competition
demands
that
real
in
the
estate
pelatihan dan peningkatan keselamatan kerja di
lingkungan operasional.
Citra Bakrieland sebagai pengembang yang selalu
Bakrieland’s image as a consistently punctual
tepat waktu serta kinerjanya yang kian meningkat
developer as well as its increasing performance
telah
kepercayaan
have helped develop the public’s confidence. This
masyarakat. Kondisi ini diharapkan akan terus
condition is expected to continue to encourage
mendorong kenaikan pada penjualan produknya di
product sales increases in the future.
semakin
menumbuhkan
masa mendatang.
City Property
City Property
Situasi tahun 2009 yang lebih menantang dari
Increased challenges in 2009, as compared to
tahun-tahun sebelumnya, menuntut City Property
the previous years, have demanded that the City
untuk mempertajam fokus pemasaran dengan lebih
Property business unit sharpen its marketing with
selektif dan spesifik dalam menentukan target dan
a more selective and specific focus in determining
kegiatan pemasarannya. Kegiatan pemasaran yang
its targets and activities. Marketing activities
dilakukan antara lain:
undertaken include:
• Pemasangan Iklan
Media cetak
sebagai
• Advertisement
maupun
sarana
elektronik
pemasaran
digunakan
Print and electronic media were used as means
produk-produk
of product marketing. Advertisements were
perusahaan. Iklan dimuat di berbagai koran dan
published in various leading newspapers and
majalah terkemuka, TV dan radio, serta dalam
magazines, TV and radio, and in the form of
bentuk selebaran dan brosur.
leaflets and brochures.
• Acara khusus
• Special Events
Berbagai acara diselenggarakan dengan tujuan
Various events were organized to introduce
memperkenalkan produk kepada masyarakat.
products to the market. Although the intensity
Meskipun intensitasnya menurun dibandingkan
was reduced as compared to 2008, events were
88
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Pemasaran
Marketing
tahun 2008, acara-acara ini tetap dipandang perlu
still considered necessary in order to maintain
untuk mempertahankan eksistensi Bakrieland
Bakrieland’s profile in the public’s eyes.. Events
di mata masyarakat. Acara yang diadakan di
held throughout 2009 included open table,
sepanjang tahun 2009 diantaranya adalah open
open house, talk shows, agent gatherings,
table, open house, talk show, agent gathering,
TV programs and solo exhibitions. In addition,
program TV dan pameran tunggal. Selain itu
Bakrieland participated in REI Expo and several
Bakrieland ikut serta dalam REI Expo dan
other sponsorship programs.
beberapa program pemberian sponsor.
• Penjualan langsung
• Direct selling
Tenaga pemasaran Bakrieland, yang terdiri dari
Bakrieland’s sales force, consisting of internal
tenaga pemasaran interen dan agen independen,
sales team and independent agents, directly
secara langsung menghubungi calon pembeli
make contact with prospective buyers and
dan menawarkan produknya. Data calon pembeli
offer various products. Data on prospective
diperoleh
Bakrieland
buyers were obtained from Bakrieland’s internal
maupun jaringan yang dimiliki tenaga pemasar
database as well as the network of the individual
sendiri.
sales force.
dari
database
interen
• Hubungan masyarakat dan pelanggan
• Public and customer relations
Hubungan dengan masyarakat dipelihara melalui
Public relations were maintained through media
media relation, interaksi publik, dan kegiatan CSR.
relations, public interaction, and CSR activities.
Bakrieland secara berkala menyelenggarakan
Bakrieland regularly organizes soft selling events,
acara soft selling, menerbitkan majalah Rasuna
publishes quarterly Rasuna Epicentrum magazine,
Epicentrum setiap 3 bulan, mengirimkan berita
sends news releases via short-message-service
melalui pesan singkat (sms blast) dan email (email
(sms) and e-mail blasts, as well as rewards
blast), serta program rewards seperti pemberian
programs, such as referrals and buyer-get-
referensi dan buyer-get-buyer, pendekatan ke
buyer programs, exposure through media, press
media untuk peliputan, distribusi siaran pers, talk
release distribution, radio talk shows and media
show di radio, serta beberapa media gathering.
gatherings.
Sepanjang tahun 2009, City Property membelanjakan
During 2009, City Property spent approximately
sekitar Rp 11,1 miliar untuk membiayai kegiatan
Rp 11.1 billion to finance its marketing activities.
pemasaran.
Landed Residential
Landed Residential
Di tahun 2009, Landed Residential melakukan suatu
In 2009, the Landed Residential business unit created
terobosan baru dalam hal pemasaran, yaitu dengan
a new marketing breakthrough, namely through
memasarkan produknya secara langsung dalam
directly marketing products in large numbers to
jumlah besar ke berbagai institusi atau instansi
various institutions or large companies, particularly
perusahaan yang cukup besar terutama BUMN,
state-owned and private enterprises, as well as
perusahaan swasta, serta perkumpulan komunitas
selective community associations. Other strategies
tertentu. Strategi pemasaran lain yang diterapkan
applied were a continuation of those carried out
merupakan kelanjutan dari yang sudah dijalankan
from previous years, including the following:
dari tahun ke tahun, antara lain sebagai berikut:
89
Bakrieland
Annual Report
2009
• Buyer Get Buyer
• Buyer Get Buyer
Sebagian unit di Bogor Nirwana Residence terjual
Several units of the Bogor Nirwana Residence
berkat pemasaran secara tidak langsung melalui
were sold through indirect marketing of existing
para pembeli yang sudah menjadi pemilik unit
unit owners who persuaded other buyers from
dan mengajak keluarga atau relasinya untuk
their circles of friends and family.
melakukan hal yang sama.
• Mempertahankan Citra Bakrieland
Mempertahankan
citra
• Maintaining the Image of Bakrieland
Bakrieland
sebagai
Maintaining Bakrieland’s image as a trustworthy
pengembang kawasan yang dapat dipercaya dan
and
peduli lingkungan merupakan hal penting. Hingga
very important. To date, Bakrieland remains
environmentally-friendly
developer
is
saat ini Bakrieland tetap konsisten menerapkan
consistent in maintaining 60% green space in the
kebijakan 60% area hijau di kawasan perumahan
residential Bogor Nirwana Residence area and
Bogor Nirwana Residence dan memastikan
ensuring project completion in a timely manner.
penyelesaian proyek pada waktunya. Publikasi
Publication on this subject was done through
mengenai hal ini dilakukan baik melalui media
both the print media and direct communication
tulisan maupun penyampaian langsung oleh tim
by the marketing team on various occasions.
pemasaran pada berbagai kesempatan.
• Kerjasama dengan perbankan dan fleksibilitas
• Cooperation
pembayaran
with
banks
and
payment
flexibility
Untuk kepentingan konsumen yang menggunakan
For the interest of consumers utilizing the House
fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan
Ownership Credit (KPR) and the Apartment
Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), dilakukan
Ownership Loan (KPA) facilities, cooperation
kerjasama dengan beberapa Bank yang dapat
was established with several banks that provide
memberikan tingkat suku bunga yang terjangkau.
affordable
Berbagai skema pembayaran dirancang untuk
schemes were designed to accommodate
mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan
consumer types and needs.
interest
rates.
Various
payment
konsumen.
• Kampanye The Jungle
Kampanye
intensif
• The Jungle Campaign
terus
dilakukan
untuk
Intensive
campaigning
was
continually
meningkatkan jumlah pengunjung The Jungle,
undertaken to increase the number of visitors to
baik
media,
The Jungle, either through promotions in various
pemasangan billboard maupun penyelenggaraan
media, billboard placements, and special events
acara-acara khusus di akhir pekan dan hari libur.
on weekends and holidays.
melalui
promosi
di
berbagai
• Penyediaan fasilitas shuttle bus
Fasilitas
ini
memberikan
• Providing shuttle bus service
kemudahan
dan
This facility provides convenience and comfort for
kenyamanan bagi konsumen untuk meninjau
consumers to immediately assess the property
langsung lokasi properti yang diminati, sehingga
location they are interested in, thus, making it
memudahkan
easier for consumers to make decisions.
konsumen
dalam
mengambil
keputusan.
Landed
sebesar
The Landed Residential business unit spent Rp 13.5
Rp 13,5 miliar untuk membiayai kegiatan pemasaran
Residential
membelanjakan
billion to fund its marketing activities throughout
di sepanjang tahun 2009.
2009.
90
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Pemasaran
Marketing
Hotel & Resort
Hotel & Resort
Hotel & Resort melakukan beberapa terobosan baru
Hotel & Resort business unit developed a number of
selama tahun 2009, sebagai berikut:
new breakthroughs during 2009, as follows:
• Mulai Juni 2009, Hotel & Resort melakukan
• Starting in June 2009, Hotel & Resort conducted
promosi melalui komunitas seperti BRI Prioritas,
its promotion through selected media such as
Mandiri Prioritas, Asian Property Investment,
BRI Priority, Mandiri Prioritas, Asian Property
Garuda Inflight Magazine dan Air Vision, serta
Investment, Garuda Inflight Magazine and Water
Golf Digest. Promosi ini lebih tepat sasaran dan
Vision as well as Golf Digest. Such a campaign
terbukti berpengaruh positif terhadap penjualan.
was more specifically targeted and proved to
have a positive impact on sales.
• Dalam
jangka
• In an effort to develop long term relationships
panjang dengan pelanggan, setiap dua bulan
rangka
membina
with customers, a bimonthly Customer Service
sekali diterbitkan Customer Service Newsletter
Newsletter is published and distributed to
kepada para pemilik maupun calon pembeli,
owners and prospective buyers. The newsletter
yang antara lain memuat aktifitas proyek serta
covers information, , among others, on project
kegiatan yang dilangsungkan di lokasi proyek.
activities and events held at the project site. In
Selain itu, kunjungan langsung kepada pelanggan
addition, direct visits to customers were also
dilakukan
pertanyaan
carried out as follow-ups to inquiries. Invitations
yang disampaikan. Undangan kepada pembeli
to buyers and prospective buyers were extended
maupun calon pembeli diberikan untuk melihat
to personally witness the project’s progress.
untuk
hubungan
menindaklanjuti
perkembangan proyek.
• Pada bulan Desember 2009 diadakan Customer
• In December 2009, a Customer Gathering was
Gathering dalam rangka merayakan Tahun Baru.
held to celebrate the New Year. At this event, unit
Dalam acara ini, para pemilik unit dapat menikmati
owners enjoyed 3 (three) –days free stay at the
fasilitas menginap gratis selama 3 (tiga) hari di
Pullman Legian Nirwana Bali.
Pullman Bali Legian Nirwana.
Selain itu, Hotel & Resort masih menerapkan strategi
Moreover, Hotel & Resort remained consistent
pemasaran yang sama dengan tahun sebelumnya,
in applying the same marketing strategy as in the
antara lain mencakup:
previous year, among others, were as follows:
• Pemasaran dan penjualan pra-konstruksi
• Marketing and pre-construction sales
Untuk memperkuat jaringan pemasaran, promosi
To strengthen the marketing network, public
kepada masyarakat umum sudah dilakukan
promotion was conducted before construction
sebelum konstruksi dimulai dengan memberikan
began by offering attractive prices to investors
penawaran harga yang menarik kepada investor
who purchased during the pre-construction
yang membeli pada tahap pra-konstruksi. Strategi
stage. This marketing strategy brought about a
pemasaran seperti ini berpengaruh sangat positif
positive influence to the cash flow.
bagi arus kas.
• Paket pembayaran dan kerjasama dengan
• Payment Packages and cooperation with
bank
Untuk
banks
menarik
beberapa
paket
calon
pembeli,
pembayaran
ditawarkan
antara
lain:
To attract prospective buyers, several payment
packages
were
offered,
including:
down
pembayaran uang muka yang dapat diangsur,
payments by installments, fixed installments
pembayaran tunai dengan potongan harga,
with fixed discounts and no interest through the
91
Bakrieland
Annual Report
2009
angsuran tetap dengan potongan harga dan tanpa
developer, as well as the marketing and offering
bunga melalui pengembang, serta pemasaran dan
of the House Ownership Credit (KPR) facility
penawaran fasilitas kredit kepemilikan melalui
offered through banks.
bank.
• Kegiatan promosi dan publikasi
• Promotion and publication activities
Promosi produk dilakukan dalam bentuk pameran,
Product promotions were carried out in the forms
program sponsor dengan perbankan dan media
of exhibitions, sponsored programs through banks
baik di dalam maupun di luar negeri, pemuatan
and both local and foreign media, advertisement
iklan dan tulisan di media cetak dan elektronik,
and article placements in both print and electronic
serta customer gathering dan program buyer-get-
media, as well as through customer gatherings
buyer. Penjelasan dan pemberian pemahaman
and buyer-get-buyer programs. Efforts to provide
tentang keuntungan melakukan investasi properti
thorough explanation and understanding on the
apartemen dan hotel juga terus dilakukan baik
benefits of investing in apartments and hotels
melalui tulisan maupun seminar.
were also implemented through write-ups and
seminars.
• Kerja
sama
dengan
agen
pemasaran
• Cooperation with independent marketing
independen
agencies
Perluasan jaringan pemasaran dilakukan baik
melalui tenaga kerja pemasaran internal maupun
out through an internal marketing force as
kerja sama dengan para agen pemasaran
well as through a joint effort with experienced
independen yang berpengalaman.
independent sales agents.
• Pelatihan berkala untuk tenaga pemasaran
• Periodic training for marketing and sales
dan penjualan
Expansion of the marketing network was carried
Program
forces
pelatihan
berkesinambungan
dilakukan
untuk
secara
meningkatkan
Training programs were undertaken on an
ongoing basis to improve the competency of the
kompetensi tenaga pemasaran dan penjualan.
marketing and sales forces.
Hotel & Resort membelanjakan dana sejumlah
Hotel & Resort spent a total of Rp 4.9 billion for
Rp 4,9 miliar untuk keperluan kegiatan pemasaran di
marketing activities throughout 2009.
sepanjang tahun 2009.
Infrastruktur Terkait Properti
Property-Related Infrastructure
Pengembangan Jalan Tol
Toll Road Development
Meskipun sifat persaingan bisnis infrastruktur baik
Although the competitive nature of the business in
jalan tol maupun pengolahan air terpadu relatif
both highway infrastructure and integrated water
terbatas, Unit Usaha Property Related Infrastructure
treatment are relatively limited, Property Related
tetap secara proaktif melakukan pemasaran demi
Infrastructure Business Unit has proactively carried
meraih
out marketing activities to achieve optimum growth.
pertumbuhan
yang
optimal.
Kegiatan
tersebut mencakup:
These activities include:
1. Pengembangan kawasan
1. Area Development
Tujuan utama kegiatan pemasaran pada bisnis
The main objective of marketing activities for the
infrastruktur jalan tol adalah untuk meningkatkan
highway infrastructure business is to improve
arus lalu lintas pengguna jalan tol sebagai
the traffic flow of toll road users, as the main
komponen utama yang mempengaruhi tingkat
component that affects the level of income.
pendapatan.
92
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Pemasaran
Marketing
2. Pendekatan
langsung
ke
perusahaan
2. Direct approach to major transportation
transportasi besar
companies
Salah satu ciri khas dari proyek jalan tol Bakrieland
One characteristics of Bakrieland’s highway
adalah dikembangkannya kawasan di sepanjang
projects is developing the areas along the toll
ruas jalan tol yang dibangunnya, baik dalam
roads being built, either in the development of
bentuk pengembangan kawasan pemukiman,
residential areas, industrial (including Micro, Small,
industri (termasuk sentra UMKM), dan wisata
and Medium-Scale Enterprise centres), tourism
(termasuk
maupun
(including rest areas) and sowing productive
penataan tanaman produktif sepanjang koridor
plants along the highway corridors. These will
jalan tol. Hal ini akan meningkatkan perekonomian
provide a distinctive appeal to increase toll road
masyarakat dan memberikan daya tarik tersendiri
traffic and also enhance the local community’s
yang dapat meningkatkan arus lalu lintas di ruas
economy.
tempat
peristirahatan)
jalan tol tersebut.
3. Pendekatan kepada Pemda
3. Approach to Local Government
Hasil studi yang dilakukan BTR bersama dengan
Results of studies conducted by BTR with the
pihak Universitas Indonesia menunjukkan bahwa
University of Indonesia shows that toll roads are
jalan tol bermanfaat bukan saja untuk kelancaran
not only beneficial for efficient transportation,
transportasi, tetapi juga meningkatkan efisiensi
but also improve general efficiency and provide
dan memberikan kepastian biaya, yang pada
cost certainty, which in turn will increase the
gilirannya
pendapatan
Company’s revenues. Socialization and education
perusahaan. Sosialisasi dan edukasi mengenai
akan
meningkatkan
on this subject should be communicated to
hal ini perlu disampaikan kepada perusahaan-
companies in the transportation and distribution
perusahaaan transportasi maupun distribusi yang
business considered to be potential users of the
potensial menggunakan jalan tol dengan tingkat
toll roads with high frequency levels to eliminate
frekuensi yang tinggi sehingga tidak ada keraguan
their hesitation to use the toll roads.
untuk menggunakan jalan tol.
Pihak BTR berusaha memberikan pemahaman
BTR has attempted to provide an understanding
ke pihak Pemerintah Daerah setempat mengenai
to the local governments on the function of the
fungsi
toll roads to accommodate vehicles with large
jalan
menampung
tol
yang
dapat
dimanfaatkan
kendaraan-kendaraan
angkutan
transporting capacity; thus, this can reduce
berkapasitas besar, sehingga bisa mengurangi
damage and maintenance costs of non-toll roads
kerusakan dan biaya pemeliharaan jalan-jalan
in the area.
bukan tol di wilayah tersebut.
Pengelolaan Air Terpadu
Kegiatan
air
pemasaran
terpadu
terutama
Integrated Water Management
pada
bisnis
ditujukan
pengelolaan
Marketing activities on integrated water management
dapat
business is primarily intended to accelerate water
mempercepat target penyediaan air untuk 90%
supply target of 90% for East Jakarta region.
wilayah Jakarta bagian Timur. Kegiatan yang telah
Activities carried out included the following:
dilaksanakan sebagai berikut:
untuk
93
Bakrieland
Annual Report
2009
1. Mendorong target pasar untuk mengambil
1. Encourage the target market in order to seize
sisa pasar
Untuk
meningkatkan
the remainder of the market
jumlah
pelanggan,
To increase the number of customers, prospective
calon pelanggan diberikan kemudahan untuk
customers were given flexibility to meet the
memenuhi persyaratan berlangganan. Saat ini
subscription requirements. Currently, this has
telah dilakukan kerja sama dengan BRI agar calon
been done in collaboration with BRI, so that
pelanggan dapat melakukan cicilan biaya instalasi
potential customers can pay water installation
air.
costs on installments.
2. Memberikan insentif
2. Provide incentives
Salah satu insentif yang ditawarkan adalah
One of the incentives offered is to provide reward
dengan memberikan poin kepada pelanggan yang
points to customers with high-level usage of
banyak mengkonsumsi air. Disediakan hadiah
water. Customers who collect the most points
bagi pelanggan yang terbanyak mengumpulkan
were rewarded with prizes.
poin.
3. Menyediakan fasilitas-fasilitas
3. Provide facilities
Beberapa fasilitas yang dimiliki saat ini diantaranya
Facilities currently available, among others,
adalah service point 24 jam untuk menampung
include the 24-hour service point to accommodate
keluhan atau gangguan pelayanan air, penagihan
complaints or disruption in water supply services,
dan pembayaran langsung di tempat untuk
billing, on-the-spot direct payment to improve
meningkatkan efisiensi, serta pilihan pembayaran
efficiency, and a payment option via ATM.
melalui ATM.
94
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Audit Internal
Internal Audit
Divisi Audit Internal memberikan keyakinan
bahwa seluruh elemen pengendalian yang terdiri
dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko,
aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi
serta pemantauan telah memadai dan mengarah
pada tata kelola yang baik.
Internal Audit division ensures that all control elements consisting of control
environment, risk assessment, control activities as well as information and
communication as well as monitoring are adequately in placed and oriented
toward the accepted governance procedure.
95
Bakrieland
Annual Report
2009
Divisi Audit Internal merupakan bagian perusahaan
The Internal Audit Division is the part of the company
yang berfungsi untuk melakukan aktivitas pemberian
that conducts activities aimed at providing assurance
keyakinan dan konsultasi yang independen dan
as well as independent and impartial consultation,
obyektif,
meningkatkan
with the purpose of leveraging and improving
nilai dan memperbaiki operasional perusahaan
the Company’s value and operations through a
melalui
dengan
systematic approach by evaluating and increasing
cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
the effectiveness of risk management, control and
manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata
corporate governance.
dengan
tujuan
pendekatan
yang
untuk
sistematis,
kelola perusahaan.
Mengingat kentalnya peran serta dari fungsi ini
Cognizant of the central role of the internal audit
dalam menegakkan Good Corporate Governance
function in upholding Good Corporate Governance
(GCG), maka Komite Nasional Kebijakan Governance
(GCG), the National Governance Policy Committee,
(KNKG) yang menerbitkan Pedoman Umum Good
issuer of the Indonesian Good Corporate Governance
Corporate Governance Indonesia memberikan arahan
General Guidelines, indicates the fundamental
landasan agar setiap perusahaan memiliki fungsi
course of action for every company in establishing
pengawasan internal sebagai bagian dari praktik
its internal oversight functions as constituting part
GCG dan juga praktik manajemen. Badan Pengawas
of GCG and management practices. The Capital
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam
Market and Financial Institution Supervisory Agency
dan LK) melalui keputusannya No. Kep-496/BL/2008
(Bapepam and LK) through its Directive No. Kep-
tanggal 28 November 2008 juga mengatur tentang
496/BL/2008 dated 28 November 2008, governs
pembentukan dan penyusunan piagam Unit Audit
the establishment and formulation of the Internal
Internal dan ketentuan keputusan tersebut dimuat
Audit Unit Charter and its resultant provisions,
pada peraturan nomor IX.I.7. dan peraturan ini
as stipulated in Regulation No. IX.I.7, which has
menjadi acuan bagi Piagam Audit Internal (Internal
accordingly become the essence of Bakrieland’s
Audit Charter) Bakrieland.
Internal Audit Charter.
Piagam Audit Internal
Internal Audit Charter
Piagam Audit Internal merupakan acuan bagi setiap
Internal Audit Charter is the essence for auditors,
auditor yang isinya menggambarkan visi dan misi,
which contents describe vision and mission,
struktur dan kedudukan, tanggung jawab dan
structure and position, responsibility and authority,
wewenang, serta pelaksanaan kerja divisi Audit
and the implementation of Internal Audit division.
Internal.
Untuk
divisi
To support the effectiveness of its work, the Internal
Audit Internal mengkomunikasikan Piagam Audit
mendukung
efektivitas
tugasnya,
Audit division communicates the Internal Audit
Internal kepada semua lapisan karyawan yang ada
Charter to all employees within corporate ranks
di Perusahaan, baik dengan cara membagikannya
through the distribution of brochures that rouse
dalam bentuk brosur yang menarik untuk dibaca dan
employees’ interest in reading and understanding
dipahami oleh seluruh karyawan maupun dengan
the charter, and through other socialization activities.
melakukan aktivitas sosialisasi lainnya. Langkah
This program will gear at instilling the spirit of
ini diharapkan akan dapat mendukung terciptanya
following GCG practices in each company activity.
semangat untuk mengedepankan praktik GCG dalam
For the Internal Audit division itself, the Internal
setiap aktivitas perusahaan. Bagi divisi Audit Internal
Audit Charter as approved by the Board of Directors
sendiri, Piagam Audit Internal yang telah disetujui
and Board of Commissioners has become a constant
Direksi dan Dewan Komisaris senantiasa menjadi
source of reference in the implementation of its
acuan dalam melaksanakan seluruh kegiatannya.
activities.
96
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Audit Internal
Internal Audit
Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas
penting
divisi
adalah
memberikan
Duties and Responsibilities
Audit
Internal
ini
The key task of the Internal Audit division is to
seluruh
ensure that all control elements, consisting of
elemen pengendalian yang terdiri dari lingkungan
control settings, risk projections, control activities,
pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas kontrol,
information
informasi dan komunikasi serta pemantauan telah
monitoring systems are adequately in placed and
memadai dan mengarah ke-kiblat tata kelola yang
oriented toward accepted governance procedures.
baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu
To attain this purpose, it is necessary to undertake
dilakukan proses antara lain sebagai berikut:
the following measures:
1. Menyusun rencana audit tahunan dan rencana
1. Formulate the annual audit plan and the risk-
keyakinan
saat
bahwa
penugasan audit yang berbasis risiko.
2. Menguji
dan
mengevaluasi
and
communication
as
well
as
based audit assignment plan.
pelaksanaan
2. Examine and evaluate the implementation of
pengendalian internal dan sistem manajemen
internal control and risk management systems
risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan.
according to Company policy.
3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas
3. Review
and
assess
the
efficiency
and
efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan,
effectiveness of finance, accountancy, operations,
akuntansi, operasional, sumber daya manusia,
human
pemasaran, teknologi informasi dan lainnya.
technology and others.
4. Memberikan
rekomendasi
untuk
resources,
marketing,
information
perbaikan-
4. Provide recommendations for improvements
perbaikan dan informasi yang obyektif tentang
and impartial information on activities under
kegiatan yang diperiksa.
5. Membuat
laporan
inspection.
hasil
audit
dan
5. Produce the audit report for submission through
menyampaikannya kepada Presiden Direktur dan
the Audit Committee to the President Director
kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit.
6. Memantau dan melaporkan pelaksanaan tindak
lanjut perbaikan yang telah disarankan.
and the Board of Commissioners.
6. Monitor and report on the implementation of
proposed improvement measures.
Aktivitas Audit Internal
Audit Internal Activities
Cakupan kegiatan divisi Audit Internal sepanjang
The work scope of the Internal Audit division
tahun 2009 adalah melakukan pengujian dan
throughout 2009 is to examine and assess areas that
pemeriksaan di area yang berisiko tinggi seperti
have high risks, including activities in operations,
kegiatan operasional, pelaporan dan kesesuaian,
reporting and compatibility, and to monitor follow-
serta melakukan monitoring tindak lanjut temuan
up actions on audit findings. Inspections cover,
hasil audit. Adapun pemeriksaan yang dilakukan
among others, the sales and marketing process, as
antara lain mencakup area kegiatan proses bisnis
well as business procedures in project development
penjualan dan pemasaran, serta proses bisnis yang
activities. All audit results are discussed during
ada pada aktivitas pelaksanaan proyek. Semua hasil
meetings with the parties under audit in which
audit tersebut telah dibahas dalam rapat dengan
they are allowed the opportunity to respond to the
para pihak yang diaudit, dimana pihak yang diaudit
inspection outcomes, to either agree or disagree
memperoleh
with such findings, and to formulate subsequent
hasil
kesempatan
pemeriksaan
untuk
tersebut,
menanggapi
menyetujui
atau
remedial measures. The entire audit report is then
tidak menyetujui temuan audit, dan merumuskan
handed over through the Audit Committee to the
langkah perbaikan lebih lanjut. Seluruh laporan audit
President Director and the Board of Commissioners.
disampaikan kepada Presiden Direktur dan kepada
Copies of individual sections are used by the parties
Dewan Komisaris melalui Komite Audit, dengan
under audit as a basis for action and by Internal Audit
tembusan kepada para pihak yang diaudit sehingga
dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk
97
Bakrieland
Annual Report
2009
melakukan tindak lanjut. Hasil audit dan program
as a basis for follow up action. Audit results and audit
kerja audit juga disampaikan pada rapat-rapat dengan
work programs are also presented at meetings with
Komite Audit.
the Audit Committee.
Memasuki tahun 2010, divisi Audit Internal akan tetap
Into 2010, the Internal Audit division will continue to
fokus pada risiko bisnis dengan berkonsentrasi pada
focus on business risks with emphasis on activities
aktivitas atau program yang kriterianya mendukung
or programs that support the Company’s vision,
visi, misi, tujuan, dan concern Perusahaan, hal
mission, goals and concerns, of which such factors
yang memiliki pengaruh yang cukup berarti bagi
will have great influence on the Company’s goals, and
tujuan Perusahaan, dan pengendalian yang layak
internal controls that are worthy of development.
dikembangkan.
Profil Kepala Divisi Audit Internal
Profile of Internal Audit Division Head
Sejak tahun 2006 hingga saat ini, Kepala Divisi
Since 2006 to date, Bakrieland’s Internal Audit
Audit Internal Bakrieland dijabat oleh Jordan Lubis.
Division Head is assumed by Jordan Lubis. He also
Beliau juga memiliki sertifikasi Qualified Internal
holds a certification of Qualified Internal Audit (QIA).
Audit (QIA). Beliau memulai karir sejak tahun
He started his career in 1990 working with several
1990 di berbagai institusi keuangan dan properti,
financial institutions and property company. Prior to
dan selama bergabung dengan Bakrieland beliau
joining Bakrieland, he had served as Investor and
pernah menjabat sebagai Investor dan Government
Government Relations Division Head and Corporate
Relations Division Head dan Corporate Secretary.
Secretary. Born in Padang, 7 October 1962, he earns
Lahir di Padang, 7 Oktober 1962, beliau meraih gelar
a Sarjana degree in Mechanical Engineering from
Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Sumatera
Universitas Sumatera Utara and Sarjana degree in
Utara, dan juga Sarjana Ekonomi dari Universitas
Economics from Universitas Medan Area.
Medan Area.
98
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Manajemen Risiko dan Kepatuhan
Risk Management and Compliance
Bakrieland terus memperkuat diri dalam
hal pengelolaan risiko dengan menerapkan
Enterprise Risk Management dan meningkatkan
kepatuhan melalui penerapan Database
Monitoring System.
Bakrieland continues to strengthen its risk management by applying Enterprise
Risk Management and increases its compliance through Database Monitoring
System.
99
Bakrieland
Annual Report
2009
Enterprise Risk Management
Enterprise Risk Management
Sebagai bagian dari komitmen Bakrieland dalam
As part of Bakrieland’s commitment to implementing
menerapkan praktik Tata Kelola Perusahaan (GCG),
Good Corporate Governance (GCG) practices,
Bakrieland selalu menerapkan manajemen risiko
Bakrieland has been consistent in applying risk
dalam kegiatan bisnisnya. Sejak akhir 2008, dengan
management to its business operations. Towards
bantuan Konsultan Manajemen Risiko, Bakrieland
the end of 2008, with assistance from a Risk
mulai
secara
Management Consultant, Bakrieland initiated a
komprehensif dan terintegrasi atau Enterprise Risk
menerapkan
pengelolaan
risiko
comprehensive and integrated risk management or
Management (ERM).
Enterprise Risk Management (ERM).
ERM merupakan proses yang diterapkan dalam
Enterprise Risk Management is a process that
penentuan strategi perusahaan. ERM dibuat untuk
helps determine company strategy. Enterprise Risk
mengidentifikasi kejadian yang mungkin terjadi dan
Management is established to identify probable
memberikan dampak kepada perusahaan, mengelola
events that may affect the company, manage
risiko sehingga berada pada tingkatan risiko yang
risks to an acceptable level and provide adequate
dapat diterima, serta menyediakan penilaian yang
assessment on matters related to the achievement
cukup sehubungan dengan pencapaian tujuan
of company goals.
perusahaan.
Tujuan
yang
penerapan
Through the adoption of the ERM approach,
Bakrieland
Bakrieland expects to identify and manage risks
mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko
by developing a reliable risk management and
dengan mengembangkan sistem pengelolaan dan
monitoring system. Such a dependable system will
pengawasan risiko yang handal. Dengan sistem
heighten Bakrieland’s ability to accomplish its goals in
yang handal akan menjadikan Bakrieland mampu
order to leverage company value for stakeholders.
pendekatan
ingin
ERM
dicapai
ini
melalui
adalah
agar
mencapai tujuannya guna meningkatkan nilai bagi
para pemangku kepentingan.
Untuk
implementasi
To ensure the implementation of ERM, Bakrieland
ERM, Bakrieland telah membentuk Divisi Risk
menjamin
pelaksanaan
has established the Risk Management & Compliance
Management & Compliance (RMC) yang secara
(RMC) Division focused on the facilitation of risk
fokus memfasilitasi pelaksanaan manajemen risiko
management by providing inputs to all organizational
melalui pemberian masukan kepada seluruh fungsi
functions as well applying risk management
organisasi dan pelaksanaan manajemen risiko secara
comprehensively and continually, particularly during
menyeluruh dan berkesinambungan, terutama pada
risk identification and in the implementation of a risk
saat tahapan identifikasi risiko dan pelaksanaan
control strategy involving risk owners.
strategi kontrol terhadap risiko yang melibatkan
pemilik risiko.
Implementasi ERM dilakukan secara bertahap. Pada
Enterprise Risk Management will be implemented
tahap awal dilakukan penyusunan kerangka kerja
in stages. In the initial stage, ERM’s framework is
ERM yang dituangkan kedalam Kebijakan ERM,
formulated and incorporated into ERM Policy before
kemudian diikuti oleh implementasi serta sosialisasi
the actual implementation, including the sensitization
pendekatan ERM di lingkungan Bakrieland. Untuk
of the ERM approach to Bakrieland’s company ranks.
mendukung implementasi ini, pada Februari 2010
To support this implementation, in February 2010
diterbitkan Surat Keputusan Direksi No. 010/DIR-
Bakrieland issued the Board of Directors Decree No.
BLD/SK/II/10 mengenai pengesahan kebijakan ERM
010/DIR-BLD/SK/II/10 regarding the approval of ERM
Bakrieland dan Unit Usaha. Implementasi Kebijakan
policy in Bakrieland and Business Units. Enterprise
100
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Manajemen Risiko dan Kepatuhan
Risk Management and Compliance
ERM dimulai pada beberapa unit usaha Bakrieland
Risk Management Policy will then be initially
yang dijadikan proyek percontohan. Hasil yang
implemented in several Bakrieland business units as
diperoleh dari proyek percontohan tersebut akan
pilot projects. Outcomes from these pilot projects
digunakan sebagai masukan dalam penyempurnaan
will then serve as inputs to refine ERM Policy and at
Kebijakan ERM dan pendekatan implementasi ERM
the appropriate time, Enterprise Risk Management
yang pada saatnya akan diterapkan ke seluruh unit
will be applied in all Bakrieland business units.
usaha di lingkungan Bakrieland.
Melalui
untuk
Through the Enterprise Risk Management process,
mengidentifikasi, menilai, dan memberikan langkah
proses
ERM,
dimungkinkan
it would be possible to identify, assess and initiate
mitigasi terhadap setiap risiko dengan menggunakan
mitigation measures on every risk by using the Risk
pendekatan Risk Control Self Assessment (RCSA)
Control Self Assessment (RCSA) approach, carried
yang dilakukan dengan metode workshop, sekaligus
out through workshops with continual efforts to
terus menerus menyempurnakannya sesuai dengan
improve upon it in accordance with current conditions
kondisi dan strategi implementasi di lingkungan
and the implementation strategy of the Company.
perusahaan.
Tahapan fundamental utama yang harus dipenuhi
The fundamental stage that must be fulfilled
demi tercapainya efektifitas pelaksanaan manajemen
in order to ensure effective implementation of
risiko
oleh
risk management is to align understanding in all
semua fungsi di Bakrieland mengenai risiko yang
functions in Bakrieland on the risks involved and
dihadapi dan strategi yang harus ditempuh untuk
strategies necessary to bring them under control. It
mengendalikannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan
is therefore crucial to inform and provide training on
sosialisasi dan pelatihan mengenai kepedulian dan
the need to build awareness on the risks affecting
kesadaran akan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Bakrieland.
adalah
pemahaman
yang
sama
Bakrieland.
Setelah tahapan utama tersebut, maka tahapan
Following this key stage is the process of identifying
berikutnya adalah melakukan identifikasi atas semua
all risks facing Bakrieland that are assigned to risk
risiko yang ada di Bakrieland yang melibatkan pemilik
owners and the subsequent mapping of potential
risiko dan melakukan pemetaan risiko yang mungkin
risks in the organization. The mapping results of
terjadi di organisasi. Hasil dari proses pemetaan
these risks are then encapsulated into a risk matrix
risiko ini kemudian diaplikasikan ke dalam suatu
that can identify which risks should be prioritized by
matriks risiko yang mampu menunjukkan prioritas
Bakrieland in dealing with them and keeping them
risiko yang akan dihadapi dan harus dikontrol oleh
under control.
Bakrieland.
Bagi Bakrieland, Kebijakan ERM merupakan sebuah
For Bakrieland, the ERM Policy is an important
panduan penting dan berfungsi sebagai alat untuk
guiding principle and functions as a tool for the
melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap
evaluation and oversight of ERM implementation.
pelaksanaan ERM. Metode workshop yang digunakan
The workshop approach used in ERM implementation
dalam
sebagai
serves as an instrument to identify risks involved
alat untuk mengidentifikasi risiko yang terdapat
in Bakrieland’s business operations by engaging
pada proses operasi bisnis di Bakrieland dengan
risk owners. Once ERM is implemented, a risk-
melibatkan pemilik risiko. Setelah implementasi
based audit will be conducted to generate inputs
ERM berlangsung, akan dilakukan audit yang
and ensure the monitoring of risk management
berbasiskan risiko, yang dapat memberikan masukan
process effectiveness, including risk evaluation and
dan melakukan monitor terhadap efektivitas proses
the strategies employed to overcome these risks.
implementasi
ERM
berfungsi
101
Bakrieland
Annual Report
2009
manajemen risiko, termasuk didalamnya evaluasi
During the post-implementation stage, an evaluation
dan strategi penanggulangan risiko. Pada tahap
will be performed on all risk management processes
post implementation dilakukan evaluasi atas seluruh
in order to produce constructive recommendations
rangkaian proses manajemen risiko, sehingga
aimed at improving subsequent risk handling
menghasilkan suatu rekomendasi yang berguna
measures.
bagi proses pembaruan penanggulangan risiko
berikutnya.
Dengan mengimplementasikan ERM, manfaat yang
The benefits obtained by Bakrieland in implementing
diperoleh Bakrieland diantaranya adalah terciptanya
Enterprise Risk Management, among others, are
pemahaman yang sama mengenai manajemen risiko
the establishment of a common perception on risk
bagi semua karyawan, terbentuknya profil risiko
management for all employees, a Company risk
Perusahaan yang mampu memberikan gambaran
profile that provides a risk priority ranking, and the
prioritas tingkatan risiko, serta tersedianya strategi
availability of a risk management strategy to reduce
penanggulangan risiko untuk mengurangi kejadian
incidents and severity of impact.
dan dampak risiko.
Beberapa titik penting dan pencapaian yang telah
Several milestones and achievements in the
diperoleh
implementation of the Risk Management function in
dalam
rangka
implementasi
fungsi
Manajemen Risiko di tahun 2009 antara lain sebagai
2009 include the following:
berikut:
• Completion of the ERM implementation program
• Penyelesaian kerangka dan struktur program
pelaksanaan ERM.
framework and structure.
• Formulation of a policy on ERM implementation
• Pembuatan kebijakan mengenai implementasi
ERM berikut langkah dan cara pengawasannya.
• Persetujuan untuk melaksanakan 3 (tiga) proyek
percontohan pada proyek-proyek di Unit Usaha.
along
with
its
procedure
and
oversight
mechanism.
• Approval for the implementation of 3 (three) pilot
projects among projects undertaken by Business
Units.
Transaction Based Risk Management
Dalam
mengembangkan
Transaction Based Risk Management
manajemen
In developing its risk management activities,
juga menggunakan pendekatan
Bakrieland also adopts the transaction based
Transaction Based. Pengelolaan risiko dengan
approach. A transaction-based risk management is
pendekatan Transaction Based dilakukan melalui
carried out through a comprehensive assessment of
penelaahan secara menyeluruh dan komprehensif
every investment proposal, business development
terhadap
rencana
plan, loan proposal, collateralization, divestment,
risiko, Bakrieland
setiap
pengembangan
kegiatan
proposal
usaha,
investasi,
pinjaman,
investment and other strategic decisions of the
penjaminan, divestasi, investasi dan keputusan
parent Company and its business units, all aimed at
strategis
lainnya
Perusahaan
identifying risks and proposing mitigation options to
maupun
dari
bertujuan
guarantee the maximum achievement of proposal
untuk mengidentifikasi risiko dan memberikan
objectives. Every proposal, with regard to planning
rekomendasi mitigasi agar tujuan proposal dapat
or other strategic decisions must first be reviewed
tercapai secara maksimal. Setiap proposal, rencana
and recommended by the Risk Management &
maupun keputusan strategis lainnya harus terlebih
Compliance Division prior to submission to the
dahulu mendapatkan tinjauan dan rekomendasi
management.
baik
unit-unit
proposal
dari
induk
usaha,
yang
Divisi Risk Management & Compliance, sebelum
akhirnya diajukan kepada manajemen.
102
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Manajemen Risiko dan Kepatuhan
Risk Management and Compliance
Untuk mengoptimalkan manajemen risiko dengan
To
pendekatan
management approach,
transaction
based
ini,
Bakrieland
optimize
on
its
transaction-based
Bakrieland
has
risk
also
juga telah membentuk Komite Investasi melalui
established the Investment Committee through
penerbitan
the issuance of the Board of Directors’ Directive
Surat
Keputusan
Direksi
No.156/
mempunyai
No.156/SK/DIR-BLD/HST/IX/07. This Committee will
peranan dalam persetujuan atas setiap pengajuan
play a crucial role in the approval of every project
dan
application request and project development.
SK/DIR-BLD/HST/IX/07.
pengembangan
Komite
ini
proyek-proyek
yang
akan
dilaksanakan.
Selama tahun 2009, Divisi Risk Management &
Throughout
Compliance telah menyelesaikan tinjauan terhadap
Compliance Division finalized the review of 11
11 (sebelas) proposal, yang terdiri dari 3 (tiga)
(eleven) proposals, consisting of 3 (three) project
proposal proyek, 3 (tiga) proposal pendanaan dan 5
proposals, 3 (three) funding proposal and 5 (five)
(lima) proposal keputusan strategis.
strategic decision proposals.
Kepatuhan
Compliance
Bakrieland memandang kepatuhan sebagai suatu
Bakrieland views compliance as an essential aspect
aspek penting di dalam menjalankan usahanya, baik
in running its business operations, both for ensuring
untuk menjamin kelancaran kegiatan operasional
the smooth implementation of its operational
maupun
warga
activities as well as in sustaining its reputation as a
menjaga
reputasinya
sebagai
2009,
the
Risk
Management
&
terhadap
good corporate citizen. Non-compliance to laws and
peraturan perundangan dapat berakibat teguran
regulations can lead to warnings from regulators and
dari pihak regulator dan mencemarkan reputasi baik
may tarnish Company reputation.
korporasi
yang
baik.
Ketidakpatuhan
Perusahaan.
Mengingat arti penting dari aspek kepatuhan, maka
Considering the importance attached to remaining
menjaga kepatuhan menjadi suatu tanggung jawab
fully compliant, it is therefore the joint responsibility
bersama dari setiap karyawan Bakrieland. Setiap
of every Bakrieland employee to conform to
karyawan wajib memahami seluruh ketentuan
requirements. It is incumbent upon every employee
dan perundangan yang berlaku untuk setiap fungsi
to understand all terms, conditions and existing
operasional yang dijalankannya.
legislation on each operational function undertaken.
Untuk
terhadap
In order to improve awareness toward compliance,
pelaksanaan kepatuhan, maka pada bulan Juli
meningkatkan
kesadaran
in July 2009, the Risk Management & Compliance
2009, Divisi Risk Management & Compliance mulai
Division
menerapkan Database Monitoring System. Sistem
Monitoring System. This mechanism functions as
ini berfungsi sebagai media pengingat bagi divisi-
a reminder system for divisions within Bakrieland’s
divisi dalam organisasi Bakrieland, dan kedepannya
organization, and is later planned for its business
began
implementing
the
Ringkasan Hasil Penerapan Database Monitoring System | Summary of the Implementation Result of Database Monitoring System
No.
Dokumen | Document
Jumlah | Total
1
Pembayaran Angsuran | Installment
116
2
Jasa Pelaksanaan Pembayaran Bunga | Interest Payment Services
30
3
Dokumen Perjanjian | Document of Agreements
19
4
Laporan Keuangan | Financial Report
10
5
Press Release | Press Release
6
6
Pajak | Tax
3
7
Lain-lain | Others
Jumlah | Total
3
187
Database
103
Bakrieland
Annual Report
2009
juga pada unit-unit usaha. Adanya sistem ini juga
units. The presence of this system also encourages
mendorong penertiban administrasi dokumen dan/
the orderliness of documentation and/or reporting
atau laporan serta tindakan yang harus dilakukan
administration as well as dictates measures that
oleh suatu divisi terhadap pihak lainnya. Dengan
must be initiated by a division in dealings with other
diterapkannya sistem ini, kewajiban-kewajiban yang
parties. By applying this system, obligations that
telah dan akan jatuh tempo dalam kurun waktu 2
have fallen due and will fall due within the next 2
(dua) bulan ke depan dapat diidentifikasi dengan
(two) months can be easily identified.
mudah.
Sistem ini juga ditujukan untuk meningkatkan risk
The system also aims to improve risk awareness in
awareness dalam rangka pelaksanaan manajemen
the implementation of risk management.
risiko.
Risiko Usaha & Antisipasi
Business Risk and Risk Anticipation
Risiko-risiko usaha yang dihadapi oleh Bakrieland
Business risks confronting Bakrieland and its
dan anak perusahaaannya antara lain:
subsidiaries include:
A. Risiko Finansial
A. Financial Risk
Risiko Mata Uang
Currency Risk
Kinerja keuangan Bakrieland dapat dipengaruhi
Bakrieland’s financial performance can also be
juga oleh perubahan nilai tukar Rupiah terhadap
affected by exchange rate fluctuations of the
mata uang asing. Karena penggunaan beberapa
rupiah against foreign currencies. As several
komponen dalam konstruksi bangunan diimpor
components needed for construction work are
dari luar negeri, maka naiknya nilai tukar mata
imported, the appreciation of foreign exchange
uang asing dapat meningkatkan biaya konstruksi
rates will inflate construction costs and slash
dan
profits which will ultimately affect Bakrieland’s
mengurangi
tingkat
laba,
yang
pada
akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan
financial performance.
Bakrieland.
Untuk mengurangi risiko atas perubahan mata
To reduce risks associated with foreign exchange
uang asing, Bakrieland menerapkan kebijakan
fluctuations, Bakrieland applies hedging policies
hedging,
mengutamakan
by prioritizing on the use of domestic construction
penggunaan material bangunan produksi dalam
yaitu
dengan
materials and to prioritize Rupiah denominated
negeri serta memprioritaskan pinjaman dalam
loans.
mata uang Rupiah.
Risiko Suku Bunga
Interest Rate Risk
Fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman akan
The variability in loan interest rates will profoundly
sangat berdampak pada besarnya pembiayaan
affect the amount of funding needed by a
yang diperlukan unit usaha. Fluktuasi tingkat
business unit. The rise or fall of interest rates and
suku bunga dan kebijakan Bank-bank kreditur
policies imposed by creditor banks in dealing with
dalam menangani masalah ini berada di luar
this issue are beyond the control of Bakrieland.
kendali Bakrieland. Dengan meningkatnya tingkat
Increases in interest rates set by creditors entail
suku bunga yang ditetapkan oleh kreditur, maka
an escalation in incurred costs to the extent that
biaya yang dikeluarkan akan meningkat sehingga
it will have a bearing on the operational activities
kegiatan
and financial performance of both Bakrieland and
operasional
dan
kinerja
keuangan
Bakrieland dan anak perusahaan terpengaruh.
its subsidiaries.
104
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Manajemen Risiko dan Kepatuhan
Risk Management and Compliance
Untuk mengurangi dampak risiko perubahan
tingkat
suku
bunga,
Bakrieland
To lessen the impact of risks related to interest
melakukan
rate fluctuations, Bakrieland has adopted a
metode pembayaran bertahap dengan jangka
deferred payment method with a longer duration
waktu yang lebih panjang ataupun pinjaman
or has entered into fixed-interest loans.
dengan bunga tetap.
B. Risiko Kredit
B. Credit Risk
Pada dasarnya, sistem penjualan di Bakrieland
Bakrieland’s sales system can essentially be
terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu penjualan
grouped into 3 (three) categories: sales through
melalui kredit perbankan (KPR/KPA), penjualan
bank credits (house/apartment ownership loan);
tunai langsung, dan penjualan tunai bertahap.
direct cash sales; and deferred cash sales. Credit
Risiko kredit muncul pada sistem penjualan tunai
risk surfaces in a deferred cash sales method and
bertahap dan sistem pembayaran dengan cara
an installment payment scheme as is applicable
mengangsur seperti yang diterapkan pada kredit
in home/apartment loans from banks due to the
rumah/apartemen dari perbankan, karena adanya
probability of payment failure by consumers.
peluang gagal bayar dari konsumen.
Guna mengurangi dampak risiko ini, Bakrieland
sangat
selektif
dalam
memberikan
To lower such risk impact, Bakrieland is
kredit
exceedingly selective in giving out credit through
dengan sistem penjualan tunai bertahap kepada
the deferred cash sales scheme to its consumers;
konsumennya, dimulai dari strategi penetapan
starting from its strategy in determining advance
uang muka, pemilihan segmen pasar hingga
payment, market segment selection to the
pemenuhan persyaratan-persyaratannya.
fulfillment of requirements.
C. Risiko Pasar
C. Market Risk
Pangsa pasar yang cukup besar dan tumbuh
A fairly sizeable market share that demonstrates
secara signifikan menjadi daya tarik bagi pihak
significant growth will appeal to other parties,
lain untuk terjun ke dalam industri yang sama
drawing them into the same industry in which
dengan yang digeluti oleh anak perusahaan.
our
Situasi seperti ini berdampak pada meningkatnya
circumstances will intensify business competition
persaingan usaha dan kemungkinan terjadinya
and the possibility of excess market supply, thus
kelebihan pasokan di pasar, sehingga para
property suppliers will vie with each other to win
pemasok properti berlomba-lomba mendapatkan
over as many customers possible through various
konsumen sebanyak mungkin dengan berbagai
attractive offers.
subsidiaries
are
also
engaged.
Such
penawaran yang menarik.
Ketatnya persaingan usaha dalam industri properti
Fierce business rivalry in the property industry and
dan beragamnya konsep yang ditawarkan oleh
the wide array of concepts offered by competitors
pesaing
permintaan
may lower demand for Bakrieland products. In
atas produk-produk Bakrieland. Menghadapi
dealing with this, Bakrieland constantly strives to
hal ini, Bakrieland selalu mengeluarkan produk
offer innovative products to meet market needs
yang inovatif sehingga memenuhi kebutuhan
and focuses on the development of projects
pasar dan memfokuskan pengembangan pada
with proven and measurable performance.
proyek-proyek
kinerja
Furthermore, in the development of its vertical
yang telah terukur selama ini. Selain itu, dalam
projects, Bakrieland adopts the take-up rate
pengembangan
policy ranging from 30% to 40% in starting the
berpotensi
yang
mengurangi
telah
vertical
memiliki
project,
Bakrieland
menerapkan take up rate policy sebesar 30-40%
untuk memulai pembangunan proyeknya.
development of its projects.
105
Bakrieland
Annual Report
2009
D. Risiko Operasional
D. Operational Risk
Risiko Kinerja Anak Perusahaan
Subsidiary Performance Risk
Sebagai
As
perusahaan
pendapatan
dan
induk
laba
non-operasional,
operasi
a
non-operational
parent
company,
Perusahaan
Bakrieland’s earnings and operating profit are
merupakan kontribusi dari kinerja keuangan
contributions from the financial performance of its
anak perusahaan, sehingga Perusahaan memiliki
subsidiaries, thus the Company is dependent on
ketergantungan terhadap anak-anak perusahaan.
its subsidiaries. Factors that may carry negative
Faktor-faktor yang dapat berdampak negatif
consequences to the financial performance
terhadap kinerja keuangan anak perusahaan
of subsidiaries include the inability to meet
diantaranya adalah ketidakmampuan memenuhi
predetermined targets, unstable macroeconomic
target yang ditetapkan, kondisi makro ekonomi
conditions, business losses and others. A decline
yang tidak stabil, kerugian usaha, dan sebagainya.
in business activities and subsidiary income will
Penurunan kegiatan usaha dan penghasilan anak
directly lower Company earnings.
perusahaan secara langsung akan menurunkan
tingkat pendapatan Perusahaan.
Menyikapi kondisi ini, Bakrieland secara aktif
melakukan
terhadap
pemantauan
anak-anak
dan
pengelolaan
monitors and manages its subsidiaries by ensuring
dengan
the meticulous selection of all contractors,
cara melakukan seleksi ketat terhadap seluruh
by applying an effective business system to
kontraktor, menerapkan sistem usaha yang baik
reduce business risks, by keeping abreast of
untuk mengurangi risiko bisnis, sekaligus secara
information and by strengthening accountability
aktif memperbaharui informasi dan memperkuat
with regard to business decision-making related
akuntabilitas
untuk
perusahaannya
In response to this situation, Bakrieland rigorously
keputusan
to subsidiaries. In addition, Bakrieland has also
bisnis di lingkungan anak perusahaan. Di samping
pengambilan
established an Investment Committee directly
itu, Bakrieland juga telah membentuk Komite
answerable to the Board of Directors, assigned
Investasi yang bertanggung jawab langsung
with the responsibility to conduct feasibility
kepada Direksi, bertugas untuk melakukan uji
studies before giving approval for new projects
kelayakan dan persetujuan terhadap proyek baru
to be implemented by subsidiaries. A benchmark
yang akan dijalankan oleh anak perusahaan. Salah
used in the approval of projects is by determining
satu acuan dalam persetujuan terhadap proyek
IRR > 20%.
adalah penetapan IRR > 20%.
Risiko Usaha
Sebagai
suatu
perusahaan
properti
yang
Business Risk
As an integrated property developer, Bakrieland
terintegrasi, Bakrieland mempunyai lini bisnis
is engaged in varying lines of business including
yang beragam dalam bidang landed residential,
landed residential, condominium, office buildings,
kondominium, perkantoran, hiburan atau rekreasi,
entertainment or recreation, shopping centers
pusat perbelanjaan dan infrastruktur terkait (jalan
and related infrastructure (toll road and clean
tol dan air bersih), yang mengakibatkan risiko
water) which further expands its business risks.
usahanya semakin meluas.
Untuk mengantisipasi risiko tersebut, dalam
To anticipate these risks, in regard to business
memulai pengembangan usahanya Bakrieland
development Bakrieland never fails to start
selalu menerapkan evaluasi yang seksama dan
with a thorough evaluation of projects and
melakukan uji tuntas (due diligence) dengan
applies due diligence in prudently determining
106
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Manajemen Risiko dan Kepatuhan
Risk Management and Compliance
penetapan IRR yang sangat ketat. Komite
IRR. The Investment Committee takes part in
Investasi berperan dalam evaluasi dan persetujuan
the evaluation and approval of every business
setiap pengembangan usaha yang akan dilakukan
development undertaken by business units.
oleh unit usaha.
Risiko Sistem & Teknologi
Risiko
sistem
akibat
adanya
&
teknologi
sebagai
Systems & Technology Risk
Systems and technology risks arise as the result
of some form of system and technological
ketidaksesuaian sistem dan teknologi dalam
inconsistency or incompatibility within Company
operasi Perusahaan. Kompleksitas sistem yang
operations. A complex system that has yet to be
belum terintegrasi penuh satu sama lain antara
fully integrated between the parent company and
induk perusahaan dan anak perusahaan dapat
subsidiaries can create disruptions in efforts to
menimbulkan gangguan terhadap sinkronisasi
synchronize business activities of subsidiaries
antara
and parent company.
anak
penyimpangan
atau
bisnis
proses
timbul
perusahaan
dan
induk
perusahaan.
Bakrieland meminimalkan masalah ini dengan
Bakrieland minimizes this problem by ensuring
menetapkan bahwa anak perusahaan menganut
that subsidiaries adhere to company guidelines
kebijakan penetapan sistem dan prosedur sesuai
on systems and procedures which must conform
dengan induk perusahaan, baik dari segi kebijakan
to the parent company, both in terms of policies
maupun teknologi.
and technology.
Risiko Sumber Daya Manusia
Human Resources Risk
Risiko SDM berkaitan dengan penyimpangan
Human resources risk is associated with any
hasil dari tingkat produktivitas yang diharapkan
departure from expected productivity level
karena adanya variabel yang mempengaruhi
outcomes due to the interplay of human variables
produktivitas kerja. Sebagai perusahaan besar
that affect work productivity. As a large corporation
yang mengelola jumlah tenaga kerja yang banyak
that manages a sizeable number of employees
dengan berbagai macam latar belakang usia dan
from diverse age groups and educational
pendidikan, Bakrieland akan mengalami tantangan
backgrounds, Bakrieland faces certain challenges
dalam mencapai tujuan Perusahaan jika SDM
in achieving Company goals if human resources
tersebut tidak dikelola dengan baik. Indikator
are poorly managed. Success indicators for
keberhasilan pengelolaan SDM di Bakrieland
human resource management in Bakrieland can
dapat dilihat antara lain dari tingkat produktivitas
be observed from high productivity levels, low
yang tinggi, tingkat pergantian karyawan yang
employee turnover, and low absenteeism rate,
rendah, serta tingkat mangkir atau absensi yang
among others.
rendah.
Dalam mengelola risiko SDM, Bakrieland selalu
In managing its human resource risk, Bakrieland
menempatkan SDM sebagai aset utama dalam
at all times look upon its human resources as
mencapai
yang
main assets in attaining Company goals. Efforts
telah dilakukan, antara lain melaksanakan jajak
tujuan
Perusahaan.
Usaha
initiated to achieve this include opinion polls on
pendapat kepuasan karyawan guna mengetahui
employee satisfaction to understand the extent
tingkat kepuasan karyawan terhadap berbagai
to which employees are content with all aspects
hal yang telah diberikan oleh Perusahaan,
offered by the Company, participatory employee
mengadakan penilaian kinerja karyawan berbasis
assessments that involve both supervisor and
dua arah antara atasan dan bawahan, dan
subordinate,
and
competitive
remuneration
107
Bakrieland
Annual Report
2009
memberikan renumerasi yang kompetitif dengan
compared to similar companies in the industry in
perusahaan sejenis untuk menjaga rendahnya
order to sustain low employee turnover.
tingkat pergantian karyawan.
E. Risiko Eksternal
E. External Risk
Risiko Lingkungan
Environmental Risk
Risiko sosial dan politik yang timbul dalam
Social and political risks that emerge in property
pengembangan
dari
development are varied, including government
berbagai jenis, diantaranya peraturan pemerintah
properti
dapat
terdiri
laws on restrictions to foreign ownership of
tentang pembatasan pemilikan properti oleh
property, tax regulations, natural disasters,
warga negara asing, aturan perpajakan, bencana
criminal offenses and terrorism; all of which are
alam, kejahatan dan terorisme yang seluruhnya
beyond the control of the Company.
berada diluar kendali Perusahaan.
Bakrieland selalu berusaha memenuhi ekspektasi
seluruh
pemegang
Bakrieland spares no effort to meet the
sebelum
expectations of all stakeholders prior to the
memulai suatu proyek. Melalui implementasi
commencement of a project. Through the
standar-standar terbaik dan terencana, risiko-
implementation of first-rate and predetermined
risiko yang mungkin timbul dapat diminimalisasi
standards, potential risks can be minimized by
dengan tetap memperkirakan force majeure yang
forecasting probable force majeure. All projects
mungkin terjadi. Seluruh proyek diasuransikan,
are insured, and take careful consideration of
serta
environmental factors to strike a balance between
senantiasa
kepentingan
memperhatikan
faktor
lingkungan sehingga terjadi keseimbangan antara
development and environmental conservation.
pembangunan dan kelestarian alam.
Risiko Hukum
Legal Risk
Dalam hubungan bisnis antara Perusahaan dan
Business relations between the Company,
anak perusahaan dengan pihak ketiga terdapat
including its subsidiaries and a third party have
potensi timbulnya sengketa atau perkara hukum.
the potential of inciting conflict resulting in a legal
Dalam hal kondisi tersebut terjadi dan bernilai
case. In the event that this occurrence has a
material, maka dapat mempengaruhi kegiatan
material value, Company business activities and
usaha dan pencapaian target laba Perusahaan.
achievement of profit targets will be affected.
Selanjutnya, adanya perubahan kebijakan hukum
Furthermore, changes in legal policies stipulated
yang ditetapkan oleh regulator yang harus dipatuhi
by regulators which must be complied with by all
oleh obyek hukum, juga dapat memberikan risiko
legal entities can also engender legal risks for the
hukum bagi Perusahaan.
Company.
Untuk meminimalisasi dampak risiko hukum,
To minimize the impact of these legal risks,
Bakrieland secara seksama mengikuti semua
Bakrieland conscientiously abides by all prevailing
peraturan pemerintah dan hukum yang berlaku,
government laws and regulations, and ensures
dan
proyeknya
that every project meets all legal requirements.
telah memenuhi seluruh unsur hukum. Segala
The risks of legal prosecution filed by the public
risiko tuntutan hukum masyarakat terhadap
on potential environmental impact are minimized
dampak lingkungan yang mungkin terjadi telah
through
diminimalkan
requirements, notably those associated with the
memastikan
bahwa
melalui
setiap
pemenuhan
seluruh
persyaratan pemerintah, terutama yang berkaitan
dengan penanganan dampak lingkungan.
compliance
with
all
handling of environmental impacts.
government
108
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Risiko Reputasi
Risiko
reputasi
merupakan
potensi
hilang
Reputation Risk
Reputation risk is the potential of any loss or
atau hancurnya nama baik Perusahaan karena
damage to the Company’s image and reputation
penerimaan lingkungan eksternal yang rendah,
as a result of a negative evaluation of the
yang disebabkan ketidakmampuan perusahaan
Company by external parties. This evaluation
dalam
isu
may be due to the inability of the Company to
eksternal yang terkait dengan Perusahaan dan
undertake measures in response to external
ketidakmampuan dalam mengelola komunikasi
issues involving the Company or due to Company
dengan pihak eksternal yang berkepentingan,
failure to appropriately manage communication
sehingga dapat menimbulkan persepsi negatif
with relevant external parties, hence inciting an
terhadap Perusahaan.
unfavorable perception of the Company.
mengambil
tindakan
terhadap
Bakrieland selalu melakukan pencitraan (branding)
Bakrieland consistently projects the “Bakrieland”
terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh
brand image in the branding of products offered
unit usaha dengan citra merek “Bakrieland.”
by its business units. In addition, Bakrieland also
Di samping itu, Bakrieland juga selalu menjaga
continues to maintain a harmonious relationship
hubungan baik dengan masyarakat luas maupun
with the public at large and communities in
masyarakat
proyek
proximity to a development project, either
Corporate
through its Corporate Social Responsibility
Social Responsibility maupun partisipasi dalam
programs or participation in various community
berbagai
masyarakat
projects and activities. Relations with the public
sekitar. Hubungan dengan publik dan media
and the media are also constantly nurtured with
juga selalu dibina dengan adanya bagian khusus
the establishment of a special division assigned
yang menangani bidang ini yaitu Hubungan
to deal with public relations.
dibangun,
sekitar
baik
proyek
Masyarakat.
dimana
melalui
atau
suatu
program
kegiatan
109
Bakrieland
Annual Report
2009
110
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Sumber Daya Manusia
Human Capital
Sumber Daya Manusia sebagai mitra
strategis harus senantiasa mengembangkan
kompetensinya selaras dengan tujuan jangka
panjang Bakrieland.
Human Resources as strategic partner shall always develop its competence to
align with Bakrieland’s long term goals.
111
Bakrieland
Annual Report
2009
Sumber Daya Manusia (SDM) telah dan senantiasa
akan menjadi kekuatan inti bagi Bakrieland. Sejalan
dengan hal ini, berbagai upaya yang berkelanjutan
telah dilakukan untuk memperkokoh kemampuan
SDM di dalam perusahaan. Sebagai realisasi dari
rencana utama yang dicanangkan di tahun 2008
untuk mentransformasikan fungsi SDM dari
penunjang menjadi mitra strategis perusahaan
(human capital), maka fokus pengembangan SDM
adalah pada program-program berikut ini:
Human Resources (HR) has been and will always
be a core strength for Bakrieland. In line with this,
continuous efforts have been made to strengthen
human resource capacity within the Company. As
the realization of the main plan launched in 2008
to transform the HR function from supporting
the Company to be a Company strategic partner
(human capital), HRD programs are focused on the
following:
1.Pelatihan Karyawan
Sebagai
upaya
untuk
mengembangkan
kompetensi
karyawan
maka
Perusahaan
mengikutsertakan karyawan dalam berbagai
program pelatihan baik untuk mendukung
pengembangan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan maupun perilaku, yang dilaksanakan
secara internal, seperti program regular in house
seminar dengan topik-topik pengembangan
wawasan, maupun pelatihan yang diadakan oleh
pihak eksternal Perusahaan.
1. Employee Training
As part of the efforts to develop employee
competencies, the Company includes employees
in various training programs to support
knowledge and skills development, and behavior
competencies, such as in regular in-house
seminars with topics on knowledge development,
and training conducted in conjunction with
external parties.
Selain hal tersebut, Perusahaan juga bekerjasama
dengan Bakrie School of Management (BSM)
dalam program Management Trainee, dengan
tujuan memetakan kandidat pemimpin masa
depan dengan program yang terintegrasi.
In addition, the Company also works with the
Bakrie School of Management (BSM) in an
integrated Management Trainee program aimed
at mapping out pathways for future leaders.
2. Persiapan Restrukturisasi Organisasi
Struktur organisasi yang sesuai diperlukan untuk
mempercepat pencapaian tujuan perusahaan dan
mengakomodasi kebutuhan korporasi dengan
anak perusahaan. Divisi SDM dibantu konsultan
independen telah melakukan langkah-langkah
persiapan menuju restrukturisasi organisasi
sejak pertengahan tahun 2009. Dengan struktur
baru yang akan diterapkan pada tahun 2010,
struktur organisasi pada tingkat korporasi akan
memiliki bentuk yang lebih mendatar, sehingga
memungkinkan percepatan pada aktifitas
organisasi.
2. Preparation of Organizational Restructuring
An appropriate organizational structure is
required to accelerate achievement of corporate
objectives and to accommodate the needs
of the Company with its subsidiaries. The HR
Division, assisted by an independent consultant,
has conducted preparatory steps toward the
restructuring of the organization since mid-2009.
With the new structure to be applied in 2010, the
organizational structure at the corporate level will
be more horizontal, allowing the acceleration of
organizational activities.
3. Menyelaraskan Program SDM dengan
Strategi Perusahaan
Untuk mencapai tujuan peralihan peran SDM,
divisi SDM secara bertahap terlibat aktif dalam
proses penyusunan strategi bisnis Perusahaan.
Dengan demikian, peningkatan kemampuan
SDM serta organisasi akan selaras dengan
perkembangan bisnis Perusahaan.
3. Aligning HR Programs with the Company’s
Strategy
To achieve the transitional roles of HR, gradually
the HR division has taken a more active role in the
process of formulating the Company’s business
strategy. Thus, the improved human resources
and the organization’s capabilities will be aligned
and in harmony with the Company’s business
development.
112
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Sumber Daya Manusia
Human Capital
Langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain:
a. Menyelaraskan praktik manajemen SDM dengan
strategi bisnis, mulai dari perekrutan karyawan,
kaderisasi dan karir, hingga manajemen kinerja;
b. Melakukan tinjauan atas kesesuaian perilaku
kerja, tingkat kepuasan karyawan, keahlian dan
kompetensi ilmu dibandingkan dengan kebutuhan
Perusahaan;
c. Memperbaiki sistem penilaian atas kompetensi dan
evaluasi kinerja;
d. Melakukan kaderisasi untuk posisi kunci di
Perusahaan
dengan
mengidentifikasi
dan
mengembangkan karyawan yang berpotensi;
e. Menyempurnakan program SDM yang meliputi
pengembangan organisasi, manajemen bakat,
kompetensi, kaderisasi, penilaian kinerja, dan
penghargaan karyawan.
The steps taken among others are:
a. To align human resource management practices
with business strategies, ranging from employee
recruitment, nurturing future leaders and career
planning, to performance management:
b. To conduct reviews on work compliance, on
the level of employee satisfaction, and on skills
and knowledge competencies compared to the
Company needs;
c. To improve the assessment system on competency
and performance evaluation;
d. To nurture future leaders for key positions in the
Company by identifying and developing potential
employees;
e. To improve HRD’s roles covering organizational
development, talent management, competency,
performance evaluation, and employee rewards.
Profil Sumber Daya Manusia
Jumlah karyawan Bakrieland di tahun 2009 mengalami
kenaikan, dari 1.629 orang di tahun 2008 menjadi 2.535
orang. Hal tersebut dikarenakan PT Bali Nirwana Resort
dan PT Bakrie Tol Road mulai bergabung dengan PT
Bakrieland Development Tbk.
Profile of Human Resources
The number of Bakrieland’s employees increased from
1,629 employees in 2008 to 2,535 employees. This
increase occurred as PT Bali Nirwana Resort and PT
Bakrie Toll Road joined PT Bakrieland Development
Tbk.
Budaya Perusahaan
Bakrieland menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
perusahaan, yang mencakup integritas, responsif,
Corporate Culture
Bakrieland upholds the values of a corporate culture
which includes integrity, cooperation, networking and
Data Karyawan
Employee Statistics
‘08
Berdasarkan Pendidikan
By Education
Berdasarkan Usia
By Age
30
58
187
117
61
38
419
61
505
4
0
313
20
40
60
80
100
120
140
0 100
200
300
400
500
600
700
64
231
‘09
367
617
139
47
589
62
457
4
0
210
20
40
60
80
100
120
140
SD - SLTA
High School
Sarjana
Undergraduate
Diploma
Diploma
Pasca Sarjana
Post Graduate
0 100
200
300
400
500
> 51 Tahun | Year
600
700
31 ≤ 35 Tahun | Year
46 ≤ 50 Tahun | Year
26 ≤ 30 Tahun | Year
41 ≤ 45 Tahun | Year
≤ 25 Tahun | Year
36 ≤ 40 Tahun | Year
113
Bakrieland
Annual Report
2009
disiplin, adaptif, inovatif, jejaring, kerja sama, serta
saling menghargai. Nilai-nilai ini disosialisasikan melalui
kegiatan dan media berikut:
a. Pengenalan Perusahaan pada masa orientasi
karyawan baru;
b. Penyegaran pada setiap kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan secara internal, sehingga karyawan
dapat lebih memahami nilai-nilai perusahaan.
c. HR web, yang juga digunakan untuk menyampaikan
kegiatan, penghargaan untuk karyawan, dan survei
karyawan.
mutual respect while being responsive, disciplined,
adaptive, and innovative. These values are disseminated
through the following media:
a. Introduction to the Company during new employee
orientation program phase;
b. Refresher exercises during internal training
programs to provide employees with a better
understanding of Company values.
c. HR website, also utilized to deliver employee
activities, awards and surveys.
Kompetensi Sumber Daya Manusia
Pelatihan di Bakrieland terdiri dari 2 (dua) kelompok
kompetensi, yaitu Pelatihan Perilaku serta Pelatihan
Keterampilan dan Pengetahuan Umum. Kedua jenis
pelatihan tersebut bersifat manajerial maupun nonmanajerial. Pelatihan perilaku manajerial mencakup
kompetensi umum dalam bentuk konsep berpikir,
perencanaan dan pengorganisasian, kepemimpinan
kelompok, orientasi pelayanan pelanggan, dampak
dan pengaruh, serta penilaian dan pembuatan
keputusan. Pelatihan perilaku non-manajerial meliputi
pemikiran analitis, inisiatif, fleksibilitas/kemampuan
beradaptasi, orientasi pelayanan pelanggan, dan kerja
kelompok. Sedangkan pelatihan keterampilan dan
pengetahuan umum mencakup pengetahuan produk,
pengetahuan teknis, komunikasi verbal, komunikasi
Human Resources Competency
Training available in Bakrieland consists of 2 (two)
competency groups, namely Behavior and General
Skill & Knowledge. Both trainings may be divided into
two types, managerial and non-managerial. Managerial
Behavior training covers general competency in the
form of conceptual thinking, planning and organization,
team leadership, customer service orientation, impact
and influence, as well as judgment and decision-making.
Non-Managerial Behavior training includes analytical
thinking, initiative, flexibility/adaptable, customer
service orientation and teamwork. Meanwhile, General
Skill and Knowledge cover product knowledge,
technical knowledge, verbal communication, written
communication, negotiation skills, presentation skills,
project/program management, IT usage, and numerical
Berdasarkan Unit Usaha
By Business Unit
Berdasarkan Jabatan
By Position
51
849
9
510
169
219
0 200
400
1,451
600
800 1,000 1,200 1,400
0 250
500
750 1,000 1,250 1,500 1,750
65
664
26
449
1262
181
1.148
95
0 200
400
600
800 1,000 1,200 1,400
0 250
500
750 1,000 1,250 1,500 1,750
Holding
Hotel & Resort
Komisaris dan Direktur | Commissioner and Director
City Property
Residential
Manajer hingga Kepala Divisi | Manager up to Division Head/Chief
Residential
Pelaksana hingga Asisten Manajer | Officer up to Assistant Manager
‘08
‘09
114
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Sumber Daya Manusia
Human Capital
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi | Training Based on Competency
Competency Grouping
Manager
Generic Competency
Conceptual
Thinking
Planning &
Organizing
Team
Leadership
Analytical
Thinking
Initiative
Flexible/
Adaptable
Customer
Service
Orientation
Behavior
Non
Manager
Manager
& Non
manager
General Skill &
Knowledge
•Product
•Technical
Knowledge
Knowledge
•Project
•IT Usage
Management
Verbal
Communications
Written
Communications
Organizational
Awareness
Impact &
Influence
Team Work
Negotiation Skill
Presentation Skill
tertulis, keterampilan bernegosiasi, keterampilan
presentasi, manajemen proyek/program, penggunaan
teknologi informasi, dan keterampilan terkait angka.
Kedua kelompok pelatihan tersebut bertujuan untuk
melengkapi karyawan dengan kompetensi yang
dituntut oleh Perusahaan.
skills. Behavior as well as General Skill and Knowledge
training programs aim to equip employees with
competences required by the Company.
Pelatihan dan Pengembangan
Pihak manajemen sangat menyadari bahwa
keberhasilan Bakrieland sangat tergantung pada
kualitas SDM yang dimilikinya. Oleh karena itu,
manajemen sangat mendukung upaya yang dilakukan
oleh setiap divisi untuk meningkatkan kemampuan
dari para personilnya. Sepanjang tahun 2009, dana
yang dikeluarkan untuk program pelatihan dan
pengembangan karyawan mencapai Rp 464.467.449.
Terdapat penurunan signifikan dibandingkan tahun
sebelumnya karena Bakrieland berusaha meningkatkan
efisiensi dengan cara lebih selektif dalam pemilihan
pelatihan dan memperbanyak in-house training.
Training and Development
The management is truly aware that Bakrieland’s
success depends on the quality of its human resources.
Therefore, the management strongly supports efforts
made by each division to improve its own personnel
competency. During 2009, funds spent on training
programs and employee development reached
Rp 464,467,449. A significant decrease compared
to previous years is noted here as Bakrieland was
focused on improving efficiency by applying more
selective training programs and by carrying out more
in-house training.
Data Kursus/Seminar/Pelatihan Periode Tahun 2009 | Course/Seminar/Training Data Period of 2009
Tingkatan Peserta | Level Based Participant
Topik | Topic
Senior
Management
Management
Prof/Supervisor
Staff
Non Staff
14
12
13
12
-
PT Bakrieland Development Tbk
PT Graha Andrasentra Propetindo
-
34
115
562
42
PT Bakrie Swasakti Utama
3
17
4
13
1
PT Bali Nirwana Resort
9
37
43
891
1
PT Bakrie Nirwana Semesta
1
65
10
26
-
PT Bakrie Toll Road
-
-
1
-
-
Rencana Pelatihan Tahun 2010 | Training Plan for 2010
Tingkatan Peserta | Level Based Participant
Topik | Topic
Senior
Management
Management
Prof/Supervisor
Staff
Non Staff
PT Bakrieland Development Tbk
5
3
2
1
-
PT Graha Andrasentra Propetindo
7
6
10
-
-
PT Bakrie Swasakti Utama
8
12
15
7
-
PT Bali Nirwana Resort
-
-
-
-
-
PT Bakrie Nirwana Semesta
-
10
21
3
-
PT Bakrie Toll Road
8
5
9
-
-
115
Bakrieland
Annual Report
2009
Pengembangan Human Resource Information
System (HRIS)
Peningkatan efisiensi di segala bidang, termasuk
waktu maupun biaya, merupakan hal yang penting
bagi Perusahaan terlebih dalam keadaan ekonomi
yang sulit. Dengan tujuan inilah, pada tahun 2009
Divisi SDM bekerjasama dengan Divisi Teknologi
Informasi memulai penerapan HRIS di Bakrieland.
Development of Human Resource Information
System (HRIS)
Improvement of efficiency in every sector of
business, both in terms of time and costs, is critical
for a company especially in difficult economic
times. With this purpose, in 2009 the HR Division
in cooperation with the IT Division initiated the
implementation of HRIS in Bakrieland.
HRIS merupakan suatu paket perangkat lunak atau
solusi online untuk memenuhi kebutuhan SDM
yang berkaitan dengan perencanaan, penyediaan
data SDM, akses informasi karyawan, pembayaran,
manajemen SDM, dan kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan. Penerapan HRIS memungkinkan
Perusahaan mengurangi waktu dan biaya yang
dikeluarkan apabila manajemen SDM dilakukan
secara manual. Selain itu, HRIS juga menyediakan
informasi bagi karyawan secara lebih cepat dan
efisien.
HRIS refers to software packages or online solutions
that address HR needs with respect to planning,
supply of HR data, employee information access,
payroll, HR management and employer regulatory
compliance. HRIS application allows a company
to cut time and money they are wasting on manual
human resource management. In addition, HRIS
also offers more information to employees in a
faster and more efficient way.
Dengan penerapan HRIS di Bakrieland, karyawan
dimungkinkan untuk memperbarui dan mengubah
data kepegawaiannya sendiri, sehingga staf SDM
dapat melakukan tugas-tugas yang lebih strategis.
Data terkait manajemen karyawan, pengembangan
ilmu, pengembangan dan pertumbuhan karir dapat
ditemukan dengan mudah. Para manajer dapat
mengakses informasi yang diperlukan secara sah,
etis dan efektif, demi mendukung keberhasilan
karyawannya.
With HRIS application in Bakrieland, employees are
enabled to do their own updates and changes, thus
freeing HR staff for more strategic functions. Data
necessary for employee management, knowledge
development, career growth and development, is
facilitated. Managers can access the information
they need to legally, ethically, and effectively support
the success of their employees.
Kerangka Strategi Pengembangan SDM
Pada tahun 2009, Direksi dan manajemen telah
mengambil beberapa keputusan strategis yang
diperlukan agar di masa depan Bakrieland dapat
tumbuh lebih pesat. Strategi yang diambil mencakup
persiapan restrukturisasi organisasi, perancangan
model bisnis baru, dan peningkatan kompetensi
SDM. Untuk mendukung target dan strategi ini,
divisi SDM telah mempersiapkan suatu kerangka
pengembangan SDM yang terencana dan terarah,
yang akan mendukung terciptanya efisiensi, inovasi
dan penciptaan nilai yang berkesinambungan. Ini
semua akan menjadikan Bakrieland semakin kuat
dan siap untuk menghadapi berbagai tantangan di
masa depan.
HR Development Strategy Framework
In 2009, the Board of Directors and management
undertook several strategic decisions required
for Bakrieland to grow more rapidly in the future.
Strategies adopted included preparing the
organizational restructuring, designing business
models, and improving the competence of the
HR. To support these goals and strategies, the HR
department has prepared a directed framework of
human resource development that will support the
creation of efficiency, innovation, and sustainable
value. These will make Bakrieland stronger and
better prepared to face future challenges.
116
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Sumber Daya Manusia
Human Capital
Kerangka strategi pengembangan SDM tersebut
meliputi 3 (tiga) prinsip utama:
Framework for HR development strategy includes 3
(three) main principles:
1. People Leadership
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor
yang mendukung maju dan berkembangnya
Perusahaan. Oleh karenanya kemampuan
kepemimpinan
para
SDM-nya
harus
terintegrasikan secara sinergi dan sejalan dengan
bisnis, serta sesuai dengan target- target yang
ditetapkan oleh Perusahaan.
1. People Leadership
Leadership is one of the factors that support the
Company’s progress and development. Therefore
leadership abilities in its human resources must
be integrated and in line with the business, as
well as in accordance with targets set by the
Company.
2. SDM Sebagai Energi Penggerak Perusahaan
Untuk mewujudkan SDM sebagai energi
penggerak, Perusahaan memerlukan pengelolaan
dan pengembangan SDM secara terpadu dan
terarah melalui proses pemetaan dan penggalian
kompetensi sebagai tahapan awal menuju
paradigma Human Capital dengan melaksanakan
revitalisasi, penyesuaian dan reorganisasi
(pemetaan potensi organisasi dalam beradaptasi
dengan situasi serta kondisi pasar yang semakin
kompetitif).
2. HR as the Company’s Driving Force
To materialize HR as its driving force, the
Company requires HR management and
development in an integrated and guided manner
through the process of mapping and competency
development as a preliminary step towards
a Human Capital paradigm by implementing
revitalization, adjustment, and reorganization (the
mapping of the organization’s potential in adapting
to the increasingly competitive situations and
market conditions).
3. SDM sebagai Mitra Strategis: Human Capital
Strategi ini diterapkan untuk menciptakan kondisi
yang menempatkan Divisi SDM tidak hanya
sebagai asset Perseroan, namun lebih dari itu
sebagai mitra strategis yang mengedepankan
intelektualitas. Pada saat transformasi tercapai,
SDM bukan lagi sebagai “biaya” tapi menjadi
sesuatu yang bernilai tinggi, yaitu “human
capital” bagi Perusahaan.
3. HR as a Strategic Partner: Human Capital
This strategy is applied to create the conditions
that position the human resources division not
only as a Company asset, but also as a strategic
partner that promotes knowledge growth. When
the transformation is realized, HR will no longer
be a “cost” but will become an element of high
value, i.e. “human capital” for the Company.
Kesetaraan Kesempatan Bagi Karyawan
Kesetaraan merupakan salah satu prinsip GCG yang
dijunjung tinggi oleh Bakrieland. Dalam hubungan
dengan SDM, prinsip ini terwujud dalam bentuk
pemberian hak yang sama bagi seluruh karyawan
untuk memperoleh kesempatan pelatihan dan
pengembangan karir, serta untuk mengemukakan
pendapat dan ide, tanpa membedakan suku
bangsa, ras, agama, jenis kelamin, dan aliran politik.
Perusahaan juga mendukung budaya kesempatan
yang adil dimana kesuksesan seseorang ditentukan
oleh kinerja.
Employee Equal Opportunity
Equality is one among the GCG principles that is
highly respected by Bakrieland. In regard with HR,
this principle is manifested in form of giving the
same rights for all employees to get training and
career development opportunities, and to convey
opinions and ideas, regardless of ethnic, race,
religion, gender, and political views. The Company
also supports a fair opportunity culture in which
one’s success is determined by performance.
117
Teknologi Informasi
Information Technology
Bakrieland terus mengintegrasikan sistem
Teknologi Informasi yang dimilikinya untuk
mempermudah proses pengawasan dan
meningkatkan efisiensi kerja.
Bakrieland continues to integrate its Information Technology system to have
easier monitoring processes and higher efficiency.
Bakrieland
Annual Report
2009
118
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Teknologi Informasi
Information Technology
Teknologi Informasi merupakan salah satu elemen
penting bagi Bakrieland dalam mendukung kegiatan
usahanya. Selama beberapa tahun terakhir, berbagai
upaya perbaikan dan peningkatan sistem internal
telah dilakukan antara lain dengan melakukan
peremajaan perangkat keras, mengintensifkan
penggunaan fasilitas internet, memanfaatkan
perkembangan teknologi perangkat telepon selular
terkini, dan meletakkan dasar bagi Enterprise
Resource Planning (ERP).
Information Technology is an important element to
support the business activities of Bakrieland. During
the past few years, extensive efforts have been
taken to improve the Company’s internal systems
among which included the rejuvenation of hardware,
intensification of the internet facility, utilization of the
latest cellular telephone technology, and setting up
of the foundation for Enterprise Resource Planning
(ERP).
Bersamaan dengan pertumbuhan bisnisnya,
Bakrieland
juga
dituntut
untuk
terus
mengintegrasikan sistem Teknologi Informasi
yang dimiliki. Dengan sistem yang terintegrasi,
akses terhadap informasi dapat diperoleh lebih
cepat dan akurat, sehingga mempermudah proses
pengawasan dan meningkatkan efisiensi kerja.
Proses pengintegrasian dilakukan secara bertahap,
dimulai pada area akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen, manajemen proyek dan biaya,
penjualan, dan sumber daya manusia.
In line with its business growth, Bakrieland has
pressed ahead on integrating its Information
Technology System. With an integrated system,
information can be accessed more rapidly and
accurately, enabling easier monitoring processes and
higher efficiency. The integration process is carried
out gradually, starting from financial accounting and
accounting management, and continuing through
to project management, costing, sales, and human
resources.
Fokus departemen Teknologi Informasi selama
tahun 2009 adalah pelayanan support dan helpdesk bagi para pengguna di kantor pusat Bakrieland,
baik untuk penggunaan perangkat PC, jaringan
internet, maupun alat bantu presentasi lainnya.
Pada tahun ini, departemen Teknologi Informasi
memberikan dukungan bagi divisi Risk Management
& Compliance untuk menjalankan aplikasi berbasis
web yang digunakan dalam rangka penerapan
Database Monitoring System, serta kepada divisi
Sumber Daya Manusia untuk menjalankan aplikasi
Human Resource Information System (HRIS).
The focus of the Information Technology Department
during 2009 was to provide technical support and a
help-desk for users in Bakrieland’s head office. This
includes support for PC users, internet services, and
other presentation tools. This year, the Information
Technology department provided support for the
Risk and Management & Compliance division to
run web-based applications used in relation to the
implementation of the Database Monitoring System,
and for the Human Resources division to implement
the Human Resource Information System (HRIS)
application.
Menghadapi situasi perekonomian yang kurang
menggembirakan sebagai dampak dari krisis
ekonomi global sepanjang tahun 2009, memaksa
perusahaan untuk mengalokasikan setiap sumber
daya dengan lebih hati-hati dan efisien. Sebagai
akibatnya, sejumlah rencana investasi harus
dijadwalkan ulang, salah satunya adalah rencana
implementasi sentralisasi database dari seluruh
kegiatan unit usaha yang membutuhkan dana
yang tidak sedikit dan lebih cenderung menjadi
cost center pada tahap awal pembangunannya.
Namun situasi tersebut memberikan porsi waktu
yang lebih bagi departemen IT untuk fokus dalam
meningkatkan kualitas dukungan yang telah tersedia
melalui pengembangan prosedur standar, perawatan
rutin dan keamanan.
The difficult economic situation during 2009, as an
impact from the global economic crisis, has forced
every company to carefully and efficiently allocate its
resources. Consequently, several investment plans
were rescheduled, among which included the plan to
centralize the database of all business unit activities.
This would have required a significant amount
of funds and would have become a cost-center
during its initial stage of development. However,
this situation gave more time for the IT department
to focus on upgrading the existing support quality
by developing its standard procedures, routine
maintenance and security.
119
Bakrieland
Annual Report
2009
Adapun beberapa peningkatan atas dukungan yang
tersedia yang telah dilaksanakan di tahun 2009
adalah sebagai berikut:
- Sejumlah prosedur standar administrasi telah
disempurnakan dan ditingkatkan.
- Perawatan dan pencegahan diperluas meliputi
standar digital filing dan prosedur back up.
- Security protocol termasuk tekanan serangan
virus diperbaharui dengan mekanisme yang lebih
ketat dan penambahan firewall protocol.
Improvements on existing support conducted during
2009 were:
- Improvement and upgrade on several standard
procedures and administration.
- Expansion on maintenance and prevention
programs, which included digital filing standards
and backup procedures.
- Renewal of security protocols, including
virus attack threats, by applying more strict
mechanisms and additional firewall protocols.
Pengembangan Teknologi Informasi di tingkat anak
perusahaan juga dilakukan sesuai dengan lingkup
kegiatan usahanya. Bagi anak perusahaan yang
bergerak di bidang hotel, dikembangkan sistem
yang terintegrasi mulai dari pemesanan, penagihan,
hingga sistem akuntansinya. Selain itu, dengan
semakin meningkatnya penggunaan internet oleh
masyarakat luas, di beberapa lokasi seperti Rasuna
Office Park, Bogor Nirwana Residence, dan Nirwana
Bali Resort disediakan fasilitas wi-fi dan hotspot.
Development of Information Technology at the
subsidiaries was also conducted in line with each of
the unit’s scope of business activities. For the hotel
and resort business unit, an integrated system that
involves ordering, billing, and accounting system
was developed. Additionally, due to the increase of
internet usage, such locations as the Rasuna Office
Park, Bogor Nirwana Residence, and Nirwana Bali
Resort are now equipped with wi-fi and hotspot
facilities.
Untuk menghadapi tahun 2010, Departemen IT akan
terus melanjutkan usahanya memperbaiki struktur
IT, memperkaya aplikasi, meningkatkan pelayanan
dan sistem yang terintegrasi ke dalam database
yang tersentralisasi. Hal ini akan ditunjang dengan
pengembangan organisasi departemen IT, pelatihanpelatihan dan peningkatan mutu sumber daya
manusia yang tentunya akan membantu menjaga
komitmen bagi penyediaan solusi untuk sistem
informasi.
In facing 2010, the Information Technology
department will continue its efforts to improve
the IT structure, enrich its application, upgrade its
support and implement an integrated system into
a centralized database. This will be enabled by
improvements in the IT department’s organizational
structure, training, and human resource quality. This
will surely help maintain the Company’s commitment
to providing solutions for information systems.
120
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan
Safety, Health, and Environment
Bakrieland menempatkan keselamatan dan
kesehatan sebagai nilai utama Perusahaan dan
memastikan bahwa karyawan juga menempatkan
keselamatan dan kesehatan sebagai bagian dari
budaya kerja.
Bakrieland treats work safety and health as the Company’s core value with the
commitment to ensure that employees also regard safety and health as part of
their work culture.
121
Bakrieland
Annual Report
2009
K2L sebagai Komitmen Bakrieland
Lingkungan kerja yang aman, sehat dan peduli
lingkungan bagi karyawan maupun mitra usaha
merupakan hal penting yang telah menjadi prioritas
Bakrieland sejak lama. Prinsip-prinsip keselamatan
dan kesehatan kerja yang berlaku di Bakrieland
dijelaskan dalam Pedoman Perilaku, sebagai
berikut:
Bakrieland’s Commitment to SHE
A safe, healthy and ecologically-friendly workplace
for employees and business partners is an essential
element that has long been Bakrieland’s priority.
The following principles of work safety and health
applicable in Bakrieland are contained in the Code
of Conduct:
1. Menempatkan keselamatan sebagai nilai utama
Perusahaan dan memastikan bahwa karyawan
juga menempatkan keselamatan sebagai bagian
dari budaya kerja dan cara hidup mereka.
2. Menghargai nilai kehidupan di atas segalanya dan
mengelola risiko dengan benar.
3. Tidak mengkompromikan nilai-nilai keselamatan
dan kesehatan demi mencapai keuntungan
maupun target produksi.
4. Mewujudkan dan meningkatkan sistem dan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang
terbaik guna menciptakan lingkungan kerja yang
bebas dari kecelakaan.
5. Melaksanakan norma keamanan kerja sebagai
suatu persyaratan kepegawaian.
6. Memastikan semua karyawan, mitra usaha, dan
pihak-pihak terkait lainnya mendapatkan informasi
dan pelatihan secara baik, serta berkomitmen
untuk meningkatkan sistem keselamatan dan
kesehatan kerja.
7. Bertanggungjawab untuk menaati dan secara
terus menerus mengkomunikasikan prinsipprinsip keselamatan dan kesehatan.
1. To treat work safety as the Company’s core value
with the commitment to ensure that employees
also regard safety as part of their work culture
and daily routine.
2. To attach the highest value to human life above
all else and to appropriately manage risks.
3. To not compromise safety and health values for
the sake of profit and production.
4. To establish and upgrade the best possible work
safety and health systems and procedures on a
continual basis in order to create an accident-free
workplace.
5. To apply work safety norms as an employee
requirement.
6. To ensure that all employees, business partners
and other relevant parties are well informed and
trained, and are committed to improving work
safety and health systems.
7. To bear the responsibility of complying with and
communicating the principles of work safety and
health in a consistent manner.
Meskipun K2L menjadi tanggung jawab moral
Bakrieland, namun dalam pelaksanaannya tetap
memerlukan kerja sama yang baik dengan karyawan
dan pihak-pihak terkait. Oleh karenanya, Bakrieland
senantiasa melakukan sosialisasi kepada karyawan
mengenai peran karyawan dalam K2L, serta berupaya
membina kerjasama dengan Pemda maupun institusi
lainnya untuk memastikan penerapan K2L secara
benar.
Although SHE is part of Bakrieland’s moral obligation,
the effective cooperation of employees and relevant
parties is imperative for its actual implementation.
Bakrieland therefore, must continue to sensitize
employees on their role in the promotion of SHE, and
in forging cooperation with the local government and
other institutions to ensure the correct application of
SHE principles.
Penerapan K2L pada unit usaha Bakrieland berada
dalam pengawasan Divisi Operational Asset
Management, yang membawahi Departemen.
Departemen ini antara lain bertugas untuk
memastikan
berfungsinya
seluruh
peralatan
SHE implementation in Bakrieland’s business units
is overseen by the Operational Asset Management
Division, managing the Safety, Health and the
Environment Department. This Department is
responsible for ensuring that all safety equipment
122
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan
Safety, Health, and Environment
keamanan gedung, lingkungan kerja yang memenuhi
standar kesehatan, keselamatan kerja bagi seluruh
karyawan, dan keterampilan petugas keamanan
dalam bertugas dalam keadaan normal maupun
darurat.
within company premises is well functioning, the
work environment meets health standards, work
safety is assured for all employees, and safety
personnel are well trained in performing their duties
under normal and emergency situations among
other tasks.
Untuk mengatasi masalah-masalah terkait K2L
dalam lingkup operasionalnya, Bakrieland senantiasa
mengacu kepada perundangan dan peraturan
pemerintah. Selain itu, seluruh konstruksi gedung
dalam proyek Bakrieland telah dilengkapi dengan
asuransi all risks dan TPL (asuransi terhadap pihak
ketiga seperti pengunjung). Khusus untuk bisnis
pengembangan jalan tol, asuransi all risks ini juga
berlaku untuk kegiatan operasional yang mencakup
karyawan, konsumen, dan para pemangku
kepentingan. Dalam keadaan darurat dan kecelakaan,
disediakan fasilitas gratis tim penyelamat, ambulans,
mobil derek dan patroli.
To overcome SHE-related issues within its
operational scope, Bakrieland constantly refers
to government laws and regulations. In addition,
all building construction in Bakrieland projects is
covered by an all risks insurance policy and TPL
(insurance covering third parties such as visitors).
For toll road development projects in particular, an all
risks insurance policy is also applicable for operational
activities covering employees, consumers and
stakeholders. In the event of an emergency situation
or accident, facilities in the form of rescue teams,
ambulances, tow trucks and patrol vehicles are
available free of charge.
Implementasi 2009
Di tahun 2009, dilakukan kerja sama dengan pihakpihak berikut:
• NFPA- Asia (National Fire Protection Association)
untuk mengaudit system keselamatan &
keamanan gedung.
• Dinas Pemadam Kebakaran dalam bentuk
pelatihan praktek dan kelas untuk menangani
bahaya kebakaran pada gedung bertingkat tinggi,
latihan evakuasi, serta pelatihan penanganan
keadaan darurat.
• Rumah Sakit, Badan SAR Nasional (Basarnas),
dan Kepolisian untuk menangani kecelakaan lalu
lintas di jalan tol.
Implementation in 2009
In 2009, cooperation was established with the
following parties:
• NFPA- Asia (National Fire Protection Association)
to audit the safety and security system of
buildings.
• Local Fire Department in the form of practical
training and courses in tackling fire hazards in
high-rise buildings, evacuations, and handling
emergencies.
• Hospitals, National Search and Rescue Agency
(Basarnas), and the police force in handling traffic
accidents on toll roads.
Sepanjang tahun 2009 tidak ditemukan kecelakaan/
kasus K2L dalam lingkup kegiatan bisnis Bakrieland.
Throughout 2009, there were no serious SHE-related
accidents/cases in Bakrieland’s business activities.
Sertifikasi
Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan
prinsip-prinsip K2L di lingkungan usahanya,
Bakrieland terus berusaha menyempurnakan sistem
dan prosedur K2L yang dimilikinya untuk memenuhi
standar internasional. Setelah berhasil meraih
sertifikasi ISO 9001:2009 pada bulan April 2009, saat
ini Bakrieland tengah melakukan langkah persiapan
untuk memperoleh sertifikasi OHSAS 18001:2007
yang penilaiannya akan dilakukan pada bulan April
2010.
Certifications
In efforts to increase the quality of implementing
SHE principles within its operating area, Bakrieland
continues to upgrade its SHE system and procedure
to be on par with international standards. After
obtaining ISO 9001:2009 Certification in April 2009,
Bakrieland is currently making preparations for
securing the OHSAS 18001:2007 Certification due
for assessment in April 2010.
123
Bakrieland
Annual Report
2009
Proses yang dijalankan untuk memperoleh sertifikasi
OHSAS 18001:2007 mencakup:
1. Tahapan persiapan dokumen yang berkenaan
dengan visi dan misi Perusahaan, kebijakan,
sasaran, pedoman, prosedur, instruksi, dan
catatan mutu K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja), serta HIRACC (Hazard Identification Risk
Assessment & Risk Control).
2. Tahapan implementasi dalam bentuk sosialisasi
visi dan misi, pembentukan kesadaran, dan
perancangan peraturan K3. Sejalan dengan hal
ini, implementasi K2L yang pada tahun-tahun
sebelumnya hanya mengacu kepada SOP dan
Peraturan Perusahaan akan ditingkatkan sehingga
mengacu kepada kriteria OHSAS.
The necessary steps for acquiring the OHSAS
18001:2007 Certification cover:
1. Document preparations related to Company
vision and mission, policies, targets, guidelines,
instructions and records on health and work
safety, as well as HIRACC (Hazard Identification
Risk Assessment & Risk Control).
