BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
RSGM Prof. Soedomo adalah rumah sakit khusus kesehatan gigi dan
mulut yang berlokasi di Yogyakarta. Segala aktivitas yang ada dalam RSGM
ditujukan dalam rang-ka pelayanan dan penyembuhan pasien yang mempunyai
masalah dengan kesehatan mulut. RSGM Prof. Soedomo memiliki empat macam
klinik, salah satunya adalah Kli-nik Alamanda. Klinik Alamanda merupakan
klinik pelayanan yang ditangani oleh para dokter gigi spesialis. Dalam Klinik
Alamanda terdapat empat SMF yaitu konservasi, orthodensia, periodensia, dan
prosthodonsia. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
RSGM Prof. Soedomo khususnya Klinik Alamanda memiliki empat
SMF (Staff Medic Functional) spesialis pelayanan gigi yaitu konservasi,
orthodonsia, periodonsia, dan prosthodonsia dengan jumlah pelayanan
mencapai 130 jenis.
2.
Klinik Alamanda memenuhi syarat penerapan ABC. Kriteria tersebut
antara lain:
a. Diversitas produk relatif tinggi
RSGM Prof. Soedomo khususnya Klinik Alamanda melayani
banyak jasa pelayanan yang terbagi dalam 4 kelompok besar atau
yang disebut SMF yaitu konservasi, orthodensia, periodensia, dan
prosthodonsia. Kon-disi tersebut akan menimbulkan masalah dalam
membebankan biaya overhead ke masing-masing pelayanan.
100
b. Perusahaan menghadapi persaingan yang ketat
Banyaknya klinik dokter gigi swasta yang menawarkan jenis
pelayanan yang beragam dengan tarif yang bersaing dan
penggunaan teknologi yang semakin canggih dalam melakukan
pelayanan membuat RSGM Prof. Soedomo mengalami persaingan
yang ketat. Oleh karena itu manajemen RSGM perlu menetapkan
tarif jasa yang tepat agar dapat bertahan dalam persaingan.
c. Biaya overhead lebih dominan dibandingkan dengan tenaga kerja
lang-sung
Dalam RSGM terdapat bagian-bagian yang tidak terkait langsung
dengan pasien. Bagian-bagian tersebut juga mengkonsumsi sumber
daya sehing-ga menimbulkan biaya. Kondisi ini menunjukkan
bahawa biaya overhead rumah sakit menempati posisi yang cukup
signifikan dalam komposisi biaya rumah sakit. Dalam penelitian ini
jumlah biaya overhead belum melebihi jumlah biaya dokter
spesialis sebagai tenaga kerja langsung, tetapi ini terjadi karena
keterbatasan peneliti dalam mengakses data kepegawaian di RSGM
Prof. Soedomo.
3. Banyaknya pelayanna yang dilakukan di Klinik Alamanda dan adanya
alat yang dipakai secara bergantian (dental chair) akan menyulitkan
dalam melakukan pembebanan biaya overhead. Sistem tradisional yang
hanya menggunakan satu penggerak biaya tidak mampu mengatasi
distorsi informasi yang terjadi. Sistem ABC lebih baik diterapkan di
101
Klinik Alamanda karena informasi yang dihasilkan akan menjadi lebih
teliti dan lebih akurat.
4. Untuk menerapkan sistem ABC dalam RSGM yang dilakukan adalah
menggolongkan aktivitas dan mengidentifikasi biaya-biaya yang timbul
pada aktivitas tersebut, menggolongkan pusat aktivitas, menentukan
penggerak biaya yang tepat untuk setiap pusat aktivitas, menentukan
kelompok biaya aktivitas dan tarif tiap kelompok, kemudian
melekatkan biaya overhead ke masing-masing pelayanan berdasarkan
jumlah penggerak biaya yang dikonsumsi.
5. Apabila dibandingkan biaya hasil perhitungan tradisional dengan ABC,
terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Dari uji t dapat diketahui
bahwa hasil signifikasi sebesar 0.000 yang artinya signifikan pada level
0,01 dengan probabilitas sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya perbedaan signifikan antara biaya hasil perhitungan tradisional
dengan biaya hasil perhitungan ABC karena nilai probabilitas lebih
kecil
dari
0,05
(95%
kepercayaan).
Manajemen
dapat
mempertimbangkan penggunaan metode ABC untuk penentuan
biayanya.
6. Penerapan ABC dapat membantu manajemen untuk memperoleh informasi biaya yang akurat melalui penelusuran aktivitas sehingga
manajemen dapat mengubah kebijakan terkait tarif per pelayanan. ABC
juga dapat memberikan petunjuk dengan analisis rinci dari berbagai
faktor yang mendasari tingginya biaya untuk melakukan pelayanan.
102
5.2 Saran
Berdasarkan dari penelitian dan hasil perhitungan biaya pelayanan menggunakan metode ABC pada Klinik Alamanda, maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
1. Manajemen RSGM Prof. Soedomo sebaiknya melakukan perhitungan biaya
dengan menggunakan metode ABC di seluruh klinik yang ada di rumah
sakit karena memenuhi persayaratan penerapan ABC. Informasi yang
diperoleh dari penerapan ABC akan lebih akurat sehingga dapat membantu
manajemen untuk melakukan fungsinya. Selain itu, manajemen dapat
mempertimbangan tarif jasa pelayanan berdasarkan metode ABC.
2. Manajemen RSGM sebaiknya menginstalasi alat pengukur beberapa
penggerak biaya seperti alat pengukur listrik dan pengukur biaya telepon di
masing-masing bagian yang ada di rumah sakit. Pemasangan alat ini pada
awalnya akan membu-tuhkan investasi yang besar dan dapat berdampak
negatif pada laba jangka pendek namun kegiatan tersebut dapat membantu
dalam jangka panjang. Dengan adanya alat tersebut, manajemen RSGM
dapat meningkatkan ketersediaan penggerak biaya dan pembebanan biaya
menjadi lebih akurat.
3. Biaya-biaya sebaiknya digolongkan
ke dalam level-level aktivitas.
Penggolongan ini dapat memudahkan manajemen dalam mengidentifikasi
setiap aktivitas yang dilakukannya dan dapat mengetahui penggerak yang
menyebabkan terjadinya biaya sehingga memungkinkan manajemen untuk
mengelola aktivitas sebagai pe-nyebab timbulnya biaya.
103
4. Biaya yang terjadi juga sebaiknya digolongkan berdasarkan perilakunya.
Peng-golongan ini dapat membantu manajemen dalam perencanaan dan
pengendalian biaya serta pengambilan keputusan.
5. Apabila ABC akan diteliti kembali maka disarankan untuk mengidentifikasi
akti-vitas yang bernilai tambah dan tidak sehingga RSGM dapat melakukan
peng-hematan biaya dalam jangka panjang.
104
Download