2. Implementation stage which focuses on
promoting Company vision and mission,
awareness building and formulation of regulations
on health and work safety. In line with this, SHE
implementation which in previous years has
only referred to Company Standard Operating
Procedures and Regulations shall now also
include OHSAS criteria.
Rencana Pengembangan
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat
mengenai pelestarian lingkungan, di masa
mendatang Bakrieland berencana mendirikan
bangunan yang ramah lingkungan (green building),
yang memperhatikan aspek efisiensi dalam hal
energi dan penggunaan air, perlindungan lingkungan,
kualitas lingkungan dalam, dan fitur-fitur pendukung
lainnya.
Proyek-proyek
yang
dikembangkan
Bakrieland nantinya akan diarahkan untuk memenuhi
ketentuan ISO 14000 mengenai Sistem Manajemen
Lingkungan.
Development Plan
With greater public awareness on environmental
preservation, Bakrieland in the near future has plans
to develop a green building that will receive attention
on its energy and water efficiency, environmental
protection, internal environmental quality and
other supporting features. Projects developed by
Bakrieland shall later be directed to fulfill ISO 14000
requirements associated with Environmental
Management System.
124
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
LAPORAN CSR
CSR REPORT
125
Bakrieland
Annual Report
2009
127
128
130
136
139
140
Filosofi CSR Bakrieland | Bakrieland CSR Philosophy
Bakrieland Goes Green
Kegiatan CSR 2009 | CSR Activities in 2009
Inisiatif Baru 2009 | New Initiatives in 2009
Nilai Pengeluaran Program CSR | CSR Program Output Value
Rencana Ke Depan | Future Plan
126
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Kami berkomitmen untuk memberikan multiplier
effect yang positif bagi masyarakat sekitar
pada setiap pengembangan kawasan yang kami
lakukan.
We are commited to engendering a positive multiplier effect for local
communities in every development project that we undertake.
127
Bakrieland
Annual Report
2009
Filosofi CSR Bakrieland
Kegiatan CSR yang dilakukan Bakrieland merupakan
bentuk tanggung jawab moral Bakrieland terhadap
para pemangku kepentingan strategisnya, terutama
komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja
dan operasinya. Sebagai perusahaan properti yang
mengintegrasikan bisnisnya dengan pengembangan
infrastruktur terkait properti, Bakrieland sangat
menyadari bahwa kegiatan operasionalnya sangat
mungkin memberikan dampak berdimensi sosial,
ekonomi dan lingkungan kepada masyarakat
sekitarnya. Oleh karenanya, dengan atau tanpa
aturan hukum, Bakrieland menjunjung tinggi
tanggung jawab moral ini.
Bakrieland CSR Philosophy
CSR activities initiated by Bakrieland are tangible
indications of its moral obligation towards its
strategic stakeholders, particularly communities
residing in proximity to its work and operating
area. As a property developer that integrates its
line of business with property-related infrastructure
development, Bakrieland is fully cognizant that its
operational activities may lead to social, economic
and
environmental
consequences
affecting
surrounding communities. Hence, with or without
the enforcement of regulations, Bakrieland will at all
times firmly uphold this moral obligation.
Sebagai bagian dari Kelompok Usaha Bakrie
(KUB), Bakrieland menjunjung tinggi amanah dari
almarhum Bapak H. Achmad Bakrie, bahwa setiap
sen yang dihasilkan oleh KUB harus bermanfaat
untuk masyarakat. Sejalan dengan hal ini, sebelum
memulai setiap proyeknya, Bakrieland sudah
memikirkan dan mempersiapkan hal-hal yang akan
menjadikan keberadaan proyek tersebut bermanfaat
bagi masyarakat sekitar. Bakrieland berupaya
membawa angin perubahan bagi mitranya dalam
rantai nilai lingkup pemangku kepentingan yang lebih
luas: melihat sesuatu tidak hanya melalui kacamata
bisnis, tetapi juga melalui kacamata sosial, ekonomi
dan lingkungan.
As part of the Bakrie Business Group, Bakrieland
holds true to the message imparted by the late
H. Achmad Bakrie who exhorted that every cent
earned by Bakrie Business Group must bring benefit
to the people. In keeping with this, prior to the start
of every project, Bakrieland puts much thought and
preparation to various aspects that will ensure the
project’s positive impact on nearby communities.
Bakrieland endeavors to bring the winds of change
to its partners for a much wider scope in stakeholder
value chain: by viewing things not simply from a
business angle but also from a social, economic and
environmental perspective.
128
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Dalam jangka panjang, Bakrieland meyakini
bahwa peran aktifnya dalam kegiatan CSR selain
memberikan kontribusi dan nilai tambah yang
positif bagi pertumbuhan yang berkelanjutan, juga
memberikan kesempatan bagi Bakrieland untuk
berperan dalam memecahkan masalah sosial,
ekonomi dan lingkungan yang terintegrasi dengan
strategi bisnisnya. Pada saat yang bersamaan,
Bakrieland dapat membangun citra dan reputasi
yang positif dalam mewujudkan terciptanya tata
kelola perusahaan yang baik.
In the long run, Bakrieland believes that its active
role in CSR activities will not only yield positive
contributions and added value for a sustainable
growth, but also present Bakrieland with the
opportunity to assume a decisive role in solving social,
economic and environmental issues integrated into
its business strategy. At the same time, Bakrieland
can also build a respectable image and reputation
in ensuring the implementation of good corporate
governance.
Bakrieland Goes Green (BGG)
Bakrieland Goes Green (BGG)
Latar Belakang
Komitmen Bakrieland untuk memadukan kepentingan
ekonomi (profit), kepedulian sosial (people)
dan partisipasi aktif dalam menjaga kelestarian
lingkungan (planet) dalam operasi bisnis diwujudkan
dalam bentuk pengembangan program CSR
Terintegrasi “Bakrieland Goes Green” (BGG) yang
diluncurkan pada 4 Februari 2008. Bagi Bakrieland,
program CSR Terintegrasi memiliki arti lebih dari
sekadar perwujudan kedermawanan (philanthropy)
perusahaan. Melalui berbagai program sosialekonomi dan lingkungan dalam BGG, Bakrieland
yakin bahwa tujuan pengembangan pemangku
kepentingan yang berkelanjutan dan lingkungan
yang lestari akan dapat tercapai.
Background
Bakrieland’s commitment to incorporate economic
interest (profit), social empathy (people) and active
participation in environmental preservation (planet)
into its business operations is accomplished through
the development of the integrated “Bakrieland Goes
Green” (BGG) CSR program launched on 4 February
2008. For Bakrieland, its integrated CSR program
holds more weight than purely as a form of corporate
philanthropy. Through an array of socio-economic
and environmental programs within BGG, Bakrieland
is confident that the sustainable development of
stakeholders and environmental conservation can
be achieved.
129
Bakrieland
Annual Report
2009
Visi dan Misi
Visi program CSR Terintegrasi BGG adalah mendukung
terciptanya properti yang peduli terhadap kualitas,
lingkungan, sosial dan ekonomi yang berkelanjutan
melalui implementasi program green architecture,
green operation, dan green attitude. Visi ini dicapai
melalui misinya untuk menciptakan lingkungan
yang lestari dengan menerapkan arsitektur dan
pengoperasian yang ramah lingkungan (green
architecture and operation), serta peningkatan
kualitas sosial ekonomi yang berkelanjutan dengan
membangun sikap peduli terhadap lingkungan dan
semua pemangku kepentingan (green attitude),
termasuk terhadap sosial ekonomi masyarakat atau
program pengembangan masyarakat.
Vision and Mission
The BGG integrated CSR program aspires to
support the development of properties that show
concern about sustainable quality, environment,
society and economy through the implementation
of green architecture, green operation, and green
attitude programs. This vision is ultimately achieved
through a mission statement that aims to create
a sustainable environment by applying green
architecture and operations, and ensuring perpetual
social and economic quality enhancements through
the instilling of a green attitude not only about the
environment and all stakeholders but also about
social and economic well-being and community
development programs.
Strategi dan Kebijakan
Secara internal, program CSR Terintegrasi BGG
dimaksudkan untuk mendorong budaya kerja yang
lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan
aktivitas bisnis, sehingga pada akhirnya dunia usaha
akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk
memperoleh manfaat ekonomi yang diinginkan.
Secara eksternal, program BGG diharapkan dapat
membentuk dan menciptakan properti yang
berkelanjutan, dengan menciptakan dan melibatkan
semangat sinergi dari semua pihak secara terus
menerus dalam bidang sosial, ekonomi dan
lingkungan yang lebih sejahtera dan mandiri.
Strategy and Policy
With regard to the internal organization, the BGG
integrated CSR program is intended to promote
a more accountable work culture in carrying out
its business activities to the extent that business
endeavors ultimately are capable of surviving in a
sustainable manner in order to derive the expected
economic gains. Externally, the BGG program is
expected to bring forth sustainable properties by
nurturing a spirit of synergy involving all parties in a
continual manner pertaining to the social, economic
and environmental sectors for greater prosperity and
independence.
Program Kerja
Program kerja CSR Terintegrasi BGG dituangkan
dalam bentuk program jangka pendek (1 tahun) dan
jangka panjang (5 tahun). Untuk program jangka
panjang, Bakrieland membentuk sinergi kegiatan
dengan rencana pelaksanaan program perusahaan
dan menjalin kerjasama sebagai mitra perusahaan
untuk bersinergi dalam semangat program sejenis
yang bertujuan pembangunan berkelanjutan.
Work Program
The BGG integrated CSR work agenda is embodied
in short-term (1 year) and long-term (5 years)
programs. For its long-term program, Bakrieland
needs to synchronize its activities with program
implementation plans and to build cooperation
with Company partners in order to bring into line
comparable programs aimed at ensuring sustainable
development.
Keberhasilan program CSR Terintegrasi BGG tidak
dapat terwujud secara instan dalam jangka pendek
dan hanya dapat tercapai jika terdapat partisipasi
aktif dari seluruh pemangku kepentingan melalui
keterlibatan dalam penilaian masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan serta evaluasi program.
Oleh karena itu, Bakrieland berusaha menggalang
kerjasama dengan pihak-pihak seperti pemerintah,
investor, kelompok politik, pelanggan, masyarakat,
para pekerja, asosiasi dagang, dan pemasok. Dengan
kerjasama ini diharapkan keberlanjutan Perusahaan
baik dari sisi keuntungan ekonomi, sosial maupun
lingkungan dapat terwujud.
It would be unrealistic to expect the instantaneous
success of the BGG integrated CSR program as this
can only be achieved through the active participation
of all stakeholders in problem assessment,
program planning, implementation, monitoring and
evaluation. With this in mind, Bakrieland constantly
seeks to galvanize cooperation with relevant
parties including the government, investors,
political groups, customers, the public, employees,
trade associations and suppliers. Through close
cooperation, the Company’s continued existence in
terms of economic, social and environmental gains
can therefore be assured.
130
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Kegiatan CSR 2009
CSR Activities in 2009
Program Lanjutan
Sebagian besar program CSR Terintegrasi
BGG merupakan program jangka panjang dan
berkelanjutan. Oleh karena itu, selain beberapa
inisiatif baru, program yang dijalankan oleh Bakrieland
di sepanjang tahun 2009 juga merupakan lanjutan
dari program tahun sebelumnya.
Program Continuity
The majority of BGG integrated CSR programs are
both long-term and sustainable programs. In addition
to several new initiatives, programs carried out by
Bakrieland throughout 2009 therefore are also a
continuation of previous years’ programs.
Program
Ekonomi
Socio-Cultural and Economic-Driven Programs
Berdimensi
Sosial-Budaya
dan
Green Attitude
Green attitude merujuk kepada budaya perusahaan
yang dituntun ke arah nilai yang peduli terhadap
lingkungan dan semua pemangku kepentingannya,
termasuk terhadap sosial ekonomi masyarakat atau
pengembangan program pembangunan masyarakat
(community development). Program pembangunan
masyarakat
menggunakan
pendekatan
pengembangan dari masyarakat sendiri, dimana
masyarakat berperan sebagai agen pembangunan
dan pihak luar hanya sebagai pendukung proses
pembangunan. Tujuan utama program ini adalah
terwujudnya pemberdayaan masyarakat (community
empowerment).
Social & Economy
Green Attitude
Green attitude denotes a corporate culture steered
towards cultivating values that pay heed to the
environment and all stakeholders, including the
socio-economic wellbeing of the community and the
undertaking of community development programs.
Community development programs adopt a selfreliant approach where community members
themselves spearhead programs and act as agents
of development while external parties are relegated
to a supporting role in the development process. The
key purpose of this program is to ensure community
empowerment.
Environment
GREEN ATTITUDE
GREEN
ARCHITECTURE
GREEN
OPERATION
Community Development Program
Building &
Construction Design
Waste Disposal
Program
Green Area Design
Energy Efficiency
Program
Internal Program
Corporate
Cultural Program
External Program
Social Program
Education
Program
Health
Program
Culture
Program
Infrastructure
Program
Economic
Program
Human
Resources
Program
SME Program
Waste-water
and Re-use Program
131
Bakrieland
Annual Report
2009
Ruang lingkup program pembangunan masyarakat
mencakup program internal dan program eksternal.
Program internal ditujukan pada pembangunan
masyarakat dalam konteks karyawan perusahaan,
yang dijalankan dengan membentuk sikap “bersih,
sehat dan senyum” dalam bekerja sebagai bagian
dari budaya korporasi yang memiliki kepedulian
terhadap upaya peningkatan kualitas hidup manusia
dan lingkungannya.
The scope of community development programs
covers both internal and external programs. Internal
programs are geared at community development
within the context of company employees by
instilling a “clean, healthy and smiling” attitude
working alongside a corporate culture that pays
attention to efforts aimed at elevating the quality of
human existence and of the environment.
Program pembangunan masyarakat eksternal
ditujukan pada pembangunan masyarakat diluar
Perusahaan, sebagai berikut:
1. Program Sosial, yaitu kegiatan yang berdampak
pada peningkatan kualitas kehidupan sosial,
kebudayaan, keagamaan dan kesejahteraan
sosial. Program yang dikembangkan meliputi
bidang pendidikan, kesehatan, penyediaan sarana
perumahan, serta sarana dan prasarana sosial
(infrastruktur).
External community development programs
concentrate on the advancement of community
members outside of the Company, including the
following:
1. Social Programs are activities that contribute
to improving the quality of social, cultural and
religious life as well as social well-being. Programs
being developed focus on education, health,
housing facilities, as well as social infrastructure.
Program sosial yang dilaksanakan oleh Bakrieland
maupun anak perusahaannya adalah:
• Pendidikan: memberikan beasiswa untuk
mahasiswa (Institut Teknologi Bandung
dan Bakrie School of Management) atau
anak-anak karyawan yang berprestasi dan
kurang mampu secara finansial, memberikan
sumbangan kepada sekolah-sekolah dan lahan
binaan, membentuk taman bacaan anak-anak
“Pustaka Anak Bakrie.”
• Olah raga: memberikan bantuan bagi
pengembangan sepak bola nasional melalui
klub Pelita Jaya.
• Keagamaan: memberikan santunan kepada
kaum dhuafa dan yatim piatu, merehabilitasi
mesjid dan mushola, menyelenggarakan
berbagai kegiatan keagamaan bersama
masyarakat setempat.
• Kesehatan:
menyelenggarakan
program
donor darah periodik dan program kebersihan,
membangun
MCK,
khitanan
massal,
pemeriksaan kesehatan gratis.
• Penyediaan sarana perumahan: membantu
pemerintah dalam pembangunan rumah
susun bersubsidi (rusunami) Apartemen
Bersubsidi Sentra Timur Residence.
• Konservasi air dan lingkungan: menyalurkan
air bersih untuk masyarakat dengan kondisi
pemukiman tertentu (kumuh, miskin, ilegal,
bekas kebakaran, dll), mensosialisasikan
pendidikan tentang air ke sekolah-sekolah,
melakukan kampanye penyelamatan air, dan
menyelenggarakan “Young Environmentalist
of the Year Awards.”
Social programs implemented by Bakrieland and
its subsidiaries are as follows:
• Education: scholarships for university students
(Institut Teknologi Bandung and Bakrie School
of Management) or employees’ children who
demonstrate academic distinction but lack
the financial means, donations to schools and
projects under corporate patronage, and the
setting up of ”Bakrie Children’s Libraries.”
• Sports: supports the development of the
national Pelita Jaya football club.
• Religion: helps the poor and orphans,
rehabilitates mosques, and organizes various
religious-oriented activities together with the
local community.
• Health: organizes periodic blood donation
drives, cleanliness programs, builds public
bathing, washing and toilet facilities, and
provides mass circumcisions and free health
examinations.
• Housing facilities: assists the government in
developing subsidized low-cost apartments at
Sentra Timur Residence.
• Water and environmental conservation:
supplies clean water to communities under
dismal housing conditions (slums, tenements,
illegal, those damaged by fire, etc.), educates
schools through water conservation campaigns
and organizes the “Young Environmentalist of
the Year Awards.”
132
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
2. Program Budaya, yaitu kegiatan-kegiatan
pengembangan budaya dengan menciptakan
budaya peduli melalui penyelenggaraan programprogram pelatihan eksternal bagi anggota
masyarakat. Program budaya ini lebih ditekankan
kepada kepedulian dan penciptaan budaya, baik
budaya lokal yang tertuang dalam disain yang
‘peduli’ terhadap unsur lokal proyek, budaya peduli
terhadap lingkungan, dan sejenisnya. Contoh
penerapan Program Budaya adalah pelestarian
seni budaya, tradisi lokal dan keagamaan, galeri
lokal, dan penyelenggaraan kegiatan eco-tourism
pada proyek-proyek dibawah Unit Usaha Hotel &
Resort.
3. Program Ekonomi, yaitu kegiatan-kegiatan yang
berdampak pada peningkatan peluang kerja dan
peluang usaha, peningkatan pendapatan dan
penurunan kemiskinan di masyarakat. Program
yang dikembangkan meliputi pengembangan
kualitas penduduk dan pemberdayaan UKM.
2. Cultural Programs are activities related to cultural
development, cultivating a sense of shared
empathy through the organizing of external
training programs for members of the community.
These cultural programs place more emphasis on
awareness and the creation of culture, including
local cultures infused into designs that pay
attention to a project’s local elements, heighten
concern over the environment and other activities
with similar purposes. Cultural programs include
those that aim to preserve arts and culture, local
and religious traditions, local galleries, and ecotourism activities under Hotel & Resort projects.
Contoh Program Ekonomi yang masih
berlangsung hingga saat ini adalah:
• Pengelolaan dan penampungan pedagang
kaki lima di sepanjang jalan Nyi Ageng Serang
pada proyek Rasuna Epicentrum bekerja sama
dengan Dinas UKM Jakarta Selatan (JS 09).
• Pemberdayaan masyarakat sekitar proyek The
Wave.
• Bimbingan manajemen kelembagaan ekonomi
dan pengembangan kapasitas UKM untuk
menjadi UKM unggulan dilakukan di Nirwana
Bali Resort melalui Lembaga Pengembangan
Bisnis (LPB). Program ini dilaksanakan di
sekitar Desa Beraban dan Kabupaten Tanah
Lot. Program difokuskan pada spesialisasi
pendampingan/pelatihan dan konsultasi di
bidang manajemen, teknologi, pemasaran dan
promosi.
• Pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan
melibatkan masyarakat sekitar sebagai bagian
dari operasional dan budaya lokal, diterapkan
di Bali Nirwana Resort dan Kalianda Nirwana
Resort.
3. Economic Programs are activities that lead
to increased employment and business
opportunities, higher income levels and reduced
poverty in society. Programs undertaken include
efforts to improve life quality and empower smalland medium-sized enterprises (SMEs).
Below are several ongoing economic programs:
• Projects that organize and accommodate
street vendors along the Nyi Ageng Serang
road within the Rasuna Epicentrum complex
with cooperation from the South Jakarta local
SME office (JS 09).
• Empowerment of communities around the
The Wave project.
• Management counseling on economic
institutions and SME capacity building
aimed at producing prime home industries
in Nirwana Bali Resort through the Business
Development Institute. Programs are carried
out around Beraban Village and Tanah Lot
District. Programs are focused on providing
assistance/training and consultation in
management, technology, marketing and
promotion.
• Community economic empowerment by
involving nearby communities as part of local
operations and culture as applied in Nirwana
Bali Resort and Kalianda Nirwana Resort.
Program Berdimensi Lingkungan
Environmental-Oriented Programs
Green Architecture
Green architecture mengandung arti bahwa semua
produk Bakrieland, baik perumahan, hotel maupun
perkantoran, dirancang secara ramah lingkungan.
Penerapan hal ini meliputi:
Green Architecture
Following Green Architecture implies that all
Bakrieland products including residential complexes,
hotels and office premises are designed with an ecofriendly concept. This approach covers:
133
Bakrieland
Annual Report
2009
1. Green Area Design
Green
area
design
diharapkan
dapat
tercapai dengan mentargetkan minimal 20%
pengembangan kawasan sebagai ruang terbuka
hijau dan menanam jenis tanaman yang
menghasilkan O2 dan menyerap CO2, serta
berbagai polutan seperti logam berat, debu,
belerang. Sehubungan dengan hal ini, Bakrieland
melakukan studi karakteristik dan bekerjasama
dengan badan terkait mengenai jenis tanaman
yang merupakan karakter wilayah proyek,
menerapkan konsep global, dan melakukan
supervisi terhadap implementasinya.
1. Green Area Design
Green area design is ensured by allocating
at least 20% of development area for green
open space and cultivating plant species that
produce oxygen and absorb carbon dioxide as
well as pollutants such as heavy metal, dust
and sulphur. In line with this, Bakrieland has
performed a characteristics study and works
together with relevant bodies to identify plant
species compatible with the environmental
setting of project area, applies a global concept
and oversees the entire implementation.
Contoh pelaksanaan:
• Bogor Nirwana Residence (BNR) memiliki 60%
ruang terbuka hijau dari lahan proyek seluas
1.200 hektar. BNR juga mengembangkan
program penangkaran satwa (rusa dan
unggas) dan program peduli lingkungan
berupa penanaman pohon yang melibatkan
masyarakat setempat.
• Nirwana Bali Resort yang berlokasi di
daerah Tabanan, Bali, memiliki luasan hijau
hingga 70%. Sekitar 15 ha dari total lahan
dipertahankan sebagai lahan sawah.
• Pullman Legian Nirwana Suites & Residence
memiliki 45% area hijau.
• Rasuna Epicentrum melakukan penghijauan
kawasannya antara lain dengan menghijaukan
lahan tidur, membangun pembiakan tanaman,
dan membuat roof top garden.
Examples of actual implementation:
• Bogor Nirwana Residence (BNR) sets aside
60% of its 1,200 hectare project area for green
open space. BNR also runs a wildlife sanctuary
(deer and birds) and an environmental
conservation program where local residents
are involved in tree-planting activities.
• Nirwana Bali Resort, situated in Tabanan, Bali
tends to its own green space of up to 70%.
Some 15 ha from total land area are preserved
as rice fields.
• Pullman Legian Nirwana Suites & Residence
has 45% of green area.
• Rasuna Epicentrum ensures the greening of
its area by growing vegetation in idle spaces,
and establishing a nursery and roof top
garden.
134
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
2. Green Building and Construction
Gedung dan konstruksi yang ramah terhadap
lingkungan dibangun dengan memperhatikan
aspek pencahayaan, suhu, dan akustik dalam
suatu disain yang terintegrasi. Penerapan
program ini selain mendorong penghematan
energi juga ditujukan untuk mempertahankan
keselarasan dengan nilai-nilai budaya masyarakat
melalui disain arsitekturnya.
2. Green Building and Construction
Eco-friendly buildings and construction are
ensured by paying heed to the lighting,
temperature and acoustics of an integrated
design. Achieving this will not only lead to
energy savings but also maintain harmony with
local cultural values through their architectural
designs.
Contoh pelaksanaan:
• Pembangunan
Apartemen
The
Wave
mengadaptasi konsep green architecture dan
green living.
• Nirwana Bali Resort dirancang sesuai
karakteristik bentuk bangunan lokal.
• Penggunaan façade di Bakrie Tower dapat
mereduksi panas hingga 80% sehingga
mengurangi konsumsi energi untuk pendingin
ruangan.
• Pengolahan air kotor di Bakrie Tower
memungkinkan penggunaan kembali air
seluruhnya (100%) untuk water chilled chiller.
• Pengolahan lansekap di seluruh kawasan
Rasuna
Epicentrum
mengutamakan
keselamatan dan kenyamanan pemakai, baik
pejalan kaki maupun yang berkendaraan,
karena dilengkapi dengan street furniture
yang memadai.
Examples of actual implementation:
• Construction of The Wave apartments adopts
the green architecture and green living
concepts.
• Nirwana Bali Resort is designed according to
the characteristics of local structures.
• Bakrie Tower’s façade allows heat reduction
of up to 80%, thus cutting down on energy
consumption for air-conditioning.
• Waste water management at Bakrie Tower
allows for the total reuse of water (100%) for
the water chiller.
• Landscape management of the entire Rasuna
Epicentrum complex prioritizes the safety
and comfort of users, both pedestrians
and motorists for the area is equipped with
adequate street furniture.
135
Bakrieland
Annual Report
2009
Green Operation
Green operation mengandung implikasi bahwa
setiap manajemen kawasan dan gedung Bakrieland
akan mengoperasikan unit-unitnya dengan ramah
lingkungan, dengan menerapkan konsep 3 R
(reduce, reuse, recycle). Green operation mencakup
program-program berikut:
Green Operation
The implication of applying the green operation
concept is for every Bakrieland area and building
management to operate its units in an eco-friendly
manner by implementing the 3R approach (reduce,
reuse, recycle). Green operation covers the following
programs:
1. Waste Water Treatment and Reuse Program
Program ini menjadi salah satu alternatif untuk
mengatasi masalah pencemaran oleh air limbah
domestik sebagai penyumbang terbesar terhadap
pencemaran kota di Indonesia. Melalui program
ini, air limbah diolah secara individual (on site
treatment) sebelum dibuang ke saluran umum,
sehingga melestarikan sumber daya air.
1. Waste Water Treatment and Reuse Program
This is an alternative program that helps address
pollution-related issues stemming from domestic
waste water which contributes the most to urban
pollution in Indonesia. Through this program,
waste undergoes on-site treatment before it is
disposed through the sewer system, thus water
resources are conserved.
Penerapan program Waste Water Treatment
and Reuse diwujudkan dalam 3 (tiga) bentuk
kegiatan, yaitu pengolahan air limbah domestik
menggunakan sistem bio-filter anaerob-aerob
(gray waste water treatment), pengolahan air
limbah hitam (black waste water treatment)
dengan menggunakan septic tank biologi, serta
konservasi air dengan membuat lubang biopori,
kolam resapan, dan revitalisasi kanal untuk
mengelola dan melestarikan sumber air dan
mencegah banjir.
The Waste Water Treatment and Reuse program
is implemented in 3 (three) types of activities:
domestic waste treatment through the bio-filter
anaerobic-aerobic system (gray waste water
treatment), black waste water treatment by
using septic tank biology and water conservation
by puncturing bio-porous infiltration holes in the
soil, water catchment areas, and the revitalization
of canals to manage and preserve water sources,
thus also preventing floodings.
Contoh pelaksanaan:
• Rasuna Epicentrum membangun kolam
resapan air, sewage treatment dan water
treatment plant, membuat biopori, serta
melakukan revitalisasi sungai Cideng.
• Nirwana Bali Resort melakukan pengolahan
sisa limbah air dan pemanfaatan air hujan
dengan menggunakan sistem water treatment
untuk digunakan kembali sebagai pengairan
lapangan golf. Dari kebutuhan air sebesar
3.000 m3 per hari, hanya 500 m3 berasal dari
tanah. Resor ini juga dikembangkan dengan
tingkat kepadatan bangunan yang rendah,
sehingga kondisi asli alam tetap terjaga untuk
penyerapan air hujan.
Examples of actual implementation:
• Rasuna Epicentrum established water
catchment areas, a sewage and water
treatment plant, installation of bioporous
absorption holes and revitalization of Cideng
River.
• Nirwana Bali Resort ensured waste water
treatment and the reuse of rainwater
through the installation of a water treatment
system that reuses water for golf course
irrigation systems. From a total of 3,000 m3
of daily water consumption, only 500 m3 is
groundwater. The design of this resort also
ensures low building density, thus preserving
the natural landscape of the area vital for the
absorption of rainwater.
2. Waste Domestic Program
Program ini mengelola permasalahan sampah
kawasan secara komprehensif dengan fokus
menyelesaikan masalah sampah dan memberikan
nilai ekonomis bagi pengelolanya. Ke depan,
direncanakan bahwa pengelolaan sampah akan
dilakukan dengan menggunakan teknologi
yang mengacu kepada komposisi sampah
2. Domestic Waste Program
This program tackles waste management in a
comprehensive manner by dealing directly with
the issue while generating economic value for
the operator. In the future, waste management
will adopt technology that focuses on waste
composition and the waste treatment of toxic
and hazardous substances. This will allow the
136
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
dan pengelolaan limbah B3 (bahan beracun
dan berbahaya). Pengelola dapat memperoleh
pendapatan dari retribusi sampah serta hasil
olahan sampah yang bernilai ekonomis.
Contoh pelaksanaan:
• Saat ini Rasuna Epicentrum telah membuat
Tempat Penampungan Sampah Sementara
(TPS) di setiap blok dan di dekat WTP Kali
Cideng, dengan memisahkan sampah organik
dan non organik.
operator to generate income from waste levies
and the recyling of refuse with economic value.
Examples of actual implementation:
• Rasuna Epicentrum is currently establishing
a Temporary Waste Disposal Site in every
block and in proximity to Cideng River WTP
by separating organic and non-organic refuse.
3. Energy Efficiency Program
Program ini bertujuan mengurangi penggunaan
energi berbahan bakar fosil, menghasilkan energi
yang ramah lingkungan dan membantu program
pemerintah dalam penghematan energi.
3. Energy Efficiency Program
This program seeks to reduce fossil energy
consumption, produce environmental-friendly
energy and assist government programs in
energy saving campaigns.
Contoh pelaksanaan:
• Rasuna Epicentrum membangun sarana
publik dalam bentuk (1) fasilitas transportasi
shuttle bus berbahan bakar bio solar, dan (2)
area pejalan kaki selebar 10 meter yang diisi
pepohonan penyerap CO2 tinggi dan fitur air
untuk menurunkan suhu udara.
• Nirwana Bali Resort menerapkan sistem cogeneration yang mengoptimalkan tenaga gas
buang dari generator untuk keperluan cuci
pakaian.
Examples of actual implementation:
• Rasuna Epicentrum provides public amenities
in the form of (1) shuttle buses that run on biosolar fuel, and (2) ten-meter wide pedestrian
walks shaded with trees that absorb high
amounts of CO2 and water and features in
cooling down temperatures.
• Nirwana Bali Resort applies a co-generation
system that optimizes energy from generator
emissions used for washing clothes.
Inisiatif Baru 2009
Selain program-program lanjutan CSR, Bakrieland
juga memulai berbagai inisiatif baru, baik yang
merupakan program berkelanjutan maupun bagian
dari kegiatan sosial tanggap darurat dan pemulihan,
yaitu sebagai berikut:
New Initiatives in 2009
In addition to the continuity of earlier CSR programs,
Bakrieland also introduced new initiatives, both
as sustainable programs and part of its social
emergency response and recovery activities which
include the following:
1. One Village, One Playground
Program One Village One Playground merupakan
suatu proyek percontohan yang diprakarsai
PT Urbane dalam bentuk pembuatan sarana
ruang interaksi sosial berupa taman bermain
di lingkungan padat setingkat Rukun Warga di
Bandung. Program ini bertujuan untuk mendidik
masyarakat terutama anak-anak untuk kembali
mencintai lingkungan yang bersih, sehat,
beraktifitas positif, sehingga kelak menjadi
bagian dari SDM Indonesia yang menghargai
lingkungan dan cinta/ramah terhadap sesama.
Lokasi: Babakan Asih, Bandung.
1. One Village, One Playground
The One Village One Playground program is
a pilot project pioneered by PT Urbane in the
development of a social interaction facility in the
form of a playground amid a densely-populated
neighborhood in Bandung. This program aims
to educate the public, particularly children, in
encouraging them to care for a clean and healthy
environment through constructive actions,
shaping them into becoming part of Indonesia’s
future human resources who appreciate the
environment and show compassion to others.
Location: Babakan Asih, Bandung.
137
Bakrieland
Annual Report
2009
2. Mulai dari Sejuta Pohon
Program ini merupakan penghijauan lahan-lahan
lansekap dan tidak produktif sementara dengan
melakukan penanaman tanaman produktif/
industri yang berdampak secara ekonomi kepada
lingkungan sekitar lokasi maupun para pemangku
kepentingan. Lokasi: Kanci-Pejagan (35 km).
2. Begin with a Million Trees
This program concerns the greenery of landscapes
and temporarily unproductive land by cultivating
productive/industrial plants for the economic
benefit of the surrounding environment and for
stakeholders. Location: Kanci-Pejagan (35 km).
Penghijauan jalan tol Kanci-Pejagan bersama
masyarakat merupakan proyek percontohan
yang akan dikembangkan di ruas tol BTR lainnya.
Total pohon dalam kerjasama ini berjumlah 1.200
pohon, yang tersebar sepanjang 4 km antara
Kanci sampai Mertapada. Desa yang dilibatkan
dalam kerjasama ini adalah desa Buntet, Asjap,
Kendal, Japura Idul, Japura Bakti, Mertapada
Kulon, Mertapada Wetan, Sida Mulya.
The greening of the Kanci-Pejagan toll road
together with the community is a pilot project to
be developed in other BTR tollroad sections. In
this collaborative project, 1,200 trees are planted
along the 4 km route connecting Kanci and
Mertapada. This project involves the villages of
Buntet, Asjap, Kendal, Japura Idul, Japura Bakti,
Mertapada Kulon, Mertapada Wetan and Sida
Mulya.
Dalam kerja sama penanaman pohon ini, BTR
menyediakan lahan dan bibit tanaman, sementara
masyarakat dibawah koordinasi 8 kepala desa,
melakukan penanaman dan menyediakan pupuk
awal serta memelihara/ menjaga tanaman hingga
tumbuh besar. Pada usia pohon 5-6 tahun,
masyarakat mendapat bagi hasil kayu yang
ditanam, sisanya dibiarkan sebagai elemen hijau
jalan tol.
For this tree-planting campaign, BTR provides the
land and seedlings while the community under
the coordination of 8 village chiefs will do the
planting, prepare the initial fertilizer, and tend to
the trees until they mature. When the trees reach
the age of 5-6, the local community is entitled to
a share of the trees while the rest are preserved
as toll road greenery.
138
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari
program penghijauan ini adalah:
• Manfaat ekonomis bagi masyarakat berupa
hasil tebang pohon.
• Tingkat keberhasilan penghijauan lebih tinggi
karena dijamin pemeliharaannya oleh petani
setempat.
• Penurunan karbon dioksida dan temperatur,
pengurangan
silau
bagi
pengendara,
konservasi air tanah, dan sebagai pengarah
jalan.
The greenery program brings certain benefits
including:
• Economic benefit for the community through
shared tree harvest.
• Higher success rate for the greenery project as
maintenance is guaranteed by local farmers.
• Reduces carbon dioxide and temperature
levels, mitigates glare for motorists, conserves
groundwater, and provides road directions.
3. Persiapan Pembangunan Sentra UMKM
Kanci-Pejagan
Pembangunan jalan tidak sekedar bisnis
transportasi. Manfaat kehadiran jalan tol juga
harus bisa dirasakan oleh warga sekitar jalan tol
dengan membuka usaha di pinggiran jalan tol.
Oleh karena itu, bersamaan dengan dibukanya
jalur tol Kanci-Pejagan, Bakrieland mempersiapkan
tempat peristirahatan, yang nantinya akan diisi
oleh para pemilik UMKM setempat. Dari target
keseluruhan seluas 200 hektar, pada tahap
awal akan dibangun sentra UMKM di atas lahan
seluas 2,5 hektar untuk menampung 100-200
pengusaha. Proses konstruksi sentra UMKM
yang nantinya akan dikembangkan sebagai
tempat wisata belanja dan wisata kuliner ini telah
dimulai pada akhir tahun 2009.
3. Preparations for the Development of the
Kanci-Pejagan Micro-, Small- and MediumSized Enterprise (MSME) Center
Road development is not simply a transport
business venture. The benefits from toll roads
must also be enjoyed by communities residing
in proximity to the highways by setting up
businesses along these toll roads. In concurrence
with the opening of the Kanci-Pejagan section,
Bakrieland has also established a rest stop to be
occupied by local MSME owners. From the entire
200 hectares of available land, the MSME center
will initially cover 2.5 hectares to accommodate
100-200 entrepreneurs. Construction process
for the MSME center began at the end of 2009
and will be further developed into a shopping and
culinary center.
4. Pencanangan Green Office
Konsep green office dicanangkan pada bulan
Desember 2009. Dengan konsep ini, Bakrieland
bermaksud membentuk lingkungan kerja yang
ramah lingkungan dan hemat energi, sebagaimana
tercermin dari tata ruang, pengurangan
penggunaan kertas, penghematan listrik, dan
sebagainya. Saat ini Bakrieland sedang menjajaki
mitra kerja untuk melaksanakan konsep ini di
tahun mendatang.
4. Commitment towards a Green Office
Bakrieland in December 2009 has pledged its
commitment to apply the green office concept.
With this concept, Bakrieland intends to create
a green and energy efficient workplace as
reflected in office spatial layout, reduced paper
use, electricity savings and others. Bakrieland is
currently looking into the possibility of forging a
partnership in implementing this concept in the
near future.
5. Sosial Tanggap Darurat & Pemulihan
Selama tahun 2009 terjadi dua kali bencana
gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat
dan Jawa Barat. Sehubungan dengan hal ini,
Bakrieland berperan aktif dalam proyek bantuan
pemulihan dalam bentuk kerjasama antara Bakrie
Untuk Negeri (BUN) dengan Kelompok Usaha
Bakrie (Bakrieland, Bakrie Brothers, Energi Mega
Persada, Bakrie Sumatera Plantation, Bakrie
Telecom, HP Esia Slank) bersama ANTV Peduli
dan TVOne. Bakrieland juga berperan melakukan
5. Social Emergency Response and Recovery
Throughout 2009, two major earthquakes struck
West Sumatera and West Java. In response
to this, Bakrieland reacted instantaneously
by initiating recovery projects through joint
cooperation between Bakrie Untuk Negeri (BUN)
and the Bakrie Business Group (Bakrieland, Bakrie
Brothers, Energi Mega Persada, Bakrie Sumatera
Plantation, Bakrie Telecom, HP Esia Slank)
alongside ANTV Peduli and TVOne. Bakrieland
also monitors and oversees projects undertaken
139
Bakrieland
Annual Report
2009
monitor dan pengawasan proyek dalam Program
BUN. Sejauh ini Bakrieland telah terlibat dalam
kegiatan perbaikan pembangunan 33 sekolah.
by BUN. Bakrieland has thus far, been involved in
the rehabilitation of 33 schools.
Bantuan tanggap darurat untuk gempa Sumatera
Barat diberikan ke wilayah Padang, Padang
Pariaman, Pariaman Selatan, dan Pasaman Barat,
sedangkan untuk gempa Jawa Barat diberikan ke
wilayah Cianjur, Pengalengan, Garut, Tasikmalaya
dan Ciamis.
Emergency response aid for the West Sumatera
earthquake is channeled to Padang, Padang
Pariaman, South Pariaman, and West Pasaman,
while in West Java relief aid is distributed to
Cianjur, Pengalengan, Garut, Tasikmalaya and
Ciamis.
Selain bantuan tanggap darurat, diberikan pula
bantuan pemulihan ke wilayah gempa tersebut.
Di Sumatera Barat, dilakukan pembangunan
kembali Masjid Asra (590 m2) di Padang, SDN
03 Batang Anai Padang Pariaman (829 m2) di
Padang Pariaman, SDN 014 Marunggi (500
m2) di Pariaman Selatan, dan SDN Swadaya
Masyarakat di Pasaman Barat. Sementara di
Jawa Barat, diberikan bantuan renovasi 5 mesjid
di Garut dan pembangunan SDN Suka Laksana I,
Pangalengan, Jawa Barat.
Apart from relief aid, the disaster-hit areas also
received recovery assistance. In West Sumatera,
aid was used to rebuild Asra Mosque (590 sqm)
in Padang as well as primary schools SDN 03
Batang Anai Padang Pariaman (829 sqm) in
Padang Pariaman, SDN 014 Marunggi (500 sqm)
in South Pariaman and SDN Swadaya Masyarakat
in West Pasaman. In West Java, financial support
helped renovate 5 mosques in Garut and rebuild
SDN Suka Laksana I in Pangalengan.
Selain bantuan untuk dua daerah yang terkena
bencana gempa tersebut, Bakrieland juga
memberikan bantuan dalam bentuk sumbangan
untuk korban bencana Situ Gintung.
In addition to these two regions badly affected by
the earthquakes, Bakrieland also delivered support
to victims of the Situ Gintung disaster.
Nilai Pengeluaran Program CSR
Bakrieland memiliki komitmen untuk menyisihkan
sebesar 1,5% dari laba bersih untuk kegiatan CSR
setiap tahunnya. Di tahun 2009, jumlah dana yang
dikeluarkan mencapai Rp 4,947,537,102 (empat
miliar sembilan ratus empat puluh tujuh juta lima
ratus tiga puluh tujuh ribu seratus dua rupiah).
CSR Program Output Value
Bakrieland stands by its commitment to set aside
1.5% of its net profits for CSR programs each year.
In 2009, the amount of funds expended reached
4,947,537,102 (four billion nine hundred and forty
seven million and five hundred and thirty seven
thousand and one hundred and two rupiahs).
140
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Realisasi Pelaksanaan CSR | Realization of CSR Implementation
Jenis Kegiatan
Type of Activities
2009
Nilai | Value
(Rp)
2008
%
Nilai | Value
(Rp)
%
Pembangunan Sosial Masyarakat | Social and Community Development
1,294,926,390
26.17%
1,732,652,000
Kegiatan Olah Raga | Sport Activities
2,120,568,407
42.86%
248,000,000
9.11%
Pendidikan | Education
349,408,650
7.06%
345,500,000
12.70%
Program Kesehatan | Health Program
113,205,000
2.29%
39,775,000
1.46%
Bencana Alam | Natural Disaster
572,367,670
11.57%
5,000,000
0.18%
Lingkungan | Environment
497,060,985
10.05%
350,000,000
12.86%
4,947,537,102
100%
2,720,927,000
100%
Jumlah | Total
63.68%
Rencana Ke Depan
Sejalan dengan semakin banyaknya kegiatan CSR
yang dilaksanakan dari tahun ke tahun, diperlukan
penanganan yang lebih sungguh-sungguh sehingga
seluruh program dapat dilaksanakan secara
lebih efektif dan efisien. Dilatarbelakangi hal ini,
Bakrieland akan membentuk satu unit khusus yang
akan bertanggungjawab atas pelaksanaan CSR oleh
Bakrieland beserta anak perusahaannya. Unit ini
akan mulai diaktifkan pada tahun 2010.
Future Plan
In line with the increasing load of CSR work from
year to year, a more serious handling of the matter
is essential to ensure that all programs are more
effectively and efficiently implemented. With this
in mind, Bakrieland will establish a special unit to
take responsibility for CSR implementation by the
Company and its subsidiaries. This unit becomes
effective in 2010.
Di tahun-tahun mendatang, Bakrieland masih
akan melakukan inovasi dan pengembangan
program secara berkesinambungan sehingga dapat
menghasilkan nilai serta manfaat yang nyata bagi
Bakrieland maupun para pemangku kepentingan.
Selain melanjutkan berbagai kegiatan yang baru
dirintisnya pada tahun-tahun sebelumnya, di tahun
2010 Bakrieland berencana untuk:
In subsequent years, Bakrieland remains committed
to introducing more innovations and program
developments in a sustainable manner in order to
generate value and tangible benefit for Bakrieland
and stakeholders. In addition to a list of new activities
spearheaded in previous years, in 2010 Bakrieland
also plans to:
141
Bakrieland
Annual Report
2009
1. Melaksanakan program Bakrieland Goes To
Campus, yaitu program kontribusi dalam bentuk
pemberian beasiswa, magang, rekrutmen,
pembicara tamu, serta pemberian sponsor dalam
kegiatan seminar dan workshop di kampuskampus.
1. Implement the Bakrieland Goes to Campus
program which involves various contribution
programs including scholarships, internships,
recruitment, guest speakers and sponsorships
for seminars and workshops held at campuses.
2. Memulai pelaksanaan beberapa program baru,
antara lain:
• Rasuna Urban Forest
• Green Office
• One Village One Playground Menteng Atas 1
&2
• Pengembangan Sentra UMKM KanciPejagan.
• Pengembangan Lembaga Pengembangan
Bisnis di unit-unit lain.
2. Commencement of several new programs
including:
• Rasuna Urban Forest
• Green Office
• One Village One Playground in Menteng Atas
1&2
• Development of the Kanci-Pejagan MSME
center
• Establishment of business development
institutions in other units.
142
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
LAPORAN GCG
GCG Report
148Komitmen Bakrieland | Bakrieland Commitment
149
Penerapan Asas GCG | Application of GCG Principles
150
Evaluasi dan Pencapaian 2009 | Evaluation and Achievements in 2009
151
Kerangka Penerapan GCG | Framework for GCG Application
152
Etika Perusahaan | Company Ethics
152
Pedoman Perilaku | Code of Conduct
153
Panduan Tata Kelola Perusahaan | Code of Corporate Governance
155
Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) | Whistleblower System
158
Sertifikasi ISO 9001:2008 | ISO 9001:2008 Certification
158
Standar Prosedur Operasional dan Pengendalian Dokumen | Standard
Operating Procedure and Document Control
159
Struktur Tata Kelola Perusahaan | Corporate Governance Structure
143
Bakrieland
Annual Report
2009
176
176
177
178
180
182
185
189
191
194
196
Auditor Independen | Independent Auditor
Transparansi dan Pengungkapan | Transparency and Disclosure
Rencana Tahun 2010 | Plan for 2010
Pemeringkatan Tata Kelola Perusahaan | Corporate Governance Rating
Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia | Adoption of Indonesia Code of GCG
Sekretaris Perusahaan | Corporate Secretary
Hubungan Investor | Investor Relations
Perlindungan Konsumen | Consumer Care
Laporan Komite Audit | Audit Committee Report
Laporan Komite Pemantau Risiko | Risk Monitoring Committee Report
Laporan Komite Nominasi dan Remunerasi | Nomination and Remuneration
Committee Report
Aryanto Amir Jusuf & Mawar
Registered Public Accountants
Plaza ABDA, Floor 10 & 11
Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190, Indonesia
Phone : (62) (21) 5140 1340
Fax
: (62) (21) 5140 1350
www.rsm.aajasociates.com
LAPORAN PENILAIAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
ASSESSMENT REPORT ON CORPORATE GOVERNANCE
Dewan Komisaris dan Direksi/Board of Commissioners and Directors
PT Bakrieland Development Tbk
Kami telah melakukan penilaian terhadap praktik tata
kelola PT Bakrieland Development Tbk. (Bakrieland)
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009.
Penilaian dilakukan dengan mengacu pada Pedoman
Umum Good Corporate Governance (GCG) Indonesia
2006 yang dikeluarkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance.
We have assessed corporate governance practices
at PT Bakrieland Development Tbk. (Bakrieland) for
the year ended December 31, 2009. The assessment
was conducted with reference to the Indonesian
Code of Good Corporate Governance (GCG) 2006
issued by the National Committee on Governance.
Penilaian dilakukan melalui review atas dokumen
dan wawancara di kantor Bakrieland. Kami tidak
melakukan validasi terhadap informasi yang diberikan
oleh manajemen pada saat pelaksanaan penilaian.
Manajemen Bakrieland bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada
kami adalah benar, akurat, dan mutakhir. Kami
yakin bahwa penilaian kami memberikan dasar
yang memadai untuk menyatakan kesimpulan.
Penilaian kami tidak memberikan penentuan legal
atas kepatuhan Bakrieland terhadap persyaratan
tertentu.
The assessment was conducted through document
reviews and interviews at Bakrieland’s office.
We did not validate the information provided by
management in the course of this assessment. It
is the responsibility of Bakrieland’s management
to ensure that the information provided to us were
in fact true, accurate, and update. We believe that
our assessment provides a reasonable basis for
our conclusion. Our conclusion does not provide
legal determination on Bakrieland’s compliance with
specified requirements.
RSM Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto is an
independent member firm of
RSM International, an affiliation of
independent accounting and consulting firms
Licence number :
Minister of Finance : 1048/KM.1/2009
Capital Market Supervisory Board
(BAPEPAM) : 405
Bank Indonesia : 063
Branch Office :
Jl. Mayjen Sungkono
Komplek Darmo Park I Blok III B 17-19
Surabaya 60256 - Indonesia
Kesimpulan dari penilaian kami terangkum di
bawah.
Conclusion of our assessment is summarized
below.
Asas Good Corporate Governance
Bakrieland telah melakukan aktivitas agar asas
GCG diterapkan pada setiap aspek usaha di seluruh
lingkungan Perusahaan.
Good Corporate Governance Principles
Bakrieland has conducted activities to ensure that
GCG principles were applied in all business aspects
within the Company.
Etika Bisnis Dan Pedoman Perilaku
Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk
melandaskan
usaha
berdasarkan
integritas.
Beberapa hal yang telah dilakukan antara lain
adalah dengan membuat pernyataan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi mengenai benturan
kepentingan secara tahunan, memberlakukan
pedoman perilaku untuk seluruh organ perusahaan,
dan membentuk mekanisme untuk memfasilitasi
pelaporan pelanggaran. Peningkatan dapat dilakukan
dengan memastikan agar para pemegang saham dan
pemangku kepentingan lain, seperti pemasok, yang
memiliki hubungan usaha memiliki akses terhadap
pedoman perilaku dan memahami etika bisnis
yang diterapkan di Bakrieland, serta memastikan
pelaksanaan pengawasan terhadap mekanisme
pelaporan pelanggaran dan membentuk mekanisme
untuk
memfasilitasi
pelaporan
pelanggaran.
Peningkatan dapat dilakukan dengan memastikan
agar para pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain, seperti pemasok, yang memiliki
hubungan usaha memiliki akses terhadap pedoman
perilaku dan memahami etika bisnis yang diterapkan
di Bakrieland, serta memastikan pelaksanaan
pengawasan terhadap mekanisme pelaporan
pelanggaran.
Business Ethics And Code Of Conduct
Bakrieland has conducted activities to based
operations on integrity. Among the efforts conducted
by Bakrieland were issuance a non-conflict of
interest statement on annual basis by Directors
and Commissioners, expanded the coverage of
code of conduct to include all of the Company’s
organs, and establishment of whistleblower
mechanism. Improvement opportunities exist in
ensuring that all of the Company’s shareholders
and stakeholders, such as suppliers, with business
relationships have access to the Company’s code
of conduct and that they understand the ethical
values implemented in Bakrieland, and ensuring
the monitoring of whistleblower mechanism.
Improvement opportunities exist in ensuring that all
of the Company’s shareholders and stakeholders,
such as suppliers, with business relationships have
access to the Company’s code of conduct and that
they understand the ethical values implemented
in Bakrieland, and ensuring the monitoring of
whistleblower mechanism.
Organ Perusahaan
Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk
memastikan kejelasan fungsi dan tugas setiap organ
perusahaan, antara lain dengan membuat Piagam
Direksi dan Dewan Komisaris serta merumuskan
kriteria dasar penilaian kinerja Direksi dan Dewan
Komisaris yang akan dielaborasi lebih lanjut. Selain
itu, Bakrieland telah mengembangkan kerangka
Enterprise Risk Management (ERM). Peningkatan
dapat dilakukan dengan mendorong optimalisasi
kinerja Komite Kebijakan Corporate Governance,
dan memastikan penerapan ERM termasuk
efektivitasnya.
Organs Of The Organization
Bakrieland has conducted activities to ensure
existence of a clear roles and responsibilities of each
of the Company’s organs, among others through
development of charter for Board of Commissioners
and for Board of Directors, as well as development
of basic performance evaluation criteria for
Commissioners and Directors which are planned
to be further elaborated. In addition, Bakrieland
has developed Enterprise Risk Management (ERM)
framework. Improvement opportunities exist in
optimizing the performance of Corporate Governance
Committee, and ensuring the implementation of
ERM as well as its effectiveness.
Hak Dan Tanggung Jawab Pemegang Saham
Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk memenuhi
hak dan tanggung jawab pemegang saham atas
dasar kewajaran dan kesetaraan sesuai peraturan
perundangan dan anggaran dasar perusahaan.
The Rights And Role Of Share Holders
Bakrieland has conducted activities to fulfill the
rights and role of shareholders based on the fairness
principle and in accordance with prevailing laws and
regulations as well as with the Company’s article of
association.
Hak
Dan
Tanggung
Jawab
Pemangku
Kepentingan
Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk menjamin
terjalinnya hubungan yang sesuai dengan asas
kewajaran dan kesetaraan berdasarkan ketentuan
yang berlaku antara Perusahaan dengan karyawan,
mitra bisnis, dan masyarakat, antara lain melalui
program pengukuran kepuasan pelanggan serta
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.
The Rights And Role Of Other Stakeholders
Bakrieland has conducted activities to ensure that
there a harmonious relationship exist between the
company and employees, business partners, and
community, based on the fairness principle and in
accordance with the articles of association, among
others through customer satisfaction measurement
and corporate social responsibility program.
Pernyataan Tentang Penerapan GCG
Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk
melakukan pengungkapan yang memadai tentang
penerapan GCG di Perusahaan kepada publik.
Pengakuan terhadap kualitas pengungkapan
terlihat dari diperolehnya penghargaan sebagai
peringkat pertama untuk perusahaan swasta
terbuka – non keuangan dalam Annual Report
Award dan beberapa penghargaan sejenis lainnya.
Peningkatan dapat dilakukan dengan memperluas
cakupan pengungkapan dalam laporan tahunan
terkait efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian
internal yang meliputi pengendalian risiko serta
sistem pengawasan dan audit internal; kepemilikan
saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi
beserta keluarganya di perusahaan lain; kepemilikan
saham keluarga dari Dewan Komisaris dan Direksi
di Bakrieland, dan aspek pedoman GCG Indonesia
yang belum dilaksanakan beserta keterangannya.
Statement Of GCG Implementation
Bakrieland has conducted activities to made
sufficient disclosure on GCG practices at the
Company to public. Recognition on the Company’s
quality of disclosure was evidenced by attaining the
first rank in the Annual Report Award for listed private
– non finance companies and other similar awards.
Improvement opportunities exist in enhancing the
coverage of disclosure in annual report with regards
to the effectiveness of the internal control system
including risk management, control system and
internal audit; the Commissioners and Directors’
shareholdings in other companies as well as their
families’ shareholdings in Bakrieland and other
companies; and aspect of Indonesia Code of GCG
that has not been implemented along with its
description.
Internalisasi Praktik GCG
Bakrieland telah melakukan aktivitas dalam rangka
internalisasi penerapan GCG antara lain melalui
pengembangan
rencana
pelaksanaan
GCG.
Peningkatan dapat dilakukan dengan mengembangkan
rencana pelaksanaan GCG dengan lebih rinci yang
antara lain mencakup program internalisasi GCG dan
program pelatihan berkelanjutan untuk mendukung
penerapan GCG.
Internalization Of GCG Practices
Bakrieland has conducted activities for the
purpose of internalizing GCG implementation
within the Company through development of GCG
implementation plan. Improvement opportunities
exist in detailing the plan to include GCG
internalization program and continuous training
program to support GCG implementation.
Area Penerapan GCG | Area of GCG Practices
Baik/
Good
Membutuhkan Perbaikan/
Need Improvement
Buruk/
Poor
Asas Good Corporate Governance/
Good Corporate Governance Principles
Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku/
Business Ethics and Code of Conduct
Organ Perusahaan/
Organs of the Organization
Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/
The Rights and Role of Shareholders
Hak dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan/
The Rights and Role of Other Stakeholders
Pernyataan tentang Penerapan Pedoman GCG/
Statement of GCG Implementation
Internalisasi Penerapan GCG/
Internalization of GCG Practices
Secara umum kami berkesimpulan bahwa Bakrieland
telah melakukan berbagai aktivitas dalam upaya
untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan
terus memperbaiki dan mengembangkan struktur
yang dapat mendukung pelaksanaan GCG. Namun
demikian, masih terdapat ruang untuk perbaikan
dalam memastikan penerapan GCG secara
konsisten.
In general, we conclude that Bakrieland has put in
efforts to implement GCG principles by continuously
improving and developing structures that can
support GCG implementation. Nevertheless, there
is still room for improvements to ensure that GCG
can be implemented consistently.
26 Maret 2010
March 26, 2010
Angela Indirawati Simatupang
Partner
Risk & Internal Audit Advisory
148
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Berbagai kemajuan penting berhasil diraih
dalam rangka memperkokoh penerapan GCG di
Bakrieland, diantaranya dengan memberlakukan
Sistem Pelaporan Pelanggaran, menyusun
Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi, kebijakan
Benturan Kepentingan, serta pembentukan
Komite Kebijakan Corporate Governance.
Several significant progresses have been accomplished to strengthen GCG
implementation in Bakrieland, among others by executing the Whistleblower
System, Boards Manual, Conflict of Interest policy, and establishing Corporate
Governance Policy Committee.
Gambaran Umum
General Overview
Komitmen Bakrieland
Bakrieland’s Commitment
Perkembangan dunia usaha telah menumbuhkan
kesadaran dari berbagai pihak mengenai pentingnya
penerapan GCG dalam mendorong terciptanya
persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif.
Negara, pelaku usaha, dan masyarakat memiliki
peran masing-masing dalam mendukung penerapan
GCG untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas
ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan asas
GCG menciptakan keunggulan bagi suatu perusahaan
dalam menghadapi persaingan dan memberikan
nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.
Menyadari hal ini, maka Bakrieland berkomitmen
untuk berperan aktif dengan senantiasa memastikan
penerapan asas-asas GCG secara konsisten pada
setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan
dengan mewujudkan:
Advancements in the business world have raised
the awareness of various parties on the significance
of implementing GCG in order to stimulate healthy
competition and create a conducive business climate.
The state, business actors and the public assume
their respective roles in supporting the application
of GCG to bolster sustainable economic growth and
stability. Putting GCG principles into practice creates
advantages for a corporation in facing competition
and affords added value for stakeholders. In full
recognition of this, Bakrieland is committed to play
an active role in ensuring that GCG principles are
consistently applied within all business practice and
within the corporate hierarchy through:
149
Bakrieland
Annual Report
2009
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Direksi.
2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komitekomite dan Satuan Kerja yang menjalankan fungsi
pengendalian internal perusahaan.
3. Penerapan fungsi kepatuhan dan manajemen
risiko.
4. Rencana strategis perusahaan berdasarkan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP).
5. Transparansi informasi, termasuk diantaranya
kondisi keuangan Perusahaan.
1. The fulfillment of duties and obligations held
by the Board of Commissioners and Board of
Directors.
2. The inclusiveness and effective implementation
of duties borne by Committees and Work Units
responsible for corporate internal control.
3. Application of the compliance and risk
management functions.
4. Corporate strategic plan based on Corporate
Work Plan and Budget.
5. Information transparency, including the financial
condition of the corporation.
Penerapan Asas GCG
Sistem pengelolaan perusahaan yang berlaku
di Bakrieland dirancang dengan memperhatikan
penerapan
asas
keterbukaan,
akuntabilitas,
pertanggungjawaban, kemandirian, serta kesetaraan
dan kewajaran sebagaimana tercantum dalam
Pedoman Umum GCG yang disusun oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
Application of GCG Principles
The corporate management system established
in Bakrieland is designed to take into account the
implementation of the principles of transparency,
accountability, responsibility, independence as
well as equality and fairness as embodied in the
GCG General Guidelines compiled by the National
Committee on Governance Policy.
Keterbukaan
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan
bisnisnya, Bakrieland menyediakan informasi yang
material dan relevan dengan cara yang mudah
diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
Bakrieland memberikan informasi yang seluasluasnya kepada publik dan pemegang saham, sesuai
dengan peraturan Bapepam-LK maupun atas inisiatif
sendiri. Laporan-laporan diterbitkan secara berkala
dan tepat waktu dalam dua bahasa (Inggris dan
Indonesia), mencakup Laporan Keuangan Triwulan,
Laporan Keuangan Semester, dan Laporan Keuangan
Tahunan yang diaudit, serta Laporan Tahunan.
Informasi juga diberikan melalui paparan publik,
media cetak dan elektronik, serta forum investor.
Transparency
To maintain objectivity in running its business,
Bakrieland provides material and relevant information,
both easily accessible and comprehensible to
stakeholders. Bakrieland offers the public and
shareholders information to the fullest extent
possible, both in compliance with Bapepam-LK’s
regulations and on its own initiative. Bilingual reports
(English and Indonesian) are published on a periodic
basis and in a timely fashion, consisting of audited
quarterly, half-yearly, and annual reports. Information
is also presented through press statements, print
and electronic media, and investor forums.
Akuntabilitas
Bakrieland memiliki sistem pengelolaan perusahaan
yang mendukung terciptanya kejelasan fungsi,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ
perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan
untuk menegakkan prinsip akuntabilitas, antara lain
pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai
rencana anggaran tahunan dan evaluasi bersama atas
kinerja keuangan Perseroan, penyampaian laporan
keuangan pada RUPS Tahunan, pembentukan Audit
Internal dan penunjukan auditor eksternal, serta
pemberlakuan Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku
Perusahaan.
Accountability
Bakrieland has in place a corporate management
system that supports clarity in the function,
implementation and responsibility of units within
the corporate structure. Measures initiated to
uphold the principle of accountability among others,
are the Board of Directors’ reporting to the Board of
Commissioners on the annual budget plan and joint
evaluation of the Company’s financial performance;
submission of financial statements to the Annual
General Meeting of Shareholders; establishment of
an internal audit and the appointment of an external
auditor; and compliance to business ethics and
corporate code of conduct.
150
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Pertanggungjawaban
Bakrieland senantiasa mengutamakan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat
dan lingkungan, sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan
mendapat pengakuan sebagai warga korporasi yang
baik. Melalui program Corporate Social Responsibility
(CSR) Terintegrasi, Bakrieland terlibat langsung
dalam berbagai kegiatan sosial yang terpusat pada
pengembangan masyarakat, olah raga, pendidikan,
kesehatan dan pelestarian lingkungan.
Responsibility
Bakrieland uncompromisingly places priority on
adherence to existing laws and regulations, and
in fulfilling its obligations to the public and the
environment, hence sustaining long-term business
continuity, earns Bakrieland recognition as a good
corporate citizen. Through an integrated Corporate
Social Responsibility (CSR) program, Bakrieland
is directly engaged in a host of social endeavors
focused on community development, sports,
education, health and environmental preservation.
Independensi
Bakrieland
memastikan
bahwa
pengelolaan
perusahaan dilakukan secara independen sehingga
masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh
pihak lain. Sebagai contoh, Dewan Komisaris
dan Direksi Bakrieland memiliki pendapat yang
independen dalam setiap keputusan yang diambil,
namun dimungkinkan untuk mendapatkan saran
dari konsultan independen, hukum, sumber daya
manusia dan Komite-komite untuk menunjang
kelancaran tugasnya.
Independence
Bakrieland ensures that corporate management
is applied in an independent manner where no
corporate organ can dominate the other and neither
can there be intervention from outside parties. For
example, Bakrieland’s Board of Commissioners and
Board of Directors hold independent views for each
decision reached, leaving room however for soliciting
advice from independent legal and human resource
consultants, as well as relevant Committees to
support the smooth implementation of duties.
Kewajaran dan Kesetaraan
Bakrieland menerapkan perlakuan yang setara baik
kepada publik, otoritas pasar modal, komunitas
pasar modal, maupun para pemangku kepentingan.
Hubungan dengan karyawan dijaga dengan
memperhatikan hak dan kewajibannya secara adil
dan wajar.
Fairness and Equality
Bakrieland guarantees equal treatment to the public,
capital market authorities, capital market communities
and stakeholders. Relations with employees are
maintained by paying close heed to the realization of
equal and fair rights and responsibilities.
Evaluasi dan Pencapaian 2009
Selama 3 (tiga) tahun terakhir, evaluasi atas
efektifitas penerapan GCG di Bakrieland telah
dilaksanakan oleh pihak independen. Evaluasi
pelaksanaan praktik-praktik GCG Bakrieland tahun
2007 dilakukan oleh CBA (Center for Business
Advisory), sedangkan tahun 2008 dan 2009 oleh
RSM-AAJ Associates. Berdasarkan hasil evaluasi
dan rekomendasi yang diberikan, Dewan Komisaris
dan Direksi melakukan langkah-langkah perbaikan
dalam proses penyempurnaan pelaksanaan GCG.
Evaluation and Achievements in 2009
In the past 3 (three) years, evaluation on the
effectiveness of GCG application in Bakrieland has
been conducted by independent evaluators. In 2007,
an assessment of Bakrieland’s implementation
of GCG principles was performed by CBA (Center
for Business Advisory), while in 2008 and 2009
the responsibility was handed over to RSM-AAJ
Associates. Based on evaluation results and proposed
recommendations, the Board of Commissioners and
Directors have taken remedial measures to further
improve the implementation of GCG.
151
Bakrieland
Annual Report
2009
Kemajuan penting yang berhasil dicapai selama
tahun 2009 adalah:
1. Penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran.
2. Sosialisasi dan penandatanganan atas Pedoman
Perilaku Perusahaan.
3. Penyusunan Pedoman Dewan Komisaris dan
Direksi.
4. Pembentukan Komite Kebijakan Corporate
Governance.
5. Penyusunan Kebijakan Benturan Kepentingan.
6. Perubahan posisi Sekretaris Perusahaan dalam
struktur organisasi Perusahaan.
7. Penerapan ketentuan mengenai jabatan Ketua
Komite Nominasi dan Remunerasi oleh Komisaris
Independen.
8. Penerapan Enterprise Risk Management (ERM).
9. Penerapan Database Monitoring System.
Key achievements in 2009:
1. Implementation of an Offense Reporting
System.
2. Socialization and signing of the Corporate Code
of Conduct.
3. Compilation of the Board Manual.
4. Establishment of a Committee on Corporate
Governance Policy.
5. Formulation of a Conflict of Interest Policy.
6. Shift in the Corporate Secretary position within
the Company’s organizational structure
7. Fulfillment of terms and conditions related to the
status of the chair position of the Nomination and
Remuneration Committee Chairman as held by
an Independent Commissioner.
8. Implementation of Enterprise Risk Management
(ERM).
9. Application of the Database Monitoring System.
Kerangka Penerapan GCG
Framework for GCG Application
Keberhasilan penerapan GCG dalam jangka
panjang perlu dilandasi oleh integritas yang tinggi
dari berbagai pihak yang terlibat. Oleh karenanya,
setiap perusahaan harus memiliki Pedoman
Perilaku sebagai acuan bagi organ perusahaan dan
semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai dan
etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya
perusahaan.
Success in implementing GCG in the long term
needs to be built on the sound integrity of all relevant
parties. A company, therefore, must abide by a Code
of Conduct as reference for corporate organs and all
employees in applying business values and ethics,
which should ultimately become part of corporate
culture.
Sebagai Perusahaan yang berkomitmen untuk
senantiasa meningkatkan penerapan GCG, selain visi,
misi dan nilai-nilai perusahaan yang telah ditetapkan
pada awal berdirinya, Bakrieland secara bertahap
melengkapi diri dengan berbagai perangkat seperti
Pedoman Perilaku, Sistem Pelaporan Pelanggaran,
Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan,
Peraturan Perusahaan, Pedoman Dewan Komisaris
dan Direksi, serta berbagai Standar Prosedur
Operasional. Semua ini merupakan suatu kesatuan
sistem yang menunjang tercapainya keberhasilan
penerapan GCG di Bakrieland.
As a Company firmly committed to enhancing its
GCG implementation, in addition to corporate vision,
mission and values set forth since its establishment,
Bakrieland gradually seeks to equip itself with a broad
range of mechanisms such as the Code of Conduct,
Whistleblower System, Corporate Governance
Implementation Guidelines, Company Regulations,
Board Manuals, and various Standard Operating
Procedures. All these aspects frame the entire
system that supports the effective implementation
of GCG in Bakrieland.
Pelaksanaan GCG di Bakrieland menggunakan
pendekatan top-down, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, best
practice, dan budaya perusahaan. Agar penerapan
GCG dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan
dukungan dari seluruh unsur di dalam Perseroan,
maka seluruh unsur tersebut dilibatkan mulai dari
tahap persiapan, implementasi hingga evaluasi.
GCG implementation in Bakrieland adopts a topdown approach by taking into account prevailing
legislation, best practices and corporate culture.
To ensure the smooth application of GCG with the
necessary support, all elements in the Company
must be involved from the preparatory through
implementation to the evaluation phases.
152
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Etika Perusahaan
Company Ethics
Pelaksanaan
Etika
Perusahaan
yang
berkesinambungan akan membentuk budaya
perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilainilai perusahaan. Etika Perusahaan yang berlaku di
Bakrieland dituangkan dalam Pedoman Perilaku.
Abiding by company ethics on a continual basis shall
nurture a corporate culture which is a manifestation
of corporate values. Company ethics practiced in
Bakrieland are embodied in the Code of Conduct.
Pedoman Perilaku
Code of Conduct
Pengesahan dan Sosialisasi
Pedoman Perilaku Bakrieland telah disahkan
melalui Surat Keputusan Direksi No. 047/SK-Dir/
IV/07. Seluruh manajemen dan karyawan wajib
memahami Pedoman Perilaku ini sebagai dasar
penerapan perilaku yang mengatur hubungan antara
karyawan dengan Perusahaan, sesama karyawan,
konsumen, pemasok, pemegang saham, pemangku
kepentingan, pemerintah dan masyarakat. Efektif
Juli 2009, seluruh manajemen dan karyawan telah
melakukan penandatanganan atas Pedoman Perilaku
tersebut.
Enactment and Socialization
Bakrieland’s Code of Conduct is enacted through
Board of Directors’ Directive No. 047/SK-Dir/IV/07. It
is incumbent on all management and employees to
have a good understanding of the Code of Conduct,
to serve as basis for conduct in fostering relations
between employees and the Company, among and
between fellow employees, customers, suppliers,
shareholders, stakeholders, the government and the
public. As of July 2009, all management and staff
have ratified the Code of Conduct.
Isi Pedoman Perilaku
Pedoman Perilaku memuat aturan mengenai
hubungan karyawan dengan pihak-pihak di dalam
maupun luar Bakrieland, sebagai berikut:
1. Hubungan Karyawan dengan Perusahaan:
Mengatur mengenai status kepegawaian,
kerahasiaan karyawan, disiplin waktu kerja,
penampilan dan cara berpakaian, bebas narkoba
dan alkohol di tempat kerja, menghindari benturan
kepentingan, investasi pribadi karyawan pada
Perusahaan, penyampaian informasi kepada
publik dan hubungan dengan media, kegiatan di
luar Perusahaan, kegiatan dan kontribusi politik
dan keagamaan, penanganan dan pengamanan
informasi, pelaporan informasi, perlindungan
terhadap hak cipta karyawan, keselamatan dan
kesehatan kerja, serta pelaporan atas potensi
pelanggaran maupun yang nyata.
2. Hubungan
Sesama
Karyawan:
Mengatur
perlakuan dan pengambilan keputusan yang adil,
lingkungan kerja yang bebas dari pelecehan dan
kerjasama antar karyawan.
3. Hubungan dengan Konsumen: Mengatur
pelayanan kepada konsumen serta penerimaan
dan pemberian hadiah dan hiburan.
4. Hubungan
dengan
Pemasok:
Mengatur
penggunaan jasa pihak ketiga atau agen,
perlakuan terhadap pemasok dan larangan
penerimaan kompensasi (suap), serta kepatuhan
pemasok terhadap Pedoman Perilaku.
Contents of the Code of Conduct
The Code of Conduct contains rules that govern
employee relations with parties within and outside
of Bakrieland, as follows:
1. Employee Relations with the Company: Governs
employment status, employee confidentiality,
work discipline, appearance and dress code,
a drug- and alcohol-free workplace, avoidance
of conflict of interest, employee’s personal
investment in the Company, information delivery
to the public and media relations, external
activities, political and religious activities and
contributions, information handling and security,
information reporting, protection of employee
copyright, work safety and health, and reporting
of potential and actual offenses.
2. Relations with Other Employees: Governs fair
treatment and decision making, an abuse-free
workplace and cooperation among employees.
3. Relations with Consumers: Governs customer
service as well as the acceptance and offering of
gifts and entertainment.
4. Relations with Suppliers: Governs the use of
third party or agent services, treatment towards
suppliers and prohibition from accepting
compensation (bribes), and supplier’s compliance
with the Code of Conduct.
153
Bakrieland
Annual Report
2009
5. Hubungan dengan Pemegang Saham: Mengatur
perlindungan dan penggunaan yang tepat atas
aset Perseroan, serta keakuratan pembukuan
dan laporan Perseroan.
6. Hubungan dengan Pemerintah: Mengatur
kepatuhan terhadap ketentuan/peraturan terkait,
serta pembayaran pajak dan retribusi.
7. Hubungan dengan Masyarakat: Mengatur
pelayanan masyarakat, pemberian donasi, dan
kesadaran akan kelestarian lingkungan alam.
5. Relations with Shareholders: Governs the
protection and appropriate usage of Company
assets, and accuracy of Company records and
reports.
6. Relations with the Government: Governs
compliance toward relevant rules/regulations,
and on tax and fee payment.
7. Relations with the Public: Governs community
service, donations,
and awareness
on
environmental conservation.
Penanganan Penyimpangan atas Pedoman
Perilaku
Penanganan
terhadap
tindak
penyimpangan
Pedoman Perilaku dilakukan melalui penyelidikan
yang mendalam dan didasari fakta-fakta, sedangkan
keputusannya dibuat dan diberikan berdasarkan
pertimbangan akibat tindakan, derajat kesengajaan
dan motif tindakan.
Handling Breach of Code of Conduct
Any breach of the Code of Conduct is handled
through a fact-based and thorough investigation, and
resulting decisions are made and imposed by taking
into account the attendant consequences of such
breach, the degree of deliberateness and motive of
misconduct.
Melalui pertimbangan yang cermat dan obyektif,
Komite Sumber Daya Manusia memutuskan
jenis sanksi yang disesuaikan dengan bobot
penyimpangan dan hirarki organisasi (pangkat
atau jabatan karyawan). Sanksi kepada karyawan
dapat berbentuk teguran lisan, surat peringatan (I,
II, III), tidak diberikan kenaikan gaji, pangkat atau
bonus, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).
Khusus untuk pemutusan hubungan kerja, setelah
mendapatkan persetujuan CEO/Direksi, dilanjutkan
dengan pengajuan permohonan ijin kepada
Departemen Tenaga Kerja sesuai Undang-undang
Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
Through meticulous and impartial consideration, the
Human Resource Committee decides on the type
of sanction according to the degree of breach and
position held within the organizational hierarchy
(employee title or position). Sanctions meted out
to an employee may be that the employee receives
a verbal warning or warning letter (I, II, III); or the
employee shall not be entitled to salary increase,
job promotion or bonus; or the employee may suffer
termination of employment. Specifically on the
termination of employment, apart from the approval
of the CEO/Board of Directors, such decision must
also obtain formal approval from the Ministry of
Manpower as stipulated in the Law on Manpower of
the Republic of Indonesia.
Panduan Tata Kelola Perusahaan
Code of Corporate Governance
Sebagai wujud komitmen bersama atas penerapan
GCG, Bakrieland menyusun Panduan Pelaksanaan
Tata Kelola Perusahaan, yang telah disahkan melalui
Surat Keputusan Dewan Komisaris dan Direksi No.
001/SK/Kom-BLD/X/07. Panduan ini merupakan
landasan bagi Pemegang Saham, Dewan Komisaris,
Direksi dan organ lain terkait proses GCG dalam
menyusun berbagai kebijakan yang menjiwai praktik
bisnis Perusahaan tanpa mengabaikan peraturan
perundang-undangan dan nilai-nilai etika.
In order to realize the joint commitment for GCG
implementation, Bakrieland has formulated the
Code of Corporate Governance enacted through
the Directive of the Board of Commissioners and
Board of Directors No. 001/SK/Kom-BLD/X/07. This
guideline serves as the foundation for Shareholders,
Board of Commissioners, Board of Directors and
other relevant organs involved in the GCG process
in formulating various policies that guide the
Company’s business practices without contravening
existing legislation and ethical values.
Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
Bakrieland mencakup berbagai aspek, antara lain
kebijakan Tata Kelola Perusahaan, pedoman Tata
Bakrieland’s Code of Corporate Governance
encompasses various aspects including corporate
governance policy, governance guidelines for
154
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Kelola bagi organ Perusahaan, prinsip-prinsip dan
tujuan, struktur pengelolaan Perusahaan, serta
kebijakan transparansi.
Company organs, principles and objectives, Company
management structure and transparency policies.
Peraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaan Bakrieland telah disahkan
melalui Surat Keputusan Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. KEP.209/PHIJSK-PKKAD/
III/2008 yang berlaku hingga 2010. Secara umum,
Peraturan Perusahaan memuat hak dan kewajiban
karyawan dan Perusahaan, serta ketentuan yang
bertujuan membina hubungan serasi, selaras, dan
seimbang dalam usaha meningkatkan efisiensi,
produktifitas dan prestasi kerja yang optimal.
Company Regulations
Bakrieland’s company regulations were enacted
with reference to the Manpower and Transmigration
Ministerial Decree KEP.209/PHIJSK-PKKAD/III/2008.
In general, Company regulations govern the rights
and obligations of employees and the Company,
and on the need to build harmonious, coordinated
and balanced relationship in efforts to boost work
efficiency, productivity and ensure optimum
performance.
Pedoman Dewan
Pedoman Dewan adalah petunjuk tata laksana kerja
Dewan Komisaris dan Direksi yang menjelaskan
tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis,
mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan
konsisten, sehingga dapat menjadi acuan bagi
Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan
tugas masing-masing untuk mencapai visi dan misi
Perusahaan. Pedoman Dewan disahkan pada 31 Juli
2009.
Board Manual
The Board Manual contains the codes of practice
applicable to the Board of Commissioners and
Directors and spell out activity stages in a structured,
easy-to-understand and systematic manner, so
as to be consistently implemented and to serve
as reference for the Board of Commissioners and
Directors in performing their respective duties
geared to achieving Corporate vision and mission.
The Board Manual was enacted on 31 July 2009.
Pedoman Dewan disusun berdasarkan prinsipprinsip hukum korporasi, ketentuan Anggaran Dasar,
peraturan perundang-undangan yang berlaku, arahan
Pemegang Saham, serta praktik-praktik terbaik GCG.
Pelaksanaan Pedoman Dewan merupakan salah satu
bentuk komitmen dari Dewan Komisaris dan Direksi
untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG, sekaligus
penjabaran lebih lanjut dari Panduan Pelaksanaan
Tata Kelola Perusahaan yang telah dimiliki Bakrieland.
Karena sifatnya yang dinamis dan berkembang, maka
Pedoman Dewan dapat disempurnakan kembali
sesuai kebutuhan.
The Board Manual was established according to the
principles of corporate law, Articles of Association,
prevailing laws and regulations, directions from
shareholders and GCG best practices. The
implementation of the Board Manual is a form
of commitment demonstrated by the Board of
Commissioners and Directors in applying GCG
principles, and at the same time is an elaboration
of the Code of Corporate Governance adhered to by
Bakrieland. Due to its dynamic and evolving nature,
Board Manual can be improved upon according to
the needs.
Tujuan penyusunan Pedoman Dewan adalah sebagai
berikut:
1. Menjadi rujukan/pedoman tentang tugas pokok
dan fungsi kerja masing-masing organ.
2. Meningkatkan kualitas dan efektivitas hubungan
kerja antar organ.
3. Semakin memperjelas tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris dan Direksi maupun hubungan
kerja diantara keduanya.
4. Semakin memudahkan bagi organ Dewan
Komisaris dan Direksi untuk memahami tugas
dan tanggung jawab masing-masing.
5. Menerapkan asas-asas GCG yakni transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan
kewajaran.
The main objectives for producing the Board Manual
are as follows:
1. As reference/guideline on key responsibilities
and functions of each corporate organ.
2. To enhance the quality and effectiveness of work
relations among corporate organs.
3. To further clarify the duties and responsibilities
of the Board of Commissioners and Directors,
including the work relationship between them.
4. To further facilitate members of the Board of
Commissioners and Directors in understanding
their respective duties and responsibilities.
5. To apply GCG principles including transparency,
accountability, responsibility, independence and
fairness.
155
Bakrieland
Annual Report
2009
Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP)
Whistleblower System (WBS)
SPP adalah suatu mekanisme pengungkapan yang
dilakukan secara rahasia atas tindakan pelanggaran
atau perbuatan yang melawan hukum, perbuatan
tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang
dapat merugikan organisasi maupun pemangku
kepentingan, yang dilakukan oleh karyawan atau
pimpinan organisasi kepada pimpinan organisasi atau
kelembagaan lain yang dapat mengambil tindakan
atas pelanggaran tersebut.
A WBS is a disclosure mechanism that ensures
confidentiality for the person disclosing any offense
or breach of the law, unethical/immoral action or
other acts detrimental to the organization and/
or stakeholders, which were committed by an
employee or organizational leader against another
organizational leader or institution that can take
action on the said offense.
Tujuan dan Manfaat SPP
Di tahun 2009, Bakrieland mencatat kemajuan penting
dalam penerapan GCG dengan memberlakukan SPP.
Tujuan utama pemberlakuan SPP adalah sebagai
berikut:
1. Menciptakan iklim yang kondusif dan mendorong
pelaporan terhadap
hal-hal yang
dapat
menimbulkan kerugian finansial maupun nonfinansial, termasuk yang dapat merusak citra
perusahaan.
2. Mempermudah manajemen untuk menangani
secara efektif laporan-laporan pelanggaran dan
sekaligus melindungi kerahasiaan identitas pelapor
serta pihak yang membantu menginformasikan
hal tersebut dengan tetap menjaga informasi ini
dalam arsip khusus yang dijamin keamanannya.
3. Membangun suatu kebijakan dan infrastruktur
untuk melindungi pelapor dari balasan pihakpihak internal maupun eksternal.
4. Mengurangi kerugian melalui deteksi dini.
5. Meningkatkan reputasi perusahaan.
WBS Objective and Benefit
In 2009, Bakrieland achieved an important milestone
in GCG implementation with the establishment
of WBS. Key objectives of having WBS in place
include:
1. To create a conducive climate and encourage the
reporting of events that can lead to financial and
non-financial losses, including damages to the
corporate image and reputation.
2. To facilitate management in the effective handling
of offense reporting and at the same time protect
the confidentiality of the informant’s identity
and parties assisting in bringing the matter to
attention and ensuring the safekeeping of such
information in a special archive.
3. To establish a policy and infrastructure to protect
the informant from any act of reprisal instigated
by internal and external parties.
4. To reduce harmful consequences through early
detection.
5. To upgrade the company reputation.
Adapun manfaat yang ingin dicapai antara lain adalah
tersedianya cara penyampaian informasi penting
dan kritis bagi perusahaan kepada pihak yang harus
segera menanganinya secara aman, menimbulkan
keengganan untuk melakukan pelanggaran, sebagai
mekanisme deteksi dini yang memungkinkan
penanganan masalah secara internal, dan
meningkatkan reputasi perusahaan.
Expected benefits include: the availability of an
effective delivery mechanism of essential and critical
information for the corporation to allow responsible,
prompt and safe handling of such reports; creating
a reluctance to commit an offense, and; an early
detection system that allows the internal handling of
issues, enhancing corporate reputation.
Sosialisasi SPP
Komitmen Direksi Bakrieland untuk mendukung
pelaksanaan SPP ditunjukkan dalam SK Direksi
Bakrieland No. 118/ SK/Dir-BLD/VIII/09 tentang
Pembentukan dan Penunjukan Tim Khusus Pelaporan
Pelanggaran (TKPP). TKPP terdiri dari Kepala Divisi
dari HRD&GA, Internal Audit, Corporate Legal, dan
Sekretaris Perusahaan.
Socialization of WBS
The commitment of Bakrieland’s Board of Directors
to support the implementation of WBS is reflected
in its Directive No. 118/ SK/Dir-BLD/VIII/09 on the
Formation and Appointment of a Special Team on
Whistleblower Reporting. The team consists of
the Division Heads of HRD&GA, Internal Audit,
Corporate Legal and Corporate Secretary.
156
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
TKPP bertindak sebagai Administrator SPP dan
bertugas menangani berbagai keluhan/laporan
mengenai penyimpangan dan kecurangan terkait
Etika Bisnis, Pedoman Perilaku, Peraturan
Perusahaan, kepatuhan hukum, Anggaran Dasar,
perjanjian/kontrak,
kerahasiaan
perusahaan,
kebijakan tentang transaksi benturan kepentingan,
dan kejadian penting lainnya yang relevan.
The Special Team on Whistleblower acts as WBS
Administrator and is in charge of handling various
grievances/reports on abuse and dishonest conduct
associated with business ethics, the code of
conduct, company regulations, legal compliance,
Articles of Association, agreements/contracts,
corporate confidentiality, conflict of interest policy,
and other major relevant events.
RUPS
Board of Commissioners
Board of Directors
Audit Committee
WBS Special
Team
PT Bakrieland Development Tbk (Holding)
SBU
Hotel & Resort
SBU
City Property
SBU
Landed
Residential
SBU
Property Related
Infrastructure
Employee
Sosialisasi SPP di tingkat intern disampaikan melalui
surat kabar intern dan presentasi yang diberikan oleh
TKPP kepada para karyawan, sementara di tingkat
ekstern melalui pengumuman.
Socialization to internal ranks on the presence of
the Special Team is carried out through internal
newsletters and presentations delivered by the
Team to employees, while external promotion is
done through public announcements.
Mekanisme SPP
Pelapor menyampaikan laporan dalam bentuk surat
dan dokumen pendukung yang diperlukan kepada
TKPP yang dapat dilakukan melalui:
1.Surat ke TKPP di Wisma Bakrie 1
2.Email: [email protected]
3.PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700
4.Ombudsman Box
Whistleblower Mechanism
The informant submits a report in the form of a letter
with supporting documents, which can be done
through:
1.Letter to WBS Special Team at Wisma Bakrie 1
2.Email to [email protected]
3.PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700
4.Ombudsman Box
Jika dokumen telah lengkap, TKPP melaporkan
kepada Dewan Komisaris dan Direksi melalui
Komite Audit. Pada saat yang bersamaan, TKPP
juga melakukan investigasi terhadap pihak-pihak
terlapor. Laporan-laporan yang tidak terbukti akan
dikembalikan kepada pelapor. Namun apabila
terbukti, TKPP akan melaporkan hasil temuannya
tersebut kepada Komite Audit untuk ditindaklanjuti
oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
The WBS Special Team will report to the Board of
Commissioners and Board of Directors through the
Audit Committee when all necessary documents
are complete. The Team also concurrently mounts
an investigation surrounding the alleged offence/
offender(s). Reports of allegations that remain
unproven shall be returned to the informant. When a
report is verified, however, the Team shall inform its
findings to the Audit Committee for follow-up by the
Board of Commissioners and Directors.
157
Bakrieland
Annual Report
2009
Laporan yang berkaitan dengan TKPP disampaikan
dalam bentuk surat dan ditujukan kepada Direktur
Utama, sedangkan laporan-laporan yang berkaitan
dengan Direktur Utama ditujukan kepada Komisaris
Utama.
Laporan dari
Pelapor ke TKPP
Report from
Informant to the
WBS Special
Team
Bukti
Evidence
Laporan ke BoD dan BoC (melalui Komite Audit) bahwa
TKPP akan melaksanakan investigasi
Report to BoD and BoC (through the Audit Committee)
that the WBS Special Team will conduct the investigation
Lengkap
Complete
Tidak Lengkap
Not Complete
Dikembalikan ke
Pelapor
Return to
Informant
Any report relating to WBS Special Team on
Whistleblower shall be presented in letter format
addressed to the President Director, while reports
relating to the President Director shall be addressed
to the President Commissioner.
Investigasi oleh
TKPP
Investigation by
the WBS Special
Team
Terbukti
Proven
Laporan hasil
investigasi ke BoD
dan BoC (melalui
Komite Audit)
Investigation
Report to the
BoD and BoC
(through the Audit
Committee)
Tidak Terbukti
Not Proven
Informasi bersifat rahasia
Strictly Confidential Information
Perlindungan Terhadap Pelapor
SPP
Bakrieland
memberikan
fasilitas
dan
perlindungan sebagai berikut:
1. Fasilitas saluran pelaporan (telepon, surat, email)
yang independen, bebas, dan rahasia.
2. Perlindungan kerahasiaan identitas pelapor.
Perlindungan
ini
diberikan
bila
pelapor
memberikan identitas serta informasi yang
dapat digunakan untuk menghubungi pelapor.
Penyampaian pelaporan secara anonim, yaitu
tanpa identitas, tidak direkomendasikan karena
menyulitkan dilakukannya komunikasi untuk
tindak lanjut atas pelaporan.
3. Perlindungan atas tindakan balasan dari terlapor
atau organisasi, dalam bentuk perlindungan
dari tekanan, penundaan kenaikan pangkat,
pemecatan, gugatan hukum, harta benda, hingga
tindakan fisik. Perlindungan ini tidak hanya untuk
pelapor tapi dapat diperluas hingga anggota
keluarganya.
4. Informasi pelaksanaan tindak lanjut, berupa
kapan dan bagaimana serta kepada institusi
mana tindak lanjut diserahkan. Informasi ini
disampaikan secara rahasia kepada pelapor yang
lengkap identitasnya.
Protection of Informant
Bakrieland’s WBS provides the following facilities
and protection:
1. Independent, free and confidential reporting
channels (telephone, letters, emails).
2. Confidentiality of the informant’s identity is
assured. Protection is provided when the
informant discloses his or her identity and
contact information. Anonymous reporting,
where informant conceals his or her identity
is not recommended as this will impede the
establishment of communication for follow-up to
the report.
3. Protection from an act of reprisal against the
alleged offender or organization shall include
protection from pressure, postponement in job
promotion, dismissal, legal prosecution, physical
abuse, and the protection of assets. Such
protection is not only confined to the informant
but can be extended to family members.
4. Information on follow-up measures, detailing
when and how they shall be implemented and
which institution shall look into the matter.
Information is confidentially conveyed to an
informant with full knowledge of his or her
identity.
Tindak Lanjut
Follow Up
158
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Perlindungan tidak diberikan kepada pelapor yang
terbukti melakukan pelaporan palsu dan/atau fitnah.
Pelapor yang melakukan laporan demikian dapat
dikenai sanksi sesuai peraturan perundangan yang
berlaku, misalnya KUHP pasal 310 dan 311 atau
peraturan internal perusahaan.
Protection shall not be granted to an informant
proven to have given out a fabricated report and/or
false accusation. If such is the case, the informant
is liable to sanctions pursuant to prevailing laws and
regulation, for example Articles 310 and 311 of the
Criminal Code or company internal regulations.
Insentif bagi Pelapor
Untuk mempercepat perubahan ”budaya diam”
menjadi ”budaya kejujuran dan keterbukaan”,
Bakrieland akan memberikan penghargaan bagi
pelapor dalam bentuk material atau piagam, dengan
perhitungan sebesar dua per seribu (dua permil) dari
kerugian Perusahaan yang berhasil dikembalikan.
Incentive for Informants
To accelerate the shift from a “silent culture” to that
of an “honest and open culture”, Bakrieland shall
offer incentives to an informant in material form
or a certificate of merit, which shall amount to two
thousandths (2/1000’s) of averted Company losses.
Implementasi SPP di 2009
Selama tahun 2009 tidak ada kasus atau laporan
yang diterima oleh TKPP.
WBS Implementation in 2009
Over the course of 2009 there was no case or report
has been received by the WBS Special Team.
Sertifikasi ISO 9001:2008
ISO 9001:2008 Certification
Pada tanggal 7 April 2009, Bakrieland melalui
anak perusahaannya, PT Bakrie Swasakti Utama,
mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 dari SGS
Indonesia mengenai Sistem Manajemen Mutu
dalam “Operation Asset Management” yang sudah
diimplementasikan untuk gedung Wisma Bakrie
1, Wisma Bakrie 2, Pasar Festival/Gelanggang
Mahasiswa Sumantri Brodjonegoro dan Tower 18.
Pada bulan November 2009, Bakrieland sendiri mulai
melaksanakan penerapan ISO 9001:2008 mengenai
Sistem Manajemen Mutu dalam “Holding Company
and Project Management for Integrated Property
under Bakrieland” untuk semua divisi yang ada di
Perusahaan. Sertifikasi ini akan diperoleh pada bulan
April 2010.
On 7 April 2009, Bakrieland through its subsidiary,
PT Bakrie Swasakti Utama, was awarded the ISO
9001:2008 certification from SGS Indonesia on the
Quality Management System in operation assets
management already in place at Wisma Bakrie
1, Wisma Bakrie 2, Pasar Festival/Gelanggang
Mahasiswa Sumantri Brodjonegoro and Tower
18. In November 2009, Bakrieland also adopted
ISO 9001:2008 certification on the Quality
Management System in “Holding Company and
Project Management for Integrated Property under
Bakrieland” in all of its divisions within the Company.
Bakrieland will earn the ISO certification in April
2010.
Standar Prosedur Operasional dan Pengendalian
Dokumen
Standard Operating Procedure and Document
Control
Bakrieland memiliki Standar Prosedur Operasional
yang memastikan bahwa seluruh kegiatan
operasional di lingkungan Bakrieland berjalan sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan. Standar ini juga
berfungsi sebagai salah satu acuan dalam proses
audit mutu yang dilakukan terhadap Perusahaan.
Bakrieland has in place a Standard Operating
Procedure that ensures all operational activities
in Bakrieland proceed according to existing rules
and regulations. This standard also functions as
reference for the quality audit process performed on
the Company.
Seluruh dokumen Standar Prosedur Operasional
tersebut dikendalikan dalam hal distribusi dan
pemusnahannya. Semua dokumen Standar Prosedur
Operasional yang sudah kadaluarsa yang masih
disimpan untuk digunakan dalam kegiatan lain diberi
tanda yang jelas. Penggandaan dokumen Standar
Prosedur Operasional harus melalui persetujuan
pejabat yang berwenang.
The entire Standard Operating Procedure documents
are controlled both in term of distribution and
destroy. All expired Standard Operating Procedure
that is still being kept for use in other activities has
clear sign. Multiple copies of Standard Operating
Procedure documents shall get approval from an
authorized personnel.
159
Bakrieland
Annual Report
2009
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance Structure
Struktur Tata Kelola Bakrieland terdiri dari Rapat
Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi,
Audit Internal, dan Komite-komite yang membantu
Dewan Komisaris, serta Sekretaris Perusahaan.
Bakrieland’s Governance Structure consists of
the General Meeting of Shareholders, Board of
Commissioners, Board of Directors, Internal Audit,
Committees assisting the Board of Commissioners,
and the Corporate Secretary.
Rapat Umum Pemegang Saham
Shareholders’ Meeting
Direksi
Board of Directors
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Komite-Komite
Committees
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Komite Kebijakan Corporate Governance
Corporate Governance Policy Committee
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Coorporate Social Responsibility
Unit Bisnis
Business Unit
Manajemen Risiko dan Kepatuhan
Risk Management and Compliance
Komite Pemantau Risiko
Risk Monitoring Committee
Sumber Daya Manusia
Human Resources
Komite Nominasi & Remunerasi
Nomination & Remuneration Committee
Audit Internal
Internal Audit
Komite Audit
Audit Committee
Satuan Kerja Lainnya
Other Work Units
160
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat Umum Pemegang Saham merupakan organ
perusahaan yang memegang kekuasaan dan
wewenang tertinggi. Kewenangan Rapat Umum
Pemegang Saham antara lain mengangkat dan
memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan
Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan
Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar,
menyetujui laporan tahunan dan menetapkan bentuk
dan jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris
dan Direksi.
General Meeting of Shareholders (GMS)
GMS represents a corporate organ with the highest
power and authority. The authority conferred to
GMS includes the appointment and dismissal of
members of the Board of Commissioners and
Directors, performance evaluation of the Board
of Commissioners and Directors, approval of
amendments to the Articles of Association, approval
of the annual report and setting the nature and
amount of remuneration for members of the Board
of Commissioners and Directors.
Selama tahun 2009, Bakrieland menyelenggarakan 1
(satu) kali Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan,
yaitu pada tanggal 26 Mei 2009. Keputusan penting
yang ditetapkan dalam RUPS adalah:
1. Memberikan
persetujuan
atas
laporan
pertanggungjawaban Direksi tentang jalannya
Perusahaan dan mengesahkan Neraca dan
Perhitungan Laba/Rugi Perusahaan untuk tahun
buku yang berakhir pada 31 Desember 2008,
serta memberikan pembebasan tanggung jawab
dan pelunasan kepada Direksi atas tindakan
pengurusan dan kepada Dewan Komisaris atas
tindakan pengawasan yang dilakukan dalam
tahun buku yang sama.
2. Menyetujui pemberian wewenang kepada
Direksi untuk menunjuk Kantor Akuntan
Publik Independen yang akan mengaudit
buku Perusahaan untuk tahun buku 2009 dan
menetapkan honorarium dan persyaratannya.
3. Menyetujui penetapan penggunaan 10%
(sepuluh persen) dari laba bersih Perusahaan
tahun 2008 untuk dana cadangan dan sisanya
untuk pengembangan usaha serta modal kerja
Perusahaan.
4. Menyetujui pengangkatan Mark Robert Harris
sebagai anggota Dewan Komisaris untuk periode
tahun 2009-2012 dan mengangkat kembali
Dewan Komisaris dan Direksi untuk periode yang
sama.
5. Menyetujui pemberian wewenang kepada
Dewan Komisaris untuk menetapkan remunerasi/
honorarium Direksi dan mengusulkan penetapan
remunerasi/honorarium Dewan Komisaris setinggitingginya 40% dari remunerasi/honorarium yang
diberikan kepada Direksi, dengan memperhatikan
saran/rekomendasi dari Komite Remunerasi
Perusahaan.
Throughout 2009, Bakrieland convened 1 (one)
Annual General Meeting of Shareholders on 26 May
2009. Key decisions drawn from this GMS include:
1. Approval of the Board of Directors’ accountability
report on the operations of the Company and
of the Company’s Balance Sheet and Income
Statement for the year ending 31 December
2008, and absolves both the Board of Directors
from all responsibility in the administration of the
Company and also the Board of Commissioners
for oversight measures undertaken in the same
fiscal year.
2. Approval on the conferring of authority to the
Board of Directors in appointing an Independent
Public Accounting Firm assigned to audit
Company records for fiscal year 2009, and in
determining the honorarium as well as terms and
conditions.
3. Approval on setting aside 10% (ten percent) of
Company net profit in 2008 for reserve funds
and the rest for business development and
Company’s working capital.
4. Approval on the appointment of Mark Robert Harris
as a member of the Board of Commissioners for
the 2009-2012 tenure and the re-appointment of
the Board of Commissioners and Directors for
the same office term.
5. Approval on conferring authority to the Board of
Commissioners in determining the remuneration/
honorarium of the Board of Directors and
proposing the remuneration/honorarium for the
Board of Commissioners to a maximum of 40%
from the remuneration/honorarium paid to the
Board of Directors by taking into account the
recommendations put forth by the Committee
on Company Remuneration.
161
Bakrieland
Annual Report
2009
Dewan Komisaris
Dewan
Komisaris
bertanggungjawab
atas
pengawasan Perusahaan. Setiap anggota Dewan
Komisaris wajib menjalankan tugas pengawasan
dan pemberian nasihat kepada Direksi dengan itikad
baik, kehati-hatian, dan bertanggungjawab.
Board of Commissioners
The Board of Commissioners bears the responsibility
for overseeing the Company. It is incumbent upon
every member of the Board of Commissioners to
perform his or her oversight duties and to impart
advice to the Board of Directors, in good faith as well
as in a conscientious and responsible manner.
Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan
Seluruh anggota Dewan Komisaris Bakrieland telah
memenuhi persyaratan formal dan material yang
berlaku. Persyaratan formal bersifat umum, sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
sedangkan persyaratan material bersifat khusus,
disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis
Perusahaan.
Requirements, Membership and Terms of Office
Members of Bakrieland’s Board of Commissioners
have fulfilled all formal and material requirements.
Formal requirements are general in nature, according
to existing laws and regulations, while material
requirements are more specific in nature according
to Company needs and type of business.
Dewan Komisaris Bakrieland terdiri dari 6 (enam)
anggota, yaitu: 1 (satu) Presiden Komisaris, 3 (tiga)
Komisaris dan 2 (dua) Komisaris Independen. 5 (lima)
anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia
dan 1 (satu) anggota berdomisili di luar Indonesia.
Anggota Dewan Komisaris diseleksi oleh Komite
Nominasi dan Remunerasi dan diangkat oleh RUPS,
dengan periode jabatan masing-masing 3 (tiga) tahun
dan dapat diangkat kembali sesuai keputusan RUPS.
Jabatan anggota Dewan Komisaris akan berakhir
apabila mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi
persyaratan, meninggal dunia, atau diberhentikan
berdasarkan keputusan RUPS.
Bakrieland’s Board of Commissioners consists of
6 (six) members: 1 (one) President Commissioner,
3 (three) Commissioners and 2 (two) Independent
Commissioners. 5 (five) members of the Board of
Commissioners are domiciled in Indonesia and 1
(one) member resides outside of Indonesia. Board
members are selected by the Nomination and
Remuneration Committee and officially appointed
by General Meeting of Shareholders, each member
serving for a 3 (three)-year tenure and may be reelected according to the decision of the General
Meeting of Shareholders.
Susunan Dewan Komisaris per 31 Desember 2009
adalah sebagai berikut:
1. Bambang Irawan Hendradi (Presiden Komisaris)
2. Lukman Purnomosidi (Komisaris Independen)
3. Kanaka Puradiredja (Komisaris Independen)
4. Edgardo Bautista (Komisaris)
5. Supartono (Komisaris)
6. Mark Robert Harris (Komisaris)
The composition of the Board of Commissioners as
of 31 December 2009 is as follows:
1. Bambang Irawan Hendradi (President
Commissioner)
2. Lukman Purnomosidi (Independent
Commissioner)
3. Kanaka Puradiredja (Independent Commissioner)
4. Edgardo Bautista (Commissioner)
5. Supartono (Commissioner)
6. Mark Robert Harris (Commissioner)
162
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Periode Jabatan Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Terms of Office
No
Nama | Name
Jabatan | Position
Periode Jabatan | Terms of Office
1
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris | President Commissioner
2
Lukman Purnomosidi
Komisaris Independen | Independent Commissioner
May 2009 - May 2012
May 2009 - May 2012
3
Kanaka Puradiredja
Komisaris Independen | Independent Commissioner
May 2009 - May 2012
4
Edgardo Bautista
Komisaris | Commissioner
May 2009 - May 2012
5
Supartono
Komisaris | Commissioner
May 2009 - May 2012
5
Mark Robert Harris
Komisaris | Commissioner
May 2009 - May 2012
Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban
Dewan Komisaris bertanggungjawab mengawasi
manajemen operasional Bakrieland yang dilaksanakan
oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi
apabila diperlukan, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam Anggaran Dasar, Keputusan RUPS
Perseroan, peraturan serta undang-undang yang
berlaku.
Duties, Responsibilities, Obligations
The Board of Commissioners has the responsibility
to oversee Bakrieland’s operational management
as carried out by the Board of Directors, and
offers advice to the Board of Directors, if required,
according to provisions in the Articles of Association,
the Company’s GSM Resolutions, regulations and
existing legislation.
Dewan Komisaris berperan penting dalam
melaksanakan prinsip-prinsip GCG sesuai fungsi
pengawasan yang dilakukan. Melalui laporan Direksi
dan komite-komite, Dewan Komisaris memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan seluruh kebijakan
strategis Perusahaan, termasuk mengenai efektivitas
penerapan manajemen risiko dan pengendalian
internal.
The Board of Commissioners assumes an essential
role in the implementation of GCG principles
according to the oversight function undertaken.
Through the Board of Directors and Committee
reports, the Board of Commissioners monitors
and evaluates the execution of all Company
strategic policies, including those pertaining to the
effectiveness of its risk management and internal
control.
Terkait dengan RUPS, Dewan Komisaris memiliki
tugas dan tanggung jawab antara lain memberikan
pendapat dan saran mengenai Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan Perusahaan, melaporkan segera
jika terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan,
menelaah dan menandatangani Laporan Tahunan,
serta
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
tugasnya kepada RUPS.
In relation to GMS, the Board of Commissioners
has the duties and responsibilities, among others,
to offer views and recommendations on the
Company’s Work Plan and Annual Budget, ensure
prompt reporting of any indication on the Company’s
declining work performance, examine and sign the
Annual Report and be held accountable for the
implementation of these duties to GMS.
Selama tahun 2009, Dewan Komisaris tidak
menemukan pelanggaran hukum dan peraturan di
sektor keuangan dan properti.
In 2009, the Board of Commissioners did not
encounter any breach of the law or regulations in
the financial and property sectors.
Rapat Dewan Komisaris
Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan sekurangkurangnya 4 (empat) kali dalam setahun di tempat
kedudukan Perusahaan atau tempat kegiatan
usahanya, atau melalui media telekonferensi, video
konferensi atau media elektronik lain. Rapat dianggap
sah dan mengikat apabila lebih dari ½ (satu per dua)
bagian dari jumlah anggotanya hadir dan diwakili
dalam rapat. Selama tahun 2009, Dewan Komisaris
menyelenggarakan 8 (delapan) kali rapat.
Board of Commissioners’ Meetings
A Board of Commissioners’ Meeting is convened
no less than 4 (four) times a year and is held at the
Company’s office or the location of its business
activities, or through teleconference, video
conference or other electronic media. The meeting is
considered valid and binding when more than ½ (half)
of board members are present or represented during
the meeting. In 2009, the Board of Commissioners
held 8 (eight) meetings.
163
Bakrieland
Annual Report
2009
Agenda Rapat dan Kehadiran Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Meeting Agenda and Attendance
No
Tanggal
Date
Agenda
Kehadiran | Attendance
IHS
KP
MRH
SP
LP
ED
1
14 January
Pembahasan Agenda Rapat Komisaris
Discussion on Board of Commissioners’ Meeting Agenda
1
1
0
1
1
1
2
12 February
Laporan Komite-Komite untuk Periode 2008
Report of the Committees for 2008 Period
1
1
0
1
1
1
3
11 March
Evaluasi Kinerja 2008
2008 Performance Evaluation
1
1
0
1
1
1
4
16 April
Pembahasan Penetapan Remunerasi Direksi
Discussion on the Board of Directors’ Remuneration
1
1
0
1
1
1
5
29 July
1. Kinerja Semester-1
Semester-1 Performance
2. Pembahasan Code of Conduct dan Presentasi Whistleblower
System
Discussion on Code of Conduct and Presentation on Whistleblower
System
1
1
1
1
1
1
6
19 August
Perkembangan dan Rencana Pengembangan Proyek Jalan Tol
Progress and Development Plan of Toll Road Project
0
1
1
1
1
1
7
01 October
Perkembangan dan Rencana Pengembangan Unit Usaha City Property
Progress and Development Plan of City Property Business Unit
0
1
0
1
1
1
8
11 November
Rencana Kerja dan Perkembangan Unit Usaha Landed Residential dan
Hotel & Resort
Work Plan and Progress of Landed Residential and Hotel & Resort
Business Units
0
1
1
1
1
1
5
8
3
8
8
8
Keterangan | Note:
IHS : Bambang Irawan Hendradi, KP : Kanaka Puradiredja, MRH : Mark Robert Harris, SP : Supartono, LP : Lukman Purnomosidi, ED : Edgardo Bautista Supartono
Komite
Dewan Komisaris telah membentuk komite-komite
sebagai pendukung dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, serta merumuskan kebijakan Dewan
Komisaris sesuai ruang lingkup tugas komite yang
bersangkutan. Penetapan pembentukan komitekomite dilakukan melalui Surat Keputusan Dewan
Komisaris dan setiap komite diketuai oleh salah
seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk
oleh Dewan Komisaris. Selain Komite Audit
yang wajib dan telah dibentuk, Dewan Komisaris
Bakrieland juga dibantu oleh 3 (tiga) komite lain,
yaitu Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi
dan Remunerasi, serta Komite Kebijakan Corporate
Governance.
Committee
The Board of Commissioners has established
committees to support the implementation of its
duties and responsibilities, and formulate its policies
according to the work scope of the respective
committee. The establishment of committees is
governed by Board of Commissioners’ Directive
and each committee is chaired by a member
of the Board of Commissioners appointed by
the Board of Commissioners. In addition to the
mandatory formation of the Audit Committee,
Bakrieland’s Board of Commissioners must also be
supported by 3 (three) other committees, namely
the Risk Monitoring Committee, Nomination and
Remuneration Committee, and the Corporate
Governance Policy Committee.
Komite Audit
Tugas utama Komite Audit adalah mendorong
diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik,
terbentuknya struktur pengendalian internal yang
memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan
pelaporan keuangan serta mengkaji ruang lingkup,
ketepatan, kemandirian dan objektivitas akuntan
publik.
Audit Committee
The main task of the Audit Committee is to promote
the implementation of good corporate governance,
establishment of an effective internal control
structure, enhance transparency and the quality of
its financial reporting, and review the work scope,
accuracy, independence and objectivity of the public
accountant.
164
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Komite Audit bertanggungjawab kepada Dewan
Komisaris dan membantu Dewan Komisaris dengan
melakukan tugas-tugas berikut:
1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan
yang akan dikeluarkan Perusahaan seperti laporan
keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan
lainnya.
2. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan
terhadap peraturan perundangan-undangan di
bidang Pasar Modal dan peraturan perundanganundangan lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan Perusahaan.
3. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan
pemeriksaan oleh Auditor Eksternal.
4. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai
risiko yang dihadapi Perusahaan dan implementasi
manajemen risiko oleh Direksi.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Dewan Komisaris sepanjang termasuk dalam
lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris
berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
6. Melaksanakan ketentuan lain sebagaimana
tercantum dalam Piagam Komite Audit.
The Audit Committee is accountable to the Board
of Commissioners and assists the Board of
Commissioners in carrying out the following duties:
1. To assess financial information for release by the
Company, such as financial reports, projections
and other financial information.
2. To assess the Company’s compliance to existing
laws and regulations on the capital market and to
other legislation concerning Company activities.
3. To assess the implementation of audit activities
by the External Auditor.
4. To report to the Board of Commissioners on
the risks that the Company must deal with and
the managing of these risks by the Board of
Directors.
5. To perform other duties assigned by the Board
of Commissioners providing they are within the
Board of Commissioners’ duty and obligation as
governed in prevailing rules and regulations.
6. To implement other articles as embodied in the
Audit Committee Charter.
Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan
atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta
sumber daya Perusahaan lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan
wewenangnya, Komite Audit wajib bekerja sama
dengan pihak yang melaksanakan fungsi Internal
Audit.
The Audit Committee is authorized to access
records or information on employees, funds, assets
and other Company resources associated with
the implementation of its duties. In exercising its
authority, the Audit Committee must work together
with parties implementing the Internal Audit
function.
Komite Audit beranggota 3 (tiga) orang, yang
terdiri dari 1 (satu) orang Ketua merangkap
Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota
independen. Jumlah ini telah memenuhi ketentuan
yang tercantum dalam Pedoman Dewan. Seluruh
anggota Komite Audit telah memenuhi kriteria
independensi, keahlian, pengalaman dan integritas
yang dipersyaratkan dalam berbagai peraturan yang
berlaku.
The Audit Committee consists of 3 (three) members,
with 1 (one) Chairman serving concurrently as the
Independent Commissioner and 2 (two) independent
members. These numbers conform to the directive
set forth in the Board Manual. All Audit Committee
members meet the criteria on independence,
expertise, experience and integrity as required in
various rules and regulations.
Susunan Komite Audit per 31 Desember 2009 adalah
sebagai berikut:
1. Kanaka
Puradiredja
(Ketua
/
Komisaris
Independen)
2. Mohammad Hassan (Anggota/Independen)
3. Soenarso Soemodiwirjo (Anggota/Independen)
The composition of the Audit Committee as of 31
December 2009 is as follows:
1. Kanaka Puradiredja (Chair / Independent
Commissioner)
2. Mohammad Hassan (Member/Independent)
3. Soenarso Soemodiwirjo (Member/Independent)
Sepanjang tahun 2009, Komite Audit telah melakukan
14 (empat belas) kali rapat.
Throughout 2009, the Audit Committee convened
14 (fourteen) meetings.
165
Bakrieland
Annual Report
2009
Agenda Rapat Komite Audit dan Kehadiran | Audit Committee’s Meeting Agenda and Attendance
No.
KP
MH
SS
1
22 January 2009
Tanggal | Date
Perkenalan anggota Komite Audit
Introduction of Audit Committee Members
Agenda
1
1
1
2
26 February 2009
Pembahasan Progress Audit Laporan Keuangan 2008
Discussion on the Audit Progress of 2008 Financial Statements
1
1
1
3
17 March 2009
Presentasi Penilaian GCG
Presentation on GCG Assessment
1
1
1
4
23 March 2009
Pembahasan Laporan Keuangan Audited 2008
Discussion on the 2008 Audited Financial Statements
1
0
1
5
14 April 2009
Pembahasan Temuan Internal Audit
Discussion on Internal Audit Findings
1
1
1
6
29 April 2009
Pembahasan Laporan Keuangan Triwulan I 2009
Discussion on Financial Statements for Q1-2009
1
1
1
7
14 May 2009
Pembahasan Persetujuan Enterprise Risk Management Policy
Discussion on the Approval of Enterprise Risk Management Policy
1
1
1
8
11 June 2009
Pembahasan Tax & Legal Issues | Discussion on Tax & Legal Issues
1
1
1
9
24 July 2009
1.
2.
3.
1
1
1
Pembahasan Sistem dan Mekanisme Pelaporan Pelanggaran (WBS)
Discussion on the Whistleblower System (WBS) Mechanisms
Pembahasan Laporan Keuangan dan Kinerja Triwulan II
Discussion on Financial Statements and Performance in Q2
Pembahasan Ikhtisar Temuan Internal Audit Triwulan II
Discussion on Summary of Internal Audit Findings in Q2
10
1 October 2009
Pembahasan Tax & Legal Issues | Discussion on Tax & Legal Issues
1
1
1
11
29 October 2009
1.
2.
0
0
1
Pembahasan Progress Eksternal Audit Plan
Discussion on External Audit Plan Progress
Review Lap. Keu/ Kinerja Keuangan TW IIII 2009
Review on Financial Statements for Q3-2009
12
17 November 2009
Pembahasan ERM Policy – Sesi 1 | Discussion on ERM Policy – Session 1
1
1
1
13
24 November 2009
Pembahasan ERM Policy – Sesi 2 | Discussion on ERM Policy – Session 2
1
1
1
14
11 December 2009
Pembahasan ERM Policy – Sesi 3 | Discussion on ERM Policy – Session 3
1
1
1
13
12
14
Keterangan | Note:
KP : Kanaka Puradiredja, MH : Mohammad Hassan, SS : Soenarso Soemodiwirjo
Komite Pemantau Risiko
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko
sebagai berikut:
1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris
tentang masalah-masalah pengelolaan risiko.
2. Mengevaluasi sistem pengelolaan risiko dan
pengawasan intern.
3. Menyediakan informasi kepada Dewan Komisaris
terkait antisipasi risiko.
Risk Monitoring Committee
The Risk Monitoring Committee bears the following
duties and responsibilities:
1. To provide inputs to the Board of Commissioners
on risk management issues.
2. To evaluate the risk management and internal
control systems.
3. To provide information to the Board of
Commissioners concerning risk anticipation.
Susunan Komite Pemantau Risiko per 31 Desember
2009 adalah sebagai berikut:
1. Lukman Purnomosidi (Ketua / Komisaris
Independen)
2. Supartono (Anggota / Komisaris)
The composition of the Risk Monitoring Committee
as of 31 December 2009 is as follows:
1. Lukman Purnomosidi (Chairman / Independent
Commissioner)
2. Supartono (Member / Commissioner)
Komite Pemantau Risiko mengadakan rapat
sesuai kebutuhan Perusahaan dengan dihadiri
oleh seluruh anggotanya. Sepanjang tahun 2009,
Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan 8
(delapan) kali pertemuan.
The Risk Monitoring Committee holds a meeting
according to Company needs with full attendance
by all members. In 2009, the Risk Monitoring
Committee organized 8 (eight) meetings.
166
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Agenda Rapat Komite Pemantau Risiko dan Kehadiran | Risk Management Committee’s Meeting Agenda and Attendance
No
LP
SP
1
14 May 2009
Tanggal | Date
Pembahasan Persetujuan Enterprise Risk Management Policy
Discussion on Approval of Enterprise Risk Management Policy
Agenda
1
1
2
8 June 2009
Laporan Kegiatan Divisi Risk Management & Compliance periode Januari – Juni 2009
Report on Activities of Risk Management & Compliance for January – June 2009 period
1
1
1
1
3
15 July 2009
Progress Enterprise Risk Management Progress of Enterprise Risk Management
4
24 September 2009
1. Pilot Project – Project Risk Assessment Workshop
Pilot Project – Project Risk Assessment Workshop
2. Rencana Database Monitoring System Database Monitoring System Plan
5
21 October 2009
1. Database Monitoring System Database Monitoring System
2. Persiapan Workshop Risk Assessment Preparation for Risk Assessment Workshop
6
17 November 2009
Pembahasan Kebijakan ERM – Sesi 1 Discussion on ERM Policy – Session 1
1
1
7
24 November 2009
Pembahasan Kebijakan ERM – Sesi 2 Discussion on ERM Policy – Session 2
1
1
8
11 December 2009
Pembahasan Kebijakan ERM – Sesi 3 Discussion on ERM Policy – Session 3
1
1
7
7
Keterangan | Note:
LP : Lukman Purnomosidi, SP : Supartono
Komite Nominasi dan Remunerasi
Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan
Remunerasi adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi
anggota Dewan Komisaris, Direksi dan anggota
Komite-komite satu tingkat dibawah Dewan
Komisaris.
2. Membuat sistem penilaian dan memberikan
rekomendasi jumlah anggota Dewan Komisaris
dan Direksi.
3. Terlibat didalam proses perekrutan (wawancara)
dan memberikan rekomendasi atas calon
anggota Dewan Komisaris, Direksi dan anggota
Komite-komite Dewan Komisaris agar tercipta
penempatan orang yang tepat pada posisi yang
benar.
4. Memberikan rekomendasi kebijakan tentang
remunerasi anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi dan anggota Komite-komite Dewan
Komisaris.
5. Memberikan rekomendasi kebijakan tentang
besaran gaji, benefit, tunjangan dan fasilitas yang
kompetitif dan mengacu pada perkembangan
pasar untuk anggota Dewan Komisaris dan
Direksi.
6. Mengawasi proses pelaksanaan nominasi dan
remunerasi agar tidak menyimpang dari prosedur
yang telah ditetapkan.
7. Menyusun laporan atas pelaksanaan tugas dan
wewenang diatas untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris dan selanjutnya akan dilaporkan
kepada para pemegang saham melalui RUPST.
Nomination and Remuneration Committee
The tasks and responsibilities of the Nomination and
Remuneration Committee are as follows:
1. To determine the selection criteria and
nomination procedure for members of the Board
of Commissioners, Board of Directors, and
Committees under the Board of Commissioners.
2. To establish an assessment mechanism and
recommend the number of members for the
Boards of Commissioners and Directors.
3. To be involved in the recruitment process
(interview) and recommend on nominees for
members of the Board of Commissioners, Board
of Directors and Committees under the Board
of Commissioners in order to ensure the right
person in the right place.
4. To recommend policies on the remuneration of
members in the Board of Commissioners, Board
of Directors and Committees under the Board of
Commissioners.
5. To recommend policies on the amount of salary,
benefit, allowance and competitive facilities
that correspond to market developments for
members of the Board of Commissioners and
Directors.
6. To oversee the implementation of the nomination
and remuneration process to avoid any deviation
from the predetermined procedure.
7. To produce a report on the execution of the
foregoing duties and mandates to the Board
of Commissioners, later to be presented to
shareholders through the AGMS.
167
Bakrieland
Annual Report
2009
Mengacu pada Pedoman Umum GCG Indonesia
yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG) mengenai ketentuan jabatan
Ketua Nominasi dan Remunerasi oleh Komisaris
Independen, maka pada tanggal 29 Juli 2009
dilakukan perubahan Ketua Komite dari Bambang
Irawan Hendradi menjadi Lukman Purnomosidi
(Komisaris Independen).
By referring to the Indonesian GCG General
Guidelines published by the National Committee of
Governance Policy on the election of the Nomination
and Remuneration Committee Chairman by the
Independent Commissioner, it was agreed on 29 July
2009 that Committee Chairman Bambang Irawan
Hendradi shall be replaced by Lukman Purnomosidi
(Independent Commissioner).
Per 31 Desember 2009, Komite Nominasi dan
Remunerasi terdiri dari 3 (tiga) orang, sebagai
berikut:
1. Lukman Purnomosidi (Ketua / Komisaris
Independen)
2. Bambang Irawan Hendradi (Anggota / Komisaris)
3. Supartono (Anggota / Komisaris)
As of 31 December 2009, the Nomination and
Remuneration Committee consisted of 3 (three)
members:
1. Lukman Purnomosidi (Chairman / Independent
Commissioner)
2. Bambang
Irawan
Hendradi
(Member
/
Commissioner)
3. Supartono (Member / Commissioner)
Rapat Komite selama ini dilaksanakan sesuai
kebutuhan Perusahaan dan dihadiri oleh seluruh
anggota. Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi
telah dilaksanakan 6 (enam) kali di tahun 2009.
Committee meetings are normally held to suit
Company needs and attended by all members. The
Nomination and Remuneration Committee organized
6 (six) meetings throughout 2009.
Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi dan Kehadiran | Nomination and Remuneration Committee Meeting and Attendance
No
LP
IHS
SP
ED*
1
18 May
Tanggal | Date
Penunjukan Konsultan SDM utk Perubahan Struktur Organisasi
Appointment of HR Consultant for the Changing of the Organization Structure
Agenda
1
1
1
1
2
2 June
Pembahasan dan Seleksi Calon Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi
Discussion and Selection of Candidates for Nomination and Remuneration Committee
Chairman
1
1
1
1
3
3 June
Penyesuaian Remunerasi Komisaris dan Anggota Komite-komite
Adjustment on the Remuneration of Commissioners and Members of Committees
1
1
1
1
4
2 November
Rencana Perubahan Struktur Organisasi dan Susunan BOD tahun 2009
Plan for Changes in Organization Structure and the 2009 Board of Directors’
Composition
1
1
1
-
5
2 November
Seleksi dan Penetapan Finance Group Director
Selection and Determination of Finance Group Director
1
1
1
-
6
9 November
Penetapan Remunerasi Finance Group Director
Determination of Remuneration for the Finance Group Director
1
1
1
-
6
6
6
3
Keterangan | Note:
LP : Lukman Purnomosidi, IHS : Bambang Irawan Hendradi, SP : Supartono, ED : Edgardo Bautista Supartono
* Menjabat hingga 28 Juli 2009 | Served until 28 July 2009
Komite Kebijakan Corporate Governance
Dalam rangka meningkatkan dan menyempurnakan
praktik GCG sehubungan dengan tugas dan fungsi
pengawasan Dewan Komisaris, pada tanggal 13
Oktober 2009 Bakrieland membentuk Komite
Kebijakan Corporate Governance berdasarkan SK
Dewan Komisaris No. 07A/SK-KOM/BLD/X/2009.
Corporate Governance Policy Committee
In order to promote and improve GCG practices
related to the oversight function of the Board of
Commissioners, on 13 October 2009 Bakrieland
established the Corporate Governance Policy
Committee based on the Board of Commissioners
Directive No. 07A/SK-KOM/BLD/X/2009.
168
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Tugas dan kewajiban Komite Kebijakan Corporate
Governance adalah memberikan pendapat dan
dukungan kepada Dewan Komisaris dalam
memenuhi tanggung jawab untuk:
1. Menelaah dan mengkaji ulang Anggaran Dasar.
2. Memastikan diterapkannya prinsip-prinsip GCG.
3. Memastikan diterapkannya prinsip-prinsip etika
(code of conduct).
4. Melakukan evaluasi atas struktur dan keanggotaan
setiap Komite dibawah Dewan Komisaris.
5. Memantau kepatuhan terhadap perundangundangan.
6. Mengkaji kebijakan serta menilai konsistensi
penerapan tanggungjawab sosial perusahaan.
The Corporate Governance Policy Committee has
the duty and obligation to offer its views and support
to the Board of Commissioners in the effective
discharge of its responsibilities to:
1. Examine and review the Articles of Association.
2. Ensure the implementation of GCG principles.
3. Ensure the implementation of ethical principles
(code of conduct).
4. Evaluate the structure and membership of each
Committee under the Board of Commissioners.
5. Monitor compliance to existing rules and
regulations.
6. Review policies and assess the consistency in
applying corporate social responsibility.
Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance
terdiri dari anggota Dewan Komisaris, namun apabila
dibutuhkan dapat menunjuk pelaku profesi diluar
Perusahaan. Susunan Komite Kebijakan Governance
per tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai
berikut:
1. Kanaka
Puradiredja
(Ketua
/
Komisaris
Independen)
2. Bambang Irawan Hendradi (Anggota / Komisaris)
3. Supartono (Anggota / Komisaris)
The Corporate Governance Policy Committee
is comprised of members from the Board of
Commissioners;
nevertheless
if
necessary,
members can be drawn from professionals outside
of the Company. The composition of the Committee
as of 31 December 2009 is as follows:
1. Kanaka Puradiredja (Chairman / Independent
Commissioner)
2. Bambang
Irawan
Hendradi
(Member
/
Commissioner)
3. Supartono (Member / Commissioner)
Komite ini efektif bekerja pada awal tahun 2010.
The committee becomes effective in early 2010.
Independensi Komite
Bakrieland menyadari bahwa independensi sangat
penting bagi Komite dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya, serta berpengaruh terhadap
hasil kerja Komite itu sendiri. Untuk menjamin
berlangsungnya independensi dalam Komite, maka
setiap Komite yang ada di Bakrieland diketuai oleh
seorang Komisaris Independen.
Committee Independence
Bakrieland recognizes the significance of a
Committee’s independence in performing its
duties and responsibilities, and in contributing to
the performance results of the Committee itself.
To guarantee the continued independence of
Committees, each Committee in Bakrieland shall be
chaired by an Independent Commissioner.
Direksi
Board of Directors
Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan
Seluruh anggota Direksi Bakrieland telah memenuhi
persyaratan formal dan material yang berlaku.
Persyaratan formal bersifat umum, sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, sedangkan
persyaratan material bersifat khusus, yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis
Perusahaan.
Requirements, Membership and Terms of Office
Members of Bakrieland’s Board of Directors have
fulfilled all predetermined formal and material
requirements. Formal requirements are general in
nature according to prevailing laws and regulations,
while material requirements are more specific in
nature to correspond with Company needs and type
of business.
Direksi Bakrieland terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu 1
(satu) Presiden Direktur dan 3 (tiga) Direktur. Seluruh
anggota Direksi berdomisili di Indonesia. Direksi
diseleksi oleh Komite Nominasi dan Remunerasi dan
Bakrieland’s Board of Directors composes of 4
(four) members with 1 (one) President Director
and 3 (three) Directors. All members of the Board
of Directors are domiciled in Indonesia. Board
169
Bakrieland
Annual Report
2009
diangkat oleh RUPS, dengan periode jabatan masingmasing anggota selama 3 (tiga) tahun dan dapat
diangkat kembali sesuai keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham. Jabatan anggota Direksi berakhir
apabila mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi
persyaratan, meninggal dunia, diberhentikan oleh
Dewan Komisaris atau berdasarkan keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham.
members are selected by the Nomination and
Remuneration Committee and officially appointed
by GMS, where each member shall serve for a 3
(three)-year tenure and can be re-elected according
to the GMS resolution. A Board member’s term of
office ends in the event of a resignation, failure to
meet requirements, death, dismissal by the Board
of Commissioners, or a GMS decision.
Susunan Direksi per 31 Desember 2009 adalah
sebagai berikut:
1. Hiramsyah S. Thaib (Presiden Direktur & CEO)
2. Marudi Surachman (Direktur)
3. Hamid Mundzir (Direktur)
4. Sri Hascaryo (Direktur)
The composition of the Board of Directors as of 31
December 2009 is as follows:
1. Hiramsyah S. Thaib (President Director & CEO)
2. Marudi Surachman (Director)
3. Hamid Mundzir (Director)
4. Sri Hascaryo (Director)
Masa Jabatan Direksi | Board of Directors’ Term of Office
No
Jabatan | Position
Periode Jabatan | Term of Office
1
Hiramsyah S. Thaib
Nama | Name
Presiden Direktur & CEO | President Director & CEO
May 2009 - May 2012
2
Marudi Surachman
Direktur | Director
May 2009 - May 2012
3
Hamid Mundzir
Direktur | Director
May 2009 - May 2012
4
Sri Hascaryo
Direktur | Director
May 2009 - May 2012
Tanggung Jawab dan Bidang Tugas
Direksi
bertanggungjawab
atas
pengurusan
Perusahaan dengan itikad baik dan penuh tanggung
jawab. Setiap anggota Direksi bertanggungjawab
penuh baik secara pribadi maupun bersama (renteng)
atas kerugian Perusahaan apabila yang bersangkutan
terbukti bersalah atau lalai.
Responsibilities and Scope of Duties
The Board of Directors is responsible for managing
the Company in good faith and with full responsibility.
Every member of the Board of Directors holds
absolute responsibility, both personally and
collectively, on Company losses when culpability or
negligence of the said member is proven.
Direksi
bertanggungjawab
atas
pengelolaan
Perusahaan melalui pengelolaan risiko dan
pelaksanaan GCG pada seluruh jenjang organisasi.
Tanggung jawab Direksi juga mencakup penerapan
struktur pengendalian internal, pelaksanaan fungsi
audit internal, dan pengambilan tindakan berdasarkan
temuan-temuan Audit Internal sesuai dengan arahan
Dewan Komisaris. Direksi wajib menyusun strategi
bisnis, termasuk rencana kerja dan anggaran serta
pelaksanaan praktek akuntansi dan pembukuan
sesuai ketentuan perusahaan publik. Selain itu,
Direksi juga wajib mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham
melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
The Board of Directors is in charge of the
administration of the Company through risk
management and GCG implementation at all
organizational ranks. The Board’s responsibility
also covers the application of an internal control
mechanism, performing the internal audit function,
and the initiation of measures based on Internal
Audit results according to directions from the Board
of Commissioners. The Board of Directors must
formulate a business strategy, including the work
plan and budget, and implement accounting and
bookkeeping practices as governed by provisions
relevant to a publicly listed company. In addition, the
Board of Directors is also answerable to shareholders
through GMS with regard to the execution of its
mandated duties.
Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembidangan
tugas Direksi, maka pembagian tugas Direksi
ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi, sebagai
berikut:
When a GMS does not determine the work scope
of the Board of Directors, such matters shall adhere
to the following decisions made by the Board of
Directors:
170
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
1. Hiramsyah S. Thaib (Presiden Direktur & CEO)
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
operasional di PT Bakrieland Development Tbk.
2. Marudi Surachman (Direktur) bertanggungjawab
atas proyek-proyek yang dikembangkan.
3. Hamid Mundzir (Direktur) bertanggung jawab
atas keuangan dan investasi.
4. Sri Hascaryo (Direktur) bertanggung jawab atas
bidang hukum, pengelolaan risiko, sumber daya
manusia, serta operasional dan administrasi.
1. Hiramsyah S. Thaib (President Director & CEO)
is responsible for all operational activities in PT
Bakrieland Development Tbk.
2. Marudi Surachman (Director) is responsible for
projects development.
3. Hamid Mundzir (Director) is responsible for
financial and investment.
4. Sri Hascaryo (Director) is responsible for legal
affairs, risk management, human resources as
well as operations and administration.
Direksi dapat menggunakan saran profesional atas
biaya Perusahaan apabila benar-benar dibutuhkan
dan dengan memperhatikan batas-batas efisiensi
dan efektifitas, serta tidak terdapat benturan
kepentingan.
The Board of Directors may solicit professional
counsel at the Company’s expense if indeed
necessary and by taking into account its efficiency
and effectiveness, while ensuring the absence of
any conflict of interest.
Rapat Direksi
Rapat Direksi dapat diselenggarakan setiap waktu
apabila diperlukan, dengan lokasi di tempat
kedudukan Perusahaan atau tempat kegiatan
Perusahaan, maupun melalui media telekonferensi,
video konferensi atau media konferensi lain. Rapat
Direksi dianggap sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu
per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir
atau diwakili dalam rapat. Sepanjang tahun 2009,
Direksi menyelenggarakan 36 (tiga puluh enam) kali
rapat.
Board of Directors’ Meetings
A Board of Directors meeting is convened whenever
required, and held either at the Company’s office
or the location of Company’s business activities,
through teleconference, video conference or other
conference media. A Board of Directors’ meeting
is considered valid and capable of making binding
decisions when more than ½ (half) of the number of
Board members are present or represented at the
meeting. Throughout 2009, the Board of Directors
held 36 (thirty six) meetings.
Agenda Rapat dan Kehadiran Direksi | Board of Directors’ Meeting Agenda and Attendance
No.
Tanggal
Date
Agenda
Kehadiran | Attendance
HST
MS
SH
HM
January
1
12
Evaluasi Kinerja Unit Usaha 2008
Evaluation on the 2008 Business Unit Performance
1
1
1
1
2
13
Pembahasan Realisasi Penggunaan Dana Right Issue III, Warrant, Obligasi I dan MESOP
per 31 Desember 2008
Discussion on Realization of Utilization of Funds Resulting from Right Issue III, Warrant,
Obligation I and MESOP as of 31 December 2008
1
1
1
1
February
3
9
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Januari
Evaluation on Business Unit Performance in January
1
1
1
1
4
13
Pembahasan Hasil Pemeringkatan Obligasi I Tahun 2008
Discussion on Bonds I Year 2008 Rating Result
1
0
1
1
March
5
10
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Februari
Evaluation on Business Unit Performance in February
1
1
1
1
6
16
Pembahasan Hasil Laporan Kajian GCG oleh Penilai Independen
Discussion on Result of GCG Performance Report by Independent Appraiser
1
1
1
1
7
24
Pembahasan Laporan Keuangan Konsolidasi Per 31 Desember 2008
Discussion on Consolidated Financial Report as of 31 December 2008
1
1
0
1
171
Bakrieland
Annual Report
2009
Agenda Rapat dan Kehadiran Direksi | Board of Directors’ Meeting Agenda and Attendance
No
Tanggal
Date
Agenda
Kehadiran | Attendance
HST
MS
SH
HM
April
8
8
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Maret
Evaluation on Business Unit Performance in March
1
1
1
1
9
16
Pembahasan Rencana RUPS Tahunan
Discussion on the Annual GMS Plan
1
1
1
1
10
27
Pembahasan Laporan Keuangan Konsolidasi per 31 Maret 2009 (Unaudited) & Annual
Report 2008
Discussion on Consolidated Financial Statements (Unaudited) as of 31 March 2009 & 2008
Annual Report
1
1
1
1
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan April
Evaluation on Business Unit Performance in April
1
1
1
1
May
11
11
June
12
9
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Mei
Evaluation on Business Unit Performance in May
1
1
1
1
13
15
Pembahasan Rencana Sosialisasi Pedoman Perilaku
Discussion on the Code of Conduct Socialization Plan
1
1
1
1
14
23
Pembahasan Penerbitan Sukuk Ijarah I Tahun 2009
Discussion on the Issuance of Sukuk Ijarah I Year 2009
0
0
1
1
July
15
8
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Juni dan Q1 & Q2 2009
Evaluation on Business Unit Performance in June and Q1 & Q2 2009
1
0
1
1
16
13
Pembahasan Realisasi Penggunaan Dana Right Issue III, Waran, Obligasi I dan MESOP
per 30 Juni 2009
Discussion on Realization of Utilization of Fund resulting from Rights Issue III, Warrant,
Bonds I and MESOP as of 30 June 2009
1
1
1
1
17
27
Pembahasan Laporan Keuangan Konsolidasian per 30 Juni 2009
Discussion on Consolidated Financial Statements as of 30 June 2009
1
1
1
1
August
18
3
Pembahasan Hasil Laporan Audit Penjatahan Sehubungan Dengan Penerbitan Sukuk Ijarah
I - 2009
Discussion on the Result of Audit Report on Funds Allocation with regard to Issuance of
Sukuk Ijarah I – 2009
1
1
1
1
19
10
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Juli
Evaluation on Business Units Performance in July
1
1
1
1
20
31
Presentasi Jalan Tol
Presentation on Toll Road Project
1
1
1
1
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Agustus.
Evaluation on Business Unit Performance in August
1
1
1
1
Rencana Perpindahan Kantor ke Bakrie Tower
Office Moving Plan to Bakrie Tower
1
1
1
0
Presentasi Perkembangan Proyek UMKM & IKM
Presentation on SME & IKM Project Progress
1
1
1
1
September
21
7
October
22
6
23
24
9
Pembahasan Realisasi Penggunaan Dana Right Issue III, Waran, Obligasi I dan Sukuk Ijarah
I per 30 September 2009
Discussion on Realization of Utilization of Fund Resulting from Right Issue III, Warrant,
Bonds I and Sukuk Ijarah I as of 30 September 2009
1
1
1
1
25
12
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan September
Pembahasan Risk Management, Compliance dan ISO 9001:2008
Evaluation on Business Units Performance in September
Discussion on Risk Management, Compliance and ISO 9001:2008
1
1
0
1
172
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Agenda Rapat dan Kehadiran Direksi | Board of Directors’ Meeting Agenda and Attendance
No.
Tanggal
Date
26
20
27
21-23
28
29
Kehadiran | Attendance
Agenda
HST
MS
SH
HM
Anggaran Implementasi Sistem Pelaporan Pelanggaran
Budget for Whistleblower System Implementation
1
1
1
1
Workshop Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014
2010 Budget & 2010-2014 Business Plan Workshop
1
1
1
1
26
Lanjutan Presentasi Perkembangan Proyek UMKM & IKM
Continuation of the Presentation on SME & IKM Project Progress
1
1
1
1
27
Pembahasan Laporan Keuangan Bakrieland pada Triwulan III
Discussion on Bakrieland’s Q3 Financial Statements
1
1
1
1
Presentasi Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014 Unit Usaha Landed Residential,
Hotel & Resort
Presentation on Landed Residential and Hotel & Resort’s 2010 Budget & 2010-2014
Business Plan
1
1
0
1
Presentasi Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014 Unit Usaha Toll Road
Presentation on Toll Road’s 2010 Budget & 2010-2014 Business Plan
1
1
0
1
Presentasi Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014 Unit Usaha City Property
Presentation on City Property’s 2010 Budget & 2010-2014 Business Plan
1
1
0
1
November
30
2
31
9
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Oktober
Evaluation on Business Units Performance in October
1
1
1
1
32
11
Pembahasan Rencana Pelaksanaan Public Expose
Discussion on Public Expose Implementation Plan
1
1
1
1
33
17
Finalisasi Konsolidasi Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014 Bakrieland
Finalization on Bakrieland’s 2010 Budget Consolidation & 2010-2014 Business Plan
1
1
1
1
December
34
7
Pembahasan Proyek Budget Hotel
Discussion on Budget Hotel Project
1
1
1
1
35
8
Progres Implementasi ISO 9001:2008
ISO 9001:2008 Implementation Progress
1
1
1
1
36
17
Pengesahan Konsolidasi Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014 Bakrieland
Enactment of Bakrieland’s 2010 Budget Consolidation & 2010-2014 Business Plan
1
1
1
1
JUMLAH | TOTAL
35
33
30
35
Keterangan | Note:
HST : Hiramsyah Syambudhi Thaib, MS : Marudi Surachman, SH : Sri Hascaryo, HM : Hamid Mundzir
Komite dan Satuan Kerja Direksi
Untuk membantu Direksi dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya, dibentuk 2 (dua) satuan kerja dan 2
(dua) komite, yaitu:
1. Satuan Kerja Audit Internal, untuk memantau
dan memastikan aktivitas pengendalian internal
berjalan dengan baik.
2. Satuan Kerja Manajemen Risiko, untuk
memastikan bahwa kerangka kerja pengelolaan
risiko telah memberikan perlindungan yang
memadai terhadap seluruh risiko Perusahaan.
3. Komite Investasi, untuk memberikan persetujuan
investasi Perusahaan, baik berupa investasi
saham maupun pelaksanaan proyek-proyek baru.
4. Komite Sumber Daya Manusia, untuk memastikan
penerapan kebijakan sumber daya manusia yang
optimal serta sesuai dengan arah dan strategi
Perseroan.
Board of Directors’ Committees and Work Units
To assist the Board of Directors in performing its
functions and duties, 2 (two) work units and 2 (two)
committees shall be established:
1. The Internal Audit Work Unit to monitor and
ensure that internal control activities are well
implemented.
2. Risk Management Work Unit to ensure that
the framework of risk management provides
adequate protection against all Company risks.
3. Investment Committee to approve on Company
investments, both in shares and new projects.
4. Human Resource Committee to ensure the
effective application of human resource policies
consistent with Company direction and strategy.
173
Bakrieland
Annual Report
2009
Rapat Gabungan
Disamping rapat Dewan Komisaris dan rapat
Direksi, anggota Dewan Komisaris dan Direksi juga
mengadakan Rapat Gabungan sebanyak 6 (enam)
kali.
Joint Meetings
In addition to Board of Commissioners and Board of
Directors meetings, Joint Meetings were also held
on 6 (six) separate occasions between the Board of
Commissioners and Directors.
Agenda dan Kehadiran Rapat Gabungan | Joint Meeting Agenda and Attendance
No.
Tanggal
Date
Kehadiran BoD
BoD Attendance
Agenda
Kehadiran BoC
BoC Attendance
HST
MS
HM
SH
IHS
LP
SUP
KP
ED
MRH
1
16 April
Pembahasan Rencana RUPS Tahunan
Discussion on the Annual GMS Plan
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
2
14 July
Pembahasan Kinerja Semester 1
Discussion on Q1 Performance
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
13 August
Pengesahan Pembentukan & Penunjukkan
Pelaporan Pelanggaran/Whistleblower
Enactment of Formation & Appointment of
Whistleblower Team
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
4
11 November
Presentasi Budget Hotel & Resort
Hotel & Resort’s Budget Presentation
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
5
25 November
Presentasi Budget BLD 2010 & Business
Plan 2010-2014
Bakrieland’s 2010 Budget & 2010-2014
Business Plan Presentation
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
6
16 December
Pengesahan Anggaran 2010 dan Rencana
Bisnis 2010-2014
Enactment of the 2010 Budget and 20102014 Business Plan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
6
5
5
4
6
6
6
3
4
Keterangan | Note:
HST : Hiramsyah Syambudhi Thaib, MS : Marudi Surachman, SH : Sri Hascaryo, HM : Hamid Mundzir, IHS : Bambang Irawan Hendradi, LP : Lukman Purnomosidi, SP : Supartono,
KP : Kanaka Puradiredja, ED : Edgardo Bautista Supartono, MRH : Mark Robert Harris
Mekanisme dan Evaluasi Kinerja
Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi dievaluasi
oleh Pemegang Saham dalam RUPST berdasarkan
pelaksanaan tugas dan kewajibannya, sebagaimana
tercantum dalam Anggaran Dasar Perusahaan
maupun amanat Pemegang Saham. Akan halnya
Komite dibawah Dewan Komisaris, kinerjanya
ditentukan berdasarkan pencapaian tugas dan
tanggung jawab yang ditetapkan Dewan Komisaris,
yang akan memberikan penilaian satu tahun sekali
sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
diadakan.
Mechanism and Performance Evaluation
Performance of the Board of Commissioners and
Directors are evaluated by Shareholders during
the Annual GMS. This assessment is based on
the execution of their duties and responsibilities
as stated in the Company’s Articles of Association
and the Shareholders’ mandate. As for Committees
that work under the Board of Commissioners, their
performance is determined based on completion of
their duties and responsibilities as set forth by the
Board of Commissioners, which will conduct an
annual appraisal before the Annual GMS is held.
Penilaian keberhasilan Dewan Komisaris, Direksi,
dan Komite dilakukan dengan menggunakan Key
Performance Index (KPI) yang disusun bersama-sama
dalam suatu Rapat Dewan Komisaris yang terdiri dari
Dewan Komisaris, Direksi, Komite Nominasi dan
Remunerasi, dan diputuskan oleh Dewan Komisaris.
Aspek Key Performance Index dapat meliputi, tetapi
tidak terbatas pada perspektif keuangan, pelanggan,
Evaluation on the performance of the Board of
Commissioners, Directors and Committees is
performed using the Key Performance Index (KPI),
which is mutually determined during a Board of
Commissioners meeting consisting of the Board
of Commissioners, Directors and Nomination and
Remuneration Committee, and decided by the
Board of Commissioners. KPI aspects may include,
174
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
proses internal, pengembangan sumber daya
manusia, dan kepemimpinan. Penetapan KPI harus
memenuhi kriteria Specific, Measurable, Accurate,
Reliable, Timeline (SMART).
but are not limited to perspectives such as financial,
customer, internal process, HR development, and
leadership. The process of KPI determination shall
satisfy Specific, Measurable, Accurate, Reliable, and
Timeline (SMART) criteria.
KPI ditetapkan berdasarkan fokus atau sasaran kerja
yang harus dicapai dalam periode tertentu sesuai
rencana dan target kerja yang telah ditetapkan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan. Oleh karena
itu, KPI menjadi bahan evaluasi keberhasilan kinerja
Dewan Komisaris, Direksi dan Komite di akhir periode
anggaran untuk mencapai tujuan perusahaan. KPI
akan dikaji ulang secara berkala untuk menyesuaikan
dengan perkembangan yang ada. Prosedur dan
penetapan penyusunan KPI diatur lebih lanjut dalam
Surat Keputusan Dewan Komisaris.
The KPI is set based on focus or work targets that
must be accomplished in a certain period, in line with
the work plan and target that has been determined
in the Annual Work Plan and Budget. Therefore,
the KPI serves as a basis for evaluating the Board
of Commissioners’, Directors’, and Committee’
performance to achieve Company goals at the end
of each budget period. The KPI will be reviewed
periodically to adjust with current development.
Procedures within and determination of the KPI is
further explained in the Board of Commissioners’
Decree.
Hasil evaluasi terhadap kinerja Dewan Komisaris,
Direksi, dan Komite secara keseluruhan dan kinerja
perorangan setiap anggota merupakan bagian
tak terpisahkan dalam skema kompensasi dan
pemberian insentif. Hasil evaluasi kinerja perorangan
merupakan salah satu dasar pertimbangan untuk
memberhentikan dan/atau menunjuk kembali
anggota, serta berfungsi sebagai sarana penilaian
dan peningkatan efektivitas. Tata cara evaluasi kinerja
Direksi, Dewan Komisaris, dan komite di bawah
Dewan Komisaris diatur dalam Surat Keputusan
Dewan Komisaris No.198/Kom-BLD/SK/XII/09.
Evaluation results on the overall performance of the
Board of Commissioners, Directors, and Committees
and those of individual members are an inseparable
part of the compensation and incentive scheme. The
outcome of individual performance appraisal serves
as the basis for consideration in the dismissal and/
or reappointment of a member, and as a tool to
assess and increase effectivity. Procedures for
performance evaluation of the Board of Directors,
Board of Commissioners, and the committees under
the Board of Commissioners stipulated in Decree of
the Board of Commissioners No.198/Kom-BLD/SK/
XII/09.
Kebijakan Remunerasi
Dewan Komisaris dan Direksi menerima imbalan jasa
dalam bentuk gaji, tunjangan, dan fasilitas. Sesuai
Anggaran Dasar Bakrieland, remunerasi Dewan
Komisaris dan Direksi ditetapkan melalui Rapat Umum
Pemegang Saham. Besaran remunerasi ditetapkan
dengan memperhatikan besaran pendapatan tahuntahun sebelumnya, beban tugas dan tanggung
jawab, serta disesuaikan dengan tingkat remunerasi
eksekutif pada industri sejenis. Prosedur mengenai
remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris ini
tertuang dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris
No. 197/Kom-BLD/SK/XII/09.
Remuneration Policy
The Board of Commissioners and Directors are
entitled to compensation in the form of salary,
benefits and facilities for services rendered. In
accordance with Bakrieland’s Articles of Association,
remuneration for the Board of Commissioners and
Directors is determined through a GMS. The amount
of remuneration is determined with due consideration
of the income level of previous years, workload,
degree of responsibility, and standard executive
remuneration in similar industries. Procedures on
the remuneration for the Board of Directors and the
Board of Commissioners is set out in Decree No.
BOC. 197/Kom-BLD/SK/XII/09.
175
Bakrieland
Annual Report
2009
Remunerasi Karyawan (Perorangan) Tahun 2008 dan 2009 | Employee (Individual) Remuneration for Year 2008 and 2009
2008
Tertinggi | Highest
2009
Terendah | Lowest
Tertinggi | Highest
Terendah | Lowest
Gaji (Rp)/tahun
Salary (Rp)/year
299,490,000
14,838,740
396,000,000
14,838,740
Tunjangan (Rp)/tahun
Allowance (Rp)/year
102,172,424
12,544,289
175,142,053
13,433,620
Total (Rp)
401,662,424
27,383,029
571,142,053
28,272,360
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Tahun 2008 dan 2009 |
Remuneration of the Boards of Commissioners and Directors for Year 2008 and 2009
2008
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Gaji (Rp)/thn
Salary (Rp)/year
Tunjangan (Rp)/thn
Allowance (Rp)/year
Total (Rp)
2009
Direksi
Board of Directors
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direksi
Board of Directors
1,498,000,000
5,293,000,000
1,698,000,000
5,916,000,000
-
1,536,423,200
174,000,000
2,358,643,400
1,498,000,000
6,829,423,200
1,872,000,000
8,274,643,400
Pelatihan Direksi
Pada tahun 2009 anggota Direksi yang mengikuti
pelatihan adalah sebagai berikut:
Training for Board of Directors
In 2009, member of the Board of Directors who
attended training sessions are as follow:
Pelatihan Direksi 2009 | Board of Directors’ Training in 2009
Tanggal | Date
Nama Peserta | Name of Attendance
Pelatihan | Training
29 April 2009
Hiramsyah S. Thaib
New Wave Marketing
Jakarta
27 August 2009
Hiramsyah S. Thaib
Sales Champion
Jakarta
25 November 2009
Hiramsyah S. Thaib
Execution Day by Dean Collinwood
Jakarta
11 March 2009
Marudi Surachman
Smart Investment in Financial Crisis
Jakarta
Kebijakan Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah situasi dimana terdapat
konflik antara kepentingan ekonomis Perusahaan
dengan kepentingan ekonomis pribadi pemegang
saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
Untuk mengatur hal ini, maka pada tanggal 8 Juni
2009 diterbitkan SK Direksi dan Dewan Komisaris
Bakrieland No. 079/DIR-KOM/SK/VI/09 tentang
Benturan Kepentingan.
Conflict of Interest Policy
A conflict of interest refers to a situation where a
conflict of economic interest is present between the
Company and the personal interest of shareholders,
members of the Boards of Commissioners and/or
Directors. To govern on this issue, a Directive was
enacted on 8 June 2009 by Bakrieland’s Board of
Directors and Board of Commissioners No. 079/DIRKOM/SK/VI/09 on Conflict of Interest.
Kebijakan Benturan Kepentingan memuat panduan
bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi agar dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya mendahulukan
kepentingan ekonomis Perusahaan dan tidak
menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau
keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain.
Selain itu, kebijakan ini juga mengatur pemberian dan
penerimaan hadiah dan donasi, kegiatan sampingan,
dan kerahasiaan informasi.
The conflict of interest policy contains guidelines
for members of the Boards of Commissioners
and Directors to place priority on the Company’s
economic interest in performing their duties and
responsibilities and to refrain from abusing authority
for personal interest or gain or for that of family
members or other parties. Furthermore, the policy
also governs the offering and acceptance of gifts
and donations, participating in side activities and
disclosure of confidential information.
Lokasi Location
176
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi setiap
tahun menandatangani pernyataan tidak memiliki
benturan kepentingan terhadap setiap keputusan
yang telah dibuatnya dan tidak memberikan
sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan.
Every member of the Board of Commissioners and
Board of Directors each year must sign a statement
declaring that there is no conflict of interest in every
decision made and will not offer and or accept
anything that may affect decision making.
Auditor Independen
Independent Auditor
Memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Keuangan
RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan
Publik dan peraturan Bapepam-LK No.VIII.A.2
tentang Independensi Akuntan yang Memberikan
Jasa Audit di Pasar Modal, maka laporan keuangan
konsolidasian Bakrieland mulai tahun buku 2009
diaudit oleh Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono dan
Teramihardja. Hal ini oleh karena Akuntan Publik Doli,
Bambang, Sudarmadji & Dadang telah mengaudit
anak-anak perusahaan selama 5 (lima) tahun buku
berturut-turut. Total biaya yang dikeluarkan untuk
audit Bakrieland dan anak perusahaan sebesar
Rp 1.205.000.000,00 (satu miliar dua ratus lima
juta rupiah). Selain tugas audit Laporan Keuangan,
Akuntan Publik ini tidak melakukan tugas-tugas audit
lain dalam lingkungan Perseroan.
In compliance with the provisions set forth in the
Indonesian Finance Ministerial Regulation No. 17/
PMK.01/2008 on the Services of Public Accountants
and Bapepam-LK regulation No.VIII.A.2 regarding
Independence of Accountant in the Audit Services
in the Capital Market, starting fiscal year was
audited by Tjahjadi, Pradhono dan Teramihardja
Public Accountant. This is because Doli, Bambang,
Sudarmadji & Dadang Public Accountant has audited
the subsidiaries for 5 (five) consecutive years. The
total costs incurred for the audit of Bakrieland and
its subsidiaries amounted to Rp 1,205,000,000 (one
billion two hundred and five million rupiah). Apart
from the auditing of the Financial Report, the Public
Accountant does not undertake any other audit
activities within the Company.
Transparansi dan Pengungkapan
Transparency and Disclosure
Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan
Direksi
Dewan Komisaris dan Direksi setiap awal tahun
mengungkapkan kepemilikan saham di Perseroan
dalam surat pernyataan kepemilikan saham khusus
yang dimuat dalam Laporan Tahunan Perusahaan.
Per 31 Desember 2009, tidak satu pun dari anggota
Dewan Komisaris maupun Direksi tercatat memiliki
saham Bakrieland.
Board of Commissioners and Board of Directors
Share Ownership
The Board of Commissioners and Directors at
the beginning of each year must disclose share
ownership of the Company in a statement letter on
share ownership specifically incorporated into the
Company’s Annual Report. As of 31 December 2009,
not a single member of the Board of Commissioners
or Board of Directors is recorded as owning
PT Bakrieland Tbk shares.
Kasus Litigasi dan Perkara Penting
Per tanggal 31 Desember 2009, hanya terdapat 1
(satu) perkara yang dihadapi oleh Bakrieland melalui
anak perusahaannya, PT Graha Adisentra Perkasa
(GAP) yang digugat oleh pihak ketiga bernama Hasan
dengan Perkara Nomor: 37/Pdt.G/2009/PN.BGR
di Pengadilan Negeri Bogor. Perkara ini berkaitan
dengan pemindahtanganan kavling Blok M-7 di
Bogor Nirwana Residence Tahap I. Hingga saat ini
sidang perkara ini masih berlangsung dan memasuki
tahap eksepsi dan jawaban. Perkara ini tidak material
dan tidak akan mengganggu jalannya usaha GAP
maupun Perusahaan.
Litigation and Important Case
As of 31 December 2009, Bakrieland had to deal
with only 1 (one) case involving its subsidiary,
PT Graha Adisentra Perkasa (GAP) where charges
were filed against GAP by a third party under the
name of Hasan for Case Number: 37/Pdt.G/2009/
PN.BGR at the Bogor District Court. The case
concerns the ownership transfer of Blok M-7 lot at
Bogor Nirwana Residence Phase I. The case to this
day is still on trial and has entered the objection and
sentencing phase. The case is immaterial and shall
not interfere with the business operations of either
GAP or the Company.
177
Bakrieland
Annual Report
2009
Selama tahun 2009 tidak ada perkara penting yang
dihadapi oleh Direksi dan anggota komisaris yang
sedang menjabat.
Over the course of 2009, there was no important
case faced by the Board of Directors and member of
commissioners in charge.
Transaksi Benturan Kepentingan
Sepanjang tahun 2009 tidak terdapat transaksi
benturan kepentingan dalam kegiatan yang dilakukan
Bakrieland.
Conflict of Interest Transactions
Throughout 2009 there was no conflict of interest
with regard to transactions in activities undertaken
by Bakrieland.
Transaksi Afiliasi
PT Bakrie Toll Road (BTR) telah mendapatkan pinjaman
dana sebesar US$ 45.000.000 (empat puluh lima
juta Dollar Amerika) dari Beleggingsmaatschappij
Broem B.V, yang tertuang dalam Term Loan
Facility Agreement tanggal 7 Oktober 2009. Dana
ini digunakan untuk membiayai proyek Jalan tol
ruas Kanci-Pejagan dengan memberikan pinjaman
Pemegang Saham kepada PT Semesta Marga Raya
(SMR), yaitu perusahaan pemegang konsesi Proyek
Jalan Tol Ruas Kanci-Pejagan.
Affiliate Transactions
PT Bakrie Toll Road (BTR) has secured loans worth
US$ 45,000,000 (forty five million dollar) from
Beleggingsmaatschappij Broem B.V, as embodied
in the Term Loan Facility Agreement on 7 October
2009. Funds will be used to finance the toll road
project for the Kanci-Pejagan section by providing a
Shareholder Loan to PT Semesta Marga Raya (SMR),
the concession holder for said project.
Pemberian
Pinjaman
Dana
dari
Beleggingsmaatschappij Broem B.V. kepada BTR
ini merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana
ketentuan Angka 2 sub ayat a Peraturan Bapepam
dan LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan
Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep521/BL/2008 tanggal 12 Desember 2008, karena
Beleggingsmaatschappij Broem B.V. adalah anak
perusahaan yang sahamnya dimiliki seluruhnya oleh
Avenue Luxembourg SARL (pemegang saham utama
yang memiliki 30,76% saham dalam Perseroan/
BLD).
BTR’s loan from Beleggingsmaatschappij Broem
B.V. is an affiliate transaction as governed in Point
2 Sub-Clause (a) of the Bapepam and LK Regulation
No. IX.E.1 on Affiliate Transaction and Conflict of
Interest in Specific Transactions, Annex to the
Directive of the Head of Bapepam and LK No.:
Kep-521/BL/2008 dated 12 December 2008, as
Beleggingsmaatschappij Broem B.V. is a subsidiary
whose shares are owned entirely by Avenue
Luxembourg SARL (principal shareholder with
30.76% share ownership in the Company/BLD).
Atas transaksi ini telah dikeluarkan fairness opinion
dari PT Zodiac Perintis Penilai, yang menyatakan
bahwa Transaksi Pemberian Pinjaman ini wajar.
Selain itu keterbukaan informasi berkenaan dengan
transaksi ini juga telah dilakukan Perusahaan melalui
Surat Kabar / harian Investor Daily pada tanggal 9
Oktober 2009.
With regard to this transaction, a fairness opinion
was issued by PT Zodiac Perintis Penilai who
declared the Loan Transaction as appropriate. In
addition, information transparency associated
with the transaction was assured by the Company
through coverage in newspapers / Investor Daily on
9 October 2009.
Rencana Tahun 2010
Plan for 2010
Hal-hal yang akan dilakukan guna meningkatkan
penerapan prinsip GCG di Bakrieland, antara lain:
1. Memperkuat kebijakan dan praktik-praktik GCG.
2. Lebih mendayagunakan komite-komite yang
ada, terutama Komite Kebijakan Corporate
Governance.
3. Meningkatkan
internalisasi
GCG
dengan
menyebarluaskan Pedoman Perilaku kepada
seluruh pemangku kepentingan.
Measures to be initiated in ensuring greater
implementation of GCG principles in Bakrieland,
among others:
1. To strengthen GCG policies and practices.
2. To make more efficient use of existing
committees,
particularly
the
Corporate
Governance Policy Committee.
3. To enhance internalization of Good Corporate
Governance by disseminating Code of Conduct
to all stakeholders.
178
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
4. Memperluas cakupan pengungkapan GCG dalam
laporan tahunan.
5. Melanjutkan implementasi kebijakan ERM.
6. Mengadakan program pelatihan GCG yang
berkelanjutan.
4. To extend GCG disclosure in the annual report.
5. To continue the implementation of ERM policy.
6. To conduct an ongoing GCG training program.
Pemeringkatan Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance Rating
Survei Persepsi Praktik GCG
Dalam
mengembangkan
praktik
corporate
governance di Bakrieland, telah dilakukan survei
kepada karyawan untuk mengetahui persepsi
mengenai penerapan GCG di Bakrieland.
GCG Practices Perception Survey
In our endeavor to improve corporate governance
practices in Bakrieland, a survey on the employees
has been performed to gain knowledge on perception
regarding the implementation of GCG in Bakrieland.
Survei dilakukan dengan memberikan pertanyaan
yang dikategorikan dalam 5 area yaitu dukungan
Bakrieland dalam mendorong perilaku etis,
kepemimpinan
dan
komitmen
manajemen,
manajemen risiko, proses pengambilan keputusan,
serta pemahaman dan penerapan GCG.
The survey was performed by delivering questions
in 5 categories, namely Bakrieland’s support
in encouraging ethical conduct, leadership and
commitment of the management, risk management,
decision making process, and understanding and
implementation of GCG.
94%
Bakrieland mendorong karyawan untuk berperilaku etis
Bakrieland encourages employees to behave ethically
88%
Pimpinan Bakrieland telah memberikan contoh perilaku etis
Bakrieland’s management has shown examples of ethical conduct
88%
Bakrieland telah memiliki kebijakan dan prosedur yang memadai untuk menangani risiko
Bakrieland has adequate policies and procedures to manage risks
85%
95%
Pengambilan keputusan telah dilakukan secara objektif
Decision making is carried out objectively
Karyawan telah memahami GCG
Employees understand GCG
Dukungan Bakrieland dalam Mendorong Perilaku
Etis
Mayoritas karyawan meyakini bahwa Perusahaan
telah mendukung karyawan untuk berperilaku etis
dan beraktivitas dengan integritas tinggi meskipun
masih terdapat karyawan yang berpendapat bahwa
Perusahaan belum menangani benturan kepentingan
secara efektif dan pemastian pemahaman karyawan
terhadap etika.
Bakrieland’s Support in Encouraging Ethical
Conduct
The majority of the employees believes that the
Company has supported them to behave ethically and
conduct activities with high integrity. Nevertheless,
some employees still view that the Company
has not yet managed conflict of interest issues
effectively nor ensured employees’ understanding
about ethics.
Kepemimpinan dan Komitmen Manajemen
Melalui pemberian contoh perilaku etis, manajemen
Bakrieland telah dapat menunjukkan kepemimpinan
dan komitmen akan nilai-nilai perusahaan. Hal ini
ditunjukkan dengan mayoritas karyawan yang
menjawab setuju. Namun, masih terdapat karyawan
yang merasa masih diperlukannya kerjasama
dari manajemen dan pimpinan Bakrieland untuk
menyampaikan pesan kepada seluruh karyawan
mengenai nilai-nilai perusahaan.
Leadership and Commitment of Management
By giving examples of ethical conduct, Bakrieland’s
management has shown its leadership and
commitment toward Company values. This view
is felt by majority of the employees who agree.
However, some employees emphasized the
importance of Bakrieland’s management and
Directors in conveying messages to all employees
regarding Company values.
179
Bakrieland
Annual Report
2009
Manajemen Risiko
Walaupun secara umum, karyawan meyakini
bahwa Bakrieland telah memiliki kebijakan dan
prosedur untuk memastikan dilakukannya penilaian
dan identifikasi risiko, namun masih ada beberapa
pendapat bahwa perlu dilakukan sosialisasi
mengenai konsep dan kebijakan manajemen risiko
agar karyawan memiliki pemahaman yang memadai
mengenai risiko untuk diterapkan dalam bidang
kerjanya masing-masing.
Risk Management
Although in general the employees believe that
Bakrieland has its own policy and procedure to
ensure risk valuation and identification, some still
view that socialization on the risk management
concept and policy is required so that employees
will have adequate understanding regarding risks as
applicable in their workplace.
Proses Pengambilan Keputusan
Dalam proses pengambilan keputusan, rata-rata
karyawan berkeyakinan bahwa proses pengambilan
keputusan di Bakrieland dilakukan secara objektif,
namun masih perlu dilakukan sosialisasi mengenai
mekanisme pengambilan keputusan agar terdapat
transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan
keputusan.
Decision Making Process
In decision making processes, the employees on
average believe that decision making processes
have been carried out objectively, but socialization
on the decision making mechanism is still required
to assure transparency and accountability.
Pemahaman dan Penerapan GCG
Mayoritas karyawan telah mengerti mengenai konsep
GCG dan ingin berpartisipasi dalam peningkatan
kesadaran karyawan mengenai GCG. Walaupun
demikian, masih diperlukan program internalisasi
GCG yang terstruktur di lingkungan Bakrieland agar
tercapainya pemahaman menyeluruh dari karyawan
mengenai GCG.
Understanding and Implementation of GCG
The majority of the employees have understood
the GCG concept and are willing to participate in
improving awareness in regard to GCG. However,
a structured program to internalize GCG within the
entirity of Bakrieland is required to fulfill a complete
understanding of GCG.
Kesimpulan Survei Persepsi Praktik GCG
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap
karyawan atas praktik corporate governance di
Bakrieland, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
karyawan telah memahami GCG dan bentuk
penerapannya di lingkungan perusahaan.
Summary of GCG Practices Perception Survey
Based on results of the survey conducted on
employees regarding corporate governance in
Bakrieland, it can be concluded that majority of the
employees have a good understanding on GCG and
its implementation within the company.
Penghargaan Penilaian Indeks Persepsi Tata
Kelola Perusahaan 2008 – Indonesian Institute
for Corporate Governance (IICG)
Pada tahun 2009 Bakrieland ikut serta dalam survei
penilaian GCG yang diselenggarakan oleh IICG dan
majalah SWA. Metode penilaian meliputi 4 tahap,
yaitu kuesioner penilaian yang dilakukan oleh
responden, observasi di dalam perusahaan, diskusi
panel para ahli, dan tahap validasi.
The Indonesian Institute for Corporate
Governance (IICG) – 2008 Corporate Governance
Perception Index (CGPI) Award
In 2009 Bakrieland took part on a GCG assessment
survey conducted by the IICG and SWA Magazine.
The assessment methodology comprises of 4
stages, namely self-assessment questionnaire by
respondents, in-company observation, expert panel
discussion, and construct validation stages.
Pengukuran mencakup 6 dimensi GCG, sebagai
berikut:
1. Komitmen terhadap GCG.
2. Hak dan peran pemegang saham mayoritas.
3. Perlakuan seimbang bagi seluruh pemegang
saham.
4. Peran pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
GCG.
The measurement covered 6 dimension of GCG, as
follows:
1. Commitment to GCG.
2. Shareholders’ rights and the role of the majority
shareholder.
3. Equal treatment to shareholders.
4. The role of stakeholders in GCG practices.
180
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
5. Keterbukaan dan transparansi.
6. Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.
5. Disclosure and transparency.
6. Responsibilities of the Board of Commissioners
and Directors.
Setelah meraih peringkat “Cukup Terpercaya” di
tahun sebelumnya, pada tahun 2009 Bakrieland
berhasil meningkatkan peringkatnya menjadi
“Terpercaya” dalam pemeringkatan Indeks Persepsi
Tata Kelola Perusahaan 2008 berdasarkan penilaian
yang dilakukan oleh The Indonesian Institute For
Corporate Governance & Majalah SWA Sembada.
Having reached “Sufficiently Trusted” in the previous
year, in 2009 Bakrieland successfully improved its
rank to “Trusted” in 2008 Corporate Governance
Perception Index rating based on assessment
conducted by The Indonesian Institute For Corporate
Governance & SWA Sembada Magazine.
Penghargaan dan Pengakuan Lainnya
Upaya Bakrieland untuk secara terus menerus
meningkatkan penerapan GCG di lingkungan
Perusahaan antara lain tercermin pada berbagai
penghargaan dan pengakuan lain yang diterima
dalam hal tata kelola perusahaan.
Other Awards and Recognitions
Bakrieland’s endeavors to continuously improve
GCG implementation within the Company are among
others reflected on other awards and recognitions
received in the area of corporate governance.
Pada GCG Award 2009, Bakrieland meraih predikat
GCG Terbaik untuk Kategori Most Improved.
Penghargaan diberikan berdasarkan penilaian
Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD)
& Business Review. Bakrieland juga dianugerahi
Silver Award untuk Kategori Lingkungan pada Sektor
Properti & Infrastruktur oleh Departemen Sosial RI
dan Corporate Forum for Community Development
(CFCD) pada Indonesian CSR Award 2008. Selain
itu, pada tahun 2009 Bakrieland dianugerahi
Peringkat #1 untuk Kategori Perusahaan Swasta
Terbuka Non-Keuangan pada Annual Report Award
2008 yang diselenggarakan oleh Bapepam-LK,
Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, Ditjen Pajak,
Kementerian BUMN, Institut Akuntansi Indonesia,
dan Komite Nasional Kebijakan Governance.
At the 2009 GCG Award, Bakrieland accomplished
the Best GCG predicate for Most Improved Category.
The award was given based on the assessment
conducted by Indonesia Institute for Corporate
Directorship (IICD) & Business Review. Bakrieland
was also awarded Silver Award for Environment
Category in Property & Infrastructure Sector by
the Social Affairs Department of RI & Corporate
Forum for Community Development (CFCD) at the
2008 Indonesian CSR Award. In addition, in 2009
Bakrieland was also awarded #1 Rank for Listed
Private Non-Finance Company Category at the 2008
Annual Report Award by Bapepam-LK, Indonesia
Stock Exchange, Bank of Indonesia, Directorate
General of Tax, State Ministry for State-Owned
Enterprises, Indonesian Accounting Institute, and
National Committee for Governance Policy.
Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia
Adoption of Indonesia Code of GCG
Penjelasan mengenai praktik corporate governance
Bakrieland sesuai dengan Pedoman Umum GCG
Indonesia (Pedoman GCG) disajikan pada tabel di
bawah ini.
A description of Bakrieland corporate governance
practice against the Indonesia Code of GCG is
provided below.
181
Bakrieland
Annual Report
2009
Hasil Penerapan Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia | Result of Adoption of Indonesian Code of GCG Implementation
Adopsi Pedoman
Adoption of Guidelines
1. Asas Good Corporate Governance
Good Corporate Governance Principles
Penuh
Fulfilled
Sebagian
Partly
Fulfilled
Keterangan
Remarks
3
2. Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku
Business Ethics and Code of Conduct
Bakrieland berencana untuk memasukkan Pedoman Perilaku ke
dalam website perusahaan, RUPS, dan kontrak dengan pihak ketiga
agar seluruh pemangku kepentingan termasuk pemegang saham
dan pemasok atau pihak yang mempunyai hubungan usaha dapat
mengakses dan memahami Pedoman Perilaku.
3
Bakrieland plans to incorporate the Code of Conduct into its
website, GMS, and third party contract so that all of its stakeholders,
including shareholders and suppliers or other parties that has
business relationship could access and understand the Code of
Conduct.
Selama tahun 2009, Bakrieland telah mengembangkan kerangka
Enterprise Risk Management (ERM). Kebijakan ERM ini telah
disahkan oleh Direksi pada Februari 2010 untuk kemudian
diimplementasikan melalui sosialisasi dan pelaksanaan penilaian
risiko atas proyek percontohan.Selain itu, Komite Kebijakan
Corporate Governance yang telah dibentuk di akhir 2009 akan mulai
efektif bekerja di awal 2010.
3. Organ Perusahaan
Organs of the Organization
3
4. Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham
Rights and Responsibilities of Shareholders
3
5. Hak dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan
Rights and Responsibilities of Stakeholders
3
6. Pernyataan tentang Penerapan Pedoman GCG
Statement of GCG Implementation
Throughout 2009, Bakrieland has developed the Enterprise Risk
Management (ERM) framework. The ERM policy was legalized by
the Board of Directors in February 2010 to be implemented through
socialization and implementation of risk assessment on the pilot
projects. In addition, the Corporate Governance Policy Committee
that was established at late 2009 will start working effectively at
early 2010.
Bakrieland akan berupaya untuk memperluas cakupan
pengungkapan dalam Laporan Tahunan 2009 terkait efektivitas
pelaksanaan pengendalian risiko, sistem pengawasan dan audit
internal; kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi
beserta keluarganya dan aspek pedoman GCG Indonesia yang
belum dilaksanakan beserta keterangannya.
3
Bakrieland will endeavor to expand its disclosure coverage in the
2009 Annual Report concerning the efficacy of risk management
implementation, monitoring system and internal audit; ownership
of shares by member of the Board of Commissioners and Directors
including the family, and other aspects of the Indonesian GCG
guidelines that have not been implemented together with the
description.
Dalam upaya meningkatkan internalisasi penerapan GCG
di Bakrieland, Perusahaan akan mengembangkan rencana
pelaksanaan GCG dengan lebih rinci yang antara lain mencakup
program internalisasi GCG dan program pelatihan berkelanjutan
untuk mendukung penerapan GCG.
7. Internalisasi Penerapan GCG
Internalization of GCG Practices
3
In an effort to improve the internalization of GCG implementation
in Bakrieland, the Company will develop more details on the
GCG implementation by including among others the GCG
internalization program and continuous training to support the GCG
implementation.
182
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Mengacu kepada Peraturan Bapepam dan LK
No. IX.I.4 dan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia
(BEI) No. I-A, Perusahaan mengangkat Sekretaris
Perusahaan yang bertugas sebagai pejabat
penghubung antara Perusahaan dengan Organ
Perusahaan dan pemangku kepentingan. Sekretaris
Perusahaan bertanggungjawab kepada Direksi dan
juga melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada
Dewan Komisaris.
With reference to Bapepam Regulation, LK No. IX.I.4
and Indonesian Stock Exchange (BEI) Regulation No.
I-A, the Company appoints a Corporate Secretary to act
as the liaison between the Company with corporate
organs and with stakeholders. The Corporate
Secretary is answerable to the Board of Directors
and also reports to the Board of Commissioners on
the discharging of responsibilities.
Tugas pokok Sekretaris Perusahaan adalah sebagai
berikut:
1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya
peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal.
2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas
setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang
berkaitan dengan kondisi Perseroan.
3. Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan
untuk mematuhi ketentuan UU No.8 Tahun
2005 tentang Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya.
4. Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan
Bapepam-LK dan masyarakat.
The main duties of a Corporate Secretary are as
follows:
1. To keep abreast of capital market developments,
notably on existing capital market regulations.
2. To offer information services to the public and all
information required by share owners in relation
to the condition of the Company.
3. To provide input to the Company’s Board of
Directors in complying with provisions stipulated
in Law No.8/2005 on Capital Market and its
implementation regulations.
4. Acts as the liaison between the Company with
Bapepam-LK and the public.
Kegiatan Sekretaris Perusahaan selama 2009 adalah
sebagai berikut:
1. Memandu
Perusahaan
untuk
senantiasa
patuh terhadap peraturan pasar modal, dan
mengikuti perkembangan peraturan baru untuk
selanjutnya memastikan bahwa Perusahaan
mengimplementasikan
peraturan-peraturan
tersebut. Perusahaan menerbitkan 4 (empat)
Laporan Keuangan dan 1 (satu) Laporan
Tahunan.
2. Melakukan korespondensi dengan regulator Pasar
Modal (Bapepam-LK dan BEI) maupun lembagalembaga penunjang lainnya seperti KSEI, BAE
dan Wali Amanat. Korespondensi yang dilakukan
sebanyak 148 (seratus empat puluh delapan)
kali.
3. Menyampaikan keterbukaan informasi terkait
Perusahaan yang disampaikan melalui pelaporan,
baik yang diatur maupun tidak, antara lain dalam
bentuk siaran pers, website, mailing list dan
melayani setiap kebutuhan informasi terkait
kondisi Perusahaan. Siaran pers yang dilakukan
sebanyak 8 (delapan) kali.
4. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
5. Mengkoordinasikan pelaksanaan uji tuntas
penerbitan
Sukuk
Ijarah
I
Bakrieland
Development.
6. Mengkoordinasikan pelaksanaan paparan publik
tahunan.
Activities undertaken by the Corporate Secretary for
2009 were as follows:
1. Steered the Company to ensure compliance
with capital market regulations, and kept tabs
on new regulations to further guarantee that
the Company implements such regulations. The
Company issued 4 (four) Financial Reports and 1
(one) Annual Report.
2. Drafted correspondence for Capital Market
regulators (Bapepam-LK and BEI) and other
supporting institutions such as KSEI, BAE and
Trustees. Correspondence was carried out on
148 (one hundred and forty eight) separate
occasions.
3. Delivered transparent information related to the
Company through various reporting forms, either
planned or unplanned, among others through
press releases, websites, mailing lists and
serving every information need pertaining to the
Company. A total of 8 (eight) press statements
were issued.
4. Coordinated the holding of the Annual General
Meeting of Shareholders (AGMS).
5. Coordinated the implementation of due diligence
on the issuance of Bakrieland Development’s
Sukuk Ijarah I and Islamic syari’ah-compliant
securities.
6. Coordinated the implementation of the annual
public exposé.
183
Bakrieland
Annual Report
2009
Siaran Pers | Press Releases
No.
Tanggal | Date
Keterangan | Description
1
30 March 2009
2
25 May 2009
Bakrieland Menerbitkan Sukuk Ijarah Senilai Rp 150 Miliar
Bakrieland to Issue Sukuk Ijarah worth of Rp 150 Billion
3
26 May 2009
Bakrieland Membukukan Kinerja Luar Biasa di Tahun 2008
Bakrieland booked impressive performance in 2008
4
31 July 2009
Pendapatan Q2-09 meningkat 27,3% dibandingkan Q1-09
2Q09 revenue improved 27.3% compared to 1Q09’s
5
11 August 2009
Program Bakrieland “Penanaman 1 juta Pohon” | Bakrieland’s 1 million trees planting program
6
8 October 2009
Bakrieland dan Permunas merayakan topping off Sentra Timur Residence
Bakrieland and Perumnas celebrated topping off ceremony of Sentra Timur Residence
7
30 October 2009
Pendapatan Q3-09 naik 39% dibandingkan Q2-09 | 3Q09 revenue went up 39.3% compared to 2Q09’s
8
2 December 2009
Tren positif pasar properti berlanjut di 2010 | The positive trend in property market to continue in 2010
Laba Bersih Bakrieland Tahun 2008 Melonjak 102,8% | Bakrieland’s 2008 Net Profit Jumped 102.8%
Korespondensi dengan Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX
Tanggal | Date
Perihal Surat | Topic
Kepada | To
Peraturan | Regulation
8 Januari 2009
Pelaksanaan MESOP
MESOP Implementation
BEI
SE-003/BEJ/09-2005
15 Januari 2009
Laporan Realisasi Penggunaan Dana
Report on Realization of Funds Utilization
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
16 Februari 2009
Pengumuman Pemeringkatan Obligasi
Bonds Rating Announcement
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM-LK No. Kep-135/BL/2006
12 Maret 2009
Hasil Pelaksanaan MESOP
Result of MESOP Implementation
BEI
SE-003/BEJ/09-2005
24 Maret 2009
Data Kewajiban Dalam Valuta Asing
Data on Foreign Exchange Liabilities
BAPEPAM/BEI
Surat Edaran BAPEPAM-LK No. SE-02/BL/2009
30 Maret 2009
Laporan Keuangan 31 Desember 2009
Financial Statements as of 31 December 2009
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
15 April 2009
Laporan Realisasi Penggunaan Dana
Report on Realization of Funds Utilization
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
15 April 2009
Penjelasan Pemberitaan Media Masa
Explanation on Mass Media News
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
17 April 2009
Rencana RUPST
The Annual GMS Plan
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1
30 April 2009
Laporan Tahunan PT Bakrieland Development 2008
PT Bakrieland Development 2008 Annual Report
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X.K.6
30 April 2009
Laporan Keuangan 31 Maret 2009
Financial Statements as of 31 March 2009
BAPEPAM/BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
11 Mei 2009
Bukti Iklan Panggilan RUPST
Proof of Annual GMS Announcement Ad
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1
15 Mei 2009
Prospektus Ringkas Sukuk Ijarah I
Sukuk Ijarah I Short Prospectus
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
27 Mei 2009
Bukti Iklan Hasil RUPST
Proof of Result of Annual GMS Ad
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1
5 Juni 2009
Pelaksanaan MESOP
ESOP Implementation
BEI
SE-003/BEJ/09-2005
24 Juni 2009
Roadshow
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
2 Juli 2009
Prospektus Sukuk Ijarah I
Sukuk Ijarah I Prospectus
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
15 Juli 2009
Laporan Realisasi Penggunaan Dana
Report on Realization of Funds Utilization
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
24 Juli 2009
Roadshow
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
31 Juli 2009
Laporan Keuangan 30 Juni 2009
Financial Statements as of 30 June 2009
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
5 Agustus 2009
Keterbukaan Informasi
Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
14 Agustus 2009
Hasil Pelaksanaan MESOP
Result of MESOP Implementation
BEI
SE-003/BEJ/09-2005
184
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Korespondensi dengan Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX
Tanggal | Date
Perihal Surat | Topic
Kepada | To
Peraturan | Regulation
20 Agustus 2009
Keterbukaan Informasi | Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
1 September 2009
Keterbukaan Informasi | Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
9 Oktober 2009
Informasi Kepada Pemegang Saham dan Fairness
Opinion
Information To Shareholders and Fairness Opinion
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.1
12 Oktober 2009
Keterbukaan Informasi | Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
12 Oktober 2009
Laporan Realisasi Penggunaan Dana
Report on Realization of Funds Utilization
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
30 Oktober 2009
Laporan Keuangan 30 September 2009
Financial Statements as of 30 September 2009
BEI/BAPEPAM
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
5 November 2009
Perubahan Posisi Kewajiban Dalam Valuta Asing
Changes of Foreign Exchange Liabilities Position
BAPEPAM/BEI
Surat Edaran BAPEPAM-LK No. SE-02/BL/2009
10 November 2009
Keterbukaan Informasi | Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
13 November 2009
Rencana Public Expose 2009
2009 Public Exposé Plan
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
23 November 2009
Keterbukaan Informasi | Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
3 Desember 2009
Hasil Public Expose 2009 2009
Public Exposé Result
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
9 Desember 2009
Penjelasan Pemberitaan Media Masa
Explanation on Mass Media News
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
28 Desember 2009
Laporan Buyback Saham | Share Buyback Report
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
30 Desember 2009
Laporan Buyback Saham | Share Buyback Report
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
Akses Informasi Publik
Masyarakat umum dan investor mempunyai akses
yang seluas-luasnya untuk memperoleh informasi
mengenai Perusahaan setiap saat melalui situs
www.bakrieland.com, yang memuat informasi terkini
seperti kemajuan proyek, pergerakan harga saham,
aksi korporasi, dan lainnya. Bakrieland juga memiliki
mailing list yang dapat memberikan informasi terkini
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Public Information Access
The general public and investors have the widest
possible access to information on the Company
at any time through its official website at www.
bakrieland.com, which presents recent information
on project progress, share price movements,
corporate actions and other pertinent information.
Bakrieland also runs a mailing list which imparts
up-to-date information to relevant parties.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
Perusahaan, dapat menghubungi Sekretaris
Perusahaan (Nuzirman Nurdin), Tel. (62-21) 5257835,
Fax. (62-21) 5225063, Email: [email protected]
For more details on the Company, please contact
the Corporate Secretary (Nuzirman Nurdin), Tel.
(62-21) 5257835, Fax. (62-21) 5225063, Email:
[email protected]
Profil Sekretaris Perusahaan
Nuzirman Nurdin lahir di Palembang, 5 Juni 1970.
Beliau menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan
Bakrieland sejak September 2005.
Sebelum
bergabung di Bakrieland pada tahun 2004 di bagian
Hubungan Investor, beliau menimba pengalaman
pasar modal melalui posisinya sebagai Fund
Manager PT Dongsuh Investment Management,
Head of Analyst PT Dongsuh Kolibindo Securities,
dan Financial Analyst di Brasswinds Company,
California, USA. Beliau meraih gelar MBA di bidang
keuangan dari California State University, Amerika
Serikat.
Profile of Corporate Secretary
Nuzirman Nurdin was born in Palembang, June 5,
1970. He assumed his position as Bakrieland’s
Corporate Secretary since September 2005. Prior
to joining Bakrieland in 2004 in Investor Relations,
he gained his capital market experiences through
his position as Fund Manager at PT Dongsuh
Investment Management, Head of Analyst at
PT Dongsuh Kolibindo Securities, and Financial
Analyst at Brasswinds Company, California, USA.
He attained his MBA degree in finance from
California State Universtiy, USA.
185
Hubungan Investor
Bakrieland
Annual Report
2009
Investor Relations
Bakrieland membangun citra yang baik melalui
pengembangan hubungan dengan investor/analis
baik secara interaktif maupun penyampaian informasi
berkala, terutama yang berkaitan dengan kinerja
dan prospek perusahaan. Penyampaian informasi
kepada investor/analis dilakukan melalui kegiatan
road show, analyst meeting, investor conference,
dan media komunikasi lainnya.
Bakrieland builds a positive corporate image through
fostering good relations with investors/analysts in
an interactive manner and periodically delivering
information concerning company performance
and prospects. Information delivery to investors/
analysts is accomplished through road shows,
analyst meetings, investor conferences, and other
communication media.
Forum Investor, Konferensi dan Road Show | Investor Forums, Conferences and Road Shows
Penyelenggara | Organizer
Tema | Theme
Lokasi | Location
Waktu | Time
BNP Paribas
Indonesian Corporate Day
Singapore
22 Jan 2009
Merrill Lynch (1)
Stars Conference
Singapore
6 May 2009
Macquarie
(2)
Asean Conference
Singapore
2 Jun 2009
Macquarie (2)
Asean Conference
Hong Kong
3 Jun 2009
BNP Paribas
NDR
Hong Kong
22 Jun 2009
Macquarie
NDR
Singapore
21 Jul 2009
Macquarie
NDR
Sydney
23 Jul 2009
UBS (3)
Indonesia Corporate Day
Singapore
4 Aug 2009
UBS (3)
Indonesia Corporate Day
Hong Kong
5 Aug 2009
BNP Paribas
Indonesian Corporate Day
Singapore
20 Aug 2009
Credit Suisse
NDR
Hong Kong
Macquarie (4)
Asia Pacific Conference
Macquarie (4)
–
7 May 2009
–
23 Jun 2009
1 Sep 2009
–
2 Sep 2009
London
12 Oct 2009
–
13 Oct 2009
Asia Pacific Conference
New York
15 Oct 2009
–
16 Oct 2009
Citi
Indonesia Investor Conference
Jakarta
4 Nov 2009
JP Morgan
NDR
Hong Kong
10 Nov 2009
–
11 Nov 2009
CLSA (2)
Asean Acces Day
Hong Kong
23 Nov 2009
CLSA (2)
Asean Acces Day
Singapore
24 Nov 2009
Macquarie
Asia Pacific Infra & Transportation C.
Hongkong
7 Dec 2009
Keterangan | Remark
(1) Dihadiri oleh beberapa perusahaan terkemuka di Asia | Attended by top companies in Asia
(2) Bakrieland adalah salah satu dari beberapa perusahaan Indonesia | Bakrieland is one of a few companies from Indonesia
(3) Dihadiri oleh beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia | Attended by top companies in Indonesia
(4) Dihadiri oleh beberapa perusahaan terkemuka di dunia. Bakrieland salah satu dari beberapa perusahaan Indonesia
Attended by top companies in the world. Bakrieland is one of a very few companies from Indonesia
186
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Rapat dengan Analis dan Manajer Investasi | Meetings with Analysts and Investment Managers
No
Tanggal | Date
1
7 January 2009
2
Institusi | Institution
Negara | Country
Ciptadana Sekuitas
Indonesia
17 January 2009
UBS
Indonesia
3
20 January 2009
Pratama Capital
Indonesia
4
20 January 2009
Mandiri Sekuritas
Indonesia
5
20 January 2009
Churchill Research
USA
6
11 February 2009
Bahana TCW Investment
Indonesia
7
11 February 2009
Bahana securities
Indonesia
8
18 February 2009
GMT Asset Management
Indonesia
9
20 February 2009
Macquarie
Indonesia
10
26 February 2009
BNI sekuritas
Indonesia
11
11 March 2009
BNI Sekuritas
Indonesia
12
12 March 2009
Macquarie
Singapore
13
27 March 2009
Deutsche Verdhana
Indonesia
14
13 April 2009
Philips Securities
Indonesia
15
13 April 2009
Sucorinvest
Indonesia
16
13 April 2009
WATR Securities
Indonesia
17
13 April 2009
Pratama Capital
Indonesia
18
15 April 2009
CLSA
Indonesia
19
24 April 2009
Fortis Investment
Indonesia
20
20 April 2009
Credit Suisse
Indonesia
21
5 May 2009
Schroders
Indonesia
22
11 May 2009
BNP Paribas
Indonesia
23
13 May 2009
Belvedere
UK
24
13 May 2009
CIMB
Indonesia
25
15 May 2009
UOB
Indonesia
26
27 May 2009
Trimegah Asset Management
Indonesia
27
5 June 2009
Everest Capital
Singapore
28
5 June 2009
Macquarie
Singapore
29
8 June 2009
Kim Eng
Indonesia
30
9 June 2009
Danareksa
Indonesia
31
10 June 2009
TT International
Hong Kong
32
10 June 2009
Credit Suisse
Indonesia
33
12 June 2009
CIMB
Indonesia
34
12 June 2009
E Trading
Indonesia
35
16 June 2009
Fuh Hwa Investment
Taiwan
36
16 June 2009
HSBC
Taiwan
37
17 June 2009
Seylendra Capital
Indonesia
38
17 June 2009
Bahana Securities
Indonesia
39
26 June 2009
Credit Agricole
Singapore
40
26 June 2009
Credit Suisse
Indonesia
41
29 June 2009
UOB KayHian
Singapore
42
1 July 2009
Mandiri Sekuritas
Indonesia
43
2 July 2009
Ward Ferry
Hong Kong
44
2 July 2009
CLSA
Indonesia
45
3 July 2009
Societe Generale
Singapore
46
3 July 2009
CLSA
Indonesia
187
Bakrieland
Annual Report
2009
Rapat dengan Analis dan Manajer Investasi | Meetings with Analysts and Investment Managers
No
Tanggal | Date
47
14 July 2009
Goodman & Company
Institusi | Institution
Negara | Country
Canada
48
15 July 2009
IndoPremier Securities
Indonesia
49
15 July 2009
One North Capital
Singapore
50
16 July 2009
Geosphere
Singapore
51
27 July 2009
Lazard
USA
52
29 July 2009
Lim Advisors
Hong Kong
53
11 August 2009
Kingsmead
Singapore
54
12 August 2009
JP Morgan
Indonesia
55
12 August 2009
CLSA
Indonesia
56
13 August 2009
CIMB
Indonesia
57
13 August 2009
DB
Indonesia
58
19 August 2009
Bina Artha Parama
Indonesia
59
26 August 2009
CIM I. M.
UK
60
27 August 2009
CLSA
Indonesia
61
27 August 2009
Carmignac Gestion
France
62
28 August 2009
Trimegah Securities
Indonesia
63
3 September 2009
Macquarie
Indonesia
64
8 September 2009
UOB KayHian
Singapore
65
8 September 2009
UOB KayHian
Indonesia
66
8 September 2009
Fuh Hwa
Taiwan
67
15 September 2009
Nikko Asset Managemet
Japan
68
15 September 2009
CIMB
Indonesia
69
29 September 2009
Tribridge
Hong Kong
70
30 September 2009
CIMB Standard
Malaysia
71
5 October 2009
Occam Asset Management
UK
72
5 October 2009
BNP Paribas
Indonesia
73
7 October 2009
Credit Suisse
Indonesia
74
7 October 2009
Belvedere
UK
75
7 October 2009
OSK
Malaysia
76
9 October 2009
Macquarie
Indonesia
77
9 October 2009
Fidelity
USA
78
19 October 2009
HQ Fonder
Sweden
79
19 October 2009
Citi
Indonesia
80
28 October 2009
Rohatyn Group
Singapore
81
28 October 2009
Deutsche Verdhana
Indonesia
82
2 November 2009
Charlton Capital Management
Singapore
83
2 November 2009
Merrill Lynch
Indonesia
84
3 November 2009
Neuberger Berman
USA
85
3 November 2009
CLSA
Indonesia
86
3 November 2009
Credit Suisse
Indonesia
87
6 November 2009
UBS
Singapore
88
6 November 2009
Credit Suisse
Indonesia
99
17 December 2009
CLSA
Hong Kong
100
17 December 2009
Schroders
Indonesia
101
17 December 2009
GE A. M.
China
102
22 December 2009
Lord Abbett
USA
188
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Laporan Riset | Research Report
No
Tanggal | Date
Institusi | Institution
Rekomendasi | Recommendation
1
5 January 2009
Bahana Securities
Buy
2
26 January 2009
Churchill Research
Buy
3
5 February 2009
Mega Capital
Buy
4
30 March 2009
Samuel Securities
Buy
5
6 April 2009
BNI Securities
Buy
6
27 April 2009
Asia Securities
Buy
7
13 May 2009
BNP Paribas
Buy
8
3 June 2009
Mandiri Sekuritas
Buy
9
10 June 2009
Deutsche Verdhana
Buy
10
12 June 2009
UOB
Buy
11
16 June 2009
Kim Eng
Buy
12
25 June 2009
JP Morgan
Overweight
13
30 June 2009
Credit Suisse
Outperform
14
9 July 2009
Ciptadana Sekuritas
Buy
15
31 July 2009
CIMB
Outperform
16
9 October 2009
Macquarie
Outperform
17
9 November 2009
Indopremiere
Buy
18
21 November 2009
CLSA
Buy
19
26 November 2009
UBS
Neutral
Selama tahun 2009 terdapat 19 institusi keuangan
dan sekuritas terkemuka yang melakukan liputan
atas Bakrieland, dimana tidak ada satupun yang
memberikan rekomendasi negatif atau “Jual”. Hal
ini menunjukkan keyakinan akan fundamental dan
prospek bisnis yang baik dari Bakrieland.
In 2009, none of the nineteen leading financial and
securities institutions which conducted a review on
Bakrieland, had a negative appraisal nor was there a
recommendation to “sell”. This clearly reflects the
confidence awarded to Bakrieland’s encouraging
business fundamentals and prospects.
Sebagai perusahaan publik yang menjunjung tinggi
aspek keterbukaan informasi, Bakrieland senantiasa
berusaha meningkatkan kualitas dan akses informasi
kepada para analis dan investor. Sebagai bentuk
kepedulian yang tinggi terhadap kegiatan Hubungan
Investor, setiap pertemuan/road show dengan para
analis/fund manager juga dihadiri oleh CEO atau
CFO Perusahaan.
As a publicly-listed company that upholds the
principles of information transparency, Bakrieland
persistently strives to improve information quality
and access for analysts and investors. Bakrieland
pays close attention to Investor Relations and makes
sure that every meeting/road show with analysts/
fund managers is also attended by the Company’s
CEO or CFO.
Perlindungan Konsumen
Consumer Protection
Peningkatan Layanan Konsumen
Konsumen merupakan salah satu pemangku
kepentingan Bakrieland yang kepentingannya harus
diperhatikan dan dilindungi. Dalam kaitan dengan
perlindungan terhadap konsumen, Perusahaan
memiliki tanggung jawab dan komitmen dalam
peningkatan layanan kepada konsumen, sebagai
berikut:
Consumer Services Improvement
Consumers are one of Bakrieland’s stakeholders
whose needs must be taken care of and protected.
In regard with consumer protection, the Company
has the responsibility and commitment to improve
customer services, as follows:
• Di dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB)
antara anak perusahaan/unit usaha Bakrieland
dengan konsumen telah dinyatakan dengan
jelas bahwa Perusahaan akan memberikan
jaminan masa pemeliharaan/perbaikan atas unit
rumah/bangunan yang telah diserahkan kepada
konsumen. Selain itu di dalam PPJB tersebut juga
dinyatakan bahwa apabila Perusahaan terlambat
dalam menyerahkan bangunan/rumah kepada
konsumen, maka Perusahaan akan membayar
denda.
• In the Preliminary Sale and Purchase Agreement
(PPJB) between subsidiaries/business units of
Bakrieland and its customer, it is clearly stated
that the Company guarantees the maintenance/
repair of units that have been delivered to the
customer. In addition, the PPJB also states that
in the event the Company is late in delivering
the purchased unit to the customer, it will recompensate with a levy.
• Pada Unit City Property, jaminan pemeliharaan
diberikan selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak
tanggal penandatanganan Berita Acara Serah
Terima. Sedangkan denda keterlambatan
penyerahan bangunan/ruang kantor adalah
sebesar 1 (satu) permil perhari keterlambatan
dihitung dari nilai prestasi bangunan yang
tertunda dan setinggi-tingginya 3% (tiga persen)
dari pembayaran harga jual yang telah diterima
oleh Perusahaan.
• At the City Property Unit, the maintenance
guarantee is provided for 3 (three) months
following the date of the signing of the asset
acceptance document. The levy for any delay in
delivery of the unit is at 1 (one) per mil per day
of late delivery, accounted from the value of the
status of the asset being delayed and a maximum
of 3% (three percent) of the sales price paid and
received by the Company.
• Pada Unit Residensial, jaminan pemeliharaan
bangunan/rumah adalah 90 (sembilan puluh)
hari sejak serah terima dilakukan. Sedangkan
denda keterlambatan penyerahan bangunan/
rumah adalah sebesar 1 (satu) permil perhari
keterlambatan dihitung dari nilai prestasi
bangunan yang tertunda dan setinggi-tingginya
5% (lima persen).
• At the Landed Residential Unit, the maintenance
guarantee is for 90 (ninety) days since the delivery
of the purchased unit. However the late charges
is levied at 1 (one) per mil per day of late delivery,
calculated from the value of the delayed status
of the said property and maximum of 5% (five
percent) of the total value.
189
Bakrieland
Annual Report
2009
190
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
• Pada Unit Hotel & Resort, jaminan pemeliharaan
Hotel adalah 90 (sembilan puluh) hari sejak serah
terima dilakukan. Sedangkan denda keterlambatan
penyerahan Hotel apabila konsumen telah
melunasi harga jual akan dikenakan setelah 3
(tiga) bulan melewati tanggal serah terima, yaitu
sebesar 2% (dua persen) perbulan, yang akan
dihitung secara prorata dari jumlah pelunasan
Harga Jual yang telah diterima oleh perusahaan
dan setinggi-tingginya 6% (enam persen).
• At the Hotel & Resort Unit, the maintenance
guarantee for the Hotel is for 90 (ninety) days
from the date of receipt of the delivered unit
by the customer. However, late charges will be
levied only 3 (three) months from the time the
customer completes its full payment of the asset,
which is 2% (two percent) per month, prorated
from the payments received by the Company
and at maximum up to 6% (six percent).
• Pada Unit Infrastruktur Terkait Properti – Tol,
perlindungan terhadap konsumen diberikan
dalam bentuk pemberian asuransi kecelakaan
dalam waktu tertentu (golden period).
• At the Property Related Infrastructure – Toll,
protection to consumers is provided in form
of insurance for accident occurring in a certain
period of time (golden period).
Pusat Pengaduan Konsumen
Untuk
mewujudkan
tanggung
jawab
dan
komitmennya di atas serta meningkatkan
pelayanannya, anak-anak perusahaan Bakrieland telah
memiliki pusat pengaduan konsumen dalam bentuk
Customer Service, Hotline Pengaduan, maupun
Service Point 24 Jam. Bagian ini bertanggungjawab
untuk menangani pengaduan/keluhan dan saran dari
konsumen dan melakukan tindak lanjutnya. Berikut
ini adalah beberapa nomor yang dapat dihubungi
untuk menyampaikan pengaduan/keluhan dan
saran:
1. City Property: (021) 52920090
2. Landed Residential: (0251) 8211290
3. Hotel & Resort: (021) 83707770
4. Tol - SMS Center: (021) 90200200
Customer’s Call Center
To demonstrate the responsibility and commitment
stated above, Bakrieland’s subsidiary companies
have established centers for consumer’s complaints
in form of Customer Service, Hotline for Complaints,
and 24 Hours Service Point. These units are
responsible for handling complaints and advises
from consumers and implement the follow-up
actions. Following are some contact numbers for
expressing complaints and suggestions:
1. City Property: (021) 52920090
2. Landed Residential: (0251) 8211290
3. Hotel & Resort: (021) 83707770
4. Toll - SMS Center: (021) 90200200
Laporan Komite Audit
Audit Committee Report
Kepada Yth:
Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk.
Wisma Bakrie 1, Lantai 7
Jalan HR. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
To:
Board of Commissioners
PT Bakrieland Development Tbk.
Wisma Bakrie 1, 7th Floor
Jalan HR. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite
Audit Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2009 Hingga Tanggal Laporan
Tahunan.
Audit Committee Annual Activity Report For The
Year Ended 31 December 2009 To The Date Of
The Annual Report.
Komite Audit PT Bakrieland Development Tbk
(Perusahaan) adalah sebuah Komite yang dibentuk
oleh Dewan Komisaris yang sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku, termasuk Keputusan
Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004 tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit. Pelaksanaan tugas Komite Audit diatur
dalam Piagam Komite Audit yang disetujui oleh
Dewan Komisaris. Fungsi utama Komite Audit adalah
membantu Dewan Komisaris dalam melakukan
fungsi pengawasannya. Hal tersebut terutama
berkaitan dengan kecukupan sistem pengendalian
internal Perusahaan, integritas dan mutu laporan
keuangan, efektifitas pelaksanaan audit oleh
auditor internal maupun eksternal, pengembangan
aktifitas pengendalian risiko serta ketaatan terhadap
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
The Audit Committee (AC) of PT Bakrieland
Development Tbk (The Company) is established by
the Board of Commissioners (BoC) in accordance
with the prevailing regulations which including
Bapepam Chairman Decision Letter No. KEP-29/
PM/2004 regarding the Formation and Guideline
of Audit Committee. The tasks and responsibilities
of the AC are described in the Audit Committee
Charter approved by BoC. The main function of
Audit Committee is to assist the BoC in carrying
out its oversight function. In particular it is related to
the overview of the adequacy of Company’s internal
control, the integrity and quality of the financial
statements, effectiveness of audit conducted by
both internal and external auditors, establishment of
risks management activities and compliance to the
prevailing laws and regulations.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas,
perlu ditegaskan bahwa manajemen Perusahaan
bertanggung jawab sepenuhnya atas penyajian
laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum dan ketentuan yang
berlaku, kecukupan sistem pengendalian internal
serta kepatuhan terhadap peraturan perundangan
yang berlaku. Auditor eksternal bertanggung jawab
untuk mengaudit laporan keuangan Perusahaan
sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik
yang berlaku di Indonesia dan memberikan opini
apakah laporan keuangan tersebut telah menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, dan hasil usaha serta arus kas Perusahaan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.
In relation to above, it is emphasized that the
Company’s management is fully responsible for the
presentation of financial statements in conformity
with the generally accepted accounting principles
and the relevant regulations, the adequacy of the
Company’s internal control system and compliance
to the prevailing laws and regulations. External
Auditors are responsible to conduct their audit on
the Company’s financial statements in accordance
with the Auditing Standards applicable in Indonesia
and render their opinion of whether the said financial
statements are fairly presented, in all material
respects, the Company’s financial positions, results
of its operations and cash flows in conformity
with generally accepted accounting principles in
Indonesia.
191
Bakrieland
Annual Report
2009
192
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Komite Audit di Perusahaan terdiri dari 3 (tiga)
orang anggota yang independen dan dipimpin oleh
seorang Komisaris Independen yang pada tahun
2009 adalah:
- Kanaka Puradiredja
(Ketua merangkap Anggota – Komisaris
Independen)
- Soenarso Soemodiwirjo
(Anggota – Profesional Independen)
- Mohamad Hassan
(Anggota – Profesional Independen)
The AC of the Company consists of 3 (three)
independent members and led by an Independent
Commissioner which in 2009 were:
- Kanaka Puradiredja
(Chairman and member – Independent
Commissioners)
- Soenarso Soemodiwirjo
(Member – Independent Professional)
- Mohammad Hassan
(Member – Independent Professional)
Selama tahun 2009, Komite Audit melakukan rapat
formal sebanyak 14 (empat belas) kali dengan
tingkat kehadiran Kanaka Puradiredja 93%, Soenarso
Soemodiwirjo 100% dan Mohamad Hassan 86%.
Fokus pembahasan dalam rapat formal tersebut
adalah antara lain: mereview konsep final laporan
keuangan auditan, membahas isu perpajakan dan
hukum, melakukan monitoring atas proses audit
oleh Auditor Eksternal, membahas dan memonitor
hasil pemeriksaan Internal Audit, mengevaluasi
pelaksanaan tata kelola perusahaan, memantau
inisiatif penerapan Enterprise Risk Management dan
rencana penerapan sistem Pelaporan Pelanggaran.
During 2009, the AC conducted 14 (fourteen) formal
meetings. The level of attendance of each members
is as follows: Kanaka Puradiredja 93%, Soenarso
Soemodiwirjo 100% and Mohammad Hassan 86%.
Focus of the meeting included the review of final
draft of audited financial statements, discussion of
tax and legal issues, monitoring the audit process
conducted by external auditors, discuss the
internal audit findings and monitor its follows up,
evaluate implementation of corporate governance,
monitor the initiative to implement Enterprise Risk
Management and implementation plan of Whistle
Blower system.
Dalam melakukan pengawasan atas proses audit
eksternal, Komite Audit mengadakan pertemuan
dengan eksternal auditor dan membahas rencana
audit dan hambatan serta temuan audit yang penting.
Dan selanjutnya memastikan bahwa hambatan dan
temuan tersebut dapat diatasi dan ditindaklanjuti
oleh manajemen.
In oversighting the audit process of external auditors,
AC conducted meetings with them to discuss their
audit plan, issues encountered during the audit
and significant audit findings and ensure that all
issues are resolved and findings are followed up by
Management.
Komite Audit meminta perhatian manajemen agar
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Di samping itu, Komite Audit juga mengevaluasi
kualitas pelaksanaan audit dari eksternal auditor,
kesesuaiannya dengan standar auditing yang
berlaku di Indonesia, termasuk independensi dan
obyektivitasnya.
The AC requested the Management to ensure that
the financial statements are presented in conformity
with the prevailing accounting standards. In addition,
the AC also evaluates the quality of the auditing
process conducted by the external auditors so as
to comply with the auditing standards applicable
in Indonesia, including their independency and
objectivity.
193
Bakrieland
Annual Report
2009
Komite Audit berupaya agar peran internal auditor
dapat terus diberdayakan dengan melakukan
evaluasi atas struktur organisasi, kompetensi,
pelaporan pelaksanaan audit internal dan tindak
lanjut atas temuannya. Pada bulan Desember 2008
Perusahaan telah membuat Internal Audit Charter,
yang merupakan pedoman kerja Internal Audit dan
posisinya didalam organisasi Perusahaan.
The AC attempts to empower the role of internal
auditors by evaluating their organizational, structure,
competences, reports and follows ups their findings.
In December 2008, the Company established an
Internal Audit Charter which serves as a guideline
for Internal Auditors and reflects its position in the
Company Organization.
Selama tahun 2009, Divisi Internal Audit telah
melakukan pemeriksaan pada berbagai unit-unit
usaha, yaitu City Property, Landed Residential, Hotel
& Resort serta induk perusahaan.
During 2009, the Internal Auditors focused their
audit in a number of business units including City
Property, Landed Residential, Hotel Resort and
Holding Company activities.
Komite Audit tidak mempunyai isu signifikan yang
perlu dilaporkan secara berkala dalam laporan
tahunan ini.
No particular significant issues are considered
necessary to be reported in this annual report.
Jakarta, 29 Januari 2010
Jakarta, 29 January 2010
Kanaka Puradiredja
Ketua
Chairman
Mohamad Hassan
Anggota
Member
Soenarso Soemodiwirdjo
Anggota
Member
194
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Komite Pemantau Risiko
Risk Monitoring Committee Report
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Kepada Yth:
Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk.
Wisma Bakrie 1, Lantai 7
Jalan HR. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
To:
The Board of Commissioners
PT Bakrieland Development Tbk
Wisma Bakrie 1, 7th Floor
Jalan HR. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite
Pemantau Risiko Untuk Periode Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2009 Hingga Tanggal
Laporan Tahunan.
The Risk Monitoring Committee Annual Activity
Report for the Period Ended at 31 December 2009
until Date of Annual Report.
Kegiatan yang dilakukan Komite Pemantau Risiko
dalam membantu Dewan Komisaris adalah
melakukan pemantauan atas penerapan Enterprise
Risk Management (ERM) dan pembahasan berbagai
potensi risiko unit usaha, yang meliputi antara lain
risiko operasional, keuangan, hukum, dan risiko
pasar, berikut rekomendasi langkah-langkah mitigasi.
Secara operasional, kegiatan pengelolaan risiko
Perusahaan dilakukan oleh Divisi Risk Management
& Compliance yang saat ini berada dalam lingkup
Risk Management & Support.
To assist the Board of Commissioners, the Risk
Monitoring Committee performs monitoring on the
implementation of the Enterprise Risk Management
(ERM) and discusses many potential business unit
risks, which include among others, operational risks,
financial risks, legal and market risks together with
providing recommendation on steps to mitigate
the risks. Operationally, the Company’s risk
management activities are conducted by the Risk
Management and Compliance Division, under the
Risk Management and Support.
Komite Pemantau Risiko mengadakan 8 (delapan)
kali rapat yang selalu dihadiri oleh seluruh anggotanya
untuk membahas antara lain kebijakan ERM,
kegiatan Divisi Risk Management & Compliance,
serta melakukan penilaian risiko berikut mitigasinya.
The Risk Monitoring Committee conducted 8 (eight)
formal meetings that were always attended by all
committee members to discuss ERM policies and
the activities of Risk Management and Compliance
Division, and also to conduct risk evaluation as well
as its mitigation.
Berkenaan dengan kebijakan ERM, Perusahaan akan
memperkenalkan pendekatan ini untuk mengelola
secara menyeluruh dan berkesinambungan atas
seluruh risiko yang melekat pada setiap proses
bisnis, baik di Perusahaan maupun unit-unit
usahanya. Implementasi awal ERM akan dilakukan
secara bertahap dari unit-unit usaha, untuk kemudian
dilakukan sosialisasi pendekatan ERM di lingkungan
Perusahaan yang dilanjutkan dengan proyek
percontohan implementasi ERM pada beberapa
proyek di unit usaha. Hasil dari proyek percontohan
akan menjadi rekomendasi dalam penyempurnaan
kerangka kerja dan pendekatan implementasi
ERM tersebut. Proses dan sosialisasi ERM secara
terus menerus akan disempurnakan sesuai dengan
kondisi dan strategi di lingkungan Perusahaan dan
unit usahanya.
With regard to ERM policy, the Company will
introduce this approach in order to fully and
continuously manage all associated risks that come
with every business process, either in the Company
or in the business units. Initial implementation of
ERM will be conducted gradually from business unit
level to be further socialized Company-wide, and will
serve as a pilot project for ERM implementation in
several of the business units’ projects. Results of
the pilot project will become a recommendation
to further enhance the ERM framework. The ERM
process and socialization shall be continuously
improved in line with the condition and the strategy
of the Company as well as of the business units.
195
Bakrieland
Annual Report
2009
Beberapa pencapaian yang telah diperoleh dalam
rangka implementasi ERM di tahun 2009 antara lain
sebagai berikut:
• Penyelesaian kerangka dan struktur program
pelaksanaan ERM.
• Pembuatan kebijakan mengenai implementasi
ERM berikut langkah dan cara pengawasannya.
• Persetujuan untuk melaksanakan 3 (tiga) proyek
percontohan pada proyek-proyek di Unit Usaha.
Achievements accomplished in 2009 with regard to
the implementation of ERM include the following:
• Completion of ERM implementation framework
and structure.
• Setting up policies concerning the implementation
of ERM and steps and procedures for
monitoring.
• Approval for the implementation of 3 (three) pilot
projects in Business Units.
Dalam melaksanakan kegiatan manajemen risiko
di Bakrieland, selain mengimplementasikan ERM,
Perusahaan telah melakukan manajemen risiko
dengan pendekatan transactional based. Dalam
melakukan pendekatan transactional based tersebut,
selama tahun 2009, telah dilakukan 11 (sebelas)
kali tinjauan terhadap proposal dan proyek yang
memerlukan keputusan-keputusan strategis dari
manajemen.
In carrying out risk management in Bakrieland,
the Company not only implemented ERM but also
conducted risk management using a transactionalbased approach. In using this approach, throughout
2009 some 11 (eleven) proposals and projects
requiring the management’s strategic decision were
reviewed.
Komite Pemantau Risiko juga telah memberikan
persetujuan penilaian terhadap risiko yang dihadapi
oleh Perusahaan, baik di tingkat Perusahaan sebagai
induk perusahaan maupun risiko yang timbul dari
kegiatan operasional dan kinerja operasional anak
perusahaan, yang dapat berdampak negatif terhadap
kinerja Perusahaan.
The Risk Monitoring Committee also approved the
evaluation conducted on risks faced by the Company,
both at the corporate level in the holding company
and risks arising from operational activities and the
performance of the Company’s subsidiaries which
may bring about a negative impact to the Company’s
overall performance.
Jakarta, 01 Februari 2010
Jakarta, 01 February 2010
Lukman Purnomosidi
Ketua
Chairman
Supartono
Anggota
Member
196
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan Komite Nominasi dan Remunerasi
Nomination and Remuneration Committee Report
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Kepada Yth:
Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk.
Wisma Bakrie 1, Lantai 7
Jalan HR. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
To
The Board of Commissioners
PT Bakrieland Development Tbk.
Wisma Bakrie 1, 7th Floor
Jalan HR Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite
Nominasi dan Remunerasi Untuk Periode Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2009 Hingga
Tanggal Laporan Tahunan.
Annual Report on Activity Implementation of the
Nomination and Remuneration Committee for the
Period Ending 31 December 2009 up to the Date of
the Annual Report
Anggaran Dasar Perusahaan menyebutkan bahwa
remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan
oleh RUPS dan pelaksanaannya didelegasikan
kepada Dewan Komisaris. Untuk meningkatkan
prinsip-prinsip GCG dalam hal sistem remunerasi
Perusahaan, maka pada tanggal 2 Oktober 2007
Dewan Komisaris telah memutuskan dan membentuk
Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR).
The Company’s Articles of Association states that
the remuneration of the Board of Commissioners
and Board of Directors shall be determined by the
GMS and its implementation delegated to the Board
of Commissioners. To uphold the principles of GCG
with regard to the Company’s remuneration system,
on 2 October 2007 the Board of Commissioners
arrived at the decision to establish the Nomination
& Remuneration Committee (NRC).
Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi
dan Remunerasi dalam bidang nominasi adalah
menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi
anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan
eksekutif lainnya, merancang sistem penilaian, dan
memberikan rekomendasi tentang jumlah Direksi
dan Komisaris. Sedangkan dalam bidang remunerasi
antara lain menetapkan kebijakan dalam penyusunan
sistem penggajian dan pemberian tunjangan, serta
mempelajari dan memutuskan rekomendasi atas
penilaian kinerja, pemberian saham, sistem pensiun
dan kompensasi.
The duties and responsibilities of the Committee
concerning
nomination
include
determining
the selection criteria and nomination procedure
for members of the Board of Commissioners
and Directors and other executives, designing
the assessment mechanism and providing
recommendation on the number of members for the
Board of Commissioners and Directors. With regard
to remuneration, the Committee is responsible
for establishing policies on the payroll and benefit
system, as well as reviewing and determining
recommendations on performance appraisal, share
ownership, pension scheme and compensation.
Selama tahun 2009, KNR telah menyelenggarakan
rapat sebanyak 6 (enam) kali. Materi rapat yang
dibahas antara lain tentang penyesuaian sistem
remunerasi Komisaris, Direksi dan anggota komitekomite, perubahan struktur organisasi, serta seleksi
nominasi calon anggota Direksi pada Perusahaan.
Seiring dengan transformasi Perusahaan, jabatan
ketua KNR yang dahulu dipegang oleh Komisaris,
sesuai dengan Pedoman Umum GCG Indonesia
pada tahun 2009 dijabat oleh salah satu Komisaris
Independen.
Throughout 2009, the Committee has organized
6 (six) meetings. Meeting agendas focused on
adjustments to the remuneration system of the
Board of Commissioners, Directors and committee
members; changes to the organizational structure;
and nominee selection for the Company’s Board of
Directors. In line with transformations within the
Company, the Chairman of NRC previously held by
a Commissioner, according to the 2009 Indonesian
GCG General Guideline shall now be held by an
Independent Commissioner.
197
Bakrieland
Annual Report
2009
Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Perusahaan
pada tahun 2009 telah menerima kompensasi
remunerasi sebesar Rp. 10.465.532.289 (sepuluh
miliar empat ratus enam puluh lima juta lima ratus
tiga puluh dua ribu dua ratus delapan puluh sembilan
rupiah), meningkat sebesar 18,5% dibandingkan
dengan tahun 2008.
The Board of Commissioners, Directors and
Company Committees in 2009 received remuneration
amounting to Rp 10,465,532,289 (ten billion four
hundred and sixty five million five hundred and thirty
two thousand two hundred and eighty nine rupiah),
an 18.5% increase compared to 2008.
Jakarta, 08 Februari 2010
Jakarta, 08 February 2010
Lukman Purnomisidi
Ketua
Chairman
Bambang Irawan Hendradi
Anggota
Member
Supartono
Anggota
Member
198
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Laporan MD&A
MD&A Report
200Makroekonomi | Macroeconomy
202
Tinjauan Industri | Industrial Overview
205
Prospek Industri | Industry Prospect
207
Kinerja Unit Usaha | Business Unit Perormance
223
Kinerja Masing-Masing Sub-Sektor | Performance of Each Sub-Sector
236
Kebijakan Akuntansi yang Signifikan | Significant Accounting Policies
239
Transaksi-transaksi Off Balance Sheet | Off Balance Sheet Transactions
199
Bakrieland
Annual Report
2009
241
247
250
251
253
254
259
Strategi Usaha Utama | Main Business Strategy
Prospek Perusahaan | Company Prospects
Pangsa Pasar | Market Share
Perkembangan Harga Produk | Fluctuation of Product Price
Riset dan Pengembangan | Reseach and Development
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran Umum | Realization of
Utilization of Funds Resulting from the Public Offering
Transaksi Afiliasi dan Transaksi Material | Affiliated and Material Transactions
200
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis
Dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan di
tahun 2009, Bakrieland berhasil mempertahankan
pendapatan di atas Rp 1 triliun. City Property dan
Landed Residential tetap menjadi tulang punggung,
dengan total kontribusi sekitar 80% dari total
pendapatan Perusahaan.
In a challenging economic situation in 2009, Bakrieland successfully maintained
its revenue above Rp 1 trillion. City Property and Landed Residential remain the
backbone, contributing around 80% of the Company’s total revenue.
Makroekonomi
Didukung oleh rendahnya tingkat inflasi yang
tercermin dari inflasi tahun 2009 yang hanya sebesar
2,78% (merupakan inflasi terendah selama 10 tahun
terakhir, sumber: www.bps.go.id, Februari 2010),
suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang
sempat berada pada level 8,75% di awal tahun 2009
turun secara signifikan menjadi 6,5% menjelang
akhir tahun 2009 (sumber: www.bi.go.id, Januari
2010) yang merupakan level terendah sepanjang
sejarah BI rate (sumber: www.ekon.go.id, Januari
2010). Di tahun 2010 ini, dengan asumsi inflasi tetap
terkendali yang didukung oleh harga minyak dunia
bergerak dalam kisaran yang wajar maka BI rate
meski berpotensi meningkat namun diperkirakan
akan tetap berada pada level yang rendah yaitu sekitar
7,0% (sumber: Investor Daily, 9 Maret 2010).
Macroeconomy
Buttressed by a low inflation rate in 2009 at 2.78%
(the lowest rate in the past 10 years, source: www.
bps.go.id, February 2010), the Bank Indonesia (BI
rate) reference rate had earlier reached the level of
8.75% in early 2009 before making a significant drop
to 6.5% by the end of 2009 (source: www.bi.go.id,
January 2010) which represents the lowest point
in the history of BI rates (source: www.ekon.go.id,
January 2010). In 2010, with the assumption that
inflation remains well under control as sustained by
world oil prices oscillating within an acceptable range,
the BI rate will linger at a low level of approximately
7.0% despite the tendency for an upward movement
(source: Investor Daily, 9 March 2010).
Walaupun BI rate diperkirakan berpotensi meningkat
namun tingkat suku bunga pinjaman seperti Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) masih berpotensi untuk
melanjutkan tren turunnya atau paling tidak bergerak
mendatar. Hal ini didukung oleh rentang bunga
bersih (net interest margin) perbankan di Indonesia
Despite projections of a rising trend in the BI
rate, credit interest rates such as the housing
loan interest rate still carry the potential of sliding
downwards or at least maintaining a constant level.
This is supported by the net interest margin of
the banking industry in Indonesia which shows an
201
Bakrieland
Annual Report
2009
yang masih berpotensi turun dari level yang cukup
tinggi saat ini yaitu sebesar 5%-6%. Sebagai
perbandingan, bank-bank di kawasan Asia memiliki
rentang bunga bersih yang hanya sebesar 3%-4%
(sumber: Darmin Nasution, www.suaramerdeka.
com, 16 November 2009). Dengan tingkat suku
bunga pinjaman yang lebih rendah maka daya beli
masyarakat diharapkan dapat terus menguat apalagi
pembelian rumah di Indonesia secara umum masih
didominasi oleh pembeli yang menggunakan fasilitas
pinjaman perbankan.
inclination for a declining trend from a current fairly
high level of 5% - 6%. As a comparison, banking
institutions in Asia have managed to maintain a net
interest margin of only 3% - 4% (source: Darmin
Nasution, www.suaramerdeka.com, 16 November
2009). With lower credit interest rates, consumer
purchasing power is expected to strengthen even
further, particularly when considering that housing
purchases in Indonesia are generally still dominated
by buyers who rely on bank loan facilities.
PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia di tahun
2009 tumbuh sebesar 4,5% dibandingkan dengan
PDB di tahun 2008. Pencapaian angka pertumbuhan
ini cukup membanggakan karena banyak negara di
dunia yang mengalami pertumbuhan PDB tahun 2009
yang rendah bahkan ada yang mengalami penyusutan
ekonomi atas dampak dari krisis keuangan global
yang mencapai puncaknya di penghujung tahun 2008
(sumber: www.imf.org, Oktober 2009). Untuk tahun
2010, beberapa negara di dunia diperkirakan kembali
mengalami kondisi yang kurang menguntungkan.
Sedangkan Indonesia diperkirakan relatif lebih baik
yang tercermin dari estimasi pertumbuhan PDB real
2010 sebesar 5,5% (sumber: APBN, www.kontan.
co.id, 24 Agustus 2009).
Indonesia’s Gross Domestic Product (GDP) in
2009 recorded a 4.5% growth compared to
the previous GDP in 2008. This is a reasonably
commendable achievement as a large number of
countries worldwide have experienced a sluggish
GDP growth rate in 2009 where some countries
have even suffered from economic decline brought
about by the global financial turmoil which reached
its peak towards the end of 2008 (source: www.
imf.org, October 2009). For 2010, it is projected
that numerous countries throughout the world will
experience a relapse of low economic performance.
Indonesia, however, is expected to fare relatively
better as reflected in its real GDP growth forecast
in 2010 at the level of 5.5% (source: APBN, www.
kontan.co.id), 24 August 2009).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif
tinggi ini tidak terlepas dari sehatnya kondisi
perbankan di tanah air yang tercermin dari NPL
sebesar 3,3% dan CAR sebesar 17,4% (sumber:
www.bi.go.id, Februari 2010), dan komposisi PDB
Indonesia yang sebagian besar (57,4%) adalah
pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan net
ekspor hanya sebesar 10,3% atau sangat rendah
bila dibandingkan dengan beberapa negara di Asia
Tenggara. Dengan komposisi PDB yang unik ini
maka ekonomi Indonesia lebih bergantung pada
permintaan domestik dan tidak terlalu bergantung
pada pasar global. Tambahan pula, krisis keuangan
global yang dampaknya masih terasa hingga saat ini
berbeda dengan krisis keuangan Asia yang terjadi di
tahun 1998 dimana penyebab krisis keuangan global
sebagian besar bersumber di Amerika Serikat.
Indonesia’s relatively healthy economic growth is
inextricably linked to its robust banking industry as
evident from a 3.3% NPL and a 17.4% CAR (source:
www.bi.go.id, February 2010), and the country’s
GDP composition where the lion’s share (57.4%)
represents household consumption expenditure
with net exports at only 10.3%, considerably
lower when compared to several countries in
the Southeast Asian region. With its unique GDP
composition, the Indonesian economy is more
dependent on domestic demand and less reliant
on global markets. Furthermore, the global financial
crisis which continues to have an adverse effect even
to this day, differs from the Asian financial turmoil
experienced in 1998 as the current situation was
primarily prompted by U.S. economic instability.
Tingkat kemakmuran penduduk Indonesia juga terus
mengalami peningkatan yang signifikan, tercermin
dari rata-rata pertumbuhan GDP per kapita per tahun
yang sebesar 17,0% (CAGR) dalam 5 tahun terakhir,
dan mencapai USD 2.558 pada tahun 2009. Hal ini
menunjukkan semakin kuatnya daya beli masyarakat
Indonesia’s population has also enjoyed continued
improvements to their overall well-being as mirrored
in the average annual GDP per capita growth rate of
17.0% (CAGR) over the past 5 years, and by attaining
USD 2,558 in 2009. This is an indication of stronger
purchasing power among Indonesians, necessary
202
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Indonesia, yang sangat penting dalam mendorong
tumbuhnya permintaan barang dan jasa domestik.
in driving an upward demand growth for domestic
goods and services.
Nilai tukar Rupiah yang pada awal tahun 2009
sempat berada pada kisaran Rp 12.000/US$
menguat hingga berada pada kisaran Rp 9.500/US$
pada kwartal ke empat 2009 dan berlanjut hingga
saat ini. Relatif baiknya fundamental dan prospek
ekonomi Indonesia dibanding negara-negara lain
telah membuat Indonesia sebagai tempat investasi
yang menarik bagi investor yang pada akhirnya
mendukung penguatan Rupiah. Hal ini juga tercermin
dari cadangan devisa negara (foreign reserve) yang
terus meningkat bahkan menyentuh level tertinggi
sepanjang sejarah pada bulan Desember 2009 yaitu
sebesar US$66,1 miliar (sumber: www.bi.go.id,
Februari 2010).
In early 2009, the rupiah exchange rate had initially
hovered at Rp 12,000/US$ before appreciating
to a level of Rp 9,500/US$ in the fourth quarter of
2009 and currently remains stable at this position.
Indonesia’s comparatively agreeable economic
fundamentals and prospects, in comparison to other
countries, have turned it into an appealing investment
location for investors which will ultimately support
the strengthening of the rupiah currency. This is
also reflected in the continued increase in foreign
reserves, even rising to an unprecedented level of
US$66.1 billion in December 2009 (source: www.
bi.go.id, February 2010).
Dengan ekonomi Indonesia yang masih akan terus
tumbuh dengan besaran yang relatif cukup baik,
permintaan yang tertahan selama ini serta suku
bunga pinjaman yang masih berpotensi menurun
maka diharapkan industri properti di Indonesia
baik secara keseluruhan maupun secara subsektor
khususnya tempat hunian atau residensial memiliki
prospek yang cukup baik di tahun 2010.
With an economic growth that continues to rise at
a relatively significant rate, with sustained demand
levels and with the likelihood of a further decline
in credit interest rates, the property industry
in Indonesia in overall and notably the landed
residential sub-sector is expected to demonstrate
fairly encouraging prospects in 2010.
Tinjauan Industri
Kinerja dan kondisi keuangan Perusahaan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari internal
Perusahaan, seperti strategi dan perencanaan bisnis
serta rencana kerja, serta faktor-faktor eksternal,
yaitu:
Industrial Overview
The Company’s financial performance and fiscal
condition is determined in large part by several
internal factors such as business strategy, business
planning and work plans, as well as by external
factors which include the following:
Kondisi Perekonomian Indonesia
Kondisi perekonomian di Indonesia yang didukung
oleh kestabilan sosial politik dan keamanan serta
permintaan domestik yang relatif besar akan sangat
mendukung kegiatan usaha Perusahaan. Sementara
itu, masih berpotensinya suku bunga pinjaman
untuk melanjutkan tren turunnya atau paling tidak
bergerak mendatar yang didukung oleh penurunan
rentang bunga bersih (net interest margin) serta
tingkat inflasi yang relatif terkendali juga juga terlihat
positif bagi industri properti di tanah air. Di dalam
usulan RAPBN-P 2010, Pemerintah memperkirakan
bahwa BI rate akan sebesar 7% (sumber: Investor
Daily, 9 Maret 2010). Angka ini relatif lebih rendah
di banding rata-rata BI rate di sepanjang tahun 2009
yang sebesar 7,15%.
National Economic Condition
The economic situation in Indonesia supported
by socio-political stability and security as well as
a relatively substantial domestic demand will be
reasonably conducive for Company operations. The
potential for a further decline or at least a constant
trend in credit interest rates bolstered by decreasing
net interest margin and a relatively controlled inflation
rate will also have a positive impact on Indonesia’s
property industry. In the proposed state budget for
2010, government estimates of the BI rate is at
7% (source: Investor Daily, 9th March 2010). This
forecast is relatively lower than the average BI rate
of 7.15% throughout 2009.
203
Bakrieland
Annual Report
2009
Perubahan Kebutuhan
Walaupun memiliki rumah masih merupakan hal
yang dominan bagi masyarakat Indonesia namun
seiring dengan semakin tingginya tingkat kemacetan
di pusat kota, semakin meluasnya daerah-daerah
yang terkena banjir, mahalnya biaya transportasi,
perubahan gaya hidup serta alasan keamanan, maka
keinginan untuk memiliki/tinggal di tempat hunian
vertikal/apartemen yang memiliki fasilitas lengkap
terlihat semakin diminati oleh masyarakat. Dengan
kondisi ini, maka pengembangan hunian vertikal
memiliki prospek yang cukup baik.
Shift in Buyer Needs
Although house ownership remains a priority for
Indonesians, an array of contributing factors such
as worsening traffic gridlock in several city centers,
widespread flooding in many areas, costly transport,
shifts in lifestyle and security reasons have spurred
public interest in owning/residing in vertical /
apartment housing offering inclusive facilities. Under
such circumstances, the development of vertical
housing complexes will continue to show promising
business prospects.
Kondisi Demografi Pasar
Kondisi demografi pasar memiliki dampak yang
berarti terhadap kegiatan usaha Perusahaan
sebagaimana ditunjukkan dan didukung oleh fakta
bahwa konsumen cenderung untuk memilih tempat
hunian baik perumahan maupun apartemen yang
telah memiliki komunitas yang berkembang. Faktor
demografi di Indonesia yang terdiri dari beragam
latar belakang sosial juga merupakan faktor yang
sangat diperhatikan oleh manajemen dalam
melakukan perencanaan strategis terkait penentuan
segmen pasar dari lokasi dan jenis hunian yang
dikembangkan.
Market Demography
Market demographics have made a considerable
impact on Company business operations as shown
by the fact that consumers now tend to prefer
housing estates or apartment blocks within a
thriving community. Indonesia’s demography, which
comprises diverse social backgrounds, is also a key
factor that management should take into account in
formulating its strategic plan to determine market
segmentations in terms of location and type of
residential areas to be developed.
Metode Penjualan
Untuk memperluas pasar dalam menjual produkproduknya, Perusahaan memiliki beberapa metode
penjualan yaitu tunai, tunai bertahap dalam masa
kontruksi dan cicilan melalui perbankan. Untuk
usaha hunian vertikal atau apartemen, metode tunai
bertahap dalam masa konstruksi memiliki pangsa
pasar yang cukup besar atau lebih kurang 70%
sedangkan untuk usaha perumahan, metode cicilan
melalui perbankan lebih dominan yaitu lebih kurang
70%. Dengan beragam metode penjualan ini maka
pelanggan dapat memilih metode yang paling tepat
yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sales Method
To expand market share of its products, the Company
offers several sales methods including cash, cash
installment during the construction phase and bank
installments. For the vertical or apartment housing
business units, the cash installment method during
the construction phase contributes to a significant
market share of approximately 70% while for the
landed residential business unit, the bank installment
is the leading method reaching roughly 70% of
market share. With different sales methods on offer,
customers can determine the most appropriate
scheme suitable to their needs.
Perubahan pada Kompetitor
Perusahaan selalu memperhatikan kondisi pasar
antara lain dengan mengamati aktivitas yang dilakukan
oleh kompetitor-kompetitor utamanya. Setiap
langkah yang diambil oleh kompetitor akan dipelajari
dan dianalisa untuk menentukan langkah-langkah
yang akan dilakukan Perusahaan sehubungan dengan
perencanaan strategi bisnisnya. Perubahan kondisi
persaingan di pasar baik karena perubahan strategi
yang dilakukan oleh kompetitor yang sudah ada
saat ini maupun masuknya kompetitor baru di pasar,
dapat berpengaruh pada pangsa pasar Perusahaan
dan pada akhirnya pencapaian penjualan.
Shift in Competitors
The Company pays considerable attention to market
conditions by keeping track of activities carried
out by its key competitors. Every strategic move
made by rival companies is observed and analyzed
to determine possible countermeasures that the
Company can initiate with regard to its business
strategic plan. Changes in market competition either
due to strategy shifts by existing competitors or
the entrance of new market players can duly affect
the Company’s market share and consequently the
achievement of its sales targets.
204
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Kenaikan Harga Sektor Properti dan Real Estat
Kenaikan harga dalam sektor properti dan real estat
secara umum tidak dapat terelakkan setiap tahunnya
mengingat tanah memiliki korelasi yang erat dengan
tingkat inflasi dalam suatu negara. Namun demikian,
mengingat tempat hunian merupakan kebutuhan
utama bagi setiap keluarga maka kenaikan harga
yang masih dalam batas yang sehat atau sekitar 10%
hingga 15% setiap tahunnya terlihat tidak berdampak
negatif bagi pendapatan Perusahaan. Bahkan
penjualan menunjukan trend yang positif dalam lima
tahun terakhir meski terjadi kenaikan harga.
Price Increases in the Property and Real Estate
Sectors
Price escalations in the property and real estate
business are generally bound to happen each year in
light of the strong correlation between land and the
inflation rate. Nevertheless, considering that housing
is a principal need of every family, an acceptable price
increase ranging from 10% to 15% each year will
not have an adverse impact on Company revenues.
Sales, instead, have demonstrated a positive trend
in the last five years despite such price surges.
Pengaruh Produk Baru
Peluncuran produk baru yang dilakukan Perusahaan
disamping
dapat
meningkatkan
penjualan
dengan tanpa meningkatkan harga jual juga dapat
meningkatkan brand awereness atas produk-produk
lain Perusahaan. Di sisi lain peluncuran produk baru di
pasaran yang terutama dimiliki oleh pesaing-pesaing
utama merupakan potensi bagi berkurangnya pangsa
pasar Perusahaan, terutama apabila produk-produk
pesaing tersebut memiliki konsep baru yang lebih
menarik dan menguntungkan konsumen. Berkaitan
dengan hal ini maka Perusahaan selalu berupaya
untuk dapat memasarkan produk yang unik dan
inovatif.
Impact of New Products
The launching of new products by the Company will
not only boost sales without having to impose a price
increase but also strengthen brand awareness for
other Company products. On the other hand, new
product launches in markets primarily dominated by
key competitors carry the risk of shrinking Company
market share, notably when rival products offer a
fresh concept more appealing to and advantageous
for customers. In relation to this, the Company
constantly strives to develop and market distinct and
innovative products.
Perubahan Perpajakan
Setelah sekian lama menggunakan perhitungan
pajak yang bersumber dari Laba sebelum pajak
(earnings before tax), mulai tahun 2009 perusahaan
pengembang
properti
kembali
diwajibkan
menggunakan perhitungan pajak yang bersifat final
sebesar 5 persen yang mengacu pada penjualan
perusahaan. Bagi perusahaan pengembang properti
yang efisien, perhitungan pajak final ini akan lebih
menguntungkan dilihat dari jumlah pajak yang
harus dibayarkan bila dibandingkan dengan cara
sebelumnya.
Shift in Tax Policy
After a lengthy period of applying tax calculations
based on earnings before tax, in 2009 it again
became mandatory for property developers to
calculate its tax obligation based on 5% of company
sales. For an efficient property developer, this final
tax calculation approach will be more advantageous
with regard to the amount of payable tax if compared
to the previous method.
Perubahan Peraturan
Dalam upaya meningkatkan industri properti di
Indonesia serta daya saingnya di antara negaranegara tetangga, diperkirakan Pemerintah akan
merevisi peraturan kepemilikan properti untuk
warga negara asing. Seperti yang diusulkan oleh
Asosiasi perusahaan real estat di Indonesia (REI),
warga negara asing diusulkan untuk dapat memiliki
hak pakai atas aset properti di Indonesia langsung
70 tahun di muka dari yang berlaku saat ini hanya
25 tahun di muka. Mengingat multiplier effect dari
industri properti yang sangat besar maka perubahan
Amendments to the Law
In efforts to promote Indonesia’s property industry
and strengthen its competitive edge in comparison
to neighboring countries, the Government is
expected to revise legislation on foreign ownership
of property. As proposed by the Indonesian Real
Estate Association (REI), foreign nationals should be
allowed the right to use property in Indonesia for a
period of 70 years instead of the existing duration
of 25 years. Considering the multiple effects to the
property industry, amendments to laws concerning
205
Bakrieland
Annual Report
2009
peraturan kepemilikan asing atas properti di tanah air
merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi.
foreign ownership of property in Indonesia are
indeed unavoidable.
Prospek Industri
Relatif lebih baiknya prospek ekonomi Indonesia
di tahun 2010 dibanding kondisi ekonomi di tahun
2009 serta meningkatnya daya beli masyarakat
seiring dengan turunnya suku bunga pinjaman
dan permintaan pasar yang tertahan selama ini,
maka diharapkan industri properti di Indonesia baik
secara keseluruhan maupun subsektor khususnya
perumahan dan apartemen akan memiliki prospek
yang baik di tahun 2010.
Industry Prospect
A reasonably promising economic outlook for
Indonesia in 2010 compared to the economic
situation in 2009 coupled with stronger consumer
purchasing power in parallel with declining credit
interest rates and sustained market demand are
expected to engender business optimism in 2010
for the property industry in Indonesia as a whole as
well as the housing and apartment sub-sectors in
particular.
Apartemen
Krisis keuangan global telah turut mempengaruhi
pasar apartemen yang ditandai dengan perlambatan
kinerja pada paruh pertama tahun 2009. Namun,
dengan tetap terjaganya kondisi makro dalam
negeri, suku bunga dan inflasi yang rendah, pasar
apartemen secara bertahap bangkit kembali pada
paruh kedua tahun 2009. Secara kumulatif pasokan
apartemen di kawasan CBD Jakarta di tahun 2009
tumbuh sebesar 11,3 persen.
Apartments
The global financial crisis has brought about
serious ramifications to the apartment sub-sector
as apparent in its decelerated performance in
the first half of 2009. Resilient national macro
conditions together with low interest and inflation
rates however, gradually invigorated the apartment
market in the second half of 2009. The cumulative
supply of apartments at the CBD Jakarta area in
2009 experienced an 11.3% growth rate.
Tingkat hunian apartemen di kawasan CBD Jakarta
tercatat mengalami sedikit kenaikan pada posisi 83,6
persen pada tahun 2009. Tren kenaikan diprediksi
akan tetap terjadi pada tahun 2010 walaupun tidak
signifikan. Prediksi tingkat hunian dimungkinkan
mengalami perubahan ke arah tren yang positif,
apabila peraturan mengenai kepemilikan properti
oleh warga asing terwujud pada kuartal kedua tahun
2010. Peraturan ini memungkinkan warga asing
untuk memiliki properti di Indonesia, khususnya
untuk apartemen kelas atas. Apabila peraturan ini
diaplikasikan, tingkat hunian apartemen di CBD
Jakarta diperkirakan akan bergerak naik dari tahun ke
tahun. Di tahun 2010 ini, diperkirakan tingkat hunian
apartemen di kawasan CBD Jakarta sebesar 84,4
persen (sumber: Colliers International Indonesia,
Januari 2010).
The apartment occupancy rate at the CBD Jakarta
area has slightly increased to 83.6% in 2009. An
upward trend is predicted to continue throughout
2010 although it may not be significant. There is
the likelihood of a positive trend for the occupancy
rate if the law on property ownership of foreign
nationals is enacted in the second quarter of 2010.
The regulation will enable foreign nationals to own
property in Indonesia particularly for the upper
segment of apartment housing. When the law
enters into force, apartment occupancy rate at CBD
Jakarta is expected to move upwards from year to
year. In 2010, the apartment occupancy rate at the
CBD Jakarta area is estimated at 84.4% (source:
Colliers International Indonesia, January 2010).
Perkantoran
Krisis keuangan global di akhir tahun 2008 turut
mempengaruhi kinerja sektor perkantoran. Di tahun
2009, tingkat hunian di CBD Jakarta sedikit turun
di level 88,6 persen. Selama krisis, dalam dua
kuartal awal di tahun 2009, permintaan akan ruang
kantor melambat. Sebagian besar perusahaan asing
menunda ekspansi atau relokasi kantor mereka
sambil menunggu perbaikan kinerja ekonomi. Maka,
pada saat itu, eksekusi ruang kantor sewa lebih
banyak berasal dari perusahaan lokal.
Office Buildings
The global financial turbulence towards the end
of 2008 has contributed to the slowing down of
the office sub-sector performance. In 2009, the
occupancy rate at CBD Jakarta experienced a
minor setback to a level of 88.6%. Throughout the
crisis, particularly in the early two quarters of 2009,
demand for office space was lackluster. Most foreign
companies have postponed expansion plans or
relocated their offices while awaiting the recovery of
the country’s economic performance. Hence, office
space was primarily leased out to local tenants.
206
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Dibandingkan dengan sektor properti lain, sektor
perkantoran pulih lebih cepat. Kecenderungan
positif mulai terjadi di penghujung tahun 2009.
Kinerja ekonomi yang lebih baik memicu terjadinya
transaksi untuk ruang kantor yang lebih luas. Maka,
tahun 2009 ditutup dengan level tingkat hunian 88,6
persen. Akan tetapi, dalam tiga tahun mendatang,
diperkirakan tingkat hunian akan mulai menurun,
mencapai level 85,3 persen di tahun 2012, level
yang masih cukup sehat untuk industri pasar
perkantoran. Sedangkan untuk tahun 2010, tingkat
hunian diperkirakan sebesar 88,5 persen (sumber:
Colliers International Indonesia, Januari 2010).
Compared to other property business units, the
office building sector has experienced an early
recovery. A positive trend was already evident by the
end of 2009. An improved economic performance
has triggered a larger volume of office space
transactions. The year 2009 ended with a tenancy
rate of 88.6%. Nevertheless, in the forthcoming
three years the occupancy rate is expected to begin
its downward spiral to 85.3% in 2012, a level still
considered as fairly robust for the office market. In
2010, the tenancy rate is predicted to reach 88.5%
(source: Colliers International Indonesia, January
2010).
Perhotelan
Walau perlahan, hotel berbintang tiga sampai lima
di CBD Jakarta menunjukkan peningkatan kinerja,
dari tingkat hunian hanya 43,9 persen di tahun
2002, menjadi 68,3 persen di tahun 2009. Selain
meningkatnya kinerja ekonomi Indonesia, yang
menyebabkan peningkatan tingkat kunjungan
tamu asing ke Jakarta; kinerja hotel di CBD Jakarta
bergantung pada tamu domestik, baik sebagai
individu maupun dalam group. Pasar MICE (meeting,
incentive, convention and exhibition) merupakan
penyumbang besar untuk pendapatan hotel dalam
lima tahun terakhir.
Hotels
Although increasing at a slow pace, three- and fivestar hotels in CBD Jakarta demonstrated increased
occupancy rate from merely 43.9% in 2002 to 68.3%
in 2009. In addition to Indonesia’s improved economic
performance which further boosted the number of
foreign visitors to Jakarta, the performance of hotels
in CBD Jakarta depends on domestic guests, both
individuals and group clients. The MICE (meeting,
incentive, convention and exhibition) market
segment is the highest contributor to hotel revenues
in the past five years.
Krisis ekonomi global hanya dirasakan di akhir tahun
2008 dan awal 2009, ketika tingkat hunian pada
periode tersebut mengalami sedikit penurunan.
Akan tetapi, pasar mulai membaik sejak di paruh
kedua tahun 2009, sehingga di akhir tahun 2009,
tingkat hunian tercatat mencapai 68,3 persen. Untuk
tahun 2010, tingkat hunian diperkirakan sebesar
71,0% (sumber: Colliers International Indonesia,
Januari 2010).
The impact of the global economic crisis was only
noticeable at the end of 2008 and early 2009 when
hotel occupancy rate during that particular period
experienced a slight reduction. Nevertheless, the
market situation improved since the second half of
2009 which helped push occupancy rate to 68.3%
by the end of 2009. For 2010, occupancy rate is
estimated at 71.0% (source: Colliers International
Indonesia, January 2010).
Perumahan
Berdasarkan survei pada tahun 2009 pasokan
rumah baru di Jabodetabek mengalami penurunan.
Penurunan pasokan terutama terjadi pada perumahan
segmen menengah-menengah dan menengah atas.
Housing
Based on a 2009 survey, the supply of new housing
in the Jabodetabek area revealed a declining trend.
This supply cutback is primarily affecting the middle
and upper-middle housing segments.
Tingkat bunga KPR yang relatif tinggi di tahun 2009
membuat konsumen menunda untuk membeli
rumah, diperkirakan tingkat bunga ideal KPR adalah
sebesar 8 - 11 persen. Tingkat bunga pada level ini
akan menaikkan daya beli masyarakat untuk membeli
rumah dan mendorong bank-bank mengeluarkan
produk kredit perumahannya.
A relatively high housing loan interest rate in 2009
had given consumers reason to delay their housing
purchase as the ideal credit interest rate is estimated
at 8 - 11 percent. An interest rate at this level will
boost the purchasing power of consumers, enabling
them to purchase property and encourage banking
institutions to offer housing credit facilities.
207
Bakrieland
Annual Report
2009
Potensi permintaan perumahan di Jabodetabek pada
tahun 2009 mencapai 165.185 unit, dan diperkirakan
pada tahun 2010 akan mencapai 179.412 unit
atau meningkat sebesar 8 persen. Peningkatan ini
dipengaruhi bertambahnya keluarga baru yang ingin
segera memiliki rumah. Prospek perumahan di
wilayah Jabodetabek masih sangat besar, hal ini bisa
dilihat dari jumlah backlog perumahan di Jabodetabek
yang mencapai 1 juta rumah tangga yang belum
mempunyai rumah, sehingga membutuhkan
pasokan rumah baru rata-rata sebanyak 160.000
hingga 200.000 unit setiap tahunnya (Sumber: Pusat
Studi Properti Indonesia, Januari 2010).
Housing potential demand in Jabodetabek for 2009
reached 165,185 units, and is projected to rise to
179,412 units in 2010 or an 8% increase. This
rising demand is attributed to a greater number of
new families who wish to become homeowners.
The Jabodetabek area is consistently regarded as a
lucrative segment as evident in the housing backlog
of some 1 million households. These are families
waiting in line to purchase their own houses,
translating into an increasing demand for the supply
of new houses at an average of 160,000 to 200,000
units each year. (Source: Indonesia Property Study
Center, January 2010).
Pusat Perbelanjaan
Dampak krisis global tidak terlalu terasa untuk ritel di
CBD Jakarta karena umumnya pusat perbelanjaan di
daerah ini memiliki pasar yang solid. Tingkat hunian
turun dari 92,9 persen di tahun 2008 menjadi 88,8
persen di tahun 2009 – penurunan yang relatif kecil.
Kecenderungan kinerja positif ini diproyeksikan akan
terus berlanjut sepanjang tahun 2010. Dengan tidak
adanya tambahan pasokan ruang ritel di tahun 2010,
tingkat hunian diproyeksikan akan kembali naik
menjadi 90,7 persen.
Shopping Centers
The impact of the global crisis on the retail business
in CBD Jakarta was insignificant as shopping malls
within the area are characterized by a solid market.
Tenancy rates decreased slightly from 92.9 percent
in 2008 to 88.8 percent in 2009, thus considered to
be a relatively minor impact. This encouraging trend
in market performance is projected to continue
throughout 2010. In the absence of an additional
supply of retail space in 2010, occupancy rate is
forecasted to regain its high level of 90.7 percent.
Dinamika tingkat hunian diproyeksikan akan terus
terjadi hingga tahun 2011 dan 2012. Positifnya
kinerja tingkat hunian pada tahun 2010 diperkirakan
akan terus berlanjut sampai dengan tahun 2011.
Dengan adanya keseimbangan antara pasokan
dan penyerapan, kinerja tingkat hunian pusat
perbelanjaan di CBD Jakarta sepanjang periode
2010-2012 akan tetap sehat pada angka rata – rata
90 persen (sumber: Colliers International Indonesia,
Januari 2010).
The current dynamics in occupancy rate are
expected to carry on until 2011 and 2012. The
buoyant performance of the occupancy rate in 2010
will continue until 2011. The balance between supply
and absorption will help maintain the tenancy rate
of shopping centers at CBD Jakarta at an average
robust level of 90 percent throughout the 2010-2012
period (Source: Colliers International Indonesia,
January 2010).
Kinerja Unit Usaha
Secara umum, kinerja unit-unit usaha Perusahaan
selama tahun 2009 cukup baik,
yang secara
konsolidasi mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2008. Meningkatnya pendapatan Perusahaan
ini, meskipun tidak terlalu besar, sesungguhnya
merupakan sebuah pencapaian yang sangat baik
mengingat tahun 2009 merupakan periode yang
penuh tantangan sebagai akibat adanya krisis
perbankan dan likuiditas global yang berimbas
pada kondisi perbankan dan likuiditas di tanah air.
Keberhasilan Perusahaan melewati kondisi yang
penuh tantangan selama tahun 2009 dengan baik
menunjukkan bahwa Perseroan memiliki kemampuan
pengelolaan sumber daya dan manajemen risiko
yang sangat baik.
Business Unit Performance
In general, the performance of Company
business units in 2009 showed a fairly impressive
achievement, which in consolidated terms was
marked by an enhanced performance in comparison
to 2008. A satisfactory increase in Company
revenues was indeed an admirable feat considering
that 2009 was a year replete with challenges arising
from the banking and global liquidity crisis which has
affected the banking industry and liquidity situation
in Indonesia. The Company’s success in navigating
through these challenges throughout 2009 with
exceptional results proves that the Company has
demonstrated an outstanding capacity to effectively
utilize resources and ensure the implementation of
sound risk management.
208
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Perusahaan berhasil mempertahankan pendapatan
di atas angka Rp 1 triliun yaitu mencapai Rp 1,06
triliun, atau sedikit mengalami kenaikan dari tahun
2008 sebesar Rp 1,05 triliun. Namun demikian,
adanya kenaikan beban pokok penghasilan dan
beban usaha telah mengakibatkan laba operasi turun
menjadi Rp 166,8 miliar di tahun 2009 dibandingkan
Rp 226,0 miliar dari tahun sebelumnya, dan berhasil
mencatatkan laba bersih sebesar Rp 132,3 miliar
atau mengalami penurunan dari tahun 2008 yang
mencatat laba bersih sebesar Rp 272,1 miliar.
The Company has succeeded in sustaining its
revenues at above Rp 1 trillion, to be precise Rp
1.06 trillion, a slight increase compared to the Rp
1.05 trillion generated in 2008. Nevertheless, a
surge in the cost of revenue and operating expenses
contributed to a decline in operating profits to
Rp166.8 billion in 2009 compared to Rp 226.0 billion
in the previous year, and the Company also managed
to yield Rp 132.3 billion in net profits, a decrease
from Rp 272.1 billion earned in 2008.
Keberhasilan Perusahaan dalam mempertahankan
pendapatan yang baik tersebut tidak lepas dari kerja
keras seluruh jajaran manajemen dan karyawan
Perusahaan dalam mengembangkan proyek-proyek
yang memiliki kualitas baik. Perusahaan memiliki
proyek-proyek di lokasi-lokasi yang strategis
dalam skala besar, dengan konsep pembangunan
yang menyeluruh sesuai keinginan konsumen.
Kelangsungan bisnis Perusahaan juga diharapkan
terus berkelanjutan dengan didukung oleh cadangan
lahan (land bank) yang besar dan dimungkinkan untuk
terus bertambah. Sedangkan struktur permodalan
yang kuat menjadi faktor penting bagi Perusahaan
dalam menyelesaikan pembangunan proyekproyeknya secara tepat waktu dan berkualitas.
The Company’s ability to maintain an impressive
income level is attributed to the relentless work of
all Company management ranks and employees in
developing first-rate quality projects. The Company
is involved in large-scale and strategically-located
projects by adopting a comprehensive development
concept which caters to consumer needs. The
sustainability of Company operations is expected
to continue due to the presence of vast land banks
and the prospect of further expansion. A solid
capital structure is also another key factor that
assures the Company’s timely completion of project
developments of unquestionable quality.
2009
2008
Pendapatan | Revenue
(Rp Miliar Billion)
1,059.0
1,053.8
%
0.5
Laba Kotor | Gross Profit
(Rp Miliar Billion)
498.1
510.3
(2.4)
Laba Usaha | Operating Profit
(Rp Miliar Billion)
166.8
226.0
(26.2)
Laba Bersih | Net Profit
(Rp Miliar Billion)
132.3
272.1
(51.4)
Marjin Laba Kotor | Gross Profit Margin
(%)
47.0
48.4
(2.9)
Marjin Laba Usaha | Operating Profit Margin
(%)
15.7
21.4
(26.6)
2009
2008
%
Jumlah Aset | Total Assets
(Rp Miliar Billion)
11,592.6
8,335.0
39.0
Kas & Setara Kas | Cash & Cash Equivalent
(Rp Miliar Billion)
760.4
740.3
7.8
84.7
Jumlah Kewajiban | Total Liabilities
(Rp Miliar Billion)
5,794.1
3,133.7
Jumlah Ekuitas | Total Equity
(Rp Miliar Billion)
4,642.5
4,507.7
3.0
Debt to Equity Ratio
(%)
66.0
24.9
165.1
Pencapaian tersebut merupakan kontribusi dari
unit-unit usaha Bakrieland, yaitu unit usaha City
Property, Landed Residential dan unit usaha Hotel
& Resort. City Property adalah unit usaha Bakrieland
yang mengembangkan proyek superblok Rasuna
Epicentrum di kawasan CBD utama Kuningan
Jakarta, dengan produk utama apartemen dan
bangunan tinggi lainnya seperti perkantoran.
Sedangkan Landed Residential merupakan unit
These
accomplishments
constitute
major
contributions from Bakrieland business units namely
City Property, Landed Residential and Hotel & Resort
units. City Property is a Bakrieland business unit
which is focusing on the development of the Rasuna
Epicentrum superblock conveniently situated at the
main CBD area in Kuningan, Jakarta as well as other
apartment and high-rise buildings including office
premises. Landed Residential is another Bakrieland
209
Bakrieland
Annual Report
2009
usaha Bakrieland yang mengembangkan perumahan
(landed housing) dengan proyek utamanya adalah
perumahan Bogor Nirwana Residence yang berada di
kawasan utama kota Bogor. Sementara itu, Hotel &
Resort merupakan unit usaha yang bergerak dibidang
perhotelan, dengan proyek utamanya berada di salah
satu pusat pariwisata dunia yaitu Bali.
business unit engaged in the development of
landed housing of which one of its main projects is
the Bogor Nirwana Residence situated at a prime
location in Bogor City. The Hotel & Resort business
unit concentrates on the development of hotels and
its leading project is advantageously located in Bali,
one of the world’s tourist destination hubs.
Unit City Property
City Property Unit
Miliar Rupiah | IDR Billion
2008
% to Rev.
2009
% to Rev.
Pertumbuhan | Growth
Rp
%
City Property
Pendapatan | Revenue
553.6
100%
468.0
100%
-85.5
-15.5%
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
304.9
55.1%
257.1
54.9%
-47.8
-15.7%
Laba Kotor | Gross Profit
248.7
44.9%
210.9
45.1%
-37.8
-15.2%
Beban Usaha | Operating Expenses
168.2
30.4%
168.4
35.9%
0.2
0.1%
80.5
14.5%
42.5
9.1%
-38.0
-47.2%
Laba Usaha | Operating Profit
Unit City Property Bakrieland tetap menjadi
penopang pendapatan Perusahaan, dan memberikan
kontribusi terbesar selama tahun 2009, dimana unit
City Property membukukan pendapatan Rp 468,0
miliar, atau turun sebesar 15,5% dari tahun 2008.
Penurunan pendapatan unit City Property yang
disebabkan turunnya penjualan unit-unit apartemen
ini terkait dengan kondisi makroekonomi di tahun
2009 yang secara umum kurang baik akibat terkena
dampak krisis yang terjadi pada akhir tahun 2008.
Pendapatan dari Unit City Property dihasilkan dari
penjualan proyek-proyek bangunan tinggi (high-rise)
di antaranya perkantoran Bakrie Tower, The Grove
Condominium, The Grove Suites, proyek komersial
Lifestyle Center dan apartemen The Wave.
Bakrieland’s City Property Unit remains the mainstay
of Company revenues, thus in 2009 contributed
the largest portion by recording Rp 468.0 billion in
revenues, or a 15.5% decrease from 2008. A decline
in City Property revenues is due to lower sales of
apartment units, as affected by the macro-economic
condition in 2009 which in general suffered from a
less than optimistic situation arising from the financial
crisis that occurred at the end of 2008. Revenues
from the City Property Unit are drawn from the sales
of high-rise buildings including Bakrie Tower office
premises, The Grove Condominium, The Grove
Suites, Lifestyle Center commercial project and The
Wave apartment building.
Bakrie Tower, proyek bangunan perkantoran 50 lantai
yang menjadi flagship Perusahaan, telah hampir
selesai dengan sebagian besar saleable areanya
telah terjual atau tersewa. Pembangunan konstruksi
Bakrie Tower hingga 31 Desember 2009 telah
mencapai 95,1%, dengan take-up rate mencapai
sekitar 80%, dimana sekitar 30% take-up rate di
antaranya merupakan komitmen untuk menyewa
bangunan kantor Bakrie Tower. Demikian pula
proyek Lifestyle Center, yang pada 31 Desember
2009 progres konstruksinya telah mendekati selesai
dengan tingkat penjualan yang juga memuaskan,
dimana sekitar 65% dari total saleable area Lifestyle
Center telah terjual atau dipesan untuk disewa.
Sedangkan konstruksi pembangunan The Grove
yang terdiri atas 2 tower kondominium dengan total
438 unit telah mencapai 65,4% hingga 31 Desember
2009, dan kurang lebih setengah dari total unit yang
The 50-storey Bakrie Tower office building serving
as the Company’s flagship is near completion where
most of its saleable area has either been sold or
leased. The construction of Bakrie Tower by 31
December 2009 reached 95.1% completion with a
take-up rate of 80% from which 30% constitutes
leasing commitments on Bakrie Tower office space.
By 31 December 2009, the Lifestyle Center project
also entered the final stage of construction with
satisfactory sales volumes where approximately
65% of Lifestyle Center’s total saleable area had
been booked for lease. The construction of the
Grove, which consists of 2 condominium towers
with a total of 438 units, is 65.4% complete by
31 December 2009, and roughly half of the entire
available units have been sold. The Grove Suites
apartment project, which is intended for the upper
market segment, by 31 December 2009 had sold
210
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
tersedia telah terjual. Sementara untuk proyek
apartemen The Grove Suites, yang memiliki segmen
pasar yang lebih tinggi, hingga 31 Desember 2009
telah terjual sekitar sepertiganya dengan progres
konstruksi telah mencapai sekitar 75,6%.
approximately one third of available apartment units.
Progress on this apartment project reached the
75.6% complete point of the entire construction
process.
Beban pokok penjualan unit usaha City Property
dapat dikelola dengan baik sehingga margin laba
kotor meningkat menjadi sebesar 45,1% di tahun
2009 dari 44,9% di tahun 2008. Margin laba kotor
yang lebih baik ini sebagai hasil dari manajemen
proyek yang efisien dan profesional disamping
adanya beberapa bahan-bahan material bangunan
yang telah mengalami penurunan harga selama
tahun 2009. Besarnya skala proyek yang dibangun
juga memungkinkan terciptanya economic of scale
sehingga pembelian bahan baku dapat lebih efisien.
A well-managed cost of sales by the City Property
business unit resulted in a 45.1% increase in gross
profit margin in 2009 compared to the level of
44.9% posted in 2008. An improved gross profit
margin is attributed to the efficient and professional
management of projects, in addition to price cuts
for a range of construction materials in 2009. The
development of large-scale projects has also allowed
for greater economies of scale which increases
efficiency with respect to the procurement of raw
materials.
Disamping proyek-proyek di atas, bekerja sama
dengan Perumnas, Bakrieland juga mengembangkan
proyek rumah susun bersubsidi (Rusunami) Sentra
Timur Residence di Jakarta Timur, untuk mendukung
program
pemerintah
dalam
pembangunan
tempat hunian 1.000 tower. Pada tahap pertama,
dikembangkan 3 tower yang memiliki total 1.327
unit, dengan rencana pengembangan keseluruhan
hingga 11 tower. Pada bulan Oktober 2009 telah
dilakukan topping off atas ketiga tower rusunami,
dan hingga 31 Desember 2009, progres konstruksi
Sentra Timur Residence telah mencapai 70,6%
dengan take up rate mencapai sekitar 40%, dimana
sejumlah 549 unit Rusunami telah terjual. Lokasi
Sentra Timur Residence yang strategis berdekatan
dengan akses jalan tol JORR (Jakarta Outer Ring
Road) dan fasilitas yang cukup lengkap, menjadi
faktor utama suksesnya proyek ini, dan diharapkan
penjualan Rusunami Sentra Timur Residence akan
semakin meningkat seiring dengan selesainya
konstruksi bangunan.
Apart from the foregoing projects, Bakrieland in
partnership with state-run Perumnas has helped
develop the subsidized low-cost apartments of
Sentra Timur Residence in East Jakarta as part of
Company efforts to support the government program
of developing 1,000 towers. At the first stage, three
towers accommodating a total of 1,327 units were
constructed with plans to develop a total of 11
towers. In October 2009, the topping off of the three
apartment towers was officially launched, and by 31
December 2009 a 70.6% progress was achieved
in the construction of Sentra Timur Residence with
a 40% take-up rate where a total of 549 low-cost
apartments have been sold. In addition, strategicallylocated in proximity to the JORR (Jakarta Outer Ring
Road) highway access, Sentra Timur Residence
offers reasonably complete facilities which are the
key success factors of the project, and sales of its
apartment units are expected to increase in line
with progress in the completion of the construction
project.
Ke depan, unit City Property diharapkan akan tetap
memberikan kontribusi yang besar bagi Perusahaan.
Beberapa proyek yang akan menjadi sumber
pendapatan di tahun 2010 diantaranya proyek
apartemen The Wave at Rasuna Epicentrum, dan
proyek perkantoran The Convergence Indonesia.
Apartemen The Wave yang pada tahap pertama
dikembangkan 3 tower, yaitu tower Coral, Sand
dan Breeze, memiliki total 861 unit apartemen.
Tingkat penjualan tower Coral dan Sand sangat baik
mencapai masing-masing sekitar 47% dan 33%
dengan progres konstruksi hingga 31 Desember
In coming years, the City Property Unit is projected
to maintain its significant contribution to Company
revenues. Several income-generating projects
for 2010 include The Wave at Rasuna Epicentrum
apartment project and The Convergence Indonesia
office building. The initial development phase of
The Wave apartment block will concentrate on the
construction of 3 towers namely the Coral, Sand and
Breeze towers with a total of 861 apartment units.
The Coral and Sand towers have managed to post
impressive sales reaching 47% and 33% respectively
and both towers were at 10% of the construction
211
Bakrieland
Annual Report
2009
2009 masing-masing sekitar 10%. Sedangkan tower
Breeze mencapai tingkat penjualan sekitar 10%.
Sementara The Convergence Indonesia merupakan
bangunan perkantoran 26 lantai seluas sekitar 26,000
m2, yang direncanakan selesai pada akhir tahun
2012. Dengan lokasi yang sangat strategis di jantung
kota Jakarta yaitu di Jl. HR Rasuna Said, konsep
pembangunan yang terintegrasi antara hunian
apartemen, perkantoran dan komersial dengan
fasilitas pendukung yang lengkap serta pemilihan
segmen pasar yang tepat, maka proyek apartemen
The Wave dan proyek perkantoran The Convergence
Indonesia diharapkan akan menuai sukses dan turut
mendukung kinerja unit City Property untuk lebih
meningkat di tahun mendatang.
process by 31 December 2009. While sales of the
Breeze tower have reached 10%. The Convergence
Indonesia covers a 26-floor office building on
a 26,000 sqm plot of land and is scheduled for
completion by the end of 2012. Located strategically
on the Jl. HR Rasuna Said thoroughfare at the heart
of Jakarta City, its development concept seeks to
integrate apartment, office and commercial buildings
with wide-ranging supporting facilities and along
with the right market segmentation these features
are expected to ensure the success of The Wave
apartment and The Convergence Indonesia office
projects as well as in supporting City Property’s
enhanced performance in the years ahead.
Unit Landed Residential
Landed Residential
Miliar Rupiah | IDR Billion
2008
% to Rev.
2009
% to Rev.
Pertumbuhan | Growth
Rp
%
Landed Residential
Pendapatan | Revenue
399.5
100%
375.0
100%
-24.5
-6.1%
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
187.4
46.9%
170.4
45.4%
-17.0
-9.1%
Laba Kotor | Gross Profit
212.1
53.1%
204.6
54.6%
-7.5
-3.6%
87.9
22.0%
98.1
26.2%
10.2
11.6%
124.2
31.1%
106.5
28.4%
-17.7
-14.3%
Beban Usaha | Operating Expenses
Laba Usaha | Operating Profit
Kinerja Unit Landed Residential mengalami sedikit
penurunan selama tahun 2009, dimana penjualan
turun menjadi Rp 375,0 miliar dari Rp 399,5 miliar
di tahun 2008, atau turun sebesar 6,1%. Relatif
tingginya tingkat suku bunga kredit pemilikan
rumah (KPR) pada tahun 2009 khususnya pada
semester pertama, merupakan salah satu sebab
utama turunnya penjualan perumahan Bakrieland,
mengingat sebagian besar penjualan rumah
menggunakan fasilitas KPR perbankan. Kontribusi
penjualan terbesar unit usaha Landed Residential
berasal dari proyek Bogor Nirwana Residence (BNR)
sebesar Rp 255,3 miliar atau sekitar 70% dari total
penjualan perumahan di Unit Landed Residential.
Sedangkan proyek perumahan di Batam (Batam
Nirwana Residence) dan Malang (Ijen Nirwana
Residence) memberikan total kontribusi sekitar
12%. Selain dari penjualan perumahan, pendapatan
Unit Landed Residential juga diperkuat oleh proyek
lainnya seperti The Jungle Waterpark, Aston Hotel
Bogor dan proyek komersial Orchard Walk.
The performance of Landed Residential Unit slightly
weakened during 2009 where sales fell to Rp 375.0
billion from Rp 399.5 billion in 2008, or a 6.1%
drop. Relatively prohibitive house ownership credit
interest rates in 2009, notably in the first semester,
was one of the principal causes of a decrease in the
sales of Bakrieland housing units, considering that
a major proportion of housing sales rely on bank
credit facilities. The largest sales contribution for the
Landed Residential Unit originates from the Bogor
Nirwana Residence (BNR) project amounting to Rp
255.3 billion or roughly 70% from total housing sales
for the Landed Residential Unit. Housing projects in
Batam (Batam Nirwana Residence) and Malang (Ijen
Nirwana Residence) represent a total contribution of
approximately 12%. Apart from landed residential
sales, revenues from this business unit are also
strengthened by other projects such as The Jungle
Waterpark, Aston Hotel Bogor and the Orchard Walk
commercial project.
Lebih lanjut, disamping sebagai fasilitas yang
memberikan daya tarik, wahana rekreasi air The
In addition to being an appealing recreational center,
The Jungle Waterpark which began operations
212
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Jungle Waterpark yang mulai beroperasi di awal
tahun 2008 juga memberikan kontribusi pendapatan
yang cukup baik bagi Perusahaan. The Jungle
Waterpark yang memiliki luas area 2,4 ha mampu
menarik pengunjung sekitar 864 ribu orang dan
mendatangkan pendapatan sekitar Rp 40,6 miliar
selama tahun 2009. Sementara pada tahun 2008,
pengunjung The Jungle mencapai 916 ribu orang
dengan pendapatan yang dihasilkan sebesar hampir
Rp 40 miliar.
in early 2008 is a significant source of income for
the Company. Built on an area of 2.4 hectares, The
Jungle Waterpark pulls in some 864 thousand visitors
and manages to yield revenues worth Rp 40.6 billion
in 2009. In 2008, visitors to the Jungle Waterpark
reached 916 thousand people and generated almost
Rp 40 billion in revenues.
Sebagaimana karakteristik proyek perumahan, margin
laba kotor unit usaha Landed Residential tetap tinggi
pada kisaran di atas 50% yaitu sebesar 54,6% atau
sedikit lebih baik dari tahun 2008 dengan margin
sebesar 53,1%. Sedangkan margin laba operasi
mengalami sedikit penurunan menjadi 28,4% pada
tahun 2009 dari 31,1% pada tahun sebelumnya, oleh
karena peningkatan beban operasi.
As part of the characteristics of housing projects,
the gross profit margin of the Landed Residential
business unit was maintained at a high level of
above 50%, or 54.6% to be precise, which is a
slight improvement from the 53.1% margin in 2008.
The operating profit on the other hand experienced
a slight decrease to 28.4% in 2009 from 31.1% in
the previous year due to an increase in operating
expenses.
Ke depan, kinerja unit Landed Residential diharapkan
akan lebih baik. Dengan lokasi yang strategis di wilayah
utama kota Bogor, konsep yang mengintegrasikan
hunian perumahan hijau dengan area komersial
dan wahana rekreasi, adanya cadangan lahan yang
besar khususnya di proyek utama Bogor Nirwana
Residence (BNR), serta didukung oleh strategi dan
segmentasi pemasaran yang tepat, maka dimasa
datang diharapkan akan terjadi pertumbuhan
penjualan yang tinggi. Disamping fasilitas-fasilitas
yang telah ada seperti wahana rekreasi air The Jungle
Waterpark serta area komersial The Jungle Mall dan
Orchard Walk, pembangunan fasilitas yang penting
untuk semakin menarik minat konsumen juga terus
dibangun. Fasilitas tersebut meliputi hotel bintang 4
yang dibangun di sekitar area The Jungle Waterpark
yang diharapkan akan selesai pada tahun 2010 dan
rencana pembangunan lapangan golf 18 holes yang
akan membuat proyek perumahan BNR semakin
prestisius, sehingga nilai properti (property value) di
kawasan BNR akan semakin tinggi. Di samping itu,
tingkat suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
yang diharapkan akan semakin turun di tahun 2010
juga akan mendukung meningkatnya permintaan
akan perumahan yang berujung pada pertumbuhan
penjualan perumahan Bakrieland.
The performance of the Landed Residential business
unit in years to come is projected to improve.
Supported by a strategic location in Bogor city’s
prime area, the adoption of a concept that integrates
a green residential area with a commercial zone
and recreational facility, the availability of vast land
reserves primarily at its main project known as Bogor
Nirwana Residence (BNR) and bolstered with the
appropriate marketing strategy and segmentation,
this business unit is expected to experience high
sales growth. In addition to existing facilities
available at the Jungle Waterpark, Jungle Mall and
Orchard Walk commercial zones, the development
of other equally important amenities is also crucial to
heighten consumer interest. Facilities which include
a four-star hotel built in proximity to the Jungle
Waterpark is scheduled for completion in 2010
and plans are underway to develop an 18-hole golf
course which will add prestige to the BNR project,
thus increasing its property value. Furthermore, the
housing loan interest rate is expected to decline
further in 2010 which will stimulate demand for
housing and ultimately boost sales growth of
Bakrieland’s landed housing.
213
Bakrieland
Annual Report
2009
Unit Hotel & Resort
Miliar Rupiah | IDR Billion
Hotel & Resort Unit
2008
% to Rev.
2009
% to Rev.
Pertumbuhan | Growth
Rp
%
Hotel & Resort
Pendapatan | Revenue
100.8
100%
216.0
100%
115.2
114.4%
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
50.7
50.3%
132.8
61.5%
82.1
162.8%
Laba Kotor | Gross Profit
50.0
49.7%
83.2
38.5%
33.1
66.2%
Beban Usaha | Operating Expenses
28.7
28.5%
53.8
24.9%
25.2
87.8%
Laba Usaha | Operating Profit
21.4
21.2%
29.3
13.6%
8.0
37.3%
Pada tahun 2009, kontribusi dari unit usaha Hotel &
Resort meningkat tajam, dimana pendapatan dari unit
usaha ini mencapai Rp 216,0 miliar atau meningkat
lebih dari dua kali lipat dari tahun 2008 sebesar
Rp 100,8 miliar. Kinerja yang baik ini masih ditopang
oleh suksesnya penjualan proyek Pullman Bali
Legian Nirwana, hotel strata berbintang 5 pertama
yang berlokasi di Kuta Bali, yang memberikan
kontribusi sekitar 65% dari pendapatan Unit Hotel &
Resort. Hingga akhir Desember 2009, pembangunan
konstruksi di proyek Legian mencapai sekitar 98%,
dengan tingkat penjualan yang sangat baik dimana
dari 280 unit yang ditawarkan telah terjual sekitar
77% (marketing sales). Di samping itu, ada 80 unit
yang tidak dijual dan akan disewakan. Sementara
dari segi hasil operasi, unit usaha Hotel & Resort
membukukan laba kotor yang cukup baik sebesar
Rp 83,2 miliar, naik 66,2% dari tahun 2008 yang
sebesar Rp 50 miliar, dan laba operasi meningkat
menjadi Rp 29,3 miliar atau naik 37,3% dari Rp 21,4
miliar di tahun sebelumnya.
In 2009, Hotel & Resort contributions rose sharply as
it managed to bring in Rp 216.0 billion in earnings or
more than a twofold increase from 2008, generating
Rp 100.8 billion. This notable performance was once
again made possible by the impressive sales figures
of Pullman Bali Legian Nirwana, the first five-star
strata hotel located along Kuta area in Bali, allowing
a 65% contribution for Hotel & Resort Unit’s overall
earnings. By the end of December 2009, the
construction process of the Legian project reached
98% completion posting extraordinary sales where
77% of the 280 units on offer have been sold.
Furthermore, an additional 80 units are available for
lease. With regard to its operating profit, the Hotel
& Resort business unit recorded Rp 83.2 billion in
gross profits, a 66.2% rise from Rp 50 billion in
2008. Operating profit also experienced a 37.3%
surge from Rp 21.4 billion in the previous year to
Rp 29.3 billion in 2009.
Faktor lain yang menyebabkan peningkatan
pendapatan pada unit usaha Hotel & Resort adalah
dikonsolidasikannya PT Bali Nirwana Resort (BNR
Bali) ke dalam Bakrieland semenjak tanggal 31
Juli 2009, sebagai akibat penambahan modal yang
disetor Perusahaan ke dalam BNR Bali sehingga
kepemilikannya meningkat menjadi 52,5%. BNR
Bali memiliki proyek Nirwana Bali Resort (NBR),
sebuah proyek resort terintegrasi seluas 103 ha yang
berlokasi di Tanah Lot, salah satu kawasan tujuan
wisata utama di pulau Bali. NBR terdiri atas 278
kamar hotel mewah berbintang 5 yang dioperasikan
oleh Le Meridien, dan dilengkapi fasilitas padang
golf 18 holes rancangan legenda golf Greg Norman
dan merupakan salah satu resort golf terbaik di Asia,
yang dinobatkan sebagai Asian Leading Golf Resort
oleh World Travel Award. Untuk tahun 2009, NBR
memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp 69,6
miliar kepada Bakrieland.
Another key determinant which led to higher
earnings for the Hotel & Resort business unit was
the consolidation of PT Bali Nirwana Resort (BNR
Bali) into Bakrieland since 31 July 2009, as the result
of the Company’s capital injection into BNR Bali,
thus increasing its ownership share to 52.5%. BNR
Bali owns the Nirwana Bali Resort (NBR) project, an
integrated resort developed on a 103-hectare land
located at Tanah Lot, one of Bali’s foremost places of
interest. NBR boasts 278 lavish five-star hotel rooms
under the management of Le Meridien and features
an 18-hole golf course designed by legendary golfer
Greg Norman and is hailed as one of the best
golf resorts in Asia when it was acknowledged as
an Asian Leading Golf Resort by the World Travel
Award. In 2009, NBR contributed Rp 69.6 billion to
Bakrieland’s income.
214
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Sedangkan secara makro, faktor yang cukup penting
dibalik tumbuhnya unit usaha Hotel & Resort adalah
telah pulihnya iklim pariwisata di Indonesia, khusunya
di Bali. Salah satu indikator utama akan hal ini adalah
jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali yang
mencapai 2,38 juta selama tahun 2009, meningkat
cukup tajam dibanding tahun 2008 yang sebanyak
2,08 juta (sumber: Biro Pusat Statistik, BPS, Januari
2010). Jumlah kunjungan ini merupakan kunjungan
wisatawan asing tertinggi yang pernah dicapai pulau
Bali. Di samping itu, kepercayaan dunia internasional
kepada Bali juga tetap tinggi, yang terlihat dari
banyaknya acara-acara (event) internasional yang
diselenggarakan di Bali seperti United Nations
Climate Change Conference pada tahun 2007,
Asian Beach Games pada tahun 2008, dan Asian
Development Bank (ADB) Annual Meeting pada
tahun 2009.
From a macro context, a fundamental factor behind
the remarkable growth of the Hotel & Resort
business unit is the recovery of the tourism industry
in Indonesia particularly on the island of Bali. This
is primarily indicated in the influx of foreign visitors
to Bali which reached 2.38 million tourists in 2009,
a substantial rise from 2.08 million visitors in 2008
(source: Central Bureau of Statistics, BPS, January
2010). This is indeed a record number of foreign
tourist arrivals in Bali to date. In addition, the world
continues to have high regard of Bali as evident from
the organizing of numerous international events in
Bali such as the United Nations Climate Change
Conference in 2007, the Asian Beach Games in 2008
and the Asian Development Bank (ADB) Annual
Meeting in 2009.
Ke depan, kinerja unit Hotel & Resort diharapkan akan
semakin baik dengan selesainya proyek Pullman Bali
Legian Nirwana, kontribusi dari NBR, serta didukung
oleh iklim pariwisata di Bali yang diharapkan semakin
kondusif.
In coming years, the performance of the Hotel
& Resort unit is expected to improve further with
the completion of the Pullman Bali Legian Nirwana,
income contributions from NBR and support by the
upturn in Bali’s tourism climate with increasingly
brighter prospects.
Unit Infrastruktur Terkait Properti
Property-Related Infrastructure Unit
Miliar Rupiah | IDR Billion
2009
Toll Road
Pendapatan | Revenue
-
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
-
Laba Kotor | Gross Profit
-
Beban Usaha | Operating Expenses
11.6
Laba Usaha | Operating Profit
-11.6
Dalam rangka memperkuat usaha properti sekaligus
meningkatkan pendapatan yang berkelanjutan,
Bakrieland mengembangkan unit usaha infrastruktur
yang terkait usaha properti, diantaranya yaitu
dibidang jalan tol dan pengelolaan air terpadu.
Pengembangan usaha jalan tol didasarkan atas
pertimbangan adanya sinergi antara bisnis properti
dan jalan tol, dimana Bakrieland sebagai perusahaan
properti memiliki kompetensi dalam pembebasan
lahan yang sangat diperlukan dalam bisnis jalan
tol. Demikian sebaliknya, dengan membangun
jalan tol, maka Perusahaan dapat mengembangkan
kawasan yang akan berkembang seiring dengan
adanya pembangunan jalan tol tersebut. Sedangkan
bidang air bersih terpadu merupakan sumber daya
yang sangat penting dalam mendukung sebuah
pengembangan kawasan properti secara menyeluruh.
In efforts to strengthen property business and
ensure recurring income, Bakrieland has embarked
on an expansion of its infrastructure business unit
related to property development including toll road
construction and integrated water management.
Toll road construction is considered to be essential
considering the synergy between the property
business and toll road development, where
Bakrieland as a property developer has accumulated
the necessary experience in land acquisition, a vital
competency in the toll road business. On the other
hand, by being involved in toll road construction,
Bakrieland will gain an advantage in the development
of its properties by ensuring vital access to
highways. Integrated water management is also a
crucial element in supporting the comprehensive
development of properties. Bakrieland’s investment
215
Bakrieland
Annual Report
2009
Bakrieland berinvestasi dalam bidang pengelolaan
air bersih terpadu melalui 75% kepemilikan di PT
Alberta Utilities (Alberta), dimana Alberta memiliki
kepemilikan saham di PT Aetra Air Jakarta (Aetra)
sebesar 5%.
in the integrated water management sector is
realized through 75% ownership of PT Alberta
Utilities (Alberta). Alberta, likewise, holds 5% share
ownership of PT Aetra Air Jakarta.
Di bidang jalan tol, saat ini Bakrieland telah
membangun satu ruas jalan tol yaitu ruas KanciPejagan sepanjang 35 km, yang dibangun melalui
anak usahanya PT Semesta Marga Raya (SMR)
yang dimiliki Perusahaan sebesar 65%. Ruas KanciPejagan merupakan bagian dari jaringan jalan tol
Trans Jawa yang akan menghubungkan Jakarta
dengan Surabaya dalam satu konseksi jalan tol,
yang merupakan program pemerintah dalam rangka
membangun infrastruktur jalan di pulau Jawa.
In the toll road business, Bakrieland is currently
engaged in the development of the 35-km long
Kanci-Pejagan highway section where construction
was made possible through its subsidiary
PT Semesta Marga Raya (SMR) of which the
Company has 65% ownership. The Kanci-Pejagan
toll road is an extension of the Trans Java highway
network connecting Jakarta and Surabaya under
the same toll road concession project which is
part of a government program in developing road
infrastructure on the island of Java.
Jalan tol Kanci-Pejagan, yang menghubungkan
Cirebon (Jawa Barat) dengan Brebes (Jawa Tengah),
telah diujicobakan untuk digunakan pada saat hari
raya lebaran pada bulan September 2009, untuk
mengurangi kemacetan lalu-lintas baik pada saat
arus mudik maupun arus balik Lebaran 2009. Pada
tanggal 16 Desember 2009, konstruksi jalan tol KanciPejagan telah selesai dan telah diserahterimakan
dari kontraktor kepada Bakrieland, untuk selanjutnya
dapat beroperasi secara komersial setelah mendapat
persetujuan dari Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT).
Pada tahun 2009, belum ada kontribusi pendapatan
yang dihasilkan dari proyek jalan tol ini.
The Kanci-Pejagan highway section linking Cirebon
(West Java) and Brebes (Central Java) was put
to the test during the Idul Fitri religious holidays
in September 2009 in order to alleviate traffic
congestion caused by the steady stream of vehicles
departing for and later returning from their holidays.
On 16 December 2009, the construction of the
Kanci-Pejagan toll road was finalized and officially
handed over from the contractor to Bakrieland for
its commercial operations upon approval from the
Highway Management Agency. The toll road project
has yet to contribute to Company earnings.
Jalan tol Kanci-Pejagan, yang memiliki project cost
sebesar Rp 2,2 triliun, akan mulai memberikan
kontribusi pendapatan pada tahun 2010, yang
diperkirakan
akan
memberikan
pendapatan
sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar kepada
Perusahaan. Jalan tol Kanci-Pejagan ini akan
memperkuat pendapatan Perusahaan yang bersifat
tetap dalam jangka panjang.
The Kanci-Pejagan toll road project which cost Rp 2.2
trillion is expected to make an earning contribution in
2010, estimated to reach an amount of Rp 100 billion
to Ro 150 billion for the Company. This highway
project will help ensure the Company’s ability to
generate continual and long-term income.
Ikhtisar Keuangan (dalam Miliar Rupiah) | Financial Highlights (in Billion Rupiah)
Keterangan | Description
2008
Jumlah Aset | Total Asset
8,335.0
11,592.6
2009
Growth (%)
39.1%
Jumlah Kewajiban | Total Liabilities
3,133.7
5,794.1
84.9%
Ekuitas | Equity
4,507.7
4,642.5
3.0%
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas |
Total Liabilities and Stockholders’ Equity
8,335.0
11,592.6
39.1%
Pendapatan Bersih | Net Revenues
1,053.8
1,059.0
0.5%
Laba Kotor | Gross Profit
510.3
498.1
-2.4%
Laba (Rugi) Usaha | Operating Profit (loss)
226.0
166.8
-26.2%
Laba Bersih | Net Profit
272.1
132.3
-51.4%
216
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Pendapatan Bersih
Pendapatan Bakrieland berasal dari penjualan produkproduk propertinya, baik dari penjualan produk yang
bersifat jual putus (development property) maupun
pendapatan dari produk-produk properti yang
disewakan (investment property). Pada tahun 2009,
sumber-sumber pendapatan Bakrieland berasal dari:
Net Revenue
Bakrieland draws revenues from the sales of
property-related products, both from outright sales
(development property) and lease (investment
property) of products. In 2009, Bakrieland’s revenue
sources included the following:
• Apartemen. Proyek apartemen yang menjadi
sumber pendapatan utama Perusahaan di tahun
2009 adalah The Grove Condominium dan The
Grove Suites yang berada dalam proyek Rasuna
Epicentrum dan berlokasi di kawasan CBD utama
Kuningan Jakarta. The Grove Condominium
terdiri atas 2 menara dengan total 440 unit
sedangkan Grove Suites terdiri atas 1 menara
dengan 151 unit.
• Perumahan (Landed Residential). Proyek
perumahan Bakrieland terbesar berlokasi
di kawasan utama Bogor, dengan nama
Bogor Nirwana Residence dengan luas area
pengembangan sekitar 810 hektar. Di samping
itu, Bakrieland juga memiliki proyek perumahan
di Batam yaitu Batam Nirwana Residence dan
di Malang yaitu Ijen Nirwana Residence, dengan
luas area pengembangan masing-masing 40
hektar dan 22 hektar.
• Perkantoran Strata. Pendapatan dari proyek
perkantoran strata terutama berasal Bakrie
Tower di Rasuna Epicentrum, yang memiliki lebih
kurang 65.000 m2 useable area perkantoran.
Di samping itu, Perusahaan juga memperoleh
kontribusi pendapatan dari perkantoran strata
dari Lifestyle Center dan Rasuna Office Park.
• Perkantoran Sewa. Pendapatan dari perkantoran
sewa berasal dari 2 gedung perkantoran yang
dimiliki Perusahaan, masing-masing yaitu Wisma
Bakrie 1 yang memiliki 11.500 m2 leaseable
area dan Wisma Bakrie 2 yang memiliki 18.000
m2 leaseable area. Kedua gedung ini terletak
berdampingan yang berlokasi di CBD utama
Jakarta di Jl. HR Rasuna Said Kuningan.
• Hotel Strata. Pendapatan dari hotel strata
terutama berasal dari proyek Pullman Bali Legian
Nirwana yang berlokasi di Kuta, Bali. Hotel ini
merupakan hotel berbintang 5 yang memiliki
total 360 unit, dimana 80 unit diantaranya tidak
untuk dijual namun akan disewakan. Proyek
hotel strata lainnya adalah Aston Hotel Bogor,
yang berada di dalam kompleks perumahan
• Apartments. The apartment project which
serves as the primary source of Company
revenue in 2009 is The Grove Condominium
and The Grove Suites located within the Rasuna
Epicentrum at the main CBD area in Kuningan,
Jakarta. The Grove Condominium consists of 2
towers with a total of 440 units while The Grove
Suites has one tower accommodating 151
units.
• Landed Residential. Bakrieland’s largest
housing project situated at Bogor’s prime area
is known as Bogor Nirwana Residence on a
development area covering 810 hectares. In
addition, Bakrieland is also the developer for
several other housing projects including Batam
Nirwana Residence in Batam and Ijen Nirwana
Residence in Malang which are built on 40- and
20- hectare plots of land respectively.
• Strata Office Buildings. Revenue from strata
office building projects are primarily derived
from Bakrie Tower at Rasuna Epicentrum with
approximately 65,000 sqm of useable office
space. Furthermore, the Company also draws its
revenue from two other strata office buildings
namely Lifestyle Center and Rasuna Office
Park.
• Leased Office Buildings. Revenue from leased
office buildings originates from two main
projects owned by the Company namely Wisma
Bakrie 1 covering 11,500 sqm of leasable area
and Wisma Bakrie 2 with 18,000 sqm of leasable
office space. Both buildings are located adjacent
to each other at Jakarta’s CBD area on Jl. HR
Rasuna Said in Kuningan.
• Strata Hotels. The main source of revenue for
strata hotels is generated by Pullman Bali Legian
Nirwana located in Kuta, Bali. This five-star hotel
accommodates 360 units where 80 units are set
aside specifically for leasing purposes. Other
strata hotel projects include the four-star Aston
Hotel Bogor situated within the Bogor Nirwana
Residence complex with a total of 124 rooms
217
Bakrieland
Annual Report
2009
•
•
•
•
Bogor Nirwana Residence dan merupakan hotel
berbintang 4 dengan total 124 kamar, dimana 84
unit kamar adalah untuk dijual sedangkan 40 unit
lainnya untuk disewakan.
Hotel & Resort. Pendapatan dari Hotel & Resort
berasal dari hotel Aston yang terletak di kawasan
Rasuna Epicentrum yang memiliki 160 kamar.
Perusahaan juga memiliki proyek resort di
Lampung yaitu Krakatoa Nirwana Resort dengan
42 kamar. Sejak 31 Juli 2009, Perusahaan juga
memiliki secara mayoritas atas PT Bali Nirwana
Resort yang memiliki aset resor terpadu NBR.
Edutainment Waterpark. Pendapatan ini berasal
dari wahana rekreasi The Jungle Waterpark, yang
berlokasi di dalam kompleks perumahan Bogor
Nirwana Residence. The Jungle Waterpark
terdiri atas kolam renang dengan berbagai ukuran
dengan berbagai tema, giant aquarium, birdpark
dan taman-taman yang bernuansa hijau.
Retail & Sportcenter. Pendapatan ini berasal
dari penyewaan ruang retail Pasar Festival yang
berlokasi di kawasan Rasuna Epicentrum, yang
memiliki kurang lebih 10.500 m2 leasable area.
Sedangkan pendapatan sportcenter merupakan
pendapatan dari keanggotaan pusat kebugaran
Gold’s Gym Elite Rasuna di kawasan Rasuna
Epicentrum, yang keanggotaannya pada tahun
2009 mencapai 1.395 orang.
Jasa Manajemen. Pendapatan dari jasa
manajemen merupakan hasil dari pengelolaan
gedung-gedung dan sarana-sarana pada proyek
Bakrieland.
20.4%
•
•
•
•
available where 84 units are for sale and the
remaining 40 units designated for lease.
Hotel & Resort. Revenues from Hotel & Resort
are derived from Aston Hotel located at Rasuna
Epicentrum which has 160 rooms to offer. The
Company also owns resort facilities in Lampung
known as Krakatoa Nirwana Resort with 42
rooms. Since July 2009, the Company is also the
majority owner of PT Bali Nirwana Resort that
owns an integrated NBR assets.
Edutainment Waterpark. Revenue is primarily
sourced from The Water Junglepark recreational
facility situated at Bogor Nirwana Residence.
The Jungle Waterpark comes complete with
swimming pools of various sizes carrying
different themes, a giant aquarium, Bird Park
and luxuriant gardens.
Retail & Sports center. Revenue is derived
from the leasing of retail space at Pasar Festival
located at Rasuna Epicentrum, covering an
approximate leasable area of 10,500 sqm. The
sport center generates its income from the
membership of the Gold’s Gym Elite Rasuna
fitness center at Rasuna Epicentrum which in
2009 catered to some 1,395 members.
Management
Service.
Revenues
for
management services originate from the
management of buildings and facilities in
Bakrieland projects.
Hotel and Resort
44.2%
35.4%
City Property
Landed Residential
Pada tahun 2009, pendapatan Perusahaan tetap
mampu tumbuh di tengah situasi yang sulit dengan
membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1.059,0
miliar, dibanding tahun 2008 lalu yang juga diatas 1
triliun yaitu sebesar Rp 1.053,8 miliar.
In 2009, Company revenues managed to sustain
an upward trend despite challenging times by
generating Rp 1,059.0 billion in net income compared
to the previous year where income also surpassed
Rp 1 trillion at precisely Rp 1,053.8 billion.
Pendapatan Perusahaan terbesar berasal dari unit
City Property yang menyumbangkan pendapatan
sebesar Rp 468.0 miliar, atau sekitar 44,2% dari
The largest proportion of Company revenues was
derived from the City Property unit which contributed
some Rp 468.0 billion in income or roughly 44.2% of
218
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
total pendapatan Perusahaan pada tahun 2009.
Pada tahun lalu, kontribusi unit City Property adalah
sebesar 53%. Kontribusi yang penting juga diberikan
oleh unit Landed Residential, yang memberikan
kontribusi sekitar 35,4% atau Rp 375,0 miliar
terhadap total pendapatan Perusahaan, relatif stabil
dari tahun lalu yang memberikan kontribusi sebesar
38%. Sedangkan unit Hotel & Resort memberikan
kontribusi sebesar Rp 216,0 miliar atau sekitar
20,4% dari keseluruhan pendapatan Perusahaan,
meningkat tajam dari kontribusi tahun sebelumnya
yang hanya 10%.
overall Company revenues in 2009. In the previous
year, contributions from the City Property Unit
reached 53%. Another primary source of revenue
was gained from the Landed Residential unit with
a 35.4% contribution at Rp 375.0 billion of the
Company’s total revenue, a comparatively stable
pattern from the previous year which contributed
38% in revenues. The Hotel & Resort unit drew
in Rp 216.0 billion, approximately 20.4% of the
Company’s total revenue, a sharp rise from the
previous year’s contribution of only 10%.
Pengakuan pendapatan
Perusahaan
mengakui
pendapatan
sesuai
prinsip-prinsip
akuntansi
yang
berlaku
di
Indonesia. Penghasilan dari penjualan real estat
diakui berdasarkan PSAK No. 44, “Akuntansi
Pengembangan Real Estat”. Pengakuan pendapatan
atas penjualan real estat diakui penuh bila seluruh
syarat berikut telah terpenuhi:
Revenue Recognition
The Company’s revenue recognition abides
by existing accounting principles applicable in
Indonesia. Income from real estate sales is
recognized according to the PSAK No. 44 Financial
Accounting Standards on “Accounting for Real
Estate Development”. Revenue recognition of real
estate sales is recognized on full accrual method
when all of the following requirements are met:
i) Penjualan bangunan rumah, ruko dan bangunan
sejenis lainnya beserta tanah di atas di mana
bangunan tersebut didirikan oleh penjual;
• Proses penjualan telah selesai;
• Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di
masa yang akan datang terhadap pinjaman
lain yang akan diperoleh pembeli;
• Harga jual akan tertagih, dimana jumlah
pembayaran yang diterima sekurangkurangnya telah mencapai 20% dari harga
jual yang telah disepakati;
• Penjual telah mengalihkan kepada pembeli
seluruh resiko dan manfaat kepemilikan
kepada pembeli dan penjual tidak mempunyai
kewajiban atau terlibat lagi secara signifikan
dengan unit bangunan tersebut. Dalam hal
ini, bangunan tersebut telah selesai dan siap
ditempati/digunakan.
i) Sale of houses, shop houses and other similar
buildings along with the land on which such
premises are erected by the seller;
• A sale is consummated;
• The seller’s receivable is not subject to
future subordinated to other loans obtained
by the buyer;
• The selling price is collectible, in which the
payment received is at least 20% of the
agreed selling price;
• The seller has transferred to the buyer the
risks and benefits of ownership and the
seller thereafter shall be waived of any
duty or significant involvement in matters
related to the building. With regard to this,
the building is completed and ready to be
occupied/used.
ii) Penjualan kapling tanah tanpa bangunan:
• Jumlah pembayaran oleh pembeli telah
mencapai 20% dari harga jual yang telah
disepakati dan pembeli tidak bisa meminta
kembali;
• Harga jual akan tertagih;
• Proses pengembangan tanah telah selesai
dan penjual tidak memiliki kewajiban lagi
untuk menyelesaikan kapling tanah yang
dijual;
ii) Sales of land without buildings:
• Total payments by the buyer has reached
at least 20% of the agreed sale price and
the buyer shall no longer have the right to
refunds;
• The sale price is collectible;
• The land development process is complete
and the seller has no further obligations
related to the land sold;
219
Bakrieland
Annual Report
2009
• Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap
pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli
di masa yang akan datang.
• The receivable is not subordinated to other
loans in the future.
iii) Penjualan bangunan kondominium, apartemen
dan perkantoran diakui dengan menggunakan
metode prosentase penyelesaian apabila seluruh
kriteria di bawah ini dipenuhi, yaitu:
• Proses konstruksi melampaui tahap awal
yaitu fondasi telah selesai dan semua
persyaratan untuk memulai bangunan telah
selesai;
• Jumlah pembayaran oleh pembeli telah
mencapai 20% dari harga jual yang
disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat
diminta kembali;
• Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit
bangunan dapat diestimasi dengan handal.
iii) Sale of condominiums, apartments and office
buildings are recognized using the percentage
of completion method when all of the following
set of criteria is satisfied:
• The construction process has already
commenced, that is, the building foundation
has been completed and all of the
requirements to commence construction
have been fulfilled;
• Total payment made by the buyer has
reached 20% of the agreed sale price and
that amount is not refundable;
• The amount of revenue and the cost of the
unit can be reliably estimated.
Penerimaan hasil penjualan tanah dan bangunan,
serta kondominium yang belum memenuhi
persyaratan tersebut, dikelompokkan sebagai “Uang
Muka Pelanggan” dalam neraca konsolidasian.
The payments received from the sales of lands,
buildings and condominiums which do not meet
the above criteria are shown under “Advance from
Customer” in the consolidated balance sheets.
Penghasilan hotel diakui pada saat barang atau jasa
diserahkan kepada pelanggan. Penghasilan sewa dan
iuran keanggotaan diakui pada saat sewa dan iuran
keanggotaan jatuh tempo, sedangkan penghasilan
dari penjualan makanan dan jasa diakui pada saat
makanan dan jasa diberikan kepada pelanggan.
Uang muka sewa dan pendapatan jasa yang diterima
di muka dan iuran keanggotaan diterima di muka
disajikan dalam akun “Uang Muka Pelanggan” dan
“Pendapatan Ditangguhkan”.
Hotel revenues are recognized when the goods or
services are provided or rendered to customers.
Rental revenues and membership fees are
recognized when they are due, while the sales
revenue from food and beverage and services are
recognized when they are served and rendered
to the customers. The rental and service charge
revenues and membership fees received from
customers in advance are presented in the ‘Advance
from Customers’ and ‘Deferred Income’ accounts.
Beban Pokok Pendapatan
Sebagai perusahaan properti, beban pokok penjualan
yang utama adalah beban untuk tanah dan biaya
pembangunan (konstruksi). Pada proyek-proyek
perumahan, komponen biaya untuk tanah pada
umumnya mencakup sebagian besar dari harga
pokok penjualan, sedangkan untuk proyek-proyek
bangunan tinggi seperti apartemen, perkantoran atau
hotel, bagian terbesar harga pokok penjualan adalah
biaya konstruksi. Fluktuasi harga pokok penjualan
pada umumnya terkait dengan naik turunnya biaya
material pembangunan seperti besi baja, semen
atau kayu. Sedangkan untuk komponen tanah,
kenaikannya relatif dapat diprediksi.
Cost of Revenues
As a property developer, the primary components
of its cost of goods sold are land and construction
costs. For residential projects, land costs generally
constitute the major portion of cost of goods sold
whereas for high-rise building projects such as
apartments, office premises or hotels, construction
costs represent the largest proportion of cost of
goods sold. Fluctuations in cost of goods sold
are typically associated with the rise and fall of
construction material costs such as for iron, steel,
cement or wood, while cost inflation for the land
component can relatively be forecasted.
Sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di
Indonesia, beban pokok penjualan tanah meliputi
harga perolehan tanah ditambah pengeluaran-
In conformity with accounting principles applicable in
Indonesia, the cost of goods sold for land comprises
of the cost for land procurement in addition to other
220
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
pengeluaran lain untuk pengembangan tanah.
Beban pokok penjualan rumah tinggal, apartemen
dan perkantoran meliputi tanah dan seluruh beban
pembangunan rumah tinggal sampai siap ditempati/
digunakan. Beban diakui pada saat terjadinya.
expenses for land development. The cost of goods
sold for houses, apartments and office buildings
includes land and all construction costs until the
completion of the building and it is ready for use. All
expenses are recognized at the time of incurrence.
Beban pokok penjualan Perusahaan untuk tahun
2009 mencapai Rp 560,9 miliar atau sedikit naik
3,2% dari tahun 2008 yang mencapai Rp 543,5
miliar. Selama tahun 2009, beban pokok penjualan
terutama berasal dari beban pokok penjualan tanah,
rumah dan apartemen sebesar Rp 374,4 miliar atau
berkisar 67% dari total beban pokok penjualan,
sedangkan sekitar 21% berasal dari beban pokok
penjualan unit perkantoran, serta sisanya berasal
dari beban pokok penjualan hotel, sewa perkantoran,
sewa ruangan, lapangan dan iuran keanggotaan serta
sewa ruangan apartemen (12%).
The Company’ cost of goods sold in 2009 reached
Rp 560.9 billion or a slight increase of 3.2% from
Rp 543.5 billion 2008. Throughout 2009, cost of
goods sold mainly covered all costs related to land,
housing and apartments which amounted to Rp
374.4 billion or roughly 67% of total cost of goods
sold, while 21% originated from the cost of goods
sold for office units and the rest consisted of the
cost of goods sold for hotels, office and space
lease, sports field and membership fees as well as
apartment leases (12%).
Beban Usaha
Komponen utama dari beban usaha Perusahaan
adalah beban penjualan serta beban umum dan
administrasi. Beban penjualan sebagian besar
terdiri atas biaya biaya iklan dan promosi dan komisi
penjualan, sedangkan beban umum dan administrasi
sebagian besar merupakan biaya gaji, biaya
penyusutan, biaya konsultan dan biaya pemeliharan.
Di samping itu terdapat berbagai komponen biaya
lain, seperti biaya pajak dan asuransi, utilities (listrik,
air, telpon), perjamuan, transportasi, perijinan dan
lain-lain. Fluktuasi beban usaha biasanya terjadi pada
beban penjualan, dimana akan sangat terkait dengan
jumlah unit yang terjual sehingga mempengaruhi
biaya komisi penjualan. Sedangkan komponenkomponen beban usaha yang lain relatif lebih mudah
diprediksi.
Operating Expenses
The main components of Company operating
expenses are sales as well as general and
administration costs. Sales costs primarily consist
of advertising and promotion expenses and sales
commission, while the major portion of general
and administration expenses are comprised of
salary costs, depreciation costs, consultancy costs
and maintenance costs. Other cost components
include tax and insurance, utilities (electricity, water
and telephone), entertainment, transportation, and
permits. Fluctuations in operating expenses normally
occur for sales costs which are closely linked to the
number of units sold, thus affecting the costs for
sales commissions. Other items under operating
expenses are on the other hand comparatively
easier to forecast.
Beban usaha Bakrieland pada tahun 2009 adalah
sebesar Rp 331,3 miliar atau naik 16,5% dari beban
usaha selama tahun 2008 sebesar Rp 284,2 miliar.
Bakrieland’s operating expenses for 2009 amounted
to Rp 331.3 billion or a 16.5% rise from Rp 284.2
billion in 2008.
Biaya iklan dan promosi turun 19,4% menjadi
sebesar Rp 27,5 miliar pada tahun 2009 dari
Rp 34,1 miliar pada tahun 2008. Pada saat kondisi
perekonomian kurang baik seperti pada tahun 2009,
pengurangan aktivitas promosi diperlukan dalam
upaya efisiensi biaya, namun tetap melakukan
kegiatan iklan dan promosi secara selektif, sehingga
promosi produk-produk properti Bakrieland berjalan
efektif. Sementara itu beban komisi penjualan juga
mengalami penurunan sebesar 12,2% menjadi
Rp 17,2 miliar, yang terutama disebabkan aktivitas
penjualan produk-produk properti yang juga
menurun.
Advertising and promotion expenses dropped
19.4% to Rp 27.5 billion in 2009 from Rp 34.1 billion
in 2008. Amid unfavorable economic conditions in
2009, cutting back on promotional activities was
deemed necessary for cost efficiency but more
selective advertising and promotion was required to
ensure the effective implementation of Bakrieland’s
marketing of its property-related products. Sales
commission costs also experienced a 12.2%
decrease to Rp 17.2 billion primarily as a result of a
decline in the sales of its products.
221
Bakrieland
Annual Report
2009
Komponen beban umum dan administrasi yang
mengalami kenaikan terbesar adalah komponen
gaji, upah dan tunjangan, yang naik 33,9% menjadi
Rp 109,3 miliar dari Rp 81,6 miliar pada tahun
2008. Kenaikan beban gaji ini sebagian dikarenakan
adanya kenaikan gaji karyawan untuk menyesuaikan
terhadap adanya inflasi dan juga sebagai penghargaan
atas kinerja karyawan yang baik. Di samping itu,
penambahan jumlah karyawan Bakrieland selama
tahun 2009 juga berdampak pada naiknya beban
gaji.
Increases in the general and administration costs
were mainly from the salary, wage and benefit
components which saw a 33.9% increase to
Rp 109.3 billion from Rp 81.6 billion in 2008. This
rise in salary costs was partly due to increases in
employee salary in adjustment to inflation and
also as a form of appreciation for employees’
praiseworthy performance. In addition, the greater
number of Bakrieland employees in 2009 also led to
an escalation in salary costs.
Sementara itu, selama tahun 2009, beban
penyusutan yang dialokasikan dalam beban operasi
mengalami kenaikan cukup tinggi sebesar 93,9%
menjadi sebesar Rp 47,9 miliar, dibanding Rp 24,7
miliar pada tahun 2008, karena adanya penambahan
aktiva tetap yang cukup signifikan terutama dengan
dikonsolidasikannya PT Bali Nirwana Resort yang
memiliki properti Nirwana Bali Resort (NBR).
In 2009, depreciation costs as part of operating
expenses experienced a considerable increase
of 93.9% which amounted to Rp 47.9 billion in
comparison to Rp 24.7 billion in 2008 due to a
significant increase in fixed assets, particularly with
the consolidation of PT Bali Nirwana Resort which
owns the Nirwana Bali Resort (NBR).
Perusahaan juga menganggarkan biaya untuk tenaga
konsultan, yang mengalami kenaikan cukup besar
menjadi Rp 20,2 miliar pada tahun 2009, dari Rp 13,8
miliar pada tahun 2008. Perusahaan memerlukan
tenaga konsultan yang ahli dibidangnya seperti dalam
perencanaan infrastruktur bangunan, perencanaan
desain baik eksterior dan interior serta arsitektur,
dimana Perusahaan ingin memastikan bahwa konsep
keseluruhan pembangunan berkualitas tinggi dan
mampu bertahan dalam jangka panjang. Perusahaan
juga memerlukan tenaga konsultan keuangan dimana
Perusahaan menginginkan struktur pembiayaan yang
terbaik untuk proyek-proyeknya.
The Company also incurred costs for consultancy
services which posted a notable increase to Rp 20.2
billion in 2009 from Rp 13.8 in 2008. The Company
relies on consultants with specific expertise in
building infrastructure planning, interior and exterior
design planning and architectural design planning
to ensure that overall development concepts are
of exceptional quality and long-lasting. It was also
necessary for the Company to employ the services of
financial consultants to establish the most effective
financing structure for its projects.
Beban perbaikan dan pemeliharaan pada tahun 2009
adalah sebesar Rp 20,1 miliar, meningkat 43,6% dari
tahun sebelumnya sebesar Rp 14,0 miliar, dimana
perbaikan dan pemeliharaan aset-aset Perusahaan
seperti gedung perkantoran, hotel, dan pusat
perbelanjaan maupun kendaraan dilakukan secara
rutin untuk memastikan seluruh aset Perusahaan
berada dalam kondisi baik.
Repair and maintenance costs for 2009 amounted to
Rp 20.1 million which represents a 43.6% rise from
Rp 14.0 billion in the previous year where the repair
and maintenance of Company assets such as office
buildings, hotels and shopping centers as well as
vehicles are routinely carried out to ensure that all
Company assets remain in mint condition.
Penghasilan (Beban) lain lain
Selain pendapatan dan beban dari aktivitas operasi,
Perusahan juga memperoleh penghasilan dan beban
dari kegiatan non operasional lainnya. Penghasilan
lain-lain Perusahaan pada tahun 2009 terutama
adalah pendapatan dari bunga deposito sebagai imbal
hasil Perusahaan dalam menempatkan dananya.
Perusahaan properti pada umumnya memiliki posisi
Other Income (Expenses)
Apart from revenues and costs incurred from
operational activities, Company income and
expenses also originate from other non-operational
work. In 2009, the Company’s additional income
sources were derived from deposit interests as a
form of incentive for the Company’s deposited funds.
Property developers normally maintain substantial
222
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
kas yang cukup besar sebagai antisipasi dalam
membeli tanah maupun membiayai konstruksi
proyek-proyek propertinya.
cash levels to anticipate the possibility of procuring
land or financing its property projects.
Sedangkan beban lain-lain pada tahun 2009 terutama
adalah beban bunga, dimana Perusahaan memiliki
pinjaman bank dan lembaga keuangan, Obligasi
yang diterbitkan pada tahun 2008 dan Sukuk Ijarah
pada tahun 2009 serta adanya beban pengelolaan
kawasan dan beban akibat kerugian akibat selisih
kurs.
Other significant costs for 2009 included interest
expenses where the Company entered into loans
from banks and financial institutions, issued bonds
in 2008 and issued Sukuk Ijarah in 2009 as well as
costs incurred for area development and due to
losses from exchange rate differences.
Perusahaan mencatat Penghasilan lain-lain bersih
sebesar Rp 36,4 miliar pada tahun 2009, dibanding
Penghasilan lain-lain bersih sebesar Rp 132,3 miliar
pada tahun 2008.
The Company’s Other Income recorded a total of
Rp 36.4 billion in 2009 compared to Rp 132.3 billion
generated in 2008.
Perpajakan
Beban pajak tahun berjalan Perusahaan dan Anak
perusahaan ditentukan berdasarkan laba kena
pajak pada tahun yang bersangkutan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak yang berlaku di Indonesia.
Lebih lanjut, pajak penghasilan sewa dan jasa
pemeliharaan yang dikenakan pajak penghasilan
final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah
penghasilan menurut akuntansi.
Taxation
Current tax expense by the Company and its
Subsidiaries are determined based on taxable
income for the period computed using the tax rate
applicable in Indonesia. Furthermore, income tax
for rental and service charges was subject to the
final income tax, and tax expense is recognized in
proportion to accounting based revenue.
Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan
metode penangguhan pajak untuk menentukan
manfaat (beban) pajak sesuai dengan PSAK No. 46,
“Akuntansi Pajak Penghasilan.” Berdasarkan metode
tersebut, Perusahaan mengakui aset dan kewajiban
pajak tangguhan atas pengaruh pajak di masa yang
akan datang yang mencerminkan perbedaan antara
nilai tercatat aset dan kewajiban dengan masingmasing dasar pengenaan pajaknya. Kewajiban pajak
tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer
kena pajak, sedangkan aset pajak tangguhan hanya
diakui jika terdapat kemungkinan penghasilan kena
pajak di masa yang akan datang dapat dimanfaatkan
terhadap perbedaan temporer tersebut. Perubahan
aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan
oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun
berjalan.
The Company and its Subsidiaries apply the deferred
tax method to determine the benefits (expenses)
in accordance with PSAK No. 46 “Accounting for
Income Tax.” Based on this method, the Company
recognizes assets and deferred tax liability on a
future tax effect which reflects the difference
between the carrying value of assets and liabilities
with the respective tax base. Deferred tax liability
is recognized for all taxable temporary differences
while deferred tax assets can only be recognized in
the likelihood of future taxable income which can
be used against the taxable temporary differences.
Changes in the carrying amount of deferred tax
assets and liabilities due to a change in the tax rate
shall be charged to the current year’s operation.
Tidak terdapat pengakuan atas aset dan kewajiban
pajak tangguhan yang berhubungan dengan pajak
penghasilan final. Amandemen terhadap kewajiban
perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat
ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika
hasil banding sudah diputuskan.
There is no recognition for deferred tax assets and
liabilities related to the final income tax. Amendments
to a taxation obligation are recorded when an
assessment is received, or if appealed against, when
the results of the appeal are determined.
223
Bakrieland
Annual Report
2009
Pada tahun 2009 taksiran pajak bersih Perusahaan
adalah sebesar Rp 42,2 miliar, atau turun dibandingkan
tahun 2008 yang sebesar Rp 81,8 miliar.
In 2009, the Company’s net tax estimate reached
Rp 42.2 billion or a decrease from Rp 81.8 billion in
2008.
Laba Bersih
Laba bersih Perusahaan merupakan hasil dari
seluruh faktor-faktor yang telah diuraikan di atas.
Perusahaan mencatatkan laba bersih konsolidasi
tahun 2009 sebesar Rp 132,3 miliar, atau turun dari
Rp 272,1 miliar pada tahun 2008. Penurunan laba
bersih pada tahun 2009 diantaranya oleh karena
turunnya Pendapatan lain-lain, dimana pada tahun
sebelumnya Perusahaan mencatat Pendapatan
lain-lain cukup besar sebagai akibat keuntungan
selisih kurs dalam transaksi divestasi anak usaha. Di
samping itu, kondisi perekonomian pada tahun 2009
secara umum kurang baik seperti relatif tingginya
suku bunga kredit perumahan akibat pengaruh krisis
likuiditas yang terjadi pada akhir tahun 2008. Hal ini
memberikan dampak cukup signifikan bagi penjualan
properti Perusahaan selama tahun 2009.
Net Income
The Company’s net income represents the outcome
of the whole range of factors mentioned earlier. In
2009, the Company recorded Rp 132.3 billion in
consolidated net income, a drop from Rp 272.1 billion
in 2008. This net income decrease in 2009 can be
attributed to among other things a decline in Other
Income through which the Company in the previous
year managed to generate a significant amount as a
result of gains from foreign exchange arising from the
divestment of subsidiaries. In addition, the economic
condition in 2009 was generally inauspicious as
indicated from the relatively prohibitive housing loan
interest rate due to the liquidity crisis at the end of
2008. Such adverse situations had a considerable
impact on Company property sales throughout
2009.
Kinerja Masing-Masing Sub Sektor
Bakrieland memiliki dua sub-sektor yang menjadi
pilar utama bisnis Perusahaan, yaitu sub-sektor
apartemen dan sub-sektor perumahan atau landed
housing. Kedua sub-sektor ini pada tahun 2008 dan
2009 menyumbang masing-masing 46,8% dan
40,0% terhadap pendapatan konsolidasi Perusahaan.
Proyek apartemen yang menjadi sumber pendapatan
Perusahaan selama tahun 2009 terutama adalah
The Grove Condominium, The Grove Suites, dan
The Wave yang terletak di Rasuna Epicentrum
Kuningan serta proyek apartemen bersubsidi Sentra
Timur Residence di Jakarta Timur. Adapun proyek
perumahan yang memberikan kontribusi utama
terhadap pendapatan Perusahaan adalah proyek
Bogor Nirwana Residence (BNR) di Bogor, yang
pada tahun 2009 memasarkan perumahan klaster
Harmony dan Cendana.
Performance of Each Sub-Sector
Bakrieland relies on two main sub-sectors functioning
as the Company’s principal business pillars namely
the apartment and landed housing sub-sectors.
Both sub-sectors in 2008 and 2009 contributed
46.8% and 40.0% respectively to the Company’s
consolidated revenues. Apartment projects which
are the primary source of revenue for the Company
in 2009 were The Grove Condominium, The Grove
Suites, and The Wave situated at Rasuna Epicentrum
in Kuningan as well as the Sentra Timur subsidized
low-cost apartment project in East Jakarta. The
housing project contributing the most to Company
revenues is Bogor Nirwana Residence (BNR) which
in 2009 began marketing its Harmony and Cendana
residential clusters.
Pada tahun 2008 dan 2009, Bakrieland juga
membukukan
pendapatan
dari
sub-sektor
perkantoran strata yang cukup signifikan, dimana
Bakrieland membangun proyek menara perkantoran
besar yaitu Bakrie Tower. Namun demikian, bagi
Perusahaan proyek perkantoran ini dalam jangka
panjang bukan merupakan bisnis utama, dan
Bakrieland membangun hanya pada saat Perusahaan
melihat ada potensi permintaan yang nyata.
In 2008 and 2009, Bakrieland also recorded
significant revenues for its strata office sub-sector
which includes the development of the large-scale
Bakrie office tower. Nevertheless, in the long-term
this office building project will not be the Company’s
main business focus, and Bakrieland’s development
decision on this project is based on its tangible
demand potential.
224
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Pertumbuhan Penjualan Masing-Masing Sub-Sektor | Sales Growth In Each Sub-Sector
2008
(Rp Miliar Billion)
Total Pendapatan Bersih | Total Net Revenues
2009
(Rp Miliar Billion)
YoY Changes
1,053.8
1,059.0
0.5%
Perumahan | Landed Residential
353.3
301.1
-14.8%
Apartemen | Apartment
140.3
122.1
-13.0%
Kantor Strata | Office Strata
280.7
204.4
-27.2%
Hotel Strata | Hotel Strata
97.3
164.7
69.2%
Hotel & Resor | Hotel & Resort
32.3
106.1
229.1%
Wahana Air | Waterpark
39.7
40.6
2.2%
Kawasan Ritel & Olah Raga | Retail & Sport Area
46.5
50.5
8.3%
Sewa Kantor | Office Rent
19.0
19.3
1.7%
Manajemen Jasa | Service management
44.7
50.2
12.2%
Kontribusi Penjualan Masing-Masing Sub-Sektor | Sales Contributions Of Each Sub-Sector
2008
(Rp Miliar Billion)
Total Pendapatan Bersih | Total Net Revenues
2009
(Rp Miliar Billion)
YoY Changes
1,053.8
1,059.0
0%
Perumahan | Housing
33.5%
28.4%
-15%
Apartemen | Apartment
13.3%
11.5%
-14%
Kantor Strata | Office Strata
-28%
26.6%
19.3%
Hotel Strata | Hotel Strata
9.2%
15.6%
69%
Hotel & Resor | Hotel & Resort
3.1%
10.1%
230%
Wahana Air | Waterpark
3.8%
3.8%
0%
Kawasan Ritel & Olah Raga | Retail & Sport Area
4.4%
4.7%
7%
Sewa Kantor | Office Rent
1.8%
1.8%
0%
Manajemen Jasa | Service management
4.3%
4.8%
13%
Perumahan
Pendapatan dari sub-sektor perumahan sepanjang
tahun 2009 mencapai Rp
301,1 miliar, atau
mengalami penurunan dari tahun 2008 yang mencapai
Rp 353,3 miliar. Kontribusi terbesar dari sub sektor
perumahan terutama berasal dari proyek Bogor
Nirwana Residence (BNR), yang menyumbangkan
sekitar 85% dari penjualan perumahan. Penurunan
penjualan sub-sektor perumahan ini secara umum
cukup wajar mengingat kondisi krisis di akhir
tahun 2008 masih sangat dirasakan hingga tahun
2009, seperti ketatnya likuiditas perbankan yang
mengakibatkan suku bunga yang tinggi termasuk
suku bunga KPR. Hal ini mengakibatkan turunnya
penjualan dari sub-sektor perumahan, oleh karena
sebagian besar pembeli perumahan menggunakan
fasilitas KPR dari perbankan.
Residential
Revenues from the housing sub-sector throughout
2009 amounted to Rp 301.1 billion, experiencing a
decline from Rp 353.3 billion in 2008. The largest
revenue contribution for the housing sub-sector is
derived from the Bogor Nirwana Residence (BNR)
project which brings in 85% in revenues from
residential sales. This decline in housing sales level
is essentially reasonable considering the unfavorable
conditions occurring toward the end of 2008 which
prolonged through until 2009, such as stringent bank
liquidity measures resulting in high interest rates
including for housing loans. As a consequence, the
housing sub-sector endured a decline in sales as
the majority of house buyers rely on housing loan
facilities from banking institutions.
225
Bakrieland
Annual Report
2009
Harga Beli Tanah, Biaya Pembangunan, Harga Jual Tanah dan Harga Jual Bangunan
Land Purchase Price, Development Cost, Land Sale Price, and Building Sale Price
BNR
2008
Batam
2009
2008
Malang
2009
2008
2009
Harga beli tanah mentah | Land purchase price
Terendah | Lowest
Rp’000/sqm
20
20
18
18
494
494
Rata-rata | Average
Rp’000/sqm
79
168
30
30
494
494
Tertinggi | Highest
Rp’000/sqm
200
315
42
42
494
494
Biaya pembangunan | Development cost
Terendah | Lowest
Rp’000/sqm
1,591
1,818
1,117
1,850
2,150
2,150
Rata-rata | Average
Rp’000/sqm
2,136
2,250
1,352
2,050
2,385
2,425
Tertinggi | Highest
Rp’000/sqm
2,682
2,682
1,586
2,250
2,619
2,974
Harga jual tanah | Land sale price
Terendah | Lowest
Rp’000/sqm
1,258
905
532
591
2,135
1,973
Rata-rata | Average
Rp’000/sqm
1,992
1,926
653
687
3,118
2,712
Tertinggi | Highest
Rp’000/sqm
2,727
3,271
812
927
4,101
3,924
Rp’000/sqm
2,273
2,455
1,459
1,276
2,727
2,475
Harga jual bangunan | Building sale price
Terendah | Lowest
Rata-rata | Average
Rp’000/sqm
2,614
3,052
2,183
2,298
2,739
2,861
Tertinggi | Highest
Rp’000/sqm
2,955
3,650
2,457
5,316
2,750
3,000
Keterangan | Note:
Harga belum termasuk PPN | Price does not include VAT
Apartemen
Pada tahun 2009, sub-sektor apartemen memberikan
kontribusi pendapatan kepada Perusahaan sebesar
Rp 122,1 miliar, atau mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 140,3 miliar.
Disamping karena turunnya penjualan unit apartemen
selama tahun 2009, angka yang terlihat kurang
menggembirakan ini salah satunya sebagai akibat
dari jeda waktu pengakuan pendapatan, oleh karena
pengakuan pendapatan dari proyek bangunan tinggi
(high rise) termasuk apartemen didasarkan pada
persentase penyelesaian proyek, sedangkan proyek
bangunan tinggi pada umumnya diselesaikan dalam
waktu yang cukup lama, sekitar 2 tahun. Progres
konstruksi The Grove Condominium dan The Grove
Suites pada 31 Desember 2009 telah mencapai
masing-masing 65% dan 75%, sedangkan progres
pembangunan 2 tower apartemen The Wave baru
mencapai sekitar 10%.
Apartments
In 2009, revenue contributions from the apartment
sub-sector for the Company totaled Rp 122.1 billion,
a decline from Rp 140.3 billion in 2008. Apart from
the drop in apartment sales throughout 2009, this
less than satisfactory figure is partly due to the time
interval in revenue recognition as revenue from
high-rise building projects including apartments is
recognized according to the percentage of project
completion, and the time required to complete the
development of high-rise buildings typically extends
to a longer period, taking approximately two years
to finalize. Construction progress for The Grove
Condominium and The Grove Suites by 31 December
2009 reached 65% and 75% respectively, whereas
the development of 2 apartment towers for The
Wave is 10% into the construction process.
Proyek-proyek The Grove Condominium dan The
Grove Suites serta The Wave di Rasuna Epicentrum
masih akan tetap memberikan kontribusi pendapatan,
dimana pendapatan dari sub-sektor apartemen
yang belum dapat diakui (sales backlog) pada 31
Desember 2009 mencapai Rp 275 miliar.
The Company’s projects such as The Grove
Condominium, The Grove Suites and The Wave
at Rasuna Epicentrum will continue to contribute
to Company earnings where income from the
apartment sub-sector which has yet to be recognized
(sales backlog) by 31 December 2009 amounted to
Rp 275 billion.
226
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Biaya pengembangan dan harga apartemen per m2
Development Costs and Apartment Price per sqm
Biaya Pengembangan (Termasuk Tanah) | Development Cost (Including Land)
2009
Jumlah Biaya Proyek (Rp Miliar) | Total Project Cost (Rp Billion)
Harga jual | Sale price
The Grove
The Wave
1,066.7
545.4
The Grove
Condo
The Grove
Suites
Terendah | Lowest
Rp million/sqm
16
21
11.7
Rata-Rata | Average
Rp million/sqm
21
25
17.2
Tertinggi | Highest
Rp million/sqm
25
30
22.3
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Perkantoran Strata
Dari sub-sektor perkantoran strata, Perusahaan
mencatat penjualan sebesar Rp 204,4 miliar selama
tahun 2009, atau turun 27% dibanding Rp 280,7
miliar selama tahun 2008. Kontribusi terbesar dari
penjualan pada tahun 2009 terutama berasal dari
proyek Bakrie Tower, dimana proyek perkantoran
tersebut telah menyelesaikan tahap konstruksinya
sekitar 95% pada akhir tahun 2009, dengan take-up
rate kurang lebih sebesar sebesar 80% (50% terjual
dan 30% telah dipesan untuk disewa).
Strata Office
From the strata office sub-sector, the Company
secured Rp 204.4 billion in sales during 2009, a 27%
decline compared to 2008 which generated sales
worth Rp 280.7 billion. The highest sales contribution
in 2009 originated from the Bakrie Tower project
where the construction of this office building has
reached 95% near completion by the end 2009 with
an approximate take-up rate of 80% (50% sold and
30% booked for lease).
Biaya pengembangan dan harga strata office per
m2
Development Cost and Strata Office Price per sqm
Biaya Pengembangan (Termasuk Tanah) | Development Cost (Including Land)
2009
Bakrie Tower
Jumlah Biaya Proyek (Rp Miliar) | Total Project Cost (Rp Billion)
827.5
Harga jual | Sale price
Terendah | Lowest
Rp million/sqm
17.0
Rata-Rata | Average
Rp million/sqm
20.6
Tertinggi | Highest
Rp million/sqm
22.8
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Perkantoran sewa
Perusahaan juga memiliki sumber pendapatan
dari sewa perkantoran, yang selama tahun 2009
mengalami sedikit kenaikan menjadi Rp 19,3 miliar,
dibanding tahun 2008 sebesar Rp 19,0 miliar.
Pendapatan dari perkantoran sewa ini merupakan
kontribusi dari Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2,
yang memiliki leasable area masing-masing sekitar
11.500 m2 dan 18.000 m2. Sedangkan dilihat dari
tingkat hunian (occupancy rates), baik Wisma
Bakrie 1 maupun Wisma Bakrie 2 memiliki tingkat
hunian yang tetap tinggi di atas 90% mencapai
masing-masing 91,6% dan 97,0% pada tahun 2009,
dibanding 99,2% dan 97,1% di tahun 2008.
Office Rental
The Company also has another source of revenue
from office rental, which in 2009 experienced a
slight rise to Rp 19.3 billion compared to Rp 19.0
billion in 2008. Revenue from office rental was
derived from Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2
which respectively have 11,500 sqm and 18,000
sqm of leasable area to offer. Seen from their
occupancy rates, both Wisma Bakrie 1 and Wisma
Bakrie 2 have shown consistent high tenancy levels
of above 90%, standing precisely 91.6% and 97.0%
respectively in 2009 compared to 99.2% and 97.1%
in 2008.
227
Bakrieland
Annual Report
2009
Hotel Strata
Pada tahun 2009, Perusahaan memperoleh kontribusi
pendapatan dari hotel strata sebesar Rp 164,7 miliar,
atau naik 69% dibanding tahun 2008 yang sebesar
Rp 97,3 miliar. Peningkatan penjualan dari subsektor hotel strata tersebut terutama disebabkan
oleh suksesnya penjualan proyek Pullman Bali
Legian Nirwana yang berlokasi di Kuta, Bali. Progres
konstruksi proyek ini yang merupakan strata hotel
pertama di kawasan Kuta ini telah mencapai sekitar
98% per 31 Desember 2009 dengan take-up rate
sebesar 77%.
Strata Hotel
In 2009, the Company managed to attain Rp 164.7
billion in revenues from the contribution of strata
hotel projects, a 69% increase compared to Rp 97.3
billion in 2008. This sales boost from the strata hotel
sub-sector is primarily attributed to the impressive
sales of the Pullman Bali Legian Nirwana project
developed in Kuta, Bali. This first-ever strata hotel in
Kuta has now reached its final stage of construction
or 98% near completion in 31 December 2009 with
a 77% take-up rate.
Biaya pengembangan dan harga strata hotel per m2
Development Costs and Strata Hotel Price per sqm
Biaya Pengembangan (Termasuk Tanah) | Development Cost (Including Land)
Pullman Bali Legian
Nirwana
2009
Rp Miliar | Rp Billion
379.4
Harga jual | Sale price
Terendah | Lowest
Rp million/sqm
15.6
Rata-Rata | Average
Rp million/sqm
21.0
Tertinggi | Highest
Rp million/sqm
31.2
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Di samping itu, pendapatan dari sub-sektor hotel
strata juga didukung oleh pembangunan proyek
Aston Hotel Bogor yang berlokasi di dalam kompleks
perumahan Bogor Nirwana Residence. Progres
konstruksi Aston Hotel mencapai sekitar 70% pada
31 Desember 2009 dengan take-up rate sebesar
70%.
Furthermore, revenues from the strata hotel subsector were also bolstered by the development of
the Aston Hotel Bogor located within the Bogor
Nirwana Residence complex. Construction progress
for the Aston Hotel has reached 70% completion as
at 31 December 2009 with a take-up rate of 70%.
Biaya Pengembangan (Termasuk Tanah) | Development Cost (Including Land)
2009
Aston Bogor Hotel
Jumlah Biaya Proyek (Rp Miliar) | Total Project Cost (Rp Billion)
141.3
Harga jual | Sale price
Terendah | Lowest
Rp million/sqm
16.8
Rata-Rata | Average
Rp million/sqm
18.5
Tertinggi | Highest
Rp million/sqm
21.1
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Hotel & Resor
Pendapatan dari Hotel & Resor selama tahun 2009
mencapai Rp 106,1 miliar, naik tajam dibanding
tahun sebelumnya sebesar Rp 32,3 miliar. Kontribusi
terbesar diperoleh dari Nirwana Bali Resort (NBR)
yang memberikan pendapatan sebesar hampir
Rp 70 miliar. BNR Bali sebagai pemilik NBR mulai
dikonsolidasikan ke dalam Bakrieland sejak bulan
Juli 2009. Sementara itu, Hotel Aston Rasuna
Hotel & Resort
Throughout 2009, the Hotel & Resort sub-sector
managed to gain Rp 106.1 billion in revenue, a
sharp increase compared to Rp 32.3 billion in the
previous year. Nirwana Bali Resort (NBR) presented
the highest contribution in revenues totaling
almost Rp 70 billion. BNR Bali (owner of NBR) was
consolidated into Bakrieland in July 2009. Aston
Rasuna Hotel through its hotel and resort units, on
228
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
memberikan kontribusi sekitar 30% terhadap
pendapatan dari Hotel & Resor. Selama tahun 2009,
Hotel Aston Rasuna mencatat kenaikan rata-rata
tingkat hunian menjadi 85,9% dibanding rata-rata
tingkat hunian selama tahun 2008 sebesar 82,1%.
Sementara, tingkat hunian NBR sepanjang tahun
2009 tercatat sebesar 56%.
the other hand, contributed roughly 30% towards
Company revenue. In 2009, Aston Rasuna Hotel
attained an increase in its average occupancy rate
to 85.9% compared to 82.1% in 2008. NBR’s
occupancy rate in contrast recorded a level of 56%
during 2009.
Waterpark
Waterpark The Jungle mampu memberikan
kontribusi pendapatan sangat baik sebesar Rp
40,6 miliar pada tahun 2009, sedikit mengalami
peningkatan dari tahun 2008 sebesar Rp 39,7 miliar.
Jumlah pengunjung The Jungle selama tahun 2009
cukup luar biasa mencapai 864 ribu orang, atau ratarata dikunjungi 2.360 orang setiap hari di tahun 2009.
Wahana rekreasi air ini merupakan proyek Bakrieland
yang berlokasi di dalam perumahan Bogor Nirwana
Residence dan mulai beroperasi secara komersial di
awal tahun 2008.
Waterpark
The Jungle Waterpark succeeded in securing an
impressive revenue contribution totaling Rp 40.6
billion in 2009, a slight increase from Rp 39.7 billion
in 2008. The number of visitors to The Jungle
Waterpark in 2009 reached a remarkable figure
of some 864 thousand people or a daily average
of 2,360 people throughout 2009. This water
recreational facility is one of Bakrieland’s projects
located within the Bogor Nirwana Residence area
and began commercial operations early 2008.
Retail & Sport Area
Pendapatan dari sub-sektor retail selama tahun 2009
tercatat sebesar Rp 50,5 miliar, atau naik dibanding
Rp 46,5 miliar pada tahun 2008. Pendapatan dari subsektor ini terutama disumbangkan oleh penyewaan
area perbelanjaan Pasar Festival, penjualan Orchard
Walk di Bogor Nirwana Residence dan juga berasal
dari keanggotaan Klub Rasuna yang mencapai
1.395 orang pada 31 Desember 2009. Untuk area
komersial Pasar Festival, selama dua tahun terakhir
memiliki tingkat hunian sangat baik mencapai 94,0%
pada tahun 2008 dan 89.0% pada 2009.
Retail & Sports Area
Revenues from the retail sub-sector in 2009 recorded
a total of Rp 50.5 billion or an increase from Rp 46.5
billion in 2008. Retail revenue is principally derived
from the leasing of Pasar Festival’s shopping space,
sales of Orchard Walk at Bogor Nirwana Residence
and also from Klub Rasuna membership of some
1,395 members in 31 December 2009. In the past
two years, the tenancy rate for Pasar Festival’s
commercial area saw an admirable performance of
94.0% in 2008 and 89.0% in 2009.
Pendapatan Berkelanjutan
Sebagai perusahaan properti yang proyek utamanya
adalah membangun apartemen dan perumahan,
pendapatan Bakrieland turut dipengaruhi oleh stabilitas
kondisi makro ekonomi. Pada saat terjadi gejolak
perokonomian seperti naiknya suku bunga dan inflasi,
atau adanya fluktuasi nilai tukar yang dapat berimbas
pada kenaikan bahan baku/material bangunan,
maka kinerja keuangan Perusahaan sangat mungkin
mendapatkan pengaruh yang cukup signifikan.
Dalam rangka mengantisipasi risiko-risiko tersebut,
Bakrieland berupaya memperkuat pendapatan yang
bersifat tetap dengan memiliki proyek-proyek yang
menghasilkan pendapatan berkelanjutan. Sumbersumber pendapatan berkelanjutan yang saat ini
dimiliki Bakrieland tersebut adalah Perkantoran
Wisma Bakrie I & 2, Hotel Aston Rasuna, The Jungle
Waterpark, Nirwana Bali Resort, Pasar Festival dan
Recurring Income
As a property developer whose leading projects
concentrate on the development of apartments
and housing, Bakrieland revenues are duly affected
by macro-economic conditions. Amid economic
turbulence such as a rise in interest rates and
inflation or exchange rate fluctuations which lead
to price hikes in raw material/construction material,
the Company’s financial performance will most likely
experience a significant impact. To anticipate such
risks, Bakrieland continues to strengthen its fixed
income through the development of projects that
yield recurring revenue. Sources of recurring income
for Bakrieland at present are from Wisma Bakrie 1 &
2 office buildings, Aston Rasuna Hotel, The Jungle
Waterpark, Nirwana Bali Resort, Pasar Festival and
Gold Gym Elite, service management and Krakatoa
Nirwana Resort. In 2009 and 2008, total revenues
229
Bakrieland
Annual Report
2009
Goldgym Elite, Service Management serta Krakatoa
Nirwana Resort. Pada tahun 2009 dan 2008, jumlah
pendapatan yang dihasilkan oleh proyek-proyek ini
adalah masing-masing Rp 255,7 miliar dan Rp 175,8
miliar, atau sekitar 24,2% dan 16,7% dari total
pendapatan Perusahaan.
generated by these projects were Rp 255.7 billion
and Rp175.8 billion respectively, or approximately
24.2% and 16.7% from the Company’s overall
revenues.
Ke depan, pendapatan berkelanjutan Bakrieland
diharapkan akan semakin meningkat seiring dengan
telah selesainya proyek-proyek lain di tahun 2010
seperti gedung perkantoran Bakrie Tower, jalan
tol Kanci-Pejagan, area komersial Lifestyle Center
dan hotel Pullman Bali Legian Nirwana yang akan
memperkuat kontribusi pendapatan berkelanjutan
kepada Bakrieland. Dengan selesainya proyek-proyek
ini, prosentase pendapatan bersifat tetap Bakrieland
diharapkan sekitar 30% dari total pendapatan
Perusahaan.
In coming years, Bakrieland’s recurring income
is expected to increase further in line with the
completion of other projects in 2010 such as Bakrie
Tower office premises, Kanci-Pejagan toll road,
Lifestyle Center commercial area and Pullman
Bali Legian Nirwana, which will strengthen the
contribution from Bakrieland’s recurring income.
With the completion of these projects, Bakrieland’s
fixed income is expected to reach 30% of the
Company’s total revenues.
Likuiditas
Bagi sebuah perusahaan properti, kondisi
likuiditas yang baik adalah sangat penting guna
terselesaikannya proyek-proyek yang dibangun.
Likuiditas perusahaan properti dipengaruhi oleh
banyak dan jenis proyek yang sedang berada dalam
masa pembangunan, serta strategi perusahaan
dalam melakukan kegiatan pendanaan pembangunan
proyek-proyek tersebut. Kebutuhan likuiditas untuk
proyek jenis properti investasi pada umumnya lebih
tinggi dibandingkan proyek properti strata title,
karena dalam proyek properti strata title, salah satu
strategi perusahaan adalah menerapkan skema presale yang cukup membantu likuiditas selama masa
konstruksi. Strategi lain yang diterapkan Perusahaan
untuk menjaga likuiditas adalah penerapan skema
pre-financing dari kontraktor dalam konstruksi
proyek-proyek properti yang sedang dibangun.
Dengan kombinasi strategi-strategi ini, sebagian
besar dari kebutuhan likuiditas untuk pembangunan
proyek properti telah terpenuhi, sehingga likuiditas
Perusahaan dapat terjaga dengan baik.
Liquidity
For a property developer, sound liquidity is crucial
to ensure the completion of projects under
construction. The liquidity of property developers is
influenced by the number and type of projects in the
construction phase as well as by company strategy
in relation to the financing of these projects in the
pipeline. The need for liquidity for projects under
the property investment category is generally higher
when compared to strata title property projects
considering that one of the company strategies
for strata title property projects is the application
of a pre-sale scheme which can reasonably
bolster liquidity during the construction process.
Another strategy implemented by the Company in
order to maintain liquidity is the adoption of a prefinancing scheme from the contractor for on-going
property construction projects. By combining these
strategies, a major portion of Company’s liquidity
needs for the development of property projects has
been met, therefore the Company’s liquidity can be
well managed.
2008
2009
Arus kas bersih | Net cash flows (Rp miliar | Rp billion)
Arus kas dari aktivitas operasi | Cash Flows from operations activities
(1,057.4)
(365.7)
Arus kas dari aktivitas investasi | Cash Flows from investing activities
(74.8)
(1,494.1)
Arus kas dari aktivitas pendanaan | Cash Flows from financing activities
829.6
1,879.9
Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
Perusahaan membukukan arus kas bersih dari
aktivitas operasi sebesar Rp (365,7) miliar pada
Net Cash from Operations
The Company’s net cash from operational activities
reached Rp (365.7) billion in 31 December 2009,
230
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
31 Desember 2009, sedangkan arus kas bersih
dari aktivitas operasi pada tahun 2008 tercatat
Rp (1.057,4) miliar. Angka arus kas bersih dari operasi
yang negatif ini cukup wajar, dimana Perusahaan
berada dalam masa pembangunan atau ekspansi
sehingga banyak arus kas keluar untuk membiayai
proyek-proyek yang dibangun Perusahaan selama
tahun 2009 dan 2008. Terlebih lagi pada tahun
2009, Perusahaan masih dalam tahap penyelesian
beberapa proyek properti investasi (investment
property), diantaranya Lifestyle Center. Di samping
itu, beberapa proyek bangunan tinggi juga sebagian
bersifat investment property seperti pada The
Bakrie Tower, Pullman Bali Legian Nirwana Hotels &
Resorts, dan Aston Hotel Bogor.
while in 2008 the amount recorded was Rp (1,057.4)
billion. A negative amount for its net operating cash
is acceptable as Company projects underwent
the development or expansion phase leading to
an intense flow of incoming and outgoing cash to
finance project activities throughout 2009 and 2008.
Furthermore, in 2009 the Company was still in the
phase of completing several investment property
projects including the Lifestyle Center. In addition, a
number of high-rise building projects are also part of
the Company’s investment properties such as The
Bakrie Tower, Pullman Bali Legian Nirwana Hotels &
Resorts, and Aston Hotel Bogor
Kas Bersih dari Aktivitas Investasi
Pada tahun 2009, arus kas bersih Perusahaan dari
aktivitas investasi adalah sebesar Rp (1.494,1) miliar
dan pada tahun 2008 sebesar Rp (74,8) miliar. Kas
bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
tersebut terutama digunakan untuk pembangunan
jalan tol dan penambahan investasi pada PT Bali
Nirwana Resort.
Net Cash from Investment
In 2009, the Company’s net cash from investment
totaled Rp (1,494.1) billion and in 2008 it was
Rp (74.8) billion. Net cash used for investmentrelated activities is largely allocated for toll road
development and additional investments for PT Bali
Nirwana Resort.
Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan
Arus kas bersih Perusahan dari aktivitas pendanaan
pada tahun 2009 dan 2008 adalah sebesar Rp 1.879,9
miliar dan Rp 829,6 miliar. Kas bersih dari aktivitas
pendanaan pada tahun 2009 turut dikontribusikan
oleh pinjaman dari Bank dan Lembaga Keuangan
serta penerbitan Sukuk Ijarah I Bakrieland sebesar
Rp 150 miliar.
Net Cash from Financing Activities
The Company’s net cash from financing activities
in 2009 and 2008 amounted to Rp 1,879.9 billion
and Rp 829.6 billion respectively. Net cash for 2009
was partly drawn from loans provided by banking
and financial institutions as well as the issuance of
Bakrieland’s Sukuk Ijarah I worth Rp 150 billion.
Mengingat pentingnya kondisi likuiditas, Perusahaan
akan tetap mengandalkan ketersediaan kas internal
melalui aktivitas operasi Perusahaan (operating cash
inflow), dengan didukung oleh pendanaan eksternal
seperti hutang bank dan pendanaan dari pasar
modal, untuk menjaga likuiditas tetap baik dimasa
yang akan datang
In view of the significance of sound liquidity
management, the Company will continue to rely on
the availability of internal cash through its operating
cash inflow with support from external financing
such as bank loans and capital markets in order to
sustain sufficient liquidity in coming years.
Hutang
Salah satu sumber pendanaan Perusahaan untuk
membiayai proyek-proyek yang sedang dibangun
adalah dengan hutang, baik dari pasar modal yaitu
obligasi/sukuk maupun dari perbankan dan sumber
lainnya. Hal ini oleh karena Bakrieland membangun
proyek-proyek properti dan infrastruktur dalam skala
yang besar sehingga membutuhkan pendanaan
yang juga besar. Pada tanggal 31 Desember 2008
dan 2009, Perusahaan memiliki posisi hutang yang
dapat dijabarkan sebagai berikut:
Liabilities
One of the Company’s sources of financing to
help fund on-going projects is obtained from debt,
either from the capital market through bonds/Sukuk
or from banking institutions and other sources.
This is deemed necessary in light of Bakrieland’s
involvement in the development of large-scale
property and infrastructure projects which require
substantial funding. By 31 December 2008 and
2009, the Company’s debt position is detailed as
follows:
231
Bakrieland
Annual Report
2009
2008
2009
Hutang mengandung bunga | Interest bearing liabilities
BRI
525.7
889.2
BNI
-
626.9
Bank Capital
-
101.4
Bukopin
65.8
126.1
BTN
11.9
43.5
BPD Jabar
-
96.3
BPD Jatim
-
72.3
BPD Jateng
-
32.5
Leasing
3.9
6.7
494.4
496.2
Sukuk Ijarah I
-
148.0
Beleggingsmaatschappij Broem BV
-
423.0
Obligasi I
Others
Total
19.0
-
1,120.6
3,062.1
Posisi hutang Perusahaan pada akhir tahun 2009
adalah sebesar Rp 3.062,1 miliar, atau naik dibanding
posisi hutang tahun 2008 sebesar Rp 1.120,6 miliar.
Kenaikan posisi hutang ini terutama disebabkan
oleh fasilitas pinjaman sindikasi sekitar Rp 1,3 triliun
dari Bank BNI, Bank BRI dan beberapa Bank BPD
yang digunakan untuk membangun konstruksi
jalan tol Kanci-Pejagan. Pembangunan jalan tol
ini juga didukung oleh pinjaman dari pemegang
saham yang memberikan pinjaman sebesar
kurang lebih Rp 423 miliar melalui anak usahanya,
Beleggingsmaatschappij Broem BV. Kenaikan posisi
hutang juga disebabkan oleh penerbitan Sukuk
Ijarah I Bakrieland sebesar Rp 150 miliar pada bulan
Juli tahun 2009, yang hasilnya terutama digunakan
untuk membiayai proyek perumahan Bakrieland. Di
samping itu, Bakrieland juga tetap mendapatkan
kepercayaan dari beberapa kreditur perbankan yang
turut serta dalam mendukung pembangunan proyekproyek Bakrieland.
The Company’s debt position by the end of 2009
reached the level Rp 3,062.1 billion, an increase
from Rp 1,120.6 billion in 2008. This higher level
of debt mainly arose from a syndicated loan facility
worth Rp 1.3 trillion from Bank BNI, Bank BRI and
several BPD banks to help finance the construction
of the Kanci-Pejagan toll road. This highway
development was also supported by shareholders’
loans amounting to approximately Rp 423 billion
through its subsidiary, Beleggingsmaatschappij
Broem BV. Another factor contributing to a higher
debt position is the issuance of Bakrieland Sukuk
Ijarah I worth Rp 150 billion in July 2009 whereby
proceeds are mainly allocated for the financing of
Bakrieland housing projects. In addition, Bakrieland
also continues to gain the trust of several creditor
banks involved in supporting the development of
Bakrieland housing projects.
Setelah sukses menerbitkan Obligasi I Bakrieland
senilai Rp 500 miliar pada bulan Maret 2008, pada
bulan Juni 2009, Perusahaan kembali berhasil
menerbitkan Sukuk Ijarah I Bakrieland sebesar Rp
150 miliar. Sukuk Ijarah tersebut terdiri dari Sukuk
Ijarah Seri A yang memiliki tenor 2 tahun dengan
cicilan imbalan sebesar Rp 154,8 juta per Rp 1
miliar per tahun dan Seri B dengan tenor 3 tahun
yang memiliki cicilan imbalan sebesar Rp 160 juta
per Rp 1 miliar per tahun. Obligasi dan Sukuk Ijarah
Bakrieland mendapatkan peringkat masing-masing
idBBB+ dan idBBB+(sy) dari Pemeringkat Efek
Indonesia (PEFINDO).
Following the success of Bakrieland Bond I issuance
worth Rp 500 billion in March 2008, the Company
again in June 2009 issued Bakrieland Sukuk Ijarah
I amounting to Rp 150 billion. The Sukuk Ijarah
issuance consists of Series A for a two-year tenor
with Rp 154.8 million in return installment per Rp 1
billion per year and Series B for a three-year tenor
with Rp 160 million in return installments of Rp 1
billion per year. Bakrieland’s bonds and Sukuk Ijarah
was each rated idBBB+ and idBBB+(sy) by the
Indonesia Credit Rating Agency (PEFINDO).
232
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Sementara itu, hutang sewa guna usaha (leasing)
tercatat sebesar Rp 6,7 miliar pada 31 Desember 2009,
naik dibanding Rp 3,9 miliar pada tahun 2008. Hutang
sewa guna usaha adalah hutang kepada perusahaan
pembiayaan dalam pembelian kendaraan.
Leasing obligation on the other hand reached Rp 6.7
billion as on 31 December 2009, which is an increase
from Rp 3.9 billion in 2008. Leasing obligation is the
amount of debt owed to financing companies for the
purchase of vehicles.
Strukur Permodalan
Secara historis, Bakrieland memiliki struktur
permodalan yang konservatif. Hal ini tercermin
dari besaran rasio hutangnya yang mengandung
bunga (interest bearing liabilities) terhadap ekuitas
Perusahaan (debt to equity ratio/DER) yang relatif
rendah. DER Perusahaan pada tahun 2008 dan 2009
berturut-turut sebesar 24,9% dan 66,0%. Ekuitas
Bakrieland merupakan salah satu yang terbesar
diantara perusahaan properti di Indonesia. Tingginya
ekuitas ini mencerminkan komitmen pemegang
saham atas kelangsungan jalannya Perusahaan
dalam jangka panjang. Sebagai perusahaan properti,
Perusahaan senantiasa mengandalkan ekuitasnya
dalam melakukan pembelian aset terutama tanah.
Capital Structure
Bakrieland has historically had a conservative capital
structure. This is reflected from a relatively low
interest bearing liabilities to the Company’s equity
(debt to equity ratio/DER). The Company’s DER in
2008 and 2009 were 24.9% and 66.0%, respectively.
Bakrieland’s equity is one of the highest among
property companies in Indonesia. High level of
equity demonstrates the shareholders’ commitment
on the Company’s sustainability in the long run. As a
property company, the Company remains to rely on
its equity in purchasing assets, particularly land.
(Rp miliar)
2008
2009
Ekuitas | Equity
4,507.7
4,642.5
Hutang | Interest Bearing Liabilities
1,120.6
3,062.1
736.4
2,560.4
Hutang Jangka Panjang | Long Term Debt
Dalam membiayai pembangunan proyek-proyek
yang dibangun, selain dari ekuitas, perusahaan
properti memerlukan sumber-sumber permodalan
yang tepat. Sebagian besar hutang Perusahaan
bersifat jangka panjang, dimana hal tersebut sesuai
dalam mendanai proyek-proyek properti Bakrieland
yang bersifat jangka panjang seperti apartemen.
Di samping itu, hutang jangka panjang juga
memberikan fleksibilitas waktu bagi Perusahaan dan
mencerminkan kepercayaan kreditor yang baik.
In financing its project development, aside of equity,
a property company requires appropriate source of
capital. Most of the Company liabilities are long
term, which is suitable for funding Bakrieland’s
long-term property projects such as apartment. In
addition, long-term liabilities also give time flexibility
for the Company and show good credibility.
Ke depan, Perusahaan akan tetap menjaga struktur
permodalannya tetap ideal, dengan menjaga tingkat
hutangnya kurang dari 100% terhadap ekuitas.
Sementara terkait pinjaman, baik dari bank, lembaga
keuangan maupun institusi lainnya, besar maupun
jangka waktunya akan disesuaikan dengan jumlah
dan jenis proyek yang dikerjakan.
In the future, the Company will maintain its ideal
capital structure by keeping its liability level below
100% to equity. In regard with loans, both from the
banks, financial institutions and other institutions,
the size and terms will be adjusted with the amount
and type of projects being performed.
Pertumbuhan Aset
Aset Perusahaan terus tumbuh sejalan dengan
ekspansi yang dilakukan, yang terutama terwujud
dalam bentuk terbangunnya proyek-proyek properti
ataupun infrastruktur terkait properti lainnya.
Pertumbuhan aktiva ini dibiayai baik oleh modal
sendiri maupun sumber pembiayaan eksternal.
Assets Growth
The Company’s assets have demonstrated a steady
growth in line with business expansion notably
in the form of accomplished property projects or
property-related infrastructure projects. This growth
in assets is financed both from internal capital and
external sources.
233
Bakrieland
Annual Report
2009
Pada tanggal 31 Desember 2009, total aset
Perusahaan tercatat sebesar Rp 11.592,6 miliar,
atau meningkat 39% dari total aktiva Perusahaan
per 31 Desember 2008 sebesar Rp 8.335,0 miliar.
Pertumbuhan aset ini terutama disebabkan oleh
meningkatnya aktiva tetap, sebagai akibat telah
selesainya proyek jalan tol Kanci-Pejagan yang
konstruksinya telah diselesaikan pada bulan
Desember 2009, serta dikonsolidasikannya PT Bali
Nirwana Resort yang memiliki Nirwana Bali Resort.
On 31 December 2009, the Company’s total assets
reached the amount of Rp 11,592.6 billion or a 39%
increase from overall Company’s assets as of 31
December 2008, totaling Rp 8,335.0 billion. This
assets growth is primarily due to an increase in fixed
assets resulting from the completion of the KanciPejagan toll road project in December 2009 as well
as the consolidation of PT Bali Nirwana Resort which
owns Nirwana Bali Resort.
Pertumbuhan Ekuitas
Ekuitas Perusahaan terus meningkat, yang
didukung baik oleh kemampuan Perusahaan dalam
menghasilkan laba, maupun adanya komitmen dari
pemegang saham untuk menyuntikkan dananya guna
manambah ekuitas Perusahaan. Pada tanggal 31
Desember 2009, total ekuitas Perusahaan mencapai
Rp 4.642,5 miliar, atau bertumbuh 3% dibanding total
ekuitas per 31 Desember 2008 sebesar Rp 4.507,7
miliar. Pertumbuhan ekuitas Perusahaan selama
tahun 2009 terutama disebabakan oleh kemampuan
Perusahaan dalam menghasilkan laba, dimana posisi
saldo laba (retained earning) meningkat menjadi Rp
451,8 miliar dibanding saldo laba pada tahun 2008
sebesar Rp 319,6 miliar. Selama tahun 2008 dan
2009 tidak ada penambahan modal Perusahaan
yang berasal dari aktivitas penerbitan saham baru
(right issue).
Equity Growth
An upward trend in the Company’s equity is
supported by the ability to yield profits as well as the
proven commitment of shareholders to invest funds
aimed at elevating its equity. On 31 December 2009,
the total of the Company’s equity amounted to Rp
4,642.5 billion, a 3% growth compared to Rp 4,507.7
billion as of 31 December 2008. The Company’s
equity growth throughout 2009 was primarily due
to the ability of the Company to generate profit as
its retained earnings rose significantly to Rp 451.8
billion compared to Rp 319.6 billion in 2008. In
2008 and 2009 there were no other additions to
the Company’s capital originating from a new rights
issue.
Pertumbuhan Kewajiban
Seiring semakin tingginya aktivitas bisnis Perusahaan,
jumlah kewajiban Perusahaan meningkat baik
kewajiban yang bersifat mengandung bunga seperti
hutang bank ataupun surat hutang, maupun kewajiban
yang tidak mengandung bunga seperti hutang usaha.
Pada tanggal 31 Desember 2009, total kewajiban
Perusahaan adalah sebesar Rp 5.794,1 miliar, atau
meningkat dibanding total kewajiban Perusahaan 31
Desember 2008 sebesar Rp 3.133,7 miliar. Kenaikan
jumlah kewajiban ini terutama disebabkan adanya
kenaikan pinjaman dari perbankan yang memberikan
fasilitas pendanaan dalam rangka pembangunan
jalan tol Kanci-Pejagan. Kenaikan kewajiban juga
disebabkan oleh keberhasilan Perusahaan dalam
penerbitan Sukuk Ijarah I tahun 2009. Pada tahun
2009, total kewajiban yang mengandung bunga
(interest bearing liabilities) berjumlah sebesar
Rp 3.062,1 miliar, naik dari Rp 1.120,6 miliar pada
tahun sebelumnya.
Liability Growth
In proportion to the Company’s heightened business
activity, its liabilities consequentially saw an increase
both for its interest-bearing liabilities such as bank
loans and bonds, and non-interest bearing liabilities
such as trade payables. On 31 December 2009, the
Company’s total liabilities amounted to Rp 5,794.1
billion, a rise compared to Rp 3,133.7 billion on 31
December 2008. This increase in liabilities is mainly
due to a rise in bank loans which provided funding
for the Kanci-Pejagan toll road construction. It is also
the result of the Company’s successful issuance of
Sukuk Ijarah I in 2009. Total interest bearing liabilities
in 2009 reached Rp 3,062.1 billion, an increase from
Rp 1,120.6 billion in the previous year.
Di samping itu, kenaikan kewajiban terutama juga
disebabkan oleh naiknya hutang lain-lain dari pihak
ketiga serta naiknya hutang usaha kepada mitra
In addition, this increase in liabilities is also partly
due to a rise in other third-party liabilities and trade
payables to the Company’s business partners such
234
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
bisnis Perusahaan seperti kontraktor dan supplier
sebagai konsekuensi aktivitas bisnis Perusahaan.
Kenaikan pendapatan yang ditangguhkan juga
memberi kontribusi pada naiknya kewajiban.
as contractors and suppliers as a consequence of its
business activities. A deferred income increase also
contributed to an escalation in liabilities.
Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan
Perusahaan dalam memenuhi suluruh kewajibannya,
termasuk kewajiban finansialnya yaitu hutang yang
mengandung bunga (interest bearing liabilities).
Solvabilitas perusahaan dapat diukur dengan
membandingkan total kewajiban dengan total aset,
maupun dengan membandingkan total kewajiban
keuangan dengan total ekuitas (debt to equity ratio/
DER). Kondisi solvabilitas perusahaan juga dapat
dilihat dari perbandingan antara kewajiban yang
mengandung bunga dengan laba sebelum bunga,
pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA).
Solvability
The solvability ratios show the ability of the
Company in fulfilling its overall liability including
its financial liabilities such as interest bearing
liabilities. A company’s solvability can be measured
by comparing total liabilities to total assets, as well
as by comparing total financial liabilities to equity
(debt to equity ratio/DER). A company’s solvability
can also be observed from comparing interest
bearing liabilities with earnings before interest, tax,
depreciation and amortization (EBITDA).
Solvabilitas atas Total Kewajiban
Tingkat solvabilitas Perusahaan berdasarkan
perbandingan antara total kewajiban dengan total
aset Perusahaan per tanggal 31 Desember 2009 dan
31 Desember 2008 masing-masing adalah sebesar
49,9% dan 37,6%. Sedangkan tingkat solvabilitas
Perusahaan apabila berdasar perbandingan antara
kewajiban dengan total ekuitas Perusahaan per
tanggal 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008
adalah masing-masing sebesar 124,8% dan 69,5%.
Rasio-rasio solvabilitas Perusahaan berada pada
kisaran yang relatif moderat, dan mencerminkan
besarnya aset dan ekuitas Perusahaan yang cukup
mampu dalam memenuhi kewajiban Perusahaan.
Solvability over Total Liability
The Company’s solvability level based on the
comparison between total liabilities and total assets
as at 31 December 2009 and 31 December 2008
were 49.9% and 37.6% respectively. While based
on the comparison between liabilities and total
equity as of 31 December 2009 and 31 December
2008, the solvability ratios were 124.8% and 69.5%
respectively. The Company’s solvability ratios are
within a relatively moderate range, and reflect a
sufficient amount of Company assets and equity to
cover total liabilities.
Solvabilitas atas Kewajiban Mengandung Bunga
Di samping itu, Perusahaan juga memiliki kemampuan
yang cukup baik dalam memenuhi kewajibannya
terhadap hutang yang mengandung bunga (interest
bearing liabilities), dimana hal ini merupakan faktor
yang umumnya dipandang cukup penting oleh
kreditur pemberi pinjaman. Salah satu rasio yang
digunakan adalah dengan membandingkan total
hutang berbunga terhadap ekuitas Perusahaan. Rasio
hutang Perusahaan terhadap ekuitasnya (DER) pada
tahun 2009 dan 2008 berturut-turut adalah sebesar
66,0% dan 24,9%. Meskipun terdapat kenaikan
rasio DER pada tahun 2009 akibat kenaikan hutang,
namun besaran rasio tersebut yang berada di bawah
100% adalah masih cukup baik. Meningkatnya
rasio DER Perusahaan tersebut juga merupakan
dampak dari kenaikan hutang Perusahaan yang telah
dijabarkan dalam segmen hutang.
Solvability over Interest Bearing Liabilities
Aside from the above, the Company has also shown
sufficient capability in meeting its interest bearing
liabilities, which is considered as a fairly important
factor by creditors. One of the commonly used
ratios is by comparing total interest bearing liabilities
to the Company’s equity. The Company’s Debt to
Equity Ratio (DER) in 2009 and 2008 were 66.0%
and 24.9%, respectively. Despite the increase in
DER in 2009 due to the increasing debt, the fact that
the ratio is still below the 100% shows a relatively
good performance. The increase of DER also reflects
the impact of the Company’s increasing debt as
described in the segment on debt.
235
Bakrieland
Annual Report
2009
Rentabilitas
Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan
Perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada
suatu periode tertentu. Rentabilitas perusahaan
antara lain diukur dengan rasio-rasio margin laba
bersih, imbal hasil aktiva (return on asset), dan imbal
hasil ekuitas (return on equity).
Rentability
The rentability ratio shows the Company’s ability
in producing profit within a certain period. The
Company’s rentability can be measured, among
others, by the net earning ratio, return on asset ratio,
and return on equity ratio.
Margin laba bersih adalah rasio antara laba bersih
terhadap pendapatan bersih pada suatu periode
tertentu. Margin laba bersih Perusahaan untuk
tahun 2009 adalah sebesar 12,5%, atau menurun
dibandingkan margin laba bersih pada tahun 2008
sebesar 25,8%. Turunnya laba bersih pada tahun
2009 terutama disebabkan oleh besarnya pendapatan
lain-lain pada tahun 2008 sebagai akibat dari transaksi
divestasi salah satu unit usaha, sedangkan pada
tahun 2009, pendapatan lain-lain bersih Perusahaan
relatif kecil.
Net profit margin is the ratio of net income to net
revenue in a certain period of time. The Company
net profit margin for the year 2009 amounted to
12.5%, lower than 2008’s of 25.8%. The Lower net
profit margin in 2009 was mainly due to the high
contribution of other revenues in 2008 as a result
of a divestment transaction in one of the business
unit, while in 2009 net other revenues was relatively
smaller.
Imbal hasil aktiva adalah rasio dari perputaran
aktiva dalam menghasilkan laba bersih, yang
diukur dengan membandingkan antara laba bersih
dengan total aktiva pada periode tertentu. Imbal
hasil aktiva Perusahaan pada tahun 2009 adalah
sebesar 1,1%, dibandingkan sebesar 3,3% pada
tahun 2008. Penurunan imbal hasil Perusahaan ini
terutama disebabkan kenaikan yang cukup tinggi
pada sisi aktiva karena telah selesainya proyek jalan
tol Kanci-Pejagan, namun proyek jalan tol ini belum
memberikan kontribusi pendapatan pada tahun 2009.
Namun demikian, Perusahaan berkeyakinan bahwa
pendapatan Perusahaan dalam jangka panjang akan
lebih kuat dengan adanya kontribusi dari jalan tol ini
di masa mendatang.
Return On Assets is a ratio of asset turnaround
in producing net income, which is measured by
comparing the net income by total assets in a certain
period. The Company’s return on assets in 2008
amounted to 1.1%, as compared to 3.3% in 2008.
The decrease in the Company’s return on assets
was mainly due to a significant increase in assets as
a result of the completion of the Kanci-Pejagan toll
road project. Although this project has not yet given
revenue contribution in 2009, the Company believes
that its long-term revenues will be strengthened with
the contribution from the toll road in the future.
Imbal hasil ekuitas adalah rasio dari laba bersih
pada periode tertentu terhadap jumlah ekuitas.
Imbal hasil ekuitas Perusahaan pada tahun 2009
dan 2008 masing-masing adalah sebesar 2,8% dan
6,0%. Turunnya laba bersih pada tahun 2009 telah
mengakibatkan imbal hasil ekuitas juga mengalami
penurunan. Namun demikian secara umum, relatif
rendahnya tingkat imbal hasil ekuitas Perusahaan
salah satunya dikarenakan tingginya ekuitas
Perusahaan.
Return On Equity is the ratio of net income to the
amount of equity in a certain period. The Company’s
ROE in 2009 and 2008 amounted to 2.8% and 6.0%
respectively. The decrease in 2009 net income
caused lower return on equity. Moreover, in general
the Company’s relatively low level of ROE is caused
by, among other things, its high level of equity.
Kolektibilitas Piutang
Kolektibilitas piutang menunjukkan seberapa
cepat piutang-piutang hasil penjualan perusahaan
dapat tertagih, untuk selanjutnya tercatat menjadi
penjualan. Kolektibilitas piutang dapat diukur melalui
umur piutang. Namun demikian, umur piutang
masing-masing unit usaha Perusahaan memiliki
Collectability of Receivables
Collectability of Receivables shows how fast the
Company is able to collect receivables and convert
them into sales. It can be measured from an aging of
receivables. However, characteristics of receivables
aging for each business unit are quite different
since the type of products sold in each business
236
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
perbedaan karakeristik yang cukup besar, karena
adanya perbedaan jenis produk yang dijual pada
masing-masing unit usaha. Untuk unit usaha Landed
Residential dengan produk utama perumahan,
umur piutangnya pada umumnya jauh lebih pendek
dari unit usaha City Property yang memiliki produk
utama apartemen. Hal ini disebabkan, jangka waktu
pembangunan perumahan relatif pendek yaitu
sekitar 5 hingga 6 bulan sedangkan pembangunan
apartemen lebih panjang yaitu sekitar 2 tahun.
unit is different. Landed Residential for example,
whose core product is housing, has a much shorter
receivable aging than the City Property, whose main
product is apartments, considering the relatively
shorter period in housing development of around 5
months to apartment development which may take
around 2 years to complete.
Untuk tahun 2009 umur piutang unit usaha Landed
Residential adalah 245 hari, dibanding umur piutang
tahun 2008 yaitu 216 hari. Sedangkan unit City
Property memiliki umur piutang 496 hari, dibanding
313 hari pada tahun 2008. Adapun umur putang
untuk unit usaha Hotel & Resort pada 2009 adalah
146 hari, dibanding umur putang pada tahun 2008
yaitu 90 hari.
In 2009, receivable’s aging in Landed Residential
is 245 days, compared to 216 days in 2008. City
Property receivables aging was 496 compared to
313 days in 2008. While for Hotel & Resort business
unit, the receivables aging in 2009 was 146 days,
compared to 90 days in the year 2008.
Kebijakan Akuntansi yang Signifikan
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAMLK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan dan Surat Edaran No. SE 02/PM/2002
tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat.
Significant Accounting Policies
Consolidated financial statements are prepared in
accordance with accounting principles generally
accepted in Indonesia, namely the Statement
of Standard Financial Accounting (PSAK) and
Regulation of Capital Market Agency and Financial
Institutions (BAPEPAM-LK) No VIII.G.7 on Guidelines
for Financial Reporting and Circular Letter No. SE 02/
PM/2002 dated 27 December 2002 on Guidelines
for Issuer Financial Disclosure Reports or the Real
Estate Industry Public Company.
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan
arus kas disusun berdasarkan konsep akrual. Dasar
pengukuran yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan adalah konsep biaya perolehan,
kecuali investasi dalam efek tertentu dan instrumen
derivatif yang dicatat sebesar nilai wajarnya, dan
persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih
rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi
bersih.
Consolidated financial statements, except the cash
flow report, are prepared based on the accrual
concept. The basis of measurement used in the
preparation of financial reports is the cost acquisition
concept, except for those investments in some
particular securities and derivative instruments
recorded at their fair values, and stocks which are
stated in their acquisition value or net real value
whichever is lower.
Neraca konsolidasian disajikan tanpa dikelompokkan
ke dalam lancar dan tidak lancar (unclassified balance
sheets) sesuai dengan PSAK No. 44, “Akuntansi
Aktivitas Pengembangan Real Estat.”
The consolidated balance sheet is presented
without grouping current and non-current account
(unclassified balance sheets) in accordance to PSAK
No. 44, “Accounting for Real Estate Development
Activity.”
Untuk tahun buku 2009, tidak ada perubahan
akuntansi yang signifikan. Beberapa kebijakan
akuntansi yang signifikan dapat diuraikan sebagai
berikut:
For the fiscal year of 2009, there was no significant
changes in accounting policies. Some of the
significant accounting policies can be described as
follows:
237
Bakrieland
Annual Report
2009
Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa
Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan
transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang dianggap
mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan
PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi
dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, baik dengan ataupun tidak dengan harga
dan persyaratan normal yang dilakukan terhadap
pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan konsolidasian.
Transaction with Related Parties
The Company and its subsidiaries entered into
transactions with certain parties who are considered
as related in accordance to PSAK No. 7, “Disclosure
on Related Parties”. All transactions with such
parties, either with or without a normal price and
requirements applied to the third party, shall be
disclosed on notes attached to the consolidated
financial statements.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke
mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang
berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca,
aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing
dijabarkan dengan kurs tengah Bank Indonesia yang
berlaku pada tanggal neraca. Laba atau rugi kurs yang
terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Transactions and Balances in Foreign Currency
Transactions denominated in foreign currencies are
converted into Rupiah at the exchange rate prevailing
at the date of the transactions. At the balance sheet
date, monetary assets and liabilities in foreign
currencies are translated into Rupiah at the middle
rate of Bank Indonesia at the balance sheet date.
Exchange gains or losses arising are recognized in
the consolidated statement of income.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai tukar
yang digunakan masing-masing adalah Rp 9.400 dan
Rp 10.950 per AS$ 1.
As of 31 December 2009 and 2008, the exchange
rates used were Rp 9,400 and Rp 10,950 per U.S. $
1 respectively.
Persediaan
Harga perolehan persediaan real estat dialokasikan
ke masing-masing proyek real estat ditentukan
dengan menggunakan metode identifikasi khusus
untuk beban langsung dan berdasarkan meter
persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial.
Inventories
The acquisition costs of real estate inventory are
allocated to components of the real estate project
based on the specific identification method for direct
costs and based on per square meter for social and
common facilities.
Harga perolehan persediaan real estat meliputi
biaya perizinan, pembebasan (ganti rugi) tanah,
pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah,
prasarana, pengembangan dan pembangunan
proyek, termasuk kapitalisasi bunga selama masa
pembangunan dan pengembangan.
The acquisition cost of real estate inventory
comprises licensing, acquisition, certificates, land
clearing, infrastructure, project development and
construction including capitalized interest during
construction and development.
Persediaan real estat yang berupa bangunan
apartemen (strata title) dicatat berdasarkan biaya
perolehan yang ditentukan dengan menggunakan
metode rata-rata dan dinyatakan sebesar nilai yang
lebih rendah antara biaya perolehan dan estimasi
nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih merupakan
estimasi nilai jual dikurangi biaya pengembangan
untuk menghasilkan produk yang siap dijual dan
biaya untuk merealisasi penjualan.
Real estate inventories in the form of apartment
building (strata title) are stated based on the
acquisition cost which is determined using the
average method and stated at the value of the
acquisition cost or estimated net realizable value,
whichever is lower. Net realizable value represents
the estimated selling price less the development
cost up to ready-for-sale products and the cost to
actualize sales.
238
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Selisih antara harga perolehan dengan estimasi
nilai realisasi bersih dibukukan dalam laporan
laba rugi konsolidasian dalam akun “Beban
Pokok Penjualan”. Bangunan dalam proses
pengembangan dan bangunan yang siap untuk
dijual dikelompokkan sebagai “Persediaan” di dalam
neraca konsolidasian.
The difference between the acquisition cost and
the estimated net realizable value is recorded in the
Cost Of Goods Sold account in the consolidated
Statements of Income. Buildings under development
and those ready-for-sale are classified under
“Inventory” in the consolidated balance sheet.
Persediaan makanan, minuman, perlengkapan
dan barang dagangan hotel dinyatakan sebesar
nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai
realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi
bersih ditentukan berdasarkan taksiran harga jual
yang wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang
diperlukan untuk menjual persediaan tersebut.
Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan
untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi
bersih. Penyisihan persediaan usang atau persediaan
yang perputarannya lambat, ditentukan, jika ada,
berdasarkan penelaahan atas kondisi masing-masing
persediaan pada akhir tahun.
Inventories of food, beverage, equipment and hotel
merchandise are stated at the lowest value between
the acquisition cost and the net realizable value. The
acquisition cost is determined by using the averaging
method. Net realizable value is determined based
on the estimated fair selling price reduced by the
estimated cost required to sell the inventories.
The allowances for decreases in inventory value
are conducted to reduce the carrying value to their
net realizable value. The allowances for obsolete or
slow moving inventories are defined, if any, based
on the review of inventory conditions at the end of
the year.
Tanah yang belum dikembangkan
Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan
harga perolehan, yang meliputi antara lain biaya
pembebasan (ganti rugi), pengurusan surat-surat
tanah dan pematangan tanah. Pada saat dimulainya
pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan
direklasifikasi ke akun persediaan sebagai persediaan
dalam pembangunan atau aset tetap sebagai proyek
dalam penyelesaian.
Land bank
The land bank is stated at cost, which comprises the
cost for acquisition, certification, and land clearing.
When the infrastructure development has started,
the land is reclassified into inventory-in-progress or
moved to the property and equipment account as
construction in progress.
Properti investasi
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak
perusahaan telah menerapkan PSAK No. 13 (Revisi
2007), “Properti Investasi” yang menggantikan PSAK
No. 13 (Revisi 1994), “Akuntansi untuk Investasi”
menggunakan model biaya.
Investment Properties
Effective on 1 January 2008, the Company and its
subsidiaries have applied PSAK No. 13 (2007 Revision)
on “Investment Property” which supersedes
PSAK No. 13 (1994 Revision) on “Accounting for
Investment,” utilizing the cost model.
Properti investasi terdiri dari bangunan dan prasarana
untuk menghasilkan rental dan tidak untuk digunakan
dalam operasi untuk tujuan administratif atau dijual
dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi
dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. Biaya
perolehan meliputi biaya konstruksi sampai dengan
saat pembangunan atau pengembangan selesai.
Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung
dengan menggunakan metode garis lurus selama
umur manfaat aset tetap selama 20 tahun.
Investment properties consist of buildings and
infrastructure to earn rental income, rather than for
use in operations or for administrative purposes or
sale in the ordinary course of business. Investment
property is stated at the cost of acquisition less
accumulated depreciation and impairment losses.
The carrying amount includes the construction cost
until it is completed and ready for use. Depreciation
of buildings and infrastructure is computed using the
straight-line method over the estimated useful lives
of the fixed assets of 20 years.
239
Bakrieland
Annual Report
2009
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada
saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut
tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak
memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang
dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau
rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan
properti investasi diakui dalam laporan laba rugi
konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian
atau pelepasan tersebut.
Investment Property is de-recognized when either
it has been disposed of or when the investment
property is permanently withdrawn from use and
no future benefit is expected from its disposal.
Gains or losses arising on the retirement or disposal
of an investment property are recognized in the
consolidated statement of income in the year of
retirement or release.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan
hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang
ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh
pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau
selesainya pembangunan atau pengembangan.
Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan
hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang
ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh
pemilik atau dimulainya pengembangan untuk
dijual.
Transfers are made to investment properties when,
and only when, there is a change in use, evidenced
by the end of owner occupation, commencement
of an operating lease with another party or
completion made from investment properties
when, and only when, there is a change in use,
evidenced by commencement of owner occupation
or commencement of development with a view to
sale.
Penggunaan estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, mengharuskan manajemen untuk membuat
estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah
aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan
kewajiban kontijen pada tanggal laporan keuangan
konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban
selama tahun berjalan. Hasil yang sebenarnya dapat
berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Use of Estimates
Preparation of consolidated financial statements,
in accordance to generally applicable accounting
principles, requires management to make estimates
and assumptions that affect the amount of assets
and the disclosure of contingent liabilities on the
date of the consolidated financial statements and
the revenue amount and expenses during the fiscal
year. Actual results may differ from the estimated
amount.
Transaksi-transaksi Off Balance Sheet
Pada periode yang berakhir 31 Desember 2009,
Bakrieland tidak melakukan transaksi yang dicatat
secara off balance sheet.
Off Balance Sheet Transactions
For the period ended on 31 December 2009,
Bakrieland did not perform any transactions recorded
off balance sheet.
Persediaan
Pada akhir tahun 2009, Perusahaan mencatat
persediaan sebesar Rp 1.697,9 miliar atau naik
dari Rp 1.972,4 miliar pada tahun 2008. Persediaan
ini timbul dari aktivitas operasi Perusahaan, yaitu
pembangunan proyek properti yang menghasilkan
bangunan siap jual, bangunan dalam penyelesaian
maupun dalam bentuk tanah.
Inventories
At the end of 2009, the Company recorded inventories
amounting to Rp 1,697.9 billion, increasing from
Rp 1,972.4 billion in 2008. The inventory increased
based on the Company’s operational activity, namely
property project development that resulted in readyfor-sale buildings, buildings under construction and
land.
Persedian | Inventories (Rp Miliar | Rp Billion)
2008
Tanah | Land
622.7
462.6
1,095.4
1,071.1
253.8
158.6
0.6
5.6
Bangunan dalam penyelesaian | In progress building
Bangunan siap jual | Ready for sale building
Persediaan Hotel | Hotel inventories
2009
240
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Lahan Cadangan
Bagi sebuah perusahaan properti, ketersediaan
cadangan lahan (land bank) dalam skala yang
cukup besar dan terletak di lokasi yang stategis
adalah merupakan modal pokok, guna menjamin
kelangsungan usahanya dimasa yang akan datang.
Bakrieland yang salah satu produk utamanya adalah
apartemen, saat ini memiliki cadangan lahan di
CBD utama Jakarta di kawasan Kuningan seluas
16,3 hektar, dimana hal ini merupakan landbank
perusahaan properti terbesar dikawasan CBD utama
Jakarta. Semakin langkanya tanah kosong dalam
luasan yang besar dikawasan CBD utama Jakarta,
membuat nilai tanah di kawasan ini semakin tinggi
dari waktu ke waktu.
Land Bank
For a property company, a relatively large land bank
located at strategic locations is the main capital to
ensure its business continuity in the future. With
apartments as one of its main products, Bakrieland
currently owns land banks at the Jakarta primary
CBD in the Kuningan area of 16.3 hectares, the
largest land bank owned by a property company
in the primary Jakarta CBD. Scarcer large-acreage
vacant lands in the Jakarta primary CBD has caused
the land value in this area to rise from time to time.
Di samping apartemen, Bakrieland juga merupakan
pengembang besar untuk produk properti
perumahan atau landed housing. Perusahaan saat
ini memiliki cadangan lahan yang cukup besar
seluas hampir 700 hektar di kawasan utama kota
Bogor, dan dimungkinkan untuk terus bertambah.
Untuk kawasan hunian, Bakrieland melihat bahwa
pengembangan perumahan di Bogor lebih menarik
dibandingkan dengan daerah-daerah lain di sekitar
Jakarta seperti Tangerang ataupun Bekasi seiring
dengan pesatnya pembangunan di kota tersebut.
Landbank yang besar yang dimiliki Bakrieland saat
ini diharapkan mampu menopang bisnis Perusahaan
baik City Property maupun Landed Residential,
dalam jangka panjang.
In addition to apartments, Bakrieland is also a big
developer for housing property products or landed
housing. To date, the Company owns relatively
large land banks totaling almost 700 hectares in the
center of Bogor, and this may possibly increase. For
residential areas, Bakrieland views that the housing
development in Bogor is more attractive than other
areas surrounding Jakarta such as Tangerang or
Bekasi, along with the rapid development in the city.
The large size of the land bank currently owned by
Bakrieland is expected to bolster the Company’s
business in City Property as well as Landed
Residential in the long run.
Nilai Lahan Cadangan Bakrieland | Value of Bakrieland’s Land Bank
Lahan Cadangan (Rp Miliar) | Land Bank (Rp Billion)
City Property
Landed Residential
Hotel & Resort
2008
2009
1,276.1
1,282.0
584.0
677.9
4.2
13.3
Sebagian besar dari pendapatan Perusahaan berasal
dari penjualan apartemen strata dan perumahan.
Berdasarkan hal ini, maka memiliki lahan cadangan
dalam jumlah ideal sangat diperlukan apalagi
mengingat secara historis Bakrieland memiliki
pertumbuhan yang tinggi. Dalam beberapa tahun
terakhir Bakrieland melakukan pembelian tanah
yang terletak di berbagai lokasi strategis di tanah air,
khususnya di CBD Jakarta dan Bogor.
Most of the Company’s revenue is generated from
the sales of strata apartments and residential units.
Based on this situation, owning an ideal size of land
bank is highly required considering that Bakrieland
historically has a high growth rate. In the last couple
of years, Bakrieland purchased lands located at
various strategic locations in the country, particularly
in Jakarta CBD and Bogor.
Pembelian tanah di CBD Jakarta lebih diutamakan
karena terdapatnya pertumbuhan permintaan yang
baik didukung tren urbanisasi yang meningkat,
semakin tingginya tingkat kemacetan serta perubahan
gaya hidup. Sedangkan untuk pembelian tanah di
The purchase of land in the Jakarta CBD is a priority
due to its growing demand supported with an
increasing trend of urbanization, higher levels of
congestion and changes of lifestyles. The purchase
of land in Bogor has also been prioritized since the
241
Bakrieland
Annual Report
2009
Bogor juga diutamakan karena kawasan Jabodetabek
adalah daerah yang memiliki permintaan yang tinggi
atas unit-unit perumahan bila dibandingkan dengan
daerah-daerah lain di Indonesia.
Jabodetabek area has high demand for residential
units compared with other areas in Indonesia.
Lahan Cadangan | Land Bank
Location
Dec 09
Land Bank
Dec 09
Development
Area
Additional
Dec 06
Development
Area
(Ha)
City Property
Rasuna Epicentrum
CBD Jakarta
16.3
53.5
8.8
44.7
Sentra Timur Residence
East Jakarta
1.6
3.2
3.2
-
678.0
810.0
710.0
100.0
Landed Residential
Bogor Nirwana Residence
Bogor
Ijen Nirwana Residence
Malang
12.5
22.4
22.4
-
Batam Nirwana Residence
Batam
27.1
40.0
40.0
-
Krakatoa Nirwana Resort
Lampung
99.8
103.2
30.5
72.8
Balikpapan Nirwana S & R
Balikpapan
3.2
3.3
3.3
-
Ubud Nirwana Villas
Ubud
4.2
4.2
4.2
-
Pullman Bali Legian Nirwana
Kuta
-
2.4
-
2.4
Nirwana Bali Resort
Tabanan
17.0
103.0
-
103.0
Hotel & Resort
Strategi Usaha Utama
Dalam memaksimalkan pengembangan usahanya
serta meningkatkan daya saing yang dimiliki,
Bakrieland secara konsisten menerapkan strategi
usaha utama yaitu sebagai berikut:
Main Business Strategy
To maximize the Company’s business development
and enhance its competitiveness, Bakrieland
consistently implements the following main
strategies:
1. Fokus Pengembangan
• Fokus pengembangan: tempat hunian
segmen menengah dan menengah atas
yang memiliki lokasi strategis: Dipilihnya
tempat hunian sebagai fokus pengembangan
tidak terlepas dari fakta bahwa dari semua
sub sektor properti, tempat hunianlah yang
memiliki permintaan paling tinggi. Sedangkan
target segmen menengah dan menengah ke
atas dipilih karena pertimbangan volume dan
marjin yang ideal.
1. Development Focus
• Development Focus: middle and middleupper residential segments in strategic
locations: The selection on housing as a
development focus is correlated to the fact
that of all property sub-sectors, housing is
the highest in demand. Whilst, the middle
and middle-upper market segment is chosen
for its ideal volume and margin.
242
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
• Memperkuat posisi proyek baru dengan
menggunakan branding yang sudah ada
serta keunggulan kompetitif Perusahaan.
Dengan strategi ini diharapkan pengenalan
produk-produk baru bisa relatif lebih mudah
serta dapat mengulangi kesuksesan produkproduk sebelumnya.
• Strengthening new projects’ positioning with
existing branding along with the Company’s
competitive advantage. Using this strategy,
new product launching is expected to be
relatively easier and a repeat of the success
of predecessors.
2. Percepatan Pengembangan
• Mempercepat
proses
pembangunan
dengan melakukan aliansi strategis (Joint
Operation dan Joint Venture): Aliansi
strategis tidak hanya dapat mempercepat
pengembangan dari sisi pendanaan namun
juga dari sisi keahlian dan juga peningkatan
profesionalisme.
• Meningkatkan penjualan dengan konsep
Strata: Sebagai bagian dari manajemen
risiko yaitu mengurangi risiko usaha jangka
panjang. Tambahan pula, dengan konsep
strata maka modal yang dimiliki dapat lebih
produktif dikarenakan siklusnya yang lebih
cepat.
2. Accelerated Development
• Accelerating the development process
through strategic alliances (Joint Operation
and Joint Venture): A strategic alliance not
only accelerates development in term of
funding, but also improves professionalism.
• Increasing sales using the concept of Strata:
This strategy is part of a risk management
strategy intended to reduce the business
risk in the long-term. Moreover, the strata
concept enables more productive capital as
a result of a faster capital cycle.
3. Efektivitas Pendanaan
• Meningkatkan pre-selling atas proyek baru:
Disamping dapat mengetahui besarnya
permintaan untuk suatu proyek dalam rangka
mengurangi risiko juga dapat mengurangi
modal kerja awal.
• Memperkecil modal kerja awal dengan
menggunakan proyek semi turn-key. Dengan
skema pendanaan ini maka kelangsungan
pengerjaan dari proyek-proyek yang ada
dapat relatif lebih terjamin.
• Memperkecil biaya investasi dengan
mengundang investor strategis. Dengan
partisipasi dana dari investor strategis maka
modal yang diperlukan dalam suatu proyek
dapat lebih kecil dan juga meningkatkan
jumlah proyek yang dapat dikerjakan dalam
waktu yang bersamaan.
3. Funding Effectiveness
• Improving the pre-selling strategy for new
projects: Other than being able to predict
the demand of a certain project in order to
reduce risks, it could also lower the initial
working capital.
• Reducing initial working capital by using the
semi turn-key project scheme. This funding
scheme strategy is intended to ensure
continuity of currently existing projects.
• Reducing investment costs by inviting
strategic investors. With funding participation
from strategic investors, the required
amount of capital in a project could be lower,
thus increasing the number of projects to be
on-going simultaneously.
Dalam upaya mendapatkan pertumbuhan usaha
yang cukup baik dan berkesinambungan, Bakrieland
membagi manajemen ke dalam 2 team. Kelompok
pertama bertanggung jawab atas pengembangan
usaha konvensional seperti meningkatkan volume
penjualan, meningkatkan margin usaha dan hal
lainnya yang bersifat vertikal. Sedangkan manajemen
dalam kelompok kedua memfokuskan kepada
kegiatan merger & acquisition yang lebih bersifat
horizontal. Hal ini terbukti membawa hasil yang
menggembirakan yang tercermin dari pertumbuhan
In its endeavor to obtain significant and continuous
growth, Bakrieland divided its management into 2
teams. The first team is responsible for conventional
business development such as increasing sales
volume, business returns and all other similar
vertical developments. The second team, on the
other hand, focuses on mergers and acquisitions
that are horizontal in nature. This method is proven
to have brought satisfactory results as reflected in
243
Bakrieland
Annual Report
2009
penjualan rata-rata tahunan dalam 5 tahun terakhir
sebesar 43,5%.
the average annual growth of 43.5% over the last
5 years.
Implementasi Strategi Usaha
Bakrieland sebagai salah satu perusahaan properti
terbesar di Indonesia sudah mempunyai tempat dan
citra yang baik dimata masyarakat. Namun kelebihan
ini harus tetap ditunjang dengan strategi usaha
dan pemasaran yang dapat memperkuat posisi
Perseroan mengingat perkembangan perekonomian
yang berdampak positif terhadap sektor infrastruktur
dan properti nasional membuat persaingan di pasar
properti khususnya semakin kompetitif. Adapun
strategi usaha yang ditetapkan Perseroan dalam
rangka menjalankan dan mengembangkan kegiatan
usahanya antara lain sebagai berikut:
Business Strategy Implementation
As one of the largest property companies in
Indonesia, Bakrieland has attained a good position
and image in society. However, this advantage must
be supported with business and marketing strategies
that can strengthen the position of the Company,
considering that economic development brought
on positive impacts on the national infrastructure
and property sectors provide a more competitive
environment, particularly in property market. Among
the business strategies determined by the Company
in running and expanding its business activities are
as follows:
Apartemen/Kondominium
• Berfokus pada segmen apartemen yang memiliki
pertumbuhan pangsa pasar tertinggi, yaitu
segmen menengah dan menengah ke atas.
• Meningkatkan sumber pendapatan yang
berkelanjutan (recurring income) dengan cara
tetap menjaga kepemilikan pada beberapa aset
properti yang dianggap mampu memberikan
pendapatan
yang
berkelanjutan
kepada
pendapatan Perseroan (pendapatan sewa).
• Pemanfaatan potensi unit usaha di dalam group
dan/atau afiliasi.
Apartment/Condominium
• To focus on the apartment segment with the
highest growth in market share, i.e. the middle
and middle-upper segments.
• To increase recurring income sources by
maintaining ownership of some property assets
that are considered to be capable of producing
sustainable income to the Company revenue
(rental income).
• To attain benefit from business unit potentials
within the group and/or affiliates.
Perumahan/Perkantoran
• Selalu berusaha untuk mempertahankan posisi/
saldo lahan cadangan Perseroan dengan cara
melakukan akuisisi lahan secara selektif untuk
mendapatkan lahan cadangan di area yang
strategis untuk pengembangan lebih lanjut di
masa yang akan datang.
• Meningkatkan nilai tambah dari aset-aset properti
yang dikembangkan oleh Perseroan dengan cara
memberikan fasilitas-fasilitas pendukung yang
memadai.
• Meningkatkan sumber pendapatan yang
berkelanjutan (recurring income) dengan cara
tetap menjaga kepemilikan pada beberapa aset
properti yang dianggap mampu memberikan
pendapatan
yang
berkelanjutan
kepada
pendapatan Perseroan (pendapatan sewa).
Residential/Office
• To continue efforts to maintain the position
/ balance of the Company’s land banks by
conducting selective land acquisition to acquire
land banks in strategic locations for future
developments.
• To increase the value of the property assets
developed by the Company by providing
adequate supporting facilities, such as hotels,
golf courses and retail centers.
• To increase sustainable recurring sources of
income by maintaining the ownership of some
property assets considered capable of providing
recurring income to the Company (rental
income).
Hotel & Resort
• Meningkatkan nilai tambah hotel dan resort
dengan penyediaan infrastruktur yang lengkap
dan memadai.
Hotel & Resort
• To increase added value of Hotel and Resort
properties by providing complete and adequate
infrastructure.
244
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
• Memperkecil risiko dengan cara menggandeng
mitra strategis yang berpengalaman dan memiliki
reputasi yang baik dalam proses pembangunan
maupun pengelolaannya. Selain memperkecil
risiko, mitra strategis yang memiliki reputasi
internasional dapat meningkatkan citra produkproduk Perseroan. Saat ini Perseroan telah
bekerjasama dengan Aston International dan
Accor Hotel Management.
• Meningkatkan sumber pendapatan yang
berkelanjutan (recurring revenues) dengan
cara tetap menjaga kepemilikan pada aset-aset
unit Hotel & Resort yang dianggap mampu
memberikan pendapatan yang berkelanjutan
kepada pendapatan Perusahaan (pendapatan
sewa)
• Berfokus pada penjualan unit hotel dengan status
strata title untuk memaksimalkan keuntungan
dan memperkecil risiko.
• To reduce risks by collaborating with strategic
partners with experience and good reputation
in the property development process and
management. In addition to reducing risks,
strategic partners with international reputation
can boost the Company’s product image.
Currently, the Company is in cooperation with
Aston International Hotel and Accor Hotel
Management.
• To Increase recurring income by maintaining
the ownership of some Hotel & Resort units
considered capable of providing recurring
income to the Company (rental income).
• To focus on sales of strata title hotel units to
maximize benefits and minimize risks.
Infrastruktur Terkait Properti
• Mengembangkan proyek infrastruktur yang
dapat memperkuat dan memperluas usaha
properti perusahaan.
• Mengurangi resiko dengan cara menggandeng
mitra strategis yang berpengalaman dan memiliki
reputasi yang baik dibidangnya.
• Meningkatkan trafik jalan tol yang dikembangkan
dengan cara mengembangkan kawasan disekitar
jalan tol.
Property Related Infrastructure
• To develop infrastructure projects capable of
strengthening and expanding the Company’s
property business.
• To reduce risks by collaborating with strategic
partners who have sufficient experience and a
good reputation in the related area.
• To increase traffic of the developed toll road by
developing the areas surrounding the toll road.
Strategi Pemasaran 360°
Optimalisasi strategi operasional Perusahaan dapat
terwujud apabila didukung oleh strategi pemasaran
yang tepat. Perusahaan menyadari bahwa agar
menjadi lebih kompetitif di dunia usaha dan industri,
Perusahaan harus mampu berpikir selangkah
lebih maju dari yang lain. Langkah-langkah yang
diambil dalam menentukan strategi harus lebih
komprehensif dan terintegrasi, begitu pula dengan
implementasi program-program pemasaran yang
mampu
merefleksikan
identitas
perusahaan
sekaligus strategi yang diterapkan. Dengan
demikian Perusahaan dapat menjawab kebutuhan
konsumen dengan memberikan produk yang baik
dan berkualitas tinggi.
360° Marketing Strategy
Optimization of the Company’s operational strategy
can be achieved if supported by the right marketing
strategy. The Company realizes that to become more
competitive in business and industry, it must be able
to think forward. The steps taken in determining
strategy must aim to make the marketing campaigns
more comprehensive and integrated, and their
implementation reflective of Company identity and
strategy. With this, the Company can respond to
consumer needs by providing good products with
high quality.
Dalam mencapai hal tersebut, Perusahaan
melakukan komunikasi terintegrasi 360 derajat,
yaitu sebuah kampanye komunikasi yang melibatkan
semua medium dari mulai media cetak, elektronik,
hingga mulai merambah ke platform digital, seperti
internet dan mobile service. Perlu dipastikan bahwa
strategi dan program terintegrasi yang diterapkan
To accomplish this, the Company conducted a
360 degree integrated communication campaign
involving all media from print, electronic, up to digital
platforms such as internet and mobile service. The
integrated strategy and program shall be suitable
245
Bakrieland
Annual Report
2009
harus disesuaikan dengan pangsa pasar masingmasing unit sehingga pada akhirnya, strategi ini
harus mampu berkontribusi terhadap penjualan
masing-masing unit usaha.
for the market share of each unit, and in turn this
strategy must be able to contribute to the sales of
each business unit.
Perusahaan mengidentifikasi beberapa elemen
pemasaran yang akan dilakukan antara lain sebagai
berikut:
• Riset dan Tren Pasar
Perusahaan
dapat
mengerti
kebutuhan
konsumen dengan cara membuat bank data
konsumen serta meminta pendapat serta saran
mereka mengenai produk yang telah digunakan.
Perusahaan dan membuat studi kelayakan untuk
dapat lebih meningkatkan kepuasan konsumen.
Selain itu, Perusahaan membuat riset tren dan
pasar hingga mampu memberikan pandangan
kepada calon pembeli atau investor mengenai
prospek produk properti Perusahaan di masa
depan.
Some marketing elements that have been identified
by the Company include:
Penelitian dan analisa tren serta pasar dilakukan
dengan metode market intelligence yang
meliputi:
- Tinjauan industri, termasuk perkembangan,
perilaku konsumen, dan isu potensial
- Penguatan medium penjualan, termasuk
pelatihan SDM
- Metode kualitatif (small “focus groups” dan
personal interview)
- Bank data yang terdiri dari existing dan
potential customer
• Research and Market Trend
The Company can comprehend consumer
needs by creating a consumer data bank and
determining their opinions on the products
that have been used. The Company conducted
feasibility studies in order to help improve
consumer satisfaction. In addition, the Company
performed trend and market research to show
prospective buyers or investors regarding future
prospects of the Company’s property products.
Trend and market research and their analysis are
conducted using market intelligence methods
comprised of:
- Industrial review, including development,
consumer behavior, and potential issues.
- Strengthening sales media, including HR
training.
- Qualitative method (small focus groups and
personal interviews)
- Data banks of existing and potential
customers.
• Branding
Corporate Branding merupakan payung dari
keseluruhan strategi komunikasi Perusahaan
dan unit usaha. Hal ini berfungsi sebagai kiblat
dari program yang akan dilakukan Perusahaan
dan unit usaha dalam memperkuat posisi
Perusahaan, mendapatkan eksposur yang lebih
baik serta memberikan kontribusi finansial yang
maksimal.
• Branding
Corporate Branding is the umbrella of an overall
corporate communication strategy of the
Company and its business units. This functions
as a guide for the programs that are going to be
implemented by the Company and its business
units in strengthening the Company position,
obtaining better exposure and providing
maximum financial contribution.
Secara garis besar, setiap unit usaha diwajibkan
menerapkan beberapa acuan yang telah
ditentukan oleh Perusahaan, serta mampu
mengimplementasikannya pada setiap produk
Perusahaan di masing-masing unit.
In general, each business unit is required to
utilize standards as determined by the Company
and implement them with each product.
Acuan tersebut meliputi:
- Corporate Identity
- Corporate and Brand Communication
- Brand Positioning
- Brand Hierarchy
The standards include the following:
- Corporate Identity
- Corporate and Brand Communication
- Brand Positioning
- Brand Hierarchy
246
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Dengan mengimplementasikan ketentuanketentuan yang ditetapkan Perusahaan, produk
dari unit usaha akan memiliki brand positioning
yang kuat karena merupakan bagian yang
terintegrasi dari suatu payung besar Bakrieland
sebagai Perusahaan.
By implementing the requirements set by the
Company, products of the business units will
have a strong brand positioning and be integrated
under Bakrieland umbrella.
• Promosi
Perusahaan dan unit usaha mengaplikasikan
program promosi yang saling mendukung satu
sama lain yaitu above the line (ATL) dan below
the line (BTL).
• Promotion
The Company and business units applied
promotion programs that supported each other,
namely above the line (ATL) and below the line
(BTL).
Dimulai dengan hasil analisa hasil market survey,
competitor intelligence dan market perception,
Perusahaan dan unit usaha mulai menentukan
obyektif apa yang ingin dicapai. Setelah itu
Perusahaan membuat pemetaan yang mampu
mengintegrasikan satu unit usaha dengan
yang lainnya melalui benang merah corporate
serta brand communication, dan melakukan
aktifitas supervisi tiap-tiap program unit usaha
agar dapat berjalan optimal. Untuk pelaksanaan
aktifitas ATL dan BTL, program-program promosi
tersebut harus mampu mencakup semua lapisan
stakeholders mulai dari customer/end user,
media, penanam modal, Pemerintah, asosiasi
profesi, lembaga non-profit, hingga para tokoh
masyarakat, serta ‘people like me’ endorser.
Commencing with analyses of the results of
market surveys, competitor intelligence and
market perception, the Company and its business
units started to determine the objectives to
be achieved. Next, the Company mapped the
results to integrate one unit with another through
corporate and brand communication, and
conducted supervision activities to ensure each
program of the business units runs optimally.
For ATL and BTL activities, the promotion
programs must be able to reach all stakeholders
from customers/end users, media, investors,
government, professional associations, nonprofit institutions, to public figures, and ‘people
like me’ endorsers.
• Public Relations
Perusahaan menyadari bahwa komunikasi
yang baik membutuhkan corporate dan brand
awareness yang kuat, hingga pada akhirnya
mampu memberikan manfaat pada penjualan.
• Public Relations
The Company is fully aware that good
communication requires strong corporate and
brand awareness, which in turn will benefit
sales.
Dengan program-program agresif di tahun 2009
dimana telah memperlihatkan hasil positif bagi
Perusahaan dan unit usaha, maka di tahun 2010
Perusahaan akan megimprovisasi program
Public Relations yang lebih terintegrasi, seperti:
- Program untuk mengedepankan CEO
sebagai ikon Perusahaan yang mampu
menjadi referensi industri
- Pemilihan
topik
berita
yang
lebih
komprehensif dan bersifat consumeroriented
- Edukasi masyarakat melalui penempatan
artikel yang informatif di media
- Program regular Public Relations yang lebih
ekstensif seperti: media visit, kitchen tour,
profiling, creative advertorial, segmen opini,
dan byline article.
With aggressive programs during 2009 showing
positive results to the Company and its business
units, in 2010 the Company plans to create more
integrated Public Relations programs, such as:
- Programs featuring CEO as a Company icon,
as an industry reference.
- A more comprehensive and consumeroriented choice of news topics.
- Public education by placing informative
articles in media.
- More extensive Public Relations regular
programs, such as media visits, kitchen
tours, profiling, creative advertorials, opinion
segments, and byline articles.
247
Bakrieland
Annual Report
2009
-
-
-
-
Peningkatan kredibilitas berita dan dikaitkan
dengan unit usaha
Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan media
yang mampu memberikan dampak positif
dan manfaat bagi Perusahaan dan unit
usaha
Program Corporate Social Responsibility
yang lebih terfokus
Pemanfaatan medium-medium baru untuk
publikasi, seperti Digital
-
-
-
-
Improvement in news credibility related
with business units.
Participation in media activities that will
bring positive impacts and benefits to the
Company and its business units.
A more focused Corporate Social
Responsibility program.
Utilization of new publication mediums such
as digital media.
• Digital (Marketing 2.0)
Seiring dengan improvisasi metode marketing
yang konservatif, Perusahaan menyadari bahwa
komunitas Digital merupakan masyarakat
‘baru’ yang menjanjikan bagi para unit usaha
untuk memperluas publikasi, promosi sehingga
mampu mendatangkan potential customer di
masa mendatang.
• Digital (Marketing 2.0)
In line with the enhancement of a conservative
marketing method, the Company realizes
that the digital community is a new promising
community into which business units can expand
publication and promotion, thus becoming more
capable of bringing potential customers in the
future.
Perusahaan
akan
menjalankan
strategi
komunikasi digital yang mampu mengundang
conversation 2.0 melalui beberapa medium
berikut:
- Social media network sites
- Blog
- Penunjukkan Digital catalyst/ evangelist
- Impovisasi Website Perusahaan dan unit
usaha
- Mobile phone promotion (Customer relations
Management/ CRM)
- Mobile billboard
- Mobile TV signage
The Company will carry out a digital
communication strategy which is able to
invite conversation 2.0 through the following
mediums:
- Social media network sites
- Blogs
- Appointment of digital catalyst/evangelists
- Improving Company and business units’
websites
- Mobile phone promotion (customer relations
management/CRM)
- Mobile billboards
- Mobile TV signage
Prospek Perusahaan
Di samping prospek makro ekonomi Indonesia
dan industri properti yang positif, prospek usaha
Perseroan dan Anak Perusahaan juga ditunjang oleh
hal-hal sebagai berikut:
• Lokasi dari proyek-proyek Perseroan dan Anak
Perusahaan yang strategis. Dalam usaha real
estat dan properti, lokasi merupakan salah satu
faktor utama dari suksesnya usaha pemasaran
suatu proyek.
• Adanya kesesuaian antara pemilihan target pasar
dari setiap proyek dengan lokasi dan rancangan
produknya.
• Track record (rekam jejak) yang panjang dan baik
sebagai pengembang properti di tanah air.
Company Prospects
In addition to the above positive factors of the
macro-economy and the industry, prospects of the
Company and subsidiaries are also supported by the
following:
• Project strategic locations. In the real estate
and property business, location is one of the
key factors of a project’s successful marketing
efforts.
• Alignment of selected target markets with
location and product design for each of the
projects.
• Having an extensive and excellent track record
as property developer in the country.
Secara detail, prospek usaha dari tiap-tiap unit bisnis
Perseroan dapat dijabarkan sebagai berikut:
In detail, the business prospects of each of the
Company’s business units are explained below:
248
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Apartemen/Kondominium
Meningkatnya minat untuk tinggal di pusat kota
yang disebabkan oleh semakin macetnya lalu lintas,
meluasnya daerah yang terkena banjir dan perubahan
gaya hidup telah membuat permintaan atas unitunit apartemen cenderung meningkat. Hal ini tentu
berdampak sangat baik bagi Perseroan yang saat ini
sedang mengembangkan dua proyek kondominium
yaitu The Grove Condominium dan The Wave di
Rasuna Epicentrum.
Apartment/Condominium
The growing tendency to live in the heart of the city is
caused by worsening traffic congestion, the regular
large-scale flooding in certain areas and changes in
lifestyle and has brought about increasing demand
for apartment units. This situation has resulted
in a positive impact on the Company as it is now
developing two condominium projects, namely
The Grove Condominium and The Wave at Rasuna
Epicentrum.
Proyek apartemen yang telah dikembangkan oleh
Perseroan yaitu Apartemen Taman Rasuna yang
memiliki tingkat hunian yang cukup tinggi (kurang
lebih 90%) bila dibandingkan dengan tingkat hunian
rata-rata apartemen yang berada di CBD Jakarta yang
hanya sekitar 83,6% (Sumber: Colliers International
Indonesia, Januari 2010).
The apartment project developed by the Company,
Taman Rasuna Apartment, has had a relatively high
occupancy rate of around 90% compared with the
average apartments’ occupancy rate in CBD Jakarta
area of approximately 83.6% (Source: Colliers
International Indonesia, January 2010).
Didukung dengan lokasi yang sangat strategis yaitu
di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan,
fasilitas pendukung yang sangat lengkap, komunitas
yang telah terbentuk dan terdapatnya jalur busway
serta rencana monorel, membuat proyek apartemen
yang sedang dikerjakan Perseroan memiliki prospek
yang cukup baik.
With the highly strategic location at Jalan H.R.
Rasuna Said, Kuningan, South Jakarta, and having
complete supporting facilities, built-up communities
and availability of a busway line and planned
monorail, the apartment project undoubtedly has a
good prospect.
Perumahan
Mahalnya harga tanah di Jakarta telah membuat
daerah di sekitar Jakarta seperti Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi menjadi incaran bagi
masyarakat yang bekerja di Jakarta. Dengan kondisi
seperti ini, proyek perumahan Perseroan terbesar
yaitu Bogor Nirwana Residence yang berlokasi di
kota Bogor memiliki potensi yang cukup baik.
Residential
The relatively high land price in Jakarta has caused
such surrounding areas as Bogor, Depok, Tangerang
and Bekasi to be a target for those who work in
Jakarta. In this respect, the Company’s residential
project namely Bogor Nirwana Residence in Bogor
has a high potential.
Disamping memiliki lokasi yang strategis, proyek
perumahan Perseroan juga memiliki fasilitas yang
sangat lengkap (the Jungle Edutainment Park dan
kawasan retail) serta komunitas yang telah terbentuk
yang tercermin dari jumlah unit yang terjual telah
melebihi 2.000 unit.
Aside from its strategic location, this project also has
complete facilities (the Jungle Edutainment Park and
retail area) and a built-up community as reflected by
the number of sold units that exceeds 2,000 units.
Didukung promosi yang efektif, skema pembayaran
yang beragam serta pembidikan segmen pasar yang
tepat, maka proyek perumahan yang dikembangkan
Perseroan ini diharapkan dapat terus meningkatkan
kinerja terbaiknya.
Supported with effective promotion, a variety of
payment schemes and precise market segmentation,
the residential project is expected to keep improving
its best performance.
Perkantoran
Perseroan saat ini mengelola dua gedung perkantoran
yaitu Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 yang
memiliki lokasi strategis yaitu di pusat bisnis Jalan
H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Tingkat
Office
To date, the Company manages two office
buildings, i.e. Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie
2, strategically located in the business center at
Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, South Jakarta.
249
Bakrieland
Annual Report
2009
hunian ratarata dari Wisma Bakrie 1 dan Wisma
Bakrie 2 di tahun 2009 masing-masing adalah 91,6%
dan 97,0%. Dengan kecenderungan membaiknya
kondisi perekonomian di Indonesia yang dapat
berujung pada percepatan roda usaha, diharapkan
bisnis penyewaan perkantoran juga akan membaik.
The average occupancy rate of Wisma Bakrie 1
and Wisma Bakrie 2 in 2009 was 91.6% and 97%,
respectively. With a tendency toward improvement
in Indonesia’s economy that may lead to business
acceleration, business in office-lease is also
expected to improve.
Walaupun tingkat hunian gedung perkantoran di
CBD Jakarta saat ini cukup tinggi atau sekitar 88,6%
(Sumber: Colliers International Indonesia, Januari
2010) namun kecenderungan subsektor properti
ini untuk bergerak mendatar membuat Perseroan
berhati-hati untuk membangun gedung perkantoran
baru. Dalam rangka mengelola risiko, Perseroan
akan memfokuskan untuk membangun gedung
perkantoran yang telah memiliki ceruk pasar (captive
market) seperti yang dilakukan Perseroan dalam
pembangunan gedung perkantoran Bakrie Tower
dan Convergence Indonesia.
Although the occupancy rate in Jakarta CBD
office space is currently at a fairly high level of
approximately 88.6% (Source: Colliers International
Indonesia, January 2010), the tendency of this
property sub-sector to move straight onward has
made the Company cautious in developing new
office buildings. To minimize risks, the Company
will focus on developing office spaces which already
have a captive market, such as what the Company
has carried out in developing Bakrie Tower and
Convergence Indonesia.
Perhotelan
Saat ini Perseroan memiliki Aston Rasuna Hotel &
Residence (”Aston”) dengan tingkat hunian rata-rata
di tahun 2009 sebesar 85,9% atau jauh lebih tinggi
dari tingkat hunian rata-rata hotel di CBD Jakarta
yang sekitar 68,3% (Sumber: Colliers International
Indonesia, Januari 2010).
Hotels
The Company currently owns Aston Rasuna Hotel
& Residence (“Aston”) with an average occupancy
rate of 85.9% in 2009, far above the average hotel
occupancy rate in Jakarta CBD of approximately
68.3% (Source: Colliers International Indonesia,
January 2010).
Didukung kondisi perekonomian Indonesia di tahun
2010 yang relatif lebih baik dari kondisi perekonomian
di tahun 2009, perjalanan bisnis diharapkan akan
lebih meningkat, maka hotel-hotel yang berorientasi
pada tamu bisnis di Jakarta seperti Aston memiliki
prospek yang cukup cerah.
With a relatively stable economic situation in
Indonesia expected in 2010 based on a good
performance during the second semester of 2009, in
turn possibly increasing business travel to Indonesia,
Jakarta hotels with its business visitor orientation,
such as the Aston, has a promising prospect.
Di samping memiliki Aston, saat ini Perusahaan
sedang membangun condominium hotel (condotel)
di Bali dan Bogor dengan status kepemilikan strata
title. Dengan cara ini diharapkan dapat memberikan
laba yang lebih besar disertai periode investasi yang
relatif tidak lama. Condotel ini bukan saja memiliki
lokasi yang strategis di pantai Kuta-Bali dan kota
Bogor, tetapi juga memiliki desain yang cukup unik.
Other than Aston, the Company is presently
developing a strata-title condotel (condominium
hotel) in Bali. In this respect, more profit is expected
to be generated at a relatively shorter investment
period. The condotel not only has a strategic location
at Kuta beach, Bali, but also a unique design.
Pusat Perbelanjaan
Saat ini Perseroan mengelola sebuah pusat
perbelanjaan yang bernama Pasar Festival yang
berlokasi di pusat bisnis di Jalan H.R. Rasuna Said,
Kuningan, Jakarta Selatan dengan tingkat hunian
rata-rata di tahun 2009 cukup tinggi yaitu sebesar
89,0% atau relatif sama dengan tingkat hunian ratarata pusat perbelanjaan di Jakarta CBD yang sebesar
88,8%.
Shopping Malls
The Company currently manages the Pasar Festival
shopping mall, located at the business center of
Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, South Jakarta,
holding a high average occupancy level of 89.0% in
2009 or relatively the same as average occupancy
rates in the Jakarta CBD shopping mall sector at
88.8%.
250
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Semakin bertambahnya gedung-gedung perkantoran
dan tempat hunian di sekitar Pasar Festival diharapkan
dapat lebih meramaikan Pasar Festival sekaligus
meningkatkan tingkat huniannya. Sementara itu,
revitalisasi Pasar Festival yang sedang dilakukan
Perseroan juga diharapkan dapat lebih meningkatkan
kinerjanya.
More office space and residences around this
compound are expected to enliven the Pasar
Festival, thus increasing its occupancy rate. In
addition, the ongoing revitalization of Pasar Festival
is also expected to further improve its performance.
Kawasan Wisata
Kemajuan dalam dunia usaha telah mengakibatkan
meningkatnya kesibukan kerja yang dapat
meningkatkan stres, sehingga kebutuhan untuk
berekreasi dan beristirahat dengan suasana berbeda
merupakan hal yang diinginkan oleh orang-orang
yang setiap harinya penuh dengan kesibukan kerja
rutin.
Tourist Destination
The fast progressing business world has escalated
people’s workload, thus increasing their stress level.
This creates a need for busy people whose lives
are full with daily routines to have recreation and
relaxation in a different ambience.
Dalam mengantisipasi permintaan yang muncul atas
tempat wisata alternatif serta relatif sudah jenuhnya
kawasan wisata seperti daerah Puncak dan Anyer,
maka Perusahaan membangun kawasan wisata
petualangan terpadu di Lampung yang terencana
rapi dengan berbagai pilihan fasilitas. Dipilihnya
Lampung sebagai lokasi pengembangan kawasan
wisata tidak terlepas dari lokasi Lampung yang
merupakan gerbang utama antara pulau Jawa dan
pulau Sumatera.
To anticipate the demand for alternative tourist
destinations and the fact that some destinations
such as Puncak and Anyer are already saturated, the
Company developed an integrated adventure tourist
area in Lampung, which has been carefully planned
and completed with choice facilities. Lampung was
selected as a tourist development area for it serves
as the main gateway between the islands of Java
and Sumatera.
Pangsa Pasar
Dengan konsep pembangunan properti yang
terencana disertai strategi pemasaran yang tepat
telah membuat Bakrieland berhasil menjual setiap
proyek properti yang dikembangkan, sehingga
memiliki pangsa pasar yang cukup signifikan
terutama untuk proyek-proyek residensial yang
merupakan bisnis inti dari Perseroan.
Market Share
A well-planned property development concept
coupled with precise marketing strategy has helped
Bakrieland to succeed in selling its property projects,
creating a relatively significant market share
particularly for residential projects, which remain the
Company’s main business.
Apartemen
Untuk pasar apartemen, proyek-proyek apartemen
yang dikembangkan Perseroan di Rasuna Epicentrum
memiliki pangsa pasar yang cukup besar yaitu kurang
lebih sepertiga dari total apartemen yang berlokasi di
Jakarta CBD.
Apartment
For the apartment market, apartment projects
developed by the Company at Rasuna Epicentrum
has a relatively large market share reaching
approximately one-third of the total apartments
located at Jakarta CBD.
Perumahan
Perseroan melalui Bogor Nirwana Residence
memiliki pangsa pasar untuk proyek perumahan
yang berlokasi di kota Bogor sebesar lebih kurang
15%.
Residential
The Company through Bogor Nirwana Residence
secured approximately 15% of residential projects
located in Bogor.
251
Bakrieland
Annual Report
2009
Perkantoran
Proyek-proyek perkantoran Perseroan yang meliputi
the Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie
2, dan proyek perkantoran di Lifestyle Center serta
Rasuna Office Park memiliki pangsa sekitar 3,5%
dari pasar perkantoran di Jakarta CBD.
Office Space
The Company’s office projects which include the
Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, and
office project at Lifestyle Center and Rasuna Office
Park has 3.5% of office market at Jakarta CBD.
Pusat perbelanjaan
Perseroan melalui Pasar Festival dan Lifestyle Center
memiliki pangsa pasar untuk pusat perbelanjaan
(komersial) di Jakarta CBD sekitar 5%.
Shopping Malls
Through Pasar Festival and Lifestyle Center, the
Company secured around 5% of commercial
shopping malls at Jakarta CBD.
Perhotelan
Pangsa pasar Perseroan untuk hotel bintang 5 di
Bali sekitar 6% dan kurang lebih 3% untuk hotel di
Jakarta CBD.
Hotels
The Company’s market share for five star hotels in
Bali is around 6%, while for hotels in the Jakarta
CBD is around 3%.
Perkembangan Harga Produk
Bagi perusahaan properti, penetapan harga produkproduknya sangatlah penting dan bersifat stratejik.
Meskipun dalam suatu periode waktu terdapat
peningkatan harga bahan-bahan bangunan serta
inflasi, penyesuaian harga produk-produk properti
tidak selalu bergerak dalam tingkat yang sama.
Kebijakan penetapan harga juga mempertimbangkan
kondisi perekonomian secara umum, sebagai
misal daya beli calon konsumen. Pada tahun 2009,
Bakrieland menilai kondisi perokonomian yang
kurang baik sangat mungkin mempengaruhi minat
dan daya beli konsumen dalam melakukan belanja
besar. Sehingga, selama tahun 2009 harga produkproduk properti utama Bakrieland mengalami
kenaikan namun tidak besar.
Fluctuation of Product Price
For a property company, determination of product
prices is very important and strategic. Although
periodically the prices of building materials and
inflation increase, adjustments of property product
prices do not always move at the same rate. Price
determination policy also considers the general
economic condition such as consumer purchasing
power. In 2009, Bakrieland considered that the
economic downturn might affect consumer demand
and purchasing power for big expenses. Therefore,
Bakrieland’s main property project prices only
increased slightly in 2009.
Apartemen
Harga jual apartemen yang dikembangkan oleh
unit usaha City Property, selama tahun 2009 terjadi
peningkatan harga yang cukup tinggi pada proyek
apartemen The Grove Condominium sebesar kurang
lebih 20%. Peningkatan harga jual yang cukup tinggi
ini selain dipicu oleh kenaikan harga bahan bangunan
selama tahun 2009, juga karena strategi Perusahaan
untuk fokus pada tingkat keuntungan yang dihasilkan
daripada tingkat penjualan semata. Sedangkan untuk
apartemen The Grove Suites mengalami kenaikan
harga jual sekitar 10%. Sementara harga jual
apartemen The 18th relatif tidak mengalami kenaikan
yang signifikan, kurang dari 5%, mengingat proyek
apartemen ini sudah selesai dan hampir semua
unit telah terjual. Selama tahun 2009, penjualan
unit apartemen (marketing sales) tercatat sebanyak
78 unit, yang terutama berasal dari penjualan
Apartments
Selling prices of apartments developed by City
Property unit during 2009 experienced a relatively
significant increase. The Grove Condominium in
particular increased about 20%. In addition to the
rise in the price of building materials during 2009,
the increase of the selling price was also driven by
the Company strategy to focus on profit instead of
only sales growth. Prices of the Grove Suites went
up 10%, while The 18th did not increase significantly
(less than 5%) due to the fact this apartment has
been completed and almost sold out. Throughout
2009, the marketing sales of apartment units reached
78 units, which was mainly generated from sales of
The Wave, The Grove Condominium and The Grove
Suites, decreasing compared to 2008 sales of 339
units. The sales decrease was an impact of liquidity
crisis in 2009, as it was a time when the consumers
252
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
apartemen The Wave, The Grove Condominium
dan The Grove Suites, yang menurun dibandingkan
penjualan pada tahun 2008 dengan penjualan
(marketing sales) sebanyak 339 unit. Penurunan ini
merupakan dampak krisis likuiditas selama tahun
2009, dimana konsumen lebih memilih menyimpan
atau memegang uang dibanding membelanjakannya
terlebih untuk pembelanjaan besar (big spending)
seperti produk properti.
prefered to save rather than to spend large sums of
money on products such as property.
Harga Rata-Rata Apartemen per m2 dan Unit Terjual | Average Price per sqm and Unit Sold
2008
Rp million/sqm
2009
Rp million/sqm
Unit Terjual 2008
Unit Sold in 2008
Unit Terjual 2009
Unit Sold in 2009
The Grove Condo
16.9
20.9
39
13
The Grove Suites
22.4
24.7
28
10
The Wave
13.6
17.2
247
43
The 18th
13.4
13.9
25
12
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Perumahan
Harga harga jual tanah pada proyek-proyek perumahan
di tahun 2009 mengalami penyesuaian yang berbeda,
akan tetapi cenderung stabil mengingat kondisi
makro ditahun 2009 yang kurang mendukung. Harga
jual tanah di proyek Bogor Nirwana Residence (BNR)
relatif tetap pada kisaran Rp 2 juta per meter persegi
(m2). Sedangkan di proyek perumahan Batam
terjadi sedikit kenaikan harga jual tanah sekitar 5%
hingga 7%. Sedangkan harga jual tanah di proyek
perumahan Malang terlihat menurun oleh karena
pada tahun 2008, penjualan tanah banyak terjadi
pada lokasi yang utama seperti area Boulevard.
Sementara dari sisi harga jual per unit rumah, ratarata harga jual per unit pada tahun 2009 mengalami
kenaikan oleh karena penjualan unit lebih banyak
untuk tipe-tipe rumah yang lebih besar dengan harga
yang lebih tinggi, dimana produk ini ditujukan untuk
segmen masyarakat atas yang cenderung tahan
terhadap krisis. Selama tahun 2009, total penjualan
proyek-proyek perumahan di Bogor, Batam, dan
Malang mencapai 564 unit rumah, dibandingkan
penjualan tahun 2008 sebanyak 953 unit rumah.
Residential
The sales price of land at residential projects
fluctuated differently in 2009, but tended to stabilize
with unfavorable macro economic condition during
the year. The sales price of land at Bogor Nirwana
Residence remained relatively stable within a Rp 2
million range per sqm. Meanwhile, the land price
at Batam residential projects increased slightly
by around 5% to 7% and in Malang it tended to
decrease due to the fact that most of the sales in
2008 occurred at the main locations such as the
boulevard area. In terms of sales price per unit, the
average sales price per unit in 2009 increased due
to more sales in larger housing types with a higher
price, aiming to the upper market segment which
tends to be less sensitive to crises. Throughout
2009, the residential projects in Bogor, Batam, and
Malang were able to sell a total of 564 housing units,
compared to 953 units sold in 2008.
Harga Rata-Rata Tanah, Unit dan Jumlah Unit Terjual | Average Land Price, Unit, and Unit Sold
Harga Tanah | Land Price
(Rp Million/sqm)
Harga Unit | Unit Price
(Rp Million/unit)
Unit Terjual
Unit Sold
2008
2009
2008
2009
2008
Bogor
1.99
1.93
410.0
564.0
740
352
Batam
0.65
0.69
155.6
174.1
184
174
Malang
3.12
2.71
1,498.3
1,132.3
29
38
Keterangan: Harga belum termasuk PPN, unit terjual berdasarkan marketing sales
Note: Price does not include VAT
2009
253
Bakrieland
Annual Report
2009
Hotel Strata
Untuk proyek Pullman Bali Legian Nirwana, harga jual
rata-rata selama tahun 2009 terlihat sedikit mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini
oleh karena sebagian besar penjualan pada tahun
2009 adalah pada unit-unit yang terletak di area nonprime, sedangkan pada tahun 2008 banyak penjualan
unit di area prime, yaitu unit yang menghadap pantai
yang memiliki harga lebih tinggi. Dari sisi jumlah unit
yang terjual, minat konsumen akan produk hotel
strata berbintang lima yang pertama di Kuta Bali ini
semakin tinggi. Hal ini tercermin dari kenaikan unit
yang terjual dari 42 unit pada tahun 2008 menjadi 68
unit pada tahun 2009.
Strata Hotel
The average sales price for Pullman Bali Legian
Nirwana project saw a slight downtrend compared
with the previous year. This happened because most
of 2009 sales occurred in units located in non-prime
areas, while on the other hand 2008 sales were
mostly for units in prime areas facing the beach, for
which the price was higher. In terms of units sold,
consumer demand for this first five-star strata hotel
product in Kuta Bali has shown an uptrend. This was
reflected by the increase of number of units sold,
from 42 units in 2008 to 68 units in 2009.
Sementara itu untuk Aston Hotel Bogor, terjadi
kenaikan harga yang cukup tinggi sebesar kurang
lebih 20%, dimana pada tahun 2009 Perusahaan
lebih percaya akan minat konsumen yang tinggi akan
produk properti ini. Hal ini juga terlihat dari jumlah
unit yang terjual selama tahun 2009 sebanyak 38
unit, dibanding 16 unit pada tahun sebelumnya.
Meanwhile, Aston Hotel Bogor experienced a
relatively high increase in 2009. The Company
believes that this property product has drawn a
favorable consumer response. This is also shown
from the number of units sold throughout 2009,
reaching 38 units, compared to 16 units the previous
year.
Harga Rata-Rata Hotel Strata per m2 dan Unit Terjual | Average Price per sqm and Unit Sold
Harga | Price (Rp million/sqm)
Pullman Bali Legian Nirwana
Unit Terjual | Unit Sold
2008
2009
2008
2009
21.6
21.0
42
68
Keterangan: Harga belum termasuk PPN, unit terjual berdasarkan marketing sales
Note: Price does not include VAT
Harga | Price (Rp million/sqm)
Aston Hotel Bogor
Unit Terjual | Unit Sold
2008
2009
2008
2009
15.3
18.5
16
38
Keterangan: Harga belum termasuk PPN, unit terjual berdasarkan marketing sales
Note: Price does not include VAT
Riset dan Pengembangan
Untuk memastikan bahwa produk-produk yang
dikembangkan akan diterima konsumen dengan
baik, Perusahaan senantiasa melakukan kegiatan
riset dan pengembangan. Riset yang dilakukan
Bakrieland pada umumnya merupakan suatu riset
pasar, yaitu penggalian informasi yang berkaitan
dengan proyek-proyek yang akan dipasarkan. Secara
terus-menerus, Bakrieland melakukan pembaruan
dan analisis data terkait kondisi makro dalam negeri,
kondisi pasokan dan permintaan produk-produk
properti, peluang-peluang bagi dibangunnya sebuah
proyek, survey harga pasar, daya beli konsumen,
konsep dan desain yang diinginkan konsumen serta
informasi-informasi lain yang berkaitan dengan
pengembangan sebuah proyek properti. Disamping
Research and Development
To ensure that the products it develops will gain
good response from consumers, the Company
remains committed to conducting research and
development. Research conducted by Bakrieland
is usually in form of market research, to seek
information related to the product to be marketed.
Bakrieland conducts an on-going update and data
analysis in regard to the national macro economic
condition, demand and supply conditions for property
products, opportunities for project development,
market price surveys, consumer buying power,
concept and design in demand by customers and
other information related to project developments.
Besides conducting internal research, Bakrieland
also uses property consultant services, property
254
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
melakukan penelitian secara internal, Bakrieland
juga menggunakan jasa konsultan properti maupun
konsultan desain dan arsitek guna memastikan
proyek-proyek yang dibangun berkualitas tinggi dan
dapat diterima pasar.
design consultant services and architects to ensure
that all projects under construction are of a high
quality and acceptable to the market.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran
Umum
Realization of Utilization of Funds Resulting from
the Public Offering
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran
Umum Terbatas III
Rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran
Umum Terbatas (PUT) III yang sebelumnya dimuat
dalam prospektus PUT III mengalami perubahan
dan telah disetujui oleh Pemegang Saham yang
diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa pada tanggal 11 September 2007.
Realization of Utilization of Funds Resulting from
the Limited Public Offering III
Plans for the utilization of funds collected from
the Limited Public Offering (PUT) III, which was
previously included in the PUT III prospectus, has
been modified and approved by the Shareholders as
determined at the Extraordinary General Meeting of
Shareholders dated 11 September 2007.
Penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas
(PUT) III setelah dikurangi biaya emisi adalah sebagai
berikut:
Utilization of funds obtained from PUT III, after
deduction of the issuing costs, is as follows:
Rencana Penggunaan Dana Awal
Sebesar lebih kurang 83,7% akan digunakan untuk
meningkatkan kepemilikan Perseroan dalam BSU
dari sebesar 95,85% menjadi 98,73% melalui
penyertaan saham tambahan sebanyak 127.666.666
lembar saham seri D dengan nilai nominal Rp 14.166
setiap lembar pada harga pelaksanaan Rp 18.000
setiap lembar.
Initial Fund Utilization Plan
Approximately 83.7% will be used for increasing
the Company’s ownership in BSU from 95.85%
to 98.73% through additional investment of
127,666,666 shares series D with nominal value of
Rp 14,166 per share, at exercise price of Rp 18,000
per share.
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh
BSU (anak perusahaan Perseroan) dengan rincian
penggunaan dana sebagai berikut:
• Sebesar lebih kurang 85% akan dipergunakan
percepatan pengembangan Rasuna Epicentrum,
yang meliputi antara lain: pengembangan Bakrie
Tower, Lifestyle Center, the Grove Condominium,
Office Tower I, II III, dan Concert Hall.
• Sebesar lebih kurang 15% akan dipergunakan
untuk pembayaran hutang atas pembelian tanah
kepada AJB Bumiputera 1912, biaya perijinan,
dan soft development cost.
Funds utilized by BSU (a subsidiary company) have
the following details:
Sebesar lebih kurang 15,6% akan digunakan untuk
meningkatkan kepemilikan Perseroan dalam GAP dari
sebesar 99,78% menjadi 99,92% melalui penyertaan
saham tambahan sebanyak 4.277.000.000 lembar
saham dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah)
setiap lembar pada harga pelaksanaan Rp 100
(seratus Rupiah) setiap lembar.
• Approximately 85% will be utilized for the
acceleration of Rasuna Epicentrum development,
which includes among others: Bakrie Tower,
Lifestyle Center, the Grove Condominium,
Office Tower I, II, III, and Concert Hall.
• Approximately 15% will be utilized for payments
of debts on land purchases to AJB Bumiputera
1912, licensing fees, and soft development
costs.
Roughly 15.6% will be utilized for increasing the
Company’s ownership in GAP from 99.78% to
99.92% through an additional share investment of
4,277,000,000 shares, with nominal value of Rp 100
(one hundred) per share at exercise price of Rp 100
(one hundred) per share.
255
Bakrieland
Annual Report
2009
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh GAP
(anak usaha Perseroan) dengan rincian penggunaan
dana sebagai berikut:
• Sebesar lebih kurang 52,6% akan digunakan
untuk percepatan pengembangan Nirwana
Epicentrum (Bogor).
• Sebesar lebih kurang 18,7% akan digunakan
untuk pembelian 44.070 saham milik K.R.M.H.
Japto S. Soerjosoemarno S.H., dan sebanyak
8.060 saham milik Eddy Rumpoko yang total
keseluruhannya setara dengan 65% dari modal
ditempatkan DPUL dengan harga pembelian
Rp 1.534.624 per lembar saham.
• Sebesar lebih kurang 28,7% akan digunakan
untuk peningkatan penyertaan/kepemilikan
pada SAN sebanyak 122.700 lembar saham
dengan nilai nominal Rp 1.000.000 (satu juta
Rupiah) setiap lembar pada harga pelaksanaan
Rp 1.000.000 (satu juta Rupiah) setiap lembar
sehingga saham GAP dalam SAN seluruhnya
menjadi 202.949 lembar saham.
Funds utilized by GAP (a subsidiary company) have
details as follows:
• Approximately 52.6% will be utilized for
accelerating Nirwana Epicentrum (Bogor)
development.
• Approximately 18.7% will be utilized for
purchasing 44,070 shares owned by K.R.M.H.
Japto S. Soerjosoemarno S.H., and 8,060 shares
owned by Eddy Rumpoko, which in total equals
65% of DPUL issued capital with purchase price
of Rp 1,534,624 per share.
• Approximately 28.7% will be utilized for
increasing the investment/ownership at SAN
amounting to 122,700 shares with nominal value
of Rp 1,000,000 (one million rupiah) per share
at exercise price of Rp 1,000,000 (one million
rupiah) per share, increasing GAP shares in SAN
to 202,949 shares.
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh SAN
untuk percepatan pengembangan proyek Pullman
Bali Legian Nirwana.
Funds will be utilized by SAN for accelerating the
Pullman Bali Legian Nirwana project development.
Sebesar lebih kurang 0,7% atau Rp 20.000.000.000
akan digunakan oleh Perseroan sebagai pinjaman
pemegang saham kepada KLTD yang dapat
dikonversikan menjadi saham. Selanjutnya dana
tersebut akan digunakan oleh KLTD untuk percepatan
pengembangan Krakatoa Nirwana Resort.
Approximately 0.7% or Rp 20,000,000,000 (twenty
billion rupiah) will be utilized by the Company as
shareholder loan to KLTD which can be converted
to shares. The funds will later be utilized by KLTD
for accelerating the Krakatoa Nirwana Resort
development.
Rencana Penggunaan Dana Yang Diubah Dan
Telah Disetujui Oleh Pemegang Saham
Sebesar
lebih
kurang
43,45%
atau
Rp 1.192.893.500.000 akan digunakan sebagai
pinjaman pemegang saham kepada BSU.
The Amended Fund Utilization Plan, Approved
by the Shareholders
Approximately 43.45% or Rp 1,192,893,500,000 will
be utilized as shareholder loan to BSU.
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh
BSU (anak perusahaan Perseroan) dengan rincian
penggunaan dana sebagai berikut:
• Sebesar
lebih
kurang
70,16%
atau
Rp 836.893.500.000 akan dipergunakan untuk
percepatan pengembangan Rasuna Epicentrum,
yang meliputi antara lain: pengembangan Bakrie
Tower, Lifestyle Center, the Grove Condominium,
serta Office Tower I dan II.
• Sebesar
lebih
kurang
29,84%
atau
Rp 356.000.000.000 akan dipergunakan untuk
pembayaran hutang atas pembelian tanah
kepada AJB Bumiputera 1912, biaya perijinan,
dan soft development cost.
Funds utilized by BSU (subsidiary company) have
details as follows:
• Approximately 70.16% or Rp 836,893,500,000
will be utilized for acceleration of the Rasuna
Epicentrum development, which includes
among others: Bakrie Tower, Lifestyle Center,
the Grove Condominium, and Office Tower I and
II.
• Approximately 29.84% or Rp 356,000,000,000
(three hundred and fifty six billion) will be
utilized for payments of debts on land purchase
to AJB Bumiputera 1912, licencing and soft
development costs.
256
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Sebesar
lebih
kurang
18,61%
atau
Rp 511.020.000.000 akan digunakan sebagai
pinjaman pemegang saham kepada GAP.
Approximately 18.61% or Rp 511,020,000,000 will
be utilized as shareholder’s loan to GAP.
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh GAP
(anak usaha Perseroan) dengan rincian penggunaan
dana sebagai berikut:
• Sebesar
lebih
kurang
50,10%
atau
Rp 256.020.000.000 akan digunakan untuk
percepatan pengembangan Nirwana Epicentrum
(Bogor).
• Sebesar
lebih
kurang
15,66%
atau
Rp 80.000.000.000 telah digunakan untuk
pembelian 44.070 saham milik K.R.M.H.
Japto S. Soerjosoemarno S.H., dan sebanyak
8.060 saham milik Eddy Rumpoko yang total
keseluruhannya setara dengan 65% dari modal
ditempatkan DPUL dengan harga pembelian
Rp 1.534.624 per lembar saham.
• Sebesar
lebih
kurang
34,25%
atau
Rp 175.000.000.000 akan digunakan untuk
pembelian tanah lebih kurang 400 ha di kawasan
Bogor Nirwana Residence, Bogor, Jawa Barat.
Funds utilized by GAP (a subsidiary) have details of
funds utilization as follows:
• Approximately 50.10% or Rp 256,020,000,000
will be utilized for accelerating Nirwana
Epicentrum (Bogor) development.
• Approximately 15.66% or Rp 80,000,000,000 will
be utilized for purchasing 44,070 shares owned
by K.R.M.H. Japto S. Soerjosoemarno S.H., and
8,060 shares owned by Eddy Rumpoko, which
in total equals to 65% of DPUL issued capital
with purchase price of Rp 1,534,624 per share.
• Approximately 34.25% or Rp 175,000,000,000
will be utilized for purchasing approximately 400
ha of land in Bogor Nirwana Residence area,
Bogor, West Java.
Sebesar lebih kurang 0,73% atau Rp 20.000.000.000
akan digunakan oleh Perseroan sebagai pinjaman
pemegang saham kepada KLTD yang dapat
dikonversikan menjadi saham. Selanjutnya dana
tersebut akan digunakan oleh KLTD untuk percepatan
pengembangan Krakatoa Nirwana Resort.
Approximately 0.73% or Rp 20,000,000,000 will be
utilized by the Company as shareholder’s loan to
KLTD which can be converted to shares. The funds
will later be utilized by KLTD for accelerating the
Krakatoa Nirwana Resort development.
Sebesar lebih kurang 2,78% atau Rp 76.400.000.000
akan digunakan sebagai pinjaman dari perseroan
kepada SAN untuk modal kerja pembangunan
Pullman Bali Legian Nirwana.
Approximately 2.78% or Rp 76,400,000,000 will
be utilized as a loan from the Company to SAN for
working capital of the Pullman Bali Legian Nirwana
development.
Sebesar lebih kurang 1,69% atau Rp 46.299.000.000
untuk pinjaman pemegang saham kepada BNS.
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh BNS
sebagai berikut:
• Sebesar
lebih
kurang
64,79%
atau
Rp 30.000.000.000 akan dipergunakan untuk
membeli 303.999 saham atau setara dengan
99,99% modal ditempatkan dan disetor penuh
dalam LG.
• Sebesar
lebih
kurang
2,81%
atau
Rp 1.300.000.000 akan dipergunakan sebagai
pinjaman dari pemegang saham untuk modal
kerja LG.
• Sebesar
lebih
kurang
28,08%
atau
Rp 13.000.000.000 akan dipergunakan untuk
membeli 14.999 saham atau setara dengan
• 99,99% modal ditempatkan dan disetor penuh
dalam BPL.
Approximately 1.69% or Rp 46,299,000,000 will be
utilized as shareholder loan to BNS. The funds will
be further utilized by BNS as follows:
• Approximately 64.79% or Rp 30,000,000,000
will be utilized for purchasing 303,999 shares,
equal to 99.99% of issued and paid up capital in
LG.
• Approximately 2.81% or Rp 1,300,000,000 will
be utilized as a shareholder loan for LG’s working
capital.
• Approximately 28.08% or Rp 13,000,000,000
will be utilized for purchasing 14,999 shares,
equal to
• 99.99% issued and paid up capital in BPL.
257
Bakrieland
Annual Report
2009
• Sebesar
lebih
kurang
4,32%
atau
Rp 1.999.000.000 akan dipergunakan sebagai
pinjaman dari pemegang saham untuk modal
kerja BPL.
• Approximately 4.32% or Rp 1,999,000,000
will be utilized as a shareholder loan for BPL’s
working capital.
Sebesar
lebih
kurang
32,23%
atau
Rp 884.887.500.000 akan digunakan oleh Perseroan
untuk akuisisi/penambahan modal pada perusahaan
pemilik hak atas tanah yang bersangkutan dengan
rincian penggunaan dana sebagai berikut:
• Sebesar
lebih
kurang
39,24%
atau
Rp 347.212.000.000 akan dipergunakan oleh
Perseroan untuk membeli 99,99% saham
dalam SP dan sebesar lebih kurang 21,02% atau
Rp 185.980.500.000 untuk meningkatkan modal
disetor dalam SP.
• Sebesar
lebih
kurang
39,75%
atau
Rp 351.695.000.000 akan dipergunakan oleh
Perseroan untuk membeli 99,99% saham dalam
BDM.
• Sebesar 0,52% atau Rp 14.200.000.000 akan
dipergunakan sebagai modal kerja Perseroan.
Approximately 32.23%, Rp 884,887,500,000, will
be utilized by the Company for acquisition/additional
capital in companies owning land rights, with details
of funds utilization as follows:
• Approximately 39.24% or Rp 347,212,000,000
will be utilized by the Company for buying
99.99% shares in SP and approximately 21.02%
or Rp 185,980,500,000 for increasing the issued
capital in SP.
• Approximately 39.75% or Rp 351,695,000,000
will be utilized to purchase 99.99% shares in
BDM.
• 0.52% or Rp 14,200,000,000 will be utilized for
the Company’s working capital.
Hingga 31 Desember 2009, dana dari hasil PUT
III yang telah digunakan sebesar Rp 2.450 miliar
sedangkan dana yang belum digunakan sebesar
Rp 350 miliar.
Up to 31 December 2008, utilized funds obtained
from PUT III totaled to Rp 2,300 billion, while
remaining unutilized funds amounted to Rp 500
billion.
Realisasi
Penggunaan
Dana
Dari
Hasil
Pelaksanaan Waran Seri I
Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri
apabila dilaksanakan oleh para pemegang waran, akan
digunakan Perseroan seluruhnya untuk tambahan
modal kerja BSU dalam bentuk penyertaan saham.
Realization of Funds Resulting from Series I
Warrant Exercise
Funds from the Warrant, if exercised by warrant
holders, will be utilized by the Company for additional
working capital in form of share investment in BSU.
Harga Pelaksanaan Waran Seri I adalah
Rp 250, sementara jumlah Waran Seri I sebanyak
1.960.000.000 (satu miliar sembilan ratus enam
puluh juta).
The Exercise Price of Series I Warrant was
Rp 250, while the number of Series I Warrant totaled
1,960,000,000 (one billion nine hundred and sixty
million).
Hingga 31 Desember 2009, dana dari hasil
pelaksanaan Waran Seri I sebesar Rp 79 miliar dan
telah digunakan sebesar Rp 11 miliar, sehingga sisa
dana hasil pelaksanaan Waran adalah Rp 68 miliar.
Up to 31 December 2009, Rp 11 billion of the total
Rp 79 billion funds raised from Series I Warrant
exercise has been utilized, leaving Rp 68 billion as
remaining funds.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran
Umum Obligasi I
Rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran
Umum Obligasi I sebelumnya telah dimuat
dalam prospektus Penawaran Umum Obligasi I
Bakrieland Development
Tahun 2008 Dengan
Tingkat Bunga Tetap Dengan Jumlah Pokok Sebesar
Rp 500.000.000.000 (Lima Ratus Miliar Rupiah) yang
diterbitkan pada tanggal 3 Maret 2008.
Realization of Utilization of Funds Obtained from
Bonds I Public Offering
The utilization plan for funds collected from Bonds I
Public Offering has been previously included in the
prospectus of the 2008 Bakrieland Development
Bonds I Public Offering, with fixed interest rate and
nominal value of Rp 500,000,000,000 (five hundred
billion rupiah) issued on 3 March 2008.
258
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum
Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008
Dengan Tingkat Bunga Tetap akan digunakan:
1. Sebesar Rp 280.000.000.000 (dua ratus delapan
puluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya
emisi sebesar Rp 5.000.000.000 (lima miliar
Rupiah), akan digunakan oleh anak perusahaan
Perseroan yaitu PT Bakrie Swasakti Utama (BSU)
dalam bentuk hutang dengan rincian sebagai
berikut:
a. Rp 195.000.000.000 (seratus sembilan
puluh lima miliar Rupiah), masing-masing
digunakan untuk pembangunan perkantoran
Bakrie Tower sebesar Rp 105.000.000.000
(seratus lima miliar Rupiah) dan komersial
Life Style sebesar Rp 90.000.000.000
(sembilan puluh miliar Rupiah).
b. Rp 80.000.000.000 (delapan puluh miliar
Rupiah) digunakan untuk pelunasan hutang
BSU di Bank Bukopin dengan jangka waktu
sampai dengan Juni 2011 dan dengan
tingkat bunga saat ini sebesar 12,75%.
Funds obtained from the Public Offering of the 2008
Bakrieland Development Bonds I with fixed interest
rate will be utilized for the following:
1. A sum of 280,000,000,000 (two hundred and
eighty billion rupiah) after deduction of issuance
costs of Rp 5,000,000,000 (five billion rupiah),
will be utilized by the subsidiary, PT Bakrie
Swasakti Utama (BSU), in form of debts with
details as follows:
a. Rp 195,000,000,000 (one hundred and
ninety five billion rupiah), will be utilized for
development of Bakrie Tower amounting to
Rp 105,000,000,000 (one hundred and five
billion rupiah) and the Life Style commercial
building amounting to Rp 90,000,000,000
(ninety billion rupiah).
b. Rp 80,000,000,000 (eighty billion rupiah)
will be utilized for the payment of BSU’s
debt at Bank Bukopin with loan period until
June 2011 and with current interest rate of
12.75%.
2. Sebesar Rp 220.000.000.000 (dua ratus dua
puluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya
emisi sebesar Rp 7.000.000.000 (tujuh miliar
Rupiah), akan digunakan oleh anak perusahaan
Perseroan yaitu BSU dan PT Bumi Daya Makmur
(BDM) dalam bentuk hutang dengan rincian
sebagai berikut:
a. Rp 80.000.000.000 (delapan puluh miliar
Rupiah) digunakan oleh BSU untuk
pembangunan perkantoran Bakrie Tower
dan Modal kerja sebesar Rp 13.000.000.000
(tiga belas miliar Rupiah).
b. Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah)
digunakan oleh BDM untuk pengembangan
proyek hunian yaitu apartemen The Wave At
Rasuna Epicentrum.
c. Rp 70.000.000.000 (tujuh puluh miliar
Rupiah) untuk pelunasan hutang BSU di
Bank Bukopin dengan jangka waktu sampai
dengan Juni 2011 dan dengan tingkat bunga
saat ini sebesar 12,75%.
2. A sum of Rp 220,000,000,000 (two hundred and
twenty billion rupiah) after deduction of issuance
costs of Rp 7,000,000,000 (seven billion rupiah),
will be utilized by the subsidiaries i.e. BSU and
PT Bumi Daya Makmur (BDM) in the form of
debts, with details described below:
a. Rp 80,000,000,000 (eighty billion rupiah) is
utilized by BSU for building Bakrie Tower
office and working capital totaling Rp
13,000,000,000 (thirteen billion rupiah).
b. Rp 50,000,000,000 (fifty billion rupiah) is
utilized by BDM for the development of
the apartment project The Wave at Rasuna
Epicentrum.
c. Rp 70,000,000,000 (seventy billion rupiah)
for paying BSU’s debt at Bank Bukopin with
the loan period until June 2011 and current
interest rate of 12.75%.
Pada 31 Desember 2009, seluruh dana dari hasil
Penawaran Umum Obligasi I telah digunakan sesuai
penggunaan dana dalam prospektus.
As of 31 December 2009, all funds from Bonds I
Public Offering have been utilized properly as stated
in the prospectus.
259
Bakrieland
Annual Report
2009
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran
Umum Sukuk Ijarah I
Rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran
Umum Sukuk Ijarah I sebelumnya telah dimuat
dalam prospektus Penawaran Umum Sukuk Ijarah I
Bakrieland Development Tahun 2009 yang diterbitkan
pada tanggal 30 Juni 2009.
Realization of Utilization of Funds Obtained from
Sukuk Ijarah I Public Offering
The utilization plan for funds collected from
Sukuk Ijarah I Public Offering has been previously
included in the prospectus of the 2009 Bakrieland
Development Sukuk Ijarah I Public Offering issued
on 30 June 2009.
Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Sukuk
Ijarah ini akan digunakan untuk:
1. Sekitar 80% atau Rp 120.000.000.000,(seratus dua puluh miliar Rupiah) setelah
dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan
untuk pengembangan proyek residensial Anak
Perusahaan (GAP dan Anak Perusahaannya yaitu
PT Bahana Sukmasejahtera).
2. Sekitar 13,33% atau Rp 20.000.000.000,- (dua
puluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya
emisi akan digunakan untuk pengembangan
fasilitas sentra UMKM.
3. Sekitar 6,67% atau Rp 10.000.000.000,(sepuluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biayabiaya emisi akan digunakan untuk modal kerja
dan pengembangan usaha Perseroan.
Funds obtained from the Sukuk Ijarah Public Offering
will be utilized for the following:
1. Approximately 80% or Rp 120,000,000 (one
hundred billion Rupiah) after deduction of
issuing cost will be utilized for residential project
development under Subsidiary Companies
(GAP and its subsidiary i.e. PT Bahana
Sukmasejahtera).
2. Approximately 13.33% or Rp 20,000,000,000
(twenty billion Rupiah) after deduction of issuing
costs will be utilized for the SME center facilities
development.
3. Approximately 6.67%, Rp 10,000,000,000 (ten
billion Rupiah) after deduction of issuing costs,
will be utilized for the Company’s working capital
and business development.
Pada 31 Desember 2009, sebesar Rp 64 miliar dari
dana hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah I telah
digunakan, dan sisa dana hasil penawaran umum
adalah sebesar Rp 86 miliar.
As of 31 December 2009, a total of Rp 64 billion of
the funds from the Sukuk Ijarah I Public Offering has
been utilized, and the remaining funds were Rp 86
billion.
Transaksi Afiliasi dan Transaksi Material
Affiliated and Material Transactions
Selama tahun 2009, Perusahaan melakukan aktivitas
corporate action yang material maupun mengandung
benturan kepentingan, yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Throughout 2009, the Company conducted some
corporate actions that were both material and
contained a conflict of interest, as described below:
Transaksi Afiliasi
Perusahaan pada tanggal 7 Oktober 2009 telah
menandatangani Term Loan Facility Agreement
(TLF) dalam jumlah keseluruhan US$45.000.000
(empat puluh lima juta Dollar Amerika Serikat)
dari Beleggingsmaatschappij Broem B.V., yang
merupakan anak perusahaan yang sahamnya dimiliki
seluruhnya oleh Avenue Luxembourg SARL. TLF
tersebut berjangka waktu 3 tahun dengan tingkat
pengembalian yang disepakati sebesar 15,875%
per tahun. Total biaya dana pinjaman (cost of fund)
yang akan dibayarkan kepada Pemberi Pinjaman
didasarkan tingkat pengembalian investasi (internal
rate of return atau IRR) sebesar 19,5% per tahun.
Affiliated Transaction
On 7 October 2009, the Company signed
Term Loan Facility (TLF) Agreement in total of
US$45,000,000 (forty five million US Dollar) from
Beleggingsmaatschappij Broem B.V., a subsidiary
company fully owned by Avenue Luxembourg SARL.
The TLF has a 3-years tenor with an agreed return of
15.875% per annum. The cost of fund to be paid to
the Lender is determined based on an internal rate
of return (IRR) of 19.5% per annum.
260
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi adalah
Beleggingsmaatschappij Broem B.V. yang merupakan
perusahaan terafiliasi Avenue Luxembourg SARL
sebagai kreditur, dan BTR sebagai debitur. Avenue
merupakan pemegang saham utama yang memiliki
30,76% saham pada Perusahaan, sedangkan BTR
adalah anak perusahaan Perusahaan, sehingga
Avenue merupakan perusahaan yang terafiliasi
dengan Perseroan dan juga terafiliasi dengan BTR.
Selanjutnya pinjaman yang diperoleh oleh BTR
akan disalurkan kepada SCP, anak perusahaan yang
dimiliki 99,99% oleh BTR. Kemudian, pinjaman
yang diperoleh SCP akan dipinjamkan ke SMR, anak
perusahaan yang akan dimiliki BTR secara tidak
langsung sebesar 99,99%.
Parties involved in the transaction were
Beleggingsmaatschappij Broem B.V, an affiliated
company of Avenue Luxembourg SARL, as creditor,
and BTR as debtor. Avenue is the major stakeholder
owning 30.76% of the Company share, while BTR
is a subsidiary company, which means that Avenue
is affiliated with the Company as well as with BTR.
The loan obtained by BTR will be distributed to
SCP, a subsidiary company 99.99% owned by BTR.
Furthermore, the loan obtained by SCP will be lent
to SMR, a subsidiary company that will be indirectly
owned by BTR by 99.99%.
Transaksi tersebut telah dimintakan kewajarannya
kepada pihak independen yaitu, PT Zodiac Perintis
Penilai (Zodiac), yang terdaftar sebagai sebagai
perusahaan profesi penunjang pasar modal di Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(“Bapepam dan LK”) dengan Surat Tanda Terdaftar
Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam dan
LK No. 27/STTD-PP/PM/1993 tanggal 22 Maret
1993. Berdasarkan analisis kewajaran atas transaksi
tersebut, Zodiac berpendapat bahwa Transaksi yang
dilakukan adalah wajar, baik bagi Bakrieland maupun
bagi pemegang saham independen Bakrieland, oleh
karena transaksi tersebut akan memberikan manfaat
lebih kepada Perusahaan dan meringankan beban
keuangan Perusahaan.
Fairness opinion of the transaction has been
requested to PT Zodiac Perintis Penilai (Zodiac),
which is registered as a supporting capital market
institution at the Capital Market Supervisory Agency
and Financial Institution (Bapepam and LK) under
Letter of Registration of Capital Market Supporting
Profession from Bapepam and LK No. 27/STTDPP/PM/1993 dated 22 March 1993. Based on
the analysis of the transaction, Zodiac stated that
the transaction is fair, both for Bakrieland and
independent shareholders, since the transaction will
give additional benefit to the Company and reduce
the Company’s financial expenses.
Ekspansi/Akuisisi
Bakrieland melalui anak perusahaannya PT Bakrie
Toll Road (BTR) telah melakukan ekspansi/investasi/
akuisisi 99,99% saham milik PT. Jurgen International
dalam PT. Satria Cita Perkasa (SCP) dengan nilai
transaksi sebesar Rp 134,6 miliar. SCP adalah
pemegang saham dalam PT Semesta Marga Raya
(SMR), pemegang konsesi jalan tol Ruas KanciPejagan. Transaksi ini telah mendapat persetujuan
dari para pemegang saham Independen berdasarkan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal
9 April 2008.
Expansion/Acquisition
Bakrieland through its subsidiary PT Bakrie Toll
Road (BTR) performed an expansion /investment/
acquisition of 99.99% of shares of PT Jurgen
International in PT Satria Cita Perkasa (SCP) with a
total transaction value of Rp 134.6 billion. SCP is
a shareholder of PT Semesta Marga Raya (SMR),
concession holder of Kanci-Pejagan toll road. This
transaction obtained approval from independent
shareholders based on the ExtraOrdinary General
Meeting of Shareholders dated 9 April 2008.
Transaksi antara BTR dengan SCP tersebut, selain
material, juga mengandung benturan kepentingan.
Karena Bapak Hiramsyah S. Thaib (Presiden Direktur
Bakrieland) memiliki 1 (satu) lembar saham dalam
SCP dan menjabat sebagai Komisaris Utama SMR
dan Bapak Anindya N. Bakrie yang adalah Komisaris
Utama dalam SCP memiliki hubungan afiliasi dengan
Bapak Nirwan Dermawan Bakrie, yang adalah
A transaction between BTR and SCP, other than
being material, also contained a conflict of interest
due to the fact Mr. Hiramsyah S. Thaib (President
Director of Bakrieland) owns 1 (one) share in SCP
and is concurrently the President Commissioner of
SMR, and Mr. Anindya N. Bakrie as the President
Commissioner of SCP is affiliated with Mr. Nirwan
261
Bakrieland
Annual Report
2009
pemegang saham utama dalam PT Bakrie Capital
Indonesia (BCI), dimana BCI adalah pemegang
saham utama Bakrieland.
Darmawan Bakrie, the primary shareholder of
PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), the major
shareholder of Bakrieland.
Investasi
Bakrieland melalui anak perusahaannya PT Bakrie
Nirwana Semesta (BNS) telah melakukan peningkatan
investasi di PT Bali Nirwana Resort sebesar Rp 149,8
miliar sehingga kepemilikan Bakrieland pada BNS
pada 31 Desember 2009 adalah sebesar 52,5%.
Transaksi ini telah mendapat persetujuan dari para
pemegang saham Independen berdasarkan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19
Desember 2008.
Investment
Bakrieland through its subsidiary PT Bakrie Nirwana
Semesta has increased its investment in PT Bali
Nirwana Resort amounting Rp 149.8 billion, thus
Bakrieland’s ownership at BNS as of 31 December
2009 was 52.5%. This transaction has been approved
by the independent shareholders, based on the
ExtraOrdinary General Meeting of Shareholders
dated 19 December 2008.
Divestasi
Sepanjang tahun 2009, Bakrieland tidak melakukan
transaksi divestasi yang bersifat material.
Divestment
Throughout 2009, Bakrieland did not perform any
material divestment transactions.
Untuk tahun buku 2009, tidak ada transaksi keuangan
yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
For the fiscal year 2009, no extraordinary and rare
financial transaction was recorded.
Perlindungan Konsumen
Dalam kaitan dengan perlindungan terhadap
konsumen, Perusahaan memiliki tanggung jawab
dan komitmen sebagai berikut:
• Di dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB)
antara anak perusahaan/unit usaha Bakrieland
dengan konsumen telah dinyatakan dengan
jelas bahwa perusahaan akan memberikan
jaminan masa pemeliharaan/perbaikan atas unit
rumah/bangunan yang telah diserahkan kepada
konsumen. Selain itu di dalam PPJB tersebut
juga dinyatakan bahwa apabila perusahaan
terlambat dalam menyerahkan bangunan/rumah
kepada konsumen, maka perusahaan akan
membayar denda.
• Pada unit City Property, jaminan pemeliharaan
diberikan selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak
tanggal penandatanganan Berita Acara Serah
Terima. Sedangkan denda keterlambatan
penyerahan bangunan/ruang kantor adalah
sebesar 1 (satu) permil perhari keterlambatan
dihitung dari nilai prestasi bangunan yang
tertunda dan setinggi-tingginya 3% (tiga persen)
dari pembayaran harga jual yang telah diterima
oleh Perusahaan.
• Pada unit Landed Residensial, jaminan
pemeliharaan bangunan/rumah adalah 90
(sembilan puluh) hari sejak serah terima
dilakukan. Sedangkan denda keterlambatan
penyerahan bangunan/rumah adalah sebesar
1 (satu) permil perhari keterlambatan dihitung
dari nilai prestasi bangunan yang tertunda dan
setinggi-tingginya 5% (lima persen).
Consumer Protection
In regard to consumer protection, the Company has
the responsibility and commitment as follows:
• In the Preliminary Sale and Purchase Agreement
(PPJB) between subsidiaries/business units of
Bakrieland and its customers, it is clearly stated
that the Company guarantees the maintenance/
repair of units that have been delivered to the
customer. In addition, the PPJB also states that
in the event the Company is late in delivering
the purchased unit to the customer, it will
recompense with a reimbursement.
• At the City Property unit, the maintenance
guarantee is provided for 3 (three) months
following the date of the signing of the asset
acceptance document. The recompense for any
delay in delivery of the unit is at 1 (one) per mil
per day of late delivery, assessed from the value
of the status of the asset delayed to a maximum
of 3% (three percent) of the sales price paid and
received by the Company.
• At the Landed Residential unit, the maintenance
guarantee is for 90 (ninety) days since the
delivery of the purchased unit. However the late
charge is levied at 1 (one) per mil per day of late
delivery, calculated from the value of the delayed
status of the said property at a maximum of 5%
(five percent) of the total value.
262
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
• Pada unit Hotel & Resort, jaminan pemeliharaan
Hotel adalah 90 (sembilan puluh) hari sejak
serah terima dilakukan. Sedangkan denda
keterlambatan penyerahan Hotel apabila
konsumen telah melunasi harga jual akan
dikenakan setelah 3 (tiga) bulan melewati
tanggal serah terima, yaitu sebesar 2% (dua
persen) perbulan, yang akan dihitung secara
prorata dari jumlah pelunasan Harga Jual yang
telah diterima oleh perusahaan dan setinggitingginya 6% (enam persen).
• At the Hotel & Resort unit, the maintenance
guarantee for the Hotel is for 90 (ninety) days
from the date of receipt of the delivered unit
by the customer. However, late charges will be
levied only 3 (three) months from the time the
customer completes full payment of the asset,
and are 2% (two percent) per month, pro-rated
from the payments received by the Company to
a maximum of 6% (six percent).
Perubahan Peraturan Perundang-undangan
Di tahun 2009 lalu tidak terdapat perubahan peraturan
perundang-undangan yang berpengaruh signifikan
terhadap Bakrieland. Namun demikian, Pemerintah
diperkirakan akan segera mengeluarkan peraturan
baru yang berhubungan dengan kepemilikan
properti di Indonesia oleh warga negara asing, dalam
upaya lebih menggairahkan sektor properti serta
meningkatkan iklim investasi di Indonesia.
Changes in the Rules and Regulations
During 2009 there were no changes in the rules and
regulations that significantly affected Bakrieland.
However, there is a prediction that the Government
will issue a new regulation concerning foreign
property ownership in Indonesia, in efforts to boost
property sector and improve local investment
climate.
Apabila peraturan terkait kepemilikan properti oleh
warga asing tersebut diterbitkan, warga negara
asing diperbolehkan untuk dapat memiliki hak pakai
atas aset properti vertikal di Indonesia lebih panjang,
dibandingkan hak pakai yang berlaku saat ini selama
25 tahun dengan dua kali opsi perpanjangan hingga
70 tahun. Bila peraturan ini dapat dikeluarkan
tentunya dapat meningkatkan daya saing atas aset
properti di Indonesia.
If the regulation concerning foreign property
ownership is issued, foreign citizens will be allowed
to have property usage rights for vertical property
assets in Indonesia at a longer term, compared with
the current property usage rights of 25 years with
two extension options up to 70 years. Issuance of
this regulation is expected to improve Indonesian
property competitiveness.
Bagi Bakrieland yang salah satu bisnis utamanya
adalah pengembangan proyek properti vertikal,
adanya peraturan ini akan berpengaruh sangat baik
dan diperkirakan akan meningkatkan permintaan
atas proyek-proyek apartemen secara signifikan.
Having relatively sizeable vertical property
development projects, such regulation will positively
affect Bakrieland and is expected to increase
demand on apartment projects significantly.
Kejadian Penting setelah Tanggal Neraca
Terdapat kejadian penting setelah tanggal laporan
Auditor Independen untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2009, yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono &
Teramihardja, anggota independen dari Morison
International dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan yang perlu
diungkapkan dalam Laporan Tahunan ini, yaitu:
a. Pada tanggal 25 Januari 2010, PT Semesta
Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, telah
mendapatkan persetujuan atas pengoperasian
jalan tol Kanci - Ciledug dan Ciledug - Pejagan
berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan
Significant Events Subsequent to the Date of
Accounting Report
There are some significant events after the date of
Independent Auditor’s report dated 31 December
2009, audited by Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja
Public Accountant, an independent member of
Morison International with an Unqualified Opinion
with the Explanation Paragraph required to be
revealed in this Annual Report as follows:
a. On January 25, 2010, PT Semesta Marga Raya
(SMR), a Subsidiary, has received an approval
for the operation of toll roads Kanci - Ciledug
and Ciledug - Pejagan by the Ministry of Public
Works in its Decision Letter No. 127/KPTS/
263
Bakrieland
Annual Report
2009
Umum
No.
127/KPTS/M/2010
tentang
penetapan jalan tol, pengoperasian, golongan
jenis kendaraan bermotor dan tarif tol pada jalan
tol Kanci-Pejagan.
Besaran tarif tol pada jalan tol Kanci-Pejagan:
M/2010 concerning the operation of toll road,
operational, classes of vehicles and toll rates on
the Kanci-Pejagan toll road.
The amount of toll rate of Kanci-Pejagan are as
follows:
Golongan | Group
Jenis kendaraan | Type of vehicle
Golongan I
Sedan, Jip, Pick up atau truk kecil dan bus / Sedan, Jeep, Pick-ups or small trucks and buses
Golongan II
Truk dengan 2 (dua ) gander | Trucks with 2 (two) yoke
Golongan III
Truk dengan 3 (dua ) gander | Trucks with 3 (three) yoke
Golongan IV
Truk dengan 4 (dua ) gander | Trucks with 4 (four) yoke
Golongan V
Truk dengan 5 (dua ) gander | Trucks with 5 (five) yoke
Besaran Tarif Tol Jalan Tol Kanci-Pejagan | Tariff at Kanci-Pejagan Toll Road
Asal
From
Tujuan
To
Besarnya tarif (Rp) | Tariff (Rp)
Gol. I
Type I
Gol. II
Type II
Gol. III
Type III
Gol. IV
Type IV
Gol. V
Type VI
Kanci
Pejagan
21,500
32,500
43,500
54,500
65,000
Kanci
Ciledug
11,500
17,500
23,000
29,000
35,000
Ciledug
Pejagan
10,000
15,000
20,500
25,500
30,500
b. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang
Saham Diluar Rapat yang telah diaktakan dengan
Akta Notaris Firdhonal, SH., No. 30 tanggal 29
Januari 2010, pemegang saham PT Semesta
Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, telah
menyetujui pengalihan seluruh saham-saham
SMR milik PT Bakrie Investindo sebanyak
24.693.778 saham atau sebesar Rp 252 miliar
dengan nilai nominal sebesar Rp 10.205
kepada PT Satria Cita Perkasa (SCP) sehingga
kepemilikan SCP pada SMR menjadi sebesar
60%.
c. Pada tanggal 29 Januari 2010, PT Bakrie
Infrastructure, Anak perusahaan, telah melunasi
pinjaman bank kepada PT Bank Capital Indonesia
Tbk.
d. Pada tanggal 12 Januari 2010, Perusahaan
mendirikan BLD Investments Pte., Ltd., yang
berdomisili di Singapura.
e. Pada tanggal 20 Januari 2010, BLD Investments
Pte., Ltd., membeli seluruh saham dalam F.K.A
Hurleigh Investments Pte., Ltd., yang berdomisili
di Singapura, yang kemudian diubah namanya
menjadi BLD Asia Pte., Ltd.
f. Pada tanggal 28 Januari 2010, PT Graha
Andasentra Propertindo, Anak perusahaan telah
melunasi seluruh hutang Kredit Investasi II yang
dimilikinya kepada PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
b. Based on the Statement of Shareholders
Decisions which has notarized with Notarial
Deed No. 30 of Firdhonal, S.H., dated January
29, 2010, the shareholders of PT Semesta
Marga Raya (SMR), a Subsidiary, had ratified the
transfer of all SMR shares owned by PT Bakrie
Investindo of 24,693,778 shares or Rp 252 billion
with a par value of Rp 10,205 to PT Satria Cita
Perkasa (SCP), therefore the ownership of SCP
in SMR is 60%.
c. On January 29, 2010, PT Bakrie Infrastructure,
a Subsidiary, has fully paid the bank loan to
PT Bank Capital Indonesia Tbk.
d. On January 12, 2010, the Company has
established BLD Investments Pte., Ltd., which
domiciled in Singapore.
e. On January 20, 2010, BLD Investments Pte.,
Ltd. has acquired all shares of F.K.A Hurleigh
Investments Pte., Ltd., which domiciled in
Singapore, which later changed its name to BLD
Asia Pte., Ltd.
f. On January 30, 2010, PT Graha Andasentra
Propertindo, a Subsidiary has been fully paid of
Credit Investment II to PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
264
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Ikatan yang Material untuk Investasi Barang
Modal
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan
dan Anak-anak Perusahaan mengadakan beberapa
perjanjian penting dengan pihak ketiga, yaitu sebagai
berikut:
a. Perjanjian Kerjasama Penataan, pengembangan,
Pembangunan dan Pengelolaan Gelanggang
Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro
dan Komplek Seni Budaya dan Pusat Perfilman H.
Usmar Ismail, Kuningan Jakarta Selatan tertanggal
22 Agustus 1992, untuk selanjutnya disebut
”Perjanjian Soemantri”, yang dibuat antara
PT Bakrie Investindo (”BIN”) dengan Pemerintah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (”DKI”). Untuk
melaksanakan segala hak dan kewajibannya
BIN telah menunjuk BSU untuk melaksanakan
hal-hal yang berkaitan baik langsung maupun
tidak langsung kepada Perjanjian Soemantri. Hal
tersebut telah diutarakan pula dalam Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta
No.25853/IMB/1994 tertanggal 19 September
1994. Ruang Lingkup Bentuk kerjasama
pembangunan dengan metode Build, Transfer
and Operate pada wilayah sekitar Gelanggang
Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro
dan Komplek Seni Budaya dan Pusat Perfileman
H. Usmar Ismail, Kuningan Jakarta Selatan.
b. Perjanjian Bangun Guna Serah/BOT (Build,
Operate and Transfer) ”Menara Nusa” No.
4300/SES/09/2004 tertanggal 24 September
2004, yang dibuat antara Kantor Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (untuk
selanjutnya disebut ”Bappenas”) dan BSU.
Ruang Lingkup Meliputi pembangunan gedung
yang bernama ”Menara Nusa/Wisma Bakrie
2” dengan cara Bangun Guna Serah/BOT oleh
pihak BSU diatas tanah milik Bappenas. Jangka
Waktu Pengelolaan Mulai pengelolaan dari 1
Januari 2005 sampai dengan 31 Desember
2029 (25 tahun). Setelah berakhirnya jangka
waktu pengelolaan gedung yang diberikan
Bappenas kepada BSU, maka pemanfaatan
tanah, hak pengelolaan gedung, dan gedung
akan diserahkan kembali oleh BSU kepada
Bappenas.
Significant Commitments for Capital Investment
In conducting its business, the Company and
Subsidiaries entered into a number of important
agreements with third parties, as follows:
a.
Management, Development, Building and
Operation Agreement of the Soemantri
Brodjonegoro Students Sports Hall and the
H. Usmar Ismail Cultural Arts Compound and Film
Center, Kuningan, South Jakarta dated 22 August
1992, further called ”Soemantri Agreement”,
made between PT Bakrie Investindo (”BIN”)
and the Government of Daerah Khusus Ibukota
Jakarta (”DKI”). To execute all of its rights and
obligations, BIN has appointed BSU to perform
any activities directly and indirectly related
with Soemantri Agreement. This has also
been stated in the Governor of Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Decree No. 25853/IMB/1994
dated 19 September 1994. The development
cooperation agreement covers the Build,
Transfer and Operate method of areas around
the abovementioned sports hall and cultural arts
and film center, in Kuningan, South Jakarta.
b. Build, Operate and Transfer/BOT Agreement
of ”Menara Nusa” No/ 4300/SES/09/2004
dated 24 September 2004, between the
Ministry of National Development Plan/National
Development Plan Agency (hereafter called
”Bappenas”) and BSU. Coverage includes
the development of the Menara Nusa/Wisma
Bakrie 2 buildings with BOT by BSU on the land
piece owned by Bappenas. The term of the
management agreement began as per 1 January
2005 up to 31 December 2029 (25 years).
Following this period, the utilization of the land,
building management rights, and the building
itself will be returned by BSU to Bappenas.
265
Bakrieland
Annual Report
2009
Kebijakan Dividen
Sebagai
perusahaan
terbuka,
Bakrieland
merencanakan untuk membayar dividen secara
tunai setiap tahun dikaitkan dengan, antara lain
keuntungan yang didapat pada tahun fiskal serta
kewajiban Bakrieland untuk mengalokasikan dana
cadangan sesuai dengan aturan yang berlaku dan
kondisi keuangan Perseroan. Selain itu, tingkat
pertumbuhan Bakrieland ke depan juga merupakan
pertimbangan penting dalam pembagian dividen.
Dividend Policy
As a public company, Bakrieland plans to disburse a
cash dividend each year in association with, among
other things, profits gained during the corresponding
fiscal year and Bakrieland’s obligation to allocate
reserve funds in accordance to the applicable rules
and the Company’s financial condition. In addition,
Bakrieland’s future growth rate is also an important
consideration in dividend disbursement.
Dengan tidak mengabaikan kondisi keuangan
Bakrieland dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum
Pemegang Saham Bakrieland untuk menentukan
lain dan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar
Bakrieland untuk setiap tahun fiskal yang berakhir
pada setiap 31 Desember, Manajemen mengusulkan
bahwa dividen dibayar secara tunai kepada
pemegang saham yang namanya tercantum pada
Daftar Pemegang Saham dengan jumlah maksimal
50% dari keuntungan bersih, kecuali ditentukan lain
oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
By not disregarding the Company’s financial
condition and without reducing the rights of
Bakrieland’s General Meeting of Shareholders to
determine otherwise and as stipulated in its Articles
of Association, for each fiscal year ended on 31
December, the Management proposes to disburse
cash dividends to the shareholders whose names
are registered in the Shareholders List, a maximum
of 50% of net income, except as determined
otherwise by the General Meeting of Shareholders.
Sejak penawaran umum perdana pada tahun
1995, Bakrieland belum membayar dividen kepada
pemegang saham. Disamping karena kondisi
keuangan yang belum memungkinkan, pemegang
saham lebih mengutamakan tingkat pertumbuhan
Bakrieland ke depan.
Since its initial public offering in 1995, Bakrieland has
not paid dividends to its shareholders. Apart from
the Company’s financial condition, in this respect,
the shareholders have been more concerned with
Bakrieland’s future growth.
Perjanjian dan Komitmen Penting
1. Pada tanggal 31 Juli 2009 Para Pemegang
Saham PT Bali Nirwana Resort (BNR) telah
menandatangani
Kesepakatan
Bersama
mengenai persetujuan pengalihan seluruh saham
milik Perusahaan kepada PT Bakrie Nirwana
Semesta (BNS) dan persetujuan pengalihan
seluruh saham milik PT Recapital Advisors
(RA) kepada BNS serta persetujuan penerbitan
saham baru Seri F sebanyak 82.967.414 lembar
saham dengan nilai nominal Rp 1.805 per saham
atau keseluruhan senilai Rp 149.756.182.270
(seratus empatpuluh sembilan miliar tujuhratus
limapuluh enam juta seratus delapan puluh
dua ribu duaratus tujuhpuluh Rupiah), yang
seluruhnya akan diambil oleh BNS.
Significant Agreements and Commitments
1. On 31 July 2009, the shareholders of PT Bali
Nirwana Resort (BNR) have signed the
Memorandum of Understanding concerning
the approval for transferring all of its shares to
PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) and approval
for transferring all shares of PT Recapital
Advisors (RA) to BNS and approval for issuing
new F series shares amounting 82,967,414
shares with a nominal value of Rp 1,805 per
share, in total amounting Rp 149,756,182,270
(one hundred and forty nine billion, seven
hundred and fifty six million, one hundred and
eighty two thousand, two hundred and seventy
Rupiah); all will be taken by BNS.
266
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion & Analysis
Para pemegang saham lainnya, diantaranya
E-Crisps
Trading
Limited
menyatakan
melepaskan haknya untuk mendapatkan
penawaran lebih dahulu (pre-emptive right) atas
pengalihan saham-saham milik Perusahaan dan
RA serta atas penerbitan saham baru tersebut.
Other shareholders such as E-Crisps Trading
Limited agreed to release its pre-emptive rights
on the transfer of shares owned by the Company
and RA and on the new share issuance.
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham (PPJB)
antara Perusahaan dengan BNS atas pengalihan
27% saham milik Perusahaan telah dilaksanakan
pada tanggal 31 Juli 2009 dan pelaksanaan jual
belinya dilaksanakan pada tanggal 11 September
2009. Begitupun dengan pengalihan 2,5% saham
milik RA telah dilakukan pengikatan jual beli pada
tanggal 31 Juli 2009 dan pelaksanaan jual belinya
dilaksanakan pada tanggal 11 September 2009.
The Preliminary Sale and Purchase Agreement
between the Company and BNS for transferring
27% of shares owned by the Company was
performed on 31 July 2009 and the sale and
purchase itself was performed on 11 September
2009. As for the transfer of 2.5% of shares
owned by RA, the Preliminary Sale and Purchase
Agreement was performed on 31 July 2009 and
the sale and purchase itself was performed on
11 September 2009.
Dengan pengambilalihan saham-saham milik
Perusahaan dan RA serta pengambilan sahamsaham baru pada bulan September 2009, maka
BNS mempunyai kepemilikan dalam BNR
sebesar 52,55% saham.
With the take over of shares owned by the
Company and RA and acquisition of new shares
in September 2009, BNS ownership in BNR
totaled 52.55%.
2. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Diluar
Rapat PT Bakrie Bangun Persada (BBP) No. 25
tanggal 29 September 2009, yang dibuat
dihadapan Muchlis Patahna, SH, Notaris di
Jakarta telah disetujui pengalihan 399 lembar
saham milik BBP dalam PT Provices Indonesia
dan pengalihan 249 saham milik BBP dalam
PT Rasuna Caturtama Corpora kepada PT Bakrie
Pangripta Loka.
2.
Based on PT Bakrie Bangun Persada (BBP)
Statement of Decision taken Outside Meeting,
notarized by Muchlis Patahna, SH, Notary in
Jakarta under Deed No. 25 dated 29 September
2009, it has been approved to transfer 399
shares owned by BBP in PT Provices Indonesia
and transfer of 249 shares owned by BBP in
PT Rasuna Caturtama Corpora to PT Bakrie
Pangripta Loka.
3. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat
PT Bakrie Bangun Persada (BBP) No. 25 tanggal
29 September 2009, yang dibuat dihadapan
Ukon Krisnajaya, SH., Notaris di Jakarta telah
disetujui pengalihan 12.499 lembar saham milik
Perusahaan dalam BBP kepada PT Graha Multi
Insani.
3. Based on PT Bakrie Bangun Persada Minutes
of Meeting, notarized by Ukon Krisnajaya, SH,
Notary in Jakarta, under Deed No. 25 dated
29 September 2009, it has been approved to
transfer 12,499 shares owned by the Company
in BBP to PT Graha Multi Insani.
4. Berdasarkan surat pemberitahuan Perusahaan
kepada PT Jurgen International (JI) tertanggal
31 Juli 2009, Perusahaan telah mengalihkan Hak
Opsi yang diperolehnya dari JI, sebagaimana
tertuang dalam Perjanjian Opsi Kepemilikan
dan Penguasaan Saham No. 011/P-OPSI/BLDJI/XI/2007 tanggal 28 November 2007 kepada
PT Bakrie Toll Road (BTR).
4. Based on notification letter from the Company to
PT Jurgen International (JI) dated 31 July 2009,
the Company has transferred Option Rights
obtained from JI, as stated in the Agreement of
Ownership Option and Controlling Shares No.
011/P-OPSI/BLD-JI/XI/2007 dated 28 November
2007 to PT Bakrie Toll Road (BTR).
267
Bakrieland
Annual Report
2009
5. Berdasarkan pengalihan Hak Opsi dari Perusahaan
tersebut, maka pada tanggal 20 Agustus 2009,
BTR telah melaksanakan Hak Opsinya dengan
melakukan pengambilalihan (Transfer of Share)
1 (satu) lembar saham milik JI dalam Transglobal
Finance Limited dan berdasarkan Akta Jual Beli
Saham No. 5 dan No.6 tanggal 27 Agustus 2009,
yang dibuat dihadapan Firdhonal, SH., Notaris
di Jakarta, BTR telah mengambilalih 99,99%
saham milik JI dalam PT. Satria Cita Perkasa
(SCP), yang mana TGF dan SCP tersebut adalah
pemegang/pemilik masing-masing sebesar
25% saham dalam PT. Semesta Marga Raya
(SMR), perusahaan pemegang konsesi untuk
pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaan jalan tol ruas Kanci – Pejagan.
5. Based on the transfer of Option Rights from that
company, on 20 August 2009 BTR exercised
its Option Rights by transferring 1 (one) share
owned by JI to Transglobal Finance Limited and
based on Share Sale and Purchase Deed No. 5
and No. 6 dated 27 August 2009 of Firdhonal, SH,
Notary in Jakarta, BTR has taken over 99.99%
shares of JI in PT Satria Cita Perkasa (SCP), in
which both TGF and SCP each are owners of
25% shares in PT Semesta Marga Raya (SMR),
the concession holder of construction, operation
and maintenance of Kanci – Pejagan toll road.
6. Berdasarkan Perjanjian tertanggal 7 Oktober
2009, BTR telah mendapatkan pinjaman sebesar
US$ 45.000.000,- (empatpuluh lima juta Dollar
Amerika Serikat) dari Beleggingsmaattschappij
Broem B.V, anak perusahaan Avenue Luxembourg
SARL (pemegang saham Perusahaan).
6. Based on Agreement on 7 October 2009, BTR
has obtained a loan of US$ 45,000,000 (forty five
million US dollar) from Beleggingsmaattschappij
Broem B.V, a subsidiary of Avenue Luxembourg
SARL (a Company shareholder).
Pinjaman yang di dapat BTR tersebut akan
dipinjamkan kepada SCP, yang mana kemudian
SCP juga akan meminjamkan dana tersebut
kepada SMR untuk pembiayaan penyelesaian
pembangunan jalan tol ruas Kanci-Pejagan.
The loan obtained by BTR will be lent to SCP,
then SCP will lend the funds to SMR to finance
the completion of Kanci-Pejagan toll road
development.
268
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
269
Bakrieland
Annual Report
2009
DATA PERUSAHAAN
CORPORATE DATA
270
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Profil Dewan Komisaris
Board of Commissioners’ Profile
Data Perusahaan
Corporate Data
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris
President Commissioner
Lukman Purnomosidi
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Kanaka Puradiredja
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Lahir di Semarang, Jawa Tengah, 15 Januari
1951. Beliau menjabat sebagai Presiden
Komisaris Bakrieland sejak 2002 dan sejak
bulan Juli 2008 menjabat sebagai Komisaris
PT Bakrie Capital Indonesia. Sebelumnya,
beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur
Utama PT Bakrie Capital Indonesia, Direktur
Utama PT Djarot, dan Direktur Keuangan
PT Pillar Abhimantra, Komisaris PT Bumi
Resources Tbk, Komisaris PT Bakrie Finance
Corporation, Direktur Utama Bakrieland,
Managing Director PT Catur Swasakti
Utama, dan Direktur PT Sanggraha Pelita
Jaya. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik
Sipil dari Universitas Trisakti, Jakarta, 1977,
serta lulus dari Technishe Hoge Scholl, Delft,
Belanda, 1981.
Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 7 Januari
1959. Beliau menjabat sebagai Komisaris
Independen Bakrieland sejak tahun 2001.
Saat ini beliau masih menjabat sebagai
Direktur Utama PT Jaringan Selera Asia,
Direktur Utama PT Bukit Jonggol Asri dan
Direktur Utama PT Bagasi Konstruksindo.
Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai
Manajer Divisi Realti & Properti PT Wijaya
Karya (Persero). Beliau meraih gelar Sarjana
Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung,
1983 dan menyelesaikan pendidikan pasca
sarjana di Sekolah Tinggi Manajemen LPPM
Jakarta, 1986, serta pada tahun 2000 beliau
mengikuti pendidikan Lemhanas Jakarta
KRA XXXIII.
Lahir di Bandung, 8 Desember 1944. Beliau
menjabat sebagai Komisaris Independen
Bakrieland dan menjadi Ketua Komite Audit
mulai tahun 2008. Berpengalaman lebih dari
30 tahun sebagai Akuntan Publik. Pernah
menjabat sebagai Managing Partner dan
Chairman KPMG Indonesia, Senior Partner
KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono,
anggota Dewan Pengawas BRR Aceh-Nias
dan Dewan Kehormatan Professionals in
Risk Management Association. Saat ini
beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis
Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia,
Ketua Dewan Pengurus Ikatan Komite
Audit Indonesia, dan anggota Komite Audit
di berbagai perusahaan publik. Lulusan
Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi,
Universitas Padjajaran, Bandung.
Born in Semarang, Central Java, 15
January 1951. He has been the President
Commissioner of Bakrieland since 2002
and Commissioner of PT Bakrie Capital
Indonesia since July 2008. Previously, he
was also in charge as President Director
of PT Bakrie Capital Indonesia, President
Director of PT Djarot, and Finance Director
at PT Pillar Abhimantra, Commissioner of
PT Bumi Resources Tbk, Commissioner of
PT Bakrie Finance Corporation, President
Director of Bakrieland, Managing Director of
PT Catur Swasakti Utama, and Director of
PT Sanggraha Pelita Jaya. He holds a Sarjana
degree in Civil Engineering from Universitas
Trisakti, Jakarta, 1977, and also graduated
from Technishe Hoge Scholl, Delft, the
Netherlands, 1981.
Born in Surabaya, East Java, 7 January 1959.
He has been an Independent Commissioner
of Bakrieland since 2001. Currently, he
is also in charge as President Director of
PT Jaringan Selera Asia, President Director of
PT Bukit Jonggol Asri, and President Director
of PT Bagasi Konstruksindo. Previously,
he was a Division Manager of Realty and
Property at PT Wijaya Karya (Persero). He
holds a Sarjana degree in Civil Engineering
from Institut Teknologi Bandung, 1983
and finished his post graduate education
at LPPM Management School in Jakarta,
1986. In 2000, he took part in KRA XXXIII
training program at the National Defense
Institute (Lembaga Pertahanan Nasional)
training program.
Born in Bandung, 8 December 1944. He
has been an Independent Commissioner
of Bakrieland and became the Chairman
starting 2008. Experienced in public
accountant practices for more than 30
years. Formerly held positions as Managing
Partner and Chairman of KPMG Indonesia,
Senior Partner at Kanaka Puradiredja,
Suhartono Public Accounting Firm, Steering
Committee BRR Aceh-Nias and Honorary
Board of Professionals in Risk Management
Association.
Currently, he is also the
Chairman of Honorary Board of Indonesian
Institute of Accountants, Chairman of
Executive Boards of Indonesian Institute
of Audit Committee, and a member of
audit committee in various public listed
companies. Graduated from the Faculty
of Economics majoring in Accounting at
Universitas Padjajaran, Bandung.
271
Bakrieland
Annual Report
2009
Edgardo A. Bautista
Komisaris
Commissioner
Supartono
Komisaris
Commissioner
Mark Robert Harris
Komisaris
Commissioner
Lahir di Dumalag, Capiz, Filipina, 15 Mei
1935. Beliau menjabat sebagai Komisaris
Bakrieland sejak April 2007. Saat ini beliau
juga menjabat sebagai President and
CEO Acuatico Pte. Ltd., Komisaris Utama
PT Aetra Air Jakarta, Direktur Cagayan Electric
Power & Light Co., Inc. dan Direktur Lorenzo
Shipping. Sebelumnya beliau pernah menjabat
sebagai Consultant to the President di San
Miguel Corporation, Direktur Eksekutif, Head
of Asia Infrastructure Business di Avenue Asia
Investment Management, LLC, President dan
CEO Hopewell Group of Companies, President
dan CEO di Mirant Philippines Corporation,
President Mirant Philippines Foundation,
President dan CEO di Mirant Global Corporation.
Beliau meraih gelar Bachelor of Science di
bidang Teknik Mesin dari De La Salle College,
Manila. Beliau mengikuti General Electric’s
Two Year Technical & Management Program
for International Graduate Engineers,19581960, Advanced Management Program yang
diadakan oleh Harvard Business School, 1965,
dan Certified Fellow of Institute of Corporate
Directors.
Lahir di Jakarta, 31 Oktober 1953. Beliau
menjabat sebagai Komisaris Bakrieland sejak
April 2007. Saat ini beliau antara lain menjabat
sebagai Treasury Advisor PT Energi Mega
Persada Tbk, Presiden Komisaris PT MRE
Utama, Presiden Komisaris PT Bakrie Kalila
Investment, Direktur PT Kondur Indonesia
dan Direktur PT Brantas Indonesia.
Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai
Direktur PT Marathon Murti International
dan Komisaris PT Mitraguna Intiga. Beliau
lulus dari Goethe Institute Arolsen West
Deutschland, Jerman, 1972, VW Wolsburg
West Deutschland, Jerman, 1976, dan
Program Extension Management dari
Universitas Indonesia, 1979.
Lahir di California, USA, 13 Mei 1970. Saat
ini beliau adalah Senior Managing Director
di Avenue Capital Group Asia. Sebelumnya,
beliau menjabat sebagai Corporate Financial
Controller di Hutchison Telecommunications
International Limited, Global Vice President
of Finance dan pejabat Chief Financial Officer
di Vsource, Inc., Manager di Global Capital
Markets Group PricewaterhouseCoopers
dan Senior Associate di Venture Capital
and Software IPO Groups, San Jose,
California. Beliau meraih gelar Master Bisnis
Administrasi dari University of Chicago,
gelar Sarjana Bisnis Administrasi dari
California Polytechnic State University di
San Luis Obispo, dan juga Certified Public
Accountant, di California, Amerika Serikat.
Born in Dumalag, Capiz, the Philippines, 15
May 1935. He has been a Commissioner of
Bakrieland since April 2007. Currently, he is
also in charge as President and CEO Acuatico
Pte. Ltd., President Commissioner PT Aetra
Air Jakarta, Director Cagayan Electric Power &
Light Co., Inc. and Director Lorenzo Shipping.
Previously, he was in charge as Consultant
to the President of San Miguel Corporation,
Executive Director, Head of Asia Infrastructure
Business of Avenue Asia Investments
Management, LLC, President and CEO of
Hopewell Group of Companies, President
and CEO of Mirant Philippines Corporation,
President of Mirant Philippines Foundation and
President & CEO of Mirant Global Corporation.
He holds a Bachelor of Science degree in
Mechanical Engineering from De La Salle
College, Manila. He participated in General
Electric’s Two Year Technical & Management
Program for International Graduate Engineers,
1958-1960, Advanced Management Program,
held by Harvard Business School, 1965, and
Certified Fellow of Institute of Corporate
Directors.
Born in Jakarta on 31 October 1953. He
has been a Commissioner of Bakrieland
since April 2007. Currently, he is also in
charge, among others, as Treasury Advisor
of PT Energi Mega Persada Tbk, President
Commissioner of PT MRE Utama, President
Commissioner of PT Bakrie Kalila Investment,
Director of PT Kondur Indonesia and Director
of PT Brantas Indonesia. Previously, he was
Director of PT Marathon Murti International
and Commissioner of PT Mitraguna Intiga.
He graduated from Goethe Institute Arolsen
West Deutschland, Germany, 1972, and
VW Wolsburg West Deutschland, Germany,
1976, as well as the Extension Management
Program from Universitas Indonesia, 1979.
Born in California, USA, 13 May 1970.
Currently, he is a Senior Managing Director
of Avenue Capital Group Asia. Previously he
served as Corporate Financial Controller of
Hutchison Telecommunications International
Limited, Global Vice President of Finance
and acting Chief Financial Officer of
Vsource, Inc., Manager in the Global Capital
Markets Group of PricewaterhouseCoopers
and Senior Associate of Venture Capital
and Software IPO Groups in San Jose,
California. He holds a Master degree in
Business Administration from University of
Chicago, Bachelor of Science in Business
Administration from California Polytechnic
State University in San Luis Obispo, and
also Certified Public Accountant, California,
United States of America.
272
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Profil Direksi
Board of Directors’ Profile
Data Perusahaan
Corporate Data
Hiramsyah Sambudhy Thaib
Presiden Direktur & CEO
President Director & CEO
Marudi Surachman
Direktur
Director
Lahir di Jakarta, 7 Mei 1962. Beliau
menjabat sebagai Presiden Direktur & CEO
Bakrieland sejak April 2007 dan saat ini juga
menjabat sebagai Komisaris pada beberapa
anak perusahaan Bakrieland. Sebelumnya
beliau pernah menduduki berbagai posisi
antara lain sebagai CEO PT Bakrie Capital
Indonesia, Komisaris Bakrieland, Presiden
Direktur Bank Tabungan Pensiunan Nasional,
Presiden Komisaris PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional, Presiden Direktur &
CEO PT Bakrie Nirwana Resort, dan Vice
President Bakrieland. Beliau juga pernah
menjabat sebagai Senior Business Manager
Regional Commercial Banking Area 1 di
PT Bank Niaga Tbk. Beliau meraih gelar
Sarjana Teknik dari Institut Teknologi
Bandung, 1989.
Lahir di Bandung, Jawa Barat, 19 Januari
1959. Beliau menjabat sebagai Direktur
Bakrieland sejak April 2007. Saat ini beliau
juga menjabat sebagai Direktur Utama
PT Kalianda Lampung Tourism Development,
PT Bakrie Nirwana Semesta, PT Samudra
Asia Nasional, PT Libratindo Gemilang dan
PT Bakrie Armo Nirwana serta sebagai
Presiden Komisaris di PT Bali Nirwana
Resort. Sebelumnya beliau pernah menjabat
sebagai Presiden Direktur Bakrieland,
Direktur Utama PT Graha Andrasentra
Propertindo, PT Graha Intan Bali, dan
PT Sanggraha Pelita Sentosa. Beliau meraih
gelar Sarjana Teknik Arsitektur dari Institut
Teknologi Bandung, 1983, dan meraih gelar
M.Arch dari Southern California Institute of
Architecture, Los Angeles - California, USA,
1987.
Born in Jakarta, 7 May 1962. He has been
in charge as the President Director &
CEO of Bakrieland since April 2007 and
concurrently serves as Commissioner in
some subsidiaries of Bakrieland. Previously
he served, among others, as CEO of
PT Bakrie Capital Indonesia, Commissioner
of Bakrieland, President Director of PT Bank
Tabungan Pensiunan Nasional, President
Commissioner of PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional, President Director &
CEO of PT Bakrie Nirwana Resort, and Vice
President of Bakrieland. He also served as
the Senior Business Manager Regional
Commercial Banking Area 1 of PT Bank Niaga
Tbk. He holds a Sarjana degree in Engineering
from Institut Teknologi Bandung, 1989.
Born in Bandung, West Java, 19 January
1959. He has been in charge as Director
of Bakrieland since April 2007. Currently
he also serves as President Director of
PT Kalianda Lampung Tourism Development,
PT Bakrie Nirwana Semesta, PT Samudra
Asia Nasional, PT Libratindo Gemilang
and PT Bakrie Armo Nirwana as well as
President Commissioner of PT Bali Nirwana
Resort. Previously he served as President
Director of Bakrieland, PT Graha Andrasentra
Propertindo, PT Graha Intan Bali, and
PT Sanggraha Pelita Sentosa. He holds a
Sarjana degree in Architecture from Institut
Teknologi Bandung, 1993, and an M. Arch
degree from Southern California Institute of
Architecture, Los Angeles - California, USA,
1987.
273
Bakrieland
Annual Report
2009
Hamid Mundzir
Direktur
Director
Sri Hascaryo
Direktur
Director
Lahir di Bandung, Jawa Barat, 14 Nopember
1961. Beliau menjabat sebagai Direktur
Bakrieland sejak tahun 2000 dan saat ini
beliau juga menjabat sebagai Direktur
PT Graha Andrasentra Propertindo, Direktur
Utama PT Dutaperkasa Unggullestari,
PT Sanggraha Pelita Sentosa, PT Bahana
Sukmasejahtera, Direktur PT Mutiara
Permata Biru, PT Samudra Asia Nasional, dan
PT Bakrie Infrastructure. Beliau memulai karir
sebagai Akuntan Publik di KAP Dr. Mohtar
Talib dan meraih gelar Sarjana Ekonomi dari
Universitas Padjajaran, Bandung, 1984.
Lahir di Yogyakarta, 8 Oktober 1963. Beliau
menjabat sebagai Direktur Bakrieland sejak
2002. Saat ini beliau juga menjabat sebagai
Direktur Utama pada: PT Bakrie Swasakti
Utama dan PT Bakrie Bangun Persada, serta
Komisaris Utama PT Provices Indonesia
dan Komisaris PT Bakrie Pangripta Loka.
Sebelumnya beliau pernah menjabat
sebagai Komisaris Utama PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional, Direktur PT Graha
Intan Bali, PT Dinamika Nusantara Bestari,
PT Graha Andrasentra Propertindo, dan
PT Citra Saudara Abadi. Beliau meraih gelar
Sarjana Ekonomi dari Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, 1989 dan juga gelar
Sarjana Hukum dari Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta, 1990.
Born in Bandung, West Java, 14 November
1961. He has been in charge as Director of
Bakrieland since 2000. Currently he also
serves as Director of PT Graha Andrasentra
Propertindo,
President
Director
of
PT Dutaperkasa Unggullestari, PT Sanggraha
Pelita Sentosa, PT Bahana Sukma Sejahtera,
Director of PT Mutiara Permata Biru,
PT Samudera Asia Nasional, and PT Bakrie
Infrastructure. He began his career as a
Public Accountant at KAP Dr. Mohtar Talib.
He holds a Sarjana degree in Economics
from Universitas Padjajaran, Bandung,
1984.
Born in Yogyakarta, 8 October 1963. He has
been in charge as Director of Bakrieland since
2002. Currently he also serves as President
Director of: PT Bakrie Swasakti Utama and
PT Bakrie Bangun Persada, and President
Commissioner of PT Provices Indonesia
and Commissioner of PT Bakrie Pangripta
Loka. Previously he served as President
Commissioner of PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional, Director of PT Graha
Intan Bali, PT Dinamika Nusantara Bestari,
PT Graha Andrasentra Propertindo, and
PT Citra Saudara Abadi. He holds a Sarjana
degree in Economics from Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta, 1989 and also
a Sarjana degree in Law from Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 1990.
274
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Profil Komite-Komite
Committees’ Profile
Data Perusahaan
Corporate Data
Komite Audit
Audit Committee
Kanaka Puradiredja
Ketua
Chairman
Soenarso Soemodiwirjo
Anggota
Member
Mohamad Hassan
Anggota
Member
Lahir di Bandung, 8 Desember 1944. Beliau
menjabat sebagai Komisaris Independen
Bakrieland dan menjadi Ketua Komite
Audit mulai tahun 2008. Berpengalaman
lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik.
Pernah menjabat sebagai Managing Partner
dan Chairman KPMG Indonesia, Senior
Partner KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono,
anggota Dewan Pengawas BRR Aceh-Nias
dan Dewan Kehormatan Professionals in
Risk Management Association. Saat ini
beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis
Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia,
Ketua Dewan Pengurus Ikatan Komite
Audit Indonesia, dan anggota Komite Audit
di berbagai perusahaan publik. Lulusan
Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi,
Universitas Padjajaran, Bandung.
Lahir di Jember, 9 Mei 1946.
Beliau
bergabung dalam Komite Audit Bakrieland
sejak 2008. Sebagai seorang konsultan
senior, beliau saat ini juga menjadi anggota
Komite Audit pada PT Danareksa (Persero),
PT Duta Graha Indah Tbk, PT Mustika Pelangi
dan PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk.
Memiliki pengalaman luas dalam bidangnya,
antara lain dengan menjabat sebagai Ketua
Tim Task Force Penyusunan Manual Komite
Audit, konsultan manajemen PT Sucofindo
(Persero), staf ahli Direksi PT PAN (Multi
Finance Company), anggota Komite Audit
PT Sucofindo (Persero) dan Bank Niaga.
Beliau memperoleh gelar Sarjana (Akuntan)
dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen
Keuangan, Jakarta, 1974.
Lahir di Jakarta, 21 Desember 1960. Beliau
bergabung dalam Komite Audit Bakrieland
sejak 2008. Saat ini, juga menjabat sebagai
Direktur Jasa Konsultasi & Pengembangan
di Yayasan Pendidikan Internal Audit. Beliau
mengawali karirnya di Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
sebelum menjabat sebagai Bendahara
di Yayasan Pendidikan Internal Audit dan
Manajer Keuangan dan Administrasi di
PT Amintaland Group. Beliau meraih
gelar Diploma dan Postgraduate Diploma
Keuangan dan Akuntansi di Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara, 1983 dan 1991, serta
Master dalam bidang Sistem Informasi
Akuntansi dan Keuangan, Cleveland State
University, Ohio, USA, 1993. Beliau juga
memiliki sertifikasi Qualified Internal Auditor
(QIA).
Born in Bandung, 8 December 1944. He
has been an Independent Commissioner
of Bakrieland and became the Chairman
starting 2008. Experienced in public
accountant practices for more than 30
years. Formerly held positions as Managing
Partner and Chairman of KPMG Indonesia,
Senior Partner at Kanaka Puradiredja,
Suhartono Public Accounting Firm, Steering
Committee BRR Aceh-Nias and Honorary
Board of Professionals in Risk Management
Association.
Currently, he is also the
Chairman of Honorary Board of Indonesian
Institute of Accountants, Chairman of
Executive Boards of Indonesian Institute
of Audit Committee, and a member of
audit committee in various public listed
companies. Graduated from the Faculty
of Economics majoring in Accounting at
Universitas Padjajaran, Bandung.
Born in Jember, 9 May 1946. He joined
Bakrieland’s Audit Committee since 2008.
As a senior consultant, at present he is
also a member of Audit Committee at
PT Danareksa (Persero), PT Duta Graha
Indah Tbk, PT Mustika Pelangi and PT Bank
Bumiputera Indonesia Tbk. He has vast
experiences in his area, among others
as Chairman of the Task Force for Setting
Audit Committee Manual, management
consultant of PT Sucofindo (Persero), expert
staff for the Board of Directors of PT PAN
(Multi Finance Company), and member of
Audit Committee of PT Sucofindo (Persero)
and Bank Niaga. He attained his Sarjana
(Accountant) degree from the Financial
Institute, Ministry of Finance, Jakarta, 1974.
Born in Jakarta, 21 December 1960. He
joined Bakrieland’s Audit Committee since
2008. Currently, he is also Director of
Consultation & Development Service at
the Internal Audit Foundation. He started
his career at the Finance and Development
Supervisory (?) Board, before serving as
Treasurer at the Internal Audit Foundation
and Finance and Administration Manager
at PT Amintaland Group. He attained his
Diploma and Postgraduate Diploma in
Finance and Accounting from the State
College of Accountancy, 1983 and 1991,
and Master of Accountancy and Financial
Information System from Cleveland State
University, Ohio, USA, 1993. He also
holds the Qualified Internal Auditor (QIA)
certification.
275
Bakrieland
Annual Report
2009
Komite Nominasi dan Remunerasi
Nomination and Remuneration Committee
Lukman Purnomosidi
Ketua
Chairman
Bambang Irawan Hendradi
Anggota
Member
Supartono
Anggota
Member
Catatan | Note
Keterangan CV dapat dilihat di halaman 270
Curriculum Vitae can be seen on page 270
Catatan | Note
Keterangan CV dapat dilihat di halaman 270
Curriculum Vitae can be seen on page 270
Catatan | Note
Keterangan CV dapat dilihat di halaman 271
Curriculum Vitae can be seen on page 271
Komite Pemantau Risiko
Risk Monitoring Committee
Lukman Purnomosidi
Ketua
Chairman
Supartono
Anggota
Member
Catatan | Note
Keterangan CV dapat dilihat di halaman 270
Curriculum Vitae can be seen on page 270
Catatan | Note
Keterangan CV dapat dilihat di halaman 271
Curriculum Vitae can be seen on page 271
Komite Kebijakan Corporate Governance
Corporate Governance Regulatory Committee
Kanaka Puradiredja
Ketua
Chairman
Bambang Irawan Hendradi
Anggota
Member
Supartono
Anggota
Member
Catatan | Note
Keterangan CV dapat dilihat di halaman 270
Curriculum Vitae can be seen on page 270
Catatan | Note
Keterangan CV dapat dilihat di halaman 270
Curriculum Vitae can be seen on page 270
Catatan | Note
Keterangan CV dapat dilihat di halaman 271
Curriculum Vitae can be seen on page 271
276
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Senior Manajemen
Senior Management
Data Perusahaan
Corporate Data
Perusahaan Induk | Holding Company
City Property
Ferdinand Sadeli
(Chief Financial Officer)
Dicky Setiawan
(Chief Operating Officer)
Achmad Az’har
(Chief Risk Management and Support Officer)
Wawan D. Guratno
(Chief Business Development Officer)
Nuzirman Nurdin
(Corporate Secretary)
Fandrizal
(Chief Financial Officer)
Erry Zulamri Djaelani
(Risk Management & Compliance Division Head)
Ferry Supandji
(Commercial Chief Marketing Officer)
A. Amri Aswono Putro
(Corporate Treasury Division Head)
Deden E. Sudarbo
(Residential Chief Marketing Officer)
Jordan Lubis
(Internal Audit Division Head)
Santoso Budi
(Corporate Legal Division Head)
Landed Residential
Sesotyo Adhi WNT
(Corporate Human Capital Division Head)
Darsono
(Chief Financial Officer)
Caroline M. Gunawan
(Capital Market Division Head)
Henry Harmen
(Chief Business Development Officer)
Bram Subiandoro
(Project Management)
Jo Eddy Respati
(Chief Marketing Officer)
Yudha Muchty Zain
(Banking Relations Division Head)
RPM. Henky Hendrayana Surya
(Chief Estate Management Officer)
Buce Yeef
(Financial Control Division Head)
Hotel and Resort
Edikar
(Chief Financial Officer)
Yogie P. Pratiknyo
(Chief Business Development Officer)
Andre R. Makalam
(Chief Marketing Officer)
277
Produk dan Layanan
Products and Services
City Property
• Rasuna Epicentrum
(PT Bakrie Swasakti Utama):
a.Aston Rasuna Hotel &
Residence
b.The 18th Residence Taman
Rasuna
c.Rasuna Office Park
d.Pasar Festival
e.Gold’s Gym Elite Rasuna
f. The Grove Condominium
g.The Grove Suites
h.The Wave at Rasuna
Epicentrum
i. Bakrie Tower
Bakrieland
Annual Report
2009
j. Epicentrum Walk - Lifestyle
& Entertainment Center
k.Concert Hall & Office Tower
l. The Convergence Indonesia
• Wisma Bakrie 1
• Wisma Bakrie 2
• Sentra Timur Residence
278
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Data Perusahaan
Corporate Data
Landed
Residential
• Bogor Nirwana Residence
(PT Graha Andrasentra
Propertindo):
a.Cluster Tirta Nirwana
b.Cluster Arga Nirwana
c.Cluster Padma Nirwana
d.Cluster The Panorama
e.Cluster Bukit Nirwana
f. Cluster Grand Harmoni
g.Nirwana Epicentrum
(The Jungle Water
Adventure)
h.Aston Hotel & Condominium
i. The Jungle Mall
• Batam Nirwana Residence
(PT Mutiara Permata Biru)
• Ijen Nirwana Residence
(PT Duta Perkasa Unggullestari)
279
Bakrieland
Annual Report
2009
Hotel & Resort
• Pullman Bali Legian Nirwana
(PT Samudra Asia Nasional)
• Krakatoa Nirwana Resort
(PT Krakatau Lampung
Tourism Development)
• Balikpapan Nirwana Suites &
Residences
(PT Libratindo Gemilang)
• Nirwana Bali Resort
(PT Bali Nirwana Resort)
280
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Data Perusahaan
Corporate Data
Property-Related
Infrastructure
PT BAKRIE INFASTRUCTURE
• PT BAKRIE TOLL ROAD
a. Ruas jalan Tol Kanci – Pejagan sepanjang 35 km
b. Ruas jalan tol Pejagan – Pemalang sepanjang 58 km *
c. Ruas jalan tol Batang – Semarang sepanjang 75 km *
d. Ruas jalan tol Pasuruan – Probolinggo sepanjang 45 km *
e. Ruas jalan tol Ciawi – Sukabumi sepanjang 54 km *
• PT ALBERTA UTILITIES
a. PT Aetra Air Jakarta
* Bakrieland melalui anak perusahaan mempunyai opsi untuk memiliki saham dan saat ini mengelola jalannya perusahaan untuk ruas-ruas jalan tol tersebut.
Through its subsidiaries, Bakrieland has an option to own shares and currently the subsidiaries manage each of those toll road sections.
Struktur organisasi ini berlaku hingga 15 Desember 2009
This organization structure is valid until 15 December 2009
Sri Hascaryo
Buce Yeef
Yudha Mufti Zain
CEO
City Property
Financial
Control
Banking
Relations
CEO
Hotel & Resort
Bram Subiandoro
Project
Management
Marudi Surachman
* Merangkap | Concurrently
Task Force
Team
Hiramsyah S. Thaib *
Chief Business
Development
Officer
A. Amri
Aswono Putro
Corporate
Treasury
STRATEGIC BUSINESS UNITS
Caroline M.
Gunawan
Capital
Market
Ferdinand Sadeli
Chief Financial
Officer
Hiramsyah S. Thaib *)
Chief
Executive Officer
Hiramsyah S. Thaib
Marudi Surachman
Hamid Mundzir
Sri Hascaryo
Board of Directors
Shareholders’
Meeting
Corporate
Legal
Santoso Budi
Erry Zulamri Djaelani
Organization Structure
Hamid Mundzir
Corporate
Governance Policy
Committee
Achmad Az’har *)
IT & System
Jordan Lubis
Internal Audit
Audit
Committee
Risk Management
& Compliance
CEO Infrastructure
& Toll Road
Sesotyo Adhi WNT
Corporate
Human Capital
Achmad Az’har
Chief Risk
Management &
Support Officer
Risk Monitoring
Committee
Struktur Organisasi
Hamid Mundzir
CEO
Landed Residential
Nurziman
Nurdin
Corporate
Secretary
Remuneration
& Nomination
Committee
Board of
Commissioners
Bambang Irawan Hendradi
Kanaka Puradiredja
Lukman Purnomosidi
Supartono
Edgardo Bautista
Mark R. Harris
281
Bakrieland
Annual Report
2009
Struktur organisasi ini berlaku sejak 16 Desember 2009
This organization structure is valid since 16 December 2009
Corporate
Secretary
TBA
Ferdinand Sadeli *
Finance Group
Director
TBA
Investor
Relations
Group
Director
Sri Hascaryo
Legal,
Compliance
& Risk
Mgt, Group
Director
TBA
Marketing
Group
Director
TBA
Government
Relations
Group
Director
TBA
Human
Capital Group
Director
Internal
Audit
TBA
Data Perusahaan
Corporate Data
Hamid Mundzir
Investment
Group
Director
Board of
Commissioners
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Marudi
Surachman
Product
Development
Group
Director
Hiramsyah S. Thaib
President Director
& CEO
Meeting
Shareholders’
282
Direksi | Board of Directors
TBA: To Be Advised
* Menunggu pengesahan RUPST 2010
Waiting for 2010 AGMS approval
283
Nama dan Alamat Anak Perusahaan
Name and Address of Subsidiaries
PT VILLA DEL SOL
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT SUPERWISH PERKASA
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT BUMI DAYA MAKMUR
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT BAKRIE SWASAKTI UTAMA
Komplek Apartemen Taman Rasuna
Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960
Tel. +62 21 8305011
Fax. +62 21 8305012
PT RASUNA CATURTAMA CORPORA
Apartemen Taman Rasuna
Menara VIII – 9, Ground Floor
Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960
Tel. +62 21 9393939
Fax. +62 21 8505374
PT BAKRIE PESONA RASUNA
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Jakarta Selatan
Tel. +62 21 5263212
Fax. +62 21 5263144
Bakrieland
Annual Report
2009
Jl. Bhineka Karya
Gunung Puyuh – Sukabumi, Jawa Barat
Tel. +62 0266 6250695
Fax. +62 0266 6250696
PT DUTAPERKASA UNGGULLESTARI
Jl. Ijen No. 63, Klojen
Malang, Jawa Timur
Tel. +62 341 566041
Fax. +62 341 555877
PT MUTIARA PERMATA BIRU
Jl. Patam Lestari
Sekupang, Batam
Tel. +62 778 7081900
Fax. +62 778 327398
PT CITRA SAUDARA ABADI
Jl. Raya Mauk km. 5
Tangerang, Banten
Tel. +62 21 5583959
Fax. +62 21 5583959
PT BAKRIE NIRWANA SEMESTA
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
PT SAMUDRA ASIA NASIONAL
Jl. Melasti No. 1
Legian – Kuta, Bali
Tel. +62 361 751770
Fax. +62 361 753067
PT RASUNA RESIDENCE DEVELOPMENT
Komplek Apartemen Taman Rasuna
Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960
Tel. +62 21 9391000
Fax. +62 21 83786244
PT KRAKATAU LAMPUNG TOURISM
DEVELOPMENT
Jl. Trans Sumatra km. 45
Desa Merak Belatung, Kalianda 35551
Tel. +62 727 322888
Fax. +62 727 322402
PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO
Perumahan Bogor Nirwana Residence
Jl. Dreded - Pahlawan, Bogor, Jawa Barat 16132
Tel. +62 0251 8211290
Fax. +62 0251 8211295
PT GRAHA INTAN BALI
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
PT SANGGRAHA PELITA SENTOSA
Jl. Setia Mekar Raya – Bekasi Timur
Tel. +62 21 8811685
Fax. +62 21 8813210
PT BERKAH PUHU LESTARI
Desa Puhu Payangan
Kabupaten Gianyar, Bali
284
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Data Perusahaan
Corporate Data
PT LIBRATINDO GEMILANG
Jl. Marsma Iswahyudi
Sepinggan, Balikpapan
Tel. +62 524 7028907
Fax. +62 524 764179
PT BAHANA SUKMASEJAHTERA
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT BAKRIE BANGUN PERSADA
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT PROVICES INDONESIA
Wisma Bakrie 1, Ground Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 9393940
Fax. +62 21 9393938
PT BAKRIE PANGRIPTA LOKA
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT BALI NIRWANA RESORT
Graha Kapital, 3rd Floor
Jl. Kemang Raya No. 4, Jakarta 12730
Tel. +62 21 7198634
Fax. +62 21 7198640
PT BAKRIE INFRASTRUCTURE
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT BAKRIE SENTRA INVESTAMA
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
PT BAKRIE TOLL ROAD
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT BAKRIE GRAHA INVESTAMA
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
PT BAKRIE GRAHA NIRWANA
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
PT SATRIA CITA PERKASA
Wisma Bakrie 1, 1st Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5250212
Fax. +62 21 5257836
PT BAKRIE ARMO NIRWANA
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
PT SEMESTA MARGA RAYA
Wisma Bakrie 1, 1st Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5250212
Fax. +62 21 5257836
PT ALBERTA UTILITIES
Recapital Building, 10th Floor
Jl. Adityawarman Kav. 55
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Tel. +62 21 2702277
Fax. +62 21 7246881
PAN GALACTIC INVETMENT LTD
Offshore Incorporations Centre
PO BOX 957, Road Town, Tortola
British Virgin Islands
PT NIRWANA LEGIAN HOTEL
Wisma Bakrie 1, 6th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920
Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
TRANSGLOBAL FINANCE LTD
Offshore Incorporations Centre
PO BOX 957, Road Town, Tortola
British Virgin Islands
285
Alamat Kantor Pemasaran
Unit Usaha / Kemitraan
Bakrieland
Annual Report
2009
Business Unit Marketing Offices / Partnership
BAKRIE NIRWANA SEMESTA (BNS)
BAKRIE SWASAKTI UTAMA (BSU)
Rasuna Office Park
Ground Floor Podium Utara
Komplek Apartemen Taman Rasuna
Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960
Tel. +62 21 83707770
Fax. +62 21 8350102
Marketing Gallery Rasuna Epicentrum
Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960
Tel. +62 21 52906666
Fax. +62 21 52906888
www.rasunaepicentrum.com
Pullman Bali Legian Nirwana
Jl. Pantai Kuta, Legian
Kuta, Bali
Tel. +62 361 765743
Fax. +62 361 753066
www.legiannirwana.com
Balikpapan Nirwana Suites and Residences
Jl. Marsma Iswahjudi, RT 047
Sepinggan, Balikpapan 76114
Tel. +62 542 7028907, 7028970
Fax. +62 542 764179
www.balikpapannirwana.com
Krakatoa Nirwana Resort
Jl. Trans Sumatera km. 45
Desa Merak Belatung
Kalianda, Lampung Selatan 35551
Tel. +62 727 322888
Fax. +62 727 322323
www.krakatoa-nirwana.com
BAKRIE TOLL ROAD (BTR)
Kantor Operasional Kanci-Pejagan
Mertapada km 237,55
Cirebon, Jawa Barat
Tel. +62 231 9291199
Marketing Sentra Timur Residence
Kota Baru Perumnas Jakarta
Jl. Raya Cakung Timur
Jakarta 13950
Tel. +62 21 48704999
Fax. +62 21 48703182
www.sentratimuresidence.com
GRAHA ANDRASENTRA PROPETINDO (GAP)
Marketing Gallery Bogor Nirwana Residence
Jl. Dreded - Pahlawan
Bogor - Jawa Barat 16132
Tel. +62 251 8211290
Fax. +62 251 8211295
www.bogornirwana.co.id
Ijen Nirwana Residence
Jl. Ijen No. 63 Malang
Tel. +62 341 566041, 555887
Fax. +62 341 555877
www.ijennirwana.com
Batam Nirwana Residence
Komplek Nagoya Hill , Blok R 3 B 3, Nagoya, Batam
Tel. +62 778 3553555, 7493939
Fax .+62 778 7493825
www.batamnirwana.com
286
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Informasi bagi Pemegang Saham
Information for Shareholders
Data Perusahaan
Corporate Data
Akuntan Publik | Independent Public Accountant
Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja
Gedung Jaya 4th Floor
Jl. MH. Thamrin No. 12
Jakarta 13440
Tel. +62 21 31968550
Fax. +62 21 31908502
Biro Administrasi Efek | Share Registrar
PT Sinartama Gunita
Plaza BII Menara 3, 12th Floor
Jl. MH. Thamrin No. 51
Jakarta 10350
Tel. +62 21 3922332
Fax. +62 21 3923003
Pemeringkat | Rating Agency
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
Setiabudi Atrium, 8th Floor, suite 809-810
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62
Jakarta 12920
Tel. +62 21 5210077
Fax. +62 21 5210078
Saham Tercatat | Stock Listing
PT Bursa Efek Indonesia
Indonesia Stock Exchange Building Tower 1
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Tel. +62 21 5150515
Fax. +62 21 5150330
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan | Annual General Meeting of Shareholders
Tuesday, 18 May 2010
Rasuna Epicentrum
Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan
Jakarta 12960
287
Surat Pernyataan
Dewan Komisaris dan Direksi
Bakrieland
Annual Report
2009
Statement from the Boards of Commissioners and Directors
Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca dan memeriksa dengan seksama serta menyetujui isi dari
naskah Buku Laporan Tahunan Perusahaan tahun 2009, yang didalamnya juga memuat Laporan Keuangan
Perusahaan untuk tahun buku 2009.
The undersigned have read and duly examined and approved the Annual Report of the Company for the year
2009, which includes the Financial Statements for the year 2009.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direksi
Board of Directors
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris
President Commissioner
Hiramsyah Sambudhy Thaib
Presiden Direktur & CEO
President Director & CEO
Lukman Purnomosidi
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Marudi Surachman
Direktur
Director
Supartono
Komisaris
Commissioner
Hamid Mundzir
Direktur
Director
Edgardo Bautista
Komisaris
Commissioner
Sri Hascaryo
Direktur
Director
Kanaka Puradiredja
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Mark Robert Harris
Komisaris
Commissioner
288
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Indeks untuk Bapepam-LK
Index for Bapepam-LK
Materi & Penjelasan
Halaman
Page
I. Umum
Subject & Explanation
I. General
1. Dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, dianjurkan menyajikan
juga dalam Bahasa Inggris.
√
1. In good and correct Indonesian, it is recommended to present the
report also in English.
2. Dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.
√
2. Printed on light-colored paper so that the text is clear and easy to read.
3. Mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas.
√
3. Should state clearly the identity of the company.
Nama perusahaan dan tahun Annual Report ditampilkan di:
1. Sampul muka, samping, dan belakang.
2. Setiap halaman.
4. Laporan Tahunan ditampilkan di website perusahaan.
√
14-15
II. Ikhtisar Data Keuangan Penting
1. Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 tahun buku
atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan
kegiatan usahanya selama kurang dari 5 tahun.
1.
2.
3.
4.
17
18
In the form of tables and graphs.
3. The Annual Report must contain information regarding the number
of bonds or convertible bonds issued which remain outstanding, the
interest rate, and date of maturity in the last 2 financial years.
1.
2.
3.
4.
The number of bonds/convertible bonds outstanding.
Interest rate.
Maturity date.
Rating of bonds.
III. Board of Commissioners’ and Board of Directors’ Report
32-37
Memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Penilaian kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan.
2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh
Direksi.
3. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan
Komisaris.
4. Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada).
2. Laporan Direksi.
Memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Kinerja perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis,
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan
kendala-kendala yang dihadapi perusahaan.
2. Prospek usaha.
3. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik yang telah dilaksanakan
oleh perusahaan.
4. Perubahan komposisi Direksi (jika ada).
The information contained includes:
1. Sales/income from business.
2. Gross profit (loss).
3. Business profit (loss).
4. Net profit (loss).
5. Net profit (loss) per share.
6. Net working capital.
7. Total investment.
8. Total assets.
9. Total liabilities.
10.Total equity.
11.Financial ratio which are common and relevant to the company’s
industry.
2. The Annual Report must contain information regarding the highest price
of shares, lowest price of shares, and closing price, and the number
of shares placed on the market (listed) for each three-month period in
the last two (2) financial years (if any). The price of shares prior to the
last revision in capital should be adjusted in the event, among others,
that it was due to a splitting of shares, dividend on shares, and bonus
shares.
Jumlah obligasi/obligasi konversi yang beredar.
Tingkat bunga.
Tanggal jatuh tempo.
Peringkat obligasi.
1. Laporan Dewan Komisaris.
III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
1. Financial information in comparative form over a period of 5 financial
years or since the commencement of business if the company has
been running its business activities for less than 5 years.
Dalam bentuk tabel dan grafik.
3. Laporan Tahunan wajib memuat informasi jumlah obligasi atau obligasi
konvertibel yang diterbitkan yang masih beredar, tingkat bunga, dan
tanggal jatuh tempo dalam 2 tahun buku terakhir.
4. The Annual Report is presented in the company’s website.
II. Summary of Key Financial Information
Informasi memuat antara lain:
1. Penjualan/pendapatan usaha.
2. Laba (rugi) kotor.
3. Laba (rugi) usaha.
4. Laba (rugi) bersih.
5. Laba (rugi) bersih per saham.
6. Modal kerja bersih.
7. Jumlah investasi.
8. Jumlah aktiva.
9. Jumlah kewajiban.
10.Jumlah Ekuitas.
11.Rasio-rasio keuangan secara umum dan yang relevan dengan industri
perusahaan.
2. Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham tertinggi,
terendah, dan penutupan, serta jumlah saham yang diperdagangkan
(dicatatkan) untuk setiap masa triwulan dalam 2 tahun buku terakhir
(jika ada). Harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib
disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham,
dividen saham, dan saham bonus.
Name of company and year of the annual report is placed on:
1. The front cover, sides, and back.
2. Each page.
1. Report of the Board of Commissioners.
38-45
Contains the following items:
1. Assessment on the performance of the Board of Directors in
managing the company.
2. View on the prospects of the company’s business as established by
the Board of Directors.
3. Committees under the Board of Commissioners.
4. Changes in the composition of the Board of Commissioners (if
any).
2. Report of the Board of Directors.
Contains the following items:
1. The company’s performance, encompassing among others
strategic policies, comparison between achievement of results and
targets, and challenges faced by the company.
2. Business prospects.
3. Implementation of Good Corporate Governance by the company.
4. Changes in the composition of the Board of Directors (if any).
289
Bakrieland
Annual Report
2009
Materi & Penjelasan
3. Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
Halaman
Page
287
Memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri.
2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab
penuh atas kebenaran isi laporan tahunan.
3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota
Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya.
4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan
dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang
tidak menandatangani laporan tahunan, atau penjelasan tertulis
dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat
penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.
1. Nama dan alamat perusahaan.
Mencakup antara lain:
1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham.
2. Direktur dan Komisaris yang memiliki saham.
3. Pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masingmasing kurang dari 5%.
281-282
The information should contain:
1. Name.
2. Title (including titles in other companies or institutions).
3. Age.
4. Education.
5. Working experience.
7. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Board of
Directors.
The information should contain:
1. Name.
2. Title (including titles in other companies or institutions).
3. Age.
4. Education.
5. Working experience.
8. Number of employees (comparative in two years) and description
of competence building (for example: education and training of
employees).
16 & 176
Includes the following:
1. Explanation on the company vision.
2. Explanation on the company mission.
6. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Board of
Commissioners.
112-114
In the form of a chart, giving the names and titles.
5. Company vision and mission.
272-273
Includes type of products and/or services produced.
4. Organizational structure.
270-271
Includes among others: date/year of establishment, name and change in
the company name, if any.
3. Line of business.
10-11
Includes information on name and address, zip code, telephone and/or
facsimile, email, website.
2. Brief history of the company.
Informasi memuat antara lain:
1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi.
2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan.
3. Pelatihan karyawan yang telah dan akan dilakukan.
4. Adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan.
5. Biaya yang telah dikeluarkan.
9. Komposisi pemegang saham.
8-9
Informasi memuat antara lain:
1. Nama.
2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain).
3. Umur.
4. Pendidikan.
5. Pengalaman kerja.
8. Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan
kompetensinya (contoh: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan).
1. Name and address of the company.
Informasi memuat antara lain:
1. Nama.
2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain).
3. Umur.
4. Pendidikan.
5. Pengalaman kerja.
7. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Direksi.
8-9
Mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Penjelasan tentang visi perusahaan.
2. Penjelasan tentang misi perusahaan.
6. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris.
Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan.
5. Visi dan misi perusahaan.
Back Cover
Meliputi jenis produk dan/atau jasa yang dihasilkan.
4. Struktur organisasi.
Contains the following items:
1. Signatures are set on a separate page.
2. Statement that the Board of Directors and the Board of
Commissioners are fully responsible for the accuracy of the annual
report.
3. Signed by all members of the Board of Commissioners and Board
of Directors, stating their names and titles/positions.
4. A written explanation in a separate letter from each member of the
Board of Commissioners or the Board of Directors who refuses to
sign the annual report, or written explanation in a separate letter
from the other members in the event that there is no written
explanation provided by the said member.
IV. Company Profile
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama dan perubahan nama
perusahaan jika ada.
3. Bidang usaha.
3. Signature of members of the Board of Directors and the Board of
Commissioners.
Meliputi informasi tentang nama dan alamat, kode pos, nomor telepon
dan/atau nomor faksimili, email, website.
2. Riwayat singkat perusahaan.
IV. Profil Perusahaan
Subject & Explanation
The information should contain:
1. The number of employees for each level of the organization.
2. The number of employees for each level of education.
3. Training of employees that has been and will be conducted.
4. Availability of equal opportunity to all employees.
5. Expenses incurred.
9. Composition of shareholders.
Should include:
1. Names of shareholders having 5% or more shares.
2. Directors and Commissioners who own shares.
3. Public shareholders having respective share ownership of less than
5%.
290
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Materi & Penjelasan
10.Daftar anak perusahaan dan/atau perusahaan afiliasi.
1. Tinjauan operasi per segmen bisnis.
286
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja
keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam
bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai:
1. Aktiva lancar, aktiva tidak lancar, dan jumlah aktiva.
2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban.
3. Penjualan/pendapatan usaha.
4. Beban usaha.
5. Laba/Rugi bersih.
207-218
The information should contain:
1. How many audit periods has the accountant audited the financial
statements of the company.
2. How many audit periods has the public accountant firm audited the
financial statements of the company.
3. The amount of audit fee.
4. Other service provided by the accountant in addition to financial
audit.
15.Reward and certification received by the company, both on a national
scale and international scale.
283-285
The information contains, among others:
1. Name and address of share registrar.
2. Name and address of the public accountants’ office.
3. Name and address of the securities rating company.
14.Company accountant.
30-31
Includes among others:
1. Chronology of other securities listing.
2. Types of corporate action that caused changes in the number of
securities.
3. Changes in the number of securities from the initial listing up to the
end of the financial year.
4. Name of stock exchange where the company’s other securities are
listed.
5. Rating of the securities.
13.Name and address of institution and or profession supporting the capital
market.
176
Includes among others:
1. Chronology of shares listing.
2. Types of corporate action that caused changes in the number of
shares.
3. Changes in the number of shares from the beginning of listing up to
the end of the financial year.
4. Name of Stock Exchange where the company shares are listed.
12.Chronology of other securities listing.
Information should include:
1. Name of the reward.
2. Year of receiving the award.
3. Institution presenting the award.
4. Period of validity.
16.Name and address of subsidiary and or branch office or representative
office (if any).
V. Management Analysis and Discussion on Company Performance
Memuat uraian mengenai:
1. Produksi.
2. Penjualan/pendapatan usaha.
3. Profitabilitas.
4. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi untuk masing-masing
segmen bisnis.
2. Uraian atas kinerja keuangan perusahaan.
The information contains, among others:
1. Name of subsidiaries/affiliated companies.
2. Percentage of share ownership.
3. Information on the field of business of the subsidiary or affiliated
company.
4. Explanation regarding the operational status of the subsidiary or
affiliated company (already operating or not yet operating).
11.Chronology of shares listing.
18
V. Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Informasi memuat antara lain:
1. Nama penghargaan.
2. Tahun perolehan.
3. Badan pemberi penghargaan.
4. Masa berlaku.
16.Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor
perwakilan (jika ada).
10.List of subsidiaries and/or affiliated companies.
Informasi memuat antara lain:
1. Berapa periode audit akuntan telah mengaudit laporan keuangan
perusahaan.
2. Berapa periode audit kantor akuntan publik telah mengaudit laporan
keuangan perusahaan.
3. Besarnya fee audit.
4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit.
15.Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala
nasional maupun internasional.
16
Informasi memuat antara lain:
1. Nama dan alamat biro administrasi efek.
2. Nama dan alamat kantor akuntan publik.
3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek.
14.Akuntan perusahaan.
Mencakup antara lain:
1. Kronologi pencatatan efek lainnya.
2. Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah efek
lainnya.
3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan
akhir tahun buku.
4. Nama bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan.
5. Peringkat efek.
13.Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal.
Subject & Explanation
Mencakup antara lain:
1. Kronologi pencatatan saham.
2. Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah
saham.
3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir
tahun buku.
4. Nama Bursa dimana saham perusahaan dicatatkan.
12.Kronologi pencatatan efek lainnya.
23
Informasi memuat antara lain:
1. Nama anak perusahaan/perusahaan afiliasi.
2. Presentase Kepemilikan saham.
3. Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan
asosiasi.
4. Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi
(telah beroperasi atau belum beroperasi).
11.Kronologi pencatatan saham.
Halaman
Page
1. Operational review per business segment.
218-228
&
232-233
Contains description of:
1. Production.
2. Sales/income from business.
3. Profitability.
4. Increase/decrease in production capacity in each business
segment.
2. Description of company’s financial performance.
An analysis of the financial performance which includes a comparison
between the financial performance of the current year and that of
the previous year (in the form of narration and tables), among others
concerning:
1. Current assets, non-current assets, and amount of assets.
2. Current liabilities, non-current liabilities, and amount of liabilities.
3. Sales/income from business.
4. Overhead cost.
5. Net profit/loss.
291
Bakrieland
Annual Report
2009
Materi & Penjelasan
3. Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dan tingkat
kolektibilitas piutang Perseroan.
218-223
13.Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen
kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau
dibayar selama 2 tahun buku terakhir.
Memuat uraian mengenai:
1. Besarnya deviden untuk masing-masing tahun.
2. Besarnya Payout Ratio.
4. Discussion on capital structure, capital structure policies, and liquidity.
Explanation on:
1. Capital structure.
2. Capital structure policies.
3. Liquidity.
5. Discussion on material ties for the investment of capital goods.
Explanation on:
1. The purpose of such ties.
2. Source of funds expected to fulfil the said ties.
3. Currency of denomination.
4. Steps taken by the company to protect the position of related
foreign currency against risks.
7. Information regarding substantial components of earnings and other
costs, in order to calculate the company’s income.
251-253
265
Information on the company prospects in connection with industry,
economy in general, and the international market, which can be
accompanied with supporting quantitative data if there is a reliable data
source.
12.Information on marketing aspects.
Description of important events after the date of the accountant’s
report including their impact on performance and business risks in the
future.
11.Description of the company’s business prospects.
86-93
&
244-247
Is this disclosed or not.
10.Material Information and acts that occurred after the date of the
accountant’s report.
247-250
Is this disclosed or not.
9. Discussion on the impact of price change to the company’s sales and
net income and the operational profit of the company for the past
two (2) years or since the company commenced its business, if the
company has been operating for less than two years.
262-263
Is this disclosed or not.
8. If the financial statement discloses a material increase or decrease
in the sales or net income, then an explanation should be included
concerning the extent that such changes can be linked to, among
others, the amount of goods or services sold, and or the existence of
new products or services.
Uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan dengan industri,
ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data
pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya.
Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, antara lain
meliputi pangsa pasar.
Explanation on:
1. Capacity to pay debts.
2. Collectable accounts receivable.
261
6. Discussion and analysis of financial information that was reported
(Tidak ada
concerning extraordinary and rare events.
pengungkapan/
Not disclosed) Is this disclosed or not.
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk
dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
12.Uraian tentang aspek pemasaran.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
11.Uraian tentang prospek usaha perusahaan.
264
Ada atau tidak ada pengungkapan.
10.Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan
akuntan.
3. Discussion and analysis on the capacity to pay debts and the company’s
collectable accounts receivable.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
9. Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan atau
pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama
2 tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai
usahanya kurang dari 2 tahun.
8. Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan
Tidak ada
yang material dari penjualan atau pendapatan bersih, maka wajib pengungkapan/
disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat Not disclosed
dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan
atau adanya produk atau jasa baru.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
7. Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan
beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan.
229-232
Penjelasan tentang:
1. Tujuan dari ikatan tersebut.
2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan
tersebut.
3. Mata uang yang menjadi denominasi.
4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi
risiko dari posisi mata uang asing yang terkait.
6. Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan
yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
Subject & Explanation
Penjelasan tentang:
1. Struktur modal.
2. Kebijakan manajemen atas struktur modal.
3. Tingkat likuiditas perusahaan.
5. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal.
234-236
Penjelasan tentang:
1. Kemampuan membayar hutang.
2. Tingkat kolektibilitas piutang.
4. Bahasan tentang struktur modal, kebijakan manajemen atas struktur
modal, dan tingkat likuiditas perusahaan.
Halaman
Page
Information regarding the marketing of the company’s products and
services, among others concerning the market segment.
13.Statement regarding the dividend policy and the date and amount of
cash dividend per share and amount of dividend per year as announced
or paid during the past two (2) years.
Contains information on:
1. Amount of dividend for each year.
2. Pay-out ratio.
292
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Materi & Penjelasan
14.Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.
15.Informasi material, antara lain mengenai investasi, ekspansi, divestasi,
akuisisi, restrukturisasi hutang/modal, transaksi yang mengandung
benturan kepentingan dan sifat transaksi dengan pihak afiliasi.
16.Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang
berpengaruh signifikan terhadap perusahaan.
Uraian memuat perubahan peraturan pemerintah dan dampaknya
terhadap laporan keuangan.
17.Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi.
254-259
262
16.Description on changes in laws and regulations having significant
effects on the company.
236-239
Mencakup antara lain:
1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Audit.
2. Uraian tugas dan tanggung jawab.
3. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Audit.
4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit.
5. Independensi anggota Komite Audit.
4. Komite Nominasi dan Remunerasi.
Mencakup antara lain:
1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Nominasi
dan Remunerasi .
2. Independensi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi .
3. Uraian tugas dan tanggung jawab.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi.
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Nominasi dan
Remunerasi .
Information containing amendment to government regulations and
impacts on the financial statements.
17.Description of changes in the accounting policy.
Description should contain revisions to accounting policies, rationale
and impact on the financial statement.
VI. Corporate Governance
161-163
1. Information on the Board of Commissioners.
168-172
Uraian memuat antara lain:
1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing
anggota Direksi.
2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi
anggota Direksi.
3. Frekuensi pertemuan.
4. Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan.
5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi.
3. Komite Audit.
Contains information on:
1. Total funds obtained.
2. Budget plan.
3. Details of budget plan.
4. Balance.
5. Change in the budget plan (if any).
15.Material information, among others concerning investment, expansion,
divestment, acquisition, debt/capital restructuring, transactions
containing conflict of interest, and the nature of transactions with
affiliated parties.
Uraian memuat antara lain:
1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi
anggota Dewan Komisaris.
3. Frekuensi pertemuan.
4. Tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan.
2. Uraian Direksi.
14.Realization of uses of funds obtained from the public offering.
Uraian memuat perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya
terhadap laporan keuangan.
1. Uraian Dewan Komisaris.
259-261
VI. Tata Kelola Perusahaan
Subject & Explanation
Memuat uraian mengenai:
1. Total perolehan dana.
2. Rencana penggunaan dana.
3. Rincian penggunaan dana.
4. Saldo.
5. Perubahan penggunaan dana (jika ada).
Halaman
Page
2. Information on the Board of Directors.
163-165
The information should include:
1. Scope of work and responsibility of each member of the Board of
Directors.
2. Disclosing the procedure for determining, and the amount of
remuneration for the members of the Board of Directors.
3. Frequency of meetings.
4. Attendance of the Board of Directors in the meetings.
5. Training programs for improving the competence of the Board of
Directors.
3. Audit Committee.
166-167 & 168 The information should contain:
1. Description of the tasks implemented by the Board of
Commissioners.
2. Disclosing the procedure for determining, and the amount of
remuneration for the members of the Board of Commissioners.
3. Frequency of meetings.
4. Attendance of the Board of Commissioners in the meetings.
Includes among others:
1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Audit
Committee.
2. Description of tasks and responsibilities.
3. Frequency of meetings and the attendance of the Audit
Committee.
4. Brief report on the activities carried out by the Audit Committee.
5. Independence of the members of the Audit Committee.
4. Nomination and Remuneration Committee.
Includes among others:
1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the
Nomination and Remuneration Committee.
2. Independence of the members of the Nomination and Remuneration
Committee.
3. Description of the tasks and responsibilities.
4. Activities carried out by the Nomination and Remuneration
Committee.
5. Frequency of meetings and the attendance of the Nomination and
Remuneration Committee.
293
Bakrieland
Annual Report
2009
Materi & Penjelasan
5. Komite Monitoring Risiko.
182-184
Mencakup antara lain informasi tentang:
1. Aktivitas pelestarian lingkungan.
2. Aktivitas pengelolaan lingkungan.
3. Sertifikasi atas pengelolaan lingkungan.
4. Biaya yang telah dikeluarkan.
94-97
Information includes among others:
1. Setting up Center for Consumer Complaint.
2. Program for improving services to consumers.
3. Expenses incurred.
11.Description on the activities and expenses incurred related to corporate
social responsibility, particularly on “community development program”
which have been carried out.
126-141
Includes among others:
1. Explanation of the risks faced by the company (for example:
risks caused by fluctuation of the exchange rate or interest rate,
competition in business, supply of raw materials, provisions set
by other countries or international regulations, and government
policies).
2. Efforts to manage those risks.
10.Description of the activities and expenses incurred in related to
corporate social responsibility, particularly on commitment to consumer
protection.
126-141
Includes among others:
1. Information on the existence of the Internal Audit Unit.
2. Explanation on the Internal Audit Charter.
3. Explanation on the duties and responsibilities of the Internal Audit
Unit.
4. Activities carried out by the Internal Audit Unit.
5. Name and brief curriculum vitae of the Head of the Internal Audit.
9. Description of the company’s risk management.
189-190
Includes among others:
1. Name and brief history of the position of corporate secretary.
2. Description of the tasks performed by the corporate secretary.
8. Description of the company’s Internal Audit Unit.
Includes among others:
1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the
committees.
2. Independence of the members of the committees.
3. Description of the tasks and responsibilities.
4. Activities carried out by the committees.
5. Frequency of meetings and the attendance of the committees.
7. Description of tasks and function of the corporate secretary.
98-109
Includes among others:
1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Risk
Monitoring Committee.
2. Independence of the members of the Risk Monitoring Committee.
3. Description of the tasks and responsibilities.
4. Activities carried out by the Risk Monitoring Committee.
5. Frequency of meetings and the attendance of the Risk Monitoring
Committee.
6. Other committees in the company.
Mencakup antara lain informasi tentang:
1. Mitra Usaha binaan Perusahaan.
2. Program pengembangan pendidikan.
3. Program perbaikan kesehatan.
4. Program pengembangan seni budaya.
5. Biaya yang telah dikeluarkan.
12.Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan terutama aktivitas lingkungan.
Mencakup antara lain informasi tentang:
1. Pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen.
2. Program peningkatan layanan kepada konsumen.
3. Biaya yang telah dikeluarkan.
11.Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai “community
development program” yang telah dilakukan.
5. Risk Monitoring Committee.
Mencakup antara lain:
1. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan
(misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga,
persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau
peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah).
2. Upaya untuk mengelola risiko tersebut.
10.Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai komitmen
perusahaan terhadap perlindungan konsumen.
167-168
Mencakup antara lain:
1. Informasi tentang keberadaan Unit Audit Internal.
2. Penjelasan tentang Piagam Audit Internal.
3. Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan Unit Audit Internal.
5. Nama dan riwayat hidup singkat kepala Unit Audit Internal.
9. Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan.
Mencakup antara lain:
1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan.
2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan.
8. Uraian tentang Unit Audit Internal.
Subject & Explanation
Mencakup antara lain:
1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain.
2. Independensi anggota komite lain.
3. Uraian tugas dan tanggung jawab.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain.
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain.
7. Uraian tugas dan fungsi sekretaris perusahaan.
165 & 168
Mencakup antara lain:
1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Monitoring
Risiko.
2. Independensi anggota Komite Monitoring Risiko.
3. Uraian tugas dan tanggung jawab.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Monitoring Risiko.
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Monitoring
Risiko.
6. Komite-komite lain yang dimiliki oleh perusahaan.
Halaman
Page
Information includes among others:
1. Supervised Business Partner.
2. Education development program.
3. Health improvement program.
4. Culture development program.
5. Expenses incurred.
12.Description on the activities and expenses incurred related to corporate
social responsibility, particularly on environmental activities.
Information includes among others:
1. Preserving environment activity.
2. Environment management activity.
3. Certification to Environment management.
4. Expenses incurred.
294
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
Materi & Penjelasan
13.Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Emiten atau Perusahaan
Publik, Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat.
184
152-153
Memuat uraian tentang:
1. Keberadaan Code of Conduct.
2. Isi Code of Conduct.
3. Penyebaran Code of Conduct kepada karyawan dan upaya
penegakannya.
4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan yang dimiliki perusahaan.
1. Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan
Keuangan.
2. Opini akuntan atas laporan keuangan.
Kesesuaian dengan SPAP-IAI.
3. Deskripsi Auditor Independen di Opini.
Kesesuaian dengan peraturan Bapepam No. VIII.G.11 tentang Tanggung
Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
Deskripsi memuat tentang:
1. Nama & tanda tangan.
2. Tanggal Laporan Audit.
3. Nomor ijin KAP (jika ada).
4. Laporan keuangan yang lengkap.
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan:
1. Neraca.
2. Laporan laba rugi.
3. Laporan perubahan ekuitas.
4. Laporan arus kas.
5. Catatan atas laporan keuangan.
13.Important cases faced by the Issuer or Public Company, current
members of the Board of Directors and Board of Commissioners.
Information includes:
1. Material of the case/claim.
2. Case status.
3. Status of settlement of case/claim.
4. Potential impacts on the financial condition of the company.
14.Access to corporate information and data.
Description on the availability of access to corporate information and
data to the public, for example through website, mass media, mailing
list, bulletin etc.
15.Company ethics.
VII.Informasi Keuangan
Subject & Explanation
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan
kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list,
buletin dsb.
15.Etika perusahaan.
176
Informasi mencakup:
1. Pokok perkara/gugatan.
2. Kasus posisi.
3. Status penyelesaian perkara/gugatan.
4. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan.
14.Akses informasi dan data perusahaan.
Halaman
Page
Contains information on:
1. The existence of the Code of Conduct.
2. Content of the Code of Conduct.
3. Distribution of the Code of Conduct to the employees and efforts to
uphold the Code.
4. Statement concerning the corporate culture.
VII.Financial Information
√
1. Statement by the Board of Directors concerning the Responsibility of
the Board of Directors on the Financial Statement.
Compliance with Bapepam Regulation No.VIII.G.11 on Responsibility of
the Board of Directors on the Financial Statement.
Audited Report 2. Accountant’s opinion on the financial statement.
ii
Compliance with SPAP-IAI.
Audited Report 3.
iii
Description of the Independent Auditor in the Opinion.
The description contains:
1. Name and signature.
2. Date of the audit report.
3. KAP license number (if any).
Audited Report 4. Comprehensive financial statement.
1-104
Contains all elements of the financial statement:
1. Balance sheet.
2. Profit loss statement.
3. Equity statement.
4. Cash flow report.
5. Notes to the financial statement.
5. Perbandingan tingkat profitabilitas.
Audited Report 4-5 & 17
6. Penyajian Laporan Arus Kas.
Audited Report 6. Presentation of Cash Flow Report.
8-9
Meets the following provisions:
1. Uses a direct method.
2. Grouped into three categories of activity: operational activity,
investment, and funding.
3. Disclosing activities that do not influence the cash flow.
4. Separating the presentation between cash receipt and or cash
expended to the customer, employee, supplier, and payment of
taxes during the current year for operational activities.
5. Presenting the addition and payment of long-term debt as well as
dividend in funding.
Memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode langsung (direct method).
2. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.
3. Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas.
4. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran
kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan
pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi.
5. Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang
serta dividen pada aktivitas pendanaan.
7. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi.
Meliputi sekurang-kurangnya:
1. Konsep dasar penyajian laporan keuangan.
2. Pengakuan pendapatan dan beban.
3. Penilaian investasi.
4. Penilaian dan metode penyusutan aktiva tetap.
5. Dasar perhitungan laba per saham.
5. Comparison of profitability.
Audited Report 7.
17-30
Summary of Accounting Policy.
Includes at least:
1. Basic concept in presenting a financial statement.
2. Recognition of income and overhead.
3. Assessment for investment.
4. Assessment and method of depreciating fixed assets.
5. Basis for calculating profit per share.
295
Bakrieland
Annual Report
2009
Halaman
Page
Materi & Penjelasan
Audited Report 8. Transaction with Affiliated Parties.
84-87
Issues that should be disclosed are:
Hal-hal yang harus diungkapkan:
1. Rincian jenis transaksi, nama pihak yang memiliki hubungan istimewa,
1. Details on the type of transaction, name of the affiliated party, and
dan jumlah piutang dan atau hutang yang terkait.
total accounts receivable and or related debts.
2. Details on the individual assets, liabilities, sales and purchase
2. Dirinci jumlah masing-masing pos aktiva, kewajiban, penjualan dan
pembelian (beban) kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(charge) to the affiliated parties and percentage against the total
beserta persentasenya terhadap total aktiva, kewajiban, penjualan dan
assets, liabilities, sales and purchases.
pembelian (beban).
3. Explanation of transactions that are not related to the core business
3. Penjelasan transaksi yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha
and the amount of debt/accounts receivable in connection with the
utama dan jumlah hutang/piutang sehubungan dengan transaksi
said transaction.
4. Nature of the affiliation, type and element of transaction with
tersebut.
4. Sifat hubungan, jenis dan unsur transaksi hubungan istimewa.
affiliated parties.
5. Price policy and terms of transaction and a statement on whether
5. Kebijakan harga dan syarat transaksi serta pernyataan apakah penerapan
kebijakaan harga dan syarat tersebut sama dengan kebijakan harga dan
the application of said price policy and terms are the same as the
syarat untuk transaksi dengan pihak ketiga.
price policy and terms for transaction with a third party.
8. Transaksi dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
9. Pengungkapan yang Berhubungan dengan Hal-hal yang
diungkapkan selain Jenis dan Jumlah Hutang Perpajakan.
harus Audited Report 59-62
1. Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian
laba akuntansi dengan tarif yang berlaku dengan mengungkapkan dasar
perhitungan tarif pajak yang berlaku.
2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini.
3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi telah sesuai
dengan SPT.
4. Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada neraca
untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak
tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut
tidak terlihat dari jumlah aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang
diakui pada neraca.
5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.
Hal-hal yang harus diungkapkan:
1. Penjelasan mengenai standar akuntansi keuangan dan peraturan baru
yang diterapkan dan mempengaruhi aktivitas perusahaan; dan
2. Dampak penerapan standar akuntansi keuangan dan peraturan baru
tersebut.
12.Komitmen dan Kontinjensi.
Hal-hal yang harus diungkapkan:
1. Untuk perikatan berupa perjanjian sewa, keagenan dan distribusi,
bantuan manajemen, teknis, royalti dan lisensi memuat uraian tentang
pihak-pihak yang terkait, periode berlakunya perikatan, dasar penentuan
kompensasi dan denda, jumlah beban atau pendapatan pada periode
pelaporan, dan pembatasan-pembatasan lainnya.
2. Untuk perikatan berupa Kontrak/perjanjian yang memerlukan penggunaan
dana di masa yang akan datang, seperti: pembangunan pabrik, perjanjian
pembelian, ikatan untuk investasi, dsb. memuat uraian tentang pihakpihak yang terkait dalam perjanjian, periode berlakunya perikatan, nilai
keseluruhan, mata uang, dan bagian yang telah direalisasi.
3. Untuk pemberian jaminan/garansi memuat uraian tentang pihak-pihak
yang dijamin dan yang menerima jaminan, yang dipisahkan antara pihak
yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga untuk pihak
yang dijamin, latar belakang dikeluarkannya jaminan, periode berlakunya
jaminan, nilai jaminan.
4. Perkara/sengketa hukum dengan mengungkapkan pihak-pihak yang
terkait, jumlah yang diperkarakan, serta latar belakang, isi dan status
perkara dan pendapat hukum (legal opinion).
5. Untuk peraturan pemerintah yang mengikat perusahaan seperti: masalah
lingkungan hidup, diungkapkan uraian singkat tentang peraturan dan
dampaknya terhadap perusahaan.
1. Reconciliation between tax charge (income) and the result of
multiplying the accounting profit with the current rate and disclosing
the basis for calculating the tax rate.
2. Fiscal reconciliation and calculation of current tax.
3. Statement that the amount of Taxable Profit as calculated through
reconciliation is in accordance with the Tax Return.
4. Details of the assets and liabilities in deferred tax presented in the
balance sheet in each period of presentation, and amount of charge
(income) of deferred tax acknowledged in the profit loss statement
if the said amount is not evident in the asset or liability of deferred
tax acknowledged in the balance sheet.
5. Disclosure of whether or not there is a tax dispute.
10. Assets and Liabilities in Foreign Currency.
11.Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Audited Report Lainnya.
101-103
9. Disclosure related to matters which must be disclosed other than type
and total of tax obligation.
10.Aktiva & Kewajiban Dalam Mata Uang Asing Hal-hal yang harus diungkapkan. Audited Report
91
1. Rincian aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing serta ekuivalennya
dalam rupiah.
2. Posisi neto dari aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing.
3. Rincian kontrak valuta berjangka dan equivalen dalam rupiah.
4. Kebijakan manajemen risiko mata uang asing.
5. Apabila lindung nilai tidak dilakukan, alasan untuk tidak melakukannya.
Subject & Explanation
1. Details of the assets and liabilities in foreign currency and the
equivalent in rupiah.
2. Net position of assets and liabilities in foreign currency.
3. Details of futures contract in foreign currency and equivalent in
rupiah.
4. Risk management in foreign currency.
5. If hedging is not done, what is the reason?
11.Latest Development on Financial Accounting Standards and Other
Regulations.
Matters that should be disclosed:
1. Description on applied new financial accounting standards and regulations affecting the company’s activities; and
2. The impact of the applied new financial accounting standards and regulations.
Audited Report 12.Commitment and Contingency.
92-97
Matters that should be disclosed:
1. For ties in the form of a lease agreement, agency and distribution,
managerial assistance, technical, royalty and license, a description
on the related parties, period of validity, basis for determining
compensation and fine, amount of charge or income in the reporting
period, and other restrictions.
2. For ties in the form of a contract/agreement which requires the
use of funds in the future, such as: factory construction, purchase
agreement, investment, etc., a description on the related parties
in the agreement, the period of validity, total value, currency, and
portion already realized.
3. For giving warranty/guarantee, a description on the parties to be
covered and the party receiving the guarantee, and separating the
affiliated parties and third party for the party being covered, the
reason for issuing guarantee, period of validity of the guarantee,
and value (amount) of the guarantee.
4. Lawsuits/disputes, disclosing the related parties, the amount being
disputed, the background, content and status of the case, and a
legal opinion.
5. For government regulations that bind the company, for example in
environmental issues, a brief description of the regulation and its
impact on the company.
296
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
297
Bakrieland
Annual Report
2009
LAPORAN KEUANGAN
FINANCIAL REPORT
PT Bakrieland Development Tbk
Dan Anak Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasian
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31
Desember 2009 dan 2008
PT Bakrieland Development Tbk
And Subsidiaries
Consolidated Financial Statements
For the Year Ended December 31, 2009 and 2008
298
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
299
Bakrieland
Annual Report
2009
300
Bakrieland
Laporan Tahunan
2009
301
Bakrieland
Annual Report
2009
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk
Tahun Yang berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008)
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure
For The Year Ended
December 31, 2008)
DAFTAR ISI
TABLE OF CONTENTS
Halaman/
Page
Directors’ Statement Letter
Surat Pernyataan Direksi
Laporan Auditor Independen
i - iii
Independent Auditor’s Report
Neraca Konsolidasian
1-3
Consolidated Balance Sheet
Laporan Laba Rugi Konsolidasian
4-5
Consolidated Statement of Income
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
6-7
Consolidated Statement of Changes in
Stockholders’ Equity
Laporan Arus Kas Konsolidasian
8-9
Consolidated Statement of Cash Flows
Catatan Atas Laporan Keuangan
Konsolidasian
10 - 104
**************************
Notes to Consolidated Financial
Statements
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal
31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEET
AS OF DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure As of
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
2009
2008
ASET
ASSETS
Kas dan setara kas
2c,4
Investasi jangka pendek
2h,5
Piutang usaha
Pihak ketiga - setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu sebesar
Rp 7.881.117.267 pada tahun 2009
dan Rp 3.819.419.091 pada tahun 2008
2d,6
Pihak hubungan istimewa - setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu sebesar
Rp 1.731.274.723 pada tahun 2009 dan
Rp nihil pada tahun 2008
2d,2e,6,39a
Piutang lain-lain
Pihak ketiga - setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu sebesar
Rp 44.001.669 pada tahun 2009
dan Rp nihil pada tahun 2008
2d,7
Pihak hubungan istimewa - setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu sebesar
Rp 2.866.983.437 pada tahun 2009 dan
2008
2d,2e,39d
Persediaan
2i,8,49
Pajak dibayar di muka
23a
Uang muka dan biaya dibayar di muka
2f,9
Dana dalam pembatasan
2c,10
Piutang hubungan istimewa - setelah
dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu sebesar Rp 411.758.406
pada tahun 2009 dan 2008
2d,2e,39b
Penyertaan saham pada perusahaan Asosiasi
Tanah yang belum dikembangkan
Properti investasi- setelah dikurangi akumulasi
penyusutan masing-masing sebesar
Rp 5.921.505.921 pada tahun 2009
dan Rp 3.491.013.794 pada tahun 2008
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan masing-masing sebesar
Rp 475.357.357.557 pada tahun 2009 dan
Rp 82.660.185.566 pada tahun 2008
Aset pajak tangguhan - bersih
Selisih lebih harga perolehan terhadap nilai
wajar Anak perusahaan - bersih
Aset lain-lain
Jumlah Aset
2l,11
2k,12,49
2m,13
2j,2n,2o,2p,14,49
23f
2x,15a
16
760.415.537.235
77.175.208.377
740.310.018.950
361.072.319.532
748.623.121.618
503.053.462.137
136.083.510.817
205.459.259.276
593.573.891.319
684.709.224.471
1.697.868.067.485
178.841.801.794
73.954.679.242
175.575.619.823
1.972.447.188.263
433.539.432
36.689.129.962
236.349.087.843
Cash and cash equivalents
Short-term investment
Trade receivables
Third parties - net of allowance
for doubtful accounts of
Rp 7,881,117,267 in 2009
and Rp 3,819,419,091 in 2008
Related parties - net of allowance
for doubtful accounts of
Rp 1,731,274,723 in 2009
and Rp nil in 2008
Other receivables
Third parties - net of allowance
for doubtful accounts of
Rp 44,001,669 in 2009
and Rp nil in 2008
Related parties - net of allowance
for doubtful accounts of
Rp 2,866,983,437 in 2009
and 2008
Inventories
Prepaid taxes
Advances and prepaid expenses
Restricted funds
76.600.017.623
47.830.002.650
265.075.767.433
1.973.224.105.466
27.678.600.000
1.864.265.746.087
51.663.106.209
35.354.151.300
4.615.514.120.951
32.852.413.801
1.488.690.155.879
29.630.190.063
50.359.316.453
85.231.201.587
29.063.454.578
71.955.954.669
Due from related parties - net of
allowance for doubtful accounts of
Rp 411,758,406 in 2009 and 2008
Investment in shares of stock in
Associated companies
Land bank
Investment properties - net
of accumulated depreciation of
Rp 5,921,505,921 in 2009 and
Rp 3,491,013,794 in 2008
Fixed assets - net of accumulated
depreciation of Rp 475,357,357,557
in 2009 and Rp 82,660,185,566
in 2008
Deferred tax assets - net
Excess of acquisition cost over
Subsidiaries' fair value - net
Other assets
11.592.631.487.233
8.334.991.485.092
Total Assets
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements
which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
1
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal
31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEET (Continued)
AS OF DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure As of
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
2009
2008
LIABILITIES AND
STOCKHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban
Hutang bank dan lembaga
keuangan jangka pendek
Hutang usaha - pihak ketiga
Hutang lain-lain - pihak ketiga
Biaya masih harus dibayar
Uang muka pelanggan
Pendapatan ditangguhkan
Hutang pajak
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun
Hutang bank dan lembaga keuangan
Hutang usaha
Hutang sewa pembiayaan
Hutang hubungan istimewa
Hutang obligasi
Kewajiban jangka panjang - setelah
dikurangi bagian jatuh tempo dalam
satu tahun
Hutang bank dan lembaga keuangan
Hutang usaha
Hutang sewa pembiayaan
Cadangan atas penggantian perabotan
dan peralatan
Selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan
Anak perusahaan - bersih
17
18
19
2u,20,37
2r,21,39e
2r,22,39f
2s,23b
2s,23f
138.459.000.000
718.561.894.846
535.101.138.660
362.282.138.098
48.681.249.003
296.166.096.900
220.235.933.542
22.417.793.275
30.387.201.550
451.791.888.489
133.625.270.773
425.429.372.908
146.162.571.344
180.234.338.312
175.850.085.487
56.346.581
24
25
2p,27
2e,39c
2z,26
356.475.185.349
22.111.886.018
4.150.640.989
22.849.092.318
644.135.605.166
349.857.832.965
19.897.194.364
1.749.957.753
34.373.642.663
494.382.271.838
24
25
2p,27
1.942.852.231.164
26.307.399.076
2.592.177.865
276.445.329.175
38.972.393.752
2.160.043.787
2v,2w
1.513.937.249
494.857.503
2x,15b
429.245.177.429
371.782.736.138
Long-term debts - net of current
maturities of long- term debts
Bank and financial institution loans
Trade payables
Obligation under capital lease
Reserve for replacement of furniture
and equipment
Excess of Subsidiaries' fair
value over acquisition cost - net
5.794.138.576.947
3.133.653.335.382
Total liabilities
1.155.964.795.717
693.659.379.952
Minority interest in net assets
of Subsidiaries
Jumlah kewajiban
Hak minoritas atas aset bersih Anak
perusahaan
Liabilities
Short-term bank and financial
institution loans
Trade payables - third parties
Other payables - third parties
Accrued expenses
Advances from customers
Deferred income
Taxes payable
Deferred tax liabilities - net
Current maturities
of long-term debts
Bank and financial institution loans
Trade payables
Obligation under capital lease
Due to related parties
Bonds payable
2y,43a
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements
which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
2
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal
31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEET (Continued)
AS OF DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure As of
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
Ekuitas
Modal saham - nilai nominal saham seri A
Rp 500 per saham dan saham seri B
Rp 100 per saham
Modal dasar - terdiri dari 1.400.000.000
saham seri A dan 21.000.000.000
saham seri B
Ditempatkan dan disetor penuh 1.400.000.000 saham seri A
dan 18.516.859.473 saham
seri B pada tahun 2009 dan
1.400.000.000 saham seri A
dan 18.516.074.473 saham
seri B pada tahun 2008
Tambahan modal disetor - bersih
Saham yang diperoleh kembali sebanyak
8.250.000 saham pada tahun 2009 dan
nihil pada tahun 2008
Rugi yang belum terealisasi atas investasi
efek yang tersedia untuk dijual
Selisih transaksi perubahan ekuitas
perusahaan Asosiasi
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali
Saldo laba
Jumlah ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
2009
28
2q,30
2008
Stockholders’ Equity
Capital stock - par value A series of
Rp 500 per share and B series
of Rp 100 per share
Authorized capital - 1,400,000,000 shares
for A series and 21,000,000,000
shares for B series
Issued and fully paid - A series
of 1,400,000,000 shares and
B series of 18,516,859,473
shares in 2009 and
A series of 1,400,000,000 shares
and B series of 18,516,074,473
2.551.607.447.300
shares in 2008
1.599.628.005.271
Additional paid-in capital - net
2.551.685.947.300
1.603.132.327.929
54.732.012.959
451.827.770.407
54.732.012.959
319.571.857.602
Treasury stock of 8,250,000 shares
in 2009 and nil in 2008
Unrealized loss on investment
under available-for-sale
Difference in the equity transaction
of Associated companies
Difference in value of restructuring
transaction with entities under
common control
Retained earnings
4.642.528.114.569
4.507.678.769.758
Total stockholders' equity
11.592.631.487.233
8.334.991.485.092
Total Liabilities and
Stockholders’ Equity
2ee,31
(
1.499.819.652 )
2h,5
(
2.467.491.020 )
(
2.511.587.520 )
2b,45
(
14.882.633.354 )
(
15.348.965.854 )
2t,44
-
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements
which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
3
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
2009
PENGHASILAN USAHA BERSIH
2r,32,39a
1.059.003.993.596
1.053.801.217.899
NET REVENUES
BEBAN POKOK PENGHASILAN
2n,2r,13,14,
33,49
560.906.036.017
543.547.654.229
COST OF REVENUES
498.097.957.579
510.253.563.670
GROSS PROFIT
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
2008
2n,2r,2u,2aa,
14,34,36,37,49
OPERATING EXPENSES
Penjualan
Umum dan administrasi
51.511.551.578
279.835.462.878
62.863.392.149
221.359.181.912
Jumlah beban usaha
331.347.014.456
284.222.574.061
Total operating expenses
LABA USAHA
166.750.943.123
226.030.989.609
INCOME FROM OPERATIONS
35
23.938.387.639
2.285.935.917
15
10.475.317.112
1.751.422.292
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Penghasilan bunga - bersih
Amortisasi selisih lebih nilai wajar terhadap
harga perolehan Anak perusahaan
Laba atas penjualan investasi saham Anak
perusahaan - bersih
Laba selisih kurs - bersih
Beban pengelolaan kawasan
Penyisihan untuk penggantian peralatan
usaha
Laba (rugi) penjualan/penghapusan
aset tetap
Lain-lain - bersih
3d,3j,3k,3l,3s
2g
49
Jumlah taksiran beban pajak - bersih
LABA SEBELUM HAK MINORITAS
ATAS LABA BERSIH ANAK
PERUSAHAAN YANG
DIKONSOLIDASI
36.418.410.496
132.291.358.840
Other income - net
203.169.353.619
358.322.348.449
INCOME BEFORE PROVISION
FOR TAX BENEFIT (EXPENSES)
(
21.045.211.393
109.784.727.503
(
3.696.830.652 )
49
(
1.180.158.036 )
(
14
49
(
6.788.629.887 )
6.679.236.879
LABA SEBELUM TAKSIRAN
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
TAKSIRAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK
Final
Tahun berjalan
Tangguhan
460.436.883
1.767.304.791
OTHER INCOME (EXPENSES)
Interest income - net
Amortization of excess of
Subsidiaries' fair value over
acquisition cost - net
Gain on sales of investments
in Subsidiaries - net
Gain on foreign exchange - net
Expenses from estate management
Reserve for replacement of
operating equipment
Gain (loss) on sale/disposal
of property and equipment
Others - net
4.058.794.341
4.554.878.171
5.319.415.723 )
Pendapatan lain-lain - bersih
Selling
General and administrative
1.106.849.287 )
(
(
31.600.158.135 )
12.452.170.732 )
1.860.465.095
(
(
2.461.238.134 )
90.636.426.563 )
11.253.472.590
PROVISION FOR TAX BENEFIT
(EXPENSES)
Final
Current
Deferred
(
42.191.863.772 )
(
81.844.192.107 )
Total provision for tax expenses - net
2s,23c,23e
160.977.489.847
276.478.156.342
INCOME BEFORE MINORITY
INTEREST ON NET INCOME OF
CONSOLIDATED SUBSIDIARIES
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements
which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
4
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
(Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME
(Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
HAK MINORITAS ATAS LABA
BERSIH ANAK PERUSAHAAN
YANG DIKONSOLIDASI
2y,43b
LABA BERSIH
Laba per saham dasar
Laba usaha per saham
2009
(
28.721.577.042 )
(
4.378.584.972 )
MINORITY INTEREST IN
CONSOLIDATED NET
INCOME OF SUBSIDIARIES
132.255.912.805
272.099.571.370
NET INCOME
8,37
11,35
Basic earnings per share
Operating income per share
6,64
13,66
8,37
11,06
6,64
13,32
2cc,46
Laba bersih per saham
Laba per saham dilusian
Laba usaha per saham
2008
2cc,46
Laba bersih per saham
Net income per share
Diluted earnings per share
Operating income per share
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements
which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
5
Net income per share
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY
FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Saldo 1 Januari 2008
Laba bersih tahun 2008
Modal Saham
Ditempatkan
dan Disetor
Penuh /
Capital Stock
Issued and
Fully Paid
Tambahan
Modal
Disetor - Bersih /
Additional
Paid-in
Capital - Net
2.522.188.980.000
1.553.807.017.992
-
-
Selisih
Nilai Transaksi
Selisih
Restrukturisasi
Transaksi
Rugi yang Belum
Entitas
Perubahan
Terealisasi atas
Sepengendali /
Ekuitas
Investasi Efek
Difference
Perusahaan
yang Tersedia
in Value
Assosiasi /
untuk Dijual /
of Restructuring
Difference in the
Unrealized Loss on
Transaction
Equity Transaction
Investment under
of Entities under
of Associate
Available-for-sale Common Control
Companies
Saham yang
Diperoleh
Kembali/
Treasury
Stock
- (
-
45.076.555.000 )
-
54.732.012.959 (
-
Saldo Laba /
Retained
Earnings
Jumlah Ekuitas /
Total Stockholders’
Equity
47.472.286.232
4.132.831.629.229
Balance January 31, 2008
272.099.571.370
272.099.571.370
Net income in 2008
292.112.954 )
-
Difference in the
equity transaction of
Associate companies
(Note 2b)
Selisih transaksi perubahan
ekuitas perusahaan Asosiasi
(Catatan 2b)
-
-
-
-
- (
Pemberian kompensasi berbasis
saham kepada karyawan
( Catatan 2aa dan 36)
-
1.693.286.329
-
-
-
-
-
1.693.286.329
Stock based compensation
(Notes 2aa and 36)
29.418.467.300
44.127.700.950
-
-
-
-
-
73.546.168.250
Exercise warrants
(Note 29)
-
-
-
42.564.967.480
-
-
-
42.564.967.480
Available-for-sale
(Notes 2h and 5)
2.551.607.447.300
1.599.628.005.271
319.571.857.602
4.507.678.769.758
Balance December 31, 2008
-
-
132.255.912.805
132.255.912.805
Net income in 2009
Pelaksanaan waran
(Catatan 29)
Tersedia untuk dijual
(Catatan 2h dan 5)
Saldo 31 Desember 2008
Laba bersih tahun 2009
- (
-
2.511.587.520)
-
54.732.012.959 (
-
15.056.852.900 )
15.348.965.854 )
-
-
(
15.056.852.900 )
Selisih transaksi perubahan
ekuitas perusahaan Asosiasi
(Catatan 2b)
-
-
-
-
-
466.332.500
-
466.332.500
Difference in the
equity transaction of
Associate companies
(Note 2b)
Pemberian kompensasi berbasis
saham kepada karyawan
( Catatan 2aa dan 36)
-
3.386.572.658
-
-
-
-
-
3.386.572.658
Stock based compensation
(Notes 2aa and 36)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements
which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
6
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
(Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY
(Continued)
FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Modal Saham
Ditempatkan
dan Disetor
Penuh /
Capital Stock
Issued and
Fully Paid
Pelaksanaan waran
(Catatan 29)
Tambahan
Modal
Disetor - Bersih /
Additional
Paid-in
Capital - Net
78.500.000
117.750.000
Saham yang diperoleh kembali
(Catatan 2ee dan 31)
-
-
Tersedia untuk dijual
(Catatan 2h dan 5)
-
-
2.551.685.947.300
1.603.132.327.929
Saldo 31 Desember 2009
Selisih
Nilai Transaksi
Selisih
Restrukturisasi
Transaksi
Rugi yang Belum
Entitas
Perubahan
Terealisasi atas
Sepengendali/
Ekuitas
Investasi Efek
Difference
Perusahaan
yang Tersedia
in Value
Assosiasi /
untuk Dijual /
of Restructuring
Difference in the
Unrealized Loss on
Transaction
Equity Transaction
Investment under
of Entities under
of Associate
Available-for-sale Common Control
Companies
Saham yang
Diperoleh
Kembali/
Treasury
Stock
-
(
1.499.819.652 )
(
1.499.819.652 ) (
Saldo Laba /
Retained
Earnings
Jumlah Ekuitas /
Total Stockholders’
Equity
-
-
-
-
-
-
-
44.096.500
-
-
-
44.096.500
Available-for-sale
(Notes 2h and 5)
451.827.770.407
4.642.528.114.569
Balance December 31, 2009
2.467.491.020)
54.732.012.959 (
14.882.633.354 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements
which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
7
196.250.000
Exercise warrants
(Note 29)
-
(
1.499.819.652 )
Treasury stock
(Note 2ee and 31)
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
Pembayaran kas kepada karyawan
Pembayaran kas untuk beban usaha
Pembelian tanah
Kas yang digunakan untuk operasi
Penerimaan bunga
Pembayaran beban keuangan
Pembayaran pajak
Kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI
Pembelian aset tetap
Penurunan (peningkatan) penyertaan saham
dan uang muka pembelian saham
Peningkatan properti investasi
Penurunan (peningkatan) investasi jangka
pendek
Penurunan dana dalam pembatasan
Penerimaan penjualan aset tetap
Kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Peningkatan pinjaman jangka panjang
Penerimaan dari obligasi
Peningkatan pinjaman bank dan lembaga
keuangan jangka pendek
Peningkatan tambahan modal disetor
- Realisasi waran
Penurunan hutang hubungan istimewa
Peningkatan modal disetor
- Realisasi waran
Peningkatan hutang sewa pembiayaan
Peningkatan piutang hubungan istimewa
Penurunan hutang usaha jangka panjang
Biaya emisi obligasi
Peningkatan saham diperoleh kembali
Kas bersih yang diperoleh dari
aktivitas pendanaan
(
(
(
(
(
2008
907.321.016.408
795.570.694.966 )
102.192.850.240 )
213.274.885.021 )
10.601.761.500 )
(
(
(
(
(
Cash used in operations
Interest received
Interest and financial expenses payment
Income tax payment
Net cash used for operating activities
(
(
214.319.175.319 )
71.779.643.703
51.384.354.391 )
171.754.061.533 )
(
(
1.042.921.860.940 )
35.589.807.955
24.172.430.366 )
25.902.218.785 )
(
365.677.947.540 )
(
1.057.406.702.136 )
(
1.574.316.322.007 )
(
297.981.268.690 )
(
(
245.735.872.953 )
18.739.447.036 )
(
347.253.797.735
22.756.403.383 )
(
283.941.207.655
60.773.468.022
5.000.000
(
1.494.071.966.319 )
(
74.798.997.123 )
302.015.515.336
500.000.000.000
98.482.798.450
11.400.000.000
(
117.750.000
11.524.550.344 )
(
(
(
(
78.500.000
2.832.817.313
28.770.014.973 )
10.450.303.022 )
2.025.000.000 )
1.499.819.652 )
(
(
(
(
45.820.987.279
1.845.506.846 )
29.418.467.300
24.105.482
36.578.718.804 )
8.423.933.832 )
12.191.422.472 )
-
829.639.493.443
20.105.518.285
(
CASH FLOWS FROM INVESTING
ACTIVITIES
Acquisition of fixed assets
Decrease (increase) in investment in shares
of stock and advance for share purchase
Increased in investment properties
169.649.402.015 ) Decrease (increase) in short-term investments
67.873.842.347
Decrease in restricted funds
460.436.883
Proceeds from sale of fixed assets
1.682.613.254.372
150.000.000.000
1.879.855.432.144
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
906.060.744.633
1.031.151.963.352 )
77.902.999.628 )
252.867.917.446 )
587.059.725.147 )
CASH FLOWS FROM OPERATING
ACTIVITIES
Cash received from customers
Cash paid to suppliers
Cash paid to employees
Cash paid for operating expenses
Acquisition of land
302.566.205.816 )
Net cash used for investing activities
CASH FLOWS FROM FINANCING
ACTIVITIES
Increase in long-term debt
Receipt from bonds payable
Increase in short-term bank and financial
institution loans
Increased in additional paid-in capital
Exercise warrant Decrease in due to related parties
Increase in issued and fully paid capital stock
Exercise warrant Increase in obligation under capital lease
Increase in due from related parties
Decrease in long-term trade payables
Bond issuance costs
Increase in treasury stocks
Net cash provided from financing activities
NET INCREASED (DECREASED) IN
CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS
AWAL TAHUN
740.310.018.950
1.042.876.224.766
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT BEGINNING OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS
AKHIR TAHUN
760.415.537.235
740.310.018.950
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT END OF THE YEAR
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements
which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
8
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
(Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
(Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009
TAMBAHAN INFORMASI ARUS KAS
Aktivitas yang tidak mempengaruhi kas:
Reklasifikasi dari kewajiban derivatif
ke pendapatan ditangguhkan
2008
SUPPLEMENT CASH FLOWS INFORMATION
Non-cash activities:
Reclassification from derivative obligation
91.180.000.000
to deferred income
-
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements
which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
9
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM
1.
a. Pendirian Perusahaan dan informasi umum
GENERAL
a. Establishment and general information
PT Bakrieland Development Tbk. (Perusahaan)
didirikan pada tanggal 12 Juni 1990 dengan Akta
Notaris John Leonard Waworuntu, S.H., No. 209.
Akta pendirian Perusahaan disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. C2 1978.HT.01.01.TH.91 tanggal
31 Mei 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara
Republik
Indonesia
No.
93
tanggal
19 Nopember 1991. Anggaran dasar Perusahaan
telah mengalami beberapa kali perubahan, antara
lain, mengenai perubahan nama dari PT Elang
Realty
Tbk.
menjadi
PT
Bakrieland
Development Tbk. yang diaktakan dengan Akta
Notaris Harun Kamil, S.H., No. 29 tanggal
3 April 1997, yang telah disetujui oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. C2-3097.HT.01.04.Th.97 tanggal
25 April 1997, dan perubahan terakhir dengan Akta
Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn., No. 216 tanggal
23 Juni 2008 mengenai penyesuaian Anggaran
Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah mendapat
persetujuan dari menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-58505AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 3 September 2008
dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 96 tanggal 28 Nopember 2008
Tambahan No. 25686.
PT Bakrieland Development Tbk. (the Company)
was established with Notarial Deed of No. 209 of
John
Leonard
Waworuntu,
S.H.,
dated
June 12, 1990. The Company’s articles of
incorporation was approved by the Minister of
Justice of the Republic of Indonesia in its Decision
Letter No. C2 1978.HT.01.01.TH.91 dated
May 31, 1991 and was published in the State
Gazette No. 93 dated November 19, 1991. The
Company’s articles of association have been
amended several times, among other, the changes
of the Company’s name from PT Elang Realty Tbk.
to PT Bakrieland Development Tbk. which have
been notarized by Notarial Deed No. 29 of Harun
Kamil, S.H., dated April 3, 1997. The change was
approved by the Minister of Justice of the Republic
of
Indonesia,
in
its
Decision
Letter
No. C2-3097.HT.01.04.Th.97 dated April 25, 1997
and the latest were amended by Notarial Deed
No. 216 of Sutjipto, S.H., M.Kn., dated
June 23, 2008 in order to conform with Corporate
Law No. 40 Year 2007. This amendment was
approved by the Ministry of Justice and Human
Rights in its Decision Letter No. AHU-58505AH.01.02 Year 2008 dated September 3, 2008.
And was published in Supplement No. 25686 of
State Gazette No. 96 dated November 28, 2008.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya,
Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan,
perdagangan dan jasa, termasuk usaha jasa
manajemen dan penyertaan pada perusahaan yang
berhubungan dengan usaha real estat dan properti,
serta dalam bidang infrastruktur.
According to Article 3 of the Article of Association,
the scope of the Company’s activities comprises of
development, trading and services, including
management service and investment in real estate
and property, and infrastructure.
Perusahaan berdomisili di Jakarta, kantor pusat
Perusahaan berlokasi di Gedung Wisma Bakrie 1
Lantai 6 dan 7, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B1,
Jakarta Selatan. Saat ini Perusahaan dan Anak
perusahaan memiliki properti yang terletak di
Jakarta, Bogor, Malang, Sukabumi, Bekasi,
Lampung, Batam, Balikpapan, Tangerang dan Bali.
The Company is domiciled in Jakarta and its head
office is located at Wisma Bakrie 1, 6th and 7th
Floor, Jalan H.R Rasuna Said Kav. B1, South
Jakarta. The Company and its Subsidiaries have
property at Jakarta, Bogor, Malang, Sukabumi,
Bekasi, Lampung, Batam, Balikpapan, Tangerang
and Bali.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada
tahun 1990.
The Company started its commercial operations in
1990.
b. Penawaran umum efek dan obligasi Perusahaan
b. Public offering of shares and bonds of the
Company
On October 13, 1995, the Company has obtained
an effective statement letter from the Chairman of
the
Capital
Market
Supervisory
Agency
(BAPEPAM) No. S-1304/PM/1995 to undertake an
Intial Public Offering of its 110 million shares with
par value of Rp 500 per share through Jakarta
Stock Exchange at the offering price of Rp 625 per
share. The Company has listed all its shares
issued and fully paid in the Jakarta Stock
Exchange on October 30, 1995.
Pada tanggal 13 Oktober 1995, Perusahaan telah
memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan
Pengawas
Pasar
Modal
(BAPEPAM)
No. S-1304/PM/1995 untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana kepada masyarakat atas 110 juta
saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham
melalui Bursa Efek Jakarta dengan harga
penawaran Rp 625 per saham. Perusahaan telah
mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek
Jakarta pada tanggal 30 Oktober 1995.
10
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1.
b. Penawaran umum efek dan obligasi Perusahaan
(Lanjutan)
GENERAL (Continued)
b. Public offering of shares and bonds of the
Company (Continued)
Pada tanggal 15 September 1997, Perusahaan
melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atas
1.050 juta saham dengan nilai nominal dan harga
penawaran Rp 500 per saham. Seluruh saham telah
dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal
6 Oktober 1997.
On September 15, 1997, the Company conducted
a Limitied Public Offering I through pre-emptive
rights to issue 1,050 million shares with par value
and offering price of Rp 500 per share. The whole
shares have been listed in the Jakarta Stock
Exchange on October 6, 1997.
Pada tanggal 22 Nopember 2005, Perusahaan
melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan
HMETD atas 4,2 miliar saham biasa seri B dengan
nilai nominal Rp 100 per saham dan harga
penawaran Rp 150 per saham yang seluruh saham
yang ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan
di
Bursa
Efek
Jakarta
pada
tanggal
12 Desember 2005.
On November 22, 2005, the Company conducted a
Limited Public Offering II through pre-emptive
rights to issue 4.2 billion B series shares with par
value of Rp 100 per share and offering price of
Rp 150 per share, which all of its shares issued
and fully paid have been listed in the Jakarta Stock
Exchange on December 12, 2005.
Pada tanggal 16 April 2007 Perusahaan
memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas
Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham dari ketua
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Terbatas III dengan HMETD atas 14 miliar saham
biasa seri B dengan nominal Rp 100 per saham dan
harga penawaran Rp 200 per saham, yang seluruh
saham ditempatkan dan disetor penuh telah
dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal
1 Mei 2007. Dengan diterbitkannya saham tersebut,
maka jumlah saham Perusahaan yang telah
dicatatkan
di
bursa
menjadi
sebanyak
19.600.000.000 saham.
On April 16, 2007, the Company received Effective
Letter for share issuance from Bapepam-LK to
conduct a Limited Public Offering III through preemptive rights to issue 14 billion B series shares
with par value Rp 100 per share and offering price
of Rp 200 per share, wihich all of its shares issued
and fully paid have been listed in the Jakarta Stock
Exchange on May 1, 2007. Therefore the total of
shares
listed
on
Stock
Exchange
is
19,600,000,000 shares.
Berkenaan dengan Penawaran Umum Terbatas III,
Perusahaan juga menerbitkan waran, dimana untuk
setiap 50 saham baru hasil pelaksanaan HMETD
tersebut melekat 7 Waran Seri I yang diberikan
cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham
Perusahaan dan/atau pemegang HMETD yang
melaksanakan haknya (lihat Catatan 29).
In regards to Limited Public Offering III, the
Company also issued Warrant Seri I in which for
each 50 new shares from pre-emptive rights
includes 7 warrants issued as incentive for the
Company shareholders and/or pre-emptive rights
holders that exercise their right (see Note 29).
Pada tanggal 30 Nopember 2007, Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya telah bergabung
menjadi Bursa Efek Indonesia.
On 30 November 2007, Jakarta Stock Exchange
and Surabaya Stock Exchange have merged
becoming Indonesia Stock Exchange.
Pada tanggal 28 Pebruari 2008, Perusahaan telah
mendapatkan pemberitahuan efektif pernyataan
pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum
Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008
dengan Tingkat Bunga Tetap dari Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berdasarkan
Surat No. S-1220/BL/2008.
On February 28, 2008, the Company received
effective confirmation statement in regards with
Public Offering of Fixed Rate Bonds I Bakrieland
Development Year 2008 from Capital Market and
Financial Institution Supervisory Agency’s based
on its Letter No. S-1220/BL/2008.
Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan
menerbitkan Obligasi I Bakrieland Development
Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan
PT Bank Permata Tbk. sebagai wali amanat. Nilai
nominal obligasi keseluruhan adalah Rp 500 miliar
(lihat Catatan 26).
On March 11, 2008, the Company issued its
Bakrieland Development Bonds I Year 2008 with
Fixed Rates, with PT Bank Permata Tbk. as the
trustee. The bonds have a total face value of
Rp 500 billion (see Note 26).
11
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
GENERAL (Continued)
1.
Pada tanggal 29 Juni 2009, Perusahaan telah
mendapatkan pemberitahuan efektif pernyataan
pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Sukuk
Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 dengan
cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 314,8 juta dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan berdasarkan Surat No. S-5660/BL/2009.
On June 29, 2009, the Company received effective
confirmation statement in regards with Public
Offering of Sukuk Ijarah I Bakrieland Development
Year 2009 with annual fixed Ijarah return (“Cicilan
Imbalan Ijarah”) totalling of Rp 314.8 million from
Capital Market and Financial Institution Supervisory
Agency’s based on its Letter No. S-5660/BL/2009.
Pada tanggal 7 Juli 2009, Perusahaan menerbitkan
Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009,
dengan PT Bank Mega Tbk. sebagai wali amanat.
Nilai nominal Sukuk Ijarah keseluruhan sebesar
Rp 150 miliar (lihat Catatan 26).
On July 7, 2009, the Company issued its Sukuk
Ijarah I Bakrieland Development Year 2009, with
PT Bank Mega Tbk. as the trustee. The bonds have
a total face value of Rp 150 billion (see Note 26).
c. Perusahaan dan Anak perusahaan
c. The Company and its Subsidiaries
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008,
Perusahaan memiliki Anak perusahaan sebagai
berikut:
As of December 31, 2009 and 2008, the Company
has Subsidiaries as follows:
2009
Anak perusahaan /
Subsidiaries
Persentase
Kepemilikan /
Percentage of
Ownership
Tahun Pendirian /
Establishment
99,99
1988
99,99
1990
254.192.912.083
Lampung
Bogor,
Jawa Barat
90,00
1994
147.311.449.858
99,78
1988
2.187.179.851.419
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
69,62
69,99
99,99
69,99
99,99
99,99
99,96
99,98
1982
2006
2007
2006
2007
2008
2009
2009
3.006.511.742.390
595.847.253.246
797.166.650.279
489.885.471.695
3.144.852.918.209
52.385.190.985
5.372.059.535
5.753.248.763
Bekasi,
Sukabumi,
Jawa Barat
Bali
99,30
98,78
1995
1997
19.324.212.926
148.242.031.219
Bali
99,78
2003
368.088.101.574
Malang, Jawa Timur
Batam
65,86
99,77
1992
1999
163.883.055.642
67.332.804.424
Bogor, Jawa Barat
99,96
1996
526.404.502.859
Jakarta
94,70
1996
18.076.530.806
Jakarta
94,70
2004
12.742.193.409
99,99
99,99
99,80
2006
1999
2008
62.171.147.231
15.619.274.553
3.057.141.235
Lokasi proyek /
Domicile
Kepemilikan saham secara
Langsung / Direct Ownership:
PT Citrasaudara Abadi (“CSA”) a)
Tangerang,
Banten
Cipanas,
Jawa Barat
PT Villa Del Sol (“VDS”) a) b)
PT Krakatau Lampung Tourism
Development (“KLTD”) a) b)
PT Graha Andrasentra
Propertindo (“GAP”)
PT Bakrie Swasakti Utama
(“BSU”)
PT Superwish Perkasa (“SP”) b)
PT Bakrie Nirwana Semesta (“BNS”) a)
PT Bumi Daya Makmur (“BDM”)
PT Bakrie Infrastructure (“BI”)
PT Bakrie Pangripta Loka (“BPL2”)
PT Bakrie Graha Investama (“BGI”) a) b)
PT Bakrie Sentra Investama (“BSI”) b)
Kepemilikan saham secara tidak
Langsung / Indirect ownership:
Melalui GAP / Through GAP:
PT Sanggraha Pelita Sentosa
(“SPS”)
PT Graha Intan Bali (“GIB”) a) c)
PT Samudra Asia Nasional
(“SAN”) a)
PT Dutaperkasa Unggullestari
(“DPUL”)
PT Mutiara Permata Biru (“MPB”)
PT Bahana Sukmasejahtera
(“BSS”) b)
Melalui BSU / Through BSU:
PT Bakrie Pesona Rasuna (“BPR”)
PT Rasuna Residence Development
(“RRD”)
Jumlah aset
(sebelum eliminasi) /
Total Assets
(before elimination)
Rp
10.485.815.951
Melalui BNS / Through BNS:
PT Libratindo Gemilang (“LG”) a) b)
Balikpapan,
Kalimantan Timur
PT Berkah Puhu Lestari (“BPL”)
Ubud, Bali
PT Bakrie Graha Nirwana (“BGN”) a) b)
Jakarta
a) b)
12
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
GENERAL (Continued)
1.
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
c. The Company and its Subsidiaries (Continued)
2009
Anak perusahaan /
Subsidiaries
PT Bakrie Armo Nirwana (“BAN”) a) b)
PT Nirwana Legian Hotel (“NLH”)
PT Bali Nirwana Resort (“BNR”) a)
a) b)
Melalui BI / Through BI:
PT Bakrie Toll Road (“BTR”)
PT Alberta Utilities (AI) a) b)
Melalui BTR / Through BTR:
PT Satria Cita Perkasa (“SCP”)
Transglobal Finance Limited
(“TGF”) a)
Pan Galactic Invesment (“PGI”) a)
Lokasi proyek /
Domicile
Persentase
Kepemilikan /
Percentage of
Ownership
Tahun Pendirian /
Establishment
Balikpapan,
Kalimantan Timur
Kuta, Bali
Tanah Lot, Bali
70,00
99,92
52,55
2008
2008
1992
218.954.534
9.983.782.819
681.721.901.182
Jakarta
Jakarta
99,99
75,03
2008
2006
3.121.600.700.904
3.918.390.087
Jakarta
99,99
2002
809.346.083.997
100,00
100,00
2001
1999
179.703.517.276
108.000.012.629
British Virgin Island
British Virgin Island
Jumlah aset
(sebelum eliminasi) /
Total Assets
(before elimination)
Melalui SCP / Through SCP:
PT Semesta Marga Raya (“SMR”) b)
Jawa Barat
24,99
2005
2.859.904.218.004
Melalui TGF / Through TGF:
PT Semesta Marga Raya (“SMR”) b)
Jawa Barat
24,99
2005
2.859.904.218.004
Melalui PGI / Through PGI:
PT Semesta Marga Raya (“SMR”) b)
Jawa Barat
14,99
2005
2.859.904.218.004
Jakarta
99,74
2008
23.435.558.475
Jakarta
99,59
1994
485.921.700
Melalui BPL2/ Through BPL2
PT Provices Indonesia (“PVI”)
PT Rasuna Caturtama
Corpora (“RCC”) a) c)
2008
Anak perusahaan /
Subsidiaries
Kepemilikan saham secara
langsung / Direct ownership:
PT Citrasaudara Abadi (“CSA”) a)
PT Villa Del Sol (“VDS”)
a) b)
PT Krakatau Lampung Tourism
Development (“KLTD”) a) b)
PT Graha Andrasentra
Propertindo (“GAP”) a)
PT Bakrie Swasakti Utama
(“BSU”)
PT Superwish Perkasa (“SP”) b)
PT Bakrie Nirwana Semesta
(“BNS”) a) b)
PT Bumi Daya Makmur (“BDM”) b)
PT Bakrie Infrastructure (“BI”) a) b)
PT Bakrie Bangun Persada
(“B2P”)
PT Bakrie Pangripta Loka
(“BPL2”) a) b)
Kepemilikan saham secara tidak
langsung / Indirect ownership:
Melalui GAP / Through GAP:
PT Sanggraha Pelita Sentosa
(“SPS”) a)
Persentase
Kepemilikan /
Percentage of
Ownership
Tahun Pendirian /
Establishment
99,99
1988
99,99
1990
253.310.404.685
Lampung
Bogor,
Jawa Barat
90,00
1994
172.758.069.551
99,78
1988
2.087.345.476.543
Jakarta
Jakarta
Bali dan/and
Balikpapan,
Kalimantan Timur
Jakarta
Jakarta
69,62
69,99
1982
2006
3.063.693.918.618
582.350.000.082
99,99
69,99
99,99
2007
2006
2007
192.810.651.799
436.192.836.497
110.350.684.745
Jakarta
99,99
2008
35.124.086.933
Jakarta
99,99
2008
13.482.441.058
Bekasi,
Sukabumi,
Jawa Barat
99,30
1995
22.572.837.801
Lokasi proyek /
Domicile
Tangerang,
Banten
Cipanas,
Jawa Barat
13
Jumlah aset
(sebelum eliminasi) /
Total Assets
(before elimination)
Rp
10.603.305.528
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
GENERAL (Continued)
1.
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
c. The Company and its Subsidiaries (Continued)
2008
Lokasi proyek /
Domicile
Persentase
Kepemilikan /
Percentage of
Ownership
Tahun Pendirian /
Establishment
Bali
98,78
1997
147.581.908.330
Bali
Malang,
Jawa Timur
99,78
2003
307.667.341.626
64,86
1992
169.579.244.524
Batam
Bogor,
Jawa Barat
99,77
1999
58.907.770.187
99,96
1996
479.723.066.992
Jakarta
94,70
1996
13.871.441.870
Jakarta
94,70
2004
11.517.186.250
Balikpapan,
Kalimantan Timur
99,99
2006
139.818.947.960
Ubud, Bali
99,99
1999
15.584.567.355
Jakarta
Balikpapan,
Kalimantan Timur
99,99
2008
1.786.356.592
70,00
2008
100.000.000
Kuta,Bali
99,92
2008
1.250.000.000
Jakarta
Jakarta
99,99
75,03
2008
2006
38.637.386.758
3.927.280.059
Jakarta
99,99
2008
34.638.165.233
Jakarta
99,99
1994
485.921.700
Anak perusahaan /
Subsidiaries
PT Graha Intan Bali (“GIB”) a) c)
PT Samudra Asia Nasional
(“SAN”) a)
PT Dutaperkasa Unggullestari
(“DPUL”) a)
PT Mutiara Permata Biru
(“MPB”) a)
PT Bahana Sukmasejahtera
(“BSS”) a) b)
Melalui BSU / Through BSU:
PT Bakrie Pesona Rasuna
(“BPR”)
PT Rasuna Residence
Development (“RRD”)
Melalui BNS / Through BNS:
PT Libratindo Gemilang
(“LG”) a) b)
PT Berkah Puhu Lestari
(“BPL”) a) b)
PT Bakrie Graha Nirwana
(“BGN”) a) b)
PT Bakrie Armo Nirwana
(“BAN”) b)
PT Nirwana Legian Hotel
(“NLH”) b)
Melalui BI / Through BI:
PT Bakrie Toll Road (“BTR”) a) b)
PT Alberta Utilities a) b)
Melalui B2P / Through B2P:
PT Provices Indonesia (“PVI”)
PT Rasuna Caturtama
Corpora (“RCC”) a) c)
a)
a)
b)
b)
Diaudit oleh Auditor Independen lain
Perusahaan dalam tahap pengembangan
c)
Tidak aktif
Jumlah aset
(sebelum eliminasi) /
Total Assets
(before elimination)
Audited by other Independent Auditors
A company under development stage
c)
Inactive
Kegiatan usaha Anak perusahaan adalah sebagai
berikut:
Activities of Subsidiaries are as follows:
Anak perusahaan /
Subsidiaries
Kegiatan usaha /
Activities
Kepemilikan langsung / Direct ownership
PT Citrasaudara Abadi
PT Villa Del Sol
Perumahan / Residential area
Pengembangan pariwisata di Cianjur, Jawa Barat / Tourism
Development in Cianjur, West Java
Pembangunan kawasan wisata Krakatoa Nirwana Resort /
Krakatoa Nirwana Resort Tourism Resort Development
Real estat, properti, perumahan dan perhotelan / Real
estate, property, residential and hotels
Real estat, properti, apartemen, perhotelan dan perkantoran
/ Real estate, property, apartment, hotels and office
spaces
Pembangunan dan real estat / Construction and real estate
Pembangunan dan jasa / Construction and services
Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading,
construction and services
PT Krakatau Lampung Tourism Development
PT Graha Andrasentra Propertindo
PT Bakrie Swasakti Utama
PT Superwish Perkasa
PT Bakrie Nirwana Semesta
PT Bumi Daya Makmur
14
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1.
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
GENERAL (Continued)
c. The Company and its Subsidiaries (Continued)
Anak perusahaan /
Subsidiaries
Kegiatan usaha /
Activities
PT Bakrie Infrastructure
Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction,
trading and services
Real estat dan perumahan / Real estate and residential area
Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading,
construction and services
Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading,
construction and services
Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading,
construction and services
PT Bakrie Bangun Persada
PT Bakrie Pangripta Loka
PT Bakrie Graha Investama
PT Bakrie Sentra Investama
Kepemilikan tidak langsung / Indirect ownership
Melalui GAP / Through GAP:
PT Sanggraha Pelita Sentosa
Perumahan Graha Taman Kebayoran dan Graha Taman
Sukabumi / Housing of Graha Taman Kebayoran and
Graha Taman Sukabumi
Perhotelan / Hotels
Perhotelan / Hotels
Perumahan dan real estat / Residential area and real estate
Perumahan dan bidang industri estat / Residential area and
real estate
Perumahan dan real estat / Residential area and real estate
PT Graha Intan Bali
PT Samudra Asia Nasional
PT Dutaperkasa Unggullestari
PT Mutiara Permata Biru
PT Bahana Sukmasejahtera
Melalui BSU / Through BSU:
PT Bakrie Pesona Rasuna
Pengelola Pasar Festival, Klub Rasuna, Gelanggang
Mahasiswa “Soemantri Brojonegoro” / Management of
Pasar Festival, Klub Rasuna, Sport Center “Soemantri
Brojonegoro”
Pengelola Hotel Aston Residence / Management of Hotel
Aston Residence
PT Rasuna Residence Development
Melalui BNS / Through BNS:
PT Libratindo Gemilang
PT Berkah Puhu Lestari
PT Bakrie Graha Nirwana
PT Bakrie Armo Nirwana
Pembangunan dan real estat / Construction and real estate
Perhotelan / Hotels
Perhotelan / Hotels
Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction,
trading and services
Pariwisata / Tourism
Pariwisata / Tourism
PT Nirwana Legian Hotel
PT Bali Nirwana Resort
Melalui BI / Through BI:
PT Bakrie Toll Road
Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction,
trading and services
Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction,
trading and services
PT Alberta Utilities
Melalui BTR / Through BTR:
PT Satria Cita Perkasa
Perdagangan, pembangunan, jasa, pengangkutan darat,
perbengkelan, percetakan, pertanian, pertambangan,
real estate dan perindustrian / Trading, construction,
service, transportation, workshop, printing, agriculture,
mining, real estate and industry.
Perusahaan investasi / Investment holding company
Perusahaan investasi / Investment holding company
Transglobal Finance Limited
Pan Galactic Investment Limited
Melalui SCP / Through SCP
PT Semesta Marga Raya
Pembangunan dan pengusahaan jalan tol / construction and
development of toll road project
Melalui TGF / Through TGF
PT Semesta Marga Raya
Pembangunan dan pengusahaan jalan tol / construction and
development of toll road project
15
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
GENERAL (Continued)
1.
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
c. The Company and its Subsidiaries (Continued)
Anak perusahaan /
Subsidiaries
Kegiatan usaha /
Activities
Melalui PGI / Through PGI
PT Semesta Marga Raya
Pembangunan dan pengusahaan jalan tol / construction and
development of toll road project
Melalui BPL2 / Through BPL2:
PT Provices Indonesia
Pengelola gedung, apartemen dan perumahan /
Management of building, apartment and residential area
Properti / Property
PT Rasuna Caturtama Corpora
As of December 31, 2009, PT Graha Intan Bali and
PT Rasuna Caturtama Corpora are inactive,
meanwhile PT Villa Del Sol, PT Krakatau
Lampung Tourism Development, PT Superwish
Perkasa, PT Libratindo Gemilang, PT Berkah Puhu
Lestari, PT Bakrie Graha Nirwana, PT Bakrie Armo
Nirwana, PT Nirwana Legian Hotel, PT Bahana
Sukmasejahtera PT Alberta Utilities, PT Bakrie
Graha Investama, PT Semesta Marga Raya and
PT Bakrie Sentra Investama are under
development stages.
Pada tanggal 31 Desember 2009, PT Graha Intan
Bali dan PT Rasuna Caturtama Corpora merupakan
perusahaan yang tidak aktif beroperasi, sedangkan,
PT Villa Del Sol, PT Krakatau Lampung Tourism
Development, PT Superwish Perkasa, PT Libratindo
Gemilang, PT Berkah Puhu Lestari, PT Bakrie Graha
Nirwana, PT Bakrie Armo Nirwana, PT Nirwana
Legian
Hotel,
PT Bahana
Sukmasejahtera,
PT Alberta Utilities, PT Bakrie Graha Investama,
PT Semesta Marga Raya dan PT Bakrie Sentra
Investama merupakan perusahaan yang masih
dalam tahap pengembangan.
d. Karyawan, direksi dan dewan komisaris
d. Employees, board of directors and
commissioners
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal
31 Desember 2009 dan 2008, adalah sebagai
berikut:
The Company’s boards of Commissioners and
Directors as of December 31, 2009 and 2008 are
as follows:
2009
Dewan Komisaris / Board of Commissioners
1. Bambang Irawan Hendradi
2.
3.
4.
5.
Supartono
Edgardo Bautista
Mark Robert Harris
Lukman Purnomosidi
6. Kanaka Puradiredja
Direksi / Board of Directors
- Presiden Komisaris /
President Commissioner
- Komisaris / Commissioner
- Komisaris / Commissioner
- Komisaris / Commissioner
- Komisaris Independen /
Independent Commissioner
- Komisaris Independen /
Independent Commissioner
1. Hiramsyah Sambudhy Thaib
2. Marudi Surachman
3. Hamid Mundzir
4. Sri Hascaryo
- Presiden Direktur /
President Director
- Direktur / Director
- Direktur / Director
- Direktur / Director
2008
Dewan Komisaris / Board of Commissioners
1. Bambang Irawan Hendradi
2. Supartono
3. Edgardo Bautista
4. Lukman Purnomosidi
5. Kanaka Puradiredja
Direksi / Board of Directors
- Presiden Komisaris /
President Commissioner
- Komisaris / Commissioner
- Komisaris / Commissioner
- Komisaris Independen /
Independent Commissioner
- Komisaris Independen /
Independent Commissioner
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah
karyawan tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan
masing-masing adalah 1.352 dan 394 orang (tidak
diaudit).
1. Hiramsyah Sambudhy Thaib
2. Marudi Surachman
3. Hamid Mundzir
4. Sri Hascaryo
- Presiden Direktur /
President Director
- Direktur / Director
- Direktur / Director
- Direktur / Director
As of December 31, 2009 and 2008, the Company and
its Subsidiaries have a total of 1,352 and 394
permanent employees, respectively (unaudited).
16
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1.
GENERAL (Continued)
d. Karyawan, direksi dan dewan komisaris
(Lanjutan)
d. Employees, board of directors and
commissioners (Continued)
Gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan
kepada Dewan Komisaris dan direksi Perusahaan
dan Anak Perusahaan untuk tahun 2009 dan 2008
masing-masing sebesar Rp 10,14 miliar dan
Rp 8,32 miliar.
Renumerations of the Boards of Commissioners and
Directors of the Company and its Subsidiaries in 2009
and 2008 are Rp 10.14 billion and Rp 8.32 billion,
respectively.
Susunan anggota komite audit pada tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai
berikut:
The composition of audit committee
December 31, 2009 and 2008 are as follows:
as
of
2009 dan/and 2008
Ketua
Anggota
Anggota
Kanaka Puradiredja
Soenarso Soemodiwirjo
Muhammad Hassan
Sekretaris
Perusahaan
pada
tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 adalah Nuzirman
Nurdin.
2.
Chairman
Member
Member
Corporate secretary as of December 31, 2009 and
2008 is Nuzirman Nurdin.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES
a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian
a. Basis preparation of consolidated financial
statements
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas
Pasar
Modal
dan
Lembaga
Keuangan
(BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan, dan Surat Edaran
No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002
tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik
Industri Real Estat.
The consolidated financial statements have been
prepared in accordance with generally accepted
accounting principles in Indonesia, namely the
Statement of Financial Accounting Standards
(PSAK) and the Capital Market and Financial
Institution Supervisory Agency’s (Bapepam-LK)
No. VIII.G.7 regarding Guidelines for Financial
Report
Presentation,
and
Circular
Letter
No. SE-02/PM/2002 dated December 27, 2002
regarding Financial Statements Presentation and
Disclosure Guidelines for Real Estate Company,
which offered their shares to public.
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan
arus kas disusun berdasarkan konsep akrual. Dasar
pengukuran yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan adalah konsep biaya perolehan,
kecuali investasi dalam efek tertentu yang dicatat
sebesar nilai wajarnya, dan persediaan yang
dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara
biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih.
The consolidated financial statements, except for
the statements of cash flows are prepared using
the accrual basis of accounting. The measurement
basis used is historical cost, except for certain
investment which are recorded at its fair value and
inventory which are stated at the lower of cost or
net realizable value.
Neraca konsolidasian disajikan tanpa dikelompokkan
ke dalam lancar dan tidak lancar (unclassified
balance sheets) sesuai dengan PSAK No. 44,
“Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.
The consolidated balance sheets are presented
based on unclassified method in accordance with
PSAK No. 44, “Accounting for Real Estate
Development Activities”.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan
menggunakan
metode
langsung
dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flow are
prepared based on direct method by classifying
cash flow on the basis of operating, investing and
financing activities.
Mata uang yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah
yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan
dan Anak perusahaan.
The reporting currency used in the preparation of
the consolidated financial statements is Indonesian
Rupiah, which is the functional currency of the
Company and Subsidiaries.
17
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
b. Prinsip-prinsip konsolidasian
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
b. Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian mencakup akunakun keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan
dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung
maupun tidak langsung, kecuali Anak perusahaan
yang pengendaliannya bersifat sementara atau
terdapat pembatasan jangka panjang yang
mempengaruhi kemampuan Anak perusahaan untuk
mengalihkan dananya kepada Perusahaan.
The consolidated financial statements include the
accounts of the Company and Subsidiaries which
are owned more than 50% either directly or
indirectly, except for the Subsidiaries which is
intended to be temporarily controlled or operates
under long-term restrictions which significantly
affects the ability to transfer funds to the Company.
Sesuai dengan PSAK No. 12, “Pelaporan Keuangan
Mengenai Bagian Partisipasi (Interest) dalam
Pengendalian Bersama Operasi dan Aset (Jointly
Controlled Operations and Assets)”, partisipasi
PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2), Anak perusahaan,
dalam kerja sama operasi tersebut telah dicatat
menggunakan metode ekuitas dalam pencatatan
akuntansi dan pelaporan keuangan dimana bagian
partisipasi (interest) pada kerjasama operasi pada
awalnya dibukukan sebesar biaya perolehan (cost)
dan selanjutnya disesuaikan terhadap perubahan
dalam bagian venturer atas pendapatan yang
diperoleh dan beban-beban yang terjadi dari
pengendalian bersama operasi.
In accordance with PSAK No. 12, “Financial
Reporting of Interests in Jointly Controlled
Operations and Assets”, participation of PT Bakrie
Pangripta Loka (BPL2), a Subsidiary, in the joint
operation has been accounted using equity method
in accounting and financial reporting in which the
participation (interest) portion on the joint operation
was initially recorded at cost and adjusted with the
changes in the venturer’s income received and
expenses that occur from the joint controlled
operations.
Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan/kerugian
yang belum direalisasi atas transaksi antar
perusahaan
terkonsolidasi
dieliminasi
untuk
mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha
Perusahaan dan Anak perusahaan sebagai satu
kesatuan usaha.
Balance and transactions, including unrealized
gains/losses on the consolidated inter-company
transactions are eliminated to reflect the financial
position and the result of operation of the Company
and Subsidiaries as a single business entity.
Apabila diperlukan, laporan keuangan Anak
perusahaan disesuaikan agar sesuai dengan
kebijakan akuntansi Perusahaan.
The financial statements of Subsidiaries, if
necessary, are adjusted to conform to the
Company's accounting policies.
Sesuai dengan PSAK No. 40, “Akuntansi Perubahan
Ekuitas Anak perusahaan/perusahaan Asosiasi”,
selisih antara nilai tercatat aset bersih Anak
perusahaan tersebut yang bukan berasal dari
transaksi antara Perusahaan dan Anak perusahaan
yang terkait, dicatat dan disajikan sebagai “Selisih
Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi”
dalam
komponen
ekuitas
pada
neraca
konsolidasian.
According to PSAK No. 40, “Accounting of
Changes of Equity of Subsidiaries and Associated
Company”, the differences between the recorded
investment in shares by the Company and the
Company’s portion of a Subsidiary’s net assets
value resulting from the changes in the equity of a
Subsidiary which not arising from transaction
between the Company and those Subsidiaries, are
recorded and presented as “Difference in the Equity
Transaction of Associated Companies” under
stockholders’ equity section of consolidated
balance sheets.
c. Kas dan setara kas
c. Cash and cash equivalents
Kas terdiri dari kas di tangan dan kas di bank yang
tidak dibatasi penggunaannya. Setara kas adalah
deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan
atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak
digunakan sebagai jaminan.
Cash consists of unrestricted cash on hand and
cash in banks. Cash equivalents are time deposits
with maturities of three months or less at the time of
placement and not pledged as collateral.
Kas dan deposito yang dibatasi penggunaannya
diklasifikasikan sebagai bukan kas dan dicatat dalam
akun “Dana dalam Pembatasan”.
Cash and time deposits which are restricted in
used are classified into non cash and recorded in
“Restricted Funds” accounts.
18
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
d. Penyisihan piutang ragu-ragu
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
d. Allowances for doubtful accounts
Trade receivables are stated net of an allowance
for doubtful accounts. The allowance of doubtful
accounts is determined based on a review of the
status of the individual trade receivable accounts at
the end of the year.
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah
dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih.
Penyisihan piutang tidak tertagih ditentukan
berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan
masing-masing piutang pada akhir tahun.
e. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
f.
e. Transactions with related parties
Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan
transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang
dianggap mempunyai hubungan istimewa sesuai
dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak
yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company and its Subsidiaries conduct
transactions with certain parties, which have related
party relationships in accordance with PSAK No. 7,
“Related Party Disclosures”.
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, baik dengan
ataupun tidak dengan harga dan persyaratan normal
yang dilakukan terhadap pihak ketiga, diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
All transactions with related parties, whether or not
under the normal price and condition as those
conducted with third parties, are disclosed in the
notes to consolidated financial statements.
Biaya dibayar di muka
f.
Prepaid expenses
Prepaid expenses are amortized over the periods
benefited
of
each
expense
using
the
straight-line method.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa
manfaat
masing-masing
biaya
dengan
menggunakan metode garis lurus.
g. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
g. Foreign currency transactions and balances
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke
mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang
berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal
neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata
uang asing dijabarkan dengan kurs tengah Bank
Indonesia yang berlaku pada tanggal neraca. Laba
atau rugi kurs yang terjadi diakui pada laporan laba
rugi konsolidasian.
Transactions denominated in foreign currencies are
converted into Rupiah at the exchange rate
prevailing at the date of transactions. At the
balance sheet date, monetary assets and liabilities
in foreign currencies are translated into Rupiah at
the middle rate of Bank Indonesia at balance
sheets date. Exchange gains or losses arising are
recognized in the consolidated statements of
income.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai
tukar yang digunakan masing-masing adalah
Rp 9.400 dan Rp 10.950 per AS$ 1.
As of December 31, 2009 and 2008, the exchange
rates used were Rp 9,400 and Rp 10,950 for
US$ 1, respectively.
h. Investasi jangka pendek
h. Short-term investments
1)
Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih
dari 3 bulan pada saat penempatan, tidak
dijaminkan
atau
tidak
ditentukan
penggunaannya disajikan sebagai “Investasi
Jangka Pendek”. Deposito disajikan sebesar
nilai nominal.
1)
Time deposits of more than 3 months maturity
period that are not held as collateral nor
intended for special purposes are presented
as “Short-term Investment”. Time deposits are
stated in par values.
2)
Berdasarkan PSAK No. 50, “Akuntansi
Efek
Tertentu”,
Perusahaan
Investasi
menggolongkan investasi dalam bentuk surat
berharga (efek) yang nilai wajarnya tersedia
berupa efek hutang dan efek ekuitas, ke dalam
3 kelompok sebagai berikut:
2)
In accordance with PSAK No. 50, “Accounting
for Investment in Certain Securities”, the
Company classifies its investment in
marketable securities that have fair market
value such as debt securities and equity
securities into 3 categories:
a. Diperdagangkan
a. Trading security
Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual
kembali dalam waktu dekat yang diukur
secara nilai wajarnya.
Securities purchased and owned for
resale in the near future are measured at
their fair value.
19
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
h. Investasi jangka pendek (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
h. Short-term investments (Continued)
b. Held-to-maturity
b. Dimiliki-hingga-jatuh-tempo
Investasi dalam efek hutang yang
dimaksudkan untuk dimiliki-hingga-jatuhtempo yang diukur sebesar harga
perolehan yang disesuaikan dengan
amortisasi premi atau diskonto yang belum
diamortisasi.
Investment in debt securities intended to
hold until maturity are measured at cost
adjusted by the amortization of premium
or unamortized discount.
c. Available-for-sale
c. Tersedia-untuk-dijual
Investasi yang tidak memenuhi kriteria
kelompok diperdagangkan dan yang
dimiliki-hingga-jatuh-tempo diukur sebesar
nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum
direalisasi dari kepemilikan efek ini disajikan
sebagai “Laba atau Rugi yang Belum
Terealisasi atas Investasi Jangka Pendek
Tersedia untuk Dijual” dalam komponen
ekuitas pada neraca konsolidasian.
3)
i.
Investment in securites which are not
classified under either the trading or heldto-maturity category, measured at their fair
value. Unrealized gains or losses as result
of the ownership of securities are reported
as “Unrealized Gains or Losses of
Investment Available for Sale” in equity
component of the consolidated balance
sheets.
Kontrak pengelolaan dana dicatat sebesar nilai
perolehan dan pendapatan bunga atas kontrak
pengelolaan dana tersebut dicatat secara
akrual dan disajikan sebagai penghasilan
bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian.
3)
Persediaan
i.
Fund management contract (discretionary
fund) is stated at cost. Interest income is
recorded based on accrual and is presented
as interest income in the consolidated
statements of income.
Inventories
Harga perolehan persediaan real estat dialokasikan
ke masing-masing proyek real estat ditentukan
dengan menggunakan metode identifikasi khusus
untuk beban langsung dan berdasarkan meter
persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial.
Cost of real estate inventory are allocated to
components of the real estate project based on the
specific identification method for direct costs and
based on square meters for social and common
facilities.
Harga perolehan persediaan real estat meliputi biaya
pembebasan
(ganti
rugi)
tanah,
perizinan,
pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah,
prasarana, pengembangan dan pembangunan
proyek, termasuk kapitalisasi bunga selama masa
pembangunan dan pengembangan.
Cost of real estate inventory comprises of license,
acquisition, certificate, land clearing, infrastructure,
project development and construction including
capitalized interest during construction and
development.
Persediaan real estat yang berupa bangunan
apartemen (strata title) dicatat berdasarkan biaya
perolehan yang ditentukan dengan menggunakan
metode rata-rata dan dinyatakan sebesar nilai yang
lebih rendah antara biaya perolehan dan estimasi
nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih merupakan
estimasi nilai jual dikurangi biaya pengembangan
untuk menghasilkan produk yang siap dijual dan
biaya untuk merealisasi penjualan.
Inventories of real estate of apartment building
(strata title) are stated based on the certain
acquisition costs by the lower of cost or estimate
net realizable value. Net realizable value
represents the estimate selling price less than
development cost up to ready-to-sale and
realization selling expenses.
Selisih antara harga perolehan dengan estimasi nilai
realisasi bersih dibukukan dalam laporan laba rugi
konsolidasian dalam akun “Beban Pokok Penjualan”.
Bangunan dalam proses pengembangan dan
bangunan yang siap untuk dijual dikelompokkan
sebagai
“Persediaan”
di
dalam
neraca
konsolidasian.
The different between the cost of acquisition and
estimated net realizable value are recorded in the
account of “Cost of Revenues” of the consolidated
statements of income. Real estate properties under
development and inventories ready for sale are
shown under “Inventories” in the consolidated
balance sheets.
20
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
i.
2.
Persediaan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
i.
Inventories of food, beverage, equipment and
merchandise hotel are stated at the lower of cost or
net realizable value. The cost is determined using
average method. The net realizable value is
determined based on the estimated fair selling price
of the inventories less the estimate cost to sell the
inventories. The allowances for decrease in
inventories value is conducted to reduce the
carrying value to their net realizable value.
The allowances for obsolete or slow moving
inventories are defined, if any, based on the review
of inventories condition at the end of the year.
Persediaan makanan, minuman, perlengkapan dan
barang dagangan hotel dinyatakan sebesar nilai
terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi
bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih
ditentukan berdasarkan taksiran harga jual yang
wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang
diperlukan untuk menjual persediaan tersebut.
Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan
untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi
bersih. Penyisihan persediaan usang atau
persediaan yang perputarannya lambat, ditentukan,
jika ada, berdasarkan penelaahan atas kondisi
masing-masing persediaan pada akhir tahun.
j.
Aset bangun serah
j.
Aset tetap yang dimiliki melalui bangun serah diakui
sebesar harga
perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan. Penyusutan aset bangun serah tersebut
berdasarkan masa manfaat ekonomis aset bangun
serah sesuai dengan perjanjian kerjasama bangun
kelola dengan menggunakan metode garis lurus.
Asset under build and transfer
Property and equipment owned under build and
transfer is stated at cost less accumulated
depreciation. Depreciation of asset under build and
transfer is calculated based on economic useful life
according to the build and operate agreement using
straight-line method.
k. Tanah yang belum dikembangkan
k. Land bank
Land bank is stated at cost, comprising of cost for
acquisition, certification and land clearing. When
the infrastructure development started, the land is
reclassified into inventory-in-progress or property
and equipment account as construction in progress.
Tanah
yang
belum
dikembangkan
dinilai
berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara
lain biaya pembebasan (ganti rugi), pengurusan
surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat
dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah
tersebut akan direklasifikasi ke akun persediaan
sebagai persediaan dalam pembangunan atau aset
tetap sebagai proyek dalam penyelesaian.
l.
Inventories (Continued)
Penyertaan saham pada perusahaan Asosiasi
l.
Investment in shares of stock in Associated
company
Penyertaan jangka panjang pada perusahaan
asosiasi dengan kepemilikan di bawah 20% yang
dimiliki untuk sementara waktu dicatat sebesar harga
perolehan.
Long-term investment in shares of stock in
associated company with less than 20% ownership
and investment for temporary ownership are stated
at cost.
Penyertaan jangka panjang pada perusahaan
dengan kepemilikan antara 20% sampai dengan
50% (perusahaan Asosiasi) dicatat dengan metode
ekuitas. Berdasarkan metode ini, investasi saham
pada perusahaan asosiasi disesuaikan dengan
jumlah bersih kenaikan atau penurunan laba atau
rugi bersih perusahaan asosiasi dan deviden yang
diterima sejak tanggal akuisisi.
Long-term investment in shares of stock in
asscociated company with at least 20% ownership
but not exceeding 50% is recorded by equity
method in which investment in shares are recorded
at cost and adjusted by net amount of increase or
decrease of equity in the net earnings or losses of
the associated company and the dividends
received since the date of acquisition.
m. Properti investasi
m. Investment properties
Effective January 1, 2008, the Company and its
Subsidiaries have applied PSAK No. 13 (Revised
2008), “Investment Property”, which supersedes
PSAK No. 13 (Revised 1994), “Accounting for
Investments”, utilizing the cost model.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan
Anak perusahaan telah menerapkan PSAK No. 13
(Revisi
2008),
“Properti
Investasi”,
yang
menggantikan PSAK No. 13 (Revisi 1994),
“Akuntansi untuk Investasi” menggunakan model
biaya.
21
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
m. Properti investasi (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
m. Investment properties (Continued)
Properti investasi terdiri dari bangunan dan
prasarana untuk menghasilkan rental dan tidak
untuk digunakan dalam operasi untuk tujuan
administratif atau dijual dalam kegiatan usaha
sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar
biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan dan penurunan nilai. Biaya perolehan
meliputi biaya konstruksi sampai dengan saat
pembangunan atau pengembangan selesai.
The investment properties consist of buildings and
infrastructure to earn rentals, rather than for use
administrative purposes or sale in the ordinary
course of business. Investment property is stated at
cost less accumulated depreciation and impairment
losses. The carrying amount includes the
construction cost until its completed and ready for
use.
Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung
dengan menggunakan metode garis lurus selama
umur manfaat aset tetap selama 20 tahun.
Depreciation of buildings and improvements is
computed using the straight-line method over the
estimated useful lives of the assets of 20 years.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada
saat pelepasan atau ketika properti investasi
tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan
tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan
yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau
pelepasan properti investasi diakui dalam laporan
laba rugi konsolidasian dalam tahun terjadinya
penghentian atau pelepasan tersebut.
Investment property is derecognized when either it
has been disposed of or when the investment
property is permanently withdrawn from use and no
future benefit is expected from its disposal. Gains
or losses on the retirement or disposal of an
investment property are recognized in the
statements of income in the year of retirement or
disposal.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan
hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang
ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh
pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau
selesainya pembangunan atau pengembangan.
Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan
hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang
ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh
pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
Transfers are made to investment properties when,
and only when, there is a change in use, evidenced
by the end of owner occupation, commencement of
an operating lease with another party or completion
of construction or development. Transfers are
made from investment properties when, and only
when, there is a change in use, evidenced by
commencement
of
owner
occupation
or
commencement of development with a view to sale.
n. Aset tetap
n. Fixed assets
Aset tetap terdiri dari aset tetap selain hak
pengusahaan jalan tol dan proyek tol dalam
pelaksanaan.
Fixed assets consist of fixed assets other than toll
road concession rights and toll project in progress.
Aset Selain Hak Pengusahaan Jalan Tol
Fixed assets other than toll road concession rights
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan
Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi
2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK
No.16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain”
dan PSAK No.17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”,
dimana Perusahaan dan Anak perusahaan telah
memilih model biaya. Penerapan PSAK revisi ini
tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap
laporan keuangan konsolidasian.
Effective January 1, 2008, the Company and
Subsidiaries applied PSAK No. 16 (Revised 2007)
on fixed Assets, which supersedes PSAK No. 16
(1994) on Fixed Assets and Other Assets and
PSAK No. 17 (1994) on Accounting for
Depreciation. The Company and Subsidiaries have
selected the cost model. Implementation of this
revised PSAK has no significant impact to the
consolidated financial statement.
Aset tetap PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak
perusahaan, kecuali tanah, yang digunakan dalam
usaha dan diperoleh hingga tanggal 12 September
1986, sebelum berlakunya PSAK No. 16 telah dinilai
kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45
tanggal 2 Oktober 1986. Saldo revaluasi yang
berasal dari revaluasi aset tetap tersebut dianggap
sebagai
biaya
perolehan
(deemed
cost).
Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), apabila
Perusahaan dan Anak Perusahaan yang sebelum
penerapan Pernyataan ini pernah melakukan
revaluasi aset tetap dan masih memiliki saldo selisih
penilaian kembali aset tetap, maka pada saat
penerapan pertama kali Pernyataan ini harus
mereklasifikasi seluruh saldo selisih nilai penilaian
kembali aset tetap tersebut ke akun saldo laba.
Fixed assets, except for land, of PT Bakrie
Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, which used in
the operating activities and acquired up to
September 12, 1986, before the implementation of
PSAK No.16 were revalued based on the
Government
Regulation
No.
45
dated
October 2, 1986. Balance of revaluation from
revalued amount of fixed assets is considered as
deemed cost. Based on PSAK No.16 (Revision
2007),if the Company and Subsidiaries before
implemented this statement has conducted
revaluation of its fixed assets and still has the
balance of the difference in revaluation of fixed
assets thus for the first implementation of this
statement must reclassify the balance to the
retained earning account.
22
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
n. Aset tetap (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
n. Fixed assets (Continued)
Aset tetap yang dimiliki secara langsung diakui
sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan.
fixed assets directly owned are stated at cost less
accumulated depreciation.
Tanah tidak disusutkan.
Land is not depreciated.
Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut :
Depreciation of fixed assets, except land, is
calculated using the straight-line method over the
estimated useful life as follows:
Tahun /
Years
Bangunan
Mesin dan peralatan
Perabotan dan perlengkapan kantor
Kendaraan bermotor
10
4
3
3
-
20
15
10
5
Buildings
Machineries and equipments
Furniture, fixtures and office equipments
Motor vehicles
Aset tetap yang dalam penyelesaian dinilai
berdasarkan harga perolehan dan dicatat sebagai
bagian dari “Aset Tetap - Proyek Properti dalam
Penyelesaian”
dalam
neraca
konsolidasian.
Akumulasi harga perolehan akan dipindahkan ke
akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset
tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk
digunakan.
Assets-in-progress are stated at cost and
presented as part of “Fixed Assets - Property
Project-in-Progress” in consolidated balance
sheets. The accumulated costs will be reclassified
to the appropriate property and equipment account
when completed and ready for use.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada
laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya.
Biaya-biaya pemugaran dan penambahan dalam
jumIah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak
digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat dan
akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan
keuangan konsolidasian, dan keuntungan atau
kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi
konsolidasian tahun yang bersangkutan.
Repair and maintenance are charged to the
consolidated statements of income during the
period when incurred. The significant cost for
renewals and betterments are capitalized. When
assets are retired or otherwise disposed of, their
carrying value and the related accumulated
depreciation are eliminated from the consolidated
financial statements, and the resulting gains or
losses on the disposal of property and equipment
are recognized in the consolidated statements of
income.
Proyek Jalan Tol Dalam Pelaksanaan
Toll Project in progress
Proyek jalan tol dalam pelaksanaan disajikan
sebagai bagian dari aset tetap, dinyatakan sebesar
biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan
dipindahkan ke aset tetap hak pengusahaan jalan tol
pada saat proyek selesai dikerjakan dan atau
berdasarkan
keputusan
Menteri
mengenai
penetapan pengoperasian.
Aset tetap
hak
pengusahaan
jalan
tol
disusutkan
dengan
menggunakan metode garis lurus (straight-line
method) selama masa hak pengusahaan jalan tol
(masa konsesi).
Toll project in progress is represented as part of
property and equipment, are stated at cost. The
accumulated cost are reclassified to the toll road
concession right assets when the construction is
completed and or based on Ministerial decree
regarding toll road operation. Toll road concession
right assets is depreciated using the straight-line
method over the period of the concession rights.
Adapun biaya-biaya yang terjadi sehubungan
dengan pembangunan jalan tol meliputi biaya
kontraktor, konsultan supervisi, penunjang proyek,
provisi bank, kapitalisasi bunga yang secara
langsung ataupun tidak langsung digunakan untuk
mendanai proses pembangunan jalan tol serta biaya
lainnya yang berkaitan dengan pembangunan jalan
tol.
Cost incurred during the construction roads and
other facilities consist of contractor, consultant
supervision, support projects, provision of a bank,
capitalized interest that are directly or indirectly and
other cost directly used to fund toll construction.
23
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
o. Penurunan nilai aset
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
o. Impairment of assets value
Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai
Aset”, setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Anak
perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi
penurunan nilai aset.
In accordance with PSAK No. 48, “Accounting for
Impairment of Assets”, at balance sheet date, the
Company and Subsidiaries review whether there is
any indication of asset impairment or not.
Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk
aset tidak berwujud ditelaah untuk mengetahui
apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai
atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang
mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut
tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat
penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai
tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh
kembali dari aset tersebut.
Nilai yang dapat
diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi
antara harga jual neto dan nilai pakai aset.
Property and equipment and other non-current
assets, including intangible assets are reviewed for
impairment losses whenever events or changes in
circumstances indicate that the carrying amount
may not be recoverable. An impairment loss are
recognized for the amount by which the carrying
amount of the assets exceeds its recoverable
amount, which is the higher of an asset’s net selling
price and value in use.
p. Sewa
p. Leases
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa
dicatat dengan menggunakan metode financing
lease jika memenuhi semua kriteria yang
dipersyaratkan dalam PSAK No. 30 (1990),
“Akuntansi Sewa Pembiayaan”, sedangkan transaksi
sewa yang tidak memenuhi kriteria dibukukan
dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa
(operating lease method) dan penerimaan
(pembayaran) sewa diakui sebagai penghasilan
(beban) dalam laporan laba rugi konsolidasian
dengan metode garis lurus selama masa sewa.
Before January 1, 2008, leases are accounted for
using the financing lease method if all of the criteria
required under PSAK No. 30 (1990), “Accounting
for Leases” are met. Lease transactions that do not
meet any of the criteria are accounted for using the
operating lease method and lease payments
received (payments) are recognized as income
(expenses) in the consolidated statements of
Income on a straight-line method over the lease
term.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan
Anak perusahaan menerapkan PSAK No.30 (Revisi
2007), “Sewa” menggantikan PSAK No.30 (1990)
“Akuntansi Sewa Pembiayaan”. Berdasarkan PSAK
No.30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu
perjanjian merupakan perjanjian sewa atau
perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas
substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan
apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada
penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut
memberikan suatu hak untuk menggunakan aset
tersebut. Menurut PSAK, revisi ini, sewa yang
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset,
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa
pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa
sebesar nilai terendah antara nilai wajar aset tetap
sewaan atau nilai kini pembayaran sewa minimum.
Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai
sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset.
Effective January 1, 2008, the Company and
Subsidiaries implemented PSAK No. 30 (Revised
2007), “Leases” supersedes PSAK No. 30 (1990)
“Accounting for Leases”. Based on PSAK No. 30
(Revised 2007), the determination of whether an
arrangement is, or contains a lease is based on the
substance of the arrangement at the inception date
and whether the fulfillment of the arrangement is
dependent on the use of a specific asset and the
arrangement conveys a right to use the asset.
Under this revised PSAK, leases that transfer
substantially all of the risks and rewards incidental
to ownership of the leased item to the lessee are
classified as finance leases. Finance lease are
capitalized at the commencement of the lease at
the lower of the fair value of the leased assets and
the present value of the minimum lease payments.
Leases which do not transfer to the lessee
substantially all of the risks and rewards incidental
to ownership of the leased item to the lessee are
classified as operating leases.
Sebagai Lessee
As Lessee
Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode
selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat
suku bunga periodik yang konstan atas saldo
kewajiban.
The finance charge is allocated to each period
during the lease term so as to produce a constant
periodic rate of interest on the remaining balance of
the liability.
24
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
p. Sewa (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
p. Leases (Continued)
Rental kontinjen, jika ada, dibebankan pada periode
terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan
laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian
aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang
lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan
periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang
memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan
hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa
operasi, Perusahaan mengakui pembayaran sewa
sebagai beban dengan dasar garis lurus (straightline method) selama masa sewa.
Contingent rents, if any, are charged as expenses
in the periods in which they are incurred. Finance
charges are reflected in the statement of income.
Capitalized leased assets (presented under the
account of property and equipment) are
depreciated over the shorter of the estimated useful
life of the assets and the lease term, if there is no
reasonable certainty that the Company will obtain
ownership by the end of the lease term. Under an
operating lease, the Company recognized lease
payments as an expense on a straight-line method
over the lease term.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode
penyusutan garis lurus (straight-line method)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari
aset sewa pembiayaan yang sama dengan aset
tetap pemilikan langsung.
Depreciation is computed using the straight-line
method based on the estimated useful lives of the
leased assets similar to the property and equipment
acquired under direct ownership.
Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara porsi
pelunasan kewajiban dan beban keuangan. Jumlah
kewajiban sewa, setelah dikurangi beban keuangan,
disajikan sebagai kewajiban jangka panjang kecuali
untuk bagian yang jatuh tempo dalam waktu kurang
dari 12 bulan disajikan sebagai kewajiban jangka
pendek. Unsur bunga dalam beban keuangan
dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian
selama masa sewa yang menghasilkan tingkat suku
bunga konstan atas saldo kewajiban. Aset tetap
yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan
selama taksiran masa manfaat ekonomis yang sama
dengan yang diterapkan untuk aset tetap yang
diperoleh dengan pemilikan langsung.
Each lease payment is allocated between the
liability portion and a finance charge. The
corresponding rental obligations, net of finance
charges are included in other long-term liabilities,
except for those with maturities of less than
12 months are included in the current liabilities. The
interest element of the finance cost is charged to
the consolidated statements of income over the
lease period so as to produce a constant periodic
rate of interest on the remaining balance of the
liability. Property, plant and equipment under
finance leases are depreciated over the estimated
useful life of the leased assets, which is similar to
the property, plant and equipment acquired under
direct ownership.
Sebagai Lessor
As Lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai
pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa
sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam
proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi
ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan
dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa
sewa.
Lease incomes from operating leases are
recognized as income on a straight-line method
over the lease term. Initial direct costs incurred in
negotiating an operating lease are added to the
carrying amount of the leased asset and
recognized over the lease term based straight line.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan
menyatakan bahwa penerapan PSAK No. 30 (Revisi
2008) tidak memiliki dampak yang signifikan
terhadap
laporan
keuangan
konsolidasian
Perusahaan dan Anak perusahaan.
The Company’s and Subsidiaries’ management
believes that the implementation of PSAK No. 30
(Revised 2008) has no significant impact to the
Company’s and Subsidiaries’ consolidated financial
statements.
q. Beban emisi saham
q. Stock issuance cost
All expenses related to the Company's stock
issuance to public are recorded as deduction of
“Additional Paid in Capital - Net” account which is
part of the stockholders' equity in the consolidated
balance sheets.
Seluruh beban yang terjadi sehubungan dengan
penawaran saham Perusahaan kepada masyarakat
dicatat sebagai pengurang akun “Tambahan Modal
Disetor - Agio Saham - Bersih” yang merupakan
komponen ekuitas di dalam neraca konsolidasian.
25
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
r. Pengakuan pendapatan dan beban
r.
Revenue and expense recognition
Revenue from the sale of real estates are
recognized based on PSAK No. 44, “Accounting for
Real Estate Development Activities”. Revenue on
sale of real estate is recognized on full accrual
method when all the of following requirements are
met:
Penghasilan dari penjualan real estat diakui
berdasarkan
PSAK
No.
44,
“Akuntansi
Pengembangan Real Estat”. Pengakuan pendapatan
atas penjualan real estat diakui penuh bila seluruh
syarat berikut telah terpenuhi:
i)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
i)
Penjualan bangunan rumah, ruko dan bangunan
sejenis lainnya beserta tanah di atas di mana
bangunan tersebut didirikan oleh penjual:
The sale of houses, shop houses and other
buildings of the same type including the land
where the buildings are built by the seller:
 A sale is consummated;
 The seller’s receivable is not subject to future
subordinated to other loan obtained by the
buyer;
 The selling price is collectible which is the
payment received is at least 20% from the
agreed selling price; and
 Proses penjualan telah selesai;
 Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di
masa yang akan datang terhadap pinjaman
lain yang akan diperoleh pembeli;
 Harga jual akan tertagih, dimana jumlah
pembayaran
yang
diterima
sekurangkurangnya telah mencapai 20% dari harga jual
yang telah disepakati; dan
 Penjual telah mengalihkan kepada pembeli
seluruh resiko dan manfaat kepemilikan
kepada pembeli dan penjual tidak mempunyai
kewajiban atau terlibat lagi secara signifikan
dengan unit bangunan tersebut. Dalam hal ini,
bangunan tersebut telah selesai dan siap
ditempati/digunakan.
 The seller has transferred to the buyer the
risks and benefits of ownership and the
seller thereafter does not have any obligation
or is no longer involved significantly with the
asset (property). In this matter, the building is
completed and is ready to be occupied/used.
ii) Penjualan kapling tanah tanpa bangunan:
ii) Sales of land without buildings:
 Jumlah pembayaran oleh pembeli telah
mencapai 20% dari harga jual yang telah
disepakati dan pembeli tidak bisa meminta
kembali;
 Harga jual akan tertagih;
 Proses pengembangan tanah telah selesai
dan penjual tidak memiliki kewajiban lagi
untuk menyelesaikan kapling tanah yang
dijual; dan
 Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap
pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di
masa yang akan datang.
 The sale price is collectible;
 The land development process is complete
so that the seller has no further obligations
related to the land sold; and
iii) Penjualan bangunan kondominium, apartemen
dan perkantoran diakui dengan menggunakan
metode prosentase penyelesaian apabila seluruh
kriteria di bawah ini dipenuhi, yaitu:
iii) The sale of condominiums, apartments and
office buildings, are recognized using the
percentage of completion method if all of the
following criteria are satisfied, which are:
 Proses konstruksi melampaui tahap awal yaitu
fondasi telah selesai dan semua persyaratan
untuk memulai bangunan telah selesai;
 The construction process has already
commenced, that is the building foundation
has been completed and all of the
requirements to commence construction
have been fulfilled;
 Total payments by the buyer is at least 20%
of the agreed sale price and that amount is
not refundable; and
 Total payments by the buyer is at least 20%
of the agreed sale price and that amount is
not refundable;
 The receivable is not subordinated to other
loans in the future.
 Jumlah pembayaran oleh pembeli telah
mencapai 20% dari harga jual yang disepakati
dan jumlah tersebut tidak dapat diminta
kembali; dan
 Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit
bangunan dapat diestimasi dengan handal.
 The amount of revenue and the cost of the
unit can be reliably estimated.
Penerimaan hasil penjualan tanah dan bangunan,
serta kondominium yang belum memenuhi
persyaratan tersebut, dikelompokkan sebagai “Uang
Muka Pelanggan” dalam neraca konsolidasian.
The payments received from the sale of lands,
buildings and condominiums which do not meet the
above criteria is shown under the “Advance from
Customer” in the consolidated balance sheets.
Penghasilan hotel diakui pada saat barang atau jasa
diserahkan kepada pelanggan.
Hotel revenues are recognized when the goods or
services provided or rendered to customers.
26
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
r. Pengakuan pendapatan dan beban (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
r.
Revenue and expense recognition (Continued)
Penghasilan sewa dan iuran keanggotaan diakui
pada saat sewa dan iuran keanggotaan jatuh tempo,
sedangkan penghasilan dari penjualan makanan dan
jasa diakui pada saat makanan dan jasa diberikan
kepada pelanggan. Uang muka sewa dan
pendapatan jasa yang diterima di muka dan iuran
keanggotaan diterima di muka disajikan dalam akun
“Pendapatan Ditangguhkan”.
Rental revenue and membership fee are
recognized when they due, while the sales revenue
from food and beverage and services are
recognized when they are served and rendered to
the customers. The rental and service charge
revenues and membership fee received from
customers in advance are presented in the
accounts of “Deferred Income”.
Beban pokok penjualan tanah meliputi harga
perolehan tanah ditambah pengeluaran-pengeluaran
lain untuk pengembangan tanah. Beban pokok
penjualan
rumah
tinggal,
apartemen
dan
perkantoran meliputi tanah dan seluruh beban
pembangunan
rumah
tinggal
sampai
siap
ditempati/digunakan.
Cost of land sold comprises of cost for acquisition
and other expenses incurred for land development.
Cost of goods sold for housing, apartment and
office building comprises of land and all
construction costs until it is ready to use.
Beban diakui pada saat terjadinya (dasar akrual).
Expenses are recognized when incurred (accrual
basis).
s. Perpajakan
s. Taxation
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada
saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada saat
keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika
Perusahaan dan Anak perusahaan mengajukan
keberatan.
Adjustments to taxation obligations are recorded
when a Tax Assessment Letter is received and
accepted or, if appealed against, when the result of
the appeal is determined.
Pajak penghasilan final
Final income tax
Perbedaan nilai tercatat aset atau kewajiban yang
berhubungan dengan pajak penghasilan final
dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui
sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.
The differences between the carrying amounts of
existing assets or liabilities related to the final
income tax and their respective tax bases are not
recognized as deferred tax assets or liabilities.
Beban pajak periode berjalan sehubungan dengan
penghasilan yang menjadi subyek pajak penghasilan
final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan
menurut akuntansi yang diakui pada periode
berjalan.
Current tax expense related to income subject to
final income tax is recognized in proportion to total
income recognized during the current year for
accounting purposes.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang
telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan
sebagai beban pajak penghasilan final pada laporan
laba rugi diakui sebagai pajak dibayar di muka atau
hutang pajak.
The difference between the final income tax paid
and the amount charged as final income tax
expense in the Statements of Income is recognized
as prepaid tax or tax payable.
Pajak penghasilan tidak final
Non final income tax
Beban
pajak
periode
berjalan
ditentukan
berdasarkan penghasilan kena pajak dalam tahun
yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif
pajak yang berlaku di Indonesia.
Current tax expense is determined based on the
taxable income for the year computed using
prevailing tax rates.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas
konsekuensi pajak pada periode mendatang yang
timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan
kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar
pengenaan pajak aset dan kewajiban pada tanggal
neraca. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk
semua perbedaan temporer kena pajak dan aset
pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal,
sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan
untuk mengurangi penghasilan kena pajak pada
masa mendatang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for
the future tax consequences attributable to
differences between the carrying amounts of
existing assets and liabilities in the financial
statements and their respective tax bases at
balance sheet date. Deferred tax liabilities are
recognized for all taxable temporary differences and
deferred tax assets are recognized for deductible
temporary differences and accumulated fiscal
losses to the extent that it is probable that taxable
income will be available in future years against
which the deductible temporary differences and
accumulated fiscal losses can be utilized.
27
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
s. Perpajakan (Lanjutan)
t.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
s. Taxation (Continued)
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan
tarif pajak yang berlaku atau secara substansial
telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai
tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang
disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan
pada periode berjalan.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have
been enacted or substantively enacted at balance
sheet date. Changes in the carrying amount of
deferred tax assets and liabilities due to a change in
tax rates is charged to current year operations.
Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi,
pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan
akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat
berupa aset atau kewajiban, disajikan dalam jumlah
bersih untuk masing-masing perusahaan tersebut.
For each of the consolidated entities, the tax effects
of temporary differences and tax loss carryover,
which individually are either assets or liabilities, are
shown at the applicable net amounts.
Selisih nilai transaksi restrukturisasi dengan
entitas sepengendali
t.
Laba atau rugi atas pengalihan aset, hutang serta
modal saham dan akun yang berkaitan dengan
ekuitas dari perusahaan-perusahaan yang berada di
bawah pengendalian pemilikan yang sama tidak
diakui. Selisih antara nilai pengalihan dengan nilai
buku atas restrukturisasi di antara perusahaanperusahaan tersebut tidak disajikan sebagai goodwill
melainkan dicatat sebagai bagian dari akun “Selisih
Nilai Transaksi Restrukturisasi dengan Entitas
Sepengendali” dalam ekuitas konsolidasian.
No gain or loss are recognized in the transfer of
assets, liabilities, shares and other ownership
instruments of companies under common control.
The difference between the transfer price and book
value for each restructuring entities under common
control is not recorded as goodwill but as
“Difference in Value of Restructuring Transaction
with Entities Under Common Control” account in
the consolidated stockholders' equity.
u. Kesejahteraan karyawan
u. Employees’ benefits
Perusahaan
dan
Anak
perusahaan
mengimplementasikan PSAK No. 24 (Revisi 2004),
“Imbalan Kerja”. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi
2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk
imbalan kerja karyawan berdasarkan undangundang ditentukan dengan menggunakan metode
aktuarial “Projected Unit Credit”.
The Company and Subsidiaries implement PSAK
No. 24 (Revised 2004), “Retirement Benefits”.
Under PSAK No. 24 (Revised 2004), an actuarial
method “Projected Unit Credit” is determined as a
basis to estimate liabilities for retirement benefit of
employees based on labour law.
v. Cadangan atas penggantian peralatan operasi
v. Reserve
for
equipment
atas
penggantian
perabotan
replacement
of
operating
A Subsidiary conducting in hotel business provide
a reserve for replacement of operational equipment
by charging to operations an amount based on the
estimated replacement amount of cost or damage
items. Actual purchases are charged to a reserve
account. At the end of the year, an adjustment is
made to the reserve account to recognize the
difference between the operational equipment
items held at the end of the year and those initially
supplied by a Subsidiary. Any items on hand at the
end of period are adjusted to “Inventories” account.
Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang
perhotelan
melakukan
pencadangan
atas
penggantian
peralatan
operasi
dengan
membebankan jumlah tertentu pada biaya operasi
sesuai dengan estimasi nilai penggantian dari harga
perolehan atau barang yang rusak. Pembelian
barang
aktual
dibebankan
pada
perkiraan
pencadangan. Pada akhir tahun, penyesuaian dibuat
atas perkiraan cadangan untuk mengakui perbedaan
antara peralatan yang dimiliki pada akhir tahun
dengan jumlah yang dibeli oleh Anak perusahaan.
Nilai barang-barang yang tersedia pada akhir tahun
disesuaikan ke akun “Persediaan”.
w. Cadangan
peralatan
Difference in value of restructuring transaction
with entities under common control
dan
w. Reserve
replacement
equipment
Sehubungan dengan perjanjian yang diungkapkan di
dalam Catatan 42 butir b, salah satu Anak
perusahaan, yang merupakan badan pengelola
properti hotel “Aston Residence” melakukan
pencadangan atas penggantian perabotan dan
peralatan sebesar 3% dari pendapatan hotel.
of
furniture
and
In accordance with the agreement referred to Note
42 point b, a Subsidiary, as a management of the
hotel “Aston Residence” provides a reserve for
replacement of furniture and equipment equivalent
to 3% of the hotel’s revenue.
28
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
x. Selisih lebih harga perolehan (nilai wajar)
terhadap nilai wajar (harga perolehan) Anak
perusahaan - bersih
x. Excess of Acquisition cost (fair value) over
Subsidiaries’ fair value (acquisition cost) - net
Selisih lebih antara harga perolehan dan nilai wajar
aset bersih Anak perusahaan yang diakuisisi
dibukukan sebagai “Selisih Lebih Harga Perolehan
atas Nilai Wajar Anak perusahaan - Bersih” dan
diamortisasi dengan menggunakan metode garis
lurus selama 5 sampai 20 tahun. Jika biaya
perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas
nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat
diidentifikasi pada tanggal akuisisi, nilai wajar aktiva
non-moneter dikurangi secara proporsional sampai
seluruh selisih tersebut dieliminasi. Apabila setelah
nilai wajar aset selisih yang belum dieliminasi, maka
sisa selisih tersebut dibukukan sebagai “Selisih
Lebih Nilai Wajar terhadap Harga Perolehan Anak
perusahaan - Bersih” dan diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus selama tidak
kurang dari 20 tahun.
The excess of the purchase price over the
underlying fair value of the net assets of the
acquired Subsidiaries is booked as “Excess of
Acquisition Cost Over Subsidiaries’ Fair Value Net” and is amortized using the straight-line
method over 5 to 20 years. When the cost of
acquisition is less than the interest in the fair values
of the identifiable assets and liabilities acquired as
at the date of acquisition, the fair values of the
acquired non-monetary assets are reduced
proportionately until all the excess is eliminated.
The excess remaining after reducing the fair values
of non-monetary assets acquired is recognized as
“Excess of Fair Value
Over Subsdiaries’
Acquisition Cost - Net” and is amortized using the
straight-line method over no less than 20 years.
y. Hak minoritas atas aset bersih Anak perusahaan
y. Minority interest in net assets of Subsidiaries
Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas
Anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi
pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih
dan ekuitas Anak perusahaan tersebut.
Minority interest in net income (loss) and equity of
Subsidiaries are stated at proportion of minority
shareholders in net income (loss) and equity
Subsidiaries.
z. Hutang obligasi
z.
Bonds payable
Bonds issued are presented at nominal value, net
of unamortised discount and/or nominal value add
unamortised premium value. Bond issuance costs
in connection with the bonds issued are recognized
as discounts and directly deducted from the
proceeds of bond issued. The discounts are
amortised over the period of the bonds using the
straight-line method.
Hutang obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai
nominal dikurangi saldo diskonto yang belum
diamortisasi dan/atau nilai nominal ditambah saldo
premium yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi
sehubungan dengan penerbitan hutang obligasi dan
diskonto/premium
dikurangkan/ditambahkan
langsung dari hasil emisi dan di amortisasi selama
jangka waktu hutang obligasi tersebut dengan
menggunakan metode garis lurus.
aa. Kompensasi Berbasis Saham
aa. Stock Based Compensation
PSAK No. 53, “Accounting for Stock Based
Compensation” regards the accounting treatment
for fair value of stocks option granted to employees
and other similar equity instruments. Fair value of
stocks option was recognized on the grant date,
which is calculated using Binomial method and is
recognized as compensations cost. At the end of
the year, the fair value of the unexercised option
would be adjusted if there is a changed expectation
of the option that may not be exercised.
PSAK No. 53, “Akuntansi Kompensasi Berbasis
Saham” mengatur perlakuan akuntansi atas nilai
wajar opsi yang diberikan kepada karyawan dan
instrumen ekuitas sejenis lainnya. Nilai wajar opsi
ditentukan pada tanggal pemberian opsi (grant date)
yang dihitung dengan metode Binomial dan diakui
sebagai beban kompensasi. Pada setiap akhir tahun
nilai wajar dari opsi yang belum dieksekusi akan
disesuaikan apabila terjadi perubahan ekspektasi
jumlah opsi yang mungkin gagal dieksekusi.
bb. Pelaporan segmen
bb. Segment reporting
In accordance with PSAK No. 5 (Revised 2000),
“Segment Reporting”, a business segment provides
the information of products or services that is
subject to risks and returns that are different from
those of other business segments. A geographical
segment is engaged in providing products or a
service within a particular economics environment
that are subject to risks and returns that are
different from those of segments operating in other
economic environment.
Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan
Segmen”, segmen usaha menyajikan informasi
produk dan jasa yang memiliki risiko serta tingkat
pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha
lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan
barang atau jasa di dalam lingkungan ekonomi
tertentu yang memiliki risiko serta tingkat
pengembalian yang berbeda dengan segmen
operasi lainnya yang berada dalam lingkungan
ekonomi lain.
29
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2.
bb. Pelaporan segmen (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
bb. Segment reporting (Continued)
Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan
segmentasi usaha berdasarkan jenis barang dan
jasa (produk).
The Company and Subsidiaries implement
operating segment on goods or services (product)
rendered.
cc. Laba per saham
cc. Earnings per share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi
laba bersih tahun berjalan dengan rata-rata
tertimbang
saham
yang
beredar,
setelah
memperhitungkan pengaruh dari perubahan jumlah
saham beredar. Jumlah rata-rata tertimbang saham
per saham dasar pada tanggal 31 Desember 2009
dan 2008 masing-masing sebesar 19.916.859.473
saham dan 19.916.073.473 saham. Jumlah rata-rata
tertimbang saham per saham dilusian pada tanggal
31
Desember
2009
dan
2008
sebesar
19.916.859.473 saham dan 20.435.008.371 saham.
The basic earnings per share is calculated by
dividing net income for the year by the weightedaverage number of outstanding ordinary shares
during the year, after giving effect to the events that
changed the number of outstanding shares.
Weighted-average number of ordinary shares as of
December 31, 2009 and 2008 are 19,916,859,473
shares and 19,916,073,473 shares, respectively.
Weighted-average number of diluted shares as of
December 31, 2009 and 2008 is 19,916,859,473
shares and 20,435,008,371 shares, respectively.
dd. Kapitalisasi biaya pinjaman
dd. Capitalization of interest expense
Sesuai dengan PSAK No. 26 (Revisi 1997)
mengenai “Biaya Pinjaman”, biaya pinjaman
dibebankan pada saat terjadinya. Biaya pinjaman
dikapitalisasi apabila dapat secara langsung
dikaitkan dengan perolehan, pembangunan atau
produksi dari aset tertentu (qualifying assets).
In accordance with PSAK No. 26 (Revised 1997)
on “Borrowing Costs”, borrowing costs are
expensed as incurred. Borrowing costs are
capitalized if they are directly attributable to the
acquisition, construction or production of a
qualifying asset.
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai ketika aktivitas
untuk mempersiapkan pembangunan aset untuk
dipergunakan atau dijual sesuai tujuannya sedang
berlangsung dan pengeluaran serta biaya pinjaman
sedang terjadi.
Capitalization of borrowing costs commences when
the activities to prepare the asset for its intended
use or sale are in progress and the expenditures
and borrowing costs are being incurred.
Biaya pinjaman dikapitalisasi sampai dengan aset
tersebut siap digunakan sesuai tujuannya. Apabila
nilai tercatat dari aset tersebut melebihi jumlah yang
diharapkan dapat dipulihkan atau nilai realisasi
bersih, maka diakui rugi penurunan nilai.
Borrowing costs are capitalized until the assets are
ready for their intended use. If the resulting
carrying amount of the asset exceeds its
recoverable amount or net realizable value, an
impairment loss is recognized.
ee. Modal saham yang diperoleh kembali
ee. Treasury stock
Treasury stock is stated at acquisition cost and
shown as deduction from capital stock under the
Shareholders’ Equity section of the consolidated
balance sheets. The difference between the
proceeds from resale of treasury stock and the
related acquisition cost is accounted for as an
addition to or deduction from additional paid-in
capital. When the treasury stock is retired, the
difference between acquisition cost and par value
is allocated between the related additional paid-in
capital and retained earnings.
Modal saham yang diperoleh kembali, dicatat
sebesar nilai perolehan dan disajikan sebagai
pengurang modal saham di bagian Ekuitas dalam
neraca konsolidasian. Selisih antara nilai yang
diterima atas penjualan saham yang diperoleh
kembali dan harga perolehan yang terkait dicatat
sebagai penambahan atau pengurangan dari agio
saham. Apabila saham yang diperoleh kembali
tersebut ditarik kembali, selisih antara harga
perolehan dan nilai nominal dialokasikan antara agio
saham dan saldo laba.
ff. Penggunaan estimasi
ff. Use of estimation
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi
dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan
kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban
kontijen
pada
tanggal
laporan
keuangan
konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban
selama tahun berjalan. Hasil yang sebenarnya dapat
berbeda dari jumlah yang diestimasi.
The preparation of the consolidated financial
statements, in accordance with generally accepted
accounting principles, requires the use of
management’s estimates and assumptions in
determining the carrying values of certain assets
and liabilities and disclosures of contingent assets
and liabilities as of the date of the consolidated
financial statements and the reported amounts for
certain revenues and expenses during the current
year. The actual results could differ from those
method.
30
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3.
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK
PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND
DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND
BUSINESS UNIT
3.
a. Pada tanggal 3 Januari 2008, akta pendirian
PT Bakrie Infrastructure mendapat persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan
Surat
Keputusan
No.
AHU00228.AH.01.01.Tahun 2008.
a. On January 3, 2008, the establishment of
PT Bakrie Infrastructure was approved by Minister
of Law and Human Rights of Republic of Indonesia
in
its
Decision
Letter
No.
AHU00228.AH.01.01.Tahun 2008.
b. Pada tanggal 3 Januari 2008, PT Bakrie
Anak
perusahaan,
mendirikan
Infrastructure,
PT Bakrie Toll Road dengan Akta Pendirian
No. 1 yang dibuat dihadapan Notaris Muchlis
Patahna, S.H., M.Kn. Kepemilikan PT Bakrie
Infrastructure adalah sebesar 24.999 saham atau
99,99%. Akta pendirian telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia
berdasarkan
Surat
Keputusan
No. AHU-01158.AH.01.01.Tahun
2008
tanggal
8 Januari 2008.
b. On January 3, 2008, PT Bakrie Infrastructure, a
Subsidiary, established PT Bakrie Toll Road which
is notarized by Notarial Deed No. 1 of Muchlis
Patahna, S.H., M.Kn. PT Bakrie Infrastructure has
24,999 shares or 99.99% ownership. The
establishment was approved by Minister of Law
and Human Rights of the Republic of Indonesia in
its Decision Letter No. AHU-01158.AH.01.01.
Year 2008 dated January 8, 2008.
c. Pada tanggal 7 Januari 2008, PT Bakrie Swasakti
Utama (BSU), Anak perusahaan, menandatangani
Perjanjian Jual Beli Saham PT Karya Perkasa
Buana dengan PT Graha Multi Insani dan Tn. Dendy
Noviandry. Berdasarkan perjanjian tersebut, BSU
membeli 399 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta
per saham. Harga beli pada nilai nominal adalah
sebesar Rp 399 juta. Perjanjian jual beli ini telah
mendapat persetujuan berdasarkan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT
Karya Perkasa Buana yang telah diaktakan oleh
Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 7
tanggal 16 Januari 2008.
c. On January 7, 2008, PT Bakrie Swasakti Utama
(BSU), a Subsidiary, entered into Share Sale and
Purchase Agreement (SPA) of PT Karya Perkasa
Buana with PT Graha Multi Insani and Mr. Dendy
Noviandry. Based on the agreement, BSU acquired
399 shares with par value of Rp 1 million.
Acquisition price with par value amounting to
Rp 399 million. The agreement was approved by
Extraordinary Shareholders’ General Meeting of
PT Karya Perkasa Buana as notarized by Notarial
Deed No. 7 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., dated
January 16, 2008.
Pada tanggal 23 Juni 2008, BSU menjual 399
saham kepemilikan pada PT Provices Indonesia
(dahulu PT Karya Perkasa Buana) kepada PT Bakrie
Bangun Persada dengan nominal saham Rp 1 juta
per saham. Harga jual pada nilai nominal sebesar
Rp 399 juta. Transaksi jual beli tersebut sesuai
dengan Akta Jual Beli Saham No. 32 oleh Muchlis
Patahna, S.H., M.Kn., tanggal 23 Juni 2008.
On June 23, 2008, BSU sold its shares ownership
of 399 shares in PT Provices Indonesia (formerly
PT Karya Perkasa Buana) to PT Bakrie Bangun
Persada with par value of Rp 1 million per share.
The total selling price at par value is amounted to
Rp 399 million. This sale and purchase transaction
as agreed with Deed of Shares Sale and Purchase
No. 32 by Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., dated
June 23, 2008.
d. Pada tanggal 22 Pebruari 2008, Perusahaan dan
Limitless Holdings Pte. Ltd. (Limitless) mengadakan
Perjanjian Utama. Limitless berminat untuk membeli
saham-saham hingga 30% kepemilikan di BSU,
BDM dan SP, Anak perusahaan, dengan jumlah
keseluruhan harga pembelian sebesar AS$ 110 juta.
d. On February 22, 2008, the Company and Limitless
Holdings Pte. Ltd. (Limitless) entered into Heads of
Agreement. Limitless wishes to acquire such
number of shares equivalent to 30% ownership in
BSU, BDM and SP, Subsidiaries, with a total
acquisition price of US$ 110 million.
Berdasarkan RUPSLB tanggal 9 April 2008
sebagaimana yang dimuat dalam Akta Notaris
Sutjipto, S.H., M.Kn., No. 42 pada tanggal yang
sama, pemegang saham menyetujui Perusahaan
untuk menjual kepemilikan saham Perusahaan
kepada Limitless di:
Based on Extraordinary Shareholders’ General
Meeting dated April 9, 2008 as notarized by
Notarial Deed No. 42 of Sutjipto, S.H., M.Kn., on
the same date, the shareholders had gave an
approval to the Company to sell its shares
ownership to Limitless in:
-
-
BSU sebanyak 30% dengan cara (a) pengalihan
Perusahaan
di
BSU
sebesar
piutang
Rp 419,90 miliar
atau
ekuivalen
dengan
AS$ 46,14 juta kepada Limitless yang kemudian
akan dikonversi oleh Limitless menjadi
12.519.500 saham seri E dengan nilai nominal
sebesar Rp 33.540 per saham; (b) menjual
8.812.050 saham seri D dengan harga sebesar
AS$ 30,16 juta;
31
BSU with percentage of ownership of 30% by
(a) transfering receivable of the Company in BSU
amounting to Rp 419.90 billion or equivalent to
US$ 46.14 million to Limitless and Limitless will
convert it into 12,519,500 E series shares with par
value of Rp 33,540 per share; (b) sold 8,812,050
D series
shares
with
selling
price
of
US$ 30.16 million;
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3.
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK
PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA (Lanjutan)
-
BDM sebanyak 30% atau 105.509 saham
dengan harga sebesar AS$ 14,3 juta;
-
-
SP sebanyak 30% atau 141.302 saham dengan
harga sebesar AS$ 19,4 juta.
-
BDM with percentage of ownership of 30%
105,509
shares
with
selling
price
US$ 14.3 million;
SP with percentage of ownership of 30%
141.302
shares
with
selling
price
US$ 19.4 million.
or
of
of
of
Pada tanggal 6 Juni 2008, Perusahaan dan Limitless
World International Services 6 Ltd. menandatangani
Perjanjian Jual Beli Saham yang kemudian diubah
dengan Perubahan Perjanjian Jual Beli Saham pada
tanggal 19 September 2008, berkenaan dengan
penjualan saham BSU, BDM dan SP dengan jumlah
keseluruhan nilai transaksi sebesar AS$ 110 juta.
Òn June 6, 2008, the Company and Limitless World
International Services 6 Ltd. entered into a Share
Sale and Purchase Agreement and subsequently
was amended with The Changes of Share Sale and
Purchase Agreement on September 19, 2008,
regarding to the sale of share of BSU, BDM and
SP with a total price amounting to US$ 110 million.
Atas penjualan tersebut Perusahaan mengakui
keuntungan sebesar Rp 84,12 miliar dan disajikan
sebagai bagian dari akun “Laba atas penjualan
investasi saham Anak perusahaan - Bersih” pada
laba rugi konsolidasian.
The Company recognized gain amounted to
Rp 84.12 billion and presented as part of “ Gain on
Sales of Investments in Subsidiaries - Net” in
consolidated statements of income .
Perubahan kepemilikan di BSU, BDM dan SP telah
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia masing-masing pada tanggal
7 Oktober
2008,
10
Oktober
2008
dan
7 Oktober 2008.
The changes of share ownership in BSU, BDM and
SP was approved by the Ministry of Justice and
Human Rights of the Republic of Indonesia on
October 7, 2008, October 10, 2008 and
October 7, 2008, respectively.
e. Pada tanggal 5 Maret 2008, PT Bakrie Toll Road
(BTR), Anak perusahaan, mengadakan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli Saham (PPJB) dengan
PT Jurgen International (JI), sebagai pihak
pemegang saham dalam PT Satria Cita Perkasa
(SCP). SCP adalah pemegang kepemilikan 25%
saham dalam PT Semesta Marga Raya (SMR), yaitu
pihak yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Republik
Indonesia untuk melaksanakan pembangunan Jalan
Tol Ruas Kanci - Pejagan.
f.
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND
DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND
BUSINESS UNIT (Continued)
3.
Pada tanggal 1 April 2008, Perusahaan dan BSU
mendirikan PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2) yang
merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang pembangunan, perdagangan dan jasa
berdasarkan
Akta
Notaris
Muchlis
Patahna, S.H., M.Kn., No. 01 pada tanggal yang
sama. Penyertaan saham Perusahaan dan BSU
pada BPL2 masing-masing 12.499 saham dan
1 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.
Pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-18628.AH.01.01.Tahun 2008 pada tanggal
14 April 2008.
g. Pada tanggal 17 Juni 2008, PT Bakrie Nirwana
Semesta (BNS) dan PT Libratindo Gemilang (LG),
Anak perusahaan, mendirikan PT Bakrie Graha
Nirwana (BGN) yang merupakan perusahaan yang
bergerak
dalam
bidang
perdagangan,
pembangunan, industri, percetakan, pertanian,
pertambangan, jasa dan pengangkutan darat, yang
telah diaktakan berdasarkan Akta Notaris Muchlis
Patahna, S.H., M.Kn., No. 24 pada tanggal yang
sama. Penyertaan saham BNS dan LG masingmasing sebesar 499 saham dan 1 saham dengan
nilai nominal Rp 0,5 juta per saham. Pendirian
tersebut telah mendapatkan pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU35865.AH.01.01.Tahun
2008
pada
tanggal
25 Juni 2008.
e.
On March 5, 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), a
Subsidiary, entered into Conditional Share Sale
and Purchase Agreement (PPJB) with PT Jurgen
International (JI), as PT Satria Cita Perkasa
(SCP)’s shareholders. SCP owned of 25% of
shares of PT Semesta Marga Raya (SMR), which is
assigned by Government of the Republic of
Indonesia to carry out development of Toll Road of
Kanci - Pejagan.
f.
On April 1, 2008, the Company and BSU has
established PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2)
based on Notarial Deed No. 01 of Muchlis
Patahna, S.H., M.Kn. on the same date, which
12,499 shares and 1 shares with par value of
Rp 1 million per share are owned by the Company
and BSU, respectively. BPL2 conducts in
development, trading and service activities. The
establishment had been approved by the Ministry
of Justice and Human Rights based on its Decision
Letter No. AHU-18628.AH.01.01.Year 2008 dated
April 14, 2008.
g. On June 17, 2008, PT Bakrie Nirwana Semesta
(BNS) and PT Libratindo Gemilang (LG),
Subsidiaries, has established PT Bakrie Graha
Nirwana (BGN) based on Notarial Deed No. 24 of
Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. on the same date,
which 499 shares and 1 shares with par value of
Rp 0.5 million per share are owned by BNS and
LG, respectively. BGN conducts in trading,
development, industry, printing, agriculture, mining,
services and land transportation activities. The
establishment had been approved by the Ministry
of Justice and Human Rights based on its Decision
Letter No. AHU-35865.AH.01.01.Year 2008 dated
June 25, 2008.
32
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3.
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK
PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA (Lanjutan)
3.
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND
DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND
BUSINESS UNIT (Continued)
h. Pada tanggal 18 Juni 2008, PT Bakrie Nirwana
Semesta (BNS), Anak perusahaan, mendirikan
PT Bakrie Armo Nirwana (BAN) yang merupakan
perusahaan
yang
bergerak
dalam
bidang
pembangunan, perdagangan dan jasa, yang telah
diaktakan berdasarkan Akta Notaris Muchlis
Patahna, S.H., M.Kn., No. 28 pada tanggal yang
sama. Pernyertaan saham BNS dan Tn. Masha
Ariobimo masing-masing sebesar 70 saham dan
30 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.
Pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-44255.AH.01.01.Tahun 2008 pada tanggal
24 Juli 2008.
h. On June 18, 2008, PT Bakrie Nirwana Semesta
(BNS), a Subsidiary, has established PT Bakrie
Armo Nirwana (BAN) based on Notarial Deed
No. 28 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., on the
same date, which 70 shares and 30 shares with par
value of Rp 1 million per share are owned by BNS
and Mr. Masha Ariobimo, respectively. BAN
conducts in development, trading and services
activities. The establishment had been approved by
the Ministry of Justice and Human Rights based on
its
Decision
Letter
No.
AHU44255.AH.01.01.Year 2008 dated July 24, 2008.
i.
Pada tanggal 30 Oktober 2008, PT Bakrie Nirwana
Semesta (BNS), Anak perusahaan, mendirikan
PT Nirwana Legian Hotel (NLH) yang merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata,
yang telah diaktakan berdasarkan Akta Notaris
Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 16 pada tanggal
yang sama. Kepemilikan saham BNS pada NLH
sebesar 99,92% dan telah mendapatkan persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada
tanggal 19 Nopember 2008 berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-87602.AH.01.01 Tahun 2008.
i.
j.
Berdasarkan Akta Notaris Efran Yuniarto, S.H.,
M.Kn., No. 29 tanggal 26 Desember 2008,
pemegang
saham
menyetujui
pengalihan
kepemilikan saham Perusahaan di EPS sebanyak
23.597.999 saham dengan harga pengalihan
sebesar Rp 23,59 juta kepada PT Nugraha Panca
Benua, pihak ketiga. Atas pengalihan tersebut telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia pada tanggal 20 Maret 2009
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.1002225 Tahun 2008.
j.
Atas penjualan tersebut Perusahaan mengakui rugi
sebesar Rp 7,15 miliar dan disajikan sebagai bagian
dari akun “Laba atas penjualan investasi saham
Anak perusahaan - Bersih” pada laba rugi
konsolidasian.
On October 30, 2008, PT Bakrie Nirwana Semesta
(BNS), a Subsidiary, has established PT Nirwana
Legian Hotel (NLH), a company conducting in
tourism activities, based on Notarial Deed No. 16 of
Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., on the same date.
BNS shares of ownership in NLH amounted to
99.92%. and had been approved by the Ministry of
Justice and Human Rights in its Decision Letter
No. AHU-87602.AH.01.01 Year 2008 dated
November 19, 2008.
Based on Notarial Deed No. 29 of Efran
Yuniarto, S.H., M.Kn., dated December 26, 2008,
the shareholder approved to transfer share
ownership of the Company in EPS which
23.597.999 shares amounting to Rp 23.59 million to
PT Nugraha Panca Benua. The transfer share had
been approved by the Ministry of Justice and
Human Rights in its Decision Letter No. AHUAH.01.10-02225 Year 2008 dated March 20, 2009.
The Company recognized loss amounted to
Rp 7.15 billion and presented as part of “ Gain on
Sales of Investments in Subsidiaries - Net” in
consolidated statements of income.
k.
k. Berdasarkan
Akta
Notaris
Efran
Yuniarto, S.H., M.Kn.,
No.
28
tanggal
26 Desember 2008, pemegang saham menyetujui
pengalihan kepemilikan saham Perusahaan di EPP
sebesar Rp 48,92 juta kepada PT Datanusa
Saktijaya.
Atas
pengalihan
tersebut
telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia pada tanggal 20 Maret 2009
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.1002223 Tahun 2008.
Atas penjualan tersebut Perusahaan mengakui
kerugian sebesar Rp 3,92 miliar dan disajikan
sebagai bagian dari akun “Laba atas penjualan
investasi saham Anak perusahaan - Bersih” pada
laba rugi konsolidasian.
Based on Notarial Deed No. 28 of Efran
Yuniarto, S.H., M.Kn., dated December 26, 2008,
the shareholder approved to transfer share
ownership of the Company in EPP amounting to
Rp 48.92 million to PT Datanusa Saktijaya. The
transfer share had been approved by the Ministry of
Justice and Human Rights in its Decision Letter
No. AHU-AH.01.10-02223
Year
2008 dated
March 20, 2009.
The Company recognized loss amounted to
Rp 3.92 billion and presented as part of “ Gain on
Sales of Investments in Subsidiaries - Net” in
consolidated statements of income .
33
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3.
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK
PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA (Lanjutan)
l.
3.
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND
DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND
BUSINESS UNIT (Continued)
l.
Efran
Berdasarkan
Akta
Notaris
Yuniarto, S.H., M.Kn.,
No. 27
tanggal
26 Desember 2008, pemegang saham menyetujui
pengalihan kepemilikan saham Perusahaan di PDP
sebesar Rp 103,38 juta kepada PT Mega Lintas
Sejahtera.
Atas
pengalihan
tersebut
telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia pada tanggal 23 Maret 2009
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.1002262 Tahun 2008.
Based on Notarial Deed No. 27 of Efran Yuniarto,
S.H., M.Kn., dated December 26, 2008, the
shareholder approved to transfer share ownership
of the Company in PDP amounting to
Rp 103.38 million to PT Mega Lintas Sejahtera.
The changes had been approved by the Ministry of
Justice and Human Rights of the Republic of
Indonesia in its Decision Letter No. AHU-AH.01.1002262 Tahun 2008 dated March 23, 2009.
The Company recognized loss amounted to
Rp 52 billion and presented as part of “ Gain on
Sales of Investments in Subsidiaries - Net” in
consolidated statements of income .
Atas penjualan tersebut Perusahaan mengakui
kerugian sebesar Rp 52 miliar dan disajikan sebagai
bagian dari akun “Laba atas penjualan investasi
saham Anak perusahaan - Bersih” pada laba rugi
konsolidasian.
m. Pada tanggal 8 Juli 2008, berdasarkan Akta Jual Beli
Saham No. 7 dari Notaris Muchlis Patahna, S.H.,
MKn., PT Bakrie Infrastructure, Anak perusahaan
membeli 938 saham kepemilikan di PT Alberta
Utilities dari PT Bakrie Capital Indonesia dengan
nilai nominal Rp 1 juta per saham. Harga jual
nominal adalah sebesar Rp 21,35 miliar. Alberta
adalah pemegang saham 1.235.000 saham atau 5%
kepemilikan di PT Aetra Air Jakarta (Aetra) yang
merupakan perusahaan penyediaan air bersih
kepada masyarakat di wilayah timur DKI Jakarta.
m.
On July 8, 2008, based on the Deed of Sale and
Purchase of Shares No. 7 of Muchlis
Patahna, S.H., MKn., PT Bakrie Infrastructure, a
Subsidiary, bought 938 shares ownership in
PT Alberta Utilities from PT Bakrie Capital
Indonesia with par value of Rp 1 million per share.
The selling price amounted to Rp 21.35 billion.
Alberta is the shareholders of 1,235,000 shares or
5% ownership in PT Aetra Air Jakarta (Aetra) which
is a company providing clean water to citizens in
east area of DKI Jakarta.
n. Pada tanggal 8 Oktober 2008, berdasarkan Akta
Jual Beli Saham No. 4 dari Notaris Muchlis
Patahnya, S.H., MKn., Perusahaan membeli 64.750
saham biasa Seri A dan 2.023.707 saham biasa Seri
B kepemilikan di PT Bakrie Swasakti Utama, Anak
perusahaan, dari PT Sejahtera Cipta Abadi, pihak
ketiga,
dengan
harga
perolehan
sebesar
Rp 25 miliar.
n.
On October 8, 2008, based on the Deed of Sale
and Purchase of Shares No. 4 of Muchlis
Patahna, S.H., MKn.,
the
Company
bought
64,750 A series shares and 2,023,707 B series
shares ownership in PT Bakrie Swasakti Utama, a
Subsidiary from PT Sejahtera Cipta Abadi, a third
party with a purchased price of Rp 25 billion.
o. Pada tanggal 9 Juni 2009, Perusahaan dan
PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) mendirikan
PT Bakrie Graha Investama (BGI) yang merupakan
perusahaan
yang
bergerak
dalam
bidang
pembangunan, perdagangan dan jasa berdasarkan
Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 6
pada tanggal yang sama. Penyertaan Perusahaan
dan BNS pada BGI masing-masing 4.999 saham
dan 1 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per
saham.
o.
On June 9, 2009, the Company and PT Bakrie
Nirwana Semesta (BNS) has established PT Bakrie
Graha Investama (BGI) based on Notarial Deed
No. 6 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. on the same
date, which 4,999 shares and 1 shares with par
value of Rp 1 million per share are owned by the
Company and BNS, respectively. BGI conducts in
development, trading and service activities.
p. Pada tanggal 9 Juni 2009, Perusahaan dan
PT Bakrie Infrastruktur (BI) mendirikan PT Bakrie
Sentra
Investama
(BSI)
yang
merupakan
perusahaan
yang
bergerak
dalam
bidang
pembangunan, perdagangan, perindustrian dan jasa
berdasarkan Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H.,
M.Kn., No. 7 pada tanggal yang sama. Penyertaan
Perusahaan dan BI pada BSI masing-masing 2.499
saham dan 1 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta
per saham.
p.
On June 9, 2009, the Company and PT Bakrie
Infrastruktur (BI) has established PT Bakrie Sentra
Investama (BSI) based on Notarial Deed No. 7 of
Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. on the same date,
which 2,499 shares and 1 shares with par value of
Rp 1 million per share are owned by the Company
and BI, respectively. BSI conducts in development,
trading and service activities.
34
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3.
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK
PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA (Lanjutan)
3.
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND
DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND
BUSINESS UNIT (Continued)
q. Pada tanggal 31 Juli 2009, para pemegang saham
PT Bali Nirwana Resort (BNR) setuju untuk
mengalihkan saham PT Recapital Advisor kepada
PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) serta setuju
untuk menerbitkan saham baru Seri F sebanyak
82.967.414 saham dengan nilai nominal Rp 1.805
per
saham
atau
keseluruhan
senilai
Rp 149,76 miliar, yang seluruhnya akan diambil oleh
BNS. Sehingga BNS mempunyai kepemilikan dalam
BNR sebesar 52,55%.
q.
On July 31, 2009, the shareholders of PT Bali
Nirwana Resort (BNR) agreed to transfer the
shares of PT Recapital Advisor to PT Bakrie
Nirwana Semesta (BNS), and agreed to the Rights
Issue of 82,967,414 F Series shares at Rp 1,805
per share amounting to Rp 149.76 billion, all of
which were subscribed by BNS. As such, BNS has
ownership in BNR of 52.55%.
r.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Diluar
Rapat PT Bakrie Bangun Persada (B2P) No. 25
tanggal 29 September 2009, yang dibuat dihadapan
Muchlis Patahna, SH., Mkn., Notaris di Jakarta telah
disetujui pengalihan 399 saham milik B2P dalam
PT Provices Indonesia dan pengalihan 249 saham
milik B2P dalam PT Rasuna Caturtama Corpora
kepada PT Bakrie Pangripta Loka.
r.
Based on the Shareholder's Circular Resolution of
PT Bakrie Bangun Persada (B2P) No. 25 dated
September 29, 2009, signed in the presence of
Muchlis Patahna, SH., Notary in Jakarta, the
transfer of 399 shares owned by B2P in
PT Provices Indonesia and the transfer of
249 shares of B2P in PT Rasuna Caturtama
Corpora to PT Bakrie Pangripta Loka were agreed.
s. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat
PT Bakrie Bangun Persada (B2P) No. 25 tanggal
29 September 2009, yang dibuat dihadapan Ukon
Krisnajaya, SH., Notaris di Jakarta telah disetujui
pengalihan 12.499 saham milik Perusahaan dalam
B2P kepada PT Graha Multi Insani.
s.
Based on Deed of Statament of Meeting Rapat
PT Bakrie Bangun Persada (B2P) is notarized by
Notarial Deed No. 25 of Muchlis Patahna, S.H.,
M.Kn. dated September 29, 2009 has approved the
transfer of 12,499 shares of the Company in B2P to
PT Graha Multi Insani.
Berdasarkan surat pemberitahuan Perusahaan
kepada PT Jurgen International (JI) tertanggal
31 Juli 2009, Perusahaan telah mengalihkan Hak
Opsi yang diperolehnya dari JI, sebagaimana
tertuang dalam Perjanjian Opsi Kepemilikan dan
Penguasaan
Saham
No.
011/P-OPSI/BLDJI/XI/2007 tanggal 28 Nopember 2007 kepada
PT Bakrie Toll Road (BTR).
t.
Based on the notification letter of the Company to
PT Jurgen International (JI) dated July 31, 2009,
the Company has transferred its Option Rights that
was obtained from JI as stated in the Option
Agreement to Own and Control of Shares
No. 011/P-OPSI/BLDJI/XI/2007
dated
November 28, 2007 to PT Bakrie Toll Road (BTR).
t.
Based on the Option Rights of the stated Company,
therefore on August 20, 2009, BTR have exercised
its Option Rights with the transfer of 1 (one) share
owned by JI in Transglobal Finance Limited and
based on the Sales and Purchase Agreement No. 5
and No. 6 dated August 27, 2009, signed in the
presence of Firdhonal, S.H., Notary in Jakarta, BTR
have acquired 99.99% of JI’s shares in PT Satria
Cita Perkasa (SCP), which stated that both TGF
and SCP are each shareholders of 25% shares in
PT Semesta Marga Raya (SMR), a company that
holds the concession to develop, operate, and
maintain the Kanci - Pejagan Toll Road.
Berdasarkan pengalihan Hak Opsi dari Perusahaan
tersebut, maka pada tanggal 20 Agustus 2009, BTR
telah
melaksanakan
Hak
Opsinya
dengan
melakukan pengambilalihan (Transfer of Share)
1 saham milik JI dalam Transglobal Finance Limited
(TGF) dan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 5
dan No. 6 tanggal 27 Agustus 2009, yang dibuat
dihadapan Firdhonal, SH., Notaris di Jakarta, BTR
telah mengambilalih 99,99% saham milik JI dalam
PT Satria Cita Perkasa (SCP), yang mana TGF dan
SCP tersebut adalah pemegang/pemilik masingmasing sebesar 25% saham dalam PT Semesta
Marga Raya (SMR), perusahaan pemegang konsesi
untuk pelaksanaan pembangunan, pengoperasian
dan pemeliharaan jalan tol ruas Kanci - Pejagan.
35
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
4.
KAS DAN SETARA KAS
4.
Akun ini terdiri dari:
This account consists of:
2009
Kas
2008
3.111.827.943
Bank
Pihak ketiga
Dalam Rupiah
PT Bank Capital
Indonesia Tbk.
PT Bank Mega Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero)Tbk.
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk.
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
(dahulu PT Bank Niaga Tbk.)
PT Bank Bukopin Tbk.
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank Danamon Tbk.
PT Bank Mega Syariah
PT Bank Permata Tbk.
PT Bank OCBC NISP Tbk.
(dahulu PT Bank NISP Tbk.)
PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten
PT Bank Internasional
Indonesia Tbk.
PT Bank Panin Tbk.
PT Bank Muamalat
PT Bank ICB Bumiputera Tbk.
(dahulu PT Bank
Bumiputera Tbk.)
PT Bank Nagari
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
(dahulu PT Bank Lippo Tbk.)
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank IFI
Dalam Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mega Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero)Tbk.
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
(dahulu PT Bank Niaga Tbk.)
PT Bank Danamon Tbk.
PT Bank Permata Tbk.
Dalam Dolar Singapura
PT Bank Danamon Tbk.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
748.943.697
36.339.661.637
33.811.177.438
22.033.996.293
31.403.679.877
59.411.526.060
15.656.182.710
667.769.594
10.902.908.536
6.343.927.050
7.037.321.961
6.656.540.111
6.782.440.663
2.350.128.153
1.874.852.200
854.425.660
719.675.147
299.049.855
3.436.950.784
6.559.136.891
11.524.295.224
148.925.790
7.483.826.124
150.198.906
98.263.837
26.830.723
-
17.205.130
6.510.755
2.346.112
1.291.721.516
82.506.612
17.346.112
1.581.602
1.204.803
1.204.803
-
187.103.248
17.085.523
1.168.574
148.237.381.868
125.963.294.146
52.040.536.816
228.494.014
3.904.356.226
1.197.140.505
1.406.409.042
-
215.712.504
73.610.609
127.601.211
22.236.828
6.471.159
293.131.848
9.064.131
57.723.323.786
1.801.441.107
209.590.662
-
36
Cash on hand
Cash in banks
Third parties
In Rupiah
PT Bank Capital
Indonesia Tbk.
PT Bank Mega Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero)Tbk.
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
PT Bank Tabungan Negara
(Persero)Tbk.
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
(formerly PT Bank
Niaga Tbk.)
PT Bank Bukopin Tbk.
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank Danamon Tbk.
PT Bank Mega Syariah
PT Bank Permata Tbk.
PT Bank OCBC NISP Tbk.
(formerly PT Bank
NISP Tbk.)
PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten
PT Bank Internasional
Indonesia Tbk.
PT Bank Panin Tbk.
PT Bank Muamalat
PT Bank ICB Bumiputera Tbk.
(formerly PT Bank
Bumiputera Tbk.)
PT Bank Nagari
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
(formerly PT Bank Lippo Tbk.)
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank IFI
In US Dollar
PT Bank Mega Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero)Tbk.
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
(formerly PT Bank
Niaga Tbk.)
PT Bank Danamon Tbk.
PT Bank Permata Tbk.
In Sin Dollar
PT Bank Danamon Tbk.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
4.
KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)
4.
2009
Dalam Euro
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero)Tbk.
Jumlah kas di bank
Deposito berjangka
Dalam Rupiah
PT Bank Capital Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Syariah
PT Bank Mega Tbk.
PT Bank Danamon Tbk.
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
(dahulu PT Bank Niaga Tbk.)
PT Bank Bukopin Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
PT Bank ICB Bumiputera Tbk.
(dahulu PT Bank
Bumiputera Tbk.)
PT Bank OCBC NISP Tbk.
(dahulu PT Bank NISP Tbk.)
2008
13.880.176
-
206.184.176.492
127.764.735.253
529.720.317.730
8.000.000.000
4.066.268.847
3.000.000.000
1.400.000.000
580.000.000.000
1.000.000.000
2.127.435.718
-
1.668.494.942
1.280.455.563
644.560.000
1.739.780.000
644.560.000
612.000.000
612.000.000
-
4.000.000.000
-
500.000.000
551.119.532.800
589.896.340.000
Dalam Dolar Amerika Serikat
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
(dahulu PT Bank Niaga Tbk.)
In Euro
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero)Tbk.
Total cash in banks
Time deposits
In Rupiah
PT Bank Capital Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Syariah
PT Bank Mega Tbk.
PT Bank Danamon Tbk.
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
(formerly PT Bank Niaga Tbk.)
PT Bank Bukopin Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
PT Bank ICB Bumiputera Tbk.
(formerly PT Bank
Bumiputera Tbk.).
PT Bank OCBC NISP Tbk.
(formerly PT Bank NISP Tbk.)
In US Dollar
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
(formerly PT Bank Niaga Tbk.)
-
21.900.000.000
-
21.900.000.000
Jumlah deposito berjangka
551.119.532.800
611.796.340.000
Total time deposits
Jumlah kas dan setara kas
760.415.537.235
740.310.018.950
Total cash and cash equivalents
Kisaran tingkat suku bunga tahunan untuk deposito
berjangka adalah sebagai berikut:
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
5.
CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued)
The annual interest rate of time deposits are as
follows:
2009
(%)
2008
(%)
6,50 - 12,50
-
6,50 - 10,50
3,25
INVESTASI JANGKA PENDEK
5.
Investasi jangka pendek terdiri dari:
Surat berharga - pihak ketiga:
PT Danatama Makmur
Jumlah
SHORT-TERM INVESTMENT
Short-term investment consists of:
2009
Efek - pihak ketiga:
PT Recapital Asset Management
PT Capitalinc Investment Tbk.
Rupiah
United States Dollar
2008
76.862.601.477
312.606.900
263.415.133.282
268.510.400
Investment in securities - third parties:
PT Recapital Asset Management
PT Capitalinc Investment Tbk.
-
97.388.675.850
Marketable securities - third party:
PT Danatama Makmur
77.175.208.377
361.072.319.532
37
Total
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
FOR THE YEAR ENDED
DECEMBER 31, 2009
(With Comparative Figure For The Year Ended
December 31, 2008)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
5.
INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan)
5.
SHORT-TERM INVESTMENT (Continued)
Pada tanggal 6 Juli, 7 Juli dan 17 September 2009,
Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengelolaan
Dana dengan PT Recapital Asset Management
(Recapital), dimana Perusahaan menunjuk Recapital
untuk mengelola dana Perusahaan dalam bentuk efek
yang berpenghasilan tetap masing-masing sebesar Rp
1,66 miliar untuk jangka waktu 12 bulan, Rp 12,74 miliar
untuk jangka waktu 12 bulan dan Rp 7,20 miliar untuk
jangka waktu 6 bulan dengan tingkat pengembalian
berkisar 11,18% - 16,00% per tahun.
On July 6, July 7 and September 17, 2009, the
Company entered into a Discretionary fund agreement
with PT Recapital Asset Management (Recapital),
whereas the Company appoints Recapital to manage
its fund in fixed income securities amounting to
Rp 1.66 billion for 12 months, Rp 12.74 billion for
12 months, and Rp 7.20 billion for 6 months,
respectively, with annual return rate approximately
11.18% - 16.00% per annum.
Pada tanggal 15 Januari, 21 Maret, 28 Mei dan
15 Oktober
2009,
Perusahaan
menandatangani
Amandemen Perjanjian Pengelolaan Dana dengan
Recapital, dimana Perusahaan memperpanjang jangka
waktu pengelolaan dana dalam bentuk efek yang
berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 12 bulan
masing-masing sebesar Rp 25 miliar, Rp 5 miliar,
Rp 11,25 miliar dan Rp 14 miliar dengan tingkat
pengembalian berkisar 8,50% - 9,00% per tahun.
On January 15, March 21, May 28 and
October 15, 2009, the Company entered into an
Amandment of Discretionary Fund Agreement with
Recapital, whereas the Company appoints Recapital to
extend its fund in fixed income securities for 12 months
amounting to Rp 25 billion, Rp 5 billion, Rp 11.25 billion
and Rp 14 billion respectively, with annual return rate
approximately 8.50% - 9.00% per annum.
Pada tanggal 5 Pebruari, 18 Maret, 28 Mei, 2 Juli,
28 Agustus, 11 September dan 12 Desember 2008,
Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengelolaan
Dana dengan Recapital, dimana Perusahaan menunjuk
Recapital untuk mengelola dana Perusahaan masingmasing sebesar Rp 42,40 miliar, Rp 15 miliar,
Rp 11,25 miliar, Rp 32 miliar, Rp 30,31 miliar,
Rp 20,5 miliar dan Rp 20,5 miliar dalam bentuk efek
yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 12 bulan
dengan tingkat pengembalian berkisar 7,65% per tahun.
Download